• Tidak ada hasil yang ditemukan

TECHNOLOGIC, VOLUME 12, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TECHNOLOGIC, VOLUME 12, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Politeknik Manufaktur Astra

p-ISSN 2085-8507 e-ISSN 2722-3280

TECHNOLOGIC

VOLUME 12 NOMOR 2 | DESEMBER 2021

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta Utara 14330 Telp. 021 651 9555, Fax. 021 651 9821

www.polman.astra.ac.id

Email : editor.technologic@polman.astra.ac.id

(2)

ii

DEWAN REDAKSI

Technologic

Ketua Editor:

Dr. Setia Abikusna, S.T., M.T.

Dewan Editor:

Lin Prasetyani, S.T., M.T.

Rida Indah Fariani, S.Si., M.T.I Yohanes Tri Joko Wibowo, S.T., M.T.

Mitra Bestari:

Abdi Suryadinata Telaga, Ph.D. (Politeknik Astra)

Dr. Eng. Agung Premono, S.T., M.T. (Universitas Negeri Jakarta) Harki Apri Yanto, Ph.D. (Politeknik Astra)

Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, IPM (Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya) Dr. Sirajuddin, S.T., M.T. (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) Dr. Eng. Syahril Ardi, S.T., M.T. (Politeknik Astra)

Dr. Eng. Tresna Dewi, S.T., M.Eng (Politeknik Negeri Sriwijaya)

Administrasi:

Asri Aisyah, A.md.

Kristina Hutajulu, A.md.

Kantor Editor:

Politeknik Manufaktur Astra

Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta Utara 14330 Telp. 021 651 9555, Fax. 021 651 9821

www.polman.astra.ac.id

Email : editor.technologic@polman.astra.ac.id

(3)

iii

Politeknik Manufaktur Astra

EDITORIAL

Pembaca yang budiman,

Puji syukur kita dapat berjumpa kembali dengan Technologic Volume 12 No. 2, Edisi Desember 2021.

Pembaca, Jurnal Technologic Edisi Desember 2021 kali ini berisi 13 manuskrip (6 paper berasal dari penyelenggaraan SNEEMO 2021 yang direkomendasikan reviewer untuk dipublikasikan di Technologic).

Atas nama Redaksi dan Editor, masih di tengah pandemi covid-19 yang belum usai, kami do’akan semoga dalam keadaan sehat selalu, tetap menjaga Protokol Kesehatan, dan kami haturkan terima kasih atas kepercayaanpara peneliti dan pembaca, serta selamat menikmati dan mengambil manfaat dari terbitan Jurnal Technologic kali ini.

Selamat membaca!

(4)

iv

DAFTAR ISI

PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI DEFECT PERBEDAAN WARNA (BELANG) PADA PISTON TYPE

B DALAM PROSES HEAT TREATMENT DI PT. X 1

Wahyudi dan Wisnu Adi Nugroho

MENURUNKAN LEAD TIME SERVICE BERKALA EKSTERNAL FORTUNER DENGAN

MEMPERCEPAT PROSES PENGGANTIAN OLI MESIN DI PT XYZ 7 Setia Abikusna, Wildan Fardian

PERANCANGAN MEDIA PEMANTAUAN UNTUK PENGGUNA APLIKASI CRM DYNAMICS 365 MODUL SERVICE DENGAN METODE DESIGN THINKING DI PT UNITED TRACTORS PANDU

ENGINEERING 11

Rohmat Setiawan, Syaiful Azhar, dan Happy Melati Indraningtyas

MENGURANGI LOSS TIME UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUK EVACOND AREA

BUSINESS UNIT AIR CONDITIONER PT. ABC 17

Nensi Yuselin, Nova Kusuma Megananda

MENURUNKAN FREKUENSI KERUSAKAN SISTEM MESIN DENGAN MEMODIFIKASI JADWAL MAINTENANCE PADA BUS MRT SCANIA TIPE K310 DAN PENANGANAN LIMBAH YANG

DITIMBULKANNYA 23

Vuko A T Manurung , Yohanes Tri Joko Wibowo, Thoriq Daffa Nurdin

PEMBUATAN JIG PROSES PRE DRILL MODEL B74 GUNA MENURUNKAN REJECT CONCENTRIC PADA LINI PRODUKSI PENGECORAN OUTER TUBE DI PT KAYABA INDONESIA 29 Herry Syaifullah dan Fajar Hakim Permadi

PEMBANGUNAN APLIKASI UNTUK EFISIENSI PENGAJUAN KEGIATAN PROMOSI DILER DENGAN PENDEKATAN WATERFALL (STUDI KASUS ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA) 35 Dewi Cipto Rini, Eka Putri Aprillia, Suhendra

RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATISASI RAINWATER SYSTEM UNTUK PEMANFAATAN AIR

HUJAN DI GEDUNG MENARA ASTRA 41

Rohmat Setiawan, Eko Prasetiono, dan Elanza Khaeladien

ANALISIS MODAL DAN HARMONIK SEBUAH RANCANGAN FIXTURE UJI VIBRASI UNIVERSAL

MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA 46

Mikhael Gilang Pribadi Putra Pratama, Muksin, Yusuf Giri Wijaya, Nur mufidatul Ula

PEMBUATAN ALAT TPS (THROTTLE POSITION SENSOR) CHECKER PADA SEPEDA MOTOR

HONDA REVO PGM-FI BERBASIS IOT MENGGUNAKAN MODUL ESP32 52

Gigih Pramudito, Lea Nika Fibriani, dan Syahroni

(5)

v

Politeknik Manufaktur Astra

ANALISIS PERKUATAN DAN PENANGANAN TIMBUNAN BADAN JALAN TOL TRANS SUMATERA SEKSI V PEKANBARU-DUMAI DENGAN STRUKTUR PILE EMBANKMENT 57 Reinata Avhycanti L , Kartika Setiawati

IMPLEMENTASI METODE K-NEAREST NEIGHBOR UNTUK PREDIKSI PENJUALAN KEMASAN

SKINCARE PADA PT. UNIVERSAL JAYA PERKASA 63

Rino Indra Muhammad, Esron Rikardo Nainggolan, Jordy Lasmana Putra, Sidik, Susafa’ati, dan Ummu Radiyah

INVESTIGASI KARAKTERISTIK GETARAN KOMPOSIT SANDWICH BERBAHAN SERAT KARBON

UNI-DIRECTIONAL BERPENGUAT CRESTAPOL 70

Nur Mufidatul Ula, Yusuf Giri Wijaya, Muksin, Mikhael Gilang P.P.P, dan Nurul Lailatul Muzayadah

(6)

29

PEMBUATAN JIG PROSES PRE DRILL MODEL B74 GUNA MENURUNKAN REJECT CONCENTRIC PADA LINI PRODUKSI

PENGECORAN OUTER TUBE DI PT KAYABA INDONESIA

Herry Syaifullah

1

dan Fajar Hakim Permadi

2

Prodi Pembuatan Peralatan dan Perkakas Produksi, Politeknik Manufaktur Astra Jl.Gaya Motor Raya No.8 Jakarta Utara 14330

E-mail : herry.syaifullah@polman.astra.ac.id1, fajarhakim15@gmail.com 2

Abstrak-- Salah satu produk PT Kayaba Indonesia adalah front fork assy yang mana didalamnya terdapat part yaitu outer tube. Proses awal pembuatan outer tube adalah proses pengecoran. Ada 2 macam mesin pengecoran gravitasi yang digunakan oleh PT Kayaba Indonesia yaitu mesin pengecoran gravitasi existing tipe core dan mesin pengecoran gravitasi tilting tipe solid. Model B74 salah satu produk yang menggunakan mesin pengecoran gravitasi tilting sehingga model B74 termasuk ke dalam tipe solid. Sebelum masuk ke proses machining, outer tube model B74 harus melewati proses Pre drill untuk membuat diameter dalam agar memudahkan proses selanjutnya pada lini pemesinan. Saat ini proses Pre drill model B74 memiliki masalah reject concentric yang cukup tinggi, yaitu 7%. Proses penurunkan reject concentric proses Pre-drill model B74 telah dilakukan Penulis bersama tim mekanik proses pengecoran meliputi upaya memindahkan proses Pre-drill model B74 ke mesin macod dan pembuatan jig untuk mendukung proses tersebut. Perbaikan yang dilakukan berhasil menurunkan reject yang terjadi, dari 7% dari 8.812 set menjadi 1,4% dari 3.360 set.

Selain itu perbaikan ini juga menaikan kuantitas produksi sehingga yang awalnya membutuhkan 2 shift untuk mencapai target menjadi cukup hanya 1 shift dengan hari kerja normal.

Kata Kunci: Outer tube, pengecoran gravitasi tilting, Pre drill, reject concentric, machining

I. PENDAHULUAN

PT Kayaba Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif, khususnya dalam pembuatan shock absorber untuk kendaraan 2 Wheeler (roda 2) dan 4 Wheeler (roda 4).

Outer tube merupakan salah satu part pendukung dari front fork assy. Dalam proses pengecoran terdapat 2 macam outer tube, yaitu tipe solid dan juga tipe core.

Model B74 salah satu tipe solid, sehingga perlu melewati proses Pre drill sebelum dikirim ke line machining. Proses Pre drill model B74 saat ini memiliki masalah reject concentric yang cukup tinggi, yaitu 7% dari 8.812 set. Maka dari itu model B74 akan diproses menggunakan mesin Pre drill macod, dan membutuhkan jig yang menggunakan metode centering clamping. Berbeda dengan yang ada saat ini jig untuk model B74 menggunakan metode semi cavity.

Berdasarkan masalah yang telah disebutkan di atas, maka perlu dilakukan perbaikan untuk membuat jig yang bisa digunakan di mesin Pre drill macod sehingga akan menurunkan reject concentric pada model B74.

1.1 Tujuan & Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini adalah membuat jig pada proses Pre-drill yang mampu menurunkan reject concentric pada model B74 sehingga produktivitas meningkat. Serta mengurangi kerugian perusahaan akibat reject concentric yang terjadi pada model B74.

II. DASAR TEORI

Pengertian Umum Jig & Fixture

Jig adalah suatu alat bantu untuk mengarahkan dan mengontrol alat potong pada suatu proses pengerjaan, sehingga kesamaan bentuk dan part dapat terjamin. Fixture adalah alat untuk memegang dan menempatkan komponen pada suatu proses pengerjaan. [1]-[2]

2.1. Pelubangan (Turning)

Drilling merupakan salah satu proses permesinan untuk membuat lubang menggunakan mata bor (twist drill) pada material logam maupun non logam. Prinsip dasar gerakan drilling hanya ada 2, yaitu:

1. Putaran spindle sering disebut gerakan utama (main motion) untuk satuanya adalah Rpm (rotasi per menit). Besar dari putaran spindle dipengaruhi oleh material benda kerja dan juga material alat potong yang digunakan.

Berikut adalah rumus dalam menghitung putaran spindle.

N = 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝒄𝒔

𝛑 .𝐝 ……...……..……….………….(1) keterangan :

n : kecepatan putar (Rpm) cs : kecepatan potong (m/min) d : diameter alat potong (mm) π : 3,14

(7)

30

Politeknik Manufaktur Astra

2.2. Gaya Sentrifugal

Gaya sentrifugal merupakan gaya yang berlawanan dengan gaya sentripetal karena gaya sentrifugal menjauhi pusat lingkaran. Gaya sentrifugal didefinisikan dengan kecenderungan benda untuk mengikuti jalan melengkung untuk menjauh dari pusat atau sumbu. Gaya ini termasuk efek semu yang terjadi ketika benda melakukan gerakan melingkar. Gaya sentrifugal disebut dengan gaya pseudo atau gaya khayal. Untuk mengetahui besar gaya sentrifugal menggunakan rumus sebagai berikut :

Fs = m.as

=m. 𝒗𝟐

𝒓...(2) Keterangan :

Fs = Gaya Sentrifugal (N) m = Massa (Kg)

as = Percepatan Sentrifugal (m/s2) v = Kecepatan Linier (m/s) r = Jari – Jari Lintasan (m) 2.3. Hukum Newton III

“Gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris.

Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. F dan –F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai aksi dan –F adalah reaksinya."

Faksi = -

Freaksi...(3) 2.4. Concentric (Kesatusumbuan)

Concentric adalah kondisi dimana dua atau lebih bentuk seperti lingkaran, segi enam, kerucut atau silinder memiliki titik pusat atau sumbu yang sama.

Hal-hal yang berkaitan dengan concentric sering kita temui dikehidupan sehari-hari, seperti papan target pemanah dan pipa air. Dalam dunia industri otomotif kondisi concentric terdapat pada shock absorber, camshaft dan masih banyak lagi. Concentric ini memiliki toleransi yang disesuaikan dengan kegunaan dari benda itu sendiri, namun umunya memiliki toleransi ±0,12 mm.

Gambar 1. Concentric & Excentric

Gambar 1 adalah contoh kondisi concentric atau kesatusumbuan lingkaran dan excentrik lingkaran atau ketidaksatusumbuan lingkaran tersebut. Excentric dapat dikatakan sebagai kegagalan concentric, dalam beberapa kondisi hal tersebut dapat menguntungkan.

Namun jika sebuah produk dituntut untuk memiliki kondisi concentric, maka kondisi excentric harus dihindari.

2.5. Aluminium

Aluminium ialah unsur kimia dengan lambing Al, dan nomor atomnya 13. Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik, ringan, kuat dan juga tahan korosi. Penggunaan aluminium terdapat pada kabel bertegangan tinggi, badan pesawat terbang, bagian-bagian motor dan mobil hingga peralatan memasak seperti panci. Sifat aluminium sebagai berikut :

• Massa jenis : 2,70 gram/cm³

Young’s modulus : 70 GPa

Ultimate strenght : 310

MPa

Yield Strenght : 276

Mpa

Poisson’s ratio : 0,35

III. METODE

3.1 Alur Proses Penelitian

Berikut langkah – langkah dalam pembuatan jig Pre drill Model B74 :

Gambar 2. Alur Proses Penelitian

(8)

31

Penjelasan dari gambar 2 sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Dilakukan pengumpulan data terhadap outer tube model B74 yang menjadi fokus untuk dilakukannya improvement, seperti data spesifikasi mesin, mekanisme yang digunakan, dan pencocokan sistem.

2. Analisa Masalah

Tahap selanjutnya dilakukan analisa terhadap permasalahan guna menemukan akar dari permasalahan yang terjadi. Sehingga dapat ditemukan titik berat permasalahan yang terjadi.

3. Pemilihan konsep

Pemilihan konsep ini dilakukan guna menanggulangi permasalahan yang terjadi.

4. Design dan drafting

Konsep yang didapatkan akan di design menggunakan software Solidwork 2016 dan dibuatkan gambar kerja sebagai bahan pendukung.

5. Machining, assembly dan trial

Setelah proses design dan drafting selesai maka akan dilanjutkan dengan proses selanjutnya yaitu manufacturing yang didasarkan pada gambar kerja yang telah disetujui. Proses Quality Control (QC) adalah untuk pengecekan jika telah selesai pada proses manufacturing untuk mengetahui apakah sesuai dengan gambar kerja. Setelah proses QC dilanjutkan dengan proses trial.

6. Evaluasi

Dilakukan evaluasi pengunaan jig terhadap permasalahan kualitas produk yang terjadi pada outer tube model B74.

3.2 Flow Process Outer Tube

Dalam proses pembuatannya hingga menjadi sebuah assembly front fork, outer tube mengalami beberapa proses. Mulai dari proses pengecoran, machining, painting hingga terbentuk front fork assy.

Proses pembuatan outer tube dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Flow Process Outer Tube

3.3 Proses Pre-drill Line OTC

Sebelum masuk ke proses machining, outer tube tipe solid melewati proses Pre-drill untuk membuat lubang dalam. Proses Pre-drill dilakukan agar memudahkan dalam proses selanjutnya di line machining. Saat proses terjadi tools berputar dan untuk gerak pemakanan bed mesin bergerak mendekati tools.

Ketika proses pencekaman jig bergerak bersamaan dengan arah yang berlawanan menuju titik pusat tool.

Untuk menunjang jig saat proses terdapat locating dan stopper yang selalu terpasang pada bed mesin.

Locating berfungsi sebagai safety bagi operator dan menahan benda kerja agar tidak ikut berputar saat proses drilling terjadi. Sedangkan stopper berfungsi sebagai menahan gaya tekan dan juga menjaga kesamaan kedalamaan pemakanan.

3.4 Reject Proses Pre drill Model B74

Gambar 4. Reject Concentric Model B74 Pada proses Pre drill model B74 terdapat 2 macam reject, yaitu reject concentric dan reject luka.

Reject concentric terjadi ketika lubang drill berbeda sumbu dengan lingkar luar outer tube melebihi batas yang ditetapkan. Standart perbedaan titik sumbu ≤ 0,5 mm. Dapat dilihat pada gambar 4 adalah contoh reject concentric. Reject concentric dapat diukur dengan Sedangkan reject luka terjadi ketika pencekaman tidak sempuna ataupun terdapat chip pada area cekam menyebabkan outer tube luka atau tergores. Luka atau goresan tersebut dianggap reject jika ukuran lukanya besar dan dalam sehingga akan terlihat walaupun sudah melewati proses painting. Berikut adalah data reject pada proses Pre drill model B74 yang penulis ambil dalam kurun waktu Januari 2020 – Februari 2020.

Melting &

Holding Raw Material Material

Ingot Cutting

Gravity Casting Process

Machining

Buffing Repair Sanding

Casting

Painting Leakage

Tester

Front Fork Assy

Perbedaan garis sumbu >0,5 mm

(9)

32

Politeknik Manufaktur Astra

Gambar 5. Data Reject

Dari gambar 5 terlihat ada 2 macam reject.

Reject luka yang terjadi 74 set pada Januari 2020 dan 70 set pada Februari 2020, atau 1,62% dari 8.812 set.

Sedangkan reject concentric pada Januari 2020 terdapat 317 set dan pada Februari 2020 terdapat 301 set, atau 7% dari 8.812 set. Hal tersebut sangat merugikan bagi perusahaan, sehingga menjadi masalah yang harus diselesaikan. Maka penjelasan penyelesaian masalah ada pada bab berikutnya.

IV. PENULISAN PERSAMAAN MATEMATIKA 4.1. Analisa Akar Penyebab Masalah

Gambar 6. Fishbone Diagram

Berdasarkan data yang diperoleh sebelumnya, dilakukan analisa terhadap faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap masalah tersebut. Seperti terlihat pada gambar 6 terdapat 3 faktor yang berpengaruh, yaitu metode, mesin dan manusia. Pada faktor metode karena tidak ada nya jig Pre-drill yang mendukung untuk model B74, sehingga untuk pindah mesin belum dapat dilaksanakan. Untuk faktor mesin masalahnya adalah spesifikasi mesin tidak untuk mass production, sehingga ada part mesin mudah rusak.

Pada faktor manusia, karena operator kurang memahami dalam proses loading unloading part menyebabkan proses tersebut tidak stabil.

4.2. Rencana Penanggulangan Tabel 1. 5W + 1H

NO 1 2 3

FAKTOR Mesin Metode Manusia

WHAT

Posisi koordinat mesin tidak stabil

Tidak ada jig Pre drill untuk model B74 di mesin macod

Loading &

Unloading part tidak stabil

WHY

Spesifikasi mesin tidak sesuai untuk mass production

Jig Pre drill di mesin macod berbeda dari mesin yunsan

Menyebabk an

pencekaman tidak maksimal

HOW

Memindah proses Pre drill model B74 ke mesin macod

Membuat jig Pre drill model B74

Membuat Work Instruction

& pelatihan ke operator

WHEN Maret 2020 Maret 2020 Maret 2020

WHERE Line Pre drill OTC

Line Pre drill OTC

Line Pre drill OTC

WHO

PCE Pengecoran

& Fajar

PCE Pengecoran

& Fajar

PCE Pengecoran

& Fajar

Berdasarkan tabel 1, didapat rencana perbaikan yaitu memindah proses Pre drill model B74 ke mesin macod, membuat jig Pre drill model B74 untuk mesin macod, dan membuat work instruction serta pelatihan untuk operator.

317 301

74 70

0 200 400

Januari Februari

Data Reject Proses Predrill Model B74

Reject Concentric Reject Luka

(10)

33

4.3. Analisa Jig Proses Pre drill Model B74

Gambar 7. Design Jig

Pada gambar 7 dapat dilihat penampakan design full dari jig proses Pre-drill model B74. Jig ini di design seperti ini untuk mendukung mesin macod yang tersedia di PT Kayaba Indonesia. Karena mesin macod memiliki 2 spindle maka dibuat 2 pasang jig.

Lalu untuk memudahkan sistem plug and play pada proses Pre-drill, sehingga mekanisme jig yang digunakan sama untuk semua model walaupun tiap model memiliki jig tersendiri. Hal tersebut untuk mengantisipasi permintaan dari customer yang naik turun secara kuantitas. Beberapa poin yang diperhatikan dalam mendesign jig ini adalah:

1. Mampu menahan gaya-gaya yang terjadi 2. Tidak melukai atau membuat cacat benda

kerja

3. Aman untuk operator.

4.4. Analisa Gaya-Gaya yang Terjadi Saat Proses

Gambar 8. Gaya-gaya yang terjadi

Adapun gaya-gaya yang terjadi saat proses Pre drill sebagai berikut :

1. Gaya Sentrifugal (Fs)

Massa (m) : 1,5 kg

Kecepatan Sentrifugal (v) : 4.000 rpm : n x 2πr / 60 : 4.000 x ((2 x 3,14 x 0,016) / 60) : 6,69 m/s Ditanya : Gaya Sentrifugal (Fs) ?

Fs = m x as

Fs = m x v² / r

Fs = 1,5 x (6,69² / 0,016)

Fs = 4.206,8 N

2. Gaya Tekan (Ft)

Beban (m) : 3.394,6 N : 346,39 kg Percepatan : 0,16 m/s Ditanya : Gaya Tekan (Ft) ?

Ft = m x a

Ft = 346,39 x 0,16

= 543,14 N 3. Gaya Aksi / Gaya Cekam (Fp)

Tekanan angin : 5 bar (1 bar = 100.000 N/m²)

: 500.000 N/m² Ditanya : Gaya Aksi (Fp) ?

Fp = D² x (

𝜋 4

) x P

= (0,1)² x (3,14

4 ) x 500.000

= 3.925 N 4. Gaya Reaksi

Gaya Reaksi sama dengan gaya aksi, tetapi dengan arah yang berlawanan.

Gaya Aksi = - Gaya Reaksi 3925 N = - 3.925 N

Sehingga gaya reaksi adalah 3.925 N 4.5. Titik Kritis

Menurut penulis ada titik kritis pada jig Pre drill model B74, yaitu titik yang menerima gaya paling besar. Sehingga ada kemungkinan terjadi kerusakan di area tersebut atau bahkan membuat luka benda kerja.

Titik kritis yang ada sebagai berikut.

➢ Pencekaman

Akibat gaya sentrifugal yang terjadi menyebabkan kemungkinan benda kerja ikut berputar.

• Gaya sentrifugal : 4.206,8 N

• Gaya cekam (aksi) : 3.925 N

Besar gaya cekam dibawah gaya sentrifugal, namun untuk menjaga agar benda kerja tidak ikut berputar terdapat tahanan tambahan dari locating.

Dimana locating tersebut menahan rib dari benda kerja.

Berikut kekuatan dari tahanan rib dari benda kerja : T ijin : 0,5 x Teg.ultimate

: 0,5 x 318 MPa (Aluminium paduan)

: 159 MPa A : 15 x 3

: 45 mm Ditanya : Fmax ?

Fmax = T.ijin x A Fmax = 159 x 45

= 7.155 N

Gaya Tekan Gaya Sentrifugal Gaya Aksi Gaya Reaksi Benda Kerja

(11)

34

Politeknik Manufaktur Astra

Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan

benda kerja tidak akan ikut berputar karena gaya cekam dan dibantu oleh tahanan pada locating.

Locating tersebut pun tidak sampai merusak benda kerja.

4.6. Evaluasi Hasil

(a) (b) Gambar 9. Outer Tube Model B74 : (a) Reject, (b)OK

Dari gambar 9 terlihat perbedaan produk ok dan produk reject. Karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk membandingkan reject sebelum dan sesudah perbaikan, maka penulis menggantinya dengan data trial yang dilakukan oleh pihak industri.

Berdasarkan gambar 10. terjadi penurunan reject concentric pada proses Pre-drill model B74. Sebelum perbaikan data reject concentric diambil pada bulan Januari 2020 dan Februari 2020 yang didapat angka reject sebesar 7% atau 618 set dari 8.812 set outer tube. Setelah perbaikan, diambil data pada bulan Juli 2020 dan didapat angka reject concentric sebesar 1,4%

atau 47 set dari 3.360 set outer tube.

Gambar 10. Perbandingan data reject V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah hasil perbaikan mampu menaikan kualitas dan kuantitas outer tube model B74. Reject concentric outer tube model B74 mengalami penurunan yaitu 618 set (7%) dari 8.812 set menjadi 47 set (1,4%) dari 3.360 set outer tube. Serta hasil rancangan jig mampu menahan gaya yang terjadi dan aman untuk benda kerja.

Adapun saran yang dapat disampaikan adalah tetap melakukan perbaikan berlanjut pada jig Pre-drill outer tube model B74 dan penerapannya pada model lainnya. Serta untuk jig model B74 diharapkan agar dilakukan tindakan perawatan berkala seperti pengecekan baut-baut yang ada pada jig Pre-drill outer tube model B74.

VI. DAFTAR PUSTAKA

[1]. Joshi, Prakash Hiralal.2001. Jigs and Fixtures.

New Delhi: Tata McGraw-Hill

[2]. Agus Joko, Yohanes.2018. Jig and Fixture. Di presentasikan di polman Astra

[3]. Oberg, E. (2004). Machinery's Handbook 27 Edition. New York: Industrial Press Inc.

[4]. https://www.academia.edu/5874706/Materi- drilling, diakses tanggal 15 April 2020 [5]. https://id.scribd.com/doc/160848006/CONCE

NTRICITY-T, diakses tanggal 16 April 2020 [6]. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Aluminium,

diakses tanggal 18 Juni 2020

[7]. https://sis.binus.ac.id/2017/05/15/fishbone- diagram/, diakses tanggal 15 April 2020 [8]. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian

-metode-5w1h-dalam-manufakturing/, diakses tanggal 11 Juni 2019

Perbedaan garis sumbu <0,5

Gambar

Gambar  1 adalah contoh kondisi concentric atau  kesatusumbuan lingkaran dan excentrik lingkaran atau  ketidaksatusumbuan  lingkaran  tersebut
Gambar 4. Reject Concentric Model B74  Pada  proses  Pre  drill  model  B74  terdapat  2  macam reject, yaitu reject concentric dan reject luka
Gambar 6. Fishbone Diagram
Gambar 7. Design Jig
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian TPS Checker dapat disimpulkan bahwa alat ini mampu digunakan untuk melakukan pengukuran pada sensor TP serta menghapus kode kerusakan pada sepeda motor Honda

Dari perancangan sistem otomatisasi pada rainwater system yang telah dilakukan dapat disimpulkan gedung menara astra dapat memaksimalkan penggunaan air hujan dan

Berdasarkan kedua data tersebut, keuntungan fixture yang menggunakan material logam paduan magnesium dengan massa yang jauh lebih ringan terletak pada kemampuan

Metoda penelitian yang dilakukan adalah mengamati kondisi di lapangan saat kendaraan mogok, mengambil sampel bahan bakar dari pre filter dan mengirimkannya ke lab,

Berdasarkan analisis akar permasalahan process loss pada mesin fin press menggunakan fishbone di atas, maka bisa diambil kesimpulan bahwa akar per-masalahan dari process

Pada faktor manusia, root cause yang ditemukan adalah belum ada penampang khusus untuk mengganti oli mesin dengan carter oli yang miring, dengan carter oli yang

(6) Angka setana, yaitu suatu cara untuk mengontrol bahan bakar solar dalam kemampuan untuk mencegah terjadinya knoking, tingkat yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data melalui dokumentasi dari dokumen- dokumen resmi KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem yang berkaitan dengan