• Tidak ada hasil yang ditemukan

Scanned by CamScanner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Scanned by CamScanner"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Scanned by CamScanner

(4)

Scanned by CamScanner

(5)

Scanned by CamScanner

(6)

Scanned by CamScanner

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Harapan masyarakat terhadap perguruan tinngi amat besar, karena perguruan tinggi adalah institusi yang didedikasikan untuk: (1) menguasai, memanfaatkan, mendesiminasikan, mentransformasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; (2) mempelajari dan melestarikan budaya serta (3) meningkatkan mutu kehidupan masyarakat (Depdiknas, 2007: 7). Perguruan tinggi juga sebagai lembaga yang melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk menopang dedikasi dan fungsi tersebut perguruan tinggi harus mampu mengatur diri sendiri dalam upaya meningkatkan dan menjamin mutu secara terus menerus, baik masukan, proses maupun keluaran berbagai program dan layanan yang diberikan kepada masyarakat.

Proses akademik yang terjadi di perguruan tinggi akan menghasilkan produk dan layanan akademik yang dirasakan langsung oleh mahasiswa dan masyarakat (stakeholder). Agar perguruan tinggi terutama LPTK menjadi pilihan dan harapan masyarakat maka harus mendukung program pemerintah khususnya implementasi kurikulum 2013.

Implementasi Kurikulum Baru 2013, membutuhkan kesiapan semua pihak yaitu LPTK sebagai lembaga yang menghasilkan calon guru, guru, sarana prasarana serta bahan ajar yang memadai agar tujuan yang diharapkan bisa dicapai. Kompetensi yang diharapkan dalam kurikulum 2013 adalah kompetensi masa depan yaitu kemampuan berkomunikasi, berfikir jernih dan kritis, mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, menjadi warga negara yang bertangggung jawab, memiliki kesiapan bekerja, kemampuan mengerti dan toleran, kemampuan hidup dalam masyarakat yang, mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya, serta memiliki kecintaan terhadap lingkungan.

Pendidikan seni budaya ikut berperan untuk mencapai kompetensi tersebut, sebab mata pelajaran seni budaya meliputi segala aspek kehidupan. Pelajaran seni

(8)

2

budaya membantu memperkokoh jati diri bangsa. Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya.

Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika.

Dalam Standar lulusan pendidikan di sekolah dasar disebutkan yaitu memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di sekitar rumah dan sekolah serta tempat tinggal anak. Demikian juga dalam standar proses. Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skill meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.Standar proses mengharuskan pembelajaran di SD dilaksanakan pendekatan saintifik secara tematik/terpadu.

Berbagai kendala di hadapi guru SD yaitu: lingkup kompetensi yang harus dicapai cukup banyak meliputi: seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni drama, dan kerajinan sangat terbatas yaitu 2 jam per minggu. Selama ini pendidikan Seni Budaya masih belum banyak diperhatikan, baik dalam aspek proses belajar mengajar, media dan bahan ajar maupun bentuk penilaiannya. Kondisi ini berdampak guru-guru tidak memiliki rujukan dalam pembelajaran Seni Budaya.

Terbatasnya kemampuan guru untuk mampu memberdayakan potensi lingkungan budaya dan potensi sekolah untuk mendukung pembelajaran Seni Budaya. Padahal setiap daerah memiliki potensi budaya dan kesenian yang sangat kaya ragam sebagai media pembelajaran, termasuk permainan tradisional (Handayaningrum, 2008).

Pendidikan karakter menjadi pilihan pemerintah untuk dapat mengembalikan jati diri bangsa, yang dinilai sedang carut marut mentalnya. Pendidikan karakter memiliki arahan akan dapat membentuk anak dalam 4 ”olah” yakni olah pikir, olah hati, olah rasa atau emosi dan olah raga. Dalam budaya masyarakat yang berupa kearifan lokal sarat dengan pendidikan karakter.

(9)

3

Kearifan lokal yang bisa dijadikan bahan ajar dalam kurikulum 2013 adalah seni tari daerah dan seni musik (lagu-lagu daerah), seni gambar, seni drama serta permainan tradisional. Dalam seni tari, seni musik , seni gambar dan seni drama serta permainan tradisional bukan hanya melibatkan keterampilan fisik saja, namun tersirat simbol-simbol dan nilai-nilai moral yang dapat digunakan sebagai panutan masyarakat khususnya anak-anak. Misalnya kebersamaan, saling menghormati, melatih kerjasama tim, gigih dalam berusaha, kreativitas, dan lain-lain. Kompetensi ini yang diharapkan dalam kurikulum 2013. Anak-anak sudah jarang mengenal kesenian tradisional. Dalam kesenian tradisional bisa memberikan aktivitas motorik, kognitif, afektif anak.

Berdasarkan hasil observasi awal tentang implentasi Kurikulum 2013 di tiga daerah yaitu Surabaya, Sidoarjo dan Gresik ditemukan permasalahan, banyak guru masih bingung untuk mengimplementasikan pembelajaran tematik. Guru kesulitan mengembangkan pembelajaran tematik dan terpadu utamanya memadukan indikator, mengaitkan dengan media yang cocok untuk terpadu, mengembangkan materi utamanya pemilihan materi seni budaya. Guru belum memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar utamanya untuk seni budaya. Mereka juga mengalami kesulitan untuk penilaian.

Guru SD sebagai guru kelas membutuhkan bahan-bahan seni budaya tematik sesuai dengan tuntutan kurikulum baru 2013, maka perlu dibantu dengan penyediaan bahan ajar yang mengeksplor hasil kesenian dan budaya bangsa Indonesia yang ada di lingkungan kita (konteks dengan lingkungan anak).

Berdasarkan latar belakang tersebut, sebagai tenaga pengajar di LPTK ingin mengembangkan bahan ajar pembelajaran seni budaya tematik /terpadu berbasis matematika dan ilmu pengetahuan alam yang merupakan tritunggal kebudayaan yang tidak bisa dipisahkan, sebagai tanggung jawab ikut mendukung program pemerintah mensuseskan kurikulum 2013. Dikarenakan IPA di SD baru diberikan pada kelas tinggi yaitu kelas 4, sementara bahan ajar yang dikembangkan dimulai kelas 1 maka Ke IPAAN untuk bahan ajar dalam hasil penelitian ini difokuskan pada matematika. Sedang ke IPAAN pada bahan ajar ini hanya disinggung sesuai dengan konteks materi yang diajarkan.

(10)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu

Berdasarkan penelitian Hibah Bersaing tahun 2007 yang telah dilakukan dengan judul “ Pengembangan Model Pembelajaran Seni Tari untuk Meningkatkan Kreativitas Anak TK” didapatkan hasil bahwa model pembelajaran yang dilengkapi dengan Audio Visual telah berhasil membantu guru TK mengajar seni tari dengan tidak mengalami kesulitan utamanya dalam mengembangkan kreativitas anak TK ( Handayaningrum, 2007) Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Wahyuning (2003) yang berjudul Kumpulan Permainan Anak sebagai Media Pembelajaran seni tari di TK.

Hasil Penelitian DIK, berhasil membantu guru TK untuk mengajar seni tari dengan mudah dan menyenangkan.

Penelitian oleh Yumiati dan Een Rahayu tahun 2006, dengan judul:

Pembelajaran Dengan dan Melalui Budaya dalam Mata pelajaran Matematika dan IPA di Sekolah, di dapatkan hasil bahwa pembelajaran tentang pengenalan bilangan cacah, pengurangan. Bilangan cacah untuk SD kelas 1 bisa menggunakan permainan congklak dan ular tangga, Untuk kelas 2 SD dapat diajarkan melalui tarian dan lagu berkenaan dengan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, untuk kelas 3 dengan bermain peran aktivitas sehari-hari, untuk kelas 4 dapat diajarkan dengan menggunakan Cepot (wayang Sunda) sebagai modelnya, untuk materi bunyi bisa dengan permainan musik tradisional, gaya untuk kelas 5 bisa diajarkan melalui busur panah, ketapel, dan karet gelang. Penelitian ini membantu peneliti menghubungkan mata pelajaran seni budaya dengan matematika di SD.

Penelitian Elindra Yeti, 2001 dengan judul Pembelajaran Tari Pendidikan sebagai Upaya Pembentukan Karakter Anak Usia Dini melalui Model pembelajaran Terpadu. Hasil penelitian pembelajaran terpadu mengembangkan semua aspek perkembangan meliputi: moral dan nilai agama, sosial emosional, intelektual, bahasa, fisik motorik, dan seni. Satu kegiatan bisa menjadi wahana belajar berbagai hal bagi anak. Penelitian ini membantu peneliti untuk mengembangkan pembelajaran terpadu.

(11)

5

2.2 . P e n g e r t i a n B a h a n A j a r

Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran (Dikmenjur) Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Pendapat lain mengatakan bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Krisnadi dan Benny, 2010: 3 ). Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa;

• Bahan cetak: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart,

• Bahan ajar Audio Visual : video/film,VCD

• Bahan ajar Audio : radio, kaset, CD audio, PH

• Bahan ajar Visual: foto, gambar, model/maket.

• Bahan ajar Multi Media: CD interaktif, computer Based, Internet Bahan Cetak

Bahan Ajar cetak dapat berbentuk buku teks, pedoman siswa atau buku kerja. Untuk menghasilkan bahan ajar cetak yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan program, karakteristik mata kuliah, dan kondisi peserta didik terdapat langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu: men yusun peta kompetensi, membuat silabus mata pelajaran, m enulis bahan ajar, Evaluasi bahan ajar

Model Pengembangan Bahan Ajar Cetak

(12)

6 Model Pengembangan Bahan Ajar Cetak

Pengembangan bahan ajar cetak bisa dilakukan dengan car a:

1. Melakukan kompilasi bahan-bahan yang telah tersedia, yang dilengkapi dengan modul pendamping

2. Menggunakan buku teks yang sudah tersedia di pasaran disertai dengan modul pendamping

3. Men yadur buku teks yang tersedia sesuai dengan kebutuhan

Menulis baru bahan ajar cetak yang dirancang sesuai dengan karakteristik (Krisnadi dan Benny, 2010: 5)

Bahan Ajar Audio Visual

Bahan ajar visual mempun yai keunggulan dalam pen yampaian informasi dan pengetahuan. Program video dapat menghadirkan pengalaman realistik. Pengembang video perlu mempunyai kemampuan untuk memilih materi yang tepat yang dapat disampaikan melalui program video.

Pemilihan isi atau materi program yang disesuaikan dengan potensi yang dimiliki medium video. Pemilihan materi yang tepat akan membantu siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

Informasi dan pengetahuan yang disampaikan melalui bahan ajar video dapat dikemas dalam format demonstrasi, drama atau features.

Fungsi Bahan ajar

Pemggunaan bahan ajar berfungsi sebagai:

a. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalamproses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yangseharusnya diajarkan kepada siswa

b. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalamproses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yangseharusnya dipelajari/dikuasainya

c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

Bahan ajar yang akan dihasilkan dalam penelitian adalah bahan ajar cetak yang berisi materi untuk siswa, serta lembar kerja. Buku pedoman untuk guru. Selain itu juga rekaman audio visual untuk memberi gambar yang jelas tentang langkah- langkah pembelajaran dan aktivitas siswa belajar.

(13)

7

juga rekaman audio visual untuk memberi gambar yang jelas tentang langkah- langkah pembelajaran dan aktivitas siswa belajar.

2.3 Pembelajaran Tematik/Terpadu

Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan mempelajari segala peristiwa yang terjadi di sekitarnya atau yang dialaminya sebagai suatu kesatuan yang utuh (holistik), mereka tidak melihat semua itu secara parsial (terpisah- pisah). Sayangnya ketika memasuki situasi belajar formal di bangku sekolah dasar, mereka disuguhi oleh berbagai ilmu atau mata pelajaran yang terpisah satu sama lain, sehingga mereka mengalami kesulitan untuk memahami fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya. Penyelenggaraan pendidikan dengan menekankan pada pembelajaran yang memisahkan penyajian antar satu mata pelajaran dengan pelajaran lainnya akan mengakibatkan permasalahan yang cukup serius terutama bagi siswa usia sekolah dasar. Pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian mata pelajaran-mata pelajaran tersebut membuahkan kesulitan bagi setiap anak karena hanya akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifisial atau pengalaman belajar yang dibuat-buat. Untuk itu proses pembelajaran pada satuan pendidikan sekolah dasar, harus memperhatikan karakteristik anak yang akan menghayati pengalaman belajar tersebut sebagai suatu kesatuan yang utuh. Pengemasan pembelajaran harus dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman belajar anak. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual baik di dalam maupun antar mata pelajaran akan memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna (meaningful learning) ( Trianto,2010:5).

Pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran secara terintegrasi untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.Sebagai suatu pendekatan pembelajaran, dalam penerapannya di sekolah dasar memerlukan persiapan yang lebih kompleks dibandingkan dengan pembelajaran dalam satu mata pelajaran tertentu. Oleh karena itu guru atau tim guru memerlukan perancangan pembelajaran terpadu yang didasarkan atas pertimbangan yang matang agar siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna.

(14)

8

Dalam pendidikan seni yang terpenting adalah pengalaman anak mengalami seni baik melalui apresiasi (melihat pertunjukkan atau lukisan, mendengar 9embe, meraba patung dan lain-lain) hal ini untuk mengembangkan sikap apresiatif, sikap demokratis, sikap toleran dan sikap menghargai seni. Ataupun pengalaman ekspresi yaitu suatu kegiatan yang memberikan kesempatan pada anak untuk mengaktualisasikan diri sebagai ekspresi yang unik, kejujuran, originalitas, 9ember peluang pada anak untuk mengembangkan kreativitas. Hal yang demikian menjadikan pembelajaran bermakna karena dengan pembelajaran terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Fokus pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditempuh saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkan (Hernawan dkk, 2007: 1.5).

Aliran yang Mendasari Pembelajaran Terpadu

Aliran progresivisme beranggapan bahwa pembelajaran pada hakekatnya perlu ditekankan pada: (1) pembentukan kreativitas, (2) pemberian sejumlah kegiatan, (3) suasana yang alamiah atau natural, (4) memperhatikan pengalaman siswa (Ellis dalam Hernawan dkk, 2007).

Aliran konstruktivisme, melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Aliran ini menekankan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkustruksi pengetahuan melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran menerapkan kooperatif secara intensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah- masalah itu dengan temannya.

Aliran Humanisme, melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Kreativitas dapat berkembang selama hidup dan tidak terbatas pada lima tahun pertama. Menurut Rogers (dalam Munandar, 1995) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif ialah: (1) keterbukaan terhadap pengalaman, (2) kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang, (3) kemampuan untuk bereksperimen . Setiap orang yang mempunyai

(15)

9

ketiga ciri di atas akan menghasilkan karya-karya kreatif. Ketiga ciri tersebut merupakan dorongan dari dalam untuk berkreasi. Selain itu kreativitas biisa dilihat dari segi siswa yang memiliki: (1) keunikan/kekhasannya, (2) potensinya, dan (3) motivasi yang dimilikinya. Siswa selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan.

Langkah – Langkah Pembelajaran Tematik/terpadu

Dalam merancang pembelajaran terpadu di sekolah dasar terdapat tujuh langkah yang harus dilakukan menurut Hernawan dkk (2007: 4.8). Tujuh langkah tersebut bisa digambarkan dalam bagan berikut:

TETAPKAN PELAJARAN YANG AKAN DIPADUKAN SERTA

KOMPETENSI INTI NYA

PILIH DAN TETAPKAN TEMA PEMERSATU

PELAJARI KD PADA KELAS DAN SEMETSTER YANG SAMA DALAM SETIAP MATA

PELAJARAN

BUAT PEMETAAN KETERHUBUNGAN KD SETIAP MAPEL DENGAN

TEMA

KEMBANGKAN INDIKATOR DALAM SETIAP PELAJARAN

SUSUN RPP DENGAN MENGAITKAN TOPIK DAN KD SETIAP MAPEL

2.4 Seni dalam Pembelajaran Matemtika dan Ilmu Pengetahuan Alam di SD Seni dan sains sangat berdekatan, karena masing-masing berkaitan dengan proses penemuan sebagai hasil dari kegiatan eksperimen. Menurut Kimberely Tolley dalam Winataputra (2010: 8.21) perbedaan keduanya adalah bila ilmuwan mempertanyakan atau mempermasalahkan tentang bekerjanya alam semesta, sedangkan seniman mempertanyakan cara-cara bagaimana alam dapat diinterpretasikan dan di”re –created”. Demikian pula hubungan seniman dengan ahli matematika muncul dalam konstruksi berpikir. Dalam karya seni musik dikembangkan iktisar-iktisar, improvisasi. Tidak cukup dengan timbre (warna bunyi) namun untuk menciptakan melodi yang indah komposer menambahkan irama, harmoni agar karya tersebut “hidup dan indah”. Pada Aritmatika ditemukan

(16)

10

formula, sifat-sifat, dan pembuktian-pembuktian yang ketiganya itu menjadi konsep yang hidup ketika dihubungkan dan saling keterkaitan.

Dengan seni rupa, lukisan menyediakan sumber materi yang kaya bagi matematika. Seni dapat digunakan mempresentasikan konsep geometri termasuk gagasan yang tidak terbatas. Dengan tarian, seorang penari bisa bergerak membuat garis-garis sejajar, lingkaran, simetri pola-pola sekuens baik dalam kelompok maupun individual. Dari bentuk tubuh penari dapat dimanfaatkan dalam pelajaran anatomi dan fisika. Misalnya dengan meminta anak untuk bergerak, manakah otot yang bekerja, manakah yang mengeluarkan energi besar. Dengan bergerak diperkenalkan pada anak tentang substansi dari tari yaitu adanya ruang, waktu dan tenaga . Dengan musik seorang guru bisa mengeksplor pecahan, bunyi not pecahan atau rasio bunyi.

Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dengan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya dalam proses pembelajaran. Budaya sebagai bagian yang fundamental bagi pendidikan, ekspresi, komunikasi suatu gagasan dan perkembangan pengetahuan (Winataputra, 2011: 4.12).

Belajar dengan budaya terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa sebagai metode untuk memprelajari pelajaran tertentu. Misalnya untuk memperkenalkan bilangan positif – negatif dalam satu garis bilangan, digunakanlah Cepot (tokoh jenaka dalam wayang Sunda) Cepot akan memandu siswa berinteraksi dengangan garis bilangan dan operasi bilangan dalam matematika. Contoh lain untuk memperkenalkan berbagai bentuk maka guru dapat menggunakan bentuk dan ukuran instrumen gong, saron, seruling. Untuk memperkenalkan konsep bunyi, gelombang bunyi dan gema dalam fisika maka anak-anak bisa diajak memukul alat-alat musik gong besar, gong sedang, gong kecil. Untuk memperkenalkan nilai pecahan anak bisa diajak bermain dengan harga not 1/8, ¼, ½ , ¾ dan lain lain

2.5 Konsep Pendidikan Seni dalam Kurikulum 2013 di SD

Kelas 1 dan 2 SD menurut Permen Dikbud RI tahun 2013 berada pada tingkat kompetensi satu dengan kompetensi sebagai berikut:

(17)

11

Kompetensi Ruang lingkup materi

Menunjukkan rasa kagum terhadap karya seni budaya dan prakarya dalam konteks anugerah Tuhan YME.

Apresiasi dan kreasi karya seni rupa

ekspresif, mosaik/aplikasi, relief dan patung dari bahan lunak.

Menunjukan perilaku ingin tahu, peduli lingkungan, kerjasama, jujur, percaya diri, dan mandiri dalam berkarya seni budaya dan prakarya.

Apresiasi dan kreasi/rekreasi (cipta ulang) karya m u s i k ( l a g u , e l e m e n m u s i c d a n r i t m e )

Mengenal keragaman karya seni budaya dan prakarya.

Apresiasi dan kreasi/rekreasi (cipta ulang) karya tari ( gerak anggota tubuh,

gerak tiruan) Memiliki kepekaan inderwi terhadap

karya seni budaya dan prakarya

Menciptakan secara orisinal dan tiruan karyaseni budaya dan prakarya

Apresiasi dan kreasi/rekreasi prakarya (kerajinan dari bahan alam, kerajinan menggunting dan melipat, produk rekayasa yang digerakan air, makanan

olahan

Apresiasi w a r i s a n b u d a ya ( c e r i t a d a l a m B a h a s a d a e r a h )

Arah pembelajaran pendidikan Seni (Pamadhi, 2011: 12.24)

a. Pada prinsipnya pembelajaran seni adalah pemberian pengalaman estetik sesuai tingkat dan kemampuan kejiwaan. Pengalaman bisa dicapai memalui praktek berkaryaseni/berproduksi sesuai medium

b. Dalam praktek berkarya seni siswa didekatkan dengan lingkungan sekitar sebagai pusat inspirasi dan obyek berkarya

c. Materi pembelajaran seni dapat mengangkat bahasan cabang-cabang seni (rupa, tari, musik, drama) sebagai medium

Alur pembelajaran seni pada sekolah umum, secara garis besar memiliki cakupan:

a. Kurikulum akademis mengantarkan anak memiliki pengetahuan akademis di bidangnya. Kurikulum ini mempunyai korelasi dengan mata pelajaran lain, misalnya keterkaitan seni dengan matematika.

b. Kurikulum praktis, membantu anak mengembangkan potensi alami melalui keterampilan hidup. Penggalangan hobi yang natinya bisa dimanfaatkan dalam berkehidupan di masyarakat.

(18)

12 c. Kurikulum humanistik, dirancang untuk mengembangkan kepribadian anak sesuai

dengan harkat martabatnya sebagai manusia

Menurut Soehardjo ( dalam Pamadhi 2005: 12.26) ada tiga strategi belajar:

a. Pendekatan partisipatif atau produksi karya seni untuk menemukan hakekat seni b. Pendekatan definitif yaitu memalui pengajaran teori seni

c. Pendekatan Eksploratif yaitu strategi memperoleh pemahaman seni melalui studi mandiri

Sesuai dengan standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran harus mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi setiap satuan pendidikan. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi. Sedang keterampilan dicapai melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta ( Permen Dikbud Nomor 65 tahun 2013).

(19)

13

BAB III

TUJUAN PENELITIAN

3.1 Tujuan Khusus Penelitian

Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk:

Tujuan penelitian ini menghasilkan (a) Bahan ajar berupa buku yang berisi materi Pembelajaran Seni Budaya Kurikulum 2013 (seni musik, seni tari) yang berbasis Ke MIPA-AN (Matematika dan Ilmu Pengatuhan) untuk anak SD, (b). Buku panduan untuk guru SD dan mahasiswa PGSD pembelajaran seni budaya tematik kurikulum 2013 di SD kelas rendah kelas 1-2, (c). Rekaman pembelajaran Seni Budaya Tematik di SD berbasis Ilmu Pengetahuan Alam berupa VCD.

3.2 Urgensi atau Keutamaan Penelitian

Penerapan kurikulum 2013 terus dimatangkan. Terutama untuk jenjang SD.

Sebab pada jenjang ini sistem pembelajaran benar-benar diubah, yakni menggunakan tematik terpadu. Guru tidak lagi mengajar pelajaran secara terpecah-pecah dalam pelajaran tertentu. Hasil penelitian yang berupa bahan ajar pendidikan Seni Budaya tematik/terpadu berbasis Ke MIPAAN ini akan membantu guru SD untuk mengimplementasikan kurikulum baru 2013 yang menekankan pembelajaran dilakukan dengan pendekatan saintifik secara tematik/terintegrasi.

Adanya pendidikan berkarakter, tepat rasanya jika peneliti, menggunakan seni budaya yang sarat dengan nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan pada pembelajaran di SD, menggunakan pendekatan bermain. Dengan kemasan pembelajaran seni budaya tematik ke MIPAAN maka nilai-nilai yang ada dalam seni tradisional mampu tersampaikan kepada anak-anak tanpa beban nilai ”kuno”.

Pengungkapan nilai seni budaya ini sangat diperlukan dalam usaha untuk mengembangkan pendidikan berkarakter, yang sangat penting untuk anak-anak.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan ajar mahasiswa PGSD dan membantu guru-guru SD dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 khususnya pembelajaran Seni Budaya tematik berbasis Ke IPAAN, yang memenuhi kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

(20)

14

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1 Pendekatan Penelitian

Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu siklus yang diawali adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu (Sukmadinata, 2010: 164).

Menurut Borg dan Gall (1989) dan Puslitjaknov (2008) ada lima langkah untuk menghasilkan produk, sebagai berikut:

a. melakukan analisis produk yang akan dikembangkan dengan mengadakan penelitian dan pengumpulan data awal.

b. mengembangkan produk awal.

c. validasi ahli dan revisi.

d. uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk.

e. uji coba skala besar dan produk akhir.

Penelitian awal dilakukan untuk mengidentifikasi pembelajaran Seni Budaya di SD di wilayah Sidoarjo, Gresik dan Surabaya. Penelitian awal bertujuan mengkaji realitas yang terjadi pada proses pembelajaran seni budaya khususnya pada jenjang Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut kemudian dilakukan pengembangan bahan ajar Seni Budaya tematik berbasis ke MIPAAN untuk SD.

Pengembangan bahan ajar berisi, (1) peta kompentesi Inti dan Dasar , perangkat pembelajaran dan bahan ajar (2) membuat panduan pembelajaran seni budaya tematik berbasis ke MIPAAN (3) membuat perekaman pembelajaran seni budaya tematik .

4.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini direncanakan untuk dilaksanakan 3 tahun. Pada tahun pertama meliputi kegiatan observasi terhadap pembelajaran SD di Surabaya yang sudah melaksanakan kurikulum 2013.Kemudian dianalisis kebutuhan bahan ajar khususnya pembelajaran seni budaya, setelah ditemukan kemudian mengkaitkan dengan kebutuhan bahan ajar ke MIPAAN (matematika dan ilmu pengetahuan alam) yang sesuai dengan tema yang dipilih. Dilanjutkan dengan pengembangan produk awal

(21)

15

(prototipe). Dibuat pedoman pembelajaran seni budaya tematik lengkap dengan contoh perangkatnya.

Tahun ke II Protipe dan hasil pengembangan bahan ajar seni budaya tematik diujikan pada ahli bahan ajar, ahli materi, pengguna yaitu guru dan siswa SD.

Setelah itu diadakan revisi dan perekaman contoh pembelajaran seni budaya terpadu berbasis ke MIPAAN.

Tahun ketiga (III) direncanakan mengujicobakan prototipe bahan ajar yang telah dibuat kepada guru SD dan guru SD menindaklanjutinya dengan mengimplementasikan bahan pembelajaran seni budaya tematik pada anak-anak SD . Dilanjutkan uji luas untuk mengetahui efektifitas bahan ajar yang dibuat. Adapun rancangan kegiatannya sebagai berikut.

Rancangan Kegiatan Penelitian

Tahun Uraian Kegiatan Hasil

Anggaran

Tahun I 1. Observasi terhadap pembelajaran Deskripsi kondisi Seni Budaya di SD yang sudah pembelajaran seni mengimplementasikan kurikulum budaya tematik ke 2.

2013

Analisis Kebutuhan bahan terhadap pengembangan pembelajaran Seni Budaya tematik ke IPAAN

IPAAN di SD

Deskripsi tentang 3. Membuat bahan ajar untuk kelas 1 kebutuhan dan

dan 2 berupa buku yang berisi peta Temuan pengembangan kompetensi, perangkat

pembelajaran dan bahan ajar seni budaya tematik

bahan ajar berbasis ke IPAAN

4.

5.

Dibuat pedoman pembelajaran seni budaya tematik lengkap dengan contoh perangkatnya.

Protipe dan hasil pengembangan

Protipe bahan ajar

Tahun II 6.

bahan ajar seni budaya tematik diujikan pada ahli bahan ajar, ahli materi (seni)

Dilanjutkan revisi

Draf pedoman 7. Perekaman contoh

pembelajaran seni budaya tematik berbasis ke IPAAN

Prototipe

(22)

16

Seni Musik, Tari dan Rupa Ilmu

pengetahuan Alam,Matematika

Pengembangan bahan ajar cetak:

penulisan bahan ajar, penelaahan CD rekaman

Tahun III 1.Direncanakan mengujicobakan pada skala terbatas yaitu pada beberapa SD perwakilan di tiga wilayah.

2. Ujicoba luas di SD

1. Buku bahan ajar permainan tradisional 2. VCD/DVD untuk

apresiasi Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan 4.3 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar

Pengembangan bahan ajar dilakukan melalui beberapa tahapan yang dapat digambarkan sebagai berikut:

KURIKULUM

PETA

KOMPETENSI

Prototipe Persetujuan Ahli

Pemrosesan : Ilustrasi, Perwajahan Penyuntingan

Gambar bagan 3.1. Langkah pengembangan Bahan Ajar (Dikti, 2010)

Dalam merancang pembelajaran seni budaya tematik di sekolah dasar terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan menurut Hernawan dkk (2007: 4.8). Bisa digambarkan dalam bagan 3.2 berikut:

TETAPKAN PELAJARAN YANG AKAN DIPADUKAN SERTA

KOMPETENSI INTI NYA

PILIH DAN TETAPKAN TEMA PEMERSATU

PELAJARI KD PADA KELAS DAN SEMETSTER YANG SAMA

DALAM SETIAP MATA PELAJARAN

BUAT PEMETAAN KETERHUBUNGAN KD SETIAP

MAPEL DENGAN TEMA

KEMBANGKAN INDIKATOR DALAM SETIAP PELAJARAN

SUSUN RPP DENGAN MENGAITKAN TOPIK DAN

KD SETIAP MAPEL

(23)

17

Selain itu juga menggunakan model siklus pengembangan instruksional yang dikembangkan oleh Dick & Carey (2001).

Mengident ifikasi Tujuan

Analisis Siswa SD kelas 1 dan 2

Mengemba ngak an Instrumenp eniliaian

Memilih strategi

Memilih materi

Gambar 3. 3. Bagan Elaborasi Model Instruksional Dick & Carey (2001) Adapun secara rinci diuraikan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran

Berdasarkan analisis kebutuhan, pembelajaran seni budaya termatik dengan mata pelajaran matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah. Pertimbangan dalam memilih pembelajaran seni budaya tematik didasarkan: (1) sesuai dengan tujuan pendidikan seni yaitu untuk memahami dunia seni dalam konteks ilmu pengetahuan, teknologi. Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan tritunggal peradaban dan kebudayaan baik lokal,regional, nasional, maupun global, (2) seni budaya tematik di SD wajib dilakukan, banyak guru merasa kesulitan, (3) belum ada panduan yang sesuai, masih sangat terbatas sumber tersedia.

b. Mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik pebelajar

Pebelajar dimaksud adalah siswa SD kelas 1-2 yaitu anak berusia 7-tahun.

Hal yang perlu diperhatikan adalah kemampuan intelektual anak, kemampuan emosional anak, kondisi sosial anak, dan kondisi fisik anak.Pada anak usia 7-8 tahun kondisi belum stabil. Siswa masih berpikir secara holistik dalam memperoleh pengetahuan tentang matematika, bahasa maupun IPA. Pelajaran matematika lebih banyak mengajarkan berpikir rasional melalui kajian bastrak. Demikian pula pelajaran bahasa memberikan rasionalitas dan realitas, karena berhubungan langsung dengan pemanfaatan bahasa yang dimiliki anak.

Kondisi sosial anak SD sudah mulai menyadari bahwa mereka merupakan bagian yang tak terpisahkan dari lingkungannya.Cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak bermain secara kelompok kecil maupun besar. Kondisi perseptual anak, anak SD sudah mampu mencerna informasi yang berasal dari luar dirinya.Karakteristik fisik anak seyogyanya diarahkan pada memaksimalkan perkembangan sistem syaraf, otot-otot, keterampilanmotorik dan struktur fisik.

(24)

18

Berdasarkan perilaku awal siswa, kemudian menentukan KI, KD selanjutnya dilakukan pengembangan indikator, yang difokuskan pada tujuan tingkah laku diturunkan menjadi beberapa tujuan spesifik disertai domain masing-masing.

c. Mengembangkan butir-butir tes acuan patakon

Berdasarkan tujuan pembelajaran yang ditulis, dikembangkan produk evaluasi untuk mengukur siswa melakukan tujuan pembelajaran. Penekanan utama berada pada hubungan perilaku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran dengan untuk apa mereka melakukan penilaian.

d. Mengembangkan strategi pembelajaran

Strategi meliputi kegiatan pra pembelajaran, penyajian informasi, praktik umpan balik, pengetesen dan mengikuti kegiatan selanjutnya. Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil pengamatan, karakteristik media pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran. Prinsip-prinsip yang digunakan untuk memilih strategi pembelajaran yang interaktif.

e. Mengembangkan dan memilih materi

Memilih dan menetapkan ruang lingkup materi, tingkatan kompleksitas materi, pendekatan aspek kreativitas yang dikembangkan dalam model pembelajaran seni budaya di SD. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, produk pengembangan ini meliputi petunjuk belajar, materi pembelajaran dan soal-soal latihan. Pengembangan materi pembelajaran bergantung pada tipe pembelajaran, materi relevan dan sumber belajar yang ada di sekitar perancang.Komponen dalam bahan ajar: 1) judul bab,2) kerangka isi, 3) tujuan pembelajaran, 4) deskripsi, 5) konsep kunci, 6) uraian utama, 7) rangkuman, 8) latihan, 9) umpan balik, 10) rujukan.

Sebaiknya desain menarik dan pengorganisasian bahan ajar yang sesuai dengan prinsip desain pesan, teori belajar dan teori pemroses informasi.Sebagai kelengkapan materi untuk guru dilampirkan Silabus, RPP dan LKS.

4.4 Subjek Uji Coba

Subjek coba produk hasil pengembangan terdiri atas ahlibahan ajar SD, ahli bidang seni, ahli desain pembelajaran. Masing-masing ahli sesuai dengan kebutuhan pengembangan masing-masing 1 orang.

(25)

19

a. Review ahli, dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari ahli.Langkah yang dilakukan adalah: (a) pengembang mendatangi ahlibahan ajar, ahli bidang studi, ahli desain pembelajaran, (2) melalui instrumen pengembang meminta pendapat tentang kualitasbahan ajar ,pendidikan Seni Budaya yang telah dikembangkan.

b. Uji Coba skala kecil

Untuk uji coba skala kecil dilakukan pada 3 SD (Surabaya, Sidoarjo, Gresik).

Maksud uji coba untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan nyata yang terdapat dalam bahan ajar yang dibuat.

Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1) pengembang menjelaskan maksud evaluasi

2) pengembang menyampaikan draf bahan ajar, panduan pembelajaran dan rekaman pembelajaran seni budaya terpadu yang telah dikembangkan 3) pengembang mendorong guru SD untuk memberikan masukan 4) pengembang mencatat komentar

c. Uji Coba Skala Besar

Bahan ajar, buku panduan dan rekaman VCD pembelajaran yang telah direvisi, maka tahap selanjutnya adalah diujicobakan secara luas. Ujicoba dilakukan di Sidoarjo, Surabaya dan Gresik masing-masing 2 sekolah dasar. Hal ini dimaksud untuk mengetahui kefektifan bahan ajar.

4.5 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan produk bahan ajar menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara. Pedoman ini untuk mengetahui kebutuhan pengguna. Menguji produk bahan ajar (uji ahli, ujicoba kelompok kecil dan ujicoba luas) menggunakan angket penilaian. Untuk pengembangan bahan ajar seni budaya digunakan angket untuk mengetahui kebutuhan guru SD dalam mengajar seni budaya tematik. Sedang untuk menguji produk bahan ajar seni budaya (uji ahli, ujicoba kelompok kecil dan ujicoba luas) digunakan angket.

(26)

20

4.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah teknik analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data berupa masukan, komentar, kritik, saran dianalisis secara kualitatif. Data kualitatif dipaparkan apa adanya sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan revisi dan penyempurnaan bahan ajar.

Sedang data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan penyekoran. Teknik pengukuran menggunakan skala Likert, untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok (Sugiyono, 2010).

1. Uji Ahli

Teknik analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data validasi ahli berupa saran, komentar, kritik dan saran. Sedang terhadap tingkat kemanfaatan, kemudahan, keterbacaan, kedalaman materi, kejelasan materi, ketepatan desain, ketepatan dengan pengguna, kemutakhiran, kemenarikan, teknik analisis yang digunakan adalah penyekoran.

2. Uji Coba Skala Kecil

Teknik analisis terhadap tingkat kemanfaatan, kemudahan, keterbacaan, kejelasan materi, keterbacaan juga menggunakan penyekoran. Sedang saran dan masukan dianalisis secara deskriptif.

3. Uji Coba Skala Besar

a. Teknik analisis terhadap tingkat kemanfaatan, kemudahan, keterbacaan, kejelasan materi, menggunakan penyekoran

b. Uji efektivitas bahan ajar diukur menggunakan desain

” Before-After” yaitu desain eksperimen dengan cara membandingkan keadaan sebelum-sesudah perlakuan (Sugiono, 2010), dengan gambar sebagai berikut:

O1

X O2

Gambar3.4 Desain Eksperimen (Before-After) Untuk uji skala besar O1 Nilai sebelum perlakuan O2 Nilai sesudah perlakuan

(27)

21

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1Review Pembelajarn di SD

Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui pembelajaran di SD kurikulum 2013 adalah mengadakan fokus grup dengan guru SD kelas 1 dan 2. Selain fokus grup diskusi juga di lakukan penjaringan data menggunakan instrumen yang telah dibuat,dilanjutkan dengan diskusi untuk penjaringan kebutuhan pembelajaran seni budaya di SD keas 1 dan 2. Adapun hasil melalui fokus grup dan melalui instrumen sebagai berikut:

Selain itu banyak guru merasakan belum jelas dalam pelaksanaan kurikulum 2013, ke sulitan melaksanakan evaluasi utamanya pada KI (kompetensi inti) 1 dan KI (kompetensi inti) 2, terbentur waktu, saintifik juga belum dipahami secara baik sehingga menjadi beban bagi sebagian guru.

Pembelajaran tematik di SD menurut guru yang sudah mengimplentasikan memunculkan suasana menyenangkan , aktif dan kreatif , mendorong hadirnya banyak media , kelas yang kondusif, anak – anak yang menikmati kesenangan. Siswa dapat pengalaman langsung baik melalui pancaindra maupun kegiatan-kegiatan yang dirancang seperti keseharian mereka. Anak merasa tidak bosan, waktu tidak terasa lama karena belajar sambil bermain.

Namun untuk guru-guru yang belum berpengalaman pembelajaran masih berpusat pada guru, anak masih banyak disetir guru, kadang suasana belum kondusif. Kadang ada pemaksaan materi pada tema, guru perlu memilih tema dan materi yang menarik, guru harus benar-benar menyiapkan perangkat, supaya anak yang malas tetap bisa menyelesaikan tugasnya.

Guru juga sudah berupaya menggunakan sumber belajar yang ada di sekitar lingkungan siswa, lingkungayiapkann sekitar sekolah maupun di masyarakat sekitar sekolah, yaitu internet,buku, majalah, kebun, posyandu , peternakan. Hal itu menyenakan karena belajar sambil melakukan sesuatu kelas. Upaya guru dalam melaksankan pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah mengelola dan menguasai kelas, guru berperan sebagai fasilitator , menggunakan metode

(28)

22

bervariasi,( penyampaian materi yang menarik, dengan bermain, kelompok, menyanyi), mengembangkan keterampilan (kognitif, sikap, psikomotorik), menggunakan media yang menarik , merencanakan dengan baik, melengkapi alat peraga, menyiapkan penilaian, memilih tema sesuai minat siswa, membuat pembelajaran interaktif, peserta didik bisa menimba ilmu dari siapa saja, siswa diupayakan untuk mencari, anak didorong kritis.

Untuk pembelajaran matematika, media yang digunakan, benda kongkrit , kertas, karton, kelereng, kertas warna, makanan, minuman , benda yang sering dilihat anak, batu, tumbuhan, benda tiruan, media audio, gambar, daun yang jatuh, kerikil, pohon, lidi, bermain game, kaleng , pasta gigi, tempat sabun, kerdus, tabung, spidol, sedotan untuk membuat bangun ruang sehingga siswa mengetahui rusuk ruas dan sisi, penggaris, busur derajat. Lks dan buku, dekak-dekak, bangun datar dari kertas manila, papan berpaku untuk bangun datar, pita atau bambu untuk garis bilangan, manik-manik, peraga blok pecahan.

Pembelajaran seni Budaya sudah dilakukan walau bentuknya sederhana,yaitu menjelaskan kesenian daerah, membuat property dari bahan lunak dua demensi, pengenalan budaya, menirukan gerak, membuat musik ritmis dengan botol aqwa, kaleng diisi kelereng, menulis namanya sendiri di kertas bufalo, membuat garis lurus, lengkung dengan kertas lipat terus ditempel di gambar, pelepah pisang dibuat bunga, cetakan belimbing, kentang. Anak diajari menggambar, menyanyi, kolase untuk pembelajarn di atas anak sangat antusias . Sedang untuk seni tari dan musik banyak guru tidak menguasai, sehingga banyak sekolah tidak melaksanakannya. Untuk pembelajaran seni budaya yang sudah dilakukan bisa dirinci sebagai berikut:

Menggerakan badan, menari, menirukan gerak alam, burung terbang, orang menyapu, tari semut, menirukan suara binatang

Menyanyikan lagu anak 2, lagu daerah 2dan ansional, musik ritmis dengan sendok dan piring

Menggambar pemandangan, menggambar dua demensi 3, lingkungan sekitar, kolase, membuat garis lengkung, lurus, zigzag, kolase membuat buah,

mewarnai,

Membuat origami 3(melipat kertas), membuat hewan dari plastisin, membuat cetakan dari wortel

(29)

23

Mengadakan eksplorasi, improvisasi, forming

Adat istiadat, bahasa daerah, pakaian adat, nama suku bangsa

Tentang buku guru dan buku siswa , buku kurang lengkap, kesulitan memahami buku guru dan buku siswa , materi buku guru dan siswa masih kurang , kadang di buku guru tidak ada sementara di buku siswa ada.

Guru pengajar kelas 1 dan 2 menginginkan, pembelajaran efektif, Calistung tercapai, anak mandiri, siswa tenang, berperilaku dengan baik , mampu melakukan gerak motorik sederhana, ahklak dan perilaku, KKM tuntas. Diperlukan bahan ajar sebagai suplemen utamanya tematik.

5.1.2 Review Pembelajaran Tematik kurikulum 2013

Untuk kelas 1, 2, 3 sudah menggunakan tematik terpadu. Guru merasa lebih mudah dengan menerapkan tematik, karena waktu dirasakan cukup panjang , bisa digunakan dengan baik efektif dan efesien, menyesuaikan kompleksitasnya. Guru bisa fokus , waktu fleksibel karena bisa menyesuaikan dengang tingkat kesulitan dan tingkat perkembangan siswa,.Adapun kendala dalam pelaksanaan tematik untukkelas 1 dan 2 adalah guru terkendala memetakan kompetensi dasar untuk dipadukan. Koordiansi antar guru diperlukan, dibutuhkan sarana prasarana yang memadai , guru sebaiknya bisa mengaitkan dengan media yang cocok untuk tematik terpadu. Guru diharapkan dapat mengembangkan materi sesuai tema-tema yang diangkat.

Banyak guru masih perlu bimbingan tematik terpadu, pemahaman kurikulum 2013 dirasakan masih kurang dalam, perlu pendidikan dan latihan yang berkesinambungan. Perlu penyamaan persepsi tentang penilaian, perlu ketekunan untuk melaksanakan K 13.

Bila anak belum bisa menulis dan membaca akan sulit, karena anak belum bisa memanfaatkan buku siswa, jadi guru lebih aktif untuk mencapai tujuan melalui kegiatan sesuai dengan tema. Pembelajaran temati k di sekolah-sekolah masih terkendala media , sarana prasarana terbatas, diharapkan guru bisa menggunakan lingkungan sekitar, namun hal itu belum dilakukan oleh banyak guru. Ada guru yang merasakan kesulitan mengelola waktu, mengatasi siswa yang beragam latar belakangnya, guru juga merasakan kemandiri siswa kurang, ada buku guru yang

(30)

24

belum sampai pada sekolah, materi dirasakan terputus tidak runtut , guru kesulitan mendorong anak untuk bertanya.

Dari hasil review dan diskusi dengan guru-guru SD di atas dilanjutkan dengan membuat prototipe bahan ajar Seni Budaya tematik berbasis kemipaan.

5.2 Hasil Pengembngan Bahan Ajar Seni Budaya Berbasis Kemipaan untuk SD

5.2.1 Prototipe Buku Guru

Untuk tahap awal pembuatan prototipe Buku Guru yang dilakukan adalah mencermati kurikulum 2013 untuk kelas 1 SD, setelah itu menetapkan pelajaran yang akan dipadukan yaitu Seni Budaya, Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah. Memilih salah sau tema yaitu kegemaranku yang bisa mengakomodasi kegemaranku bermusik, kegemaranku menggambar, kegemaranku menari dan kegemaranku bermain drama. Kemudian mencermati masing KD yang dipadukan yaitu seni budaya, matematika, bahasa Indonesia/bahasa daerah dan mengembangkan indikator dan tujuannya.

Untuk memberikan gambaran pada guru tentang Pembelajaran Seni Budaya Berbasis kemipaan untuk SD maka dalam buku guru diuraikan konsep-konsep penting sebagai wawasan guru tentang pembelajaran seni budaya berbasis kemipaan yaitu konsep pembelajaran seni budaya tematik kelas awal, Seni Budaya Berbasis Kemipaan, seni budaya kurikulum 2013,adapun rincian yang ada dalam buku guru sebagai berikut:

5.2.1.1 Pembelajaran Seni Budaya Tematik Kelas Awal

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah gagasan pokok pikiran yang menjadi pokok pembicaraan (Muslich, 2006)

Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua dan tiga berada pada rentang usia dini. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistis) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada obyek- obyek konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung.

(31)

25

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret (7-11 tahun) Piaget (dalam Tridjata, 2005: 9.9). Pada usia tersebut anak sudah mulai menujukan perilaku dengan ciri sebagai berikut:

1) Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal konkret, yakni yang dapat dilihat, didengar, dibau, diraba dan diotak atik, dengan penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan pada keadaan yang sebenarnya, keadaan alami sehingga lebih nyata sehingga kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan.

2) Integratif, anak sekolah dasar memandang sesuatu yang dipelajarai sebagai suatu keutuhan. Mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu.

3) Hirarkis,anak sekolah dasar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Oleh sebab itu perlu urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan serta kedalam suatu materi.

Menurut Muslich (2006: 166) implikasi terhadap sarana prasarana, sumber belajar dan media untuk pembelajaran tematik sebagai berikut:

1) Pembelajaran seni budaya tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa, baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik autentik. Oleh karena itu dala pelaksanaanya memerlukan berbagai sarana prasarana. Untuk bergerak menari misalnya perlu ada ruangan yang kosong sehingga anak leluasa bergerak. Demikian juga untuk kegiatan bermusik diperlukan alat-alat musik ritmis sedehana yang bisa digunakan misalnya kenthongan, galon air yang besar, dan instrumen lain yang menghasilkan bunyi.

2) Dalam buku siswa disediakan berbagai gambar yang bisa digunakan guru untuk melaksanakan kegiatan. Selain itu perlu menggunakan sumber belajar yang sifatnya didesain untuk pembelajaran serta sumber belajar yang ada di lingkungan. Dalam menggambar perlu menggunakan media yang bervariasi untuk membantu siswa berekspresi. Dalam memahami konsep-konsep

(32)

26

abstrak matematika diperlukan media baik gambar yang tersedia di ruangan, benda-benda konkrit lidi, kelereng, bola, gelas plastik , mainan dan lain-lain.

3) Pengaturan ruang, ruang perlu diatur sesuai dengan tema yang sedang dilaksanakan agar suasana menyenangkan, pengaturan bangku bisa berubah- ubah, peserta didik bisa duduk di tikar/karpet, kegiatan tidak harus di dalam kelas bisa di luar kelas, dinding kelas bisa digunakan untuk memasang hasil karya anak. Perlu diberikan tempat untuk menyimpan alat-lat sehingga memudahkan anak untuk menyimpan dan mengambilnya.

4) Pembelajaran seni budaya tematik juga memerlukan metode yang bervariasi misalnya percobaan, bermain peran, eklsperimen, demonstrasi, bercakap- cakap, kerja kelompok dan lainnya.

5.2.1.2 Seni Budaya Berbasis Kemipaan

Buku ini dikembangkan sebagai suplemen untuk melengkapi buku guru dan - buku siswa kelas 1 yang sudah ada. Seni budaya berbasis kemipaan artinya pembelajaran seni budaya sebagai pokok utama memperkenalkan hasil budaya lokal termasuk kesenian dengan mengintegrasikan matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa daerah. Dikarenakan kelas I belum ada mata pelajaran IPA maka IPA sebatas hanya disinggung tidak terlalu dalam. Tema yang diangat dalam buku ini adalah kegemaranku yang dibagi dalam sub – sub tema kegemaranku bermusik, kegemaranku menari, kegemaranku bermain drama, dan kegemaranku menggambar.

Pembeda buku ini dengan buku yang sudah ada adalah dalam pembelajaran seni budaya siswa diajak untuk berpraktek menyanyi, bermain alat musik, menari, menggambar dengan berbagai kegiatan berkesenian materi kemipaan sekaligus dipelajari dalam kegiatan tersebut. Guru diberikan petunjuk supaya mudah melakukan.

Seni dan ilmu pengetahuan (sains) sangat berdekatan, karena masing- masing berkaitan dengan proses penemuan sebagai hasil dari kegiatan eksperimen. Menurut Kimberely Tolley dalam Winataputra (2010: 8.21) perbedaan keduanya adalah bila ilmuwan mempertanyakan atau mempermasalahkan tentang bekerjanya alam semesta, sedangkan seniman mempertanyakan cara-cara bagaimana alam dapat diinterpretasikan dan di”re –created”. Demikian pula hubungan seniman dengan ahli matematika muncul dalam konstruksi berpikir. Dalam karya seni musik

(33)

27

dikembangkan iktisar-iktisar, improvisasi. Tidak cukup dengan timbre (warna bunyi) namun untuk menciptakan melodi yang indah komposer menambahkan irama, harmoni agar karya tersebut “hidup dan indah”. Pada Aritmatika ditemukan formula, sifat-sifat, dan pembuktian-pembuktian yang ketiganya itu menjadi konsep yang hidup ketika dihubungkan dan saling keterkaitan.

Dengan seni rupa, lukisan menyediakan sumber materi yang kaya bagi matematika. Seni dapat digunakan mempresentasikan konsep geometri termasuk gagasan yang tidak terbatas. Dengan tarian, seorang penari bisa bergerak membuat garis-garis sejajar, lingkaran, simetri pola-pola sekuens baik dalam kelompok maupun individual. Dari bentuk tubuh penari dapat dimanfaatkan dalam pelajaran anatomi dan fisika. Misalnya dengan meminta anak untuk bergerak, manakah otot yang bekerja, manakah yang mengeluarkan energi besar. Dengan bergerak diperkenalkan pada anak tentang substansi dari tari yaitu adanya ruang, waktu dan tenaga . Dengan musik seorang guru bisa mengeksplor pecahan, bunyi not pecahan atau rasio bunyi.

Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dengan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya dalam proses pembelajaran. Budaya sebagai bagian yang fundamental bagi pendidikan, ekspresi, komunikasi suatu gagasan dan perkembangan pengetahuan (Winataputra, 2011: 4.12).

5.2.1.3 Pembelajaran Seni Budaya Kurikulum 2013 untuk SD, Kelas 1 dan 2

Kurikulum merupakan rencana pembelajaran yang bersifat makro karena berperan sebagai pedoman atau acuan untuk mengembangkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan disusun oleh tim pengembang kurikulum dan guru.

Kurikulum 2013 mapel Seni Budaya mengacu pada kurikulum yang mengedepankan pengembangan sikap spiritual dan sosio emosional, mengutatamakan pengetahuan sebagai landasan pengembangan keterampilan. Kedalaman konsep kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan berbeda dengan kompetensi afektif, kognitif dan psikomotorik.

Kompetensi sikap dimaknai sebagai kemampuan sikap yang dilandasi oleh pengetahuan yang diwujudkan dalam perbuatan bukan sekedar simpati atau empati

(34)

28

tetapi melakukan tindakan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya. Sebagai contoh kalau ada temannya yang sakit maka tidak hanya sekedar berempati tetapi menjenguk dan memberi pertolongan. Dalam mengapresiasi karya tidak hanya sekedar kagum tetapi mengamati secara mendalam, mengkritisi, mendalami konsep dan proses pembuatannya, menemukan hal-hal baru dan mengembangkan dan mempresentasikan hasil kerjanya dengan percaya diri kepada guru dan temannya. Serta dapat menunjukan rasa syukur kepada Tuhan yang telah menganugerahkan kemampuan kepada nya.

Kompetensi pengetahuan dapat dimaknai sebagai kemampuan berpikir yang dilandasi oleh keterampilan. Kemampuan berpikir sampai pada tataran anak tahu dan anak paham tentang berbagai bahan, teknik dan proses penciptaan karya seni, anak dapat mendeskripsikan bagaimana kesenian itu hadir, dan pada akhirnya anak bisa menilai dan menghargai suatu karya seni. Konsep-konsep seni dipahami anak dengan pengalaman melakukan seni, merasakannya, mengalaminya sehingga kemampuan bernalar mereka lebih lama ada dalam pikiranya.

Kompetensi keterampilan dimaknai sebagai kemampuan berkreasi yang dilandasi pengetahuan dan penghayatan yang baik dalam bekerja atau keterampilan yang dilandasi sikap terpuji, ketekunan, keuletan, kemampuan bekerjasama dalam menghadirkan pergelaran.

Prinsip pembelajaran menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaa RI no: 65 tahun 2013 tentang standar Poroses

Sikap : diperoleh melalui aktivitas berkesenian ( menerima, menjalankan, menghargai, mengamalkan)

Pengetahuan: diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi

Keterampilan; diperoleh melalui aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, mencipta

Pendekatan: sceientific, terpadu antar mata pelajaran dan dalam pelajaran, berbasis penemuan discovery/inquiry , mendukung kreativitas kontekstual disarankan pembelajaran pemecahan masalah

(35)

29

Dalam Permendikbud no 58 mata pelajaran Seni Budaya merupakan seluruh aktivitas mengenal karya estetik, artistik dan kreatif berakar dari norma, nilai, perilaku dan produk seni budaya bangsa. Lebih lanjut pendidikan Seni Budaya secara konseptual bersifat:

1) Multilingual

Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mengekspresikan diri secara kreatif dengan pemanfaatan berbagai media bahasa rupa, bahasa kata, bahasa bunyi, bahasa gerak, bahasa peran, kemungkinan perpaduan di antaranya.

2) Multidemensional

Pengembangan beragam kompetensi peserta didik tentang konsep seni, termasuk pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi dan kreasi.

3) Multi kultural

Menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan peserta didik mengapresiasi beragam budaya nusantara dan mancanegara.

4) Multi kecerdasan

Membentuk pribadi yang harmonis sesuai dengan psikologi peserta didik termasuk kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual-spasial, verbal- linguistik, musikal, matematika-logik, jasmanai-kinestetik dan sebagainya.

Tujuan umum pembelajaran Seni Budaya untuk menumbuhkembangkan kepekaan rasa estetis dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri peserta didik secara menyeluruh. Sedangkan tujuan khusus pelajaran Seni Budaya: 1) menumbuh kembangkan sikap toleransi, 2) menciptakan demokrasi beradab, 3) menumbuhkan hidup rukun dalam masyarakat majemuk, 4) mengembangkan kepekaan rasa dan keterampilan, 5) menerapkan teknologi dan kreasi, 6) membuat pergelaran dan pameran kaya seni.

Seni dan Budaya adalah istilah untuk menamai salah satu pelajaran di tingkat dasar dan menengah. Dalam istilah seni budaya terdapat pengertian yang sangat luas.

Seni memiliki cabang yang sangat banyak (rupa, tari, musik, drama), jika materi diajarkan semua di tingkat dasar maupun menengah seluruh materi seni yang diberikan tidak akan tertampung dengan jam pelajaran yang tersedia. Jika ditambah

(36)

30

dengan budaya maka materi yang harus disampaikan menjadi sangat luas lagi, waktu yang tersedia untuk pelajaran tersebut terasa sangat sempit.

Banyaknya definisi budaya yang kemudian dikristalkan oleh Koentjaraningrat budaya adalah wujud pertama kompleksitas gagasan, nilai, norma, peraturan dan semacamnya. Wujud yang kedua adalah kompleksitas aktivitas serta tindakan yang berpola dari manusia dalam menjalani hidup dalam masyarakat. Wujud ketiga adalah benda-benda karya manusia seperti beragam peralatan hidup hinggasegala ciptaan yang bernilai atau kesenian.

Dari uraian di atas jelas bahwa budaya sangat abstrak, kompleks dan luas. Budaya dalam pelajaran seni budaya di SD tentunya disesuaikan dengan taraf perkembangan anak. Untuk SD kelas 1 dan 2(kelas rendah) budaya bisadikaitkan dengan peradaban manusia seperti budi pekerti, etika, moralitas dan hal-hal yang terkait.

Dengan uraian di atas guru mempunyai wawasan tentang prototipe yang dikembangkan sehingga membantu guru mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Selanjutnya masih dalam buku guru diuraikan tentang pemetaan KI, KD pelajaran yang dipadukan hal ini membantu guru untuk menemukan keterhubungan antara KI dan KD mata pelajaran-mata pelajaran yang dipadukan.

Adapun keterpaduann antar mata pelajaran dari sub tema kegemaranku bermusik sebagai berikut:

(37)

31

Menerima keindahan alam

PEMETAAN KOMPETENSI KI 1 DAN KI 2 Bahasa Indonesia

1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang dikenal sebagai bahasa persatuan dan sarana belajar di tengah keberagaman bahasa daerah

2.2 Memiliki rasa percaya diri terhadap keberadaan tubuh melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah

2.3 Memiliki perilaku santun dan sikap kasih sayang melalui pemanfaatan bahasa Indonesia

SBDP SBDP

1.1 Menerima keindahan alam sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan Tuhan

2.1 Menunjukkan rasa percaya diri

untuk berlatih

mengekspresikan diri dalam mengolah karya seni

Kegemaranku Bermusik

Subtem a

Matematika

1.1 Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

2.1 Menunjukkan perilaku patuh pada

aturan dalam melakukan

penjumlahan dan pengurangan sesuai prosedur/aturan dengan memperhatikan nilai tempat puluhan dan satuan

(38)

32

kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

4.4 Menyampaikan teks cerita

PEMETAAN KOMPETENSI KI 3 DAN KI 4 Bahasa Indonesia

3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

3.2 Mengenal teks petunjuk/arahan tentang perawatan tubuh serta pemeliharaan kesehatan dan kebugaran tubuh dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman

3.4 Mengenal teks cerita diri/personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan

Matematika

3.1 Mengenal lambang bilangan dan mendeskripsikan kemunculan bilangan dengan bahasa yang sederhana

3.12 Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya benda, tinggi rendahnya tinggi benda, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah anggotanya

Kegemar anku Bermusik

Subtem tulis yang dapat diisi dengan

kosakata bahasa daerah untuk a membantu pemahaman

4.2 Mempraktikkan teks arahan /petunjuk tentang merawat tubuh serta kesehatan dan kebugaran tubuh secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan

diri/personal tentang keluarga secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

SBDP

3.2 Mengenal pola irama lagu bervariasi menggunakan alat musik ritmis

3.3 Mengenal alat-alat musik daerah 4.5 Menyanyikan lagu anak-anak dan

memperagakan tepuk birama dengan gerak

4.6 Memainkan pola irama lagu bertanda birama dua dengan tepuk dan gerak

4.7 Menyanyikan lagu anak-anak dan berlatih memahami isi lagu

4.8 Memainkan pola irama lagu bertanda birama dua dan tiga dengan alat musik ritmis

Subtema 1 : Kegemaranku Bermain Musik

(39)

33

Ruang Lingkup KEGIATAN PEMBELAJARAN

KEMAMPUAN YANG DIKEMBANGKAN

Pembelajaran 1.

1. Mari Membiasakan Berbaris sambil Bernyanyi

2. Bernyanyi dengan jelas 3. Bernyanyi penuh

semangat

Sikap:

- Tertib, disiplin,semangat, percaya diri, santun.

Pengetahuan:

- Mengenal lagu-lagu semangat untuk memulai pembelajaran.

Keterampilan:

- Bernyanyi, berekspresi, mambaca.

Pembelajaran 2.

1. Mengamati alat musik dari Indonesia

2. Mengenal alat musik dari barat.

3. Membaca alat musik dengan lantang.

Sikap:

- Disiplin, tanggungjawab, percaya diri, santun, cermat.

Pengetahuan:

- Mengenal bentuk alat musik.

- Mengenal nama-nama alat musik Indonesia dan Barat.

Keterampilan:

- Membaca dengan baik, menghafal nama alat musik Indonesia dan barat.

Pembelajaran 3.

1. Berhitung Jumlah Bagian Alat Musik

2. Mengenali bidang bangun ruang

Sikap:

- Mandiri, tanggung jawab, santun, percaya diri, semangat, cermat.

Pengetahuan:

- Mengenal bagian-bagian alat musik.

- Mengenal bidang bangun ruang.

- Mengetahui Jumlah bagian alat musik.

Keterampilan:

- Berhitung.

- Mengemukakan pendapat.

- Menulis.

- Membaca.

Pembelajaran 4.

1. Membedakan alat musik besar dan kecil

2. Membedakan alat musik panjang dan pendek

Sikap:

- Disiplin, tekun, percaya diri, semangat, tanggungjawab, cermat.

Pengetahuan:

- Mengetahui ukuran alat musik.

- Mengetahui besar dan kecil setiap alat musik.

- Mengetahui panjang dan pendek setiap alat musik.

Keterampilan:

- Membandingkan, membaca, megemukakan pendapat, menulis.

Gambar

Gambar bagan 3.1. Langkah pengembangan Bahan Ajar (Dikti, 2010)
Gambar 3. 3. Bagan Elaborasi Model Instruksional Dick & Carey (2001)  Adapun secara rinci diuraikan sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini memuat bahasan tentang objek-objek geometri (titik, garis, bidang) dalam ruang, relasi-relasi di antara objek-objek geometri, bentuk-bentuk (bangun- bangun)

Ismiyani (Faudiyah, 2013: 97) Menyatakan bahwa“ geometri adalah pemahaman konsep berbagai bentuk geometri bangun datar dan bangun ruang. Mengenal nama dan ciri-ciri

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membuat program aplikasi multimedia dalam bentuk sebuah cd interaktif untuk mengenal rumus bangun ruang dan bangun datar menggunakan macromedia

Bangun Ruang Dengan Tiga Dimensi Dan Bagian- bagiannnya Bangun Kubus merupakan Bangun Ruang yang memiliki bentuk tiga dimensi yang telah dibatasi oleh enam bidang sisi sisinya dan

Penulis membuat aplikasi ini sebagai wahana dalam belajar agar lebih mengenal bentuk bangun ruang secara visual dan juga mengetahui rumus-rumus dasarnya, dan membuat latihan soal

Rancangan alat bantu pengajaran yang dibuat terbagi menjadi 2 yaitu konsep rancangan untuk mengenal bentuk bangun ruang hanya dilakukan modifikasi dalam suara pada bentuk

Setelah menyaksikan video yang dikirim melalui WAG mengenal bangun datar, peserta didik dapat menjelaskan bentuk bidang dan warna sebagai unsur karya dekoratif yang sesuai dengan

Setelah eksplorasi dilakukan selanjutnya adalah tahap penyusunan bentuk dalam sajian karya, menentukan susunan gerak mana saja yang akan dipakai dan menyusunya ke dalam