• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI KELAS VIII SMP NUSA PENIDA MEDAN T.P 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI KELAS VIII SMP NUSA PENIDA MEDAN T.P 2014/2015."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI KELAS VIII SMP

NUSA PENIDA MEDAN T.P. 2014/2015

Oleh : Surianto NIM 4101111052

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Materi Relasi dan Fungsi Di Kelas VIII SMP Nusa Penida Medan T.P. 2014/2015

Nama Mahasiswa : Surianto

NIM : 4101111052

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Matematika

Menyetujui:

Dosen Pembimbing Skripsi,

Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd NIP. 19590807 198303 1 033

Mengetahui:

FMIPA UNIMED Jurusan Matematika

Dekan, Ketua,

Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D Dr. Edy Surya, M.Si

NIP. 19590805 198601 1 001 NIP. 19671019 199203 1 003

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah

dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together

(NHT) Pada Materi Relasi dan Fungsi Di Kelas VIII SMP Nusa Penida Medan

T.P 2014/2015.”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada

Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna

kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada

Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd dan Bapak

Mulyono, S.Si. M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan

saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima

kasih juga kepada Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan bimbimngan dan saran dalam perkuliahan.

Terima kasih untuk Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA

UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua jurusan Matematika FMIPA

UNIMED dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan

Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku

Ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak dan

Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang

sudah membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Nusa Penida Medan, Ibu

Leo Asnah Munthe, S.Ag yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian, guru bidang studi Matematika Bapak Iwan Pinem, S.Pd

dan para guru SMP Nusa Penida Medan beserta siswa kelas VIII yang telah

(4)

v

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah tersayang

Alm Panut dan Ibu tercinta Musiem yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi dan semangat, serta dukungan moral dan materi yang tak ternilai harganya. Serta kepada Abangku Ponijan, Suharno, Suhardi dan

Sujarwadi, Kakakku Riani, Rianti, Suharni dan Raningsih, Adikku Lusiwan dan

Adol yang begitu banyak memberikan do’a, motivasi dan semangat kepada

penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu memberikan do’a dan semangat yaitu Surya, Rika, Nila dan Nurul dan teman-teman kelas Dik C 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang

senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka. Terima

kasih juga untuk Daud dan Lisnawati yang banyak membantu dalam penyusunan

skripsi. Selamat berjuang sahabatku, semoga Allah berkatimu.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi

ini dapat bermanfaat dalaam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, Oktober 2014

Penulis

Surianto

(5)

iii

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI KELAS

VIII SMP NUSA PENIDA MEDAN T.P. 2014/2015

Surianto (NIM 4101111052)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika bagi siswa kelas VIII di SMP Nusa Penida Medan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head

Together (NHT) pada materi relasi dan fungsi. Subjek penelitian ini adalah siswa

kelas VIII SMP Nusa Penida Medan Tahun Pelajaran 2014/2015 dan objek penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head

Together (NHT) pada materi relasi dan fungsi. Instrumen penelitian yang

digunakan adalah tes dan observasi.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada setiap akhir siklus diberikan tes untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep matematika siswa. Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 65,24 atau tingkat pemahaman konsep matematika siswa termasuk dalam kriteria rendah dan pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 74,64 atau tingkat pemahaman konsep matematika siswa termasuk dalam kriteria sedang. Berdasarkan nilai rata-rata siswa pada siklus 2 maka pemahaman konsep matematika siswa mengalami peningkatan. Hal ini didukung dari hasil observasi pembelajaran matematika pada materi relasi dan fungsi dengan model pembelajaran kooperatif learning tipe

Numbered Head Together (NHT) di kelas VIII SMP Nusa Penida Medan pada

siklus I 2,41 (kategori baik) dan siklus II 3,25 (kategori sangat baik).

(6)

vi

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 6

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Pengertian Belajar 8

2.1.2 Pembelajaran Matematika 8

2.1.3 Pemahaman Konsep Matematika 9

2.1.4 Model Pembelajaran 12

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif 13

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT 15

2.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe NHT 16

2.1.8 Relasi dan Fungsi 17

(7)

vii

2.3 Hipotesis Penelitian 23

BAB III METODE PENELITIAN 24

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 24

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 24

3.2.1 Subjek Penelitian 24

3.2.2 Objek Penelitian 24

3.3 Jenis Penelitian 24

3.4 Prosedur Penelitian 24

3.5 Teknik Pengumpulan Data 28

3.5.1 Tes Pemahaman konsep 28

3.5.2 Observasi 29

3.6 Teknik Analisis Data 30

3.6.1 Reduksi Data 30

3.6.2 Interpretasi Hasil 30

3.6.2.1 Pencapaian Pemahaman Konsep Siswa 30

3.6.2.2 Analisis Data Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Guru

dan Kegiatan Siswa 33

3.6.3 Menarik Kesimpulan 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 35

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I 35

4.1.1.1 Permasalahan Siklus I 35

4.1.1.2 Perencanaan Tindakan Siklus I 36

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 37

4.1.1.4 Analisis Data Siklus I 39

4.1.1.5 Refleksi Siklus I 43

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II 44

(8)

viii

4.1.2.2 Perencanaan Tindakan Siklus II 45

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 45

4.1.2.4 Analisis Data Siklus II 49

4.1.2.5 Refleksi Siklus II 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 58

5.1 Kesimpulan 58

5.2 Saran 59

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1.5 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 14

Tabel 3.6.2.1a Rubrik Penilaian Pemahaman Konsep 30

Tabel 3.6.2.1b Tingkat Penguasan Siswa 33

Tabel 4.1 Persentase Tes Kemampuan Awal Siswa 35

Tabel 4.2 Persentase Pemahaman Konsep Matematika Siswa Siklus I 40

Tabel 4.3 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I 41

Tabel 4.4 Persentase Pemahaman Konsep Matematika Siswa Siklus II 49

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Contoh Soal Yang Dikerjakan Siswa 4

Gambar 2.1.8.a Contoh Relasi dengan Diagram Panah 18

Gambar 2.1.8.b Contoh Relasi Dengan Diagram Cartesius 19

Gambar 2.1 Contoh Fungsi 20

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Butir Tes Wawancara 62

Lampiran 2. Lembar Soal Tes Diagnostik 63

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Siklus I) 65

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Siklus I) 69

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan pembelajaran 3 (Siklus II) 74

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan pembelajaran 4 (Siklus II) 79

Lampiran 7. Kisi-Kisi Kemampuan Pemahaman Konsep Pada

Lembar Aktivitas Kelompok (Siklus I) 84

Lampiran 8. Kisi-Kisi Kemampuan Pemahaman Konsep Pada

Lembar Aktivitas Kelompok (Siklus II) 85

Lampiran 9. Lembar Aktivitas Kelompok 1.1 86

Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Kelompok 1.1 89

Lampiran 11. Lembar Aktivitas Kelompok 1.2 91

Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Kelompok 1.2 93

Lampiran 13. Lembar Aktivitas Kelompok 2.1 95

Lampiran 14. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Kelompok 2.1 97

Lampiran 15. Lembar Aktivitas Kelompok 2.2 99

Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Kelompok 2.2 101

Lampiran 17. Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Konsep (Siklus I) 104

Lampiran 18. Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Konsep (Siklus II) 105

Lampiran 19. Tes Pemahaman Konsep (Siklus I) 106

Lampiran 20. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep (Siklus I) 108

Lampiran 21. Tes Pemahaman Konsep (Siklus II) 110

Lampiran 22. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep (Siklus II) 113

Lampiran 23. Rubrik Penilaian Pemahaman Konsep 115

Lampiran 24. Lembar validasi Tes Pemahaman Konsep (Siklus I) 117

Lampiran 25. Lembar validasi Tes Pemahaman Konsep (Siklus II) 120

Lampiran 26. Lembar Observasi (Siklus I) 123

(12)

xii

Lampiran 28 Analisis Hasil Tes Diagnostik 127

Lampiran 29 Analisis Pemahaman Konsep I 128

Lampiran 30 Analisis Hasil Pemahaman Konsep II 129

Lampiran 31 Skor Pemahaman Konsep Matematika Siswa Setiap Siklus 130

Lampiran 32 Contoh Letak Kesalahan Siswa Siklus I 131

Lampiran 33 Contoh Letak Kesalahan Siswa Siklus II 138

Lampiran 34 Nama Kelompok Siklus I 143

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi suatu negara agar dapat

meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya. Dengan

SDM yang berkualitas maka dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

sehingga secara tak langsung akan menjadikan bangsa tersebut semakin maju.

Dengan kata lain majunya suatu negara ditentukan oleh majunya pendidikan

dalam suatu negara tersebut. Menurut Hamalik (2010:79) bahwa:

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat.

Sesuai dengan pernyataan Trianto (2011:1) bahwa pendidikan bertujuan

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Di dalam dunia pendidikan, matematika adalah salah satu ilmu dasar yang

penting untuk diajarkan kepada siswa karena matematika dapat melatih seseorang

(siswa) berfikir logis, bertanggung jawab, memiliki kepribadian yang baik, dan

keterampilan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

menunjukkan bahwa matematika memegang peranan penting dalam upaya

meningkatkan sumber daya manusia.

Menurut Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009: 253) bahwa:

(14)

2

Pada umumnya disekolah sering dijumpai siswa-siswa yang tidak tertarik

belajar matematika. Hal ini terjadi karena pada kenyataannya pelaksanaan

pembelajaran matematika yang kurang baik, serta metode pembelajaran yang

digunakan masih berpusat pada guru dan monoton. Guru masih mendominasi

kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung dan model pembelajaran yang

kurang bervariasi. Seperti yang dikemukakan oleh Suherman (2009):

Konon dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada umumnya masih menggunakan metode konvensional yaitu guru masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih, dan lupa). Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian juga dalam latihan dari tahun ketahun soal yang diberikan soal-soal yang itu juga dan tidak bervariasi. Untuk mengikuti pembelajaran di sekolah kebanyakan siswa tidak siap terlebih dahulu dengan membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong. http:educare.e-fkipunla.net

Hal ini berakibat pada pemahaman matematika yang semakin berkurang.

Karena itu diperlukan perbaikan pembelajaran matematika untuk meningkatkan

pemahaman matematika siswa disekolah. Sebagaimana telah diketahui bahwa

kemampuan pemahaman matematika adalah salah satu tujuan penting dalam

pembelajaran, yang memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan

kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu. Dengan

pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.

Seperti yang dikemukakan Abdurrahman (2009:254): “konsep menunjuk pada

pemahaman dasar. Siswa mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu

mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika mereka dapat

mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu.”

Kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang

mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan

nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh lagi bahkan

siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya. Berbicara

mengenai proses pembelajaran dan pengajaran yang sering membuat kita kecewa

apalagi dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Walaupun

(15)

3

yang baik terhadap materi yang diterimanya, namun kenyataan mereka sering

kurang memahami dan mengerti secara mendalam pengetahuan yang bersifat

hafalan tersebut. Pemahaman yang dimaksud ini adalah pemahaman siswa

terhadap dasar kualitatif dimana fakta-fakta saling berkaitan dengan

kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan tersebut dalam situasi baru.

Sebagian besar siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka

pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan/diaplikasikan

pada situasi baru.(Trianto, 2011 : 6-7)

Pembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan

pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan-aturan matematika. Namun

tingginya tuntutan untuk menguasai matematika berbanding terbalik dengan hasil

belajar matematika siswa. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil

belajar matematika, antara lain yaitu kurangnya minat siswa menerima pelajaran

yang diberikan guru karena dianggap paling sulit, rendahnya penguasaan siswa

terhadap konsep. Selain itu dalam proses pembelajaran siswa sering merasa jenuh

dan bosan karena proses pembelajaran yang dilakukan guru tidak efektif dan

efesien seperti metode mengajar guru yang kurang bervariasi, bersifat

konvensional, dan lebih banyak didominasi oleh guru, akibatnya pencapaian hasil

belajar tidak optimal.

Kemampuan siswa yang rendah dalam menyelesaikan soal matematika

yang berkaitan dengan pemahaman konsep tentunya menjadi masalah dalam

pembelajaran matematika. Konsep matematika yaitu segala yang berwujud

pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi

definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat dan inti /isi dari materi matematika

(Budiono, 2009: 4). Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan

siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara

luwes, akurat, efisien dan tepat (Tim Penyusun, 2006: 142). Pemahaman terhadap

suatu konsep sangat penting karena apabila siswa menguasai konsep materi

prasyarat maka siswa akan mudah untuk memahami konsep materi selanjutnya.

Selain itu, menurut Bell, Frederick H. (1981: 117), siswa yang menguasai konsep

(16)

4

karena itu, guru perlu merancang pembelajaran dan tes yang dapat meningkatkan

pemahaman konsep siswa terhadap suatu materi.

Faktor lain yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika

siswa ditemukan peneliti saat melaksanakan observasi awal terhadap siswa kelas

VIII pada tanggal 18 maret 2014 di SMP Nusa Penida Medan. Hasil observasi

menunjukkan pada saat proses belajar mengajar, keterlibatan siswa sangat kurang

dan guru masih mendominasi kelas. Kemudian diperkuat dari hasil wawancara

dengan salah satu guru matematika kelas VIII SMP Nusa Penida Medan, Bapak

Iwan Pinem yang mengatakan bahwa rata rata hasil belajar matematika siswa

kelas VIII masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Hal tersebut didukung oleh tes diagnostik yang diberikan peneliti kepada

29 orang siswa kelas VIII SMP Nusa Penida Medan pada tanggal 18 maret 2014

bahwa dari 29 siswa hanya 4 siswa yang tuntas belajar atau sebesar 13,79% dan

yang tidak tuntas ada 25 siswa atau sebesar 86,20%. Rendahnya hasil belajar

siswa disebabkan kurangnya pemahaman konsep matematika siswa. Hal ini dapat

kita lihat dari salah satu contoh soal yang dikerjakan siswa.

Dari gambar diatas ada beberapa masalah yang dihadapi siswa dalam

menyelesaikan soal relasi dan fungsi yaitu :

 Siswa sulit memahami konsep fungsi

 Siswa belum paham konsep korespondensi satu-satu.

 Siswa masih bingung untuk menunjukkan hubungan-hubungan

(17)

5

tahu mengaitkan antara yang diketahui dan yang ditanya dalam

soal.

 Siswa mengalami kesulitan dalam penggunaan konsep

matematika yang akan digunakan dalam menyelesaiakan soal

relasi dan fungsi.

 Siswa kurang teliti sehingga salah dalam menghubungkan dua

himpunan tersebut.

Berdasarkan alasan tersebut, maka sangatlah urgen bagi para pendidik

khususnya guru memahami karakteristik materi, peserta didik, dan metodologi

pembelajaran dalam proses pembelajaran terutama berkaitan pemilihan

terhadap model-model pembelajaran modern. Menurut Johnson dan Johnson

(dalam Trianto, 2011 : 57) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif

adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik

dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.

Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah Numbered Head

Together (NHT), atau penomoran berfikir bersama adalah merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered

Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser kagen (dalam

Trianto, 2011 : 82) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah

materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman

mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), peneliti

berharap dapat melakukan perubahan bagi para siswa SMP Nusa Penida

Medan dalam mempelajari materi relasi dan fungsi sehingga pemahaman

konsep siswa semakin meningkat.

Hal ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Ilyasari, A.,

Suyadi, G., dan Asnawati R. (2012), bahwa model kooperatif tipe NHT

berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP

(18)

6

juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Istikomah (2012) menunjukkan

bahwa pembelajaran dengan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih

efektif dibandingkan dengan metode ekspositori, metode Learning Start with a

Questions (LSQ) tidak lebih efektif dibandingkan dengan metode ekspositori

dan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dibandingkan

dengan metode Learning Start with a Questions (LSQ) ditinjau dari

peningkatan pemahaman konsep siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Pemahaman

Konsep Matematika Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Materi Relasi dan Fungsi Di Kelas VIII SMP Nusa Penida Medan T.P 2014/2015.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya pemahaman konsep matematika siswa.

2. Keterlibatan para siswa dalam proses pembelajaran sangat kurang.

3. Metode yang digunakan guru kurang bervariasi

4. Dalam pembelajaran matematika guru masih mendominasi kelas.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka pada penelitian ini masalah

dibatasi pada pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan pemahaman

konsep matematika siswa pada pokok bahasan Relasi dan Fungsi bagi siswa kelas

VIII di SMP Nusa Penida Medan.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang

(19)

7

1. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered head Together

(NHT) pada pokok bahasan Relasi dan Fungsi di kelas VIII SMP Nusa

Penida Medan Tahun Pelajaran 2014/2015?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan relasi

dan fungsi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered head

Together (NHT) yang dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika

siswa kelas VIII di SMP Nusa Penida Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII di

SMP Nusa Penida Medan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe numbered Head Together (NHT) pada pokok bahasan relasi

dan fungsi.

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika siswa

kelas VIII di SMP Nusa Penida Medan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe numbered Head Together (NHT) pada pokok

bahasan relasi dan fungsi.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada pokok

bahasan relasi dan fungsi.

2. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan model

pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan peneliti tentang kesulitan apa saja yang dialami

(20)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

1. Peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head Together

(NHT) pada materi relasi dan fungsi di kelas VIII SMP Nusa penida

Medan dilihat dari nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 65,24 atau

tingkat pemahaman konsep matematika siswa termasuk dalam kriteria

rendah dan pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 74,64 atau tingkat

pemahaman konsep matematika siswa termasuk dalam kriteria sedang.

Berdasarkan nilai rata-rata siswa pada siklus 2 maka pemahaman konsep

matematika siswa mengalami peningkatan. Hal ini didukung dari hasil

observasi pembelajaran matematika pada materi relasi dan fungsi dengan

model pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head Together

(NHT) di kelas VIII SMP Nusa Penida Medan pada siklus I 2,41 (kategori

baik) dan siklus II 3,25 (kategori sangat baik) artinya peneliti telah mampu

menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head

Together (NHT) pada materi relasi dan fungsi dengan maksimal.

2. Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran matematika pada materi

relasi dan fungsi dengan model pembelajaran kooperatif learning tipe

Numbered Head Together (NHT) di kelas VIII SMP Nusa penida Medan

terlaksana dengan sangat baik, hal ini didukung dari hasil observasi

pembelajaran matematika pada materi relasi dan fungsi dengan model

pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head Together (NHT) di

kelas VIII SMP Nusa Penida Medan pada siklus I 2,41 (kategori baik) dan

siklus II 3,25 (kategori sangat baik) artinya peneliti telah mampu

menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head

(21)

59

5.2Saran

1. Kepada guru matematika agar memperhatikan pemahaman konsep

matematika siswa dan menerapkan model pembelajaran kooperatif

learning tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai salah satu

alternatif.

2. Kepada siswa agar lebih berani dalam menyampaikan pendapat, memiliki

semangat yang tinggi dalam belajar, percaya diri dan menghargai teman

dan guru.

3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan

(22)

60

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka

Cipta : Jakarta

Ansari, Bansu. 2008. Komunikasi Matematik Konsep Dan Aplikasi. Banda Aceh

Arikunto, S., dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara : Jakarta

As’ari, A.R., dkk. 2014. Matematika Kelas VIII SMP/MTs. Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia: Jakarta

Bell, Frederick H. (1981). Teaching and Learning Mathematics (In Secondary

School). Iowa: Brown Company Publishers

Budiono. (2009). Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Tersedia di

http://www.scribd.com/doc/21684083/Pengemb-Materi-Pembelaj

Budiono-SMANEJA-Blitar. Diakses pada tanggal 14 Desember 2014

Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bumi aksara: Bandung

Handoko, Didik Hardi dan Warsono. 2011. Medali Sarana Belajar Berprestasi.

Solo : Indonesia jaya

Hudojo, H. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud Dirjen Dikti

P2LPTK : Jakarta

Ilyasari, A., Suyadi, G., dan Asnawati R. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe NHT Terhadap Pemehaman Konsep Matematis Siswa.

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/MTK/article/view/1776. diakses 6

Agustus 2014

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik. Pustaka Pelajar : Yogyakarta

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada

Istikomah. 2012. Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Metode Numbered

Head Together (NHT) Dibanding Metode Learning Start with a

Questions (LSQ) Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika Siswa. http://digilib.uin-suka.ac.id/7919/1/BAB%20I,%20V

,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. diakses 6 Agustus 2014

(23)

61

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Raja Wali Pres : Jakarta

Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta : Prenada Media Group.

Sihombing,W.L. 2013. Telaah Kurikulum. Medan : Unimed

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Rineka Cipta :

Jakarta

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja

Rosdakarya : Bandung

Suherman. 2009. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika di Indonesia,

http://educare.e-fkipunla.net (accessed 20 April 2014)

Tampomas, Husein. 2005. Matematika 2 Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta :

Yudhistira

Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas ( Clasroom Action

Research). Departemen Pendidikan dan Kebudayan Direktoriat Jenderal

Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah:

Jakarta

Tim Penyusun. (2006). Pedoman Model Penilaian Kelas KTSP

TK-SD-SMPSMA-SMK-MI-MTs-MA-MAK. Jakarta: BP. Cipta Jaya

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana :

Surabaya

Wahyuli, Endah Bekti. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep Matematika pada Materi Persamaan dan

Pertidaksamaan Kuadrat pada Peserta Didik Kelas X Teknik Komputer

Jaringan (TKJ) di SMK 45 Wonosari. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta

Widdiharto, Rachmadi. 2004. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP.

Gambar

Tabel 2.1.5 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Gambar 1.1   Contoh Soal Yang Dikerjakan Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... Implementasi Sistem ... Implementasi Antarmuka ... Form Informasi Jadwal ...

Radius orbit r pada mobil percobaan dinaikkan dengan pemindahan neraca pegas dan diukur masing-masing gaya sentrifugal F z dan radius r... Gaya sentrifugal sebagai fungsi

• Untuk menjalankan program sebuah kelas wajib memiliki main method (program pertama kali akan mengeksekusi yang ada di dalam main method )... // This program prints Welcome

Sehubungan dengan telah berakhirnya masa sanggah terhadap Pengumuman Pemenang Seleksi Sederhana Nomor : 602.1/08/PK16/POKJA-DINKES/STG/X/2015, tanggal 12 Oktober 2015 untuk paket

Dalam perencanaan dan penyususnan Laporan Akhir yang berjudul “Implementasi IP Camera Untuk Monitoring Ruang Teori dan Lab Praktikum Berbasis Web Server di

Saya akan berperan lebih banyak selama belajar matematika dalam kelompok pada hari-hari yang akan datang dan saya yakin hal itu bisa saya lakukan. Berdoalah sebelum

Pada puncak acara sekaten yang dalam bahasa Jawa disebut. Garebeg Maulud, terdapat upacara membawa gunungan dari keraton

Analisis asosiasi adalah teknik data mining untuk menemukan aturan asosiatif antara suatu kombinasi item.Aturan asosiatif dari analisis pembelian di suatu pasar swalayan adalah