• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM OTONOMI DAERAH DI SMP NEGERI 25 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM OTONOMI DAERAH DI SMP NEGERI 25 MEDAN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Poltak Maouruog. Pola Manajemen Kepal~ Sekolah dalam Otonomi

Daer.ili

di SMP Negeri 25 Medan. Tesis Medan: Program ·sekolah Pascasarjana Universitas

Negeri Medan, Januari 2010. •

Masalah penelitian ini adalah bagaimana pola manajemen kepala sekolah dalam era otono mi daerah di SMP Negeri 25 Medan. ·

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan manajemen kepala sekolah di SMP negeri 25 Medan dalam pembelajaran di kelas, mendeskripsikan manajemen kurikulum yang dilakukan guru di kelas, mendeskripsikan tenaga pendidik dalam pembelajaran dalam otonomi daerah. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan metode pengumpulan dan analisis data yang mengacu pada kaedah-kaedah penelitian kualitatif. Prosedur pemilihan narasumber ditentukan berdasarkan pertimbangan keterlibatannya dalam manajemen pembelajaran dalam kelas serta kontribusi me reka sebagai faktor pendulrung dan seb agai penghambat pada pelaksanaan manaj e men pembelajaran di SMP Negeri 2 5 medan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif naturalistik. Data-data dikumpulkan melalui wawancara, observasilpengamatan ke lapangan dan studi dokumentasi. Penelitian ini informannya adalah kepala sekolah, pembantu kepala sekolah I, II, 01, para guru, dan peserta didik.

Untuk keabsahan data penelitian ini digunakan metode teknik trianggulasi, observasi terus-menerus, perpanjangan waktu di lapangan dan membandingk.an hasil wawancara dengan hasil pengamatan.

Hasil penelitian ini mengungk.apkan: (I) pola kurikulum di SMPNegeri 25 Medan diberlakukannya otonomi daerah dan pola tenaga pendidik di SMP Negeri 25 Medan diberlakukannya otonomi daerah.

(2)

ABSTRACT

Poltak Maouruag. Design Management Head Master in Area Autonomy in SMP Negeri 25 Medan. lbesis Medan : Post Graduate of Medan State University, Mei 2010.

The problem of this study is how head master management in SMP Negeri 25 Medan to use area autonomy.

Target of this research is descript management head master in SMP Negeri 25 Medan, curriculum management descript which teacher in classroom, teacher management descript in area autonomy. To reach the target of researcher use gathering method and data analysis which relate at research qualitative. procedure Election of guest speaker determined pursuant to its involvement consideration in study management in class and also their contribution as supplementary factor and as resistor at study management execution in class at SMP Negeri 25 M edan.

This Research is conducted by using naturalistic approach qualitative. Data collected to through interview, observation/perception to documentation study and field. This research of its infonnan is headmaster, ministrant of headmaster I, II, Ill, teachers, and participant educated .

For the authenticity of research data used by trianggulasi technique method, continuous observation, time lengthening in field and compare result of interview with result of perception.

Result of this research lay open: Design curriculum at SMP Negeri 25 Medan to use area autonomy and design teacher at SMP Negeri 25 Medan to use area autonomy.

Conclusion of this Research is teacher managem ent head master in SMP Negeri 25 Medan not yet taken place effectively. Mount ab ility learn in conducting of study management in class still need attention better. Classroom management w hich learn in study not yet be can to support of the classroom management execution. Headmaster have to can guide and instruct teachers in manageme nt execution study class in area autonomy.

(3)

POLA MANAJEMEN KEPAI.A SEKOLAH DALAM

OTONOMI DAERAH Dl SMP NEGERI 25 MEDAN

TESIS

OLEH :

POLTAK MANURUNG

NIM : 061188130042

~

(/j

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam M emperoleh Gelar Megister P endidikan

>

Prog ram Studi A.dministrasi Pendidikan

z

?

SEKOLAH PROGRAM

PASCASAR.JANA

(4)

TESIS

POLA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH

DAL~

OTONOMI DAERAH Dl SMP NEGERI

~5

MEDAN

Disusun dan diajukan oleb:

POLTAKMANURUNG

N ~.

06

1 1 8 8130

042

Telah dipertabaokan di Depan Pahltia Ujiao Tesis Pada Tanggal14 Juni 2010 Dan Dinyatakan Telab Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program

Studi Administrasi Pendidikan Medan, 14 Juni 2010

Menyetujui Tim Pembimbing

Pembimbing ll

Prof. Dr. Belferik Manullang NIP. 194710 15 197412 1 001

Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M .Pd.

Prodi Administrasi Pendidikan Ketua,

~.

Prof. Dr. H. Syruful Sagala. M.Pd. NIP. 195805091 98611 1 001

(5)

PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

No.Nama

1. Prof. Dr. Belferik Manullang

NIP. 1947101 5 197412 1 001

(Pembimbing

I)

Prof. Dr. H Syaiful Sagala. M.Pd

NIP. 19580509 198611 1 001

(Pembimbing II)

Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik. M.Si

NIP. 19630520 197031 1 004

(Penguji)

4.

Prof.

Dr.

Siman Nuhadi. M.Pd

NIP. 19550108 198303 1 007

(Penguji)

5. Dr.

Sabat Siagian. M.Pd

NIP. 19610104 198703 1 017

(Penguji)

Nama Mahasiswa : Poltak Manurung

NIM

: 06 1188130042

(6)

KATAPENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

a nugerahNya sehingga tesis yang berjudul Pola Manajemen Kepala Sekolah dalam O tonomi Daerah di SMP Negeri 25 Medan dapat diselesaikan.

Penulisan tesis ini merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pmdidikan pada Sekolah Program Pascasarjana (S-2) Universitas Negeri Medan ( UNIMED).

Dalam penulisan tesis ini tidak sedikit rintangan yang d ihadapi namun dapat teratasi atas bantuan yang ketulusan dari semua pihak yang berkenan memberikan dukungan baik secara moril maupun materil.

Atas segala bentuk bantuan dan dukungan berbarga yang telah diberikan, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

I. Bapak Pro( Dr. Belferik Manullang sebagai Pembimbing I serta sebagai Direktur Sekolah Program Pascasarjana Un iversitas Negeri Medan telah berkenan meluangkan banyak waktu dan menyumbangkan pemikiran dengan penuh ketulusan dan keikhlasan untuk membimbing. mengarahkan. serta memotivasi peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala. M.Pd. sebagai pembimbing II serta sebagai Ketua Prodi Administrasi Pendidikan Sekolah Program Pascasarjana (S-2) Universitas Negeri Medan yang telah berkenan meluangkan banyak waktu dan

menyumbangkan pemikiran dengan penuh ketulusan dan kcikhlasan untuk membimbing, mengarahkan, serta memotivasi peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

(7)

3. Bapak Prof.

Dr.

lbnu Hajar Damanik. M.Si., Prof. Dr. Siman Nuhadi, M.Pd .. dan Dr. Sabat Siagian, M.Pd. sebagai penguji telah banyak memberikan masulcan konstruktif yang sangat berharga untuk menyempumakan tesis ini. 4. Bapak Drs. Yasaratodo Wau. M.Pd. sebagai Sekretaris Prodi Adminisbasi

Pendidikan Program Pasca Saljana Universitas Negeri Medan.

5. Para Bapak dosen, staf adminisb'asi, serta seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana (S-2) Universitas Negeri Medan.

6. Almarhum istri saya yang kucintai tidak dapa_t menemani saya akhir selesamya tesis ini.

6. Anak-anak saya, yang saya cintai dan saudara-saudara senantiasa setia, sabar, dan pengertian mengorbankan moril serta memberi motivasi selama

masa

pcrk:uliahao hingga selesainya penulisan tesis inL

Akhimya, pada kesempatan ini peneliti mengharapkan masukan konstruktif yang bermanfaat sehingga tesis ini menjadi lebih sempuma dan bermanfaat.

(8)

,

DAFTARISI

Halaman ABSTRAK ... . . .. ... . ... .. ... ... . ~ ... . . . .. : ... . .

,

ABSTRACT. . . .. .. ... . ... ... . .... ... ii

KATA PENGANTAR .... .. ... ... ... .. .. .... ... . ... ... .. . .. . ... ... _ iii DAFTAR lSI. ... . . . ... .. ... iv

BAB I PENDAHULUAN A . Lalar Belalcang ... .. .... . .. .... .... ... ... . . . . .... ... ... 1

10 10 0. Tujuan Penelitian ··· ··· ··· ···· ··· ···· ··· ··· ·· ··· · ···- 10

E . Manfaat Penelitian II BABII KAJU\NPUSTAKA A. Dasar Teoritis Pola Manajemen Kepala Sekolah. ... . ... .. . .. . ... ... 12

B. Konsep Teoritis Sentralisasi dan Desentralisasi . ... . . ... .. .. ... ... 25

I. Sentralisasi Kurikulum . .. . ... ... ... . ~ . ... . . . .. ... . .. ... 30

2. Sentralisasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan.. ... ... . . .... . ... 32

3. Oesentralisasi Kurikulum . . .. . .. . .. . ... . .. .. . . .. . . .. . . ... .. . ... 33

4. Desentralisasi Tenaga Pendidik dan Kepend idikan. . ... . ... . ..•. 36

5. Perbandingan Kurikulum Sentralisasi dan Desentralisasi. ... .... 39

6. Perbandingan Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sentralisasi dan Desentralisasi... .... . .. .... ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... 4 1 7. Penelitian yang Relevan ... ... ... ... ... ... ... 42

C. Dasar KonseptuaJ ... ... : ... . .. ... ... ... 4 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A . Lokasi dan Waktu Penelitian.. .. .. .. ... ... .... .. .. .. .. ... .. ... .. .. .... 45

8 . Desain Metode Penelitian. .... .. ... .. . .. . .... .... . ... . . .. . . . ... ... . . ... 45

C. L.atar Penelitian ... ... ... .. ... ... . .. ... .. ... ... 47

D. Teknik Pengumpulan Data... ... .. ... ... ... . 48

E. Teknik Analisa Data... ... ... ... ... ... 51

(9)

F. Validasi!Keabsahan Data... ... ... ... 53 G. Merumuskan Tentuan.... .. . . .. . .. .. . . ... .. . .. . .. . . .. . .. . ... 57 H. Menyusu!l Laporan Peneli!ian . . .. . ... ... .... .. ... .. . ,... ·57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

'

A. Propil Sekolah . . .. . . .. . . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . . .. . .. 58 B. Hasil dan Pentbahasan . . .. . . .. . . .. . .. . .. . . .. . .. 79

I . Pola Kurikulum SMP Negeri 25 Medan Diberlakukannya

Otonorni I>aerah • • • • • . . • • • • • . • • • • . . • . • • • • . . • • . • • • • . . • • • • • • . . • • • • . • •.• 80 2 . Pola Tenaga Pendidik dan Kependidikan

di SMP Negeri 25 Medan D iberlakukannya Otonomi Daerah 103 C. Hasil Temuan Penelitian di SMP Negeri 25 Medan... . . .. .. ... .. . .. . . 113 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .. . . .. .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. .. . 128 B. lmplikasi. . .•... .. . ... ... ... ... . ... . . ... ... . . . .. . . .. ... .. 129

c.

Saran . ... . · ··· · ··· .. . ... ... . .. .... ··· ·· · ... ... .. .. .... . ... 129 Daftar Pustaka

Lampi ran

(10)

BAD: I

- PENDAHULUAN

,

,

A • IAtar Bdakaog

Kemajuan pendidikan dewasa ioi tidak mungkin dicapai tanpa kebadiran sekolah ~ orgaoisasi penyelen~ proses pendidikan secara fonnal. Sekolah sebagai

pusat

pendidikan fonnal

bedanggung

jawab dalam tran.sfonnasi dan sosialisasi ilmu pengetabuan dan teknologi tennasuk nilai dalam kehidupan. Untuk. itu. pendidibn perlu dipahami dalam koosep secara luas baik itu masyarak.at maupun pemerintah.

Di dalam Undang-Undang

Dasar

(UUD) 1945 pasaJ 31 tentang pendidilcan disebutkan ..,.-aap-tiap · warga negara betbak mendapatkan pengajaran (ayat I); Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-nndang (ayat 2).

Berdasarkan isi pasal 31 UUD 1945 maka abad ke-21 ini yang ditandai oleh proses globalisasi dengan persaingan yang amat ketat maka pendidikan di Indonesia · dituntut siap menghadapi otonomi pendidikan.

(11)

pusat: kepada pemerintah

daerah.

mengakibatkan terjadinya pe~bahan dalam

berbagai aspek pembangunan di lndol)eSia. tennasuk dalam aspek pendidikan. Berdasarkan Pasal 10 ayat (3) UU No.32 Tahtm 2004 bahwa masalah pendidikan secara teknis diserahkan pada Dinas Peodidikan Pro~

Kabupaten/Kota dengan tugas dan fungsi ulama memberikan pelayanan dalam pengelolaan seluruh aset atau swnber daya pendidikan yang meliputi sebagai berikut : a) tenaga pendidik, b) sarana dan prasarana pendidikan, c) dana pendidikan, d) pelaksanaan dan pembinaan tenaga pendidik dalam satuan pendidikan, e) melaksanalcan monitoring dan evaluasi.

Sejumlah faktor yang menjadi pendorong pelaksanaan otonomi pendidibn sebagai berikut: a) tuntutan dari segenap pemangku kepentingan, b) adanya refonnasi dalam bidang pendidikan, c) adanya dampak negatif yang timbul akibat senttalisasi pendidikan.

Otonomi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan e fisiensi atau efektivitas manajemen serta kepuasan tenaga pendidik dan kependidikan dalam -melaksanabn tugas serta kurikulum yang dipergunakan.

(12)

Peuiogkatan kualitas ~dibo merupakan suatu proses yang terintegrasi dengao proses peningkatan kualitas sumber daya manusia ito sendiri. Menyadari peotingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. pemerintah bersama dengan masyarakat berupaya mewuj,odkan amana t te rsebut melalui berbagai usaha

pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas sebab dalam hal ini pendidikan dianggap sebagai mekanisme kelembagaan pokok dalam mengembangkan keablian dan pengetahuan setiap orang.

Hal ini sejalan dengan pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa:

Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencaoa untuk mewujudkan suasana

beiajar atau proses pembelajacan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya . untuk memiliki kekuatan spritual

kea2amaan. nemrendalian diri. kenrihadian. kece rdac;an. ahlalc m ulia. serta

penampilan yang diperlukan bagi dirinya,masyarakat, bangsa d an negara. Lebih lanjut Dewey dalam Sagala (2005:3) menjelaskan bahwa pendidikan

merupakan proses pembentukan lcemampuan dasar yang fundamenta l, baik yang menyaogkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya.

Keberadaan sekolah sebagai lembaga pendi(likan formal di Indonesia sebagaimana yang diisyaratkan dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Peodidikan Nasional memiliki peran strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia.

Beberapa aswnsi dasar yang melatarbelakangi mengapa swnber day a manusia merupakan taktor strategis dan rasiooal yang dapat menentukan k eberhasilan

(13)

pendidikan yakni: (a) manusJa merupakan aset terpenting dalam organisasi pendidikan, (b) rnupl personel meneotukan keberhasilan tujuan organisasi, (c) unsur man usia merupakan variabel terkontroVpaling besar dalam organisasi, (d) sebagian

t>esar

persoalan organisasi berkaitan dengan masalah penampilan manusia, (e) p<:matian utama dari sistem sekolah adalah mengidentifikasi dan menata perilaku proses agar mencapai tujuan yang ditetapkan.

Melihat pentingnya sumber daya manusia dalam konteks pendidikan. maka

manajemen peningkatan mutu

guru

harus benar-benar dilakukan agar suatu o tganisasi seperti sekolah dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih produktif sehingga mampu memberibn jawaban dalam mengahadapi masalah mutu pendidikan dalam otonomi daerah.

Penyelengaraan pendidikan dapat terlaksana dengan baik jika didukung oleh pemberdayaan sumber daya manusia dengan strategi manajemen yang tepat. Manajemen turut menentukan keberhasilan pencapaian tujuan program pendidikan.

Demikian halnya dengan keberhasilan sekolah, salah satu aspek yang menentukan keberhasilannya adalah pelaksanaan manajemen sekolah. Oleh sebab itu, manajemen pendidikan merupakan altematif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan terutama peningkatan mutu guru.

(14)

Otonomi pendidikan berarti suatu pemberian kew ~ nangan, mandat. dan kepercayaan yang bertanggung jawab daJam pengelolaan pendidikan

d3ri

pemerlntah pusat kepada pemerintah daerah dan atau dari pemerintah daerah kepada satuan pendidikan, baik dari sisi dana. personalia, sarana, dan prasarana mauptm manajemen dan kurilrulum pendidikan.

Otonomi pendidikan bertujuan untuk dapat meningkatkan efisiensi manajemen dan kepuasan keJja teoaga pendidik dan kependidikan serta menciptakan suatu sistem pendidilcan dengan kebijakan-kebijakan yang kongkret yaitu sumber daya pendidikan dapat didayaguoakan secara optimal dapat menggali potensi lokal secara lebih efektif, dapat meogelola sistem pendidikan yang sejalan dengan kebudayaan setempat. serta partisipasi masyarakat dalam pendidikan meningkat akuntabilitas pendidikan serta meningkatkan mutu pendidikan .

Sejumlah faktor yang menjadi pendorong pelaksanaan o tonomi pendidikan antara lain: tuntutan dari segenap pemangku kepentingan, adanya refonnasi dalam bidang pendidikan, dan adanya dampak negatif yang ditimbulkan sebagai akibat sentralisasi pendidikan. Memasuki reformasi, ttmtutan orang tua, kelompok masyarakat, para legislator, pebisnis dan perhimpunan buruh untuk turut serta, berpartisipasi aktif, mengontrol dan melakukan penilaian kualitas proses dan out put

pendidikan.

TeJjadinya tuntutan revormasi dalam bidang pendidikan dan kurangnya persaingan antardaerah dalam memajukan pendidikan serta tuntutan masyarakat

(15)

untuk

mandiri

sesuai _dellgan kemampuan daerah dalam menyelenggarakan · dan · memajukav bidang pendidikan

juga~

pendorong lahimya otonomi pendidilcan .

Pendorong lain untuk melaksanakan otonomi pendidikan ada:lah dampak

struktur pendidikan terpusat yang temyata tidak dapat bekerja dengan baik dalam meoingkatkan partisipasi ~ dan ketidakmampuan birokrasi yang ada untuk merespon secara efektif kebutuhan dan tuntutan pendidikan bermutu sesuai

karakteristik dan harapan masyarabt yang beraneka ragam.

Deogan

otonomi pendidikan. efek positif yang mWlCUI adalah terjadinya perbaikan pendidikan ditinglcat lobi, efisiensi admioistrasi, efisiensi keuangan. dan terwujudnya pelayanan pendidibn sebagai modal dasar terselenggaranya pendidikan yang berlrualitas pada otonomi daerah.

Otonomi pendidikan memiliki prinsip-prinsip penyeleoggaraan otonomi yang

harus ditaati oleh segenap pemanglru kepentingan. Prinsip-prinsip itu mcliputi: pola pelaksanaan, pemberdayaan, dan pelayanan. Ketiga prinsip otonomi pendidikan tersebut merupakan satu kestuan yang tidak dapat dipisahkan dan harus dilakukan secara sereotak untuk keberhasilan pelaksanaao otonomi pendidikan.

(16)

Adanya ketergantungao daerab kepada pemerintah pusat atas pendanaan, kurikulum, fasilitas, swnber daya manusia dalam pen,Yelenggaraan pendidikao yang menjadikan kurangnya kreatifitas dari daerah, sekolah, dan personalia penyelenggara pendidikan serta akibat sulitnya kemandirian dalam pengelolaan pendid.ikan merupakan faktor pendorong pula untuk melakukan otonomi pendidikan.

Pemberdayaan masyarakat harus menjadi tujuan utama, peran serta masyarakat hams menjadi bagiao mutlak dari sistem pengelolaan pendidikan; sehingga masyarakat diberi keleluasan berpartisipasi, terlibat dan melibatkan diri secara

aktif.

difasilitasi, diberi ruaog aktualisasi dan akhimya diberi kepercayaan dan penghargaan atas partisipasinya

Pelayanan harus lebih cepat, efisien, dan efektif demi kepentingan peserta didik dan rakyat banyak; serta keaneka ragaman aspirasi, nilai dan norma lokal harus dihargai dalam kerangka dan untuk pengutan sistem pendidikan nasional.

Ada empat prinsip penyelenggaraan otonorni yang harus mendapatkan perhatian birokrasi pendidikan yakni: (1) pemberdayaan, (2) pelayanan, (3) partisipasi dan, ( 4) kemitraan. Deogao pemberdayaan memungkinkan inisiatif dan k:reativitas masyarakat berkembang sehingga dapat · menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya terhadap tenaga pendidik dan kependidikan serta penyesuaian kurikulum. Prinsip pemberdayaan ini perlu dilakukan melalui tindakan-tindakao pemerintah untuk mengurangi hambatan dan kendala-kendala bagi kreativitas partisipasi masyarkat. Selain itu pemerintah daerah pun perlu membuat ruang publik

(17)

t~rpadu blgi masyarakat sehingga memungkinkan terjadinya interaksi positif antara masyarakat dengan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah.

Di samping ito prinsip pemberdayaan ini pun berarti perluasan akses pelayanan untuk menunjang berbagai kegiatan masyarakat untuk pendidikan dan

memperpendek birokrasi.

Dengan demikian pemberdayaan j uga menyangkut pada pengembangan program yang lebih memberilcan kesempatan kepada proses belajar masyarakat dalam memanfaatkan dan mendayagunakan sumber daya produktif daerah yang tersedia untuk pendidikan sehingga memiliki nilai tambah guna meningkatkan kescjahteraan masyarakat di daerah.

Prinsip pelayanan upaya memberdayaan memerlukan semangat untuk melayani masyarakat dan menjadi mitra masyarakat atau melakukan kerja sama dengan masyarakat. Hal tersebut memerlukan perubahan perilaku birokrasi yang dilakukan melalui pemberdayaan kode etik yang didasarkan pada dukungan lingkungan yang diterjemahkan ke dalam standart tingkah laku yang dapat diterima umwn dan dijadikan acuan perilaku birokrasi pemerintah dalam menangani persoalan pendidikan di daerah.

Di sarnping itu, aparatur dan sistem manajemen publik harus bersifat transparan dan accountable. Pelayanan berarti pula semangat pengabdian yang mengutamakan efisisensi dan keberhasilan daerah dalam membangun yang dimanifestasikan antara Jain perilaku melayani bukan dilayani, mendoroog, bukan

menghambat, mempermudah, bukan mempersulit.. sederhana, hokan berbelit-belit..

(18)

terbuka untuk setiap orang, bukan ~ya untuk segelintir orang dalam penan~

pendidikan di daerah. •

Prinsip partisipasi melalui prinsip mt masyarakat diilrutsertakan dalam mengembangkan pola kemitraan dan kebersamaan antara birokrasi dengan

masyarakat dalam penyelenggara pendidikan. Untuk itulah kemampuan masyarakat diperkuat melalui pemberian kepercayaan kepada masyarakat untuk berperan aktif 'hlam pembangunan daerah di bidang pendidikan.

Dalam upaya menumbubkan keefektivitasan otonomi daerah pada otonomi pcndidikan yang efektif dibutublcan pengenalan terhadap kelompok kcpentingan, mengklasifikasikan tujuan otonomi pendidikan di era otonomi daerah, dan menghargai peran dan tanggung jawab dari segenap pemangku kepentingan yang terlibat.

Dalam otonomi daerah khususnya otonomi pendidikan, semua pemangku kepenlingan terlibat aktif. Semua ancaman desentralisasi diklasifikasi dan dirumuskan ke dalam tujuan desentralisosi serta dibutuhkan analisis yang memadai terhadap masalah yang mWlgk:in timbul setelah dilakukan otonomi daerah.

Untuk itu, semua teoaga pendidik dillmtut harus mampu mengikuti dan menerapkan kurik.ulwn pemerintah tersebut kepada siswa Namun kenyataannya tenaga pendidik tidak mampu mengikutinya dan menerapkannya. lni

W,.pat

teJjadi karena tenaga pendidik bingung mengikutinya. Di samping itu, masalah keuangan selama otonomi daerah dikeloJa komite sekolah dan diawasi oleb pihak tertentu.
(19)

Berdasarkan uraian di atas, hubungan sistem sentralisasi dengan desentralisasi sangat berbeda. Sistem seotrnlisasi pendidikan segala sesuatu dalam pendidikan diatur dan diurus oleh .pemerintah pusat termasuk segala hal yang menyang)rut pemerintahan dan kekuasaan di daerah-daerah.

Permasalahan yang harus diuraikan pada penelitian ini adalah pola manajemen kepala sekolah dalam otonomi daerah di SMP N egeri 25 Medan. Namun dari berbagai indikator peodidikan motu pendidilcan belum menunjukkan peningkatan yang signifilcan dibeclakukannya otonomi daerah tecsebut.

B • Fokus Peoelitian

Dari uraian di atas, fokus penelitian ini adalah bagaimana pola manaj emen kepala sekolah dalam otonomi daerah d i SMP Negeri 25 Medan?

C • Pertanyaan Peneliti

Berdasackan fokus penelitian, permasalahan dibatasi hanya menguraikan sebagai berikut:

1.· Bagaimana pola kurikulum di SMP Negeri 25 Medan dibeclakukannya otonomi daerah?

2. Bagaimana pola tenaga pendidik dan kependidikan di SMP Negeri 25 Medan · diberlakukannya otonomi daerah?

D • Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini tecbagi atas dua bagian yaitu:

(20)

2. Untuk mendeskripsikan tenaga pendidik dan kependidikan di ~MP Negeri 25 Medan diberlakukannya otooomi daerah.

E • Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi atas dua bagian yaitu: a. Manfaat Teoritis

I. Pemerintah harus mampu menambah pemahaman pentingnya manajemen

kepemimpinan uotulc menciptakan kepercayaan diri dan sikap positif meningkatkan kualitas siswa-siswi.

2. Agar masyarakat peduli terbadap pendidikan dalam era otonomi daerah.

3. Agar para pemegang kelruasaan d i pemerintahan terharu terhadap pendidikan di era otonomi daerah.

b. Manfaat Praktis

Kepala sekolah, staf pengajar, serta pegawai sebagai ba han masukan dalam memahami pelaksanaan manaje men otonomi pendidikan sehingga mampu memenuhi tuntutan kualifikasi dan propesionalisme .

2. Para pemerhati pendidikan dan kemasyarakatan yang mendalami tentang pelaksanaan manejemeo otonomi pendidikan serta motivasi sebagai input untuk perencanaan, proses. dan basil.

3. Berguna untuk mengembangkan konsep-konsep yang berhubungan dengan manajemen dan otonomi serta menarnbah khasanah pengetahuan terutarna pengembangan kualitas pelaksanaan manajemen otonom i pendidikan.

(21)

A. Kesimpulan

BABY

PENUTUP

Dari uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Faktor pendorong pelaksanaan otonomi pendidikan merupakan tuntutan dari segenap pemangku kepentingan, refonnasi dalam bidang pendidikan, dan c)

dampak negatif yang timbul akibat sentralisasi pendidikan.

2. Otonomi pendidikan bertujuan meningkatkan efisiensi atau efektivitas pendidikan ditingkat local serta terwujudnya pelayanan pendidikan sebagai modal dasar terselenggaranya pendidikan yang berlrualitas.

3. Otonomi (desentralisasi) pendidikan merupakan proses pendelegasian atau pelimpahan kekuasaan (wewenang) dari pimpinan atau atasan ketingkat bawahan.

Manajemen kurikulwn merupakan peningkatan relevansi dengan tuntutan perkembangan kebutuhan sekolah yang dapat memberikan gambaran dan keadaan sekolah.

Tenaga pendidik yang bermutu pada dasarnya adaJah guru yang menjalankan togas secara bertanggung jawab.

6 . KepaJa sekolah dalam desentralisasi harus memberikan pelayanan yang optima] mengenai kebutuhan togas kepada guru dan personal sekolah lainnya. 7. Kompetensi guru sebagai tenaga pendidik erat hubungannya dengan

(22)

B. lmplikasi

Konsep yang diterapkan tenaga pendidik sudah tergaris dan terkonsep. Hal

1m membuat para tenaga pendidik bergerak secara statis dalam · pengemhangan pengetahuan yang dimiliknya. Efektivitas sekolah bukan saja diukur dari pencapaian tujuan sekolah, melainkanjuga dilihat dari proses yang menyertainya.

Fungsi-fungsi manajemen pembelajaran dengan baik dapat sebagai suatu strategi dalam merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan melakukan

i,.;,tgawasan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan bersama.

Kurikulwn kelembagaan pendidikan yang baik adalah kurikulum kdcmbagaan pendidikan yang berkembang secara dinamis. Otonomi daerah dalam tenaga pendidik dan kependidikan sebagai salah satu bentuk desentralisasi pemerintah.

Pada hakikatnya ditujukan untuk memenuhi kepentingan bangsa secara keseluruhan yaitu upaya untuk lebih mendekati tujuan-tujuan penyelenggaraan pemerintahan untuk mewujudkan cita-cita masyarakat yang lebih baik, suatu masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

C . Sanaa

Saran-saran hasil penelitian ini sebagai berikut:

Pembentukan kurikulum di sekolah berdasarkan kebutuhan sekolah tersebut selain kurikulum dari pusat.

2 . Tenaga pendidik dan kependidikan harus berdasarkan permintaan pihak sekolah. 3. Penentu kelulusan siswa diserahkan terhadap kewenangan sekolah.

(23)

DAFfAR PUSTAKA

Bafadal, I. 2003. A/anajenum · PeningkOtan Mulu Seh>lah Dasor, dari Sentralisasi

Menuju Desentralisasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Bamad. I 978. Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Penatoran Guru. Jakarta; Arms Duta Djaya.

Cald Well dan Spinkes. 1992. Effective Organizational Behavior. Oxford: Black Well.

David, C.W. and Robert

H.R.

1990 . Managing Organization. London : Me Graw

mo

Book

COrtipaoy.

Depdikbud. 2002. Peraturan Pemerintah

Rl

Nomor

38 Tahun 1992

tentang Tenaga Kependidikan Pasal/5.

Djojonegoro. i994 . .Administrasi Pendidikan.

Jakarta:

Mutiara

Somber Widya. Gunawan, AIL 1996 . ..Administrasi Seh>lah Administrasi Mikro. Jakarta : PT Rineka

Cipta.

Hausman. 1992. Kinerja Kepala Selrolah. Jakarta: Gramedia.

Hersey, Paul & Kenneth Blanchard. 1985. Managemenl Of Organizational. New Debli Prentice Hall.

Hoy, Wayne K. and Cecil G. Miskel. 1991. Educational Administration : Theory,

Research, and Practise. United States of Amerika : Ruttle Shaw &

Wetherill, Inc.

Hooger Werf. 1987. Dasar-Dasar 1/mu Politik.. Jakarta: Gramedia.

Joesoef, S. 1999. Konsep Kependidikan

Luar

Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Jacobs. 1983. Applied Multiple Regression Correlation : A System Approach to

Managing. Philippines : Addison-Wesly Publishing Company, Inc.

Kamais, D. 2002.

.Aanistrasi

Pendidikan

Tecri

Dan Pralrtek.. Palaog: Universitas Ptim

lndooesia ~

Kartopo. 2002. Mont:jemen daJom Pembangunan. Jakarta: BimAklaa

Koswara. 1996. llmu Negara Jakarta; Liberty.

Maddick. 1963. Penunlun Be/ajar Tatanegara. 'Bandung: Ganeca Exact. Mar' at. 1984. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Gbalia Indonesia. Mardiasmo. 2002. Bahaya Komunis. Jakarta: Bulan Bintang.

Miles, M.D. & Hubennan.A.M. 1992. Ana/isa Data KualitaJif Penerjemah Tjeptjep.

Robeodi,

Jakarta: Universitas Indonesia.

Mondy, R. W. & Premaux S.R. 1995. Management. New Jersey : Prentice Hall. Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdabrya.

Moekijat. 1993. Manajemen Tenagii Keija dan HUbuiigan Keija. Baildung : Pionii' Jaya. Mulyasa. 2004. Sistem Pemerintahan Demolcrasi. Jakarta:

Eresco.

Nasution, S .1988. Metode Penelitian Naturalistic KualiJaJif. Baoduog : Tarsito.

Nurhadi. i983. Evaluasi

kinerja Perusahaan. Jakarta:

Gramedia

Pustaka.

Oentarto. 2004. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Rajawali.
(24)

Pribadi, Sikun. 1972. Kepemimpi~ do/am Motivasi. Jakarta: Gbalia Indonesia. Rauch dan Behling. 1983. Pengantar Rmu Politik. Jakarta: Rajawali.

Reeser,C. l973.M:nlgement

Function

And .Modem Conceps. HIDE 8co(t Fol-tsnanAnd

.

~-Robert. Argene. 2003. Startegi Menjadi Wiraswasta Hmufpl. Jakarta: Resto Agung. Rondinelli dan Cheem. 1983. Pengantar Rmu Hulcum. Jakarta: Pradnya Paramita. Sagala, S. 2000. Administrasi Pendidilran Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

--- . 2003. Konsep

dan

Mtiknii

Ptfmbelajaran.

Bandung :

Alfabeta.

----.2004. Manajemen Berbasis Sekolah don Masyaralrat, Strategi Memenanglran

Persaingan Mutu. Jakarta : Nimas Multima.

Saiusu,

J.

i004.

Pengamhilan

Keputusan

Stratejilc.

iaicmta

:

Gramedia

W~

Indonesia.

Sanusi. 1990. Mengenal Omu

Pemeriltohan..

Jakarta: Aksara Baru. Sanjaya. 2006. Ffe/difitas Organisasi. Jakarta: FJtangga.

Sarundajaog. 2001.

Pemimpin

dan

Kepemimpinan.

Jakarta: Gigalialodonesia.

Sergiovani. 2001. The Principal Ship A Rej/ecitive Practice Perfolrtive. Boston: Allyn and

Bacon.inc.

Siagian, S.P. 2002. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta : Bumi Aksara. Soejito. 1990. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Aksara Bam.

Spradley, J.P . 1980. Participotion Observation New York : Holt Renchart And Wiston.

Subagio, A. 2000. Manajemen Pendidilwn Indonesia. Jakarta : Ar.

Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Suryobroto. 2004. Perilalcu Organisasi. Jakarta: Prenhalindo.

Suk.amto. 1988. Manajemen dolam Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

~ Olmg. 1983. AJmini.strari Pen:Mikn llistr Teo7tis UltlJc Prrltlik ~ BarWlg:

~

Syafaruddi.n. 2005. Manajeman Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta : Rineka Cipta. Syarif, Saleh. 1%3. Manajemen Strategik. Yogyakarta: Gajah Mada.

Veeger, K.J. 1993. Realitos Sosial, Rejleksi Filsafat Sosial Alas Hubungan IndMdu

Masyarakat dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi. Jakarta : Gramedia.

Terry, George R 19TI. Principles

of

Management . Seven1h Edilioo. Homewood, lllinois.:

RD.Irwin.

Undong-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidilran

Nasional. 2006. Bandung : Fermana.

UNDP. 2004. Omu Negara Umum. Jakarta: Pradnya Paramita.

Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepa/a Se/colah. Jakarta Raja Grafindo Persada.

Wayong. 1979. Manajemen Persoiitilia.

Yogyakarta:

BPFE. Winardi, J. 1990. Azas-Azas Manajemen. Bandung: Mandar Maju.

- - - - -. 2003. Enterpreneur and Entrepreunership. Jakarta : Kencana.

WiJjana, R

dan Susilo

S. 2005.

k epemimpinan basar-basar dan Pengembangannya. Y ogyakarta : Andi Offset

Yusuf, F. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai PBKB yang diharapkan: Rasa Ingin Tahu. Siswa menentukan garis besar laporan prakerin yang akan dibuat dalam naskah pidato.A. b. Guru menjelaskan cara

Through Question and Answer Debate, the teacher would be able to enhance students’ speaking participation.. Factors of Students’

[r]

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya tahapan evaluasi administrasi sampai kualifikasi yang dilakukan oleh pokja konstruksi I ulp kab. kepulauan aru pada paket pekerjaan &#34;

Proses Pelaksanaan Penjualan Terhadap Objek Jaminan Setelah melalui tahapan sebagai mana dijelaskan di atas, para pihak melakukan implementasi terhadap kesepakatan yang telah

SHGDJDQJ \DQJ VXGDK EHUWDKXQ WDKXQ VXGDK GDSDW PHPSHUNLUDNDQ KDUJD GDQ VHKDW WLGDNQ\D WHUQDN EDKNDQ VDODK VDWX SHGDJDQJ GDSDW PHPSHUNLUDNDQ SHUEDQGLQJDQ NDUNDV GDQ GDJLQJ

Program dan kegiatan yang direncanakan di dalam Renja Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2016 terkait dengan kewenangan sebagaimana diatur di dalam Peraturan

41 Pengurusan Badan Beruniform dan Kelab/Persatuan MBK  Tiada perancangan  Murid berkeperluan khas tidak terlibat dalam aktiviti kokurikulum  Jawatankuasa Program