• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan (2)

Synthetic Pyrethroid (Type I) 1.2. Sinonim/Nama Dagang (1,2,5,7)

Benfluthrin; (2,3,5,6-Tetrafluorophenyl)methyl (1R-trans)-3-(2,2- dichloroethenyl)-2,2-dimethylcyclopropanecarboxylate; (2,3,5,6- Tetrafluorophenyl)methyl 3-(2,2-dichloroethenyl)-2,2- dimethylcyclopropanecarboxylate (1R-trans); Cyclopropanecarboxylic acid, 3-(2,2-dichloroethenyl)-2,2-dimethyl-, (2,3,5,6-Tetrafluorophenyl)methyl ester, (1R,3S)-; 2,3,5,6-tetrafluorobenzyl (1R,3S)-3-(2,2-dichlorovinyl)-2,2 dimethylcyclopropanecarboxylate; (1R-trans)-(2,3,5,6-tetrafluorophenyl)methyl 3-(2,2-dichloroethenyl)-2,2-dimethylcyclopropanecarboxylate

1.3. Nomor Identifikasi (6)

1.3.1. Nomor CAS : 118712-89-3 1.3.2. Nomor EC : 405-060-5 1.3.3. Nomor RTECS : tidak tersedia 1.3.4. Nomor UN : 3077

2. PENGGUNAAN (2,5)

Transfluthrin digunakan sebagai insektisida, bahan kimia laboratorium dan zat industri sebagai bahan pembuat insektisida.

3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran (2,6)

Kulit, mata, pernafasan, percernaan, sistem saraf dan kardiovaskular.

(2)

3.2. Rute Paparan

3.2.1. Paparan Jangka Pendek 3.2.1.1. Terhirup (2)

Dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, kelelahan, lemas, lesu, mengantuk, anoreksia, peningkatan air liur dan mual, tetapi keracunan sistemik jarang terjadi. Gejala pernafasan (batuk, bersin, dyspnea (sesak nafas), mengi, sesak dada, dan bronkospasme), palpitasi, penglihatan kabur, muntah, pengingkatan berkeringat dan fasikulasi sedikit sering terjadi.

3.2.1.2. Kontak dengan Kulit (2)

Rasa terbakar, gatal, kesemutan atau mati rasa pada wajah.

Gejala dapat diperburuk jika pasien berkeringat atau mencuci dengan air hangat. Alergi dermatitis kontak jarang terjadi.

3.2.1.3. Kontak dengan Mata (2)

Dapat menyebabkan nyeri langsung (segera), keluar air mata (lakrimasi), sensitif terhadap cahaya (fotofobia) dan mata merah (konjungtivitis).

3.2.1.4. Tertelan (2)

Dapat menyebabkan mual, muntah, dan nyeri epigastrum yang umum terjadi. Diare, peningkatan air liur, anoreksia, kejang, mengantuk, koma dan kegagalan pernafasan dapat terjadi jika sediaan formulasi cair.

3.2.2. Paparan Jangka panjang 3.2.2.1. Terhirup (2)

Edema paru dapat terjadi pada pasien keracunan dengan tingkat yang parah.

3.2.2.2. Kontak dengan Kulit (2)

Kejang kadang-kadang terjadi setelah terpapar selama beberapa hari, biasanya melibatkan kontak kulit berat dan atau berkepanjangan karena kulit kontak dengan pakaian basah.

(3)

3.2.2.3. Kontak dengan Mata (2)

Dapat menyebabkan nyeri langsung (segera), keluar air mata (lakrimasi), sensitif terhadap cahaya (fotofobia) dan mata merah (konjungtivitis).

3.2.2.4. Tertelan (2)

Dapat menyebabkan detak jantung tidak beraturan, shock, disfungsi ginjal dan hati ringan serta asidosis metabolik telah dilaporkan setelah menelan formulasi berbasis hidrokarbon.

4. TOKSIKOLOGI 4.1. Toksisitas

4.1.1. Data pada Hewan (6)

LD50 oral, tikus > 5000 mg/kg; LC50 terhirup, tikus selama 4 jam > 513 mg/m3; LD50 kulit, tikus > 5000 mg/kg

4.1.2. Data pada Manusia (2)

Tidak ada informasi yang tersedia pada akut, toksisitas oral transfluthrin dapat terjadi pada subyek manusia.

Dengan demikian ekstrapolasi data hewan ke manusia sulit, tetapi tampaknya toksisitas sistemik akan mungkin terjadi pada dosis di bawah ~ 50 mg / kg (~ 1% dari tikus LD50) pada subyek manusia.

4.2. Data Karsinogenik (6)

Tidak ada komponen dari produk yang mengandung bahan ini menunjukkan pada tingkat yang lebih besar dari atau sama dengan 0,1% yang diidentifikasi sebagai kemungkinan, mungkin atau dikonfirmasi karsinogen pada manusia oleh IARC.

4.3. Data Teratogenik (2)

Ada informasi terbatas tentang efek reproduksi dari piretroid pada manusia.

Namun studi pada hewan tidak menunjukkan potensi teratogenik yang tinggi, meskipun beberapa penelitian telah positif. Salah satu studi teratogenik hewan pada pyrethrins alam juga negatif.

4.4. Data Mutagenik (6)

Mutagenitas sel germinal : data tidak tersedia

(4)

5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN 5.1. Terhirup (4,6)

Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan jika dibutuhkan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5.2. Kontak dengan Kulit (4,6)

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.

Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, sekurangnya selama 15-20 menit. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5.3. Kontak dengan Mata (4,6)

Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5.4. Tertelan (4,6)

Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri. Basuh mulut menggunakan air. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN 6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (8)

a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara.

b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

6.2. Dekontaminasi

6.2.1. Dekontaminasi Mata (8)

- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

(5)

- Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9%

diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

6.2.2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku) (8) - Bawa segera pasien ke pancuran terdekat.

- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati- hati untuk tidak menghirupnya.

- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

6.2.3. Dekontaminasi Gastrointestinal - Aspirasi nasogastrik (2)

Direkomendasikan jika jumlah cairan bahan yang tertelan bersifat toksik secara sistemik dan volumenya memadai untuk diaspirasi. Namun karena prosedur ini dapat meningkatkan risiko muntah dan terjadinya aspirasi paru, maka jalan napas pasien harus dipastikan tetap terjaga. Perlu dipastikan juga penempatan NGT yang akurat.

- Dosis tunggal arang aktif (2)

Arang aktif tidak dianjurkan karena risiko dari penatalaksaan dianggap lebih besar daripada manfaatnya.

(6)

6.3. Antidotum (2)

Tidak ada antidot khusus untuk pengobatan keracunan ini. Pengobatan didasarkan pada perawatan simtomatik dan suportif.

7. SIFAT FISIKA KIMIA 7.1. Nama Bahan

Transfluthrin 7.2. Deskripsi (2,6)

Berbentuk kristal berwana pucat; Rumus molekul C15H12Cl2F4O2; Berat Molekul 371,2; Berat Jenis Relatif1.507 g/cm3 pada 23 oC; Titik lebur 32 oC;

Titik didih awal dan rentang didih; 135 oC pada 0,09 hPa; Titik nyala >35 oC;

Koefisien Patisi (Log P) 5.46 pada 20 oC; Praktis tidak larut dalam air; Larut dalam pelarut organik.

7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan 7.3.1. Peringkat NFPA (Skala 0-4) (3)

Kesehatan 2 = tingkat keparahan tinggi Kebakaran 0 = tidak dapat terbakar Reaktivitas 0 = tidak reaktif

7.3.2. Klasifikasi EC (Frasa Risiko dan Frasa Kemanan) (6) Pernyataan Bahaya:

H315 : Menyebabkan gangguan pada kulit

H410 : Sangat beracun terhadap kehidupan akuatik dengan efek jangka panjang.

Pernyataan Kehati-hatian:

P273 : Hindari melepaskan ke lingkungan.

P501 : Buang isi / wadah ke tempat pembuangan sampah yang disediakan.

7.3.3. Klasifikasi EU Directive 67/548/EEC atau 1999/45/EC (6) Frasa (R)

R38 : Mengiritasi kulit Frasa Kombinasi

R50/53 : Sangat beracun untuk organisme perairan, dapat menyebabkan efek merugikan jangka-panjang dalam lingkungan perairan.

(7)

Frasa Keamanan Tunggal

S60 : Bahan ini dan wadahnya harus dibuang sebagai limbah berbahaya.

S61 : Hindari pembuangan ke lingkungan. Bacalah instruksi khusus / lembar data keamanan.

Frasa Keamanan Kombinasi

S36/37 : Kenakan pakaian dan sarung tangan pelindung yang cocok.

8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS 8.1. Reaktivitas

Data tidak tersedia

8.2. Kondisi yang Harus Di Hindari Data tidak tersedia

8.3. Bahan Tak Tercampurkan (6) Zat pengoksidasi kuat 8.4. Dekomposisi

Data tidak tersedia 8.5. Polimerisasi

Data tidak tersedia

9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI 9.1. Perlindungan Mata (6)

Kacamata pengaman dengan pelindung bagian sisi wajah atau kenakan penutup seluruh wajah jika ada kemungkinan terpercik bahan kimia (11). Sediakan kran pencuci mata darurat serta semprotan air deras dekat dengan tempat kerja.

9.2. Pakaian (6)

Kenakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia (12). Perlindungan tubuh disesuaikan dengan aktivitas serta kemungkinan terjadinya paparan, misalnya pelindung kepala, apron, sepatu boot, pakaian yang tahan bahan kimia.

(8)

9.3. Sarung Tangan (6)

Sarung tangan yang tahan bahan kimia.

9.4. Respirator (6)

Kenakan pelindung pernapasan jika ventilasi tidak memadai. Kenakan respirator partikel/ uap organik yang direkomendasikan NIOSH (atau yang setara)

10. DAFTAR PUSTAKA

1. http://chem.sis.nlm.nih.gov/chemidplus/jsp/common/ChemFull.jsp?calledFro m=lite (diunduh Juli 2013)

2. http://toxinz.com/Spec/2330981#secrefID0ECCBI (diunduh Juli 2013) 3. http://www.chemblink.com/MSDS/MSDSFiles/118712-89-3_Sigma-

Aldrich.pdf (diunduh Agustus 2013)

4. http://www.guidechem.com/msds/118712-89-3.html (diunduh Juli 2013) 5. http://www.pesticideinfo.org/Detail_Chemical.jsp?Rec_Id=PC38902 (diunduh

Juli 2013)

6. http://www.sigmaaldrich.com/ (diunduh Juli 2013)

7. http://www.who.int/whopes/quality/Transfluthrin_eval_only_Nov2006.pdf (diunduh Juli 2013)

8. Sentra Informasi Keracunan (SIKer) dan tim. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit. 2001

Referensi

Dokumen terkait

Lepaskan lensa kontak jika korban menggunakan dan segera cuci mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal, dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia

Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%) selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan