• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT DAN TGFU TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT DAN TGFU TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT DAN TGFU TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK

DASAR SEPAKBOLA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh: Wildan Qohhar

1302909

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

DASAR SEPAKBOLA

Oleh

Wildan Qohhar

S.Pd UPI Bandung, 2015

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana

© Wildan Qohhar 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

WILDAN QOHHAR

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT DAN TGFU TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK

DASAR SEPAKBOLA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing :

Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes. AIFO NIP. 196207181988031004 .

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

(4)

v

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Nama: Wildan Qohhar, S.Pd. Judul: Perbandingan Pengaruh Model Pembelajaran TGT dan TGFU Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola. Pembimbing: Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes, AIFO.

Penelitian ini membandingkan model pembelajaran TGT dan model pembelajaran

TGFU terhadap hasil keterampilan teknik dasar sepakbola. Metode penelitian

(5)

vi

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Name: Wildan Qohhar, S.Pd Title: Comparison of the Effects of Learning Model TGT and TGFU Against Basic Mechanical Skills Learning Results Soccer. Supervisor: Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes, AIFO.

(6)

vii

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah ... 11

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 12

F. Struktur Organisasi Tesis ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 14

1. Model Pembelajaran Team Game Turnament (TGT)... 14

a. Definisi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (TGT) ... 14

b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 15

c. Evaluasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 18

d. Tujuan Model Pembelajaran Koopertaif Tipe TGT ... 21

e. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran TGT... 23

2. Model Pembelajaran Teaching Games For Understanding (TGFU) ... 23

3. Hakikat Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola... 29

4. Hasil Belajar... 33

(7)

viii

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 37

B. Penelitian yang Relevan ... 39

C. Kerangka Pemikiran ... 41

D. Hipotesis Penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 47

1. Metode Penelitian ... 47

2. Desain Penelitian ... 47

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel penelitian ... 51

1. Lokasi Penelitian ... 51

2. Populasi Penelitian ... 52

3. Sampel Penelitian ... 52

C. Bagan Alur Penelitian... 54

D. Instrumen Penelitian ... 54

E. Teknik Pengumpulan Data ... 57

F. Analisis Data... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 59

1. Deskripsi data ... 59

2. Uji Normalitas ... 60

3. Uji Homogenitas... 60

4. Pengujuian Hipotesis ... 61

B. Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

(8)

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

3.1Desain Penelitian ... 48

3.2Program Pelaksanaan Penelitian... 49

3.3Kriteria Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrument Soccer Battery Yeagley... 55

4.1Deskripsi Data T Skor Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola ... 59

4.2Uji Normalitas ... 60

4.3Uji Homogenitas... 61

4.4Analisis Two Related Tests Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola Kelompok TGT ... 62

4.5Analisis Two Related Tests Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola Kelompok TGFU ... 62

(9)

x

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

3.1Bagan Alur Penelitian... 54

3.2Tes Passing-Stop Control Bola... 56

(10)

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LAMPIRAN

Lampiran A... 76

Lampiran A1... 79

Lampiran A2... 97

Lampiran B ... 121

Lampiran B1 ... 125

Lampiran B2 ... 129

Lampiran B3 ... 130

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sepakbola adalah olahraga yang sangat digemari oleh sebagian besar

masyarakat dunia tidak kalah tentunya di Indonesia. Cabang olahraga yang cara

memainkannya menggunakan bola dan memakan waktu 2 x 45 menit ini selalu

dimainkan oleh semua kalangan. Penggemar olahraga yang satu ini sama sekali

tidak mengenal usia, jenis kelamin, agama maupun suku bangsa. Dalam olahraga

permainan sepakbola setiap individu bebas mengekspresikan kecintaan mereka

akan sepakbola dan tim-tim yang mereka dukung dan pemain sepakbola yang

mereka puja. Sepakbola sangat digandrungi karena mudah cara memainkannya

dan sangat menarik. Olahraga sepakbola juga merupakan salah satu cabang

olahraga yang tergolong dalam cabang olahraga permainan. Sepakbola itu sendiri

merupakan cabang olahraga permainan yang dimainkan oleh sebuah tim dengan

tujuan untuk memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, sebaliknya

berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga gawang sendiri agar tidak

kemasukan bola oleh lawan. Sucipto dkk (2000, hlm. 7) ”Sepakbola merupakan

permainan beregu, masing masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah

satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan

mengunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan

lenganya di daerah tendangan”.

Sepakbola merupakan salah satu jenis olahraga yang digemari oleh peserta

didik termasuk siswa pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Sepakbola adalah salah

satu permainan bola besar yang beranggotakan sebelas pemain yang bertujuan

untuk mencetak gol ke gawang lawan dalam permainan ini, teknik atau

kemampuan dasar bermain sepakbola sangat berpengaruh terhadap kualitas

permainan seseorang, dikarenakan hal tersebut merupakan salah satu modal utama

dalam bermain sepakbola. Dalam perkembaganya permainan ini dapat dimainkan

di luar lapangan (out door) dan di dalam ruangan tertutup (in door).

Materi pembelajaran sepakbola memiliki kedudukan penting dalam

(12)

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pembelajaran sepakbola menjadi materi wajib yang harus diajarkan kepada siswa

disetiap jenjang pendidikan. Dalam kurikulum KTSP pendidikan jasmani di

sekolah, pembelajaran sepakbola termasuk ke dalam materi olahraga permainan

bola besar yang diajarkan dalam dua atau tiga kali pertemuan dalam satu semester

dengan alokasi waktu 2 x 40 menit di SMP dan 2 x 45 menit di SMA. Selain

diajarkan dalam kurikulum inrakurikuler di sekolah, sepakbola juga merupakan

salah satu materi yang diajarkan dalam kegiatan ektrakurikuler sebagai salah satu

program kurikulum di sekolah, dengan tujuan untuk mengembangkan minat dan

bakat yang dimiliki siswa dalam bidang olahraga. Pembelajaran sepakbola dalam

program ekstrakurikuler diajarkan kepada siswa dalam satu atau dua kali

pertemuan dalam satu minggu. Pembelajaran sepakbola yang dikembangkan

dalam kurikulum pendidikan jasmani, baik melalui program intrakurikuler

maupun ekstrakurikuler, tidak hanya mengajarkan siswa untuk belajar mengenai

berbagai teknik dasar atau cara bermain sepakbola, akan tetapi lebih dari itu siswa

dapat menumbuh kembangkan berbagai sikap sosial dalam dirinya. Oleh karena,

sepakbola memiliki kedudukan yang penting dalam kurikulum KTSP pendidikan

jasmani di sekolah.

Tujuan utama dari sepakbola adalah memasukan bola ke gawang lawan

sebanyak banyaknya dengan sportif yang sesuai dengan peraturan yang disepakati

dan berusaha mencegah lawan memasukan bola ke gawang yang di jaga. Untuk

mampu mencapai tujuan dalam bermain sepakbola tersebut diperlukan teknik dan

keterampilan tertentu dalam memainkan bola. Yang termasuk teknik dasar

sepakbola adalah mengumpan bola (passing), menggiring bola (dribbling),

menyundul bola (heading) dan menendang bola (shooting). Agar permainan bola

menjadi lebih dinamis dan menarik maka teknik dasar itu dimainkan dalam bentuk

bentuk bermain baik melalui taktik dan strategi menyerang maupun bertahan.

Kemampuan siswa menguasai teknik dasar dalam sepakbola dapat mendukung

penampilannya dalam bermain sepakbola baik secara individu maupun secara

kolektif.

Pembelajaran sepakbola merupakan salah satu materi wajib yang harus

(13)

3

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sepakbola banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat mendukung

pembelajaran tersebut menjadi lebih efektif. Faktor-faktor tersebut yang perlu

diperhatikan salah satunya yaitu sarana prasarana, dan Sumber Daya Manusia

(SDM) yang diantaranya meliputi siswa dan guru di sekolah. Sarana dan

prasarana yang dimiliki di sekolah merupakan salah satu faktor pendukung

kesuksesan pembelajaran sepakbola. Semakin lengkap sarana dan prasarana yang

dimiliki sekolah akan memudahkan guru untuk melakukan berbagai variasi

pembelajaran kepada siswa. Apabila sekolah tidak memiliki sarana dan prasarana

yang baik maka keberhasilan dalam pembelajaran sepakbola tidak akan maksimal.

Guru harus dapat mensiasati hal tersebut agar pembelajaran sepakbola dapat

berjalan dengan baik. Karena sarana dan prasarana yang baik merupakan faktor

penunjang dalam keberhasilan pembelajaran sepakbola.

Siswa sebagai individu yang di didik oleh guru melalui pembelajaran

permainan sepakbola juga ikut mempengaruhi keefektifan pembelajaran yang

dilakukan. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah

keadaan yang terjadi, pendidikan jasmani dikesampingkan oleh para siswa.

Mereka lebih aktif berpartisipasi dalam hal akademik lainnya. Keadaan ini

disebabkan oleh dua faktor yang saling berkaitan, yaitu terbatasnya kreativitas

pendidikan dan kurangnya pengetahuan akan pentingnya pembelajaran sepakbola,

sehingga siswa terlihat malas karena mereka lebih banyak duduk dalam proses

pembelajaran. Jika siswa dapat bekerjasama dengan baik, mentaati peraturan dan

melakukan tugas belajar sesuai apa yang disampaikan oleh guru dengan tertib

maka kemungkinan tercapainya pembelajaran yang efektif dapat terjadi. Upaya

dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar sepakbola para siswa harus

menguasai berbagai macam gerakan dasar permainan sepakbola. Kemampuan

siswa menguasai gerakan dasar permainan sepakbola dapat mendukung

penampilannya dalam permainan sepakbola baik secara individu maupun secara

kolektif. Hasil observasi peneliti di lapangan, bahwa siswa SMA masih banyak

yang tidak dapat menguasai teknik-teknik dasar dalam sepakbola. Tetapi teknik

dasar saja tidak cukup menunjang dalam permainan sepakbola, siswa pun harus

(14)

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sepakbola lebih menekankan pada kesadaran taktik mendorong peserta didik

dalam memecahkan segala permasalahan yang ada di dalam permainan atau

pertandingan. Permasalahan tersebut pada dasarnya adalah bagaimana

keterampilan teknik dalam suatu permainan atau pertandingan yang

sesungguhnya. Dalam permainan sepakbola juga siswa harus dapat memiliki

mental yang baik, karena ini juga sangat menunjang dalam keberhasilan bermain

sepakbola. Banyak siswa yang dapat melakukan teknik, dan taktik bermain

sepakbola dengan baik, tetapi apabila siswa tersebut tidak memiliki mental yang

baik maka tujuan bermain sepakbola tidak akan dapat dicapai dengan sempurna.

Hal ini sejalan dengan pendapat Bucher (dalam Suherman 2009, hlm. 7) tentang

tujuan bermain yaitu:

1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitnes).

2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna (skill

full).

3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.

4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

Apabila keempat tujuan bermain tersebut dapat dilakukan oleh siswa maka

siswa dapat bermain sepakbola dengan lebih efektif. Guru merupakan ujung

tombak dalam proses pembelajaran harus mengusahakan agar terjadi

pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru berhadapan langsung dengan

peserta didik di kelas melalui proses pembelajaran. Peran utama guru dalam

pembelajaran sebagai suatu pendekatan substansi adalah merancang, mengelola,

mengevaluasi dan memberikan tindak lanjut terhadap kegiatan pembelajaran.

Guru sebagai penyelenggara pendidikan yang terdepan dan terlibat langsung

dalam kegiatan pembelajaran dituntut untuk mengupayakan terjadinya

(15)

5

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

hasil belajar peserta didik. Pembelajaran akan dapat berjalan baik dan efektif

apabila guru memiliki wawasan yang luas, kreatifitas dan penggunaan model

pembelajaran yang tepat untuk mensiasati keadaan sarana dan prasarana yang

kurang memadai disekolah. Peningkatan proses pembelajaran tersebut bisa

dilakukan dengan menggunakan pendekatan, strategi, model, atau metode

pembelajaran inovatif serta mengurangi bahkan meninggalkan model

pembelajaran konvensional. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan tidak semua

guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dikarenakan minimnya sarana dan

prsarana yang dimiliki sekolah dan juga karena jumlah siswa yang terlalu banyak,

siswa yang hiper aktif dan ada juga siswa yang kurang aktif, jadi pada waktu guru

menyampaikan materi, siswa tidak dapat mengamati dan mengikuti pembelajaran

yang diberikan, sehingga guru tidak dapat mengkontrol aktivitas siswa yang pada

akhirnya dapat mengganggu pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut maka,

guru harus mencari solusi yang tepat. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh

guru penjas yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam

mengajarkan materi permainan sepakbola.

Selama ini model yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran sepakbola

adalah model pembelajaran konvensional. Dengan model pembelajaran seperti ini

biasanya siswa mengalami kejenuhan dan mengeluh karena mereka akan banyak

mengalami kesulitan, sehingga dapat menyita waktu proses pembelajaran penjas,

hal ini perlu dicarikan jalan keluar dengan memanfaatkan model pembelajaran

yang dapat membantu proses belajar mengajar dan membuat siswa lebih

termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, seperti model pembelajaran

kooperatif antara lain tipe Jigsaw, tipe Think Pair Share (TPS), tipe Numbered

Head Together (NHT), Teams Games Tournament (TGT), dll. Dalam upaya untuk

mencapai tujuan penjas melalui pembelajaran sepakbola, model pembelajaran

kooperatif disarankan untuk diterapkan kepada siswa, karena menurut Slavin

(2005) dalam Iyan (2014) memandang model pembelajaran kooperatif

menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerjasama dalam belajar dan

bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat mereka belajar

(16)

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

13) menemukan bahwa, “penggunaan model cooperative learning sangat

mendorong peningkatan prestasi belajar siswa hingga perbedaan hampir 25%

dengan kemajuan yang dicapai oleh siswa yang diajar dengan menggunakan

sistem kompetisi”. Selain itu, Slavin (2005, hlm. 11) menyatakan bahwa,

Cooperative learning model by using the concept of team awards and individual responsibility, can improve the performance of basic capabilities”. Model

pembelajaran kooperatif dengan memakai konsep penghargaan tim dan tanggung

jawab individu, dapat meningkatkan prestasi kemampuan dasar. Berkaitan dengan

hasil belajar keterampilan teknik dasar sepakbola, model pembelajaran kooperatif

tipe TGT bertujuan agar siswa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan

memberi kesempatan kepada mereka untuk membangun pengetahuannya secara

aktif serta menerapkan ide dan strategi mereka sendiri dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif tipe TGT memberi kesempatan kepada siswa

berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan ide.

Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan

keterampilan secara komprehensif dalam kelompoknya. Ketika siswa melakukan

kegiatan pembelajaran untuk memecahkan permasalahan yang diberikan pada

kelompoknya dengan sendirinya akan mendorong potensi mereka untuk

melakukan kegiatan pembelajaran pada tingkat berpikir yang lebih tinggi sehingga

pada akhirnya membentuk intelegensi siswa. Terbentuknya intelegensi siswa akan

berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa yang meningkat dalam bermain

sepakbola.

Hal di atas senada dengan pernyataan Ibrahim (2000, hlm. 7) “Model

pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran

penting, yakni: prestasi akademik, penerimaan terhadap keragaman atau

perbedaan yang ada, dan pengembangan keterampilan sosial”. Dalam

pembelajaran biasa siswa terkadang kurang termotivasi dan cenderung jenuh

dalam belajar. Melalui pendekatan TGT ini diharapkan siswa dapat termotivasi

dan terangsang secara aktif untuk berkompetisi dalam menyelesaikan tugas belajar

yang ditugaskan secara kelompok. Peneliti memilih model pembelajaran

(17)

7

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menciptakan warna yang positif di dalam kelas karena kesenangan para siswa

terhadap permainan tersebut (Steve Parson dalam Slavin, 2008, hlm. 167).

Selain model pembelajaran kooperatif tipe TGT pembelajaran sepakbola

juga dapat menggunakan model Teaching Games For Understanding (TGFU)

untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan membantu siswa dalam

menguasai keterampilan teknik dasar sepakbola. TGFU adalah suatu pola

pembelajaran dengan lebih menekankan pada pemahaman tentang permainan.

Bunker dan Thrope (1986) dalam Metzler (2000, hlm. 342) menjelaskan bahwa:

Teaching Games For Understanding models was based on six component, using the selected game as the organizing center in the instructional unit (1) Game, (2)

Game appreciation, (3) Tactical awareness, (4) Making appropriate decisions, (5)

Skill execution, (6)Performance. Pendekatan Teaching Games for Understanding

(TGFU) dikembangkan oleh Rod Thorpe dan David Bunker di Universitas

Loughborough, Inggris sekitar tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an. Beberapa

ahli pendidikan jasmani melakukan pengembangan TGFU seperti pada The

Tactical Games Model dan Game Sense. Thorpe dan Bunker melihat banyaknya

pengajaran permainan lebih banyak pada pengembangan teknik. Mereka

mengamati bahwa di sekolah pendidikan jasmani, pengembangan teknik

mendapatkan porsi lebih banyak dalam seluruh kegiatan dan hanya sedikit dalam

mengaktualisasikan bermain dalam permainan. Permainan sebagai pusat dalam

unit instruksional pada materi pembelajaran permainan yang sedang dilaksanakan.

Pelaksanaannya dengan memberikan penjelasan mengenai permainan yang akan

diberikan dengan mengklasifikasi cara permainannya terlebih dahulu. Setelah itu,

meningkatkan ketertarikan siswa terhadap permainan. Selain pola permainan,

dalam model pembelajaran TGFU juga menggunakan pola drill, yaitu proses

perbaikan teknik dasar melalui latihan, baik kelompok maupun individu, sehingga

dengan pola drill tersebut, siswa yang banyak melakukan kesalahan teknik dasar

dalam permainan, dapat memperbaiki teknik dasar yang dia miliki melalui proses

drill, sehingga setelah melakukan proses drill tersebut dapat mengeliminir

(18)

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Mengembangkan kesadaran taktis siswa dengan memperlihatkan masalah

taktis utama dalam sebuah permainan. Selanjutnya, menggunakan aktivitas yang

menyerupai permainan agar siswa mengetahui kapan dan bagaimana

mengaplikasikan pengetahuan taktis dalam permainan tersebut. Dilanjutkan

dengan menggabungkan taktis dengan melihat kemampuannya dalam aktivitas

permainan dan setelah mengetahui kemampuannya, maka dilakukan langkah

selanjutnya mengembangkan kemampuan penampilan siswa yang diperlukan

berdasarkan pada kombinasi pengetahuan taktis dan skillnya. TGFU yang

dilakukan dalam penerapan pola pemahaman permainan pada pembelajaran

pendidikan jasmanai cenderung lebih menekankan pada model pendekatan taktis.

Ma’mun dan Subroto (2001, hlm. 18) menjelaskan bahwa “Melalui pendekatan latihan yang mirip dengan yang sesungguhnya, minat dan kegembiraan siswa akan

meningkat”. Peningkatan pengetahuan taktik, penting bagi siswa agar ia mampu menjaga keseimbangan keberhasilan pelaksanaan keterampilan gerak teknik yang

sudah dimilikinya. Memperdalam pemahaman bermain dan meningkatkan

kemampuan mengalihkan pemahaman secara lebih efektif dari penampilan dalam

suatu permainan ke dalam permainan lainnya. Pendekatan TGFU merupakan

taktik pemainan untuk dapat dimengerti sebagai pengenalan pertama, siswa harus

mengetahui kenapa dan kapan keterampilan itu diperlukan dalam konteks

permainan, pelaksanaan teknis dalam keterampilan ditampilkan.

Menyimak pendapat para ahli dan hasil penelitian terdahulu, maka penulis

ingin menguji model pembelajaran TGT dan model pembelajaran TGFU yang

diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA untuk meningkatkan

hasil belajar siswa dalam permainan sepakbola. Pemilihan model pembelajaran

TGT dan model pembelajaran TGFU tersebut berlandaskan kepada karakteristik

kedua model pembelajaran yang mengutamakan aspek bermain (game) dalam

implementasi pembelajaran di lapangan.

Dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif yang lain, model

pembelajaran TGT dan juga model pembelajaran TGFU memberikan pengalaman

bermain sepakbola secara langsung. Siswa diajak untuk mengembangkan

(19)

9

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dinamis, selain itu melalui pembelajaran permainan (game), siswa juga dapat

belajar teknik dasar sepakbola, karena di dalam keterampilan bermain siswa harus

melakukan berbagai teknik dasar dalam sepakbola. Sehingga melalui

pembelajaran permainan (game) yang diterapkan dalam model pembelajaran TGT

dan TGFU, maka siswa tidak hanya belajar bagaimana bermain sepakbola, akan

tetapi siswa juga belajar teknik dasar sepakbola melalui permainan.

Pola permainan (game) yang menjadi ciri utama dalam model pembelajaran

TGT dan TGFU akan membuat siswa mendapatkan pengalaman baru dalam

proses pembelajaran sepakbola, dengan adanya berbagai variasi permainan yang

dimodifikasi, siswa akan merasa senang dan dapat memperoleh pengalaman

sukses melalui pembelajaran sepakbola. Dengan pengalaman sukses yang siswa

peroleh, maka siswa dapat meningkatkan teknik dasar sepakbola yang mereka

miliki, karena dalam diri siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar

dengan pola yang menyenangkan.

Berdasarkan pemaparan fenomena di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang perbandingan antara model cooperative learning tipe team

games turnament (TGT) dengan model Teaching Games For Understanding

(TGFU) terhadap hasil belajar keterampilan teknik dasar sepakbola.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Guru sebagai instrumen mempengaruhi perkembangan dan kemajuan

peserta didik. Hal ini berkaitan erat dengan orientasi mengajar kepada siswa.

Apakah guru memposisikan sebagai tenaga professional yang lebih berorientasi

kepada profit, atau lebih kepada permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh

siswa memberikan hasil yang berbeda, maka anak didik akan terabaikan. Artinya

guru akan bekerja hanya sampai memenuhi kewajiban mengajarnya saja.

Sedangkan guru yang berorientasi kepada kendala dan permasalahan yang

dihadapi siswa akan menghasilkan peserta didik yang reflektif, yakni peserta didik

yang sadar mengenai kekurangan dan mengoptimalkan aspek kelebihannya

Berkaitan dengan permainan sepakbola dengan dunia pendidikan hendaknya

(20)

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

terencana melalui beberapa metode dan model pendekatan yang sesuai dan alat

yang tepat dengan karakteristik bahan pelajaran serta kondisi peserta didik. Dalam

suatu proses pembelajaran, biasanya seorang guru pendidikan jasmani akan

menggunakan berbagai cara supaya materi pembelajaran dapat dipahami dan

dikuasai oleh siswa dengan mudah. Kenyataanya dilapangan, masih banyak guru

pendidikan jasmani yang belum mampu menerapkan model-model pembelajaran

yang tepat. Padahal proses pembelajaran dan hasil belajar siswa sangat ditentukan

oleh kreativitas seorang guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat.

Dalam upaya melaksanakan tuntutan hasil belajar yang lebih komplek maka

perlu ada upaya-upaya kreatif memilih model pembelajaran yang harus dilakukan

oleh guru. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT dan TGFU merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran yang

mudah diterapkan, karena melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan

status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur

permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung

reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam

pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks

disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan

sehat dan keterlibatan belajar.

Penelitian yang dilakukan Webb 1985 (dalam Solihatin dan Raharjo, 2011,

hlm. 13), sebagai bukti bahwa “Dalam pembelajaran dengan menggunakan model

cooperative learning, sikap dan perilaku siswa berkembang kearah suasana

demokratis di dalam kelas, karena penggunaan kelompok kecil mendorong siswa

lebih bergairah dan termotivasi”. Untuk itu, diharapkan guru penjas mampu

menerapkan model atau strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan sikap

kerjasama, disiplin, bertanggung jawab dan membuat siswa lebih antusias dalam

mengikuti proses pembelajaran sehingga pada akhirnya juga dapat meningkatkan

hasil belajarnya. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model

pembelajaran TGFU dipilih karena model pembelajaran ini diyakini mampu

mengembangkan sikap positif siswa dan dapat meningkatkan keterampilan gerak

(21)

11

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dari beberapa kajian di atas, penulis mengidentifikasi masalah penelitiannya

sebagai berikut:

1. Pada proses pembelajaran pendidikan jasmani guru masih mendominasi

(teacher centered) tidak memberikan tanggung jawab, kesempatan kepada

siswa untuk saling bekerjasama dan bekerja secara kolaboratif.

2. Guru pendidikan jasmani belum mengetahui model pembelajaran yang dapat

mengembangkan sikap siswa dan meningkatkan hasil belajar keterampilan

teknik dasar sepakbola dalam pembelajaran pendidikan jasmani diwaktu yang

bersamaan.

C. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah di atas

maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu “Bagaimana perbandingan

pengaruh model cooperative learning tipe Team Games Turnament (TGT) dengan

model Teaching Games For Understanding (TGFU) terhadap hasil belajar

keterampilan teknik dasar sepakbola?. Rumusan masalah penelitian tersebut,

dapat dirinci kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar

keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola?

2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran TGFU terhadap hasil belajar

keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola?

3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar keterampilan teknik dasar

sepakbola antara siswa yang menggunakan model pembelajaran TGT dan

siswa yang menggunakan model pembelajaran TGFU?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali informasi melalui berbagai

aspek yang terkait terhadap perbandingan model cooperative learning tipe Team

(22)

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(TGFU) terhadap hasil belajar keterampilan teknik dasar. Berikut merupakan

tujuan secara khusus dalam penelitian ini:

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar

keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola.

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran TGFU terhadap hasil belajar

keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola.

3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh hasil belajar keterampilan teknik dasar

sepakbola antara siswa yang menggunakan model pembelajaran TGT dan

siswa yang menggunakan model pembelajaran TGFU.

E. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Diharapkan penelitian ini menjadi landasan pengetahuan dan mampu

melengkapi penelitian sebelumnya dan juga dapat berguna bagi guru

pendidikan jasmani serta lembaga yang terkait untuk dijadikan sebagai

informasi dan bahan referensi.

b. Menjelaskan dan membuktikan bahwa model pembelajaran cooperative

learning tipe Team Games Turnament (TGT) dan model pembelajaran

Teaching Games For Understanding (TGFU) memberikan perbedaan hasil

belajar keterampilan teknik dasar sepakbola pada siswa SMA.

2. Praktis

a. Sebagai pedoman bagi para guru pendidikan jasmani dalam menerapkan

model-model pembelajaran.

b. Sebagai referensi untuk pengembangan model-model pembelajaran

pendidikan jasmani yang akan diterapkan di sekolah.

c. Sebagai sarana untuk mencapai tujuan belajar pendidikan jasmani secara

(23)

13

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu F. Struktur Organisasi Tesis

Tesis ini terdiri dari lima bab, bab I membahas tentang latar belakang

masalah siswa yang kurang menguasai keterampilan teknik dasar sepakbola dan

kurangnya pemahan guru mengenai model pembelajaran penjas khususnya materi

permainan sepakbola di SMA dan argumentasi yang mendasari penulis

mengambil masalah tersebut untuk di analisis, pada bab I juga diungkap mengenai

identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.

Dalam bab II ini dibagi lagi dalam beberapa bagian yang menjelaskan

tentang, a) kajian pustaka, b) penelitian yang relevan, c) kerangka pemikiran, dan

d) hipotesis penelitian.

Bab III dibagi kedalam beberapa bagian, yaitu bagian, a) metode penelitian

dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut, b) desain penelitian dan

justifikasi pemilihan desain penelitian, c) lokasi, populasi, dan sampel, cara

pemilihan sampel serta justifikasi pemilihan lokasi serta sampel, d) instrumen

penelitian, e) proses pengembangan instrumen antara lain pengujian validitas dan

relibilitas, f) teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, dan g) analisis data

yang mengungkap tahap-tahap analisis data, serta teknik yang dipakai dalam

analisis data.

Bab IV merupakan bagian pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang

terdiri dari, a) deskriptif data, b) hasil pengelolaan analisis data terdiri dari; uji

normalitas untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang diambil, uji

homogenitas untuk mengetahui homogen atau tidaknya data yang akan di analisis,

hasil pengujian hipotesis, apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis atau tidak. c)

pembahasan.

Bab V merupakan bab terakhir dalam penelitian, yang menjelaskan tentang,

(24)

47

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap

perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model

pembelajaran TGFU terhadap hasil belajar keterampilan teknik dasar sepakbola

siswa, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode TGT. Ali (2011, hlm. 262) mengungkapkan bahwa: “Ekspeimental

menunjukan kepada suatu upaya sengaja dalam memodifikasi kondisi yang

menentukan munculnya suatu peristiwa, serta pengamatan dan interpretasi

perubahan-perubahan yang terjadi pada peristiwa itu yang dilakukan secara

terkonrol.” Lebih lanjut dalam desain eksperimen ada empat prinsip dasar yang

perlu diperhatikan, yaitu: (1) penempatan subjek secara acak, (2) adanya

perlakuan, (3) adanya mekanisme kontrol, (4) adanya ukuran keberhasilan.

(Maksum, 2012, hlm. 96).

Dalam penelitian ini peneliti memberikan perlakuan (treatment) dengan

menerapkan model pembelajaran TGT dan TGFU pada siswa kelas X SMA untuk

dilihat peningkatan keterampilan teknik dasar Sepakbolanya.

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Group Pretest-Postest Design.

McMilan dan Schumacher (2001, hlm. 342) menyatakan bahwa “This design is

very prevalent and useful in education, since it is often impossible to randomly

assign subjects. The researcher uses intact, already established groups, of

subjects, gives a pretest, administers the treatment condition to one group, and

gives the posttest”. Maksudnya bahwa desain Nonequivalent Group

Pretest-Postest Design dapat digunakan pada penelitian yang tidak memungkinkan untuk

(25)

48

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menggunakan kelas yang tersedia, melakukan tes awal, lalu memberi perlakuan

dan kemudian melakukan tes akhir. Desain ini juga dipakai pada penelitian yang

menggunakan kelas intact yang masing-masing kelas diberi perlakuan yang

berbeda. Adapun gambaran mengenai desain tersebut dapat dilihat pada gambar

berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Class Pretest Method Posttest

A O1 X1 O2

B O3 X2 O4

Keterangan :

A = Kelompok Model pembelajaran TGT

B = Kelompok Model pembelajaran TGFU

O1 & O3 = Pre Test Soccer Battery

O2& O4 = Post Test Soccer Battery

X1 = Treatment Model Pembelajaran TGT

X2 = Treatment Model Pembelajaran TGFU

Penelitian ini dilaksanakan selama 16 pertemuan yang dilaksanakan 3 kali

seminggu, jadi penelitian dilakukan kurang lebih selama 6 minggu. Berikut adalah

langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian TGT menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran TGFU dalam

meningkatkan hasil belajar keterampilan teknik dasar siswa:

a. Pre Test

Pelaksanaan pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan. Pre test

dilakukan untuk mengidentifikasi sejauh mana keterampilan teknik dasar

sepakbola yang telah dimiliki siswa baik pada kelompok TGT maupun TGFU.

Untuk mendapatkan data keterampilan teknik dasar sepakbola siswa dinilai

(26)

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

melalui instrumen, kemudian data diolah dan diintrosepeksi ke dalam skor pre test

masing- masing kelompok.

b. Treatment

Perlakuan ini dilakukan sebanyak 3 kali seminggu selama 6 minggu

berturut-turut atau dengan kata lain sebanyak 16 kali pertemuan dan sudah

termasuk satu pertemuan pre test dan satu pertemuan post test. Hal ini senada

dengan yang dikemukakan oleh Nossek (1982, hlm. 10) “Systematic training is a

regulary practiced training taking place several times a week, depending upon the

standart of a sportsman and the training period”. Latihan yang sistematis adalah

dilakukan secara teratur, latihan tersebut berlangsung beberapa kali dalam satu

minggu, tergantung pada standar atlet dan periode latihan. Lebih lanjut mengenai

masalah waktu latihan Harsono (1988, hlm.194) mengungkapkan bahwa

“…sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu dan diselingi dengan satu hari

istirahat untuk memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan

mengadaptasi diri pada hari istirahat tersebut”. Jadi dapat dikatakan bahwa

treatment di berikan sebanyak 14 pertemuan karena ingin melihat lebih jelas

peningkatannya. Ini merujuk dari penelitian sebelumnya Bayraktar (2010) yang

melakukan penelitian tentang penggunaan pembelajaran kooperatif selama 12

pertemuan kelas senam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan

akademik siswa, sikap, dan keterampilan latihan.

Berikut ini merupakan program perlakuan yang diberikan dalam rangka

meningkatkan hasil belajar keterampilan teknik dasar sepakbola siswa melalui

model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran TGFU pada

materi ajar sepakbola yang dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan selama 6

minggu.

Tabel 3.2

Program Pelaksanaan Penelitian

(27)

50

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1 Pre Test

2-3

Pembelajaran: passing

Melakukan passing dengan menggunakan kaki bagian dalam.

Melakukan passing dengan menggunakan kaki bagian luar.

 Melakukan passing dengan menggunakan kaki bagian punggung.

Pembelajaran: passing dan stopping

Melakukan passing dan stopping dengan menggunakan kaki bagian dalam, luar dan punggung kaki.

Melakukan passing- kolong.

4-5

Pembelajaran: kombinasi passing dan stopping

Melakukan kombinasi passing-stopping dengan jarak yang dekat.

Melakukan kombinasi passing-stopping dengan jarak yang lebih jauh.

Pembelajaran: dribbling

Melakukan teknik dasar dribbling.

Melakukan dribbing overlap

6-7

Pembelajaran: dribbling dan passing

Melakukan dribbling silang.

Melakukan teknik dasar kombinasi dribbling dan passing.

Pembelajaran: dribbling dan passing

Melakukan kombinasi dribbling-tendang-balik.

Melakukan dribbling-passing pindah tempat.

8-9

Pembelajaran: dribbling dan passing

Melakukan variasi shuttle-dribbling-passing.

Melakukan variasi shuttle-dribbling-passing.

Pembelajaran: dribbling dan passing

Melakukan dribbling zig-zag.

(28)

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tempat.

10-11

Pembelajaran: dribbling dan shooting

Melakukan kombinasi dribbling-shooting

Melakukan variasi shuttle-dribbling-shooting

Pembelajaran: passing, dribbling, dan shooting

Melakukan kombinasi passing-dribbling-shooting

Melakukan variasi passing kolong-dribbling-shooting

12-13

Pembelajaran: kombinasi passing-stopping, dribbling, dan shooting

Melakukan dribbling-pindah kotak

Melakukan dribbling-menunggu di samping garis

Melakukan dribbling-belok

14-15

Pembelajaran: penyerangan dan bertahan

Melakukan teknik permainan 4 vs 4

Melakukan teknik permainan 5 vs 5

16 Post Test

c. Post test

Setelah diberikan perlakuan selama 16 kali pertemuan yang dilakukan 3

kali setiap minggunya dengan durasi 2 x 45 menit setiap pertemuannya,

selanjutnya sampel kembali diberikan tes keterampilan teknik dasar sepakbola,

kemudian dianalisis untuk melihat hasil belajar keterampilan bermian sepakbola

siswa. Dan langkah terakhir hasil analisis diuji hipotesis untuk menjawab semua

pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelumnya.

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Akhir

(SMA) di SMAN 3 Kota Serang. Alasan mengambil lokasi penelitian ini, belum

(29)

52

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

merupakan guru di wilayah Kota Serang sehingga untuk masalah perizinan

penelitian akan lebih mudah. Peneliti juga berkesempatan untuk mengenali dan

menyelesaikan permasalahan yang ada di sekolah tersebut secara efektif dan

efesien. Adapun karakteristik lokasi penelitian :

a. Suhu udara mencapai 26°-32°

b. Iklim Tropis

c. Terletak di perkampungan yang dikelilingi perumahan penduduk

d. Rata-rata setiap kelas berjumlah 40 siswa

2. Populasi Penelitian

Popolasi merupakan individu atau objek yang memiliki sifat-sifat umum.

Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang diperlukan untuk memecahkan

suatu masalah yang diteliti. Sugiyono (2013, hlm. 80) menjelaskan bahwa

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 3 Kota

Serang yang berjumlah 11 kelas dan terdiri dari 440 siswa, dengan jenis kelamin

laki-laki dan perempuan. Alasan peneliti mengambil populasi siswa kelas X

adalah karena kelas X masih panjang jenjang prestasinya. Pemberian pengalaman

gerak yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan akan bermanfaat dan

berguna dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu penerapan model pembelajaran

TGT dan TGFU diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar keterampilan

teknik dasar sepakbola siswa di Sekolah Menengah Akhir.

3. Sampel Penelitian

Sampel ialah bagian yang mewakili populasi, yang diambil dengan

menggunakan teknik-teknik tertentu. Pengertian mewakili atau representatif

menunjukan, bahwa semua ciri yang dimiliki oleh populasi terdapat atau

tercermin dalam sampel (Ali, 2011, hml. 84). Lebih lanjut mengenai pengambilan

(30)

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki olaeh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

langkah-langkah dalam menentukan sampel dengan teknik cluster random

sampling pada penelitian ini yaitu:

a. Tahap pertama, mengundi dua kelas dari sebelas, yaitu kelas X1-X11 yang

berjumlah 440 siswa, yang tiap kelasnya terdiri dari 40 siswa.

b. Tahap ke dua, mengundi kembali dua kelas yang telah diundi pada tahap

pertama untuk menentukan kelompok TGT dan kelompok TGFU.

c. Tahap yang ketiga, terpilihlah kelas X10 yang masuk dalam kelompok TGT

dan kelas X8 yang masuk ke dalam kelompok TGFU.

Sampel pada penelitian ini terdiri dari satu kelompok TGT dan satu

kelompok TGFU yang didapat dari dua kelas hasil dari cluster random sampling

yang dilakukan sebelumnya. Alasan untuk mengambil sampel pada dua kelas

yang akan menjadi kelompok TGT dan kelompok TGFU adalah sampel tersebut

sesuai dengan keberadaan populasi, artinya sampel yang didapat dari teknik

cluster random sampling dianggap representatif terhadap populasi sehingga

apabila setelah penelitian dilakukan, hasilnya menunjukan pada generalisasi

populasi. Artinya, pengambilan sampel tidak dipilih secara sengaja, tetapi diundi

menggunakan cluster random sampling dengan tahapan-tahapan yang telah

(31)

54

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu C. Bagan Alur Penelitian

Populasi

Sampel

Tes keterampilan Sepakbola

Analisis Data

Kesimpulan

Model Pembelajaran TGFU Model Pembelajaran TGT

Pengolahan Angket Tanggung

Jawab

Sampel Tanggung jawab

tinggi

(32)

Wildan Qohhar, 2015

[image:32.596.114.518.582.720.2]

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Bagan alur penelitian

D. Instrumen Penelitian

Pengukuran keterampilan fisik dan keterampilan gerak menjadi bagian

terbesar dalam penelitian keolahragaan (Maksum, 2012, hlm. 137). Untuk hasil

belajar keterampilan teknik dasar sepakbola, tes yang akan digunakan pada

penelitian ini menggunakan instrumen Soccer Battery. Yeagley, dalam

Baumgartner and Jackson (1995:371) mengemukakan bahwa objective soccer

battery to measure basic soccer skills of beginning. Adapun tujuan soccer battery

seperti yang dikemukakan Yeagley di atas adalah untuk mengukur keterampilan

dasar sepakbola pada pemain pemula agar dapat menunjang dalam bermain

sepakbola. Instrumen ini juga telah memiliki validitas dan reliabilitas yang telah

diuji dengan dua kriteria yang berbeda: (1) penilaian empat wasit pada

ketrampilan juggling, dan (2) skor standar gabungan dari keempat tes. untuk lebih

jelasnya, mengenai koefisisensi validitas konkurennya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kriteria pengujian validitas dan reliabilitas instrumen soccer battery Yeagley (Baumgartner and Jackson, 1995:371)

No Judges’ Ratings Composite Standar Skor

1 Dribble 66 80

2 Wall volley 54 81

3 Juggling 69 74

(33)

56

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Baumgartner and Jackson (1995:371) mengemukakan: a multiple

correlation of .76 was reported between the criterion (the judges’ ratings) and the and juggling tests. The addition of the wall volley and heading tests increased the

multiple correlation to only .78; thus, we recommended that dribble and juggling

be used if a short from is wanted. With a sample of male physical education

majors who were beginning soccer players, the following internal-consistency

coeficients were reported: dribble .91; wall volley .90; juggling .95; and heading

.64.

Pernyataan di atas menjelaskan tentang korelasi ganda 0,76 dilaporkan

antara kriteria (peringkat penilaian) dan tes juggling. Corelasi berganda sepak

tahan bola dan tes menyundul meningkat hanya 0,78. Direkomendasikan bahwa

menggiring dan menjuggling digunakan jika dalam bentuk yang pendek

diinginkan. Dengan sebuah sampel laki-laki pelajaran penjas yang adalah

pemain-pemain sepakbola pemula. Berikut adalah koefisiensi internal konsisten:

menggiring bola; 0,91, sepak tahan bola; 0,90, juggling: 0,95 dan menyundul

0,64.

Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa keterampilan gerak

dasar sesuai dengan kebutuhan penelitian. Adapun keterampilan teknik dasar

sepakbola yang diukur akan berdasarkan silabus pendidikan jasmani untuk

sekolah SMA kelas X. Gerak dasar sepakbola yang dipelajari dalam mata

pelajaran penjas di sekolah SMA kelas X adalah mengumpan, menggiring, dan

menahan bola. Oleh karena itu tes ini hanya ditujukan untuk mengukur

keterampilan Passing-stop control (mengumpan dan menahan bola) dan dribble

(menggiring bola)

Untuk pelaksanan instrumen ini terlebih dahulu harus dipersiapkan

peralatan agar proses pengukuran dapat terlaksana dengan baik. untuk lebih

jelasnya, mengenai tes keterampilan sepakbola adalah sebagai berikut:

1. Peralatan:

a. Lapangan basket

b. dinding pantul

(34)

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

d. stop watch

2. Prosedur pelaksanaan tes:

a. Tes Passing-stop control (mengumpan dan menahan bola)

Siswa berdiri 15 kaki dari dinding. Ketika ada aba-aba “mulai” siswa

mulai menendang bola dari belakang garis dan terus menerus memantulkan bola

ke area papan pantul sebanyak mungkin selama 30 detik. Jumlah skor diambil dari

tendangan yang sah yang didapat selama 30 detik. Siswa diberi kesempatan 2 kali,

lalu skor yang terbaik akan digunakan. Adapun gambar lapangan pelaksanaan tes

passing adalah seperti berikut:

Gambar 3.2

Tes Passing-stop control bola (Baumgartner and Jackson 1995:371) b. Tes dribble (menggiring bola)

Siswa yang hendak melakukan dribble berdiri menghadap bola yang ada

di depan. Pada saat aba-aba “mulai” siswa menggiring bola melewati ketujuh

kerucut yang telah disediakan. Tes dinilai dengan mengukur waktu yang dimulai

pada saat aba-aba mulai sampai siswa menggiring bola kegaris finish. Siswa

hanya diperkenankan membawa bola dengan kaki. Siswa diberi kesempatan 2

kali, dan waktu yang terbaik yang akan diambil. Adapun gambar lapangan

(35)

58

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3

Tes dribble bola (Baumgartner and Jackson 1995:372)

Oleh karena itu alasan penelitian ini menggunakan metode TGTt yaitu ingin

melihat sejauh mana perlakuan dari kedua model pembelajaran yaitu TGT dan

TGFU terhadap hasil belajar penjas khususnya keterampilan teknik dasar

sepakbola yang dimiliki siswa tersebut.

E. Teknik Pengumpulan Data

Setiap penelitian tentunya memerlukan sebuah instrumen atau alat untuk

mengumpulkan data hasil penelitian. Sehingga perlu adanya teknik pengumpulan

data agar data yang dikumpulkan dapat dipercaya dan representatif. Berdasarkan

desain penelitian randomize pretesi-posttest control group design Fraenkel dkk.

(2012, hlm. 272), maka pengumpulan data dilakukan pada awal TGT sebagai data

awal dan pada akhir TGT sebagai data akhir. Adapun teknik pengumpulan data

pada instrumen Keterampilan teknik dasar Sepakbola yaitu Soccer Battery.

Yeagley, dalam Baumgartner and Jackson (1995:371).

F. Analisis Data

Sugiyono (2010, hlm. 147) menegaskan bahwa “ …Bila peneliti ingin

membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik yang digunakan

adalah statistic inferensial”. Setelah data terkumpul selanjutnya melakukan

pengolahan data dan analisis data. Teknik analisis data menggunakan teknik

analisis statistik, yang digunakan adalah uji t.

Analisis menggunakan SPSS 16 dengan urutan analisis data sebagai berikut:

1) Menghitung gain Pretest & Posttest

2) Uji Normalitas Nonparametrik

3) Uji Homogenitas Nonparametrik

Pengujian Hipotesis dengan menggunakan nonparametrik Two Releated

(36)

70

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas pada bab

sebelumnya, maka disimpulkan bahwa:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran TGT terhadap hasil

belajar keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran TGFU terhadap hasil

belajar keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan teknik dasar

sepakbola antara siswa yang menggunakan model pembelajaran TGT dan

siswa yang menggunakan model pembelajaran TGFU.

B. Saran

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, terdapat

perbedaan tingkat keterampilan teknik dasar sepakbola antara kelompok siswa

yang menggunakan model pembelajaran TGT dengan kelompok siswa yang

menggunakan model pembelajaran TGFU. Berlandaskan dari kesimpulan dari

hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal yang dapat

disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut:

1. Bagi guru penjas Sekolah Menegah Atas (SMA), diharapkan agar menerapkan

model pembelajaran TGT untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar

sepakbola, karena pada model pembelajaran TGT emosi siswa dalam

berkompetisi cukup tinggi, sehingga memberikan dampak terhadap

peningkatan rata-rata nilai keterampilan teknik dasar sepakbola siswa.

2. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan agar dikembangkan melalui kajian

atau penggunaan variabel terikat yang berbeda seperti keterampilan bermain,

(37)

71

3. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan lagi dengan

variabel atribut seperti kemampuan motorik, jenis kelamin, kelompok usia dan

(38)

71

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adrian, B. (2011). Manusia dan Tanggung Jawab. (Online),

(http://baguspemudaindonesia.blogdetik.com/2011/04/20/manusia-dan-tanggung-jawab/), diakses 3 Desember 2014.

Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku Dan Sosial. Bandung: CV Pustaka Cendikia Utama.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arnold, PJ. (1994). Jurnal Moral Education. Sport and Moral Education. Volume 23. Carvax Publishing Company.

Azwar, S. (1995). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bayraktar, G. (2011). The Effect Of Cooperative Learning On Students’ Approach To General Gymnastics Course And Academic Achievements. Academic Journals, 6 (1), hlm. 68-70.

Bertens, K. (2013). Etika. Yogyakarta: Kanisius.

Bloom, B.S. (1956). Taxonomy of Educational, The Classification of Educational

Goals, Hand Book 1: Cognitive Domain. USA: Longman Inc.

Bower, Gordon H. & Ernes R. Hilgard. (1981). Theories of Learning. Englewood Clliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Bunker, D. and Thorpe, R. (1982). A Model for the Teaching of Games Secondary

School in Buletin of Physical Education, Volume 18 No 1, Spring 1982.

Callahan, Joseph F., Leonard H. Clark. (1983). Foundation of Education. New Yo rk: Macmillan Publishing Company Inc.

Chow, Jia, Yi., dkk. (2007). “The Role of Nonlinear Pedagogy in Physical

Education”. Review of Educational Research September 2007, Vol. 77,

No. 3, pp. 251–278 DOI: 10.3102/003465430305615© 2007 AERA. http://rer.aera.net.

(39)

72

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dyson, B., & Strachan, K. (2004). The Ecology Of Cooperative Learning In A

High School Physical Education Programme. Waikato Journal of

Education hlm. 120.

Dyson, B., Griffin, Linda, L., and Hastie, Peter. (2004). Sport Education Tactical

Games, and Cooperative Learning: Theoretical and Pedagogical Considerations (Online). National Association for Kinesiology and

Physical Education in Higher Education.

Griwijoyo, S., Sidik, Z, D. (2012). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Rosda.

Gülay, O. dkk. (2010). Effects of Cooperative Games on Social Skill Levels and

Attitudes Toward Physical Education. Eurasian Journal of Educational

Research. hlm. 77-92.

Griffin, L. L., Mitchel, Stephen A., and Oslin, Judith L. (1997). Teaching Sport

Concepts and Skill: A Tactical Games Approach. United State of

American: Human Kinetics.

Hoedaya, D. 2001. Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran

Bolabasket. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Hooper, T. (2002). Teaching Games For Understanding: The Importance of

Students Emphasis Over Content Emphasis. Journal of Physical Education, Recreation, and Dance (JOPERD), vol.73 no. 7 page: 44-47.

Ibrahim, dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press.

Jackson, A.S., & Baungartner, T.A. (1985). Measurment For Evaluation In

Physical Education. Texas Women’s University.

Jamjam. (2007). Tes Validitas dan Reliabilitas Alat Modifikasi Passing dan

Stopping Vernon. Skripsi pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Johnson, D. W., Johnson, R. T., Holubec, E. J. (2010). Colaborative Learning. Bandung: Nusa Media.

Kirk, D., & McPhail, A. (2002). Teaching Games For Understanding and

Situated Learning: Rethinking the Bunker-Thorpe Model. Jurnal of

Teaching in Physical Education, 21 (2).

(40)

Wildan Qohhar, 2015

PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Lie, A. (2010). Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: PT Grasindo.

Lubis, M. (2013). Pengaruh Latihan Terpusat dan Latihan Acak Terhadap

Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Passing, Dribbring, dan Shooting Dalam Permainan Sepakbola. Skripsi pada FPOK UPI Bandung:

diterbitkan.

Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Dirjen Dikti-Depdikbud.

Maksum, A. (2012). Metodelogi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press.

Mahendra, Agus dan Sucipto. 2008. Model-Model Pendekatan Pembelajaran

Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Mandigo, James L., and Holt, Nicholas L. (2004). Reading the Game: Introducing

the Notion of Games Literacy. Physical Education and Kinesiology at

Brock University.

McMillan, J.H & Schumacher Sally. (2001), Research In Education Fifth Edition. Virginia Commonwealth University: Longman

Metzler, Michael W. (2000). Intructional Model For Physical Education. Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc.

Mulyana. (2012). Pembentukan Karakter melalui Pembinaan Pencak Silat. Disertasi SPs UPI Bandung.

Nossek, J. (1982). General Theory of Training. Lagos: Pan African Press. Ltd.

Nugraha, E. (2010). Aktivitas Permainan Net. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurdian, Haris, Iyan (2014). Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student

Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola. Tesis Sps UPI bandung.

Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan . Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

O’Connor, J. (

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.3 Kriteria pengujian validitas dan reliabilitas instrumen soccer battery Yeagley

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan nonequivalent pretest-posttest control group desain yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas model

MATERI LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA NEGERI 3 TEBING TINGGI T.P. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian adalah Two Group

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain kuasi eksperimen dalam bentuk the nonequivalent pretest- posttest control

Desain penelitian dari metode eksperimen semu (Quasi experiment) yang digunakan adalah jenis One Group Pretest-Postest/ Nonequivalent Control Grup Design dalam

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasi-eksperiment) dengan desain penelitian yang akan digunakan yaitu Pretest –Postest Control-Group Design, yang bertujuan

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan metode Eksperimen (Quasi Experimental Desain), dan Model Nonequivalent Control Group Design. Yang

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitianpre- Eksperimental Designpre-experimental design berupa one group pretest-postest

Universitas Negeri Makassar Email: mirnasarimutmainna1@gmail.com Abstrak – Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen dengan design penelitian pretest One-group pretest-posttest