• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL LAPORAN HASIL BELAJAR BERBASIS ASESMEN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL LAPORAN HASIL BELAJAR BERBASIS ASESMEN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL LAPORAN HASIL BELAJAR

BERBASIS ASESMEN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA

DI SEKOLAH LUAR BIASA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Oleh:

AGUS ISWANDI

NIM: 1104501

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PENGEMBANGAN MODEL LAPORAN HASIL BELAJAR BERBASIS ASESMEN

UNTUK ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA

Oleh Agus Iswandi

S.Pd . UPI Bandung 2014

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Pendidikan Kebutuhan Khusus

© Agus Iswandi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Pebruari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PENGEMBANGAN MODEL LAPORAN HASIL BELAJAR

BERBASIS ASESMEN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA

DI SEKOLAH LUAR BIASA

TESIS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Didi Tarsidi, M.Pd NIP.195106011979031003

Pembimbing II

Dr. Tjutju Soendari, M.Pd NIP. 195602141980032001

Mengetahui;

Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Agus Iswandi, NIM. 1104501. “Pengembangan model laporan hasil belajar berbasis asesmen untuk anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa”. Tesis, Magister Pendidikan, Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.

Penelitian ini bertujuan pertama; untuk memperoleh gambaran tentang kondisi objektif buku laporan hasil belajar siswa yang digunakan bagi anak tunagrahita di sekolah Luar Biasa, kedua; untuk merumuskan model laporan hasil belajar (Raport) berbasis asesmen untuk siswa tunagrahita yang bisa dijadikan pendoman oleh guru di sekolah luar biasa.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan Research and Development (R&D) atau penelitian dan pengembangan . Penelitian ini diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan suatu produk yaitu berupa raport yang dapat membantu guru dalam membuat program pembelajaran. Prosedur dalam penelitian ini secara garis besar ditempuh melalui empat tahapan yaitu : (1) studi kondisi objektif raport (2) tahap analisis hasil studi kondisi objektif saat ini dan merumuskan draf model raport yang berbasis asesmen bagi siswa tunagrahita 3) tahap validasi melalui Focus Group Discussion,4) finalisasi desain raport berbasis asesmen bagi siswa tunagrahita. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, studi dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak enam orang guru dari enam Sekolah Luar Biasa, Tujuan utama dari penelitian ini adalah tersusunnya desain raport yang berbasis asesmen bagi siswa tunagrahita.

Teknik pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan tahapan: pencatatan data baik pencatatan awal maupun formal, kemudian melakukan analisis data melalui kegiatan reduksi data, penyajian data atau display data, penarikan kesimpulan (konklusi), melakukan verifikasi dan tahap pemeriksaan keabsahan data penelitian melalui triangulasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pertama; Tidak setuju penilaian dengan angka karena tidak ada makna dan pembanding, penilaian bagi anak tunagrahita akan lebih mudah dipahami dan bermakna dengan cara penjelasan atau deskripsi, Penilaian masih mengacu pada hasil ulangan semester, orang tua kurang memahami ketika membaca raport anaknya dan masih perlu penjelasan terhadap nilai yang tercantum pada raport, penilaian yang tercantum di raport Belum semuanya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak, belum tergambarkannya aspek-aspek perkembangan siswa di buku raport, raport untuk siswa tunagrahita perlu adanya perubahan serta pengembangan kembali. Kedua; Model raport berbasis asesmen yang telah disusun pada penelitian ini, dapat menggambarkan kondisi kemampuan anak sebenarnya, meggambarkan aspek-aspek perkembangan dan dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam membuat program pembelajaran. Model raport ini disusun melalui tahapan: (1) penyusunan desain awal, (2) penyusunan desain berdasarkan hasil focus group discussion (FGD), (3) tahapan Revisi dan (4) Produk akhir.

(5)

ABSTRACT

Agus Iswandi, NIM. 1104501 “Development Of Model Learning Outcomes Report (Progress Reports) Based Assessment For Students With Mental Retardation In Special School ". Thesis, Master of Education, Special Needs Education Program, Graduate School, University of Education Indonesia, 2013.

The aim of this study was, first, to get a picture of students' progress reports books used for mentally retarded children in special schools, second; to formulate a model of of learning outcomes report (progress reports) based assessment for students with mental retardation which can be used as guidelines by the teacher in special school.

In this study, the approach used is the Research and Development (R & D) or research and development. This study begins with the needs, problems that need solving with a product in the form of report cards that can help teachers make learning program. The procedures in this study are generally run through four stages, which are: (1) study the objective conditions of report cards (2) of the analysis phase of the current study objective conditions and formulate draft model assessment-based progress report for students with mental retardation: 3) validation phase through Focus Group Discussion, 4) finalizing the design of the assessment-based progress report for students with mental retardation. Data collection techniques using observation, interviews, document study. Subjects in this study were six teachers from six Special School, The main goal of this research is the formulation of the design-based assessment report cards for students with mental retardation.

Data processing techniques to the study done by going through the stages: data recording, both initial registration and formal, and then perform data analysis through data reduction, data presentation or display of data, drawing conclusions (conclusions), verifications and checking the validity of the examination phase of the research data through triangulation.

These results indicate that : first ; assessment with a very non-approval numbers because there is no meaning and comparison , assessment for mental retardation children will be more easily understood and meaningful to the through explanation or description , Assessment still refers to the semester examination results , parents do not understand when read their report cards and still need an explanation of the values listed on report cards , assessments listed in the report cards is not all in accordance with the capabilities of the child , developmental aspects of student report cards have not been portrayed in books , report cards for mental retardation students need for change and redevelopment .Second, report cards based assessment that have been prepared in this study, could describe the actual condition of the child's ability, portray the aspects of development and could be used as guidance by teachers in making learning program. The raport model of was developed through the stages of : (1) preparation of a preliminary design, (2) preparation of design based on the results of focus group discussion (FGD), (3) stages of revision and (4) the final product.

(6)

DAFTAR ISI Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

LEMBAR PERNYATAAN ii

UCAPAN TERIMAKASIH iii

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……….. 1

A. Fokus Penelitian ……… 7

B. Pertanyaan Penelitian ……….... 7

C. Tujuan Penelitian ………... 7

D. Manfaat Penelitian ………. 7

E. Definisi Konsep ………. 7

F. Definisi Operasional ... 9

G. Bagan Kerangka Berpikir ..……… 10

H. Prosedur Penelitian ………... 10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Asesmen ……….... 14

B. Tunagrahita ……….... 17

C. Penilaian Hasil Belajar ………... 24

D. Laporan Hasil Belajar (Raport) Berbasis Asesmen ………... 28

BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ……….... 30

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ……… 31

(7)

D. Prosedur Penelitian ……… 33

E. Pengembangan Instrumen Penelitian ……… 38

F. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian ………. 39 BAB IV HASIL PNELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi objektif buku laporan hasil belajar ... siswa yang digunakan bagi anak tunagrahita

di sekolah luar biasa

48

B. Rancangan Model Raport Berbasis Asesmen………... 64

C. Pembahasan ………... 96

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ………... 100

B. Rekomendasi ………... 102

DAFTAR PUSTAKA ………... 103

LAMPIRAN

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 2. Pedoman Observasi, Wawancara, 3. Pedoman FGD

4. Hasil Pengumpulan Data Observasi, Wawancara dan FGD

5. Keputusan Direktur SPs UPI tentang Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis (S2) 6. Surat Permohonan Ijin Penelitian

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian ... 39

3.2 Pedoman Observasi ... 42

3.3 Pedoman Wawancara ... 44

3.4 Pedoman FGD ... 46

4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Dengan Guru EJ ... 52

4.2 Rangkuman Hasil Wawancara Dengan Guru ... 54

4.3 Rangkuman Hasil Wawancara Dengan Guru YS ... 56

4.4 Rangkuman Hasil Wawancara Dengan Guru OK ... 58

4.5 Rangkuman Hasil Wawancara Dengan Guru ... 60

4.6 Rangkuman Hasil Wawancara Dengan Guru ... 61

4.7 Rangkuman Hasil Wawancara Dengan Guru Mengenai kondisi Obyektif buku laporan hasil Belajar siswa yang digunakan bagi anak tunagahita di sekolah luar biasa ... 63

4.8. Lembar Intstrumen evaluasi Model Raport Berbasis Asesmen Untuk Anak Tunagrahita ... 81

4.9 Rangkuman saran dan masukan peserta FGD pada lembar evaluasi ... 82

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

4.1 Kemampuan dasar Siswa ... 69

4.2 Format Penilaian ... 73

4.3 Format Penilaian pengembangan diri yang meliputi pengembangan bidang vokasional, Kesenian dan Eekstrakurikuler ... 77

4.4 Fomat catatan untuk orang tua dan format ketidak hadiran siswa ... 78

4.5 Keterangan tentang prestasi yang pernah dicapai selama tahun ajaran tersebut dan diakhiri halaman petunjuk pengisian raport ... 79

4.6 Model Cover depan sebelum FGD ... 84

4.7 Model Cover depan setelah FGD ... 85

4.8 Model format keterangan peserta didik sebelum FGD ... 88

4.9 Model format keterangan peserta didik setelah FGD ... 87

4.10 Format Kemampuan dasar siswa setelah FGD ... 88

4.11 Perubahan pada format penilaian setelah FGD ... 92

4.12 Model petunjuk pengisian raport sebelum FGD... 95

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar rmerupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu, guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran, sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar. Gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu di laksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

(11)

dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial.

Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan rnembangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).

Sekolah Luar Biasa sebagai salah satu bentuk pendidikan yang khusus menangani anak anak berkelainan termasuk anak tunagrahita, terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan dengan sebaik baiknya. Oleh karena itu layanan pendidikan yang diberikan diupayakan untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.

Tunagrahita atau sekarang lebih dikenal Developmental disability, yang ditandai oleh adanya gangguan mental (kognitif) atau fisik, gangguan tersebut terjadi selama usia 22 tahun, memiliki keterbatasan dalam 3 aspek atau lebih yaitu menolong diri, bahasa resepte dan ekspresif, belajar, mobilitas, hidup mandiri, keterbatasan dalam memperoleh penghasilan. Sejalan dengan yang dikemukakan AAMR, anak tunagrahita dapat diklasifikasikan menurut tingkat kemampuan kecerdasan dan dapat pula berdasarkan kemampuasn perilaku adaptif.

Salah satu karakteristik dalam penyelenggaraan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus adalah berorientasi kepada kebutuhan anak, layanan pendidikan lebih ditekankan kepada layanan individual. Dalam upaya memahami anak tunagrahita guru membutuhkan data yang akurat yang berkenaan dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi setiap anak didiknya.

(12)

Asesmen merupakan suatu proses pengumpulan informasi tentang perkembangan peserta didik yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa sebagai baseline sebelum pembelajaran dimulai, dengan asesmen guru dapat mengatahui kemampuan apa yang sudah dimiliki dan yang belum dimiliki serta kebutuhannya. Berdasarkan hasil asesmen dapat dirancang program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didikyang dituangkan dalam program pembelajaran

Faktor lain yang mendukung keberhasilan pemberian layanan pendidikan dan pengajaran bagi anak tunagrahita salah satunya adalah perlunya asesmen, yang merupakan pengukuran mengenai kemampuan atau ketidakmampuan anak dalam melakukan sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan kehidupannya sehari-hari. Demikian pula dengan program pembelajaran bagi anak tunagrahita perlu adanya relevansi dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing anak. Sehubungan dengan hal itu asesmen harus menjadi kompetensi bagi seluruh guru pendidikan luar biasa (PLB), oleh kerena itu kemampuan dalam asesmen menjadi bagian dari ciri seorang guru PLB

Tujuan pembelajaran pada anak tunagrahita beragam karena setiap siswa memiliki pengalaman keterampilan, pengetahuan dan sikap yang berbeda. Hal ini harus dijadikan bahan pertimbangan oleh para guru dalam menyusun program dan tujuan dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut harus benar-benar bermakna dan bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya.

Penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik setelah selesai mengikuti pembelajaran. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap ketuntasan belajar peserta didik, efektivitas proses pembelajaran, dan umpan balik.

(13)

Setiap kegiatan belajar harus mempunyai tujuan yang jelas, penilaian harus menjabarkan hasil proses pembelajaran yaitu memberikan gambaran mengenai keberhasilan siswa dalam mengembangankan kemampuan keterampilan kognitif, afekstif dan psikomotor. Untuk mengetahui ketercapaian kompetensi setiap siswa maka peranan raport sangat besar artinya, penilaian hasil belajar secara sistematis dan berkelanjutan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa di sekolah

Berdasarkan hasil obeservasi di lapangan Kenyataan pelayanan pendidikan di lapangan bagi anak tunagrahita yang berlangsung saat ini cenderung lebih bersifat klasikal, dan proses pembelajaran semata-mata hanya didasarkan atas pencapaian tujuna kurikulum tanpa melihat kemampuan dan masalah mendasar yang dihadapi anak, akibatnya persoalan persoalan yang menyangkut kebutuhan dasar mereka menjadi tidak tersentuh. Sistim evaluasi yang bersifat nasional dan adanya mata pelajaran yang tidak fungsional bagi anak tunagrahita. Hal ini bertentangan dengan kaidah dan prinsif pendidikan tunagrahita yaitu layanan pendidikan yang bertolak dari kebutuhan individu.

Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah luar biasa, belum mempertimbangkan kebutuhan, masalah dan kemampuan anak yang diperoleh melalui kegiatan asesmen, tetapi hanya semata-mata didasarkan pada kurikulum yang ada sesuai urutan materi yang ada. oleh sebab itu sering terjadi kesenjangan antara bahan yang diajarkan dengan kebutuhan siswa tunagrahita.

Di setiap akhir semester guru harus memberikan penilaian , sampai sejauh mana ketercapaian siswa menerima pembelajaran atau intervensi yang telah diberikan guru selama satu semester, dan guru harus memberikan laporan hasil pembelajaran tersebut yang harus dipertanggung jawabkan dan dilaporkan hasilnya kepada orang tua siswa. Peniaian dituangkan dalam sebuah buku raport yang telah ditentukan.

(14)

nilai-nilai yang dicantumkan dalam raport sekedar menyenangkan orang tua siswa atau anak, Didalam raport yang sekarang kurang menggambarkan perkembangan kemampuan siswa dari aspek .Kognitif, afektif dan psikomotor.

Sebagai salah satu contoh dari hasil obeservasi pada sebuah raport. Guru mencantumkan angka 7 untuk nilai mata pelajaran Matematika tetapi nilai tersebut tidak ada keterangan makna dari angka tersebut, begitu juga dalam penilaian yang

dideskripsikan didalam raport pada mata pelajaran ditulis “… siswa sudah bisa menjumlahkan nilai puluhan..”, kenyataannya ketika dicoba untuk menjumlahkan

nilai satuan anak belum bisa. Ini artinya terlalu dipaksakan untuk mengimbangi tingkatan usia sekolahnya.

Pemberian nilai pada anak masih kecendenderungan berdasarkan kemampuan

rata rata anak sesusianya pada anak tunagrahita. Contohnya siswa yang baru bisa membaca gambar. Disana dideskripsikan siswa sudah bisa membaca beberapa kata, deskripsi penilaian tersebut tidak menerangkan kemampuan anak secara spesifik. Penilaian seharusya mengacu pada prinsip-prinsip penilaian bagi anak tunagrahita, seperti yang tercantum di dalam Sistem Penilaian Pendidikan Kebutuhan Khusus, yaitu :

1. Validitas; berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai dengan kompetensi.

2. Reliabilitas; berkaitan dengan konsistensi hasil penilaian

3. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur

4. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai

5. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang, agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender

6. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran

(15)

8. Menyeluruh dana berkesinambungan berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik

9. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

10. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan

11. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya.

Tujuan pendidikan bagi anak tunagrahita pada akhirnya untuk membantu anak tunagrahita dapat hidup secara mandiri. Seperti yang ditegaskan dalam kurikulum Pendidikan Luar Biasa, bahwa pendidikan bagi anak tunagrahita bertujuan memberi bekal kemampuan yang berupa perluasan serta peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang di peroleh dan bermanfaat bagi siswa untuk dapat hidup mandiri sesuai dengan kelainan yang disandang dan tingkat perkembangannya, Oleh sebab itu raport harus berfungsi sebagai pedoman langkah awal untuk pembelajaran dan untuk mencapai tujuan sesuai dengan hambatan dan potensi yang dimiliki anak

Untuk mengetahui perkembangan, kemajuan dan hasil belajar siswa setelah memperoleh pembelajaran atau pendidikan di sekolah akan dilihat dari buku raport, maka model raport, teknik penilaian dan penulisan raport harus mudah dipahami dan dimengerti oleh setiap orang yang membacanya dan penilaian yang baik hendaknya memperhatikan kodisi dan perbedaan individual (individual differences)

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka pada penelitian ini peneliti ingin mengungkapkan bagaimana kondisi objektif Raport yang digunakan bagi anak tunagrahita di sekolah Luar Biasa? dan bagaimana model raport yang dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam proses pembelajaran ?

(16)

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah bagaimana model laporan hasil belajar berbasis asesmen untuk siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa ?

C. Pertanyaan Penelitian

Untuk menjawab fokus masalah pada penelitian ini, maka peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi objektif buku laporan hasil belajar siswa yang digunakan bagi anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa ?

2. Bagaimana model laporan hasil belajar berbasis asesmen untuk siswa tunagrahita yang dapat dijadikan pedoman pembelajaran oleh guru di SLB ?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model raport yang berbasis asesmen bagi anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa.

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Memperoleh gambaran tentang kondisi objektif buku laporan hasil belajar siswa yang digunakan bagi anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa ?

2. Merumuskan model laporan hasil belajar berbasis asesmen untuk siswa tunagrahita yang bisa dijadikan pedoman oleh guru di Sekolah Luar Biasa.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi penulis sendiri, sehingga bisa merumuskan sebuah model Buku Laporan Hasil Belajar Berbasis Asesmen (Raport). Buku raport berbasis assmen ini dapat membantu guru dalam memberikan pelayanan pendidikan untuk anak tunagrahita dengan membuat program pembelajaran yang lebih fungsional bagi anak tunagrahita.

F. Definisi Konsep

(17)

Pada umunya karakteristik anak tunagrahita adalah memiliki kecerdasan yang terbatas. Perkembangan mentalnya mencapai puncak pada usia yang muda, terbatas terutama untuk hal-hal abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan cara membeo (rote learning) bukan dengan pengertian.

American Association on Mental Defeciency (AAMD) merumuskan definisi tunagrahita sebagai berikut

Mental retardation refers to significantly subaverege general intellectual functioning existing concurrently with deficits in adaptive behavior, and

manifested during the development period” (Grossman dalam Robert Inggalls 1987)

Definisi tersebut menekankan bahwa tunagrahita merupakan kondisi yang kompleks, menunjukan kemampua intelektual yang rendah mengalami hambatan dalam perilaku adaptif.dan terjadi pada periode perkembangan. Seseorang tidak dapat dikatagorikan tunagrahita apabila tidak memiliki tiga hal tersebut yaitu perkembangan intelektual yang rendah,kesulitan dalam perilaku adaptif dan terjadi pada usia perkembangan

Definisi tunagrahita dari AAMR (1992) menyatakan sebagai berikut :

Mental Retardation ”refers to substantial limitations in present functioning. It is charaterized by significantly subavarage intllectual functioning, existing concurrentlywith related limitations in two or more of the following applicable adative skills areas : communication, self-care, home living, social skills, community use, self-direction, healt and safety, functional

academics, leisure and work. Mental retardation manifests before 18.”

(Luckasson,1922;I:Smith,et.al,2002:56)

Dari definisi tersebut mnyatakan bahwa spesifikasi perilaku adaptif ditentukan dngan memperhatikan 10 bidang ketrampilan adaptif yang meliputi ; cara berkomunikasi,bina diri, kegiatan sehari-hari di rumah, keterampilan sosial, ketrampilan menggunakan peralatan, menjaga kesehatan dan keselamatan, mengatur diri sendiri, menjaga kesehatan dan keselamatan, fungsi akademik, pekerjaan dan penggunaan waktu luang.

Dengan demikian seseorang dikatakan tunagrahita apabila memiliki tiga hal yaitu

(18)

2) Perilaku adaptif yang kurang baik; Jika mmiliki 2 keterbatasan dalam perilaku adaptif atau lebih.

3) Terjadi pada usia perkembangan; pada usia 0 samapai 18 th 2. Asesmen

Asesmen adalah penilaian yang komprehensif melalui proses yang sistimatis

dalam mengumpulkan data seorang anak. Dalam kontek pendidikan asesmen berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan (lerner,1988:54)

Tujuan asesmen pada prinsipnya adalah untuk menentukan bagaimana keadaan anak saat ini. Untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi anak saat ini, maka program pembelajaran yang disusun akan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan setiap anak.

Dari hasil asesmen tersebut dijadikan baseline sebagai dasar untuk pengisian penilaian perkembagan anak dan sebagai landasan dalam mengembangan program pembelajaran

3. Model laporan hasil belajar (raport)

Laporan hasil belajar merupakan penilaian yang dituangkan dalam sebuah buku raport tentang prestasi atau kinerja peserta didik setelah selesai mengikuti pembelajaran selama satu semester.

Penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik setelah selesai mengikuti pembelajaran. (Dinas Pendidikan Prov. Jawa Barat; Sistem Pnilaian Pendidikan Kebutuhan Khusus;2009;4)

G. Definisi Operasional

(19)

RAPORT SISWA

Tunagrahita ASESMEN

NILAI

EVALUASI

Anak tunagahita adalah mereka memiliki tanda-tanda fungsi intelektual secara signifikan berada dibawah rata-rata yaitu IQ 70 ke bawah, sehinggga yang bersangkutan benar-benar memerlukan layanan khusus, keterbatasan dalam perilaku adaptif yaitu kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan terjadi pada usia perkembangan.

b. Asesmen

Asesmen ;pengumpulan data yang akurat yang berkaitan dengan kemampuan dasar peserta didik yang meliputi pra-akademik, akademik dan perilaku adaptif c. Laporan Hasil Belajar Berbasis Asesmen

Laporan hasil belajar yang berdasarkan atas hasil analisis asesmen setiap siswa.

H. Bagan Kerangka berfikir penelitian

Bagan 1.1

Kerangka Berpikir

Baseline

(20)

Penelitian yang akan dilakukan yaitu akan mengembangkan sebuah model raport yang berbasis asesmen untuk anak tunagrahita di SLB.

Penelitian ini menggunakan pendekatan R & D, dengan metode kualitatif, sebab penelitian ini berupaya untuk mengembangkan raport untuk siswa tunagrahita dan mengungkap kondisi obyektif raport yang digunakan di SLB.

Dengan metode kualitatif akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan, mengutamakan proses bagaimana data dapat diperoleh sehingga data tersebut menjadi akurat dan layak digunakan dalam penelitian

Di dalam prosedur penelitian ini juga disajikan pembahasan tentang Langkah langkah penelitian, subyek dan lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

1. Langkah-langkah penelitian

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan ditunjukan pada bagan di bawah ini ;

Bagan 1.2

Langkah-langkah penelitian

.

Latar belakang masalah

Pengumpulan Data

Model Hipotetik

Validasi Model Hipotetik

Revisi

(21)

2. Subyek dan Lokasi Penelitian

Subyek dalam penelitian ini terdiri dari unsur guru dan Kepala Sekolah , bagi guru memiliki pengalaman mengajar anak tunagrahita mengikuti sertifikasi guru. Lokasi penelitian adalah di SLB yang terdapat siswa tunagrahita Kabupaten Bandung Barat. 3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan, sehingga diharapkan mampu menjawab pertanyaan penelitian.

Adapun teknik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut : a. Observasi

Dengan observasi akan diperoleh data tentang Raport yang digunakan untuk menjawab kondisi objektif tentang model raport yang digunakan saat itu, serta faktor -faktor lain yang dapat mendukung penelitian ini.

b. Wawancara

Wawancara yang sering disebut interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara yang memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana kondisi obyektif Raport yang digunakan untuk anak tunagrahita serta ingin mengungkap model raport yang sesuai sehingga dapat dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa dan gambaran riil perkembangan siswa.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan melihat langsung kondisi raport yang digunakan dan menganalisinya.

Teknik Analisis Data

(22)

Nasution (1988) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan

menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai

penulisan hasil penelitian Analisis data menjadi pegangan dalam penelitian

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan Research and Development (R&D) atau penelitian dan pengembangan. Research and Develovment adalah Suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang telah ada dan digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji produk tersebut . (Sugiyono, 2011 ;297).

Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian

Penelitian ini berbentuk siklus yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan suatu produk tertentu. Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut :

1. Potensi Masalah

Penelitian berangkat dari adanya masalah, yaitu penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, masalah ini dapat diatasi melului research and Development dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model baru yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut

2. Pengumpulan data

Setelah masalah dapat ditunjukan secara factual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu, yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. 3. Desain Produk

(24)

4. Validasi desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk, dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau ahli yang sudah berpengalaman, untuk diminta menilai dan memberi masukan terhadap rancangan produk yang akan dikembangkan seingga terlihat kekuatan dan kelemahannya.

5. Perbaikan desain (Revisi)

Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan para ahli , maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dikurangi dengan cara memperbaiki desain

6. Pembuatan produk jadi

Peembuatan produk jadi ini dilakukan perbaikan setelah adanya masukan dari para ahli yag dilakukan pada tahap validasi melalui kegianan diskusi .

Adapun alasan peneliti memilih metode ini adalah tepat untuk mengungkap kondisi obyektif raport yang digunakan untuk anak tunagrahita di SLB, serta mengembangkan model raport yang berbasis asesmen untuk anak tunagrahita yang bisa dijadikan pendoman bagi guru dalam proses pembelajar.

B. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di enam SLB di Kabupaten Bandung Barat yang ada di kota Bandung dan sekitarnya :

- SLB Purnama Asih Kab Bandung Barat - SLB YPALB Kab. Bandung.Bandung Barat - SLB Al-Hikmah Kab. Bandung Barat - SLB Sukagalih Kab. Bandung Barat - SLB Bina Anugrah Kab. Bandung Barat - SLB Hanjuang Jaya Kab Bandung Barat 2. Subyek Penelitian

(25)

C. Teknik Pengumpulan Data

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membuat model raport yang berbasis asesmen bagi anak tunagrahita di sekolah luar biasa, Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan maka peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Setelah menentukan teknik pengumpulan data tersebut kemudian peneliti merumuskan instumen pengumpulan data berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada pertanyaan penelitian. Berikut teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:

1) Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat langsung dengan menggunakan pedoman ovservasi untuk mencatat kondisi objektif tentang model raport yang digunakan saat itu, serta faktor -faktor lain yang dapat Mendukung penelitian ini.

2) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab, dilakukan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Nasution (1992) mengemukakan, dalam wawancara kita dihadapkan kepada dua hal. Pertama, kita harus mengadakan interaksi dengan responden. Kedua, kita menghadapi kenyataan, adanya pandangan orang lain yang mungkin berbeda dengan pandangan kita sendiri. Menurut Susan Stainback (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa wawancara

‘... provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation alone.’

(26)

Wawancara semi terstruktur digunakan dengan tujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2010). Wawancara dilakukan dalam suasana yang alami, kekeluargaan dan dalam waktu yang fleksibel. Dengan wawancara peneliti dapat mengungkapkan perspektif emik, yaitu pandangan, gagasan dan pikiran dari subyek penelitian. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dicatat dan dapat disalin menjadi bentuk tulisan/laporan. Wawancara dilakukan terhadap guru yang mengajar siswa tunagrahita.

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana kondisi obyektif buku raport yang digunakan untuk siswa Tunagrahita di SLB saat ini, serta untuk mengungkap kebutuhan terhadap model buku Raport yang akan dikembang bagi anak tunagrahita di SLB.

D. Prosedur Penelitian

(27)

Tahapan penelitian dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini :

BAGAN 3.1 Tahapan Penelitian

1. Tahap Studi Pendahuluan

Untuk memperoleh dasar pijakan penyusunan draf desain raport berbasis asesmen bagi siswa tunagrahita ini maka diperlukan studi atau kajian kondisi objektif raport serta kebutuhan dalam mendesain raport bagi siswa tunagrahita. Dalam kegiatan ini peneliti menghimpun data melalui teknik observasi, wawancara dan studi dokumen.

Adapun kondisi objektif yang ingin diungkap berkaitan dengan: a) Desain Raport atu kondisi fisik dalam pembuatan raport untuk siswa tunagrahita. b) Komponen-komponen yang ada dalam buku raport bagi anak tunagra hita. c) Substansi yang tergambarkan dalam raport untuk anak tunagrahita.

Studi Pendahuluan

OBSERVASI, WAWANCARA

ANALISIS

HASIL STUDI KONDISI OBJEKTIF

MERUMUSKAN DESAIN AWAL

KEGIATAN FOCUS GROUP DISCUSSION

REVISI

(28)

1)Teknik Pengumpulan Data Studi Dokumentasi

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi dengan cara melihat dan mencatat langsung perihal dokumen raport, bagaimana kondisi raport yang digunakan untuk anak tunagrahita di sekolah tempat obyek penelitian.

Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru pengajar anak tunagrahita dengan cara semi terstruktur digunakan dengan tujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2010). Wawancara dilakukan dalam suasana yang alami, kekeluargaan dan dalam waktu yang fleksibel. Dengan wawancara peneliti dapat mengungkapkan kondisi obyektif raport yang digunakan untuk anak tunagrahita di sekolah tersebut, yang berkaitan dengan bentuk desain dan konten dari raport tersebut serta bagaimana pandangan, gagasan dan pikiran dari subyek penelitian. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dicatat dan dapat disalin menjadi bentuk tulisan/laporan.

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengetahui kondisi obyektif raport yang digunakan untuk anak tunagrahita. Dengan tujuan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangan model raport bagi anak tunagrahita

2) Pemeriksaan dan Keabsahan Data Penelitian

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari lapangan soheh atau valid, maka perlu dilakukan pemeriksaan secara seksama dan teliti baik dilihat dari substansinya, sumber data maupun pengambilan data.

. Berkaitan dengan keabsahan data Moleong (2004) mengatakan bahwa : “Teknik Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan data sebagai perbandingan terhadap data itu.

(29)

pembuktian dari hasil wawancara dan observasi. Dengan demikian derajat kepercayaan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini terjamin. Hal ini, menurut Moleong (2004) dapat dicapai dengan jalan:

1) Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara. 2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan orang secara pribadi.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4) Membandingkan keadaan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Pada penelitian ini sendiri, data hasil pengamatan atau observasi dibandingkan dengan data hasil wawancara. Data hasil wawancara sendiri dibandingkan menurut sumber data wawancara tersebut. Maksudnya, data hasil wawancara dari setiap responden dibandingkan terlebih dahulu, baru kemudian di triangulasikan dengan sumber data lainnya, baik dari data hasil observasi maupun dengan data dari hasil studi dokumentasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka teknik triangulasi yang digunakan pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Bagan 3.2 Triangulasi data

2. Analisis Data

(30)

- Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang pertama. - Data Display

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data dalam bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, serta merencanakan langkah kerja selanjutnya.

- Kesimpulan

Selanjutnya adalah menarik kesimpulan, kesimpulan dalam tahap ini diharapkan dapat menjawab dari pertanyaan penelitian yang pertama. 3. Merancang Model

Hasil dari analisis tersebut untuk dijadikan bahan merumuskan desain awal dalam mengembangkan raport untuk anak tunagrahita yang berbasis asesmen. 4. Tahap Validasi

Vaslidasi dilakukan melului Focused Group Discussion (FGD).

Draf desain yang telah dirumuskan sebelumnya (draf desain awal), selanjutnya dibawa kedalam focused group discussion (FGD). Hal ini dilakukan untuk memperoleh saran/masukan yang lebih luas dalam menyusun desain raport berbasis asesmen bagi siswa tunagrahita

Peserta/ahli yang dilibatkan dalam FGD terdiri dari: Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas . Pemilihan focused group discussion ini didasarkan pada pendapat Witkin (1984) yang menyatakan bahwa pemecahan masalah melalui diskusi kelompok dapat digunakan sebagai satu tahap dari need assessment, di mana tingkatan dari diskusi yang diselenggarakan dengan baik

(31)

guru sebagai buku laporan kemajuan siswa. Selanjutnya peneliti menyusun desain rapor berdasarkan hasil FGD.

5. Tahap Revisi Raport

Desain raport berbasis asesmen untuk anak tunagrahita hasil FGD tersebut di atas selanjutnya di revisi. Hasil masukan dari para ahli ini dijadikan dasar dalam menyusun model raport berbasis asesmen bersifat hipotetik (desain final) tahap akhir.

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

Dalam hal instrumen penelitian kualitatif Nasution dalam Sugiyono (2010) menyatakan :

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan tidak jelas sebelumnya.”

Dalam penelitian kualitatif instrument utama adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya, setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan.

(32)

TABEL 3.1

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL LAPORAN HASIL BELAJAR (RAPORT) BERBASIS ASESMEN UNTUK SISWA TUNAGRAHITA DI

SEKOLAH LUAR BIASA

1.1. Model Raport 1.1.1. Mengetahui model raport yang biasa digunakan untuk anak tunagrahita di SLB

Wawancara Guru 1

1.1.2. Ukuran raport Wawancara Guru

2

1.1.3. Desin warna raport Wawancara Guru

3 1.1.4. Ukuran tulisan pada raport Wawancara Guru

4

1.2.3.Keterangan diri siswa Wawancara Guru

7 1.2.4. 1.2.4. Format penilaian

1.2.5.

Wawancara Guru

8

(33)

1.2.6. Deskripsi penilaian Wawancara Guru

10 1.2.7. Penilaian pengembagan diri Wawancara Guru

11

1.2.8. Catatan untuk orang tua Wawancara Guru 12

1.2.9. Keterangan pindah sekolah Wawancara Guru

13

1.2.10.Catatan prestasi Wawancara Guru

14

1.2.11.Dasar penilaian Wawancara Guru

15 1.2.12.Gambaran kemampuan

anak sesungguhnya

Wawancara Guru

16 1.2.13.Aspek perkembangan

Kognititif Wawancara Guru 17

1.2.14.Aspek Perkembangan

Psikomotor Wawancara Guru 18

1.2.15.Aspek Pekembangan

Apektif Wawancara Guru 19

1.2.16.Penilaian dipahami oleh

orang tua siswa Wawancara Guru 20

1.2.17.Kebutuhan raport baru Wawancara Guru

(34)

2 1. 2. Bagaimana 2.7. Format Pengembangan diri

FGD Pengawas,

guru, kepsek 10 2.8. Petunjuk Pengisian raport

FGD Pengawas,

(35)

TABEL 3.2

PEDOMAN OBSERVASI

Hari/tanggal :

Waktu :

Tempat :

Obyek : Raport

NO Observasi Keterangan

1. Raport di pakai untuk siswa

tunagrahita

2 Ukuran buku raport yang sekarang dari ketebalan dan panjangnya

3 Warna raport

4 Ukuran tulisan

5 Pengisian biodata siswa di halaman awal

6 Petunjuk penggunaan yang ada di raport

7 Keterangan diri peserta didik

8 Format penilaian : Mata Pelajaran Muatan local Program khusus 9 system penilaian

(36)

11 Pengembangan diri:

a. Penilaian Kepribadian

b. Ekstra kurikuler

c. Pembiasaan

12 Catatan untuk orang tua

13 Keterangan pindah sekolah

(37)

TABEL 3.3

2 2.Bagaimana dengan ukuran buku raport yang sekarang dari ketebalan dan panjangnya ?

3 3. Bagaimana dengan warna raport yang sekarang ?

4 4. Bagaimana dengan ukuran tulisannya ?

5 5. Bagaimana dengan pengisian biodata siswa di halaman awal ?

6 6. Bagaimana dengan petunjuk penggunaan yang ada di raport ?

7 7. Bagaimana dengan keterangan diri peserta didik ?

8 8. Bagaimana dengan format penilaian :

a. Mata Pelajaran b. Muatan local c. Program khusus

9 9. Bagaimana sistem penilaian yang diharus dengan angka pada raport tersebut ?

10 10.Bagaimana dengan deskripsi nilai

(38)

pengembangan diri: a. Penilaian Kepribadian b. Ekstra kurikuler c. Pembiasaan

12 12.Bagaimana catatan untuk orang tua perlu dicantumkan dalam raport

13 13.Bagaimana dengan keterangan pindah sekolah yang tercantum dihalaman akhir diperlukan dalam raport

14 14.Bagaimana dengan catatan prestasi yang pernah dicapai yang tercantum di halaman akhir ?

15 15.Apa yang menjadi landasan penilaian yang dicantumkan dalam raport ?

16 16.Apakah raport yang sekarang sudah menggambarkan kemampuan anak yang sebenarnya ?

17 17.Apakah perkembangan dari aspek kognitif sudah tergambarkan dari raport yang sekarang ?

18 18. Apakah perkembangan dari aspek psikomotor sudah tergambarkan dari raport yang sekarang ?

19 19.Apakah perkembangan dari aspek apektif sudah tergambarkan dari raport yang sekarang ?

20 20.Apakah orang tua siswa dapatmemahami nilai yang dicantumkan dalam raport ?

(39)

TABEL 3.4

PEDOMAN FOCUS GROUP DISCUSSION

MODEL PENILAIAN HASIL BELAJAR (RAPORT) BERBASIS ASESMEN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA

No Pertanyaan Uraian

1. Bagaimana dengan cover depan ?

2 Bagaimana dengan ukuran buku raport yang sekarang dari ketebalan dan panjangnya ?

3 Bagaimana dengan warna raport ?

4 Bagaimana dengan ukuran tulisannya ?

5 Bagaimana dengan pengisian biodata siswa di halaman awal ?

6 Bagaimana denganketerangan peserta didik yang disertai keterangan

ha ata Spe ial ?

7 Bagaimana dengan pecantuman base line dihalaman awal raport ?

8 Bagaimana dengan format penilaian :

9 Bagaimana dengan sistem penilaian ?

10 BAgaimana dengan format pengembangan diri ?

(40)

Kesimpulan dan Saran

Peserta Diskusi

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan dibuat berdasarkan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya, adapun kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Kondisi objektif buku laporan hasil belajar siswa yang digunakan bagi anak

tunagrahita di sekolah Luar Biasa.

Hasil penelitian melalui observasi terhadap kondisi obyektif buku laporan hasil belajar siswa (raport) menunjukan bahwa dalam keterangan peserta didik tidak disertakan keterangan hambatan lain yang menyertai ketunagrahitaannya, padahal keterangan tambahan tersebut sangat penting untuk membantu memahami kondisi siswa dalam membuat alat bantu belajar, begitu juga pada petunjuk pengisian tidak ada penjelasan, petunjuk cara penulisan raport disana hanya menerangkan penggunaan raport saja.

Pada raport yang digunakan di sekolah luar biasa untuk anak tunagrahita penilaian masih menggunakan angka, dan materi yang dicantumkan dalam raport lebih menekankan pada penilaian akademik yang kurang fungsional bagi anak tunagrahita. Penilaian deskriptif hanya menterjemahkan nilai angka yang tercantum dalam raport, belum tergambarkan aspek aspek perkembangan anak yang meliputi afektif, kognitif dan psikomotor

Dari hasil wawancara dengan guru yang mengajar di sekolah luar biasa, khususnya yang mengajar anak tunagrahita, guru tidak setuju terhadap penilaian 8 mata pelajaran karena tidak sesuai dengan kondisi siswa, harus lebih ditekankan pada program khusus.

(42)

Menurut guru Penilaian yang tercantum di raport belum semuanya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak dan Belum tergambarkannya aspek-aspek perkembangan siswa di buku raport

Berdasarkan hasil penelitian terhadap data kondisi objektif raport untuk anak tunagrahita, peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru mengharapkan adanya perubahan dan pengembangan kembali buku Laporan hasil belajar atau raport bagi siswa tunagrahita, sehingga materi yang dicantumkan di dalam buku raport akan bersifat fungsional bagi siswa, dan penilaian pun akan sesuai dengan kondisi dan kompetensi anak.

Maka atas dasar pertimbangan kondisi obyektif di atas, perlu adanya pengembangan atau perubahan raport yang khusus bagi anak tunagrahita, di mana raport tersebut harus dapat membantu guru sebagai bahan acuan dalam mengembangkan program pembelajaran, serta penilaian pun akan lebih nyata dan sesuai dengan kemampuan anak. Dengan demikian, orang tua pun akan lebih mudah melihat informasi tentang perkembangan anaknya yang sebenarnya.

2. Model Laporan hasil belajar berbasis asesmen untuk siswa tunagrahita. Asesmen merupakan langkah yang penting yang harus dilakukan oleh guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran atau intervensi pada anak didiknya. Penelitian ini menghasilkan model laporan hasil belajar berbasis asesmen untuk siswa tunagrahita. Model ini dirumuskan berdasarkan kondisi objektif buku laporan hasil belajar siswa yang digunakan bagi anak tunagrahita di sekolah Luar Biasa.

(43)

Dalam model raport berbasis asesmen ini, di halaman awal dicantumkan aspek-aspek kemampuan dasar anak hasil dari kegiatan asesmen yang dilakukan oleh guru atau team. Kemampuan dasar tersebut kemudian dijadikan dasar untuk program pembelajaran pada setiap semester. Program pembelajaran yang diambil dari base line tersebut disesuaikan dengan kondisi waktu dalam satu semester

Penilaian yang dicantumkan di raport berbasis asesmen ini tidak menggunakan angka, tetapi dengan uraian yang menyatakan kemampuan anak, penilaian- penilaian pembelajaran lainnyapun ditulis dengan uraian atau deskripsi. Raport berbasis asesmen ini akan mudah dipahami oleh pembaca terutama oleh orang tua siswa, karena penilaian dilakukan sesuai dengan ketercapaian kemampuan anak.

Dari hasil validasi melalui kegiatan FGD, Rancangan model raport berbasis asesmen untuk anak tunagrahita ini secara keselurahan disetujui , tetapi kedelapan mata pelajaran masih tetap harus tercantum karena ada dalam kurikulumnya, tetapi disesuaikan dan tetap mengacu pada base line anak. Yang harus lebih ditekankan penilaiannya yaitu pada program khusus, serta aspek-aspek lain yang lebih fungsional bagi anak tunagrahita. Raport yang berbasis asesmen ini sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik dan guru akan lebih mudah membuat program pembelajaran berdasarkan pada raport ini; orang tua siswa pun akan lebih mudah memahami apa yang ditulis di raport.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut di atas, maka kepada Dinas Pendidikan untuk mengkaji model raport bebasis asesmen untuk anak tunagrahita

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1990) Penelitian Kependidikan. Bandung: Angkasa

Astati, Lis Mulyati (2011) Pendidikan Anak Tunagrahita, Bandung:Amanah

Delphie. B, (2006) Pembelajaran Anak Tunagrahita,(Suatu pengantar dalam pendidikan inklusi). Bandung:Refika Aditama

Delphie. B , (2005), Bimbingan Perilaku Adaptif, Malang:Elang Mas

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, (2009) Sistem Penilaian Pendidikan Kebutuhan Khusus: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Donald L.Mac Millan (1982), Mental Retardation in School and Society,Boston Toronto: Little, Brown And Company

James M Kauffman, Daniel P.Hallahan (2005) Special Education. United State s of America:Pearson

Moh. Amin, (1995), Ortopedagogik Anak Tunagrahita, Bandung:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Mulyono Abdurrhman,Dr (2009) Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:Rineka Cipta

Moleong, Lexi J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Aspe. Zaifbio.wordpress.com/2013/07/12/penilaian hasil belajar

Robert P. Ingalls, (1978), Mental Retardation The Changing Outlook, New York:Jhon Wiley & Sons

Rochyadi E, Zaenal Alimin (2003), Pengembangan Program Pmbelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita, Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Tinggi

Sugiyono, Prof,Dr (2011) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta

Soendari. T,(Tahun tidak dicantumkan) Literatur Assmen Dan Pendekatan Pembelajaran,: (Tidak diterbitkan)

(45)

Yuyus Suherman (2005) Adaptasi Pembelajaran Siswa Berkesulitan Belajar, Bandung;Rizqi Press

Gambar

Gambar                                                                                                                                        Hal
TABEL 3.1 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
TABEL 3.2 PEDOMAN OBSERVASI
TABEL 3.3 PEDOMAN  WAWANCARA
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat banyak kendala yang dihadapi perpustakaan tersebut maka penulis membuat suatu aplikasi dengan sistem komputerisasi yang tentunya diharapkan dapat membantu

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Luas Persegi dan Luas Persegi

(Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Maracang Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2013 /

( Kepribadian adalah organisasi dalam diri individu yang bersifat dinamis, tentang sistem psikofsikal yang membentuk penyesuaian diri yang unik dari invidu).A.  DEFINISI

 Saratoga menghasilkan laba yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp 369 miliar pada semester ini dibandingkan dengan Rp 1,191 miliar untuk periode

Keadaan dan kondisi seperti ini terlihat sekali ketika suasana dan iklim di dalam organisasi tersebut semakin mendukung para pegawai untuk tidak melakukan perilaku

Berdasarkan standar mutu ikan segar SNI 01-2729.1-2006, penampakan tekstur ikan tongkol dengan perlakuan ekstrak daun Rhizophora mucronata yang disimpan selama 36

3 There has not been any study about the impact of duration of exercise per week on leg muscles strength in runners community; therefore, this study was conducted to discover