• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. selama beberapa tahun terakhir. Penurunan kematian bayi dari tahun 1990 hingga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. selama beberapa tahun terakhir. Penurunan kematian bayi dari tahun 1990 hingga"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian neonatus masih cukup tinggi dan tidak ada perubahan selama beberapa tahun terakhir. Penurunan kematian bayi dari tahun 1990 hingga 2012 sebesar 3,4%, akan tetapi penurunan kematian neonatus cenderung sama yaitu 2% (Lawn et al., 2014). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), dari tahun ke tahun angka kematian bayi di Indonesia berhasil diturunkan tetapi angka kematian neonatus belum berhasil diturunkan. Angka kematian bayi di Indonesia 57 kematian per 1000 kelahiran periode 1990-1994, angka ini mengalami penurunan sebesar 44% selama 18 tahun terakhir menjadi 32 per 1000 kelahiran pada tahun 2008-2012. Sedangkan angka kematian neonatus sebesar 20 kematian per 1000 kelahiran pada periode 2000-2003 dan angka ini hanya turun menjadi 19 kematian per 1000 kelahiran pada tahun 2008-2012.

Penyebab kematian neonatus terbanyak adalah gangguan perinatal dan bayi berat lahir rendah (BBLR). Setidaknya 60% dari 4 juta kematian neonatus yang terjadi di seluruh dunia setiap tahun berhubungan dengan BBLR yang disebabkan oleh hambatan pertumbuhan intrauterin (Intra uterine growth restriction/IUGR) dan kelainan genetik/kromosom (Lawn et al., 2005). BBLR

dapat disebabkan karena prematuritas murni dan bayi kecil masa kehamilan (KMK) (Gleason et al., 2012). Berdasarkan konsensus konferensi internasional antara Amerika dan Eropa, definisi bayi lahir KMK adalah bayi yang lahir dengan

(2)

berat lahir dan atau panjang lahir atau keduanya sama atau kurang dari 2 standar deviasi di bawah rata-rata sesuai perkiraan persentil 3, untuk umur gestasi dan jenis kelamin yang sama menggunakan standar populasi spesifik (Lee et al.,2003).

Bayi KMK merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara berkembang seluruh dunia. Sekitar 25% bayi yang lahir di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah merupakan bayi KMK (Katz et al., 2014).

Morbiditas, mortalitas dan risiko bayi lahir mati pada bayi KMK lebih tinggi dibanding dengan bayi sesuai masa kehamilan (SMK) (Pillioid et al., 2012).

Kematian neonatal dini dan tingkat lahir mati tetap tidak berubah selama beberapa tahun terakhir.

Kejadian bayi KMK di Amerika Latin, antara tahun 1994-2004 dilaporkan sekitar 3,6% dari 14.274 bayi lahir di Colombia adalah KMK. Jumlah tersebut sangat dipengaruhi oleh status sosio-ekonomi dan malnutrisi. Di Meksiko prevalensi KMK antara tahun 2000-2002 tercatat sebesar 6% dari 31.209 bayi yang dilahirkan (Boguszewski et al., 2011).

Menurut data WHO tahun 2013, Di Asia Tenggara, angka kejadian KMK cukup bulan sekitar 21%, angka KMK kurang bulan sekitar 3% dan total angka kejadian KMK di Asia Tenggara adalah 24%. Beberapa faktor risiko penyebab KMK dapat ditinjau dari faktor ibu, kehamilan dan janin. Faktor ibu meliputi gizi yang kurang saat hamil, umur ibu (kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun), jarak kehamilan terlalu dekat, jumlah anak, kadar Hb ibu dan penyakit menahun yang diderita ibu. Faktor kehamilan yang mempengaruhi KMK antara lain kondisi plasenta dan kehamilan ganda. Faktor janin yang mempengaruhi KMK seperti

(3)

kelainan kongenital dan kelainan genetik. Faktor-faktor risiko lainnya yang mempengaruhi kejadian KMK antara lain status ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan ibu (Katz et al., 2014).

Bayi KMK dibedakan menjadi simetris dan asimetris tergantung dari kapan terjadinya faktor penghambat pertumbuhan. Jika faktor penghambat pertumbuhan terjadi pada awal kehamilan (biasanya kelainan kromosom dan infeksi) akan menyebabkan KMK yang simetris. Jumlah sel berkurang dan secara permanen akan menghambat pertumbuhan janin serta memiliki prognosis yang buruk. Jika faktor penghambat pertumbuhan terjadi pada kehamilan lanjut, yaitu pada saat hipertrofi, akan menyebabkan berkurangnya ukuran sel sehingga terjadi KMK asimetris yang prognosisnya lebih baik (Wolstenholme dan Wright, 2000).

BBLR yang menunjukkan kondisi KMK simetris saat lahir berada dalam kategori risiko tinggi terjadi kematian neonatus (Cuttini et al., 1991). Penelitian melaporkan pada masa perinatal, komplikasi yang dapat terjadi yaitu berupa hipoglikemia, hipotermia, enterokolitis nekrotikan (EKN) dan bahkan kematian (Bano et al., 2012). Penelitian tersebut juga menunjukkan bayi KMK berisiko 5 kali lebih tinggi meninggal pada periode neonatus. Bayi KMK simetris dapat juga memiliki kondisi lain seperti facies dismorfik, kelainan kogenital dan juga terdapat ciri-ciri infeksi virus kongenital seperti mikrosefali, kelainan jantung bawaan, hepatosplenomegali, kalsifikasi intrakranial, korioretinitis serta katarak yang berkontribusi pada kematian masa perinatal (Sharma et al., 2016).

Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan angka kematian neonatus.

Penelitian mengenai bayi KMK banyak dilakukan tetapi lebih terfokus pada

(4)

prognosis jangka panjang serta catch-up pertumbuhan tahun-tahun pertama kehidupan. Penting untuk mengetahui prediktor kematian bayi KMK simetris pada periode neonatus agar kewaspadaan tenaga kesehatan meningkat sehingga tata laksana bayi KMK simetris lebih optimal, yang selanjutnya diharapkan dapat menurunkan angka kematian neonatus.

B. Rumusan Masalah

Penyebab kematian bayi terbanyak adalah gangguan perinatal dan BBLR atau bayi KMK. Bayi KMK simetris memiliki mortalitas dan morbiditas yang tinggi baik pada masa perinatal ataupun setelahnya. Oleh karena itu penting dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor prediktor kematian pada bayi KMK simetris.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prediktor kematian bayi KMK simetris.

D. Manfaat Penelitian 1. Bidang pendidikan

Menambah informasi dan pengetahuan mengenai faktor prediktor kematian pada bayi KMK simetris.

2. Penelitian

Sebagai salah satu dasar penelitian dan pengembangan penelitian tentang bayi KMK simetris secara umum dan tata laksana serta luaran bayi KMK simetris pada khususnya.

(5)

3. Pelayanan masyarakat

Faktor prediktor kematian dari penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan tata laksana bayi KMK simetris dan memperbaiki luaran bayi KMK simetris.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian-penelitian terkait kematian pada bayi KMK telah banyak dilakukan di beberapa negara seperti yang terangkum dalam Tabel 1.

Tabel 1. Penelitian-penelitian tentang kematian pada bayi KMK.

No Peneliti dan lokasi Desain penelitian Subyek Hasil

1 Katz et al., 2014 Amerika serikat

Systematic review 46 referensi populasi dari negara dengan pendapatan tinggi, sedang dan rendah.

Prevalensi bayi KMK di Nepal sebesar 10,5%-72,5% dan di India 12%-78,4%.

Bayi KMK perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki

2 Katz et al., 2013 Asia, Afrika dan Amerika Latin

Kohort retrospektif Bayi kurang bulan (<32 minggu, 32-34 minggu,

<37 minggu, bayi KMK (kurang dari persentil ke-10) dan bayi KMK dan kurang bulan

Risiko kematian bayi kurang bulan sebesar 6,82 (95% CI 3,56- 13,07) pada periode neonatus dan 2,5 (95% CI 1,48-4,22) pada periode setelah neonatus.

Risiko kematian bayi KMK sebesar 1,83 (95% CI 1,34-2,50) pada periode neonatus dan 1,9 (95% CI 1,32-2,73) pada periode setelah neonatus.

Risiko kematian bayi kurang bulan dan KMK lebih tinggi dibandingkan kedua kelompok sebelumnya RR 15,42 (95% CI 9,11-26,12)

3 Granovsky et al., 2012

Israel

Population-based study,

Bayi BBLSR dari tahun 1995-2007 dengan usia kehamilan 24-31 minggu, dengan berat lahir dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu <p3, antara p3 dan 10, antara p10-25 dan antara p25-50

Bayi dengan berat lahir antara p3- 10% risiko tinggi ROP grade 3 (OR=2,07:95% CI 1,54-2,78), BPD (OR=2,52:95% CI 2,03- 3,12), NEC (OR=1,32:95% CI 1,04-1,68) dan bahkan kematian (OR=2,37:95% CI 1,94-2,90).

Risiko makin meningkat pada bayi dengan berat lahir <p3.

(6)

4 Joon et al., 2011 Seoul, Korea

Kohort retrospektif 415 bayi BBLER dilakukan subgrup berdasarkan usia kehamilan dan persentil berat badan

Angka kematian bayi KMK yang sangat kecil (VSGA) lebih tinggi dibandingkan bayi KMK dan SMK (P=0.020 dan P=0.012)

5 Bardin et al., 1997 Israel

Kohort retrospektif

Bayi KMK dan SMK dengan usia kehamian antara 24 dan 26 minggu.

2487 bayi yang lahir tanpa kelainan kongenital dengan usia kehamilan ≤ 36 minggu dan dirawat di NICU RS John Dempsey antara Januari 1992- Desember 1999

Kejadian sindrom distres nafas sama pada kedua kelompok Bayi KMK lebih banyak mengalami penyakit paru kronik (65% vs 32%), PDA (54% vs 12%), penggunaan oksigen daam jangka waktu lama (65% vs 32%)dan lama perawatan di rumah sakit dibandingkan pada kelompok bayi SMK (94 hari vs 68 hari)

Referensi

Dokumen terkait

Kadar TSS dalam air limbah bekas pencucian jeans tergolong sangat tinggi, dengan menggunakan unit koagulasi flokulasi dibantu variasi koagulan, yakni tawas 50

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan studi agar dapat menjawab pertanyaan penelitian mengenai penerimaan masyarakat terhadap program relokasi permukiman kumuh serta

Hasil penelitian ini menyarankan perlunya dilakukan pembenahan terhadap beberapa aspek kesejahteraan hewan di tempat penjualan unggas hidup yang ada di kota Bogor melalui

Dari proses pengujian diatas dapat dilihat bahwa Aplikasi JIBAS yang digunakan oleh SMA Negeri 9 Padang dapat memenuhi kebutuhan dari pihak sekolah dan laporan

Tidak adanya kesempatan bagi orang Tionghoa untuk masuk dalam dunia pemerintahan, membuat mereka, semakin jauh dari lingkungan publik, dan hal inilah yang menjadi sebab

Apabila dilihat dari jumlah kematian bayi secara absolut terjadi penurunan, yaitu dari 259 bayi yang meninggal pada tahun 2015 menjadi 243 bayi pada tahun

Kondisi tersebut juga ada yang mengalaminya di antara para santri puteri Pondok Pesantren al-Masyitoh. Ada dua orang yang siklus haidnya tidak tera- tur terjadi setiap bulan.

Univariate Analysis of Variance Dependent Variable:Hasil Pengamatan Lama Reaksi (menit) Lama Percoba an Mean