• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : Pola Asuh Orang Tua, Kecerdasan Emosional. *Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci : Pola Asuh Orang Tua, Kecerdasan Emosional. *Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA ANAK PRASEKOLAH (3-5 TAHUN) DI KB-TK ANAK CERDAS PP PAUDNI REGIONAL II SEMARANG

Febri Amalia Hidayatullah*

Email : febriamalia22@gmail.com ABSTRAK

Latar Belakang : Pola asuh orang tua adalah tata cara atau model yang digunakan oleh orang tua dalam merawat dan mendidik anaknya. Pola asuh dibagi menjadi tiga yaitu otoriter, permisif dan demokratis. Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengolah dan mengontrol emosi agar anak mampu merespon secara positif setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi.

Tujuan : Mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan kecerdasan emosional pada anak prasekolah (3-5 tahun) di KB-TK Anak Cerdas PP PAUDNI Regional II Semarang.

Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua anak dan anak prasekolah usia 3-5 tahun di KB-TK Anak Cerdas PP PAUDNI Regional II Semarang dengan teknik sampling yaitu purposive sampling dan didapatkan sampel yang berjumlah 34 orang tua dan 34 anak. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisa statistik yang digunakan adalah uji statistik korelasi dengan menggunakan Kendal Tau.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua sebagian besar adalah pola asuh demokratis yaitu sejumlah 18 responden (52,9%), kecerdasan emosional anak sebagian besar adalah baik sejumlah 15 responden (44,1%) dan ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kecerdasan emosional anak prasekolah (3-5 tahun) (p value = 0,002, r = 0,487).

Simpulan : Ada hubungan pola asuh orang tua dengan kecerdasan emosional pada anak prasekolah (3-5 tahun) di KB-TK Anak Cerdas PP PAUDNI Regional II Semarang.

Kata kunci : Pola Asuh Orang Tua, Kecerdasan Emosional

*Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo

(2)

THE CORRELATION BETWEEN PARENTING PATTERN DAN EMOTIONAL INTELLIGENCE IN PRESCHOOL-AGE CHILDREN (3-5 YEARS OLD) AT PLAYGROUP-KINDERGARTEN ANAK CERDAS PP PAUDNI REGIONAL II SEMARANG

Febri Amalia Hidayatullah*

Email : febriamalia22@gmail.com ABSTRACT

Background : Parenting is an ordinance or model used by parents in caring and educating their children. Parenting is divided into three, namely authoritarian, permissivedan democrative. Emotional intellegence is the ability to identify, process and control the emotion that children are able to respond positively to any conditions that stimulate the emergence of emotions.

Objective : To know the correlation between parenting pattern and emotional intelligence in preschool-age children (3-5 years old) at playgroup-kindergarten Anak Cerdas PP PAUDNI Regional II Semarang.

Method : The research method was deskriptive correlation and cross sectional design. The population in this study were all the parents and preschool children aged 3-5 years old at playgroup-kindergarten Anak Cerdas PP PAUDNI Regional II Semarang, with sampling technique is purposive sampling and obtained sample of 34 parents and 34 childrens. The instrument for this research was questionnaire. Statistic analysis for this research was ststistic correlation test by using Kendal Tau.

Result : The results of this research showed that most parents applied democratic pattern shown by 18 participants (52,9%), the children’s emotional intelligence was mostly good in 15 participants (44,1%) and there was a correlation between parenting pattern and emotional intelligence in preschool-age children (3-5 years old) at playgroup-kindergarten Anak Cerdas PP PAUDNI Regional II Semarang (p value = 0,002, r = 0,487).

Conclusion : There is a correlation between parenting pattern and emotional intelligence in preschool-age children (3-5 years old) at playgroup-kindergarten Anak Cerdas PP PAUDNI Regional II Semarang.

Keywords : Parenting Pattern, Emotional Intelligence

*D-IV of Midwefery Study Program, Ngudi Waluyo School of Health

(3)

PENDAHULUAN

Periode penting dalam proses tumbuh kembang anak adalah masa lima tahun pertama (Center on the Developing Child Harvard University, 2009), yang merupakan masa kehidupan individu atau disebut dengan the golden period (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Golden period merupakan masa dimana kemampuan otak anak untuk menyerap segala bentuk informasi sangatlah tinggi, karena sekitar 80% otak anak berkembang pada periode emas tersebut (Ambarwati dan Handoko, 2011). Masa ini juga merupakan jendela kesempatan bagi anak, yang memungkinkan anak untuk mengasah seluruh aspek perkembangan motorik, penglihatan, kemampuan berfikir, kemampuan bahasa, perkembangan sosial serta kecerdasan emosional (Schiller (2010) dalam Fristi, 2013).

Pada anak usia 3 – 12 tahun, sering kali menunjukkan reaksi sosial dan emosional yang berbeda-beda, ada yang mudah bergaul dengan teman-teman barunya, ada juga yang cenderung pemalu.

Anak yang sulit melakukan pengendalian emosi dan sulit melakukan sosialisasi di masa awal usianya cenderung akan menetap hingga dewasa. Pengalaman masa kanak-kanak akan menjadi potensi dasar kepribadian yang berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya (Safaria, 2005).

Seorang pakar kecerdasan emosional, Daniel Goleman, juga menyebutkan dalam studi penelitiannya di Amerika, bahwa IQ (Intellegence Quotient) selama ini banyak digunakan sebagai patokan untuk menentukan tingkat kecerdasan seseorang, ternyata hanya menyumbang 20% faktor-faktor yang menentukan suatu keberhasilan, sedangkan 80% sisanya berasal dari faktor EQ (Emotional Quotient) (Setiadarma, 2003).

Faktor-faktor yang penting mempengaruhi kecerdasan emosional anak diantaranya adalah cara orang tua mendidik dan membina anak (pola asuh), urutan kelahiran, kecakapan dan keterampilan mengambil peran, nama anak dan daya tarik anak (Setiadarma, 2003).

Pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.

Peran keluarga menjadi penting untuk mendidik anak baik dalam sudut tinjauan agama, tinjauan individu. Jika pendidikan keluarga dapat berlangsung dengan baik

maka mampu menumbuhkan

perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap positif terhadap agama, kepribadian kuat dan mandiri, potensi jasmani dan rohani dan intelektual yang berkembang optimal serta meningkatkan kecerdasan emosional anak (Teviana, 2011).

(4)

Pola asuh orang tua ada tiga, yaitu otoriter, permisif dan demokratis. Pola asuh otoriter adalah gaya asuh yang menuntut anak mengikuti perintah orang tua, tegas, dan tidak memberi peluang anak untuk mengemukakan pendapat. Pola asuh permisif adalah gaya asuh yang mendidik anak secara bebas, anak dianggap sebagai orang dewasa, diberi kelonggaran untuk melakukan hal yang dikehendaki. Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memperlihatkan pengawasan ketat pada tingkah laku anak tetapi juga responsif, menghargai pemikiran, perasaan dan mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan (Papalia dalam Teviana, 2011).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian studi korelasi, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kecerdasan emosional anak prasekolah (3- 5 tahun). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua anak dan anak prasekolah usia 3- 5 tahun di KB-TK Anak Cerdas PP PAUDNI Regional II Semarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 34 orang tua anak dan 34 anak. Kriteria

inklusi dalam penelitian ini adalah anak berusia 3-5 tahun yang diasuh oleh orang tuanya dan orang tua yang memiliki anak usia 3-5 tahun bersedia menjadi reponden.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah anak berusia 3-5 tahun yang tidak diasuh oleh orang tuanya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua pada Anak Prasekolah (3-5 tahun) di KB-TK PP PAUDNI Regional II Semarang

Pola Asuh Orangtua

Frekuensi Persentase (%) Otoriter

Permisif Demokratis

6 10 18

17,6 29,5 52,9

Jumlah 34 100,0

Pada Tabel 1 diketahui dari 34 responden sebagian besar responden menerapkan pola asuh demokratis terhadap anaknya sebanyak 18 responden (52,9%).

(5)

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kecerdasan Emosional Anak Prasekolah (3-5 tahun) di KB-TK Anak Cerdas PP PAUDNI Regional II Semarang.

Kecerdasan Emosional

Frekuensi Persentase (%) Kurang

Cukup Baik

5 14 15

14,7 41,2 44,1

Jumlah 34 100,0

Pada Tabel 2 diketahui dari 34 responden, lebih banyak yang memiliki kecerdasan emosional baik, yaitu sebanyak 15 responden (44,1%).

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kecerdasan Emosional pada Anak Prasekolah (3-5 tahun) di KB-TK Anak Cerdas PP PAUDNI Regional II Semarang

Tabel 3 Tabulasi silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kecerdasan Emosional pada Anak Prasekolah (3-5 tahun) di KB-TK Anak Cerdas PP PAUDNI Regional II Semarang

Pola Asuh Orangtua

Kecerdasan Emosional

Total

r p-

value Kurang Cukup Baik

f % f % f % f %

Otoriter Permisif Demokratis

2 3 0

33,3 30,0 0,0

3 5 6

50,0 50,0 33,3

1 2 12

16.7 20.0 66.7

6 10 18

100 100 100

0,487 0,002

Jumlah 5 14,7 14 41,2 15 44.1 34 100

Hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Kendal Tau, didapatkan p value = 0,002, jika dibandingkan dengan α = 0,05 maka p≤ 0,05 dapat diinterprestasikan ada

hubungan pola asuh orang tua dengan kecerdasan emosional pada anak prasekolah (3-5 tahun) di KB-TK Anak Cerdas PP PAUDNI Regional II

(6)

Semarang, sedangkan berdasarkan nilai Kendal Tau diperoleh r = 0,487 yang menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang yang artinya pola asuh orang tua dengan kecerdasan emosional anak prasekolah (3- 5 tahun) memiliki hubungan yang sedang, dan semakin baik pola asuh orang tua yang diterapkan maka kecerdasan emosional anak semakin baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hasil penelitian Rohner (2003), menunjukkan bahwa pola asuh orang tua yang menerima membuat anak merasa disayang, dilindungi, dihargai, dan diberi dukungan oleh orang tuanya. Pola asuh ini sangat kondusif untuk mendukung pembentukan kepribadian yang pro-sosial, percaya diri, dan mandiri namun sangat peduli dengan lingkungannya. Sementara itu pola asuh yang menolak dapat membuat anak merasa tidak diterima, tidak disayang, dikucilkan, bahkan dibenci oleh orang tuanya. Anak yang mengalami penolakan dari orang tuanya akan menjadi pribadi yang tidak mandiri, atau kelihatan mandiri tetapi tidak memperdulikan orang lain. Selain itu anak ini akan cepat tersinggung dan berpandangan negatif terhadap orang lain dan terhadap kehidupannya, bersikap sangat agresif kepada orang lain, atau merasa minder dan tidak merasa dirinya berharga.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan kecerdasan emosional pada anak prasekolah (3-5 tahun) di KB-TK Anak Cerdas PP PAUDNI Regional II Semarang disimpulkan bahwa sebagai berikut : 1. Pola Asuh orang tua sebagian besar

adalah pola asuh demokratis yaitu sejumlah 18 responden (52,9%).

2. Kecerdasan emosional responden sebagian besar adalah baik yaitu sejumlah 15 responden (44,1%).

3. Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kecerdasan emosional anak prasekolah (3-5 tahun) di KB-TK Anak Cerdas PP PAUDNI Regional II Semarang dimana (p value 0,002 <

0,05), dengan tingkat keeratan hubungan sedang (r = 0,487).

DAFTAR PUSTAKA

Goleman, D. 2007. Emotional Intellegence : Mengapa EI Lebih Penting dari IQ, Penerjemah : T. Hermaya.

Jakarta : PT. Gramedia.

Hidayat, A. A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.

Jakarta : Salemba Medika.

(7)

Mashar, R. 2011. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya.

Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Mubianto. 2010. Pola Asuh Orang Tua Anak Sekolah di SD Negeri Lawatan 02 Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal.

Safaria, T. 2005. Autisme : Pemahaman Baru untuk Hidup Bermakna Bagi Orang Tua. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Setiadarma, M. 2003. Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

Shochib. 2010. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri.

Jakarta : Rineka Cipta.

Yulisubandi. 2009. Kecerdasaan Emosi Menurut Daniel Goleman. Tersedia

Online :

http://yulisubandi.blog.binusian.org /2009/10/19/kecerdasan-emosi- menurut-daniel-goleman/ (diakses 4 September 2014).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

JADWAL TES WAWANCARA SELEKSI TERBUKA JPT PRATAMA ESELON II.B KABUPATEN PASAMAN

menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

Proses member check dilakukan dengan memberikan check list data kepada sumber data (informan) dan menanyakan kembali apakah data yang telah diperoleh dan digunakan

Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling),

RANCANG BANGUN ALAT BANTU PELEPAS BEARING SEMI OTOMATIS.. (PROSES PEMBUATAN DAN

Selain itu juga kompor ini memiliki perbedaan dari beberapa jenis kompor briket lainnya dimana panas api dari pembakaran briket batubara tidak langsung diterima oleh

The professional development program must accommodate the needs of two parties (institution and teachers). It is also important to have a good assessment before making