• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS POTENSI LOKAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PANDUAN PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS POTENSI LOKAL."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN PENGELOLAAN DESA

WISATA BERBASIS POTENSI

LOKAL

Oleh

Made Antara

Nyoman Sukma Arida

KONSORSIUM RISET PARIWISATA UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

KATA PENGANTAR

Beberapa tahun terakhir industri pariwisata telah menjadi sebuah fenomena global yang luar biasa. Berbagai laporan dari lembaga-lembaga dunia dan nasional menyebutkan bahwa industri ini menjadi yang terbesar dilihat dari segi sebaran geografis, pertumbuhan, keterkaitan dengan industri lain, tenaga kerja, dan jangkauan ekonomi yang ditimbulkan. Selama 25 tahun terakhir UNWTO mencatat pertumbuhan perjalanan wisata mencapai hampir 500%.

Banyak pemangku kepentingan terkait dengan pariwisata dan berbagai macam kebutuhan wisatawan ketika berwisata. Salah satu kebutuhan adalah daerah tujuan wisata (DTW) yang akan dikunjungi. Penatnya dan bisingnya wilayah perkotaan asal wisatawan, sering wisatawan mencari destinasi wisata wilayah pedesaan yang memiliki keunikan yang tidak ditemui di daerah asal.Di Indonesia banyak desa-desa memiliki keunikan memiliki potensi dikembangkan menjadi desa wisata sepanjang memperoleh sentuhan dari masyarakat, pengelola atau pemerintah sebagai instansi pembina.Dalam usaha mengembangkan suatu desa menjadi desa wisata diperlukan suatu buku panduan sebagai pedoman pengembangkannya.

Buku “Panduan Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Potensi Lokal” adalah salah

satu dari tiga buku panduan yang diterbitkan oleh Konsorsium Riset Pariwisata (KRP) Universitas Udayana, dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyarakat akreditasi lembaga ini oleh Kemenristek-Dikti. Adapun tujuan penyusunan buku “Panduan

Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Potensi Lokal”, yaitu: (1) Memberikan pemahaman mengenai Desa Wisata dan pengelolaannya melalui pembahasan yang disederhanakan; (2) Memberikan pengarahan tentang pengorganisasian pengelola Desa Wisata serta tugas pokok dan fungsinya; dan (3) Memberikan pengarahan mengenai langkah-langkah pelaksanaan teknis pengelolaan desa wisata. Manfaat yang diharapkan dari penyusunan buku “Panduan Pengelolaan Desa Wisata Berbasis

Potensi Lokal” adalah sebagai pedoman dalam mengembangkan dan mengelola suatu

(3)

Walaupun dalam penyusunan buku ini hanya diselesaikan oleh dua anggota tim, tetapi tanpa bantuan berbagai pihak, buku ini tidak mungkin terwujud. Dalam kaitan penyelesaian buku ini tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ketua Konsorsium Riset Pariwisata Universitas Udayana (KRP Unud), Ir. Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., PhD. Semua pihak yang terkait langsung ataupun tidak langsung dalam penyelesaian buku ini seperti staf administrasi KRP Unud. Semoga jasa dan kebaikan Beliau memperoleh pahala yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Problematika Pengembangan Desa Wisata

Keberadaan desa wisata dalam perjalanan pembangunan pariwisata di Tanah Air sudah sedemikian penting. Ia sudah mampu mewarnai variasi destinasi yang lebih dinamis dalam suatu kawasan pariwisata sehingga pariwisata tidak selalu terjebak dalam trend pengembangan bercorak mass tourism. Dalam konteks kepariwisataan Bali perkembangan desa wisata menjadi bagian tak terpisahkan dari pasang-surut perkembangan pariwisata. Melalui desa wisata, pariwisata membuktikan keberpihakannya kepada semangat pro job, pro growth, dan pro poor (pariwisata sebagai penyerap tenaga kerja pedesaan, sebagai generator pertumbuhan ekonomi wilayah, dan sebagai alat pengentasan kemiskinan).

Adapun kendala dan tantangan desa wisata adalah terbatasnya visi atau persepsi yang jelas dari masyarakat tentang pariwisata, rendahnya interest dan kesadaran masyarakat, rendahnya kemampuan sumber daya manusia, adanya kendala budaya (cultural barriers), sering terjadi pemaksaan dan pembohongan terhadap wisatawan. Untuk mengantisipasi kendala ini, pemerintah melakukan arah kebijakan (Ardika, 2001) yaitu :

1. Memberikan peluang dan peran sebesar-besarnya kepada masyarakat dalam

pembangunan kepariwisataan;

2. Pengalokasian sumber dana, penguatan kelembagaan, dan pemberdayaan

masyarakat dengan meningkatkan kemampuan dan kemandirian; 3. Memberikan kontribusi dalam pembangunan secara maksimal; 4. Memberikan kebebasan terhadap keinginan masyarakat;

5. Pengembangan desa wisata dapat menciptakan produk wisata lokal sebagai

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama, sebutan tahap ke dua diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang berstatus juga sebagai

Informasi yang terdapat pada ayat-ayat yang dikemukakan di atas, mekankan pada adanya tahapan-tahapan di dalam penciptaan alam yang hal ini tidak dapat dijangkau oleh sains, teologi

Halı 1 çıplak, kuru bir kelimedir... Hugo da

Hasil penelitian yang dikemukakan oleh Pratiwi (2014) bahwa perusahaan belum sesuai dengan SAK ETAP karena belum menyajikan laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,

Di dalam penerapannya tujuan PPD Sumsel menerapkan data mining adalah PPD Sumsel ingin mengetahui tingkat penjualan tertinggi berada pada bulan apa dan PPD Sumsel

Gaji adalah imbalan pengusaha kepada pegawai untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan dan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk

Hasil dari pemeriksaan akuntansi atas penjualan menunjukkan bahwa penjualan dilakukan berdasarkan Purchase Order (PO) pelanggan dan Sales Order (SO), semua pengiriman

Namun, mengingat masih melekatnya budaya patriarki dan juga adat ataupun kebiasaan yang sudah mengakar pada masyarakat Indonesia ditambah dengan kurangnya pemahaman