• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR SKRIPSI"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Stefanus Nelson Septiyanto Turnip NIM: 151134229

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini peneliti persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria, yang selalu melindungiku, menjadi tempat aku mencurahkan isi hati, dan menjadi sumber kekuatanku.

2. Kedua orang tuaku, Kasan Turnip dan Margaretha Rusmini yang selalu mengajarkan untuk selalu berusaha keras, selalu mendoakan, dan mendukungku.

3. Theresia Yunia Setyawan, S.Pd., M.Hum., yang telah mendampingi dan membimbing selama penyusunan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

4. Kakakku tercinta, Rumondang Florentina Turnip yang selalu mendoakanku dan memberi semangat untuk menyelesaikan kuliah

5. Adikku, Janu dan Kara yang selalu mendukungku untuk menyelesaikan kuliah.

6. Sahabatku, Christina Dessi yang selalu memberikan motivasi dalam penyusunan tugas akhir ini.

7. Almamater kebanggaanku, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(5)

v MOTTO

“Cukup menjadi orang yang baik pada semua makhluk hidup.”

-SN-

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Januari 2021 Peneliti

Stefanus Nelson Septiyanto Turnip

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Stefanus Nelson Septiyanto Turnip Nomor Mahasiswa : 151134229

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH

DASAR”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 25 Januari 2021 Yang Menyatakan,

Stefanus Nelson Septiyanto Turnip

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

Stefanus Nelson Septiyanto Turnip Universitas Sanata Dharma

2021

Penelitian ini dilakukan karena guru membutuhkan sebuah media pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam memahami materi penjumlahan yang diberikan guru di kelas dan guru juga membutuhkan media yang dapat memberi manfaat lebih yaitu meningkatkan kegiatan literasi (membaca, berhitung, dan menulis, berbicara, dan memecahkan masalah). Tujuan utama dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan proses pengembangan buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar dan mendeskripsikan kualitas buku cerita bergambar bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (R&D). Subjek pada penelitian ini adalah 6 (enam) orang siswa kelas I SD N Nyamplung Kidul tahun ajaran 2019/2020. Data penelitian yang digunakan oleh peneliti dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan kuesioner. Penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan 6 (enam) langkah model pengembangan Borg dan Gall, yaitu 1) potensi dan masalah; 2) pengumpulan data; 3) desain produk; 4) validasi desain; 5) revisi desain; dan 6) uji coba produk.

Penelitian ini menghasilkan media pembelajaran berupa buku cerita bergambar pada mata pelajaran matematika kelas I sekolah dasar materi penjumlahan.Berdasarkan validasi yang telah dilakukan oleh dua guru kelas I sekolah dasar, menghasilkan rerata skor 4,4 dengan kategori “sangat baik”. Hasil validasi menunjukkan produk media pembelajaran layak diujicoba pada siswa.

Hasil ujicoba produkoleh 6 (enam) siswa kelas I SD N Nyamplung Kidul, menghasilkan rata-rata sebesar 4,13 dengan kategori “baik”. Berdasarkan hasil validasi oleh ahli dan uji coba produk, menunjukkan bahwa buku cerita bergambar layak digunakan sebagai media pembelajaran matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar.

Kata kunci : buku cerita bergambar, matematika, penjumlahan, Borg dan Gall.

(9)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF ADDITION LESSON IN MATHEMATICS’

PICTURE STORYBOOKS FOR THE FIRST-GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL

Stefanus Nelson Septiyanto Turnip Sanata Dharma University

2021

This research was conducted because teachers need learning media that facilitate students in the attempt to comprehend the addition lesson given in class and teachers also need media that are beneficial to improve literacy activities such as reading, counting, writing, speaking, and solving problems. The main objective of this research is to describe the process of addition lesson in mathematics’ picture storybooks development for the first-grade students of elementary school and the quality of addition lesson in mathematics’ picture storybooks.

This research is a type of developmental research (R&D). The subjects in this research were 6 (six) first-grade students of State Elementary School Nyamplung Kidul in the 2019/2020 academic year. The data in this research were collected using interview, observation, and questionnaire techniques. This research was developed using 6 (six) steps Borg and Gall (as cited in Sugiyono, 2012:298) development model, namely 1) potential and problems; 2) data collection; 3) product design; 4) design validation; 5) design revision, and 6) product trials.

This study resulted in a learning mediain the from of picture storybooks applied in Mathematics subjects of thefirst-grade in elementary school with addition lesson. Based on the validation carried out by two first-grade teachers, the average score was 4,3 with “very good” category.Validation result showed that the learning media products are worth testing on students. The result of product trials by 6 (six) first-grade studentsof State Elementary School Nyamplung Kidul, a mean score of 4,13 in the “good” category. Based on the results of validation by experts and product trials, picture storybooks are suitable to be used as the medium to learn addition lesson in mathematics for the first- grade students of elementary school.

Keywords: Picture storybooks, mathematics, addition, Borg and Gall.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Buku Cerita Bergambar Matematika Materi Penjumlahan Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Universitas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma Yogyakarta

2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd.,selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Theresia Yunia Setyawan, S.Pd., M.Hum., yang telah mendampingi dan membimbing selama penyusunan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

5. Kepala Sekolah di SD N Nyamplung Kidul yang sudah memberikan ijin kepada peneliti untuk pelaksanaan penelitian di kelas I.

6. Guru kelas I di SD Nyamplung Kidul yang sudah memberi masukan kepada peneliti mengenai kondisi kelas dan siswa.

7. Siswa kelas I SD N Nyamplung Kidul yang telah menjadi subjek pada penelitian ini.

8. Kedua orang tuaku, yang selalu mengajarkan untuk selalu berusaha keras selalu mendoakan, dan mendukungku.

9. Kakakku tercinta, Rumondang Florentina Turnip yang selalu mendoakanku dan memberi semangat untuk menyelesaikan kuliah

(11)

xi

10. Adikku, Janu dan Kara yang selalu mendukungku untuk menyelesaikan kuliah.

11. Sahabatku, Christina Dessi yangselalu memberikan motivasi dalam penyusunan tugas akhir ini.

12. Sahabatku, Neus, Tio, Daud, Alan, Bagus, Dom yang telah membuat suasana kuliah menjadi menyenangkan.

13. Kelas 7C yang memberi canda dan tawa ketika perkuliahan selama 3,5 tahun di Universitas Sanata Dharma.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan yang telah memberi bantuan, dukungan, dan doa selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penulisan ini tidak sempurna.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 25 Januari 2021 Peneliti

Stefanus Nelson Septiyanto T.

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 7

F. Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ...10

A. Kajian Pustaka... 10

1. Matematika... 10

(13)

xiii

2. Penjumlahan... 12

3. Media Pembelajaran... 13

4. Buku Cerita Bergambar... 17

5. Siswa Sekolah Dasar ... 20

B. Penelitian yang Relevan ... 21

A. Kerangka Berpikir ... 24

B. Pertanyaan Penelitian ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Prosedur Pengembangan ... 32

C. Setting Penelitian... 37

1. Lokasi Penelitian ... 37

2. Subjek Penelitian ... 37

3. Waktu Penelitian ... 37

4. Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Observasi ... 37

2. Wawancara ... 37

3. Kuesioner ... 37

5. Instrumen Penelitian... 40

1. Pedoman Observasi... 40

2. Pedoman Wawancara... 42

3. Pedoman Kuesioner... 43

6. Teknik Analisis Data... 47

1. Kualitatif ... 47

2. Kuantitatif... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil Penelitian Pengembangan... 52

1. Proses Pengembangan Buku Cerita Bergambar ... 52

2. Kualitas Buku Cerita Bergambar ... 68

B. Pembahasan ... 70

(14)

xiv

BAB V PENUTUP ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Keterbatasan Penelitian ... 81

C. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

LAMPIRAN... 86

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 105

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Desain Sampul Buku Cerita Bergambar Matematika ... 8

Gambar 2.1 Gambar Bagan Penelitian... 23

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D Borg dan Gall ... 31

Gambar 3.2 Modifikasi Prosedur Penelitian Pengembangan ... 33

Gambar 34.1 Judul Produk Buku ... 56

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Kelas ... 40

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Kelas ... 40

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara Guru Kelas I ... 42

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Guru Kelas I ... 42

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi Produk oleh Ahli ... 43

Tabel 3.6 Instrumen Uji Validasi Produk Oleh Ahli ... 44

Tabel 3.7 Instrumen Uji Coba Produk Terbatas ... 46

Tabel 3.8 Konversi Kuantitatif ke Kualitatit Skala 5 ... 48

Tabel 3.9 Kriteria Skala 5 ... 50

Tabel 4.1 Deskripsi Tokoh dalam Buku Cerita ... 57

Tabel 4.2 Hasil Validasi oleh Guru Kelas I ... 62

Tabel 4.3 Hasil Validasi oleh Guru Kelas I ... 64

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Penilaian Ahli ... 66

Tabel 4.5 Rekapitulasi Saran dari Guru Kelas I... 67

Tabel 4.6Rekapitulasi Kuesioner Uji Coba Produk Siswa... 68

Tabel 4.7Hasil Rekapitulasi Ahli... 69

Tabel 4.8Hasil Rekapitulasi Uji Coba Siswa Kelas I SD N Nyamplung Kidul ... 69

Tabel 4.9Rekapitulasi Validasi Ahli dan Guru Kelas I Sekolah Dasar... 74 Tabel 4.10Hasil Rekapitulasi Uji Coba Siswa Kelas I SD N Nyamplung Kidul . 74

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 87

Lampiran 2. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian... 88

Lampiran 3. Rangkuman Hasil Observasi Analisis Kebutuhan... 89

Lampiran 4. Rangkuman Hasil Wawancara Guru ... 91

Lampiran 5. Hasil Validasi Oleh Ahli ... 93

Lampiran 6. Hasil Uji Coba Terbatas... 98

Lampiran 7.Lampiran Foto ... 104

Lampiran 8. Produk Buku Cerita Bergambar (Terlampir Terpisah)... 106

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peran penting dalam perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Matematika perlu diajarkan sejak dini terutama sekolah dasar karena erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat digunakan untuk pemecahan masalah.

Susanto (2013: 185) menyatakan bahwa matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi berisi bilangan- bilangan serta simbol-simbol operasi hitung yang terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Mengingat pembelajaran matematika penting untuk dipelajari, maka saat proses kegiatan pembelajaran di sekolah, guru sebagai tenaga pendidik harus mampu menyusun dan menyampaikan pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa supaya tujuan pembelajaran tercapai.

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan media pembelajaran. Aqib (2013:50) menyatakan media pembelajaran merupakan perantara segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pembelajar (siswa). Pengembangan media pembelajaran sekarang ini bisa melalui pemanfaatan media elektronik atau pemanfaatan benda dari

(19)

2 lingkungan sekitar. Salah satu media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan siswa saat di sekolah adalah buku cerita bergambar.

Buku cerita bergambar merupakan buku yang berisi ilustrasi cerita yang terdapat gambar dengan warna yang menarik. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005:153) menyatakan buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks dan keduanya saling menjalin. Guru dapat menggunakan buku cerita bergambar sebagai media belajar untuk siswa supaya mudah dalam memahami pembelajaran yang diberikan guru.

Nurgiyantoro (2005: 152) menyatakan fungsi buku cerita bergambar adalah sebagai alat bantu sehingga peserta didik lebih memahami materi yang diajarkan. Buku cerita bergambar juga dapat mendorong siswa untuk terbiasa membaca karena pemerintah telah meluncurkan program yaitu Gerakan Literasi Sekolah (GSL). Gerakan Literasi Sekolah (GSL) merupakan program yang digulirkan Kemendikbud secara nasional, dibawah payung hukum Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penanaman Budi Pekerti (Darmono, 2016: 7).

Literasi adalah keterampilan seseorang dalam hal membaca, menulis, berbicara, menghitung, atau pemecahan masalah. Burns (dalam Rahim, 2008:1) menyatakan kemampuan membaca merupakan suatu yang vital dalam suatu masyarakat yang terpelajar, namun anak yang tidak paham akan pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Pada penelitian ini menggunakan buku cerita bergambar karena buku cerita bergambar dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk kegiatan

(20)

3 membaca dan sebagai sumber belajar lain terutama untuk siswa kelas bawah.

Siswa kelas I sekolah dasar tergolong kedalam tahap operasional konkret sehingga lebih senang untuk belajar melalui benda-benda nyata atau media yang menarik dengan menyesuaikan kebutuhan siswa. Piaget (dalam Theodora, 2013: 229) menyatakan bahwa pada tahap ini anak belajar melalui berbagai pengalaman dengan objek nyata, serta mampu berpikir secara logis.

Dengan adanya buku cerita bergambar, diharapkan siswa kelas bawah dapat giat dan termotivasi dalam literasi pembelajaran di sekolah. Sekolah juga perlu menyediakan sumber belajar dalam bentuk buku cerita yang berisi materi pembelajaran di dalamnya sebagai pendukung kegiatan membaca dan pemahaman siswa di sekolah mengenai pembelajaran matematika.

Namun pada kenyataannya, terdapat sekolah yang belum menyediakan sumber buku yang memadai terutama buku cerita bergambar yang memuat materi pembelajaran. Kesediaan buku cerita bergambar mengenai muatan pelajaran diperlukan untuk siswa sekolah dasar terutama untuk siswa kelas rendah karena dengan buku yang dikemas menarik akan meningkatkan minat siswa dalam membaca dan mempelajari materi di dalamnya. Penggunaan media visual dapat meningkatkan pengaruh yang tinggi terhadap prestasi belajar siswa karena memuat pesan-pesan yang realistis (Sudjana & Rivai, 1990: 9) Hal ini diperkuat dengan hasil observasi kelas dan wawancara kepada guru kelas I yang dilakukan pada tanggal 15 Juli 2019 – 19 Juli 2019 pada saat kegiatan belajar berlangsung untuk observasi dan setelah kegiatan belajar untuk wawancara. Hasil observasi menunjukkan tingginya antusias

(21)

4 siswa untuk memilih buku cerita bergambar pada saat guru memberikan waktu dan kesempatan membaca sebelum memulai pembelajaran di kelas.

Siswa dan siswi cenderung memilih buku yang terdapat banyak gambar di dalamnya seperti komik daripada memilih buku yang hanya berisi tulisan- tulisan, akan tetapi jumlah yang tersedia di perpustakaan sedikit. Buku cerita bergambar khusus untuk mata pelajaran terutama matematika juga belum tersedia di sekolah. Guru di sekolah lebih sering menggunakan buku cetak daripada menggunakan media seperti buku cerita bergambar karena ketersediaan buku cerita bergambar yang sedikit.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas I di SD N Nyamplung Kidul, Sleman, Yogyakarta, guru menjelaskan bahwa masih kesulitan dalam mengajarkan pembelajaran di kelas terutama pembelajaran matematika materi penjumlahan kepada siswa. Guru memberikan informasi bahwa terdapat 5 dari 11 orang siswa yang masih kesulitan dalam melakukan operasi hitung penjumlahan pada pembelajaran matematika. Guru mengatakan bahwa guru membutuhkan media pembelajaran atau cara pembelajaran yang menarik sehingga dapat membantu guru untuk mengajarkan penjumlahan dengan lebih mudah.

Peneliti mengembangkan dan membuat buku cerita bergambar untuk siswa kelas I SD sesuai dengan kebutuhan siswa. Penyusunan buku cerita bergambar ini sesuai dengan buku tematik pada Kurikulum 2013 revisi 2017 yaitu Tema 5 “Pengalamanku” dan Sub Tema 4 “Pengalaman yang Berkesan”

pada pembelajaran ke 5 dengan materi penjumlahan. Peneliti membuat

(22)

5 produk buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan karena guru di sekolah tempat melaksanakan penelitian masih kesulitan untuk menyampaikan materi penjumlahan, guru membutuhkan sebuah media pembelajaran, dan masih terdapat siswa yang kesulitan pada materi penjumlahan. Keterbatasan sekolah dalam menyediakan buku cerita bergambar yang ada di perpustakaan juga yang membuat peneliti ingin melakukan pengembangan buku cerita bergambar dengan konsep matematika. Produk buku cerita bergambar materi penjumlahan ini akan diujicoba pada uji coba terbatas untuk enam siswa kelas I SD. Siswa yang dipilih pada uji coba atas saran yang diberikan oleh wali kelas I dengan nilai akademik yang berbeda-beda mulai dari tertinggi sampai terendah.

Selanjutnya, buku ini akan diberikan kepada perpustakaan sekolah sebagai tambahan buku cerita yang dapat digunakan oleh siswa dan siswi sebagai sumber belajar selain buku tematik.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan mengembangkan buku cerita bergambar yang berjudul

“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Matematika Materi Penjumlahan untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar”. Pengembangan buku cerita dengan konsep matematika ini dilakukan supaya bisa memberikan manfaat lebih bagi siswa untuk giat membaca dan memahami matematika pada materi penjumlahan. Buku cerita bergambar matematika ini juga diharapkan mampu membantu siswa dan siswi yang mempunyai kesulitan belajar matematika pada materi penjumlahan dan mendorong siswa untuk terbiasa membaca.

(23)

6 B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengembangan buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar?

2. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan proses pengembangan buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar.

2. Mendeskripsikan kualitas buku cerita bergambar bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Hasil produk akhir dari penelitian ini berupa buku cerita bergambar untuk siswa kelas I sekolah dasardapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan membaca siswa pada pembelajaran matematika.

(24)

7 2. Bagi Guru dan Calon Guru

Guru dan calon guru mendapat referensi baru tentang buku cerita bergambar untuk siswa kelas I sekolah dasar sehingga dapat digunakan sebagai variasi media pembelajaran saat kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi Peneliti

Peneliti mendapat pengalaman baru mengajar dengan menggunakan buku cerita bergambar untuk siswa kelas I sekolah dasar dan mendapat pengetahuan baru dalam mengembangkan produk pembelajaran yang kreatif dengan buku cerita bergambar untuk siswa kelas I sekolah dasar.

E. Definisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Buku cerita bergambar adalah salah satu media pembelajaran berbentuk buku yang dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi cerita yang mendukung.

2. Matematika adalah ilmu pengetahuan bersifat abstrak yang mempelajari tentang operasi hitung serta terdapat simbol-simbol di dalamnya.

3. Penjumlahan adalah proses menambahkan sekelompok bilangan atau lebih dengan menggunakan simbol +.

4. Siswa kelas I sekolah dasar adalah siswa tingkatan pertama yang sedang mengikuti pendidikan di sekolah dasar dengan rentang usia 6 sampai 7 tahun.

(25)

8 F. Spesifikasi Produk

Berikut adalah spesifikasi produk pada penelitian ini.

Gambar 1.1 Desain Sampul Buku Cerita Bergambar Matematika 1. Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah

buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar.

2. Judul buku cerita bergambar 17an di Sekolahku yang mewakili keseluruhan isi cerita.

3. Buku cerita bergambar disusun sesuai dengan tema dan Sub Tema dalam buku tematik Kurikulum 2013 revisi tahun 2017 sebagai dasar untuk membuat buku cerita bergambar. Tema yang digunakan yaitu Tema 5 “Pengalamanku” dan Sub Tema 4 “Pengalaman yang Berkesan”. Materi yang digunakan pada cerita bergambar ini diambil dari pembelajaran 5 yaitu tentang penjumlahan.

(26)

9 4. Buku cerita ini berisi tentang pembelajaran matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar, dengan bahasa yang mudah dipahami dan saling berkaitan serta dibuat dengan bermacam- macam warna yang dapat menarik minat siswa untuk membaca buku cerita bergambar ini.

5. Buku cerita bergambar ini dibuat secara manual mulai dari membuat sketsa, menggambar, penulisan, dan pewarnaan pada isi dalam buku cerita.

6. Buku cerita bergambar ini dicetak dengan ukuran A4 yaitu 21 cm x 29,7 cm menggunakan kertas Ivory 230 gram pada sampul buku dan belakang serta bagian isi buku cerita menggunakan Art Paper 150 gram. Jumlah halaman yang terdapat pada buku ini adalah 25 halaman termasuk sampul depan dan belakang.

(27)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka 1. Matematika

a. Definisi Matematika

Hudojo (2003: 123) menyatakan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur yang abstrak dan hubungan-hubungan di antara hal-hal itu.

Susanto (2013: 185) menyatakan bahwa matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol operasi hitung yang terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah hidup sehari-hari. Johnson dan Rising (dalam Runtukahu, 2014: 28) menyatakan bahwa matematika adalah simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas, dan akurat.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan bersifat abstrak yang mempelajari tentang operasi hitung serta terdapat simbol-simbol di dalamnya. Pada penelitian ini mata pelajaran matematika digunakan sebagai konsep untuk membuat produk buku dengan materi penjumlahan.

(28)

11 b. Tujuan Pembelajaran Matematika

Heruman (2008: 2) menjelaskan bahwa tujuan akhir pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari- hari. Muhlisrarini (2014: 148) menyatakan bahwa tujuan matematika adalah meningkatkan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

Aisyah (2007: 1) menyebutkan bahwa tujuan matematika di sekolah khususnya di sekolah dasar yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika; menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generaliasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

(29)

12 dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan matematika adalah siswa dapat menggunakan dan memahami konsep matematika untuk memecahkan masalah dengan percaya diri dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, kesimpulan dari pengertian matematika adalah ilmu pengetahuan bersifat abstrak yang mempelajari tentang operasi hitung serta terdapat simbol-simbol di dalamnya dengan tujuan agar siswa dapat menggunakan dan memahami konsep matematika untuk memecahkan masalah dengan percaya diri dalam kehidupan sehari-hari.

2. Penjumlahan

Penjumlahan adalah cara menemukan jumlah total dua bilangan atau lebih dan operasi penjumlahan dalam matematika dilambangkan dengan tanda + (Subarinah, 2006: 29). Russefendi (dalam Suwangsih & Tiurlina, 2006) berpendapat bahwa matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperiman atau hasil observasi. Penjumlahan merupakan kegiatan menggabungkan atau menyatakan dua bilangan hingga diperoleh bilangan ketiga sebagai hasil hitung, contohnya 2 + 3 = 5, bilangan yang digabungkan 2 dan 3, hasil

(30)

13 hitung penjumlahan 5 (Sutan, 2003: 23). Berikut merupakan contoh penjumlahan:

+ =

A B C

Ada 3 wadah yang berisi segitiga. Pada wadah A berisi 4 segitiga dan pada wadah B berisi 6 segitiga. Banyak segitiga seluruhnya dapat dihitung dengan cara 4 + 6 = 10.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian penjumlahan, dapat disimpulkan bahwa penjumlahan adalah proses menambahkan sekelompok bilangan atau lebih dengan menggunakan simbol +. Pada penelitian ini penjumlahan digunakan sebagai materi untuk buku cerita bergambar.

3. Media Pembelajaran

a. Definisi Media Pembelajaran

Smaldino ( 2001: 7) menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan sarana komunikasi yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai kegiatan belajar tertentu (Sudjana, 2007: 3). Munadi (2010: 7) menyatakan

(31)

14 bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan atau informasi dari sumber secara terencana sehingga dapat tercipta lingkungan belajar yang efektif dan efisien.

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian media pembelajaran adalah sarana komunikasi untuk menyalurkan pesan dari sumber yang telah direncanakan sehingga kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan tertentu yang efektif dan efisien.

b. Macam-macam Media Pembelajaran

Terdapat macam-macam media yang digunakan saat kegiatan belajar mengajar. Susilana & Riyana (2009: 6) menyatakan bahwa media pembelajaran diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok media penyaji yaitu:

1) Kelompok ke satu yaitu grafis, bahan cetak, dan gambar diam 2) Kelompok ke dua yaitu media proyeksi diam

3) Kelompok ke tiga yaitu media audio 4) Kelompok ke empat yaitu media audio

5) Kelompok ke lima yaitu media gambar hidup/film 6) Kelompok ke enam yaitu media televisi

7) Kelompok ke tujuh yaitu multimedia

Harjanto (2006: 238) menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis atau macam media pendidikan yang biasa digunakan dalam proses pengajaran, yaitu:

(32)

15 1) Media grafis atau lebih dikenal dengan media dua dimensi adalah media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Contoh media grafis seperti gambar, foto, grafik, atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain.

2) Media tiga dimensi merupakan media dalam bentuk model seperti padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain.

3) Media proyeksi adalah media yang memanfaatkan alat proyeksi seperti slide, filmstrip, film, penggunaan OHP, dan lain-lain.

4) Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan yakni memanfaatkan segala aspek yang ada di lingkungan sebagai alat dalam belajar.

Media pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini adalah media grafis. Media grafis yang dikembangkan tersebut yaitu media buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan yang dibuat dengan menggunakan alat gambar secara manual.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Arsyad (2007: 4) menyatakan bahwa media pembelajaran mempunyai manfaat sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar.

(33)

16 2) Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang langsung antara siswa dan lingkungannya.

3) Dapat mengatasi keterbatasan indera ruang dan waktu.

4) Dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.

Pada penelitian ini media pembelajaran yang digunakan adalah buku cerita bergambar dengan tujuan memberi manfaat yaitu untuk membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan guru di kelas, menumbuhkan literasi atau kegiatan membaca dan berhitung siswa, membantu guru untuk mengajarkan pembelajaran dengan kreatif, dan menjadi sumber belajar yang baru bagi siswa.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, kesimpulan dari media pembelajaran adalah sarana komunikasi untuk menyalurkan pesan dari sumber yang telah direncanakan sehingga kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan tertentu yang efektif dan efisien yang memiliki manfaat.

Terdapat macam-macam media pembelajaran seperti media grafis, media tiga dimensi, media proyeksi, dan pemanfaatan lingkungan. Manfaat dari media pembelajaran adalah memperjelas, meningkatkan dan mengarahkan perhatian, mengatasi keterbatasan indera, dan memberi pengalaman kepada siswa saat melakukan kegiatan belajar mengajar.

(34)

17 4. Buku Cerita Bergambar

a. Definisi Buku Cerita Bergambar

Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005: 152) menyatakan bahwa buku cerita bergambar merupakan buku yang menyampaikan suatu cerita yang hanya berupa gambar dan teks yang keduanya saling menyatu. Lukens (dalam Nurgiyantoro, 2005: 153) berpendapat bahwa ilustrasi cerita dan gambar adalah media yang berbeda tetapi dalam buku cerita keduanya secara bersama membentuk suatu perpaduan. Huck (dalam Nurgiyantoro, 2005: 153) menyatakan bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang menyampaikan pesan melalui dua cara, yaitu melalui ilustrasi dan tulisan.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar adalah salah satu media pembelajaran berbentuk buku yang dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi cerita yang mendukung.

b. Fungsi Buku Cerita Bergambar

Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005: 153) menyatakan bahwa fungsi buku cerita bergambar bagi anak adalah sebagai berikut.

1) Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap pengembangan dan perkembangan emosi.

2) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia, menyadarkan anak tentang keberadaan di dunia, di tengah masyarakat, dan alam.

(35)

18 3) Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang lain, hubungan yang ada terjadi, dan pengembangan perasaan.

4) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk memperoleh kesenangan.

5) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk mengekspresikan keindahan.

6) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk menstimulasi imajinasi.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar berisikan cerita sederhana yang terdapat tulisan dan gambar di dalamnya yang berfungsi supaya siswa dapat mempelajari mengenai berbagai hal sesuai dengan tema yang telah dibuat atau ditentukan oleh penulis buku.

c. Jenis-Jenis Buku Cerita Bergambar

McElmeel (2002) menyatakan bahwa buku cerita bergambar memiliki beberapa jenis yaitu:

1) Fiksi

Buku fiksi adalah buku yang menceritakan khayalan, rekaan, atau sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh terjadi.

Kategori yang termasuk dalam buku cerita fiksi adalah cerita humor, cerita hewan, dan cerita fantasi yang dibuat penulis sesuai imajinasinya.

(36)

19 2) Historis

Buku historis adalah buku yang mendasarkan dari pada suatu fakta atau kenyataan di masa lalu. Buku ini meliputi kejadian yang sebenarnya, tempat, atau karakter yang merupakan bagian dari sejarah yang ada.

3) Informasi

Buku informasi adalah buku yang memberikan informasi faktual atau nyata (memiliki kebenaran). Buku informasi menyampaikan fakta dan data dengan apa adanya, yang berguna untuk menambah keterampilan, wawasan, dan juga bekal teoritis dalam batas tertentu bagi anak yang membaca.

4) Biografi

Biografi merupakan kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang mulai dari kelahiran hingga kematiannya.

5) Cerita Rakyat

Cerita rakyat merupakan cerita atau kisah yang asal mulanya bersumber dari masyarakat serta tumbuh dan berkembang dalam masyarakat di masa lampau.

6) Kisah Nyata

Kisah nyata berfokus pada peristiwa yang sebenarnya dari sebuah situasi atau peristiwa.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, produk buku cerita bergambar yang dikembangkan oleh peneliti termasuk ke dalam jenis buku fiksi

(37)

20 dan informasi karena isi cerita yang dibuat tidak nyata dan tidak benar-benar terjadi, tetapi memuat informasi berupa fakta dan data mengenai materi penjumlahan pada mata pelajaran matematika.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar adalah salah satu media pembelajaran berbentuk buku yang dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi cerita yang mendukung.

Buku cerita memiliki fungsi agar siswa dapat mempelajari mengenai berbagai hal sesuai dengan tema yang telah dibuat atau ditentukan oleh penulis buku. Terdapat jenis-jenis buku cerita bergambar yaitu fiksi, historis, informasi, biografi, cerita rakyat, dan kisah nyata.

5. Siswa Sekolah Dasar

Siswa sekolah dasar yang sedang menempuh pendidikan di sekolah dasar berusia antara 6-12 tahun. Santrock (2004: 75) menyatakan bahwa anak pada usia kelas rendah sekolah dasar (usia 6-8 tahun) memiliki perkembangan/perilaku yaitu kosakata terus bertambah cepat dan lebih ahli menggunakan aturan sintaksis (makna dari kata atau kalimat), dan keahlian bercapak meningkat. Izzati, dkk (2013: 114) menyatakan bahwa masa kanak-kanak kelas rendah yang duduk di kelas 1, 2, dan 3 sekolah dasar berlangsung antara usia 6-10 tahun. Izzati, dkk (2013: 102) menyatakan bahwa tugas perkembangan pada masa usia ini adalah:

1) Belajar keterampulan fisik yang diperlukan untuk bermain.

(38)

21 2) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,

menulis, dan berhitung.

3) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.

4) Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas I sekolah dasar adalah siswa tingkatan pertama yang sedang mengikuti pendidikan di sekolah dasar dengan rentang usia 6 sampai 7 tahun.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Penelitian pertama dilakukan oleh Nugrahaningtyas (2018) dengan judul

“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Sebagai Media Pembelajaran Pola Hiup Sehat untuk Anak Kelas I SD”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan metode Borg dan Gall yang telah dimodifikasi. Peneliti menggunakan tujuh langkah model pengembangan dan penelitian dari Borg dan Gall. Dari hasil validasi oleh dosen ahli didapatkan rerata skor yang diperoleh adalah 4,21 dengan kategori sangat baik. Dari enam peserta didik didapatkan skor rerata 4,55 dengan kategori sangat baik. Kualitas buku cerita bergambar memiliki rerata skor 4,38 dengan kategori sangat baik.

(39)

22 Penelitian keduadilakukan oleh Wigianto (2015) dengan judul

“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab untuk Peserta Didik Sekolah Dasar”. Pengembangan media dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan 3 langkah pokok penelitian, yaitu 1) analisis potensi masalah yang mencakup karakteristik peserta didik sekolah dasar dan kebutuhan produk berupa materi;

2) perancangan produk melalui tahap pembuatan tema, pembuatan story board, desain karakter, ilustrasi, penyusunan buku cerita bergambar, validasi

desain, revisi desain; dan 3) uji coba produk terhadap peserta didik kelas II.

Berdasarkan hasil validasi, produk buku cerita bergambar layak digunakan sebagai media pembelajaran karena hasil yang diperoleh dilapangan sudah mencapai tujuan dari penelitian.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Sucahyo (2018) dengan judul

“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tentang Operasi Hitung Perkalian Melalui Permainan Anak Pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan R&D (Research and Development). Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari metode yang dikembangkan oleh Borg dan Gall.

Produk ini memiliki 5 prinsip dasar pengembangan menurut Tomlison(1998).

Dari segi kualitas, buku cerita bergambar dirasa cukup baik. Ini terlihat dari hasil validasi dan uji coba terbatas yang menunjukkan skor rata-rata sebesar 4,1 dengan kategori baik. Hasil ujicoba terbatas yang dilakukan pada 6 siswa menunjukkan rata-rata skor sebesar 3,99 dengan kategori baik yang

(40)

23 menunjukkan bahwa minat siswa untuk membaca buku sangat tinggi. Gambar 2.1 merupakan bagan penelitian yang relevan dengan penelitan ini.

Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan

Dari ketiga penelitian di atas, dapat diketahui bahwa ketiga penelitian tersebut memiliki relevansi (persamaan) dengan penelitian ini. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah 1) sama-sama mengembangkan buku cerita bergambar; 2) menggunakan beberapa langkah model Borg dan Gall, dan 3) mengembangkan buku cerita bergambar untuk siswa sekolah dasar. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang dilakukan adalah 1) subjek yang digunakan untuk penelitian; 2) materi yang digunakan untuk penelitian; dan 3) lokasi dilaksanakannya penelitian.

Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tentang Operasi Hitung

Perkalian Melalui Permainan Anak pada Siswa Kelas III Sekolah

Dasar Sucahyo (2018) Pengembangan Buku

Cerita Bergambar Sebagai Media Pembelajaran Pola Hidup Sehat untuk Anak Kelas I SD Nugrahaningtyas (2018) Pengembangan Buku

Cerita Bergambar Pendidikan Karakter

Tanggung Jawab untuk Peserta Didik

Sekolah Dasar

Wigianto (2015)

Penelitian ini:

Pengembangan Buku Cerita Bergambar Matematika Materi Penjumlahan untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar

(41)

24 Berdasarkan penelitian yang relevan di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa media pembelajaran dengan menggunakan buku cerita bergambar mampu menarik minat siswa untuk membaca dan mempelajari materi melalui sumber belajar lain. Hal itu ditunjukkan oleh hasil uji coba terbatas yang dilakukan oleh masing-masing peneliti. Dalam penelitian ini produk yang dihasilkan adalah buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan. Penelitian ini dilakukan dengan harapan mampu menciptakan media pembelajaran yang dapat menarik minat dan motivasi siswa untuk membaca serta mempelajari materi matematika melalui buku cerita bergambar, sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik dan mudah.

C. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang harus dipelajari terutama di sekolah dasar. Pembelajaran matematika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan dapat digunakan sebagai pemecahan masalah. Oleh karena itu, guru berperan untuk mencapai tujuan pembelajaran pada saat proses belajar mengajar di kelas. Konsep matematika bisa dipelajari dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran dapat memudahkan siswa untuk memahami terutama pada pelajaran matematika. Penggunaan media juga dapat membantu guru supaya pembelajaran menjadi lebih efektif sehingga tercapainya tujuan atau target pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan

(42)

25 standar sekolah. Terdapat macam-macam media pembelajaran yang bisa digunakan, salah satunya adalah media buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar yang dikemas menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa akan membuat siswa menjadi antusias untuk membaca dan belajar sehingga dapat lebih mudah memahami konsep terutama pada pembelajaran matematika.

Selain itu, buku cerita bergambar memberi manfaat bagi siswa yaitu untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan literasi (membaca, menulis, berbicara, berhitung, dan memecahkan masalah) dan sumber belajar lain, sehingga siswa dapat belajar mengenai konsep matematika dan juga meningkatkan keterampilan dan kemampuan literasi.

Peneliti mengembangkan produk buku cerita bergambar karena peneliti menemukan beberapa masalah saat melakukan observasi dan wawancara di kelas. Pada saat observasi, peneliti melihat siswa sangat antusias dalam kegiatan membaca saat guru memberi kesempatan siswa membaca buku, tetapi buku yang tersedia di sekolah sangat sedikit. Tidak terdapat juga buku cerita yang berisi tentang konsep pembelajaran misalnya buku cerita tentang matematika. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas I sekolah dasar di tempat melaksanakan penelitian, guru menjelaskan bahwa masih kesulitan dalam mengajarkan pembelajaran matematika kepada beberapa siswa yang memiliki kesulitan belajar. Materi dasar yang masih sulit dipelajari beberapa siswa yaitu penjumlahan. Guru membutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu guru memudahkan dalam memberikan materi penjumlahan dan

(43)

26 juga mempunyai manfaat lebih kepada siswa selain memahami materi yang diberikan guru di kelas.

Berdasarkan pemasalahan tersebut, peneliti hendak membantu guru untuk membuat media pembelajaran alternatif yang dapat menarik perhatian siswa dan juga menumbuhkan pemahaman siswa. Peneliti membuat sebuah media pembelajaran yaitu buku cerita bergambar. Buku cerita yang peneliti buat berisi tentang cerita mengenai 17 Agustusan di sekolah dengan konsep matematika materi penjumlahan. Buku cerita bergambar ini diharapkan dapat membuat siswa tidak kesulitan dalam mempelajari penjumlahan dan juga memberi manfaat lebih yaitu meningkatkan kegiatan literasi (membaca, menulis, berbicara, berhitung, dan memecahkan masalah).

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar?

2. Bagaimana kualitas cerita bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar menurut guru kelas I sekolah dasar?

3. Bagaimana kualitas cerita bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar menurut guru kelas I sekolah dasar?

4. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar menurut hasil uji coba produk?

(44)

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah R&D (Research and Development) yang jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia adalah

penelitian dan pengembangan. Sugiyono (2016: 528) berpendapat bahwa metode penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) termasuk dalam penelitian “need to do”, yaitu penelitian yang hasilnya digunakan untuk membantu pelaksanaan pekerjaan, sehingga kalau pekerjaan tersebut dibantu dengan produk yang dihasilkan dari R&D maka akan semakin produktif, efektif dan efisien. Pada penelitian ini pendekatan dan penelitian pendidikan digunakan untuk menghasilkan suatu produk berupa buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar. Tujuan akhir dari R&D adalah menghasilkan suatu produk yang dianggap handal karena telah melalui tahap-tahap pengujian dan revisi;

produk yang dihasilkan sesuai kebutuhan lapangan dan sesuai hasil analisis kebutuhan; proses pengembangan produk dilakukan secara ilmiah dengan menganalisis data secara empiris (Sanjaya, 2013: 130).

Peneliti mengembangkan produk berdasarkan langkah-langkah prosedur pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298).

Langkah-langkah pelaksanaan pengembangan Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298) adalah sebagai berikut.

(45)

28 1. Potensi dan Masalah

Penelitian Research and Development (R&D) dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti, sehingga ditemukan suatu model, pola, atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

2. Pengumpulan Data

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang

dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan informasi penelitian tergantung pada permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

3. Desain Produk

Desain produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development (R&D) bermacam-macam. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Hasil akhir dari kegiatan ini

(46)

29 adalah berupa desain produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan lapangan.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi desain produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.

5. Revisi Desain

Setelah melakukan desain produk, langkah selanjutnya yaitu memperbaiki desain produk dari kelemahan yang telah diketahui.

Kelemahan yang ditemukan pada desain produk saat divalidasi oleh para ahli selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.

Desain tersebut diperbaiki oleh peneliti sesuai dengan kritik dan saran dari para ahli.

6. Uji Coba Produk

Ujicoba produk dilakukan untuk mengetahui kualitas desain produk yang dibuat. Uji coba produk dilakukan di lapangan pada subjek penelitian.

7. Revisi Produk

Setelah tahap ujicoba produk, maka desain produk yang peneliti buat akan tampak kelemahannya saat digunakan di lapangan. Kelemahan ini

(47)

30 akan diperbaiki dengan cara menyempurnakan dan selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap selanjutnya. Revisi produk bertujuan agar semua aspek yang ada pada produk baru menjadi maksimal untuk diterapkan kembali.

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah dilakukan revisi produk, maka tahap selanjutnya adalah ujicoba pemakaian produk yang sudah direvisi. Produk kembali diujicobakan pada subjek yang lebih luas.

9. Revisi Produk Lanjutan

Revisi produk pada tahap ini merupakan tahap akhir dari revisi desain produk. Kelemahan yang masih ditemukan kemudian diperbaiki untuk terakhir kalinya. Dalam uji pemakaian, sebaiknya peneliti selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk.

10. Produksi Massal

Hasil revisi terakhir adalah berupa produk jadi yang telah disempurnakan. Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi.

(48)

31 Gambar bagan langkah-langkah penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298) dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D) menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298)

Berdasarkan langkah pengembangan Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298) di atas, peneliti menggunakan 6 (enam) langkah dari 10 (sepuluh) langkah yang ada. Langkah yang digunakan peneliti terdiri dari 1) potensi dan masalah; 2) pengumpulan data; 3) desain produk; 4) validasi desain; 5) revisi desain;dan 6) uji coba produk. Peneliti hanya menggunakan 6 (enam) langkahdikarenakan adanya keterbatasan baikdari segi waktu maupun biaya pada penelitian ini. Hasyim (2016: 91) menyatakan bahwa langkah-langkah penelitian dari Borg dan Gall dapat dimodifikasi berdasarkan teori yang ada jika peneliti yang melakukan pengembangan produk dengan menggunakan model ini mengalami keterbatasan dana dan waktu. Sukmadinata (dalam

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Produk

Uji Coba Produk

Revisi Desain Uji Coba

Pemakaian

Produksi Massal Revisi Produk

Lanjutan

(49)

32 Abdurahim, 2011: 106) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan dapat dihentikan sampai dihasilkan draft final tanpa pengujian hasil.

B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SD N Nyamplung Kidul yang beralamat di Nyamplung Kidul, Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55295.

2. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah 6 (enam) orang siswa kelas I SD N Nyamplung Kidul tahun ajaran 2019/2020. Keenam siswa tersebut memiliki prestasi belajar yang rendah, sedang, sampai tinggi. Subjek penelitian terdiri dari 3 (tiga) siswa laki-laki dan 3 (tiga) siswi perempuan. Pemilihan siswa dilakukan dengan bantuan guru kelas I agar mudah dalam pelaksanaannya.

3. Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan mulai Juli 2019 sampai dengan November 2019.

C. Prosedur Pengembangan

Pada penelitian dan pengembangan ini dikembangkan produk buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar.

Berdasarkan prosedur pengembangan Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012:

(50)

33 298), peneliti memodifikasi langkah-langkah tersebut dari 10 (sepuluh) langkah yang ada menjadi 6 (enam) langkah saja. Enam langkah tersebut yaitu 1) potensi dan masalah; 2) pengumpulan data; 3) desain produk; 4) validasi desain; 5) revisi desain; dan 6) uji coba produk. Langkah-langkah pengembangan yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada Gambar3.2.

(51)

34 Gambar 3.2 Modifikasi Prosedur Penelitian Pengembangan Borg dan

Gall Langkah I

Potensi dan Masalah 1. Siswa suka membaca buku.

2. Perpustakaan SD N Nyamplung Kidul tidak

mempunyai sumber belajar lain yang menarik.

3. Siswa masih kesulitan dalam melakukan penjumlahan.

4. Guru tidak menggunakan media dalam kegiatan belajar

mengajar.

Langkah II Pengumpulan Data 1. Hasil Wawancara 2. Hasil Observasi 3. Analisis Kebutuhan

Langkah IV Validasi Produk 1. Penilaian oleh pakar/ahli

untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan produk

sebelum uji coba produk.

2. Penilaian oleh siswa.

Langkah III Desain Produk 1. Perancangan buku cerita

bergambar matematika materi penjumlahan 2. Penyusunan buku cerita

bergambar matematika materi penjumlahan

Langkah V Revisi Desain Produk diperbaiki sesuai dengan kritik dan komentar dari ahli/pakar.

Langkah VI Uji Coba Produk Pengujian produk di SD Negeri Nyamplung Kidul pada siswa kelas I.

(52)

35 1. Potensi dan Masalah

Pada langkah pertama ini, peneliti mencari potensi dan masalah mengenai pembelajaran matematika materi penjumlahan. Pencarian potensi dan masalah bersumber dari hasil wawancara dengan guru di kelas I SD N Nyamplung Kidul dan observasi kelas. Potensi pada penelitian ini adalah adanya minat siswa untuk membaca buku. Masalah pada penelitian ini adalah kurang tersedianya buku bacaan, guru membutuhkan sebuah media pembelajaran, dan terdapat siswa yang belum bisa melakukan penjumlahan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai cara pembelajaran di kelas, ketersediaan buku sebagai sumber belajar, kesulitan belajar yang dialami siswa, mata pelajaran dengan hasil belajar yang rendah dan informasi mengenai siswa yang tidak bisa didapat melalui observasi. Observasi dilakukan untuk melihat kondisi kelas dan siswa saat pembelajaran berlangsung.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan informasi dan data pada penelitian ini diperoleh melalui wawancara dengan guru kelas dan observasi kelas di SD N Nyamplung Kidul. Hasil wawancara dan observasi digunakan sebagai dasar untuk perencanaan produk berupa buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar.

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar terdiri dari cover, kata pengantar,

(53)

36 daftar isi, kompetensi dasar, pengenalan tokoh, isi cerita, refleksi, latihan soal, dan profil penulis. Indikator dari isi buku yaitu bahasa yang digunakan, isi cerita, kemenarikan isi buku, dan tampilan gambar yang digunakan berkaitan dengan materi penjumlahan pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas I. Indikator dari cover adalah keserasian warna dan judul buku. Indikator dari anatomi buku adalah jenis huruf, jumlah halaman, dan tata letak.

Buku cerita bergambar diberi judul “17an di Sekolahku” yang mewakili keseluruhan isi cerita. Buku ini terdiri dari 25 halaman termasuk sampul depan dan belakang yang dicetak dengan kertasberukuran A4 yaitu 21 cm x 29,7 cm menggunakan kertas Ivory 230 gram pada sampul buku dan belakang serta bagian isi buku cerita menggunakan Art Paper 150 gram. Buku cerita ini dibuat berdasarkan imajinasi peneliti dengan melihat hal-hal yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan bercerita mengenai matematika. Contoh hal yang benar-benar terjadi seperti siswa pergi ke sekolah, siswa melakukan perlombaan, siswa yang sedang belajar matematika bersama guru, danguru yang sedang mengajarkan matematika materi penjumlahan. Buku cerita bergambar ini dibuat secara manual mulai dari membuat sketsa, menggambar tokoh dan latar tempat, penulisan, serta pewarnaan pada isi dalam buku cerita.

Cover produk buku cerita bergambar diwarnai dengan warna kuning karena warna kuning adalah warna yang cerah sehingga dapat menarik anak-anak untuk membaca buku tersebut. Monica & Luzar (2011: 1089)

(54)

37 Warna kuning mendapat sebutan sebagai warna pemecah perhatian yang baik dan memberikan pengaruh keceriaan bagi konsumen atau anak-anak.

Gambar Monas dijadikan sebagai cover produk buku karena salah satu monumen yang terdapat di Jakarta sebagai Ibu kota Indonesia adalah Monas. Gambar anak-anak membawa bendera untuk mendeskripsikan bahwa produk buku cerita bergambar sedang merayakan kemerdekaan Indonesia, karena saat hari kemerdekaan Indonesia pasti banyak bendera yang terpasang. Penokohan siswa sekolah dasar karena latar suasana atau latar kejadian yang berlangsung dalam cerita dilakukan di sekolah, sehingga peneliti membuat penokohan siswa sekolah dasar.

Buku cerita ini berisi tentang pembelajaran matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar, dengan bahasa yang mudah dipahami dan saling berkaitan serta dibuat dengan bermacam- macam warna yang dapat menarik minat siswa untuk membaca. Buku cerita bergambar disusun sesuai dengan tema dan sub tema dalam buku tematik Kurikulum 2013 revisi tahun 2017. Tema yang digunakan adalah Tema 5 “Pengalamanku” dan Sub Tema 4 “Pengalaman yang Berkesan.

Materi” yang digunakan pada cerita bergambar ini diambil dari pembelajaran 5 tentang penjumlahan.

4. Validasi Desain

Setelah buku cerita bergambar selesai dibuat, buku tersebut kemudian divalidasi oleh ahli. Validasi produk dilakukan oleh 2 (dua) orang guru kelas I sekolah dasar. Validasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

(55)

38 kekuatan dan kelemahan produk serta memperbaiki produk agar menjadi lebih baik.

5. Revisi Desain

Revisi desain merupakan perbaikan dari kekurangan atau kelemahan dari produk yang telah divalidasi oleh ahli. Kekurangan atau kelemahan produk diperbaiki sesuai dengan komentar atau saran yang telah diperoleh melalui penilaian ahli.

6. Uji Coba Produk

Tahap ujicoba dapat dilakukan apabila produk telah divalidasi dan direvisi. Ujicoba dilakukan kepada siswa kelas I SD N Nyamplung Kidul yang berjumlah 6 (enam) orang siswa. Pada ujicoba terbatas, peneliti melakukan kegiatan membaca buku dan menyelesaikan latihan soal yang terdapat di dalamnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh data-data dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik non tes yang meliputi:

1. Observasi

Sukmadinata (2011: 220) menyatakan bahwa observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Peneliti melakukan observasi pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas I SD N

(56)

39 Nyamplung Kidul. Peneliti melakukan observasi dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan siswa, kondisi kelas, cara mengajar guru, dan beberapa hal yang dapat membantu peneliti dalam merancang produk yang akan dibuat.

2. Wawancara

Widoyoko (2012: 40) menyatakan bahwa wawancara adalah suatu proses tanya jawab atau dialog lisan antara pewawancara dengan narasumber dengan tujuan memperoleh informasi yang dibutuhkan peneliti. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas I SD N Nyamplung Kidul dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mendalam yang tidak didapatkan pada saat melakukan observasi.

3. Kuesioner

Riduwan (2013: 205) menyatakan bahwa kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan peneliti.

Peneliti membagikan kuesioner untuk mendapatkan masukan mengenai kualitas produk yang dikembangkan. Dalam penelitian ini, kuesioner diberikan kepada 2 (dua) orang guru kelas I sekolah dasar dan siswa.

Kuesioner untuk guru kelas I sekolah dasar terdiri dari 16 butir pertanyaan. Kuesioner untuk siswa terdiri dari 10 butir pertanyaan.

Kuesioner yang telah diisi oleh guru kelas I sekolah dasar dengan saran atau komentar digunakan sebagai acuan untuk penilaian terhadap kelayakan buku sehingga buku atau produk dapat diujicobakan.

Gambar

Gambar 1.1 Desain Sampul Buku Cerita Bergambar Matematika  1.  Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah
Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and  Development (R&D) menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298)
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

13 Oleh karena segala sesuatu yang berkaitan dengan penyakit pasien serta upaya penyembuhan yang telah dijalaninya di suatu sarana pelayanan kesehatan dicatat

Fenomena dan data yang telah dipaparkan menunjukkan bahwa adanya permasalahan yang dihadapi oleh Disperindagkopnaker Kota Sawahlunto untuk melaksanakan pengawasan K3 pada

Struktur lirik yang penulis maksud adalah struktur teks yang digunakan dalam lagu- lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi di dalam kelompok musik Padang Pasir Nurul Hasanah.. Struktur

Biaya yang diperoleh dari dinas pendidikan provinsi dan/ atau kabupaten/kota umumnya digunakan un- tuk memberikan beasiswa bagi ABK maupun biaya tambahan bagi guru mata pelajaran

Dari hasil pengujian hipotesis didapat nilai F hitung sebesar 36,147 > 2,503, dengan probabilitas 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara

後項動詞 だす こむ あう あげる つける かける いれる つく あがる たてる きる なおす たつ あわせる でる かかる ぬく こめる いる とおす

7=強くそう思う 6=そう思う 5=少しそう思う 4=どちらとも言えない Strongly agree Agree Slightly Agree Neutral 3=あまりそう思わない

6.結論 以上の検定結果をまとめると以下の通りとなる。 仮説①「M&A 発表は、当事者企業の AR