• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Arsitektur Modern Le Corbusier pada Re-Design Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Konsep Arsitektur Modern Le Corbusier pada Re-Design Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN Februari 2020

Konsep Arsitektur Modern Le Corbusier pada Re-Design Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

Raden Rubian Maulana

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung Email: rubian.maulana@gmail.com

ABSTRAK

Kota Bandung memiliki perkembangan infrastruktur yang begitu pesat, dan akan selalu berupaya meningkatkan pembangunan. Salah satu upaya untuk meningkatkan pembangunan adalah dengan mendesain kembali kantor BAPPEDA untuk menampung kebutuhan masa kini. Hal ini sangat penting bagi provinsi agar lebih tertata. Kantor BAPPEDA berdiri sangat lama, namun dengan bertambahnya jumlah pekerja di kantor BAPPEDA PROVINSI JABAR membuat luas bangunan tidak cukup untuk menampung kegiatan di dalamnya. Mendesain kembali bangunan pemerintahan harus efisien dan efektif. Oleh karena itu desain kantor BAPPEDA PROVINSI JABAR dilakukan dengan menerapkan konsep dan tema dari Arsitektur Modern. Konsep Arsitektur modern yang dipilih adalah "The Five Points of a New Architecture"dari Le Corbusier. Lima Poin diterapkan pada rancangan, di angkat seolah olah bangunan panggung, ruang di buat terbuka tidak terlalu banyak dinding, dinding fasad di buat mundur dari struktur, jendela horizontal mengelilingi bangunan dan terdapat roof garden di lantai 3.

Kata kunci: Arsitektur Modern, BAPPEDA Prov. JABAR, Kantor Pemerintahan

ABSTRACT

Bandung City has a rapid development of infrastructure, and will always try to increase development. One of the efforts to increase development is to redesign the BAPPEDA office to accommodate current needs. This is very important for the province to be more organized. The BAPPEDA office was established for a very long time, but with the increase in the number of workers in the BAPPEDA JABAR PROVINCE office, the building area was not sufficient to accommodate the activities within it. Redesigning government buildings must be efficient and effective. Therefore the design of the BAPPEDA JABAR PROVINCE office is carried out by applying the concepts and themes of Modern Architecture. The concept of modern architecture chosen was "The Five Points of a New Architecture" from Le Corbusier. Five Points applied to the design, lifted as if the stage building, space is made open not too many walls, facade walls are made backwards from the structure, horizontal windows surround the building and there is a roof garden on the 3rd floor.

Keywords Modern Architecture, BAPPEDA Prov. JABAR, Government Office

(2)

1. PENDAHULUAN

Kota Bandung memiliki perkembangan infrastruktur yang begitu pesat, dan akan selalu berupaya meningkatkan pembangunan. Salah satu upaya untuk meningkatkan pembangunan adalah dengan mendesain kembali kantor BAPPEDA untuk menampung kebutuhan masa kini. Hal ini sangat penting bagi provinsi agar lebih tertata. Kantor BAPPEDA berdiri sangat lama, namun dengan bertambahnya jumlah pekerja di kantor BAPPEDA Provinsi JABAR membuat luas bangunan tidak cukup untuk menampung kegiatan di dalamnya. Mendesain kembali bangunan pemerintahan harus efisien dan efektif. Oleh karena itu desain kantor BAPPEDA Provinsi JABAR dilakukan dengan menerapkan konsep dan tema dari Arsitektur Modern. Konsep Arsitektur modern yang dipilih adalah "The Five Points of a New Architecture"dari Le Corbusier.

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

2.1 Metode Pendekatan Perancangan

Kantor BAPPEDA Provinsi Jabar bertugas menyelenggarakan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan daerah provinsi Jawa Barat dengan pendekatan 5 poin Le Corbusier dimana adanya keseimbangan disetiap elemen yang menciptakan tatanan massa yang baik, kenyaman terhadap pengguna serta meningkatkan iklim mikro disekitar site.

Metode pendekatan perancangan yang digunakan dalam perancangan Kantor BAPPEDA Provinsi Jabar ini adalah metode “The five points of a new Architecture” yakni tahap identifikasi masalah tentang kantor yang mencakup tujuan, lingkup proyek, dan penentuan permasalahan, tahap persiapan dengan mengumpulkan data berupa studi literatur, peninjauan lokasi tapak, tahap pengajuan proposal tentang pemecahan masalah terhadap desain dari hasil analisis, tahap evaluasi berupa diskusi dari hasil pengajuan konsep rancangan desain dan pengajuan alternatif desain, dan tahap pengembangan konsep rancangan yang dituangkan kedalam desain kantor BAPPEDA Provinsi Jabar.

Pandangan kritis terhadap poin-poin, dibandingkan dengan historisisme dalam arsitektur pada waktu itu pasti akan membawa kita pada kesimpulan, bahwa Le Corbusier berhasil. Akses ke sejumlah besar cahaya dan udara, dan ergonomi desainnya adalah landasan modernisme. 5 Poinnya adalah sebagai berikut:

1. Pilotis: Menampilkan pengaruh dan regulasi arsitektur klasik, Le Corbusier menyerukan mendukung dinding dengan grid diperkuat kolom load- bearing beton, yang disebut Pilotis yang menawarkan peningkatan ruang terbuka.

2. roof garden: Sebagai sarana membawa alam ke dalam bangunan, Le Corbusier menyarankan agar atap datar dimanfaatkan untuk taman alami. Penciptaan atap tumbuhan juga memungkinkan untuk meningkatkan view.

3. free façade: Pemisahan bagian luar bangunan dari fungsi struktural memungkinkan untuk membebaskan bentuk fasad sebagai akibat dari konstruksi. Karena dinding kemudian dilepaskan dari peran konstruksi, desainnya menjadi bebas juga.

4. free plan: Dengan menghapus kendala dinding pendukung internal, fungsi interior dibiarkan terbuka

(3)

Hal tersebut selaras dengan tuntutan masyarakat masa kini yang ingin serba praktis dan mampu mengikuti perkembangan teknologi. Pola pikir arsitektur modern yang melawan hal konvensional serta mengikuti perkembangan globalisasi sama halnya dengan Gedung pemerintahan di Kota Bandung yang kini terus berkembang menuju dinas yang lebih maju, peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadikan mindset masyarakat terhadap Gedung kantor BAPPEDA menjadi terbuka karena pemerintah perancangan membuat kebijakan yang sesuai demi menghadapi tantangan global di masa depan.[2]

2.2 Identifikasi Lokasi

Nama Proyek : Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Fungsi Bangunan : Kantor Pemerintahan

Luas Lahan : ±9100 m

KDB : 40%

KLB : 1.6

KDH Minimum : 52%

GSB : 12 m (dipergunakan sebagai ruang terbuka hijau publik)

Tapak berada tata guna lahan sekitar yang beragam. Kawasan ini terdiri dari area komersil, pemerintahan, pendidikan, permukiman padat, sara peribadatan. Seperti tertera pada peraturan Peta RTRW Kota Bandung tahun 2011- 2031 dengan klasifikasi zona k (berwarna merah) yaitu peruntukan lahan “perdangan dan jasa”. Sehingga lokasi tapak dari bangunan Kantor BAPPEDA dinilai cocok berdasarkan regulasi dan kondisi tapak saat ini. Dapat dilihat pada Gambar 1.[3]

3.HASIL RANCANGAN

3.1 Elaborasi Tema

Tema yang diangkat dalam desain bangunan kantor pemerintahan BAPPEDA Provinsi Jawa Barat ini adalah Arsitektur Modern. Konsep Arsitektur Modern yang di pilih adalah “The Five Point of a New Architecture” dari Le Corbusier sehingga membuat bangunan lebih efektif dan efisien, menghasilkan pengalaman khusus dan meningkatkan kualitas pengguna bangunan di dalamnya. Sumber pemikikiran, permasalahan, fakta, kebutuhan hingga pencapaian dari bangunan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 1. Peta peruntukan lahan

(Sumber: Peta RTRW/RDTR Kota Bandung 2011-2035, telah di olah kembali)

(4)

Gambar 2. Elaborasi tema

3.2 Konsep Zoning dan Sirkulasi Tapak

Secara garis besar, tapak dibagi menjadi 3 zona utama yaitu zona publik, zona private, dan zona servis.

Ketiga zona ini ditempatkan berdasarkan kondisi dan situasi yang ada di sekitar tapak sehingga tercipta beberapa massa di dalam satu site, zona publik merupakan lobby utama kantor BAPPEDA, zona private merupakan area ruang kantor bidang yang dapat diakses dari lobby utama oleh pengguna kantor, sedangkan zona servis ditempatkan berada di bagian belakang tapak agar tidak mengganggu lingkungan pada bangunan utama dan sekitarnya. Lihat pada Gambar 3.

Zona Publik Zona Private

Zona Service Zona Hijau Drop Off Area

(5)

3.3 Fasad Bangunan

Desain fasad Kantor Bappeda Jabar ini dipengaruhi oleh analisa tapak dimana fasad menghadap jalan utama yaitu Jalan H. Ir. Djuanda yang bertujuan untuk memudahkan akses masuk karyawan dan pengunjung. Lihat pada Gambar 4 di bawah ini.

Terlihat pada Gambar 5 Pada fasad samping didesain mengikuti fungsi ruang didalamnya dimana ruang rapat didesain massif dan ruang bidang didesain terbuka dengan penggunaan dinding transparan sehingga menciptakan visual bangunan seolah-olah mempunyai sebuah irama.

3.4 Rancangan Interior Bangunan

Interior bangunan yang diterapkan dari tema yaitu salah satunya pada Lobby dan R. Kerja. Pada bagian Lobby terdapat Resepsionis dan R. Tunggu sebagai pendukung gaya hidup perkotaan yang gemar berkumpul. Pada bagian R. Kerja di buat Free Plan agar memiliki ruang kerja yang terbuka untuk mendukung pencahayaan dan penghawaan dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.

3.5 Rancangan Struktur

Penggunaan struktur pada bangunan ini menyesuaikan dengan kecepatan memasang dan kemudahan dalam pengadaan ke lapangan. Berikut adalah beberapa ketentuan yang ditetapkan dalam desain Gedung kantor BAPPEDA ini. dengen penjelasan seperti di bawah ini.

a) Struktur kolom beton berukuran 70 m x 70 cm.

b) Balok induk beton berukuran 50 cm / 70 cm.

c) Balok anak beton berukuran 35 cm / 50 cm.

Gambar 4. Desain fasad depan bangunan

Gambar 5. Desain fasad samping bangunan

Gambar 6. Lobby Gambar 7. R. Kerja

(6)

d) Plat lantai beton dengan ketebalan 12 cm.

e) Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang Dapat dilihat pada Gambar 8.

4.SIMPULAN

Perancangan Kantor BAPPEDA melalui penerapan 5 point Le Corbusier dalam ekspresi bentuk gubahan massa dan ruang pada bangunan ini menciptakan kesan berbeda dari kantor pemerintahan yang lainnya.

Penerapan tersebut baik dari segi eksterior maupun interior pada bangunan agar pegawai merasa nyaman.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih yang sebesar- besarnya kepada Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat yang telah memberikan kesempatan bagi penulisan dalam memperoleh data yang bermanfaat bagi penulis laporan Tugas Akhir ini dan kepada seluruh pihak yang telah membantu Bapak Irfan S. Hasim S.T, M.T dan Ibu Ir. Utami M.T selaku pembimbing tugas akhir sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar 8. Aksonometri Struktur Bangunan

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan tema ini tepat untuk diterapkan pada perancangan gedung pemerintahan kantor Bappeda yang membutuhkan desain bangunan sederhana, berhubungan langsung dengan

Perancangan kantor deposit bahan pustaka Provinsi Jawa Barat diharapkan menjadi contoh desain dan bermanfaat bagi bidang Deposit dan Pengolahan Bahan Pustaka agar

Diharapkan dengan diterapkannya prinsip Arsitektur Kontekstual harmonis tersebut dapat meningkatkan kualitas desain yang akan berdampak positif terhadap aspek-aspek lainnya, seperti

language of Post-Modern Architecture Mete, Turan.. Avebury Oliver,

How Menciptakan desain kantor pemerintahan yang nyaman dengan memberikan interaksi alam pada area ruang luar dan dalam bangunan sesuai dengan 14 pattern arsitektur biophilic sebagai

43 Bagan 3.11 Flow Activity Sub Bagian BAPPEDA Eselon IIIB - Golongan IIA 44 Bagan 3.12 Flow Activity Tenaga Kerja Tambahan / Non

Pada Perancangan Gedung Kantor BAPPEDA dengan Penerapan Konsep Arsitektur Modern di Kota Bandung ini dilakukan skema pemikiran yang terdiri dari latar belakang, permasalahan, tujuan