1 PENDAHULUAN
Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya (Pandji & Widiyanti, 2007). Pendirian koperasi memiliki tujuan utama yaitu untuk mensejahterakan para anggotanya (Sumarsono, 2003). Keberadaan koperasi di Indonesia kini sudah sangat banyak dan tersebar di berbagai pelosok daerah. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Usaha Menengah mencatat bahwa pada akhir tahun 2015 jumlah koperasi mencapai 212.135 unit. Namun dari jumlah tersebut, hanya 150.223 unit koperasi yang masih aktif dan sisanya yaitu sebanyak 61.912 unit koperasi sudah tidak aktif. Salah satu faktor penyebab banyaknya koperasi yang tidak aktif atau tutup adalah akibat pudarnya kepercayaan dari anggota dan masyarakat terhadap koperasi.
Citra koperasi di Indonesia masih kurang baik bahkan banyak anggota masyarakat yang memberikan penilaian negatif terhadap koperasi (Sukidjo, 2008).
Harus diakui bahwa citra koperasi belum atau sudah tidak seperti yang diharapkan. Koperasi banyak diasosiasikan dengan organisasi usaha yang penuh dengan ketidakjelasan yang tidak profesional (Heriyono, 2012). Buruknya citra koperasi diakibatkan karena koperasi belum mampu sepenuhnya untuk melindungi hak-hak dari anggota koperasi. Hal ini tercermin dari banyaknya kasus-kasus yang melibatkan koperasi terutama Koperasi Simpan Pinjam (KSP), dimana KSP tidak mampu untuk memenuhi hak-hak anggota koperasi seperti pada kasus KSP Cipaganti (2014), KSP Intidana (2015), dan masih banyak lagi.
Setiap anggota KSP memiliki hak dan kewajiban yang diatur dalam UU No 25 Pasal 20 Ayat 2 Tahun 1992 tentang perkoperasiaan. Hak dari anggota KSP harus dapat terlindungi agar dapat mengembalikan citra koperasi yang buruk, dengan cara memastikan bahwa terpenuhinya setiap hak anggota. Salah satu hak penting dari anggota KSP adalah mendapatkan informasi mengenai
2
perkembangan koperasi. Ada berbagai cara untuk memenuhi hak mengenai kebutuhan informasi anggota KSP, salah satunya adalah dengan memastikan bahwa laporan keuangan tahunan KSP memiliki informasi yang berkualitas.
Anggota KSP dapat menggunakan laporan keuangan tahunan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja KSP di dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT). Purwanti dan Kurniawan (2013) menyatakan bahwa fungsi laporan keuangan adalah untuk menggambarkan kondisi perusahaan serta untuk pengambilan keputusan oleh pihak manajemen, maka dari itu perlu laporan keuangan yang berkualitas.
Pemberian laporan keuangan secara rutin memang perlu dilakukan oleh pihak KSP terhadap anggota, mengingat hal ini merupakan salah satu cara agar hak yang diperoleh oleh anggota dapat terpenenuhi. Menurut Ariantini, dkk (2014) laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas tentang tata kehidupan koperasi. Dengan adanya laporan keuangan, anggota koperasi dapat melakukan pemantauan terhadapan perkembangan KSP tersebut. Hal ini dapat mencegah adanya kerugian yang mungkin timbul baik bagi pihak KSP maupun anggota seperti kasus yang telah disebutkan sebelumnya. Hal diatas menunjukkan bahwa laporan keuangan merupakan salah satu hal penting dalam semua organisasi atau perusahaan karena bertujuan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak internal maupun eksternal perusahaan mengenai posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya sesuai dengan yang dituliskan didalam SAK ETAP.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan apabila memiliki kualitas yang baik. Peraturan menteri koperasi dan usaha kecil menengah Republik Indonesia nonor 13/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang pedoman akuntansi usaha simpan pinjam oleh koperasi menyatakan bahwa karakteristik kualitas kualitatif akuntansi usaha simpan pinjam informasi adalah dapat dibandingan, andal, relevan, dan dapat dimengerti oleh pengguna laporan keuangan tersebut. Penyajian laporan keuangan koperasi diatur di dalam Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Tanpa
3
Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang berisikan: Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas , Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Menurut Kieso (2011) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan sarana utama dimana sebuah perusahaan mengkomunikasikan informasi keuangan kepada orang luar. Dalam tata kehidupan KSP, laporan keuangan tahunan memang harus diberikan kepada pihak anggota KSP. Sehingga laporan keuangan tahunan KSP harus memiliki informasi yang berkualitas, namun hal yang menjadi penting adalah persepsi anggota terhadap kualitas informasi dari laporan keuangan agar isi dari laporan keuangan benar-benar dapat bermanfaat manfaat bagi para anggota KSP. Maryani (2015) menyatakan bahwa seseorang yang hidup dalam suatu lingkungan dapat memberikan persepsi dengan melihat, mendengar dan akhirnya akan dapat memahami apa yang akan terjadi dilingkungan tersebut terutama lingkungan koperasi. Dengan adanya persepsi yang baik dari anggota KSP tentang kualitas informasi laporan keuangan KSP, maka dapat mencerminkan pemenuhan hak anggota dalam mendapatkan informasi.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah bagaimana pemenuhan hak anggota koperasi simpan pinjam dalam laporan keuangan dalam mendapatkan informasi dan persepsi anggota terhadap kualitas dari isi laporan keuangan koperasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemenuhan hak anggota koperasi simpan pinjam dalam laporan keuangan dalam mendapatkan informasi dan persepsi anggota terhadap kualitas dari isi laporan keuangan koperasi. Hasil penelitian ini memliki manfaat praktis maupun teoritis. Bagi KSP, hasil penelitin ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan mengenai kebutuhan informasi anggota KSP dan bentuk penyusunan informasi dalam laporan keuangan yang diharapkan oleh anggota KSP. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi mengenai topik yang diangkat dalam penelitian ini, mengingat topik ini masih kurang diteliti.
4 KERANGKA BERPIKIR
Hak Anggota Koperasi Simpan Pinjam
Anggota koperasi merupakan setiap orang atau badan hukum yang menggunakan jasa koperasi dan bertindak sebagai pemilik modal dalam jalannya koperasi. Menurut UU No 17 Tahun 2012 Pasal 26 menyatakan bahwa Anggota koperasi merupakan pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Keanggotaan koperasi bersifat terbuka bagi semua yang bisa dan mampu menggunakan jasa Koperasi dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan. Setiap anggota koperasi memiliki hak dan kewajiban.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak adalah kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu. Sehingga hak anggota koperasi merupakan wewenang anggota koperasi untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi wewenangnya. Hak setiap anggota koperasi sama rata dan tidak ada yang didahulukan. Dalam hal ini, koperasi memiliki tanggung jawab dalam melakukan pemenuhan hak bagi para anggotanya.
Hak setiap anggota koperasi diatur di dalam UU No 25 Pasal 20 Ayat 2 Tahun 1992 tentang perkoperasiaan, yang mengatakan bahwa hak setiap anggota koperasi adalah:
a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat anggota.
b. Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas.
c. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar.
d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengurus diluar Rapat Anggota baik diminta maupun tidak diminta.
e. Memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota.
5
f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan Koperasi menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan meneliti mengenai hak untuk mendapatkan keterangan mengenai perkembangan Koperasi menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar.
Laporan Keuangan Tahunan KSP
Dalam Peraturan menteri negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012 menyatakan bahwa laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari sistem pelaporan koperasi yang ditujukan untuk pihak internal maupun eksternal koperasi. Laporan keuangan tahunan koperasi merupakan laporan keuangan tahunan yang di buat oleh pihak pengurus koperasi sabagai wujud pertanggungjawaban pengurus selama satu periode akuntansi kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) dan tercantum dalam laporan pertanggungjawaban tahunan pengurus dan pengawas.
Laporan keuangan tahunan koperasi akan digunakan oleh anggota koperasi sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dan juga untuk mengevaluasi kinerja koperasi pada saat Rapat Anggota Tahunan (RAT). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2009) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan harus menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Hal itu menyebabkan informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan tahunan koperasi harus memiliki informasi yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan para pemakai.
Dalam Undang-Undang No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Pasal 35, disebutkan bahwa setelah tahun buku Koperasi ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum diselenggarakan rapat anggota tahunan, pengurus menyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya: Neraca, Perhitungan Hasil Usaha (PHU), Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Namun, kemudian
6
komponen-komponen laporan keuangan tersebut dilengkapi oleh Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), dengan penambahan: laporan perubahan ekuitas (modal), laporan arus kas. Menurut Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) laporan keuangan di koperasi terdiri dari:
1. Neraca
Neraca menyajikan informasi mengenai asset, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi menyajikan informasi menggenai semua pos penghasilan dan beban dalam periode tertentu.
3. Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Laporan Perubahan Ekuitas menunjukkan perubahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, Hibah, cadangan, SHU Yang Tidak dibagikan pada periode akuntansi.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, dan saldo akhir kas pada periode tertentu. SAK ETAP juga menyebutkan bahwa laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
5. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang memuat:
a. Perlakuan akuntansi mengenai pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan tansaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota, kebijakan akuntansi tentang aktiva teetap, penilaian persediaan, piutang, dan sebagainya, dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non-anggota.
7
b. Pengungkapan informasi lain seperti kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi, ikatan koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian dan sebagainya.
Terdapat perbedaan nama komponen laporan keuangan antara Undang- Undang No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dengan SAK-ETAP, yaitu:
dalam UUD Laporan No 25 Tahun 1992 PHU, namun dalam SAK-ETAP disebut sebagai Laporan laba rugi.
Kualitas Informasi Laporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan koperasi yang telah memakai standar SAK-ETAP, dapat dikatakan memiliki informasi yang berkualitas apabila memenuhi karakteristik informasi kualitatif. Ada 4 karakteristik utama kualitatif informasi dalam laporan keuangan yaitu:
a. Dapat dipahami
Laporan keuangan pada hakekatnya berisikan informasi-informasi keuangan yang kompleks sehingga secara keseluruhan sedikit banyaknya hanya mampu dipahami oleh mereka yang memiliki kompetensi di bidang akuntansi.
Sementara itu anggota koperasi berisikan orang-orang yang memiliki latar belakang kompetensi yang berbeda-beda, hal ini menyebabkan pentingnya pembuatan laporan keuangan yang berisikan mengenai perkembangan koperasi harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar informasi yang disajikan dapat dipahami oleh anggota koperasi dari berbagai kalangan sehingga informasi yang diterima oleh anggota koperasi dapat mereka gunakan juga untuk mengevaluasi dan pengambilan keputusan.
b. Relevan
Laporan keuangan yang disajikan dikatakan relevan apabila apabila mengandung informasi yang memiliki manfaat sesaui dengan tindakan yang dilakukan oleh pemakai laporan keuangan dan sesuai dengan kondisi saat
8
penyajiaan (IAI dalam Harahap, 2012). Laporan keuangan yang disajikan harus relevan, dalam hal ini laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan keadaaan sekarang dan harus terus memberikan informasi terbaru mengenai perkembangan koperasi agar anggota koperasi dapat secara terus menerus mendapatkan informasi mengenai perkembangan koperasi.
c. Keandalan
Laporan keuangan yang disajikan dikatakan andal apabila mengandung informasi yang bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaianya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan (IAI dalam Harahap, 2012). Laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai perkembangan koperasi haruslah andal, maksudnya adalah laporan keuangan haruslah bebas dari kesesatan (dapat diuji kebenarannya, netral, dan disajikan secara wajar/ jujur) sehingga anggota bisa mendapatkan informasi mengenai kondisi perkembangan dari koperasi.
d. Dapat Dibandingkan
Agar bermanfaat, suatu informasi harus dapat diperbandingkan baik itu antar entitas maupun antar periode (IAI dalam Harahap, 2012). Laporan keuangan dalam pemenuhan hak mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi harus dapat dibandingkan antar periode keuangan untuk melihat apakah koperasi dalam suatu periode memiliki kinerja meningkat atau malah menurun.
Laporan Keuangan Tahunan KSP dalam Memenuhi Hak Anggota Koperasi Dalam sebuah koperasi, hak anggota koperasi merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan dan dipenuhi oleh koperasi dalam rangka meningkatkan kepercayaan dan citra koperasi itu sendiri dalam pandangan anggota secara khusus dan masyarakat secara umum. Salah satu alat bantu pendukung yang dapat digunakan oleh anggota koperasi dalam pemenuhan haknya adalah laporan keuangan tahunan koperasi. Dalam hal ini, laporan keuangan tahunan koperasi harus memuat informasi yang berkualitas bagi anggota koperasi agar informasi
9
tersebut dapat digunakan oleh anggota koperasi dalam mengevaluasi kinerja dari koperasi selama 1 tahun.
Salah satu hak dari anggota koperasi yang dalam pemenuhannya dapat tercerminkan melalui laporan keuangan tahunan koperasi adalah: Hak mendapatkan keterangan mengenai perkembangan Koperasi menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar. Perkembangan koperasi yang dimaksud merupakan seluruh pergerakan yang ada di koperasi, baik itu menyangkut kondisi, kinerja dan perubahan posisi keuangan koperasi, yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan strategis untuk pengembangan koperasi (Khasan, 2015). Laporan keuangan koperasi dapat memberikan gambaran perkembangan koperasi dengan menggambarkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas koperasi secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban pengurus atas pengelolaan keuangan yang ditujukan kepada anggota (SAK ETAP)
1. Posisi Keuangan Koperasi
Menurut SAK ETAP posisi keuangan suatu entitas terdiri dari asset, kewajiban, dan ekuitas pada suatu waktu tertentu. Informasi mengenai posisi keuangan disajikan melalui laporan keuangan, khususnya pada laporan neraca.
Posisi keuangan sebenarnya mencerminakan bagaimana kondisi asset, kewajiban, dan ekuitas dalam KSP.
a. Aset adalah kekayaan yang dimiliki dan dikelola koperasi untuk menjalankan operasional usaha. Aset merupakan sumber daya yang dikuasai koperasi sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh koperasi (KMKUKM No 4 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi).
b. Kewajiban merupakan pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh koperasi di masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aset atau pemberian jasa, yang disebabkan oleh tindakan atau transaksi pada masa sebelumnya. Kewajiban merupakan tanggungjawab koperasi saat ini, yang
10
timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diperkirakan akan membutuhkan sumber daya ekonomi (KMKUKM No 4 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi).
c. Ekuitas adalah modal yang Berasal dari anggota, dan atau berasal dari sumber dalam koperasi. Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota yang berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang berciri seperti simpanan pokok atau simpanan wajib; modal sumbangan/hibah; cadangan dan sisa hasil usaha (SHU) tahun berjalan (KMKUKM No 4 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi).
2. Kinerja Keuangan Koperasi
Kinerja keuangan adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi (SAK ETAP). Secara garis besar kinerja keuangan koperasi dapat tercermin melaui SHU (Sisa Hasil Usaha). Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh, masing-masing anggota dengan Koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari Koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
(UU No 25 Pasal 45 Tahun 1992 tentang Perkoperasian).
Informasi mengenai SHU disajikan melalui laporan keuangan, khususnya pada laporan laba rugi atau PHU. Laporan keuangan koperasi sendiri memiliki tujuan untuk mengetahui manfaat yang diperoleh anggota, mengetahui prestasi keuangan koperasi selama satu periode dengan sisa hasil usaha (Randa, 2005), sehingga laporan keuangan yang berkualitas untuk memenuhi hak mendapatkan SHU harus disusun dengan memenuhi informasi kualitatif sesuai dengan yag telah ditetapka oleh SAK-ETAP.
11 3. Arus Kas
Arus kas merupakan arus masuk dan arus keluarnya uang tunai atau secara tunai (KMKUKM No 4 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi). Arus kas memberikan informasi mengenai gambaran aktivitas operasi KSP, aktivitas investasi KSP, dan aktivitas pendanaan KSP. Informasi mengenai arus kas disajikan melalui laporan keuangan, khususnya pada lapora arus kas.
METODA PENELITIAN Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif untuk mendapatkan data gambaran yang utuh dan mendalam dari individu ataupun kelompok. Adapun metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 4 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang ada di Salatiga, yaitu KSP Dana Daya, KSP Artha Anugrah Adi, KSP Y, dan KSP Talenta. Pemilihan subjek tersebut berdasarkan jenis koperasi tersebut yaitu koperasi simpan pinjam, dan karena kesediaan koperasi tersebut untuk dijadikan subjek dalam penelitian ini. Dari masing-masing KSP akan dipilih 5 orang anggota KSP untuk dijadikan sebagai narasumber, sehingga jumlah total narasumber adalah sebanyak 20 orang. Hal ini dikarenakan kesanggupan dari masing-masing KSP dalam menyediakan anggota KSP yang merupakan narasumber dari penelitian ini.
Objek dalam penelitian ini adalah pemenuhan hak anggota koperasi simpan pinjam dalam laporan keuangan dan kualitas dari isi laporan keuangan koperasi.
12 Data Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis data, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari narasumber. Data primer dalam penelitiaan ini diperoleh dari hasil wawancara dan observasi kepada 20 orang narasumber yang merupakan anggota KSP.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan tahunan KSP di kota Salatiga.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara dan dokumetasi. Pengumpulan data diperoleh dengan cara:
1. Wawancara
Teknik wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara mendalam (in-depth interview). Wawancara dilakukan kepada narasumber yaitu kepada anggota KSP kota Salatiga.
2. Studi Dokumentasi
Teknik dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti adalah adalah dengan cara mengumpulkan data berupa laporan keuangan tahunan KSP.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Emzir, 2010):
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses memilih dan merangkum data-data yang penting dan menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan.
2. Penyajian Data (Display Data)
13
Penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau teks naratif. Penyajian data juga dapat berbentuk hubungan antar kategori, matrik, diagram, tabel dan bagan.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclution Drawing/Verification)
Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan.
Tabel 1
Indikator wawancara dengan Anggota KSP
Jenis Hak Jenis keterangan perkembangan
KSP
Karakteristik Indikator
Hak
mendapatkan keterangan perkembangan KSP
Posisi Keuangan Koperasi
Dapat dipahami 1. Mudah dimengerti 2. Sederhana
3. mencakup informasi detail.
Kinerja Keuangan Koperasi
Relevan 1. Feedback value
2. Predictive value 3. Tepat waktu
pelaporannya 4. lengkap saat
penyajian.
Arus Kas Koperasi
Keandalan 1. Penyajian jujur 2. Dapat diverifikasi 3. Netral.
Dapat dibandingkan
1. Konsisten,
2. Dapat dibandigkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil data wawancara dengan 20 orang narasumber yang merupakan anggota KSP dan data dokumen laporan keuangan KSP yang telah
14
diperoleh peneliti, maka peneliti menemukan ketidaklengkpan dalam penyusunan laporan keuangan. Hal tersebut akan disajikan dalam tabel 2.
Tabel 2
Check-list Kelengkapan Laporan Keuangan KSP Nama Koperasi
Simpan Pinjam
Laporan keuangan Ada/Tidak Keterangan
KSP Dana Daya Laporan Neraca Ada -
Laporan Laba Rugi (PHU)
Ada -
Laporan Perubahan Ekuitas
Tidak ada -
Laporan Arus Kas Tidak ada KSP membuat pos pendanaan
CALK Tidak ada -
KSP Artha Anugerah Abadi
Laporan Neraca Ada -
Laporan Laba Rugi (PHU)
Ada -
Laporan Perubahan Ekuitas
Tidak ada -
Laporan Arus Kas Tidak ada
CALK Tidak ada -
KSP Mulia Laporan Neraca Ada -
Laporan Laba Rugi (PHU)
Ada -
Laporan Perubahan Ekuitas
Tidak ada -
Laporan Arus Kas Tidak ada -
CALK Tidak ada -
KSP Talenta Laporan Neraca Ada -
Laporan Laba Rugi (PHU)
Ada -
Laporan Perubahan Ekuitas
Tidak ada -
Laporan Arus Kas Tidak ada -
CALK Tidak ada -
Sumber: data sekunder dari laporan keuangan yang diolah, 2016
15 Koperasi Simpan Pinjam Dana Daya
KSP Dana Daya merupakan KSP yang berdiri sejak tahun 2008 namun baru mendapatkan status badan hukum dan SK Gubernur Jateng pada tahun 2009.
KSP ini terletak di Jl. Dr. Sumardi No. 10 Salatiga. Pada akhir tahun 2015, KSP ini telah memiliki anggota sebanyak 99 orang.
1. Posisi Keuangan Koperasi
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti di KSP Dana Daya, informasi mengenai posisi keaungan koperasi telah disediakan dalam laporan neraca.
Para narasumber mengaku bahwa laporan neraca KSP Dana Daya telah mampu mencerminkan informasi posisi keuangan karena telah menyajikan pos aset, kewajiban, dan ekuitas. Adapun indikator untuk mengukur kualitas informasi posisi keuangan, adalah sebagai berikut:
a. Dapat dimengerti
Karakteristik dapat dimengerti memiliki 3 indikator, yaitu: mudah dimengerti, sederhana, dan mencakup informasi detail. Dari 5 narasumber KSP Dana Daya, terdapat beberapa orang narasumber yang kesulitan untuk mengerti isi dari neraca tersebut karena tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi. Salah 1 narasumber mengungkapkan bahwa:
“Kalau itu saya kurang paham, karena memang saya tidak pernah belajar atau ngerti tentang laporan-laporan itu yah. Saya paling ngerti, nanti pas RAT atau nanya ke teman-teman yang pengurus....”
Rendahnya pemahaman anggota terhadap isi laporan keuangan dan informasi yang disajikan kemudian membuat lemahnya keperdulian anggota koperasi tentang pentingnya laporan keuangan koperasi sebagai sarana pertanggungjawaban pengurus dan pengawas KSP kepada pihak anggota dan laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan anggota. Hal ini diuangkapkan oleh salah 1 narasumber bahwa:
16
“Saya tidak terlalu memperhatikan dan peduli sama laporan keuangan yah karena saya tidak terlalu menguasai, dan saya hanya fokus pelayanan. Yang penting saya tidak dirugikan dalam financial dan laporan keuanganya bagus menurut pengawas”.
Namun, terdapat juga narasumber yang mengatakan bahwa isi dari laporan neraca sudah disajikan dengan sederhana, detail, dan mudah untuk dimengerti. Salah 1 narasumber mengungkapkan bahwa:
“isinya sudah sesuai seperti apa yang seharusnya disajikan, sudah detail informasinya ada berapa asetnya dan apa saja, kewajibannya, ekuitasnya juga. Bahasanya juga menurut saya sudah mudah untuk dipahami, orang awam pun paling bisa paham”
b. Relevan
Karakteristik relevan memiliki 4 indikator, yaitu: feedback value, predictive value, tepat waktu, dan lengkap saat penyajiannya. Dalam pemenuhan informasi posisi keuangan yang tercermin melalui laporan neraca, narasumber mengakui bahwa informasi yang disajikan sudah cukup untuk membuat mereka memberikan tanggapan balik kepada pihak KSP melalui RAT (Rapat Anggota Tahunan). Informasi yang disajikan juga sudah mampu untuk memberikan gambaran kepada para narasumber mengenai bagaimana posisi keuangan koperasi dan membantu para narasumber dalam pengambilan keputusan. Salah 1 narasumber mengungkapkan bahwa:
“Sudah jelas yah informasinya ditampilkan disana, dan tentu saja informasi yang ada mampu untuk membantu saya memberikan tanggapan saat di RAT, atau kadang saya juga liat temen yang nanya pas RAT. Dari informasi itu juga kita sebenernya bisa menerka-nerka keuangan koperasi tuh kayak bagaimana, lagi stabil atau gimana, nah dari situ kita bisa lihat apakah tahun depan kita masih mau nambah nabung atau enggak, atau mau nambah pinjaman atau engak”
17
Namun, bagi narasumber yang kurang mengerti dalam membaca dan memahami isi laporan neraca, mereka mengatakan bahwa informasi yang disajikan tersebut belum membantu mereka dalam mendapatkan gambaran tentang mengenai bagaimana posisi keuangan koperasi dan dalam memberikan tanggapan kepada pihak KSP, serta dalam pengambilan keputusan. Hal tersebut diungkapkan oleh salah 1 narasumber:
“Iya relevan dalam artian sesuai dengan keadaan sekarang, kalau untuk memberikan respon yah atau feedback blm sih, yah karena memang saya kurang memahami. Untuk pengambilan keputusan pun belum benar-benar karena laporan keuangan, karena memang saya baru ngerti pas nanya ke teman pengurus.”
Informasi posisi keuangan koperasi yang disajikan oleh KSP Dana Daya sudah tepat waktu dalam hal penyajiannya, karena para narasumber mengaku mendapatkan informasi tersebut dan laporan keuangannya satu bulan sebelum RAT, dan hal ini sudah sesuai dengan ketentuan yang ada di Undang-Undang No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Salah 1 narasumber mengungkapkan bahwa:
“rutin dan tepat waktu, karena informasi itu kan ada didalam laporan keuangan, dan pihak KSP selalu rutin setor laporan keuangan sebulan sebelum RAT, jadi bisa kita baca-baca dan pelajari dulu.”
Penyajian informasi posisi keuangan koperasi yang disajikan oleh KSP Dana Daya sudah lengkap saat penyajiannya. Laporan neraca KSP Dana Daya yang mencerminkan informasi mengenai posisi keuangan koperasi telah menyajikan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas, seperti yang telah ditentukan oleh SAK ETAP. Salah 1 narasumber mengungkapkan bahwa:
“Menurut saya sudah lengkap, karena sudah sesuai seperti seharusnya, ada asetnya, kewajiban, dan ekuitasnya. Samalah seperti laporan keuangan pada umumnya.”
18 c. Andal
Karakteristik andal memiliki 3 indikator, yaitu: penyajiannya jujur, dapat diverifikasi dan netral. Para narasumber dari KSP Dana Daya mengungkapkan bahwa dalam penyajian informasi mengenai posisi keuangan, mereka memakai asas kepercayaan kepada koperasi. Para narasumber juga mengaku bahwa mereka yakin bahwa KSP telah menyajikan laporan keuangan secara jujur, bebas dari kesalahan material dan telah netral dari kepentingan-kepentingan pihak lain. Asas kepercayaan ini timbul akibat dari pengurus dan pengawas dari KSP merupakan bagian dari gereja, sehingga mereka saling mengenal dengan baik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh narasumber:
“Iya sudah, saya tau dari teman pengurus yang sering ceirta bagaimana kondisi keuangan, dana nya berapa, bagaimana perputarannya.”
“Asas kepercayaan, saya percaya karena pengurus dan pengawasnya semua orang-orang Gereja. Tapi kalo koperasi diluar saya tidak akan percaya. Jadi saya langsung nanya kepada pengurus atau pengawas tentang keadaan koperasi.”
Salah satu hal yang juga mempengaruhi lemahnya keperdulian anggota koperasi terhadap pentingnya laporan keuangan koperasi disebabkan oleh asas kepercayaan narasumber. Rata-rata narasumber mengakui bahwa mereka memakai asas kepercayaan terhadap pelaksanaan koperasi ini karena pengurus dan pengawas koperasi merupakan bagian dari gereja atau sinode. Asas kepercayaan ini membuat mereka menjadi malas untuk mencari tahu tentang pentingnya isi laporan keuangan koperasi.
d. Dapat dibandingkan
Karakteristik dapat dibandingkan memilliki 2 indikator, yaitu:
konsisten dan dapat dibandingkan. Dalam pemenuhan informasi mengenai posisi keuangan di KSP Dana Daya, para narasumber mengaku
19
bahwa informasi yang disajikan sudah konsisten dan dapat dibandingkan.
Para narasumber mengakui bahwa setiap tahunnya informasi posisi keuangan koperasi selalu disajikan dalam laporan neraca dengan format dan standar yang sama dari tahun ketahun. Dalam laporan neraca, pihak KSP juga telah menyediakan perbandingan antar tahunnya, sehinnga memudahkan narasumber untuk melihat bagaimana perkembangan posisi aset, kewajian, dan ekuitas KSP. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh narasumber:
“Disana semuanya lengkap, ada perbandingannya tahun lalu asetnya berapa lalu tahun ini berapa, utangnya, modalnya, ada semua, pokoknya lengkap. Penyajiannya juga sama aja dari tahun ke tahun, pokoknya begitu- begitu aja, tidak berubah.”
2. Kinerja Keuangan Koperasi
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti di KSP Dana Daya, informasi mengenai kinerja keuangan koperasi telah disediakan dalam laporan PHU (Perubahan Hasil Usaha). Para narasumber mengaku bahwa laporan PHU KSP Dana Daya telah mampu mencerminkan informasi mengenai kinerja keuangan koperasi karena telah menyajikan hasil akhir yaitu SHU. Adapun indikator untuk mengukur kualitas informasi kinerja keuangan koperasi, adalah sebagai berikut:
a. Dapat dimengerti
Karakteristik dapat dimengerti memiliki 3 indikator, yaitu: mudah dimengerti, sederhana, dan mencakup informasi detail. Sama seperti informasi mengenai posisi keuangan koperasi, dalam informasi mengenai kinerja keuangan koperasi terdapat beberapa orang narasumber yang tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi kesulitan untuk mengerti alur penyusunan laporan PHU.
20
“Untuk sementara ini, menurut saya bagi orang awam belum terlalu dipahami. Contohnya kayak alur penyusunan dan pemasukannya masih agak bingung sih.”
Namun, terdapat juga narasumber yang mengatakan bahwa isi dari laporan PHU sudah disajikan dengan sederhana, detail, dan mudah untuk dimengerti.
“Laporan PHU nya sudah disusun dengan detail, ada berapa pemasukannya, pengeluarannya apa saja, bebannya apa, darimana dapet SHUnya. Menurut saya jelas yah semuanya karena emang pake bahasa yang sederhana”
“Kalo saya membaca sepintas, iya (mengerti). Kadang memang ada perlunya bahasa matematis dibahasakan menjadi bahasa tulisan, karena kan banyak orang awam.
Dan sebaiknya angka itu dibahasakan. Dan sebagian di laporan keuangan itu sudah ada itu.”
b. Relevan
Karakteristik relevan memiliki 4 indikator, yaitu: feedback value, predictive value, tepat waktu, dan lengkap saat penyajiannya. Dalam pemenuhan informasi mengenai kinerja keuangan koperasi yang tercermin melalui laporan PHU, para narasumber mengakui bahwa informasi yang disajikan juga sudah mampu untuk memberikan gambaran kepada para narasumber mengenai bagaimana kinerja keuangan koperasi melalu kenaikan atau penurunan dari SHU. Informasi kinerja keuangan koperasi juga telah membantu para narasumber dalam pengambilan keputusan dan dalam memberikan tanggapan balik kepada pihak KSP melalui RAT (Rapat Anggota Tahunan). Salah 1 narasumber mengungkapkan bahwa:
“Semuanya kan bisa kita lihat dari hasil akhirnya yaitu SHU, karena kesejahteraan anggota kan bisa dilihat dari SHU nya juga. Dari situ bisa kita lihat keadaan KSP, dan tentunya membantu untuk mengambil keputusan”
21
Sama halnya seperti informasi mengenai posisi keuangan koperasi bagi narasumber yang kurang mengerti dalam membaca dan memahami isi laporan PHU, mereka mengatakan bahwa informasi yang disajikan tersebut belum membantu mereka dalam mendapatkan gambaran tentang mengenai bagaimana kinerja keuangan koperasi dan SHU serta dalam memberikan tanggapan kepada pihak KSP, juga dalam pengambilan keputusan.
Informasi mengenai kinerja keuangan koperasi yang disajikan oleh KSP Dana Daya sudah tepat waktu dan lengkap dalam hal penyajiannya, karena para responden mengaku mendapatkan informasi tersebut dan laporan keuangannya tepat waktu yaitu satu bulan sebelum RAT.
Laporan PHU KSP Dana Daya yang mencerminkan informasi mengenai posisi keuangan koperasi telah menyajikan pos-pos pendapatan, beban koperasi, dan beban pajak seperti yang telah ditentukan oleh SAK ETAP.
Salah 1 narasumber mengungkapkan bahwa:
“laporannya rutin dibagikan dan tepat waktu, informasinya sudah lengkap sekali. Saking lengkapnya saya jarang baca, tapi disana langsung keliatan SHU nya kok.”
c. Andal
Karakteristik andal memiliki 3 indikator, yaitu: penyajiannya jujur, dapat diverifikasi dan netral. Para narasumber dari KSP Dana Daya mengungkapkan bahwa dalam penyajian informasi mengenai kinerja keuangan koperasi, mereka hanya memakai asas kepercayaan kepada koperasi. Sama seperti informasi mengenai posisi keuangan koperasi, para narasumber mengaku bahwa mereka yakin bahwa KSP telah menyajikan laporan keuangan secara jujur, bebas dari kesalahan material dan telah netral dari kepentingan-kepentingan pihak lain. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh narasumber:
22
“Isi laporan keuangannya menurut saya sudah baik, selama ini tidak ada masalah. Walaupun saya kadang jarang memperhatikan laporan keuangannya. Karena saya percaya kepada pihak pengurus dan pengawas.”
d. Dapat Dibandingkan
Karakteristik dapat dibandingkan memilliki 2 indikator, yaitu:
konsisten dan dapat dibandingkan. Dalam pemenuhan informasi mengenai kinerja keuangan koperasi di KSP Dana Daya, para narasumber mengaku bahwa informasi yang disajikan sudah konsisten dan dapat dibandingkan. Para narasumber mengakui bahwa SHU yang disajikan setiap tahunnya melalui laporan PHU sudah konsisten dari ketahun. Informasi SHU pun disajikan dengan perbandingannya dari tahun ketahun, sehingga narasumber dapat melihat bagaimana kenaikam atau penurunan SHU dari KSP. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh narasumber:
“ada dalam laporan keuangan perbandingan SHU nya, disana ada juga rencana SHU kedepannya berapa”
“Iya bisa (dibandingkan SHUnya), namun anggota- anggota seperti saya cenderung tidak lebih peduli dan cermat, itu mungkin kelemahan anggota seperti saya pokoknya yang penting koperasi jalan dan koperasi memenuhi hak anggota.”
3. Arus Kas Koperasi
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti di KSP Dana Daya, informasi mengenai arus kas koperasi belum disediakan dalam laporan keuangan.
Informasi mengenai arus kas disajikan melalui laporan arus kas, namun pihak KSP belum membuat laporan arus kas yang terdiri dari 3 pos, yaitu: operasi, investasi, dan pendanaan. KSP Dana Daya membuat pos pendanaan terpisah dari lapora arus kas, dan menampilkan secara singkat dalam laporan pengurus tahunan. Akan tetapi, narasumber tidak merasa terganggu dengan tidak adanya informasi arus kas koperasi tersebut. Hai ini diungkapkankan oleh salah satu responden, bahwa:
23
“Semua informasi mengenai posisi keuangan sudah dapat dicerminkan lewat neraca, kinerja keuangan juga lewat PHU, di laporan PHU juga udah ada informasi SHU nya.
Kalau untuk arus kas nya memang belum ada, dan saya belum tau berdampak buat saya atau tidak, tapi selama ini saya merasa tidak ada masalah tanpa laporan arus kas”
Koperasi Simpan Pinjam Artha Anugrah Abadi
KSP Artha Anugrah Abadi merupakan KSP yang didirikan pada tahun 2013 dan berlokasi di Ruko Kalinongko Jl.Osamaliki No. 43F Kelurahan Mangunsari, Sidomukti, Salatiga. Tujuan didirikannya KSP ini adalah meningkatkan perekonomian anggota dan masyarakat secara prima dengan memberika pelayanan yang prima demi terwujudnya kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pada akhir tahun 2015, KSP ini telah memiliki anggota sebanyak 80 orang.
1. Posisi Keuangan Koperasi
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti di KSP Artha Anugrah Abadi, informasi mengenai posisi keuangan koperasi telah disediakan oleh pihak KSP dalam laporan neraca. Para narasumber mengaku bahwa laporan neraca KSP Artha Anugrah Abadi telah mampu untuk mencerminkan informasi posisi keuangan karena telah menyajikan pos aset, kewajiban, dan ekuitas.
Adapun indikator untuk mengukur kualitas informasi posisi keuangan, adalah sebagai berikut:
a. Dapat dimengerti
Karakteristik dapat dimengerti memiliki 3 indikator, yaitu: mudah dimengerti, sederhana, dan mencakup informasi detail. Para narasumber mengatakan bahwa isi dari laporan neraca sudah disajikan dengan sederhana, dan mendetail, hal ini dikarenakan para responden merasa bahwa penyusunan laporan neraca KSP sudah dibuat seperti laporan pada umumnya dan alur penyusunannya sederhana. Para narasumber juga mengakui bahwa mereka mudah untuk mengerti karena penyusunan
24
laporannya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan mencakup informasi yangn detail. Beberapa narasumber mengungkapkan bahwa:
“Menurut saya mudah dipahami karena bahasa yang mereka pakai bahasa umum, jadi gampang. Dalam laporan keuangannya juga informasi-informasinya mendetail kayak asetnya apa aja, modalnya dari mana aja.”
“Iya sudah mendetail, karena dijelasin peningkatannya periode ini berapa disebabkan karena apa.”
Dari 5 narasumber KSP Artha Anugrah Abadi, terdapat narasumber yang mengaku bahwa kesulitan untuk mengerti isi dari neraca tersebut karena tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi. Namun, setelah narasumber memberitahukan kepada pihak KSP, pihak KSP kemudian mengadakan sosialisasi utnuk mengajarkan tentang isi laporan keuangan termasuk neraca. Hal ini kemudian membuat narasumber merasa bahwa KSP memperhatikan kebutuhan anggotanya. Narasumber itu mengungkapkan bahwa:
“Jujur saya kurang bisa baca laporan keuangannya, karena buat saya laporan kayak begitu rumit, tapi pas saya kasih tau ke pihak koperasi mereka terus ngajarin saya. Setiap transaksi juga selalu dikasihiin buktinya.”
“Iya sudah, yah memang saya ngak ngerti awalnya, tapi dari mereka dateng jelasin jadi kita ngerti apa isinya dan maksudnya. Dari sini kan keliatan kalau mereka (pihak KSP) memang peduli sama kita dan mau memenuhi kebutuhan kita”
b. Relevan
Karakteristik relevan memiliki 4 indikator, yaitu: feedback value, predictive value, tepat waktu, dan lengkap saat penyajiannya. Dalam pemenuhan informasi mengenai posisi keuangan yang tercermin melalui laporan neraca, para narasumber mengaku bahwa informasi yang disajikan sudah mampu untuk memberikan gambaran kepada para narasumber mengenai bagaimana posisi keuangan koperasi dan juga
25
informasi tersebut membantu para narasumber dalam pengambilan keputusan. Informasi yang disajikan juga sudah mampu untuk membuat mereka memberikan tanggapan balik kepada pihak KSP melalui RAT (Rapat Anggota Tahunan). Para narasumber mengungkapkan bahwa:
“Iya sudah sangat membantu saya untuk memperhitungkan bagaimana saya seharusnya nabung berapa, kadang alo ngak jelas yang saya nanya nanya pas di RAT. Informasi yang diberikan ke saya juga sudah lengkap.”
“Iya, sangat membantu, buat kontrol kita kepada koperasi, itu bisa dibilang jadi alat kontrol nasabah kepada koperasi, kan kita pengen jelas aliran dananya kemana aja.”
Penyajian informasi posisi keuangan koperasi dalam laporan neraca yang disajikan oleh KSP Artha Anugrah Abadi sudah tepat waktu dalam hal penyajiannya, karena para narasumber mengaku mendapatkan informasi tersebut dan laporan keuangannya satu bulan sebelum RAT, dan hal ini sudah sesuai dengan ketentuan yang ada di Undang-Undang No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Salah 1 narasumber mengungkapkan bahwa:
“Iya rutin, idelanya yah sebelum RAT dan pihak mereka juga selalu berikan kita sebelum RAT buat kita pelajari dulu.”
Penyajian informasi posisi keuangan koperasi yang disajikan oleh KSP Artha Anugrah Abadi sudah lengkap saat penyajiannya. Laporan neraca KSP Artha Anugrah Abadi yang mencerminkan informasi mengenai posisi keuangan koperasi telah menyajikan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas, seperti yang telah ditentukan oleh SAK ETAP.
Salah 1 narasumber mengungkapkan bahwa:
“Iya informasinya sudah lengkap. Karena ada modalnya berapa, asetnya awalnya berapa akhirnya berapa, kewajibannya berapa. Intinya informasi yang disjikan
26
memang sudah bisa memberikan informasi yang dibutuhkan.”
c. Andal
Karakteristik andal memiliki 3 indikator, yaitu: penyajiannya jujur, dapat diverifikasi dan netral. Para narasumber dari KSP Artha Anugrah Abadi mengungkapkan bahwa penyajian laporan neraca yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan koperasi telah disajikan secara jujur dan telah netral dari kepentingan-kepentingan pihak lain. Penyajian informasi posisi keuangan juga telah bebas dari kesalahan material, namun jika terdapat kesalahan pencatatan maka akan dijelaskan pada saat RAT. Para narasumber mengatakan bahwa:
“Sudah baik kok selama ini, ngak pernah ada masalah yang aneh-aneh karena memang mereka sudah menyajikan laporan keuangannya secara jujur. Kalau ada kesalahan pun mereka pasti langsung kasih tau pas di RAT. Jadi menurut saya koperasi ini koperasi jujur dan pemberian informasinya sudah bagus”
d. Dapat Dibandingkan
Karakteristik dapat dibandingkan memilliki 2 indikator, yaitu:
konsisten dan dapat dibandingkan. Dalam pemenuhan informasi mengenai posisi keuangan di KSP Artha Anugrah Abadi, para narasumber mengaku bahwa informasi yang disajikan sudah konsisten dan dapat dibandingkan. Para narasumber mengakui bahwa dalam laporan neraca, pihak KSP telah menyediakan perbandingan antar tahunnya. Informasi posisi keuangan koperasi yang disajikan dalam laporan neraca telah disajikan dengan format dan standar yang sama dari tahun ketahun, sehinnga ini membuat para narasumber tidak kesulitan saat membaca laporan neraca KSP. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh narasumber:
“Ada (perbandingannya), misalnya tahun ini dapet segini ada pembadingnya dengan sebelumnya. Konsisten juga,
27
yah tiap bulan urutannya modal awal transaksi2, terus dapet modal akhir. Pokoknya tiap bulan sama aja pelporannya jadi kita gampang bacanya. Susunannya juga gitu-gitu aja, ngak berubah. Kalo saya tanyaipun mereka selalu jawab masih pakai standar akuntansi yang kemarin.”
2. Kinerja Keuangan Koperasi
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti di KSP Artha Anugrah Abadi, informasi mengenai kinerja keuangan koperasi telah disediakan dalam laporan PHU (Perubahan Hasil Usaha). Para narasumber mengaku bahwa laporan PHU KSP Artha Anugrah Abadi telah mampu mencerminkan informasi mengenai kinerja keuangan koperasi karena telah menyajikan hasil akhir yaitu SHU. Adapun indikator untuk mengukur kualitas informasi kinerja keuangan koperasi, adalah sebagai berikut:
a. Dapat dimengerti
Karakteristik dapat dimengerti memiliki 3 indikator, yaitu: mudah dimengerti, sederhana, dan mencakup informasi detail. Sama seperti informasi mengenai posisi keuangan koperasi, dalam informasi mengenai kinerja keuangan koperasi para narasumber mengatakan bahwa isi dari laporan PHU sudah disajikan dengan sederhana, detail, dan mudah untuk dimengerti. Bagi responden yang kesulitan untuk memahami isi laporan, pihak KSP memberikan penyuluhan kepada mereka.
“Sudah baik, sama seperti neraca tadi. Bahasanya mudah, layaknya laporan pada umumnya lah, butinya saya saja yang orang awam bisa nngerti. Yang pentingkan hasil akhirnya tetap kasih tau kita tentang SHU.”
“Iya sudah, sama kayak yang neraca tadi. Awalnya saya ngak ngerti, tapi diajarin sama pihak mereka (KSP), jadi akhirnya saya ngerti.”
b. Relevan
28
Karakteristik relevan memiliki 4 indikator, yaitu: feedback value, predictive value, tepat waktu, dan lengkap saat penyajiannya. Dalam pemenuhan informasi mengenai kinerja keuangan koperasi yang tercermin melalui laporan PHU, para narasumber mengakui bahwa informasi yang disajikan juga sudah mampu untuk memberikan gambaran kepada para narasumber mengenai bagaimana kinerja keuangan koperasi melalu kenaikan atau penurunan dari SHU. Informasi kinerja keuangan koperasi juga telah membantu para narasumber dalam pengambilan keputusan dan dalam memberikan tanggapan balik kepada pihak KSP melalui RAT (Rapat Anggota Tahunan). Salah 1 narasumber mengungkapkan bahwa:
“Sudah mbak, karena selama ini waktu saya dikasih dan pas baca SHUnya dari situ saya bisa gambarkan bagaimananih keadaan keuangan koperasi periode ini.
Kalo misalnya naik atau turunpasti saya tanya di RAT, tapi biasanya dari pihak mereka selalu jelasin kok pas RAT.”
Informasi mengenai kinerja keuangan koperasi yang disajikan oleh KSP Artha Anugrah Abadi sudah tepat waktu dan lengkap dalam hal penyajiannya, karena para responden mengaku mendapatkan informasi tersebut dan laporan keuangannya tepat waktu yaitu satu bulan sebelum RAT. Laporan PHU KSP Artha Anugrah Abadi yang mencerminkan informasi mengenai posisi keuangan koperasi telah menyajikan pos-pos pendapatan dan beban koperasi, namun belum menyajikan pos beban pajak. Salah 1 narasumber mengungkapkan bahwa:
“Sudah, semuanya sudah sesuai kebutuhan saya. Yang penting ada pemasukannya berapa, bebannya berapa, hasilnya SHU berapa. Dan yang utama kita dikasih tepat waktu.”
“Selalu dapet SHU, diundang ke RAT, terus dikasih lapooran keuangan. Laporan keuangannya juga rutin.
Jadi kalau menurut saya mereka sudah memenuhi hak saya sebagai anggota koperasi. terutama dalam hal mendapatkan informasi”
29 c. Andal
Karakteristik andal memiliki 3 indikator, yaitu: penyajiannya jujur, dapat diverifikasi dan netral. Para narasumber dari KSP Artah Anugrah Abadi mengaku bahwa sama seperti informasi mengenai posisi keuangan koperasi, mereka yakin bahwa KSP telah menyajikan laporan keuangan secara jujur, bebas dari kesalahan material dan telah netral dari kepentingan-kepentingan pihak lain. Salah satu cara yang dilakukan para narasumber untuk memastikan hal tersebut adalah dengan melakukan cross-check kepada sesama anggota yang memiliki jumlah tabungan yang sama dan menanyakan besaran SHU dan tingkat bunganya untuk melihat apakah pelaporannya sama, dan ternyata sama. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh narasumber:
“....tapi setiap saya diberikan langsung saya bandingkan ke A B dan C, selama itu sama dan pembangian SHU nya jelas yah tidak ada masalah. Ini kan kami dan teman- teman menjaga biar nggak kejadian kayak di KSP-KSP lain yang banyak nipu anggotanya. Disini (KSP Artha Anugrah Abadi) laporannya menurut saya sudah transparan, penyusunannya juga sudah bagus kok”
d. Dapat Dibandingkan
Karakteristik dapat dibandingkan memilliki 2 indikator, yaitu:
konsisten dan dapat dibandingkan. Dalam pemenuhan informasi mengenai kinerja keuangan koperasi, para narasumber mengaku bahwa informasi yang disajikan sudah konsisten dan dapat dibandingkan. Para narasumber mengakui bahwa SHU yang disajikan setiap tahunnya melalui laporan PHU sudah konsisten dari ketahun. Informasi SHU pun disajikan dengan perbandingannya dari tahun ketahun, sehingga narasumber dapat melihat bagaimana kenaikam atau penurunan SHU dari KSP. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh narasumber:
30
“Disana ada perbandingannya antar tahun kok, jadi bisa kita lihay tahun ini bagaimana, apakah naik SHUnya atau turun, nah nanti alasan naik atau turunnya dijelasin pas RAT”
3. Arus Kas Koperasi
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti di KSP Artha Anugrah Abadi, informasi mengenai arus kas koperasi belum disediakan dalam laporan keuangan. Informasi mengenai arus kas disajikan melalui laporan arus kas, namun pihak KSP belum membuat laporan arus kas tersebut. Akan tetapi, narasumber tidak merasa terganggu dengan tidak adanya informasi arus kas koperasi tersebut. Hai ini diungkapkankan oleh salah satu responden, bahwa:
“Menurut saya, hak mendapatkan informasi bagi saya sudah cukup dipenuhi oleh pihak KSP. Mereka (KSP) sudah menyediakan laporan keuangannya dengan baik, ada informasi tentang kinerja keuangannya atau SHU, posisi keuangan lewat neraca. Yah, memang belum disediakan arus kasnya tapi ngak masalah buat saya”
KSP Artha Anugrah Abadi juga telah menyediakan informasi tambahan seperti daftar nama keluar masuknya anggota, berapa jumlah simpanan anggota, jumlah angsuran, dan perbandingan antara realisasi anggaran dengan rencana.
“Sebenernya yang penting juga mau saya tau itu tentang jumlah angsuran, terus perbandingan antara berapa yang terealisasi dari rencana, terus jumlah simpanan anggota, berapa yang keluar dan masuk. karena kan ini semua mempengaruhi kita juga.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan kelima narasumber, peneliti menemukan bahwa KSP Artha Anugrah Abadi telah memenuhi hak anggota koperasi dalam hal mendapatkan informasi. Para narasumber juga mengakui bahwa hak-hak mereka telah dipenuhi oleh pihak KSP dan mereka juga merasa sangat puas dengan pelayanan KSP Artha Anugrah Abadi. Salah satu narasumber mengungkapkan bahwa:
31
“Terpenuhi, kalo ngak udah kita demo, dan pelayanannya pun bagus, sudah sangat transparan. Jadi kita merasa aman nabunng dan minjem disana..”
Koperasi Simpan Pinjam Y
Dalam Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di KSP Y, peneliti menemukan bahwa pihak KSP Y telah rutin untuk membuat laporan keuangan tahunan. KSP Y pun telah rutin menyetorkan laporan keuangannya kepada pihak Dinas Kopersi dan UMKM kota Salatiga, namun para narasumber dari penelitian ini mengaku tidak rutin diberikan laporan keuangan oleh pihak KSP. Pihak KSP baru akan meberikan laporan keuangan kepada narasumber apabila dimintai saja.
Beberapa narasumber juga mengakui bahwa mereka tidak mendapatkan undangan untuk mengikuti RAT. Hal ini sesuasi dengan pengakuan narasumber 1 dan 2 yang mengatakan bahwa:
“Ngak tau soalnya nga pernah dapet laporan keuangannya. Ngak pernah dateng RAT juga saya, soalnya ngak pernah diundang. Tapi saya tau dari temen-temen lain, dari mulut ke mulut kalau mau diadakan RAT.”
“Kalau nanya (laporan keuangan) baru dikasih, kalau ngak yah ngak dikasih.”
Para narasumber mengaku, mereka baru mendapatkan penjelasan mengenai bagian SHU mereka, hanya ketika mereka datang untuk mengambil pembagian SHU dan meanyakannya. Bila narasumber tidak bertanya maka tidak akan dijelaskan. Narasumber 1 mengungkapkan bahwa:
“Dapet, yah kalo buat tau berapa jumlah SHU paling saya langsung dateng ke koperasi pas mau ngambil SHU terus langsung nanya, dan kalau mereka ditanya cepet kok responnya..”
Sama seperti KSP Dana Daya, para narasumber dari KSP Y juga mengakui bahwa selama menjadi anggota KSP mereka hanya memakai asas kepercayaan kepada KSP. Walaupun tidak diberikan laporan keuangan, namun para narasumber tetap percaya pada koperasi.
Narasumber 4 mengatakan bahwa:
32
“Selama ini ngak (takut) sih, saya percaya sama koperasi ini.Saya kan ikut pelayanan di gereja X, nah KSP ini kan merupakan bagian dari gereja X, jadi saya percaya saja. Lagian kan saya juga tau pengurus nya siapa”
Asas kepercayaan ini, membuat mereka menjadi tidak takut apabila terjadi sesuatu terhadap keuangan KSP, dan mereka juga percaya bahwa KSP tidak mungkin melakukan penggelapan terhadap uang mereka karena KSP Y juga merupakan bagian dari Gereja mereka.
Narasumber 1 mengatakan bahwa:
“Iya percaya aja, pake basic percaya karena kan ini kerjasama sama gereja X, jadi ngak mungkin uangnya dibawa lari, lagian kalo uanganya dibawa lari mau dibawa lari kemana coba. Pokokknya percaya aja.”
Hal itu membuat anggota KSP menjadi acuh dan tidak perduli terhadap laporan keuangan, dan juga membuat KSP menjadi terbiasa untuk tidak memberikan laporan keuangan dan informasi kepada anggota KSP.
Narasumber 3 mengatakan bahwa:
“Kalo sekarang kan koperasi kayaknya sistemnya rata-rata udah kayak bank, jadi tinggal pake buku tabungan, bisa dicetakin kan pas ngambil SHU. Nah, kalo saya lebih merhatin itu dibanding laporan keuangan, yang penting punya saya jelas dan sesuai Toh, laporan keuangannya juga ngak pernah dikasih ke saya. Jadi laporan keuangan tidak penting buat saya”
Berdasarkan data penelitian yang peneliti temukan di lapangan, peneliti menyimpulkan bahwa KSP Y belum sepenuhnya memenuhi hak anggotanya dalam hal pemenuhan informasi perkembangan koperasi sesuai dengan UU No 25 Pasal 20 Ayat 2 Tahun 1992 tentang perkoperasiaan.
Koperasi Simpan Pinjam Talenta
KSP Artha Anugrah Abadi merupakan KSP yang didirikan pada tahun 2003 dan berlokasi di Jl. Kalipengging No. 44 Salatiga. Tujuan didirikannya KSP ini adalah meningkatkan kesejahteraan anggota dan karyawan, membantu
33
pemerintah di sektor pereonomian terutama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan Menyediakan lapangan kerja serta SDM yang berkualitas. Pada akhir tahun 2015, KSP ini telah memiliki anggota sebanyak 1.778 orang.
1. Posisi Keuangan Koperasi
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti di KSP Talenta, informasi mengenai posisi keuangan koperasi telah disediakan oleh pihak KSP dalam laporan neraca. Para narasumber mengaku bahwa laporan neraca KSP Talenta telah mampu untuk mencerminkan informasi posisi keuangan karena telah menyajikan pos aset, kewajiban, dan ekuitas. Adapun indikator untuk mengukur kualitas informasi posisi keuangan, adalah sebagai berikut:
a. Dapat dimengerti
Karakteristik dapat dimengerti memiliki 3 indikator, yaitu: mudah dimengerti, sederhana, dan mencakup informasi detail. Para narasumber mengatakan bahwa isi dari laporan neraca sudah disajikan dengan sederhana, dan mendetail. Para responden merasa bahwa penyusunan laporan neraca KSP sudah dibuat seperti laporan pada umumnya sehingga mudah untuk dimengerti. Para narasumber juga mengakui bahwa mereka mudah untuk mengerti karena penyusunan laporannya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan mencakup informasi yangn detail. Beberapa narasumber mengungkapkan bahwa:
“Laporan neracanya sudah cukup mudah dimengerti, karena format penyajiannya yang simpel dan tidak ribet.
Juga, kalo misalnya ada keslitan pasti diberikan penjelasannya kok. Jadi bagi saya, laporan neracanya memang sudah mampu memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan informatif.”
b. Relevan
Karakteristik relevan memiliki 4 indikator, yaitu: feedback value, predictive value, tepat waktu, dan lengkap saat penyajiannya. Dalam pemenuhan informasi mengenai posisi keuangan yang tercermin melalui
34
laporan neraca, para narasumber mengaku bahwa informasi yang disajikan sudah mampu untuk memberikan gambaran kepada para narasumber mengenai bagaimana posisi keuangan koperasi dan juga informasi tersebut membantu para narasumber dalam pengambilan keputusan. Informasi yang disajikan juga sudah mampu untuk membuat mereka memberikan tanggapan balik kepada pihak KSP melalui RAT (Rapat Anggota Tahunan). Para narasumber mengungkapkan bahwa:
“Informasi yang disajikan menurut saya sudah baik, karena akhirnya itu bisa saya jadikan sebagai dasar saya dalam pengambilan keputusan saya kedepannya, kalau pun ada yang saya rasa kurang baik akan saya langsung utarakan kepada KSP.”
Penyajian informasi posisi keuangan koperasi dalam laporan neraca yang disajikan oleh KSP Talenta sudah tepat waktu dalam hal penyajiannya, karena para narasumber mengaku mendapatkan informasi tersebut dan laporan keuangannya satu bulan sebelum RAT, dan hal ini sudah sesuai dengan ketentuan yang ada di Undang-Undang No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Salah 1 narasumber mengungkapkan bahwa:
“Sudah rutin,saya selalu diberikan sebelum RAT. Belum pernah tidak diberikan”
Penyajian informasi posisi keuangan koperasi yang disajikan oleh KSP Talenta sudah lengkap saat penyajiannya. Laporan neraca KSP Talenta yang mencerminkan informasi mengenai posisi keuangan koperasi telah menyajikan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas, seperti yang telah ditentukan oleh SAK ETAP. Salah 1 narasumber mengungkapkan bahwa:
“Sangat lengkap, karena sudah ada aset, kewajiban dan ekuitasnya. Juga ada rinciannya apa saja.”
c. Andal
35
Karakteristik andal memiliki 3 indikator, yaitu: penyajiannya jujur, dapat diverifikasi dan netral. Para narasumber dari KSP Talenta mengungkapkan bahwa penyajian laporan neraca yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan koperasi telah disajikan secara jujur dan telah netral dari kepentingan-kepentingan pihak lain. Penyajian informasi posisi keuangan juga telah bebas dari kesalahan material, namun jika terdapat kesalahan pencatatan maka akan diberikan penjelasan dalam RAT. Secara keseluruhan, pihak KSP Talenta juga melampirkan hasil laporan audit independen, yang dilakukan oleh KAP
“Tarmizi Achmad”. Narasumber 3 menyatakan bahwa:
“Kalau masalah pemenuhan informasi, KSP Talenta cukup baik yah, karena informasi yang mereka sajikan sesuai dengan yang seharusnya dan yang saya butuhkan.
Informasi tentang posisi keuangan, kinerjanya ada semua di laporan keuangan. Dan yang membuat saya cukup percaya karena ada hasil auditnya”
d. Dapat Dibandingkan
Karakteristik dapat dibandingkan memilliki 2 indikator, yaitu:
konsisten dan dapat dibandingkan. Dalam pemenuhan informasi mengenai posisi keuangan di KSP Talenta, para narasumber mengaku bahwa informasi yang disajikan sudah konsisten dan dapat dibandingkan.
Para narasumber mengakui bahwa dalam laporan neraca, pihak KSP telah menyediakan perbandingan antar tahunnya. Informasi posisi keuangan koperasi yang disajikan dalam laporan neraca telah disajikan dengan format dan standar yang sama dari tahun ketahun, sehinnga ini membuat para narasumber tidak kesulitan saat membaca laporan neraca KSP. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh narasumber:
“semuanya disajikan secara rapi dan teratur, formatnya selalu sama, dan setiap informasi ada perbandingannya dari setiap tahun. Jadi, kita bisa ngerti gimana ada peningkatan atau tidak”
2. Kinerja Keuangan Koperasi
36
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti di KSP Talenta, informasi mengenai kinerja keuangan koperasi telah disediakan dalam laporan PHU (Perubahan Hasil Usaha). Para narasumber mengaku bahwa laporan PHU KSP Talenta telah mampu mencerminkan informasi mengenai kinerja keuangan koperasi karena telah menyajikan hasil akhir yaitu SHU. Adapun indikator untuk mengukur kualitas informasi kinerja keuangan koperasi, adalah sebagai berikut:
a. Dapat dimengerti
Karakteristik dapat dimengerti memiliki 3 indikator, yaitu: mudah dimengerti, sederhana, dan mencakup informasi detail. Sama seperti informasi mengenai posisi keuangan koperasi, dalam informasi mengenai kinerja keuangan koperasi para narasumber mengatakan bahwa isi dari laporan PHU sudah disajikan dengan sederhana, detail, dan mudah untuk dimengerti.
“tidak ada masalah ya, selama ini mereka membuat dengan jelas dan sederhana. Kalaupun seandainya ada yang tidak saya pahami, yah langsung nanya ke pengurusnya.”
b. Relevan
Karakteristik relevan memiliki 4 indikator, yaitu: feedback value, predictive value, tepat waktu, dan lengkap saat penyajiannya. Dalam pemenuhan informasi mengenai kinerja keuangan koperasi yang tercermin melalui laporan PHU, para narasumber mengakui bahwa informasi yang disajikan juga sudah mampu untuk memberikan gambaran kepada para narasumber mengenai bagaimana kinerja keuangan koperasi melalu kenaikan atau penurunan dari SHU. Informasi kinerja keuangan koperasi juga telah membantu para narasumber dalam pengambilan keputusan dan dalam memberikan tanggapan balik kepada pihak KSP melalui RAT (Rapat Anggota Tahunan). Salah 1 narasumber mengungkapkan bahwa: