• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PROYEK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PROYEK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PROYEK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

ppp

Disusun oleh :

Ani Andriyani

0906054

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

ANI ANDRIYANI

PENERAPAN METODE PROYEK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA

PELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP : 19570408 198403 1 003

Pembimbing II

Yeni Kurniawati Sumantri, M.Pd NIP : 19680828 199802 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

(3)

Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam

Mata Pelajaran Sejarah

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS I

SMAN 1 Sukaresmi)

Oleh Ani Andriyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ani Andriyani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

HALAMAN PERNYATAAN

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENERAPAN METODE PROYEK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi) ” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya tulis saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudia hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Desember 2013

Yang membuat pernyataan,

Ani Andriyani

(5)

ABSTRAK

(6)

ABSTRACT

(7)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Metode Proyek ... 10

1. Pengertian Metode Proyek ... 10

2. Tahapan-Tahapan Dalam Metode Proyek ... 13

3. Kelebihan Metode Proyek ... 16

4. Kelemahan Metode Proyek ... 18

B. Hasil Belajar ... 19

1. Pengertian Hasil Belajar ... 19

2. Hasil Belajar Dalam Mata Pelajaran Sejarah ... 23

C. Pengaruh Metode Proyek Terhadap Hasil Belajar Sejarah ... 25

1. Teori ... 25

2. Peranan Metode proyek Dalam Hasil Belajar sejarah ... 29

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 34

A. Lokasi Dan SubjekPenelitian ... 34

(8)

2. Hasil Belajar ... 43

F. Instrumen Penelitian ... 44

1. Lembar Panduan Observasi ... 44

2. Wawancara ... 44

3. Dokumentasi... 45

4. Tes ... 45

G. Teknik Pengumpulan Data ... 45

1. Catatan Lapangan ... 46

2. Wawancara ... 46

3. Studi Dokumentasi ... 47

4. Tes ... 47

H. Pengolahan Data dan Analisi Data ... 47

1. Pengolahan Data ... 47

2. Teknik Analisis Data ... 48

3. Uji Validasi Data dan Interpretasi ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Desain Perencanaan Penerapan Metode Proyek Dalam Pembelajaran Sejarah ... 52

1. Langkah-langkah Perencanaan Pelaksanaan Penelitian ... 53

2. Deskripsi Silabus dan RPP ... 55

B. Pelaksanaan Dan Tahapan... 58

1. Deskripsi Kegiatan Tahap Siklus ... 58

2. Analisis Kegiatan Pelaksanaan dan tahapan ... 90

a. Kegiatan Pendahuluan ... 91

b. Kegiatan Inti ... 94

c. Kegiatan Penutup... 98

C. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setelah Menerapkan Metode Proyek Dalam Pembelajaran Sejarah ... 99

1. Deskripsi Kinerja Siswa Dalam Mengerjakan Proyek ... 99

2. Analisis Terhadap Hasil Pengerjaan Proyek ... 112

3. Analisis Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Nilai Tes ... 134

D. Kendala dan Solusi Yang dihadapi Pada Penerapan Metode Proyek Dalam Pembelajaran Sejarah ... 138

E. Analisis Hasil Penelitian ... 140

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 147

A. Simpulan ... 147

B. Saran ... 150

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa pada Tindakan 1 ... 64

Tabel 4.2 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa pada Tindakan I &II ... 71

Tabel 4.3 Daftar Nilai hasil Belajar Siswa pada Tindakan I, II, & III ... 80

Tabel 4.4 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Tindakan 1-Tindakan IV ... 88

Tabel 4.5 Lembar Observasi Kerja Kelompok Pembuatan Artikel ... 100

Tabel 4.6 Lembar Observasi Kerja Kelompok Membuat Lirik ... 104

Tabel 4.7 Lembar Observasi Kerja Kelompok Membuat Laporan ppt ... 107

Tabel 4.8 Lembar Observasi Kerja Kelompok Membuat mading ... 111

Tabel 4.9 Lembar Kriteria Penilaian Artikel... 113

Tabel 4.10 Predikat Penilain Artikel Kelompok ... 114

Tabel 4.11 Lembar Penilaian Proyek Membuat Lirik ... 117

Tabel 4.12 Predikat Penilain Proyek Kelompok... ... 118

Tabel 4.13 Lembar Penilaian Proyek Membuat Laporan PowerPoint ... 121

Tabel 4.14 Predikat Penilain PowerPoint Kelompok ... 122

Tabel 4.15 Lembar Penilaian Proyek Membuat Mading Sejarah ... 125

Tabel 4.16 Predikat Penilain Mading Kelompok ... 126

Tabel 4.17 Presentase Skor Kelompok dalam Membuat Artikel ... 128

Tabel 4.18 Presentase Skor Kelompok Dalam Membuat Lirik ... 129

Tabel 4.19 Presentase Skor Kelompok Dalam Membuat laporan ppt ... 130

Tabel 4.20 Presentase Skor Kelompok dalam Membuat Mading ... 131

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain PTK Model Kemis dan Mc Taggart ... 35

Gambar 3.2 Teknik analisis data interaktif dari Miles dan Huberman ... 63

Gambar 4.1 Grafik Garis Hasil Belajar berdasarkan Proyek Siswa... 133

Gambar 4.2 Grafik Garis Hasil Belajar berdasarkan Proyek Siswa... 133

Gambar 4.3 Grafik Garis Rata-Rata Nilai Siswa Pada Setiap Tindakan ... 136

Gambar 4.4 Grafik Batang Rata-Rata Nilai Siswa Pada Setiap Tindakan ... 137

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran Sejarah

Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan I Lampiran 3 Tes & Marking Scheme Tindakan II

Lampiran 4 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan II Lampiran 5 Tes & Marking Scheme Tindakan II

Lampiran 6 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan III Lampiran 7 Tes & Marking Scheme Tindakan III

Lampiran 8 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan IV Lampiran 9 Tes & Marking Scheme Tindakan IV

Lampiran 10 Foto Beberapa Kegiatan Siswa Lampiran 11 SK Pembimbing

Lampiran 12 Frekuensi Bimbingan (Pembimbing I) Lampiran 13 Frekuensi Bimbingan (Pembimbing II) Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya

usaha untuk memperoleh perubahan dalam diri. Hal ini berarti siswa berperan

sebagai subjek sekaligus objek dalam proses pembelajaran. Di Indonesia proses

pembelajaran telah diatur oleh pemerintah dalam suatu Perundang-undangan dan

Peraturan Pemerintah. Salah satunya yaitu Peraturan Pemerintah No. 19 tahun

2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 yang isinya :

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dari peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut menyiratkan

bahwa dalam suatu proses belajar diperlukan ruang yang cukup bagi siswa

sehingga siswa dapat mengembangkan kreativitas yang dimilikinya sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Selama ini

pembelajaran selalu diasumsikan di dalam kelas dan di dalam jam pelajaran saja.

Padahal pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas dan jam pelajaran di sekolah

dengan perencanaan yang baik, sehingga ruang untuk belajar bagi siswa lebih luas

dan lebih terstruktur.

Proses pembelajaran perlu menempatkan siswa sebagai subjek belajar,

sehingga dapat menunjukkan bakat, minat, kemampuan, serta dapat

mengembangkan potensinya secara optimal. Proses pembelajaran sebisa mungkin

perlu menyediakan tugas-tugas ataupun proyek-proyek yang memungkinkan

siswa bekerja secara mandiri. Hal ini akan mendorong siswa untuk dapat

menggali potensinya sendiri serta tidak terfokus pada kehadiran guru dan tatap

(13)

inilah yang menjadi tonggak tercapainya keberhasilan belajar mandiri siswa, jika

perencanaannya kurang baik maka pembelajaran tidak akan berdampak positif

terhadap hasil belajar siswa.

Belajar yang efektif adalah melalui pengalaman atau sesuatu yang telah

dipelajari. Guru harus menyadari bahwa kegiatan belajar membutuhkan

pengalaman siswa secara langung dalam belajar. Hal tersebut dapat diartikan

bahwa siswa dapat mencari sendiri materi pembelajaran yang harus dia ketahui

dengan arahan yang tepat dari guru. Belajar adalah suatu proses usaha perubahan

tingkah laku yang meliputi keinginan dan tindakan dari seorang individu. Dari

proses usaha itulah sehingga dapat menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, nilai dan sikap yang dilakukan melalui latihan dan pengalaman.

Proses pembelajaran bukanlah proses penyerapan pengetahuan atau trasfer

informasi dari guru ke siswa melainkan partisipasi guru dalam membangun

pemahaman siswa. Untuk itu diperlukan suatu metode yang dapat membuat siswa

menemukan sendiri pengetahuannya melalui pengalaman belajar. Semakin sering

materi pelajaran dipelajari maka semakin kuat pula materi pelajaran tersebut

diingat oleh siswa. Hal tersebut menyuratkan bahwa jika materi pelajaran sering

dipelajari oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah maka siswa akan

lebih mudah memahami suatu materi pelajaran. Hal tersebut nantinya akan

berdampak pula pada hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa. Jika siswa

paham akan suatu materi pelajaran maka hasil belajar nya pun akan baik.

Hasil belajar merujuk pada pencapaian kompetensi atau sasaran / tujuan

pembelajaran. Cakupan materi yang terkandung pada setiap kawasan kompetensi

cukup luas, cakupan-cakupan itu akan dapat dilihat dengan indikator-indikator

operasional. Agar setiap indikator dapat tercapai, maka diperlukan suatu

rancangan pembelajaran mandiri dan terprogram agar siswa dapat lebih aktif lagi

belajar di luar kelas dan di luar jam pelajaran yang telah ditetapkan mengingat

terbatasnya waktu dalam pembelajaran di dalam kelas.

(14)

3

yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat membantu dalam mencapai hasil belajar

yang maksimal. Berbagai usaha dilakukan oleh pelaksana pendidikan untuk

meningkatkan hasil belajar dalam rangka memperoleh kualitas pendidikan yang

baik.

Hasil belajar yang didapatkan seseorang ditentukan oleh dua faktor yaitu

faktor yang ada pada diri siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa

(eksternal). Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor

fisiologis seperti keadaan jasmani dan panca indera. Faktor psikologis, seperti

intelegensi, minat dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal berasal dari faktor

sosial dan faktor non sosial. Faktor sosial mencakup lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat Faktor non sosial, seperti

lingkungan alam dan fisik yakni ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber

dan lain sebagainya (Mulyasa, 2004:191-193).

Dari berbagai usaha guru untuk meningkatkan hasil belajar siswanya

ternyata masih banyak guru-guru yang menggunakan metode konvensional untuk

mengajar di sekolahnya. Padahal berbagai model pembelajaran yang membuat

siswa aktif dan kreatif sudah disosialisasikan atau diperkenalkan kepada

guru-guru bahkan mungkin sebagian model pembelajaran tersebut sudah sangat dikenal

dan guru-guru sudah dapat menerapkannya di sekolah.

Untuk mengatasi hal tersebut peneliti beranggapan perlu diterapkannya

suatu metode yang tepat dan dapat membuat siswa lebih sering dan giat belajar di

luar jam pelajaran di sekolah yang terbatas. Metode yang lebih bersifat

mengembangkan keaktifan siswa dalam belajar baik di sekolah maupun di luar

sekolah, baik secara individual maupun kelompok, mengembangkan kemampuan

mensintesis dan mengintegrasikan informasi, mengembangkan kecakapan, dan

kebiasaan belajar. Sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar pada mata

pelajaran sejarah.

Alternatif pemecahan masalah yang peneliti dapatkan adalah dengan

(15)

siswa. Bellance (2012: 17) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek

dapat digunakan sebagai metode pembelajaran, penjelasannya yaitu:

Pembelajaran berbasis proyek diresmikan sebagai metode pendidikan oleh Jhon Dewey dan para pengikutnya. Proyek-proyek yang memperjuangkan prinsip-prinsip progresif dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang akan menggantikan pendekatan yang lebih pasif digunakan pada waktu itu. Dalam pandangan mereka, untuk tujuan belajar, belajar dengan melakukan lebih unggul daripada membaca dalam sebuah buku, mereka akan lebih memahami proses.

Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) adalah sebuah model

atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar

kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Dipilihnya model atau

pendekatan pembelajaran ini, dilandasi oleh pemikiran bahwa model

pembelajaran ini akan membuat siswa lebih aktif, kreatif, inovatif serta

termotivasi untuk belajar sehingga siswa dengan mudah memahami apa yang

diajarkan oleh guru dan hasil belajar yang diperoleh siswa lebih baik dari

sebelumnya.

Proyek yang akan dibuat adalah proyek yang muatan isinya dirancang dan

dikerjakan sendiri oleh siswa, dengan demikian metode proyek ini dapat melihat

dan mengukur kemampuan siswa. Dalam pembelajaran proyek pembelajaran telah

direncanakan, terorganisir dan berlangsung secara sistematis melalui bimbingan

guru. Dengan demikian melalui metode proyek ini pembelajaran menjadi efektif

karena didukung oleh komunikasi dengan siswa sehingga siswa tertarik dan

berminat mengerjakan berbagai proyek yang dicanangkan.

Pembelajaran akan didesain secara menyenangkan dan bermakna bagi

kehidupan siswa. Metode proyek ini bisa beragam jenisnya sehingga dapat

disesuaikan dengan karakter siswa. Dalam penelitian ini proyek yang akan

dikembangkan oleh siswa diantaranya ialah pembuatan artikel, syair bertema

sejarah, laporan dalam bentuk powerpoint, serta mading sederhana. Terlebih lagi

(16)

5

kelompok siswa lebih rajin mengerjakan tugas karena ada teman untuk saling

bertukar fikiran.

Melalui metode proyek proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif

dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dalam mengerjakan

secara berkelompok, serta keterampilan yang diharapkan melalui

indikator-indikator yang telah disampaikan kepada siswa. Pembelajaran yang menerapkan

metode proyek dapat dilakukan secara berkesinambung. Setelah guru

memaparkan beberapa materi pokok yang harus diketahui oleh siswa, kemudian

guru memberikan suatu proyek agar dapat mengembangkan pengetahuan siswa

itu sendiri. Setelah siswa mengumpulkan proyek tersebut kemudian guru

memeriksa ketercapaiannya dengan melakukan evaluasi terhadap pembelajaran

siswa. Agar siswa bisa mempersiapkan pembelajaran selanjutnya maka guru

menugaskan siswa untuk mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk

pengerjaan proyek pada pertemuan yang akan datang. Hal tersebut

menggambarkan continuitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa agar siswa

terbiasa untuk belajar demi pencapaian hasil belajar yang diharapkan.

Pengerjaan proyek ini melibatkan banyak pihak disekitar siswa, diantaranya

keluarga dan teman sebaya. Keluarga berperan dalam mendukung secara

financial. Kemudian jika materi pembelajaran bisa dekaitkan dengan kehidupan

aktual siswa maka ada baiknya mengembangkan proyek yang mendorong siswa

untuk melakukan pengamatan ataupun investigasi untuk memberikan pengalaman

langsung bagi siswa, hal ini membuat siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial

disekitarnya. Dengan belajar kelompok siswa bisa menjalankan salah satu tugas

perkembangannya yaitu mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal

dan bergaul dengan teman sebaya.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya maka penulis tertarik

(17)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa permasalahan yang

akan menjadi kajian dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah dari

penelitian ini adalah :

Bagaimana mengembangkan metode proyek sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah di Kelas XI IPS-1 SMAN 1

Sukaresmi

Untuk membatasi kajian penelitian ini, maka diajukan beberapa pertanyaan

penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana perencanaan penerapan metode proyek dalam mata pelajaran

sejarah agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPS-1

SMAN 1 Sukaresmi?

2. Bagaimana langkah-langkah penerapan metode proyek secara optimal

dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi?

3. Bagaimana peningkatan hasil-hasil belajar sejarah dengan menerapkan

metode proyek di kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi?

4. Bagaimana upaya-upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam

mengembangkan metode proyek di kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menerapkan metode proyek sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran sejarah di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi. Adapun

tujuan khusus yang diharapkan dari penelitian ini lebih diarahkan untuk :

1. Mengkaji dan mendeskripsikan perencanaan metode proyek untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah di kelas XI

(18)

7

2. Mengkaji dan mendeskripsikan langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam penerapan metode proyek secara optimal dalam pembelajaran sejarah

di kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi ;

3. Melihat peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah yang

diperoleh dari penggunaan metode proyek di kelas XI IPS-1 SMAN 1

Sukaresmi ;

4. Menganalisis dan mendeskripsikan perbaikan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam mengembangkan metode

proyek di kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi ;

D. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi berbagai pihak, baik siswa kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi, guru sejarah,

sekolah yang bersangkutan dan terlebih lagi bagi peneliti. Manfaat penelitian ini

secara khusus dijabarkan sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Dengan diterapkannya metode proyek diharapkan ada perubahan sikap

dalam diri siswa yang asalnya tidak pernah belajar sebelum mengikuti mata

pelajaran sejarah menjadi sebaliknya karena siswa harus mengerjakan

proyek yang telah diberikan oleh guru. Selain itu, pengetahuan siswa lebih

dalam dan luas karena siswa memiliki waktu lebih banyak dalam

mempelajari materi mata pelajaran sejarah. Tidak hanya itu siswa memiliki

pengalaman belajar karena proyek yang diberikan sehingga materi

pembelajaran lebih menempel dalam ingatan siswa. Dengan demikian

prestasi akademiknya pun diharapkan dapat mengalami peningkatan.

2. Bagi Guru Sejarah

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan solusi

alternatif dalam mengatasi pembelajaran mandiri siswa dan pembelajaran di

(19)

3. Bagi Sekolah

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan dalam upaya meningkatkan

mutu dan kualitas pembelajaran sejarah di sekolah tersebut.

4. Bagi Peneliti

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas dapat menambah wawasan

serta keterampilan peneliti dalam menerapkan metode pembelajaran. Hal

tersebut dikarenakan peneliti langsung terlibat dalam proses pembelajaran.

Pengalaman langsung tersebut dapat menjadi bekal dan memiliki kesiapan

dalam melaksanakan tugas sebagai guru sejarah.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi penulisan skripsi disesuaikan dengan buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh UPI. Sistematika penulisan tersebut

yaitu :

Bab I adalah pendahuluan. Bab ini berisi uraian secara rinci mengenai latar

belakang penulisan yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian tindakan

kelas, identifikasi dan perumusan masalah serta pembatasan masalah yang

diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi.

Bab II merupakan tinjauan pustaka. Dalam bab ini dijelaskan mengenai

konsep-konsep yang berhubungan dengan metode proyek dan hasil belajar.

Penjelasan konsep-konsep tersebut berupa informasi yang diperoleh dari hasil

kajian pustaka yang dianggap relevan dengan penelitian yang dilakukan.

Bab III ialah metode penelitian. Dalam bab ini berisi penjabaran mengenai

metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Bab ini mencakup

pemaparan komponen-komponen: lokasi dan subjek penelitian; desain penelitian;

metode penelitian; definisi operasional; instrumen penelitian; proses

(20)

9

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini

dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan seluruh informasi dan

data-data yang diperoleh peneliti tentang Penerapan Metode Penugasan sebagai Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPS-1

SMAN 1 Sukaresmi. Pemaparan dalam bab ini terdiri dari dua hal utama yaitu

pengolahan analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah

penelitian, pertanyaan penelitian, serta pembahasan atau analisis temuan.

Bab V yaitu kesimpulan dan saran. Dalam bab ini menyajikan penafsiran

dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian mengenai

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian adalah SMAN 1 Sukaresmi

yang lokasinya terletak di Jl. Mariwati Km. 4 Sukaresmi Telp. 0263-581209

Cianjur 43254. Lokasi sekolah terletak di desa Kawungluwuk, kecamatan

Sukaresmi, kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Lingkungan sekolah berada

di sisi kiri Jl. Mariwati dan dikelilingi oleh persawahan. Kondisi sekolah yang

dikelilingi persawahan menjadikan suasana sekolah kondusif dan tidak bising

sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran. Adapun alasan peneliti memilih

SMAN 1 Sukaresmi adalah sekolah ini merupakan salah satu sekolah terbaik di

kabupaten Cianjur. Selain itu sekolah ini merupakan tempat peneliti

menyelesaikan sekolah semasa SMA, sehingga peniliti dapat mengetahui kondisi

sekolah dengan cukup baik.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang peneliti gunakan adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA

Negeri 1 Sukaresmi yang berjumlah 39 orang dengan rincian 23 orang siswi

perempuan dan 16 siswa laki-laki. Peneliti menetapkan kelas tersebut menjadi

subjek penelitian karena siswa di kelas tersebut memiliki keaktifan dan daya kritis

yang cukup baik untuk belajar namun hasil belajar yang didapatkan siswa kurang

maksimal dalam pembelajaran sejarah. Ketika pra-penelitian dilakukan, peneliti

melihat bahwa celotehan-celotehan siswa di dalam kelas ini justru merupakan

pemikiran kritis siswa, sayangnya hal tersebut kurang mendapatkan arahan yang

(22)

35

B. Desain Penelitian

Desain pelaksanaan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah model spiral yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis

dan Robin Mc. Taggart tahun 1988. Model penelitian Kemmis dan Taggart ini

terdiri dari empat tahapan penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi yang keempat tahapan ini saling berhubungan dan dilakukan dalam

setiap satu siklus penelitian. Tahapan-tahapan dalam siklus ini akan terus

dilakukan secara berulang-ulang hingga tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini dapat tercapai dan menunjukkan hasil yang positif.

Peneliti menggunakan desain tersebut dengan alasan dalam penelitian ini

peneliti menerapkan metode penugasan yang cenderung sederhana dalam

pelaksanaan tindakannya. Selain daripada itu intensitas pembelajaran sejarah

dalam pertemuan kelas pun hanya sedikit sekali serta evaluasi dapat dilakukan

dalam setiap akhir tindakan. Sehingga peneliti memutuskan bahwa desain

penelitian dengan model Kemmis dan Taggrat ini merupakan desain yang pas

untuk diterapkan dalam penelitian ini. Adapun siklus desain Kemmis dan Taggart

dapat digambarkan sebagai berikut:

(23)

Dari gambar tersebut terdapat empat langkah penting dalam penelitian

tindakan kelas, yaitu rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam

penelitian ini, peneliti telah menyusun beberapa rancangan penelitian yang dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Rencana (plan)

Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi peneliti menyusun suatu rencana

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode proyek.

Peneliti merancang suatu proses pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih

aktif belajar baik secara mandiri maupun kelompok di luar jam pelajaran di

sekolah. Pada tindakan pertama ini peneliti mencoba untuk memberikan

pertanyaan-pertanyaan spontan kepada siswa, dimana mengetahuan para siswa

terhadap materi akan dijadikan tolak ukur oleh peneliti dalam mengembangkan

proyek akan diberikan pada pertemuan berikutnya. Peneliti akan menyusun

serangkaian rencana kegiatan terstruktur dan tindakan yang akan dilakukan untuk

mendapatkan hasil yang baik berdasarkan kajian pustaka dan pengamatan,

diantaranya :

 Meminta kesediaan guru untuk menjadi kolaborator atau guru mitra peneliti

dalam penelitian yang akan dilaksanakan.

 Menyusun kesepakatan dengan kolaborator mengenai waktu penelitian.

 Mendiskusikan metode yang peneliti rencanakan akan diterapkan dalam

penelitian tindakan kelas.

 Menyusun silabus dan rencana pengajaran yang akan digunakan saat

pembelajaran dalam penelitian.

 Merencanakan sistem pembelajaran proyek yang akan digunakan dalam

PBM sehingga dapat meningkatkan intensitas belajar siswa di luar sekolah

dan jam pelajaran.

 Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan antara peneliti dengan

guru mitra agar dapat memperbaiki tindakan selanjutnya.

(24)

37

 Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dari penelitian.

2. Tindakan (act)

Tahapan ini merupakan tindakan nyata yang akan diterapkan sesuai dengan

hasil indentifikasi masalah dan perencanaan pada tahap sebelumnya sebagai solusi

untuk meningkat hasil belajar siswa. Peneliti memberikan pertanyaan pancingan

tentang suatu materi yang akan dipelajari. Dari jawaban-jawaban siswa

diharapkan akan terlihat tingkat pengetahuan siswa tentang materi tersebut.

Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini yakni:

 Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada

tahap perencanaan, yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana

pengajaran yang telah disusun.

 Mengoptimalkan penggunaan metode proyek sehingga dapat dimengerti

oleh siswa.

 Mengadakan evaluasi non test selama proses tindakan berlangsung.

 Menggunakan instrument penelitian yang telah disusun.

 Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra penelitian.

 Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi balikan

dengan guru mitra.

 Melaksanakan pengolahan data.

3. Pengamatan (observe)

Pada tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan

dengan dilaksanakannya tindakan. Dilakukan untuk mendokumentasikan hasil

dari tindakan yang telah dilakukan untuk melihat rendah atau tingginya perubahan

yang terjadi pada hasil belajar siswa. Pada kegiatan observasi ini, peneliti

melakukan:

(25)

 Pengamatan mengenai kesesuaian penggunaan metode proyek dengan

materi agar siswa tidak bosan.

 Pengamatan kesesuaian penggunaan metode proyek dengan kaidah-kaidah

teoritis yang digunakan.

 Mengamati perkembangan hasil belajar siswa.

4. Refleksi (reflect)

Pada tahap ini peneliti akan melakukan kegiatan diskusi balikan dengan

guru mitra dan siswa setelah tindakan dilakukan. Selain itu juga peneliti akan

merefleksikan hasil diskusi balikan untuk memperbaiki siklus selanjutnya.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan oleh seorang

peneliti melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan untuk menjawab suatu

permasalahan. Menurut Hatimah (2000 : 95) metode penelitian adalah:

“suatu cara yang harus dilakukan oleh peneliti melalui serangkaian prosedur

dan tahapan dalam melaksanakan serangkaian kegiatan penelitian dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencari jawaban terhadap suatu

masalah”.

Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, metode yang akan digunakan

adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Ebbut (Wiriaatmadja,

2008 : 12) :

“penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan

pelaksanaan praktek kependidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut”.

Hal tersebut didukung oleh Wiriatmadja (2008 : 13) bahwa :

“penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat

mengorganisasi kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata

(26)

39

Berdasarkan kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa metode penelitian

kelas digunakan karena melalui metode ini guru dapat melakukan penelitian

secara langsung untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran

sejarah. Dengan penelitian ini pula diharapkan guru dapat memperbaiki

kinerjanya agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara ideal.

Dengan penggunakan penelitian tindakan kelas segala gejala yang muncul

selama proses penelitian dapat teramati dan tercover dengan baik. Selain dari itu,

metode ini berhenti ketika terbukti permasalahan yang dialami siswa dapat

teratasi. Hal ini berdampak positif, agar pembelajaran sejarah di sekolah-sekolah

dapat meningkat dan lebih menarik bagi siswa sehingga guru harus melakukan

inovasi-inovasi baru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran. Bagi para

guru selaku pengajar, penelitian tindakan kelas juga dapat terus memperbaiki

kinerja dan mutu pendidikan, dan hasil akhir dari tujuan pendidikan nasional yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dilaksanakan dengan maksimal.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus hingga dapat diperoleh

kesimpulan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat dan menunjukan hasil

yang stabil. Kegiatan awal dalam penelitian ini ditandai dengan melaksanakan pra

penelitian dalam beberapa kelas, untuk mencari kelas yang cocok untuk

pelaksanaan penelitian. Berdasar kepada hasil pra penelitian maka kelas XI IPS-1

dijadikan sebagai tempat pelaksanaan penelitian. Selanjutnya peneliti berdiskusi

dengan guru mata pelajaran sejarah mengenai kondisi kelas yang akan dijadikan

tempat penelitian dan mencari alternatif solusi yang dapat dilakukan. Peneliti

kemudian menyusun perencanaan tindakan yang akan dilakukan.

Hasil pra penelitian di kelas XI IPS-1 menunjukkan bahwa permasalahan

pembelajaran yang terjadi adalah rendahnya hasil belajar siswa. Peneliti

bermaksud untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas XI IPS-1 dengan

(27)

pembelajaran sejarah. Dengan metode ini diharapkan intensitas belajar siswa di

luar sekolah dan jam pelajaran dapat meningkat. Tahapan dalam penelitian ini

dibagi ke dalam empat tahap yaitu perencanaan (plan) , pelaksanaan (action) ,

observasi (observation) , dan refleksi (reflection), setiap tahap ini dilaksanakan

secara sistematis dan saling berhubungan satu sama lain.

E. Definisi Operasional

1. Metode Proyek

Peneliti melihat bahwa pembelajaran di luar sekolah dan di luar jam

pelajaran selama ini tidak efektif. Hal ini dikarenakan selain perencanaan yang

kurang matang juga karena jika diberikan tugas atau pekerjaan rumah banyak

siswa yang mengerjakan tugas sekedar menggugurkan kewajiban demi

mendapatkan nilai tanpa mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi dirinya. Fakta

di lapangan banyak siswa yang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

namun pada saat tes hasil yang didapat siswa rendah.

Metode proyek ini pun dilakukan karena bahan pelajaran sejarah yang

banyak tidak memungkinkan dijelaskan satu per satu seluruhnya. Siswa harus

mampu mencari sendiri dengan menciptakan suatu produk berdasarkan

pemahaman materi yang dimilikinya. Dengan demikian materi pelajaran yang

tersedia tidak tersampaikan sepenuhnya melalui ceramah, tetapi melalui variasi

kegiatan lain di dalam kelas saat pembelajaran. Agar materi pelajaran

tersampaikan secara keseluruhan dan tepat waktu serta kompetensi yang

diharapkan dapat tercapai, maka metode proyek inilah yang akan peneliti gunakan

untuk menanggulangi masalah tersebut. Proyek-proyek yang peneliti berikan

kepada siswa bertujuan memperdalam bahan pelajaran karena dengan produk

yang siswa kerjakan dapat mengecek ketersampaian bahan pelajaran yang telah

dipelajari sebelumnya.

Bellance (2011, xix) mengemukakan bahwa keterlibatan siswa akan

(28)

41

belajar. Peningkatan semangat belajar, inti dari motivasi dalam diri, menarik

siswa untuk mengerjakan proyek-proyek yang ditugaskan sebagaimana mereka

menangkap pelajaran-pelajaran yang diberikan.

Indikator-indikator yang menjadi tolak ukur dari metode proyek ini adalah :

 Siswa dapat menentukan pekerjaan proyek yang akan ia kerjakan sesuai

dengan kemampuan dan ketertarikannya sendiri dengan mengembangkan

proyek yang diberikan.

 Siswa dapat merespon dengan baik semua bahan, alat-alat, dan

perlengkapan yang perlu dipersiapkan untuk pengerjaan proyek-proyek

yang ditugaskan kepada siswa.

 Siswa dapat melengkapi proyek yang dikerjakan dengan pendekatan

multidisipliner agar pemahaman siswa terhadap materi lebih baik lagi.

 siswa dapat mengikuti proses pembelajaran agar mempermudah siswa

memahami materi sehingga tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan

proyek-proyek yang diberikan. Proyek yang diberikan terhadap siswa

dimaksudkan lebih kepada proses yang dilalui siswa untuk membuat suatu

proyek berdasarkan pemahamannya.

 Siswa dapat menunjukkan perkembangan pekerjaannya setiap minggu

kepada guru agar dapat dicek dan teramati perkembangan pembelajaran

melalui metode proyek yang diberikan kepada siswa.

Sementara itu bentuk-bentuk proyek yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:

 Membuat artikel yang menghubungkan peristiwa sejarah dengan peristiwa

faktual.

 Mengubah lirik sebuah lagu, menjadi lagu yang berlirik sejarah. Hal ini menjadi salah satu variasi proyek yang menyenangkan bagi siswa, sehingga

materi pelajaran mudah dipahami oleh siswa.

 Membuat laporan pembelajaran dalam bentuk power point. Hal ini

dimaksudkan agar melalui pembelajaran sejarah siswa pun dapat

(29)

 Membuat mading sederhana yang bertema sejarah.

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penerapan metode proyek adalah

sebagai berikut :

 Pembelajaran di dalam kelas dipergunakan dengan seefektif mungkin dan

dikembangkan dengan berbagai metode dan media yang menarik.

 Metode proyek menjadi salah satu kegiatan yang dapat dikembangkan baik

di dalam kelas maupun di luar kelas.

 Proyek yang dikerjakan di luar kelas diberi waktu selama satu minggu untuk

kemudian dikumpulkan. Sedangkan untuk proyek yang akan dikerjakan di

dalam kelas, bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pengerjaan proyek akan

diinformasikan seminggu sebelumnya sehingga waktu pembelajaran akan

lebih efisien. Aspek-aspek yang menjadi penilaian akan sebelumnya

dikomunikasikan kepada siswa, agar siswa mengetahui dan mengerjakan

sesuai dengan hasil yang diharapkan.

 Fungsi dari proyek-proyek yang dikerjakan bukan mencari nilai melainkan variasi kegiatan belajar siswa agar siswa dapat memahami materi

pembelajaran melalui proyek yang mereka kerjakan.

Proyek-proyek yang disebutkan di atas mengharuskan siswa lebih

memahami dan menguasai materi. Untuk itu diperlukan keaktifan siswa dalam

memperdalam pengetahuannya dengan lebih banyak belajar di luar jam pelajaran,

sehingga dalam pembelajaran di kelas siswa tinggal mengaplikasikan apa yang

telah mereka kumpulkan dan pelajari sebelumnya. Selain dari itu proyek yang

diberikan akan dibuat semenarik mungkin agar siswa tertarik dan antusias ingin

mengerjakan proyek tersebut. Dengan mengerjakan proyek-proyek yang diberikan

secara bertahap oleh peneliti, diharapkan siswa menjadi terbiasa untuk melakukan

intruksi guru dengan baik dalam mengerjakan sesuatu dan menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sehingga saat siswa mengerjakan tes yang

dilakukan secara berkala, siswa akan lebih baik lagi dalam mengerjakannya. Hal

(30)

43

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh oleh siswa setelah

melalui kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Hal tersebut dinyatakan dalam

penguasaan, pengetahuan, dan kecakapan dasar, sehingga nampak terlihat pada

diri individu baik berupa nilai maupun berupa perubahan tingkah laku.

Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud yaitu hasil belajar dalam

ranah kognitif berdasar atas tingkat kemampuan berfikir yang dirumuskan oleh

Bloom. Hasil belajar dalam ranah kognitif yang dimaksud adalah pada tingkat

pengetahuan, pemahaman, serta analisis. Alasan peneliti memilih hasil belajar

kongnitif dari ranah pengetahuan hingga analisis adalah kompetensi dasar pada

semester 1 kelas XI lebih banyak menuntut pemahaman serta analisis siswa

terhadap peristiwa sejarah. Tujuan dari metode proyek ini ialah siswa memiliki

hasil belajar yang meningkat yaitu lebih dapat mengetahui, memahami,

menerapkan, dan menganalisis peristiwa sejarah agar lebih bermakna bagi siswa.

Indikator yang hendak dicapai dalam hasil belajar ini adalah :

 Siswa dapat mengetahui setiap materi dalam pelajaran sejarah melalui setiap tugas atau proyek yang diberikan

 Siswa dapat memahami materi sejarah lebih mendalam melalui

sproyek-proyek yang dikerjakan

 Siswa dapat menganalisis setiap peristiwa sejarah melalui proyek yang

mereka kerjakan sendiri sehingga setiap peristiwa sejarah dapat lebih

dimengerti

 Siswa dapat menerima dengan memperhatikan setiap instruksi proyek yang

diberikan kepada siswa

 Siswa dapat memberikan respon positif terhadap setiap proyek yang

dikerjakan

(31)

 Siswa dapat mengkaitkan materi sejarah dengan keadaan sekitar siswa saat

ini melalui proyek yang dikerjakan, agar tugas dapat dirasakan manfaatnya

oleh siswa

 Siswa dapat menunjukan peningkatan hasil belajar melalui pencapaian nilai

dari tes yang diberikan.

Alat pengumpul data dari hasil belajar dalam ranah kognitif adalah jawaban

siswa atas tes-tes yang diberikan setiap minggu selama penelitian berlangsung.

F. Instrumen Penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam

mata pelajaran sejarah melalui metode proyek. Peneliti akan menggunakan empat

alat penelitian untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Adapun alat yang

digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Lembar Panduan Observasi

Lembar panduan observasi digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan

data pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau pada saat penelitan

berlangsung. Maksud dari penggunaan lembar panduan observasi ini ialah untuk

mengamati, kemudian mencatat aktivitas apa saja yang terjadi selama

pembelajaran berlangsung seperti interaksi antara guru dan siswa maupun antara

sesama siswa dalam pembelajaran sejarah dengan mengunakan metode proyek.

Peneliti memilih observasi sebagai salah satu instrumen penelitian karena

pengumpulan data dengan observasi bersifat kualitatif, serta dilakukan pada saat

kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga fakta-fakta yang terjadi selama

pelaksanaan pembelajaran dapat teramati secara baik.

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal

(32)

45

mengenai hal-hal yang dianggap diperlukan dalam penelitian. Melalui wawancara

peneliti dapat memperoleh data yang diperlukan yaitu untuk mengetahui

tanggapan siswa terhadap mata pelajaran sejarah dengan menggunakan metode

proyek dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan dalam

pelaksanaan wawancara, hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan wawancara dapat

sesuai dan terstruktur dengan data yang diharapkan. Bentuk wawancara yang

peneliti gunakan adalah wawancara terstruktur, yaitu tekhnik wawancara dengan

terlebih dahulu mempersiapkan bahan-bahan wawancara.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dapat digunakan untuk mengabadikan bagaimana proses

pembelajaran berlangsung terekam dalam kegiatan siswa yang tertuang dalam

dokumen-dokumen proyek-proyek pekerjaan siswa yang kemudian dapat

dianalisis sehingga data yang diperlukan dapat diperoleh oleh peneliti.

4. Tes

Tes memudahkan terhadap pengukuran ketercapaian kompetensi siswa. Tes

esai dan objektif membantu peneliti dalam mengukur hasil belajar siswa dalam

ranah kognitif.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah sumber informasi primer untuk memberikan gambaran tentang

objek penelitian yang sedang diteliti. Menurut Hatimah (2010 : 217) “data adalah

fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti guna memecahkan masalah atau

menjawab pertanyaan penelitian”. Data utama yang dibutuhkan dalam penelitian

ini adalah mengenai hasil belajar siswa. Selain dari pada itu peneliti juga

memerlukan data lain untuk menunjang hasil penelitian seperti tugas-tugas yang

diberikan kepada siswa agar hasil belajar yang diperoleh oleh siswa tidak hanya

(33)

pengumpulan data yang akan digunakan dalam pengumpulan data tersebut adalah

pedoman penilaian, tes dan studi dokumentasi. Adapun penjelasan dari ketiga

teknik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Catatan Lapangan

Menurut Wiriaatmadja (2008 : 125) dalam catatan lapangan dapat memuat

informasi mengenai:

“berbagai aspek pembelajaran, suasana kelas, pengelolaan kelas,

hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, mungkin juga hubungan orang tua siswa, iklim sekolah, leadership kepala sekolah, demikian pula kegiatan lain dari penelitian ini seperti

aspek orientasi, perencanaan, pelaksanaan, diskusi dan refleksi”.

Penggunaan catatan lapangan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh informasi mengenai suasana kelas, pengelolaan kelas, dan hubungan

interaksi siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung, maupun siswa

dengan orang tua nya dalam mengerjakan tugas di rumah. Catatan lapangan ini

dibuat oleh observer dengan cara menuliskan hal-hal yang diamati atau dilihat

selama proses pembelajaran berlangsung pada lembar catatan lapangan yang telah

peneliti sediakan. Untuk pengerjaan proyek di luar kelas dan jam pelajaran

peneliti memberikan catatan lapangan serupa kepada siswa agar diisi oleh setiap

anggota kelompok dalam setiap pengerjaan proyek sehingga dapat memperbaiki

kinerja proyek yang akan datang.

2. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk pengumpulan data

yang dilakukan secara lisan dan bertatap muka. Peneliti terlebih dahulu

mempersiapkan apa saja yang akan ditanyakan pada saat pelaksanaan wawancara.

Hal ini dilakukan agar pelaksanaan wawancara terstruktur dengan baik. Peneliti

harus memiliki hubungan baik dengan narasumber agar dalam pelaksanaan

wawancara narasumber dapat dengan leluasa mengemukakan pendapatnya atau

(34)

47

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan

tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Studi dokumentasi yang

digunakan dalam penelitian ini berupa menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen proyek-proyek yang telah dikerjakan oleh siswa.

4. Tes

Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran terhadap hasil

belajar. Jenis tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes hasil belajar atau

pengisian lembar LKS yang dibuat oleh guru.

H. Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Menurut Hatimah (2000 : 224) “pengolahan data adalah suatu proses untuk

mendapatkan data dari setiap variabel penelitian yang siap dianalisis”. Pengolahan

data dalam penelitian ini akan dibagi ke dalam dua bagian yaitu pengolahan data

kuantitatif dan pengolahan data kualitatif.

a. Data Kuantitatif : Pengolahan kuantitatif dilakukan dengan mengukur

tingkat peningkatan hasil belajar siswa. Data yang diperoleh berasal dari tes

objektif dan esai serta penilaian terhadap proyek-proyek yang dikerjakan

oleh siswa. Pengolaha data kuantitatif dilakukan melalui dua tahapan yaitu:

Tahap pertama, menentukan skor dari setiap proyek siswa berdasarkan

instrumen penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Setiap skor yang

diraih siswa dilihat dari kesesuaian antara pekerjaan siswa dengan

aspek yang diharapkan mampu dimunculkan oleh siswa. Selain itu juga

skor diperoleh dari tes hasil belajar siswa baik ulangan harian maupun

UTS.

 Tahap kedua, melakukan uji t. Skor yang diperoleh setiap siswa akan

(35)

spss 16. Penggunaan uji t ini dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

b. Data kualitatif : Data kualitatif berasal dari catatan lapangan yang peneliti

buat selama pembelajar di dalam kelas berlangsung maupun catatan

lapangan yang harus diisi oleh orang tua siswa di rumah. Kemudian peneliti

menganalisis catatan lapangan tersebut untuk selanjutnya dideskripsikan

dengan berlandaskan pada teori-teori yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya.

2. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh tidak akan bermanfaat apabila peneliti tidak

melakukan analisis terhadap data tersebut. Analisis data dilakukan untuk

menafsirkan data yang telah diperoleh. Pengolahan data yang dilakukan pada

penelitian ini adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang terkumpul dalam

penelitian ini diawali dari data pra penelitian hingga pada saat pelaksanaan

tindakan. Data-data temuan kemudian diolah dengan sistem pengkodean untuk

proyek-proyek dan hasil belajar siswa. Selain itu data lain yang telah diperoleh

seperti temuan-temuan dalam catatan lapangan mengalami pengolahan data agar

dapat digunakan.

Setelah data yang didapat diolah maka langkah selanjutnya yang akan

dilakukan oleh peneliti adalah menganalisis data. Analisis data menjadikan data

yang telah diperoleh lebih berarti dan bermakna dalam memecahkan masalah

penelitian. Setelah data selesai dianalisis maka peneliti melakukan interpretasi

pada penelitian yang telah dilakukan. Dan tahap interpretasi ini akan menjadi

acuan terhadap tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.

Teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis data interaktif

Miles dan Huberman. Teknik analisi menurut Miles dan Huberman (1994) dalam

Prawito (2008: 104-106) disebut dengan interactive model. Teknik analisis ini

pada dasarnya terdiri atas tiga komponen yaitu reduksi data (data reduction),

(36)

49

and verifying conclusions).

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menganalisis data dalam

penelitian ini yaitu :

a. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti selama analisis

data dilakukan dan merupakan langkah yang tak terpisahkan dari analisis

data. Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap, tahapan-tahapan

tersebut adalah :

 Tahap pertama, melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan,

dan meringkas data.

 Tahap kedua, peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan (memo) mengenai berbagai hal termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta

proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema,

kelompok-kelompok serta pola-pola data. Catatan yang dimaksudkan adalah

gagasan-gagasan atau ungkapan yang mengarah pada teorisasi berkenaan

dengan data yang ditemui.

 Tahap ketiga, peneliti menyusun rancangan konsep-konsep

(mengupayakan konseptualisasi) serta penjelasan-penjelasan berkenaan

dengan tema, pola, atau kelompok-kelompok data bersangkutan. Dalam

komponen reduksi data ini dapat terlihat bahwa peneliti akan

mendapatkan data yang sangat sulit untuk diidentifikasi pola serta

temanya, atau mungkin kurang relevan untuk tujuan penelitian sehingga

data-data bersangkutan terpaksa harus disimpan (diredusir) dan tidak

(37)

Teknik analisis data interaktif dari Miles dan Huberman (1994: 12) b. Penyajian Data (data display)

Komponen kedua analisis interaktif dari Miles dan Huberman, yakni

penyajian data. Penyajian data melibatkan langkah-langkah

mengorganisasikan data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan

(kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar

melibatkan dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data

biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa bertumpuk maka penyajian

data (data display) pada umumnya diyakini sangat membantu proses

analisis. yang tersaji berupa kelompok-kelompok atau gugusan-gugusan

yang kemudian saling dikait-kaitkan sesuai dengan kerangka teori yang

digunakan. Kegagalan dalam mengupayakan display data secara memadai

akan menyulitkan peneliti dalam membuat analisis-analisis. Gambar-gambar

dan diagram yang menunjukkkan keterkaitan antar gejala satu dengan gejala

lain sangat diperlukan untuk kepentingan analisis data.

c. Penarikan Dan Pengujian Kesimpulan (drawing and verifying conclusions)

Pada komponen terakhir, yakni penarikan dan pengujian kesimpulan,

peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan

mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecendrungan dari

display data yang telah dibuat. Ada kalanya kesimpulan telah tergambar

sejak awal, namun kesimpulan final tidak pernah dapat dirumuskan secara

memadai tanpa peneliti menyelesaikan analisis seluruh data yang ada.

Peneliti dalam kaitan ini masih harus mengonfirmasi, mempertajam, atau

(38)

51

pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala

atau realiitas yang diteliti.

3. Uji Validasi Data dan Interpretasi

a. Validasi data

Validitas Data merupakan salah satu indikator yang menunjukan data hasil

penelitian yang telah dilakukan baik atau tidak baik. Jika data tersebut valid

maka data penelitian peneliti baik. Validitas merupakan salah satu syarat

penting dalam pelaksanaan seluruh jenis penelitian termasuk dalam PTK.

Peneliti melakukan Validasi data dalam penelitian ini dengan cara:

 Member Check

Member check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data temuan

dengan cara mengkonfirmasi dengan sumber data. Dalam proses ini, data

atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh

peneliti dikonfirmasi kebenarannya kepada kolaborator atau guru yang

menjadi mitra melalu diskusi pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan

pada akhir keseluruhan pelaksanaan tindakan.

 Ekspert Opinion

Ekspert opinion adalah pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan

penelitian kepada para pakar yang profesional di bidang ini yaitu para

pembimbing penelitian ini.

b. Interpretasi

Pada tahap ini peneliti akan mencoba merumuskan temuan-temuan

penelitian berdasarkan landasan teoritis yang telah dibuat. Hasil temuan yang

telah dirumuskan ini kemudian diuraikan dalam bab selanjutnya yaitu bab IV.

Sebelum menguraikan hasil temuan, akan dipaparkan kondisi awal pembelajaran

di kelas XI IPS-1. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa metode proyek

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPS-1 SMAN 1 Sukaremi. Dengan

serangkaian tahapan yang telah dilakukan dalam penelitian, diharapkan hasil

(39)

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pada bab ini peneliti akan memaparkan beberapa kesimpulan sebagai inti

dari pembahasan bab-bab sebelumnya. Kesimpulan yang peneliti paparkan

mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya sebagai

permasalahan penelitian. Berawal dari kondisi pembelajaran siswa di kelas XI

IPS-1 SMA Negeri 1 Sukaresmi sebelum diterapkannya metode proyek. Kondisi

pembelajaran dinilai kurang efektif karena tidak ada variasi metode yang menarik

yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah. Kondisi siswa pada saat jam

pelajaran sejarah berlangsung di dalam kelas tampak tidak fokus dan malah

melakukan kegiatan lain seperti mengobrol, memainkan gadget, bahkan tertidur.

Sebelum menerapkan metode proyek diperlukan suatu perencanaan yang

matang agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Perencanaan

yang dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap siswa dan diskusi dengan guru

mitra / kolaborator. Hal ini dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi selanjutnya peneliti

menuangkan dan menjabarkannya dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP).

Setelah perencanaan tahap selanjutnya ialah melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan ini dilakukan

empat kali tindakan / pertemuan. Setiap pertemuan harus memiliki tiga buah

kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Setiap

kegiatan merupakan tahapan penting yang harus dilakukan berdasarkan

karakteristiknya masing-masing. Berdasarkan penelitian ini kegiatan awal diisi

dengan memeriksa kesiapan siswa, mendata kehadiran siswa, dan melakukan

(40)

148

mendeskripsikan beberapa pokok pembahasan secara garis besar sebagai landasan

berfikir bagi siswa, maka selanjutnya ialah kegiatan siswa secara kelompok untuk

merencanakan dan menyusun sebuah proyek pembelajaran berdasarkan apa yang

telah dibahas sebelumnya. Sebagai kegiatan penutup dari pembelajaran ini guru

dan siswa sama-sama menyimpulkan materi dan guru menugaskan sesuatu yang

akan digunakan dalam proyek selanjutnya guna memperlancar kegiatan

pembelajaran.

Setelah menerapkan metode proyek ini embelajaran sejarah dinilai

mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari perubahan siswa dalam

merespon pembelajaran sejarah yang diberikan. Dengan menerapkan metode

proyek siswa terlihat lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran, siswa pun

lebih kreatif serta aktif dalam bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Dengan

demikian pembelajaran sejarah tidak harus terfokus pada penjelasan guru saja

yang menghabiskan seluruh waktu pembelajaran dengan ceramah. Siswa dapat

menciptakan suatu produk sebagai hasil dari pemahamannya terhadap materi. Hal

ini menyiratkan bahwa dalam pembelajaran sejarah dapat dilakukan variasi

kegiatan yang lebih baik dan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran

sejarah.

Perubahan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1

Sukaresmi setelah diterapkannya metode proyek menunjukan hal positif dengan

hasil belajar yang cukup baik. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian dengan

menggunakan uji t sampel berpasangan serta hasil pengerjaan proyek siswa. Hasil

belajar yang diperoleh siswa memperlihatkan peningkatan, peningkatan yang

cukup signifikan terjadi pada tindakan pertama ke tindakan kedua. Hal ini dilihat

dari nilai rata-rata siswa yang mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal

serupa ditunjukan pada tindakan-tindakan selanjutnya, nilai siswa mengalami

peningkatan yang cukup signifikan pada tindakan kedua ke tindakan ketiga. Hal

berbeda ditunjukkan pada tindakan keempat, hanya sedikit peningkatan hasil

belajar yang dicapai oleh siswa. Hal ini mengindikasikan adanya titik jenuh dalam

(41)

tindakan kelas dengan menerapkan metode proyek di kelas XI IPS-1 SMA Negeri

1 Sukaresmi.

Sementara itu kendala dan solusi yang dihadapi oleh peneliti selama

menerapkan metode proyek dalam proses pembelajaran di kelas XI IPS-1 SMA

Negeri 1 Sukaresmi, antara lain yaitu mengenai; a) alokasi waktu dalam

pelaksanaan penelitian; b) pada tindakan pertama masih banyak siswa yang

nampaknya kurang memahami dari pembelajaran proyek, hal ini terlihat ketika

banyak siswa yang berkali-kali bertanya kepada peneliti di luar kelas dan jam

pelajaran; c) hasil pengerjaan proyek terkadang tidak sesuai dengan yang

diharapkan meskipun rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan

proyek telah diberikan kepada siswa; d) kurangnya minat siswa untuk belajar

membuat metode ini kurang efektif jika dilaksanakan di luar kelas, hal ini karena

kurangnya pengawasan guru akan membuat hanya sebagian siswa yang

mengerjakan proyeknya.

Peneliti berusaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mencari

solusi dari kendala-kendala yang dihadapi selama melaksanakan penelitian

diantaranya; a) alokasi waktu harus benar-benar diperhitungkan sebelum tindakan

dilaksanakan dengan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk setiap

kegiatan termasuk gangguan-gangguan yang mungkin terjadi selama

pembelajaran berlangsung; b) diperlukan penjelasan mengenai arahan-arahan

kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa pada setiap tindakan. Arahan yang

diberikan harus lebih spesifik tidak hanya tentang pembelajaran dengan

menggunakan metode proyek secara umum, tetapi yang sesuai dengan proyek

yanag akan dikembangkan pada pertemuan tersebut; c) proyek yang akan

diberikan kepada siswa harus mempertimbangkan karakteristik kelas tempat

dilaksanakannya penelitian, hal ini didasarkan pada pengalaman dalam

melaksanakan tindakan pertama, proyek yang dikembangkan lebih bersifat teks

sehingga membuat siswa kurang tertarik. Karakteristik siswa yang diteliti lebih

tertarik kepada hal-hal yang menyenangkan, sehingga kemudian peneliti perlu

(42)

150

pengerjaan proyek di luar kelas ternyata kurang efektif, antisipasi yang dilakukan

oleh peneliti untuk mengatasinya pun menjadi kurang fungsional. Untuk itu,

peneliti perlu membuat suatu proyek yang dapat dilakukan di dalam kelas, namun

siswa pun memiliki beberapa pekerjaan yang perlu dipersiapkan sebelumnya di

luar kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengefisienkan waktu sehingga alokasi

waktu dapat sesuai dengan yang direncanakan, selain itu siswa pun telah

mempersiapkan materi pembelajarannya sebelum pembelajaran di kelas

berlangsung.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas

dengan menerapkan metode proyek dapat digunakan sebagai salah satu solusi

untuk memecahkan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran

sejarah. Salah satu permasalahan pembelajaran yang peneliti lakukan ialah untuk

mengatasi rendahnya nilai atau hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah.

Selain itu, metode proyek juga dapat dijadikan sebagai salah satu variasi metode

pembelajaran yang dilaksanakan dipersekolahan. Metode ini sangat fleksibel

sehingga dapat disesuaikan dengan rencana pembelajaran ataupun kegiatan yang

diinginkan oleh guru.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan berdasarkan pengalaman

langsung selama proses penelitian membuat peneliti ingin berkontribusi untuk

memperbaiki metode yang telah dilaksanakan dan penelitian yang telah

dilaksanakan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkegiatan dalam dunia

pendidikan. Maka dari itu peneliti mengemukakan beberapa saran yang

diantaranya sebagai berikut :

1. Peneliti berharap penerapan metode proyek dapat dikembangkan lebih

baik lagi dalam setiap mata pelajaran yang dapat berkontribusi positif

terhadap peningkatan mutu pembelajaran.

2. Peneliti berharap guru-guru dipersekolahan dapat mengembangkan

(43)

pembelajaran di kelas. Selain itu metode proyek ini dapat dijadikan

salah satu solusi oleh guru untuk mengatasi permasalahan-permasalahan

yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Guru harus lebih cermat lagi dalam menciptakan proyek-proyek yang

lebih keatif dan inovatif serta bermanfaat bagi siswa. Sehingga

pembelajaran sejarah ini dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh

siswa.

4. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dan menarik akan

mengubah pandangan siswa terhadap mata pelajaran sejarah yang

dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan menjadi suatu

pelajaran yang menyenangkan.dengan menyenangi suatu pelajaran siswa

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin W. dan David R. Ksrthwohl. (2001). A Taxonomy For Learning

Teaching, And Assessing: A Revision Of Bloom’s Taxonomy Of Education Objectives. New York: Addison Wesley Longman.

Bellance, James. (2011). 200+ Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif Untuk

Melibatkan Kecerdasan Siswa. Jakarta: PT Indeks.

Bellance, James. (2012). Proyek Pembelajaran Yang Diperkaya. Jakarta: PT Indeks.

Bossing, Nelson L. (1952). Principles of secondary education. New York: Prentice-Hall.

Departemen Pendidikan. (2005). Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1, Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. (1995). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hatimah, Ihat. (2000). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: Andira.

Ismaun. (2005). Pengantar belajar Sejarah sebagai Ilmu dan Wahan pendidikan. Bandung: Historia Utama.

Kamarga, Hanny. (2002). Belajar Sejarah melalui e-learning; Alternatif

Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan. Jakarta: Inti Media.

Kochhar, S.K. (2008). Teaching Of History. Jakarta : Grasindo.

Mahanal, Susriyati dkk. (2009). Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning

Pada Materi Ekosistem Terhadap Sikap Dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang.

Mulyasa, E. (2004). Manajemen berbasis Sekolah; Konsep, Strategi dan

Implementasi. Bandung: Rosda.

Pawito. (2008). Penelitian komunikasi kualitatif. Yogyakarta: PT. LKIS pelangi aksara

Stevani, Endah Purworini. (2005). Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya

Mengembangkan Habit Of Mind Studi Kasus Di SMP Nasional KPS Balikpapan. Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 1, Nomor 2, Maret 2006.

(45)

Vastenhouw, M. (1983). Metode Pengajaran Proyek. Bandung: Jemmars.

Walberg, HJ. (1984). Improving the Productivity of American Schools. Dalam Educational Leadership 41.

Wineburg, Sam. (2006). Berfikir Historis Memetakan Masa Depan, Mengajarkan

Masa Lalu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk

Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar 3.1 Desain PTK Model Kemis dan Mc Taggart ..........................................

Referensi

Dokumen terkait

: Tingkat Kejadian Mikotoksin pada Makanan' Bayi Komersial asal Indonesia (Tile Illcidellce of Mycotoxill ill Commercial Baby Foodfrom Illdollesia)..

Sementara Program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja, terdiri dari mengatur

Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pemasaran Produk Tabungan Pada BMI Cabang Pembantu Magelang.. Sekolah Tinggi Agama Islam

Pasal 1 Angka (2) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Hutan dan Lahan

Interaksi model penalaran deduktif yang dipergunakan oleh penstudi hukum teoretis, dengan berbagai model penalaran lain yang dikenal dalam teori hukum dan filsafat hukum

Berdasarkan pengalaman anda, hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan penggunaan media dalam pengajaran Bahasa Inggris, khususnya untuk hal-hal berikut.

[r]

Hasil validasi produk multimedia video pembelajaran pembuatan bouste houder oleh ahli materi pembuatan bouste houder diperoleh nilai dengan persentase kelayakan