LAPORAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PEMBERIAN IMUNISASI MEASLES & RUBELA (MR) DI SMPN 6 DI KOTA BALIKPAPAN
OLEH:
ELI RAHMAWATI, S.SiT., M.Kes NIP: 197403201993032001
NIDN: 4020037402
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN BALIKPAPAN POLTEKKES KEMENKES KALTIM
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat Rahmat dan HidayahNYA kegiatan pengabdian masyarakat tentang “PEMBERIAN IMUNISASI MR DI SMPN 6 di KOTA BALIKPAPAN tahun 2018”, beserta laporan dapat terselesaikan. Selawat serta salam kita sampaikan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta seluruh kerabat dan keluarganya semoga kita merupakan salah satu dari kaumnya yang mendapat syafa’at dari Allah Robalalamin di akhir jaman.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah memberikan gambaran tentang pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat insidentil. Pelaksanaan pengabdian masyarakat tentang pemberian imunisasi pada murid SMP N 6 di kota Balikpapan tahun 2018 diuraikan secara jelas pada laporan kegiatan ini, diantaranya latar belakang masalah, tujuan, manfaat, metode kegiatan, waktu dan tempat pelaksanaan, hasil kegiatan, kendala, pihak-phak yang terkait dan evaluasi kegiatannya.
Semoga laporan kegiatan dapat menjadi bahan evaluasi dan tolak ukur bagi pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat dan berbagai pihak yang terkait dan dapat menjadi bahan perbaikan untuk masa yang akan datang.
Pelaksana Kegiatan
Eli Rahmawati, S.SiT, M.Kes NIP. 197403201993032001
DAFTAR ISI
Cover Judul ………...……… i
Halaman Pengesahan ………..………….. ii
Abstrak ……….. iii
Kata Pengantar ……….. iv
Daftar Isi ……….. v
Daftar Tabel ……….. vi
Daftar lampiran ……… vii
BAB I. Pendahuluan………...………. 1
A. Latar Belakang………….………. 1
B. Rumusan Masalah ……… 2
C. Tujuan ………. 2
D. Manfaat ……….. 2
BAB II. Tinjauan Pustaka ……….. 3
A. Pemeriksaan IVA ……….. 3
B. Tujuan Pemeriksaan IVA ………. .4
C. Keuntungan Pemeriksaan IVA ……….. 4
D. Jadwal Pemeriksaan IVA ……….. 4
E. Syarat Pemeriksaan IVA ………... 5
F. Pelaksanaan Pemeriksaan IVA ……….. 5
G. Cara kerja ……… 5
H. Kategori IVA ……… 6
I. Penatalaksanaan IVA ……… 6
BAB III. Pelaksanaan Kegiatan ………. 8
A. Kerangka Pemecahan Masalah & Realisasi Pemecahan Masalah …….. 8
B. Khalayak Sasaran ……… 9
C. Metode Kegiatan ………. 9
D. Waktu dan Tempat ……….. 9
E. Sarana dan Alat yang digunakan ………10
F. Pihak-pihak yang terlibat ………...11
G. Kendala dan Upaya Pemecahan Masalah ………..11
H. Evaluasi Kegiatan ………. 12
BAB IV. Hasil dan Pembahasan ……….. 14
A. Hasil ………. 14
B. Pembahasan ……….. 16
BAB V. Kesimpulan dan Saran ………. 20
A. Kesimpulan……… 20
B. Saran………20 Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Sarana dan Alat kegiatan Pengabdian Masyarakat Pemeriksaan kesehatan Penyuluhan kesehatan reproduksi, dan deteksi dini kanker serviks pada perempuan penyapu jalanan kota Balikpapan tahun 2017.
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar hadir peserta deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan IVA)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker serviks atau kanker leher rahim atau disebut juga kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit keganasan di bidang kebidanan dan penyakit kandungan yang masih menempati posisi tertinggi sebagai penyakit kanker yang menyerang kaum perempuan (Manuaba, 2008). Kanker serviks adalah kanker leher rahim / kanker mulut rahim yang di sebabkan oleh virus Human Papiloma Virus (HPV). Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Penularan virus HPV yang dapat menyebabkan Kanker leher rahim ini dapat menular melalui seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut.
Penularannya dapat melalui kontak langsung dan karena hubungan seks. Gejala yang mungkin timbul (Umumnya pada stadium lanjut) adalah perdarahan di luar masa haid, jumlah darah haid tidak normal, perdarahan pada masa menopause (setelah berhenti haid), keputihan yang bercampur darah atau nanah serta berbau, perdarahan sesudah senggama, rasa nyeri dan sakit di panggul, gangguan buang air kecil sampai tidak bisa buang air kecil (Prawirohardjo, 2005).
Di Indonesia Pap’smear belum menjadi suatu kebutuhan hal ini menyebabkan rendahnya partisipasi wanita dalam program Pap’smear. Data Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, tahun 2009 telah dilakukan 2.580 uji Pap’smear dan 2.537 pada tahun 2010 dari data tersebut menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan jumlah wanita yang melakukan Pap’smear (Sjamsudin, 2010).
IVA merupakan salah satu metode untuk melakukan deteksi dini adanya kanker leher rahim. Skrining dengan IVA ini dinyatakan lebih mudah, lebih sederhana, dan lebih murah dibandingkan dengan tes pap smear. Karena itu, pemeriksaan IVA ini memberikan harapan besar untuk terlindung dari ganasnya efek
kanker leher rahim, jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada perempuan Indonesia yang berusia 25 tahun ke atas. Masalah yang menghadang dalam penanggulangan kanker leher rahim di Indonesia adalah masih rendahnya angka cakupan tes deteksi dini atau skrining kanker ini. Skrining adalah salah satu cara untuk menemukan lesi pre kanker dan kanker pada stadium dini. Faktanya, angka skrining kanker leher rahim di Indonesia hanya berkisar kurang dari (5%) (idealnya sekitar 80%). Karena rendahnya angka skrining itulah, maka pantas saja 70% pasien kanker leher rahim di Indonesia terdiagnosis pada stadium lanjut. Kondisi ini membuat rendahnya angka kesakitan dan tingginya angka kematian pada pasien kanker leher rahim di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2016, ditemukan data bahwa sebagian besar penyapu jalanan perempuan di kota Balikpapan belum memahami tentang kesehatan reproduksi khususnya cara menjaga organ reproduksi yang benar.
Juga belum diketahuinya dengan baik cara melakukan deteksi dini kanker yang paling banyak menyerang perempuan yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi terutama di Indonesia.
C. Tujuan
Terlaksananya deteksi dini lesi pra Kanker Leher Rahim (serviks) dengan metode IVA
D. Manfaat
1. Adanya perubahan sikap dan perilaku masyarakat untuk dapat melakukan deteksi dini lesi pra kanker leher Rahim/serviks secara rutin dan berkala.
2. Terdeteksinya kondisi kesehatan organ reproduksi perempuan dan deteksi dini kanker leher rahim
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metode skrining/deteksi dini untuk kanker mulut Rahim adalah metode yang efektif untuk mengetahui adanya tanda pra kanker atau juga ciri-ciri kanker serviks, sehingga akan membantu penanganan kanker serviks secara tepat sejak dini. Tentunya metode skrining ini hanya berfungsi untuk mengetahui adanya kanker serviks dan bukan sebagai cara mencegah kanker serviks. Skrining dapat dilakukan dengan metode pemeriksaan Papsmear atau juga IVA (Visual Inspection with Acetic Acid) test.
A. Pemeriksaan Papsmear
Pemeriksaan pap smear adalah pemeriksaan sitologi epitel porsio dan leher rahim untuk menentukan tingkat praganas dan ganas pada portio dan leher rahim serta diagnosa dini karsinoma leher rahim.
Tes ini dilakukan pada wanita yang telah melakukan hubungan seks dan dengan memenuhi syarat :
a. Telah selesai haid paling tidak 3 hari
b. Tidak berada dalam kegiatan seksual paling tidak 3 hari
c. Tidak menggunakan obat obatan yang berhubungan dengan intravagina.
Tes ini digunakan untuk mendeteksi apakah terdapat perubahan perubahan pada sel leher rahim yang dalam kondisi abnormal. Tahap pemeriksaannya dilakukan dengan cara mengambil cairan yang ada di leher rahim dengan menggunakan spatula yang kemudian sample tes ini diperiksa dengan menggunakan mikroskop.
B. Pemeriksaan IVA
Pengertian inspeksi visual dengan asam asetat adalah suatu metode cara lain yang dapat digunakan untuk mengetahui dan mendeteksi mengenai adanya tanda tanda terdapat kanker serviks. Caranya adalah dengan menyemprotkan cairan asam asetat dalam konsentrasi 3% sampai 5% di daerah mulut rahim. Kemudian dari semprotan/olesan ini, dilihat apakah terdapat suatu perubahan warna menjadi warna putih ke daerah yang disemprotkan/oleskan tadi.
Serviks yang diberi larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat daripada larutan 3%. Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga dengan pemberian asam asetat akan didapat hasil gambaran serviks yang normal (merah homogen) dan bercak putih (displasia).
C. Tujuan Pemeriksaan IVA
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.
D. Keuntungan IVA
Menurut (Nugroho. 2010) keuntungan IVA dibandingkan tes-tes diagnosa lainnya adalah : a. Mudah, praktis, mampu laksana
b. Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan c. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
d. Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana e. Kinerja tes sama dengan tes lain
f. Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai penatalaksanaannya
E. Jadwal Pemeriksaan IVA Program Skrining Oleh WHO :
a. Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
b. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
c. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun (Nugroho Taufan, dr. 2010:66)
d. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.
e. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki
dampak yang cukup signifikan.
f. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun
F. Syarat Pemeriksaan IVA
a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual b. Tidak sedang datang bulan/haid
c. Tidak sedang hamil
d. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual G. Pelaksanaan IVA
Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut:
a. Ruangan terien diperiksa dengan posisi litotomi.
b. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi.
c. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks d. Spekulum vagina
e. Asam asetat (3-5%) f. Swab-lidi berkapas g. Sarung tangan
H. Cara Kerja IVA
Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat penjelasan mengenai prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini.
a. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan dengkul ditekuk dan kaki melebar).
b. Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan bantuan pencahayaan yang cukup.
c. Spekulum (alat pelebar) akan dibasuh dengan air hangat dan dimasukkan ke vagina pasien secara tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher rahim.
d. Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, dipakai kapas steril basah untuk menyerapnya.
e. Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam asetat 3-5% diteteskan ke leher rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit, reaksinya pada leher rahim sudah dapat dilihat.
f. Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan, kemungkinan positif terdapat kanker. Asam asetat berfungsi menimbulkan dehidrasi sel yang membuat penggumpalan protein, sehingga sel kanker yang berkepadatan protein tinggi berubah warna menjadi putih.
g. Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih padadaerah transformasi bearti hasilnya negative.
I. Kategori IVA
Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
a. IVA negatif = menunjukkan leher rahim normal.
b. IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).
c. IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
d. IVA-Kanker serviks = Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA).
J. Penatalaksanaan IVA
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher rahim yang telah dipulas dengan larutan asam asetat 3-5%, jika ada perubahan warna atau tidak muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan negative. Sebaliknya jika leher rahim berubah warna menjadi merah dan timbul plak putih, maka dinyatakan positif lesi atau kelainan pra kanker.
Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung diobati dengan metode Krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas CO2 atau N2 ke leher rahim.
Sensivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasinya sekitar 40% dengan metode diagnosis yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit tersebut, lesi prakanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan demikian, bisa segera ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker stadium lanjut.
Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker pada suhu
yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada area tersebut mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat (Samadi Priyanto. H, 2010).
Kalau hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat dari adanya perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih, artinya perubahan sel akibat infeksi tersebut baru terjadi di sekitar epitel. Itu bisa dimatikan atau dihilangkan dengan dibakar atau dibekukan. Dengan demikian, penyakit kanker yang disebabkan human papillomavirus (HPV) itu tidak jadi berkembang dan merusak organ tubuh y
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Kerangka Masalah dan Realisasi Pemecahan Masalah
Perempuan di kota Balikpapan mayoritas berjenis kelamin perempuan, dan sebagian besar berada dalam rentang usia reproduksi sehat (20 – 30 tahun). Banyak diantaranya belum pernah melakukan deteksi dini kesehatan terutama alat repoduksi.
Berdasarkan hal tersebut maka dipandang perlu dilakukan kegiatan Pemeriksaan kesehatan reproduksi, serta deteksi dini kanker serviks pada perempuan di kota Balikpapan. Deteksi dini kanker leher lahir dengan teknik IVA dilakukan selain tujuannya untuk deteksi dini kanker serviks juga diharapkan memberikan kesadaran agar WUS dapat melakukannya secara rutin di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
B. Khalayak Sasaran
Sasaran dari pengabdian masyarakat adalah WUS Usia 20-55 tahun dan sudah menikah yang berjumlah 50 orang.
C. Metode Kegiatan
1. Analisa Singkat
Melakukan analisa kebutuhan dengan melakukan sosialisasi untuk menjaring calon peserta bekerjasama dengan YKI, PKK Kota Balikpapan dan kader kesehatan di lingkungan RSUD Beriman Kota Balikpapan
2. Kegiatan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 21 Nopember 2018, bekerjasama dengan YKI dan PKK kota Balikpapan.
D. Waktu dan Tempat Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 21 Nopember 2018, bekerjasama dengan YKI dan PKK kota Balikpapan.Tempat pelaksanaan di Ruang Bersalin RSUD Kota Beriman, tenaga pelaksana terdiri dari bidan dari YKI, Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Balikpaan dan saya sendiri.
E. Sarana dan Alat yang digunakan
Sarana yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah menggunakan fasilitas RSUD Kota Beriman dan Prodi D-III Kebidanan Balikpapan.
Alat-alat yang digunakan merupakan gabungan dari fasilitas milik RSUD dan laboratorium Prodi D III Kebidanan Balikpapan. Sarana dan alat-alat tersebut secara lengkapnya dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 3.1. Daftar Sarana dan Alat kegiatan Pengabdian Masyarakat Pemeriksaan n deteksi dini kanker serviks pada perempuan di kota Balikpapan tahun 2018
F.
Pihak-pihak yang terlibat
Pihak yang terkait dalam kegiatan pengabdian masyarakat kali ini adalah dosen Poltekkes Kemenkes Kaltim Program Studi D-III Kebidanan Balikpapan (1 Dosen), mahasiswa tingkat II dan III yang berjumlah 7 orang dan anggota YKI (Yayasan Kanker Indonesia) kota Balikpapan yang berjumlah 4 orang.
No Jenis Sarana/alat Kepemilikan keterangan
1. Ruang Bersalin RSUD Pinjam pakai
3. Meja Gynekologi RSUD Pinjam pakai
4. Lampu Sorot RSUD Pinjam pakai
6. Asam asetat, Bayclyn, sabun cuci tangan, kapas lidi, kasa, sarung tangan dll
Poltekkes dan YKI Bahan habis pakai
G. Kendala dan Upaya Pemecahan Masalah
Kendala yang ditemukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat relative tidak banyak, selain karena koordinasi yang baik dan persiapan yang dilakukan jauh sebelumnya juga keterlibatan bayak pihak yang banyak membantu sehingga dapat memperlancar kegiatan. Beberapa kendala yang ditemui dan upaya pemecahan masalah yang dilakukan antara lain adalah:
1. Persiapan pengumpulan audien/sasaran dan penentuan waktu pelaksanaan.
Sasaran pengabdian adalah perempuan yang tersebar di seluruh kota Balikpapan Mengumpulkan para perempuab pada banyak tempat dalam satu waktu tertentu merupakan suatu hal yang sulit dilakukan. Dengan berkoordinasi dengan pihak maka kegiatan ini dapat dilaksanakan pada waktu dan tempat yang sesuai yang diharapkan.
2. Waktu pelayanan yang terbatas dan ruangan pelayanan yang kurang representative karena tergabung dengan ruang bersalin RSUD sehingga mengganggu pelayanan pihak SUD
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Kegiatan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks (dengan menggunakan metode IVA) memiliki sasaran 100 WUS namun yang melakukan pemeriksaan berjumlah 79 peserta. Data peserta terlihat dalam daftar hadir (lampiran)
B. Pembahasan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan terlaksananya deteksi dini lesi pra Kanker Leher Rahim (serviks) dengan metode IVA dan/pap smear di kota Balikpapan.
Dari 100 sasaran yang direncanakan sebanyak 73 peserta hadir pada kegiatan pertama yaitu pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan kesehatan reproduksi. Dari usia sasaran, ditemukan sebanyak 1 orang (2.04 %) berusia < 30 tahun, 4 orang (8.16%) berusia 31 - 35 tahun, sebanyak 37 orang (75.5%) berusia 35-55 tahun dan sebanyak 7 orang (14.3%) berusia > 55 tahun. Menurut Manuaba (2009) usia produktif terjadi pada usia antara 17-45 tahun ditandai dengan sistem fisiologi panca indera berperan baik, siklus menstruasi teratur (26- 36) hari, mentruasi dengan ovulasi, tanda seks sekunder matang
dan siap untuk berfungsi. Menurut Verralls (2003) umur wanita 35- 55 tahun mempunyai resiko tinggi untuk timbulnya kanker serviks, tetapi sekarang telah terjadi peningkatan jumlah wanita muda yang sel-selnya abnormal, bahkan dapat didiagnosis sitologi serviks.
Hal ini disebabkan karena seringnya melakukan hubungan seksual di usia muda, maka semakin besar mengarah ke kanker serviks, untuk itu perlu dilakukannya pemeriksaan IVA sebelum memasuki masa klimakterium yang akan mengalami perubahan dan gangguan pada organ reproduksi, karena jaringan epitel pada serviks akan sulit untuk dilakukan pemeriksaan Inspeksi Visual asam asetat (IV A).
Sebagian besar pekerja sudah dalam rentang usia pra lansia dan lansia yang rentan terhadap risiko kesehatan, terbukti dari hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan 52.03 % memiliki tekanan darah diatas normal dan 18 orang (36.73%) memiliki kadar asam urat tidak normal.
Sebanyak 49 sasaran pengabdian masyarakat yang hadir hanya 1 orang yang pernah melakukan deteksi dini kenker serviks (IVA/papsmers). Faktanya, angka skrining kanker leher rahim di Indonesia hanya berkisar kurang dari (5%) (idealnya sekitar 80%). Karena rendahnya angka skrining itulah, maka pantas saja (70%) pasien kanker leher rahim di Indonesia terdiagnosis pada stadium lanjut.
Sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami, dkk (2013) Pengetahuan ibu terhadap deteksi dini kanker serviks sebagian besar adalah tinggi (72%), sementara perilaku deteksi dini kanker serviks sebagian besar adalah tidak melakukan deteksi dini (68%) dan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks dengan perilaku deteksi dini kanker serviks pada pasangan usia subur di wilayah kerja Puskesmas Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta (p-value= 0,017).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Telah dilakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA terhadap 79 WUS di kota Balikpapan.
B. Saran
1. Diharapkan pemahaman masyarakat tentang deteksi dini semakin meningkat mengingat sosialisasi tentang kanker serviks semakin sering dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.
2. Diharapkan peningkatan pengetahuan dapat diikuti dengan perilaku pemeriksaan deteksi dini kanker serviks mengingat biaya yang sudah sangat murah bahkan semakin sering kegiatan deteksi saat ini dengan tanpa biaya atau gratis.
3. Disarankan agar pemeriksaan kesehatan terhadap para pekerja dapat dilakukan seara rutin mengingat parapenyapu jalanan banyak yang berusia pra lansia dan
lansia sehingga rentan untuk terserang penyakit degenerative maupun penyakit system reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, S., D., (2013). Perlindungan hukum terhadap hak-hak kesehatan reproduksi pekerja wanita. Tesis. Perpustakaan UI (diunduh 19 April 2016).
Bahram, A., Hamid, B., & Zohre, T. (2009). Prevalence of bacterial vaginosis and impack of genital hygiene practices in non-pregnant women in Zanjan, Iran. Oman Medical Journal. 24(4). (diunduh 23 April 2016).
Centers of Disease Control and Prevention. (2004). STD General Information (PID, Syphilis, Trichomoniasis, Human Papilomavirus, Genital Herpes, HPV, Chlamydia).
http://www.cdc.gov/std.htm.
Kalsum. (2012). Tenaga Kerja Wanita dan Perlindungan. Program Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat USU.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015-2019.
Lestari, Ayu, Mustika & Syaifudin. (2016). Hubungan Pengetahuan dan Sikap WUS dengan perilaku melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Kotabaru Wilayah Kerja Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta. Naskah Publikasi. Universitas Aisyiah Yogyakarta. (diunduh tanggal 2 September 2017).
Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta : EGC.
Profil DKPP Kota Balikpapan Tahun 2012 (2012). Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Balikpapan.
Rahmayanti, Novita. (2012). Perilaku Perawatan Kebersihan pada Alat Reproduksi dalam Pencegahan Kanker Serviks pada siswi SMP 6 Kebon Pala Jakarta Timur Rohmah, E., Nurjayanti, D., Tri Lestari, I., A., (2011). Hubungan Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi (Vagina) dengan Kejadian Keputihan pada Siswi Kelas XI dan XII IPA SMAN 1 SOOKO Ponorogo. (diunduh 20 April2016).
Utami, Nungki, Marcellia, dkk. Hubungan Tingkat Pengetahuan PUS dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks pada Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Naskah Publikasi. UMS (diunduh 2 September 2017).
LAMPIRAN
1. Daftar hadir peserta 2. Surat Tugas