• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM PROSES PRODUKSI PADA TOKO ANGGREK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM PROSES PRODUKSI PADA TOKO ANGGREK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Abstract

The goal to be achieved in this study is to analyze the control of raw material inventory in the production process at ORCHID STORE. And to analyze the raw material inventory variables on the production process. The sample in this study were all employees (6 people) and consumers (4 people) TOKO ORCHID. Based on the research results obtained that:

1. ORCHID STORE should use the First in First Out (FIFO) method because the raw materials used are raw materials that are easily damaged.

2. Control of raw material inventory at ORCHID STORE is still done manually without using a computer application.

3. Inventories of raw materials needed in producing goods are less precise, namely in the form of comparison of raw material reserve calculations to consumer demand.

4. The supply of raw materials is carried out optimally based on the festive season of religious holidays and weddings.

5. The balance between the availability of raw materials with timeliness in the production process is not optimal.

Keywords: Inventory of raw materials and production process

Abstrak

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa pengendalian persediaan bahan baku dalam proses produksi pada TOKO ANGGREK. Dan untuk menganalisis variabel persediaan bahan baku terhadap proses produksi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan (6 Orang) dan konsumen (4 Orang) TOKO ANGGREK. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa :

1. TOKO ANGGREK sebaiknya menggunakan Metode First in First Out (FIFO) karena bahan baku yang digunakan merupakan bahan baku yang cepat rusak.

2. Pengendalian persediaan bahan baku pada TOKO ANGGREK masih dilakukan secara manual tidak menggunakan Aplikasi Komputer.

3. Persediaan bahan baku yang dibutuhkan dalam memproduksi barang kurang tepat yaitu dalam bentuk perbandingan perhitungan cadangan bahan baku terhadap permintaan konsumen.

4. Persediaan bahan baku dilakukan secara maksimal berdasarkan musim perayaan hari hari besar keagamaan dan pesta pernikahan.

5. Keseimbangan antara ketersediaan bahan baku dengan ketepatan waktu dalam proses produksi tidak maksimal.

Kata kunci: Persediaan bahan baku dan Proses produksi

JAM PEMBNAS

JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN PEMBNAS

http://ejournal.stiepembnas.ac.id e-ISSN : 2684-8694 p-ISSN : 2087-1384

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM PROSES PRODUKSI PADA TOKO ANGGREK

Nov Elhan Gea

Email : elhanias@yahoo.com

Suka’aro Waruwu

Email : sukawaruwu414@gmail.com

(2)

PENDAHULUAN

Setiap perusahaan baik perusahaan manufaktur ataupun perusahaan jasa pasti memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh laba atau keuntungan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah karena hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah masalah kelancaran dalam proses produksi. Kelancaran produksi sangat penting bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba perusahaan. Apabila proses produksi tersebut berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan akan tercapai, tetapi apabila proses produksi tidak berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai.

Sedangkan kelancaran proses produksi tersebut dipengaruhi oleh ada tidaknya bahan baku produksi yang dimiliki perusahaan.

Dalam proses produksi selalu membutuhkan bahan baku, sedangkan dalam persediaan bahan baku seringkali terjadi masalah yang tidak terduga yaitu kekurangan bahan baku dan mengakibatkan proses produksi tidak berjalan dengan lancar. Masalah tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh perusahaan. Jika pengendalian berjalan dengan optimal, kebutuhan barang perusahaan dapat terpenuhi, dan perusahaan dapat meminimalkan total biaya persediaan. Yang harus diperhatikan dalam pengendalian perusahaan adalah waktu

kedatangan barang yang akan dipesan kembali.

Jika barang yang dipesan membutuhkan waktu yang cukup lama pada periode tertentu maka persediaan barang tersebut harus disesuaikan sehingga barang tersebut ada setiap saat hingga barang yang dipesan selanjutnya ada.

Disamping itu jumlah barang yang akan dipesan harus disesuaikan dengan kapasitas penyimpanan, jumlah barang yang terlalu banyak akan menyebabkan pemborosan namun jika terlalu sedikit akan mengakibatkan hilangnya keuntungan karena perusahaan gagal memenuhi permintaan pelanggan. Maka setiap perusahaan baik itu perusahaan manufaktur maupun perusahaan perdagangan haruslah menjaga persediaan bahan baku yang cukup sehingga kegiatan produksi perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan efisien. Untuk itu penting bagi setiap jenis perusahaan mengadakan pengawasan atau pengendalian atas persediaan, karena kegiatan ini dapat membantu dalam mencapai suatu tingkat efisiensi penggunaan dalam persediaan. Dalam pengawasan atau pengendalian perusahaan ini dapat membantu mengurangi resiko sekecil mungkin akibat adanya persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil.

Toko Anggrek merupakan Toko yang menghasilkan jenis kue atau roti yang berlokasi di Jln. Sirao, Kota Gunungsitoli. Toko ini umumnya menghasilkan berbagai jenis kue atau roti. Bahan baku yang digunakan dalam proses

(3)

pembuatan kue atau roti adalah tepung terigu dan gula pasir. Dan bahan baku tersebut harus selalu tersedia untuk kelancaran proses produksi. Oleh sebab itu dilakukan perencanaan dan pengendalian bahan baku. Toko tersebut memiliki persediaan yang seoptimal mungkin dengan mengelola persediaan dengan baik demi kelancaran proses produksi.

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian adalah untuk meminimalisir biaya-biaya operasional seminimal mungkin sehingga akan mengoptimalisasikan kinerja Toko. Untuk melaksanakan pengendalian persediaan yang dapat diandalkan dan dipercaya maka harus di perhatikan berbagai faktor yang terkait dengan persediaan.

Dalam membahas persediaan bahan baku mencakup bidang yang cukup luas dan guna membatasi masalah yang akan diuraikan, maka penulis tertarik untuk membahas tentang persediaan bahan baku. Sehubungan dengan hal ini maka penulis memilih judul penelitian sebagai berikut: ”Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dalam Proses Produksi Pada Toko Anggrek”.

STUDI PUSTAKA

Pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Setiap perusahaan, perdagangan atau pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan

persediaan, karena itu persediaan sangat penting tanpa adanya persediaan para pengusaha yang mempunyai perusahaan-perusahaan tersebut akan dihadapkan pada resiko-resiko yang dihadapi, misalnya: pada sewaktu-waktu perusahaan tidak dapat memenuhi keiginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasa yang dihasilkan. Hal tersebut dapat terjadi karena disetiap perusahaan tidak selamanya barang-barang atau jasa-jasa setiap saat, yang berarti pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan.

Begitu pentingnya perusahaan sehingga merupakan elemen utama terbesar dari modal kerja yang merupakan aktiva yang selalu dalam berputar dimana secara terus-menerus mengalami perubahan.

Menurut Sofjan Assauri (2004:169) persediaan adalah “suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan yang dimaksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang normal atau persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi”.

Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang, serta menyampaikan pada pelanggan atau konsumen. Persediaan memungkinkan produk-produk yang dihasilkan

(4)

pada tempat yang jauh dari pelanggan atau sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan produksi tidak perlu dilakukan khususnya buat konsumsi atau sebaliknya tidak perlu dikonsumsi didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi.

Pengertian Proses Produksi

Proses produksi adalah dapat diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang diubah untuk memperoleh suatu hasil kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assaur, 1995).

Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dana menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002:76) Proses Produksi adalah “suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada”.

Sedangkan Menurut Yamit (2003:123) proses produksi adalah “suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna”.

Proses produksi merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja,

mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, penulis memilih lokasi penelitian untuk menyusun skripsi penulis melakukan penelitian pada Toko Anggrek, Jln. Sirao, Kota Gunungsitoli.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta- fakta yang tampak atau sebagaimana adanya, Nawawi dan Martini (1996:73).

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, atau pun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.

Karena populasi terlau luas, maka penulis mengambil sampel persediaan bahan baku pada Toko Anggrek per bulan, yakni bulan Januari sampai Bulan Maret 2018.

Dalam menghimpun data yang dibutuhkan dalam penulisan penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Metode Interview/wawancara yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data dengan wawancara langsung pada bagian usaha khususnya dibidang operasional yang

(5)

berkompeten. Dari metode ini dapat memperoleh data tentang gambaran umum, serta sejumlah informasi terkait, lengkap yang berhubungan dengan penelitian tersebut.

2. Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang penyelidikannya ditunjukkan pada penguraian dan penjelasan, melalui sumber-sumber dokumen.

Analisis data adalah proses menyusun data atau informasi agar dapat ditafsirkan.

Menyusun data diartikan menggolongkan dalam pola, tema, atau kategori. Setelah digolongkan selanjutnya di interprestasikan.

Data perlu dianalisis karena maknanya harus diketahui. Analisis data ini merupakan kegiatan yang kontinyu dari awal sampai akhir penelitian. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam analisis data yaitu:

1. Reduksi data. Jika data atau informasi dilaporkan sangat banyak maka perlu direduksi. Kegiatan mereduksi data harus ada fokus dan dapat memberi kode pada aspek-aspek tertentu.

2. Display data. Tujuan display data adalah untuk menghindari kerumitan data yang tertumpuk banyak.

3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi.

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian.

Penarikan kesimpulan atau verifikasi

adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan, pola- pola, penjelasan,alur sebab akibat atau proposisi.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Daftar barang yang bahan baku pada Toko Anggrek dari Bulan Januari sampai dengan bulan maret 2018

Bulan Tgl Bahan @

Sak

Harga @

Rp. Total

Januari

5 Tepung 7

Rp 185,000

Rp 1,295,000 9 Tepung 11

Rp 185,000

Rp 2,035,000

5 Gula 2

Rp 600,000

Rp 1,200,000

9 Gula 2

Rp 600,000

Rp 1,200,000

11 Gula 1

Rp 600,000

Rp 600,000

Lain Lain

Rp 2,500,000

Rp 2,500,000

Total

Rp 8,830,000 Februari

4 Tepung 9

Rp 185,000

Rp 1,665,000

4 Gula 2

Rp 600,000

Rp 1,200,000 10 Tepung 7

Rp 185,000

Rp 1,295,000

10 Gula 2

Rp 600,000

Rp 1,200,000

Lain Lain

Rp 2,500,000

Rp 2,500,000

Total

Rp 7,860,000 Maret

13 Tepung 6

Rp 185,000

Rp 1,110,000

13 Gula 2

Rp 600,000

Rp 1,200,000 25 Tepung 6

Rp 185,000

Rp 1,110,000

25 Gula 1

Rp 600,000

Rp 600,000

Total

Rp 4,020,000

(6)

Metode First in First Out (FIFO)

Dalam mengidentifikasi persediaan awal maka perlu menggunakan metode First in First Out (FIFO) dimana metode ini menerapkan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal / pertama masu akan digunakan / dijual terlebih dahulu, jadi yang tersisa di persediaan akhir dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir dibeli (masuk). Metode FIFO dianggap berdampak pada nilai aktiva yang dibeli perusahaan dan cenderung menghasilkan persediaan yag nilainya tinggi.

1. Persediaan Bahan Baku Tepung 5/1 18 Sak x Rp. 185.000 Rp

1,295,000

10/2 16 Sak x Rp. 185.000 Rp.

2.960.000

13/3 12 Sak x Rp. 185.000 Rp.

2.220.000

Bahan baku yang digunakan pada tanggal 5/1 sebanyak 18 Sak, 10/2 sebanyak 16 Sak, 13/3 sebanyak 7 Sak jadi

Persediaan Akhir 5 sak x Rp. 185.000 Rp.

925.000

2. Persediaan Bahan Baku Gula 5/1 5 Sak x Rp. 600.000 Rp

3,000,000

10/2 4 Sak x Rp. 600.000 Rp.

2.400.000

13/3 3 Sak x Rp. 600.000 Rp.

1.800.000

Bahan baku yang digunakan pada tanggal 5/1 sebanyak 5 Sak, 10/2 sebanyak 4 Sak, 13/3 sebanyak 2 Sak jadi

Persediaan Akhir 1 sak x Rp. 600.000 Rp.

600.000

Metode Last In First Out (LIFO)

Metode ini menerapkan bahwa persediaan dengan nilai perolehan terakhir (masuk) akan dijual/digunakan lebih dulu, sehingga perolehan persediaan akhir dinilai berdasarkan nilai perolehan yang pertama (awal) masuk (dibeli).

Metode LIFO dianggap berdampak pada nilai aktiva yang rendah pada perusahaan dan cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah.

1. Persediaan Bahan Baku Tepung 13/3 12 Sak x Rp. 185.000 Rp.

2.220.000

10/2 16 Sak x Rp. 185.000 Rp.

2.960.000

5/1 18 Sak x Rp. 185.000 Rp 1,295,000

Bahan baku yang digunakan pada tanggal 5/1 sebanyak 18 Sak, 10/2 sebanyak 16 Sak, 13/3 sebanyak 7 Sak jadi

Persediaan Akhir 5 sak x Rp. 185.000 Rp.

925.000

2. Persediaan Bahan Baku Gula 13/3 3 Sak x Rp. 600.000 Rp.

1.800.000

(7)

10/2 4 Sak x Rp. 600.000 Rp.

2.400.000

5/1 5 Sak x Rp. 600.000 Rp 3,000,000

Bahan baku yang digunakan pada tanggal 5/1 sebanyak 5 Sak, 10/2 sebanyak 4 Sak, 13/3 sebanyak 2 Sak jadi

Persediaan Akhir 1 sak x Rp. 600.000 Rp.

600.000

4.3.3 Metode AC (Average Cost/ Rata-Rata Harga)

Biaya bahan baku yang dikeluarkan dengan perhitungan bahan baku secara harga rata-rata.

Analisa Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengendalian persediaan bahan baku dalam proses produksi pada Toko Anggrek, temuan studi yang dapat dijabarkan dalam analisa hasil penelitian adalah:

1. Metode dalam penggunaan bahan baku pada Toko Anggrek sebaiknya menggunakan metode Metode First in First Out (FIFO) karena bahan baku yang digunakan merupakan bahan baku yang cepat rusak (expire).

2. Sistem pengendalian bahan baku pada Toko Anggrek.

a. Di mana dalam pengendalian bahan baku pada Toko Anggrek masih menggunakan sistem manual dengen menggunakan buku catatan yang dilakukan oleh salah satu karyawan Toko Anggrek. Buku catatan yang digunakan

terkadang kurang teratur dan mudah dilupakan sehingga untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tidak terpenuhi. Dengan kata lain Toko Anggrek masih menggunakan belum menggunakan aplikasi komputer dalam pengendalian bahan baku dan juga pemesanan barang.

b. Sistem pengendalian pengadaan bahan baku dengan menggunakan jasa pengangkutan umum dimana pada umumnya bahan baku yang dipesan dari distributor dalam keadaan rusak atau tidak layak pakai,

c. Pengendalian bahan baku pada umumnya dilakukan berdasarkan jumlah permintaan konsumen artinya dengan menggunakan stok yang terbatas tanpa ada stok cadangan.

3. Pengolahan Bahan baku dalam Proses Produksi

a. Perbandingan persediaan bahan baku terhadap kualitas kinerja karyawan dalam mengelola bahan baku tersebut untuk dijadikan sebagai bahan jadi sangat tidak seimbang sehingga dapat mengakibatkan proses pembuatan barang kurang tepat waktu dan dapat menimbulkan penumpukkan bahan baku pada toko.

b. Konsumen membutuhkan inofasi baru dalam pembuatan kue sesuai dengan permintaan. Hal ini sangat mempengaruhi daya beli konsumen pada Toko Anggrek.

(8)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dalam studi kasus Karyawan dan Konsumen Toko Anggrek, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode pengelolaan barang masih menggunakan metode Last In First Out (LIFO)

2. Pengendalian persediaan bahan baku pada Toko Anggrek masih dilakukan secara manual tidak menggunakan aplikasi komputer.

3. Persediaan bahan baku yang dibutuhkan dalam memproduksi barang kurang tepat yaitu dalam bentuk perbandingann perhitungan cadangan bahan baku terhadap permintaan konsumen.

4. Persediaan bahan baku dilakukan secara maksimal berdasarkan musim perayaan hari hari besar keagamaan dan pesta pernikahan.

5. Keseimbangan antara ketersediaan bahan baku dengan ketepatan waktu dalam proses produksi tidak maksimal.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diberikan saran - saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya dalam pengelolaan bahan baku menggunakan metode Metode First in First Out (FIFO)

2. Bagi Toko Anggrek bahwa dalam melakukan pengendalian bahan baku sebaiknya dilakukan dengan menggunakan aplikasi komputer , dan memaksimalkan perbandingan antara bahan baku dengan permintaan konsumen tidak hanya berdasarkan musim.

3. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bahwa dalam melakukan

pengendalian persediaan bahan baku sangat berpengaruh dalam sektor proses produksi barang dan juga terhadap kepuasan konsumen.

4. Penelitian selanjutnya sebaiknya mengembangkan variabel-variabel yang diteliti, dengan asumsi bahwa dengan penelitian yang mencakup lebih banyak variabel akan dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Assuari, Sofjan. 1998. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi.

Jakarta:BPFE Universitas Indonesia.

,1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta:

BPFE:Universitas Indonesia.

,2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta:

BPFE Universitas Indonesia.

Atmaja, Lukas Setia. 2003. Manajemen Keuangan. Edisi Revisi.

Jogjakarta: Andi Offset

Bambang, Riyanto. 2001. Dasar- dasar Pembelanjaan Perusahaan.

Edisi 4. Jogjakarta: BPFE Jogja.

Cashin, James dan Polimeni Ralph. (Ed).

1986. Cost Accounting. Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Gaspersz, Vincent. 2004. Production Planning and Inventory Control.

Jakarta:Gramedia Pustaka Umum

(9)

Haming, Murdifin dan Nurnajamuddin, Mahfud.

2007. Manajemen Produksi Modern. Buku 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Heizer, Jay dan Barry Render. 2005.

Operation Management. Edisi 7.

Jakarta: Salemba Empat

, 2010. Manajemen Operasi.

Edisi 9. Jakarta:Salemba Empat.

, 2011. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Edisi 1.Jakarta: Salemba Empat

Johns, D.T. dan H.A. Harding. 2001.

Operation Management: A Personal Skill Handbook. Jakarta:

PPM

Prawirosentono, Suyadi. 2001.

Manajemen Operasional

Analisis dan Studi Kasus.

Jakarta: Bumi Aksara.

Rangkuti, Freddy. 2004.

Manajemen Persediaan. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Supranto, Johannes. 1988. Riset Operasi. Jakarta:

Universitas Indonesia

Zulfikarijah, Fien. 2005.

Manajemen Operasional.

Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang

Referensi

Dokumen terkait

Endang Kurniati: Perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku pada PT... Endang Kurniati: Perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku

Rodiah: Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada Usaha Konveksi ”Gorden” Medan, 2007... Rodiah: Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada Usaha Konveksi ”Gorden”

Hasil penelitian menunjukkan secara parsial Pengendalian Persediaan Bahan Baku memiliki pengaruh namun tidak signifikan terhadap Efektivitas Produksi sebesar 9.26%,

Penulis memilih judul Peranan Controller dalam Pengelolaan Persediaan Bahan Baku guna Menunjang Kelancaran Proses Produksi karena persediaan bahan baku merupakan dasar yang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul ” Implementasi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi Kopi Olahan Pada Perusahaan Daerah Perkebunan

Pengendalian internal atas persediaan bahan baku diharapkan dapat menciptakan aktivitas pengendalian terhadap perusahaan yang efektif dalam menentukan jumlah

INDUSTRI KEMASAN SEMEN GERSIK dalam kegiatan pengendalian persediaan bahan baku perusahaan ini menggunakan menggunakan proses pengendalian yang terdiri dari

Berdasarkan analisa atas teori tentang pengendalian intern persediaan bahan baku dan hasil tinjauan yang dilakukan di perusahaan, pelaksanaan pengendalian