• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter II Studi Kelayakan Bisnis (Studi Pada Rumah Makan Dipo 38 Pangkalan Susu Kab. Langkat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter II Studi Kelayakan Bisnis (Studi Pada Rumah Makan Dipo 38 Pangkalan Susu Kab. Langkat)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Studi Kelayakan

Studi kelayakan yang juga sering disebut juga dengan studi kelayakan

proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya suatu

proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Dalam hal ini studi kelayakan

sering disebut juga dengan Feasibility study merupakan bahan pertimbangan

dalam mengambil suatu keputusan. Apakah akan menerima atau menolak suatu

gagasan usaha yang telah direncanakan ( Ibrahim, 1998:1). Pengertian layak

tersebut dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan proyek yang akan

dilaksanakan memberikan manfaat baik dalam arti finasial benefit maupun social

benefit.

Sedangkan menurut Jumingan (2011:3) Studi kelayakan bisnis sering

disebut juga kelayakan proyek adalan penelitian tentang dapat tidaknya suatu

proyek dilaksanakan berhasil. Istilahnya proyek mempunyai arti suatu pendirian

usaha baru atau pengenalan suatu (barang atau jasa) yang baru kedalam suatu

produk mix yang sudah ada selama ini. Pengertian keberhasilan bagi pihak

berorentasi profit semata, biasanya mengartikan keberhasilan suatu proyek dalam

artian yang lebih terbatas dibandingkan dengan pihak non profit yaitu diukur

diukur dengan keberhasilan proyek tersebut dalam menghasilkan profit.

Sedangkan bagi pihak non profit (pemerintah dan lembaga non profit

(2)

pemanfaatan sumber daya yang melimpah ditempat tersebut, dan faktor-faktor

lain dipertimbangkan terutama manfaatnya bagi masyarakat luas.

2.1.1 Tahapan Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Jumingan ( 2009 11-14) Tahapan- tahapan studi kelayakan bisnis

adalah:

1. Menemukan Ide/Gagasan Usaha

Pada tahap ini menemukan ide/gagasan usaha yang layak diwjudkan

biasanya timbul melalui serangkaian kegiatan berikut:

a. Melalui Bacaan

Bacaan yang berkaitan langsung dengan bidang usaha yang diminati.

Dengan cara ini diketahui sudah seberapa jauh perkembangan bidang

usaha tersebut saat ini, apa saja yang sudah dilakukan, teknologi yang

sudah digunakan sampai saat ini apakah ada catatan data statistik yang

menggambarkan realisasi dari kegiatan yang telah dilakukan pelaku

bidang bissnis ini. Setelah itu akan muncul pertanyaan untuk melihat

apakah masih ada peluang, jika ada kira-kira bagaimana caranya untuk

merealisasikan peluang tersebut. Jika ide/gagasan itu sudah terbentuk

biasanya akan terus-menerus mendorong pelaku untuk menggali

sebanyak mungkin informasi yang berhubungan dengan ide/gagasan.

b. Melalui Survei

Pelaku sengaja merancang suatu survei secara umum dalam salah satu

bidang usaha. Fokus kegiatan mungkin belum tergambar secara nyata,

tetapi pelaku berkeyakinan bahwa hasil temuannya merupakan suatu

(3)

temuannya merupakan suatu hasil temuan secara tidak langsung atau

kebetulan, dan ternyata banyak hasil temuan dari teknologi yang ada

sekarang adalah hasil dari ide/gagasan yang muncul melalui survei.

c. Melalui Pengalaman Kerja

Ide/gagasan muncul setelah pelaku mengalami sendiri kegiatan apa

saja yang harus dilakukan jika suatu usaha akan menghasilkan produk

atau jasa. Dalam konteks ini pelaku terbiasa dengan kegiatan kerja

secara menyeluruh sehingga sekecil apapun pekerjaan yang

berhubungan dengan proses penciptaan produk dan jasa sudah

dikuasai dengan baik. Istilah populer proses transfer teknologi kepada

pelaku sudah berjalan dengan sempurna sehingga dapat menganalisis

apakah masih ada peluang dan apakah mudah dan mungkin baginya

untuk memulai usaha sendiri seperti yang sedang dilakukan sekarang.

2. Mempertimbangkan Alternatif Usaha

Ide/gagasan yang telah ditemukan dan menurut pertimbangan layak untuk

diwujudkan maka tahap berikutnya adalah melakukan studi ke mungkinan

pemilihan bentuk usaha yang tepat untuk ide/gagasan tersebut. Pilihan itu

antara lain usaha menghasilkan barang (usaha industri), usaha peningkatan dari

usaha yang memang sudah ada sebelumnya atau usaha perdagangan.

Pertimbangannya haruslah dilakukan secara objektif setelah pengumpulan data.

Artinya, keputusan yang akan dibuat memang sudah diperhitungkan dengan

dukungan data yang cukup dan benar. Cara membandingkan dari

masing-masing alternatif ditinjau dari segi modal, tenaga kerja, pengalaman,

(4)

pembuatan produk/jasa, mudah untuk dipasarkan, dan tidak bertentangan

dengan peraturan dan kebijakan pemerintah.

3. Tahap Analisis Data

Pelaku pada tahap ini melakukan analisis dari keputusan yang dibuat pada

tahap kedua secara lebih detail dan cermat. Secara berurutan analisisnya

meliputi hal-hal berikut:

a. Analisis pasar dalam usaha menentukan besarnya penerimaan dan

biayanya yang dibutuhkan untuk memasarkan produk atau jasa yang

sudah direncanakan sebelumnya.

b. Analisis teknis dan manajemen ditunjukan untuk menentukan mesin

dan peralatan, bahan baku, SDM, prosedur produksi, dan sebagainya

yang semua harus lengkap kedalam kebutuhan dan yang diperlukan

untuk dapat memproduksi barang dan jasa sesuai rencana.

c. Analisis lingkungan tujuan yang ingin dicapai dari analisis ini adalah

untuk memastikan dampak yang terjadi jika produksi atau usaha jasa

yang sudah direncanakan itu terlaksana baik mengenai dampak positif

maupun negatif terhadap lingkungan usaha yang direncanakan. Jika

dampak itu sudah jelas maka analisisnya harus memperhitungkan

apakah ada tambahan penerimaan atau sebaliknya jurus tambahan biaya

yang diperlukan untuk menaggulangi kemungkinan adanya polusi atau

limbah dari usaha yang sudah direncanakan.

d. Analisis Finansial merupakan analisis terakhir yang dilakukan dan

sekaligus sebagi fokus dari seluruh kegiatan mulai dari tahap 1 sampai

(5)

sebagai hasil analisis pada tahap ini kurang dapat dipercaya atau kurang

lengkap maka hasil yang akan dicapai pada tahap ini juga akan menjadi

tidak optimal. Dengan kata lain, baik buruknya hasil analisis finansial

sangat tergantung tahap-tahap sebelumnya.

2.2 Fungsi dan Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Jumingan (2011:7) Tujuan yang ingin dicapai dalam konsep studi kelayakan

bisnis sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, Bahwa ada banyak pihak

yang berkepentingan dengan studi kelayakan bisnis sehingga jika dirumuskan

secara eksplist tujuan yang ingin dicapai dari konsep studi kelayakan bisnis ini

sekurang-kurangnya ada empat yang berkepentingan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi pihak investor

Studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari

kelayakan usaha atau proyek untuk menjadi masukan yang berguna

karena sudah mengkaji berbagai aspek seperti aspek pasar, aspek teknis

dan operasi manajemen, aspek lingkungan dan aspek finasial secara

komprehensif dan detail sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor

untuk membuat keputusan investasi yang lebih objektif.

2 Bagi analisis studi kelayakan

Suatu alat yang berguna yang dapat dipakai sebagai penunjang

kelancaran tugas-tugasnya dan melakukan penilaian suatu usaha baru,

pengembangan usaha baru pengembangan usaha atau menilai kembali

usaha yang sudah ada.

(6)

Hasil studi kelyakan bisnis merupakan suatu peluang untuk menigkatkan

kesejahteraan dan perokonomian rakyat baik terlibat langsung maupun

muncul karena adanya nilai tambah sebagai akibat dari adanya usaha atau

proyek tersebut.

4 Bagi pemerintah

Dari sudut pandang mikro, hasil dari studi kelayakan ini bagi pemerintah

terutama untuk tujuan pengembangan sumber daya manusia, berupa

penyerapan tenaga kerja. Selain itu, Adapun usaha baru atau

bekembangnya usaha lama sebagai hasil dari kelayakan bisnis yang

dilakukan oleh individu atau badan usaha tentunya akan menambah

pemasukan pemerintah, baik dari pajak pertambahan nilai maupun pajak

penghasilan (pph) dan retribusi berupa biaya perizinan, biaya

pendaftaran, biaya adminitrasi, dan secara makro pemerintah dapat

berharap dari keberhasilan studi kelayakan bisnis ini adalah untuk

mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah ataupun nasional sehingga

tercapai pertumbuhan dan kenaikan income perkapita.

2.3.1 Aspek-aspek studi kelayakan bisnis 2.3.1.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Pasar dan Pemasaran, memliki tingkat ketegantungan yang sangat

tinggi. Dimana harus melingkupi peluang pasar, perkembangan pasar,

penetapan pasar dan langkah-langkah yang perlu dilakukan disamaping

(7)

1. Menurut Safrizal (2007:43) pasar adalah orang –orang yang

mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan

kemauan untuk membelanjakannya.

2. Menurut Jumingan (2011:67) pasar adalah mengukur dan

memperkirakan permintaan untuk menilaiu ketetapan waktu

dan harga dari proyek dalam memproduksi baranng dan jasa.

2.3.1.2 Bentuk Pasar

Menurut Didit dan Triani (2009:8) pasar dapat dikelompokan

menjadi empat yaitu :

1. Pasar Persaingan Sempurna

Produsen tidak terbatas jumlahnya sehingga aktivitas persaingan tidak

tampak, konsumen dapat menjual barang dan membeli berapa saja

tanpa ada batas asal bersedia membeli atau menjual pada pangsa

pasar.

2. Pasar Monopoli

Bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang penjual saja, karena tidak

ada barang subtitusi dan tedapat hambatan untuk masuknya pesaing

dari luar. Monopoli bisa terjadi karena menguasai barang mentah,

penguasaan teknik produksi tertentu, tindakan yuridis atau hak paten

karena luas pasar tidak terlalu besar untuk dilayani.

3. Pasar Oglipoli

Perluasan dari pasar monopoli (terdapat beberapa produsen),

penentuan tingkat harga sangat dipengaruhui oleh pesaing, sehingga

(8)

4 Pasar Persaingan Monopolistik

Merupakan bentuk campuran antara persaingan sempurna dan

monopoli. Mirip persaingan sempurna karena ada kebebasan untuk

masuk atau keluar pasar dan barang yang dijual tidak 25efensiv.

Karena barang yang heterogen dimiliki perusahaan-perusahaan yang

besar saja, pasar mirip dengan monopoli.

2.3.1.3 Macam-Macam Pasar

Menurut Didit dan Triani (2009:9) pasar dapat dikelompokan

dalam empat yaitu:

1. Pasar Konsumen

Pasar barang dan jasa yang dibeli atau disewa perorangan atau

keluarga untuk dikonsumsi selain, sendiri oleh perorangan atau

organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa .

2. Pasar Industri

Pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan

atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa lain,

baik untuk dijual maupun disewakan.

3. Pasar Reseller (Dijual kembali)

Suatu pasar yang terdiri dari perorangan dan organisasi yang biasa

disebut pedagang menegah terdiri dari dealer, distributor, grosir, agen

dan retail yang menjual kembali untuk mendapat keuntungan.

4. Pasar Pemerintah

Pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli atau

(9)

2.3.1.4 Strategi Pasar Sasaran

Menurut Syafrizal Helmi Situmorang (2007:49) sejumlah strategi

dapat memandu pilihan pasar sasaran manajer. Adapun tiga srtategi yang

sering digunakan yaitu:

1. Strategi Pasar Masal

Strategi ini dijalankan melalui dua tahap. Pertama mengabaikan semua

perbedaan segmen dan dan mendesaian program pemasaran dan produk

tunggal yang akan menarik sejumlah konsumen. Kedua adalah

merancang produk dan program pemasaran terpisah untuk

segmen-segmen yang berbeda ini sering disebut pemasaran serba aneka.

2. Strategi Pasar Ceruk

Strategi ini melayani satu atau lebih segmen terdiri atas sejumlah

pelanggan yang mencari manfaat yang sangat khusus dari produk dan

jasa.Strategi ini dirancang untuk mencegah persaingan langsung

dengan perusahaan-perusahaan besar yang sedang memburu segmen

yang lebih besar.

3. Strategi Pasar Pertumbuhan

Strategi ini disukai para pesaing yang lebih kecil untuk mencegah

konfrontasi langsung dengan perusahaan-perusahaan besar sambil

membangun jumlah penjualan dan pangsa pasar untuk masa depan.

2.3.1.5 Aspek Pemasaran

Menurut Syafrizal Helmi Situmorang (2007:56) Pemasaran

adalah suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang ada

(10)

Aktivitas pemasaran tersebut antara lain perencanaan produk, kebijakan

harga, melakuka promosi, distribusi, penjualan, pelayanan, membuat

strategi pemasaran, riset pemasaran, sistem informasi pemasaran, dan

lain-lain yang terkait dengan pemasaran.

Adapun tiga tahapan dalam praktik pemasaran, yaitu:

1. Pemasaran Swadaya

Ketika perusahaan masih kecil dan baru berdiri, dimana jumlah

produk yang dijual tidak begitu banyak dan pengusaha baru belajar,

maka pemasaran dilakukan dari individu ke individu, dari pintu ke

pintu, dari 27 efensiv ke 27 efensiv, serta memasarkan sendiri-sendiri.

2. Pemasaran Terformulasi

Selanjutnya setelah perusahaan semakin maju dan berkembang

diperlukan yang terformulasikan. Ada departemen pemasaran,

pemasangan iklan, sales force, marketing research, dll.

3. Pemasaran Total

Muncul kesulitan dalam memformulasikan pemasaran, mencari

laporan riset pemasaran, mencoba hubungan baik dengan dealer dan

pesan-pesan iklan.

2.3.1.6 Strategi Pemasaran

Persaingan yang ketat dalam dunia usaha mengharuskan para

pengusaha untuk menggunakan pendekatan-pendekatan yang tepat dalam

memasarkan produk agar menjamin kelangsungan ataupun dapat

mengembangkan usaha yang dijalaninya. Pelaksanaan strategi pemasaran

(11)

Perumusan dan penerapan strategi pemasaran tidak hanya ditunjukan bagi

perusahaan besar, pada usaha berskala kecil maupun mikro juga

membutuhkannya agar dapat bersaing.

Menurut bennet dalam buku strategi pemasaran Fandy Tjiptono

(2008:6) strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implist

maupun eksplist) mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk

mencapai tujuannya. Dalam merumuskan strategi pemasaran dibutuhkan

pendekatan-pendekatan anilitis. Menurut Fandy Tjiptono (2008:7)

kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan menanggapi setiap

perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis terhadap

faktor-faktor berikut:

a. Faktor Lingkungan

Analisis terhadap faktor seperti pertumbuhan populasi dan peraturan

pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang

ditimbulkan pada bisnis peusahaan. Selain itu faktor-faktor seperti

perkembangan teknologi, tingkat inflasi, dan gaya hidup juga tak boleh

diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan faktor lingkungan yang harus

dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar perusahaan.

b. Faktor Pasar

Perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan

faktor-faktor seperti ukuran pasaran, tingkat pertumbuhan, tahap

perkembangan, trend dalamn sistem distribusi, pola prilaku konsumen,

permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang

(12)

c. Persaingan

Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu

memahami siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk/pasar pesaing

tersebut, apa strategi mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur

biaya pesaing, dan kapasitas produksi para pesaing.

d. Analisis Kemampuan Internal

Setiap perusahaan perlu menilai kekkuatan dan kelemahannya

dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada

faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya financial, kemampuan

pemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang

dimiliki.

e. Prilaku Konsumen

Prilaku konsumen perlu dipantau dan analisis karena hal ini sangat

bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan

harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi.

Analisis prilaku konsemen dapat dilakukan dengan riset pasar. Baik

melalui observasi maupun metode survai.

f. Analisis Ekonomi

Dalam analisis ekonomi perusahaan dapat memperkirakan pengaruh

setiap peluang pemasaran terhadap kemungkina mendapat laba.

Analisis ekonomoi terdiri atas analisis terhadap komitmen yang

diperlukan, analisis BEP (break event point), penilaian resiko/laba, dan

(13)

2.3.2 Aspek Manajemen 2.3.2.1 Manajemen

Menurut Kasmir dan jakfar (2003:245), untuk keperluanstudi

kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi

manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengawasan diterapkan secara benar.

Fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen adalah:

1. Planning/Perencanan

adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses

ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana

melakukannya serta cara apa hal tersebut dilaksanakan.

2. Organizing/pengorganisasian

adalah proses mengelompokan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan dalam

unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas,

wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik

mungkin dalam bidangnya masing-masing.

3. Actuating /menggerakan

adalah proses untuk menjalankan kegiatan dalam organisasi. Dalam

menjalankan organisasi para pemimpin menggerakan bawahannya

untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara

(14)

4. Controlling/pengawasan

adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah

telah sesuai rencana jika proses tersebut terjadi penyimpangan maka

akan segera dikendalikan.

2.3.2.2 Pendekatan dalam pembuatan perencanaan

Menurut Didit dan Triani (2009:33) Pendekatan dalam pembuatan

terbagi atas tiga yaitu:

1. Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down)

Dalam pendekatan ini perencanaan dilakukan oleh pemimpin

perusahaan. Unit organisasi dibawahnya hanya melaksanakan hal-hal

yang telah direncanakan..

2. Pendekatan Bawah-Atas (Boottom-up)

Dalam pendekatan ini pimpinan memberikan gambaran situasi dan

kondisi yang dihadapi organisasi, termasuk visi, misi, tujuan sasaran

dan sumber daya yang dimiliki. Selanjutnya memberikan kewenangan

kepada manajemen ditingkat bawahnya untuk menyusun perencanaan.

3. Pendekatan Campuran

Dalam pendekatan ini cara pimpinan memberikan petunjuk

perencanaan organisasi secara garis besar, sedangkan secara detail,

diserahkan kepada kreativitas unit perusahaan dibawahnya, dengan

mematuhi aturan yang berlaku.

2.3.2.3 Aspek Produksi, Teknis dan Operasi

Keputusan yang diambil oleh sebuah organisasi mengenai produk

(15)

Sebagian keputusan bisnis mempunyai dampak yang cukup luas, misalnya

pilihan mengenai produk baru dan pengembangan-pengembangan produk,

Keputusan-keputusan seperti ini menyentuh setiap bidang fungsional dan

mempengaruhui segala lapisan organisasi.

Menurut Situmorang (2007:104) Produksi biasanya timbul setelah

dulakukan riset atau penelitian terhadap konsumen, produk apa yang

sedang diinginkan konsumen serta sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan

dan pengembangan produk pada hakikatnya adalah meliputi berbagai

macam aktivitas marketing dan hal tersebut merupakan sebuah fungsi

berorientasi pada konsumen.

Analisis dalam aspek produks adalah untuk menilai kesiapan

perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketetapan lokasi

dan layout serta kesiagaan mesin yang digunakan. Tujuan yang hendak

dicapai dalam aspek produksi adalah:

1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat.

2. Agar perusahaan dapat mememtukan layout yang sesuai dengan

proses produksi yang dipilih sehingga memberikan efisiensi.

3. Agar perusahaan dapat menentukan teknologi yang tepat dalam

menjalankan produksinya/

4. Agar perusahaan dapat menentukan metode perusahaan yang paling

baik.

5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan

(16)

2.4 ANALISIS SWOT

Menurut Rangkuti (2013:19) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan

peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Elemen-elemen yang terdapat

dalam analisis SWOT antara lain ialah:

1. Kekuatan

Kekuatan adalah segala sesuatu yang bagus yang dapat diperbarui oleh

perusahaan, atau suatu karekteristik yang memiliki kapabilitas penting.

2. Kelemahan

Kelemahan adalah segala sesuatu yang merupakan kekurangan

perusahaan, atau suatu kondisi yang tidak menguntungkan perusahaan

3. Peluang

Peluang adalah wilayah kebutuhan dan minat pembeli diantara lain

perusahaan mempunyai protabilitas tinggi untuk memuaskan kebutuhan

tersebut dengan menguntungkan.

4. Ancaman

Ancaman adalah tantangan yang ditempatkan oleh tren atau

perkembangan yang tidak disukai yang akan menghasilkan penurunan

(17)

2.5 Warung Makan

2.5.1 Pengertian Warung Makan

Warung makan merupakan usaha skala kecil yang menjual

makanan (Ayodya, 2008:2). Kebanyakan warung makan merupakan

tempat makan sederhana dan dikunjungi oleh kalangan menengah

kebawah tapi banyak pula kalangan kelas menengah keatas makan disini.

Ciri khas warung makan adalah adanya tempat makan dengan ruang dan

perabot sederhana meskipun demikian banyak warung makan menyajikan

makanan dengan rasa yang sangat enak dan biasanya dijual dengan harga

yang relative murah. Warung makan banyak dipilih orang untuk mengisi

perut, terutama bagi mereka yang memiliki dana terbatas.

2.5.1.1Jenis-jenis Warung Makan

Ada beberapa jenis dari warung makan, yaitu :

1. Warung Nasi/Warung Tegal (Warteg)

Warung nasi biasanya menyajikan nasi putih beserta lauk pauknya.

Banyak orang bilang jenis makanannya adalah makanan rumah,

yaitu makanan yang sering dimasak dan disediakan dirumah

tinggal.

Menu yang biasa disajikan diwarung makan, antara lain:

1. Nasi putih

2. Aneka lauk yang digoreng seperti

a. Ayam

b. Ikan

(18)

d. Telur dadar

dll

3. Aneka Tumisan, seperti

a. Tumis kangkung

b. Tumis sawi

c. Tumis labu

d. Tumis buncis

dll

4. Aneka Balado, seperti

a. Balado kentang

b. Balado teri tempe

c. Balado ikan

d. Balado telur

dll

5. Aneka Sayur, seperti

a. Sayur daun singkong

b. Sayur sop

c. Gulai nangka

d. Gulai telur

dll

6. Aneka Buah

7. Aneka Minuman, seperti

a.Teh manis

(19)

c. Minuman ringan

dll

2. Warung Makan Menu Khusus

Warung makan dengan menu khusus adalah warung makan yang

hanya menyediakan makanan dengan menu tertentu saja. Bahkan

ada yang hanya menjual satu sampai dua menu utama saja. Contoh

dari warung jenis ini,antara lain:

1.Warung sate

2.Warung nasi uduk

3.Warung nasi goreng

4.Warung mie ayam

5.Warung soto

6.Warung bakso

7.Warung seafood

8.Warung mie aceh

9. dan sebagainya

3. Kantin

Merupakan jenis warung makan yang lokasinya berdampingan

dengan tempat lain, seperti kantor, kampus, sekolah, mal, dan

tempat lainnya. Biasanya kantin menyediakan makanan khusus

untuk karyawan kantor, mahasiswa, anak sekolah dalam hal menu

kantin dapat menyediakan beraneka ragam seperti warung menu

(20)

4. Warung Tenda atau Kaki Lima

Merupakan warung yang berada dipinggir jalan dan beratapkan

tenda seadanya yang lebih popular dengan sebutan kaki lima.

Perbedaan antara kaki lima dengan jenis warung lainnya terletak

pada tempatnya. Bila warung lain mempunyai tempat permanen

(kios makan), kaki lima tempatnya ala kadarnya dan tidak

permanen. Kaki lima hanya mempunyai lapak penjualan dengan

tenda semi permanen sebagai atapnya. Begitu aktivitas warung

selesai, tenda biasanya dibongkar. Setiap warung buka dan tutup,

tenda harus dibongkar pasang terus.

2.6 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian.

BAB II : KERANGKA TEORI

Pada bab ini terdiri dari kerangka teori dan sistematika penulisan.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, tempat dan waktu penelitian, defenisi

konsep, metode pengumpulan data, teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi lokasi penelitian, penyajian data, analis data.

BAB V : KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

Bagi pihak investor studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari kelayakan usaha atau proyek untuk menjadi masukan yang berguna karena sudah

Jadi pengertian studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek

Di dalam studi kelayakan suatu usaha atau proyek, Aspek pasar adalah inti dari penyusunan Studi Kelayakan Proyek, karena permintan pasar terhadap produk

Studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis

pengertian studi kelayakan proyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar

• Evaluasi Kelayakan Proyek (P roject Feasibility Study) Fokus utama studi kelayakan proyek paling sedikit terpusat pada empat aspek: (1) aspek pasar dan

Kesimpulan penelitian analisis kelayakan usaha restauran berjalan berdasarkan hasil analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek legal dan lingkungan, aspek manajemen sumber

Penerapan studi kelayakan bisnis pada koperasi Tani Syariah Bina Usaha dilihat dari beberapa aspek, seperti: a aspek hukum dimana koperasi ini sudah memiliki SIUP resmi, b aspek pasar