1
Politeknik Manufaktur Astra
p-ISSN 2085-8507 e-ISSN 2722-3280
TECHNOLOGIC
VOLUME 12 NOMOR 2 | DESEMBER 2021
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta Utara 14330 Telp. 021 651 9555, Fax. 021 651 9821
www.polman.astra.ac.id
Email : [email protected]
ii
DEWAN REDAKSI
Technologic
Ketua Editor:
Dr. Setia Abikusna, S.T., M.T.
Dewan Editor:
Lin Prasetyani, S.T., M.T.
Rida Indah Fariani, S.Si., M.T.I Yohanes Tri Joko Wibowo, S.T., M.T.
Mitra Bestari:
Abdi Suryadinata Telaga, Ph.D. (Politeknik Astra)
Dr. Eng. Agung Premono, S.T., M.T. (Universitas Negeri Jakarta) Harki Apri Yanto, Ph.D. (Politeknik Astra)
Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, IPM (Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya) Dr. Sirajuddin, S.T., M.T. (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) Dr. Eng. Syahril Ardi, S.T., M.T. (Politeknik Astra)
Dr. Eng. Tresna Dewi, S.T., M.Eng (Politeknik Negeri Sriwijaya)
Administrasi:
Asri Aisyah, A.md.
Kristina Hutajulu, A.md.
Kantor Editor:
Politeknik Manufaktur Astra
Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta Utara 14330 Telp. 021 651 9555, Fax. 021 651 9821
www.polman.astra.ac.id
Email : [email protected]
iii
Politeknik Manufaktur Astra
EDITORIAL
Pembaca yang budiman,
Puji syukur kita dapat berjumpa kembali dengan Technologic Volume 12 No. 2, Edisi Desember 2021.
Pembaca, Jurnal Technologic Edisi Desember 2021 kali ini berisi 13 manuskrip (6 paper berasal dari penyelenggaraan SNEEMO 2021 yang direkomendasikan reviewer untuk dipublikasikan di Technologic).
Atas nama Redaksi dan Editor, masih di tengah pandemi covid-19 yang belum usai, kami do’akan semoga dalam keadaan sehat selalu, tetap menjaga Protokol Kesehatan, dan kami haturkan terima kasih atas kepercayaanpara peneliti dan pembaca, serta selamat menikmati dan mengambil manfaat dari terbitan Jurnal Technologic kali ini.
Selamat membaca!
iv
DAFTAR ISI
PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI DEFECT PERBEDAAN WARNA (BELANG) PADA PISTON TYPE
B DALAM PROSES HEAT TREATMENT DI PT. X 1
Wahyudi dan Wisnu Adi Nugroho
MENURUNKAN LEAD TIME SERVICE BERKALA EKSTERNAL FORTUNER DENGAN
MEMPERCEPAT PROSES PENGGANTIAN OLI MESIN DI PT XYZ 7 Setia Abikusna, Wildan Fardian
PERANCANGAN MEDIA PEMANTAUAN UNTUK PENGGUNA APLIKASI CRM DYNAMICS 365 MODUL SERVICE DENGAN METODE DESIGN THINKING DI PT UNITED TRACTORS PANDU
ENGINEERING 11
Rohmat Setiawan, Syaiful Azhar, dan Happy Melati Indraningtyas
MENGURANGI LOSS TIME UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUK EVACOND AREA
BUSINESS UNIT AIR CONDITIONER PT. ABC 17
Nensi Yuselin, Nova Kusuma Megananda
MENURUNKAN FREKUENSI KERUSAKAN SISTEM MESIN DENGAN MEMODIFIKASI JADWAL MAINTENANCE PADA BUS MRT SCANIA TIPE K310 DAN PENANGANAN LIMBAH YANG
DITIMBULKANNYA 23
Vuko A T Manurung , Yohanes Tri Joko Wibowo, Thoriq Daffa Nurdin
PEMBUATAN JIG PROSES PRE DRILL MODEL B74 GUNA MENURUNKAN REJECT CONCENTRIC PADA LINI PRODUKSI PENGECORAN OUTER TUBE DI PT KAYABA INDONESIA 29 Herry Syaifullah dan Fajar Hakim Permadi
PEMBANGUNAN APLIKASI UNTUK EFISIENSI PENGAJUAN KEGIATAN PROMOSI DILER DENGAN PENDEKATAN WATERFALL (STUDI KASUS ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA) 35 Dewi Cipto Rini, Eka Putri Aprillia, Suhendra
RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATISASI RAINWATER SYSTEM UNTUK PEMANFAATAN AIR
HUJAN DI GEDUNG MENARA ASTRA 41
Rohmat Setiawan, Eko Prasetiono, dan Elanza Khaeladien
ANALISIS MODAL DAN HARMONIK SEBUAH RANCANGAN FIXTURE UJI VIBRASI UNIVERSAL
MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA 46
Mikhael Gilang Pribadi Putra Pratama, Muksin, Yusuf Giri Wijaya, Nur mufidatul Ula
PEMBUATAN ALAT TPS (THROTTLE POSITION SENSOR) CHECKER PADA SEPEDA MOTOR
HONDA REVO PGM-FI BERBASIS IOT MENGGUNAKAN MODUL ESP32 52
Gigih Pramudito, Lea Nika Fibriani, dan Syahroni
v
Politeknik Manufaktur Astra
ANALISIS PERKUATAN DAN PENANGANAN TIMBUNAN BADAN JALAN TOL TRANS SUMATERA SEKSI V PEKANBARU-DUMAI DENGAN STRUKTUR PILE EMBANKMENT 57 Reinata Avhycanti L , Kartika Setiawati
IMPLEMENTASI METODE K-NEAREST NEIGHBOR UNTUK PREDIKSI PENJUALAN KEMASAN
SKINCARE PADA PT. UNIVERSAL JAYA PERKASA 63
Rino Indra Muhammad, Esron Rikardo Nainggolan, Jordy Lasmana Putra, Sidik, Susafa’ati, dan Ummu Radiyah
INVESTIGASI KARAKTERISTIK GETARAN KOMPOSIT SANDWICH BERBAHAN SERAT KARBON
UNI-DIRECTIONAL BERPENGUAT CRESTAPOL 70
Nur Mufidatul Ula, Yusuf Giri Wijaya, Muksin, Mikhael Gilang P.P.P, dan Nurul Lailatul Muzayadah
23
MENURUNKAN FREKUENSI KERUSAKAN SISTEM MESIN DENGAN MEMODIFIKASI JADWAL MAINTENANCE PADA BUS MRT SCANIA TIPE K310 DAN PENANGANAN LIMBAH YANG DITIMBULKANNYA
Vuko A T Manurung
1, Yohanes Tri Joko Wibowo
2, Thoriq Daffa Nurdin
31Program Studi Mesin Otomotif, Politeknik Astra Jakarta Indonesia
2Program Studi Pembuatan Peralatan dan Perkakas Produksi, Politeknik Astra Jakarta Indonesia
3Program Studi Mesin Otomotif, Politeknik Astra Jakarta Indonesia
E-mail : [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3
Abstrak-UT cabang On Road merupakan salah satu perusahaan yang dipilih oleh operator bus Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta untuk melakukan kontrak perawatan pada unit Scania K310 IB Maxi Bus miliknya, sehingga unit bus siap beroperasi melayani transportasi publik. Pada 2021 unit bus tipe K310 mengalami persoalan berupa mesin yang mati mendadak. Pengecekan di lapangan menunjukkan bahwa aliran bahan bakar dari filter bahan bakar ke mesin mengalami sumbatan sehingga alirannya tidak lancar. Dari persoalan yang timbul ini maka dilakukan penyelidikan dan ditemukan aliran bahan bakar yang tidak lancer ke mesin. Dari buku referensi yang ada, penggunaan solar B30 yang ada di pasaran Indonesia akan menyebabkan usia saringan bahan bakar menjadi lebih pendek. Oleh karena itu dilakukan perbaikan pada sistem penyaringan (filter) bahan bakar dengan mempercepat penggantian pre fuel filter dari per 20.000 km pemakaian, menjadi setiap 10.000 km pemakaian. Proses ini dilakukan guna menghindari denda dari operator bus akibat tidak beroperasi dan terjadinya di jalur khusus bus yang mengakibatkan kemacetan. Metodologi penelitian yang dilakukan adalah mengecek peyebab mogoknya unit, mengambil sampel bahan bakar yang ada di filter dan mengirimkan ke lab utuk di analisis kandungannya sehingga dapat diambil tindakan. Proses perbaikan ini dapat menurunkan kerusakan mesin sampai dengan 0% sehingga target Physical Availability (PA) unit tercapai. Percepatan penggantian saringan bahan bakar ini mengakibatkan jumlah limbah yang dihasilkan dari saringan tersebut juga makin banyak sehingga perlu dibuat juga sistem pengolahan limbah bahan bakar agar dapat dipakai dan tidak dibuang secara percuma.
Kata Kunci : Pre Fuel Filter, Scania K310, PA
I. PENDAHULUAN
Guna menjaga agar Physical Availability (PA) unit bus sesuai yang distrandardkan maka operator Moda Raya Terpadu dengan nama perusahaan tersebut adalah PT. MRT Jakarta melakukan kontrak perawatan ke PT UT cabang onroad. PT UT memenangkan kontrak Full Maintenance Contract (FMC) dengan PT MRT Jakarta. Service FMC meliputi: pelaksanaan kegiatan service warranty, troubleshooting, periodic inspection dan component overhaul unit-unit Scania K310 Maxi Bus.
Dari pengamatan saat perbaikan di lapangan kerusakan disebabkan aliran bahan bakar terhambat masuk ke dalam mesin. Hal ini menyebabkan unit mogok saat beroperasi sehingga menyebabkan kemacetan di jalur MRT. Untuk itu perlu dilakukan penyelidikan penyebab tersendatnya aliran bahan bakar ke mesin.
Pada penelitian sebelumnya [1,2] juga terjadi hal yang sama yaitu bahan bakar terlalu banyak mengandung air dan kotoran lainnya, sehingga terjadi pemyumbatan di water separator dan menyebabkan mesin dump truck mati yang didahului dengan kehilangan daya (low power).
Bahan bakar yang digunakan adalah jenis solar B30 yang tersedia di pasaran. Solar B30 memiliki kelemahan antara lain usia filter solar yang semakin pendek, akan tetapi biosolar B30 justru akan meningkatkan performa mesin dan kebersihan didalam ruang bakar [3,4].
Tujuan penelitian ini adalah agar bus tidak lagi mengalami mogok di jalurnya sehingga operator bus tidak dikenakan denda (penalty) akibat mogok di jalur yang menyebabkan kemacetan panjang dan merusak citra operator bus. Efek dari percepatan pergantian saringan ini akan menyebabkan jumlah limbah bahan bakar yang dihasilkan menjadi lebih banyak. Oleh karena itu perlu dicarikan solusi agar limbah yang dihasilkan masih dapat di gunakan untuk pemakaian di tempat lain yang tidak memerlukan kualitas bahan bakar yang baik seperti untuk bus.
Metoda penelitian yang dilakukan adalah mengamati kondisi di lapangan saat kendaraan mogok, mengambil sampel bahan bakar dari pre filter dan mengirimkannya ke lab, studi literatur dan mendisain alat agar bahan bakar yang tersisa di pre filter dan separator di kendaraan dapat di manfaatkan kembali untuk menghidupkan aktivitas lainnya seperti
24
Politeknik Manufaktur Astra
membersihkan komponen saat maintenance dansebagai bahan bakar genset.
II. PENGUMPULAN DATA
Pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa filter bahan bakan penuh dengan dengan kotoran yang menyumbat aliran (gambar 1)
(a) Water separator yang berisi cairan kental
(b) Filter utama (kiri yang baru kanan yang lama
Gambar 1. Kondisi water separator (a) dan filter (b) diambil saat mesin mati mendadak
Kemudian diambil sampel bahan bakar yang ada di water separator dan dikirimkan ke laboratorium untuk dilakukan analisis dan didapatkan data seperti pada tabel 1. Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah partikel dan ukuran partikel yang ada di dalam solar sampel adalah seperti pada tabel 2.
Tabel 1. Hasil analisis laboratorium
Tabel 2. Ukuran partikel dan jumlahnya
Berdasarkan hasil analisis di laboratorium, terlihat bahwa ukuran partikel dan jumlahnya sangat tinggi sehingga perlu menjadi perhatian dalam penangannya di lapangan terutama dalam hal kebersihan dan penanganan (handling) mulai saat kedatangan dari sumbernya sampai dengan dituang kedalam tangki bus.
Setelah mendapatkan data masalah filter bahan bakar, rata-rata filter mengalami kerusakan pada pemakaian di 16.000 km setelah service sebelumnya.
Hal ini terjadi pada 15 unit dari 150 unit yang dimiliki oleh operator MRT.
25
Tabel 3. Unit yang mengalami mesin mati tiba-tiba.Guna mencegah terjadinya kerusakan mendadak (Unschedule breakdown) unit bus, taget yang harus dihasilkan adalah penurunan kerusakan mendadak dari 15 unit menjadi 3 unit rata-rata perbulan. Untuk merealisasikan ini perlu presentasi ke operator bus agar mau melakukan proses penggantian prefilter dari standartnya setiap pencapaian 20000 km menjadi 10000 km. Data (tabel 3) menunjukkan persoalan terjadi setelah mencapai angka 16000 km.
hal ini disebabkan adanya kotoran yang lolos dari filter masuk ke dalam mesin sehingga menyebabkan kerusakan dengan biaya yang lebih mahal.
Secara garis besar membandingkan hasil yang diperoleh bila pergantian pre filter tidak dipercepat dengan mempercepat pergantiannya tentunya ada kerugian dan keuntungan yang diperoleh. Bila pergantian tidak dipercepat sesuai dengan prosedur pada manual book keuntungannya adalah biaya pergantian filter dapat dihemat dan waktu kerja bus memjadi lebih panjang, akan tetapi kerugiannya adalah kemungkinan kerusakan pada mesin yang berbiaya mahal dan kemungkinan mogok di jalur MRT yang mengakibatkan kemacetan. Hal lainnya adalah perbaikan perlu waktu 5 hari kerja karena akan melakukan pengecekan sesuai prosedur dari pabrik pembuat [10]. Biaya lainnya yaitu menderek bus ke workshop dan proses pemindahan penumpang ke bus lainnya sehingga mengakibatkan image operator turun di mata masyarakat. Dengan demikian percepatan pergantian pre filter menjadi layak untuk dipertimbangkan dan dilaksanakan. Perhitungannya dijelaskan pada bagian biaya dan keuntngan.
Setelah mendapat persetujuan operator maka dilakukan proses pergantian pre filter untuk setiap pencapain 10000 km
Kemudian setelah interval pergantian filter disetujui oleh operator bus, maka timbul persoalan
baru yaitu limbah solar yang ada di pre filter semakin banyak sehingga perlu di treatment dengan benar agar menghindari pencemaran lingkungan. Dari pengamatan dilapangan bahwa limbah dari pre filter tersebut masih dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan bakar genset di workshop, tentunya setelah limbah tersebut di-treatment dengan benar.
Guna mewujudkan agar limbah bahan bakar dapat dipakai maka dibuat alat yang dapat membersihkan limbah menjadi bahan bakar siap pakai di genset. Langkah pertama adalah mendisain alat penampung solar bekas dan proses treatment sehingga limbah solar dapat dipakai kembali. Disain yang diusulkan harus mempertimbangkan kemampuan menampung limbah solar sebanyak 125 liter dan alat tersebut harus dapat berpindah dengan cepat sehingga perlu ada roda. Untuk proses disain ini menggunakan alat bantu aplikasi Autodesk Inventor.
Setelah gambar disetujui maka dilakukan fabrikasi untuk segera dapat digunakan mengolah limbah solar (gambar 3). Setelah dilakukan uji coba dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, maka langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan terhadap teknisi yang akan menggunakan alat tersebut.
Gambar 2. Desain kotak penampung limbah solar
26
Politeknik Manufaktur Astra
Gambar 3. Alat penampung limbah solar.
III. EVALUASI DAN HASIL
Setelah alat tersebut diimplementasikan di wokshop maka diperloleh hasil seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Problem mesin mati (Januari sampai dengan Juli 2021)
Dari tabel 4 terlihat bahwa sejak dlakukan perubahan pergantian pre filter dari 16000 km menjadi setiap 10000 km (bulan April) sudah melampai target yang direncanakan, sehingga tidak ada lagi mesin mati mendadak saat kendaraan ada dijalur MRT.
Selanjutnya data hasil dari pemakaian alat penampung limbah solar setelah digunakan terlihat pada tabel 5. Dengan demikian limbah solar dapat di daur ulang untuk dipakai sebagai bahan bakar genset yang ada di workshop sehingga tidak ada limbah bahan bakar yang ada di dalam filter. Jumlah limbah saat proses pengujian sebanyak 87 liter.
Tabel 5. Proses treatment limbah bahan bakar
Keuntungan yang kelihatan (tangible benefit) dengan proses perbaikan (improvement) untuk PT UT sebagai pemegang kontrak perawatan berupa biaya yang seharusnya dikeluarkan dapat ditekan terutama denda (pinalty) akibat mesin bus mati saat di jalur MRT.
Sedangkan untuk operator dapat mengurangi limbah solar saat melakukan pergantian sistem penyaringan di kendaraan dan menggunakannya untuk keperluan lainnya di workshop seperti untuk genset dan media pembersih komponen lainnya saat maintenance bus. Disamping itu bus tidak perlu berhenti selama 5 hari untuk dilakukan evaluasi sesuai dengan prosedur dari pabrik pembuat bila bus mati secara tiba-tiba (unscheduled breakdown).
a. Pemegang kontrak maintenance (PT UT)
• Biaya denda (Pinalty) yang harus dikeluarkan PT. UT dari pengelola MRT akibat bus mogok di bus lane Rp 3.500.000,00. Denda untuk 15 unit = 15 x Rp 3.500.000 = Rp 52.500.000,00
• Pendapatan PT UT untuk setiap bus per kilometer adalah: Rp 28.000,00
• Pendapatan PT UT untuk sebuah Pre-Filter bahan bakar: Rp 664.000,00
• Biaya pembuatan alat: Rp 3.000.000,00
• Jarak Tempuh unit bus per Hari: 300 km/hari.
Pendapatan tambahan (Revenue) dari PT UT akibat penerapan penggantian pre fuel filter = biaya pergantian Pre-Fuel Filter x Frekuensi Penggantian (April, Mei, Juni, Juli) =
Rp 664.000,00 x 139 = Rp 92.296.000,00 Revenue tambahan dari pemakaian alat penampung bahan bakar, pada periode April - Juli (1 pre fuel filter kapasitas 2 liter)
= Schedule Service + Schedule Penggantian Pre- Fuel Filter = (115 + 139) x 2 liter = 254 x 2 liter = 508 liter.
Harga Solar x Jumlah fuel yang tertampung
= Rp 5.150,00 x 508 liter = Rp 2.616.200,00.
Dengan demikian total biaya yang bisa dihemat (saving) oleh PT UT = revenue Implementasi + revenue tambahan dari pemakaian alat pengolah
27
solar + Potensi Cost = = Rp 92.296.000,00 + Rp 2.616.200,00 + Rp 52.500.000,00= Rp 147.412.200,00
b. Perhitungan biaya yang tidak diperoleh (lost revenue) oleh operator:
• Unit tidak beroperasi selama 5 hari = 5 hari x 300 km/hari x 15 unit = 1500 km/hari x 15 unit = 22.500 km = 22.500 km x Rp 28.000 = Rp 630.000.000,00
Dengan demikian NQI (Net Quality Income) yang didapat dengan proses perbaikan (improvement) ini adalah: kerugian yang seharusnya dialami dari pihak operator + kerugian dari PT UT – Biaya pembuatan alat adalah:
Rp. 630.000.000,00 + Rp. 147.412.200,00 – Rp 3.000.000,00 = Rp 774.412.200,00
Manfaat yang tidak terlihat (intangible benefit) dari program implementasi penggantian pre fuel filter untuk setiap pencapaian 10.000 kilometer dan alat tampung limbah bahan bakar ini untuk PT UT (yang melakukan kontrak maintenance) dan PT MB (operator) terbagi dalam beberapa tolak ukur, yaitu:
Quality, Cost, Delivery, Safety, Morale, dan Productivity seperti pada tabel 6.
Tabel 6. Manfaat potensial (intangible benefit)
BENEFIT SEBELUM PERBAIKAN
SESUDAH PERBAIKAN QUALITY unit mengalami
mati mesin secara tiba-tiba dijalan sehingga menyebabkan kemacetan
Unit tidak lagi mengalami mesin mati mendadak
Kualitas bahan bakar bekas penggantian fuel filter buruk
Kualitas bahan bakar bekas menjadi lebih baik
COST
Unit mogok maka perusahaan akan
mendapatkan denda
Tidak akan terkena denda akibat mogok
Bahan bakar menjadi terbuang dan tidak dapat dimanfaatkan
Bahan bakar dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya
DELIVERY - Breakdown unit lebih lama
Tidak terjadi lagi breakdown unit
SAFETY
Bahan bakar tercecer dilantai, sehingga lantai menjadi licin
Bahan bakar di tampung dan lanytai lebih bersih
MORALE
Image masyarakat terhadap terhadap produk bus Scania turun
Unit bis selalu siap melayani kebutuhan transportasi
PRODUCTI VITY
Availability unit hanya 70%
karena unit sering mogok
Availability unit mencapai 100% dan jarang mengalami mogok
IV. KESIMPULAN
a. Penurunan kerusakan mesin (engine shutdown) secara tiba-tiba dapat di tekan sampai dengan 0%.
b. Denda (penalty) akibat unit mogok menjadi hilang.
c. Bahan bakar sisa yang seharusnya dibuang masih dapat dimanfaatkan
V. DAFTAR PUSTAKA
[1]. V A T Manurung, Y T Joko W1 and R I Poetra.
(2018). Auto Drain Valve Water Separator Inside the Unit of Komatsu HD 465-7R, Published under licence by IOP Publishing Ltd, IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, Volume 306, Manado, Indonesia.
[2]. V Manurung, YT Wibowo, RP, Afani (2019), Menurunkan kerusakan yang tidak terjadwal (unschedule breakdown) sistem bahan bakar pada unit komatsu hd 1500-7 dipt ut site kalimantan timur, journal of mechanical engineering and mechatronics 4 (1).
[3]. VAT Manurung, FRSR Tambunan, YC Sutama (2013), Mengurangi Resiko Kerusakan Auto Priming Pump pada Dump Truck Tipe HD785- 7 di PT UT site Batu Kajang Kalimantan Timur. Authors.
[4]. Alciatore, D. G. dan Histand, M. B. (2003).
Introduction to Mechatronics and Measurement System (Edisi 2). McGraw-Hill, Inc.
[5]. https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/14/
180607015/tersedia-hampir-di-seluruh-spbu- ini-plus-minus-biodiesel-b30.
28
Politeknik Manufaktur Astra
[6]. https://litbang.esdm.go.id/news-center/arsip-berita/tips-mengelola-bahan-bakar-b30-agar- tidak-menyumbat-filter-bahan-bakar, Badan Penelitian Pengembangan Energi & Sumber Daya Mineral.
[7]. Solikhah, Maharani Dewi (2020). Pedoman Penanganan dan Penyimpanan Biodiesel dan Campuran Biodiesel (B30). Direktorat Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konversi Energi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Jakarta.
[8]. https://www.radarbangsa.com/news/32463/tra nsjakarta-masih-layani-400-450-ribu-orang- tiap-hari-selama-pandemi, Rahmad Novandri.
“TransJakarta Masih Layani 400-500 Ribu Orang Tiap Hari Selama Pandemi”.
[9]. https://www.lksotomotif.com/2018/09/fungsi- injection-nozle-injektor-dan.html, diakses 28 Mei 2021, Juliandi. “Pengertian dan Fungsi Injektor”.
[10]. Scania CV AB. (1994 - 2020). Scania Multi [11]. T Gilles (2012), Automotive Service
Inspection, Meintenance, Repair, 4th Edition, Delmar.