UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI KELAS VIII SMP
NUSA PENIDA MEDAN T.P. 2014/2015
Oleh : Surianto NIM 4101111052
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Materi Relasi dan Fungsi Di Kelas VIII SMP Nusa Penida Medan T.P. 2014/2015
Nama Mahasiswa : Surianto
NIM : 4101111052
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Matematika
Menyetujui:
Dosen Pembimbing Skripsi,
Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd NIP. 19590807 198303 1 033
Mengetahui:
FMIPA UNIMED Jurusan Matematika
Dekan, Ketua,
Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D Dr. Edy Surya, M.Si
NIP. 19590805 198601 1 001 NIP. 19671019 199203 1 003
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together
(NHT) Pada Materi Relasi dan Fungsi Di Kelas VIII SMP Nusa Penida Medan
T.P 2014/2015.”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna
kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd dan Bapak
Mulyono, S.Si. M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan
saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima
kasih juga kepada Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbimngan dan saran dalam perkuliahan.
Terima kasih untuk Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua jurusan Matematika FMIPA
UNIMED dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku
Ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak dan
Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang
sudah membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Nusa Penida Medan, Ibu
Leo Asnah Munthe, S.Ag yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian, guru bidang studi Matematika Bapak Iwan Pinem, S.Pd
dan para guru SMP Nusa Penida Medan beserta siswa kelas VIII yang telah
v
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah tersayang
Alm Panut dan Ibu tercinta Musiem yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi dan semangat, serta dukungan moral dan materi yang tak ternilai harganya. Serta kepada Abangku Ponijan, Suharno, Suhardi dan
Sujarwadi, Kakakku Riani, Rianti, Suharni dan Raningsih, Adikku Lusiwan dan
Adol yang begitu banyak memberikan do’a, motivasi dan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.
Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu memberikan do’a dan semangat yaitu Surya, Rika, Nila dan Nurul dan teman-teman kelas Dik C 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang
senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka. Terima
kasih juga untuk Daud dan Lisnawati yang banyak membantu dalam penyusunan
skripsi. Selamat berjuang sahabatku, semoga Allah berkatimu.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dalaam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.
Medan, Oktober 2014
Penulis
Surianto
iii
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI KELAS
VIII SMP NUSA PENIDA MEDAN T.P. 2014/2015
Surianto (NIM 4101111052)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika bagi siswa kelas VIII di SMP Nusa Penida Medan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head
Together (NHT) pada materi relasi dan fungsi. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas VIII SMP Nusa Penida Medan Tahun Pelajaran 2014/2015 dan objek penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head
Together (NHT) pada materi relasi dan fungsi. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah tes dan observasi.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada setiap akhir siklus diberikan tes untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep matematika siswa. Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 65,24 atau tingkat pemahaman konsep matematika siswa termasuk dalam kriteria rendah dan pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 74,64 atau tingkat pemahaman konsep matematika siswa termasuk dalam kriteria sedang. Berdasarkan nilai rata-rata siswa pada siklus 2 maka pemahaman konsep matematika siswa mengalami peningkatan. Hal ini didukung dari hasil observasi pembelajaran matematika pada materi relasi dan fungsi dengan model pembelajaran kooperatif learning tipe
Numbered Head Together (NHT) di kelas VIII SMP Nusa Penida Medan pada
siklus I 2,41 (kategori baik) dan siklus II 3,25 (kategori sangat baik).
vi
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Batasan Masalah 6
1.4 Rumusan Masalah 6
1.5 Tujuan Penelitian 7
1.6 Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Kerangka Teoritis 8
2.1.1 Pengertian Belajar 8
2.1.2 Pembelajaran Matematika 8
2.1.3 Pemahaman Konsep Matematika 9
2.1.4 Model Pembelajaran 12
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif 13
2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT 15
2.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe NHT 16
2.1.8 Relasi dan Fungsi 17
vii
2.3 Hipotesis Penelitian 23
BAB III METODE PENELITIAN 24
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 24
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 24
3.2.1 Subjek Penelitian 24
3.2.2 Objek Penelitian 24
3.3 Jenis Penelitian 24
3.4 Prosedur Penelitian 24
3.5 Teknik Pengumpulan Data 28
3.5.1 Tes Pemahaman konsep 28
3.5.2 Observasi 29
3.6 Teknik Analisis Data 30
3.6.1 Reduksi Data 30
3.6.2 Interpretasi Hasil 30
3.6.2.1 Pencapaian Pemahaman Konsep Siswa 30
3.6.2.2 Analisis Data Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Guru
dan Kegiatan Siswa 33
3.6.3 Menarik Kesimpulan 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 35
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I 35
4.1.1.1 Permasalahan Siklus I 35
4.1.1.2 Perencanaan Tindakan Siklus I 36
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 37
4.1.1.4 Analisis Data Siklus I 39
4.1.1.5 Refleksi Siklus I 43
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II 44
viii
4.1.2.2 Perencanaan Tindakan Siklus II 45
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 45
4.1.2.4 Analisis Data Siklus II 49
4.1.2.5 Refleksi Siklus II 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 58
5.1 Kesimpulan 58
5.2 Saran 59
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.5 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 14
Tabel 3.6.2.1a Rubrik Penilaian Pemahaman Konsep 30
Tabel 3.6.2.1b Tingkat Penguasan Siswa 33
Tabel 4.1 Persentase Tes Kemampuan Awal Siswa 35
Tabel 4.2 Persentase Pemahaman Konsep Matematika Siswa Siklus I 40
Tabel 4.3 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I 41
Tabel 4.4 Persentase Pemahaman Konsep Matematika Siswa Siklus II 49
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Contoh Soal Yang Dikerjakan Siswa 4
Gambar 2.1.8.a Contoh Relasi dengan Diagram Panah 18
Gambar 2.1.8.b Contoh Relasi Dengan Diagram Cartesius 19
Gambar 2.1 Contoh Fungsi 20
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Butir Tes Wawancara 62
Lampiran 2. Lembar Soal Tes Diagnostik 63
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Siklus I) 65
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Siklus I) 69
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan pembelajaran 3 (Siklus II) 74
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan pembelajaran 4 (Siklus II) 79
Lampiran 7. Kisi-Kisi Kemampuan Pemahaman Konsep Pada
Lembar Aktivitas Kelompok (Siklus I) 84
Lampiran 8. Kisi-Kisi Kemampuan Pemahaman Konsep Pada
Lembar Aktivitas Kelompok (Siklus II) 85
Lampiran 9. Lembar Aktivitas Kelompok 1.1 86
Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Kelompok 1.1 89
Lampiran 11. Lembar Aktivitas Kelompok 1.2 91
Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Kelompok 1.2 93
Lampiran 13. Lembar Aktivitas Kelompok 2.1 95
Lampiran 14. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Kelompok 2.1 97
Lampiran 15. Lembar Aktivitas Kelompok 2.2 99
Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Kelompok 2.2 101
Lampiran 17. Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Konsep (Siklus I) 104
Lampiran 18. Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Konsep (Siklus II) 105
Lampiran 19. Tes Pemahaman Konsep (Siklus I) 106
Lampiran 20. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep (Siklus I) 108
Lampiran 21. Tes Pemahaman Konsep (Siklus II) 110
Lampiran 22. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep (Siklus II) 113
Lampiran 23. Rubrik Penilaian Pemahaman Konsep 115
Lampiran 24. Lembar validasi Tes Pemahaman Konsep (Siklus I) 117
Lampiran 25. Lembar validasi Tes Pemahaman Konsep (Siklus II) 120
Lampiran 26. Lembar Observasi (Siklus I) 123
xii
Lampiran 28 Analisis Hasil Tes Diagnostik 127
Lampiran 29 Analisis Pemahaman Konsep I 128
Lampiran 30 Analisis Hasil Pemahaman Konsep II 129
Lampiran 31 Skor Pemahaman Konsep Matematika Siswa Setiap Siklus 130
Lampiran 32 Contoh Letak Kesalahan Siswa Siklus I 131
Lampiran 33 Contoh Letak Kesalahan Siswa Siklus II 138
Lampiran 34 Nama Kelompok Siklus I 143
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi suatu negara agar dapat
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya. Dengan
SDM yang berkualitas maka dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
sehingga secara tak langsung akan menjadikan bangsa tersebut semakin maju.
Dengan kata lain majunya suatu negara ditentukan oleh majunya pendidikan
dalam suatu negara tersebut. Menurut Hamalik (2010:79) bahwa:
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat.
Sesuai dengan pernyataan Trianto (2011:1) bahwa pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Di dalam dunia pendidikan, matematika adalah salah satu ilmu dasar yang
penting untuk diajarkan kepada siswa karena matematika dapat melatih seseorang
(siswa) berfikir logis, bertanggung jawab, memiliki kepribadian yang baik, dan
keterampilan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
menunjukkan bahwa matematika memegang peranan penting dalam upaya
meningkatkan sumber daya manusia.
Menurut Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009: 253) bahwa:
2
Pada umumnya disekolah sering dijumpai siswa-siswa yang tidak tertarik
belajar matematika. Hal ini terjadi karena pada kenyataannya pelaksanaan
pembelajaran matematika yang kurang baik, serta metode pembelajaran yang
digunakan masih berpusat pada guru dan monoton. Guru masih mendominasi
kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung dan model pembelajaran yang
kurang bervariasi. Seperti yang dikemukakan oleh Suherman (2009):
Konon dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada umumnya masih menggunakan metode konvensional yaitu guru masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih, dan lupa). Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian juga dalam latihan dari tahun ketahun soal yang diberikan soal-soal yang itu juga dan tidak bervariasi. Untuk mengikuti pembelajaran di sekolah kebanyakan siswa tidak siap terlebih dahulu dengan membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong. http:educare.e-fkipunla.net
Hal ini berakibat pada pemahaman matematika yang semakin berkurang.
Karena itu diperlukan perbaikan pembelajaran matematika untuk meningkatkan
pemahaman matematika siswa disekolah. Sebagaimana telah diketahui bahwa
kemampuan pemahaman matematika adalah salah satu tujuan penting dalam
pembelajaran, yang memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan
kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu. Dengan
pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.
Seperti yang dikemukakan Abdurrahman (2009:254): “konsep menunjuk pada
pemahaman dasar. Siswa mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu
mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika mereka dapat
mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu.”
Kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang
mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan
nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh lagi bahkan
siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya. Berbicara
mengenai proses pembelajaran dan pengajaran yang sering membuat kita kecewa
apalagi dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Walaupun
3
yang baik terhadap materi yang diterimanya, namun kenyataan mereka sering
kurang memahami dan mengerti secara mendalam pengetahuan yang bersifat
hafalan tersebut. Pemahaman yang dimaksud ini adalah pemahaman siswa
terhadap dasar kualitatif dimana fakta-fakta saling berkaitan dengan
kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan tersebut dalam situasi baru.
Sebagian besar siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka
pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan/diaplikasikan
pada situasi baru.(Trianto, 2011 : 6-7)
Pembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan
pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan-aturan matematika. Namun
tingginya tuntutan untuk menguasai matematika berbanding terbalik dengan hasil
belajar matematika siswa. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil
belajar matematika, antara lain yaitu kurangnya minat siswa menerima pelajaran
yang diberikan guru karena dianggap paling sulit, rendahnya penguasaan siswa
terhadap konsep. Selain itu dalam proses pembelajaran siswa sering merasa jenuh
dan bosan karena proses pembelajaran yang dilakukan guru tidak efektif dan
efesien seperti metode mengajar guru yang kurang bervariasi, bersifat
konvensional, dan lebih banyak didominasi oleh guru, akibatnya pencapaian hasil
belajar tidak optimal.
Kemampuan siswa yang rendah dalam menyelesaikan soal matematika
yang berkaitan dengan pemahaman konsep tentunya menjadi masalah dalam
pembelajaran matematika. Konsep matematika yaitu segala yang berwujud
pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi
definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat dan inti /isi dari materi matematika
(Budiono, 2009: 4). Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan
siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara
luwes, akurat, efisien dan tepat (Tim Penyusun, 2006: 142). Pemahaman terhadap
suatu konsep sangat penting karena apabila siswa menguasai konsep materi
prasyarat maka siswa akan mudah untuk memahami konsep materi selanjutnya.
Selain itu, menurut Bell, Frederick H. (1981: 117), siswa yang menguasai konsep
4
karena itu, guru perlu merancang pembelajaran dan tes yang dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa terhadap suatu materi.
Faktor lain yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika
siswa ditemukan peneliti saat melaksanakan observasi awal terhadap siswa kelas
VIII pada tanggal 18 maret 2014 di SMP Nusa Penida Medan. Hasil observasi
menunjukkan pada saat proses belajar mengajar, keterlibatan siswa sangat kurang
dan guru masih mendominasi kelas. Kemudian diperkuat dari hasil wawancara
dengan salah satu guru matematika kelas VIII SMP Nusa Penida Medan, Bapak
Iwan Pinem yang mengatakan bahwa rata rata hasil belajar matematika siswa
kelas VIII masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Hal tersebut didukung oleh tes diagnostik yang diberikan peneliti kepada
29 orang siswa kelas VIII SMP Nusa Penida Medan pada tanggal 18 maret 2014
bahwa dari 29 siswa hanya 4 siswa yang tuntas belajar atau sebesar 13,79% dan
yang tidak tuntas ada 25 siswa atau sebesar 86,20%. Rendahnya hasil belajar
siswa disebabkan kurangnya pemahaman konsep matematika siswa. Hal ini dapat
kita lihat dari salah satu contoh soal yang dikerjakan siswa.
Dari gambar diatas ada beberapa masalah yang dihadapi siswa dalam
menyelesaikan soal relasi dan fungsi yaitu :
Siswa sulit memahami konsep fungsi
Siswa belum paham konsep korespondensi satu-satu.
Siswa masih bingung untuk menunjukkan hubungan-hubungan
5
tahu mengaitkan antara yang diketahui dan yang ditanya dalam
soal.
Siswa mengalami kesulitan dalam penggunaan konsep
matematika yang akan digunakan dalam menyelesaiakan soal
relasi dan fungsi.
Siswa kurang teliti sehingga salah dalam menghubungkan dua
himpunan tersebut.
Berdasarkan alasan tersebut, maka sangatlah urgen bagi para pendidik
khususnya guru memahami karakteristik materi, peserta didik, dan metodologi
pembelajaran dalam proses pembelajaran terutama berkaitan pemilihan
terhadap model-model pembelajaran modern. Menurut Johnson dan Johnson
(dalam Trianto, 2011 : 57) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif
adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik
dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.
Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah Numbered Head
Together (NHT), atau penomoran berfikir bersama adalah merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered
Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser kagen (dalam
Trianto, 2011 : 82) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah
materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman
mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), peneliti
berharap dapat melakukan perubahan bagi para siswa SMP Nusa Penida
Medan dalam mempelajari materi relasi dan fungsi sehingga pemahaman
konsep siswa semakin meningkat.
Hal ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Ilyasari, A.,
Suyadi, G., dan Asnawati R. (2012), bahwa model kooperatif tipe NHT
berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP
6
juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Istikomah (2012) menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih
efektif dibandingkan dengan metode ekspositori, metode Learning Start with a
Questions (LSQ) tidak lebih efektif dibandingkan dengan metode ekspositori
dan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dibandingkan
dengan metode Learning Start with a Questions (LSQ) ditinjau dari
peningkatan pemahaman konsep siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Pemahaman
Konsep Matematika Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Materi Relasi dan Fungsi Di Kelas VIII SMP Nusa Penida Medan T.P 2014/2015.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya pemahaman konsep matematika siswa.
2. Keterlibatan para siswa dalam proses pembelajaran sangat kurang.
3. Metode yang digunakan guru kurang bervariasi
4. Dalam pembelajaran matematika guru masih mendominasi kelas.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka pada penelitian ini masalah
dibatasi pada pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan pemahaman
konsep matematika siswa pada pokok bahasan Relasi dan Fungsi bagi siswa kelas
VIII di SMP Nusa Penida Medan.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang
7
1. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered head Together
(NHT) pada pokok bahasan Relasi dan Fungsi di kelas VIII SMP Nusa
Penida Medan Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan relasi
dan fungsi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered head
Together (NHT) yang dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika
siswa kelas VIII di SMP Nusa Penida Medan?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII di
SMP Nusa Penida Medan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe numbered Head Together (NHT) pada pokok bahasan relasi
dan fungsi.
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika siswa
kelas VIII di SMP Nusa Penida Medan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe numbered Head Together (NHT) pada pokok
bahasan relasi dan fungsi.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada pokok
bahasan relasi dan fungsi.
2. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan model
pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan peneliti tentang kesulitan apa saja yang dialami
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
1. Peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head Together
(NHT) pada materi relasi dan fungsi di kelas VIII SMP Nusa penida
Medan dilihat dari nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 65,24 atau
tingkat pemahaman konsep matematika siswa termasuk dalam kriteria
rendah dan pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 74,64 atau tingkat
pemahaman konsep matematika siswa termasuk dalam kriteria sedang.
Berdasarkan nilai rata-rata siswa pada siklus 2 maka pemahaman konsep
matematika siswa mengalami peningkatan. Hal ini didukung dari hasil
observasi pembelajaran matematika pada materi relasi dan fungsi dengan
model pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head Together
(NHT) di kelas VIII SMP Nusa Penida Medan pada siklus I 2,41 (kategori
baik) dan siklus II 3,25 (kategori sangat baik) artinya peneliti telah mampu
menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head
Together (NHT) pada materi relasi dan fungsi dengan maksimal.
2. Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran matematika pada materi
relasi dan fungsi dengan model pembelajaran kooperatif learning tipe
Numbered Head Together (NHT) di kelas VIII SMP Nusa penida Medan
terlaksana dengan sangat baik, hal ini didukung dari hasil observasi
pembelajaran matematika pada materi relasi dan fungsi dengan model
pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head Together (NHT) di
kelas VIII SMP Nusa Penida Medan pada siklus I 2,41 (kategori baik) dan
siklus II 3,25 (kategori sangat baik) artinya peneliti telah mampu
menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head
59
5.2Saran
1. Kepada guru matematika agar memperhatikan pemahaman konsep
matematika siswa dan menerapkan model pembelajaran kooperatif
learning tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai salah satu
alternatif.
2. Kepada siswa agar lebih berani dalam menyampaikan pendapat, memiliki
semangat yang tinggi dalam belajar, percaya diri dan menghargai teman
dan guru.
3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan
60
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka
Cipta : Jakarta
Ansari, Bansu. 2008. Komunikasi Matematik Konsep Dan Aplikasi. Banda Aceh
Arikunto, S., dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara : Jakarta
As’ari, A.R., dkk. 2014. Matematika Kelas VIII SMP/MTs. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia: Jakarta
Bell, Frederick H. (1981). Teaching and Learning Mathematics (In Secondary
School). Iowa: Brown Company Publishers
Budiono. (2009). Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Tersedia di
http://www.scribd.com/doc/21684083/Pengemb-Materi-Pembelaj
Budiono-SMANEJA-Blitar. Diakses pada tanggal 14 Desember 2014
Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bumi aksara: Bandung
Handoko, Didik Hardi dan Warsono. 2011. Medali Sarana Belajar Berprestasi.
Solo : Indonesia jaya
Hudojo, H. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud Dirjen Dikti
P2LPTK : Jakarta
Ilyasari, A., Suyadi, G., dan Asnawati R. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT Terhadap Pemehaman Konsep Matematis Siswa.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/MTK/article/view/1776. diakses 6
Agustus 2014
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada
Istikomah. 2012. Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Metode Numbered
Head Together (NHT) Dibanding Metode Learning Start with a
Questions (LSQ) Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa. http://digilib.uin-suka.ac.id/7919/1/BAB%20I,%20V
,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. diakses 6 Agustus 2014
61
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Raja Wali Pres : Jakarta
Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Prenada Media Group.
Sihombing,W.L. 2013. Telaah Kurikulum. Medan : Unimed
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Rineka Cipta :
Jakarta
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja
Rosdakarya : Bandung
Suherman. 2009. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika di Indonesia,
http://educare.e-fkipunla.net (accessed 20 April 2014)
Tampomas, Husein. 2005. Matematika 2 Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta :
Yudhistira
Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas ( Clasroom Action
Research). Departemen Pendidikan dan Kebudayan Direktoriat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah:
Jakarta
Tim Penyusun. (2006). Pedoman Model Penilaian Kelas KTSP
TK-SD-SMPSMA-SMK-MI-MTs-MA-MAK. Jakarta: BP. Cipta Jaya
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana :
Surabaya
Wahyuli, Endah Bekti. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Matematika pada Materi Persamaan dan
Pertidaksamaan Kuadrat pada Peserta Didik Kelas X Teknik Komputer
Jaringan (TKJ) di SMK 45 Wonosari. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta
Widdiharto, Rachmadi. 2004. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP.