DI CV. FAJ AR TEKNIK SEJ AHTERA, SIDOARJ O
S
S
K
K
R
R
I
I
P
P
S
S
I
I
D
DiiaajjuukkaannOOlleehh:: ADIK ALFAN ARIANDI
NPM : 0732010022
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
ABSTRAKSI ... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ... 1
1.2
Rumusan Masalah ... 2
1.3
Batasan Masalah. ... 2
1.4
Asumsi ... 3
1.5
Tujuan Penelitian... 3
1.6
Manfaat Penelitian... 3
1.7
Sistematika Penulisan... 4
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Distribusi ………... 6
2.2
Fungsi Dasar Manajemen Distribusi dan Transportasi ……... 7
2.3
Distribution Requirement Planning (DRP) ... 11
2.4
Lead Time (Waktu Tenggang) ... 14
2.5
Economic Order Quantity (EOQ) dan Safety Stock ... 15
2.9
Ukuran Akurasi Hasil Peramalan ... 27
2.10
Uji Verifikasi Peramalan (Moving Range Chart = MRC) ... 28
2.11
Penelitian Terdahulu... 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
3.2
Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 34
3.3
Metode Pengumpulan Data... 35
3.4
Metode Pengolahan Data... 35
3.5
Langkah – Langkah Pemecahan Masalah... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Jumlah Permintaan Dan Persediaan Produk ... 46
4.2
Biaya Distribusi Dengan Menggunakan Metode Perusahaan ... 50
4.3
Biaya Distribusi Dengan Menggunakan Metode DRP ... 52
4.4
Peramalan Permintaan Produk ... 57
4.5
Jadwal Distribusi ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan... 68
5.2
Saran... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
Suatu perusahaan banyak dihadapkan pada masalah yang berhubungan dengan sistem distribusi. Masalah yang timbul karena konsumen berada pada lokasi yang terpisah secara geografis, hal ini mengakibatkan pentingnya untuk menyimpan persediaan pada beberapa lokasi sehingga dapat menimbulkan masalah pada manajemen dalam mengkoordinasikan sistem distribusi dari bagian pemasaran, juga pada bagian produksi yang akan menghasilkan produk terbaik. Untuk itu diperlukan adanya sistem distribusi yang baik serta persediaan produk yang tepat agar tingkat kepuasan konsumen maupun keuntungan perusahaan dapat terjaga.
CV. Fajar Teknik Sejahtera adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri pelapis Roll Conveyor dan Rubber Packing, distribusi yang dilakukan perusahaan didasarkan atas permintaan dari para pelanggan. Di dalam perusahaan ini belum terdapat adanya suatu perencanaan dan penjadwalan aktifitas distribusi produk yang terkoordinasi dengan baik, sehingga permintaan untuk masing-masing jenis produk kurang terkontrol yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan pendistribusian produk.
Dengan adanya masalah tersebut, maka dilakukan perencanaan dan penjadwalan distribusi dengan metode Distribution Requirement Planning (DRP). Diharapkan dengan adanya perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi yang baik, keberhasilan dalam pemenuhan permintaan pelanggan akan menjadi lebih optimal, kinerja penjualan meningkat dalam memenuhi order dengan tepat waktu dan tepat jumlah sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin.
Hasil dari penelitian diperoleh penjadwalan aktifitas distribusi untuk produk Roll Conveyor bulan Maret 2012 yaitu pengiriman ke Pasuruan sebanyak 140 unit, Malang sebanyak 119 unit, Mojokerto sebanyak 131 unit, Jombang sebanyak 136 unit, dan Kediri sebanyak 142 unit. Untuk produk Rubber Packing bulan Maret 2012 yaitu pengiriman ke Pasuruan sebanyak 218 unit, Malang sebanyak 246 unit, Mojokerto sebanyak 235 unit, Jombang sebanyak 241 unit, dan Kediri sebanyak 254 unit. Biaya distribusi dengan metode perusahaan tahun 2011 sebesar Rp. 49.798.900,- sedangkan biaya distribusi dengan metode
Distribution Requirement Planning (DRP) tahun 2011 sebesar Rp. 45.519.050,-.
Maka didapatkan penghematan sebesar Rp. 4.279.850,- atau 8,59% per tahun.
ix
A company frequently faces problems related to distribution system. This happens since customers are separated geographically. This leads to the importance of a company to store their supply in different locations which may cause problem appears between marketing and production departments. Thus, it is necessary for a company to have excellent distribution system and product supply so customer satisfaction and company profit can be maintained.
CV Fajar Teknik Sejahtera is a manufacturing company in Roll Conveyor and Rubber Packing industry. The company’s distribution is based on customers’ demands. There is insufficient distribution planning and scheduling which cause delay in distributing the products.
In regards with the problem mentioned above, it is necessary for the company to have distribution planning and scheduling using Distribution Requirement Planning (DRP) method. This method is used to enable the company optimize the product delivery to the customers, to increase sales performance to deliver orders in timely manner and in exact product amount required so that distribution cost can be minimized.
From this study, we can see the distribution activity for Roll Conveyor Product in March 2012 included several areas, such as Pasuruan (140 units), Malang (119 units), Mojokerto (131 units), Jombang (136 units), and Kediri (142 units). The distribution activity for Rubber Packing Product in March 2012 also covered several areas, such as Pasuruan (218 units), Malang (246 units), Mojokerto (235 units), Jombang (241 units), and Kediri (254 units). Distribution cost in 2011 is IDR 49.798.900. However, if we use Distribution Requirement Planning method, the cost can be reduced until IDR 45.519.050. in which there is distribution cost efficiency in the amount of IDR 4.279.850 (8,59% per year)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belaka ng
Perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat dan peningkatan permintaan layanan lebih dari pelanggan. Dalam memenangkan persaingan tersebut perusahaan menggunakan berbagai cara diantaranya meningkatkan kepuasan pelanggan melalui produk berkualitas, ketepatan waktu pengiriman, dan efisiensi biaya. Kebijaksanaan untuk pengendalian persediaan produk pada suatu lokasi tertentu dapat menimbulkan masalah pada manajemen dalam mengkoordinasikan perencanaan distribusi dari bagian pemasaran, juga pada bagian produksi yang menghasilkan tingkat persediaan produk yang dihasilkan terbaik, sehingga tingkat kepuasan pelanggan maupun keuntungan perusahaan dapat terjaga.
CV. Fajar Teknik Sejahtera adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri pelapis Roll Conveyor dan Rubber Packing, distribusi yang dilakukan perusahaan didasarkan atas permintaan dari para pelanggan. Di dalam perusahaan ini belum terdapat adanya suatu perencanaan dan penjadwalan aktifitas distribusi produk dengan baik, sehingga permintaan untuk masing-masing jenis produk kurang terjadwal yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan pendistribusian produk.
baik, keberhasilan dalam pemenuhan permintaan pelanggan akan menjadi lebih optimal, kinerja penjualan meningkat dalam memenuhi order dengan tepat waktu dan tepat jumlah sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimun mungkin.
1.2 Per umusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada di perusahaan, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
”Bagaimana merencanakan penjadwalan distribusi produk pelapis Roll Conveyor dan Rubber Packing untuk tiap distributor dengan biaya distribusi yang minimum?”.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian dilakukan pada produk pelapis Roll Conveyor dan Rubber Packing. 2. Proses produksi tidak dibahas secara khusus dalam penulisan skripsi ini. 3. Terdapat lima kota tujuan distribusi dari kota asal Sidoarjo menuju ke kota
Pasuruan, Malang, Mojokerto, Jombang, dan Kediri.
4. Data permintaan yang digunakan dimulai dari periode bulan Januari 2011 sampai dengan Februari 2012.
1.4 Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kondisi kendaraan selama perjalanan dalam kondisi stabil, tidak ada kerusakan dan tidak ada kemacetan selama perjalanan.
2. Waktu pemesanan produk oleh pelanggan tidak diperhitungkan. 3. Transaksi perusahaan berjalan lancar.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian mengenai perencanaan distribusi adalah: 1. Merencanakan penjadwalan distribusi produk pelapis Roll Conveyor dan
Rubber Packing.
2. Menentukan total biaya distribusi yang minimum.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Menambah pengetahuan penulis khususnya dalam bidang pendistribusian produk dari perusahaan sampai ke distributor.
2. Menerapkan teori yang telah didapat selama di bangku perkuliahan dengan praktek di lapangan.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi gambaran umum masalah yang terdiri dari Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Asumsi, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang landasan teori yang menjadi referensi atau acuan yang akan digunakan untuk melakukan pembahasan dan analisa masalah nantinya, yang mana landasan teori ini berisi teori-teori tentang suatu metode peramalan, pandangan umum tentang persediaan, tinjauan umum metode Distribution Requirement Planning, juga mencakup konsep, dan kegunaan distribusi tersebut pada proses distribusi produk. BAB III METODE PENELITIAN
Mencakup lokasi pencarian data, metode pengumpulan data dan pengolahan data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dari hasil pembahasan dan analisa data yang telah dikerjakan dan saran yang dianjurkan untuk pertimbangan perusahaan di masa yang akan datang.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Distribusi
Distribusi adalah bagian yang bertanggung jawab terhadap perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian aliran material dari produsen ke konsumen dengan
suatu keuntungan. Sedangkan persediaan merupakan semua barang dan bahan yang
dipakai dalam proses produksi dan distribusi perusahaan. Jadi distribusi persediaan
adalah suatu aktifitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proses produksi
dan distribusi perusahaan dari produsen hingga sampai ke konsumen untuk
memperoleh suatu keuntungan.
Distribusi sangatlah penting, sebab pada umumnya pemasok pabrikan, dan
pelanggan yang potensial tersebar luas secara geografis dengan meluasnya pasar,
tentunya akan diikuti dengan peningkatan volume produksi, maka biaya pembelian
atau biaya produksi akan berkurang, sehingga akan meningkatkan keuntungan
perusahaan untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan sistem distribusi yang baik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi adalah saluran distribusi, jenis
pasar yang akan dilayani, karakteristik produk, jenis transportasi yang digunakan.
Salah satu keputusan operasional yang sangat penting dalam manajemen
distribusi adalah penentuan jadwal serta rute pengiriman dari satu lokasi ke beberapa
lokasi tujuan. Dan secara umum permasalahan penjadwalan dan penentuan rute
meminimumkan biaya pengiriman, meminimumkan waktu, atau meminimumkan
jarak tempuh. (Pujawan, 2005)
Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan untuk menyalurkan suatu
produk dari produsen ke konsumen (konsumen akhir atau pemakai produk industri).
Fungsi saluran distribusi adalah :
1.
Mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk perencanaan dan memudahkan
pertukaran.
2.
Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi mengenai tawaran.
3.
Melakukan pencarian dan berkomunikasi dengan calon pembeli.
4.
Mengusahakan perundingan untuk mencapai persetujuan akhir atas harga dan
ketentuan lainnya mengenai tawaran agar perpindahan pemilikan dapat terjadi.
5.
Melaksanakan pengangkutan dan penyimpanan produk.
6.
Mengatur distribusi dana untuk menutup biaya saluran distribusi.
7.
Menerima resiko dalam hubungan dengan pelaksana pekerjaan saluran
pemasaran.
2.2
Fungsi Dasar Manajemen Distribusi dan Transpor tasi
Pujawan (2005) mengemukakan bahwa secara tradisional dikenal manajemen
distribusi dan transportasi dengan berbagai sebutan. Sebagian perusahaan
menggunakan istilah manajemen logistik, sebagian lagi menggunakan istilah
distribusi fisik (physical distribution). Kegiatan transportasi dan distribusi bisa
dilakukan perusahaan manufaktur dengan membentuk bagian distribusi / transportasi
tujuan-tujuan di atas, siapapun yang melaksanakan (internal perusahaan atau mitra pihak
ketiga). Manajemen distribusi dan transportasi pada umumnya melakukan sejumlah
fungsi dasar yang terdiri dari :
1.
Melakukan segmentasi dan menentukan target service level.
Segmentasi pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada revenue
perusahaan sangat bervariasi dan karakteristik tiap pelanggan bisa sangat berbeda
antara satu dengan lainnya. Dari segi revenue, sering kali hukum pareto 20 / 80
berlaku disini. Artinya hanya sekitar 20% dari pelanggan atau area penjualan
menyumbangkan sejumlah 80% dari pendapatan yang diperoleh perusahaan.
Perusahaan tidak bisa menomorsatukan semua pelanggan. Dengan memahami
perbedaan karakteristik dan kontribusi tiap pelanggan atau area distribusi,
perusahaan bisa mengoptimalkan alokasi persediaan maupun kecepatan
pelayanan.
2.
Menentukan mode transportasi yang akan digunakan.
Tiap mode transportasi memiliki karakteristik yang berbeda dan mempunyai
keunggulan serta kelemahan yang berbeda juga. Sebagai contoh, transportasi laut
memiliki keunggulan dari segi biaya yang lebih rendah, namun lebih lambat
dibandingkan dengan transportasi udara. Manajemen transportasi harus bisa
menentukan mode apa yang akan digunakan dalam mengirimkan /
mendistribusikan produk-produk mereka ke pelanggan. Kombinasi dua atau lebih
mode transportasi tentu bisa atau bahkan harus dilakukan tergantung pada situasi
3.
Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman.
Konsolidasi merupakan kata kunci yang sangat penting dewasa ini. Tekanan
untuk melakukan pengiriman cepat namun murah menjadi pendorong utama
perlunya melakukan konsolidasi informasi maupun pengiriman. Salah satu contoh
konsolidasi informasi adalah konsolidasi data permintaan dari berbagai regional
distribution center oleh central warehouse untuk keperluan pembuatan jadwal
pengiriman. Sedangkan konsolidasi pengiriman dilakukan misalnya dengan
menyatukan permintaan beberapa toko yang berbeda dalam sebuah truk. Dengan
cara ini, truk bisa berjalan lebih sering tanpa harus membebankan biaya lebih
kepada pelanggan atau klien yang menginginkan produk tersebut.
4.
Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman.
Salah satu kegiatan operasional yang dilakukan oleh gudang atau distributor
adalah menentukan kapan sebuah truk harus berangkat dan rute mana yang harus
dilalui untuk memenuhi permintaan dari sejumlah pelanggan. Apabila jumlah
pelanggan sedikit, keputusan ini bisa diambil dengan relatif gampang. Namun
perusahaan yang memiliki ribuan atau puluhan ribu toko atau tempat-tempat
penjualan yang harus dikunjungi, penjadwalan dan penentuan rute pengiriman
adalah pekerjaan yang sangat sulit dan kekurangtepatan dalam mengambil dua
keputusan tersebut bisa berimplikasi pada biaya pengiriman dan penyimpanan
yang tinggi.
5.
Memberikan pelayanan nilai tambah.
Disamping mengirimkan produk ke pelanggan, jaringan distribusi semakin
tambah tersebut tadinya dilakukan oleh pabrik / manufacturer. Beberapa proses
nilai tambah yang bisa dikerjakan oleh distributor adalah pengepakan, pelabelan
harga, pemberian barcode, dan sebagainya. Untuk mengakomodasi kebutuhan
lokal dengan lebih baik, seperti industri printer, memindahkan proses konfigurasi
akhir dari produknya ke distributor di tiap-tiap negara. Ini meningkatkan
fleksibilitas produk sehingga mengurangi kelebihan stok di suatu negara dan
kekurangan di negara lain.
6.
Menyimpan persediaan.
Jaringan distribusi selalu melibatkan proses penyimpanan produk baik di suatu
gudang pusat atau gudang regional, maupun di toko dimana produk tersebut
dipajang untuk dijual. Oleh karena itu manajemen distribusi tidak bisa dilepaskan
dari manajemen pergudangan.
7.
Menangani pengembalian (return).
Manajemen distribusi juga punya tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan
pengembalian produk dari hilir ke hulu dalam supply chain. Pengembalian ini
bisa karena produk rusak atau tidak terjual sampai batas waktu penjualannya
habis, seperti produk-produk makanan, sayuran, buah, dan sebagainya. Kegiatan
pengembalian juga bisa terjadi pada produk-produk kemasan seperti botol, yang
akan digunakan kembali dalam proses produksi atau yang harus diolah lebih
lanjut untuk menghindari pencemaran lingkungan. Proses pengembalian produk
2.3
Distribution Requirement Planning (DRP)
Menurut Gaspersz (2004) Distribution Resource Planning (DRP) memberikan
kerangka kerja untuk menerapkan centralized push sistem dalam menejemen
distribusi inventori. Istilah DRP memiliki dua pengertian yang berbeda, yaitu:
distribution requirements planning dan distribution resource planning. Distribution
requirements planning berfungsi menentukan kebutuhan-kebutuhan untuk mengisi
kembali inventori pada branch warehouse. Sedangkan Distribution Resource
Planning merupakan perluasan dari distribution requirements planning yang
mencakup lebih dari sekedar sistem perencanaan dan pengendalian pengisian kembali
inventori, tetapi ditambah dengan perencanaan dan pengendalian dari sumber-sumber
yang terkait untuk meningkatkan performansi sistem.
Distribution Requirement Planning aplikasi dari logika Material Requirement
Planning (MRP) pada persediaan. Bill of Material (BOM) pada MRP diganti dengan
Bill of Distribution (BOD) pada Distribution Requirement Planning. Distribution
Requirement Planning menggunakan logika Time Phased Order Point (TPOP) untuk
menentukan pengadaan kebutuhan pada jaringan. (Tersine, 2003)
Distribution Requirement Planning adalah suatu metode untuk menangani
pengadaan persediaan dalam suatu jaringan distribusi multi eselon. Metode ini
menggunakan demand independent, dimana dilakukan peramalan untuk memenuhi
struktur pengadaannya. Berapapun banyaknya level yang ada dalam jaringan
distribusi, semoga merupakan variabel yang dependent level yang langsung
Distribution Requirement Planning lebih menekankan pada aktivitas
penjadwalan daripada aktivitas pemesanan. DRP mengantisipasi kebutuhan
mendatang dengan perencanaan pada setiap level pada jaringan distribusi. Metode ini
dapat memprediksi masalah sebelum masalah-masalah tersebut terjadi memberikan
titik pandang terhadap jaringan distribusi.
Distribution Requirement Planning didasarkan pada peramalan kebutuhan
pada level terendah dalam jaringan tersebut yang akan menentukan kebutuhan
persediaan pada level yang lebih tinggi. Konsep umum DRP dapat dilihat dalam
Gambar 2.1 menurut Richard J. Tersine (2003) sebagai berikut :
Gambar 2.1 Konsep Umum Distribution Requirement Planning
Logika dasar DRP menurut Richard J. Tersine (2003) adalah sebagai berikut :
1.
Dari hasil peramalan distribusi lokal, hitung Time Phased Net Requirement. Net
Requirement tersebut mengidentifikasikan kapan level persediaan (schedule
Receipt + Projected on Hand periode sebelumnya) dipenuhi oleh Gross
Net Requirement = (Gross Requirement + Safety Stock) – ( Schedule Receipts +
Projected on hand sebelumnya). Nilai Net Requirement yang dicatat (recorded)
adalah nilai yang bernilai positif.
2.
Setelah itu dihasilkan sebuah planned order sejumlah Net Requirement tersebut
(ukuran lot tertentu) pada periode tersebut.
3.
Ditentukan hari dimana harus melakukan pemesanan tersebut (Planned Order
Release) dengan mengurangkan hari terjadwalnya Planned Order Receipts
dengan lead time.
4.
Dihitung Projected On Hand pada periode tersebut.
Projected On Hand (Projected On Hand periode sebelumnya + Schedule Receipt
+ Planned Order Receipts) – (Gross Requirement).
5.
Besarnya Planned Order Release menjadi Gross Requirement pada periode yang
sama untuk level berikutnya dari jaringan distribusi.
Distribusi Requirement Planning sangat berperan baik untuk sistem distribusi.
Dengan kebutuhan persediaan time phasing pada tiap level jaringan distribusi. DRP
memiliki kemampuan untuk memprediksi suatu problem benar-benar terjadi.
Keuntungan yang didapat dari penerapan metode DRP adalah :
1.
Sebuah jaringan distribusi yang lengkap dapat disusun.
2.
DRP menyusun kerangka kerja untuk pengendalian logistik total dari distribusi ke
manufaktur untuk pembelian.
3.
DRP menyediakan masukan untuk perencanaan penjadwalan distribusi dari
2.4
Lead Time (Waktu Tenggang)
Menurut Yamit (2003), total waktu untuk memperoleh semua bahan baku dan
pembelian komponen, memprosesnya, mengetes, dan pengepakan produk akhir
disebut sebagai siklus waktu produksi (production cycle time). Sedangkan total waktu
yang diperlukan mulai dari kebutuhan operasi hingga penyelesaian akhir disebut
sebagai siklus waktu pabrik (manufacturing cycle time). Siklus waktu pabrik yang
terdiri dari lima elemen, yaitu :
1.
Waktu persiapan (setup time), yaitu waktu mempersiapkan bahan baku, mesin,
atau pusat kerja hingga siap untuk dioperasikan.
2.
Waktu proses (process time), yaitu waktu operasi yang produktif.
3.
Waktu tunggu (wait time), yaitu bahan baku menunggu untuk berpindah pada
lokasi berikutnya.
4.
Waktu perpindahan (move time), yaitu waktu yang diperlukan bahan baku untuk
berpindah dari gudang ke gudang berikutnya atau dari satu departemen ke
departemen yang lain atau dari satu pisat kerja ke pusat kerja yang lain.
5.
Waktu antri (queue time), yaitu waktu bahan baku menunggu yang disebkan oleh
pesanan yang lain sednag dalam proses dipusat kerja atau departemen.
Waktu proses adalah kegiatan yang menciptakan nilai tambah dan hanya
mewakili sebagian kecil dari siklus waktu pabrik. Bagian waktu yang terbesar adalah
waktu tunggu (wait time) kadang-kadang lebih dari 90% digunakan untuk
mendatangkan hingga waktu antri. Waktu persiapan, waktu tunggu , dan waktu antri
adalah periode waktu yang tidak aktif atau tidak produktif dalam siklus waktu pabrik,
a.
Menunggu mesin atau penyiapan pusat kerja
b.
Menunggu untuk dipindahkan
c.
Menunggu untuk diperiksa
d.
Menunggu urutan prioritas
e.
Menseleksi peralatan, bahan baku atau informasi
f.
Kerusakan mesin
g.
Ketidakhadiran
Atas anggapan bahwa biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja adalah cukup
terkontrol, diperlukan penurunan waktu siklus pabrik agar dapat menurunkan tingkat
persediaan dalam proses. Jika siklus waktu dapat diturunkan atau dikurangi, maka
investasi persediaan dalam proses dapat pula dikurangi. Untuk mengurangi
penundaan dibutuhkan perencanaan dan skedul operasi yang lebih efisien.
Lead time adalah bagian dari pemeliharaan jaminan persediaan, oleh karena
itu pengawasan terhadap lead time merupakan pengawasan terhadap jaminan
persediaan. Lead time menjadi lebih baik bila dapat mengurangi periode waktu tidak
produktif atau waktu tidak aktif.
2.5
Economic Order Quantity (EOQ) dan Safety Stock
Economic Order Quantity (EOQ) digunakan untuk menentukan jumlah
pemesanan yang paling ekonomis. Dalam DRP, EOQ disebut juga sebagai lot size.
Lot size adalah jumlah minimum pesanaan, yang didasarkan atas ketentuan pemasok.
Hal ini hanya sebagian yang benar karena sebetulnya lot size ditentukan oleh
pengiriman, ukuran alat angkut, total ukuran berat atau volume. Teknik-teknik
penentuan lot size diantaranya adalah EOQ, Lot For Lot (LFL), Fixed Order Interval
(FOI), Periode Order Quantity (POQ), Least Unit Cost, Least Total Cost, Part
Periode Balancing, Wagner Within Algoritma, Fixed Periode Requirement. Lot size
tidak didasarkan pada minimum biaya penyimpanan dan biaya pemesanan, bila biaya
penyimpanan tidak diidentifikasikan baik secara marginal ataupun incremental.
(Indrajit dan Djokopranoto, 2003)
Rumus EOQ adalah :
EOQ =
H
C
Rm
×
×
2
Dimana :
Rm
= Rata-rata permintaan
C
= Biaya kirim
H
= Biaya simpan
Dalam hal safety stock, perlu diperhatikan bahwa pengadaan safety stock ini
berbeda antara system distribusi satu tingkat atau tunggal dengan sistem distribusi
multi eselon. Dalam distribusi multi eselon harus dihindari adanya duplikasi
penimbunan safety stock. Ketidakpastian jumlah dan waktu permintaan, lead time dan
jumlah serta penyelesaian produksi merupakan problem yang sering terjadi.
Ketidakpastian ini dapat menyebabkan kehabisan persediaan atau sebaliknya jumlah
persediaan terlalu banyak. Resiko kehabisan persediaan antara lain disebabkan karena
permintaan yang lebih besar, lead time bertambah, permintaan terlalu tinggi dan
Untuk mengantisipasi ketidakpastian tersebut, khususnya dalam permintaan
dan lead time, maka disediakannya jumlah tertentu (safety stock = SS) yang akan
mengurangi resiko kehabisan persediaan. Semakin besar tingkat safety stock-nya
maka kemungkinan kehabisan persediaan semakin kecil. Akan tetapi akibatnya
adalah biaya simpan semakin besar karena jumlah total persediaan meningkat. Bila
demikian, tujuan minimasi total persediaan tidak tercapai karena total biaya dalam
model persediaan tradisional didapatkan pada titik keseimbangan antara kelebihan
dan kehabisan persediaan.
Biaya kelebihan persediaan relative lebih mudah diperkirakan daripada biaya
kehabisna persediaan. Karena sulitnya memperkirakan biaya kehabisan persediaan
secara tepat, maka biasanya manajemen menentukan ukuran safety stock berdasarkan
tingkat pelayanan (service level) tertentu yang harus diberikan kepada konsumen.
Sebagai contoh, bila manajemen menetapkan service level adalah 90%, maka bagian
persediaan harus berusaha agar paling banyak dari 10 permintaan yang datang hanya
1 kali permintaan yang tidak dapat dipenuhi. (Baroto, 2002)
Rumus Safety Stock adalah :
SS =
R−DLDimana :
SS
= Safety Stock
R
= Titik Reorder
D
= Rata-rata Demand Harian
L
= Lead Time
Penentuan titik reorder (R) yang digunakan untuk menentukan safety stock
tingkat servive level yang diinginkan. Formulasinya berdasarkan tingkat service level
yang digunakan.
Tabel 2.1 Rumus Titik Reorder Berdasarkan Distribusi Normal Standart
Titik Reorder Tingkat Service Level
DL + 3,09
α
D L 99.9 %DL + 2,58
α
D L 99.5 %DL + 2,33
α
D L 99 %DL + 1,96
α
D L 97.5 %DL + 1,64
α
D L 95 %DL + 1,28
α
D L 90 %DL + 1,04
α
D L 85 %DL + 0,85
α
D L 80 %DL + 0,67
α
D L 75 %2.6
Peramalan
Menurut Nasution (2008), peramalan adalah proses untuk memperkirakan
beberapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas,
kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan
barang ataupun jasa.
Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan yang stabil,
karena perubahaan permintaannya relatif kecil. Tetapi, peramalan akan sangat
dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat komplek dan dinamis.
Metode peramalan dibagi menjadi dua yaitu Peramalan subyektif atau
kualitatif dan Metode peramalan kuantitatif. Sedangkan metode peramalan kuantitatif
Sebab Akibat atau Korelasi). Dalam penelitian ini menggunakan metode peramalan
Time Series yang merupakan metode peramalan secara kuantitatif dengan
menggunakan waktu sebagai dasar peramalan. (Ariyani, 2008)
Analisa time series ini sangat tepat dipakai untuk meramalkan permintaan
yang pola permintaan di masa lalunya cukup konsisten dalam periode waktu yang
lama, sehingga diharapkan pola tersebut masih akan tetap berlanjut. (Nasution, 2008)
Dalam melakukan peramalan terdapat beberapa prosedur peramalan
permintaan dengan metode time series adalah sebagai berikut (Baroto, 2002) :
1.
Tentukan pola data permintaan. Dilakukan dengan cara memplotkan data secara
grafis dan menyimpulkan apakah data berpola trend, musiman, siklikal, atau
random.
2.
Mencoba beberapa metode time series dengan pola permintaan tersebut untuk
melakukan peramalan. Metode yang dicoba semakin banyak semakin baik.
3.
Mengevaluasi tingkat kesalahan masing-masing metode yang telah dicoba.
Tingkat kesalahan diukur dengan kriteria MAD, MSE, MAPE atau yang lainnya.
Sebaiknya nilai tingkat kesalahan (apakah MAD, MSE, MAPE) ini ditentukan
dulu. Tidak ada ketentuan mengenai berapa tingkat kesalahan maksimal dalam
peramalan.
4.
Memilih metode peramalan terbaik diantara metode yang dicoba. Metode terbaik
adalah metode yang memberikan tingkat kesalahan terkecil dibanding metode
lainnya dan tingkat kesalahan tersebut berada dibawah tingkat kesalahan yang
telah diterapkan.
2.7
Metode Time Series
Metode Time Series adalah metode peramalan secara kuantitatif dengan
menggunakan waktu sebagai dasar peramalan. Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu
metode terbaik untuk suatu peramalan. Metode yang memberikan hasil ramalan
secara tepat belum tentu tepat untuk meramalkan data yang lain. Dalam peramalan
Time Series, metode peramalan terbaik adalah metode yang memenuhi kriteria
ketepatan ramalan. Kriteria ini berupa Mean absolute deviation (MAD), Mean square
of error (MSE), atau Mean absolute procentage of error (MAPE).
Peramalan dengan Time Series memiliki prosedur yang harus dilaksanakan
secara utuh. Bila tidak, maka resiko-resiko berikut akan terjadi :
1.
Hasil peramalan tidak valid, sehingga tidak dapat diterapkan.
2.
Kesulitan mendapatkan/memilih metode peramalan yang akan memberikan
validitas ramalan yang tinggi.
3.
Memerlukan waktu dalam melakukan analisis dan peramalan.
Pemilihan metode peramalan yang akan digunakan tergantung pada pola data
dan horison waktu dari peramalan. Menurut Yamit (2003) pola-pola data Time Series
yang umum terjadi yaitu :
1.
Pola Stasioner/ Horisontal
Terjadi bila nilai data berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yang konstan. Suatu
produk yang tingkat penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu
tertentu termasuk jenis ini. Menurut Baroto (2002), metode peramalan yang
sesuai untuk pola stasioner/ horisontal ini adalah metode moving average atau
Gambar 2.2 Pola Data Stasioner/ Horisontal
2.
Pola Musiman
Terjadi bila suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya kuartal tahun
tertentu, bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu). Penjualan dari produk
seperti minuman ringan dan bahan bakar pemanas ruangan, semuanya
menunjukkan jenis pola data ini. Menurut Baroto (2002), metode peramalan yang
sesuai untuk pola musiman adalah metode winter atau moving average.
Gambar 2.3 Pola Data Musiman
3.
Pola Siklikal/ Cyclical
Terjadi bila data dipengaruhi fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang
berhubungan dengan siklus bisnis. Penjualan produk seperti mobil, baja dan
metode peramalan yang sesuai untuk pola siklikal adalah metode moving average
atau exponential smoothing.
Gambar 2.4 Pola Data Siklikal
4.
Pola Trend
Terjadi bila terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data.
Menurut Baroto (2002), metode peramalan yang sesuai untuk pola trend adalah
metode regresi linear, exponential smoothing, atau double exponential
smoothing.
Menurut Baroto (2002), metode yang digunakan dalam time series adalah
sebagai berikut :
1.
Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average)
Formula untuk Metode Moving Average adalah :
( )
m f f f t
fˆ = t−1 + t−2 + t−m
Dimana :
t
fˆ
= Ramalan permintaan (real untuk periode t)
t
f = Permintaan aktual pada periode t
m = Jumlah periode yang digunakan untuk peramalan (subyektif)
2.
Metode Pemulusan Eksponensial Tunggal (Single Exponential Smoothing)
Formula untuk Metode Single Exponential Smoothing (SES) adalah :
(
1)
ˆ 1ˆ
−
− +
= t t
t f f
f
α
α
Dimana :
t
fˆ
= Perkiraan permintaan pada periode t
α
= Suatu nilai (0<
α
<1) yang ditentukan secara subyektif
t
f = Permintaan aktual pada periode t
1 ˆ
−
t
f
= Perkiraan permintaan pada periode t-1
Metode SES mengasumsikan peramalan permintaan untuk setiap periode ke
3.
Metode Rata-rata Bergerak Tertimbang (Weighted Moving Average)
Formula Metode Weighted Moving Average adalah :
( )
t c ft c ft cmft mfˆ = 1 −1+ 2 −2 + −
Dimana :
t
fˆ
= Ramalan permintaan (real untuk periode t)
t
f = Permintaan actual pada periode t
1
c = Bobot masing-masing data yang digunakan
(
∑
c1 =1)
, ditentukan secara
subyektif
m = Jumlah periode yang digunakan untuk peramalan (subyektif)
Pada metode WMA peramalan permintaan untuk setiap periode mendatang
diasumsikan sama.
4.
Metode Pemulusan Eksponensial Ganda (Double Exponential Smoothing)
Formula metode Double Exponential Smoothing adalah :
t
t
a
a
t
e
F
'
=
0+
1+
Dimana :
1
, a
a
oadalah parameter proses dan e mempunyai nilai harapan dari 0 dan sebuah
variasi
σ
e2.
Misalkan
β
=
1
−
α
, sehingga :
0 1
1 2
2
... f f f
f
Persamaaan diatas dapat juga dituliskan ulang sebagai :
∑
− = −+
=
1 0 0 1 t i t t it
f
f
F
α
β
β
Double Exponential Smoothing adalah modifikasi dari Single Exponential
Smoothing yang dirumuskan sebagai berikut :
[ ]2
=
+
[ ]2−
1
t
X
Xt
Xt
α
β
Dimana :
[ ]2
Xt
= F’t = Peramalan Double Exponential Smoothing
α
= Faktor Smoothing dan
β
=
1
−
α
Xt
= Ft
5.
Metode Winter’s
Metode peramalan Winter’s digunakan untuk suatu data yang berpola musiman.
Formulasi untuk metode Winter’s adalah :
t
t a t C
a
t =( 0, + 1.)
Dengan :
t t ta
a
f
C
. 1 0+
=
( )
12 , 0
0 a 2N a a = N −
N
f
f
a
2 11
−
=
N
f
f
N N t t∑
+ ==
2 1 2N
f
f
N t t∑
==
1 1 2 1 1 2 2 , 0 − += f a N
a N
∑
=1=
1
N
C
N2.8
Metode Kausal
Metode peramalan kausal mengembangkan suatu model sebab-akibat antara
permintaan yang diramalkan dengan variabel-variabel lain yang dianggap
berpengaruh. Data-data dari variabel-variabel tersebut dikumpulkan dan dianalisis
untuk menentukan kevaliditasan dari model peramalan yang diusulkan. Salah satu
model kausal yang terkenal dan dibahas adalah regresi sederhana.
Dalam metode regresi, suatu model perlu dispesifikasikan sebelum dilakukan
pengumpulan data dan analisisnya. Contoh yang paling sederhana dari metode regresi
ini adalah regresi linear sederhana dengan variabel pengaruh tunggal. Secara
matematis, model ini dinyatakan sebagai berikut :
yˆ =
a+bxDimana :
yˆ = perkiraan permintaan
x = variabel bebas yang mempengaruhi y
a = nilai tetap y bila x = 0 (merupakan perpotongan dengan sumbu y)
b = derajat kemiringan persamaan garis regresi
Dalam model ini, diasumsikan nilai x dan y sebanyak n pasang. Pasangan x
dan y ini dinyatakan sebagai (x
1,y
1), (x
2,y
2), ….( x
n,y
n). Simbol y menunjukkan nilai
yang diamati, sedangkan simbol x menunjukkan titik pada garis yang diekspresikan
pada persamaan
yˆ =
a+bx.
Nilai y yang diperoleh dari hasil pengamatan tidak akan tepat jatuh pada garis
kesalahan ditunjukkan sebagai
yˆ =
iy dan total varian atau kesalahan kuadrat untuk
iseluruh titik pengamatan tersebut adalah :
2 1
)
(
∑
y
i−
y
=
(
i)
2i
y
bx
a
+
−
∑
2.9
Ukuran Akurasi Hasil Peramalan
Menurut Nasution (2008), ukuran akurasi hasil peramalan yang merupakan
ukuran kesalahan peramalan tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan
permintaan yang sebenarnya terjadi. Ada 4 ukuran yang biasa digunakan yaitu :
a)
Rata-rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation = MAD)
MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa
memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan
kenyataannya. Secara matematis, MAD dirumuskan sebagai berikut :
n F A MAD =∑ t − t
Dimana : A = permintaan aktual pada periode – t
F
t= hasil peramalan (forecast) pada periode – t
n = jumlah periode peramalan yang terlibat
b) Rata-rata Kuadrat Kesalahan (Mean Square Error = MSE)
MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan. Peramalan pada
tiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara
sistematis MSE dirumuskan sebagai berikut :
(
)
∑
−
=
n
F
A
MSE
t tc)
Rata-rata kesalahan peramalan (Mean Forecast Error = MFE)
MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah hasil suatu peramalan selama
periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila hasil peramalan tidak bias,
maka nilai MFE akan mendekati not. MFE dihitung dengan menjumlahkan semua
kesalahan peramalan selama periode peramalan dan membaginya dengan jumlah
periode peramalan. Secara matematis, MFE dinyatakan sebagai berikut :
(
)
∑
−
=
n
F
A
MFE
t td)
Rata-rata Persentase Kesalahan Absolut (Mean Absolute Percentage Error =
MAPE)
MAPE merupakan ukuran kesalahan relative. MAPE biasanya lebih berarti bila
dibandingkan MAD Karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil
peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu yang akan
memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Secara sistematis sebagai berikut :
∑
− =
t t t
A F A n
MAPE 100
2.10
Uji Verifikasi Per amalan (Moving Range Chart =MRC)
Langkah penting sebuah peramaln dibuat adalah melakukan verifikasi
peramalan sehingga hasil peramalan tersebut benar-benar mencerminkan data masa
lalu dan sistem sebab akibat yang mendasari permintaan tersebut. Sepanjang
proses verifikasi tersebut ditemukan keraguan validitas metode peramalan yang
digunakan, harus dicari metode lainnya yang lebih cocok. (Ariyani, 2008)
Menurut Nasution (2008), Peta Moving Range dirancang untuk
membandingkan nilai permintaan aktual dengan nilai peramalan. Setelah metode
peramalan ditentukan, maka peta Moving Range digunakan untuk menguji kestabilan
sistem sebab akibat yang mempengaruhi permintaan. Moving Range dapat
didefinisikan sebagai:
MR = │(ŷ
t– y
t) –
(ŷ
t-1– y
t-1)│
Dimana :
MR
= Moving range
ŷ
t= Hasil peramalan permintaan pada periode t
y
t= Permintaan pada periode t
ŷ
t-1= Hasil peramalan permintaan pada periode t-1
y
t-1= Permintaan pada periode t-1
Adapun rata-rata Moving Range didefinisikan sebagai berikut :
MR =
1 1
−
∑
= n
MR
n
t
Garis tengah peta Moving Range adalah pada titik nol. Batas kontrol atas dan bawah
pada peta Moving Range adalah :
BKA = + 2.66
MR
BKB = - 2.66
MR
Kebutuhan jumlah data bila ingin membuat peta Moving Range
1000 titik yang berada di luar batas kendali. Jika ditemukan satu titik yang berada di
luar batas kendali pada saat peramalan diverifikasi , maka harus menentukan apakah
data tersebut harus diabaikan atau membuat peramalan baru. Jika ditemukan sebuah
titik diluar batas kendali, maka harus diteliti penyebabnya.
Jika semua titik berada dalam batas kendali, diasumsikan peramalan
permintaan yang dihasilkan telah cukup baik. Jika terdapat titik yang berada di luar
batas kendali maka jelas bahwa peramaln yang dihasilkan kurang baik dan harus
direvisi. (Ariyani, 2008)
A
B
C
Gambar 2.6 Grafik Moving Range
Kondisi Out Control, yaitu :
1.
Dari tiga titik berturut-turut, ada dua atau lebih berada di daerah A.
2.
Dari lima titik berturut-turut, ada empat atau lebih berada di daerah B.
A = 2/3 (2.66) = ± 1.77 MR
B = 1/3 (2.66) = ± 0.89 MR
C = Daerah diatas atau dibawah garis tengah
3.
Ada delapan titik berturut-turut yang berada di salah satu sisi (di atas atau di
bawah garis tengah).
2.11
Penelitian Terdahulu
Penelitian sejenis yang pernah dilakukan di beberapa perusahaan dengan
menggunakan Distribution Requirement Planning (DRP) antara lain :
Putu Andayani (2011), Perencanaan Penjadwalan Distribusi Produk Dengan
Metode Distribution Requirement Planning (DRP) Di PT. Kharisma Esa Ardi –
Surabaya. Adapun Tujuan Penelitian adalah Untuk merencanakan penjadwalan
distribusi produk kursi lipat, lemari, dan meja furniture, untuk menentukan total biaya
distribusi yang minimum.
PT. Kharisma Esa Ardi adalah perusahaan yang bergerak di bidang furniture,
Untuk merencanakan penjadwalan distribusi di perusahaan ini maka penelitian
dengan menggunakan metode Distribution Requirement Planning (DRP) supaya
perencanaan dan penjadwalan aktivitas berjalan dengan baik, keberhasilan dalam
pemenuhan permintaan pelanggan akan menjadi optimal, kinerja penjualan
meningkat dalam memenuhi order dengan tepat waktu dan tepat jumlah sehingga
biaya distribusi dapat ditekan seminimum mungkin.
Berdasarkan Hasil penelitian didapatkan perencanaan distribusi metode
perusahaan, Total Cost dari distribusi meliputi data permintaan produk, harga produk,
biaya pemesanan, biaya penyimpanan, pengiriman, data lead time dengan metode
DRP lebih kecil bila di bandingkan dengan metode perusahaan. Total Cost (TC)
metode DRP adalah sebesar Rp.71.502.667,00. Sehingga terjadi penurunan sebesar
20%.
Untuk perencanaan penjadwalan distribusi pada produk kursi lipat dan meja
untuk warehouse Probolinggo, Semarang, Bandung, dan Jakarta sebagai berikut :
a.
Januari tidak ada pengiriman produk kursi lipat dan meja.
b.
Februari warehouse Probolinggo 460 unit meja, warehouse Semarang 463 unit
meja, warehouse Bandung 401 unit kursi lipat dan 371 unit meja, warehouse
Jakarta 358 unit kursi lipat.
c.
Maret warehouse Probolinggo 406 unit kursi lipat, warehouse Semarang 379 unit
kursi lipat, warehouse Jakarta 386 unit meja.
Adib Fahr ozi Abdillah (2009), Perencanaan Dan Penjadwalan Aktivitas
Distribusi Hasil Perikanan Dengan Menggunakan Distribution Requirement Planning
(DRP) Di UD. Retro Gemilang Internasional - Sidoarjo. Adapun tujuan adalah Untuk
merencanakan penjadwalan aktivitas pendistribusian produk supaya terkoordinasi
dengan baik yang terikat dengan biaya distribusi yang minimal dengan jumlah
pengiriman yang optimal menggunakan metode Distribution Requirement Planning
(DRP).
UD. Retro Gemilang Internasional – Sidoarjo. Untuk merencanakan
penjadwalan distribusi di perusahaan ini maka penelitian dengan menggunakan
metode Distribution Requirement Planning (DRP) supaya perencanaan dan
penjadwalan aktivitas berjalan dengan baik, keberhasilan dalam pemenuhan
memenuhi order dengan tepat waktu dan tepat jumlah sehingga biaya distribusi dapat
ditekan seminimum mungkin.
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi perusahaan selama 2008 sebanyak
146 kali pengiriman kurang teratur dengan biaya Rp. 1809.172.000. Apabila
menerapkan metode DRP, distribusi hanya akan dilakukan sebanyak 114 kali secara
lebih teratur dengan biaya Rp. 1.693.348.000. Sehingga terjadi penurunan biaya
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di CV. Fajar Teknik Sejahtera yang beralamat di Jalan Trosobo Pejaya Anugrah Blok ZE No. 06, Sidoarjo. Penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2012 sampai dengan data penelitian ini terpenuhi.
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Var iabel
Dalam penyelesaian permasalahan perencanaan dan penjadwalan distribusi di CV. Fajar Teknik Sejahtera, variabel-variabel yang digunakan adalah :
1. Variabel terikat
Yang dimaksud dengan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang lain. Dalam hal ini adalah total biaya distribusi.
2. Variabel Bebas
Yang dimaksud dengan variabel bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel–variabel tersebut adalah :
a. Data permintaan
Data permintaan yang digunakan yaitu data permintaan produk jadi yang ada di perusahaan pada periode Januari 2011 sampai Februari 2012. b. Data persediaan on hand
c. Data lead time
Lead time untuk produk adalah satu bulan.
d. Data biaya kirim
Biaya kirim produk menuju tiap – tiap perusahaan tujuan meliputi biaya bahan bakar premium, biaya tol, biaya makan, upah supir, dan upah pendamping supir.
e. Data biaya simpan
Biaya simpan tiap bulan untuk masing-masing produk meliputi biaya perawatan dan perbaikan bangunan, listrik, satpam, pajak, biaya kerusakan pengiriman produk dan asuransi.
f. Data biaya pesan
Biaya pesan tiap bulan yaitu meliputi biaya telepon, biaya nota order/ materai, dan biaya pengawasan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana hasil dokumentasi dengan cara mengutip dari catatan–catatan perusahaan, antara lain data permintaan, data persediaan on hand, data lead time, dan data biaya kirim, biaya simpan.
3.4 Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Distribution Requirement Planning. Adapun langkah-langkah
1. Perencanaan dan penjadwalan distribusi metode perusahaan
Pada bagian ini berisi perencanaan dan penjadwalan distribusi metode perusahaan pada tahun 2012.
2. Menghitung biaya distribusi dengan metode perusahaan (TC) Biaya distribusi = Biaya simpan + Biaya kirim
3. Menghitung Economic Order Quantity (EOQ) dan Safety Stock (SS) Rumus Economic Order Quantity (EOQ) :
H C Rm 2
EOQ= × ×
Dimana :
Rm = Rata – rata permintaan tiap bulan (unit) C = Biaya Pengiriman (Rp./kirim)
H = Biaya Penyimpanan (Rp./unit/bulan) Rumus Safety Stock (SS):
L . D -B
S=
Rumus Reorder Point:
L Z DL B= + α
σ
Dimana :
S = Safety Stock B = Titik reorder D = Rata - rata demand L = Lead time
4. Distribution Requirement Planning tiap pelanggan dan item ditabulasikan
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Hasil Analisa Perhitungan DRP untuk tiap pelanggan
X Distribution Center
On Hand Balance : Lead Time :
Safety Stock : Order Quantity :
Past
Due
Period
1 2 3 4 5 6 7 8
Gross Requirement
Schedule Receipts
Projected On Hand
Net Requirements Planned Order Receipts
Planned Order Release
Perhitungan DRP dapat ditentukan dengan rumus berikut: a. Gross Requirement = Jumlah permintaan produk
b. Net Requirement = (Gross Requirement + Safety Stock) - (Scheduled Receipt + Projected On Hand periode sebelumnya). Nilai Net Requirement yang dicatat adalah yang bernilai positif.
c. Planned Order Receipt adalah rencana penerimaan produk sebesar order quantity policy yang ditetapkan, pada waktu yang sama dengan terjadinya Net Requirement.
d. Planned Order Release adalah rencana pelepasan pesanan ke level
distribusi yang lebih tinggi, diperoleh dari (Periode Planned Order
Receipt- Lead Time).
e. Di hitung projected on hand pada periode tersebut:
5. Perencanaan dan penjadwalan distribusi metode DRP
Penyusunan DRP pada masing-masing warehouse diawali dengan input berupa permintaan historis, safety stock, lead time, dan persediaan pada masing-masing warehouse.
6. Biaya distribusi dengan metode DRP (TC’) Biaya distribusi = Biaya simpan + Biaya kirim 7. Peramalan
a. Rata-rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation = MAD)
n F A
MAD =∑ t − t
Dimana : A = permintaan aktual pada periode – t
Ft = hasil peramalan (forecast) pada periode – t
n = jumlah periode peramalan yang terlibat
b. Rata-rata Kuadrat Kesalahan (Mean Square Error = MSE)
(
)
∑
− = n F AMSE t t
2
c. Rata-rata kesalahan peramalan (Mean Forecast Error = MFE)
(
)
∑
− = n F AMFE t t
8. Uji Verifikasi Dengan Moving Range Chart (MRC), dengan cara : a. Menghitung Rentang Bergerak (Moving Range)
MR = │(d’ t - dt ) – (d’t - 1 – dt - 1)│
Dimana :
dt : data aktual tahun tertentu
d’t : data hasil peramalan tahun tertentu b. Menghitung Rata-rata Bergerak
MR =
1
− Μ
∑
N R
c. Menghitung Batas-batas control
Batas Atas (BA) = + 2.66 MR
Batas Bawah (BB) = - 2.66 MR
3.5 Langka h-langkah Pemecahan Masalah
A B
Penetapan Metode Peramalan
Menghitung Mean Square Error (MSE)
Memilih MSE Terkecil
Uji Verifikasi dengan Moving Range Chart (MRC)
Memilih MSE Terkecil berikutnya
Data Terkontrol?
Menentukan Peramalan Permintaan Periode Maret 2012 – Februari 2013
Menghitung Economic Order Quantity (EOQ) & Safety Stock (SS)
Perencanaan Dan Penjadwalan Distribusi Metode DRP Periode Maret 2012 – Februari 2013
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Ya Tidak
Penerapan metode peramalan yang dipilih
Biaya Distribusi Dengan Metode DRP Periode Maret 2012 – Februari 2013
Penjelasan Flow Chart : 1. Mulai
2. Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan langkah paling awal dalam tahap identifikasi. Pada langkah ini dilakukan studi terhadap kondisi riil sistem yang dikaji untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam penyusunan permasalahan yang ingin diangkat.
3. Studi Pustaka
Pada langkah ini digali pemikiran teoritis yang kemudian di tuangkan dalam kebutuhan riil sistem yang telah di identifikasi pada studi lapangan. Literatur bersumber dari buku, jurnal penelitian, dan juga dari penelitian mahasiswa yang telah lulus.
4. Perumusan Masalah
Perumusan masalah disusun berdasarkan latar belakang yang ada. Kemudian di tentukan metode yang tepat dalam penyelesaian masalah tersebut.
5. Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan permasalahan dan menentukan studi kasus yang diangkat dalam penelitian, maka langkah selanjutnya menentukan tujuan penelitian. 6. Identifikasi Variabel
Dalam penyelesaian permasalahan, variabel-variabel yang digunakan adalah variabel terikat dan variabel bebas.
7. Pengumpulan Data
8. Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi Metode Perusahaan
Pada bagian ini berisi perencanaan dan penjadwalan distribusi metode perusahaan pada tahun 2011.
9. Biaya Distribusi Perusahaan (TC)
Bagian ini menghitung Biaya Distribusi perusahaan berdasarkan kondisi riil yang diterapkan oleh perusahaan.
10.Menghitung Economic Order Quantity (EOQ) Dan Safety Stock (SS)
Pengolahan data dengan metode DRP dimulai dengan perhitungan Safety
Stock (SS) untuk mengetahui batasan inventory agar tidak terjadi stock out.
Kemudian dilakukan perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) untuk mengetahui berapa jumlah produk yang harus disediakan baik oleh masing – masing pelanggan. EOQ ditentukan dengan melihat dengan melihat demand bulanan tiap item pada masing-masing distributor.
11.Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi Metode DRP
Penyusunan DRP pada masing-masing warehouse diawali dengan input berupa permintaan historis, safety stock, lead time, dan persediaan pada masing-masing warehouse.
12.Biaya Distribusi Dengan Metode DRP (TC’)
Pada bagian ini menghitung Biaya Distribusi perusahaan berdasarkan hasil perhitungan dengan metode DRP.
13.Ploting Data
dimana hasil pola tersebut digunakan untuk menentukan model atau metode peramalan.
14.Penetapan Metode Peramalan
Berdasarkan hasil ploting data, maka dapat dilakukan penetapan metode peramalan yang akan digunakan untuk melakukan peramalan permintaan
customer periode Maret 2012 – Februari 2013.
15.Menghitung Mean Square Error (MSE)
Pada bagian ini menghitung Mean Square Error dari model-model peramalan yang digunakan.
16.Memilih MSE Terkecil
Pada bagian ini dipilih Mean Square Error (MSE) terkecil dari tiap-tiap model peramalan. Metode peramalan yang baik adalah metode peramalan yang mempunyai nilai kesalahan terkecil.
17.Uji Verifikasi Dengan Moving Range Chart (MRC)
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode MRC (Moving Range
Chart). Tujuannya adalah untuk memeriksa apakah data hasil peramalan
sudah berada dalam batas kontrol. 18.Penerapan metode peramalan yang dipilih
Metode peramalan yang dipilih yaitu yang memiliki nilai mean square error terkecil, sehingga metode tersebut untuk selanjutnya digunakan dalam proses peramalan.
kesalahan parameter dilakukan dengan menyediakan safety stock untuk masing-masing item pada masing-masing pelanggan.
20.Menghitung Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock (SS)
Pada bagian ini mengitung Economic Order Quantity (EOQ) untuk mengetahui berapa jumlah produk yang harus disediakan oleh masing – masing warehouse, Safety Stock (SS) untuk mengetahui batasan inventory agar tidak terjadi stock berlebih.
21.Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi Metode DRP Periode Maret 2012 – Februari 2013
Pada bagian ini merencanakan dan menjadwalkan distribusi dengan metode DRP untuk mengetahui penjadwalan distribusi produk ke masing – masing pelanggan.
22.Biaya Distribusi Dengan Metode DRP Periode Maret 2012 – Februari 2013 Pada bagian ini menghitung Biaya Distribusi perusahaan berdasarkan hasil perhitungan dengan metode DRP untuk periode Maret 2012 – Februari 2013. 23.Hasil dan Pembahasan
Dilakukan analisa terhadap sistem distribusi yang menggunakan metode DRP dengan metode perusahaan.
24.Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan harus dapat mengungkapkan hal-hal pokok yang diperoleh dari intisari penelitian. Sedangkan saran ditujukan untuk memberikan petunjuk bagi pengembangan dari penelitian sejenis yang terkait yang mungkin akan dilakukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 J umlah Per mintaan Dan Per sediaan Produk
Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data permintaan untuk periode Januari 2011 – Februari 2012 dan data persediaan on hand pada bulan Desember 2010 dan Februari 2012. Permintaan produk dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Permintaan Produk Pelapis Roll Conveyor
Tahun
Distr ibusi
Bulan
Pasur uan
(unit)
Malang
(unit)
Mojoker to
(unit)
J ombang
(unit)
Kediri
(unit)
2011
Januari 87 70 85 80 90
Februari 90 70 85 70 85
Maret 80 67 80 70 85
April 88 60 80 80 90
Mei 90 70 80 80 85
Juni 90 65 70 75 90
Juli 84 60 77 75 90
Agustus 80 60 67 80 90
September 76 56 60 80 88
Oktober 85 60 70 70 85
November 85 65 85 70 88
Desember 90 60 85 70 80
2012 Januari 85 56 70 70 80
Februari 80 56 85 80 75
Data pada Tabel 4.1 merupakan data permintaan produk pelapis roll
conveyor di CV. Fajar Teknik Sejahtera untuk distributor Pasuruan, Malang,
Mojokerto, Jombang dan Kediri.
Tabel 4.2 Permintaan Produk Rubber Packing
Tahun
Distr ibusi
Bulan
Pasur uan
(unit)
Malang
(unit)
Mojoker to
(unit)
J ombang
(unit)
Kedir i
(unit)
2011
Januari 110 135 130 125 130
Februari 110 120 130 125 140
Maret 110 135 120 130 134
April 120 120 120 135 120
Mei 120 140 120 135 120
Juni 115 140 125 120 140
Juli 110 135 125 120 134
Agustus 100 130 130 140 140
September 100 135 135 135 140
Oktober 120 135 135 130 130
November 120 135 125 135 130
Desember 120 130 125 135 120
2012 Januari 105 120 130 124 130
Februari 120 120 135 124 140
Sumber : CV. Fajar Teknik Sejahtera
Data pada Tabel 4.2 merupakan data permintaan produk rubber packing di CV. Fajar Teknik Sejahtera untuk distributor Pasuruan, Malang, Mojokerto, Jombang dan Kediri.
Tabel 4.3 Persediaan On Hand
Bulan
Kota
Pr oduk (unit) Pelapis Roll Conveyor Rubber Packing Desember 2010
Pasuruan 107 130
Malang 90 155
Mojokerto 105 150
Jombang 100 145
Kediri 110 150
Februari 2012
Pasuruan 100 140
Malang 76 140
Mojokerto 105 155
Jombang 100 144
Kediri 95 160
Sumber : CV. Fajar Teknik Sejahtera
Data pada Tabel 4.3 merupakan data persediaan on hand produk pelapis
roll conveyor dan rubber packing di CV. Fajar Teknik Sejahtera untuk distributor
Pasuruan, Malang, Mojokerto, Jombang dan Kediri persedian on hand untuk
rubber packing lebih banyak dari pelapis roll conveyor.
Lead Time masing-masing produk adalah satu bulan sedangkan frekuensi
pengiriman untuk masing – masing distributor adalah 12 kali dalam satu tahun. Biaya pengiriman produk untuk masing – masing distributor dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Biaya Kirim Tiap Bulan
Rincian Biaya Pasur uan Malang Mojoker to J ombang Kedir i Biaya bahan bakar
premium Rp. 75.000,- Rp. 100.000,- Rp. 75.000,- Rp. 100.000,- Rp. 125.000,- Biaya retribusi :
a. Uang tol b. Uang makan
Rp. 7.000,- Rp. 30.000,- Rp. 7.000,- Rp. 30.000,- - Rp. 30.000,- - Rp. 30.000,- - Rp. 30.000,- Biaya tenaga kerja :
a. Upah sopir b. Upah pendamping
sopir Rp. 100.000,- Rp. 50.000,- Rp. 100.000,- Rp. 50.000,- Rp. 100.000,- Rp. 50.000,- Rp. 100.000,- Rp. 50.000,- Rp. 100.000,- Rp. 50.000,-
Biaya pemesanan yaitu semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar, misalnya biaya telepon, biaya nota order atau materai, dan biaya pengawasan. Biaya pemesanan dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5 Biaya Pesan
Pr oduk Rincian Biaya