• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS INDEKS KEANEKARAGAMAN DAN INDEKS DOMINANSI JENIS VEGETASI MANGROVE DI KELURAHAN NANGAMESE KECAMATAN RIUNG KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

SKRIPSI

FITRI HANDAYANI 105951100717

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)

ii

ANALISIS INDEKS KEANEKARAGAMAN DAN INDEKS DOMINANSI JENIS VEGETASI MANGROVE DI KELURAHAN NANGAMESE KECAMATAN RIUNG KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Strata Satu (S-1)

FITRI HANDAYANI 105951100717

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

PERYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi Analisis Indeks Keanekaragaman Dan Indeks Dominansi Jenis Vegetasi Mangrove Di Kelurahan Nangamese Kecamatan Riung Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutif dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagain akhir Skripsi ini.

(6)

vi

@ Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2021 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tampa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh Makassar

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk laporan apapun tampa izin Unismuh Makassar

(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

‘’Barang siapa bersungguh sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut untuk

kebaikan dirinya sendiri’’

(Qs. Al-Ankabut: 6)

( ا ًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإَف ( ا ًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإ ) 5

6

‘’Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesunggguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Qs. Asy Syarh: 5-6)

Karya ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku serta

keluarga besarku, sahabat dan teman-teman yang selalu ada

memberikan bantuan dan dukungan.

(8)

viii

ABSTRAK

Fitri Handayani (105951100717). Analisis Indeks Keanekaragaman Dan Indeks Dominansi Jenis Vegetasi Mangrove Di Kelurahan Nangamese Kecamatan Ruing Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di Bimbingan Oleh Ibu Irma Sribianti dan Bapak Andi Azis Abdullah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis vegetasi, indeks nilai penting, keanekaragaman jenis vegetasi dan dominansi jenis vegetasi di Kelurahan Nangamese Kecamatan Riung Kabupaten Ngada. Data yang dikumpulkan meliputi data primeryang bersumber dari lapangan seperti jenis vegetasi, jumlah vegetasi, atau dan diameter vegetasi. Data sekunder bersumber dari laporan dan publikasi ilmiah dari berbagai instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, survey serta studi pustaka. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui potensi vegetasi mangrove di Kelurahan Nangamese Kecamatan Riung Kabupaten Ngada. Hasil penelitian menujukkan bahwa jumlah jenis vegetasi mangrovesejumlah 530individu dengan tingkat pohon berjumlah 185 pohon, tingkat tiang berjumlah 205 dan tingkat semai berjumlah140. Indeks nilai penting dari hasil penelitian di lapangan yaitu 71,2%.Indeks keanekaragaman yaitu sedang dengan hasil 1,98 melalui perhitungan indeks Shannon-Wienner.

Indeks dominansi berdasarkan perhitungan Simpson adalah 0,1573. Maka tidak ada spesies yang mendominansi pada kelurahan Nangames.

Kata Kunci: Mangrove, Jumlah Vegetasi, INP Jenis, Keanekaragaman jenis Dominansi Jenis

(9)

ix

ABSTRACT

Fitri Handayani (105951100717). The Analysis Of The Diversity And The Dominance Type Of Mangrove Vegetation In The Village Nangamese District Ruing Ngada District Of East Nusa Tenggara Province. In Guidance By Mrs. Irma Sribianti and Mr. Andi Azis Abdullah.

This study aims to determine the composition of the vegetation type, the value is important, the diversity of vegetation and dominance type of vegetation in the Village Nangamese District Riung Ngada District. The Data collected includes the primary data sourced from the field such as the type of vegetation, amount of vegetation, or and the diameter of the vegetation. Secondary Data sourced from the report and scientific publications of the various agencies or institutions related to this research. Data were collected through observation, survey and literature study. Data analysis was done by descriptive qualitative and quantitative to determine the potential of mangrove vegetation in the Village Nangamese District Riung Ngada District. The results of the research showed that the number of types of mangrove vegetation a number of 530 individuals with levels of trees amounted to 185 trees, the level of the plinth amounted to 205 and the level of semai amounted to 140. The value of the important results of research in the field, namely of 71.2%. The diversity that is being with the results of the 1,98 through the calculation of the Shannon-Wienner. The index of dominance based on the calculation of Simpson is 0,1573. Then there is no species mendominansi on village Nangames.

Keywords: Mangrove, the Amount of Vegetation, INP Type, species Diversity Dominance Type

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi penelitian ini yang berjudul “Analisis Indeks Keanekaragaman Dan Indeks Dominansi Jenis Vegetasi Mangrove Di Kelurahan Nangamese Kecamatan Riung Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur” Sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana S1. salam dan salawat semoga senantiasa dilimpahkan oleh Allah SWT kapda junjungan Nabi Muhammad SAW. Sebagai suri tauladan kepada kita semua.

Penulis berharap apa yang dipaparkan dalam Skripsi ini dapat memberikan informasi baru bagi kita semua. Sebagai penulis saya menyadari bahwa apa yang saya sajikan dalam laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan masukan sangat penulis hargai.

Penulis mengucapkan banyak terimaksih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua Orang Tua tercinta yang tak henti-hentinya memanjatkan doa untuk keberhasilan dan keselamatan penulis baik di dunia maupun di akhirat serta dukungan moral, materi demi keberhasilan studi dari penulis.

2. Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Dr. Hikmah S. Hut., M.Si., IPM selaku Ketua Program studi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Ir. Irma Sribianti S. Hut., M.P., IPM selaku Dosen Pembimbing I dan Andi Azis Abdullah S. Hut., M.P selaku pembimbing II Skripsi penelitian

(11)

xi

yang telah memberikan bimbingan sistem penyusunan laporan, pengetahuan dan motivasi.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kehutanan serta staf tata usaha Fakultas Pertania Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu selama di bangku perkuliahan.

6. Teman-teman Cemara 017 dan semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan dan motivasi yang besar dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada penyusunan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis hargai keritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga dapat mendorong kesempurnaan laporan ini. Akhirnya, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan kemanfaatan yang banyak atas penulisan laporan ini dan menjadikan kita hamba-Nya yang pandai mensyukuri nikmat-Nya Amin Ya Rabbal‟Alamin.

Makassar, Oktober 2021

Penyusun

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN KOMISI PENGUJI ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

HAK CIPTA ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHASAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTRA ISI ... xii

DAFTAR TABEL ………... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar belakang ... 1

1.2.Rumsan Masalah ... 3

1.3.Tujuan Penelitian ... 3

1.4.Manfaat Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Hutan Mangrove ... 5

2.2. Manfaat Mangrove ... 6

2.3. Fungsi Mangrove... 7

2.4. Habitat Mangrove ... 9

2.5. Karakteristik Mangrove... 11

2.6. Pola Zonasi Mangrove ... 14

2.7.Kerangka Pikir... 16

III. METODE PENELITIAN ... 17

3.1. Waktu dan Tempat ... 17

(13)

xiii

3.2. Alat dan Bahan ... 17

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 17

3.4. Jenis Data ... 20

3.5. Analisis Data ... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1. Komposisi Jenis Mangrove ... 23

4.2. Keanekaragaman Jenis Mangrove ... 25

4.2.1. Indeks Nilai Penting Jenis ... 25

4.2.2. Keanekaragaman Jenis ... 29

4.2.3 Indeks Dominansi Jenis ... 31

V. PENUTUP ... 33

5.1. Kesimpulan ... 33

5.2. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ……….. 35 LAMPIRAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Jenis – Jenis Mangrove ... 23

2. Spesies Mangrove Tingkat Semai, Tiang dan Pohon ... 24

3. Indeks Nilai Penting ... 25

4. Indeks Keanekaragaman ... 29

5. Indeks Dominansi ... 31

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

No Teks

Halaman

1. Kerangka Pikir Peneltian ………. ... 16 2. Jalur dan Plot Pengamatan………. ... 19 3. Indeks Nilai Penting ... 28

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Jumlah Spesies yang Ditemukan ... 38

2. Kerapatan Tingkat Pohon... 38

3. Kerapatan Tingkat Tiang ... 38

4. Kerapatan Tingkat Semai ... 39

5. Frekuensi Tingkat Pohon ... 39

6. Frekuensi Tingkat Tiang ... 39

7. Frekuensi Tingkat Semai ... 40

8. Dominasi Tingkat Pohon ... 40

9. Dominasi Tingkat Tiang ... 40

10. INP Tingkat Pohon ... 41

11. INP Tingkat Tiang ... 41

12. INP Tingkat Semai ... 41

13. Mencari Nilai ... 42

14. Indeks Dominansi ... 42

15. Dokumentasi ... 43

(17)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mangrove merupakan tipe vegetasi tropis ataupun subtropis yang sanggup tetap tumbuh di tingkat salinitas air yang sangat besar serta substrat lumpur.

menurut bioekologi, kawasan mangrov memiliki peran bagus pada ekosistim pante ialah sebagai asuan (nursery ground), area menyediaan bahan organik, area terlidung untuk biota laut, area menetas (Spawning ground), serta sebagai pelindung pante akibat gelombang (Wantase, 2013). Besar terdapatnya cadium di pusat titik konsentrasinya akaran mangrove. (Paulus dkk.,2020). Menjelaskan sistim akaran dan penyimpan logam di sedimen ialah kekuatan mangrove.

vegetasi mangrov yang dijumpai padaa kawasan Indonesia masuk pada 2 kumpulan daerah biografi pisahan bumi sebelah timur ialah : pasifik barat, Australasia serta Asia dengan Malesia-Indo. Jumlah 202 vegetasi mangrov pada Indonesia sudah didentifikasi dan hidup serta mekar. Ada tipe mangrov yang dapat ditemukan pada wilayah Indonesia yaitu api-api (Avicennia), nyirih (Xylocarpus), pedada (Sonneratia), tanjang (Bruguiera) serta bakau (Rizophora).

Hutan mangrove di Kelurahan Nangamese ialah wilayah mangrov murni maksudnya vegetasi mangrove di wilayah tersebut hidup mekar denagn

sendirinya tidak ada kontribsi dengan manusia. Kelurahan Nangamese ialah wilayah yang mempunyai tingkat kawasan mangrov yang sangat tinggi.

Potensi hutan mangrov yang sangat banyak besar tersebut memiliki peranan yang sangat tinggi untuk kebutuhan masyarkat lebih tepatnya warga yang bertempat tinggal di pesisir pantai.

(18)

2

Kawasan mangrov di Kelurahan Nangamese ialah ekosistim kawasan mangrov yang mempunyai peranan penting baik itu biologis, fisik, ataupun ekonomis. Menjaga terseimbangnya ekosistim prairan pante, menjaga pesisir pante akibat abrasi, penahan serta menghadapkan lumpur dan penyaring bahan pencemaran disebut dengan fungsi fisik. Fungsi biologi Hutan mangrove ialah untuk sumber bahan pelapuk yang itu adalah sumber makan planton serta inverteblata kecilan, sedangkan fungsi ekonomisnya menghasilkan kayu (kayu konstruksi, kayu bakar, arang, tiang/pancang) (Rochmady, 2015) sedangkan hasil hutan bukan kayu yakni hasil hutan ikutan (Produk nipah, obat-obatan sumber bahan pakian (serat sintesis), bahan menta kertas, alkohol), dan sebagai tempat Penelitian (Ihsan, 2015).

Kecamatan Riung memiliki hutan mangrove dengan luas kawasan mangrove sebesar 12 ha di Kelurahan Nangamese. Pengelolaan hutan mangrovepada kawasan ini kurang mempertimbangkan aneka produk dan jasa yang dapat dihasilkan. Perubahan lahan oleh masyarkat setempat untuk pemanfaatan lain seperti tambak dipandang lebih menguntungkan daripada pemanfaatan lain yang tidak merusak mangrove.

Pengelolaan mangrove yang tepat dan baik untuk dilaksanakan oleh bagian pemerintahan serta masyarakat sehingga terlestarinya mangrov. Dalam proses pelestarian mangrove ada aspek penting yang perlu diperhatikan yaitu pengenalan atau ilmu yang terkait dengan pelestarian mangrov serta memperlihatkan struktur, komposisi serta keanekaragaman jenis vegetasi hutan mangrove yang ada di Kelurahan Nangamese melalui data hasil penelitian

(19)

3

Pentingnya informasi data pengelolaan hutan mangroveguna pelestarian mangrove, maka penelitin ini akan memperolah informasi mengenai struktur, komposisi, keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi jenis vegetasi mangrov yang berada pada wilayah Kelurahan Nangamese. Supaya dengan keberadaan data tersebut harapannya bisa dijadikan acuan untuk proses pengelolaan berkelanjutan untuk pelestarian mangrov.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana komposisi jenis vegetasi mangrove di Kelurahan Nangamese 2. Bagaimana indeks nilai penting jenis vegetasi mangrove di Kelurahan

Nangamese

3. Bagaimana keanekaragaman jenis vegetasi mangrove di Kelurahan Nangamese

4. Bagaimana dominansi vegetasi mangrove di Kelurahan Nangamese

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui komposisi jenis mangrove di Kelurahan Nangamese 2. Untuk mengetahui indeks nilai penting jenis vegetasi mangrove di

Kelurahan Nangamese

3. Untuk mengetahui keanekaragaman jenis mangrove di Kelurahan Nangamese.

4. Untuk mengetahui dominansi vegetasi mangrove di Kelurahan Nangamese.

(20)

4

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Sebagai bahan masukan bagi perencanan pengembangan wilayah pesisir yang berbasis mangrove.

2. Menambah khasanah keilmuaan tentang vegetasi hutan mangrove di Kelurahan Nangamese.

(21)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Mangrove d

Mangrove berasal dari kombinasi kata antar bahasa Inggris „grove‟ dan bahasa Portugis „mangue‟. Mangrove pada bahasa Inggris dijadikan sebagai kelompok ataupun tiap-tiap vegetasi yang hidup pada wilayah jangkau air laut dapat tersusun kelompok itu, selanjutnya pada bahasa Portugis bakau dijadikan sebagai penunjuk dalam vegetasi (Onrizal, 2008). mangrove merupakan kelompok vegetasi sangat toleran kepada jenis hutan yang hidup pada habitat tergenang air, utamanya di pantai yang dilindung ataupun yang genang pasang serta leluasa saat genangaan air (Junaidi, 2014).

Mangrov mempunyai karakter habitatnya yang hanya dimiliki olehnya.

Mangrov sanggup tumbuh di wilayah tergenang air serta pancaran matahari relative besar serta keadaan perairan nya mampu beruba-ubah (tenggelam di waktu pasang serta bebas tergenang pada waktu surut) dengan aksi tanah anaerob (Nugraha, 2011). Hutan mangrove sebagai hutan yang hidup di tanah berlumpur pada wilayah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut, dan terdiri atas jenis-jenis pohon Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Aegiceras, Scyphyphora, dan Nypa (Kazali dkk., (2012).

Hutan mangrove aktif dalam hal mitigasi diakibatkan oleh pemanasan global sehingga fungsi mangrove dapat menyimpan karbon (Sondak, 2015).

Beberapa serangan terbesar pada sebagian wilayah Indonesia yang utama yaitu

(22)

6

tempat hidup yang cocok untuk cari makanan dan bertelur untuk serangga ialah kawasan mangrove (Paulus, 2015).

2.2. Manfaat Mangrove

Ekosistem mangrove adalah ekosistem yang unik antara ekosistem perairan serta tarestrial yang bercirikan untuk pertumbuhan besar serta peredaran nutrisi cepat yang berkontribusi banyak untuk kepentingan energi ekosistem tepi pantai (Kusmana, 2014). Ekosistem hutan mangrove memiliki keuntungan besar ataupun sebagian keterkaitan dan kontribusi untuk mendorong aktivitas manusia baik secara langsung ataupun tidak langsung, sebagiannya untuk obat-obatan, perikanan, keperluan rumah tangga, kulit, bahan bangunan, kayu bakar dan kertas (Rusdianti dan Satyawan, 2012). Melihat beragamnya manfaat mangrove, bahwa fase serta kecepatan ekonomi perkampungan yang ada pada wilayah tepi pantai sesekali amat tergantung dalam wilayah mangrove yang berada pada sekitar kawasan (Syarifudin dan Zulharman, 2012).

Asal usul penggunaan mangrove secara konvensional bagi warga yang berada pada wilayah tersebut yang dimanfaatkan buat kayu bakar serta bangunan yang sudah berjalan cukup lama. Apalagi penggunaan mangrove dengan maksud menguntungkan ibarat ekspor kulit kayu (untuk tanin), serta arang pula mempunyai asal usul cukup banyak. Pengerjaan arang mangrove sudah berjalan dari abad terdahulu di Riau serta sedang berjalan sampai saat ini (Kazali dkk., 2012).

Mangrove juga bisa digunakan bagi warga salah satunya untuk bakal obat-obatan.

Ekstrak mangrove biasa dimanfaatkan pada proses pengobatan diantaranya

(23)

7

seperti, Excoecaria agallocha dimanfaatkan bagi pengobatan kusta dan epilepsi.

Daun dari spesies Bruguiera dimanfaatkan dalam menurunkan tekanan darah.

Acanthus Ilicifolius dimanfaatkan bagi pengobatan gangguan rematik. Akar serta batang Derris trifoliata dimanfaatkan dalam narkotika ikan. (Kathiresan, 2012).

Penggunaan tumbuhan mangrove yang digunakan untuk obat tradisional ialah untuk rematik, gangguan alat pencernaan serta obat akibat cengkraman ular.

Bagin tumbuhan mangrove yang digunakan sebgai obat tradisional yaitu air dari buah, daun, kulit akar, dan kulit pohon. kulit akar serta Air dari buah mangrove dapat digunakan untuk membasmi nyamuk. Kulit pohon tancang dimanfaatkan dengan cara tradisional untuk pengobat sakit perut serta menurunkan panas. Daun mangrove jika disimpan ke dalam air bisa digunakan untuk menangkap ikan, yaitu untuk dijadikan pembius yang dapat memabukkan ikan (stupefied). Air buah tancang bisa digunakan untuk pembersihan pada mata (Rusdiant dan Satyawan, 2012). Buah mangrove dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi tepung dan keripik (Sribianti, 2018).

2.3. Fungsi Mangrove

vegetasi mangrove mempunyai peran bagai penghasil, penahan pesisir akibat ombak, serta penyadur unsur hara. Ekosistem mangrove ialah gelang rante penting yang berguna bagai penghasil pada rantai makan ekosistem pesisir.

Ekosistem mangrove mempunyai fase kesuburan yang banyak, sebab ekosistim mangrove mempersiapkan makan yang benyak untuk semua macam fauna dan biota laut. Ekosistem mangrove pula selaku daerah bertumbuh, memijak, serta memberbanyak beni untuk sebagian macam udang, ikan, kerang serta kepiting.

(24)

8

Seluruh tipe ikan yang berkarakter herbivor, omnivor ataupun karnivor tumbuh berburu makanan pada sekeliling mangrov terpenting di kalah air pasang (Martuty, 2013). Mangrove mempunyai peran yang berharga untuk perlindungan pesisir atas ombak, udara serta angin besar. Tegakan mangrove bisa melindungi pemukim, rumah serta agraria akibat badai besar ataupun lautan (Kazali dkk., 2012). Mangrove mempunyai peran bermakna contohnya mengontrol kobakan, pelindung atas abrasi, angin, genangan, serta kehancuran akibat ombak. Mangrove membuktikan dalam menjalankan fungsi utama saat menahan pantai akibat pukulan angin (Almeida dkk., 2011 dalam Pratama, 2018).

Hutan mangrove berfungsi bagai penyadur unsur (Kazali dkk.,2012).

peranan mangrove dalam persediaan daya perairan pesisir bisa diperhatikan dalam fungsinya pada sistem pemaparan zat-zat mineral semacam fosfor, nitrogen, dan elemen melekat unsur hara yang lain (Bismark dkk., 2008). Elemen mineral tersebut adalah rahasia fertilitas pada transfer kekuatan serta ikatan makan.

Detritus flora ataupun detritus organic ini adalah asal mula bakal makanan untuk makhluk hidup lain yang berada pada bagian atas , contohnya beberapa macam amphiphoda, mollusca, nematoda, zooplankton, kepiting, udang, dan ikan,.

(Abrunhosa, 2013 dalam Pratama, 2018).

Rusdiant dan Satyawan (2012), mengatakan menurut balur terbesar ekosistem rimba mangrove memiliki 2 peran penting, ialah peranan ekologi serta peran sosial ekonomi. Mangrove untuk menyambung ekologi darat serta perairan, adapun fenomena bumi yang disebabkan akibat perairan, semacam erosi, ombak serta angin. Mangrove untuk menyongkong aktivitas sumber daya perikanan,

(25)

9

sebab ekosistem mangrove adalah wilayah pemija (spawning ground), wilayah ajaran (nursery ground), serta wilayah pencari makanan (feeding ground).

Mangrov untuk bahan mata pencarian serta penghasil beberapa macam yang dihasilkan hutan. kehadiran hutan mangrove akan berharga untuk pertanian dalam seluruh pesisir terpenting untuki melindungi akibat antaman badai, air pasang, serta abrai. Budidayah leba maduh bisa diadakan pada hutan mangrove. Bungah pada Sonneratia sp. bisa menciptakan maduh dalam mutu tinggi. Mangrove dijadikan sebagai wilayah darmawisata serta piknik.

kegiatan piknik dapat menyampaikan pendapat secara langsung untuk pengelola lewat penjual tiket masuk serta parkir, itu akan menambahkan ekonomi masyarakat yang berada pada sekitar (Rusdiant dan Satyawan, 2012). kemajuan perekonomian masyarakat yang terdapat pada sekitar wilayah bertambah akibat terdapatnya lowongan pekerja serta berkesempatan untuk berjuang, contohnya mengadakan tempat makanan, menyewakan perahu, serta selaku pengarah wisata (Suci dkk., 2016). wilayah hutan mangrove yang masih terdapat pasang surut bisa diadakan pembuatan garam yang bisa dilaksanakan dari pemasakan air laut menggunakan kayu bakar berasal dari kayu-kayu mangrove yang telah mati (Rusdiant dan Satyawan, 2012).

2.4. Habitat Mangrov

tumbuhan mangrove merupakan vegetasi yang mempunyai keunikan menampilkan terdapatnya alur zona. Mangrove hidup dalam semua keadaan hidrologi serta iklim hingga dapat mengadakan bentangan yang besar dalam semua tipe kelompok mangrove (Lews, 2007 dalam Pratama, 2018). Tipe

(26)

10

mangrove beberapa hidup dalam keadaan bagus dalam tanah berbecek, terpenting pada wilayah di mana endapan becek terhimpun (Fahrul, 2007). Pada wilayah Indonesia, substrat becek ini akan bagus bagi spesies Rhizophora mocronata serta Avicennia marina (Onrizal, 2008).Tanah becek mempunyai karakter agregat berpecah pada tanah hingga tanah tidak pekat serta tidak elastis (Junaidi, 2014).

Rhizopora stylosa tumbuh dengan baik pada substrat berpasir (Kazali dkk., 2012).

Mangrove adalah kelompok tumbuhan tropis yang mempunyai kekhasan zonasi tumbuh (Wardhani, 2011). Mangrove menempati pada zonasi intertidal antar darat dan laut (Ari, dkk., 2015). Vegetasi mangrove mempunyai keterampilan yang berlainan untuk menyesuaikan diri dengan faktor abiotik dan biotik. faktor biotik berlangsung dalam proses persaingan serta herbivore mengakibatkan tebaran tiap spesies tidak semua sama. vegetasi mangrove yang terdapat pada wilayah pesisir menjuarai persaingan dalam vegetasi darat yang biasanya. Wilayah pesisir mempunyai herbivora yang kurang serta langkah akibat hama serta penyakit yang biasanya menimpa vegetasi darat, akan tetapi pada biasanya vegetasi mangrove mampu tumbuh pada wilayah perairan tawar (Ari, dkk., 2015).

Kawasan hutan mangrov perairan laut cukup besar dibanding sama hutan mangrove sungai, namun mangrove sungai cukup tinggi (Bismark dkk.,2008).

Hutan mangrove ialah suatu hutan yang sama sama tumbuh di wilayah pesisir berlumpur. Di Eustria mangrove hidup dalam keadaan batang tegak serta panjang 35 sampai 45 m. Pada pesisir yang memiliki pasir serta terumbu karang tumbuh

(27)

11

jarang, rendah serta kerdil serta batang yang biasanya sering bengkok (Syarifuddin dan Zulharman 2012).

2.5. Karakteristik Mangrove

Mangrove mempunyai karakter yang disebabkan akibat topografi pesisir eusria ataupun muara sungai, serta wilayah delta yang dilindungi (Poejiraharjoe, 2015). Tanaman mangrove biasanya mempunyai wujud morfologi serta prosedur fisiologi khusus sebagai penyesuaian diri terhadap lingkungan. wujud penyesuaian diri tersebut biasanya menyesuaikan diri dengan garam, menyesuaikan diri dengan aturan propagul (reproduksi), serta menyesuaikan diri dengan tanah yang gembur. (Cahyo, 2008). vegetasi mangrove bisa hidup pada wilayah pada salinitas kecil atau besar (Ari dkk., 2015).

spesies Sonneratia biasanya dijumpai tumbuh pada wilayah dengan salinitas tana terdekat dengan salinitas air laut, selain S. caseolaris yang hidup di salinitas dibawah 10%. sebagian tipe lainnya juga bisa hidup pada salinitas besar seperti Aegiceras corniculatum pada salinitas 20 sampai 40%, R. mucronata serta R. Stylosa pada salinitas 55%, Ceriops tagal pada salinitas 60% serta dalam keadaan ekstreme tersebut hidup kerdil, apalagi Lumnitzera racemosa bisa hidup menyampai salinitas 90%. Spesies Bruguiera biasanya hidup pada wilaya dengan salinitas kurang dari 25%, kadar salinitas optimal bagi B. parviflora ialah 20%, sedangkan B. gymnorrhiza ialah 10 sampai 25% (Kazali dkk., 2012). Parameter identifikasi mangrove dapat dilakukan dengan melihat wujud pohon, biji, buah, bunga, daun ataupun akar,.

(28)

12

1. Wujud Vegetasi Mangrove

Kusmana(2014) mengatakan wujud tanaman mangrove terbagi dalam 5 kriteria, ialah : Pohon, Herba, Semak, , Palem serta Liana. Pohon-pohon mangrove merupakan halofit, merupakan mangrove tersebut awet terhadap tanah yang mempunyai garam serta terendam air laut. Mangrove bisa juga hidup pada habitat yang cukup terjang, hingga tidak terendam air laut yang cukup banyak. Berbagai spesies vegetasi mangrove bisa ditemukan pada tepi sungai sekitar 100 km dari laut di area air tawar yang terbelah dengan air laut (Rusdianti dan Satyawan, 2012).

2. Akar Mangrove

macam-macam akar tanaman mangrove merupakan Pheumatopora (akar pasak) adalah akar yang nampak atas sistim akar kabel serta panjang keluar menuju ara udara dalam wujud seakan pasak. Akar pasak tersebut dimiliki oleh spesies Avicenia, Xylocorpus serta Soneratia (Onrizal, 2008).

Kneroot (akar lutut) ialah perpaduan atas akar kabel yang pada mulanya hidup ke titik permukaan substrat selanjutnya membengkok tertuju pada substrat kembali. Perakaran lutut dijumpai pada Bruguiera sp. Perakaran tunjang (stilt root) adalah perakaran (cabang-cabang akar) yang muncul dari batang serta berkembang ke dalam substrat. Akar tersebut dapat ditemukan pada Rhizophora sp (Cahyo, 2008). Akar papan (buttress root) cukup mirip dengan akar tunjang namun akaran ini berkembang menjelma jadi ukuran lempeng bentukannya sama dengan struktur silet. Akar ini dimiliki oleh Heritiera. Akaran gantung (aerial root) merupakan akaran yang tidak

(29)

13

bercabang yang keluar dari batang ataupun cabang di bawah namun umumnya tidak mendekati substrat. Akaran gantung dimliki oleh Rhizophora, Avicennia, dan Acantus (Onrizal, 2008)

3. Buah Mangrove

Buah mangrove mempunyai keping buah, radikula, hipokotil serta plumula (Onrizal, 2008). Hipokotil merupakan bagian semai antara batang serta akar. Di sebagian spesies mangrove hipokotil adalah bagian yang cukup berharga dalam mengumpul cadang makan serta cadang lainnya. Hipokotil adalah kecambah yang muncul dari buah (Priyono, 2010). Radikula merupakan akan akar yang meruba jadi akar-akaran mangrove yang kokoh yang bakal menahan pesisir pantai akibat abrasi serta ombak tsunami (Pallar, 2009). Plumula merupakan akan daun yang ditutupi dari keping bua keping bua akan digunakan parameter memasak buah-buahan, jika warna keping bua berubah warna menjadi kuning ataupun kecoklatan itu juga akan memastikan bahwa buah tersebut sudah matang (Priyono, 2010)

4. Daun Mangrove

Komponen tunggal dan majemuk merupakan dua komponen yang berada pada daun mangrove. Daun tunggal (Simple) sendiri hanya memiliki satu tangkai serta satu helai daun dan tidak memiliki anakan daunnya.

Sedangkan daun majemuk (Compound) merupakan daun yang memiliki helai daun yang banyak. (Cahyo2008). Bismar dkk., (2009) mengatakan daun mangrove terdapat pada tipe pohon yang umumnya memiliki tekstur yang sama. Cahyo(2008) berpendapat, daun mangrove mempunyai banyak ciri

(30)

14

wujud misalnya merupakan menjantung, elips, membundar telur sungsang, bundar telur, , dan lanset. Lanset (lanceolate) merupakan daun bentuknya semacam mata tombak dan panjang cukup lebih besar dari pada lebar serta dasarnya daun memiliki lebar paling besar dan runcing kearah ujung daun.

Elips (elliptical), merupakan bentukan daun yang mana lebar daun besar ditengah serta ujungnya daun dan dasar daun dapat runcing ataupun bulat.

5. Bijih Mangrove

Tanaman mangrove memproduksi akan menjadikan bijih. Bijih mangrove hidup cukup pesat serta bisa mengapung, dan adaptasi pada keadaan tana anaerob serta lunak (Cahyo,2008). Mangrove adaptasi dengan kondisi tana anaerob dan lunak serta dapat membuat struktur pneumatofor (akar napas) agar menopang serta mengkait, sertan menyerap oksigen saat air berkurang. (Junaidi,2014). Bijih Mangrove memiliki dua macam ialah vivipar dan kripto vivipar. vivipar merupakan keadaan bakal yang mana embrio bertumbuh keluar dari saat keadaan mempel pada ranting pohon induknya.

Vivipar berlangsung di Bruguiera, Ceriop, Rhizophora, Kandela, serta Nypa.

Di biji Vivipar ada tahap Viviparitas (Kazali,dkk., 2012). Viviparitas adalah mekanis beradaptasi dengan seberapa kondisi lingkungannya, contohnya berfungsi agar dipercepat akaran, aturan kadar garam, keseimbangan ion, perkembanga dayah apung serta diperpanjang waktu mendapatkan nutrisi dari induknya. Kriptovivipar merupakan kecambah yang mana embrio berkembang di dalam buah namun tidak keluar dari pertikel. Kriptovivipar

(31)

15

berlangsung di Agialitis, Acantus, Avicennia, Lagun cularia dan Peliciera (Onrizal,2008).

2.6. Sistem Zona Mangrove

Tumbuhan mangrove dengan unik dapat mendapatkan terdapatnya sistem zona. Hal ini bersangkut paut pada jenis tanah (gambut, lumpur, ataupun pasir), keterusterangan (pada pukulan ombak), salinitas, serta pengaruh pasang surut.

Keseluruhan mangrove tumbuh serta kembang dalam keadaan bagus di tanah lumpur, umumnya pada wilayah yang terdapat kumpulan becek berakumulasi beserta keadaan tana anaerob (Kazali,dkk.2012). Secara umum mangrove bisa hidup dalam tiga zona, yaitu zona tengah, zona belakang, dan zona depan (Nugraha, 2011).

Zona terdepan adalah wilayah yang bertatapan tepat dengan lautan. Zona tersebut biasanya tumbuh dengan spesies mangrove yang sanggup menyesuaikan diri terhadap salinitas besar. dalam zona depan dipenuhi dengan Sonneratia alba yang hidup pada wilaya yang betul-betul di pengaruhi dengan air laut. daerah zona depan adalah daerah yang terus terdapat genangan air (Kazali.dkk,2012).

Zona tenga adalah zona yang berada pada bagian tengah tumbuhan mangrove. Zona tersebut mempunyai karakter berlindung atas hantaman gelombang serta lumpur yang menebal. Zona ini biasanya perkembang pada wilaya intertidal yang luasnya ialah tergenang pada waktu pasang serta tidak digenang di waktu surut, namun jumlah genangan cukup besar dibanding dengan

(32)

16

tidak tergenang (Kazali.dkk.,2012). zona tenga biasanya didominasi oleh jenis Rhizophora (Kusman,2014).

Zona belakang adalah zona yang berada dekat dengan daratan atau berhadapan dengan darat. dalam zona ini frekuensi tergenang lebih sedikit dibandingkan dengan tidak tergenang dengan sedimen tana liat berlumpur. Zona tersebut adalah zona transisi antar hutan mangrove dan hutan pantai (Nugraha,2011). spesies yang sering dijumpai pada zona belakang merupakan Ficus microcarpus, Intsia bijuga, N. fruticans, Lumnitzera racemosa, Pandanus, serta Xylocarpus moluccensis. Zona belakang mempunyai banyaknya spesies yang besar dibanding pada zona depan serta zona tengah (Kazali dkk.,2012).

2.8. Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini berpusat pada Hutan Mangrove, dengan demikian yang ingin diketahui adalah identifikasi vegetasi jenis mangrove, sehingga hasil dari penelitian ini adalah keanekaragaman jenis dan dominansi jenis hutan mangrove di Kelurahan Nangamese. Karangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

(33)

17

Gambar 1. Kerangka Pikir Keanekaragaman dan Dominansi Jenis Vegetasi Mangrove

.

Hutan Mangrove

Identifikasi Jenis Vegetasi Mangrove

Keanekaragaman dan Dominansi Jenis Vegetasi Mangrove

Indeks Nilai Penting Jenis Keanekaragaman

Jenis

Analisis Vegetasi

Dominansi Jenis

(34)

18

III. METODE iPENELITIAN 3.1. Waktu iDan iTempat

Penelitian iini idilaksanakan ipada ibulan iJuli isampai idengan iseptember i2021. iPenelitian iini idilaksanakan idi iKelurahan iNangamese, iKecamatan iRiung, iKabupaten iNgada, iProvinsi iNusa iTenggara iTimur. i

3.2. Alat iDan iBahan a. Alat i

Alat iyang idigunakan idaam ipenelitian iini iadalah iAlat itulis, itally isheet, icamera, ipita imeter, iroll imeter idan iparang.

b. Bahan i

Bahan iyang idigunakan idalam ipenelitian iini iadalah itali irafia.

3.3. Metode iPengambilan iData

Metode iyang idigunakan idalam ipengukuran idan ipengamatan ikeanekaragaman idan idominansi ijenis ivegetasi imangrove iyaitu idengan imenggunakan imetode itransek iatau ijalur idan iplot.

Analisis ivegetasi idalam ipenelitian iini idilakukan i iterhadap itingkat isemai, ipancang idan ipohon idi ihutan imangrove. iTingkat isemai imerupakan itumbuhan i iyang imerupakan ianakan ipohon iyang imemliki itinggi ikurang idari i1,5 im, isedangkan itingkat itiang i iyaitu ianakan ipohon idengan idiameter ilebih ikecil idari i10 icm idan ipohon imemiliki idiameter ilebih idari i10 icm iatau i ilebih i iyang i idiukur idiatas i ipangkal iakar itunjang iyang iteratas iatau ibanir.

(35)

19

Intensitas isampling iyang idigunakan idalam ipenelitian iini isebesar i10%

idari iluas ihutan imangrove iyang iada idi iKelurahan iNangamese iyakni i12 iha idan idiambil isebagai ipetak iukur isebanyak i1.2 iha idari iluas ihutan imangrove. iIntensitas isampling iyang idigunakan iuntuk ikelompok ihutan iyang iluasnya i1.000 iha iatau ilebih iintensitas isampling iyang idigunakan i2%, isementara iitu ijika ikurang idari i1.000 iha imaka iintensitas isampling idigunakan i5% i- i10% i(Hadjar, i2017). i iIntensitas isampiling iyang idigunakan iyaitu i10%.

Jumlah iPlot iyang idigunakan i iyaitu:

Plot= i i i Plot i= i

Plot i= i

= i30 iPlot

Jalur ipengamatan idi ibuat iselebar i200 im isejumlah i6 ijalur idengan ijarak iantara imasing-masing ijalur i100 im idengan ijumlah i30 iplot idari i iluas ilokasi i12 iha. iTerdiri i idari i isetiap i1 ijalur iterdapat i5 iplot. iHal iini iagar iseluruh izona idalam ivegetasi iterwakili. iUntuk ilebih ijelasnya ipembuatan ijalur idan iplot ipengamatan idapat idilihat ipada iGambar i2.

(36)

20

Gambar i2. iJalur idan iPlot iPengamatan

Pada imasing-masing i iplot iyang iberukuran i20 im ix i20 im idi ikumpulkan idata itingkat ipohon, idalam iplot iini idibuat iplot iyang ilebih ikecil iberukuran i10 im× i10 im iuntuk imengumpulkan idata itumbuhan itingkat ipancang, ikemudian ididalam iplot itersebut idibuat iplot iyang ilebih ikecil idengan iukuran i2 im ix i2 im iuntuk imengumpulkan idata itingkat isemai.

Semua ivegetasi imangrove iyang iterdapat idi idalam iplot ididata. iData iberupa inama ijenis, ijumlah iindividu itiap ijenis idan idiameter ibatang. iJenis iyang idiidentifikasi.

(37)

21

3.4. Jenis iData

Jenis idata i iyang idigunakan idalam ipenelitian imerupakan idata iprimer iyang idikumpulkan imelalui ipengukuran ilangsung idilapangan. iData iprimer iyangdikumpulkan iadalah ijumlah ijenis idan idiameter ipohon, isedangkan idata isekunder i iyaitu idata iyang isifatnya imendukung idata iprimer iyang idiperoleh imelalui ilaporan-laporan ilainnya iyang iada irelevansinya idengan ipenelitian iini, ipotensi ihutan imangrove idan ikeadaan iumum iwilayah ipenelitian.

3.5. Analisis iData

Penelitian iini imenggunakan iAnalisis ideskriptif ikuantitatif.Analisis ideskriptif imerupakan ianalisis idata idengan icara imendiskripsikan iatau imenggambarkan idata iyang itelah iterkumpul isebagaimana iadanya. iAnalisis

ikuantitatif idilakukan iuntuk imenghitung iIndeks iNilai iPenting,

iKeanekaragama iJenis, iKeseragaman iJenis, idan iDominansi iJenis iHutan iMangrove.Sedangkan iproses iidentifikasi iuntuk imengetahui inama ijenis idari itingkat ipohon, ipancang idan isemai idilakukan idengan imenggunakan iaplikasi iPlantNet iPlant iIdentification.Perhitungan ikomposisi ijenis ivegetasi ihutan imangrove idi iKelurahan iNangamese i i(Fachrul, i2007) isebagai iberikut:

A. i Indeks iNilai iPenting i(INP) 1. i iKerapatan i(K) isuatu ijenis:

K i= i

2. i. Kerapatan iRelatif i(KR) isuatu ijenis:

KR i= i

x100%

(38)

22

3. Frekuensi i(F) isuatu ijenis:

F i= i

4. i iFrekuensi iRelatif i(FR) isuatu ijenis:

FR i= i

ix i100%

5. i i iDominasi i(D) isuatu ijenis:

D i= i

6. i i i iDominasi iRelatif i(DR) isuatu ijenis:

DR i= i= i

ix i100%

7. i Indeks iNilai iPenting i(INP)

Untuk itingkat ipancang idan ipohon i iINP i= iKR i+ iFR i+ iDR Untuk itingkat isemai iINP i= iKR i+ iFR i

Perhitungan ikeanekaragaman ijenis idi isetiap itempat itingkat ipertumbuhan ivegetasi ihutan imangrovepada iKelurahan iNangamese i(Onrizal, i2008) isebagai iberikut:

B. iIndeks iKeanekaragaman i

Indeks ikeanekaragaman idihitung idengan imenggunakan iShannon- Wienner:

H‟= i∑

Keterangan i:

H‟ i= iIndeks iShannon iWienner

Pi i= iKelimpahan irelatif idari ijenis ike-I i(ni/N) Ni i= iJumlah iindividu isuatu ijenis ike-i

(39)

23

N i= iJumlah itotal iuntuk isemua iindividu

a. i Niai iH‟ i< i1 imenunjukan itingkat ikeanekaragaman ispesies ipada isuatu itransek iadalah isedikit iatau irendah.

b. Niai i1<H‟<3 imenunjukan ibahwa itingkat ikeanekaragaman ispesies ipada isuatu itransek iadalah isedang. i

c. i Nilai iH‟ i> i3 imenunjukan ibahwa itingkat ikeanekaragaman ispesies ipada isuatu itransek iadalah imelimpah itinggi. i

C. i i i iIndeks iDominansi i(D) i

Indeks iDominansi idihitung idengan imenggunakan irumus iindeks idominanasi idari iSimpson i(Odum, i1993):

D i= i∑

Keterangan i:

D i i= iIndeks iDominansi iSimpson i Ni i= iJumlah iIndividu itiap ispesies N i i= iJumlah iIndividu iseluruh ispesies

Indeks idominansi iberkisar iantara i0 isampai i1, idimana isemakin ikecil i inilai iindeks idominansi imaka imenunjukan ibahwa itidak iada ispesies iyang imendominansi isebaliknya isemakin ibesar idominansi imaka imenunjukan iada ispesies itertentu i(Odum, i1993).

(40)

24

IV. iHASIL iDAN iPEMBAHASAN

4.1. Komposisi iJenis iMangrove idi iKelurahan iNangamese

Tumbuhan imangrove iyang iditemukan idi iKelurahan iNangamese iterdapat i3 ifamili imangrove. iJumlah ispesies idari ikeseluruhan ifamili iadalah i9 ispesies. iJumlah ikeseluruhan iindividu, iyang iditemukan ipada iKelurahan iNangamese iadalah i530 iindividu. iData iselengkapnya idisajikan ipada iTabel i1. i

Tabel i1. iJenis-jenis iMangrove iyang iDitemukan idi iKeluarahan iNangamese

No Famili Spesies Nama Lokal Jumlah Individu

1 Rhizophoraceae 1. Rhizophora stylosa. Bakau kecil 80 2. Rhizophora mocronnata Bakau kurap 88

3. Rhizophora apiculata Bakau minyak 131

4. Bruguiera gymnorrhiza Lindur 30

5. Bruguiera parviflora, Langgade 10

6. Ceriops tagal Tangar 67

2 Sonneratiaceae 7. Sonneratia alba Perepat 76

8. Sonneratia casoelaris Pidada 30

3 Avicenniaceae 9. Avicennia officinalis Api-api 18 530 Jumlah

Sumber iData: iData iPrimer iSetelah iDiolah, i2021.

Famili iRhizophoraceae iterdiri idari i6 ispesies iyang iditemukan idi ilapangan iyaitu iRhizophora istylosa idengan ijumlah i80 ispesies, iRhizophora imocronnata iberjumlah iadalah i88 ispesies, iRhizophora iapiculata idengan ijumlah ipaling ibanyak iyaitu i131 ispesies. iBruguiera igymnorrhiza iberjumlah i30 ispesies. iBruguiera iparviflora idegan ijumlah ipaling isedikit iyaitu i10

(41)

25

ispesies. iCeriops itagal iberjumlah i i67 ispesies. iFamili iSonneratiaceae iyang iditemukan idi ilapangan iterdiri idari i2 ispesies iyaitu i iSonneratia icasoelaris idengan ijumlah iadalah i30 ispesies. iSonneratia ialba iberjumlah i76 ispesies.

iFamili iAvicenniaceae idengan ispesies iyang iditemukan iyaitu idengan ijumlah i18 ispesies.

Tabel i2. iSpesies iMangrove iTingkat iSemai, iTiang idan iPohon

No i Spesies Semai i Tiang Pohon

1. Bruguiera igymnorrhiza i 9 13 8

2. Bruguiera iparviflora, i 4 4 2

3. Sonneratia ialba 18 26 32

4. Rhizophora iapiculata 55 34 42

5. Sonneratia icasoelaris 0 18 12

6. Avicennia iofficinalis 4 6 8

7. Rhizophora istylosa. 28 20 32

8. Rhizophora imocronnata i 9 56 23

9. Ceriops itagal 13 28 26

Jumlah i 140 205 185

Sumber iData: iData iPrimer iSetelah iDiolah, i2021.

Jumlah iseluruh ispesies ipada itinglat isemai iberjumlah i140 isemai, ipada itingkat itiang iberjumlah i205 itiang idan ipana itingkat ipohon iberjumlah i185 ipohon. iRhizophora iapiculata iditemukan ipaling ibanyak idi ikelurahan iNangamese idan iBruguiera iparviflora iditemukan ipaling isedikit idi ikelurahan iNangamese. iKelurahan iNangamese imerupakan ikawasan iberawa iyang itergenang iair, iberlumpur, idan isedikit iberpasir. iKazali i(2012), imengatakan ibahwa iRhizophora iapiculata iialah imangrove isejati iyang itingkat ipenemuannya i90% idi ihabitat imangrove irawa idari ivegetasi ilain iyang itumbuh ipada iarea iyang isama. iOnrizal i(2008), imengatakan ibahwa

(42)

26

iRhizophora iapiculata itumbuh idi iwilayah idengan ihabitat iberlumpur ihalus iserta itergenang idi isaat ipasang, iRhizophora iapiculata imenjadi itumbuhan iyang ipaling ibanyak idijumpai idi ikelurahan iNangamese ikarena ilingkungan iKelurahan i iNangamese iialah idaerah irawa iyang itergenang iair i iserta iberlumpur imaka isangat itepat iuntuk ipertumbuhan iserta iperkembangan iRhizophora iapiculata.

4.2. Keanekaragaman iJenis iVegetasi iMangrove idi iKelurahan iNangamese

4.2.1. iIndeks iNilai iPenting

Perhitungan iindeks inilai ipenting iadalah icara iuntuk imengetahui ikomposisi ivegetasi imangrove. iIndeks inilai ipenting idapat idiketahui imelalui ipenjumlahan ikerapatan irelatif i(KR), ifrekuensi irelatif i(FR) i idan idominasi irelatif i(DR). iData iselengkapnya idisajikan ipada iTabel i3. i i

Tabel i3. iIndeks iNilai iPenting iJenis iVegetasi iMangrove

KR FR DR KR FR DR KR FR

1 Bruguiera gymnorrhiza 4.3 9.9 8.2 22.4 6.3 4.6 8.1 19 6.4 7.9 14.3 2 Bruguiera parviflora, 1.1 2.4 6.7 10.3 1.9 2.3 10.4 14.6 2.8 3.9 6.8 3 Sonneratia alba 17.3 16 15.7 49 12.7 17.4 7.3 37.5 12.8 16 28.9 4 Rhizophora apiculata 22.7 9.9 17.9 50.6 16.6 13.9 13.1 43.6 39.3 31.9 71.2 5 Sonneratia casoelaris 6.5 9.9 9 25.4 8.8 9.3 9.6 27.7 0 0 0 6 Avicennia officinalis 4.3 6.1 6.1 16.6 2.9 4.5 11.2 18.7 2.8 2 4.9 7 Rhizophora stylosa. 17.3 16 6.7 40 9.8 12.8 14 36.6 19.9 12 32 8 Rhizophora mocronnata 12.4 14.8 16.8 44 27.3 18.6 13.1 59 6.4 12 18.4 9 Ceriops tagal 14 14.8 12.6 41.4 13.6 14.4 13.1 44.1 9.3 14 23.3 99.9 99.8 99.7 300 99.9 97.8 99.9 300 99.7 99.7 200 No

Jumlah

INP Spesies Tingkat Pohon

INP Tingkat Tiang

INP Tingkat Semai

iSumber iData: iData iPrimer iSetelah iDiolah, i2021.

(43)

27

Kerapatan ijenis iadalah ijumlah iindividu isuatu ijenis iper iluas ipetak icontoh. iKerapatan irelatif iadalah icara iuntuk imengetahui iperesentase ikerapatan isuatu ijenis iterhadap ikerapatan iseluruh ijenis idikali i100 i i(Syarifuddin, i2012). iNilai ikerapatan irelatif i i(KR) ivegetasi imangrove idi iKelurahan iNangamese itertinggi idari iseluruh ispesies iterdapat ipada itingkat isemai idengan ijenis itertinggi iadalah iRhizophora iapiculata imemiliki iperesentase i39,3% ikarena ikondisi ilingkungan idengan isubstrat iyang ibiasanya imengandung ibahan iorganik isangat isangat iuntuk ipertumbuhan ijenisnya, iselain iitu ijenis iini iadalah itumbuhan iperintis iatau ipioner. iHal iini isesuai idengan ipendapat iParawansa i(2007), ibahwa iketergantungan ijenis itumbuhan ipioner iterhadap ijenis itanah iditunjukan ioleh igenus iRhizophora iyaitu imerupakan icirri iumum iuntuk itanah iberlumpur iyang ibercampur idengan ibahan iorganik. i

Frekuensi ijenis idigunakan iuntuk imengetahui ijumlah ijenis idi idalam isuatu ipetak icontoh. iSemakin itinggi ipenyebaran isuatu ijenis imaka isemakin itinggi itingkat ifrekuensi ijenisnya. iFrekuensi irelatif imerupakan ifrekuensi idari isuatu ijenis idibagi idengan ifrekuensi iseluruh ijenis idalam ikomunitas ikemudian idikali i100 i(Syarifuddin,2012). i

Nilai ifrekuensi irelatif i i(FR) ivegetasi imangrove idi iKelurahan iNangamese itertinggi idari iseluruh ispesies iterdapat ipada itingkat isemai idengan ijenis itertinggi iadalah iRhizophora iapiculata imemiliki iperesentase i31,9%. iHal iini ikarena ikondisi isubstrat isangat icocok iuntuk ipertumbuhannya idan ibanyak imemperoleh iunsur ihara idibandingkan

(44)

28

idengan ijenis ilainnya. iHal iini isesuai idengan ipendapat iPramudji i(2000), ibahwa itinggi irendahnya inilai ifrekuensi irelatif idisebabkan ioleh iterjadinya ikompetisi iyang itidak iseimbang iantara ijenis imangrove iyang imenempati isuatu ihabitat iyang isama, isehingga ikurang ikompetitif idalam imemperoleh iunsur ihara. i

Dominasi iadalah iperbandingan iantara iluas ibidang ijenis idengan iluas ipetak icontoh. iDominasi idapat idisebut idengan ijenis iyang imerajai, ihal iini idikarenakan ijenis iyang imendominasi imengendalikan ijenis ilain.

iDominasi irelatif iadalah idominasi isuatu ijenis idibagi idominasi iseluruh ijenis ikemudian idikali idengan i100 i(Syarifuddin, i2012). iDominasi irelatif i i(DR) ivegetasi imangrove idi iKelurahan iNangamese itertinggi idari iseluruh ispesies iterdapat ipada itingkat ipohon idengan ijenis itertinggi iyaitu iRhizophora iapiculata imemiliki iperesentase i18%. iHal iini idisebabkan iRhizophora iapiculata imampu iberkompetisi ibuat imendapatkan iunsure ihara iyang ilebih ibanyak idari ipada ijenis ilainnya isehingga ivolume ibatang ilumayan ibesar iserta itajuk iyang iluas iyang idapat imenimbulkan ijenis iRhizophora iapiculata itingkat ipenguasaannya idari isuatu ijenis iatau idominansinya ilebih ibesr idari ijenis ilainnya. iDominansi ijenis imangrove iberbeda idari isetiap ijenis idari isuatu idaerah. iApabila iukuran ibatang isemakin ibesar imaka idominansi imakin ibesar. iMenurut iNasution i i(2005) ibahwa ijenis iyang imemiliki inilai idominansi iyang irelatif irendah iitu

imencerminkan iketidak imampuannya itoleran iterhadap ikondisi

ilingkungan. i i

(45)

29

Jenis iRhizophora iapiculata imemiliki inilai iINP itertinggi iyaitu i71,2 idari isemua itingkatan iyaitu itingkat isemai, itiang idan ipohon. iHasil iini imencerminkan ibahwa ihutan imangrove idi iKelurahan iNangamese idalam ikondisi ibaik. iRhizophora iapiculata imemiliki iperanan iyang ibesar idi iKelurahan iNangamese isebab imangrove itipe iini imempunyi iciri iserta imorfologi iyang imenunjang idalam iperihal ibersaing idengan itipe iyang ilain iserta ibisa idikatakan ikondisi ilokasi iKelurahan iNangamese idiposisi iyang ibaik iuntuk iperkembangan imangrove. iKondisi iekosistem imangrove isemacam iini imencerminakan ibahwa imangrove ipada iKelurahan iNangamese ibelum ibanyak ihadapi ipergantian iyang idiakibatkan ioleh iaktivitas imanusia, imeski iterdapat isebagian iwarga imenggunakan ikayu idari imangrove iini iselaku iperlengkapan ibantu ipada ialat itangkap isero, ikayu ibakar iserta ibangunan irumah. iMartosubroto idan iSudrajat i(1974) idalam iPrasetyo i(2007) imenjelaskan ibahwa iarea imangrove iyang imemiliki inilai ipenting itinggi imenandakan ibahwa imangrove idi idaerah itersebut idalam ikondisi ibaik idan ibelum imengalami iperubahan, isebaliknya iapabila ikondisi iini iberkurang iatau iberubah imenjadi idaratan ikarena isedimentasi idan irusak ikarena iulah imanusia, imaka iperlu idilakukan irehabilitasi iagar ikeseimbangan iekosistem iterjaga. i iNilai iperesentase iindeks inilai ipenting imangrove idi iKelurahan iNangamese idisajikan ipada iGambar i3.

(46)

30

Gambar i3. iIndeks iNilai iPenting iVegetasi iMangrove

Menurut iPratama i(2018) iXylocarpus imoluccensis, iXylocarpus igranatum, iRhizophora iapiculata, iRhizophora imocronnata imemiliki inilai iINP itinggi iyakni imasing-masing imemiliki inilai iINP ilebih idari i i40%

imaka idapat idiketahui ibahwa iXylocarpus imoluccensis, iXylocarpus igranatum, iRhizophora iapiculata, iRhizophora imocronnata imemiliki iperanan ipenting idi iDesa iKurau. iKelurahan iNangamese imemiliki iNilai iINP itinggi ilebih idari i40% iyaitu ipada ispesies iSonneratia ialba, iRhizophora iapiculat, iRhizophora istylosa, iRhizophora imocronnata, idan iCeriops itagal iyang imemilki iperanan ipenting idi iKelurahan iNangamese.

4.2.2. i iIndeks iKeanekaragaman iJenis

Tumbuhan imangrove iyang iditemukan idi iKelurahan iNangamese iberjumlah i530 iindividu idengan iberbagai ifamili, ispesies idan itingkatan.

Pohon Tiang Semai

(47)

31

iIndeks ikeanekaragaman idihitung idengan imenggunakan iindeks iShannon- Wienner. iData iyang ididapat idari ihasil iperhitungan ikemudian idianalisis iberdasarkan iaturan iindeks iShannon-Wienner. iData iselengkapnya idisajikan ipada iTabel i4.

Tabel i4. iIndeks iKeanekaragaman iJenis iVegetasi iMangrove i Mencari iNilai iH'

No Spesies Jumlah i Pi ln iPi H'

1. Bruguiera igymnorrhiza i 80 0.151 -1.891 0.29 2. Bruguiera iparviflora, i 60 0.113 -2.179 0.25

3. Sonneratia ialba 131 0.247 -1.398 0.35

4. Rhizophora iapiculata 30 0.057 -2.872 0.16

5. Sonneratia icasoelaris 10 0.019 -3.97 0.07

6. Avicennia iofficinalis 95 0.179 -1.719 0.31

7. Rhizophora istylosa. 76 0.143 -1.942 0.28

8.

Rhizophora imocronnata

i 30 0.057 -2.872 0.16

9. Ceriops itagal 18 0.034 -3.383 0.11

Jumlah 530 i 1.98

Sumber iData: iData iPrimer iSetelah iDiolah, i2021.

Perhitungan imenggunakan iindeks iShannon-Wienner ipada ikawasan iKelurahan iNangamese idiketahui ibahwa ijumlah ispesies iyang iditemukan iadalah i i9 ispesies idengan itotal ikeseluruhan i530 iindividu. iPerhitungan inilai iPi ipada iindeks iShannon-Wienner iadalah idengan icara imembagikan iantara imasing-masing ispesies idengan ijumlah itotal ikeseluruhan.

iPerhitungan inilai iLn iPi ipada iindeks iShannon-Wienner iadalah idengan imengubah inilai iPi imenjadi iLn iPi. i

Perhitungan inilai iH‟ ipada iindeks iShannon-Wienner iadalah idengan iperkalian iantara iPi idan iLn iPi ipada imasing-masing ispesies ikemudian inilai iH‟ itotal iadalah ihasil idari ipenjumlahan iH‟ idari imasing-masing

(48)

32

ispesies. iHasil iperhitungan itotal imenggunakan iindeks iShannon-Winner ipada ikawasan ikelurahan iNangamese isetelah idianalisis imaka i inilai iH‟

isebesar i1,98 iyang imenunjukan ibahwa ikeanekaragaman ijenis idi ikawasan ikelurahan iNangamese isedang. iMartuti i(2013), imendefenisikan ibesarnya iindeks ikeanekaragaman ijenis iyaitu iapabila iH‟ i> i3 imaka ikeanekaragaman ijenis iadalah itinggi iatau imelimpah, iapabila inilai iH‟ i1 i<

iH‟ i< i3 imaka ikeanekaragaman ijenis iadalah isedang idan iapabila inilai iH‟

i< i1 imaka ikeanekaragaman ijenis ispesies iadalah isedikit iatau irendah.

iIndeks ikeanekaragaman imangrove isedang imenunjukan ibahwa ikeberadaan idan idistribusi imasing-masing ijenis icukup iberagam. iIndeks ikeberadaan ikeanekaragaman imangrove isedang imenunjukan ikeberadaan imangrove idi ikelurahan iNangamese imasih itergolong ibaik idan isetabil. i

Hadjar i(2017) imenjelaskan ibahwa isuatu itempat idikatakan imemiliki ikeanekaragaman itinggi iapabila imemiliki ikomposisi ijenis iyang imerata ipada isetiap ispesies, inamun idalam ihal iini ikelurahan iNangamese imasih itergolong isedang ikarena ijumlah imangrove iyang iditemukan ipada isetiap ispesies iberbeda idan itidak imerata isehingga itotal iH‟ idari iseluruh imangrove iadalah i1,98. iKetidak imerataan ijumlah ispesies imangrove idi iKelurahan iNangamese ididuga ikarena ibeberapa igangguan iyang idapat imenyebabkan iterjadinya ikerusakan iatau ipengurangan ijumlah itegakan imangrove. iGangguan itersebut imisalnya ikarena igangguan ihama ipenyakit, iperilaku isebagian imasyarakat iyang imemanfaatkan itumbuhan imangrove

(49)

33

isebagai ibahan ibaku ipembutan iperahu, i ikayu ibakar, idan iterdapat ibeberapa ifauna iyang imengganggu iperakaran imangrove.

4.2.3. iIndeks iDominansi iJenis

Indeks iDominansi iadalah iparameter iyang imenyatakan itingkat iterpusatnya ispesies idalam isuatu ikomunitas. iData iyang ididapat ikemudian idianalisis iberdasarkan irumus iIndeks i iDominansi. iData iselengkapnya idisajikan ipada iTabel i5.

Tabel i5. iIndeks iDominansi iJenis iVegetasi iMangrove i Mencari iNilai iD

No Spesies Ni N Ni/N D

1. Bruguiera igymnorrhiza i 80 530 0.15094 0.02278 2. Bruguiera iparviflora, i 60 530 0.11321 0.01282 3. Sonneratia ialba 131 530 0.24717 0.06109 4. Rhizophora iapiculata 30 530 0.0566 0.0032 5. Sonneratia icasoelaris 10 530 0.01887 0.00036 6. avicennia iofficinalis 95 530 0.17925 0.03213 7. Rhizophora istylosa. 76 530 0.1434 0.02056 8.

Rhizophora imocronnata

i 30 530 0.0566 0.0032

9. ceriops itagal 18 530 0.03396 0.00115

i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i iJumlah 0.1573 i i i iSumber iData: iData iPrimer iSetelah iDiolah, i2021.

Perhitungan iindeks idominansi ipada ikawasan iKelurahan iNangamese idiketahui ibahwa ijumlah ispesies iyang iditemukan iadalah i i9 ispesies idengan itotal ikeseluruhan i530 iindividu. iPerhitungan inilai idengan icara imembagikan iantara imasing-masing ispesies idengan ijumlah itotal ikeseluruhan. i

Perhitungan inilai iindeks idominansi iadalah idengan iperkalian ikuadrat idari iNi/N i ipada imasing-masing ispesies. iNilai iD itotal iadalah ihasil idari

(50)

34

ipenjumlahan i idari imasing-masing ispesies. iNilai iindeks idominansi iyang ididapat iadalah i i0,1573 idan itergolong irendah iatau itidak iadanya isuatu ispesies iyang idominan. iPenentuan inilai iindeks idominansi iadalah idengan icara imetode iperhitungan idengan irumus iindeks idominansi iSimpson idengan iketentuan ijika inilai iindeks idominansi i0 i< iD i< i0,5 imaka itidak iada igenus iyang imendominasi, i0,5 i< iD i< i1 imaka iterdapat igenus iyang imendominasi. i iOdum i(1993) imenjelaskan ibahwa iindeks idominansi iberkisar i0 isampai i1, idimana isemakin ikecil inilai iindeks idominansi imaka imenunjukan ibahwa itidak iada ispesies iyang imendominansi isebaliknya

isemakin ibesar idominansi imaka imenunjukan iada ispesies

itertentu.Berdasarkan iklasifikasi iOdum i(1993) imaka iindeks idominansi ivegetasi imangrove idi iKelurahan iNangamese imendekati inilai inol imenunjukan isecara iumun istruktur ikomunitas idalam i ikeadaan istabil idan itidak iterjadi itekanan iekologis iterhadap ibiota idi ihabitat itersebut.

iPurnama iet ial. i(2001) imengatakan ibahwa iadanya idominasi imenunjukan itempat itersebut imemiliki ikekayaan ijenis iyang irendah idengan isebaran iyang itidak imerata, idan i ijika idalam ikomunitas iyang idiamati, iterdapat ispesies iyang imendominasi ispesies ilainnya.

(51)

35

V. iKESIMPULAN iDAN iSARAN

5.1. Kesimpulan i

Berdasarkan ihasil ipenelitian iyang itelah idilakukan idapat idisimpulkan ibahwa:

1. Vegetasi imangrove iyang iditemukan idi iKelurahan iNangamese iterdiri idari i9 ispesies iyang iberasal idari i3 ifamili iyaitu: ifamili iRhizophoraceae iterdiri idari i6 ispesies iyaitu iBruguiera igymnorrhiza, iBruguiera iparviflora, iRhizophora iapiculata, iRhizophora istylosa, iRhizophora imocronnata i idan iCeriops itagal. iFamili iSonneratiaceae iterdiri idari i2 ispesies iyaitu iSonneratia icasoelaris idan iSonneratia ialba. iFamili iAvicenniaceae iterdiri idari iAvicennia iofficinalis.

2. Indeks iNilai iPenting iJenis ivegetasi imangeove idi iKelurahan iNangamese idiketahui ibahwa inilai itertinggi i iadalah iJenis iRhizophora iapiculata imemiliki inilai iINP iyaitu i71,2% idari isemua itingkatan iyaitu itingkat isemai, itiang idan ipohon.

3. Indeks ikeanekaragaman imangrove idi iKelurahan iNangamese itermasuk idalam iklasifikasi isedang idengan inilai iH‟ isebesar i1,98. i

4. Indeks idominansi ivegetasi imangrove idi iKelurahan iNangamese iberdasarkan iperhitungan iSimpson iadalah i0,1573 iberarti itidak iada ispesies iyang imendominansi ipada iKelurahan iNangamese.

(52)

36

5.2. Saran

1. iPerlu iadanya iperan iserta ipemerintah idan imasyarakat idalam ipelestarian imangrove idi iKelurahan iNangamese.

2. i Perlu idilakukan ipenelitian ilanjutan itentang imanfaat imangrove idi iKelurahan iNangamese, isehingga ipenggunaan imangrove ilebih iefisien.

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Pikir Keanekaragaman dan Dominansi Jenis Vegetasi  Mangrove
Gambar i2. iJalur idan iPlot iPengamatan
Tabel  i1.  iJenis-jenis  iMangrove  iyang  iDitemukan  idi  iKeluarahan  iNangamese
Tabel i2. iSpesies iMangrove iTingkat iSemai, iTiang idan iPohon
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil Penelitian ini menunjukkan Keanekaragaman jenis mangrove di Kelurahan Bira, Kecamatan Tamalanrea dimana nilai H’&lt; 1, maka indeks keanekaragaman jenis

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Aplikasi Jenis Cairan Rumen Berbeda Dalam Fermentasi Limbah Sayur Terhadap Retensi Protein, Lemak dan Kadar

Nur Rahmayanti.. Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Akhmad dan Pembimbing II

Hasil penelitian menunjukkan: (1) hasil analisis perubahan penutupan lahan di tahun 2002 dan 2022 antara lain hutan lahan kering sekunder mengalami peningkatan seluas

Berdasarkan hasil penelitian mengenai model komunikasi penyuluhan pertainan dalam adopsi penggunaan alat siram sprinkler pada tanaman cabai di Desa Arabika

Analisis Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Sebagai Tanaman Pangan Di Taman Hutan Raya Abdul Latief Kabupaten Sinjai, dibimbing oleh Husnah Latifah dan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identifikasi faktor internal dan eksternal usahatani bawang merah varietas lokana, dapat diketahui bahwa (1) Kekuatan yang

20 Pemasaran Komoditas Beras dan Masalah yang dihadapi Oleh Gapoktan Harapan Jaya dalam Pemasaran Komoditas Beras” dimana peneliti saat ini akan melihat sejauh mana