• Tidak ada hasil yang ditemukan

TECHNOLOGIC, VOLUME 12, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TECHNOLOGIC, VOLUME 12, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Politeknik Manufaktur Astra

p-ISSN 2085-8507 e-ISSN 2722-3280

TECHNOLOGIC

VOLUME 12 NOMOR 2 | DESEMBER 2021

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta Utara 14330 Telp. 021 651 9555, Fax. 021 651 9821

www.polman.astra.ac.id

Email : [email protected]

(2)

ii

DEWAN REDAKSI

Technologic

Ketua Editor:

Dr. Setia Abikusna, S.T., M.T.

Dewan Editor:

Lin Prasetyani, S.T., M.T.

Rida Indah Fariani, S.Si., M.T.I Yohanes Tri Joko Wibowo, S.T., M.T.

Mitra Bestari:

Abdi Suryadinata Telaga, Ph.D. (Politeknik Astra)

Dr. Eng. Agung Premono, S.T., M.T. (Universitas Negeri Jakarta) Harki Apri Yanto, Ph.D. (Politeknik Astra)

Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, IPM (Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya) Dr. Sirajuddin, S.T., M.T. (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) Dr. Eng. Syahril Ardi, S.T., M.T. (Politeknik Astra)

Dr. Eng. Tresna Dewi, S.T., M.Eng (Politeknik Negeri Sriwijaya)

Administrasi:

Asri Aisyah, A.md.

Kristina Hutajulu, A.md.

Kantor Editor:

Politeknik Manufaktur Astra

Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta Utara 14330 Telp. 021 651 9555, Fax. 021 651 9821

www.polman.astra.ac.id

Email : [email protected]

(3)

iii

Politeknik Manufaktur Astra

EDITORIAL

Pembaca yang budiman,

Puji syukur kita dapat berjumpa kembali dengan Technologic Volume 12 No. 2, Edisi Desember 2021.

Pembaca, Jurnal Technologic Edisi Desember 2021 kali ini berisi 13 manuskrip (6 paper berasal dari penyelenggaraan SNEEMO 2021 yang direkomendasikan reviewer untuk dipublikasikan di Technologic).

Atas nama Redaksi dan Editor, masih di tengah pandemi covid-19 yang belum usai, kami do’akan semoga dalam keadaan sehat selalu, tetap menjaga Protokol Kesehatan, dan kami haturkan terima kasih atas kepercayaanpara peneliti dan pembaca, serta selamat menikmati dan mengambil manfaat dari terbitan Jurnal Technologic kali ini.

Selamat membaca!

(4)

iv

DAFTAR ISI

PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI DEFECT PERBEDAAN WARNA (BELANG) PADA PISTON TYPE

B DALAM PROSES HEAT TREATMENT DI PT. X 1

Wahyudi dan Wisnu Adi Nugroho

MENURUNKAN LEAD TIME SERVICE BERKALA EKSTERNAL FORTUNER DENGAN

MEMPERCEPAT PROSES PENGGANTIAN OLI MESIN DI PT XYZ 7 Setia Abikusna, Wildan Fardian

PERANCANGAN MEDIA PEMANTAUAN UNTUK PENGGUNA APLIKASI CRM DYNAMICS 365 MODUL SERVICE DENGAN METODE DESIGN THINKING DI PT UNITED TRACTORS PANDU

ENGINEERING 11

Rohmat Setiawan, Syaiful Azhar, dan Happy Melati Indraningtyas

MENGURANGI LOSS TIME UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUK EVACOND AREA

BUSINESS UNIT AIR CONDITIONER PT. ABC 17

Nensi Yuselin, Nova Kusuma Megananda

MENURUNKAN FREKUENSI KERUSAKAN SISTEM MESIN DENGAN MEMODIFIKASI JADWAL MAINTENANCE PADA BUS MRT SCANIA TIPE K310 DAN PENANGANAN LIMBAH YANG

DITIMBULKANNYA 23

Vuko A T Manurung , Yohanes Tri Joko Wibowo, Thoriq Daffa Nurdin

PEMBUATAN JIG PROSES PRE DRILL MODEL B74 GUNA MENURUNKAN REJECT CONCENTRIC PADA LINI PRODUKSI PENGECORAN OUTER TUBE DI PT KAYABA INDONESIA 29 Herry Syaifullah dan Fajar Hakim Permadi

PEMBANGUNAN APLIKASI UNTUK EFISIENSI PENGAJUAN KEGIATAN PROMOSI DILER DENGAN PENDEKATAN WATERFALL (STUDI KASUS ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA) 35 Dewi Cipto Rini, Eka Putri Aprillia, Suhendra

RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATISASI RAINWATER SYSTEM UNTUK PEMANFAATAN AIR

HUJAN DI GEDUNG MENARA ASTRA 41

Rohmat Setiawan, Eko Prasetiono, dan Elanza Khaeladien

ANALISIS MODAL DAN HARMONIK SEBUAH RANCANGAN FIXTURE UJI VIBRASI UNIVERSAL

MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA 46

Mikhael Gilang Pribadi Putra Pratama, Muksin, Yusuf Giri Wijaya, Nur mufidatul Ula

PEMBUATAN ALAT TPS (THROTTLE POSITION SENSOR) CHECKER PADA SEPEDA MOTOR

HONDA REVO PGM-FI BERBASIS IOT MENGGUNAKAN MODUL ESP32 52

Gigih Pramudito, Lea Nika Fibriani, dan Syahroni

(5)

v

Politeknik Manufaktur Astra

ANALISIS PERKUATAN DAN PENANGANAN TIMBUNAN BADAN JALAN TOL TRANS SUMATERA SEKSI V PEKANBARU-DUMAI DENGAN STRUKTUR PILE EMBANKMENT 57 Reinata Avhycanti L , Kartika Setiawati

IMPLEMENTASI METODE K-NEAREST NEIGHBOR UNTUK PREDIKSI PENJUALAN KEMASAN

SKINCARE PADA PT. UNIVERSAL JAYA PERKASA 63

Rino Indra Muhammad, Esron Rikardo Nainggolan, Jordy Lasmana Putra, Sidik, Susafa’ati, dan Ummu Radiyah

INVESTIGASI KARAKTERISTIK GETARAN KOMPOSIT SANDWICH BERBAHAN SERAT KARBON

UNI-DIRECTIONAL BERPENGUAT CRESTAPOL 70

Nur Mufidatul Ula, Yusuf Giri Wijaya, Muksin, Mikhael Gilang P.P.P, dan Nurul Lailatul Muzayadah

(6)

1

PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI DEFECT PERBEDAAN WARNA (BELANG) PADA PISTON TYPE B DALAM PROSES HEAT TREATMENT

DI PT. X

Wahyudi

1

dan Wisnu Adi Nugroho

2

Manufacture department, Polman Astra, Jakarta, 14330, Indonesia

Teknik Produksi dan Proses Manufaktur, Politeknik Manufaktur Astra, Jakarta, Indonesia E-mail : [email protected] 1, [email protected]2

Abstrak-- Berdasarkan claim customer yang diterima terdapat produk piston type b yang mengalami defect perbedaan warna (belang). Dilihat dari hasil sortir produk yang dilakukan terdapat defect perbedaan warna (belang) untuk type b sebanyak 44,6% atau 1552 pcs dari jumlah total yang dilakukan sortir yaitu 3481 pcs. Dari hasil analisa kondisi dengan 4M+1E didapatkan penyebab defect perbedaan warna (belang) yaitu pada factor man dan factor machine. Pada factor man yaitu terdapat penyusunan piston yang tidak rapi dalam basket sehingga menyebabkan lubang sirkulasi untuk penyaluran panas secara merata tertutup serta pengotor pada sarung tangan man power yang digunakan. Pada factor machine penyebabnya yaitu karena pembacaan thermocouple yang sudah tidak akurat sehingga beda pembacaan antara temperature di mesin dengan thermocontrol. Berdasarkan akar permasalahan tersebut, perbaikan yang dilakukan dengan metode DMAIC pada factor man yaitu melakukan sosialisasi untuk menjalankan SOP penyusunan basket yang telah dibuat dan lebih awareness terhadap kebersihan sarung tangan yang digunakan. Untuk factor machine perbaikan yang dilakukan yaitu dengan mengganti thermocouple pada mesin M14 dan dilakukan setting ulang agar pembacaan akurat. Setelah dilakukan perbaikan tersebut defect perbedaan warna (belang) yang pada bulan Januari-Februari 2021 yaitu 1552 pcs kemudian setelah adanya perbaikan, pada bulan Juni 2021 menjadi 0 pcs.

Kata kunci : Defect, Perbedaan warna (belang), Claim Customer, DMAIC I. PENDAHULUAN

Dalam sebuah perusahaan kualitas merupakan hal yang penting untuk dijaga dalam sebuah produk yang dihasilkan. Jika kualitas digunakan sebagai acuan dalam sebuah perusahaan dalam menjamin produk yang dihasilkan, maka dapat menjamin kepercayaan dari customer yang menggunakan produk tersebut.

Semakin baik kualitas yang dihasilkan, maka akan meningkatkan kepercayaan dari customer dan menambah tingkat produktivitas yang dihasilkan.

Pada PT. X proses produksi piston ada beberapa tahapan proses yang dilalui antara lain : Melting, Casting, Sprue Cutting, Heat Treatment, Machining, Grading, Plating, Coating, Anodizing, dan Quality.

Pada proses Heat Treatment piston dilakukan perlakuan panas dengan mengubah sifat logam dengan mengubah struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan kecepatan pendinginan. Dalam proses heat treatment piston ada beberapa defect yang dihasilkan seperti perbedaan warna (belang), kusam, dan meleleh.

Berdasarkan claim customer yang diterima Quality Assurance dari PT. Z, terjadi defect perbedaan warna (belang) pada piston type B sebanyak 44,6% dan hingga terdapat yang lolos ke customer. Dari permasalahan tersebut penulis ingin memberikan

usulan perbaikan untuk mengatasi defect perbedaan warna (belang) pada piston type B.

II. METODOLOGI PENELITIAN

Untuk metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Tujuan DMAIC adalah untuk melangkah dari menemukan permasalahan, mengidentifikasi, hingga akhirnya menemukan solusi atau cara untuk memperbaikinya.

Gambar 1. Tahap DMAIC

(https://kingfisher.services/methods/six-sigma/) Tahap define bertujuan untuk menyatukan pendapat dari tim dan sponsor mengenai proyek yang akan dilakukan, baik itu ruang lingkup, tujuan, biaya dan target dari proyek yang akan dilakukan.

(Gaspersz, 2002).

Tahap kedua yaitu measure yang bertujuan untuk mengetahui proses yang sedang terjadi, mengumpulkan data mengenai proses, yang akan

(7)

2

Politeknik Manufaktur Astra

digunakan untuk mengetahui penyebab masalah yang

sebenarnya. Pada measure tools yang digunakan terdapat diagram pareto, critical to quality dan defect million per opportunity.

Tahap analyze yaitu tahapan untuk melakukan analisis terhadap proses yang sedang berlangsung dan mengidentifikasi penyebab, analisa yang dilakukan untuk mencari faktor yang harus diperbaiki guna memperbaiki proses. Tools yang digunakan pada tahap analyze yaitu fishbone diagram dan why-why analysis.

Tahap improve dilakukan dari hasil analisa yang telah dilakukan, dari analisa tersebut kemudian dilakukan perbaikan dari solusi yang didapatkan untuk dapat di implemantasikan.

Tahap control dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan terhadap perbaikan yang telah dilakukan agar tetap terpantau.

III. HASIL DAN DISKUSI

1. Tahap Define

Berdasarkan claim customer yang diterima Quality Assurance dari PT. Z, terjadi defect perbedaan warna (belang) pada piston type B sebanyak 44,6% dan hingga terdapat yang lolos ke customer. Dari permasalahan tersebut penulis ingin memberikan usulan perbaikan untuk mengatasi defect perbedaan warna (belang) pada piston type B.

Data produk defect perbedaan warna (belang) pada piston tersebut merupakan data pending yang disortir dari bulan Januari-Februari 2021 yang beberapa sudah dilakukan repair setelah adanya claim customer.

Produk yang sudah dilakukan proses heat treatment di sortir ulang untuk dicek kembali apakah produk piston tersebut dapat untuk diteruskan ke proses selanjutnya, dari produk piston yang telah dilakukan sortir didapatkan piston yang tidak layak untuk diteruskan ke proses selanjutnya sebanyak 3481 pcs piston yang kemudian dilakukan pending untuk menghindari adanya produk defect perbedaan warna (belang) yang lolos ke customer.

2. Tahap Measure

Dalam tahap measure ini tools yang digunakan yaitu diagram pareto, penentuan Critical To Quality (CTQ), dan penentuan nilai Defect Per Million Opportunity (DPMO).

Dari diagram pareto tersebut dapat dilihat jika defect perbedaan warna (belang) paling tinggi pada piston type B. Maka dari itu penulis memprioritaskan pembahasan pada penulisan ini agar berfokus pada permasalahan defect perbedaan warna (belang) pada piston type B.

Pada tahap ini dilakukan penentuan CTQ dengan menggunakan tree diagram pada produk defect perbedaan warna (belang) pada piston.

Dari digram tree diatas didapatkan CTQ sebesar 4, kemudian dari CTQ tersebut dilakukan perhitungan Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

No Type Jumlah

1 A 1486

2 B 1552

3 C 180

4 D 50

5 E 68

6 F 145

3481 Total

Tabel 1. Data sortir defect perbedaan warna (belang)

Gambar 3. Diagram Pareto (Sebelum Perbaikan)

Gambar 4. Critical To Quality

(8)

3

untuk mendapatkan nilai six sigma. Berikut ini adalah perhitungan nilai DPMO untuk defect perbedaan warna (belang) pada piston type b pada bulan Januari- Februari 2021 dengan jumlah defect pada type b sebesar 1552 pcs, unit yang diperiksa sebanyak 45940 pcs, dan CTQ sebanyak 4.

DPMO = DPO × 1.000.000

= 0.008446 × 1.000.000

= 8446

Untuk mendapatkan nilai six sigma perlu dilakukan perhitungan dengan interpolasi sebagai berikut,

Dari hasil perhitungan nilai six sigma dengan interpolasi tersebut didapatkan nilai six sigma sebesar 3,88.

Berikut adalah penjelasan dari metode SMART yang penulis lakukan. Dalam penentuan target penulis menggunakan metode SMART (Spesific, Measurable, Achiveable, Relevant, Timely) dengan tujuan untuk menyampaikan perubahan secara rinci dan detail.

3. Tahap Analyze

Tahap analyze yang merupakan tahapan untuk melakukan analisa dari permasalahan yang terjadi dengan tujuan untuk mengetahui akar permasalahan dan selanjutnya dapat untuk menemukan solusi dari masalah tersebut. Tahap analyze disini penulis menggunakan tools fishbone diagram dan why why analysis.

3.1 Analisa Kondisi a) Man

Pada factor manusia ditemukan penyebab masalah yaitu MP tidak menjalankan SOP dalam penyusunan piston dalam basket tidak rapi, dan sarung tangan MP yang kotor menyebabkan kebersihan pada area silinder top core

.

Untuk penyusunan piston yang baik yaitu seperti pada gambar 4(b) karena susunan rapi dan lubang sirkulasi yang berada di tengah tidak tertutupi oleh piston sehingga penyebaran panas merata sehingga tidak terjadi overheating.

Pada penyebab kedua dari factor man yaitu sarung tangan MP yang kotor menyebabkan kebersihan pada silinder top core tidak terjaga.

Gambar 5. Penetapan target

Tabel 3. Penetapan target dengan metode SMART

Gambar 6. Penyusunan piston dalam basket

(a) abnormal condition (b) normal condition (PT.X, 2021)

Tabel 2. Nilai interval six sigma

(9)

4

Politeknik Manufaktur Astra

Dari gambar tersebut dapat dilihat dari hasil trial dengan sarung tangan diberi pengotor berupa oli &

coolant dan di heat treatment dengan suhu 495°C dalam waktu 2 jam yaitu piston pada gambar 6(a) terlihat menghitam pada top silinder piston karena disentuh dengan sarung tangan oleh MP, begitu juga pada gambar 6(b) bagian samping piston yang disentuh dengan sarung tangan kotor juga menghitam.

b) Material

Berdasarkan data tersebut didapatkan hasil yaitu untuk factor material tidak menyebabkan terjadinya defect perbedaan warna (belang) karena hasil uji spectro sesuai dengan standar yang ditetapkan.

c) Method

Pada factor method tidak berpengaruh terhadap terjadinya defect perbedaan warna (belang) karena disetiap proses pengerjaan piston sudah terdapat SOP (Standart Operational Procedure).

d) Machine

1. Temperature Solution

Untuk temperature solution standar yang digunakan yaitu 505±10°C, pada saat proses trial yang dilakukan untuk membuktikan apakah peranan

temperature berpengaruh terhadap defect perbedaan warna (belang) hasilnya adalah sebagai berikut,

Berdasarkan trial tersebut pada temperature 505°C sudah terjadi adanya defect perbedaan warna (belang).

Sehingga pada trial dengan waktu sebagai variable terikat dapat disimpulkan bahwa semakin meningkatnya temperature solution dari standar, maka kemungkinan terjadi defect perbedaan warna (belang) semakin tinggi.

2. Waktu Solution

Berdasarkan hasil trial tersebut pada waktu 1 jam sudah terjadi defect perbedaan warna (belang) hingga waktu 5 jam dengan area yang bervariasi. Jadi dari trial dengan temperature sebagai variable terikat dapat disimpulkan bahwa variable waktu tidak mempengaruhi besar kecilnya kemungkinan munculnya perbedaan warna (belang).

e) Environment

Pada factor environment untuk kondisi air quenching setelah dianalisa dari kondisi yang ada tidak menjadi penyebab terjadinya defect perbedaan warna (belang) karena setiap bulan terdapat schedule untuk pengurasan dan dijalankan dengan terjadwal.

Setelah dilakukan analisa tersebut dengan 4M+1E didapatkan fishbone diagram sebagai berikut untuk mencari akar permasalahannya.

Gambar 7. Piston perbedaan warna (belang) setelah dilakukan trial dengan sarung tangan kotor (a) tampak

atas, (b) tampak samping (PT. X, 2021)

Gambar 9. Standar Material A351

Gambar 10. Hasil trial piston type B dengan waktu sebagai variable terikat

Gambar 11. Hasil trial piston type B dengan temperature sebagai variable terikat Gambar 8. Hasil uji spectro material A351

(10)

5

3.2 Fishbone Diagram

Berdasarkan fishbone diagram tersebut ditemukan permasalahan pada factor man dan factor machine.

Kemudian setelah ditemukan penyebab masalah terjadinya defect perbedaan warna (belang) yaitu pada dua factor tersebut, maka selanjutnya dibuat why-why analysis untuk mencari akar permasalahan.

Berdasarkan table why-why analysis yang telah dilakukan diatas didapatkan akar permasalahan yang muncul yaitu belum adanya sosialisasi terhadap man power dan pembacaan thermocouple sudah tidak akurat.

4. Tahap Improve

Tahap keempat dari DMAIC yaitu improvement yang merupakan tahap untuk melakukan perbaikan dari analisa yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.

4.1 Sosialisasi Man Power

Dari factor man yang bermasalah dengan tidak melakukan SOP dengan tepat dalam penyusunan piston dan media sarung tangan yang kotor menjadi penyebab terjadi defect perbedaan warna (belang) didapatkan improvement yang dilakukan yaitu dengan mensosialisasikan terkait SOP yang telah dibuat sebelumnya dengan lebih menekankan kepada penyusunan piston didalam basket agar tidak menutupi lubang sirkulasi.

4.2 Penggantian Thermocouple

Berdasarkan masalah yang terdapat pada factor machine yaitu temperature yang tidak terbaca sesuai dengan actual temperature di thermocouple maka

dilakukan penggantian thermocouple dan dilakukan kalibrasi. Dengan spesifikasi seperti pada gambar.

Dari penggantian thermocouple yang telah dilakukan dan dilakukan kalibrasi ulang, kondisi pembacaan temperature sesuai dengan temperature setting parameter yang dilakukan Man Power yaitu 495°C. Berikut adalah hasil checksheet pembacaan temperature sebelum dilakukan penggantian thermocouple.

Dari checksheet sebelum perbaikan masih terdapat pembacaan temperature yang hingga 500°C jika dilihat dari analisa pada factor machine pada suhu 505°C sudah terjadi adanya defect perbedaan warna (belang). Berikut hasil checksheet setelah adanya perbaikan

.

Setelah dilakukan penggantian thermocouple didapatkan hasil dari checksheet tersebut temperature yang terbaca tidak ada yang melebihi 495°C±10°C, sehingga produk piston type B tidak terdapat lagi defect perbedaan warna (belang).

5. Tahap Control

Tahap control bertujuan untuk mengevaluasi dan monitoring terhadap hasil improvement yang telah dilakukan. Pada tahap control juga untuk memastikan

Setting TC1 Material TC2 Heat Atas TC3 Heat Tengah TC4 Heat Bawah

15.30 495°C 274°C 271°C 254°C 256°C 150 OK

16.00 409°C 406°C 397°C 388°C 150 OK

16.30 455°C 453°C 444°C 437°C 150 OK

17.00 495°C 492°C 487°C 472°C 0 OK

17.30 495°C 491°C 489°C 470°C 0 OK

18.00 495°C 492°C 489°C 470°C 0 OK

18.30 495°C 491°C 489°C 470°C 0 OK

19.00 495°C 491°C 489°C 470°C 0 OK

Start Proses

Suhu Ampere Blower

OK/NG PROSES PRE HEAT

PROSES

DATA PROSES DAN CHECK SHEET HEAT TREATMENT Tgl Solution : 04-06-2021 No. Mesin : 14 Shiftgroup : 2B

Gambar 12. Fishbone Diagram

Tabel 4. Why-why analysis

Gambar 13. Ilustrasi thermocouple dan thermocontrol

Setting TC1 Material TC2 Heat Atas TC3 Heat Tengah TC4 Heat Bawah

07.00 495°C 295°C 294°C 291°C 290°C 150 OK

07.30 414°C 493°C 428°C 404°C 150 OK

08.00 470°C 469°C 485°C 459°C 150 OK

08.30 496°C 493°C 508°C 482°C 0 OK

09.00 495°C 496°C 500°C 470°C 0 OK

09.30 495°C 486°C 500°C 470°C 0 OK

10.00 496°C 490°C 501°C 472°C 0 OK

10.30 496°C 493°C 502°C 472°C 0 OK

Tgl Solution : 02-03-2021 No. Mesin : 14 Shiftgroup : 1A DATA PROSES DAN CHECK SHEET HEAT TREATMENT

Start

Proses Ampere Blower

OK/NG PROSES PRE HEAT

PROSES Suhu

Gambar 15. Checksheet heat solution setelah perbaikan Gambar 14. Checksheet heat solution sebelum

perbaikan

(11)

6

Politeknik Manufaktur Astra

bahwa kondisi pada improvement dapat berlangsung

secara berkesinambungan.

5.1 Quality

Dari grafik perbandingan defect perbedaan warna (belang) tersebut terjadi penurunan yang awalnya 1552 pcs defect perbedaan warna (belang) menjadi 0 pcs pada bulan Juni 2021.

Berdasarkan hasil perbaikan yang telah dilakukan didapatkan diagram pareto setelah perbaikan berhasil ditangani hingga tidak adanya defect perbedaan warna (belang) sama sekali.

Perhitungan DPMO setelah adanya perbaikan, didapatkan nilai DPMO sebesar 0 karena tidak adanya defect dan untuk mendapatkan nilai six sigma dilakukan konversi terhadap table konversi six sigma didapatkan hasil nilai six sigma sebesar 6.

5.2 Cost

Setalah perbaikan maka PT. X akan mendapatkan keuntungan dari perbaikan tersebut. Net Quality Income yang didapat adalah Rp. 411.105.900,00 5.3 Delivery

Dari segi delivery, dikarenakan produk piston terutama pada type B sudah tidak mengalami defect perbedaan warna (belang). Maka produk piston akan cepat sampai dan dengan kuantitas yang sesuai sampai ke proses berikutnya.

5.4 Safety

Dalam segi safety, untuk perbaikan tersebut berpengaruh terhadap keselamatan kerja man power karena jika kondisi mesin untuk melakukan pembacaan tidak sesuai dengan actual berbahaya terhadap keselamatan operator dan menimbulkan kecelakaan kerja.

5.5 Morale

Dari segi morale, dikarenakan sudah dilakukan sosialisasi terhadap man power terkait penyusunan piston dalam basket maka man power diharapkan lebih awareness lagi terhadap Standart Operational Procedure (SOP) yang sudah ada dan dilakukan sesuai ketentuan.

IV. KESIMPULAN

Berdasarakan hasil perbaikan dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis mendapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Penyebab terjadinya defect perbedaan warna (belang) terjadi karena dua factor yaitu factor man dan factor machine. Untuk factor man yaitu dikarenakan penyusunan piston type b dalam basket tidak rapi yang mengakibatkan lubang sirkulasi tertutup sehingga penyebaran panas saat proses heat treatment tidak merata dan pada factor machine yaitu karena pembacaan temperature tidak sesuai dengan kondisi actual.

2. Setelah dilakukan perbaikan dengan memberikan sosialisasi terhadap man power terkait penyusunan piston dalam basket dan penggantian thermocouple serta disetting ulang terdapat penurunan defect perbedaan warna (belang) yang pada awalnya 1552 pcs menjadi 0 pcs.

Berdasarkan dua kesimpulan diatas, dapat memberikan insight bahwa dari perbaikan tersebut dapat meningkatkan kualitas produksi yang lebih baik serta meningkatkan produktivitas. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi industri manufaktur piston, namun juga dapat digunakan kajiannya dalam industri manapun sehingga penetapan kesimpulan tersebut berdampak bagi industri manufaktur di Indonesia.

V. DAFTAR PUSTAKA

[1] Ariawan, W. (2020). Tugas Akhir Menurunkan Reject Damping Force Produk BZ240 Dengan Mengubah Design Guide Holder dan Chuck Mesin Auto BVC di PT. Kayaba Indonesia. Jakarta:

Polman Astra.

[2] Banuelas, R., & Antony, J. (2004). Six sigma or design for six sigma? The TQM Magazine. 16(4), 250–263.

[3] Gaspersz, V. (2002). Pedoman Implementasi Program SIX SIGMA Terintegrasi Dengan ISO 9001 : 2000, MBNQA, dan HACCP. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

[4] Juran, J. M. (1962). Quality Control Handbook.

New York: McGraw-Hill.

[5] Suwandi. (2020). CTQ Tree.

http://sixsigmaindonesia.com/ctq-tree/, diakses pada 23 Juli 2021.

[6] Meyer, Paul J (2003). What would you do if you knew you couldn’t fail? Creating S.M.A.R.T.

Goals. Attitude Is Everything: If You Want to Succeed Above and Beyond. Meyer Resource Group, Incorporated, The. ISBN 978-0-89811- 304-4.

[7] Zamroji, M. (2018). Analisa pengaruh heat treatment ( hardening ) terhadap sifat mekanik dan struktur mikro besi cor nodular (fcd 60).

Pamulang: UNPAM.

Gambar 16. Grafik perbandingan defect perbedaan warna (belang)

Gambar

Tabel 1. Data sortir defect perbedaan warna  (belang)
Gambar 5. Penetapan target
Gambar 10. Hasil trial piston type B dengan waktu                                  sebagai variable terikat
Gambar 12. Fishbone Diagram
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada faktor manusia, root cause yang ditemukan adalah belum ada penampang khusus untuk mengganti oli mesin dengan carter oli yang miring, dengan carter oli yang

Dari hasil pengujian TPS Checker dapat disimpulkan bahwa alat ini mampu digunakan untuk melakukan pengukuran pada sensor TP serta menghapus kode kerusakan pada sepeda motor Honda

Dari perancangan sistem otomatisasi pada rainwater system yang telah dilakukan dapat disimpulkan gedung menara astra dapat memaksimalkan penggunaan air hujan dan

Berdasarkan masalah yang telah disebutkan di atas, maka perlu dilakukan perbaikan untuk membuat jig yang bisa digunakan di mesin Pre drill macod sehingga akan

Berdasarkan kedua data tersebut, keuntungan fixture yang menggunakan material logam paduan magnesium dengan massa yang jauh lebih ringan terletak pada kemampuan

Metoda penelitian yang dilakukan adalah mengamati kondisi di lapangan saat kendaraan mogok, mengambil sampel bahan bakar dari pre filter dan mengirimkannya ke lab,

(6) Angka setana, yaitu suatu cara untuk mengontrol bahan bakar solar dalam kemampuan untuk mencegah terjadinya knoking, tingkat yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data melalui dokumentasi dari dokumen- dokumen resmi KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem yang berkaitan dengan