1
Politeknik Manufaktur Astra
p-ISSN 2085-8507 e-ISSN 2722-3280
TECHNOLOGIC
VOLUME 12 NOMOR 2 | DESEMBER 2021
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta Utara 14330 Telp. 021 651 9555, Fax. 021 651 9821
www.polman.astra.ac.id
Email : [email protected]
ii
DEWAN REDAKSI
Technologic
Ketua Editor:
Dr. Setia Abikusna, S.T., M.T.
Dewan Editor:
Lin Prasetyani, S.T., M.T.
Rida Indah Fariani, S.Si., M.T.I Yohanes Tri Joko Wibowo, S.T., M.T.
Mitra Bestari:
Abdi Suryadinata Telaga, Ph.D. (Politeknik Astra)
Dr. Eng. Agung Premono, S.T., M.T. (Universitas Negeri Jakarta) Harki Apri Yanto, Ph.D. (Politeknik Astra)
Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, IPM (Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya) Dr. Sirajuddin, S.T., M.T. (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) Dr. Eng. Syahril Ardi, S.T., M.T. (Politeknik Astra)
Dr. Eng. Tresna Dewi, S.T., M.Eng (Politeknik Negeri Sriwijaya)
Administrasi:
Asri Aisyah, A.md.
Kristina Hutajulu, A.md.
Kantor Editor:
Politeknik Manufaktur Astra
Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta Utara 14330 Telp. 021 651 9555, Fax. 021 651 9821
www.polman.astra.ac.id
Email : [email protected]
iii
Politeknik Manufaktur Astra
EDITORIAL
Pembaca yang budiman,
Puji syukur kita dapat berjumpa kembali dengan Technologic Volume 12 No. 2, Edisi Desember 2021.
Pembaca, Jurnal Technologic Edisi Desember 2021 kali ini berisi 13 manuskrip (6 paper berasal dari penyelenggaraan SNEEMO 2021 yang direkomendasikan reviewer untuk dipublikasikan di Technologic).
Atas nama Redaksi dan Editor, masih di tengah pandemi covid-19 yang belum usai, kami do’akan semoga dalam keadaan sehat selalu, tetap menjaga Protokol Kesehatan, dan kami haturkan terima kasih atas kepercayaanpara peneliti dan pembaca, serta selamat menikmati dan mengambil manfaat dari terbitan Jurnal Technologic kali ini.
Selamat membaca!
iv
DAFTAR ISI
PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI DEFECT PERBEDAAN WARNA (BELANG) PADA PISTON TYPE
B DALAM PROSES HEAT TREATMENT DI PT. X 1
Wahyudi dan Wisnu Adi Nugroho
MENURUNKAN LEAD TIME SERVICE BERKALA EKSTERNAL FORTUNER DENGAN
MEMPERCEPAT PROSES PENGGANTIAN OLI MESIN DI PT XYZ 7 Setia Abikusna, Wildan Fardian
PERANCANGAN MEDIA PEMANTAUAN UNTUK PENGGUNA APLIKASI CRM DYNAMICS 365 MODUL SERVICE DENGAN METODE DESIGN THINKING DI PT UNITED TRACTORS PANDU
ENGINEERING 11
Rohmat Setiawan, Syaiful Azhar, dan Happy Melati Indraningtyas
MENGURANGI LOSS TIME UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUK EVACOND AREA
BUSINESS UNIT AIR CONDITIONER PT. ABC 17
Nensi Yuselin, Nova Kusuma Megananda
MENURUNKAN FREKUENSI KERUSAKAN SISTEM MESIN DENGAN MEMODIFIKASI JADWAL MAINTENANCE PADA BUS MRT SCANIA TIPE K310 DAN PENANGANAN LIMBAH YANG
DITIMBULKANNYA 23
Vuko A T Manurung , Yohanes Tri Joko Wibowo, Thoriq Daffa Nurdin
PEMBUATAN JIG PROSES PRE DRILL MODEL B74 GUNA MENURUNKAN REJECT CONCENTRIC PADA LINI PRODUKSI PENGECORAN OUTER TUBE DI PT KAYABA INDONESIA 29 Herry Syaifullah dan Fajar Hakim Permadi
PEMBANGUNAN APLIKASI UNTUK EFISIENSI PENGAJUAN KEGIATAN PROMOSI DILER DENGAN PENDEKATAN WATERFALL (STUDI KASUS ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA) 35 Dewi Cipto Rini, Eka Putri Aprillia, Suhendra
RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATISASI RAINWATER SYSTEM UNTUK PEMANFAATAN AIR
HUJAN DI GEDUNG MENARA ASTRA 41
Rohmat Setiawan, Eko Prasetiono, dan Elanza Khaeladien
ANALISIS MODAL DAN HARMONIK SEBUAH RANCANGAN FIXTURE UJI VIBRASI UNIVERSAL
MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA 46
Mikhael Gilang Pribadi Putra Pratama, Muksin, Yusuf Giri Wijaya, Nur mufidatul Ula
PEMBUATAN ALAT TPS (THROTTLE POSITION SENSOR) CHECKER PADA SEPEDA MOTOR
HONDA REVO PGM-FI BERBASIS IOT MENGGUNAKAN MODUL ESP32 52
Gigih Pramudito, Lea Nika Fibriani, dan Syahroni
v
Politeknik Manufaktur Astra
ANALISIS PERKUATAN DAN PENANGANAN TIMBUNAN BADAN JALAN TOL TRANS SUMATERA SEKSI V PEKANBARU-DUMAI DENGAN STRUKTUR PILE EMBANKMENT 57 Reinata Avhycanti L , Kartika Setiawati
IMPLEMENTASI METODE K-NEAREST NEIGHBOR UNTUK PREDIKSI PENJUALAN KEMASAN
SKINCARE PADA PT. UNIVERSAL JAYA PERKASA 63
Rino Indra Muhammad, Esron Rikardo Nainggolan, Jordy Lasmana Putra, Sidik, Susafa’ati, dan Ummu Radiyah
INVESTIGASI KARAKTERISTIK GETARAN KOMPOSIT SANDWICH BERBAHAN SERAT KARBON
UNI-DIRECTIONAL BERPENGUAT CRESTAPOL 70
Nur Mufidatul Ula, Yusuf Giri Wijaya, Muksin, Mikhael Gilang P.P.P, dan Nurul Lailatul Muzayadah
1
PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI DEFECT PERBEDAAN WARNA (BELANG) PADA PISTON TYPE B DALAM PROSES HEAT TREATMENT
DI PT. X
Wahyudi
1dan Wisnu Adi Nugroho
2Manufacture department, Polman Astra, Jakarta, 14330, Indonesia
Teknik Produksi dan Proses Manufaktur, Politeknik Manufaktur Astra, Jakarta, Indonesia E-mail : [email protected] 1, [email protected]2
Abstrak-- Berdasarkan claim customer yang diterima terdapat produk piston type b yang mengalami defect perbedaan warna (belang). Dilihat dari hasil sortir produk yang dilakukan terdapat defect perbedaan warna (belang) untuk type b sebanyak 44,6% atau 1552 pcs dari jumlah total yang dilakukan sortir yaitu 3481 pcs. Dari hasil analisa kondisi dengan 4M+1E didapatkan penyebab defect perbedaan warna (belang) yaitu pada factor man dan factor machine. Pada factor man yaitu terdapat penyusunan piston yang tidak rapi dalam basket sehingga menyebabkan lubang sirkulasi untuk penyaluran panas secara merata tertutup serta pengotor pada sarung tangan man power yang digunakan. Pada factor machine penyebabnya yaitu karena pembacaan thermocouple yang sudah tidak akurat sehingga beda pembacaan antara temperature di mesin dengan thermocontrol. Berdasarkan akar permasalahan tersebut, perbaikan yang dilakukan dengan metode DMAIC pada factor man yaitu melakukan sosialisasi untuk menjalankan SOP penyusunan basket yang telah dibuat dan lebih awareness terhadap kebersihan sarung tangan yang digunakan. Untuk factor machine perbaikan yang dilakukan yaitu dengan mengganti thermocouple pada mesin M14 dan dilakukan setting ulang agar pembacaan akurat. Setelah dilakukan perbaikan tersebut defect perbedaan warna (belang) yang pada bulan Januari-Februari 2021 yaitu 1552 pcs kemudian setelah adanya perbaikan, pada bulan Juni 2021 menjadi 0 pcs.
Kata kunci : Defect, Perbedaan warna (belang), Claim Customer, DMAIC I. PENDAHULUAN
Dalam sebuah perusahaan kualitas merupakan hal yang penting untuk dijaga dalam sebuah produk yang dihasilkan. Jika kualitas digunakan sebagai acuan dalam sebuah perusahaan dalam menjamin produk yang dihasilkan, maka dapat menjamin kepercayaan dari customer yang menggunakan produk tersebut.
Semakin baik kualitas yang dihasilkan, maka akan meningkatkan kepercayaan dari customer dan menambah tingkat produktivitas yang dihasilkan.
Pada PT. X proses produksi piston ada beberapa tahapan proses yang dilalui antara lain : Melting, Casting, Sprue Cutting, Heat Treatment, Machining, Grading, Plating, Coating, Anodizing, dan Quality.
Pada proses Heat Treatment piston dilakukan perlakuan panas dengan mengubah sifat logam dengan mengubah struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan kecepatan pendinginan. Dalam proses heat treatment piston ada beberapa defect yang dihasilkan seperti perbedaan warna (belang), kusam, dan meleleh.
Berdasarkan claim customer yang diterima Quality Assurance dari PT. Z, terjadi defect perbedaan warna (belang) pada piston type B sebanyak 44,6% dan hingga terdapat yang lolos ke customer. Dari permasalahan tersebut penulis ingin memberikan
usulan perbaikan untuk mengatasi defect perbedaan warna (belang) pada piston type B.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Untuk metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Tujuan DMAIC adalah untuk melangkah dari menemukan permasalahan, mengidentifikasi, hingga akhirnya menemukan solusi atau cara untuk memperbaikinya.
Gambar 1. Tahap DMAIC
(https://kingfisher.services/methods/six-sigma/) Tahap define bertujuan untuk menyatukan pendapat dari tim dan sponsor mengenai proyek yang akan dilakukan, baik itu ruang lingkup, tujuan, biaya dan target dari proyek yang akan dilakukan.
(Gaspersz, 2002).
Tahap kedua yaitu measure yang bertujuan untuk mengetahui proses yang sedang terjadi, mengumpulkan data mengenai proses, yang akan
2
Politeknik Manufaktur Astra
digunakan untuk mengetahui penyebab masalah yangsebenarnya. Pada measure tools yang digunakan terdapat diagram pareto, critical to quality dan defect million per opportunity.
Tahap analyze yaitu tahapan untuk melakukan analisis terhadap proses yang sedang berlangsung dan mengidentifikasi penyebab, analisa yang dilakukan untuk mencari faktor yang harus diperbaiki guna memperbaiki proses. Tools yang digunakan pada tahap analyze yaitu fishbone diagram dan why-why analysis.
Tahap improve dilakukan dari hasil analisa yang telah dilakukan, dari analisa tersebut kemudian dilakukan perbaikan dari solusi yang didapatkan untuk dapat di implemantasikan.
Tahap control dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan terhadap perbaikan yang telah dilakukan agar tetap terpantau.
III. HASIL DAN DISKUSI
1. Tahap Define
Berdasarkan claim customer yang diterima Quality Assurance dari PT. Z, terjadi defect perbedaan warna (belang) pada piston type B sebanyak 44,6% dan hingga terdapat yang lolos ke customer. Dari permasalahan tersebut penulis ingin memberikan usulan perbaikan untuk mengatasi defect perbedaan warna (belang) pada piston type B.
Data produk defect perbedaan warna (belang) pada piston tersebut merupakan data pending yang disortir dari bulan Januari-Februari 2021 yang beberapa sudah dilakukan repair setelah adanya claim customer.
Produk yang sudah dilakukan proses heat treatment di sortir ulang untuk dicek kembali apakah produk piston tersebut dapat untuk diteruskan ke proses selanjutnya, dari produk piston yang telah dilakukan sortir didapatkan piston yang tidak layak untuk diteruskan ke proses selanjutnya sebanyak 3481 pcs piston yang kemudian dilakukan pending untuk menghindari adanya produk defect perbedaan warna (belang) yang lolos ke customer.
2. Tahap Measure
Dalam tahap measure ini tools yang digunakan yaitu diagram pareto, penentuan Critical To Quality (CTQ), dan penentuan nilai Defect Per Million Opportunity (DPMO).
Dari diagram pareto tersebut dapat dilihat jika defect perbedaan warna (belang) paling tinggi pada piston type B. Maka dari itu penulis memprioritaskan pembahasan pada penulisan ini agar berfokus pada permasalahan defect perbedaan warna (belang) pada piston type B.
Pada tahap ini dilakukan penentuan CTQ dengan menggunakan tree diagram pada produk defect perbedaan warna (belang) pada piston.
Dari digram tree diatas didapatkan CTQ sebesar 4, kemudian dari CTQ tersebut dilakukan perhitungan Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
No Type Jumlah
1 A 1486
2 B 1552
3 C 180
4 D 50
5 E 68
6 F 145
3481 Total
Tabel 1. Data sortir defect perbedaan warna (belang)
Gambar 3. Diagram Pareto (Sebelum Perbaikan)
Gambar 4. Critical To Quality
3
untuk mendapatkan nilai six sigma. Berikut ini adalah perhitungan nilai DPMO untuk defect perbedaan warna (belang) pada piston type b pada bulan Januari- Februari 2021 dengan jumlah defect pada type b sebesar 1552 pcs, unit yang diperiksa sebanyak 45940 pcs, dan CTQ sebanyak 4.DPMO = DPO × 1.000.000
= 0.008446 × 1.000.000
= 8446
Untuk mendapatkan nilai six sigma perlu dilakukan perhitungan dengan interpolasi sebagai berikut,
Dari hasil perhitungan nilai six sigma dengan interpolasi tersebut didapatkan nilai six sigma sebesar 3,88.
Berikut adalah penjelasan dari metode SMART yang penulis lakukan. Dalam penentuan target penulis menggunakan metode SMART (Spesific, Measurable, Achiveable, Relevant, Timely) dengan tujuan untuk menyampaikan perubahan secara rinci dan detail.
3. Tahap Analyze
Tahap analyze yang merupakan tahapan untuk melakukan analisa dari permasalahan yang terjadi dengan tujuan untuk mengetahui akar permasalahan dan selanjutnya dapat untuk menemukan solusi dari masalah tersebut. Tahap analyze disini penulis menggunakan tools fishbone diagram dan why why analysis.
3.1 Analisa Kondisi a) Man
Pada factor manusia ditemukan penyebab masalah yaitu MP tidak menjalankan SOP dalam penyusunan piston dalam basket tidak rapi, dan sarung tangan MP yang kotor menyebabkan kebersihan pada area silinder top core
.
Untuk penyusunan piston yang baik yaitu seperti pada gambar 4(b) karena susunan rapi dan lubang sirkulasi yang berada di tengah tidak tertutupi oleh piston sehingga penyebaran panas merata sehingga tidak terjadi overheating.
Pada penyebab kedua dari factor man yaitu sarung tangan MP yang kotor menyebabkan kebersihan pada silinder top core tidak terjaga.
Gambar 5. Penetapan target
Tabel 3. Penetapan target dengan metode SMART
Gambar 6. Penyusunan piston dalam basket
(a) abnormal condition (b) normal condition (PT.X, 2021)
Tabel 2. Nilai interval six sigma
4
Politeknik Manufaktur Astra
Dari gambar tersebut dapat dilihat dari hasil trial dengan sarung tangan diberi pengotor berupa oli &
coolant dan di heat treatment dengan suhu 495°C dalam waktu 2 jam yaitu piston pada gambar 6(a) terlihat menghitam pada top silinder piston karena disentuh dengan sarung tangan oleh MP, begitu juga pada gambar 6(b) bagian samping piston yang disentuh dengan sarung tangan kotor juga menghitam.
b) Material
Berdasarkan data tersebut didapatkan hasil yaitu untuk factor material tidak menyebabkan terjadinya defect perbedaan warna (belang) karena hasil uji spectro sesuai dengan standar yang ditetapkan.
c) Method
Pada factor method tidak berpengaruh terhadap terjadinya defect perbedaan warna (belang) karena disetiap proses pengerjaan piston sudah terdapat SOP (Standart Operational Procedure).
d) Machine
1. Temperature Solution
Untuk temperature solution standar yang digunakan yaitu 505±10°C, pada saat proses trial yang dilakukan untuk membuktikan apakah peranan
temperature berpengaruh terhadap defect perbedaan warna (belang) hasilnya adalah sebagai berikut,
Berdasarkan trial tersebut pada temperature 505°C sudah terjadi adanya defect perbedaan warna (belang).
Sehingga pada trial dengan waktu sebagai variable terikat dapat disimpulkan bahwa semakin meningkatnya temperature solution dari standar, maka kemungkinan terjadi defect perbedaan warna (belang) semakin tinggi.
2. Waktu Solution
Berdasarkan hasil trial tersebut pada waktu 1 jam sudah terjadi defect perbedaan warna (belang) hingga waktu 5 jam dengan area yang bervariasi. Jadi dari trial dengan temperature sebagai variable terikat dapat disimpulkan bahwa variable waktu tidak mempengaruhi besar kecilnya kemungkinan munculnya perbedaan warna (belang).
e) Environment
Pada factor environment untuk kondisi air quenching setelah dianalisa dari kondisi yang ada tidak menjadi penyebab terjadinya defect perbedaan warna (belang) karena setiap bulan terdapat schedule untuk pengurasan dan dijalankan dengan terjadwal.
Setelah dilakukan analisa tersebut dengan 4M+1E didapatkan fishbone diagram sebagai berikut untuk mencari akar permasalahannya.
Gambar 7. Piston perbedaan warna (belang) setelah dilakukan trial dengan sarung tangan kotor (a) tampak
atas, (b) tampak samping (PT. X, 2021)
Gambar 9. Standar Material A351
Gambar 10. Hasil trial piston type B dengan waktu sebagai variable terikat
Gambar 11. Hasil trial piston type B dengan temperature sebagai variable terikat Gambar 8. Hasil uji spectro material A351
5
3.2 Fishbone DiagramBerdasarkan fishbone diagram tersebut ditemukan permasalahan pada factor man dan factor machine.
Kemudian setelah ditemukan penyebab masalah terjadinya defect perbedaan warna (belang) yaitu pada dua factor tersebut, maka selanjutnya dibuat why-why analysis untuk mencari akar permasalahan.
Berdasarkan table why-why analysis yang telah dilakukan diatas didapatkan akar permasalahan yang muncul yaitu belum adanya sosialisasi terhadap man power dan pembacaan thermocouple sudah tidak akurat.
4. Tahap Improve
Tahap keempat dari DMAIC yaitu improvement yang merupakan tahap untuk melakukan perbaikan dari analisa yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.
4.1 Sosialisasi Man Power
Dari factor man yang bermasalah dengan tidak melakukan SOP dengan tepat dalam penyusunan piston dan media sarung tangan yang kotor menjadi penyebab terjadi defect perbedaan warna (belang) didapatkan improvement yang dilakukan yaitu dengan mensosialisasikan terkait SOP yang telah dibuat sebelumnya dengan lebih menekankan kepada penyusunan piston didalam basket agar tidak menutupi lubang sirkulasi.
4.2 Penggantian Thermocouple
Berdasarkan masalah yang terdapat pada factor machine yaitu temperature yang tidak terbaca sesuai dengan actual temperature di thermocouple maka
dilakukan penggantian thermocouple dan dilakukan kalibrasi. Dengan spesifikasi seperti pada gambar.
Dari penggantian thermocouple yang telah dilakukan dan dilakukan kalibrasi ulang, kondisi pembacaan temperature sesuai dengan temperature setting parameter yang dilakukan Man Power yaitu 495°C. Berikut adalah hasil checksheet pembacaan temperature sebelum dilakukan penggantian thermocouple.
Dari checksheet sebelum perbaikan masih terdapat pembacaan temperature yang hingga 500°C jika dilihat dari analisa pada factor machine pada suhu 505°C sudah terjadi adanya defect perbedaan warna (belang). Berikut hasil checksheet setelah adanya perbaikan
.
Setelah dilakukan penggantian thermocouple didapatkan hasil dari checksheet tersebut temperature yang terbaca tidak ada yang melebihi 495°C±10°C, sehingga produk piston type B tidak terdapat lagi defect perbedaan warna (belang).
5. Tahap Control
Tahap control bertujuan untuk mengevaluasi dan monitoring terhadap hasil improvement yang telah dilakukan. Pada tahap control juga untuk memastikan
Setting TC1 Material TC2 Heat Atas TC3 Heat Tengah TC4 Heat Bawah
15.30 495°C 274°C 271°C 254°C 256°C 150 OK
16.00 409°C 406°C 397°C 388°C 150 OK
16.30 455°C 453°C 444°C 437°C 150 OK
17.00 495°C 492°C 487°C 472°C 0 OK
17.30 495°C 491°C 489°C 470°C 0 OK
18.00 495°C 492°C 489°C 470°C 0 OK
18.30 495°C 491°C 489°C 470°C 0 OK
19.00 495°C 491°C 489°C 470°C 0 OK
Start Proses
Suhu Ampere Blower
OK/NG PROSES PRE HEAT
PROSES
DATA PROSES DAN CHECK SHEET HEAT TREATMENT Tgl Solution : 04-06-2021 No. Mesin : 14 Shiftgroup : 2B
Gambar 12. Fishbone Diagram
Tabel 4. Why-why analysis
Gambar 13. Ilustrasi thermocouple dan thermocontrol
Setting TC1 Material TC2 Heat Atas TC3 Heat Tengah TC4 Heat Bawah
07.00 495°C 295°C 294°C 291°C 290°C 150 OK
07.30 414°C 493°C 428°C 404°C 150 OK
08.00 470°C 469°C 485°C 459°C 150 OK
08.30 496°C 493°C 508°C 482°C 0 OK
09.00 495°C 496°C 500°C 470°C 0 OK
09.30 495°C 486°C 500°C 470°C 0 OK
10.00 496°C 490°C 501°C 472°C 0 OK
10.30 496°C 493°C 502°C 472°C 0 OK
Tgl Solution : 02-03-2021 No. Mesin : 14 Shiftgroup : 1A DATA PROSES DAN CHECK SHEET HEAT TREATMENT
Start
Proses Ampere Blower
OK/NG PROSES PRE HEAT
PROSES Suhu
Gambar 15. Checksheet heat solution setelah perbaikan Gambar 14. Checksheet heat solution sebelum
perbaikan
6
Politeknik Manufaktur Astra
bahwa kondisi pada improvement dapat berlangsungsecara berkesinambungan.
5.1 Quality
Dari grafik perbandingan defect perbedaan warna (belang) tersebut terjadi penurunan yang awalnya 1552 pcs defect perbedaan warna (belang) menjadi 0 pcs pada bulan Juni 2021.
Berdasarkan hasil perbaikan yang telah dilakukan didapatkan diagram pareto setelah perbaikan berhasil ditangani hingga tidak adanya defect perbedaan warna (belang) sama sekali.
Perhitungan DPMO setelah adanya perbaikan, didapatkan nilai DPMO sebesar 0 karena tidak adanya defect dan untuk mendapatkan nilai six sigma dilakukan konversi terhadap table konversi six sigma didapatkan hasil nilai six sigma sebesar 6.
5.2 Cost
Setalah perbaikan maka PT. X akan mendapatkan keuntungan dari perbaikan tersebut. Net Quality Income yang didapat adalah Rp. 411.105.900,00 5.3 Delivery
Dari segi delivery, dikarenakan produk piston terutama pada type B sudah tidak mengalami defect perbedaan warna (belang). Maka produk piston akan cepat sampai dan dengan kuantitas yang sesuai sampai ke proses berikutnya.
5.4 Safety
Dalam segi safety, untuk perbaikan tersebut berpengaruh terhadap keselamatan kerja man power karena jika kondisi mesin untuk melakukan pembacaan tidak sesuai dengan actual berbahaya terhadap keselamatan operator dan menimbulkan kecelakaan kerja.
5.5 Morale
Dari segi morale, dikarenakan sudah dilakukan sosialisasi terhadap man power terkait penyusunan piston dalam basket maka man power diharapkan lebih awareness lagi terhadap Standart Operational Procedure (SOP) yang sudah ada dan dilakukan sesuai ketentuan.
IV. KESIMPULAN
Berdasarakan hasil perbaikan dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis mendapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Penyebab terjadinya defect perbedaan warna (belang) terjadi karena dua factor yaitu factor man dan factor machine. Untuk factor man yaitu dikarenakan penyusunan piston type b dalam basket tidak rapi yang mengakibatkan lubang sirkulasi tertutup sehingga penyebaran panas saat proses heat treatment tidak merata dan pada factor machine yaitu karena pembacaan temperature tidak sesuai dengan kondisi actual.
2. Setelah dilakukan perbaikan dengan memberikan sosialisasi terhadap man power terkait penyusunan piston dalam basket dan penggantian thermocouple serta disetting ulang terdapat penurunan defect perbedaan warna (belang) yang pada awalnya 1552 pcs menjadi 0 pcs.
Berdasarkan dua kesimpulan diatas, dapat memberikan insight bahwa dari perbaikan tersebut dapat meningkatkan kualitas produksi yang lebih baik serta meningkatkan produktivitas. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi industri manufaktur piston, namun juga dapat digunakan kajiannya dalam industri manapun sehingga penetapan kesimpulan tersebut berdampak bagi industri manufaktur di Indonesia.
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Ariawan, W. (2020). Tugas Akhir Menurunkan Reject Damping Force Produk BZ240 Dengan Mengubah Design Guide Holder dan Chuck Mesin Auto BVC di PT. Kayaba Indonesia. Jakarta:
Polman Astra.
[2] Banuelas, R., & Antony, J. (2004). Six sigma or design for six sigma? The TQM Magazine. 16(4), 250–263.
[3] Gaspersz, V. (2002). Pedoman Implementasi Program SIX SIGMA Terintegrasi Dengan ISO 9001 : 2000, MBNQA, dan HACCP. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
[4] Juran, J. M. (1962). Quality Control Handbook.
New York: McGraw-Hill.
[5] Suwandi. (2020). CTQ Tree.
http://sixsigmaindonesia.com/ctq-tree/, diakses pada 23 Juli 2021.
[6] Meyer, Paul J (2003). What would you do if you knew you couldn’t fail? Creating S.M.A.R.T.
Goals. Attitude Is Everything: If You Want to Succeed Above and Beyond. Meyer Resource Group, Incorporated, The. ISBN 978-0-89811- 304-4.
[7] Zamroji, M. (2018). Analisa pengaruh heat treatment ( hardening ) terhadap sifat mekanik dan struktur mikro besi cor nodular (fcd 60).
Pamulang: UNPAM.
Gambar 16. Grafik perbandingan defect perbedaan warna (belang)