PERBANDINGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT DAN TGFU TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK
DASAR SEPAKBOLA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Olahraga
Oleh: Wildan Qohhar
1302909
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCA SARJANA
DASAR SEPAKBOLA
Oleh
Wildan Qohhar
S.Pd UPI Bandung, 2015
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana
© Wildan Qohhar 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
WILDAN QOHHAR
PERBANDINGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT DAN TGFU TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK
DASAR SEPAKBOLA
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing :
Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes. AIFO NIP. 196207181988031004 .
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga
v
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Nama: Wildan Qohhar, S.Pd. Judul: Perbandingan Pengaruh Model Pembelajaran TGT dan TGFU Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola. Pembimbing: Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes, AIFO.
Penelitian ini membandingkan model pembelajaran TGT dan model pembelajaran
TGFU terhadap hasil keterampilan teknik dasar sepakbola. Metode penelitian
vi
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Name: Wildan Qohhar, S.Pd Title: Comparison of the Effects of Learning Model TGT and TGFU Against Basic Mechanical Skills Learning Results Soccer. Supervisor: Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes, AIFO.
vii
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Rumusan Masalah ... 11
D. Tujuan Penelitian ... 11
E. Manfaat Penelitian ... 12
F. Struktur Organisasi Tesis ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 14
1. Model Pembelajaran Team Game Turnament (TGT)... 14
a. Definisi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (TGT) ... 14
b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 15
c. Evaluasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 18
d. Tujuan Model Pembelajaran Koopertaif Tipe TGT ... 21
e. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran TGT... 23
2. Model Pembelajaran Teaching Games For Understanding (TGFU) ... 23
3. Hakikat Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola... 29
4. Hasil Belajar... 33
viii
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 37
B. Penelitian yang Relevan ... 39
C. Kerangka Pemikiran ... 41
D. Hipotesis Penelitian ... 45
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 47
1. Metode Penelitian ... 47
2. Desain Penelitian ... 47
B. Lokasi, Populasi, dan Sampel penelitian ... 51
1. Lokasi Penelitian ... 51
2. Populasi Penelitian ... 52
3. Sampel Penelitian ... 52
C. Bagan Alur Penelitian... 54
D. Instrumen Penelitian ... 54
E. Teknik Pengumpulan Data ... 57
F. Analisis Data... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 59
1. Deskripsi data ... 59
2. Uji Normalitas ... 60
3. Uji Homogenitas... 60
4. Pengujuian Hipotesis ... 61
B. Pembahasan ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70
B. Saran ... 70
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
3.1Desain Penelitian ... 48
3.2Program Pelaksanaan Penelitian... 49
3.3Kriteria Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrument Soccer Battery Yeagley... 55
4.1Deskripsi Data T Skor Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola ... 59
4.2Uji Normalitas ... 60
4.3Uji Homogenitas... 61
4.4Analisis Two Related Tests Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola Kelompok TGT ... 62
4.5Analisis Two Related Tests Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola Kelompok TGFU ... 62
x
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
3.1Bagan Alur Penelitian... 54
3.2Tes Passing-Stop Control Bola... 56
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LAMPIRAN
Lampiran A... 76
Lampiran A1... 79
Lampiran A2... 97
Lampiran B ... 121
Lampiran B1 ... 125
Lampiran B2 ... 129
Lampiran B3 ... 130
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sepakbola adalah olahraga yang sangat digemari oleh sebagian besar
masyarakat dunia tidak kalah tentunya di Indonesia. Cabang olahraga yang cara
memainkannya menggunakan bola dan memakan waktu 2 x 45 menit ini selalu
dimainkan oleh semua kalangan. Penggemar olahraga yang satu ini sama sekali
tidak mengenal usia, jenis kelamin, agama maupun suku bangsa. Dalam olahraga
permainan sepakbola setiap individu bebas mengekspresikan kecintaan mereka
akan sepakbola dan tim-tim yang mereka dukung dan pemain sepakbola yang
mereka puja. Sepakbola sangat digandrungi karena mudah cara memainkannya
dan sangat menarik. Olahraga sepakbola juga merupakan salah satu cabang
olahraga yang tergolong dalam cabang olahraga permainan. Sepakbola itu sendiri
merupakan cabang olahraga permainan yang dimainkan oleh sebuah tim dengan
tujuan untuk memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, sebaliknya
berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga gawang sendiri agar tidak
kemasukan bola oleh lawan. Sucipto dkk (2000, hlm. 7) ”Sepakbola merupakan
permainan beregu, masing masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah
satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan
mengunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan
lenganya di daerah tendangan”.
Sepakbola merupakan salah satu jenis olahraga yang digemari oleh peserta
didik termasuk siswa pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Sepakbola adalah salah
satu permainan bola besar yang beranggotakan sebelas pemain yang bertujuan
untuk mencetak gol ke gawang lawan dalam permainan ini, teknik atau
kemampuan dasar bermain sepakbola sangat berpengaruh terhadap kualitas
permainan seseorang, dikarenakan hal tersebut merupakan salah satu modal utama
dalam bermain sepakbola. Dalam perkembaganya permainan ini dapat dimainkan
di luar lapangan (out door) dan di dalam ruangan tertutup (in door).
Materi pembelajaran sepakbola memiliki kedudukan penting dalam
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pembelajaran sepakbola menjadi materi wajib yang harus diajarkan kepada siswa
disetiap jenjang pendidikan. Dalam kurikulum KTSP pendidikan jasmani di
sekolah, pembelajaran sepakbola termasuk ke dalam materi olahraga permainan
bola besar yang diajarkan dalam dua atau tiga kali pertemuan dalam satu semester
dengan alokasi waktu 2 x 40 menit di SMP dan 2 x 45 menit di SMA. Selain
diajarkan dalam kurikulum inrakurikuler di sekolah, sepakbola juga merupakan
salah satu materi yang diajarkan dalam kegiatan ektrakurikuler sebagai salah satu
program kurikulum di sekolah, dengan tujuan untuk mengembangkan minat dan
bakat yang dimiliki siswa dalam bidang olahraga. Pembelajaran sepakbola dalam
program ekstrakurikuler diajarkan kepada siswa dalam satu atau dua kali
pertemuan dalam satu minggu. Pembelajaran sepakbola yang dikembangkan
dalam kurikulum pendidikan jasmani, baik melalui program intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler, tidak hanya mengajarkan siswa untuk belajar mengenai
berbagai teknik dasar atau cara bermain sepakbola, akan tetapi lebih dari itu siswa
dapat menumbuh kembangkan berbagai sikap sosial dalam dirinya. Oleh karena,
sepakbola memiliki kedudukan yang penting dalam kurikulum KTSP pendidikan
jasmani di sekolah.
Tujuan utama dari sepakbola adalah memasukan bola ke gawang lawan
sebanyak banyaknya dengan sportif yang sesuai dengan peraturan yang disepakati
dan berusaha mencegah lawan memasukan bola ke gawang yang di jaga. Untuk
mampu mencapai tujuan dalam bermain sepakbola tersebut diperlukan teknik dan
keterampilan tertentu dalam memainkan bola. Yang termasuk teknik dasar
sepakbola adalah mengumpan bola (passing), menggiring bola (dribbling),
menyundul bola (heading) dan menendang bola (shooting). Agar permainan bola
menjadi lebih dinamis dan menarik maka teknik dasar itu dimainkan dalam bentuk
bentuk bermain baik melalui taktik dan strategi menyerang maupun bertahan.
Kemampuan siswa menguasai teknik dasar dalam sepakbola dapat mendukung
penampilannya dalam bermain sepakbola baik secara individu maupun secara
kolektif.
Pembelajaran sepakbola merupakan salah satu materi wajib yang harus
3
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sepakbola banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat mendukung
pembelajaran tersebut menjadi lebih efektif. Faktor-faktor tersebut yang perlu
diperhatikan salah satunya yaitu sarana prasarana, dan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang diantaranya meliputi siswa dan guru di sekolah. Sarana dan
prasarana yang dimiliki di sekolah merupakan salah satu faktor pendukung
kesuksesan pembelajaran sepakbola. Semakin lengkap sarana dan prasarana yang
dimiliki sekolah akan memudahkan guru untuk melakukan berbagai variasi
pembelajaran kepada siswa. Apabila sekolah tidak memiliki sarana dan prasarana
yang baik maka keberhasilan dalam pembelajaran sepakbola tidak akan maksimal.
Guru harus dapat mensiasati hal tersebut agar pembelajaran sepakbola dapat
berjalan dengan baik. Karena sarana dan prasarana yang baik merupakan faktor
penunjang dalam keberhasilan pembelajaran sepakbola.
Siswa sebagai individu yang di didik oleh guru melalui pembelajaran
permainan sepakbola juga ikut mempengaruhi keefektifan pembelajaran yang
dilakukan. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah
keadaan yang terjadi, pendidikan jasmani dikesampingkan oleh para siswa.
Mereka lebih aktif berpartisipasi dalam hal akademik lainnya. Keadaan ini
disebabkan oleh dua faktor yang saling berkaitan, yaitu terbatasnya kreativitas
pendidikan dan kurangnya pengetahuan akan pentingnya pembelajaran sepakbola,
sehingga siswa terlihat malas karena mereka lebih banyak duduk dalam proses
pembelajaran. Jika siswa dapat bekerjasama dengan baik, mentaati peraturan dan
melakukan tugas belajar sesuai apa yang disampaikan oleh guru dengan tertib
maka kemungkinan tercapainya pembelajaran yang efektif dapat terjadi. Upaya
dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar sepakbola para siswa harus
menguasai berbagai macam gerakan dasar permainan sepakbola. Kemampuan
siswa menguasai gerakan dasar permainan sepakbola dapat mendukung
penampilannya dalam permainan sepakbola baik secara individu maupun secara
kolektif. Hasil observasi peneliti di lapangan, bahwa siswa SMA masih banyak
yang tidak dapat menguasai teknik-teknik dasar dalam sepakbola. Tetapi teknik
dasar saja tidak cukup menunjang dalam permainan sepakbola, siswa pun harus
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sepakbola lebih menekankan pada kesadaran taktik mendorong peserta didik
dalam memecahkan segala permasalahan yang ada di dalam permainan atau
pertandingan. Permasalahan tersebut pada dasarnya adalah bagaimana
keterampilan teknik dalam suatu permainan atau pertandingan yang
sesungguhnya. Dalam permainan sepakbola juga siswa harus dapat memiliki
mental yang baik, karena ini juga sangat menunjang dalam keberhasilan bermain
sepakbola. Banyak siswa yang dapat melakukan teknik, dan taktik bermain
sepakbola dengan baik, tetapi apabila siswa tersebut tidak memiliki mental yang
baik maka tujuan bermain sepakbola tidak akan dapat dicapai dengan sempurna.
Hal ini sejalan dengan pendapat Bucher (dalam Suherman 2009, hlm. 7) tentang
tujuan bermain yaitu:
1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitnes).
2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna (skill
full).
3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
Apabila keempat tujuan bermain tersebut dapat dilakukan oleh siswa maka
siswa dapat bermain sepakbola dengan lebih efektif. Guru merupakan ujung
tombak dalam proses pembelajaran harus mengusahakan agar terjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru berhadapan langsung dengan
peserta didik di kelas melalui proses pembelajaran. Peran utama guru dalam
pembelajaran sebagai suatu pendekatan substansi adalah merancang, mengelola,
mengevaluasi dan memberikan tindak lanjut terhadap kegiatan pembelajaran.
Guru sebagai penyelenggara pendidikan yang terdepan dan terlibat langsung
dalam kegiatan pembelajaran dituntut untuk mengupayakan terjadinya
5
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
hasil belajar peserta didik. Pembelajaran akan dapat berjalan baik dan efektif
apabila guru memiliki wawasan yang luas, kreatifitas dan penggunaan model
pembelajaran yang tepat untuk mensiasati keadaan sarana dan prasarana yang
kurang memadai disekolah. Peningkatan proses pembelajaran tersebut bisa
dilakukan dengan menggunakan pendekatan, strategi, model, atau metode
pembelajaran inovatif serta mengurangi bahkan meninggalkan model
pembelajaran konvensional. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan tidak semua
guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dikarenakan minimnya sarana dan
prsarana yang dimiliki sekolah dan juga karena jumlah siswa yang terlalu banyak,
siswa yang hiper aktif dan ada juga siswa yang kurang aktif, jadi pada waktu guru
menyampaikan materi, siswa tidak dapat mengamati dan mengikuti pembelajaran
yang diberikan, sehingga guru tidak dapat mengkontrol aktivitas siswa yang pada
akhirnya dapat mengganggu pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut maka,
guru harus mencari solusi yang tepat. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh
guru penjas yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam
mengajarkan materi permainan sepakbola.
Selama ini model yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran sepakbola
adalah model pembelajaran konvensional. Dengan model pembelajaran seperti ini
biasanya siswa mengalami kejenuhan dan mengeluh karena mereka akan banyak
mengalami kesulitan, sehingga dapat menyita waktu proses pembelajaran penjas,
hal ini perlu dicarikan jalan keluar dengan memanfaatkan model pembelajaran
yang dapat membantu proses belajar mengajar dan membuat siswa lebih
termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, seperti model pembelajaran
kooperatif antara lain tipe Jigsaw, tipe Think Pair Share (TPS), tipe Numbered
Head Together (NHT), Teams Games Tournament (TGT), dll. Dalam upaya untuk
mencapai tujuan penjas melalui pembelajaran sepakbola, model pembelajaran
kooperatif disarankan untuk diterapkan kepada siswa, karena menurut Slavin
(2005) dalam Iyan (2014) memandang model pembelajaran kooperatif
menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerjasama dalam belajar dan
bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat mereka belajar
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
13) menemukan bahwa, “penggunaan model cooperative learning sangat
mendorong peningkatan prestasi belajar siswa hingga perbedaan hampir 25%
dengan kemajuan yang dicapai oleh siswa yang diajar dengan menggunakan
sistem kompetisi”. Selain itu, Slavin (2005, hlm. 11) menyatakan bahwa,
“Cooperative learning model by using the concept of team awards and individual responsibility, can improve the performance of basic capabilities”. Model
pembelajaran kooperatif dengan memakai konsep penghargaan tim dan tanggung
jawab individu, dapat meningkatkan prestasi kemampuan dasar. Berkaitan dengan
hasil belajar keterampilan teknik dasar sepakbola, model pembelajaran kooperatif
tipe TGT bertujuan agar siswa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan
memberi kesempatan kepada mereka untuk membangun pengetahuannya secara
aktif serta menerapkan ide dan strategi mereka sendiri dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif tipe TGT memberi kesempatan kepada siswa
berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan ide.
Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilan secara komprehensif dalam kelompoknya. Ketika siswa melakukan
kegiatan pembelajaran untuk memecahkan permasalahan yang diberikan pada
kelompoknya dengan sendirinya akan mendorong potensi mereka untuk
melakukan kegiatan pembelajaran pada tingkat berpikir yang lebih tinggi sehingga
pada akhirnya membentuk intelegensi siswa. Terbentuknya intelegensi siswa akan
berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa yang meningkat dalam bermain
sepakbola.
Hal di atas senada dengan pernyataan Ibrahim (2000, hlm. 7) “Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran
penting, yakni: prestasi akademik, penerimaan terhadap keragaman atau
perbedaan yang ada, dan pengembangan keterampilan sosial”. Dalam
pembelajaran biasa siswa terkadang kurang termotivasi dan cenderung jenuh
dalam belajar. Melalui pendekatan TGT ini diharapkan siswa dapat termotivasi
dan terangsang secara aktif untuk berkompetisi dalam menyelesaikan tugas belajar
yang ditugaskan secara kelompok. Peneliti memilih model pembelajaran
7
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menciptakan warna yang positif di dalam kelas karena kesenangan para siswa
terhadap permainan tersebut (Steve Parson dalam Slavin, 2008, hlm. 167).
Selain model pembelajaran kooperatif tipe TGT pembelajaran sepakbola
juga dapat menggunakan model Teaching Games For Understanding (TGFU)
untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan membantu siswa dalam
menguasai keterampilan teknik dasar sepakbola. TGFU adalah suatu pola
pembelajaran dengan lebih menekankan pada pemahaman tentang permainan.
Bunker dan Thrope (1986) dalam Metzler (2000, hlm. 342) menjelaskan bahwa:
“Teaching Games For Understanding models was based on six component, using the selected game as the organizing center in the instructional unit (1) Game, (2)
Game appreciation, (3) Tactical awareness, (4) Making appropriate decisions, (5)
Skill execution, (6)Performance”. Pendekatan Teaching Games for Understanding
(TGFU) dikembangkan oleh Rod Thorpe dan David Bunker di Universitas
Loughborough, Inggris sekitar tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an. Beberapa
ahli pendidikan jasmani melakukan pengembangan TGFU seperti pada The
Tactical Games Model dan Game Sense. Thorpe dan Bunker melihat banyaknya
pengajaran permainan lebih banyak pada pengembangan teknik. Mereka
mengamati bahwa di sekolah pendidikan jasmani, pengembangan teknik
mendapatkan porsi lebih banyak dalam seluruh kegiatan dan hanya sedikit dalam
mengaktualisasikan bermain dalam permainan. Permainan sebagai pusat dalam
unit instruksional pada materi pembelajaran permainan yang sedang dilaksanakan.
Pelaksanaannya dengan memberikan penjelasan mengenai permainan yang akan
diberikan dengan mengklasifikasi cara permainannya terlebih dahulu. Setelah itu,
meningkatkan ketertarikan siswa terhadap permainan. Selain pola permainan,
dalam model pembelajaran TGFU juga menggunakan pola drill, yaitu proses
perbaikan teknik dasar melalui latihan, baik kelompok maupun individu, sehingga
dengan pola drill tersebut, siswa yang banyak melakukan kesalahan teknik dasar
dalam permainan, dapat memperbaiki teknik dasar yang dia miliki melalui proses
drill, sehingga setelah melakukan proses drill tersebut dapat mengeliminir
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Mengembangkan kesadaran taktis siswa dengan memperlihatkan masalah
taktis utama dalam sebuah permainan. Selanjutnya, menggunakan aktivitas yang
menyerupai permainan agar siswa mengetahui kapan dan bagaimana
mengaplikasikan pengetahuan taktis dalam permainan tersebut. Dilanjutkan
dengan menggabungkan taktis dengan melihat kemampuannya dalam aktivitas
permainan dan setelah mengetahui kemampuannya, maka dilakukan langkah
selanjutnya mengembangkan kemampuan penampilan siswa yang diperlukan
berdasarkan pada kombinasi pengetahuan taktis dan skillnya. TGFU yang
dilakukan dalam penerapan pola pemahaman permainan pada pembelajaran
pendidikan jasmanai cenderung lebih menekankan pada model pendekatan taktis.
Ma’mun dan Subroto (2001, hlm. 18) menjelaskan bahwa “Melalui pendekatan latihan yang mirip dengan yang sesungguhnya, minat dan kegembiraan siswa akan
meningkat”. Peningkatan pengetahuan taktik, penting bagi siswa agar ia mampu menjaga keseimbangan keberhasilan pelaksanaan keterampilan gerak teknik yang
sudah dimilikinya. Memperdalam pemahaman bermain dan meningkatkan
kemampuan mengalihkan pemahaman secara lebih efektif dari penampilan dalam
suatu permainan ke dalam permainan lainnya. Pendekatan TGFU merupakan
taktik pemainan untuk dapat dimengerti sebagai pengenalan pertama, siswa harus
mengetahui kenapa dan kapan keterampilan itu diperlukan dalam konteks
permainan, pelaksanaan teknis dalam keterampilan ditampilkan.
Menyimak pendapat para ahli dan hasil penelitian terdahulu, maka penulis
ingin menguji model pembelajaran TGT dan model pembelajaran TGFU yang
diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam permainan sepakbola. Pemilihan model pembelajaran
TGT dan model pembelajaran TGFU tersebut berlandaskan kepada karakteristik
kedua model pembelajaran yang mengutamakan aspek bermain (game) dalam
implementasi pembelajaran di lapangan.
Dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif yang lain, model
pembelajaran TGT dan juga model pembelajaran TGFU memberikan pengalaman
bermain sepakbola secara langsung. Siswa diajak untuk mengembangkan
9
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dinamis, selain itu melalui pembelajaran permainan (game), siswa juga dapat
belajar teknik dasar sepakbola, karena di dalam keterampilan bermain siswa harus
melakukan berbagai teknik dasar dalam sepakbola. Sehingga melalui
pembelajaran permainan (game) yang diterapkan dalam model pembelajaran TGT
dan TGFU, maka siswa tidak hanya belajar bagaimana bermain sepakbola, akan
tetapi siswa juga belajar teknik dasar sepakbola melalui permainan.
Pola permainan (game) yang menjadi ciri utama dalam model pembelajaran
TGT dan TGFU akan membuat siswa mendapatkan pengalaman baru dalam
proses pembelajaran sepakbola, dengan adanya berbagai variasi permainan yang
dimodifikasi, siswa akan merasa senang dan dapat memperoleh pengalaman
sukses melalui pembelajaran sepakbola. Dengan pengalaman sukses yang siswa
peroleh, maka siswa dapat meningkatkan teknik dasar sepakbola yang mereka
miliki, karena dalam diri siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar
dengan pola yang menyenangkan.
Berdasarkan pemaparan fenomena di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang perbandingan antara model cooperative learning tipe team
games turnament (TGT) dengan model Teaching Games For Understanding
(TGFU) terhadap hasil belajar keterampilan teknik dasar sepakbola.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Guru sebagai instrumen mempengaruhi perkembangan dan kemajuan
peserta didik. Hal ini berkaitan erat dengan orientasi mengajar kepada siswa.
Apakah guru memposisikan sebagai tenaga professional yang lebih berorientasi
kepada profit, atau lebih kepada permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh
siswa memberikan hasil yang berbeda, maka anak didik akan terabaikan. Artinya
guru akan bekerja hanya sampai memenuhi kewajiban mengajarnya saja.
Sedangkan guru yang berorientasi kepada kendala dan permasalahan yang
dihadapi siswa akan menghasilkan peserta didik yang reflektif, yakni peserta didik
yang sadar mengenai kekurangan dan mengoptimalkan aspek kelebihannya
Berkaitan dengan permainan sepakbola dengan dunia pendidikan hendaknya
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
terencana melalui beberapa metode dan model pendekatan yang sesuai dan alat
yang tepat dengan karakteristik bahan pelajaran serta kondisi peserta didik. Dalam
suatu proses pembelajaran, biasanya seorang guru pendidikan jasmani akan
menggunakan berbagai cara supaya materi pembelajaran dapat dipahami dan
dikuasai oleh siswa dengan mudah. Kenyataanya dilapangan, masih banyak guru
pendidikan jasmani yang belum mampu menerapkan model-model pembelajaran
yang tepat. Padahal proses pembelajaran dan hasil belajar siswa sangat ditentukan
oleh kreativitas seorang guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat.
Dalam upaya melaksanakan tuntutan hasil belajar yang lebih komplek maka
perlu ada upaya-upaya kreatif memilih model pembelajaran yang harus dilakukan
oleh guru. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT dan TGFU merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran yang
mudah diterapkan, karena melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan
status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur
permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung
reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam
pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks
disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan
sehat dan keterlibatan belajar.
Penelitian yang dilakukan Webb 1985 (dalam Solihatin dan Raharjo, 2011,
hlm. 13), sebagai bukti bahwa “Dalam pembelajaran dengan menggunakan model
cooperative learning, sikap dan perilaku siswa berkembang kearah suasana
demokratis di dalam kelas, karena penggunaan kelompok kecil mendorong siswa
lebih bergairah dan termotivasi”. Untuk itu, diharapkan guru penjas mampu
menerapkan model atau strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan sikap
kerjasama, disiplin, bertanggung jawab dan membuat siswa lebih antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran sehingga pada akhirnya juga dapat meningkatkan
hasil belajarnya. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model
pembelajaran TGFU dipilih karena model pembelajaran ini diyakini mampu
mengembangkan sikap positif siswa dan dapat meningkatkan keterampilan gerak
11
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dari beberapa kajian di atas, penulis mengidentifikasi masalah penelitiannya
sebagai berikut:
1. Pada proses pembelajaran pendidikan jasmani guru masih mendominasi
(teacher centered) tidak memberikan tanggung jawab, kesempatan kepada
siswa untuk saling bekerjasama dan bekerja secara kolaboratif.
2. Guru pendidikan jasmani belum mengetahui model pembelajaran yang dapat
mengembangkan sikap siswa dan meningkatkan hasil belajar keterampilan
teknik dasar sepakbola dalam pembelajaran pendidikan jasmani diwaktu yang
bersamaan.
C. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah di atas
maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu “Bagaimana perbandingan
pengaruh model cooperative learning tipe Team Games Turnament (TGT) dengan
model Teaching Games For Understanding (TGFU) terhadap hasil belajar
keterampilan teknik dasar sepakbola?”. Rumusan masalah penelitian tersebut,
dapat dirinci kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar
keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola?
2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran TGFU terhadap hasil belajar
keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola?
3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar keterampilan teknik dasar
sepakbola antara siswa yang menggunakan model pembelajaran TGT dan
siswa yang menggunakan model pembelajaran TGFU?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali informasi melalui berbagai
aspek yang terkait terhadap perbandingan model cooperative learning tipe Team
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(TGFU) terhadap hasil belajar keterampilan teknik dasar. Berikut merupakan
tujuan secara khusus dalam penelitian ini:
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar
keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran TGFU terhadap hasil belajar
keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola.
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh hasil belajar keterampilan teknik dasar
sepakbola antara siswa yang menggunakan model pembelajaran TGT dan
siswa yang menggunakan model pembelajaran TGFU.
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
a. Diharapkan penelitian ini menjadi landasan pengetahuan dan mampu
melengkapi penelitian sebelumnya dan juga dapat berguna bagi guru
pendidikan jasmani serta lembaga yang terkait untuk dijadikan sebagai
informasi dan bahan referensi.
b. Menjelaskan dan membuktikan bahwa model pembelajaran cooperative
learning tipe Team Games Turnament (TGT) dan model pembelajaran
Teaching Games For Understanding (TGFU) memberikan perbedaan hasil
belajar keterampilan teknik dasar sepakbola pada siswa SMA.
2. Praktis
a. Sebagai pedoman bagi para guru pendidikan jasmani dalam menerapkan
model-model pembelajaran.
b. Sebagai referensi untuk pengembangan model-model pembelajaran
pendidikan jasmani yang akan diterapkan di sekolah.
c. Sebagai sarana untuk mencapai tujuan belajar pendidikan jasmani secara
13
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu F. Struktur Organisasi Tesis
Tesis ini terdiri dari lima bab, bab I membahas tentang latar belakang
masalah siswa yang kurang menguasai keterampilan teknik dasar sepakbola dan
kurangnya pemahan guru mengenai model pembelajaran penjas khususnya materi
permainan sepakbola di SMA dan argumentasi yang mendasari penulis
mengambil masalah tersebut untuk di analisis, pada bab I juga diungkap mengenai
identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.
Dalam bab II ini dibagi lagi dalam beberapa bagian yang menjelaskan
tentang, a) kajian pustaka, b) penelitian yang relevan, c) kerangka pemikiran, dan
d) hipotesis penelitian.
Bab III dibagi kedalam beberapa bagian, yaitu bagian, a) metode penelitian
dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut, b) desain penelitian dan
justifikasi pemilihan desain penelitian, c) lokasi, populasi, dan sampel, cara
pemilihan sampel serta justifikasi pemilihan lokasi serta sampel, d) instrumen
penelitian, e) proses pengembangan instrumen antara lain pengujian validitas dan
relibilitas, f) teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, dan g) analisis data
yang mengungkap tahap-tahap analisis data, serta teknik yang dipakai dalam
analisis data.
Bab IV merupakan bagian pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang
terdiri dari, a) deskriptif data, b) hasil pengelolaan analisis data terdiri dari; uji
normalitas untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang diambil, uji
homogenitas untuk mengetahui homogen atau tidaknya data yang akan di analisis,
hasil pengujian hipotesis, apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis atau tidak. c)
pembahasan.
Bab V merupakan bab terakhir dalam penelitian, yang menjelaskan tentang,
47
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap
perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model
pembelajaran TGFU terhadap hasil belajar keterampilan teknik dasar sepakbola
siswa, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode TGT. Ali (2011, hlm. 262) mengungkapkan bahwa: “Ekspeimental
menunjukan kepada suatu upaya sengaja dalam memodifikasi kondisi yang
menentukan munculnya suatu peristiwa, serta pengamatan dan interpretasi
perubahan-perubahan yang terjadi pada peristiwa itu yang dilakukan secara
terkonrol.” Lebih lanjut dalam desain eksperimen ada empat prinsip dasar yang
perlu diperhatikan, yaitu: (1) penempatan subjek secara acak, (2) adanya
perlakuan, (3) adanya mekanisme kontrol, (4) adanya ukuran keberhasilan.
(Maksum, 2012, hlm. 96).
Dalam penelitian ini peneliti memberikan perlakuan (treatment) dengan
menerapkan model pembelajaran TGT dan TGFU pada siswa kelas X SMA untuk
dilihat peningkatan keterampilan teknik dasar Sepakbolanya.
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Group Pretest-Postest Design.
McMilan dan Schumacher (2001, hlm. 342) menyatakan bahwa “This design is
very prevalent and useful in education, since it is often impossible to randomly
assign subjects. The researcher uses intact, already established groups, of
subjects, gives a pretest, administers the treatment condition to one group, and
gives the posttest”. Maksudnya bahwa desain Nonequivalent Group
Pretest-Postest Design dapat digunakan pada penelitian yang tidak memungkinkan untuk
48
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menggunakan kelas yang tersedia, melakukan tes awal, lalu memberi perlakuan
dan kemudian melakukan tes akhir. Desain ini juga dipakai pada penelitian yang
menggunakan kelas intact yang masing-masing kelas diberi perlakuan yang
berbeda. Adapun gambaran mengenai desain tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Class Pretest Method Posttest
A O1 X1 O2
B O3 X2 O4
Keterangan :
A = Kelompok Model pembelajaran TGT
B = Kelompok Model pembelajaran TGFU
O1 & O3 = Pre Test Soccer Battery
O2& O4 = Post Test Soccer Battery
X1 = Treatment Model Pembelajaran TGT
X2 = Treatment Model Pembelajaran TGFU
Penelitian ini dilaksanakan selama 16 pertemuan yang dilaksanakan 3 kali
seminggu, jadi penelitian dilakukan kurang lebih selama 6 minggu. Berikut adalah
langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian TGT menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran TGFU dalam
meningkatkan hasil belajar keterampilan teknik dasar siswa:
a. Pre Test
Pelaksanaan pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan. Pre test
dilakukan untuk mengidentifikasi sejauh mana keterampilan teknik dasar
sepakbola yang telah dimiliki siswa baik pada kelompok TGT maupun TGFU.
Untuk mendapatkan data keterampilan teknik dasar sepakbola siswa dinilai
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
melalui instrumen, kemudian data diolah dan diintrosepeksi ke dalam skor pre test
masing- masing kelompok.
b. Treatment
Perlakuan ini dilakukan sebanyak 3 kali seminggu selama 6 minggu
berturut-turut atau dengan kata lain sebanyak 16 kali pertemuan dan sudah
termasuk satu pertemuan pre test dan satu pertemuan post test. Hal ini senada
dengan yang dikemukakan oleh Nossek (1982, hlm. 10) “Systematic training is a
regulary practiced training taking place several times a week, depending upon the
standart of a sportsman and the training period”. Latihan yang sistematis adalah
dilakukan secara teratur, latihan tersebut berlangsung beberapa kali dalam satu
minggu, tergantung pada standar atlet dan periode latihan. Lebih lanjut mengenai
masalah waktu latihan Harsono (1988, hlm.194) mengungkapkan bahwa
“…sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu dan diselingi dengan satu hari
istirahat untuk memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan
mengadaptasi diri pada hari istirahat tersebut”. Jadi dapat dikatakan bahwa
treatment di berikan sebanyak 14 pertemuan karena ingin melihat lebih jelas
peningkatannya. Ini merujuk dari penelitian sebelumnya Bayraktar (2010) yang
melakukan penelitian tentang penggunaan pembelajaran kooperatif selama 12
pertemuan kelas senam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan
akademik siswa, sikap, dan keterampilan latihan.
Berikut ini merupakan program perlakuan yang diberikan dalam rangka
meningkatkan hasil belajar keterampilan teknik dasar sepakbola siswa melalui
model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran TGFU pada
materi ajar sepakbola yang dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan selama 6
minggu.
Tabel 3.2
Program Pelaksanaan Penelitian
50
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1 Pre Test
2-3
Pembelajaran: passing
Melakukan passing dengan menggunakan kaki bagian dalam.
Melakukan passing dengan menggunakan kaki bagian luar.
Melakukan passing dengan menggunakan kaki bagian punggung.
Pembelajaran: passing dan stopping
Melakukan passing dan stopping dengan menggunakan kaki bagian dalam, luar dan punggung kaki.
Melakukan passing- kolong.
4-5
Pembelajaran: kombinasi passing dan stopping
Melakukan kombinasi passing-stopping dengan jarak yang dekat.
Melakukan kombinasi passing-stopping dengan jarak yang lebih jauh.
Pembelajaran: dribbling
Melakukan teknik dasar dribbling.
Melakukan dribbing overlap
6-7
Pembelajaran: dribbling dan passing
Melakukan dribbling silang.
Melakukan teknik dasar kombinasi dribbling dan passing.
Pembelajaran: dribbling dan passing
Melakukan kombinasi dribbling-tendang-balik.
Melakukan dribbling-passing pindah tempat.
8-9
Pembelajaran: dribbling dan passing
Melakukan variasi shuttle-dribbling-passing.
Melakukan variasi shuttle-dribbling-passing.
Pembelajaran: dribbling dan passing
Melakukan dribbling zig-zag.
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tempat.
10-11
Pembelajaran: dribbling dan shooting
Melakukan kombinasi dribbling-shooting
Melakukan variasi shuttle-dribbling-shooting
Pembelajaran: passing, dribbling, dan shooting
Melakukan kombinasi passing-dribbling-shooting
Melakukan variasi passing kolong-dribbling-shooting
12-13
Pembelajaran: kombinasi passing-stopping, dribbling, dan shooting
Melakukan dribbling-pindah kotak
Melakukan dribbling-menunggu di samping garis
Melakukan dribbling-belok
14-15
Pembelajaran: penyerangan dan bertahan
Melakukan teknik permainan 4 vs 4
Melakukan teknik permainan 5 vs 5
16 Post Test
c. Post test
Setelah diberikan perlakuan selama 16 kali pertemuan yang dilakukan 3
kali setiap minggunya dengan durasi 2 x 45 menit setiap pertemuannya,
selanjutnya sampel kembali diberikan tes keterampilan teknik dasar sepakbola,
kemudian dianalisis untuk melihat hasil belajar keterampilan bermian sepakbola
siswa. Dan langkah terakhir hasil analisis diuji hipotesis untuk menjawab semua
pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelumnya.
B. Lokasi, Populasi, dan Sampel penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Akhir
(SMA) di SMAN 3 Kota Serang. Alasan mengambil lokasi penelitian ini, belum
52
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
merupakan guru di wilayah Kota Serang sehingga untuk masalah perizinan
penelitian akan lebih mudah. Peneliti juga berkesempatan untuk mengenali dan
menyelesaikan permasalahan yang ada di sekolah tersebut secara efektif dan
efesien. Adapun karakteristik lokasi penelitian :
a. Suhu udara mencapai 26°-32°
b. Iklim Tropis
c. Terletak di perkampungan yang dikelilingi perumahan penduduk
d. Rata-rata setiap kelas berjumlah 40 siswa
2. Populasi Penelitian
Popolasi merupakan individu atau objek yang memiliki sifat-sifat umum.
Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang diperlukan untuk memecahkan
suatu masalah yang diteliti. Sugiyono (2013, hlm. 80) menjelaskan bahwa
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 3 Kota
Serang yang berjumlah 11 kelas dan terdiri dari 440 siswa, dengan jenis kelamin
laki-laki dan perempuan. Alasan peneliti mengambil populasi siswa kelas X
adalah karena kelas X masih panjang jenjang prestasinya. Pemberian pengalaman
gerak yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan akan bermanfaat dan
berguna dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu penerapan model pembelajaran
TGT dan TGFU diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar keterampilan
teknik dasar sepakbola siswa di Sekolah Menengah Akhir.
3. Sampel Penelitian
Sampel ialah bagian yang mewakili populasi, yang diambil dengan
menggunakan teknik-teknik tertentu. Pengertian mewakili atau representatif
menunjukan, bahwa semua ciri yang dimiliki oleh populasi terdapat atau
tercermin dalam sampel (Ali, 2011, hml. 84). Lebih lanjut mengenai pengambilan
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki olaeh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
langkah-langkah dalam menentukan sampel dengan teknik cluster random
sampling pada penelitian ini yaitu:
a. Tahap pertama, mengundi dua kelas dari sebelas, yaitu kelas X1-X11 yang
berjumlah 440 siswa, yang tiap kelasnya terdiri dari 40 siswa.
b. Tahap ke dua, mengundi kembali dua kelas yang telah diundi pada tahap
pertama untuk menentukan kelompok TGT dan kelompok TGFU.
c. Tahap yang ketiga, terpilihlah kelas X10 yang masuk dalam kelompok TGT
dan kelas X8 yang masuk ke dalam kelompok TGFU.
Sampel pada penelitian ini terdiri dari satu kelompok TGT dan satu
kelompok TGFU yang didapat dari dua kelas hasil dari cluster random sampling
yang dilakukan sebelumnya. Alasan untuk mengambil sampel pada dua kelas
yang akan menjadi kelompok TGT dan kelompok TGFU adalah sampel tersebut
sesuai dengan keberadaan populasi, artinya sampel yang didapat dari teknik
cluster random sampling dianggap representatif terhadap populasi sehingga
apabila setelah penelitian dilakukan, hasilnya menunjukan pada generalisasi
populasi. Artinya, pengambilan sampel tidak dipilih secara sengaja, tetapi diundi
menggunakan cluster random sampling dengan tahapan-tahapan yang telah
54
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu C. Bagan Alur Penelitian
Populasi
Sampel
Tes keterampilan Sepakbola
Analisis Data
Kesimpulan
Model Pembelajaran TGFU Model Pembelajaran TGT
Pengolahan Angket Tanggung
Jawab
Sampel Tanggung jawab
tinggi
Wildan Qohhar, 2015
[image:32.596.114.518.582.720.2]PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Bagan alur penelitian
D. Instrumen Penelitian
Pengukuran keterampilan fisik dan keterampilan gerak menjadi bagian
terbesar dalam penelitian keolahragaan (Maksum, 2012, hlm. 137). Untuk hasil
belajar keterampilan teknik dasar sepakbola, tes yang akan digunakan pada
penelitian ini menggunakan instrumen Soccer Battery. Yeagley, dalam
Baumgartner and Jackson (1995:371) mengemukakan bahwa objective soccer
battery to measure basic soccer skills of beginning. Adapun tujuan soccer battery
seperti yang dikemukakan Yeagley di atas adalah untuk mengukur keterampilan
dasar sepakbola pada pemain pemula agar dapat menunjang dalam bermain
sepakbola. Instrumen ini juga telah memiliki validitas dan reliabilitas yang telah
diuji dengan dua kriteria yang berbeda: (1) penilaian empat wasit pada
ketrampilan juggling, dan (2) skor standar gabungan dari keempat tes. untuk lebih
jelasnya, mengenai koefisisensi validitas konkurennya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kriteria pengujian validitas dan reliabilitas instrumen soccer battery Yeagley (Baumgartner and Jackson, 1995:371)
No Judges’ Ratings Composite Standar Skor
1 Dribble 66 80
2 Wall volley 54 81
3 Juggling 69 74
56
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Baumgartner and Jackson (1995:371) mengemukakan: a multiple
correlation of .76 was reported between the criterion (the judges’ ratings) and the and juggling tests. The addition of the wall volley and heading tests increased the
multiple correlation to only .78; thus, we recommended that dribble and juggling
be used if a short from is wanted. With a sample of male physical education
majors who were beginning soccer players, the following internal-consistency
coeficients were reported: dribble .91; wall volley .90; juggling .95; and heading
.64.
Pernyataan di atas menjelaskan tentang korelasi ganda 0,76 dilaporkan
antara kriteria (peringkat penilaian) dan tes juggling. Corelasi berganda sepak
tahan bola dan tes menyundul meningkat hanya 0,78. Direkomendasikan bahwa
menggiring dan menjuggling digunakan jika dalam bentuk yang pendek
diinginkan. Dengan sebuah sampel laki-laki pelajaran penjas yang adalah
pemain-pemain sepakbola pemula. Berikut adalah koefisiensi internal konsisten:
menggiring bola; 0,91, sepak tahan bola; 0,90, juggling: 0,95 dan menyundul
0,64.
Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa keterampilan gerak
dasar sesuai dengan kebutuhan penelitian. Adapun keterampilan teknik dasar
sepakbola yang diukur akan berdasarkan silabus pendidikan jasmani untuk
sekolah SMA kelas X. Gerak dasar sepakbola yang dipelajari dalam mata
pelajaran penjas di sekolah SMA kelas X adalah mengumpan, menggiring, dan
menahan bola. Oleh karena itu tes ini hanya ditujukan untuk mengukur
keterampilan Passing-stop control (mengumpan dan menahan bola) dan dribble
(menggiring bola)
Untuk pelaksanan instrumen ini terlebih dahulu harus dipersiapkan
peralatan agar proses pengukuran dapat terlaksana dengan baik. untuk lebih
jelasnya, mengenai tes keterampilan sepakbola adalah sebagai berikut:
1. Peralatan:
a. Lapangan basket
b. dinding pantul
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
d. stop watch
2. Prosedur pelaksanaan tes:
a. Tes Passing-stop control (mengumpan dan menahan bola)
Siswa berdiri 15 kaki dari dinding. Ketika ada aba-aba “mulai” siswa
mulai menendang bola dari belakang garis dan terus menerus memantulkan bola
ke area papan pantul sebanyak mungkin selama 30 detik. Jumlah skor diambil dari
tendangan yang sah yang didapat selama 30 detik. Siswa diberi kesempatan 2 kali,
lalu skor yang terbaik akan digunakan. Adapun gambar lapangan pelaksanaan tes
passing adalah seperti berikut:
Gambar 3.2
Tes Passing-stop control bola (Baumgartner and Jackson 1995:371) b. Tes dribble (menggiring bola)
Siswa yang hendak melakukan dribble berdiri menghadap bola yang ada
di depan. Pada saat aba-aba “mulai” siswa menggiring bola melewati ketujuh
kerucut yang telah disediakan. Tes dinilai dengan mengukur waktu yang dimulai
pada saat aba-aba mulai sampai siswa menggiring bola kegaris finish. Siswa
hanya diperkenankan membawa bola dengan kaki. Siswa diberi kesempatan 2
kali, dan waktu yang terbaik yang akan diambil. Adapun gambar lapangan
58
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3
Tes dribble bola (Baumgartner and Jackson 1995:372)
Oleh karena itu alasan penelitian ini menggunakan metode TGTt yaitu ingin
melihat sejauh mana perlakuan dari kedua model pembelajaran yaitu TGT dan
TGFU terhadap hasil belajar penjas khususnya keterampilan teknik dasar
sepakbola yang dimiliki siswa tersebut.
E. Teknik Pengumpulan Data
Setiap penelitian tentunya memerlukan sebuah instrumen atau alat untuk
mengumpulkan data hasil penelitian. Sehingga perlu adanya teknik pengumpulan
data agar data yang dikumpulkan dapat dipercaya dan representatif. Berdasarkan
desain penelitian randomize pretesi-posttest control group design Fraenkel dkk.
(2012, hlm. 272), maka pengumpulan data dilakukan pada awal TGT sebagai data
awal dan pada akhir TGT sebagai data akhir. Adapun teknik pengumpulan data
pada instrumen Keterampilan teknik dasar Sepakbola yaitu Soccer Battery.
Yeagley, dalam Baumgartner and Jackson (1995:371).
F. Analisis Data
Sugiyono (2010, hlm. 147) menegaskan bahwa “ …Bila peneliti ingin
membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik yang digunakan
adalah statistic inferensial”. Setelah data terkumpul selanjutnya melakukan
pengolahan data dan analisis data. Teknik analisis data menggunakan teknik
analisis statistik, yang digunakan adalah uji t.
Analisis menggunakan SPSS 16 dengan urutan analisis data sebagai berikut:
1) Menghitung gain Pretest & Posttest
2) Uji Normalitas Nonparametrik
3) Uji Homogenitas Nonparametrik
Pengujian Hipotesis dengan menggunakan nonparametrik Two Releated
70
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas pada bab
sebelumnya, maka disimpulkan bahwa:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran TGT terhadap hasil
belajar keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran TGFU terhadap hasil
belajar keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan teknik dasar
sepakbola antara siswa yang menggunakan model pembelajaran TGT dan
siswa yang menggunakan model pembelajaran TGFU.
B. Saran
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, terdapat
perbedaan tingkat keterampilan teknik dasar sepakbola antara kelompok siswa
yang menggunakan model pembelajaran TGT dengan kelompok siswa yang
menggunakan model pembelajaran TGFU. Berlandaskan dari kesimpulan dari
hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal yang dapat
disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut:
1. Bagi guru penjas Sekolah Menegah Atas (SMA), diharapkan agar menerapkan
model pembelajaran TGT untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar
sepakbola, karena pada model pembelajaran TGT emosi siswa dalam
berkompetisi cukup tinggi, sehingga memberikan dampak terhadap
peningkatan rata-rata nilai keterampilan teknik dasar sepakbola siswa.
2. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan agar dikembangkan melalui kajian
atau penggunaan variabel terikat yang berbeda seperti keterampilan bermain,
71
3. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan lagi dengan
variabel atribut seperti kemampuan motorik, jenis kelamin, kelompok usia dan
71
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Adrian, B. (2011). Manusia dan Tanggung Jawab. (Online),
(http://baguspemudaindonesia.blogdetik.com/2011/04/20/manusia-dan-tanggung-jawab/), diakses 3 Desember 2014.
Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku Dan Sosial. Bandung: CV Pustaka Cendikia Utama.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arnold, PJ. (1994). Jurnal Moral Education. Sport and Moral Education. Volume 23. Carvax Publishing Company.
Azwar, S. (1995). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bayraktar, G. (2011). The Effect Of Cooperative Learning On Students’ Approach To General Gymnastics Course And Academic Achievements. Academic Journals, 6 (1), hlm. 68-70.
Bertens, K. (2013). Etika. Yogyakarta: Kanisius.
Bloom, B.S. (1956). Taxonomy of Educational, The Classification of Educational
Goals, Hand Book 1: Cognitive Domain. USA: Longman Inc.
Bower, Gordon H. & Ernes R. Hilgard. (1981). Theories of Learning. Englewood Clliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Bunker, D. and Thorpe, R. (1982). A Model for the Teaching of Games Secondary
School in Buletin of Physical Education, Volume 18 No 1, Spring 1982.
Callahan, Joseph F., Leonard H. Clark. (1983). Foundation of Education. New Yo rk: Macmillan Publishing Company Inc.
Chow, Jia, Yi., dkk. (2007). “The Role of Nonlinear Pedagogy in Physical
Education”. Review of Educational Research September 2007, Vol. 77,
No. 3, pp. 251–278 DOI: 10.3102/003465430305615© 2007 AERA. http://rer.aera.net.
72
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dyson, B., & Strachan, K. (2004). The Ecology Of Cooperative Learning In A
High School Physical Education Programme. Waikato Journal of
Education hlm. 120.
Dyson, B., Griffin, Linda, L., and Hastie, Peter. (2004). Sport Education Tactical
Games, and Cooperative Learning: Theoretical and Pedagogical Considerations (Online). National Association for Kinesiology and
Physical Education in Higher Education.
Griwijoyo, S., Sidik, Z, D. (2012). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Rosda.
Gülay, O. dkk. (2010). Effects of Cooperative Games on Social Skill Levels and
Attitudes Toward Physical Education. Eurasian Journal of Educational
Research. hlm. 77-92.
Griffin, L. L., Mitchel, Stephen A., and Oslin, Judith L. (1997). Teaching Sport
Concepts and Skill: A Tactical Games Approach. United State of
American: Human Kinetics.
Hoedaya, D. 2001. Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran
Bolabasket. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.
Hooper, T. (2002). Teaching Games For Understanding: The Importance of
Students Emphasis Over Content Emphasis. Journal of Physical Education, Recreation, and Dance (JOPERD), vol.73 no. 7 page: 44-47.
Ibrahim, dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press.
Jackson, A.S., & Baungartner, T.A. (1985). Measurment For Evaluation In
Physical Education. Texas Women’s University.
Jamjam. (2007). Tes Validitas dan Reliabilitas Alat Modifikasi Passing dan
Stopping Vernon. Skripsi pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Johnson, D. W., Johnson, R. T., Holubec, E. J. (2010). Colaborative Learning. Bandung: Nusa Media.
Kirk, D., & McPhail, A. (2002). Teaching Games For Understanding and
Situated Learning: Rethinking the Bunker-Thorpe Model. Jurnal of
Teaching in Physical Education, 21 (2).
Wildan Qohhar, 2015
PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Lie, A. (2010). Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: PT Grasindo.
Lubis, M. (2013). Pengaruh Latihan Terpusat dan Latihan Acak Terhadap
Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Passing, Dribbring, dan Shooting Dalam Permainan Sepakbola. Skripsi pada FPOK UPI Bandung:
diterbitkan.
Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Dirjen Dikti-Depdikbud.
Maksum, A. (2012). Metodelogi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press.
Mahendra, Agus dan Sucipto. 2008. Model-Model Pendekatan Pembelajaran
Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Mandigo, James L., and Holt, Nicholas L. (2004). Reading the Game: Introducing
the Notion of Games Literacy. Physical Education and Kinesiology at
Brock University.
McMillan, J.H & Schumacher Sally. (2001), Research In Education Fifth Edition. Virginia Commonwealth University: Longman
Metzler, Michael W. (2000). Intructional Model For Physical Education. Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc.
Mulyana. (2012). Pembentukan Karakter melalui Pembinaan Pencak Silat. Disertasi SPs UPI Bandung.
Nossek, J. (1982). General Theory of Training. Lagos: Pan African Press. Ltd.
Nugraha, E. (2010). Aktivitas Permainan Net. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurdian, Haris, Iyan (2014). Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student
Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola. Tesis Sps UPI bandung.
Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan . Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
O’Connor, J. (