• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isi Buku Cerita Mudah dipahami Siswa Kelas I Sekolah Dasar

HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pengembangan

2. Isi Buku Cerita Mudah dipahami Siswa Kelas I Sekolah Dasar

Peneliti membuat cerita berdasarkan hasil imajinasi peneliti, sehingga buku cerita bergambar ini termasuk dalam kategori buku cerita fiksi.

McElmeel (2002) menyatakan bahwa buku fiksi adalah buku yang menceritakan khayalan, rekaan, atau sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh terjadi. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh 2 (dua) orang guru kelas I sekolah dasar isi cerita sudah saling berhubungan dan mudah dipahami oleh siswa karena gaya dan pilihan bahasa cocok untuk siswa kelas I sekolah dasar. Buku cerita bergambar juga sudah sesuai dengan kompetensi dasar matematika untuk siswa kelas I sekolah dasar. Peneliti membuat buku cerita bergambar secara manual mulai dari pembuatan sketsa, penulisan alur cerita dan percakapan antar tokoh, serta pewarnaan gambar. Gambar yang terdapat dalam buku cerita jelas dan mudah dibedakan serta lebih banyak menampilkan gambar dibandingan teks atau tulisan. Berdasarkan hasil validasi oleh guru kelas I sekolah dasar, pemberian soal latihan pada halaman akhir juga sudah tepat karena sesuai dengan tingkat kognitif siswa kelas I sekolah dasar. Cerita dibuat dengan latar belakang sekolah dan kelas karena buku ini menceritakan mengenai perlombaan yang dilakukan siswa di sekolah kemudian melakukan kegiatan belajar mengajar bersama guru di kelas.

77 3. Anatomi Buku Cerita Bergambar Sesuai untuk Siswa Kelas I Sekolah

Dasar

Peneliti merancang buku cerita bergambar yang terdiri dari 25 halaman termasuk sampul depan dan belakang dengan menampilkan halaman yang tertata dengan baik. Buku cerita bergambar ini dicetak dengan kertas berukuran A4 yaitu 21 cm x 29,7 cm menggunakan kertas Ivory 230 gram pada sampul buku dan belakang serta bagian isi buku cerita menggunakan kertas Art Paper 150 gram. Peneliti menambahkan lembar refleksi yang bisa diisi oleh pembaca atau siswa kelas I sekolah dasar yang mengikuti uji coba produk. Refleksi digunakan untuk mengutarakan perasaan senang atau sedih setelah membaca produk buku cerita bergambar ini.

Peneliti membuat alur cerita dan percakapan antar tokoh dengan menggunakan tulisan tangan menggunakan Drawing Pen ukuran 0,2.

Penulisan alur cerita dan percakapan antar tokoh dibuat dengan tulisan tangan karena peneliti ingin membuat antara gambar dan tulisan tampak sesuai dikarenakan dalam pewarnaannya juga dilakukan secara manual.

Penulisan dengan cara tulis tangan membuat peneliti sangat memperhatikan ukuran huruf, jarak antar kata atau kalimat yang tidak terlalu sempit, ejaan, dan tanda baca yang tepat sehingga memudahkan siswa untuk membaca. Tata letak penulisan pada buku cerita bergambar ini menyesuaikan dengan gambar yang peneliti buat.

78 Produk buku cerita bergambar ini dapat dikatakan layak karena aspek yang dinilai seperti cover buku, isi buku cerita, dan anatomi buku sudah termasuk dalam kategori “baik”. Produk buku cerita bergambar yang dikembangkan oleh peneliti inisesuai dengantema dan Sub Tema dalam buku tematik Kurikulum 2013 revisi tahun 2017. Tema yang digunakan yaitu Tema 5

“Pengalamanku” dan Sub Tema 4 “Pengalaman yang Berkesa”n. Materi yang digunakan pada cerita bergambar ini diambil dari pembelajaran 5 yaitu tentang penjumlahan. Peneliti juga mengembangkan produk buku cerita bergambar sesuai dengan usia siswa kelas I sekolah dasar yaitu 6-7 tahun yang tergolong pada tahap operasional konkret. Piaget (dalam Isjoni, 2009) menyatakan bahwa pada tahap operasional konkret, perkembangan pemikiran siswa dengan rentang usia 7 sampai 11 tahun telah berkembang menjadi penalaran logis namun hanya terbatas pada hal-hal yang spesifik dan konkret.

Selain itu, peneliti menyusun produk sesuai dengan fungsi dari buku cerita bergambar yaitu membantu perkembangan emosi anak, membantu anak belajar tentang dunia, membantu anak dalam berhubungan dengan orang lain, membantu anak memperoleh kesenangan, membantu anak mengekspresikan keindahan, dan membantu anak menstimulasikan imajinasi (Mitchell (dalam Nurgiyantoro 2005: 153)). Produk buku cerita bergambar ini membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga siswa mau mendengarkan saat guru sedang menjelaskan pembelajarandi depan kelas.

Produk buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang ada pada produk buku

79 cerita bergambar ini adalah 1) buku cerita bergambar dapat digunakan sebagai media yang dapat meningkatkan atau menarik perhatian siswa sehingga siswa mau mendengarkan guru saat mengajar dan materi penjumlahan yang diajarkan dapat dipahami dengan mudah; 2) buku cerita bergambar dapat digunakan sebagai media baca siswa dalam kegiatan literasi (membaca, menulis, berbicara, berhitung, dan memecahkan masalah); 3) buku cerita bergambar dapat digunakan bersama kelompok ataupun masing-masing siswa;

4) buku cerita bergambar digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang kreatif dan menyenangkan; dan 5) buku cerita bergambar dapat digunakan sebagai sumber belajar lain untuk mata pelajaran matematika materi penjumlahan yang di dalamnya terdapat gambar yang menarik dengan bermacam-macam warna cerah dan juga soal latihan.

Selain memiliki kelebihan, produk buku cerita bergambar ini juga memiliki kekurangan atau keterbatasan yaitu 1) buku cerita bergambar hanya memuat satu materi pembelajaran yaitu matematika materi penjumlahan; 2) buku cerita bergambar hanya bisa digunakan untuk siswa yang sudah memahami huruf dan angka, sehingga siswa yang belum lancar membaca atau belum memahami huruf dan angka perlu mendapat bimbingan yang lebih dari guru atau pendamping; dan 3) penggambaran tokoh dan latar suasana pada buku cerita bergambar masih kurang sempurna serta pewarnaan yang kurang halus karena dibuat secara manual.

80 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Peneliti melakukan penelitian R&D (Research and Development) yang jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia adalah penelitian dan pengembangan. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar. Peneliti menggunakan 6 (enam) langkah dari 10 (sepuluh) langkah pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012:

298). Langkah yang digunakan peneliti adalah a) peneliti mencari potensi dan masalah yang diperoleh melalui observasi dan wawancara; b) peneliti melakukan pengumpulan data dari hasil wawancara dan observasi yang digunakan sebagai bahan perencanaan produk; c) peneliti melakukan desain produk yang berupa buku cerita bergambar; d) Setelah produk selesai dibuat, produk buku cerita bergambar divalidasi oleh ahli dengan tujuan melihat kekurangan dari buku cerita bergambar; e) peneliti melakukan revisi desain atau perbaikan sesuai dengan saran dan komentar ahli sehingga produk buku dapat diujicobakan; dan f) peneliti melakukan uji coba produk kepada 6 (enam) orang siswa kelas I di SD N Nyamplung Kidul, Sleman, Yogyakarta.

81 2. Kualitas buku cerita bergambar yang dikembangkan oleh peneliti diperoleh melalui hasil validasi oleh ahli yaitu 2 (dua) orang guru kelas I sekolah dasar. Hasil validasi buku cerita bergambar yang dilakukan oleh guru kelas I sekolah dasar pertama menghasilkan skor sebesar 4,3 dengan kategori “sangat baik” sedangkan hasil validasi buku cerita bergambar yang dilakukan oleh guru kelas I sekolah dasar kedua menghasilkan skor sebesar 4,5 dengan kategori “sangat baik”. Penilaian produk oleh guru kelas I sekolah dasar menghasilkan rata-rata sebesar 4,4 dengan kategori

“sangat baik”. Hasil uji coba oleh 6 (enam) siswa kelas I SD N Nyamplung Kidul menghasilkan skor sebesar 4,13 dengan kategori “baik”.

Berdasarkan hasil validasi oleh ahli dan uji coba produk menunjukkan bahwa buku cerita bergambar layak digunakan sebagai media pembelajaran matematika materi penjumlahan untuk siswa kelas I sekolah dasar. Buku cerita bergambar sudah sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa sehingga tujuan peneliti untuk membuat produk buku cerita bergambar matematika materi penjumlahan tercapai.

Dokumen terkait