RESPON PERTUMBUHAN BIBIT BAKAU (Rhizophora apiculata Bl.)
TERHADAP PEMBERIAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI
KONSENTRASI
E JURNAL
JUWITA RATNA SARI
NIM. 11010097
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT BAKAU (Rhizophora apiculata Bl.)
TERHADAP PEMBERIAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI
KONSENTRASI
Oleh
Juwita Ratna Sari1, Irma Leilani2, Rizki1
1. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2. Jurusan Biologi FMIPA UNP, Padang
E-mail : juwitaratnasari994@yahoo.com
ABSTRACT
Mangrove forest is one of types of forest ecosystem that less affected by the climate, but more affected by the state of the tide. Rhizophora is one of the authors of mangrove forest. The downside of Rhizophora is the process of growing old with normally4 to 5 months. To inccrease the growth needed to accelerate its growth substances, one of the substances that can accelerate the growth of coconut water. Coconut water contains organic compounds that play a role in plant growth. With coconut water provision seedling growth Rhizophora able to have a good growth and as expected. The purpose of this study was to learn the effect of coconut water on the growth of
Rhizophora apiculata propagules. The study was conducted in the Green House STKIP PGRI
Sumatera Barat, Padang. This study was conducted in March until May 2015. The experimental design that used was the completely randomized design (CRD), which consists of 5 treatments and 5 replications. The results showed that administration of coconut water provide no influence on the growth of propagules height, number of leaves, the emergence of leaves, stem diameter, dry weight and the percentage of Rhizophora apiculata propagules life.
Key words: Mangrove, Coconut water, Rhizophora apiculata
PENDAHULUAN
Pemanfaatan sumberdaya mangrove yang tidak berkelanjutan serta pengalihan
peruntukan menyebabkan hilangnya
sumberdaya mangrove (Aksornkoae, 1993). Hutan mangrove memiiki banyak manfaat bagi makhluk hidup yang ada disekitarnya. Akan tetapi, saat ini kondisi hutan mangrove
Indonesia mengalami kerusakan dan
pengurangan luas secara cepat. Mangrove memiliki peranan dalam melindungi pantai
dari gelombang, angin dan badai.
Peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang arti penting keberadaan mangrove dalam mendukung kehidupan perekonomian masyarakat pesisir perlu terus ditingkatkan, sehingga upaya rehabilitasi dan upaya pengelolaan mangrove dapat menjadi kunci keberhasilan pelestarian mangrove (Santoso, 2000).
Rusaknya mangrove akan
mengakibatkan hilangnya jenis tumbuhan mangrove. Salah satu jenis tumbuhan mangrove adalah Rhizophora. Rhizophora
merupakan salah satu genus yang dapat digunakan untuk tujuan restorasi ekologi di Indonesia, selain Avicennia dan Sonneratia. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri berbeda dengan yang lainnya seperti akar tunjang yang besar dan berkayu. Jenis-jenis ini
dipilih sebagai restorasi karena
kemampuannya yang sangat baik untuk stabilitasi sedimen lumpur melalui sistem perakaran yang ekstensif (Soemodihardjo, 1994).
Untuk meningkatkan presentase
kelangsungan hidup penanaman mangrove, dilakukan upaya persemaian untuk bibit yang akan ditanam. Melalui pembibitan tanaman mangrove, akan membantu tingkat keberhasilan hidup bagi benih ataupun propagul mangrove yang akan ditanam.
Dalam pertumbuhannya juga harus
memperhatikan nutrisi agar memperoleh bibit yang baik. Selain nutrisi, dalam proses pertumbuhan dibutuhkan hormon tumbuhan atau ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) yang dapat mempercepat pertumbuhan. Zat pengatur
tumbuh alami salah satunya dapat diperoleh dari kandungan air kelapa. Air kelapa
mengandung senyawa organik yang
berperan dalam pertumbuhan tanaman. Air kelapa merupakan cairan endosperma dari buah kelapa yang mengandung senyawa organik (Pierrik dalam Budiono, 2004). Air kelapa mengandung senyawa organik dalam pertumbuhan tanaman diantaranya auksin, sitokinin dan giberelin.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh air kelapa terhadap pertumbuhan tinggi bibit, diameter batang, pertumbuhan daun, bobot kering dan persentase hidup bibit R. apiculata Bl.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2015 di Green House STKIP PGRI Sumbar, Padang. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah propagul Rhizophora apiculata dari Teluk Buo, botol air mineral 1,5 Liter yang telah
dipotong bagian atasnya, air, tanah
berlumpur dan air kelapa. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.Pertumbuhan tinggi R. apiculata pada berbagai konsentrasi air kelapa Konsentrasi Air Kelapa (%) Tinggi rata-rata (cm) 0 4,11 a 25 3,97 a 50 3,76 a 75 3,92 a 100 3,52 a
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti notasi dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf 5%.
Tabel 2.Diameter bibit R. apiculata pada berbagai konsentrasi air kelapa Konsentrasi Air Kelapa (%) D Diameter rata-rata (cm) 0 1,13 a 25 1,12 a 50 1,15 a 75 1,15 a 100 1,14 a
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti notasi dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf 5%.
Tabel 3. Jumlah daun bibit R.apiculata pada berbagai konsentrasi air kelapa Konsentrasi Air Kelapa (%) Jumlah daunrata-rata (helai) 0 2,03 a 25 2,03 a 50 1,91 a 75 2,03 a 100 1,91 a
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti notasi dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf 5%.
Tabel 4. Hari munculnya daun R. apiculata
pada berbagai konsentrasi air
kelapa Konsentrasi Air Kelapa (%) Hari Ke- 0 32 25 35 50 35 75 35 100 37
Tabel 5. Bobot kering tunas propagul R.
apiculata pada berbagai konsentrasi air kelapa
Konsentrasi Air Kelapa (%)
Bobot kering tunas rata-rata (g) 0 1,50 a 25 1,46 a 50 1,43 a 75 1,42 a 100 1,33 a
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti notasi dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf 5%.
Tabel 7. Persentase hidup bibit R. apiculata pada berbagai konsentrasi air kelapa Konsentrasi Air Kelapa (%) Persentase hidup (%) 0 100 %
25 100 %
50 100 %
75 100 %
100 100 %
Persentase hidup bibit Rhizophora
apiculata pada konsentrasi 0%, 25%, 50%,
75% dan 100% memiliki nilai yang sama
yaitu 100%. Pemberian perlakuan
berpengaruh tidak nyata terhadap persentase hidup bibit. Keberhasilan pertumbuhan dari propagul R. apiculata yang disemaikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah media tanam yang digunakan adalah tanah aluvial (tanah berlumpur)
sehingga pertumbuhan propagul yang
disemaikan tumbuh secara baik dan tidak ada yang mengalami kematian.
Pemberian air kelapa pada bibit R.
apiculata tidak berpengaruh terhadap diameter batang bibit. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa konsentrasi pada
semua perlakuan tidak menunjukkan
perbedaan dalam pertumbuhan diameter batang. Pengamatan hari munculnya daun
setiap perlakuan berbeda-beda, hari
munculnya daun tercepat yaitu pada
konsentrasi 0% yaitu minggu ke 4. Rata-rata hari munculnya daun semua perlakuan muncul pada minggu ke 5. Hal ini sesuai dengan pernyataan Priyono (2010) yang menyatakan daun pertama akan keluar setelah 1 bulan.
Jumlah daun secara umum tidak dipengaruhi oleh konsentrasi air kelapa. Hal ini dapat dilihat hampir pada semua pengamatan. Jumlah rata-rata daun tidak berbeda nyata sampai pada pengamatan terakhir (8 MST), dimana perlakuan dengan pemberian air kelapa 0%, konsentrasi 25%, konsentrasi 50%, konsentrasi 75% dan konsentrasi 100% tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, bobot kering rata-rata tertinggi adalah bibit dengan konsentrasi 0% atau tanpa pemberian air kelapa sebesar 1,50 gram sedangkan bobot kering rata-rata terendah adalah bibit dengan konsentrasi 100% sebesar 1,33 gram. Bobot kering tergantung pada semua parameter lain yakni tinggi bibit, diameter bibit dan jumlah daun dari bibit tanaman.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa pemberian air kelapa tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit R. apiculata dan konsentrasi 0% atau tanpa pemberian air kelapa memiliki
pertumbuhan lebih baik dari pada
konsentrasi yang lain disemua parameter pengamatan.
Diharapkan kepada peneliti
selanjutnya dalam meneliti pengaruh
pemberian air kelapa terhadap pertumbuhan
bibit R. apiculata agar melakukan
penambahan waktu penanaman dalam
pembibitannya.
Daftar Pustaka
Aksornkoae, S. 1993. Ecology and
Management of Mangroves.
IUCN Wetlands Programme.
IUCN, Bangkok, Thailand. 176 hal.
Budiono, D. P. 2004. Multiplikasi In Vitro Tunas Bawang Merah (Allium
ascalonicum L) pada Berbagai
Taraf Konsentrasi Air Kelapa. Jurnal Agronomi 8 (2) : 75-80. Priyono, A. 2010. Panduan Praktis Teknik
Rehabilitasi Mangrove Di
Kawasan Pesisir Indonesia.
Kesemat : Semarang.
Santoso, N. 2000. Pola Pengawasan
Ekosistem Mangrove. Makalah
disampaikan pada Lokakarya
Nasional Pengembangan Sistem
Pengawasan Ekosistem Laut
Tahun 2000. Jakarta.
Soemodihardjo, S. and L. Sumardjani. 1994. Re-afforestation of mangrove forests in Indonesia. Bangkok: Proceeding of the Workshop on ITTOProject.