• Tidak ada hasil yang ditemukan

AIR SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL UNTUK TIRAI RUANG TAMU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AIR SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL UNTUK TIRAI RUANG TAMU"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user i

AIR SEBAGAI SUMBER IDE

PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL

UNTUK TIRAI RUANG TAMU

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan

Guna Mencapai Gelar Sarjana Jurusan Kriya Seni/Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh YUDHI MAHENDRA

C0902027

JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Yudhi Mahendra NIM : C0902027

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul ”Air Sebagai

Sumber Ide Perancangan Motif Tekstil untuk Tirai Ruang Tamu” adalah betul

karya saya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tugas akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang diperoleh dari Tugas Akhir tersebut.

Surakarta, 2011

(5)

commit to user

v

MOTTO

Sesuatu tidak ditakdirkan begitu saja tanpa sebab, tetapi ditakdirkan pula sebabnya. Jika hamba melaksanakan sebabnya, apa yang ditakdirkan akan terjadi,

dan jika dia tidak melaksanakan sebabnya , apa yang ditakdirkan tidak akan terjadi.

(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada: Ayah dan ibu tercinta Adik-adikku tersayang Keluargaku semua Sahabat – sahabatku

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas hidayah dan inayah-Nya yang tidak terkira, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “AIR SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL UNTUK

TIRAI RUANG TAMU”, untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh gelar sarjana Seni Rupa.

Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari beberapa pihak. Penulis sangat berterima kasih pada pihak-pihak yang telah bersedia bekerja sama dan memberikan sumbangan pikiran, waktu, dan tenaga untuk terselesaikannya karya Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

- Drs. Sudarno, M.A. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

- Dra. Theresia Widiastuti, M.Sn. selaku Ketua Jurusan Kriya Seni/Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. - Dra. Tiwi Bina Affanti, M.Sn. selaku Pembimbing Tugas Akhir, yang

selalu membimbing dengan penuh kesabaran, serta memberikan bantuan sampai terselesaikannya Tugas akhir ini.

- Dewan penguji TA.

- Bapak, Ibu, Adik-adikku, dan keluargaku semua yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan material dan spiritual dengan doa-doanya yang tidak pernah ada putusnya.

(8)

commit to user

viii

- Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, sampai terselesaikannya Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga pengantar Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

.

Surakarta, 2011

(9)

commit to user A. Latar Belakang Permasalahan ... 1

B. Studi Pustaka ... 3 A. Analisa Permasalahan ... 21

B. Strategi Pemecahan Masalah ... 22

(10)

commit to user

x

D. Alternatif Gagasan ... 28

BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah ... 30

(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil ujicoba teknik sablon pada sifon ... 27

Gambar 2. Hasil ujicoba teknik sablon pada satin... ... 27

Gambar 3. Hasil ujicoba teknik sablon pada drill ... 28

Gambar 4. Hasil ujicoba teknik batik pada drill ... 28

Gambar 5. Hasil ujicobateknik batik pada drill ... 29

Gambar 6. Hasil ujicoba teknik batik pada tenun ... 29

Gambar 7. Bagan pemecahan masalah ... 33

Gambar 8. Desain motif 1 ... 45 Gambar 20. Beberapa foto karakter air ... Gambar 21. gambar kristal air dari buku The True Power of

(12)

commit to user

xii

(13)

commit to user

xiii

ABSTRAK

Yudhi Mahendra. C0902027. 2011. Air Sebagai Sumber Ide Perancangan Motif

Tekstil Untuk Tirai Ruang Tamu. Tugas Akhir: Jurusan Kriya Seni Tekstil

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Latar belakang perancangan ini adalah: Air merupakan unsur terpenting dalam kehidupan makhluk dipermukaan bumi khususnya manusia. Sebagai satu-satunya zat yang dapat terwujud dalam tiga keadaan yaitu padat, cair dan gas banyak karakter maupun sifat-sifat yang menarik didalamnya. Keberadaanya sangat dilematis bagi kehidupan manusia karena disatu sisi sangat dibutuhkan oleh manusia disisi lain bisa menjadi ancaman bagi manusia itu sendiri disebabkan oleh bencana yang ditimbulkannya. Bila dikaji lebih dalam maka akan nampak hal-hal yang menarik tentangnya baik dalam bentuk fenomena-fenomena alam yang menarik, manfaatnya bagi kesehatan, peranannya dalam sisi sosial politis serta karakter atau sifat-sifatnya secara ilmiah.

Fokus permasalahan dalam Tugas Akhir ini, yaitu (1) bagaimanakah mengolah tema air sebagai ide dasar perancangan motf tekstil untuk tirai ruang tamu

Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode strategi pemecahan masalah. Langkah-langkah yang dilakukan adalah mengidentifikasi pelbagai karakter atau sifat yang ada pada air baik melalui buku maupun gambar-gambar, melakukan pengamatan terhadap tirai dan ruang tamu, percobaan bahan tirai dan pewarnaan menggunakan berbagai macam zat warna sintetis, sketsa dan visualisasi karya.

(14)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Air adalah sumber kehidupan. Ia merupakan salah satu nikmat yang besar yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia. Semua makhluk hidup di bumi ini mempunyai ketergantungan terhadap air. Bahkan sebagian besar tubuh manusia terdiri dari unsur air. Disamping itu, saat ini hampir 3/4 permukaan bumi tertutup oleh air. (Shubhi Sulaiman, 2009 : 46 - 49).

Dalam sisi politis dan kebudayaan pun keberadaan sumber-sumber air juga menjadi pertimbangan yang penting. Sebagai contoh, banyak pusat-pusat kebudayaan dunia yang berada di pinggir sungai – sungai yang besar seperti, peradaban sungai Tigris di Irak, sungai Kuning di China, sungai Gangga di India, sungai Nil di Mesir dan sebagainya. Di Jawa sendiri banyak kerajaan pada masa itu yang membangun pusat pemerintahannya berada tidak jauh dari sungai-sungai. Air adalah unsur yang menakjubkan, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau, sehingga mengandung rahasia kehidupan. Air adalah satu-satunya zat di permukaan bumi yang memilki tiga sifat sekaligus di alam ini yaitu padat, cair dan gas. Ia adalah zat yang memiliki sifat-sifat benda fisika, yang berbeda dengan zat-zat lain. Manusia bisa saja hidup berhari – hari tanpa makanan, tapi ia tidak dapat hidup tanpa air selama seminggu. (Shubhi Sulaiman, 2009 : 20).

Seiring dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk bumi yang hampir mencapai tujuh milyar jiwa, maka bertambah pula kebutuhan air bagi kehidupan manusia. Selain itu, potensi sumber daya alam yang berbeda pada

(15)

commit to user

masing-masing wilayah disinyalir dapat memicu terjadinya perang untuk menguasai potensi yang ada, termasuk air. Dalam keadaan tertentu air sangat dibutuhkan manusia untuk memenuhi hajatnya akan air namun dalam keadaan yang lain air bisa menjadi sesuatu yang mengancam atau merugikan manusia misalnya seperti terjadinya banjir bandang, badai maupun tsunami.

Akhir-akhir ini banyak seruan dan himbauan mengenai keutamaan air dan kedudukan pentingnya dalam mengobati tubuh. Sejumlah ilmuwan di Jepang telah melakukan percobaan ilmiah terhadap air. Riset itu bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara untuk memanfaatkan air sebagai obat. (Shubhi Sulaiman, 2009 : 15). Dalam bidang kedokteran dan obat-obatan juga terdapat riset-riset yang menjelaskan salah satu pengaruh zat cair yang unik ini dengan menjelaskan pengaruhnya sebagai obat pelbagai penyakit yang diderita oleh manusia.

Masaru Emoto, seorang peneliti dari Jepang mempublikasikan bukunya yang cukup tekenal beberapa tahun yang lalu yaitu “ The True Power of Water”.

Dalam buku tersebut dipaparkan bahwa air dapat menyusun kristal dalam bentuk yang berbeda-beda bergantung informasi yang diterimanya. Untuk mengujinya Emoto memasukkan air kedalam dua buah gelas, satu gelas diberi label “Terima

Kasih”, sedangkan gelas lain diberi label “Kamu Bodoh”. Dengan caranya sendiri

air bisa “membaca”. Hasilnya air dengan label “Terima Kasih” membentuk kristal

heksagoanal yang indah, sedangkan air dengan label “Kamu Bodoh” hanya

membentuk pecahan-pecahan kristal. Air hanya akan membentuk kristal jika ia diperlihatkan kata-kata yang positif. ( 2006 :13).

(16)

commit to user

motif tekstil untuk interior ruang tamu dengan mengambil sifat-sifat air maupun karakter yang terdapat didalamnya. Penerapan motif ini nantinya akan diterapkan untuk tirai ruang tamu dimana keberadaannya yang cukup besar dalam suatu ruang akan mempengaruhi suasana dalam ruang tersebut melalui motif atau warnanya.

B. Studi Pustaka

1. Pengertian Air

Air merupakan zat cair dengan rumus kimia H2O : terionisasi

lemah menjadi ion hidrogen(H+) dan ion hidroksida(OH): memiliki jenis massa maksimum pada 4 0 C : memiliki panas jenis cukup tinggi : memiliki titik beku 0 0 C dan titik didih 100 0 C dan bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau serta befungsi sebagai pelarut universal. (Mulyono HAM, 2006 : 3). Demikian pula yang dipaparkan oleh Hadyana P, bahwa air adalah cairan yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa dengan rumus molekul H2O dan bersifat polar sehingga merupakan pelarut yang

baik untuk bermacam-macam zat : molekul air terikat oleh ikatan hidrogen satu sama lain. (2006 : 3).

(17)

commit to user

Dalam kehidupan manusia sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari air. Hal ini tidaklah mengherankan karena hampir 70% tubuh manusia tersusun dari zat cair. Bahkan bumi ini menurut para ahli 71% lebih permukaanya juga tertutup oleh air. (Shubhi Sulaiman, 2009 : 49).

Air adalah zat cair yang tidak berwana, tidak berbau dan tidak berasa. Air bisa muncul dalam 3 bentuk zat yaitu cair, padat dan gas. Air dalam bentuk padat ialah salju atau es batu; air dalam bentuk cair ialah air dalam keadaan diantara sedang mendidih dan sedang membeku: air dalam bentuk gas ialah air yang menguap.

Air terdiri dari hidrogen dan oksigen. Kedua unsur ini bergabung membentuk molekul berbentuk V. molekul ini bermuatan netral meskipun atom oksigen bermuatan positif. Hal inilah yang membuat air menjadi unsur yang unik. Keadaan tersebut dinamakan polarity oleh para ahli, sehingga air sering dikatakan sebagai larutan universal karena air dapat melarutkan bahan-bahan dengan baik dibandingkan dengan cairan yang lain. (Ayu Rini, 2008 : 7).

(18)

commit to user

mengalami siklus yang terus menerus. ( Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas diakses 1 Maret 2010 ).

Banyak fenomena alam yang ada di permukaan bumi ini yang berhubungan dengan air antara lain : hujan, sungai, laut, banjir, tsunami,

geyser, salju, mata air dan sebagainya. Fenomena- fenomena alam tersebut

antara satu tempat dengan tempat lain berbeda keadaannya.

Menurut Masaru Emoto, air sensitif terhadap suatu bentuk energi yang sulit dilihat disebut hado. Bentuk energi yang sulit dilihat inilah yang dapat mempengaruhi kualitas air dan kristal air yang terbentuk. Pada bukunya yang pertama, The Hidden Messege in Water, kata hado diartikan sebagai “fluktuasi gelombang”. Dalam buku ini, kata hado berarti semua

energi yang sulit dilihat yang ada di alam semesta.

Semua benda yang ada di alam ini mempunyai gelombang atau hado. Energi ini berbentuk positif atau negatif dan mudah dipindahkan dari satu benda ke benda lainnya. Makna kata “kamu bodoh” mempunyai hado

tersendiri, yang kemudian diserap oleh air dan muncul kembali dalam bentuk kristal jika air tersebut dibekukan. Di sisi lain, jika air diperlihatkan makna-makna positif, kristal yang indah akan terbentuk sebagai refleksi dari hado yang positif. Hado seperti yang dapat anda lihat, membentuk respon air terhadap informasi yang diterima.( Masaru Emoto, 2006 : 25).

Menurut Emoto, air bisa "mendengar" kata-kata, "membaca" tulisan, dan "mengerti" pesan dan serta merekam pesan seperti pita magnetik atau

(19)

commit to user

pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. ( http;//fhatma.files.wordpress.com.2008. diakses 1 Maret 2010 ).

2. Perancangan Motif Tekstil

Motif merupakan satuan terkecil dari suatu ornamen. Secara lebih sempit lagi, motif adalah satuan pembentuk pola. Dinyatakan oleh Philips dan Bunce bahwa motif pada dasarnya bukanlah pola., tetapi digunakan untuk menciptakan pelbagai pola sesuai dengan sistem pengorgasasiannya. Suatu ornamen, dengan demikian, merupakan pengorganisasian pelbagai motif, baik dengan menggunakan motif yang bersifat tunggal (satu bentuk motif) maupun kombinasional/gabungan dari beberapa motif sekaligus. ( Guntur, 2004 : 113 ).

Motif sebagai elemen dasar ornamen dalam penampakannya berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat lain maupun antara waktu dengan waktu lain. Ornamen dari pelbagai suku bangsa di dunia menunjukkan keragaman bentuk atau elemen dasarnya (motif). Perbedaan itu di satu sisi, menyangkut bentuk dan jenis motif di masing-masing tempat atau falsafah, kaidah-kaidah artistik dan estetik, dan aspek kultural yang dianutnya, disisi lain. ( Guntur, 2004 : 113 ).

(20)

commit to user

bentuk, dimana bentuk tersebut dapat disederhanakan menjadi; garis, titik, bidang dan gempal. Setiap bentuk ( titik, garis, bidang, dan gempal ) mempunyai raut, ukuran, arah, warna dan tekstur. Setiap bentuk selalu dan pasti menempati ruang, baik nirmana atau trimatra. Penataan unsur-unsur rupa tersebut perlu memperhatikan metode menata rupa yaitu apa yang disebut prinsip-prinsip desain diantaranya : irama, dominasi, keseimbangan, kesatuan serta proporsi sehingga diperoleh hasil karya seni/desain yang artistik.( Sadjiman Sanyoto, 2005 : 6-7).

Dalam perancangan desain motif perlu diperhatikan beberapa hal agar tercapai kesatuan organisasi yang baik. Beberapa prinsip desain tersebut ialah irama, keseimbangan, pusat perhatian / emphasis khususnya pada desain tekstil.

1. Irama

Irama pada bidang seni rupa (khususnya desain tekstil) terbentuk karena pengulangan (repetition) dan gerakan (movement). Pengulangan mungkin diwujudkan melalui warna dan nada, bidang / bentuk, garis dan tekstur. Jika bagian-bagian tertentu selalu dihubungkan kembali dalam suatu cara yang ritmis, maka desain akan menghasilkan unity dan keseimbangan pada sebuah desain.

2. Keseimbangan

(21)

commit to user

Faktor atau variabel pendukung keseimbangan adalah posisi atau penempatan, ukuran, proporsi, kualitas dan arah dari unsur-unsur itu.

3. Pusat Perhatian

Setiap bagian tertentu dari suatu desain hendaknya memiliki perhatian atau tingkat dominan yang layak atau pantas. Untuk dapat menarik perhatian tersebut, suatu ciri visual bagian hendaknya dikontraskan dengan daerah sekitarnya. Bagian yang mendominasi ini akan menjadi pusat perhatian yang apabila disebarkan dalam suatu ukuran susunan akan menciptakan tema pokok ( Nanang Rizali, 2006 : 43 - 47).

Perancangan dilakukan dengan jalan memberi ragam hias, sehingga menimbulkan motif dan warna yang dapat dibuat dengan pelbagai macam teknik. Pada desain permukaan faktor kemampuan dan kepekaan mengolah rupa dan warna merupakan masalah utama. Perwujudan pada tekstilnya antara lain dapat melalui teknik:

- Ikat (pelangi), yaitu hasil upaya pembuatan ragam hias diatas permukaan kain dengan cara mengikat dengan karet, rapia, benang, serat nanas dan sebagainya. Bagian yang tidak dikehendaki terkena warna apabila dicelup. Jenis dari pelangi ialah tritik, jumputan dan bundelan.

(22)

commit to user

- Batik, yaitu upaya pembuatan ragam hias pada permukaan kain dengan cara menutup bagian-bagian yang tidak dikehendaki berwarna dengan lilin malam panas, dengan memggunakan alat canting, kuas, cap dan lain-lain kemudian dicelup dengan zat warna dingin dan dilorod untuk menghilangkan lilin malam. - Tekstil cetak, yaitu upaya pembuatan ragam hias pada

permukaan kain melalui pencetakan dengan menggunakan kain kasa berkerangka. Dalam prosesnya dapat dikerjakan dengan tangan, mesin, flat dan rotary. ( Nanang Rizali, 2006 : 36 - 39). Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam rangkaian desain tekstil secara terpadu yaitu aspek estetika, aspek fungsi, aspek bahan, aspek mode serta aspek proses.

1. Aspek fungsi

Aspek fungsi adalah pemikiran yang berhubungan dengan pemakaian tekstil cetak , misalnya untuk busana, dengan memperhatikan usia pemakai dan tingkatan golongan dalam masyarakat.

2. Aspek estetika

Aspek estetika adalah pertimbangan gagasan atau sumber ide dan tema termasuk olahan ragam hias dan warnanya. Juga diperhitungkan skala proporsi, pengulangan, komposisi dan teknis penampilan desainnya. 3. Aspek bahan

Aspek bahan adalah pertimbangan pemilihan jenis serat benang, struktur tenunan, sifat dan daya serap atau suai kain.

(23)

commit to user

Aspek proses adalah teknik produksi yang dapat dilakukan melalui pelbagai teknik dengan memperhatikan kemampuan daya produksi dan pengulangannya.

5. Aspek mode

Aspek mode adalah pertimbangan kecenderungan gaya (style) yang disesuaikan dengan pemakainya, waktu, musim dan tempatnya. (Nanang Rizali, 2006 : 41).

3. Tekstil Interior

Tekstil tidak hanya digunakan sebagai bahan pakaian tetapi juga digunakan untuk pelengkap interior. Misalnya untuk bed cover, sprai, gorden, taplak meja, bantal kursi dan sebagainya. Sama seperti tekstil untuk pakaian, untuk keperluan pelengkap interior tekstil juga mengalami perkembangan baik dalam jenis bahan, teknik maupun coraknya.

(24)

commit to user

sambungan pada tenunannya, yang disebut linen, koper, atlas atau rip. Motif tambahan dapat dihasilkan melalui cara cap tekan, cetak film dan pengerjaan dengan tangan. ( fritz wilkening : 1987 : 97)

Perkembangan pesat dalam teknologi produksi dan pengelolaan pada industri tekstil serta pengolahan kain dewasa ini telah mampu menghasilkan tekstil yang memilki pelbagai sifat dan beragam jenisnya. Hal ini berhubungan dengan upaya untuk melayani kebutuhan masyarakat yang menuntut aneka ragam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Tekstil tidak sekedar seni atau teknologi, tetapi memerlukan kepaduan dari kedua unsur tersebut, sehingga dapat memenuhi fungsinya sebagai busana maupun pelengkap sebuah ruangan. Usaha memadukan unsur seni dan teknologi memerlukan cara dan pendekatan tersendiri. ( Nanang Rizali, 2006 : 33 ).

Tekstil ruang, ialah bahan gorden, bahan tirai, pelapis jok kursi, dan juga permadani. Karena struktur tenunannya yang khusus, warna dan motifnya dapat memberi kesan hangat dan hidup serta membangkitkan suasana nyaman dalam suatu ruang. Untuk dapat memilih tekstil dalam tujuan khusus itu, disamping pengetahuan bagaimana cara memadukan struktur, warna dan jenisnya., harus juga dimiliki pengetahuan akan sifat-sifat dan kemungkinan-kemungkinan penggunaan bahan tersebut. ( Fritz Wilkening, 1989 : 97).

(25)

commit to user

karakter yang paling kuat, jelas turut berperan. Lewat pelapis lantai, dinding, wallpaper, plafon, furnitur, upholstery, dan tirai, sampai dengan aksesori ruangan, motif dapat dikatakan sebagai elemen yang paling efektif dalam menghidupkan interior berkarakter yang diimpikan. ( Tika Bharly, 2009 : 62 ).

Warna, motif dan tekstur merupakan media yang paling tepat untuk mencapai efek tertentu dalam desain interior. Setiap jenis warna, motif dan tekstur menciptakan respon emosional atau respon psikologis yang berbeda bagi setiap orang. Dengan mengacu pada infomasi yang mutakhir dan perkembangan tren warna, motif dan tekstur serta penyesuaiannya dengan kepribadian seseorang dan pelbagai kegiatannya, dapat mengoptimalkan penampilan dan kenyamanan penghuni di dalam ruangan. ( Imelda Anwar, 2009 : 54 ).

Warna dapat mempengaruhi jiwa manusia dengan kuat atau dapat mempengaruhi emosi manusia. Warna dapat pula menggambarkan suasana hati seseorang. Pada seni sastra baik sastra lama maupun modern, puisi, maupun prosa, sering terungkap perihal tentang warna baik sebagai kiasan atau perumpamaan. Telah banyak dibuktikan melalui percobaan – percobaan bahwa warna mempengaruhi kegiatan fisik dan mental. Warna pun telah dipergunakan untuk alat penyembuhan penyakit mental. ( Sulasmi, 2002 : 30 – 31 ).

(26)

commit to user

- Warna hangat : merah, kuning, coklat, jingga. Dalam lingakran warna terutam warna – warna yang berada dari merah ke kuning.

- Warna muda : warna-warna yang mendekati putih.

- Waran tenggelam : semua warna yang diberi campuran abu-abu.

Karakteristik warna perlu dijadikan pertimbangan dalam aplikasi warna agar mencapai tujuan yang diinginkan oleh seniman maupun pendesain. ( Sulasmi, 2002 : 41 ).

Warna dingin bila digunakan untuk mewarnai ruangan akan memberi kesan ilusi jarak, akan terasa tenggelam atau mundur. Sebaliknya warna hangat terutama keluarga merah akan terasa seolah-olah maju ke dekat mata, memberi kesan yang lebih pendek. ( Sulasmi : 2002 : 33 ).

Warna telah terbukti sebagai alat yang paling berperan dalam menciptakan mood, gaya dan karakter suatu ruang. Warna bisa hadir melaui cat dinding, furnitur, bunga, pernak-pernik, dan tentu saja soft

furnishing. ( Imelda Akmal, 2006 : 36 ). Berikut ini beberapa karakter

(27)

commit to user a. Merah

Warna ini berkarakter aktif, memberi kesan bergerak, memotivasi dan menghangatkan. Merah juga identik dengan karakter agresif dan panas. b. Kuning

Warna ini identik dengan warna matahari. Melambangkan kecepatan, menaikkan mood, memberi inspirasi dan ide, bersifat terang, ringan, ceria serta komunikatif.

c. Biru

Warna ini memberi kesan kedamaian, ketenangan, kesetiaan, kejujuran, dan bersifat menyejukkan. Warna ini banyak dipilih orang untuk warna kamar tidur mereka.

d. Oranye

Warna ini berkarakter sosial, bersahabat, kreatif, praktis, menyenangkan, kasual dan berenergi. Juga berkesan hangat namun tidak panas, cocok digunakan untuk memberi kesan gembira pada ruang.

e. Hijau

Warna ini menunjukkan perhatian, empati dan keseimbangan emosi. Karena bersifat natural, warna ini selalu diasosiasikan dengan alam. Hijau bisa memberi kesan ringan maupun berat.

f. Ungu

(28)

commit to user

kesan ringan, lembut, feminim dan romantis. Sedangkan ungu tua lebih menonjolkan karakter spiritual, dalam dan misterius.

g. Putih

Memberi kesan bersih, steril dan melambangkan kesederhanaan serta kejujuran. Warna ini tidak menonjol dan dapat menjadi latar belakang suatu penataan.

h. Coklat

Merupakan warna tanah yang berkesan natural, hangat, dan bersahabat. Cokelat juga sering diasosiasikan dengan alam.

i. Abu-abu

Percaya, berkesan independen, stabil, dan konsisten. Abu-abu merupakan warna netral yang bisa dijadikan background. Dibandingkan dengan putih ia lebih bersifat maskulin.

j. Pink

Mencintai, hangat, emosional, pengertian, simpatik dan romantis. Warna ini sering digunakan untuk kamar anak perempuan ( Imelda Akmal, 2007 : 40 – 43 ).

4. Tirai

(29)

commit to user

kebutuhan sesaat. Tirai yang tembus pandang hanya melindungi dari pandangan orang luar pada siang hari. Maka pada malam hari harus kita tambahkan suatu tirai yang tidak tembus pandang. Bentuk tirai disesuaikan dengan bentuk jendela, dengan besar dan tata ruang serta dengan serat dan motif tirai itu. ( Fritz Wilkening, 1981: 108 ).

Awalnya tirai berfungsi sebagai penutup jendela rumah-rumah di pedesaan. Pembuatanya sangat sederhana, yaitu kain polos. Pada saat itu, sering kali tirai hanya menutupi setengah bagian jendela, yaitu bagian bawah, sementara bagian atas dibiarkan terbuka agar sinar matahari tetap dapat masuk. Dalam perkembanganya tirai berfungsi lebih daripada sekedar penutup jendela. Pelengkap interior ini juga berperan sebagai pengontrol kuantitas cahaya yang masuk ke dalam hunian. Selain itu, ia juga menjaga privasi penghuninya. Kehadiranya yang cukup menyita perhatian membuatnya mengemban fungsi tambahan, yaitu sebagai elemen estetika interior. ( Imelda Akmal, 2007 : 4 ).

Terdapat beberapa jenis tirai yang berada di pasaran, mulai dari yang sederhana berbahan kain penutup jendela hingga yang berhiaskan draperi-draperi yang indah. Jenis-jenis tirai antara lain : curtain, blinds dan vitrase atau sheer.

Setiap jenis tirai membutuhkan bahan yang berbeda. Curtain, misalnya, memerlukan kain yang jatuh dengan lembut, sementara blinds

(30)

commit to user

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tirai yang akan kita gunakan yaitu :

a. Pemilihan warna

Pemilihan warna dalam tirai perlu diperhatikan mengingat volumenya dalam interior cukup besar. Pilihan warna yang senada atau sama dengan tema interior sangat penting untuk menciptakan keharmonisan dalam tatanan ruang.( Imelda Akmal, 2007 : 38-39).

b. Pemilihan bahan

(31)

commit to user c. Pemilihan corak

Motif sebagai salah satu unsur pembentuk karakter yang paling kuat. Motif dapat dikatakan sebagai elemen yang paling efektif dalam menghidupkan interior berkarakter yang diimpikan. ( Tika Bharly, 2009 : 62 ).

d. Penentuan tema

Merancang dengan menggunakan tema sebagai titik tolak perancangan akan memudahkan kita dalam mendekorasi suatu ruang. Tema disini berfungsi sebagai patokan atau benang merah yang menciptakan keselarasan dan keharmonisan dalam tatanan ruang. ( Imelda Akmal, 2003 : 7 ).

e. Ukuran jendela

Ukuran jendela dapat dicari dengan cara mengukur lebar dan ketinggian jendela. Agar diperoleh ukuran tirai yang akurat, pengukuran dapat dilakukan dua kali. Pengukuran ini dilakukan untuk menentukan seberapa besar tirai yang akan dibuat, agar tirai dapat terpasang dengan baik. Dengan mengetahui luas jendela juga dapat menentukan bagaimana motif tirai serta aksesoris yang akan digunakan. Ukuran jendela yang sempit sebaiknya tidak diberi tirai yang bermotif dan beraksen terlalu ramai dengan banyak draperi. ( Laras 116, 1998:52 ).

(32)

commit to user

Kemudian lebar tersebut dikalikan dengan panjang tirai yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan. ( Imelda Akmal : 2006 : 53 ). Untuk jendela Ruang tamu dapat digunakan untuk kegiatan lain menurut kebisaan pemilik rumah., misalnya untuk mengadakan perjamuan dirumah. Oleh karena itu yang penting dalam perencanaan adalah pengarahan untuk memenuhi fungsi utama dengan menyesuaikan bentuk, ukuran, serta perlengkapannya. ( Tutu, 1991 : 31).

(33)

commit to user

Aktifitas yang terjadi di sini adalah bersantai, berdiskusi atau mengobrol dengan para tamu dan sejenisnya. Sehingga alangkah baiknya perlu diperhatikan poin tertentu yang bisa membangkitkan suasana yang nyaman dalam ruang ini. Dengan penataan yang memperhitungkan faktor-faktor luas ruangan, warna, pemilahan interior dan aksesoris mampu membangkitkan suasana yang nyaman yang diinginkan. Ada baiknya diterapkan nuansa warna-warna segar pada ruangan. Nuansa warna segar akan membuat suasana ruang lebih hidup. Nuansa warna segar biasanya banyak mengambil warna-warna alami dan warna-warna hangat, seperti putih kebiruan, kuning pastel, kuning citrus, hijau daun, hijau apel, biru laut, merah cerah, dan merah muda. Untuk menimbulkan nuansa baru, tidak ada salahnya beberapa warna dipadukan sekaligus dalam satu ruang. ( Astrid, 2008 : 23-24)

C. Fokus Permasalahan

Dari uraian diatas maka permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

(34)

commit to user

BAB II

METODE PERANCANGAN

A.

Analisis Permasalahan

Perancangan motif tekstil untuk tirai ruang tamu dengan mengambil tema “air” akan divisualisasikan dengan mengambil beberapa karakter yang berkaitan

dengan air, seperti keadaan air saat menetes, mengalir, memusar maupun kristal-kristal air berdasarkan penelitian Emoto. Visualisasi dari beberapa karakter tersebut akan diwujudkan dalam motif-motif abstrak yang bisa mewakili karakter air tersebut.

Pencapaian karakter motif tersebut perlu mengacu pada pemahaman mengenai unsur-unsur rupa serta prinsip-pinsip desain yaitu irama, keseimbangan, kesatuan, proporsi maupun dominasi sehingga terwujud visualisasi yang menarik dari karakter abstrak air.

Pada umumnya setiap perancangan motif tekstil baik untuk keperluan pakaian maupun untuk elemen pendukung interior mempunyai keterkaitan yang erat dengan nilai estetik di dalamnya maupun kesesuaian bahan dengan fungsi.

Sesuai dengan konsep perancangan motif untuk tirai ruang tamu maka aspek estetis pada penerapan motif suatu karya seni atau desain dapat dianalisa melalui keselarasan atau irama dalam desain itu sendiri. Pencapaian irama tersebut dapat diwujudkan dengan pengulangan pada unsur-unsur rupa yang dapat membentuk jenis-jenis irama tertentu yaitu: repetisi, transisi dan oposisi.

Konsep keseluruhan dalam perancangan ini meliputi beberapa aspek yaitu estetis, fungsi, bahan dan teknik. Penggabungan keseluruhan aspek-aspek tersebut

(35)

commit to user

nantinya diharapkan akan menghasilkan suatu produk atau karya seni berupa tirai yang mampu memenuhi aspek fungsi utama tirai yaitu sebagai pengatur intensitas sinar matahari yang masuk dalam suatu ruang serta menjaga privasi penghuni rumah maupun sebagai elemen pendukung suasana yang mampu mempengaruhi kesan ruang melalui motif maupun warnanya dimana hal ini terkait dengan aspek estetisnya mengingat keberadaannya yang cukup luas dalam suatu ruang khususnya ruang tamu.

B.

Strategi Pemecahan Masalah

Sesuai dengan analisis permasalahan diatas maka strategi pemecahan masalah yang digunakan penulis untuk untuk mewujudkan perancangan motif tekstil tersebut ialah:

1. Identifikasi Motif

Air memiliki banyak karakter berkaitan dengan keadaanya sebagai zat cair yang ada dipermukaan bumi baik saat mengalir, menetes, memercik, menjadi ombak, bergelembung maupun saat menjadi zat padat seperti kristal dan es. Pelbagai karakter dan fenomena tersebut akan mendasari perancangan motif tekstil untuk tirai ruang tamu dengan tema ”

air” ini. Visualisasi dari pelbagai karakter air tersebut berbentuk abstrak.

(36)

commit to user

pencerminan maupun desain utuh dengan memperhatikan irama atau keseimbangan gerak.

2. Penentuan bahan dan teknik

Bahan yang banyak digunakan untuk tirai ialah kain berbahan katun maupun campuran katun dan sintetis. Bahan yang banyak dijumpai di pasaran ialah kain katun dan kain berserat campuran katun sintetis. Dalam perancangan motif tekstil untuk tirai ruang tamu ini bahan yang akan digunakan ialah jenis katun. Penggunaan bahan tersebut diharapkan dapat mewakili fungsi utama tirai sebagai elemen pelengkap interior yang berfungsi untuk pengatur intensitas cahaya matahari disamping untuk pembangkit suasana dalam ruang melalui warna serta motifnya serta sifat-sifat bahan yang sesuai untuk tirai. Sedangkan untuk teknik menggunakan batik tulis dengan pewarnaan celup maupun tolet.

3. Alternatif Desain

Desain yang akan dibuat harus disesuaikan dengan karakter air atau menimbulkan kesan yang bisa mempresentasikan tentang keberadaan air dan fenomena yang terkait dengannya. Bentuk tirai yang akan diterapkan ialah jenis tirai tunggal maupun tirai ganda.

4. Melakukan Percobaan

(37)

commit to user

perancangan motif ini. Berikut ini beberapa hasil percobaan yang pernah dilakukan terkait dengan aspek teknis.

Gambar 1. Hasil ujicoba dengan teknik sablon pada sifon

(38)

commit to user

Gambar 3. Hasil ujicoba dengan teknik sablon pada katun

(39)

commit to user

Gambar 5. hasil pecobaan pada denim dengan teknik batik

Gambar. 6. Hasil percobaan dengan teknik batik pada katun

C.

Pengumpulan Data

(40)

commit to user

data-data tentang peranan penting air bagi kehidupan makhluk hidup serta keajaiban-keajaiban yang ada padanya. Disamping itu juga diperoleh data-data tentang bahan-bahan tekstil yang biasa digunakan untuk elemen interior. Studi pasar dan studi proses produksi juga dilakukan untuk menunjang kelengkapan data.

1. Studi Pasar

Survey dilakukan untuk mengamati langsung tentang bahan-bahan tekstil yang biasa digunakan untuk elemen interior dan penerapannya. Survey ini dilakukan dengan melakukan pengamatan bahan-bahan tekstil dan motif-motifnya di toko-toko atau stand tekstil yang ada di pusat grosir surakarta dan beteng trade center Solo. Survey menunjukkan bahwa tirai dengan motif geometris dan corak flora fauna yang simpel masih sangat diminati oleh masyarakat. Bahan yang banyak digunakan antara lain kain tenun ATBM dengan motif-motif geometris yang sederhana, satin serta campuran katun dan poliester juga beberapa jenis vitrase. Disamping itu pada beberapa jenis kain seperti belacu yang dikombinasikan dengan teknik bordir untuk mempercantik aksen tirai. Ukuran tirai yang umum ialah berkisar 150 x 175 cm atau sesuai dengan ukuran standar kain yang digunakan. Warna-warna yang umum diminati ialah warna krem, kuning, coklat, ungu yang umumnya mengarah warna pastel. Sementara harga yang ditawarkan berkisar dari Rp.35.000 sampai dengan Rp.200.000. 2. Studi Proses Produksi

(41)

commit to user

printing. Survey ini pernah penulis lakukan di perusahaan ”Batik

Manunggal” yang berada di kampung Butulan, Pajang milik bapak Fandi.

Motif tekstil yang dikembangkan di perusahaan ini umumnya mengambil motif-motif dari daerah Irian Barat karena pemasaran yang utama dilakukan perusahaan ini ialah ke Irian Barat. Studi proses produksi juga dilakukan di ”Batik Kalpika”, Yogyakarta maupun di Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta saat melakukan kerja profesi di balai tersebut.

Studi visual dilakukan dengan melakukan pengamatan visual tentang air yang yang diperoleh dari buku maupun internet. Data-data tersebut dapat dijadikan acuan dalam perancangan motif tekstil untuk elemen pelengkap interior. Studi proses produksi juga dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang perwujudan motif tekstil melalui beberapa teknik diantaranya batik dan printing.

D.

Alternatif Gagasan

Perancangan motif tekstil ini akan diterapkan untuk tirai ruang tamu. Sebuah ruang tamu akan terasa lebih nyaman dengan penataan furnitur didalamnya. Tirai sebagai salah satu elemen pelengkap interior kehadiranya bisa menarik perhatian dalam suatu ruang karena umumnya berukuran cukup besar. Penerapan motif pada tirai diharapkan mampu mendukung suasana yang lebih nyaman dalam suatu ruang tamu maupun ruang-ruang lainnya.

(42)

commit to user

Elemen penutup jendela ini berperan dalam menciptakan mood ruang. Melalui corak atau motif didalamnya diharapkan tirai bisa berperan sebagai pembangkit suasana dalam ruang tersebut.

Untuk mendapatkan fungsi yang maksimal dari sebuah tirai yaitu sebagai pengatur intensitas cahaya matahari, tabir untuk menjaga privasi penghuni rumah serta tujuan tambahan yaitu sebagai elemen estetis maka perlu adanya penataan yang luwes serta corak yang menarik didalamnya. Dalam perancangan ini maka perlu memperhatikan keseluruhan aspek yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkannya meliputi aspek fungsi, estetis, bahan maupun teknik penggarapannya.

Bentuk tirai yang akan digunakan adalah tirai jenis curtain baik tirai ganda maupun tiarai tunggal. Curtain merupakan jenis tirai yang paling umum digunakan untuk interior rumah tinggal. Tirai ini digantung di rel atau track

dengan ring atau hook. Tirai ini dapat dibuka dengan cara digeser ke kiri atau ke kanan dengan tangan.

(43)

commit to user

BAB III

PROSES PERANCANGAN

A. Bagan Pemecahan Masalah

Gambar 7. Bagan pemecahan masalah Tekstil Interior Karakter Air

sebagaai Ide Dasar

Tekstil untuk Tirai Ruang Tamu

Percobaan

Aspek Bentuk

(44)

commit to user

B. Konsep Desain

Konsep desain dalam perancangan ini ialah menghadirkan suasana yang segar dalam ruang tamu melalui salah satu elemen pelengkap interior yaitu tirai. Keberadaann tirai dalam suatu ruang bukan saja untuk pengatur intensitas sinar matahari yang masuk dan penjaga privasi penghuni rumah namun juga sebagai elemen pembangkit suasana dalam ruang. Untuk itu perlu dipertimbangkan beberapa aspek yang harus diperhatikan agar mampu mewujudkan suasana yang diinginkan dalam ruang tersebut melalui tirai disamping elemen pelengkap interior yang lain yang bersinergi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan ini ialah :

1. Aspek Fungsi

(45)

commit to user 2.Aspek Estetis

Aspek estetis dalam suatu karya atau produk tekstil umumnya terkait erat dengan penampilan visual tekstil tersebut berupa motif didalamnya, warna dan bahannya. Beberapa aspek estetis yang perlu diperhatikan dalam perancangan ini ialah :

a. Motif

Motif yang diterapkan adalah motif-motif abstrak dengan karakter-karakter sifat air dalam beberapa keadaan seperti mengalir, memusar, memercik serta kristal-kristal air berdasar penelitian Masaru Emoto. Motif ini berupa motif yang tersusun dari garis-garis atau bentuk yang telah dikembangkan menjadi motif baru sesuai dengan imajinasi dan dengan memperhatikan beberapa prinsip desain terutama keselarasan atau irama. Keselarasan atau irama dapat dilakukan dengan jalan pengulangan atau repetisi, transisi atau peralihan maupun oposisi atau kontras dipadukan dengan karakter dasar motif tradisi yaitu kawung.

b. Warna

(46)

commit to user c. Komposisi

Komposisi dalam perancangan ini mencakup keseluruhan unsur rancangan desain yang meliputi skala proporsi, ukuran, komposisi bentuk, warna maupun bidang dan pengulangan

(repeat). Penataan motif dalam perancangan ini menggunakan

komposisi berimbang yang simetris maupun non simetris. Motif dibuat beragam dari yang besar sampai yang kecil dengan penyusunan motif yang berselang, hal tersebut bertujuan untuk memberikan variasi agar tidak monoton. Motif yang disusun menggunakan sistem pengulangan antara bagian sisi kanan dan kiri, atas dan bawah maupun keseimbangan non simetris. sehingga akan tercapai ritme yang menarik tanpa penggunaan detail yang rumit serta memudahkan pencapaian kesatuan (unity).

3. Aspek Bahan

(47)

commit to user

Bahan yang digunakan dalam perancangan ini ialah jenis katun. Kain katun tersebut merupakan bahan yang memiliki karakter kuat, dapat menyerap zat warna dengan baik, tidak membutuhkan perawatan yang rumit, relatif mudah digunakan dalam proses penyempurnaan warna. Namun bahan jenis katun memiliki kekurangan diantaranya mudah kusut dan sifat jatuhnya kurang baik kecuali dengan penanganan yang baik. Dengan beberapa karakter yang dimiliki bahan katun tersebut maka dipilih bahan katun yang telah mengalami proses penyempurnaan seperti

mercerised cotton seperti katun dobby dan katun berkolin.

Bahan pewarna yang digunakan dalam perancangan ini ialah zat warna remasol. Zat warna remasol dapat untuk pewarnaan pada printing, batik biasa atau batik tradisional, pada pewarnaan ini kain setelah dikerjakan pewarnaan dikeringkan kemudian dikerjakan iring dengan natrium silikat atau waterglass.

4. Aspek Teknik

Pemilihan teknik dilakukan untuk menentukan teknik terbaik yang akan digunakan untuk memvisualisasikan sumber ide kedalam bahan tekstil dengan hasil yang sesuai dengan perancangan. Batik lukis sebagai salah satu teknik pembuatan dalam desain permukaan merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk menuangkan berbagai motif dengan kesan alami.

(48)

commit to user

terikat dengan warna soga maupun wedel pada batik tradisi. Pengembangan teknik tradisi ini telah digunakan secara turun temurun dan mampu memberikan keindahan tersendiri pada setiap hasil produksinya. Batik lukis juga dapat digunakan untuk menerapkan berbagai motif. Batik lukis dalam perancangan ini diharapkan dapat memunculkan dan mewakili sumber ide yaitu karakter air.

5. Aspek Bentuk

Bentuk tirai disesuaikan dengan model tirai yang sedang diminati di pasaran. Tirai jenis curtain adalah jenis tirai yang paling diminati karena lebih sederhana namun mewakili aspek yang ingin dicapai dengan penggunaan tirai dalam suatu ruang tamu, serta mekanismenya lebih sederhana. Dalam perancangan ini tirai yang dibuat akan berbentuk tunggal maupun ganda.

C. Kriteria Desain

(49)

commit to user

Penyusunan motif dilakukan dengan sistem pengulangan (repeat) maupun panel atau utuh dengan memperhatikan keseimbangan komposisi desain motifnya.

Pengunaan warna dalam perancangan ini dilakukan untuk mendukung karakter visual abstrak air dengan lebih dari dua jenis warna dalam setiap produk atau penggunaan gradasi warna tertentu. Selain untuk lebih menonjolkan karakter motif, penggunaan warna tersebut juga bertujuan untuk menunjang nilai estetik agar sesuai dengan gagasan. Keindahan dalam perancangan ini lebih didasarkan pada eksplorasi dan kesederhanaan bentuk dan warna serta keselarasan yang dihasilkan. Warna yang cenderung kearah warna-warna segar akan membuat suasana ruang lebih hidup, ceria, menciptakan kesan mengundang dan penuh vitalitas. Nuansa segar biasanya banyak mengambil warna-warna alami dan warna-warna hangat seperti putih kebiruan, kuning pastel, kuning citrus, hijau daun, hijau apel, biru laut, merah cerah dan merah muda. Untuk menimbulkan nuansa baru, tidak ada salahnya beberapa warna dipadukan sekaligus.

D.

Pemecahan Desain

(50)

commit to user

(51)

commit to user

BAB IV

VISUALISASI

A. Uraian Deskriptif

Tekstil merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia akan pemenuhan sandangnya. Dalam perkembangannya saat ini tekstil tidak hanya untuk keperlua sandang namun juga kebutuhan sekunder lainnya diantaranya untuk kebutuhan rumah tangga dalam hal ini elemen pelengkap interior dan sebagainya . Hal ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk keperluan hidupnya. Penampilan produk tekstil pun terus berkembang sesuai dengan permintaan pasar sehingga perlu memperhatikan aspek-aspek yang yang mendukung penampilan tekstil yang meliputi bahan, corak atau motif, warna dan sebagainya.

Perancangan motif pada tekstil pada dasarnya mengacu pada beberapa hal yang disebut unsur-unsur maupun prinsip-prinsip desain. Ide dasar “karakter air” dalam perancangan ini diharapkan mampu memberikan alternative dalam keberagaman corak pada tekstil khususnya untuk interior.

Karakter-karakter air saat menetes,mengalir, memancar, memusar maupun kristal-kristal air merupakan hal yang menjadi acuan dalam perancangan motif tekstil untuk tirai ruang tamu dalam perancangan ini. Visualisai bentuk dari pelbagai karakter tersebut nantinya berupa motif-motif abstrak yang memperhatikan unsure-unsur serta prinsip-prinsip desain. Perpaduan bentuk-bentuk abstrak serta warna dengan irama yang dibentuk-bentuk melalui repetisi, transisi,

(52)

commit to user

oposisi serta desain utuh diharapkan mampu mengasilkan suatu penampilan tekstil yang menarik.

(53)

commit to user B. Hasil Desain

1. Desain Motif 1

Gambar .8. Desain motif 1 Ukuran sebenarnya 120 cm x 180 cm

(54)

commit to user

desain motif ini. Warna coklat dalam perancangan ini memberi kesan natural dalam bentuk bidang yang memusar serta dalam karakter motif kawung.

Bahan yang digunakan dalam perancangan ini ialah katun. Katun ini mempunyai daya serap yang baik terhadap warna sintetis yang digunakan yaitu remasol. Teknik pengerjaannya mengugunakan teknik batik dengan system pewarnaan perpaduan antara celup dan tolet. Karya yang dibuat dalam perancngan ini dibuat ganda dengan system refleksi sehingga menghasilkan karya yang simetris. Ukuran sebenarnya ialah 240x180 cm sesuai dengan ukuran kain yang digunakan yaitu 120 cm. bentuk tirai yang dihasilkan ialah tirai jenis curtain dengan model ganda menggunakan pencerminan motif.

(55)

commit to user 2. Desain Motif 2

Gambar 10. Desain motif 2 Ukuran sebenarnya 150 cm x 198 cm

Desain motif ini mengambil karakter aliran air. Bentuk yang dihasilkan berupa bentuk-bentuk abstrak berupa bidang-bidang yang saling berhubungan maupun terpisah diiringi dengan bidang berbentuk bulat atau oval yang tersebar di beberapa bagian. Di bagian bawah dalam desain motif ini karakter aliran air tersebut dibuat terpisah dengan bagian atasnya dengan motif pembatas yaitu karakter dasar motif kawung.

(56)

commit to user

Kehadiran warna merah yang tersebar pada desain motif ini memberikan kesan gerak yang dinamis.

Bahan yang digunakan dalam perancangan ini ialah jenis katun. Kain ini mempunyai daya serap terhadap warna cukup baik. Katun ini lebih tebal namun mempunyai kelemasan kain yang cukup baik daripada belacu. Zat warna yang digunakan ialah remasol. Teknik pewarnaan yang digunakan ialah perpaduan antara teknik celup dan tolet. Ukuran sebenarnya dari karya ini yaitu 150 cm x198 cm.

(57)

commit to user 3. Desain Motif 3

Gambar 12. Desain motif 3 Ukuran sebenarnya 120 cm x 180 cm

Desain motif ini mengambil tema karakter percikan air. Bentuk-bentuk karakter tersebut ditampilakan dalam wujud bidang-bidang abstrak yang tidak teratur serta persebarannya yang merata. Bentuk-bentuk tersebut mulai dari yang besar dan kecil membentuk ritme keseimbangan non simetris. Pada bagian bawah dibuat tumpal dengan latar belakang karakter motif kawung dengan garis ikal yang berambung pada bagian atasnya.

(58)

commit to user

yang bergerak dinamis sesuai dengan karakter warna merah yang bersifat agresif dipadukan dengan warna dasar merah bata serta warna motif utama yaitu kuning . Bahan yang digunakan dalam perancangan desain motif ini ialah katun dengan ukuran 120x 180 cm. pewarnaan dalm desain motif ini dengan mengguamnakan teknik colet dan pencelupan 2 kali. Tirai yang dihasilkan ialah tirai jenis curtain tunggal dengan aksen kancing pada bagian atasnya.

(59)

commit to user 4. Desain Motif 4

Gambar 14 Desain motif 4 Ukuran sebenarnya 120 cm x 180 cm

Desain motif ini mengambil karakter kristal air. Bentuk motif utama berupa kristal-kristal air heksagonal. Bentuk-bentuk tersebut dipadukan dengan bentuk abstrak yang berkarakter seperti bonkahan es. Desain motif ini berupa desain motif yang utuh dengan komposisi simetris.

(60)

commit to user

Bahan yang digunakan dalam perancangan desain motif ini ialah katun dengan pewarnaan menggunakan remasol. Teknik pewarnaan dalam desain motif ini ialh batik dengan cara mentolet dengan kuas. Ukuran sebenarnya dari karya ini ialah 120x180 cm sesuia dengan ukuran kain yang digunakan.

(61)

commit to user 5. Desain Motif 5

Gambar 16. Desain motif 5 Ukuran sebenarnya 120 cm x 175 cm

Desain motif ini mengambil karakter utama kristal air. Bentuk-bentuk yang dihadirkan berupa karakter visual kristal-kristal air berupa bidang-bidang abstrak yang membentuk segienam. Karakter tersebut merupakan karakter utama yang dihadirkan dalam perancangan ini. Bentuk-bentuk abstrak dsari kristal-kristal tersebut terdiri dari bentuk yang kecil , sedang dan besar. Bentuk lain yang lain dalam desain motif ini ialah bidang-bidang abstrak yang mewakili karakter riak air kecil saat bergelombang. Bentuk lain yang dimunculkan disini ialah karakter dasar motif kawung yang dibuat pada bagian bawah.

(62)

commit to user

kuning dan biru menjadi warna utama dalam desain motif ini. Perpaduan warna biru dengan biru-ungu pada karakter dasar motif kawung sebagai penyeimbang warna pada pola utam yang terbentuk yang didonimasi warna kuning.

Bahan yang digunakan dalam desain motif ini ialah jenis katun. Bahan ini mempunyai tekstur yang halus dan lebih mengkilap. Pewarnaan dalam desain motif ini dengan cara tolet kuas dan spon. Tekstur yang ada kain ini menambah penampilannya lebih menarik. Katun ini juga mempunyai daya serap terhadap warna cukup baik serta lebih ringan dibandingkan dengan katun berkolin. Karya yang sesungguhnya berukuran 120x175 cm.

(63)

commit to user 6. Desain Motif 6

Gambar 18. Desain motif 6 Ukuran sebenarnya 120 cm x 180 cm

Desain motif ini mengambil karakter utama kristal-kristal air. Bentuk utama dalam desain motif ini ialah bentuk abstrak dari kristal air berupa kristal heksagonal. Bentuk lain yng mendukung dalam desain motif ini ialah bentk-bentuk abstrak berupa bidang berupa garis yang membentk-bentuk outline tertentu. Komposisi penataan dari motif-motif tersebut tersebar mengerucut keatas dan mengecil. Pada bagian bawah dalm desain motif ini menghadirkan karakter dasar motif kawung.

(64)

commit to user

dalam desain motif ini. Kombinasi warna gradasi biru dengan warna coklat tua dan muda memberi kesan perubahan dari hangat menjadi dingin.

Bahan yang digunakan dalam perancangan ini ialah katun. Desain motif ini menggunakan teknik pewarnaan tolet dengan zat warna remasol. Karya ukuran sebenarnya ialah 120x180 cm.

(65)

commit to user

BAB V

KESIMPULAN

Perancangan motif tekstil dengan mengambil tema karakter air ini merupakan salah satu alternatif untuk memperoleh desain motif yang menarik dalam bidang desain permukaan. Air sebagai salah satu unsur terpenting di permukaan bumi ini mempunyai pelbagai karakter yang menarik untuk dijadikan inspirasi dalam perancangan motif tekstil. Visualisai dari karakter-karakter air tersebut diwujudkan dalam bentuk abstrak dengan memperhatikan unsur-unsur desain dan prinsip-prinsip desain sehingga dapat diperoleh visual yang menarik meskipun hal tersebut tidak mutlak. Hal yang terpenting ialah kepekaan dalam mengolah sebuah sumber ide menjadi visual yang menarik.

Desain motif dalam perancangan ini ditujukan untuk kebutuhan tekstil pelengkap interior yaitu tirai. Kehadiran tirai dalam suatu ruang disamping sebagai pengontrol intensitas sinar matahari juga untuk elemen pelengkap interior yang mendukung suasana dalam ruang melalui corak dan warnanya.

Pelbagai aspek yang perlu diperhatikan dalam perancangan ini meliputi aspek fungsi, estetis, bahan, teknis serta bentuk. Untuk itu diperlukan pemahaman yang lebih luas untuk mencapai tujuan tersebut. Konsep perancangan ini ialah ingin menampilkan nuansa segar dalam ruang tamu melalui tirai sehingga membuat suasana ruang lebih hidup, cerah, serta menciptakn kesan mengundang. Nuansa warna segar tersebut bisa dihadirkan melalui warna-warna alami dan warna hangat, seperti putih kebirubiruan, kuning pastel, kuning citrus, hijau daun,

(66)

commit to user

hijau apel, biru laut merah cerah dan muda. Penggabungan beberapa warna sekaligus juga perlu dilakukan untuk menimbulkan suasana yang baru.

Gambar

Gambar 26 .Contoh tirai ............................................     Lampiran
Gambar 1. Hasil ujicoba dengan teknik sablon pada sifon
Gambar 3. Hasil ujicoba dengan teknik sablon pada katun
Gambar 5. hasil pecobaan pada denim dengan teknik batik
+7

Referensi

Dokumen terkait

dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan orang tua dan fasilitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan konstribusi sebesar 85,5% dan sisanya 14,5%

informasi yang terjadi, informasi tersebut akan dikondisikan sesuai dengan besarnya perubahan sinyal pengirim informasi, artinya frekuensi tersebut mewakili besarnya tegangan

Berdasarkan hasil penelitian di Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul dapat diambil kesimpulan bahwa riwayat waktu memulai pemberian MP-ASI berhubungan secara signifi kan

Pendidikan Demokrasi sebagai Konteks Civic Education di Negara Berkembang.. “ Revitalisasi Pembelajaran PKn melalui Praktik Belajar Kewarganegaraan ( Project Citizen”,

berkonsentrasi dan lebih memperhatikan penjelasan yang diberikan pada saat belajar kelompok pada siklus berikutnya tentang materi yang dipelajari. Memberikan motivasi

bidang Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat, Akreditasi Fakultas Syari'ah IAIN Purwokerto, serta kegiatan lai tya yang erat hubmgannya

Dalam pelan Takaful, peserta akan membayar sejumlah wang yang ditentukan sebagai caruman (dikenali sebagai premium) sebahagiannya kepada dana risiko (peserta akaun

Menurut Lumsdaine (dalam Miarso 2009), ilmu perilaku merupakan ilmu yang utama dalam perkembangan teknologi pendidikan terutama ilmu tentang psikologi belajar, sedangkan