SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
NURUL HAAQ NIM. 90200117046
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2021
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini ;
Nama : Nurul Haaq
Nim : 90200117046
Tempat/Tgl.Lahir : Teamate, 13 Mei 2000
Jurusan/Konsentrasi : Manajemen/Manajemen Keuangan
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Alamat : Teamate, desa Pallantikang, Kec. Pattallassang, Kab.
Gowa
Judul : “Analisis Prediksi Financial Distress Dengan Rasio Keuangan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di JII Ditengah Pandemi Covid-19”
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini adalah benar hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Samata-Gowa, 11 November 2021 Penyusun,
Nurul Haaq NIM. 90200117046
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadiran Allah SWT, zat yang menurut Al-Qur’an kepada yang tidak diragukan sedikitpun ajaran yang dikandungnya, yang senantiasa mencurahkan dan melimpahkan kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya dengan hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam kepada Rasulullah SAW yang merupakan rahmatan Lil Alamin yang mengeluarkan manusia dari alam yang penuh dengan kegelapan kepada alam yang penuh dengan terang benderang.
Skripsi dengan judul “Analisis Prediksi Financial Distress Dengan Rasio Keuangan Pada Perusahaan yang Terdaftar Di JII Ditengah Pandemi Covid- 19” yang penulis hadirkan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi S1 dan memperoleh gelar Sarjana Manajemen (SM) pada Fakultan Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Penulisan skripsi ini diawali dengan rasa kurang percaya diri dari penulis, tetapi dengan adanya bantuan dari pihak-pihak yang percaya akan kemampuan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan pada waktu yang telah direncanakan. Menyadari akan bantuan berupa semangat dan kepercayaan yang telah diberikan inilah yang kemudian penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang yang telah sangat banyak membantu penyelesaian skripsi ini.
ii
Secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih ini kepada Orang tua tercinta dari penulis yaitu, Ayahanda Dakhri dan Ibunda Rabiah yang telah dengan sabar mencurahkan kasih sayang serta perhatian dan memberikan kehidupan yang bahagia dan tak lupa curahan doa yang selalu dilimpahkan kepada penulis hingga saat ini. Kepada saudara penulis, adik-adik penulis yaitu Azizah, Ramadhan, Takbir dan Fatih yang telah menjadi adik yang tidak pernah lelah memberi dukungan kepada penulis. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyamapaikan ucapan terima kasi kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Hamdan Juhannis, M.Ag.,P.hd selaku Rektor beserta dengan Wakil Rektor I, II, III, dan IV UIN Alauddin Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag selaku Dekan beserta dengan Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.
3. Ibu Dr. Hj. Rika Dwi Ayu Parmitasari, SE., M.Comm selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar sekaligus Penguji I yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Muh.Akil Rahman, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.
5. Bapak Dr. Amiruddin K., M.Si selaku pembimbing I yang dengan penuh kasih dan kesabaran membimbing penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
iii
6. Ibu Rusnawati, SE,. M.Si selaku pembimbing II yang selalu memberikan nasihat, motivasi, dukungan, serta bersedia meluangkan waktunya untuk sekedar mendengarkan keluh kesah penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Akramunnas, SE., MM. selaku penguji II yang telah memberikan arahan, saran dan masukan kepada penulis dalam membantu proses penyusunan skripsi ini.
8. Ibu Andi Mulia, SE., M. S.i selaku penasehat akademik dari penulis yang dengan penuh kasih dan kesabaran membimbing penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini
9. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, terkhusus Bapak dan Ibu dosen jurusan Manajemen yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat sebagai bekal untuk kehidupan penulis.
10. Ibu Nurmiah Muin, Sip., MM selaku Kasubag Akademik yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan masalah di bidang akademik beserta Staf Jurusan dan Pegawai Akademik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
11. Kepada kedua orang tua, Ayahanda Dakhri dan Ibunda Rabiah yang tercinta. Ucapan terimakasih yang tak terhingga untuk kedua malaikatku yang selalu menyayangi dengan sepenuh hati yang tidak pernah mengenal kata lelah dan selalu memberikan yang terbaik. Serta setiap do’a yang selalu dipanjatkan. Dan untuk neneku tercinta Sahari dan keempat adikku St
iv
Nurazizah, Fakhri Ramadhan, Muh. Takbir dan Al Fatih yang selalu memberikan dukungan selama ini. Dan terimah kasih kepada keluarga besar dari pihak Ayahanda dan Ibunda.
12. Sahabat-Sahabat penulis dalam since 2012, Jusmawati, Putri Masita, Irmayanti dan Ayu Andira yang menemani penulis sejak SMP hingga saat ini yang tidak ada hentinya memberikan dukungan untuk tetap terus semangat menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat yang saya temukan di masa kuliah yang tergabung dalam LA GALIGO SQUAD, yaitu Kartini, Nurfadilah, Sri Juliani, Siti Nurfaizah Alfiyani dan Andi Fatimah Ali yang menemani penulis mengukir masa- masa tak terlupakan menjadi mahasiswa yang diiringi oleh canda, tawa, dan tangis bersama.
14. Sahabat penulis semasa magang di KP3 Maros yaitu Nurfadilah, Mayang Sari, Nurjannah dan Diyah Fajriasmi Saputri yang menjadi teman baik dan memberikan support kepada penulis selama magang dan menulis.
15. Keluarga Manajemen A dan B yang semakin mewarnai kehidupan perkuliahan penulis dengan rasa solidaritas dan kebersamaan.
16. Sahabat-sahabat penulis dalam Manajemen keuangan yang telah memberikan kenangan indah dalam satu semester serta mengajarkan penulis untuk tetap tertawa bahagia di antara penatnya kehidupan mahasiswa semester 7.
v
17. Mahasiswa KKN angkatan 64 UIN Alauddin Makassar, terutama sahabat seposko penulis di Desa Pallantikang yang dengan ikhlas saling berbagi canda tawa dan kebahagiaan semasa KKN.
18. Keluarga Manajemen angkatan 2017 yang tidak bisa penulis sebutkan satu- persatu atas kenangan selama kurang lebih 3 tahun ini.
19. Seluruh mahasiswa UIN Alauddn Makassar baik dari Jurusan Manajemen maupun dari Jurusan yang lain yang tentunya tidak bisa disebutkan satu persatu atas solidaritas dan dukungan satu sama lain selama menjadi mahasiswa di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.
20. Seluruh anggota keluarga, sahabat, dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah menemani dan memberikan motivasi kepada penulis dan mengajarkan artinya sebuah kehidupan.
Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan rekan-rekan mahasiswa serta pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga ilmu yang telah didapatkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Wassalamu’ alaikum Wr. Wb.
Samata-Gowa, 11 November 2021 Penyusun
Nurul Haaq NIM. 90200117046
vi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………...i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………..…ii
PENGESAHAAN SKRIPSI………iii
KATA PENGANTAR………..iv
DAFTAR ISI……….…vi
DAFTAR TABEL………..…….viii
DAFTAR GAMBAR……….ix
ABSTRAK……….….x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...………...……...…...1
B. Rumusan Masalah…...6
C. Hipotesis...6
D. Definisi Operasional dan RuangLingkup Penelitian……….….…..…9
E. Kajian Terdahulu………..……….…………...….13
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….………...18
G. Sistematika Penulisan………....19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Financial Distress.………...……...……21
B. Rasio keuangan..………...25
C. Tinjauan Islam Financial Distress dan Rasio Keuangan..……….29
D. Kerangka Konseptual………36
vii BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian………...38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian………..………..39
C. Populasi dan Sampel……….…….…...39
D. Jenis dan Sumber Data………...………...47
E. Metode Pengumpulan Data………..….47
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data……….….47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan……….……..53
B. Karakteristik Sampel……….53
C. Hasil Analisis Regresi Logistik……...……….…………...…..56
D. Pembahasan………...……….………...68
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……….……….……….….74
B. Saran……….………..….………..74
DAFTAR PUSTAKA………...76
LAMPIRAN……….79
RIWAYAT HIDUP……….…89
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ……….………...…13
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks JII70……….40
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria Sampel………44
Tabel 4.1 Daftar Perusahaan yang Masuk Kategori 1………...54
Tabel 4.2 Daftar Perusahaan yang Masuk Kategori 0………...56
Tabel 4.3 Tabel Case Processing Summary………..……….56
Tabel 4.4 Tabel Dependent Variable Encoding……….57
Tabel 4.5 Omnibus Tests of Model Coefficients……….…………..58
Tabel 4.6 Uji Pseudo R-Square………..…59
Tabel 4.7 Hosmer dan Lemeshow………..60
Tabel 4.8 Classification Tablea………..61
Tabel 4.9 Descriptive Statistics……….62
Tabel 4.10 Variables in the Equation……….65
Tabel 4.11 Variables in the Equation……….66
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konspetual………....37
x ABSTRAK
Nama : Nurul Haaq NIM : 90200117046
Judul : A n a l i s i s P r e d i k s i F i n a n c i a l D i s t r e s s D e n g a n R a s i o Keuangan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di JII Ditengah Pandemi Covid-19
Financial distress adalah sebuah situasi yang menggambarkan adanya proses penurunan dalam hal finansial perusahaan yang muncul sebelum adanya kebangkrutan maupun likuidasi (Plat dan Plat, 2002). Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvensi. Faktor- faktor yang dapat menyebabkan perusahaan mengalami financial distress salah satunya adalah karena adanya krisis ekonomi.
Penelitin ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik pengambilan data sekunder atau penarikan sampel dengan menggunakan sampling nonprobability dengan metode purposive sampling. Sampel penelitian adalah perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2020 bertepatan dengan memuncaknya dampak yang ditimbulkan oleh pandemic Covid-19. Untuk menganalisis laporan keuangan digunakan rasio keuangan dan metode Altman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan rasio keuangan dengan financial distress. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi logistik yang didalamnya terdapat uji koefisien simultan, uji fit model, klasifikasi tabel, uji wald dan uji hipotesis.
Hasil dari penelitian ini adalah likuiditas, return on assets (ROA) dan arus kas tidak berpengaruh terhadap financial distress, dan leverage yang diukur dengan DAR berpengaruh terhadap financial distress.
Kata Kunci : Financial Distress, Likuiditas, Leverage, Return On Assets, dan Arus Kas
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan yang sedang dalam situasi kesulitan keuangan pada dasarnya akan mengalami penurunan laba, penurunan pertumbuhan dan asset tetap, serta meningkatnya persediaan relatif terhadap perusahaan yang sehat (Kahya dan Theodossiou, 1999). Terjadinya financial distress dapat pula ditandai dengan munculnya penundaaan pengadaan produk, turunnya kualitas produk dan adanya tagihan dari bank yang tertunda pembayarannya. Financial distress adalah sebuah situasi yang menggambarkan adanya proses penurunan dalam hal finansial perusahaan yang muncul sebelum adanya kebangkrutan maupun likuidasi (Plat dan Plat, 2002).
Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvensi. Financial distress juga bisa didefinisikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban finansialnya yang telah jatuh tempo. Kesulitan keuangan diawali saat perusahaan tidak dapat mengikuti jadwal pembayaran atau pada saat proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak bisat memenuhi kewajibannya (Brigham dan Daves, 2003). Financial distress atau kesulitan keuangan dapat dikatakan merupakan keterbatasan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan (Darsono dan Ashari, 2005).
Financial distress adalah keadaaan kesulitan keuangan atau likuiditas yang mungkin merupakan awal dari terjadinya kebangkrutan (Gamayuni, 2011).
Sehingga perusahaan harus mampu memprediksi financial distress lebih awal untuk mencegah terjadinya kebangkrutan. Perusahaan besar tentu telah memiliki banyak pekerja dan apabila terjadi kebangkrutan tidak hanya merugikan pemilik tetapi juga memberi dapak buruk bagi karyawan. Jika perusahaan bangkrut dan berhenti melakukan proses produksi maka akan banyak pengangguran dan ekonomi makro ikut terpengaruh dengan adanya penganghuran atau masyarakat yang tidak memiliki penghasilan. Dengan melihat dari sisi buruk yang timbul akibat adanya financial distress maka penting bagi perusahaan untuk memprediksinya lebih awal untuk kemudian mencari solusi agar perusahaan keluar dari zona tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Altman (1968) merupakan penelitian awal yang mengkaji pemanfaatan analisis rasio keuangan sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Altman menyatakan bahwa jika perusahaan memiliki indeks kebangkrutan 2,99 atau lebih maka perusahaan tidak termasuk perusahaan yang dikategorikan akan mengalami kebangkrutan.
Sedangkan perusahaan yang memiliki indeks kebangkrutan 1,81 atau kurang maka perusahaan termasuk kategori bangkrut. Dia menemukan ada lima rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan satu tahun sebelum perusahaan tersebut bangkrut. Kelima rasio tersebut terdiri dari : cash flow to total debt, net income to total assets, total debt to total assets, working capital to total assets, dan current ratio. Z-Score, rumus ini adalah
model rasio yang menggunakan multiple discriminate analysis (MDA) yang memerlukan lebih dari satu rasio keuangan yang berkaitan dengan kebangkrutan perusahaan untuk membentuk suatu model yang komprehensif (Rudianto,2013:254).
Altman juga menemukan bahwa rasio – rasio tertentu, terutama likuidasi dan leverage, memberikan sumbangan terbesar dalam rangka mendeteksi dan memprediksi kebangkrutan perusahaan. Model Altman ini dikenal dengan Z-score yaitu score yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah – nisbah keuangan yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Rasio-rasio ini kemudian banyak digunakan dalam penelitian lain dengan menambah beberapa variabel rasio yang baru sehingga dapat memperluas pengetahua tentang financial distress. Edward I Altman di New York University adalah salah satu peneliti awal yang mengkaji pemanfaatan analisis rasio keuangan sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dan menghasilkan rumus yang disebut Z- Score (Rudianto,2013:254).
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perusahaan mengalami financial distress adalah yang pertama adanya penurunanan pendapatan perusahaan yang dipicu oleh adanya penurunan permintaan barang dan proses produksi yang terkendala oleh harga bahan baku yang meningkat, kedua karena meningkatnya utang atau kewajiban perusahaan akibat kebutuhan dana operasional yang meningkat, ketiga menurunnya daya saing yang menyebabkan permintaan akan barang dan jasa menurun karena adanyha pesaing baru dan perusahaan belum memiliki strategi untuk menghadapi persaingan tersebut, dan yang terakhir dapat
pula disebabkan oleh faktor eksternal seperti krisis ekonomi yang tentunya akan mempengaruhi semua jenis perusahaan baik kecil maupun besar.
Tahun ini dunia dikejutkan dengan munculnya sebuah virus mematikan yang membawa dampak besar bagi semua sektor salah satunya sektor ekonomi.
Masyarakat di seluruh dunia tak terkecuali Negara Indonesia sedang berusaha melawan virus Corona atau Covid-19. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Survey and Research Center for China Household Finance menemukan bahwa seseorang akan kehilangan kepercayaan terhadap ekonomi ketika orang yang ia kenal telah terinveksi Covid-19.
Ketika perilaku konsumen berubah maka akan mempengaruhi aktivitas produksi yang dapat berujung pada berhentinya aktivitas produksi. Hal diatas dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menimbulkan financial distress pada perusahaan karena akan mempengaruhi tingkat pendapatan dan aktivitas produksi.
Agar perusahaan dapat mengetahui apakah mereka terancam bangkrut atau tidak penelitian ini mungkin dapat membantu. Dengan menggunakan variabel dari laporan keuangan perusahaan sudah dapat mengetahuinya. Perilaku keuangannya berubah dikarenakan adanya keinginan untuk menghindari risiko terpapar Covid- 19. Berikutnya, hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa Covid-19 dapat mengubah portofolio investasi dengan menyebabkan penurunan sebesar 9,15%
(Pengpeng Yue, Aslihan Gizem Korkmaz & Haigang Zhou, 2020).
Terdapat beberapa rasio keuangan yang kita kenal dalam analisis laporan keuangan dan belum banyak rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan financial distress. Dalam beberapa jurnal, artikel dan skripsi tentang financial distress yang meneliti dengan hubungan rasio keuangan dan metode z-Score. Penelitian tersebut menggunakan variabel rasio keuangan tertentu tidak menggunakan semua rasio. Dalam penelitian ini juga hanya digunakan beberapa rasio keuangan yang masih jarang digunakan. Penelitian tersebut dilakukan hanya pada perusahaan yang terdaftar pada BEI secara umum.
Belum ada yang menjadikan perusahan dengan saham syariah sebagai objek penelitian mereka. Rasio keuangan bermanfaat dalam memprediksi kebangkrutan usaha dalam periode satu sampai lima tahun sebelum bisnis itu benar-benar bangkrut (Nasser dan Aryati, 2000).
Untuk menambah literatur tentang financial distress maka peneliti menjadikan perusahaan saham syariah sebagai objek yang berasal dari Jakarta Islamic Index 70 (JII70). JII merupakan indeks saham yang dibentuk oleh BEI pada tanggal 17 Mei 2018. Konstituen JII hanya terdiri atas saham yang paling likuid dan memenuhi kriteria syariah. JII kemudian terbagi lagi, ada yang disebut JII 70 yang merupakan indeks yang didalamnya terdapat 70 perusahaan syariah.
Dengan mengambil saempel dari indeks saham syariah diharapkan dapat memberikan informasi bahwa perusahaan yang bergerak berdasarkan yariat Islam dapat pula dianalisis menggunakan rasio keuangan yang umumnya ditemukan atau dikembangkan oleh peneliti non muslim.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul A n a l i s i s P r e d i k s i F i n a n c i a l D i s t r e s s D e n g a n R a s i o Keuangan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di JII D i t e n g a h P a n d e m i C o v i d - 1 9 .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan oleh peneliti maka rumusan masalah yang muncul adalah sebagai berikut.
1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap financial distress?
2. Apakah leverage berpengaruh terhadap financial distress?
3. Apakah return on assets berpengaruh terhadap financial distress?
4. Apakah arus kas berpengaruh terhadap financial distress?
C. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah kesimpulan sementara terhadap pertanyaan- pertanyaan rumusan masalah penelitian. Hipotesis dapat dijelaskan dari berbagai sudut pandang, misalnya secara statistik, etimologis, teknis, dan lain sebagainya.
1. Pengaruh Likuiditas Terhadap Financial Distress
Likuiditas adalah rasio yang menggabarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, makaakan mapu membayar utang yang sudah jatuh tempo (Fred dalam Kasmir 2012). Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendanai operasional perusahaan dala memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan. Penelitian yang mendukung hipotesis ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Reva dan Imam yang menyimpulkan bahwa Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi financial distress sebuah perusahaan.
Berdasarkan uraian teori dan hasil kajian diatas maka diajukan hipotesis sebagai berikut.
H₁ : Diduga likuiditas tidak berpengaruh terhadap financial distress 2. Pengaruh Leverage Terhadap Financial Distress
Rasio leverage adalah rasio keuangan yang menunjukkan tingkat utang yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Rasio leverage juga disebut dengan istilah rasio solvabilitas yang dapat dipahami sebagai rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau utang jangka panjangnya. Hipotesis ini digunakan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri Marfungatun pada tahun 2016 yang menunjukkan hasil penelitian bahwa leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap financial distress.
Perusahaan yang sedang menghadapi kondisi kesulitan keuangan pada dasarnya mempunyai total utang yang setara dengan jumlah aktiva dan memiliki nilai ekuitas negatif. Jumlah hutang akan dibebankan biaya bunga yang tinggi sementara total aktiva yang dimiliki tidak mampu menjamin hutang yang menyebabkan nilai buku ekuitas perusahaan menjadi negatif.
Berdasarkan uraian teori dan hasil kajian diatas maka diajukan hipotesis sebagai berikut.
H2 : Diduga leverage berpengaruh terhadap financial distress 3. Pengaruh Return On Assets Terhadap Financial Distress
Return on assets atau ROA adalah rasio keuangan yang digunakan sebagai
alat untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan dalam mendapatkan laba secara menyeluruh (Sawir, 2005). Semakin tinggi nilai ROA suatu perusahaan maka semakin efektif perusahaan dalam menggunakan aset mereka. Hipotesis ini sesuai dengan uji yang dikerjakan oleh Jenny Pratiwi bersama Zaky Machmuddah dengan kesimpulan adalah salah satu hal yang dapat membantu perusahaan untuk mencegah terjadinya financial distress adalah dengan memantau nilai ROA. Hal ini berarti bahwa nilai ROA dapat menjadi indikator penentu untuk memprediksi apakah perusahan dalam keadaan sehat atau sedang mengalami kesulitan keuangan.
Berdasarkan uraian teori dan hasil kajian diatas maka diajukan hipotesis sebagai berikut.
H3 : Diduga return on assest berpengaruh terhadap financial distress 4. Pengaruh Arus Kas Terhadap Financial Distress
Laporan arus kas merupakan salah satu bagian terpenting bagi perusahaan.
Karena menunjukkan aliran arus kas dalam satu periode produksi atau satu periode akuntansi. Dalam arti sempit laporan arus kas artinya sebuah laporan keuangan yang menyajikan arus kas masuk dan keluar sebuah perusahaan.
Penelitian yang mendukung hipotesis ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Verani Carolina, Elyzabet I. Marpaung dan Derry Pratama pada tahun 2017 yang memperoleh hasil penelitian bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress.
Berdasarkan uraian teori dan hasil kajian diatas maka diajukan hipotesis sebagai berikut.
H4 : Diduga arus kas tidak berpengaruh terhadap financial distress D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian
1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replika pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. (Sugiyono, 2012).
Operasional penelitian ini terdiri atas dua variabel utama, yaitu sebagai berikut.
a. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. (Sugiyono, 2012). Variabel independen pada penelitian ini 4 jenis rasio keuangan, yaitu:
1) Likuiditas (X1)
Rasio likuiditas memliki beberapa jenis namun dalam penelitian ini rasio yang kan digunakan adalah rasio aset lancar atau current assets (CR).
Rasio CR digunakan untuk menilai tingkat likuiditas sebuah perusahaan.
Rasio ini diperoleh dengan membagi aktiva lancar dan hutang lancar. Semakin tinggi nilai CR maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas perusahaan.
Indikator untuk menghitung nilai CR adalah dengan membagi jumlah aset lancar dengan jumlah kewajiban. Apabila nilai CR rendah, maka tingkat kepercayaan investor dalam menginvestasikan dananya ke perusahaan akan berkurang (Kasmir, 2008).
2) Leverage (X2)
Leverage adalah rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan utang sebagai modalnya untuk membiayai jalannya perusahaan (Sartono, 2001). Rasio leverage memiliki beberapa jenis rasio keuangan namun dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah rasio utang terhadap aset atau sering disebut Debt to total assets (DAR). DAR adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahaan mengandalkan utang untuk membiayai asetnya
Indikator yang digunakan untuk menghitung nilai DAR adalah dengan membagi total hutang dengan total aset.
3) Return on assets (X3)
Rasio Return on Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. ROA sering juga disebut dengan Return on Investment ROI (Hanafi, 2014). Rasio ROA melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan (Fahmi, 2017).
Indikator untuk menghitung nilai ROA adalah membagi total laba bersih setelah pajak dengan total aset.
4) Cash Flow/Arus kas (X4)
Arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan kas yang dapat digunakan untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melaukuan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar (Verani Carolina, Elyzabet I.
Marpaungdan Derry Pratama, 2017). Dalam penelitian rasio arus kas yang digunakan adalah rasio operating cash flow ratio (OCFR). OCFR adalah rasio arus kas berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini digunakan untuk melihat hubungan antara untang lancar dan arus kas operasi.
Indikator untuk menghitung nilai rasio OCFR adalah dengan membagi arus kas operasi dengan total kewajiban lancar.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen.
(Sugiyono, 2012). Yang menjadi variabel dependen pada penelitian ini adalah Financial Distress (Y₂) yang diukur dengan menggunakan metode Altman Z-
score.
Terdapat 5 indikator yang digunakan dalam metode Altman adalah (Rudianto, 2009)
1) Net Working Capital To Assets (WCTA)
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengahsilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan total aktiva.
2) Retained Earnings to Total Assets (RETA)
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba ditahan dari total aktiva. Laba ditahan adalah laba yang tidak dibagikan dalam bentuk dividen untuk para pemegang saham.
Rasio ini dihitung dengan membagi total laba ditahan dengan total aset.
3) Earnings Before Interest and Tax to Total Assets (EBITTA)
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak. Rasio ini dihitung dengan membagi total laba sebelum pajak dan Bungan dengan total aset.
4) Market Value of Equaty to Book Value of Debt (MVEBL)
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa). Nilai buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang. Rasio ini dihitung dengan membagi market value of equaty to book value /total hutang.
5) Sales to Total Assets (STA)
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya. Rasio ini dihitung dengan membagi total penjualan dibagi dengan total aset.
2. Ruang Lingkup Penelitian
Data yang diambil berasal dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham JII 70 dengan periode 31 Desember 2020. JII merupakan indeks saham yang berisi 70 saham yang memnuhi kriteria syariah.
E. Kajian Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu tentang financial distress.
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Jenny Pratiwi
Assaji Dan Zaky Machmuddah (2017)
Rasio Keuangan Dan Prediksi Financial Distress
Berdasarkan hasil analisis data Return on assets memberikan pengaruh yang signifikan terhadap financial distress.
2. Fitri
Marfungatum
Pengaruh Rasio Profitabilitas,
Pengaruh Rasio profitabilitas yang diukur
(2016) Likuiditas Dan Leverage Terhadap Kondisi Financial Distress
Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
dengan ROA, likuiditas yang diukur dengan CR tidak berpengaruh terhadap kondisi financial distress.
Sedangkan leverage yang diukur menggunakan DR berpengaruh terhadap kondisi financial distress.
3. Tio Noviandri (2014)
Peranan Analisis Rasio Keuangan Dalam
Memprediksi
Kondisi Financial Distress
Perusahaan Sektor Perdagangan
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan model (Hasil uji Nagelkerke R Square) Rasio keuangan
yang digunakan
penelitian diproksikan
dengan CR,
DER,OPM, dan TATO berpengaruh terhadap financial distress perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008- 2012 (p<0,05).
4. Evanny Indri Hapsari (2012)
Kekuatan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Kondisi Financial Distress
Perusahaan
Manufaktur Di BEI
Pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh likuiditas terhadap kondisi financial distress.
Sedangkan ROA
mempengaruhi kondisi financial distress pada perusahaan.
5. Satriyadi Putra (2009)
Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kondisi Keuangan Financial Distress Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesi
Dari 151 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, berdasarkan kriteria yang ada, diperoleh 31 Perusahaan yang terpilih sebagai sampelnya, yang terdiri dari 15 perusahaan yang mengalami financial distress 5 perusahaan yang tidak mengalami financial distress dan
sisanya 11 perusahaan termasuk dalam area abu- abu. rasio Equity/
Total Assets (EQTA) berpengaruh dominan dalam memprediksi kondisi financial distress. Dari 33 rasio keuangan yang menjadi variable independen, setelah diuji dengan uji asumsi klasik, ditemukan terdapat 8 rasio keuangan 11 yang mengalami
multikolinearitas
sehingga variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini berkurang menjadi 25 rasio keuangan.
6. Rayenda K Identifying Rasio relatif industri
Brahmana (2006) Financial Distress Condition in Indonesia
Manufacture Industry
kurang akurat dalam memprediksi
kemungkinan kondisi financial distress suatu perusahaan dibandingkan dengan rasio keuangan yang tidak disesuaikan.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 1%
yang mengalami gejala financial distress ketika diidentifikasi dengan beberapa rasio keuangan yang tidak disesuaikan.
7. Luciana Spica Almilia &
Kristijadi (2003)
Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress
Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta
Menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksikan
financial distress suatu perusahaan yang paling
dominan dalam
penelitian ini adalah:
Rasio profit, rasio
F. Tujuan dana Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap financial distress.
b. Untuk mengetahui pengaruh leverage likuiditas terhadap financial distress.
c. Untuk mengetahui pengaruh return on assets terhadap financial distress.
d. Untuk mengetahui pengaruh arus kas terhadap financial distress.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi berbagai pihak seperti perusahaan, akademisi dan penelitian selanjutnya.
c. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk mengetahui hal apa saja yang dapat dilakukan untuk memprediksi bahkan membantu perusahaan mencegah agar tidak mengalami financial distress.
d. Bagi Akademi
financial leverage, rasio likuiditas, rasio pertumbuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk membantu menambah wawasan dan ilmu mengenai cara memprediksi financial distress pada sebuah perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan.
e. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca tentang rasio keuangan yang mana yang memiliki pengaruh signifikan terhadap financial distress.
f. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Skripsi ini terbagi atas 5 bab penting yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, hipotesis, definisi operasional, dan ruang lingkup penelitian, kajian terdahulu, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan landasan teori atau grand theory, tinjauan Islam dan kerangka konsptual penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan tentang jenis dan lokasi penelitian, pendekatan penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta teknik dan analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dala bab ini diuraikan gambaran umum perusahaan, hasil analisis menggunakan regresi logistik serta pembahasan dari hasil analisis data.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini diuraikan kesimpulan dan saran yang diberikan atas hasil penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Financial Distress
Financial distress atau bankruptcy (kebangkrutan) sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba dan sebagai likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan insolvabilitas (Munawir, 2004). Dalam hal ini kesulitan keuangan dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana pada perusahaan tersebut dapat terjadi likuidasi yang disebabkan oleh ketidakmampuannya dalam kewajibannya dan memperoleh keuntungan yang sedikit. Hal ini dapat mempengaruhi permodalan perusahaan sehingga perlu dilakukan restrukturasi. Hal-hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya financial distress menurut Lizal adalah (Fachrudin, 2008) :
1. Neoclassical model
Kondisi kebangkrutan dapat terjadi apabila manajemen perusahaan mengelola sumber daya dengan cara yang tidak tepat.
2. Financial model
Penkombinasian sumber daya yang tepat tetapi memiliki struktur finansial kurang tepat maka akan menyebkan bangkrut dalam jangka waktu pendek.
3. Corporate government model
Kombinasi sumber daya dengan struktur keuangan yang tepat tetapi diolah dengan cara yang tidak efisien juga dapat menimbulkan financial distress.
Terdapat beberapa hal dipakai dalam upaya mengetahui kondiai kesulitan keuangan hingga likuidasi pada sebuah perusahaan adalah (S, Patricia Febriml Dwijayanti, 2010) :
1. Analisis Rasio Keuangan
Ada beberapa metode dipakai dalam mengetahui kondisi kesulitan keuangan melalui rasio keuangan.
a. Model Z-Score
Model ini dikembangkan oleh Altman pada tahun 1968 dan menggunakan 5 rasio keuangan.
b. Metode Zeta
Metode berikut diciptakan sekitar tahun 1977 diprakarsai Zeta Service Inc. bersama Altman. Variabel pada model ini adalah ROA dan Stability Of Earnings.
c. Model O-Score
Model ini dikembangkan oleh Ohlsan pada tahun 1980 dengan menggunkan 7 rasio keuangan.
d. Model Zmijewski
Model ini dikembangkan oleh Zmijewski pada tahun 1984 yang tidak digunakan pada industri spesifik sehingga bersifat universalintas industri.
e. Rasiol CAMEL
Rasio ini merupakan rasio yang dapat dipakai untuk mengetahui seberapa besar kinerja yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Rasio ini terdiri atas 5 aspek penilaian yaitu capital, assets, management, earnings, dan liquidity.
Kata CAMEL berasal dari huruf depan kelima aspek penilaian.
2. Analisis Cash Flow
Analisis Cash Flow adalah analisis yang menggunakan informasi yang berasal dari laporan arus kas untuk melihat jumlah arus kas yang masuk dan keluar.
3. Prediksi melalui Corporate Government
Prediksi financial distress dapat dilakukan melaui evaluasi corporate government atau taat kelola perusahaan. Apabila perusahaan tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan kerugian.
4. Prediksi melalui kondisi makro ekonomi
Kondisi kesulitan keuangan dapat juga dilihat melalui evaluasi keadaan makro ekonomi suatu Negara. Jika perekonomiannya baik, maka perusahaan akan baik dan sebaliknya jika perekonomian sedang dalam keadaan buruk maka perusahaan bisa saja mengalami penurunan efektivitas dan yang terburuk dapat mengalami kebangkrutan.
5. Credit Cycle Index
Credit Cycle Index memakai indikator makro ekonomi sebagai indikator cutoff dari financial distress.
6. Artificial Neutral Networks
Penelitian yang dilakukan oleh Gholizadeh dalam memprediksi financial distress telah menggunakan Artificial Neutral Networks dan factor internal yang memberi pengaruh perusahaan dengan menggunakan variabel keuangan mikro.
7. Prediksi melalui opini auditor independen
Auditor yang telah independen dan berada dalam tahap penyelesaian audit dapat melakukan evaluasi terhadap going concern perusahaan. Jika terdapat keraguan atas going concern maka auditor dapat memberikan opininya tanpa pengecualian.
8. Rough set TheO/y (RST) DAN Support Vector Machine (SVM)
Yu melakukan sebuah penelitian tentang prediksi financial distress menggunakan integrasi dari model RST dan SVM untuk memberikan peringatan dini dan metode yang lebih baik dalam meningkatkan akurasi prediksi. RST merupakan sebuah kerangka formal yang digunakan dalam usaha menemukan fakta dari data yang tidak sempurna.
Dalam penelitian ini model prediksi yang digunakan adalah model Z-Score karena perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan go public.
Model ini juga telah banyak digunakan oleh penelitian terdahulu.
Setelah melakukan upaya memprediksi lebih awal, selanjutnya adalah mengetahui cara untuk mencegah terjadinya financial distress. Ada 2 cara yang umumnya digunakan untuk mencegah perusahaan mengalami kesulitan keuangan yaitu sebagai berikut (Pustylnick, 2012):
1. Rekonstruksi utang
Rekontruksi utang yaitu mencoba meminta perpanjangan jangka waktu dalam memenuhi kewajiban perusahaan dalam hal ini utang. Perpanjangan waktu dapat diberikan sampai perusahaan telah memiliki kas yang cukup.
2. Perubahan Manajemen
Jika manajemen perusahaan dinilai belum efektif maka ada baiknya jika perusahaan mengganti tata cara kelola atau menukar manajer dengan orang yang lebih berwawasan tinggi. Setelah adanya perubahan ini diharapkan kepercayaan stakeholder dapat kembali dan mencegah perginya investor.
B. Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan dayta yang berasal dari laporan keuangan.
Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input informasi dan dapat digunakan untuk membantu proses pengabilan keputusan (Hanafi, 2004). Laporan keuangan dapat memuat informasi tentang profotabilitas, likuiditas, risiko, timing aliran kas yang semuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan. Periode penerbitan laporan keuangan pada umumnya dilakukan
setiap satu periode akuntansi atau bersifat tahunan. Kinerja keuangn perusahaan dapat diukur atau diolah memakai alat analisis rasio keuangan. Analisis rasio merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya, sedangkan rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, sehingga dari hasil rasio ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan (Kasmir, 2014;104).
Berikut adalah pengelompokan rasio keuangan yang dapat digunakan dalam analisa keuangan (Riyanto, 2009).
1. Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar likuiditas suatu perusahaan. Salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas adalah current assets.
2. Rasio Leverage adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio keuangan yang termasuk ke dalam rasio leverage adalah debt to total assets ratio atau disingkat DAR.
3. Rasio Aktivitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar efektivitas perusahan dalam menjalankan proses operasi.
Rasio keuangan yang termasuk dalam rasio aktivitas adalah rasio inventory turnover, dan average collection.
4. Rasio profitabilitas adalah rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari proses operasi dan keputusan-keputusan yang telah diambil. Rasio
keuangan yang termasuk ke dalam rasio profitabilitas adalah return on assets dan return on networth.
Berikut adalah uraian tentang rasio keuangan yang menjadi variabel independen penelitian.
1) Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan saat membayar utang jangka pendeknya. Rasio ini digunakan ketika mengukur seberapa likuid sebuah perusahaan. Jika perusahaan dapat memenuhi kewajibannya maka dapat dikatakan perusahaan tersebut likuid. Dan begitupun sebaliknya ketika perusahaan tidak dapat membayar utangnya maka dia dikatakan tidak likuid.
Rasio likuiditas memliki beberapa jenis namun dalam penelitian ini rasio yang kan digunakan adalah rasio aset lancar atau current assets (CR).
Rasio CR digunakan untuk menilai tingkat likuiditas sebuah perusahaan.
Rasio ini diperoleh dengan membagi aktiva lancar dan hutang lancar. Semakin tinggi nilai CR maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas perusahaan.
Apabila nilai CR rendah, maka tingkat kepercayaan investor dalam menginvestasikan dananya ke perusahaan akan berkurang (Kasmir, 2008).
Rumus untuk menghitung aset lancar adalah sebagai berikut:
Rasio Lancar = Aset Lancar / Kewajiban Lancar
2) Leverage
Rasio leverage adalah rasio keuangan yang menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan di danai oleh utang. Semakin besar nilai leverage maka semakin besar pula jumlah utang yang digunakan. Hal ini juga menunjukkan besarnya risiko bisnis yang dihadapi utamanya jika kondisi ekonomi tiba-tiba memburuk. Leverage adalah rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan utang sebagai modalnya untuk membiayai jalannya perusahaan (Sartono, 2001).
Rasio leverage memiliki beberapa jenis rasio keuangan namun dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah rasio utang terhadap aset atau sering disebut Debt to total assets (DAR). DAR adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahaan mengandalkan utang untuk membiayai asetnya. Rumus yang digunakan dalam rasio DAR:
3) Return on assets
Rasio Return on Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. ROA sering juga disebut dengan Return on Investment ROI (Hanafi, 2014). Rasio ROI melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan (Fahmi, 2017).
Rasio utang = Jumlah hutang / Jumlah aset
Return on Assets (ROA) = Laba bersih setelah Pajak / Total Aset (atau rata-rata Total Aset
Operating Cash Flow Rat = Operating Cash Flow / Kewajiban Lancar Rumus untuk menghitung ROA adalah:
4) Cash Flow (Arus kas)
Rasio Arus kas merupakan rasio yang menunjukkan keluar masukknya kas dengan menggunakan input dari data keuangan perusahaan. Beberapa orang lebih suka menggunakan rasio ini dibandingkan rasio lain karena akuntansi aktual dan laporan arus kas menunjukkan jumlah modal bersih yang keluar dan masuk. Dalam penelitian rasio arus kas yangadalah sebagai berikut:
C. Tinjauan Islam Financial Distress Dan Rasio Keuangan
1. Laporan keuangan dan rasio keuangan dalam perspektif Islam
Umumnya laporan keuangan merupakan hasil akhir dari sebuah proses akuntansi. Dalam pandangan Islam, akuntansi bukanlah suatu hal yang baru meskipun pencatatan keuangan yang dikenal selama ini diakui berkembang dari peradaban barat tetapi Islam telah mengenalnya juga. Hal ini ditunjukkan melalui firman Allah SWT dalam AL-Qur‟an tepatnya pada surah Al-Baqarah ayat 282 yang isinya:
Terjemahan:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
[179] Bermuamalah ialah seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya.
Makna dari ayat diatas adalah dalam bermuamalah kita dianjurkan untuk mencatat transaksi yang terjadi terlebih jika transaksi tersebut merupakan transaksi yang belum tuntas atau dalam bentuk non tunai (utang- piutang). Tujuan dari perintah penulisan transaksi ini adalah untuk menghindari adanya keraguan dari semua pihak yang terlibat dan dapat memberikan keadilan sehingga tidak ada yang dirugikan. Ayat diatas kemudian menjadi landasan hukum Islam terhadap konsep Akuntansi Syariah dan memberikan peringatan tentang pentingnya membuat laporan keuangan.
Selanjutnya Allah SWT memerintahkan setiap orang untuk berlaku adil dan nujur termasuk dalam membuat laporan keuangan. Tidak boleh ada kecurangan ataupun rekayasa terhadap isi laporan tersebut yang tentunya dapat merugikan pihak yang terlibat. Hal ini sesuai dengan isi dari Al-Qur‟an An-Nisa ayat 58 sebagai berikut:
Terjemahan:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.
Untuk setiap orang yang diberi amanah hendaknya melakukannya dengan jalan yang adil dan jujur. Dalam perusahaan seseorang yang memiliki tugas untuk membuat laporan keuangan hendaknya tidak melakukan rekayasa agar tidak ada pihak yang dirugikan.
2. Financial Distress dalam perspektif Islam
Financial distress atau kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya pada waktu jatuh tempo sehingga menyebabkan kebangkrutan perusahaan (Darsono dan Ashari, 2005). Kesulitan keuangan adalah keadaan likuiditas yang mungkin menjadi awal dari terjadinya kebangkrutan (Gamayuni, 2011).
Dalam Ekonomi Islam kebangkrutan dikenal dengan istilah iflas (pailit) dan orang-orang yang bangkrut disebut muflis. Sedangkan menurut Ulama Fiqh kebangkrutan (iflas) artinya sebuah keputusan yang diberikan oleh hakim kepada seseorang dimana orang tersebut dilarang untuk bertindak hukum atas hartanya.
Ketika Allah SWT memberi seseorang kesulitan sesungguhnya terdapat kemudahaan yang menyertainya. Hal ini sesuai dengan makna surah Al- Insyirah ayat 5-6 dalam Al-Qur‟an.
,
Terjemahan:
Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Setiap kesulitan pasti Allah SWT telah menyiapkan jalan keluarnya, sama halnya ketika sebuah perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan ini dapat diselesaikan selama manjemen perusahaan berusaha dan berdoa. Dalam Islam kebangkrutan tidak hanya terjadi di dunia tetapi dapat pula terjadi di akhirat. Apabila kebangkrutan di dunia dikaitkan dengan harta benda maka kebangkrutan di akhirat dapat terjadi ketika seseorang tidak membawa pahala atau amal baik bersamanya ketika menghadap kepada Allah SWT.
Hal ini dapat terjadi karena selama hidup orang tersebut tidak menjalankan perintah Allah SWT dan senantiasa berbuat maksiat. Hal ini sesuai dengan Hadits Rasulullah SAW:
َِّللّا َلوُس َر َّىَأ َةَزْيَزُه يِبَأ ْيَع َعاَتَه َلَ َو ُهَل َنَه ْرِد َلَ ْيَه اَنيِف ُسِلْفُوْلا اوُلاَق ُسِلْفُوْلا اَه َىوُرْدَتَأ َلاَق ٍةاَك َس َو ٍماَي ِص َو ٍة َلََصِب ِتَهاَيِقْلا َم ْوَي يِتْأَي يِتَّهُأ ْيِه َسِلْفُوْلا َّىِإ َلاَقَف اَذَه َفَذَق َو اَذَه َنَتَش ْدَق يِتْأَي َو
ِنَف ْىِإَف ِهِتاَنَسَح ْيِه اَذَه َو ِهِتاَنَسَح ْيِه اَذَه ىَطْعُيَف اَذَه َبَزَض َو اَذَه َمَد َكَفَس َو اَذَه َلاَه َلَكَأ َو ْتَي
َع ْتَح ِزُطَف ْنُهاَياَطَخ ْيِه َذ ِخُأ ِهْيَلَع اَه ىَضْقُي ْىَأ َلْبَق ُهُتاَنَسَح ِراَّنلا يِف َح ِزُط َّنُث ِهْيَل
Artinya:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Rasûlullâh Shallallahu
„alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah kamu siapakah orang bangkrut itu?”
Para Sahabat Radhiyallahu anhum menjawab, “Orang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya uang dan barang.” Beliau Shallallahu
„alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang bangkrut di kalangan umatku, (yaitu) orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala amalan) shalat, puasa dan zakat. Tetapi dia juga mencaci maki si ini, menuduh si itu, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang ini. Maka orang ini diberi sebagian kebaikan- kebaikannya, dan orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya. Jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum diselesaikan kewajibannya, kesalahan-kesalahan mereka diambil lalu ditimpakan padanya, kemudian dia dilemparkan di dalam neraka.” [HR. Muslim, no. 2581]
D. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sebuah bagan yang menggambarkan keterkaitan antar variabel independen dan variabel dependen. Bagan ini dapat pula digunakan untuk melihat keterkaitan antara teori dengan konsep yang mendukung penelitian. Berdasarkan dengan judul “Analisis Prediksi Financial Distress Dengan Rasio Keuangan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di JII Ditengah Pandemi Covid-19”, maka variabel X terdapat 4 yaitu Likuiditas (X1) , Leverage (X2), ROA (X3) dan arus kas (X4) yang kemudian memengaruhi Variabel Yyaitu financial distress.
Berdasarkan uraian diatas maka kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan gambar bagan diatas, variabel rasio keuangan menjadi variabel independen atau variabel yang berpengaruh terhadap financial distress yang merupakan variabel dependen.
Likuiditas (X1)
Arus Kas (X4) ROA (X3) Leverage (X2)
Financial Distress
(Y)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitan dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian
Berdasarkan pengukuran dan analisis data yang dilkukan maka penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Menurut Nanang Martono penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan metode kuantiatif, metode kuantitatif adalah metode penelitian yang menggambarkan fenomena atau gejala sosial secara kuantitatif atau mengaanlisis bagaimana fenomena atau gejala sosial yang terjadi saling berhubungan. Singkatnya, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data berupa angka dan umunya dianalis menggunakan alat statistik.
Variabel dalam metode ini dipresentasikan dalam bentuk angka sebagai frekuensi atau tingkat. Hubungan antarvariabel tersebut dapat dieksplorasi menggunakan teknik statistic dan pengukuran sistematis. Umunya penelitian kuantitatif menekankan pada keuluasan informasi sehingga metode ini cocok digunakan pada populasi yang luas dengan variabel yang terbatas.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan asosiasif atau pendekatan hubungan. Penelitian asosiasif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi
untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala (Sugiyono, 1999:11).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index 70 (JII 70). Jakarta Islamic atau disingkat JII adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indkes harga rata-rata saham yang memenuhi kriteria syariah. Alasan peneliti memilih indeks ini adalah karena ingin mengetahui kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi kesulitan keuangan pada perusahaan yang msauk kedalam kriteria syariah.
Periode pengamatan penelitian ini menggunakan waktu sesuai dengan kapan laporan keuangan perusahaan diterbitkan yaitu pada 31 Desember 2020.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dana karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Kurniawan, 2012). Populasi tidak hanya beruapa makhluk hidup, tetapi dapat berupa objek dan benda mati yang ada disekitar kita.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang berasal dari seluruh perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index 70 (JII). JII 70 merupakan indeks saham yang diciptakan bursa efek Indonesia (BEI) pada