• Tidak ada hasil yang ditemukan

“IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PT TELKOM SPEEDY (Study Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi Pada PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PT TELKOM SPEEDY (Study Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi Pada PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya)."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Kapasan Surabaya) SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pada FISIP: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim

Oleh: Tyas Trisnawati NPM. 0843010225

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

iv

Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, Skripsi yang berjudul “IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PT TELKOM SPEEDY” dapat selesai guna memenuhi syarat mencapai gelar sarjana Ilmu Komunikasi, FISIP – UPN Veteran Jawa Timur.

Dalam proses penyelesaian Skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut :

1. Muhammad SAW untuk inspirasi “perjuangan” memaknai hidup. 2. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim.

3. Dra. Ec. Hj Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

4. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

5. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim, sekaligus merangkap sebagai dosen pembimbing. Segenap saran perbaikan, ilmu dan energy yang tercurah, menjadi spirit yang menemani penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staf Karyawan FISIP hingga UPN “Veteran” Jatim.

7. Keluargaku tercinta : Ayah, Mama, kak erik, Kak deni, kak rita dan kak uun serta keluarga Tante Reni yang selalu memberi cinta tanpa pamrih dengan segala keterbatasannya.

(3)

v

9. Kawan-kawan terbaikku : Mas Abu, sobat lama yang tak pernah lelah memotivasi dan berjuang bersama selama bertahun-tahun. Etha Wicaksono, Krisha Ciesa, Tiqa Lestiana dan Nanik Kartika, Ajeng Dharma terimakasih untuk pengalaman bersama selama di UPN. Semoga kebersamaan kita lebih dari sekedar kehadiran secara fisik dan spirit persahabatan senantiasa mempererat tali silaturahmi di antara kita. Andhita Sitompul, terimakasih sudah ditemani berjuang ketemu Pak Udin di tiap waktu sibuknya.

10. Uun Setiawan. Membiarkanku sendiri menghadapi tantangan adalah caramu untuk tetap mendukung keberdayaanku sendiri tanpa melupakan kodrat sebagai perempuan. Terimakasih juga tidak pernah lelah merefresh otakku yang penat selama skripsi dengan celotehanmu. Semoga aku juga bisa menjadi dongkrak semangat untuk skripsimu nanti.

11. Kawan-kawan di My Secret Garden. Terimakasih pengertian, inspirasi hidup dan dukungannya. Eltaft, RW2, Aulia Art, terimakasih juga dukungan, kegembiraan dan kerjasamanya. I never forget all of our story.

12. Para marketing, manajer, dan supervisior TELKOM SPEEDY Surabaya. Terimakasih dukungan materil dan immaterial kepada penulis. Mengenal mereka membukakan mata, hati dan telinga untuk survive tanpa keangkuhan. 13. Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu. Untuk segala

bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.

(4)

vi pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.

(5)

vii

HALAMAN JUDUL………...i

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENESAHAN UJIAN SKRIPSI……..………...ii

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ………..……iii

KATA PENGANTAR……….……iv

DAFTAR ISI……….. vii

DAFTAR LAMPIRAN………..….x

ABSTRAK………...…xi

BAB I. PENDAHULUAN………...1

1.1 Latar Belakang Masalah………..1

1.2 Perumusan Masalah………...10

1.3 Tujuan Penelitian………...11

1.4 Kegunaan Penelitian………..11

BAB II. KAJIAN PUSTAKA………..…..12

2.1 Landasan Teori………..12

2.1.1. Pengertian Komunikasi………..12

2.1.2. Pengertian Organisasi………14

2.1.3. Karekteristik dan Fungsi Organisasi………..15

2.1.4. Komunikasi Organisasi………..18

2.1.5. Komunikasi Organisasi dalam Suatu Perusahaan………..26

(6)

viii

2.1.8. Proses Komunikasi di Perusahaan……….30

2.1.9. Komunikasi Sebagai Hubungan yang Berinteraksi Dalam Perusahaan....31

2.2. Kerangka Berpikir……….32

BAB III METODE PENELITIAN………...37

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………..…..………37

3.1.1. Iklim komunikasi Organiasi………...37

3.1.2. Iklim Komunikasi Organisasi Positif……….38

3.1.3. Iklim Komunikasi Organiasasi Negatif……….39

3.1.4. Pengukuran Variabel………..39

3.2. Populasi, Teknik Penarikan Sampel, dan Sampel………..43

3.2.1. Populasi………..43

3.2.2. Teknik Penarikan Sampel dan Sampel………..43

3.3. Teknik Pengumpulan Data………44

3.4. Metode Analisis Data……….……...44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….…...48

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ………48

4.2. Penyajian Data ……….50

4.2.1 Identitas Responde………...50

(7)

ix

4.2.5 Nilai Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Bawah……….57

4.2.6 Nilai Mendengarkan Dalam Komunikasi ke Atas………...……..59

4.2.7 Nilai Perhatian Berkinerja Tinggi………..61

4.2.8 Nilai Iklim Komposit……….62

4.3. Pembahasan………..………..63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...………..66

5.1. Kesimpulan ………..………....66

5.2. Saran ………68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(8)

TYAS TRISNAWATI, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PT TELKOM SPEEDY CABANG STO KAPASAN SURABAYA.

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Pada dasarnya komunikasi menyentuh hampir seluruh kehidupan manusia dimanapun dan apapun yang dilakukan manusia tersebut. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan sifat dasar manusa ayang merupakan makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kerja sama orang lain.

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi organisasi. Dan objek dalam penelitian ini adalah karyawan PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya. Dengan menggunakan teknik penarikan sampel total sampling.

Berdasarkan hasil analisis data mengenai iklim komunikasi organisasi yang didasarkan pada aspek kepercayaan, keputusan partisipatif, kejujuran, keterbukaan komunikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas serta perhatian untuk berkinerja tinggi dapat disimpulkan bahwa secara umum iklim komunikasi organisasi di PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya dinilai kurang baik, karena memang masih ada jarak (gap) antara atasan dan bawahan, selain itu bawahan juga tidak bisa leluasa menyampaikan isi pikiran mereka, serta manajemen yang terkesan tidak mendengarkan tanggapan dari bawahan yang dipandang penting oleh karyawan.

Kata kunci: Iklim Komunikasi Organisasi Telkom Speedy

ABSTRACT

Trisnawati Tyas, CLIMATE PT TELKOM SPEEDY COMMUNICATIONS ORGANIZATION BRANCH STO KAPASAN SURABAYA.

Communication is a basic human activity. Basically almost all the communication touch people's lives wherever and whatever is done human. Communicate with humans can relate to each other in everyday life. This is in accordance with the nature of which is human social creatures who can not afford to live alone without the help and cooperation of others.

The theories used in this study is the theory of organizational communication. And objects in this study were employees of PT Telkom Speedy STO Kapasan Surabaya Branch. By using total sampling techniques for sampling.

Based on the analysis of data on climate communicational aspects of the organization based on trust, participative decision, honesty, open communication down, listening in upward communication and attention to high-performance can be concluded that the general climate of organizational communication at PT Telkom Speedy STO Kapasan Surabaya Branch rated less than good, because there is still a gap between superiors and subordinates, but subordinates it can not freely convey their minds, as well as management does not seem to listen to feedback from subordinates are considered necessary by the employee.

(9)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya

memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk

saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar

pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi social dengan sesamanya. Dalam

kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lain dalam suatu wadah

baik itu formal maupun non formal.

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Pada dasarnya

komunikasi menyentuh hampir seluruh kehidupan manusia dimanapun dan

apapun yang dilakukan manusia tersebut. Dengan berkomunikasi manusia dapat

saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan

dengan orang lain merupakan proses yang terus barlanjut, jumlah dan mutu

komunikasi yang ada pada hubungan tersebut adalah yang membawa hubungan

tersebut dalam kehidupan.

Melalui hubungan dengan orang lain, manusia dapat berkumpul dalam

satu wadah untuk mempermudah pencapaian tujuan hidupnya. Hal tersebut sesuai

dengan sifat dasar manusia yang merupakan makhluk sosial yang tidak dapat

(10)

ini dapat melalui interaksi sosial, hubungan baik antar individu, hubungan

individu dengan kelompok, maupun hubungan antar kelompok.

Manusia dalam berinteraksi tidak sekedar untuk memenuhi kepentingan

pribadinya semata, tetapi berusaha untuk menjadi suatu bagian dalam kelompok

masyarakat. Keberadaan manusia dalam suatu kelompok masyarakat dapat diakui

jika menusia tersebut memiliki peran dalam kelompok tersebut. Dengan sikap

saling menghormati, saling menolong, dan saling menghargai, hubungan antar

manusia dapat berjalan dengan harmonis.

Bentuk interaksi antar manusia dapat di wujudkan dalam sebuah

organisasi. Organisasi merupakan sebuah tempat yang menampung orang-orang

yang berusaha mencapai tujuan bersama. Organisasi yang sehat ditujukkan

dengan interdependen bekerja dengan cara yang sistematik untuk memperoleh

hasil yang diinginkan. Organisasi dianggap sebagai pemroses informasi terbesar

dengan input, throughtput, dan output. System terstuktur atas perilaku ini

mengandung jabatan-jabatan (posisi-posisi) dan peranan-peranan yang dapat

dirancang sebelum peranan-peranan tersebut diisi oleh pelaku organisasi. (Pace

dan Faules, 1993:17)

Dalam suatu organisasi terdapat pimpinan dan bawahan. Pimpinan dalam

kedudukannya sebagai komunikator bagi organisasi dituntut memiliki

kemampuan berkomunikasi sacara efektif dan efisien. Maksudnya adalah perintah

dan intruksi yang disampaikan dapat dipahami oleh karyawan. Kemampuan

(11)

dan memberikan penjelasan dalam kaitannya dengan tujuan masing-masing

kelompok sehingga masing-masing kelompok merasa bahwa organisasi adalah

tujuan mereka bersama. Dengan cara tersebut, seorang pimpinan dapat

memotivasi karyawannya untuk bekerja dengan baik. Untuk menciptakan

motivasi yang tinggi di dalam diri anggota organisasi, maka lingkungan dimana

mereka bekerja turut mendukung.

Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada

para anggota tentang apa yang herus dilakukan, seberapa baik mereka

mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika

sedang berada di bawah standart.

Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan

yang ingin dicapai sesama dalam kelompok dan masyarakat. Budaya komunikasi

dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama

adalah komuniksi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang

satu dengan pegawai yang lainnya. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada

atasan. Setiap komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.

Di antara kedua belah pihak harus ada two way communications atau

komunikasi dua arah atau komunikasi timbale balik, untuk itu diperlukan adanya

kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik itu cita-cita pribadi,

maupun kelompok, untuk mnecapai tujuan suatu organsasi.

Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara

(12)

dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan perkantoran ini.

Pertama, komunikasi koordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk

menyatukan bagian-bagian (subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi

interaktif, yaitu proses pertukaran informasi yang berjalan secara

berkesinambunga, pertukaran pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar

penyesuaiandi antara sub-sub system dalam perkantoran, maupun antara

perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan intensitas komunikasi yang

dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut.

Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat

melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam

organisasi adalah salah satu factor penentu dalam mencapai organisasi yang

efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah

proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan

pengalaman. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan

berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama

dengan timbulnya salah paham dan konflik.

Dari permasalahan yang terjadi dalam sebuah organisasi dapat menjadi

indikasi bagaimana kondisi lingkungan organisasi yang tidak harmonis

melibatkan bawahan dan atasan dalam organisasi yang nantinya dapat

mempengaruhi kemajuan dan perkembangan dari organisasi itu sendiri. Karena

memang komunikasi merupakan faktor paling penting dalam proses

perkembangan dan kemajuan suatu organisasi. Komunikasi merupakan salah satu

(13)

sebuah informasi, karena informasi ini dapat menyajikan fakta, mengembangkan

perasaan, dan dengan berkomunikasi bisa terjadi tukar pikiran antar bawahan dan

atasan.

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan

penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu

organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit tertentu komunikasi

dalam hubungan-hubungan hierarkis antara satu dengan yang lainnya dan

berfungsi dalam satu lingkungan. Komunikasi organisasi terjadi kapanpun,

setidaknya satu orang menduduki suatu jabatan dalam organisasi menafsirkan

pertunjukan. Komunikasi yang akan di telaah adalah anggota-anggota organisasi,

analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi

yang terjadi secara bersamaa (Pace & Faules, 2006:31).

Komunikasi memelihara motivasi dengan membarikan penjelasan kepada

para anggota tentang apa yang harus dilakukan, sebarapa baik pekerjaan yang

mereka lakukan dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika

sedang barada pada titik jenuh.

Iklim komuniksi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu

evaluasi menyeluruh mengenai peristiwa, komunikasi, perilaku manusia, respon

karyawan terhadap karyawan lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antar

karyawan dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut (Pace dan

(14)

Iklim komunikasi dibedakan menjadi dua karakteristik yaitu karakteristik

iklim komunkasi bertahan dan karakteristik iklim komunikasi mendukung. Pada

umunya, karakteristik iklim komunikasi mendikung lebih disukai dari pada

karakteristik iklim komunikasi bertahan. Ini disebabkan pada karakteristik iklim

komunikasi bartahan atmosfernya terkesan berat dan represif. Sedangkan, pada

karakteristik iklim komunikasi mendukung, oorang-orang merasa dihormati dan

satu sama lain saling memberikan dorongan (Curtis, Floyd, dan Winsor, 2004:42).

Iklim komunikasi organisasi dibentuk melalui interaksi antar anggota

organisasi. Interaksi-interaksi dan proses-proses yang membantu, menciptakan

kembali, mengubah, dan memelihara iklim adalah hal yang seharusnya menjadi

pusat perhatian. Iklim bukanlah sifat seorang individu, tetapi sifat yang dibentuk,

dimiliki bersama dan dipelihara oleh para anggota organisasi (Pace & Faules,

2006:149).

Iklim komuniasi organisasi memiliki pengaruh yang cukup penting bagi

motivasi kerja dan masa kerja karyawan dalam orgnisasi. Iklim komunikasi yang

positif cenderung meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi dan

iklim komunikasi yang kuat sering kali menghasilkan praktik-praktik

pengelolaan, dan pedoman organisasi yang lebih mendukung (Pace & Faules,

2002;156). Hal ini didukung pula soemirat, ardianto dan seminar bahwa iklim

komunikasi organisasi yang positif tidak hanya menguntungkan organisasi namun

juga penting bagi kehidupan manusia-manusia di dalam orgaisasi tersebut.

(15)

Iklim komunikasi di dalam organisasi memiliki peran yang cukup penting.

Upaya suatu organisasi menciptakan iklim keja yang positif, selain memerlukan

dukungan dari anggota organisasi juga memerlukan proses waktu karena setiap

individu yang berada dalam organisasi itu tersebut memerlukan adaptasi dan

pembenahan sacara bertahap untuk mencapai hasil yang maksimal dan

bermanfaat bagi organisasi.

Iklim komunikasi yang positif akan menyebabkan tujuan organisasi dapat

cepat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh para anggota serta cenderung

akan meningkatkan dan mendukung komitmen organisasi. Sebaliknya, iklim

komunikasi yang negatif akan menyebabkan terciptanya lingkungan kerja

organisasi yag tidak sehat, sehingga tujuan organisasi tidak dapat tercapai. Iklim

komunikasi yang negatif juga dapat mengakaibatkan para anggotanya menjadi

tidak memiliki komitmen pada organisasi. Hal tersebut berlaku untuk organisasi

atau lembaga atau perusahaan manapun, begitu pula dengan PT Telkom Speedy

Cabang STO kapasan Surabaya.

PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya tepatnya dikawasan

Jalan Kampung Seng 28-30 Surabaya. PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan

Surabaya adalah perusahaan yang mendalami bidang jasa layanan internet dengan

nama produk speedy.

Peneliti tertarik menjadikan PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan

Surabaya sebagai objek penelitian karena PT Telkom Speedy Cabang Kapasan

(16)

internet yang sudah dikenal oleh kalangan masyarakat. Dapat juga dikatakan

perusahaan ini berhasil di bidangnya karena produk dari PT Telkom Speedy yang

berupa jasa layanan internet tersebut banyak digunakan oleh

perusahaan-perusahaan besar di kota Surabaya maupun Sidoarjo. Walaupun perusahaan-perusahaan ini

telah berhasil di bidangnya, juga tidak menjadikan perusahaan tersebut memiliki

masalah di dalamnya.

Masalah atau ancaman yang muncul dari dalam organisasi jauh lebih

berbahaya bila dibandingkan dengan masalah atau ancaman yang berasal dari luar

perusahaan. Sebasar apapun permasalahan yang dihadapi, akan dapat teratasi

apabila anggota organisasi atau perusahaan tersebut bersatu dan bersama-sama

mengatasinya, tetapi apabila suatu organisasi atau perusahaan tersebut sudah tidak

memiliki anggota yang tidak dapat diandalkan dan sudah tidak solid lagi, maka

dapat dikatakan nasib organisasi atau perusahaan tersebut sedang berada di ujung

tanduk. Oleh karena itu, untuk membangun sebuah organisasi yang baik harus

diupayahkan dan diciptakan suatu hubungan yang harmonis antara karyawan

dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja.

Keharmonisan hubungan dalam organisasi merupakan hal yang penting

bagi kelancaran pelaksaan tugas. Hubungan yang harmonis dalam suatu

organisasi dapat dicapai apabila terjalin suatu komunikasi yang baik antar

karyawan dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja. Komunikasi yang

terjalin dengan baik akan mempererat hubungan antar karyawan dengan atasan

(17)

Namun hal itu berbeda dengan yang terjadi di PT Telkom Speedy Cabang

STO Kapasan Surabaya. Dalam upayah menciptakan suatu iklim komunikasi

yang baik dalam organisasi tersebut diperlukan suatu perencanaan strategi

komunikasi yang terencana dengan baik maka akan dapat ditetapkan upaya-upaya

untuk mengantisipasi terjadinya kecemburuan social dan jarak antara atasan

dengan bawahan. Dalam pelaksanaan operasionalnya seringkali ditemukan

beberapa masalah yang menggangu hubungan komunikasi di dalam perusahaan.

Masalah tersebut di antaranya kurangya pendekatan atasan terhadap para

karyawan di perusahaan. Selama ini atasan selalu menjaga jarak interaksi dengan

bawahan, dan Jarak (gap) ini terjadi dikarenakan atasan memiliki sifat yang

kurang terbuka pada karyawan atau bawahan mengenai kebijakan yang

diterapkan. Selain itu atasan juga dianggap terlalu memaksakan kemauannya

sendiri tanpa persetujuan dari bawahannya. Hal tersebut juga diasumsikan adanya

keterkaitan PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya juga kurang

memiliki media komunikasi formal yang berguna untuk merekatkan hubungan

antar karyawan dan sebagai sarana komunikasi baik dari pimpinan kepada

bawahan, maupun sebaliknya.

Kurangnya media komunikasi di PT Telkom Speedy Cabang STO

Kapasan Surabaya tersebut membuat iklim kerja kurang berjalan dengan baik.

Media komunikasi hanya berlaku dari atas ke bawah, tidak ada media

penyampaian pesan dari bawah ke atas. Hal tersebut membuat para karyawan

(18)

sehingga menyebabkan kurang adanya keharmonisan antara pimpinan dengan

bawahan.

Komunikasi yang kurang baik antara atasan dengan bawahan saat ini

sangat mempengaruhi kinerja karyawan, dan meyebabkan para karyawan

khawatir akan kehilangan pekerjaan mereka. Pertemuan dan pengarahan yang

diharapan dapat mengkomunikasikan berbagai permasalahan sangat jarang

dilakukan perusahan, sehingga semakin menambah krang baiknya iklim

komunikasi di perusahaan tersebut.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang terjadi dalam PT Telkom

Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya tersebut serta ditunjang pentingnya

penelitian tentang iklim komunikasi dalam sebuah organisasi, maka dalam

penelitian ini penulis akan mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul

“Iklim Komunikasi Organisasi PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasa

Surabaya”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana iklim komunikasi organsasi PT

(19)

1.3. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah yang telah

dikemukakan maka, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim

komunikasi organisasi PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil yang diperoleh dari peneliti ini diharapkan dapat memberikan

kegunaan sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian diharapkan dapat memberikan ciri ilmiah pada sebuah penelitian

dengan mengaplikasikan teori-teori, khususnya teori-teori komunikasi tentang

proses komunikasi dan dampaknya terhadap iklim organisasi.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti

tentang iklim komunikasi organisasi

b. Bagi instansi

Diharapkan penelitian ini juga dapat dijadikan masukan yang nantinya

dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi atas iklim komunikasi organisasi

(20)

12

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Komunikasi

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa permasalahan yang ingin diketahui

adalah bagaimana iklim komunikasi organisasi yang ada di PT Telkom Speedy

Cabang STO Kapasan Surabaya. Sebelum membahas mengenai iklim komunikasi

organisasi yang dilaksanakan, berikut ini akan dijelaskan terlebih dahulu

mengenai konsep komunikasi.

Istilah komunikasi atau dari bahasa inggris communication berasal dari

bahasa latin communication dan bersumber dari kata komunis yang berarti sama

yaitu kesamaan makna (Onong, 1984:11). Jadi orang-orang yang terlibat dalam

suatu proses komunikasi harus sama-sama mengerti makna dan arti. Jadi diantara

orang-orang yang terlibat di dalam komunikasi hendaknya memiliki kesamaan

makna atau arti. Mereka harus sama-sama mengerti hal-hal yang dikemukaka.

Kalau seorang komunikan tidak faham akan pesan yang disampaikan maka

komunikasi tidak akan dapat berlangsung.

Suatu komunikasi dalam kegiatannya melalui suatu proses yaitu jalan dan

(21)

diantara unsur-unsur yang saling berkomunikasi. Dalam proses komunikasi

paling sedikit terdapat 3 unsur pokok yaitu si penyebar pesan, pesannya dan isi

penerima pesan.

Dari tinjauan terhadap komunikasi secara entimologis tersebut maka

dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Komunikasi harus meliputi paling sedikit tiga komponen penting.

Pertama adalah komunikator, yakni orang yang menyampaikan pesan.

Kedua pesan yaitu isi komunikasi itu sendiri dan yang ketiga adalah

komunikan yakni orang yang menerima pesan.

2. Pesan komunikasi harus sama-sama dimengerti oleh kmunikator dan

komunikan. Kalau seseorang tidak mengerti perihal yang dikatakan

orang lain kepadanya, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dalam hal

ini ada dua hal yang harus dimengerti oleh komunikan yaitu bahasa

yang digunakan dan isi atau maksud yang di komunikasikan dengan

bahasa itu (Onong, 1992: 5).

Faktor-faktor ini mempengaruhi si pengirim maupun si penerima,

sebab komunikasi adalah suatu proses timbal balik yang melibatkan dua

orang atau lebih. Di dalam penelitian dalam kaitannya dengan komponen

komunikasi maka pimpinan dikatakan sebagai komunikator dan karyawan

sebagai komunikan atau penerima pesan. Bilama di dalam sebuah

perusahaan para karyawan tidak menunjukkan suatu perubahan dalam

melakukan suatu kegiatan komunikassi maka boleh dikatakan bahwa

(22)

haruslah ditentukan kebijakan metodik dan teknik komunikasi lain serta

pendekatan lain atau strategi.

2.1.2. Pengertian Organisasi

Studi organisasi adalah studi mengenai cara orang memandang

objek-objek, juga studi mengenai objek-objek itu sendiri (Pace dan Faules, 2001:2).

Organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu padu bekerja untuk suatu

tujuan bersama di bawah kepemimpinan bersama dengan alat-alat yang tepat.

Sedangkan menurut Sutarto (2002: 40), menyimpulkan bahwa secara

keseluruhan organisasi adalah system saling mempengaruhi antar orang dalam

kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Kazt dan Roseinzweig, organsasi adalah adanya orang-orang

yang usahanya harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah sub-sistem yang

saling berhubungan dan saling tergantung serta bekeja sama atas dasar

pembagian kerja, peran, dan wewenang, dan juga mempunyai tujuan tertentu

yang hendak dicapai (Hani Handoko, 1992:7).

Organisasi juga dapat dikatakan sebagai kesatuan yang

dikoordinasikan sacara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif

diidentifikasikan dan bekerja secara terus-menerus untuk mencapai suatu

tujuan bersama atau sekelompok tujuan, definisi ini dikemukakan oleh Robbin

(Soemirat, Ardianto, Suminar, 1999:1-6).

Dari definisi-definisi tersebut dapat dilihat beberapa hakikat organisasi

(23)

1. Organisasi merupakan sebuah system yang stabil atau baik dari segi hokum

maupun social. Pada dasarnya system sebuah organisasi di dalamnya terdapat

jaringan-jaringan hubungan yang diperpanjang sebagai sebuah system social.

2. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang melalukakan kerja

sama, artinya setiap orang dalam organisasi harus berpartisipasi. Partisipasi

sangat erat kaitannya dengan kerja sama, adapun pengertiannya adalah

keterlibatan spontan yang disertai kesadaran dn tanggung jawab terhadap

kepentingan kelompok untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

organisasi adalah suatu bentuk perkumpulan dari individu-individu yang

dalamnya terdapat jaringan-jaringan hubungan yang dipandang sebagai suatu

system yang saling melengkapi kebutuhan satu sama lain sahingga tercapainya

tujuan bersama.

2.1.3. Karakteristik dan Fungsi Organisasi

Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang

untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian kerja dan fungsi

melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab (Muhammad, 2001:23). Tiap

organisasi mempunyai karakteristik umum, yaitu:

1. Dinamis

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus menerus mengalami

perubahan, karena selalu mengalami tantangan baru dari lingkungannya

dan perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang selalu

(24)

dan lingkungannya, semua organisasi memerlukan sumber keuangan untuk

melakuka aktifitasnya. Oleh karena itu kondisi ekonomi mempengaruhi

secara tajam pada kehidupan organisasi. Uang yang tersedia, sumber yang

digunakan sebagai bahan mentah, biaya pekerja atau karyawan, semuanya

memainkan peranan penting dalam pengembangan organisasi.

2. Memerlukan informasi

Semua orang memerlukan informasi untuk hidup. Tanpa informasi

organsasi tidak dapat berjalan. Dengan adanya informasi bahan mentah

dapat diolah menjadi hasil produksi yang dapat dimanfaatkan oleh

manusia. Begitu juga sebaliknya, dengan tidak adanya informasi suatu

organsasi dapat macet atau mati sama sekali. Untuk mendapatkan

informasi adalah melalui proses komunikasi. Oleh karena itu komunikasi

memegang peranan penting dalam organisasi untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan bagi organisasi yang dapat diperoleh dari

dalam maupun diluar organisasi.

3. Mempunyai tujuan

Organisasi merupakan kelompok orang yang bekerja sama untuk

mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu setiap organisasi harus

mempunyai tujuan masing-masing dan pastinya bervariasi. Tujuan itu

hendaknya dihayati oleh seluruh anggota organsasi sehingga setiap

anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian tujuan organisasi

(25)

4. Terstruktur

Organisasi dalam mencapai tujuannya biasanya membuat

aturan-aturan, undang-undang dan hirarki hubungan dalam organisasi dinamakan

struktur organisasi. Struktur menjadikan organisasi membakukan prosedur

kerja dan mengkhusukan tugas yang berhubungan dengan proses produksi

(Muhammad, 2001:29-31).

Organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Memenuhi kebutuhan pokok organisasi

Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing

dalam rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Jika organisasi lebih

kompleks maka kebutuhan organisasi yang dipenuhi lebih banyak. Semua

ini merupakan tanggung jawab organisasi untuk memenuhinya.

2. Mengembangkan tugas dan tanggung jawab

Organsasi harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh

organisasi maupun masyarakat dimana organsasi tersebut berada. Standart

ini memberikan organisasi tanggung jawab yang harus dilakukan

anggotanya, baik itu ada hubungannya dengan produk mereka buat atau

tidak.

3. Memproduksi barang atau orang

Sesungguhnya organisasi digerakkan oleh orang. Orang yang

(26)

organsasi. Orang sebagai anggota organisasi maupun sebagai pemakai jasa

organisasi, dipengaruhi oleh organisasi. Dalam kondisi yang normal orang

akan cenderung mengambil karakteristik tertentu dari organisasi dimana ia

bekerja. (Muhammad: 32-34)

2.1.4. Komunikasi Organisasi

Komuniksi organisasi adalah perilaku yang terjadi dan bagaimana

mereka terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas apa

yang sedang terjadi. (Pace dan Faules, 1993:33)

Komunikasi mengikat bersama bagian-bagian dari suatu organisasi dan

mendorong orang-orang untuk bertindak. Dalam suatu organisasi kerja

komunikasi menjalankan beberapa fungsi, yaitu:

1. Komunikasi berfungsi menyampaikan informasi dan pengetahuan dari

orang yang satu kepada orang yang lain sehingga terjadi tindakan kerja

sama.

2. Komunikasi berfungsi membantu mendorong dan mengarahkan

orang-orang untuk melakukan sesuatu.

3. Komunikasi berfungsi membantu membentuk sikap dan menanamkan

kepercayaan untuk mengajak, meyakinkan, dan mempengarhi perilaku

seseorang.

4. Komunikasi berfungsi membantu memperkenalkan pegawai-pegawai

(27)

Disamping keempat fungsi tersebut, komunikasi juga menjalankan

fungsi-fungsi tambahan seperti pemeliharaan hubungan sosial diantara

manusia-manusia (moekijat, 1993:7).

Menurut Dale Yoder (dalam Moekijat, 1993:14-17), tujuan utama

komunikasi dalam pekerjaan adalah untuk memudahkan pelaksaan dan

memperlancar jalannya organisasi. Tujuan komunikasi dalam pekerjaan antara

lain sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kesetian, kerjasama dan pengertian pegawai.

2. Untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang kebutuhan dan

tujuan pegawai.

3. Untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang reaksi pegawai

terhadap tujuan, kebijaksaan dan praktek perusahaan.

4. Untuk memberikan informasi, menjelaskan dan menafsirkan

program-program perusahaan dan keefektifan dari program-program-program-program.

5. Untuk meningkatkan hubungan pribadi dan peran serta pegawai.

6. Untuk memberikan alat ekspresi dan penjelasan.

7. Untuk memberikan kebutuhan pribadi dan kebutuhan jabatan pegawai.

8. Untuk memotivasi pegawai.

9. Untuk memberikan propaganda kepada pegawai dan merintangani

propaganda dari sumber-sumber lain.

(28)

Komunikasi dalam manajemen adalah salah satu dari sekian banyak

bidang komunikasi dalam lingkup komunikasi manusia. Pentingnya

komunikasi dalam manajemen dinyatakan oleh Lawrence D. Brennen bahwa

manajemen adalah kmunikasi dan Goerge R. Terry mengibaratkan komunikasi

sebagai minyak pelumas agar proses manajemen berjalan lancer (Effendy,

1999:10).

Komunikasi antar manusia merupakan komunikasi langsung (tatap

muka) dan dengan sikap dialogis serta umpan balik yang terjadi secara

langsung dalam artian komunikator dapat mengetahui efek komunikasinya

pada saat itu juga sehingga sering digunakan untuk melakukan persuasif.

Komunikasi persuasif dapat berlangsung dalam situasi komunikasi yang

melibatkan upayah seseorang yang dengan sadar berubah tingkah lakunya

melalui penyampaian pesan (Effendy, 1999:24-26).

Dalam arti luas tujuan komunikasi dalam suatu perusahaan adalah

untuk mengadakan perubahan-perubahan dan untuk mengetahui tindakan

kearah kesejateraan perusahan. Komunikasi adalah penting untuk

berfungsinya intern perusahaan karena komunikasinya menyatukan

fungsi-fungsi manajerial dimana menurut Harold Koonts komunikasi diperlukan

untuk:

1. Menentukan dan menyebarkan tujuan perusahaan

2. Mengembangkan rencana pencapaiannya.

3. Mengatur Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya lainnya

(29)

4. Memilih, mengembangkan, dan menilai anggota organisasi.

5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan menciptakan suasana

dimana orang-orang mau memberikan sumbangan dan mengawasi

pelaksaan pekerjaan.

Definisi dan konsep kunci dari komunikasi organisasi menurut

Goldhaber 1986, memberikan definisi komunikasi sebagai berikut,

“organizational communications is the process of creating and exchanging

message within a network of interdependen relationship to vope with

environmental uncertainlyI”. Atau dengan kata lain komunikasi organisasi

adalah proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan

hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan

yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah (Muhammad, 2001: 67).

Dalam Muhammad 2001: 67-74, dijelaskan ada tujuh konsep kunci

yaitu proses, pesan jaringan, saling berantung, hubungan, lingkungan dan

ketidakpastian, yaitu:

1. Proses

Suatu organsasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang

menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala

menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak

(30)

2. Pesan

Pesan yang dimaksud adalah susunan simbol yang penuh arti tentang

orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk

berkomunikasi seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran

mental, memberikan gambaran itu nama dan mengembangkan suatu

perasaan terhadapnya. Komunikasi efektif kalau pesan yang dikirm itu

diartikan sama dengan apa yang dimkasud oleh si pengirim. Misalnya,

seorang pemimpin melihat pekerjaan karyawanya tidak beres, lalu berkata

dengan suara keras dan memukul meja. Isi pesan ini adalah pernyataan

rasa marah terhadap kesalahan karyawannya itu. Bila karyawannya

menerima pesan itu berarti bahwa pesan tersebut efektif. Pesan dalam

organisasi dapat dilihat menurut beberapa klasifikasinya:

a. Pengklasifikasian pesan menurut bahasa, yaitu pesan verbal dan

non verbal. Pesan verbal dalam organisasi, misalnya seperti surat

memo, pidato, percakapan. Sedangkan pesan non verbal dalam

organisasi terutama sekali yang tidak diucapkanatau ditulis sepeti

bahasa, gerakan badan, sentuhan, nada suara, ekspresi wajah dan

sebagainya.

b. Klasifikasi pesan menurut penerima yang diharapkan dapat pula

dibedakan atas pesan internal ataupun pesan eksternal. Pesan

internal khusus dipakai karyawan dalam organisasi, misalnya

memo, buletin dan rapat-rapat. Sedangkan pesan eksternal adalah

untuk memenuhi kebutuhan organisasi system terbuka yang

(31)

ini misalnya iklan, usaha hubungan dengan masyarakat, usaha

mengenai penjualan dan pelayanan.

c. Pesan dapat pula diklasifikasikan menurut bagaimana pesan

disebarluaskan. Jika menggunakan metode perangkat keras untuk

dapat berfungsi dan bergantung pada alat-alat elektronik dan tenaga

listrik. Sedangkan pesan tergantung pada perangkat lunak, yaitu

kemampuan dan keterampilan dari individu terutama dalam

berfikir, menulis, berbicara dan mendengar agar dapat

berkomunikasi satu sama lain. Termasuk komunikasi lisan secara

berhadapan, percakap dalam rapat-rapat.

d. Klasifikasi pesan berdasarkan tujuan daripada pengiriman dan

penerima pesan. Pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas yaitu

berhubungan dengan produksi organisasi, pelayanan dan kegiatan

khusus yang berkenaan dengan organisasi seperti penyempurnaan

kualitas produksi, penjualan, dan pemasaran. Pesan yang berkenaan

dengan pemeliharaan organisasi seperti

kebijaksanaan-kebijaksanaan, aturan-aturan yang membantu organisasi tetap

hidup.

3. Jaringan

Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki

posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran

pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil

(32)

mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang, atau keseluruhan

organisasi. Hakikat dan luas jaringan ini dipengaruhi oleh banyak faktor

antara lain, hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dan arus

pesan, dan isi dari pesan.

4. Keadaan saling tergantung

Hal ini telah menjadi dasar dari suatu organisasi yang merupakan suatu

system terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan

maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada

seluruh system organisasi. Begitu juga halnya degan jaringan komunikasi

dalam suatu organisasi saling melengkapi. Implikasinya, bila pimpinan

membuat suatu keputusan dia harus mempertimbangkan implikasi

keputusan itu terhadap organisasinya secara menyeluruh.

5. Hubungan

Organisasi merupakan suatu sistem terbuka. Sistem kehidupan social

maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia.

Dengan kata lain, jaringan melalui mana jalannya suatu pesan dalam

organisasi dihubungkan oleh manusia. Oleh, karena itu, hubungan manusia

dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari

orang yang terlihat dalam suatu hubungan perlu dipelajari.

6. Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah semua totalitas secara fisik dan

faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai

(33)

lingkungan internal (karyawan), staf, golongan fungsional dari organisasi,

dan komponen organisasi lainnya seperti tujuan, produk dan sebagainya.

Sedangkan lingkungan eksternal dari organisasi adalah langganan, saingan

dan teknologi.

7. Ketidakpastian

Ketidakpastian yang dimaksud yaitu perbedaan informasi yang tersedia

dengan informasi yang diharapkan. Misalnya suatu organsasi memerlukan

informasi mengenai aturan pemerintahan yang berpengaruh kepada

produksi barang-barangnya. Jika organisasi ini banyak informasi mengenai

hal ini maka mereka lebih pasti dalam memproduksi hasil organisasinya

yang sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah. Tetapi bila

mereka tidak memperoleh informasi tersebut maka mereka ragu-ragu

memprodusi barang-barangnya apakah sesuai dengan standar yang

ditentukan.

Dalam suatu organsasi (baik profit maupun non profit), tindakan

komunikasi dalam organisasi akan melibatkan:

1. Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system pemrosesan

informasi dimana seluruh anggota berharap dapat memperoleh informasi

(34)

2. Regulasi

Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam

suatu organisasi.

3. Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan, dan wewenang tidak

akan selalu membawa hasil sesuai dengan apa yang diharapkan, maka

banyak pimpinan yang lebih suka mempersuasif bawahan dari pada

memberi perintah, sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela akan

menghasilkan kepedulian yang besar.

4. Integratif

Setiap organsasi berusaha untuk menyediakan saluran yang

memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan yang

baik, yaitu saluran komunikasi formal dan saluran komunikasi informal.

Pelaksaan aktifitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi

yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. (Sendjaja, 1992:

136)

2.1.5. Komunikasi Organisasi Dalam Suatu Perusahaan

Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi

adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang

kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi interpersonal,

hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi dari bawahan

(35)

level/tingkatannya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan

berbicara, mendengarkan, menulis dan evaluasi komunikasi evaluasi program

(Redding & Sanborn, 2000: 65).

Menurut Pace dan Faules (2006:32) komunikasi organisasi dapat

didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit dari

komunikasi dalam hubungan-hubungan heirarkis antara yang satu dengan

yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi

terjadi kapan pun setidak-tidaknya satu orang menduduki suatu jabatan dalam

organisasi menafsirkan pertunjukan. Komunikasi yang akan ditelaah adalah

anggota-anggota organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut

penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan.

Komunikasi organisasi sering juga diartikan sebagai perilaku

pengorganisasian (organizing behavior), yakni bagaimana para karyawan

terlibat dalam proses bertransaksi dan memberikan makna atas apa yang

terjadi (komunikasi transaksional). Oleh karena itu, ketika organisasi dianggap

sekedar sekumpulan orang yang berinteraksi maka komunikasi hanya

berfungsi sebagai organisasi. Komunikasi tidak sekedar melayani organisasi,

ia adalah organisasi itu sendiri. Jadi komunikasi organisasi akan tetap berpusat

pada simbol-simbol yang memungkinkan kehidupan organisasi, apakah

kata-kata, gagasan-gagasan dan konstruk yang mendorong, mengesahkan,

mengkoordinasikan, dan mewujudkan aktifitas yang terorganisir dalam

situasi-situasi spesifik (Liliweri, 2004:60).

Komunikasi organisasi (Organizational Communication) terjadi dalam

(36)

suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi

organisasi seringkali melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi,

dan ada kalanya juga komunikasi publik (Mulyana 2001:75).

2.1.6. Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu menjadi

perhatian seorang pimpinan organisasi karena faktor tersebut sedikit

banyaknya ikut mempengaruhi kepada tingkah laku karyawan. Untuk dapat

manciptakan iklim komuniksi organisasi yang baik perlu memahami kedua hal

tersebut serta keadaan karyawan.

Ada hubungan yang sirkuler antara iklim komuniksi dengan iklim

organisasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim

organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh macam-macam cara anggota

organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh

persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomuniksi secara rileks

dan ramah tama dengan anggota lain. Sedangkan iklim komunkasi yang

negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan

penuh rasa persaudaraan.

Iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas

hubungan dan komunikasi dalam organisasi sarta tingkat pengaruh dan

keterlibatan. Redding (Goldhaber, 1986) mengemukakan 5 dimensi penting

dari iklim komunikasi tersebut, yakni:

1. Keterbukaan dan keterusterangan.

(37)

3. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia.

4. Tujuan berkinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja

dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.

5. “Supportiveness“, atau bawahan mengakui dan mengamati bahwa

hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereke

membangun dan menjaga perasan diri berharga dan penting (Muhammad,

2001: 82-85)

2.1.7. Iklim Komunikasi Organisasi Suatu Perusahaan

Iklim komunikasi organisasi dibentuk melalui interaksi antara

anggota-anggota organisasi. Interaksi-interaksi dan proses-proses yang membentuk,

menciptakan kembali, mengubah, dan memelihara iklim adalah hal-hal yang

seharusnya menjadi pusat perhatian. Interaksi adalah hal yang penting untuk

perkembangan iklim komunikasi organisasi. Iklim bukanlah sifat seorang

individu, tetapi sifat yang dibentuk, dimiliki bersama dan dipelihara oleh para

anggota organisasi (Pace dan Faules, 1993:165-166).

Sebagai suatu konsep yang berkaitan dengan persepsi, iklim

komunikasi diukur dengan meneliti reaksi-reaksi perceptual anggota

organisasi atas sifat-sifat makro organisasi yang relevan dengan komunikasi

dan berguna bagi anggota organisasi (Dennis, 1974). Meskipun satuan-satuan

analisis adalah persepsi individu, persepsi keseluruhan membei suatu deskripsi

yang bermanfaat mengenai iklim komunikasi bila yang diukur adalah

(38)

Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota

organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi organisasi

yang positif yaitu yang penuh persaudaraan mandorong para anggota

organisasiberkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tama dengan anggota

lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani

berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa keterbukaan (Muhammad, 2001:

85).

2.1.8. Proses Komunikasi di Perusahaan

Proses-proses komunikasi di dalam perusahaan bisa bermacam-macam

cara penyampaiannya. Harus dilaksanakan seefektif mungkin karena

dibutuhkan feedback untuk mengetahui apakah komunikasi yang disampaikan

sukses atau tidak. Dari sana kita tau apakah umpan yang didapat positif atau

negatif.

Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi)

adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam

proses komunikasi. Jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin kita

berkomnikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan untuk memilih

suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain (Mulyana, 2001: 167-168).

Informasi yang merujuk kepada kata-kata (dalam pesan tertulis) dan

bunyi (dalam pesan terucap) dalam pertunjukkan. Informasi akan dirujuk,

seperti dalam konteks “arus komunikasi” dan “pemrosesan informasi”.

Informasi adalah suatu istilah untuk merujuk kepada apa yang kita sebut

(39)

keuntungan dan kerugian, evaluasi kinerja, dan pendapat pribadi yang

dinyatakan dalam surat dan memo, laporan teknis, dan data (Pace dan Faules,

1993:29).

Proses komunikasi yang terjadi dalam suatu perusahaan harus memiliki

komunikasi yang efektif di semua karyawan. Persepsi mengenai informasi

yang diterima maupun yang disampaikan antara pimpinan kepada bawahan

atau sebaliknya harus benar-benar akurat. Pola komunikasi yang di dalamnya

terjadi proses saling tukar menukar informasi menjadikan efektifitas pesan

dapat diterima dengan baik antara kedua belah pihak.

Konsep umpan balik ini dalam proses komunikasi sangat penting

karena dengan terjadinya umpan balik, komunikator mengetahui apakah

komunikasinya ini berhasil atau malah gagal. Dengan kata lain, apakah umpan

baliknya itu positif maupun negatif.

2.1.9. Komunikasi Sebagai Hubungan yang Berinteraksi Dalam Perusahaan

Menurut Dedy Mulyana (2001: 65-66), komunikasi sebagai interaksi

dipandang sedikit lebih dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu

arah. Namun, pandangan kedua ini masih membedakan para peserta sebagai

pengirim pesan dan penerima pesan, karena masih tetap berorientasi pada

sumber, meskipun kedua peran tersebut dianggap bergantian. Jadi pada

dasarnya proses interaksi yang berlangsung juga masih bersifat mekanis dan

statis.

Salah satu unsur yang dapat ditambahkan dalam konseptualisasi kedua

(40)

sumber pesan, yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk

mengenai efektifitas pesan yang disampaikan sebelumnya, apakah dapat

dimengerti, diterima, dan sebagainya, sehingga berdasarkan umpan balik

tersebut sumber dapat mengubah pesan selanjutnya jika diperlukan agar sesuai

dengan tujuannya. Tidak semua respon penerima adalah umpan balik. Suatu

pesan dianggap umpan balik bila hal itu merupakan respon terhadap pesan

pengirim dan bila mempengaruhi perilaku selanjutnya pengirim.

Konseptualisasi ini sering diterapkan pada komunikasi adalah

interaksi. Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses

sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Komunikasi sebagai suatu

hubungan yang berinteraksi pada semua karyawan yang ada di dalam

organisasi. Proses interaksi sebagai pola hubungan yang dapat menumbuhkan

kehidupan yang harmonis apabila masing-masing anggota bekerja

mengarahkan pandangannya untuk berorientasi pada kepentingan bersama.

Hubungan yang berdasarkan aksi-reaksi bahwa semua karyawan

mempunyai kesadaran dan berperilaku sesuai dengan aturan kebudayaan dan

kebijakan yang ada dalam perusahaan tersebut. Menjadikan komunikasi dapat

berjalan efekif dikarenakan pesan yang disampaikan dapat diterima dan

mendapat umpan balik yang positif dari semua karyawan dalam perusahaan.

2.2. Kerangka Berpikir

Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan

berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain di dalam

(41)

diabaikan, begitu juga halnya dalam kehidupan berorganisasi. Perkembangan

aktifitas organisasi terpusat pada iklim komunikasi organisasi. Ini menjadi

perhatian bagi pemimpin guna meningkatkan kinerja perusahaan.

Dalam meneliti iklim komunikasi organisasi PT Telkom Speedy

Cabang STO Kapasan Surabaya, peneliti mengukur faktor-faktor yang

mempengaruhi iklim komuniksi di dalam organisasi tersebut.

Pada iklim komunikasi organisasi terdapat 6 faktor yang berpengaruh,

yaitu:

1. Kepercayaan

Kepercayaan adalah personel di semua tinggkat berusaha keras untuk

mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang di dalamya ada

kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas di dukung oleh pernyataan dan

tindakan.

2. Pembuatan keputusan partisipan

Pembuatan keputusan partisipan para pegawai di semua tingkat

oranisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua

masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan terdahap

kedudukan mereka. Para pegawai disemua tingkat harus diberi ksempatan

berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar

berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.

(42)

Kejujuran adalah suasana umum yang meliputi kejujuran dan

keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi dan

para pegawai mampu

4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah

Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah yakni bagaimana karyawan

atau staf mampu secara terbuka mengkoordinasikan pekerjaan. Kecuali untuk

informasi rahasia, anggota organsasi harus relative lebih mudah memperoleh

informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang

mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinsikan pekerjaan

mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan berhubungan luas

dengan perusahaan, para pemimpin dan rencana-rencana.

5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas

Mendengarkan dalam komunikasi ke atas yaitu bagaimana karyawan

merasa bahwa informasi yang dimiliki dianggap penting oleh manajemen

sehingga manajemen mau mendengarkan masukan dari bawahan dengan

pikiran yang terbuka. Dimana personel di setiap tingkatan dalam organisasi

harus mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan masalah yang

dikemukakan personel di setiap tingkat bawahan dalam organsasi, secara

berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus

dipandang cukup penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang

berlawanan.

(43)

Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu

komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktifitas tinggi, biaya

rendah demikian pula menujukkan perhatian besar pada anggota organisasi

lainnya.

Umpan balik dari komunikasi yang terjalin PT Telkom Speedy Cabang STO

Kapasan Surabaya antara pemimpin dan bawahan dalam penelitia ini

dikategorikan positif atau negatif. Petanyaan yang dijawab responden dengan

jawaban “Ya” mengarah pada iklim komunikasi yang positif dan pertanyaan

yang dijawab responden dengan jawaban “Tidak” mengarah pada iklim

komunikasi yang negatif.

Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Iklim Organisasi PT Telkom Speedy

Surabaya

1. Kepercayaan

2. Kejujuran

3. Keterbukaan Dalam Komunikasi Ke Bawah

4. Mendengarkan dalam

Komunikasi Ke Atas

5. Perhatian Pada Tujuan Berkinerja Tinggi

6. Pengambilan

Keputusan Partisipatif

Iklim Komunikasi Positif

(44)
(45)

37

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini difokuskan padsa iklim komunikasi organisasi pada PT

Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya. Penelitian ini menggunakan

metode survey dan termasuk penelitian kuantitatif deskriptif.

3.1.1. Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi organisasi merupakan variabel untuk mengetahui situasi

dalam lingkungan kerja di suatu organisasi secara keseluruhan. Perusahaan yang

memiliki iklim komunikasi yang baik dapat digunakan sebagai indikasi bahwa

perusahaan tersebut memiliki citra yang baik. Iklim ini dibentuk dari pola

interaksi yang intens antara anggota organisasi (semua karyawan) dengan

lingkungan yang penuh persahabatan, saling menghargai dan kepercayaan yang

tinggi akan menuju kearah iklim yang baik atau positif. Sebaliknya, jika antara

anggota organisasi (semua karyawan) tidak memiliki kepercayaan dan kejujuran

yang tinggi dan hanya saling menggunjing antar satu karyawan dengan karyawan

yang lainnya terhadap atasan atau sebaliknya akan menuju ke arah iklim yang

(46)

Iklim komunikasi organisasi dibentuk dari interaksi karyawan dalam

mempersepsi aturan, kebijakan dan nilai yang ada dalam organisasi tersebut.

Iklim komunikasi organisasi akan dilihat dsai enam faktor, yaitu: kepercayaan,

pegambilan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke

bawah dan mendengarkan dalam komunikasi ke atas serta perhatian pada tujuan

berkinerja tinggi.

3.1.2. Iklim Komunikasi Organisasi Positif

Iklim komunikasi organisasi positif adalah iklim komunikasi organisasi

yang baik, yaitu terdapat kepercayaan antara atasan dan bawahan. Karyawan

dapat berkonsultasi dan berkomunikasi serta diikutsertakan dalam pengambilan

keputusan dan penentuan tujuan perusahaan yang berhubungan dengan posisi para

karyawan. Terdapat keterusterangan dan kejujuran diantara sesama karyawan.

Karyawan mudah menerima segala informasi yang behubunngan dengan

kemampuan mereka dalam pekerjaan dan pendapatan serta pemikiran karyawan

dianggap penting oleh manajemen. Karyawan menunjukkan komitmen terhadap

tujuan berkinerja tinggi dan manajemen menganggap kesejateraan karyawan sama

pentingnya dengan tujuan perusahaan yang berkinerja tinggi.

Bila kondisi untuk hubungan antar personal yang baik hadir, kita juga

cenderung menemukan respons-respons positif terhadap penyalia, sikap tanggap

atas kebutuhan-kebutuhan pribadi dan organiasasi, kepekaan terhadap perasan

pagawai, dan kesadiaan untuk berbagi informasi. Semua ini adalah persyaratan

(47)

3.1.3. Iklim Komunikasi Organisasi Negatif.

Iklim komunikasi organisasi negatif adalah iklim komunikasi yang tidak

baik, tidak ada kepercayaan sepenuhnya antara atasan dan bawahan. Karyawan

tidak dapat berkomunikasi dan berkonsultasi serta tidak diikutsertakan dalam

pengambilan keputusan dan penetapan tujuan perusahaan yang berhubungan

dengan posisi karyawan. Tidak adanya katerusterangan dan kejujuran sepenuhnya

diantara sesama karyawan. Karyawan tidah sepenuhnya mudah menerima segala

informasi yang berhubungan dengan kemampuan mereka dalam pekerjaan dan

pendapatan serta pemikiran karyawan tidak sepenuhnya dianggap penting oleh

manajemen. Karyawan tidak sepenuhnya menunjukkan komitmen terhadap tujuan

berkinerja tinggi dan manajemen tidak sepenuhnya menganggap kesejateraan

karyawan sama pentingnya dengan tujuan perusahan yang berkinerja tinggi.

3.1.4. Pengukuran Variabel

Iklim komunikasi organisasi dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan enam variabel berdasarkan dari Peterson dan Pace (1976). Keenam

variabel iklim komunikasi organisasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan

Kepercayaan adalah bagaimana responden (karyawan) menilai

kepecayaan yang mereka peroleh dari atasan dan bagaimana karyawan

merespon kepercayaan itu dalam menjalankan tugasnya untuk mancapai

(48)

mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya terdapat

kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas yang didukung oleh pernyataan dan

tindakan. Indikatornya adalah sebagai berikut:

a. Adanya kepercayaan yaitu bentuk kepercayaan karyawan kepada

perusahaan sehingga karyawan tersebut memiliki loyalitas yang tinggi

terhadap perusahaan.

b. Adanya keyakinan, yaitu keyakinan karyawan terhadap perusahaan dalam

membangun hubungan dengan pihak manajemen perusahaan.

c. Adanya kredibilitas, yaitu suatu kredibilitas yang ditunjukkan oleh

karyawan kepada perusahaan.

2. Pengambilan Keputusan Partisipan

Pengambilan keputusan partisipan adalah upaya para personel

organisasi di semua tingkatan dalam organisasi untuk berperan serta dalam

proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan. Indikatornya adalah

sebagai berikut:

a. Adanya keikutsertaan karyawan dalam pembuatan keputusan dalam

mencari suatu pemecahan masalah di dalam perusahaan bersama dengan

pihak manajemen.

b. Adanya perhatian pihak manajemen terhadap setiap keluhan dari

(49)

c. Adanya tanggapan pihak manajemen terhadap setiap keluhan para

karyawan

3. Kejujuran

Adalah bagaimana responden (karyawan) mampu menyampaikan isi

pikiran mereka dan saling berterus terang sehingga tidak ada selisih paham

serta tidak ada kebohongan diantara karyawan. Suasana umum yang meliputi

kejujuaran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam

organisasi dan para pegawai mampu mengatakan apa yang ada dalam pikiran

mereka tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat,

bawahan, atau atasan. Indikatornya adalah sebgai berikut:

a. Adanya penyelesaian konflik yang terjadi antara pihak manajemen dengan

para karyawan dalam perusahaan

b. Adanya penyampaian ide secara terbuka kepada karyawan dalam

pelaksanaan kegiatan.

c. Adanya penyampaian ide secara terbuka dari karyawan kepada pihak

manajemen.

4. Keterbukaan Dalam Komunikasi Ke Bawah

Adalah kemudahan bagi anggota organisasi untuk memperoleh

(50)

memudahkan mereka berkoordinasi dengan pihak manajemen. Indikatornya

adalah sebagai berikut:

a. Adanya penyebarluasan atau penyampaian informasi kepada seluruh

karyawan mulai dari tingkat ketua sampai anggota.

b. Adanya pengkomunikasian dari pihak manajemen terhadap setiap

kebijakan yang dikeluarkan yang menyangkut perusahaan.

5. Mendengarkan Dalam Komunikasi Ke Atas

Setiap personel disetiap tingakatan dalam organisasi harus

mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan

personel disetiap tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan

dan dengan pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup

penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan.

Indikatornya adalah sebagai berikut:

a. Adanya tanggapan dari pihak manajemen mengenai informasi yang

disampaiakan oleh karyawan kepada pihak manajemen.

b. Adanya penerimaan pihak manajemen atas gagasan yang disampaikan

oleh karyawan dalam kaitannya dengan pembuatan keputusan.

6. Perhatian Pada Tujuan Berkinerja Tinggi

Perhatian pada tujuan berkinerja tinggi adalah sejauh mana responden

(51)

dengan kualitas tinggi. Tentunya untuk itu perusahaan juga memberikan

perhatian seperti kesejateraan karyawan. Indikatornya adalah sebagai berikut:

a. Komitmen karyawan dalam pencapaian tujuan perusahaan yang telah

ditetapkan oleh pihak manajemen.

b. Perhatian yang tinggi karyawan terhadap kesejateraan karyawan

menghasilkan keakraban yang baik dalam pencapaian tujuan

perusahaan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert, di mana skala ini

mengelompokkan peristiwa dalam kategori tertentu. Dalam penelitian ini

pertanyaan dengan jawaban penilaian berdasarkan pengurutan angka. Jawaban

dari masing-masing pernyataan yang ada di kuisioner digolongkan dalam empat

jenis pilihan jawban, yaiut angka atau jawaban “4” adalah nilai tertinggi dan

pertanyaan dengan jawaban nilai kecil atau negatif deberi angka “1’.

Adapun pengukuran jawaban pada kuisioner dapat diuraikan sebagai

berikut:

Skor 1: Sangat tidak baik, yang menunjukkan gasmbaran kondisi dalam

organisasi.

Skor 2: Tidak baik, yaitu menunjukkan gambaran kondisi dalam organisasi

(52)

Skor 3: Kurang baik, yaitu yang menunjukkan gsambaran kondisi dalam

organisasi separuh benar dan separuh salah.

Skor 4: Sangat baik, yang juang menunjukkan penilaian yang jujur, pernyataan

ini merupakan gambaran kondisi organisasi yang sebenarnya. (Pace &

Faules, 2006: 158)

3.2. Populasi, Teknik Penarikan Sampel, Dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah karyawan PT Telkom Speedy Cabang STO

Kapasan Surabaya. Populasi ini merupakan jumlah karyawan yang bekerja di

organsasi PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya. Para karyawan

tersebut terkait langsung dengan setiap kebijakan, system dan budaya organisasi

yang ada.

3.2.2. Teknik Penarikan Sampel Dan Sampel

Perusahaan PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya memiliki

karyawan dalam organisasi tersebut yang akan dijadikan populasi dalam

penelitian ini. Karyawan dalam organisasi ini terdiri manajer, personalia sampai

dengan staffnya merupakan populasi.

Untuk menentukan sampel berdasarkan Total Sampling, yaitu jumlah

(53)

Kapasan Surabaya. Jumlah keseluruhan karyawan yang bekerja di perusahaan

tersebut totalnya 30 orang. Penulis melakukan perhitungan ukuran sampel ini

didasarkan atas populasi yang ada dalam organisasi di PT Telkom Speedy Cabang

STO Kapasan Surabaya.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data

primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden. Dalam hal ini,

responden memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner yang

telah disediakan peneliti. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara

tidak langsung melalui lembaga yang terkait atau perusahaan yang bersangkutan.

3.4. Metode Analisis Data

Penelitian ini tidak menguji hipotesis, namun hanya menjelaskan

bagaimana keadaan iklim komunikasi organisasi PT Telkom Speedy Cabang STO

Kapasan. Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner

dan akan disebarkan kepada seluruh sampel penelitian atau responden dan nanti

hasilnya akan dianalisis secara deskriptif.

Dalam penelitian ini metode analisisi data dilakukan dengan menggunakan

tebel frekuensi data yang telah diklasifikasikan, dihitung untuk ditampilkan dalam

prosentase, yaitu prosentase dari maisng-masing data yang ada. Terakhir data

diinterpretasikan agar memberikan suatu kesimpulan dari data yang sudah

(54)

Rumus:

P = (F/N) × 100 %

Keterangan:

P = Prosentase responden

F = Frekuensi

N = Jumlah Populasi

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka akan diperoleh prosentas

yang diinginkan dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya akan

disajikan dalam tabel agar mudah dibaca dan diinterpretasikan.

Untuk mengukur nilai indikator-indikator iklim komunikasi kerja dalam

organisasi, peneliti menggunakan rumus milik R. Wayne Pace.

1. Untuk mengukur Nilai Iklim Komposit (NIK) digunakan rumus:

NIK = ∑ Jawaban Individu

∑ Pertanyaan

2. Untuk mengukur Nilai Iklim Kepercayaan (NIT) digunakan rumus:

NIT = ∑ N1 3

(55)

3. Untuk mengukur Nilai Pengambilan Keputusan Partisipatif (NIP) digunakan

rumus:

NIP = ∑ N2 2

N2 : Pernyataan mengenai pengambilan keputusan partisipatif

4. Untuk mengukur Nilai Kejujuran (NIJ) digunakan rumus:

NIJ = ∑ N3 2 N3 : Pernyataan mengenai kejujuran

5. Untuk mengukur Nilai Keterbukaan Dalam Komunikasi Ke Bawah (NIB)

digunakan rumus:

NIB = ∑ N4 2

N4 : pernyataan mengenai keterbukaan dalam komunikasi ke bawah

6. Untuk mengukur Nilai Keterbukaan Dalam Komunikasi Ke Atas (NIA)

digunakan rumus:

NIA = ∑ N5 2

(56)

7. Untuk mengukur nilai perhatian pada tujuan berkinerja Tinggi (NIPBT)

digunakan rumus:

NIPBT = ∑ N6 2

N6 : Pernyataan mengenai perhatian pada tujuan berkinerja tinggi

Untuk mengukur indikator-indikator yang mempengaruhi iklim

komunikasi organisasi, pertanyaan-pertanyaan mengenai iklim komunikasi akan

digabungkan serta dianalisis secara deskriptif.

Peterson dan pace (1976) mengembangkan inventaris iklim komunikasi

(IIK) yang dirancang untuk mengukur enam “pengaruh komunikasi”, yang berasal

dari analisis “iklim ideal yang berhubungan dengan pengelolaan” yang dilengkapi

oleh Redding (1972). Dalam pengujian inventris iklim komunikasi (IIK) dalam

suatu organisasi, hasil pehitungan masing-masing nilai gabungan indikator iklim

komunikasi yang koefisien berkisar antara 0,8 – 0,79 dapat dikatakan baik,

sedangkan yang berki

Gambar

Tabel 1
Tabel 3
Tabel 4 Kepercayaan
Tabel 5 Keputusan bersama
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

CIREBON SUPER BLOK MALLGround Floor No. Cipto Mangunkusumo No. Margonda Raya No. MORITZ )Lantai Upper Ground Unit UG -

OJK tengah menyiapkan sejumlah kebijakan pemanfaatan dana repatriasi terkait dengan penerapan kebijakan tax amnesty dalam bentuk instrument investasi seperti:

Hasil wawancara dengan Nia Faricha selaku manajer KSPS Minna Mandiri Pusat Juwana, dikutip pada hari selasa, 13 Desember 2016.. kepada calon anggota/anggota yang ingin

belakang di atas penulis ingin mengetahui apakan pola asuh orang tua yang diberikan kepada anak dapat mempengaruhi perkembangan aqidah bagi anak,.. maka penelitian ini penulis

Hasil analisis yang telah dilakukan pada hubungan keterbukaan diri (self disclosure) dengan kemampuan interaksi sosial korban bullying pada siswa kelas X jurusan TKR

Penulis melakukan wawancara dengan kepala bagian Sumber Daya Manusia PT Pegadaian (Persero) Kantor Wilayah III Palembang yang dalam hal ini berwenang memberikan

Untuk dapat mengukur dan memberikan ukuran pada setiap variabel maka variabel – variabel tersebut didefinidikan secara operasional sebagai berikut: Workplace spiritualitymerupakan