• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI BUILDING INFORMATION MODELING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "APLIKASI BUILDING INFORMATION MODELING"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI BUILDING INFORMATION MODELING DAN ANALISIS KINERJA WAKTU PADA PEMBANGUNAN GEDUNG

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN IPB MENGGUNAKAN TEKLA STRUCTURES

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2016

MELIA HERGIANA

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aplikasi Building Information Modeling dan Analisis Kinerja Waktu pada Pembangunan Gedung Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Menggunakan Tekla Structures adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2016 Melia Hergiana NIM F44120051

(4)
(5)

ABSTRAK

MELIA HERGIANA. Aplikasi Building Information Modeling dan Analisis Kinerja Waktu pada Pembangunan Gedung Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Menggunakan Tekla Structures. Dibimbing oleh ERIZAL.

Saat proses pelaksanaan proyek konstruksi analisis mengenai building information modeling (BIM) akan memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap kinerja manajemen proyek yang terintegrasi dengan model bangunan secara keseluruhan. Selain itu, aspek penting dari manajemen konstruksi adalah kinerja waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan BIM sampai pemodelan 4D dan menganalisis kinerja waktu pada proyek pembangunan gedung FEM IPB. Penerapan BIM pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Tekla Structures. Pemodelan 3D meliputi pemodelan pondasi, kolom, balok, pelat, dan atap. Pemodelan 4D dilakukan dengan penambahan jadwal pekerjaan pada pemodelan 3D yang telah dibuat. Analisis kinerja waktu dilakukan dengan metode kurva S. Penerapan BIM telah dilakukan hingga diperoleh pemodelan 3D dan 4D.

Berdasarkan nilai deviasi, proyek ini mengalami keterlambatan pada bulan Oktober dan November sebesar -4.4250% dan -4.617%. Keterlambatan tersebut dikarenakan faktor cuaca dan tenaga kerja. Keterlambatan dapat diatasi dengan penambahan tenaga kerja, jam kerja, dan alat penunjang.

Kata kunci: BIM, kinerja waktu, kurva S, manajemen konstrusi, Tekla Structures

ABSTRACT

MELIA HERGIANA. Building Information Modeling Aplication and Time Schedule Analysis in Construction Project of Faculty of Economics and Management IPB Using Tekla Structures. Supervised by ERIZAL.

During implementation of construction project, the analysis of building information modeling (BIM) will give a clearer picture on project management performance that integrated with building model as a whole. Besides, an important aspect of construction management is a performance time. This research aimed to get of 4D modeling using BIM and to analyze time schedule of the construction project of FEM IPB building. Application of BIM on this research was conducted using Tekla Structures. The 3D modeling included modeling of foundations, columns, beams, plates, and roofs. The 4D was conducted by adding working schedule to 3D model. Time schedule analysis performed by S curve methode. Application of BIM has done to obtain 3D and 4D model. Based on the value of the deviation, the project suffered delays at October and November of -4.4250% and -4.617%. The delay was dued to weather and labors condition. The delay were resolved by increasing labor, working hours, and supporting tools.

Keywords: BIM, construction management, S curve, Tekla Structures, time schedule

(6)
(7)

MELIA HERGIANA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

pada

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2016

APLIKASI BUILDING INFORMATION MODELING DAN ANALISIS KINERJA WAKTU PADA PEMBANGUNAN GEDUNG

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN IPB

MENGGUNAKAN TEKLA STRUCTURES

(8)
(9)
(10)
(11)

PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunianya sehingga skripsi yang berjudul “Aplikasi Building Information Modeling dan Analisis Kinerja Waktu pada Pembangunan Gedung Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Menggunakan Tekla Structures” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada:

1. Dr. Ir. Erizal, M.Agr selaku pembimbing atas bantuan serta waktu yang telah diluangkan dalam memberikan ilmu, bimbingan, masukan, dan motivasi selama penulis mengikuti pendidikan, penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi.

2. Bapak Muhammad Fauzan, ST., MT. dan Ir. Machmud Arifin R, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penyusunan skripsi.

3. Kedua orang tua, Bapak Isep dan Ibu Geugeu serta seluruh keluarga besar atas doa, dukungan, dan motivasi yang diberikan.

4. PT Rembiga Indah khususnya Bapak Tony dan Bapak Asmunanto atas bantuannya selama penyusunan skripsi.

5. Kak Citra, Kak Uci, dan Tebe atas sharing ilmu dan masukannya.

6. Devika Zulvia, Mardianto Effendi, Fakhril Hamdi, dan Angga Warsito sebagai rekan satu bimbingan atas bantuan dan semangatnya.

7. Aroh Rohmawati, Anissa Anggraini, Rulia Ramaita, Nur Padliah, Lina Ariyani, Rika Purnamasari, Mohammad Gilang Nugraha, Saufira Inkemaris atas bantuan, semangat, dan segala kebersamaannya.

Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dalam penulisan skripsi ini yang disadari masih terdapat banyak kekurangan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Agustus 2016 Melia Hergiana

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 3

Program Tekla Structure 3

Manajamen Konstruksi dan Waktu pada Proyek Konstruksi 4

METODE PENELITIAN 7

Waktu dan Tempat 7

Alat dan Bahan 7

Prosedur Penelitian 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 123

Gambaran Umum Proyek 13

Penerapan BIM pada Gedung FEM IPB 13

Analisis Kinerja Waktu 23

SIMPULAN DAN SARAN 26

Simpulan 26

Saran 26

DAFTAR PUSTAKA 26

LAMPIRAN 29

RIWAYAT HIDUP 37

13

(14)

DAFTAR TABEL

1 Detail pemodelan kolom gedung FEM IPB 14

2 Detail pemodelan pondasi gedung FEM IPB 15

3 Detail pemodelan tie beam gedung FEM IPB 16

4 Detail pemodelan balok gedung FEM IPB 17

5 Bobot pekerjaan pembangnan gedung FEM IPB 24

DAFTAR GAMBAR

1 Tiga batasan dalam manajemen konstruksi 4

2 Aspek-aspek manajemen waktu 5

3 Grid gedung FEM IPB 8

4 Reference model Gedung FEM IPB 8

5 Konfigurasi objek grup completed 10

6 Konfigurasi objek grup started 11

7 Konfigurasi objek grup not started 11

8 Konfigurasi objek grup all 11

9 Konfigurasi object representation 11

10 Diagram alir prosedur penelitian 12

11 Lokasi proyek pembangunan gedung FEM IPB 13

12 Pemodelan kolom gedung FEM IPB 14

13 Pemodelan pondasi gedung FEM IPB 15

14 Pemodelan balok gedung FEM IPB 16

15 Pemodelan pelat gedung FEM IPB 19

16 Pemodelan tangga gedung FEM IPB 19

17 Pemodelan atap gedung FEM IPB 20

18 Hasil pemodelan gedung FEM IPB 20

19 Hubungan antara pemodelan 3D, Model organizer, dan Task manager 21 20 Hasil Project visualization pembangunan gedung FEM IPB 21

21 Hasil interpretasi dengan Tekla BIMSight 22

22 Kurva S pembangunan gedung FEM IPB 23

DAFTAR LAMPIRAN

1 Pengkategorian komponen struktur gedung FEM IPB pada Model rganizer 29

2 Hasil penjadwalan pada Task manager 30

3 Jadwal pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung FEM IPB 35

(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pertambahan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan atas sarana dan prasarana meningkat. Hal tersebut menuntut adanya pembangunan di berbagai sektor. Salah satu sektor pembangunan yang penting adalah pembangunan sarana pendidikan. Proyek pembangunan gedung Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu proyek konstruksi untuk memenuhi kebutuhan sarana pendidikan tersebut.

Menurut Langi et al. (2012), proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang bersifat sementara dengan resiko yang relatif tinggi karena sifatnya yang unik, dinamik, dan kompleks. Proyek konstruksi juga merupakan salah satu kegiatan yang banyak menyerap tenaga kerja sehingga melibatkan banyak pihak dalam pengerjaannya. Oleh karena itu, pengerjaan suatu proyek konstruksi dalam suatu pembangunan harus tertata dengan rapi serta membutuhkan proses manajemen yang baik.

Manajemen konstruksi merupakan suatu proses pengelolaan pekerjaan pelaksanaan pembangunan fisik yang ditangani secara multi disiplin profesional dengan tahapan-tahapan persiapan, perencanaan, perancangan, pelelangan pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan, dan penyerahaan atau pengoperasiannya diperlukan sebagai suatu sistem menyeluruh dan terpadu. Manajemen konstruksi memiliki tujuan untuk mencapai hasil yang optimal dalam aspek memperkecil biaya, memanfaatkan waktu, dan mempertahankan kualitas (Tarore 2010).

Berdasarkan definisi tersebut, aspek penting dari manajemen konstruksi meliputi manajemen waktu, manajemen biaya, dan manajemen mutu.

Kinerja manajemen proyek konstruksi yang terintegrasi dengan model bangunan dapat digambarkan melaui konsep building information modeling (BIM). Prinsip dasar dari pemodelan BIM adalah dapat menggunakan model bangunan tiga dimensi (3D) untuk mendapatkan semua gambar proyek yang diperlukan, termasuk tampak, potongan, gambar presentasi dan rendering serta gambar detail konstruksi, serta perhitungan kuantitas dan estimasi harga.

Perubahan pada satu elemen model secara otomatis akan memperbarui semua gambar, perhitungan kuantitas dan estimasi harga (Ramadiaprani 2012).

Penerapan BIM dan kinerja waktu dapat dilakukan menggunakan program Tekla Structures. Tekla Structures merupakan program BIM yang memungkinkan untuk membuat dan mengelola data secara akurat dan rinci, serta dapat membuat model struktur 3D tanpa melupakan material dan struktur yang kompleks. Tekla Structure adalah program pemodelan multi-material dan multi-proses yang dapat menentukan dan menganalisa dalam suatu model 3D, serta dapat memperbaiki secara akurat semua pekerjaan struktur dan memiliki kemampuan mengoperasikan penjadwalan pekerjaan yang memberikan hasil manajemen proyek yang efisien (Yanuarini 2011).

(16)

2

Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan BIM dengan menggunakan program Tekla Structures pada pembangunan gedung FEM IPB?

2. Bagaimana kinerja waktu dalam pelaksanaan proyek pembangunan gedung FEM IPB?

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengaplikasikan BIM sampai pemodelan 4D pada proyek pembangunan gedung FEM IPB

2. Menganalisis kinerja waktu dengan membandingkan bobot pekerjaan pada kurva S rencana dan kurva S realisasi serta menentukan faktor penyebab jika terjadi keterlambatan dan tindakan untuk menanggulanginya

Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Penerapan BIM menggunakan program Tekla Structure dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam meningkatkan manajemen proyek 2. Menjadi referensi untuk melihat pengaruh kinerja waktu terhadap pelaksanaan

proyek konstruksi gedung

3. Faktor-faktor keterlambatan dan tindakan perbaikan dalam penelitian ini diharapkan mampu memudahkan analisis manajemen waktu sehingga dapat menjadi acuan untuk evaluasi kinerja proyek

Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan dengan membuat pemodelan menggunakan program Tekla Structures tanpa analisis pembebanan

2. Pemodelan diterapkan melalui BIM

3. Kinerja waktu dianalisis dengan membandingan bobot pekerjaan perbulan dari kurva S rencana dan kurva S realisasi

(17)

3

TINJAUAN PUSTAKA

Program Tekla Structure

Penelitian ini akan melakukan pemodelan 3D dari bangunan gedung FEM IPB menggunakan program Tekla Structures. Pemodelan 3D dengan penambahan informasi berupa waktu pelaksanaan proyek akan menghasilkan pemodelan empat dimensi (4D). Hasil pemodelan 4D akan membantu menganalisis kinerja waktu proyek pembangunan gedung FEM IPB.

Tekla Corporation didirikan di Finlandia pada tahun 1966 dan memiliki kantor pusat di Espoo, Finlandia. Tekla corporation memiliki beberapa jenis software, yaitu Tekla Stuctures, Tekla XCity, Tekla Xengineer, Tekla Xpipe, Tekla Xroad, Tekla Xpower, Tekla Xsteel, dan Tekla Xstreet. Tekla Structures awalnya dikenal sebagai Tekla X-Steel di pertengahan tahun 1990 (Jiang 2011). Tekla Structure adalah software pemodelan multi-material dan multi-proses yang dapat menentukan dan menganalisa dalam suatu model 3D, serta dapat memperbaiki secara akurat semua pekerjaan struktur dan memiliki kemampuan mengoperasikan penjadwalan pekerjaan yang memberikan hasil manajemen proyek yang efisien.

Prinsip dasar dari pemodelan Tekla Structures adalah dapat menggunakan model bangunan 3D untuk mendapatkan semua gambar proyek yang diperlukan, termasuk tampak, potongan, gambar presentasi, gambar detail konstruksi, perhitungan kuantitas, estimasi harga, dan kinerja waktu (Hergunsel 2011).

Keuntungan menggunakan Tekla Structure pada konstruksi adalah kualitas tinggi dan dokumentasi akurat dari proses konstruksi, perbaikan manajemen konstruksi, meningkatkan interaksi antara arsitek, insinyur dan kontraktor, serta memungkinkan pra-fabrikasi dari berbagai komponen konstruksi untuk meminimalkan kesalahan (Roginski 2011).

Tekla structures merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk membangun model informasi building information modeling (BIM). BIM merupakan sebuah pendekatan untuk desain bangunan, konstruksi, dan manajemen. Ruang lingkup BIM ini mendukung dari desain proyek, jadwal, dan informasi-informasi lainnya secara terkoordinasi dengan baik (Rayendra dan Soemardi 2014). Penggunaan BIM dapat memperoleh pemodelan 3D, 4D, 5D, dan 6D. Menurut Ramadiaprani (2012), Model 3D merupakan perwakilan dari lebar, panjang, dan tinggi suatu benda. Model 4D, menambahkan dimensi keempat yaitu jadwal proyek dengan model 3D. Sebuah model 4D BIM menghubungkan elemen 3D dengan timeline pengiriman proyek untuk memberikan sebuah simulasi virtual dari proyek di lingkungan 4D. Model 5D, menghubungkan data biaya dengan daftar kuantitas yang dihasilkan dari model 3D, sehingga memberikan estimasi biaya yang lebih akurat. Model 6D mempertimbangkan untuk fasilitas manajemen, biaya siklus hidup, dan dampak lingkungan.

Salah satu tujuan utama dari teknologi BIM adalah untuk mendukung setiap tahap pembangunan mulai dari tahap pra-konstruksi, tahap desain, tahap konstruksi dan fabrikasi sampai tahap pemeliharaan (Ramadiaprani 2012).

Menurut Rayendra dan Soemardi (2014), keuntungan dari layanan BIM adalah meminimalisir desain lifecycle dengan meningkatkan kolaborasi antara owner,

(18)

4

konsultan dan kontraktor. BIM juga memiliki kualitas tinggi dan akurasi dokumentasi dari proses konstruksi. Teknologi BIM digunakan untuk siklus hidup seluruh bangunan, termasuk fasilitas operasi dan pemeliharaan. Selain itu, BIM juga dapat meningkatkan manajemen konstruksi.

Manajamen Konstruksi dan Waktu pada Proyek Konstruksi

Manajemen konstruksi memiliki pengertian yang berkaitan erat dengan fungsi merencanakan, memimpin, mengorganisir, dan mengendalikan kegiatan proyek konstruksi sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan untuk keperluan pencapaian tujuan. Tujuan manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi tersebut dan mengatur sumber daya dalam pelaksanaan pembangunan sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan.

Sumber daya yang terlibat dalam manajemen konstruksi dikenal dengan 5M, yaitu man, machine, material, money, dan method. Penetapan tujuan merupakan tindakan manajemen yang pertama, kemudian diikuti tindakan perencanaan (planning), organisasi (organizing) dan koordinasi (coordinating), pelaksanaan (actuating), serta pengawasan dan pengendalian (controling). Proses dalam mencapai tujuan serta sasaran proyek tersebut ditentukan oleh jadwal, besarnya biaya anggaran yang dialokasikan, dan mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut sering disebut sebagai batasan dalam pelaksanaan proyek konstruksi (triple constraints). Hubungan ketiga batasan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 (Imam 1995).

Gambar 1 Tiga batasan dalam manajemen konstruksi

Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang bersifat sementara dengan resiko yang relatif tinggi dibandingkan dengan proyek-proyek pada bidang pekerjaan non konstruksi karena sifatnya yang unik, dinamik, dan kompleks (Langi et al. 2012). Perkembangan proyek yang semakin besar dan kompleks sangat memerlukan manajemen yang lebih baik melalui sistem manajemen konstruksi. Berdasarkan tahapan pembangunan proyek, lingkup pekerjaan manajemen konstruksi terdiri dari tahapan persiapan penunjukan langsung, tahapan perencanaan, tahapan konstruksi, dan membuat dokumentasi seluruh kegiatan manajemen konstruksi. Manajemen konstruksi menangani tahap- tahap perencanaan, desain dan konstruksi proyek kedalam tugas-tugas yang terpadukan. Tugas-tugas itu dibebankan pada suatu tim manajemen proyek yang terdiri dari pemilik, manajer konstruksi dan organisasi perancang (konsultan

Mutu

Biaya

Waktu

(19)

5 perencana) (Kusumastuti 2010). Proyek konstruksi semakin kompleks baik dari segi biaya, jenis pekerjaan maupun disiplin ilmu yang terlibat di dalamnya.

Pencapaian waktu, biaya, dan mutu yang sesuai dengan yang diharapkan dapat dicapai apabila semua kegiatan yang ada digambarkan dengan jelas dan tujuan yang hendak dicapai didefinisikan terlebih dahulu sebagai acuan untuk membuat perencanaan proyek (Dahlan dan Wijaya 2009).

Menurut Nasrul (2015) proyek konstruksi merupakan suatu bidang yang dinamis dan mengandung risiko ditinjau dari sisi waktu. Manajemen waktu kontruksi adalah proses merencanakan, menyusun dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Lamanya waktu penyelesaian proyek berpengaruh besar dengan pertambahan biaya proyek secara keseluruhan. Maka dari itu dibutuhkan laporan progress harian/ mingguan/ bulanan untuk melaporkan hasil pekerjaan dan waktu penyelesaian untuk setiap item pekerjaan proyek dan dibandingkan dengan waktu penyelesaian rencana agar waktu penyelesaian dapat terkontrol setiap periodenya (Lona et al. 2013). Manajemen waktu mencakup komponen menentukan penjadwalan proyek, mengukur dan membuat laporan dari kemajuan proyek, membandingkan penjadwalan dengan kemajuan proyek sebenarnya di lapangan, menentukan akibat yang ditimbulkan oleh perbandingan jadwal dengan kemajuan di lapangan pada akhir penyelesaian proyek, merencanakan penanganan untuk mengatasi akibat tersebut, dan memperbaharui kembali penjadwalan proyek.

Komponen tersebut akan membentuk sebuah siklus dalam pelaksanaan proyek, seperti dapat dilihat pada Gambar 2 (Clough dan Scars 1991).

Gambar 2 Aspek-aspek manajemen waktu

Manajemen waktu berkaitan dengan fungsi pengendalian pada manajemen konstruksi. Pengendalian merupakan salah satu fungsi dari manajemen proyek yang bertujuan agar pekerjaan-pekerjaan dapat berjalan mencapai sasaran tanpa banyak penyimpangan. Pengendalian proyek adalah suatu usaha sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dengan standar,

(20)

6

mengambil tindakan pembentulan yang diperlukan agar sumber daya yang digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Perencanaan dan pengendalian waktu merupakan bagian dari manajemen proyek konstruksi secara keseluruhan.Waktu yang digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan harus diukur secara kontinyu penyimpangannya terhadap rencana (Desmi 2011).

Perencanaan waktu dan pengontrolan jadwal proyek konstruksi memiliki beberapa metode dalam memperhitungkan risiko durasi proyek diantaranya The Critical Path Method (CPM), Program Evaluation and Review Technique (PERT), dan Probabilistic Network Evaluation Technique (PNET). Metode yang secara luas dan umum digunakan adalah CPM. CPM atau metode jalur kritis adalah metode yang digunakan untuk merencanakan dan mengontrol jadwal proyek konstruksi sehingga sejumlah aktivitas yang berpengaruh pada durasi total proyek secara keseluruhan dapat diketahui dan diidentifikasi sebagai aktivitas kritis (Setiawan dan Simatupang 2010). Metode PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan. Metode PERT memakai pendekatan yang menganggap kurun waktu kegiatan tergantung pada banyak faktor dan variasi (Ode dan Rozy 2014).

Rencana kerja (time schedule) merupakan pembagian waktu secara rinci dari masing-masing jenis kegiatan atau jenis pekerjaan pada suatu proyek konstruksi, mulai dari pekerjaan awal sampai pekerjaan akhir (Langi et al. 2012).

Penjadwalan merupakan fase penterjemahan suatu perencanaan ke dalam suatu bentuk diagram yang sesuai dengan skala waktu. Penjadwalan menentukan suatu aktivitas dimulai, ditunda, dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya bisa disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang telah ditetapkan.

Jadwal (schedule), terbagi menjadi dua yaitu master schedule dan detailed schedule. Master schedule berisikan kegiatan-kegiatan utama dari suatu proyek yang dibuat untuk level executive management, sedangkan detailed schedule merupakan bagian dari master schedule yang berisikan detail dari kegiatan- kegiatan utama yang dibuat untuk membantu para pelaksana dalam pekerjaan dilapangan (Dewi dan Mertha 2007).

Menurut Baskara dan Noer (2012), kurva S atau S curve adalah salah satu metode perencanaan dan kendali waktu pelaksanaan proyek dalam perencanaan dan monitoring jadwal pelaksanaan di proyek. Kurva S merupakan bentuk grafik hubungan antara waktu pelaksanaan proyek dengan nilai akumulasi progres pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga proyek selesai. Kurva S secara sederhana akan terdiri atas dua grafik yaitu grafik yang merupakan rencana dan grafik yang merupakan realisasi pelaksanaan. Perbedaan garis grafik pada suatu waktu yang diberikan merupakan deviasi yang dapat berupa ahead (realisasi pelaksanaan lebih cepat dari rencana) dan delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana).

Fungsi kurva S dalam manajemen waktu adalah menentukan waktu pendatangan material, alat dan pekerja yang akan dipakai untuk pekerjaan tertentu. Kurva S akan menunjukkan persentase pekerjaan yang harus dicapai pada waktu tertentu. Bobot tiap pekerjaan ditentukan dengan menghitung volume pekerjaan. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu, dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses konstruksi (Langi et al. 2012).

(21)

7

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret hingga bulan Juni 2016. Objek penelitian adalah proyek pembangunan gedung Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Pengolahan dan analisis data dilakukan di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor, kampus Dramaga Bogor.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat laptop yang dilengkapi dengan program Microsoft Office, Microsoft Project, AutoCAD 2014 untuk mengakses As Build Drawing (ABD), Tekla Structures 20 dan Tekla BIM Sight sebagai aplikasi pembantu. Bahan yang digunakan merupakan data primer berupa kegiatan wawancara dan diskusi dengan pihak terkait, serta data sekunder berupa ABD, kurva S pembangunan, dan laporan pengawasan pembangunan.

Prosedur Penelitian Pengumpulan data

Prosedur penelitian ini diawali dengan pengumpulan data sekunder. Data sekunder yang digunakan yaitu ABD, kurva S pembangunan, dan laporan pengawasan pembangunan. Data-data tersebut diperoleh dari proyek pembangunan gedung FEM IPB. Setelah itu dilakukan pengumpulan data primer.

Data primer pada penelitian ini merupakan kegiatan wawancara dan diskusi dengan pihak terkait sebagai upaya pengumpulan informasi untuk mengklarifikasi masalah yang terjadi di lapangan.

Pengolahan data melalui pemodelan pada program Tekla Structure

Pengolahan data sekunder dilakukan melalui pemodelan gambar berupa komponen struktur menggunakan program Tekla Structures. Gambar denah dalam bentuk AutoCAD dari ABD diolah kembali dengan menjadikan model 3D dan 4D.

Pemodelan 3D dilakukan dengan pembuatan pondasi, kolom, balok, pelat, tangga, dan atap. Pemodelan 4D dilakukan dengan menambahkan jadwal dari pemodelan 3D yang telah dibuat. Langkah awal adalah pada program Tekla Structures dilakukan Login dan kotak License dipilih Full. Selanjutnya Creat new model dipilih, lalu nama dan tempat penyimpanan file ditentukan. Adapun tahapan- tahapan pemodelan yang dilakukan sebagai berikut:

1. Pembuatan grid

Grid pada Tekla merupakan acuan koordinat untuk melakukan pemodelan.

Garis koordinat pada grid terdiri dari garis X, Y, dan Z. Grid digunakan untuk mempermudah proses penempatan komponen struktur bangunan dan sebagai titik as tulangan. Grid dibuat dengan langkah awal pada menu Modeling dipilih Create grid. Setelah kotak dialog properties muncul, koordinat X, Y, dan Z model yang akan dibuat didefinisikan sesuai dengan ABD. Modifikasi jarak pada grid dapat

(22)

8

dilakukan dengan cara pada grid tersebut diklik dua kali. Hasil pembuatan grid Gedung FEM IPB dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Grid gedung FEM IPB

Setelah grid dibuat, gambar denah dari ABD dimasukkan dengan cara menu File diklik lalu Insert reference model dipilih. File ABD dipilih, lalu skala diatur agar sesuai dengan grid yang telah dibuat. Gambar ABD diposisikan pada titik koordinat (0,0). Hasil reference model pemodelan Gedung FEM IPB dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Reference model gedung FEM IPB

Jika gambar denah tidak diperlukan lagi sebagai referensi model, denah dapat dihide dengan cara menu File diklik lalu Reference model list dipilih.

Setelah kotak dialog Reference models muncul, pada kolom Visibility dipilih Hidden lalu diklik Ok.

2. Pemodelan kolom

Pemodelan struktur bangunan pertama yang dibuat adalah kolom. Langkah awal pemodelan kolom adalah pada menu Modeling dipilih Create concrete part kemudian dipilih Create concrete column. Kolom diletakkan pada grid sesuai dengan gambar ABD. Karaketeristik kolom dapat diubah dengan cara pada kolom diklik dua kali sehingga muncul kotak properties. Selanjutnya tulangan pada kolom dimasukkan dengan cara pada menu Detailing dipilih Component kemudian dilih component catalog atau dengan cara ditekan tombol ctrl+F pada

(23)

9 keyboard, lalu dicari menu Column. Komponen kolom yang tersedia pada Tekla akan muncul, lalu Round column reinforcement (82) dipilih. Parameter tulangan diatur sesuai spesifikasi. Tulangan diletakkan pada kolom yang telah dibuat.

Parameter tulangan kolom dapat diubah dengan cara pada tulangan tersebut diklik dua kali.

3. Pemodelan pondasi

Pondasi yang digunakan pada bangunan FEM IPB adalah pondasi tiang pancang dan pondasi batu kali. Pemodelan pondasi tiang pancang diawali dengan mengklik menu Detailing lalu Component dipilih. Kemudian Component catalog dipilih. Cara lainnya adalah dengan tombol ctrl+F pada keyboard ditekan. Setelah library terbuka dicari menu Foundation. Komponen pondasi yang tersedia pada Tekla akan muncul, lalu Concrete foundation (1030) dipilih. Pondasi diletakkan sesuai denah. Karakteristik pondasi dapat diubah dengan cara pada pondasi diklik dua kali sehingga muncul kotak properties. Selanjutnya tulangan pada pile cap dimasukkan dengan cara pada menu Detailing dipilih Component kemudian dilih component catalog atau dengan cara ditekan tombol ctrl+F pada keyboard.

Setelah library terbuka dicari menu Foundation. Akan muncul komponen pondasi yang tersedia pada Tekla, lalu Pad footing reinforcement (77) dipilih. Parameter tulangan diatur sesuai spesifikasi. Tulangan diletakkan pada pile cap yang telah dibuat. Parameter tulangan pile cap dapat diubah dengan cara pada tulangan tersebut. Pemodelan pondasi batu kali dilakukan dengan mengklik menu Modeling lalu Create concrete part dipilih kemudian dipilih Strip footing. Pondasi batu kali diletakkan sesuai sesuai dengan gambar ABD. Karakteristik pondasi batu kali dapat diubah dengan cara pada objek diklik dua kali sehingga muncul kotak properties.

4. Pemodelan balok

Pemodelan balok dilakukan dengan mengklik menu Modeling lalu Create concrete beam dipilih. Balok diletakkan pada grid sesuai dengan gambar ABD dengan cara menarik garis dari ujung suatu kolom ke kolom berikutnya.

Karaketeristik balok dapat diubah dengan cara klik dua kali pada kolom sehingga muncul kotak properties. Selanjutnya tulangan pada balok dimasukkan dengan cara pada menu Detailing dipilih Component kemudian dilih component catalog atau dengan cara ditekan tombol ctrl+F pada keyboard. Setelah library terbuka dicari menu Beam. Komponen pondasi yang tersedia pada Tekla akan muncul, lalu Rectangular beam – automated reinforcement layout (54) dipilih. Parameter tulangan diatur sesuai spesifikasi. Tulangan diletakkan pada balok yang telah dibuat. Parameter tulangan kolom dapat diubah dengan cara pada tulangan tersebut diklik dua kali.

5. Pemodelan pelat

Langkah awal pemodelan pelat adalah pada menu Modeling dipilih Create concrete slab. Titik awal pelat lantai dipilih lalu diikuti dengan titik-titik pojok pelat yang lain hingga kembali ke titik awal. Karaketeristik pelat dapat diubah dengan cara klik dua kali pada pelat sehingga muncul kotak properties.

6. Pemodelan tangga

Langkah awal pemodelan tangga adalah pelat antara dua lantai dibuat terlebih dahulu untuk menghubungkan tangga. Pada menu Detailing dipilih Component lalu dipilih Component catalog, kemudian dipilih Concrete stairs (7).

(24)

10

Titik dari pijakan terendah dari tangga dipilih dan dihubungkan dengan titik yang dari pijakan teratas tangga, lalu tombol tengah mouse diklik.

7. Pemodelan atap

Pemodelan atap dilakukan dengan mengklik menu Detailing. Setelah itu Component dipilih lalu Component catalog diklik. Library Truss dipilih. Atap diletakkan sesuai dengan gambar ABD. Parameter-parameter atap dapat diubah dengan cara pada atap tersebut diklik dua kali.

8. Pengklasifikasian Model Organizer

Pengklasifikasian model organizer dilakukan dengan mengklik menu Tools lalu model organizer dipilih. Setelah itu Object types dipilih. New object types dibuat dan setiap objek bangunan dikategorikan sesuai dengan kebutuhan.

9. Penjadwalan dengan Task manager dan Project status visualization

Hasil pengolahan jadwal pada Microsoft project disimpan terlebih dahulu dalam format (*.xml) untuk diimport ke Task manager. Langkah awal membuat penjadwalan pada program Tekla Structures adalah pada menu Tools dipilih Task manager. Setelah kotak dialog Task manager muncul, menu Scenario diklik. File dari Microsoft project yang sudah disimpan dalam format (*.xml) kemudian diimport. Jadwal kegiatan dihubungkan dengan objek model masing-masing dengan langkah awal Model organizer yang telah dibuat dibuka. Tampilan model gedung dirubah terlebih dahulu dengan menekan tombol ctrl+5 pada keyboard.

Komponen struktur pada Model organizer yang dipilih diklik kanan, lalu ditekan Shift dan pilih Show Only Selected. Nama setiap pekerjaan pada Task manager dipilih, lalu diklik kanan dan dipilih Add selected objects. Jadwal kegiatan akan langsung terhubung dengan model gambar.

Model gambar yang telah terhubung semua pada Task manager kemudian dapat dilihat tahapan pelaksanaannya dengan cara pada penu View dipilih representation lalu Object representation diklik. Setelah kotak dialog muncul, Object grup diklik add row untuk menambahkan baris baru. Kemudian pada setiap baris baru diklik object group dengan beberapa konfigurasi yang dapat dilihat pada Gambar 5, Gambar 6, Gambar 7, dan Gambar 8. Lalu konfigurasi objek representasi tersebut diatur warna dan transparansinya seperti pada Gambar 9 serta diberi nama, lalu diklik tombol save as. Tampilan status pekerjaan proyek dapat dilihat dengan memilih tab Tools lalu Project status visualization. File yang telah disimpan sebelumnya pada kotak Project status visualization dipilih.

Kemudian diklik tombol step untuk merubah tanggal review sehingga terlihat perubahan pada model sesuai warna yang telah diatur.

Gambar 5 Konfigurasi objek grup completed

(25)

11

Gambar 6 Konfigurasi objek grup started

Gambar 7 Konfigurasi objek grup not started

Gambar 8 Konfigurasi objek grup all

Gambar 9 Konfigurasi object representation 10. Interpretasi dengan Tekla BIMSight

Gambar bangunan yang telah dimodelkan dan dibuat penjadwalannya kemudian diekspor pada Tekla BIMSight. Langkah awal adalah pada menu File diklik Publish to Tekla BIMSight. Setelah kotak dialog muncul, dipilih Publish All dan tentukan tempat penyimpanan file. Program Tekla Structures akan memproses hasil pemodelan menjadi Tekla BIMSight.

(26)

12

Analisis kinerja waktu

Analisis kinerja waktu dilakukan dengan membandingkan jadwal rencana dengan jadwal realisasi proyek. Analisis yang dilakukan yaitu dengan membandingkan bobot rencana dan bobot realisasi pada kurva S. Nilai bobot dari kurva S diolah menjadi bobot perbulan untuk mengetahui kinerja waktu proyek setiap bulannya. Kinerja waktu proyek dianalisis berdasarkan nilai deviasi. Jika terjadi keterlambatan pada proyek pembangunan akan dilakukan identifikasi faktor-faktor penyebab serta tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keterlambatan yang terjadi.

Gambar 10 menampilkan prosedur penelitian secara keseluruhan yang dibuat dengan menggunakan bagan alir dari awal hingga akhir.

Gambar 10 Diagram alir prosedur penelitian Tidak

Pengumpulan data

Pengolahan data

Analisis kinerja waktu

Ya Menganalisis faktor keterlambatan

Menentukan tindakan perbaikan Mulai

Selesai

Pemodelan 3D Pemodelan 4D

Membandingkan kesesuaian tahapan pekerjaan

(27)

13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Proyek

Proyek pembangunan gedung Fakultas Ekonomi dan Manajem berlokasi di Jalan Agatis, Kampus Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Kabupaten Bogor.

Lokasi pembangunan dapat dilihat pada Gambar 11 (googleearth 2016). Proyek ini dilaksanakan oleh PT. Rembiga Indah di bawah pemberi tugas Institut Pertanian Bogor dengan nomor kontrak: 048/IT3.41/SPK-IPB/BPPTN/2015.

Proyek ini melibatkan CV. Media Cipta Kreasi sebagai konsultan perencana dan CV. Marga Jaya sebagai konsultan pengawas. Proyek pembangunan ini memiliki nilai kontrak Rp. 43 422 317 704.47,- melalui tender terbuka. Gedung yang dikhususkan untuk kegiatan akademik maupun nonakademik Fakultas Ekonomi dan Manajemen ini terdiri dari empat lantai. Gedung ini terdiri atas koridor di lantai pertama, wing dan node gedung Dekanat, wing dan node gedung Departemen Manajemen, serta wing gedung Departemen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan (ESL).

Gambar 11 Lokasi proyek pembangunan gedung FEM IPB

Penerapan BIM pada Gedung FEM IPB

BIM (Building Information Modeling) merupakan sebuah pendekatan untuk desain bangunan, konstruksi, dan manajemen. Ruang lingkup BIM ini mendukung dari desain proyek, jadwal, dan informasi-informasi lainnya secara terkoordinasi dengan baik (Liang 2015). Pemodelan BIM gedung FEM IPB dilakukan menggunakan program Tekla Sructures dengan program bantuan Tekla BIM Sight.

Penelitian ini melakukan pemodelan 3D dan 4D. Pemodelan 3D meliputi pemodelan struktur bawah bangunan berupa pondasi, pile cap, dan pondasi batu kali serta struktur atas dari lantai satu hingga lantai empat berupa kolom, balok, pelat, tangga, dan atap. Pemodelan dilakukan berdasarkan ABD tanpa analisis pembebanan. Pemodelan 4D dilakukan dengan menambahkan jadwal dari pemodelan 3D yang telah dibuat.

U

(28)

14

Pemodelan 3D dan Pengkasifikasian Komponen Struktur

Pemodelan diawali dengan membuat grid dan memasukkan denah dari ABD. Selanjutnya dilakukan pemodelan kolom. Pemodelan kolom dilakukan terlebih dahulu karena pilecap pada pondasi akan mengikat pada kolom. Struktur kolom pada bangunan ini memiliki spesifikasi mutu beton K300 dengan fc’ 25 MPa. Kolom terdiri dari tiga tipe, yaitu tipe K1 di bagian wing dan node pada lantai 1 dan 2, tipe K2 di wing dan node pada lantai 3 dan 4, serta tipe K1WE dibagian selasar atap. Detail pemodelan tipe-tipe kolom dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Detail pemodelan kolom gedung FEM IPB

Tipe kolom Besi pokok Besi sengkang

K1 20D25 D10-100/150

K1E 18D19 D10-100/150

K2 16D25 D10-150/200

Kolom pada gedung ini memiliki diameter 600 mm dengan tinggi 4500 mm.

Pemodelan dengan program Tekla Structures menggunakan profil Circular section, sedangkan penulangan kolom menggunakan library Round column reinforcement karena kolom pada gedung ini memiliki bentuk silindris. Hasil pemodelan kolom menggunakan program Tekla Structures dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Pemodelan kolom gedung FEM IPB

Selanjutnya dilakukan pemodelan pondasi. Bangunan FEM IPB menggunakan jenis pondasi yang terdiri dari pondasi tiang pancang dan pondasi batu kali. tiang pancang yang diikat oleh pile cap sebelum didirikan kolom di atasnya. Struktur pondasi memiliki spesifikasi mutu beton K300 dengan fc’ 25 MPa. Pile cap yang digunakan terdiri dari beberapa tipe yaitu, pondasi tipe PC1, PC2, PC3, dan PC4 dengan kedalaman tiang pancang masing-masing 12 m. PC1 terletak di bagian wing bangunan dengan jumlah 4 tiang pancang. PC2 dan PC 3 terletak dibagian node dengan jumlah tiang pancang masing-masing 4 dan 3 buah.

PC4 memiliki 2 buah tiang pancang dan terletak dibagian selasar atap gedung dekanat. Detail pemodelan pile cap pada pondasi gedung FEM IPB dapat dilihat pada Tabel 2.

(29)

15 Tabel 2 Detail pile cap pada pemodelan pondasi gedung FEM IPB

Tipe pile cap Dimensi (mm) Besi

PC1

D16-150 D19-150 D13-200

PC2

D16-150 D19-150 D13-200

PC3

D16-150 D19-150 D13-200

PC4

D16-150 D19-150 D13-200

Pemodelan pondasi tiang pancang dengan program Tekla structures menggunakan library Concrete foundation. Profil dari pile cap pada pondasi tiang pancang tipe PC1, PC2, dan PC4 menggunakan bentuk Rectangular section, sedangkan tipe PC3 menggunakan profil Panels tipe PNL_K. Library yang digunakan pada penulangan pile cap adalah Pilecap reinforcement sedangkan penulangan tiang pancang menggunakan library automated reinforcement layout(57). Pemodelan pondasi batu kali menggunakan library Strip footing.

Pondasi batu kali pada gedung ini terletak di sekeliling bangunan. Hasil pemodelan podasi tiang pancang dan pondasi batu kali dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Pemodelan pondasi gedung FEM IPB

(30)

16

Pemodelan berikutnya adalah pemodelan balok. Struktur balok gedung FEM ini memiliki spesifikasi mutu beton K300 dengan fc’ 25 Mpa. Balok yang digunakan dibedakan menjadi tiga jenis yaitu tie beam pada lantai dasar, balok struktur pada lantai dua, tiga, dan empat, serta ring balok pada lantai atap. Tie beam pada lantai dasar terdiri dari dua tipe, yaitu TB 1 dan TB2. TB1 terletak dibagian wing bangunan sedangkan bagian node menggunakan tie beam dengan kedua tipe tersebut. Detail pemodelan tie beam dapat dilihat pada Tabel 3. Balok struktur yang digunakan pada gedung FEM IPB terdiri dari beberapa tipe, yaitu B1, B1K, B2, B2K, B3, B4, BL1, BL2, B1KE, B1E1, BLE1, dan B3E. Ring balok pada bangunan ini terdiri dari beberapa tipe, yaitu B2K, B3, B4, B5, B6, dan, B7.

Ring balok berfungsi sebagai penumpu rangka atap dengan konstruksi rangka yang digunakan adalah baja ringan. Detail pemodelan balok dan ring balok dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3 Detail pemodelan tie beam gedung FEM IPB Tipe balok Dimensi

(mm)

Besi pokok

Besi sengkang Atas Pinggang Bawah

TB 1 400x750 5D25 2D13 5D25 D10-150/200

TB2 350x550 3D25 2D13 3D25 D10-150/200

Pemodelan tie beam dan balok dengan program Tekla Structures menggunakan library Concrete beam. Profil dari tie beam, balok, dan ringbalok menggunakan bentuk Rectangular section, kecuali tipe BL1 yang memiliki profil Ledger beams (concrete) dengan tipe RCL. Penulangan tie beam, balok, dan ring balok menggunakan library Pad footing reinforcement. Penulangan pada komponen struktur tersebut disesuaikan dengan spesifikasi pembesian dari setiap tipenya. Hasil yang muncul dari penulangan pada library Pad footing reinforcement diexplode sehingga tulangan menjadi bagiannya masing-masing dan dapat diatur panjangnya sesuai dengan ukuran panjang besi tumpuan dan lapangan yang digunakan. Besi sengkang pada tulangan juga diexplode sehingga jarak setiap sengkangnya dapat disesuaikan dengan jarak pada tumpuan maupun lapangan. Hasil pemodelan balok menggunakan program Tekla Structures dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Pemodelan balok gedung FEM IPB

(31)

17

Tabel 4 Detail pemodelan balok struktur dan ring balok gedung FEM IPB

Tipe balok

Dime nsi (mm)

Besi pokok

Besi sengkang

Atas Pinggang Bawah

Tump uan

Lapang an

Tumpu an

Tumpu an

Lapan gan

Tumpu an

Tump uan

Lapan gan

Tump uan

Tump uan

Lapan gan

Tumpu an

B1 400x

750 5D25 3D25 5D25 2D13 2D13 2D13 3D25 5D25 3D25 D10- 100

D10- 200

D10- 100

B1K 400x

750 5D25 5D25 2D13 2D13 3D25 3D25 D10-

150

D10- 200

B2 350x

550 4D19 2D19 4D19 2D13 2D13 2D13 2D19 2D19 2D19 D10- 100

D10- 200

D10- 100

B2K 350x

750 5D19 5D19 2D13 2D13 3D19 3D19 D10-

100

D10- 200

B3 250x

650 3D19 3D19 3D19 2D13 2D13 2D13 3D19 3D19 3D19 D10- 150

D10- 200

D10- 150 B4 (lantai 2) 300x

450 3D19 3D19 3D19 2D13 2D13 2D13 3D19 3D19 3D19 D10- 150

D10- 200

D10- 150 B4 (lantai

3, 4, dan ring balok)

250x

650 3D19 3D19 3D19 2D13 2D13 2D13 3D19 3D19 3D19 D10- 100

D10- 200

D10- 100

BL1 250x

650 3D19 3D19 3D19 2D13 2D13 2D13 3D19 3D19 3D19 D10- 150

D10- 200

D10- 150

BL2 250x

750 4D19 4D19 4D19 2D13 2D13 2D13 4D19 4D19 4D19 D10- 150

D10- 200

D10- 150

(32)

18

Tabel 4 Detail pemodelan balok struktur dan ring balok gedung FEM IPB (lanjutan)

Tipe balok

Dimensi (mm)

Besi pokok

Besi sengkang

Atas Pinggang Bawah

Tum puan

Lapan gan

Tump uan

Tump uan

Lapan gan

Tump uan

Tump uan

Lapan gan

Tump uan

Tumpu an

Lapan gan

Tumpuan

B1KE 400x750 5D25 5D25 2D13 2D13 3D25 3D25 D10-

150

D10- 200 B1E1 250X1000 3D19 3D19 3D19 2D13 2D13 2D13 3D19 3D19 3D19 D10-

150

D10-

200 D10-150

BLE1 100X1000 2D13 2D13 2D13 Φ8-

150

Φ8- 150

Φ8-

150 2D13 2D13 2D13 Φ8- 200

Φ8-

200 Φ8-200

B3E 250X650 3D19 3D19 3D19 2D13 2D13 2D13 3D19 3D19 3D19 D10-

150

D10-

200 D10-150

B5 350x650 3D25 2D25 3D25 2D13 2D13 2D13 2D25 3D25 2D25 D10-

150

D10-

200 D10-150

B6 350x400 3D19 3D19 3D19 2D13 2D13 2D13 3D19 3D19 3D19 D10-

150

D10-

200 D10-150

B7 250x400 3D19 3D19 3D19 2D13 2D13 2D13 3D19 3D19 3D19 D10-

150

D10-

200 D10-150

(33)

19 Pemodelan selanjutnya adalah pemodelan pelat. Pelat merupakan lantai dari suatu bangunan. Tumpuan pelat pada umumnya dapat berupa balok, dinding, ataupun kolom. Pelat pada bangunan ini memiliki ketebalan 120 mm. Struktur pelat bangunan ini memiliki spesifikasi mutu beton K300 dengan fc’ 25 Mpa.

Pemodelan dengan program Tekla Structures menggunakan library Concrete slab.

Hasil pemodelan pelat menggunakan program Tekla Structures dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Pemodelan pelat gedung FEM IPB

Pemodelan berikutnya adalah pemodelan tangga. Tangga pada bangunan FEM ini terletak di setiap node. Tangga memiliki lebar 2300 mm. Setiap anak tangga memiliki tinggi dan lebar masing-masing 150 mm dan 300 mm.

Pemodelan dengan program Tekla Structures menggunakan library Concrete stairs (7). Hasil pemodelan tangga menggunakan program Tekla Structures dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16 Pemodelan tangga gedung FEM IPB

Pemodelan yang terakhir adalah pemodelan atap bangunan. Rangka atap yang digunakan pada konstruksi gedung FEM IPB adalah baja ringan. Baja profil yang digunakan adalah ST-37 (ASTM A-36) dengan baut ASTM A-325 dan angkur baut ST-41. Atap terdiri dari tiga tipe, yaitu tipe frame TR-1 di bagian wing, tipe frame JR-1 dibagian node, dan tipe frame Z1 di bagian atap konsol lantai 4. Program Tekla Structures hanya memiliki satu library yaitu Truss. Hasil pemodelan atap menggunakan program Tekla Structures dapat dilihat pada Gambar 17.

(34)

20

Gambar 17 Pemodelan atap gedung FEM IPB

Hasil keseluruhan pemodelan gedung FEM IPB dapat dilihat pada Gambar 18. Spesifikasi hasil pemodelan ditunjukkan pada Model organizer. Model organizer adalah salah satu kelebihan dari Tekla karena pekerjaan menjadi lebih terklasifikasi dengan informasi yang jelas. Informasi tiap komponen struktur yang ditunjukkan pada Model organizer diantaranya spesifikasi beton, volume, level, profil atau ukuran, lokasi pada grid, dan properties lainnya. Komponen struktur pada model dapat dikelompokan sesuai kategori yang diinginkan. Komponen struktur pada gedung FEM IPB ini dikelompokan berdasarkan gedung dan jenis komponennya. Pengkategorian komponen struktur pada gedung FEM IPB dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambar 18 Hasil pemodelan gedung FEM IPB Pemodelan 4D dan Interpretasi dengan Tekla BIMSight

BIM pada Tekla Structures dapat menggambarkan pemodelan hingga 4D berupa tampilan jadwal. Tahap ini memanfaatkan Task manager yang ada pada pilihan tools Tekla. Fungsi Task manager adalah membuat, menyimpan, dan mengelola tugas-tugas yang dijadwalkan pada proyek untuk selanjutnya dihubungkan ke objek model. Jadwal kegiatan pekerjaan pada Task manager merupakan hasil dari mengimport data yang telah diolah di Microsoft Project.

Hasil penjadwalan menggunakan Task manager dapat dilihat pada Lampiran 2.

Task manager dihubungkan dengan Model organizer yang telah dibuat sebelumnya sehingga jadwal realisasi pelaksanaan proyek terhubung langsung

(35)

21 dengan pemodelan 3D yang telah dibuat. Hubungan antara pemodelan 3D, Model organizer, dan Task manager dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19 Hubungan antara pemodelan 3D, Model organizer, dan Task manager Pemodelan 3D dari bangunan gedung FEM IPB dan jadwal kegiatan yang sudah dimasukkan dalam Task manager kemudian diolah menggunakan Project visualization. Tahap ini digunakan untuk mengintegrasikan hasil visualiasasi model dengan penjadwalan kegiatan proyek sehingga dikatakan sebagai pemodelan 4 dimensi. Model 4 dimensi akan menunjukkan secara jelas gambaran kemajuan pekerjaan dengan memasukkan data tanggal sesuai dengan jadwal proyek kemudian akan muncul hasil pekerjaan yang telah dilakukan sesuai dengan tahapan. Hasil dari Project visualization dapat dilihat pada Gambar 20.

(a. bulan Juli) (b. bulan Agustus)

(c. bulan Oktober) (d. bulan Desember) Gambar 20 Hasil Project visualization pembangunan gedung FEM IPB

(36)

22

Gambar 20 merupakan hasil dari Project visualization yang menunjukkan kemajuan pekerjaan struktur dari bangunan FEM IPB. Kemajuan pekerjaan ditunjukkan dengan tiga kondisi yaitu pekerjaan yang belum dilakukan memiliki warna merah, pekerjaan yang sedang dilakukan memiliki warna hijau, dan pekerjaan yang telah selesai dilakukan memiliki warna biru. Gambar 20a merupakan kemajuan pekerjaan pada bulan Juli yang menunjukkan pekerjaan struktur sedang dilakukan pada bangunan wing gedung manajemen dan gedung dekanat sedangkan pembangunan node gedung manajemen, node gedung dekanat, dan wing gedung ESL belum dilakukan. Kemajuan pekerjaan pada bulan Agustus ditunjukkan oleh Gambar 20b. Pada bulan Agustus pekerjaan struktur tersebut sedang dilakukan pada seluruh bangunan gedung FEM IPB. Pekerjaan struktur pada bulan September menunjukkan hasil yang sama seperti bulan Agustus.

Gambar 21c merupakan kemajuan pekerjaan pada bulan Oktober. Kemajuan pekerjaan struktur pada bulan Oktober menunjukkan gedung manajemen dan gedung dekanat telah selesai dilakukan. Hasil tersebut sama dengan pekerjaan pada bulan November. Bulan Desember menunjukkan pekerjaan struktur telah selesai dilaksanakan 100% seperti yang ditunjukkan pada Gambar 20d.

Gambar bangunan yang telah dimodelkan dan dibuat penjadwalannya kemudian diekspor pada Tekla BIMSight. Interpretasi dengan Tekla BIMSight menjelaskan mengenai komponen, elemen, penulangan, dan material yang menyusun model struktur konstruksi yang dimodelkan dalam Tekla Structures (Nugraha 2013). Tekla BIMSight akan memberikan tampilan gambar yang lebih halus serta memudahkan proses penyampaian model dengan manajemen konstruksi pada suatu proyek. Tekla BIMSight adalah sebuah alat professional dalam kolaborasi seluruh komponen konstruksi proyek. Seluruh layout kerja pemodelan dapat dijadikan menjadi satu kesatuan, melakukan cek ulang permasalahan dan menginformasikannya (Susilowati 2015). Hasil interpretasi dengan Tekla BIMSight dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21 Hasil interpretasi dengan Tekla BIMSight

(37)

23 Analisis Kinerja Waktu

Menurut Ardani (2009), kinerja waktu adalah proses yang diperlukan untuk memastikan waktu penyelesaian proyek yang berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Penjadwalan dibuat dengan tujuan untuk mengatur dan mengendalikan waktu pelaksanaan kegiatan saat merealisasikan rencana. Jangka waktu pelaksanaan proyek ini adalah 180 hari kalender terhitung mulai 3 Juli 2015 sampai 29 Desember 2016 dengan masa perawatan 6 bulan.

Kegiatan pembangunan dilakukan setiap hari dengan waktu kerja 7 jam per hari mulai pukul 08.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00-13.00 WIB.

Jadwal pekerjaan pembangunan gedung FEM IPB ini berupa diagram batang yang dilengkapi kurva S. Jadwal tersebut menjelaskan beberapa informasi, yaitu jenis pekerjaan, durasi pekerjaan, bobot setiap jenis pekerjaan, bobot rencana progres mingguan, akumulasi rencana progres minggguan, bobot realisasi progres mingguan, akumulasi realisasi progres mingguan, dan nilai deviasi. Jadwal pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung FEM IPB dapat dilihat pada Lampiran 3. Kurva S pembangunan yang menunjukkan progres pekerjaan setiap bulannya dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22 Kurva S pembangunan gedung FEM IPB

Berdasarkan Gambar 22, dapat dilihat kurva yang berwarna merah merupakan kurva S aktual sedangkan kurva yang berwarna biru merupakan kurva S rencana. Kurva S aktual berada di atas kurva S rencana mulai bulan pertama hingga pertengahan bulan Oktober. Hal tersebut menandakan bahwa pekerjaan proyek mengalami percepatan dari rencana awal. Namun, pada pertengahan bulan Oktober, kurva S aktual berada di bawah kurva S rencana yang menunjukkan bahwa pekerjaan proyek mengalami keterlambatan. Keterlambatan yang terjadi menunjukkan nilai deviasi yang berbeda-beda. Namun pada bulan terakhir yaitu bulan Desember, kurva S aktual dan kurva S rencana berada dititik yang sama yang berarti pembangunan dapat diselesaikan sesuai rencana.

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10

Jul Ags Sep Okt Nov Des

Akumulasi bobot pekerjaan (%)

Bulan

Rencana Aktual

(38)

24

Kinerja waktu proyek pembangunan gedung FEM IPB dianalisis dengan mengolah nilai bobot pekerjaan pada kurva S menjadi bobot perbulannya.

Analisis dilakukan dengan membandingkan nilai akumulasi progres pekerjaan dan nilai deviasi setiap bulannya. Nilai deviasi merupakan selisih antara nilai akumulasi progres aktual dengan nilai akumulasi progres rencana. Apabila nilai deviasi bernilai positif, maka pekerjaan mengalami kemajuan dari rencana awal.

Namun, deviasi yang bernilai negatif menandakan bahwa pekerjaan mengalami keterlambatan dari rencana awal. Bobot pekerjaan setiap bulan pada pembangunan gedung FEM IPB dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Bobot pekerjaan pembangunan gedung FEM IPB Bulan

Progres rencana

(%)

Akumulasi progres rencana

(%)

Progres aktual

(%)

Akumulasi progres aktual

(%)

Deviasi (%)

Juli 6.558 6.558 7.805 7.805 1.247

Agustus 15.355 21.913 18.300 26.105 4.193

September 21.058 42.971 19.756 45.861 2.890

Oktober 28.248 71.219 21.108 66.969 -4.250

November 18.604 89.823 18.237 85.206 -4.617

Desember 10.177 100.000 13.1787 100.0000 0.000 Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat pembangunan gedung FEM IPB mengalami kemajuan pada bulan-bulan awal. Bobot realisasi pembangunan pada bulan Juli mengalami kemajuan yang ditunjukkan dengan nilai deviasi positif sebesar 1.247%. Bulan berikutnya, yaitu bulan Agustus juga mengalami kemajuan pekerjaan dengan deviasi sebesar 4.193%. Selain itu, pada bulan ini juga mengalami bobot progres aktual yang lebih besar dibandingkan bobot progres rencana. Kemajuan pekerjaan juga terjadi pada bulan berikutnya, yaitu bulan September. Bulan September memiliki nilai deviasi sebesar 2.890% dengan nilai bobot progres aktual yang lebih besar dibandingkan bobot progres rencana.

Kemajuan pekerjaan pada bulan Juli, Agustus, dan September dikarenakan terdapat beberapa pekerjaan struktur yang dilaksanakan lebih awal dari rencana, seperti pekerjaan tanah dan pekerjaan pondasi untuk bangunan gedung Dekanat dan gedung departemen ESL.

Dua bulan berikutnya yaitu bulan Oktober dan November, pekerjaan mengalami keterlambatan yang ditunjukkan oleh nilai deviasi yang minus. Bulan Oktober memiliki nilai deviasi sebesar -4.4250%. Keterlambatan yang terjadi pada bulan Oktober ini berimbas pada bulan berikutnya. Pada bulan November nilai deviasi mencapai nilai tertinggi yaitu -4.617%. Keterlambatan yang terjadi dikarenakan adanya kemunduran waktu dimulainya pekerjaan arsitektural pada bangunan wing Manajemen dan wing Dekanat. Keterlambatan suatu proyek konstruksi pada umumnya disebabkan oleh tiga fakor yaitu, faktor teknis, faktor non teknis, dan faktor finansial. Faktor teknis adalah faktor yang berkaitan dengan bahan atau material bangunan, faktor non teknis adalah faktor cuaca dan jumlah tenaga kerja, sedangkan faktor finansial atau faktor keuangan proyek berkaitan dengan ketersediaan biaya selama pelaksanaan proyek.

(39)

25 Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak kontraktor, faktor penyebab keterlambatan pada proyek pembangunan gedung FEM IPB adalah faktor non teknis. Faktor-faktor non teknis penyebab keterlambatan pada proyek ini adalah faktor cuaca dan jumlah tenaga kerja. Wilayah Bogor memiliki curah hujan yang tinggi dan keadaan cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan proses pengecoran terhambat. Selain itu, kondisi hujan juga menyebabkan mobilisasi material ke proyek mengalami keterhambatan karena pekerjaan prasarana jalan dalam lingkungan proyek yang belum selesai. Faktor cuaca seharusnya tidak menjadi faktor penghambat dalam pengerjaan suatu proyek. Hal tersebut sudah harus diantisipasi ketika merencanakan penjadwalan proyek. Faktor non teknis kedua penyebab keterlambatan proyek gedung FEM IPB ini adalah kurangnya tenaga kerja. Kemunduruan waktu dimulainya pekerjaan arsitektural pada bulan Oktober dan November diperparah dengan kurangnya tenaga kerja.

Keterlambatan yang terjadi mampu dikejar oleh pihak kontraktor sehingga pada bulan Desember pekerjaan dapat selesai tepat waktu. Pekerjaan mampu mengejar keterlambatan dengan mencapai bobot akumulasi progres aktual sama dengan akumulasi progres rencana atau memiliki nilai deviasi sama dengan 0%.

Keterlambatan yang terjadi di proyek pembangunan gedung FEM IPB ini diatasi melalui beberapa tindakan, yaitu penambahan jumlah tenaga kerja, penambahan jam kerja, dan penambahan alat penunjang. Penambahan tenaga kerja dilakukan pada pekerjaan arsitektural terutama pekerjaan pengecatan. Penambahan jam kerja dilakukan dengan pembuatan dua shift kerja yaitu shift siang seperti waktu kegiatan pekerjaan seperti biasanya dan shift malam (lembur) mulai pukul 16.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB. Namun, untuk pekerjaan pengecoran dapat dilakukan hingga pagi hari. Penambahan alat penunjang dilakukan dengan pemakain host untuk pengangkutan material ke lantai atas dan pemakaian crane untuk pekerjaan atap. Selain itu keterlambatan juga diantisipasi dengan penyediaan material pada hari-hari sebelumnya. Penambahan jumlah tenaga kerja, jam kerja, maupun alat penunjang mempengaruhi biaya yang harus ditanggung oleh pihak kontraktor. Namun berdasarkan hasil wawancara, penambahan biaya tersebut tidak menjadi faktor finansial yang termasuk menyebabkan keterlambatan pada proyek ini.

Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengejar keterlamabatan suatu proyek berkaitan dengan faktor penyebabnya. Faktor penyebab keterlambatan yang bersifat teknis seperti bahan dan material bangunan dapat diantisipasi dengan menyiapkan bahan dan material di lokasi proyek sebelum pekerjaan dimulai, memperhitungkan jarak dan waktu tempuh kendaraan pengangkut bahan dan material bangunan, serta pengecekan bahan dan material bangunan sehingga apabila terdapat bahan atau material yang kurang baik dapat segera diganti. Faktor penyebab keterlambatan selanjutnya yaitu cuaca dan jumlah tenaga kerja. Kontraktor harus mengetahui kondisi cuaca dan iklim daerah yang akan dijadikan lokasi proyek sehingga dapat diantisipasi kemungkinan pengaruh cuaca terhadap pelaksanaan pekerjaan proyek. Selain itu, jumlah tenaga kerja harus disesuaikan dengan kebutuhan setiap pekerjaan proyek dan dapat diantisipasi dengan penambahan jumlah tenaga kerja yang memiliki Sertifikat Keahlian Kerja (SKA) atau Surat Keterampilan Kerja (SKT). Faktor penyebab keterlambatan lainnya adalah faktor finansial proyek. Pengaruh faktor finansial dapat diantisipasi dengan adanya kejelasan dan kesesuaian mengenai anggaran

(40)

26

dan pengurusan administrasi yang tepat waktu sehingga pencairan dana tidak telat. Setelah mengetahui faktor-faktor penyebab keterlambatan dan tindakan perbaikan yang dapat dilakukan, maka dapat dijadikan evaluasi untuk proyek- proyek selanjutnya agar dapat mengurangi presentase keterlambatan atau bahkan dapat menghindari terjadinya keterlambatan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan

1. Penerapan BIM dilakukan dengan melakukan pemodelan 3D dan 4D menggunakan program Tekla Structures. Pemodelan 3D dilakukan berdasarkan ABD tanpa analisis pembebanan dan dapat dilihat spesifikasinya pada pilihan Model organizer. Pemodelan 4D dilakukan dengan menambahkan jadwal pekerjaan yang terhubung dengan pemodelan 3D dan hasil penjadwalannya kemudian diekspor pada Tekla BIMSight.

2. Dari analisis kinerja waktu menggunakan kurva S didapatkan bahwa, proyek ini mengalami keterlambatan pada bulan Oktober dan November sebesar -4.4250% dan -4.617%. Keterlambatan tersebut dikarenakan faktor cuaca dan tenaga kerja. Keterlambatan yang terjadi dapat diatasi dengan penambahan tenaga kerja, jam kerja, dan alat penunjang sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disarankan:

1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan pemodelan sistem pemipaan bangunan gedung FEM IPB menggunakan program Tekla Xpipe.

2. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis struktur bangunan gedung FEM IPB yang terintegrasi dengan program SAP, ETAB, atau program lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ardani. 2009. Analisa penerapan manajemen waktu pada proyek konstruksi jalan [skripsi]. Sumatera Utara (ID): Universitas Sumatera Utara.

Baskara D B, Noer B A. 2012. Perencanaan dan Pengendalian Proyek Periklanan Menggunakan Lean Critical Chain Project Management dan S Curve Monitoring.Jurnal Teknik Pomits 1(1): 1-6.

Clough R H, Scars G A. 1991. Construction Project Management. Canada (CA):

John Willey & Sons Inc.

(41)

27 Dahlan A, Wijaya Y P. 2009. Perencanaan dan Pengendalian Proyek Konstruksi.

Jurnal Rekayasa Sipil. 5: ISSN 1858-3695.

Desmi A. 2011. Studi Pengendalian Waktu Dan Biaya pada Pelaksanaan Pemeliharaan Jalan Simpang Raja Bakong-Tanah Pasir dengan Menggunakan Konsep Nilai Hasil. Teras Jurnal 1(1): 272-280 ISSN 2088-0561.

Dewi P D, Mertha J N. 2007. Analisa Penjadwalan Proyek Menggunakan Rangked Positional Weight Method (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Pasar Mumbul di Kabupaten Buleleng). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. 11(2):100 – 108.

Hergunsel M. 2011. Benefits of building information modeling for construction managers and BIM based scheduling [thesis]. United States (US): Graduate Program, Worcester Polytechnic Institute.

Imam S. 1995. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta (ID): Erlangga.

Jiang X. 2011. Development in cost estimating and scheduling in bim technology [thesis]. Boston (US): Graduate Program, Northeastern University.

Langi J E C, Rantung J P, Sibi M, Tolangi M F. 2012. Analisis Cash Flow Optimal pada Kontraktor Proyek Pembangunan Perumahan. Jurnal Sipil Statik.

1(1):60-64.

Liang J A. 2015. Kajian terhadap praktik building information modeling pada industri konstruksi di Indonesia [tesis]. Yogyakarta (ID): Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Lona L H P, Messah Y A, Sina D A T. 2013. Pengendalian Waktu dan Biaya Pekerjaan Konstruksi Sebagai Dampak dari Perubahan Desain (Studi Kasus Embung Irigasi Oenaem, Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara). Jurnal Teknik Sipil. 11(2): 121-132.

Nasrul. 2015. Manajemen Risiko Dalam Proyek Konstruksi Ditinjau dari Sisi Manajemen Waktu. Jurnal Momentum. 17(1): 50-54 ISSN 1693-752X.

Nurrafidin R. 2014. Monitoring dan evaluasi kinerja waktu menggunakan software Tekla pada pembangunan lantai 1-36 Chase Tower, Jakarta [skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ode R G W, Rozy A F. 2014. Manajemen Waktu, Biaya, dan SDM Proyek Konstruksi pada Pembangunan Gedung Ruang Kuliah FIA Universitas Brawijaya Malang dengan Menggunakan Metode PERT Dan PDM. Jurnal Media Teknik Sipil. 12(1): 10-19.

Ramadiaprani R. 2012. Aplikasi building information modeling (BIM) menggunakan software Tekla Structures 17 pada konstruksi gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB, Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rayendra, Soemardi B W. 2014. Studi Aplikasi Teknologi Building Information Modeling untuk Pra-Konstruksi. Simposium Nasional RAPI XIII - 2014 FT UMS ISSN 1412-9612.

Roginski D. 2011. Quantity take off process for bidding stage using bim tools in danish construction industry [thesis]. Denmark (DK): Graduate Program, Technical University.

Saputri F. 2012. Penerapan building information modeling (BIM) pada pembangunan struktur gedung perpustakaan IPB menggunakan software Tekla Structures 17 [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(42)

28

Setiawan D, Simatupang R. 2010. Pengembangan Model Simulasi Integrasi Biaya dan Jadwal Proyek Konstruksi di Bawah Ketidakpastian. Jurnal Teknik Sipil.

6(2): ISSN 1411-9331.

Susilowati A. 2015. Analisis kinerja waktu dan penerapan building information modeling (BIM) proyek pengembangan gedung RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Tarore H. 2010. Panduan Praktis Manajemen Konstruksi. Jakarta (ID):

Gapeksindo.

Yanuarini E. 2011. Aplikasi program bantu Tekla Structures 15 untuk perancangan gedung Graha Nusantara menggunakan sistem pracetak [skripsi].

Surabaya (ID): Institut Teknologi Sepuluh November.

(43)

1 Lampiran 1 Spesifikasi hasil pemodelan pada Model organizer

29

Gambar

Gambar 2 Aspek-aspek manajemen waktu
Gambar 3 Grid gedung FEM IPB
Gambar 5 Konfigurasi objek grup completed
Gambar 6 Konfigurasi objek grup started
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendapatan perseroan di tahun lalu yang tumbuh 78% sudah sesuai dengan estimasi kami, namun margin operasi ternyata berhasil tumbuh diatas perkiraan menjadi

Oleh karena itu, pada penelitian kali ini akan dilakukan analisis perbandingan menggunakan metode BIM (Building Information Modeling) pada hasil Bill Of Quantity

Tantangan tersebut dapat dijawab dengan menggunakan building information modeling (BIM), yang merupakan suatu proses, teknologi, alat yang digunakan dalam simulasi

Dari hasil analisa didapat bahwa hampir semua responden telah mengetahui istilah BIM dan tingkat kesiapan dalam mengadopsi BIM dengan nilai rata-rata sebesar 3,187 yang

Lokasi tapak terpilih untuk perencanaan dan perancangan Hotel Bisnis Bintang 4 di Kota Medan adalah tapak yang berada di Jalan Gatot Subroto Kecamatan Medan Petisah dengan

Menurut Priyono (34 tahun) yang merupakan peserta Dana Pensiun Gunung Madu berpendapat bahwa menjadi Peserta Dana Pensiun Pemberi Kerja PT Gunung Madu Plantation

Karies dikarenakan berbagai sebab, diantaranya adalah karbohidrat, mikroorganisme dan air ludah, permukaan bentuk gigi.Berdasarkan hasil prasurvei yang dilakukan pada siswa

Pengujian dengan metode batch baik tanpa refluks maupun dengan refluks didapatkan produk bawah dengan konsentrasi etanol masih cukup besar tetapi sedikit berbeda yaitu