1 1 1 , P E N G U M P U L A N D A T A
1. PEMILIHAN LOKASI
Pemilihan lokasi merupakan langkah awal yang sangat penting, karena bila terjadi kesalahan dalam pemiiihan lokasi maka akan memberikan hasil data yang menyimpang dari tujuan tugas akhir ini.
Dalam pemilihan lokasi yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
-
Segmen jalan dalam 1 azah minimum 2 lajur.-
Lokasi atau segmen jalan yang kita pilih untuk masing- masing arah umumnya berada pada satu garis lurus me1 intang pada jalan tersebut.-
Segmen jalan yang kita pilih untuk masing-masing arah harus mencerminkan keadaan jalan tersebut secara keseluruhan.-
Untuk segmen jalan yang tidak memenuhi syarat dan bersifat sementara tidak ditinjau.Berdasarkan hal-ha1 tersebut di atas maka keadaan jalan yang perlu di perhatikan antara lain :
1. Lokasi yang meapunyai kebebasan samping. Kebebasan sarnping mempengaruhi pengemudi dalam berlalu-lintas sehingga kecepatan, arus dan konsentrasi ikut ter- pengaruh.
2 . Kondisi geometrik dari jalan tersebut. Lokasi yang
dipilih harus jauh dari belokan ataupun tanjakan yang tinggi karena akan mempengaruhi distribusi kendaraan pada lajur lambat maupun lajur cepat.
3. Adanya persimpangan yang dapat mempengaruhi kapasitas jalan.
4. Lebar lajur yang dipakai. Lebar lajur sangat mem- pengaruhi kecepatan kendaraan dengan lebar 1 ajur yang memenuhi syarat maka pengemudi akan berani menjalankan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
Dengan memperhatikan kriteria-kriteria tersebut maka segmen-segmen jalan yang diambil sebagai berikut :
-
Jalan Achmad Yani di Surabaya ( Sby. km. 8,61 1, yang mewakili jalan dalam kota ( urban road 1 .-
Jalan Raya Purwodadi-
Purwosari ( Sby. km. 6 3 , 3 1, yang mewakili jalan iuar kota ( interurban road ) .-
Jalan To1 Surabaya-
Gempol ruas Sidoarjo-
Porong( km. 29,52 1 , yang mewakili jalan to1 interurban.
-
Jalan Tol Surabaya-
Gempol ruas Waru-
Darmo Satelit( km. 14,57 1 , yang mewakili jalan to1 suburban.
1.1 Data-data section jalan Achmad Yani (Sby. km 8.61 )
Arah keluar kota Surabaya ( ke arah selatan 1 . - Lebar tiap lajur 3 meter.
- Sturktur perkerasan dengan aspal.
-
Kebebasan samping kiri 1 meter.- Kebebasan samping kanan 0 meter.
- Guna lahan kiri jalan adalah jalan kereta api.
-
Guna. lahan kanan jalan a d a l a h jalur hijau ( m e d i a n ) dengan kerb.Arah masuk kota Surabaya ( k e a r a h utara 1 . - Lebar tiap lajur 3 meter.
-
Struktur perkerasan d e n g a n aspal.-
Kebebasan samping kiri 2 meter.-
Kebebasan samping kanan 0 meter.-
Guna lahan kiri jalan a d a l a h perkantoran d a n pemukiman penduduk.- G u n a lahan kanan jalan a d a l a h jalur hijau (median) dengan kerb.
1.2 Data-data section jalan Raya. Purwodadi (Sby. km 63.31
-
Lebar tiap lajur 3.25 meter.-
Struktur perkerasan d e n g a n aspal.-
Jalan tanpa median ( pemisah 1 .-
Kebebasan samping kiri k e a r a h Pandaan ( k e arah utara 2,2 meter.-
Kebebasan samping kiri k e a r a h Purwosari ( k e arah selatan ) 2 meter.-
Guna lahan kiri jalan k e arah Pandaan adalah saluran a i r irigasi.-
G u n a lahan kiri jalan k e arah Purwosari adalah pemukiman penduduk d a n areal pertanian.1.3 D a t a section jalan to1 Surabaya-Gempol
Ruas Sidoarjo-Porong (km. 2 9 . 5 2 ) dan r u a s Waru-Darmo Satelit (km. 14.57).
-
Lebar tiap lajur 3.5 meter.- Struktur perkerasan dengan aspal.
-
J a I a n dengan median pemisah g a t e rail.-
Kebebasan samping kiri masing-masing arah 3.5 meter-
G u n a iahan kiri jalan masing-masing arah adalah untuk bahu jalan d e n g a n permukaan kasar.2. PENCATATAN Dl LAPANGAN
Setelah lokasi a t a u segmen jalan ditentukan m a k a selanjutnya dilakukan pencatatan data-data lapangan y a n g diperlukan. Adapun peralatan pengukuran yang digunakan adalah :
- Counter.
- Meteran.
Pencatatan volume tiap-tiap jenis kendaraan pada masing-masing lajur dilakukan selama 24 jam penuh untuk tiap
lokasi. Adapun data-data y a n g dicatat antara lain : 1. J e n i s kendaraan dibedakan meliputi :
-
Kendaraan tidak bermotor : dokar, sepeda, gerobak dorong maupun kereta y a n g ditarik hewan.- S e p e d a motor : roda d u a maupun tiga d a n sekuter.
- Mobi 1 pribadi : sedan, jeep d a n station wagon.
-
Mobil penumpang umum : oplet dan suburban combi sampai sekel as I s u m .- Box dan pick up : utility car.
-
Bis kecil : sekelas colt diesel beroda ganda (dual).-
Bis besar.-
Truk kecil : sekelas colt diesel, beroda tunggal maupun ganda ( dual ).
-
Truk besar : sumbu tunggal beroda ganda (dual).- Tronton : sumbu tandem beroda ganda (dual).
-
Gandengan (trailer).-
Semi trailer I : T 1.2-
222-
Semi trailer I 1 : T 1.2-
22-
Semi trailer I l l : T 1.22-
22-
Semi trailer IV : T 1.22-
2222. Keadaan geometrik jalan yang meliputi :
-
Lsbar tiap-tiap lajur jalan.-
Lebar bahu jalan.-
Kebebasan samping.- Median (pemisah) jalan.
3. PERHITUNGAN SATUAN MOBtL PENUMPANG
Dalam menghitung light vehicle unit (lvu) angka- angka konversi diambil sebagai berikut :
1 . Untuk jalan urban ( jalan Achmad Yani :
Nenurut ( Indonesian Highway Capacity Manual I. Urban
R o a d s . H a l . 5
-
26 )- K e n d a r a a n t i d a k b e r m o t o r 0.80
- S e p e d a m o t o r 0 , 2 5
-
K e n d a r a a n r i n g a n 1.00-
K e n d a r a a n b e r a t 1.202 . U n t u k j a l a n i n t e r u r b a n ( j a l a n R a y a P u r w o d a d i : M e n u r u t ( I n d o n e s i a n H i g h w a y C a p a c i t y M a n u a l 1 1 .
l n t e r u r b a n R o a d s . H a l . 6
-
10, 6-
35. 6-
73 )- S e p e d a m o t o r 0.25
-
B e c a k , d o k a r , s e p e d a 0 , 4 0- K e n d a r a a n r i n g a n 1.00
- K e n d a r a a n m e n e n g a h 1.20
- B i s b e s a r 1.50
- T r a i l e r , t r o n t o n 2.00
3. U n t u k j a l a n t o 1 i n t e r u r b a n ( t o 1 S u r a b a y a - G e m p o t 1 : M e n u r u t ( I n d o n e s i a n H i g h w a y C a p a c i t y M a n u a l 1 1 .
I n t e r u r b a n R o a d s . M o t o r w a y s . H a l . 7 - 53
-
K e n d a r a a n r i n g a n 1 ,OO-
K e n d a r a a n m e n e n g a h 1 . 2 0-
B i s b e s a r 1.50-
T r a i l e r , t r o n t o n 2 . 0 0S e d a n g k a n b e r i k u t i n i a n g k a k o n v e r s i k e d a l a m s a t u a n m o b i l p e n u m p a n g ( s m p ) b e r d a s a r k a n P e r a t u r a n P e r e n c a n a a n G e o m e t r i k J a l a n R a y a N o . l 3 / 1 9 7 0 H a 1 . 3 :
-
S e p e d a : 0 . 5-
M o b i l p e n u m p a n g / s e p e d a m o t o r : 1 , 0-
Truk ringan fberat kntor<
5 ton) : 2.0-
Truk sedang>
5 ton : 2,5- B u s : 3.0
-
Truk berat>
1 0 ton : 3.0-
Kendaraan tak bermotor : 7.0Berdasarkan data di a t a s maka dapat disimpulkan bahwa angka konversi k e dalam satuan mobil penumpang ( s m p ) berda- s a r k a n ( P e r a t u r a n P e r e n c a n a a n G e o m e t r i k J a l a n R a y a No.13/1970 Hal. 3 1 , umumnya lebih besar dari p a d a angka konversi berdasarkan Indonesian Highway Capacity Manual. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Karl-L. Bang P h D , beliau adalah pakar tra.ffic engineering, dosen S2 iTB. Bang,K.L., Bergh,T. Capacity Analysis o f Signalised and Unsignalised
Intersection in Indonesia, Konferensi Tahunan Teknik Jalan k e 5, volume 4 , Bandung 1 9 9 4 disebutkan bahwa "Indonesian Highway Capacity Manual P a r t I untuk urban d a n semi urban telah diterbitkan Binkot tahun 1993, sedangkan Part 1 1 untuk interurban d a n motorway sedang dalam penyelesaian. Kedua Manual ini dibuat berdasarkan hasil sigi pada berbagai lokasi d i Indonesia oleh Swedish Nationai Road Consulting AB (Sweroad)."
Kemud ian pada tahun 1995, Departemen Peker jaan U m u m , Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Bina Teknik J a l a n , telah menerbitkan Indonesian Highway Capacity Manual P a r t 1 1 , dengan demikian satuan mobil penumpang y a n g lama
("Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya") untuk masing-
maaing kendaraan tidak berlaku 1 agi karena kurang d idukung data sigi lapangan yang mewakili (representatif). Bilamana smp. yang lama ini diterapkan maka kemungkinan diperoleh V/C yang sangat besar meskipun secara visuaI masih diperol eh tingkat pelayanan jalan (level of service) yang memadai.
Contoh: Untuk jalan A. Yani di Surabaya arah Utara ke Selatan pada jam 10-11 jika V/C kendaraan dihitung dengan angka konversi berdasarkan Indonesian Highway Capacity Manual diperoleh V/C = 0.97 sedang jika di- gunakan angka konversi dari Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya diperoleh V/C = 1.87 berarti masuk pada L.O.S. "F" tetapi secara visual L.D.S. di lapangan belum sampai pada tingkat F. Adapun penje- lasan mengenai pengamatan secara visual dapat dilihat pada HCM (Highway Capacity Manual) 1985 halaman 3 - 9.
4. KARAKTERISTIK LALU LINTAS
Volume lalu lintas selalu bervariasi terhadap waktu dan ruang. Kedua faktor ini merupakan elemen periting dalam menganalisa kapasitas suatu jalan.
Volume lalu lintas bervariasi terhadap hari dalam satu minggu, terhadap jam dal am satu hari dan terhadap interval waktu kurang dari 1 jam. Variasi-variasi ini penting untuk diperhatikan supaya ruas jalan yang ada dapat menampung arus lalu lintas yang terjadi, dengan demikian diharapkan tidak
ter jad i liemacetan dan antrian krndaraan.
Akibat variasi-variasi tersebut maka dipilih suatu hari dalam satu minggu yang mempunyai deviasi variasi rela- tif kecil terhadap volume lalu lintas rata-rata dalam 1 minggu, sehingga diperoleh volume lalu lintas normal ruas jalan yang ada. Hari-hari tersebut bisa antara hari Selasa sampai Kamis. Hari Jumat, Sabtu, Ninggu dan Senin tidak dipilih karena Jumat, Sabtu dan Minggu volume lalu lintas berkurang sekali sedang untuk hari Senin volume lalu lintas sangat padat.
Hasil pencatatan volume dan distribusi lalu-lintas pada tiap-tiap lajur jalan yang ada selama 24 jam dapat dilihat pada lampiran 1.
Dari hasil perhitungan volume lalu-lintas pada tiap- tiap lajur jalan yang ada selama 24 jam pada ke empat lokasi tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Untuk jalan Achmad Yani.
-
Volume puncak yang terjadi pada pagi hari yaitu antara pukul 7.00 sampai 8.00 dan sore hari yaitu antara pukul 16.00 sampai 17.00 untuk arah utara ke selatan.- Volume puncak yang terjadi pada pagi hari yaitu antara pukul 7.00 sampai 8.00 dan sore hari yaitu antara pukul 17.00 sampai 18.00 untuk arah selatan ke utara.
- Distribusi lalu lintas kendaraan lebih banyak pada
l a j u r t r n g a h d a n c e p a t d a r i pacia l a j u r l a m b s t . H a l i n i t e r j a d i a k i b a t a d a n y a h a m b a t a n s a m p i n g ( s i d e f r i c t i o n ) b e r u p a p e d a g a n g k e c i l , b e c a k , g e r o b a k , p e n y e b e r a n g j a l a n , p e m b e r h e n t i a n a n g k u t a n k o t a d a n l e b a r l a j u r j a l a n d i b a w a h 3 . 6 m e t e r s e h i n g g a p a r a p e n g e m u d i c e n d e r u n g b e r j a l a n k e l a j u r t e n g a h a t a u l a j u r c e p a t .
2 . U n t u k j a l a n R a y a P u r w o s a r i - P u r w o d a d i .
-
Volume p u n c a k y a n g t e r j a d i p a d a p a g i h a r i y a i t u a n t a r a p u k u l 1 1 . 0 0 s a m p a i 1 2 . 0 0 d a n s o r e h a r i y a i t u a n t a r a p u k u l 1 5 . 0 0 s a m p a i 1 6 . 0 0 u n t u k a r a h u t a r a k e s e l a t a n .- Volume p u n c a k y a n g t e r j a d i p a d a p a g i h a r i y a i t u a n t a r a p u k u l 8 . 0 0 s a m p a i 9 . 0 0 d a n s o r e h a r i y a i t u a n t a r a p u k u l 1 5 . 0 0 s a m p a i 1 6 . 0 0 u n t u k a r a h s e l a t a n
k e u t a r a .
-
D i s t r i b u s i l a l u l i n t a s k e n d a r a a n l e b i h b a n y a k p a d a l a j u r c e p a t d a r i p a d a l a j u r l a m b a t . H a l i n i t e r j a d i a k i b a t a d a n y a h a m b a t a n s a m p i n g ( s i d e friction I b e r u p a k e n d a r a a n t i d a k b e r m o t o r , p e m b e r h e n t i a n a n g k u t a n k o t a d a n l e b a r l a j u r j a l a n d i b a w a h 3 , 6 meter s e h i n g g a p a r a p e n g e m u d i t i d a k mau m e n g a m b i l r e s i k o d e n g a n m e l a j u p a d a l a j u r l a m b a t .3 . U n t u k j a l a n T o l S u r a b a y a - G e m p o l r u a s S i d o a r j o - P o r o n g . - Volume p u n c a k y a n g t e r j a d i p a d a p a g i h a r i y a i t u
a n t a r a p u k u l 9 . 0 0 s a m p a i 10.00 d a n s o r e h a r i y a i t u
antara pukul 16.00 sampai 17.00 untuk arah Sidoarjo ke Porong.
- Volume puncak yang terjadi pada pagi hari yaitu antara pukul 9.00 sampai 10.00 dan sore hari yaitu antara pukul 15.00 sampai 16.00 untuk arah Porong ke Sidoarjo.
- Distribusi lalu lintas kendaraan lebih banyak pada lajur lambat daripada lajur cepat. Hal ini terjadi akibat cukupnya kebebasan samping bagi pengemudi, sehingga mereka berjalan pada lajur lambat bila tidak melakukan gerakan over1 ap.
Untuk jalan To1 Surabaya
-
Gempol ruas Darmo Satelit - Waru.-
Volume puncak yang terjadi pada pagi hari yaitu antara pukul 10.00 sampai 11.00 dan sore hari yaitu antara pukul 15.00 sampai 16.00 untuk arah Darmo Satel it ke Waru.- Volume puncak yang terjadi pada pagi hari yaitu antara pukul 10.00 sampai 11.00 dan sore hari yaitu antara pukul 17.00 sampai 18.00 untuk arah Waru ke Darmo Satelit.
- Distribusi lalu lintas kendaraan lebih banyak pada lajur lambat daripada 'lajur cepat. Hal ini terjadi akibat cukupnya kebebasan samping bagi pengemudi, sehingga mereka berjalan pada lajur lambat bila tidak melakukan gerakan overlap.