Eksperimentasi metode penemuan dengan pendekatan quantum learning pada pembelajaran matematika ditinjau dari kreativitas
belajar matematika siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2005/2006
Oleh :
Solichah Isna Wardhani NIM K 1302018
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat untuk penelitian ini adalah SMA Batik 1 Surakarta, kelas X semester Genap tahun ajaran 2005/2006. dipilihnya SMA Batik 1 Surakarta sebagai tempat penelitian karena berdasarkan pengamatan peneliti, metode pembelajaran yang digunakan masih kurang bervariasi (hampir setiap pokok bahasan, khususnya matematika, menggunakan metode konvensional) serta belum terlihatnya kreativitas belajar siswa secara optimal.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006. Tahap penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Tahap ini telah dilaksanakan sejak akhir bulan Desember 2005 sampai dengan Februari 2006
2. Tahap Perijinan
Tahap ini telah dilaksanakan pada minggu III-IV bulan Februari 2006.
3. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2006 dengan rincian sebagai berikut:
a) Pelaksanaan Eksperimen metode pembelajaran telah dilaksanakan pada minggu I, II, dan III bulan Maret 2006.
b) Pengambilan data prestasi belajar Matematika dan data kreativitas belajar Matematika telah dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Maret 2006 untuk kelas kontrol dan pada hari Jum’at, 24 Maret 2006 untuk kelas eksperimen.
4. Tahap Uji Coba Instrumen
Uji coba tes prestasi belajar dan uji coba angket telah dilaksanakan pada hari Ahad, 20 Maret 2006 di SMA Al Islam 1 Surakarta.
1. Tahap Pengolahan Data
Tahap ini dilaksanakan pada bulan April 2006.
6. Tahap penyusunan skripsi
Tahap ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2006.
B. Jenis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan pendekatan eksperimental semu (quasi experimental), karena peneliti tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiyono (2003:82) bahwa, "Tujuan penelitian eksperimental semu adalah memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan".
2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2x3, dengan maksud untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat.
Rancangan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Rancangan Faktorial 2x3
Kreativitas Belajar Siswa Metode Mengajar
Tinggi Sedang Rendah
28
Metode Penemuan dengan Pendekatan QL
ab11 ab 12 ab 13 Metode Konvensional
ab 21 ab 22 ab 23
3. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum diadakan Penelitian eksperimental antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, terlebih dahulu prestasinya dilihat apakah seimbang atau tidak dengan cara melakukan uji keseimbangan, yaitu dengan uji Z berdasarkan nilai Ujian Semester I kelas X tahun ajaran 2005/2006.
Pelaksanaan eksperimen adalah sebagai berikut; kelas eksperimen diberikan perlakuan khusus yaitu pembelajaran matematika dengan metode penemuan dengan pendekatan Quantum Learning, sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran matematika dilaksanakan dengan metode konvensional.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Suharsimi Arikunto (2002:115) mengemukakan bahwa, "Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti". Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2005/2006, sebanyak 8 kelas dengan jumlah siswa 358 siswa.
2. Sampel
Budiyono (2003:34) mengemukakan bahwa karena berbagai alasan, seperti tidak mungkin, tidak perlu, atau tidak mungkin dan tidak perlu semua subjek atau hal lain yang ingin dijelaskan atau diramalkan atau dikendalikan perlu diteliti (diamati), maka kita hanya perlu mengamati sampel saja. Suharsimi Arikunto (2002:115) mengemukakan bahwa "Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti". Hasil penelitian terhadap sampel ini akan digunakan untuk melakukan generalisasi terhadap seluruh populasi yang ada.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel diambil dua kelas secara acak, dengan asumsi bahwa tidak adanya
kebijakan pihak sekolah dalam pengelompokan siswa dalam kelas unggulan serta adanya kebijakan pemerataan tingkat kemampuan siswa sehingga nilai rata-rata ujian semester ganjil, khususnya mata pelajaran Matematika, tidak jauh berbeda.
Sehingga populasi dianggap homogen.
Pengambilan sampel secara cluster random sampling dengan cara undian atau lotere untuk mengambil dua kelas. Kemudian dilakukan pengundian lagi untuk menentukan kelas manakah yang akan dijadikan subjek kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah dilakukan pangambilan secara random sampling, terpilih kelas X-3 untuk kelas kontrol dan kelas X-5 untuk kelas eksperimen.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu;
a. Variabel Bebas
1) Metode Pembelajaran
a) Definisi operasional : Metode pembelajaran adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran kepada siswa melalui metode penemuan dengan pendekatan Quantum Learning dan metode konvensional.
b) Skala pengukuran : skala nominal c) Simbol : A
d) Indikator : Pemberian perlakuan metode penemuan dengan pendekatan Quantum Learning untuk kelas eksperimen dan metode konvensional untuk kelas kontrol.
2) Kreativitas Belajar Siswa
a) Definisi operasional : Kreativitas belajar siswa adalah kreativitas belajar matematika siswa yang diperoleh dari angket kreativitas belajar matematika siswa.
b) Skala pengukuran : Skala ordinal yang terdiri dari tiga kategori, yaitu:
• Tinggi (b1), jika X X s
i > +
• Sedang (b2), jika X s X X s
i ≤ +
≤
−
• Rendah (b3), jika X X s
i < −
dengan:
s adalah standar deviasi
Xi adalah skor total siswa ke-i, dimana i= 1, 2, 3,..., n X adalah rerata dari seluruh skor total siswa
c) Simbol : B
d) Indikator : Skor angket kreativitas belajar siswa
b. Variabel Terikat
Prestasi Belajar Matematika
a) Definisi operasional : Prestasi belajar matematika adalah hasil tes prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan trigonometri setelah dikenai perlakuan.
b) Skala pengukuran : Skala interval c) Simbol : X
d)Indikator : Nilai tes prestasi belajar pada pokok bahasan trigonometri.
2. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 135), dokumnetasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Menurutnya, dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku- buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Menurut Budiyono (2003: 54), "Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam yang dokumen-dokumen yang telah ada. Dokumen-dokumen tersebut biasanya merupakan dokumen-dokumen resmi yang telah terjamin keakuratannya".
Fungsi dari metode dokumentasi pada penelitian ini adalah untuk memperoleh data nilai Ujian Matematika Semester I kelas X tahun ajaran 2005/2006 yang digunakan untuk menguji keseimbangan.
b. Metode Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 127), “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” sedangkan menurut Budiyono (2003: 54), “Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan- pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek penelitian”.
Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar siswa pada pokok bahasan trigonometri. Instrumen penelitian ini menggunakan tes prestasi belajar yang berbentuk tes objektif.
c. Metode Angket
Angket merupakan terjemahan dari istilah Inggris "questionnaire". Jadi angket sama artinya dengan kuesioner. Suharsimi Arikunto (2002: 128) mendefinisikan bahwa, “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Menurut Budiyono (2003: 47), “Metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian, responden, atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis”.
Dalam penelitian ini, metode angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kreativitas belajar siswa. Jawaban-jawaban pada angket menunjukkan tingkat kreativitas belajar siswa. Prosedur pemberian skor berdasarkan tingkat kreativitas belajar matematika siswa, yatu:
1) Untuk instrumen positif
i. Jawaban (1) dengan skor 4 menunjukkan aktivitas belajar matematika paling tinggi
ii. Jawaban (2) dengan skor 3 menunjukkan aktivitas belajar matematika tinggi iii. Jawaban (3) dengan skor 2 menunjukkan aktivitas belajar matematika rendah iv. Jawaban (4) dengan skor 1 menunjukkan aktivitas belajar matematika paling
rendah
2) Untuk instrumen negatif
i. Jawaban (1) dengan skor 1 menunjukkan aktivitas belajar matematika paling rendah
ii. Jawaban (2) dengan skor 2 menunjukkan aktivitas belajar matematika rendah iii. Jawaban (3) dengan skor 3 menunjukkan aktivitas belajar matematika tinggi iv. Jawaban (4) dengan skor 4 menunjukkan aktivitas belajar matematika paling
tinggi
E. Penyusunan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar dan angket kreativitas belajar matematika siswa. Adapun langkah-langkah penyusunan instrumen, baik tes prestasi dan angket adalah sebagai berikut:
1) Membuat kisi-kisi soal 2) Menyusun soal
3) Mengadakan Uji Coba. Tujuan dari uji coba adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang telah disusun benar-benar valid dan reliabel atau tidak. Uji instrumen berupa uji validitas dan reliabilitas.
1. Tes Prestasi Belajar a. Uji Validitas Isi
Menurut Budiyono (2003:58), suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Pada kasus ini, validitas tidak dapat ditentukan dengan mengkorelasikannya dengan suatu kriteria, sebab tes itu sendiri adalah kriteria dari suatu kinerja.
Budiyono menyarankan suatu langkah-langkah yang dapat dilakukan pembuat soal untuk mempertinggi validitas isi, yaitu:
1) Mengidentifikasikan bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan instruksionalnya.
2) Membuat kisi-kisi dari soal tes yang akan ditulis 3) Menyusun soal tes beserta kuncinya
4) Menelaah soal tes sebelum dicetak.
Untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi
atau tidak, biasanya dilakukan melalui experts judgement (penilaian yang dilakukan oleh para pakar).
b. Reliabilitas
Budiyono mengatakan bahwa, “Kata reliabel sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil, konsisten, dan lain sebagainya” (2003: 65). Menurutnya, suatu instrumen dikatakan reliabel jika hasil pengukuran dari instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi dalam kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan.
Untuk mengetahui reliabilitas angket instrumen digunakan rumus Kuder Richardson (KR 20) sebagai berikut:
−
= −
∑
2 2
11 1 t
i i t
s q p s
n r n
dengan
r 11 = indeks reliabilitas instrumen n = banyaknya butir instrumen
p i = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar butir ke-i q i = 1−pi
2
st = variansi total
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika indeks reliabilitasnya >0.7 c. Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda
Suke Silverius (1991:166-169) mengemukakan bahwa, Tingkat kesukaran dinyatakan dengan indeks kesukaran (difficulty indeks), yaitu angka yang menunjukkan proporsi siswa yang menjawab benar soal tersebut. Semakin tinggi indeks kesukaran, semakin mudah soal tersebut. Sebaliknya semakin rendah indeks kesukaran, semakin sukar pula soal tersebut. Ia juga menambahkan bahwa soal yang baik seyogyanya dapat membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
Indeks kesukaran dihitung dengan rumus:
b a
b a
J J
B D B
+
= +
sedangkan Daya Pembeda soal dicari dengan rumus:
b b a a
J B J DP= B −
di mana:
D = indeks kesukaran soal
Ba = jumlah yang menjawab betul soal tersebut dari kelompok atas (kelompok dengan skor tinggi)
Bb = jumlah yang menjawab salah soal tersebut dari kelompok bawah (kelompok dengan skor rendah)
J a = jumlah lembar jawaban kelompok atas J b = jumlah lembar jawaban kelompok bawah
Kelompok atas diambil 27% dari jumlah siswa mulai dari yang mempunyai skor tertinggi kelompok bawah diambil 27% dari jumlah siswa mulai dari yang mempunyai skor terendah.
Ketentuan mengenai tingkat kesukaran soal ditetapkan sebagai berikut:
3 .
<0
D , berarti soal dinilai sukar 7
. 0 3
.
0 ≤ D≤ , berarti soal dinilai sedang D > 0.7, berarti soal dinilai mudah.
Adapun yang dipakai untuk tes prestasi belajar adalah yang mempunyai tingkat kesukaran sedang.
Sedangkan untuk daya pembeda soal ditetapkan sebagai berikut:
2 .
<0
DP , dikatakan memiliki daya pembeda rendah 4
. 0 2
.
0 ≤DP≤ , dikatakan memiliki daya pembeda sedang 4
.
>0
DP , dikatakan memiliki daya pembeda tinggi
Adapun yang dipakai untuk tes prestasi belajar adalah yang mempunyai daya pembeda sedang dan tinggi.
d. Konsistensi Internal
Budiyono (2003:65) mengemukakan bahwa sebuah instrumen tentu terdiri
dari sejumlah butir-butir instrumen. Kesemua butir itu harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Ini berarti harus ada korelasi positif antara skor masing-masing butir tersebut. Korelasi internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor-skor butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Rumus yang dipakai adalah korelasi momen produk dari Karl Pearson, sebagai berikut:
( )
( ∑ −∑ ∑
−∑ ∑ ) ( ∑
−( ) ∑ )
= 2 2 2 2
Y Y
n X X
n
Y X XY
rxy n
dengan
rxy = indeks daya beda untuk butir ke-i
n = banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen) X = skor untuk butir ke-i
Y = skor total
Suatu butir soal dikatakan memiliki daya beda baik bila rxy ≥0.3 2. Angket Kreativitas Belajar a. Uji Validitas Isi
Langkah-langkah yang dapat dilakukan pembuat soal untuk mempertinggi validitas isi, yaitu:
1) Mengidentifikasikan bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan instruksionalnya.
2) Membuat kisi-kisi dari soal tes yang akan ditulis 3) Menyusun soal tes beserta kuncinya
4) Menelaah soal tes sebelum dicetak.
Untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi atau tidak, biasanya dilakukan melalui experts judgement (penilaian yang dilakukan oleh para pakar).
b.Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas angket digunakan rumus Alpha:
−
= −
∑
2 2
11 1
1 t
i
s s n
r n
dengan
rxy = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i n = banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen) X = skor untuk butir ke-i
Y = skor total
Suatu instrument dikatakan memiliki konsistensi internal bila rxy ≥0.3 c. Konsistensi Internal
Korelasi internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor-skor butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Rumus yang dipakai adalah korelasi momen produk dari Karl Pearson, sebagai berikut:
( )
( ∑ −∑ ∑
−∑ ∑ ) ( ∑
−( ) ∑ )
= 2 2 2 2
Y Y
n X X
n
Y X XY
rxy n
dengan
rxy = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i n = banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen) X = skor untuk butir ke-i
Y = skor total
Suatu instrument dikatakan memiliki konsistensi internal bila rxy ≥0.3
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis variansi dua jalan 2x3. Kedua faktor yang digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan efek baris, efek kolom dan kombinasi efek baris dan efek kolom terhadap prestasi belajar adalah faktor A (metode pembelajaran ) dan faktor B (kreativitas belajar).
Teknik analisis data ini digunakan untuk menguji ketiga hipotesis yang telah diajukan di muka.
Selain anava, digunakan pula tiga analisis data yang lain, yaitu uji-Z untuk menguji keseimbangan prestasi belajar matematika antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, metode Lilliefors dan metode Bartlett yang digunakan untuk menguji persyaratan analisis, yaitu normalitas dan homogenitas.
1. Uji Keseimbangan
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelas berada pada keadaan seimbang. Dengan kata lain secara statistik, apakah terdapat beda rerata (mean) yang berarti (signifikan). Prosedurnya adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis:
2 1
0 :µ =µ
H ; H1:µ1 ≠µ2
2) Tingkat signifikansi α = 0.05 3)Statistik uji:
2 2 2
1 2 1
2 1
n n
X Z X
σ σ +
= −
dengan
Z = Z hitung; Z~ N(0,1)
X = rerata nilai ujian semester ganjil tahun ajaran 2005/2006 kelas eksperimen 1
X = rerata nilai ujian semester ganjil tahun ajaran 2005/2006 kelas kontrol 2 2
σ1 = variansi nilai ujian semester ganjil tahun ajaran 2005/2006 kelas eksperimen
2
σ2 = variansi nilai ujian semester ganjil tahun ajaran 2005/2006 kelas kontrol nl = banyak siswa kelas eksperimen
n2 = banyak siswa kelas kontrol 4) Daerah kritik (DK):
{
ZZ Zα/2 atau Z Zα/2}
DK = <− >
5) Keputusan uji:
Hoditolak jika harga statistik uji Z jatuh di daerah kritik
(Slameto, 2001:123)
2. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian diambil dari populasi yang normal ataukah tidak. Uji normalitas dilakukan dengan metode Liliefors yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis
H : sampel berasal dari populasi normal 0
H : sampel tidak berasal dari populasi normal 1
2) Statistik Uji dengan
) 1 , 0 (
~
; ) ( )
(z P z z z N
F i = ≤ i
z i = skor terstandar untuk X ; dengan i
s X zi = Xi −
s = deviasi standar )
(zi
S = proporsi cacah z≤zi terhadap seluruh z i 3) Tingkat Signifikansi : α = 0.05
4) Daerah Kritik
{
LL L n}
DK = > α; dengan Lα;n adalah nilai Liliefors pada tabel dengan tingkat signifikansi a dan ukuran sampel n
5) Keputusan Uji
Ho ditolak jika L∈DK b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas di dalam penelitian ini adalah metode Bartlet, dengan prosedur sebagai berikut:
l ) Hipotesis
2 2
2 2 1
0: k
H σ =σ =L=σ
H : tidak semua variansi sama 1
2) Statistik Uji
) ( ) (zi S zi F
Maks
L= −
(
−∑ )
= 2
2 2.203 log log
j
j s
f RKG c f
χ dengan χ2 ~χ2(k−1)
dengan:
k = banyaknya populasi = banyaknya sampel f = derajat kebebasan untuk RKG = N-k fj = nj −1=derajat kebabasan untuk sj2 j = 1,2,...,k
N = banyaknya seluruh nilai (ukuran) nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke j
c =
− −
+ k
∑
f fi
1 1 ) 1 ( 3 1 1
RKG=
( ) ( )
j jj j j
j j
j n s
n X X
f SS
ss ; 1
2
2 − = −
=
∑ ∑
∑ ∑
3) Taraf Signifikansi : α =0.05
4) Daerah Kritik: DK =
{
χ2 χ2 > χ2α;k−1}
5) Keputusan Uji: Ho ditolak jika χ2∈DK
3. Uji Hipotesis a. Model Data
Dalam penelitian ini digunakan Analisis Variansi Dua Jalan 2x3 dengan sel tak sama, dengan model sebagai berikut:
( )
ij ijk ji
Xijk =µ+α +β + αβ +ε dengan
Xijk = data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j
µ = rerata dari seluruh data amatan (rerata besar/grand mean) αi = µi.−µ = efek baris ke-i pada variabel terikat
βj = µ.j −µ = efek kolom ke-j pada variabel terikat
( )
αβ ij= µij −(
µ +αi +βj)
= kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikatεijk = deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (µij)yang
berdistribusi normal dengan rataan 0. Deviasi amatan terhadap rataan populasi juga disebut galat (error)
i = 1, 2, 3, …, p; p = banyaknya baris.
j = 1, 2, 3, …, q; q = banyaknya kolom.
k =1, 2, 3, …, ns; ns = banyaknya data amatan pada setiap sel, dengan s = 1, 2, …, 6
Tabel 3.1: Tata Letak Data Sampel pada Anava Dua Jalan Sel Tak Sama Faktor B
Faktor A b 1 b 2 b 3
a1
X111
X112
M
11n11
X
X121
X122
M
22n21
X
X131
X132
M
13n13
X
a 2
X211
X212
M
21n21
X
X221
X222
M
22n22
X
X231
X232
M
23n33
X nij : ukuran sampel pada sej ij
a : metode penemuan dengan pendekatan Quantum Learning 1
a : metode koncensional 2
b : kreativitas belajar matematika tinggi 1
b : kreativitas belajar matematika sedang 2
b : kreativitas belajar matematika rendah 3
Tabel 3.2 Jumlah AB Faktor B Faktor A
b1 b2 b3 Total
a1 AB11 AB12 AB13 A1
a2 AB21 AB22 AB23 A2
Total B1 B2 B3 G
b. Hipotesis
a) H0A :αi =0, untuk semua harga i (metode pembelajaran tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar)
0
1A : i ≠
H α , untuk paling sedikit ada satu harga i (metode pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar)
b) H0A :βj =0, untuk semua harga j (kreativitas belajar matematika tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar)
, 0
1A : j ≠
H β untuk paling sedikit harga j (kreativitas belajar matematika berpengaruh terhadap prestasi belajar)
c) H0AB :
( )
αβ ij =0, untuk semua pasang (i,j) (tidak ada pengaruh bersama antara metode pembelajaran dan kreativitas belajar matematika terhadap prestasi belajar)( )
01AB : ij ≠
H αβ , untuk paling sedikit ada satu pasang harga (i,j) (ada pengaruh bersama antara metode pembelajaran dan kreativitas belajar matematika terhadap prestasi belajar)
c. Komputasi
a) Definisi-defmisi notasi
nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j) = banyaknya data amatan pada sel ij = frekuensi sel ij
=
∑
j
i ij
h
n n pq
,
1 = rataan harmonik frekuensi seluruh sel
∑
=
j i
nij
N
,
= banyaknya seluruh data amatan
2
2
−
=
∑
ijk ijk k
ijk
ij n
X X
SS = jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij
ABij= rataan pada sel ij
A = jumlah rataan pada baris ke-i i
Bj = jumlah rataan pada kolom ke-j G =
∑
j i
ABij ,
= jumlah rataan semua sel
b) Menghitung komponen Jumlah Kuadrat
Ada lima komponen yang dikembangkan untuk memudahkan perhitungan, yaitu dengan mendefinisikan (1),(2),(3),(4), dan (5) yang dirumuskan sebagai berikut:
( )
pq G21 =
( )
=∑
j i
SSij ,
2
( )
=∑
i i
q A2
3
( )
=∑
j j
p B 2
4
( )
=∑
j i
ABij ,
5 Komponen Jumlah Kuadrat adalah sebagai berikut:
JKA = nh
{ ( ) ( )
3 − 1}
JKB = nh
{ ( ) ( )
4 − 1}
JKAB = nh
{
(1)+(5)-(3)-(4)}
JKG = (2)
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG c) Derajat Kebebasan
Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat adalah:
−1
= p
dkA dkB=q−1
(
−1)(
−1)
= p q
dkAB dkG=N −pq dkT = N−1
d) Rataan Kuadrat
Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing faktor, diperoleh rataan kuadrat sebagai berikut:
dkA RKA= JKA
dkB RKB= JKB
dkG RKG = JKG
d. Statistik Uji Untuk H0A adalah
RKG Fa = RKA
Untuk H0Badalah Fb = RKG RKB
Untuk H0AB adalah Fab = RKG RKAB
e. Taraf Signifikansi: α =0.05 f. Daerah Kritik
Untuk masing-masing nilai F di atas, daerah kritiknya adalah:
Daerah kritik untuk F adalah a DK =
{
FaFa >Fα;p−1,N−pq}
Daerah kritik untuk Fb adalah DK =
{
Fb Fb >Fα;q−1,N−pq}
Daerah kritik untuk Fab adalah DK =
{
FabFab >Fα;(p−1)(q−1),N−pq}
g. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
Tabel 3.3 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
Sumber JK dk RK Fobs F α
Baris (A) JKA P-1 RKA
F a Fα;p−1,N−pq Kolom (B) JKB q-1 RKB F b Fα;q−1,N−pq Interaksi(AB) JKAB (p-1)(q-1) RKAB
F ab Fα;(p−1)(q−1),N−pq
Galat JKG N pq RKG -
Total JKT N-1 - - -
Keterangan: Fobsadalah harga statistik uji
F adalah nilai F yang diperoleh dari tabel α
h. Keputusan Uji
Ho ditolak jika harga statistik uji berada pada daerah kritik.
(Budiyono, 2003:120) 4. Uji Komparasi Ganda
Untuk uji lanjut pasca anava digunakan metode Scheffe dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan
2) Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut 3) Mencari harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut:
a) Uji Komparasi Rataan Antar Kolom
−
= −
−
j i
j i j
i
n RKG n
X F X
. .
. . .
. 1 1
dengan
j
F.i−. = nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j X.i = rataan pada kolom ke-i
X.j = rataan pada kolom ke-j
RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi n.i = ukuran sampel kolom ke-i
n.j = ukuran sampel kolom ke -j
b) Uji Komparasi Rataan Antar Sel Pada Kolom Yang Sama
−
= −
−
kj ij
kj ij kj
ij
n RKG n
X F X
1 1
dengan
kj
Fij− = nilai Fob,pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan pada sel kj Xij= rataan pada sel ij
Xkj = rataan pada sel kj
RKG = rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi nij= ukuran sel ij
nkj= ukuran sel kj
c) Uji Komparasi Rataan Antar Sel Pada Baris Yang Sama
−
= −
−
ikj ij
ik ij kj
ij
n RKG n
X F X
1 1
dengan
kj
Fij− = nilai Fob,pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan pada sel kj Xij= rataan pada sel ij
X = rataan pada sel ik ik
RKG = rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi nij= ukuran sel ij
nikj= ukuran sel ik
4) Taraf Signifikansi: α =0.05
5) Daerah Kritik
( )
{
i j i j q N pq}
j
i F F q F
DK.−. = .−. .−. > −1 α; −1, −
( )
{
ij kj ij kj pq N pq}
kj
ij F F pq F
DK − = − − > −1 α; −1, −
( )
{
ij ik ij ik pq N pq}
ik
ij F F pq F
DK − = − − > −1 α; −1, −
6) Menentukan keputusan uji untuk setiap pasang komparasi rataan 7) Menyusun rangkuman komparasi
(Budiyono, 2003:113-114)