Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
1793
Pengembangan Aplikasi Monitoring Tumbuh Kembang Bayi Usia Nol Hingga 24 Bulan berbasis Web
Rona Salsabila
1, Fajar Pradana
2, Fitra Abdurrachman Bachtiar
3Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email:
1[email protected],
2[email protected],
3[email protected]
Abstrak
Tumbuh kembang anak dapat meningkat secara signifikan pada usia 1000 hari pertama kelahiran.
Tumbuh kembang anak dapat berjalan secara optimal apabila kebutuhan asupan nutrisi sudah cukup.
Pada masa awal kehidupan, malnutrisi (kekurangan nutrisi) sangat rentan terjadi, salah satunya ialah mengakibatkan terjadinya stunting (kekerdilan). Stunting merupakan kondisi ketika bayi memiliki tinggi badan yang lebih rendah daripada bayi seusianya, yang disebabkan karena praktik pengasuhan orang tua yang kurang baik. Dampak dari bayi stunting dapat meningkatkan risiko penyakit bahkan kematian, yang akan terus berdampak hingga anak berusia dewasa. Aplikasi ini dibentuk dengan menjalankan 4 dari 5 tahapan pengembangan aplikasi dengan teknik air terjun (waterfall). Berdasarkan hasil kuesioner, wawancara dengan dokter spesialis anak dan studi literatur, diperoleh 22 kebutuhan fungsional dan satu kebutuhan non-fungsional. Selanjutnya memodelkan kebutuhan dengan pemodelan UML yang digunakan sebagai dasar dalam mengimplementasikan perancangan. Hasil dari pemodelan dipetakan kedalam bahasa pemrograman PHP, kemudian diuji dengan teknik white box dan black box untuk menguji kebutuhan fungsional dan pengujian compatibility untuk pengujian non fungsional. Dari hasil pengujian terhadap kebutuhan fungsional, diperoleh hasil 100% valid. Sedangkan pengujian compatibility menunjukkan bahwa sistem ini mampu berjalan pada 11 jenis pencarian yang berbeda.
Kata kunci: Anak, Stunting, Pertumbuhan, Perkembangan, PHP, Code Igniter.
Abstract
Children growth and development can increase significantly at the age of the first 1000 days of birth.
Child growth and development can run optimally if the need for adequate nutritional intake. In early life, malnutrition (nutritional deficiencies) is very susceptible to occur, one of the consequences is stunting. Stunting is a condition when a baby has a lower height than a baby at his age, which is caused by poor parenting practices. The impact of a baby stunting can increase the risk of disease and even death, which will continue until the child is older. This application is formed by running 4 of the 5 stages of application development with the waterfall technique. Based on the results of the questionnaire, interviews with pediatricians and literature studies, 22 functional requirement were obtained and one non-functional requirement was obtained. Then the requirement modeling is done by using UML modeling which is used as a basis for implementing the design. The results of modeling are mapped into the PHP programming language, then tested with white box and black box techniques to test functional requirements and compatibility testing for non-functional testing. From the results of functional requirements’s testing, obtained 100% valid results. While compatibility testing shows that the system is capable of running on 11 different search types.
Keywords: Children, Stunting, Growth, Development, PHP, Code Igniter
1. PENDAHULUAN
Anak ialah salah satu aset berharga bagi keluarga. Setiap keluarga menginginkan anaknya bertumbuh kembang secara optimal, baik secara sosial, kognitif/mental, maupun
fisik. Usia emas anak terjadi pada 1000 hari
pertama kelahiran atau hingga anak berusia dua
tahun, saat usia tersebut pertumbuhan dan
perkembangan anak dapat meningkat secara
signifikan (Bellieni, 2016). Tumbuh kembang
anak dapat berjalan dengan baik apabila
kebutuhan nutrisi terpenuhi (Heryani, 2018).
Pemberian nutrisi yang tepat hingga anak berusia dua tahun, memiliki dampak positif yang sangat besar pada kemampuan belajar anak dalam proses bertumbuh dan berkembang. Pada masa awal kehidupan, malnutrisi dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen, kelainan pertumbuhan fisik, rentan terhadap infeksi dan penyakit-penyakit kronis yang rentan terjadi di kemudian hari (Bellieni, 2016).
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh malnutrisi, ialah stunting. Stunting (kekerdilan) ialah kondisi ketika bayi memiliki panjang/
tinggi badan yang lebih rendah daripada bayi seusianya. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), bayi dengan kondisi stunting di Indonesia pada tahun 2005-2017 menginjak angka 36,4% atau tertinggi ketiga setelah India di regional Asia Tenggara (Sakti, 2018). Stunting merupakan salah satu gangguan yang disebabkan karena praktik pengasuhan orang tua yang kurang baik. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai tumbuh kembang anak dapat memperbesar risiko stunting, seperti tidak memberikan ASI eksklusif, tidak memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang bergizi, dan tidak memberikan pencegahan terhadap penyakit anak, seperti memberikan imunisasi secara rutin (Kalla, 2017). Dampak jangka pendek dari bayi stunting ialah terhambatnya kemampuan kognitif, motorik, dan bahasa, selain itu stunting juga dapat meningkatkan risiko penyakit bahkan kematian. Apabila stunting tidak dicegah sedini mungkin, maka dampak dari stunting akan terus terjadi hingga bayi beranjak dewasa, seperti bentuk tubuh yang tidak optimal, meningkatnya risiko obesitas, menurunnya kesehatan reproduksi, kecerdasan dan produktivitas kerja yang tidak optimal di masa depan (Kalla, 2017).
Dalam mengurangi kasus stunting di Indonesia, pemerintah memberikan layanan posyandu untuk membantu orang tua dalam mengawasi tumbuh kembang anaknya.
Posyandu dibentuk untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat. Akan tetapi, posyandu hanya berkontribusi sebanyak 30%
dan 70% sisanya bergantung pada pola asuh orang tua dirumah (infoDatin, 2016). Daerah pedesaan memiliki proporsi stunting yang lebih besar (40%) dibandingkan dengan daerah perkotaan (33%) (UNICEF, 2012). Terdapat dua faktor yang berbeda antara penyebab stunting di perkotaan dan di pedesaan. Salah satu faktornya
ialah pengetahuan orang tua terhadap gizi anak (Lusita, 2017). Oleh sebab itu, pola asuh orang tua terhadap tumbuh kembang bayi secara mandiri sangat berpengaruh untuk mengurangi angka stunting di Indonesia. Kekurangan dari posyandu ialah tidak memberikan informasi terkait makanan pendamping ASI yang harus dikonsumsi oleh anak sesuai dengan kebutuhan kalorinya. Sehingga dapat menyebabkan komposisi makanan yang tidak seimbang dan menyebabkan malnutrisi (infoDatin, 2016).
Aplikasi berbasis web, dapat lebih mudah digunakan sebab bisa diakses melalui komputer/laptop ataupun di smartphone dengan koneksi internet. Pengguna jaringan internet di Indonesia ialah berjumlah 143,26 juta dari 262 juta orang (APJII, 2017). Pemakaian jaringan internet di Indonesia pada perkotaan dan perdesaan tidak memiliki perbedaan yang susbtansial. Pemakaian internet di daerah perkotaan menginjak angka 38.31% dan penggunaan internet di pedesaan 38.37%.
Dengan 51.06% orang menggunakan internet untuk mencari informasi tentang kesehatan, dan salah satunya ialah tentang kesehatan anak (APJII, 2017)
Berdasarkan survei yang dilakukan pada tanggal 11 Juli 2019, diperoleh 28 responden dari Ibu yang memiliki bayi dibawah usia dua tahun. Dari hasil survei, diperoleh fakta bahwa 28,6% orang tua paham tentang informasi seputar tumbuh kembang bayi, dan 89,3% orang tua masih belum memahami tentang penyakit yang rentan terjadi pada baduta. Masalah utama yang dialami ialah kesulitan orang tua untuk melakukan konsultasi penyakit anak kepada ahli medis pada saat tertentu. Sehingga, langkah pertama yang dilakukan orang tua untuk mendeteksi gejalanya ialah melalui internet.
Ketika informasi yang diberikan kurang akurat, dapat memungkinkan jika orang tua memberikan penanganan yang kurang tepat kepada anaknya.
Penanganan yang salah dapat menyebabkan risiko kondisi anak semakin memburuk.
Aplikasi serupa seperti “Baby Steps” oleh Kientz dkk, yang melakukan pengawasan perkembangan anak melalui gambar atau video.
Gambar atau video yang dikirimkan oleh orang tua dapat juga dilihat oleh pengguna aplikasi
“Baby Steps”. Akan tetapi, beberapa orang tua
lebih senang melihat informasi perkembangan
anaknya sendiri (A. Kientz, et al., 2009). Selain
itu, aplikasi berbasis mobile oleh Saurina, yang
berisi tentang perhitungan pertumbuhan anak
berdasarkan KMS (Kartu Menuju Sehat) dan
perkembangan anak berdasarkan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan).
Kelebihan dari aplikasi ini ialah, terdapat fungsi untuk melakukan deteksi perkembangan daya lihat dan daya dengar anak (Saurina, 2016).
Untuk mencegah peningkatan bayi stunting di Indonesia, maka muncul gagasan untuk membangun suatu aplikasi berbasis web yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan orang tua dalam memahami informasi seputar tumbuh kembang anak. Sehingga dengan adanya aplikasi untuk mengawasi tumbuh kembang bayi berusia nol hingga 24 bulan, orang tua dapat terbantu dengan informasi-informasi yang telah divalidasi oleh ahli tumbuh kembang anak.
Penanganan yang tepat terhadap gangguan tumbuh kembang bayi, dapat mencegah efek samping yang berkepanjangan di kemudian hari.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
Kajian pustaka berisi dasar teori dari penelitian terdahulu yang dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan penelitian ini. Teori utama yang menjadi dasar terkait penelitian ini ialah Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). RPL merupakan suatu perangkat lunak yang memiliki tujuan untuk memberi arahan kepada perangkat lunak agar dapat berjalan sesuai dengan keinginan pengguna (Pressman, 2002). Untuk itu, dibutuhkan jurnal penelitian yang dapat dijadikan sebagai acuan pada penelitian ini.
Penelitian pertama oleh Patel & N DeSouza pada tahun 2003 yang berjudul “Postnatal depression and infant growth and development in low income countries: a cohort study from Goa, India”. Penelitian ini berisi tentang pengaruh ibu yang menderita depresi pasca melahirkan terhadap pertumbuhan anak dengan parameter jenis kelamin, berat badan, pendidikan orang tua, pemberian ASI eksklusif, dan penyakit yang diderita anak pada negara berkembang. Pada penelitian ini dijelaskan bahwa Ibu yang depresi setelah melahirkan, cenderung menghasilkan ASI yang kurang berkualitas, sehingga perkembangan mental anak akan lebih buruk daripada bayi yang berasal dari kelompok non-depresi.
Selanjutnya ialah penelitian oleh Kientz, dkk pada tahun 2009, yang berjudul “Baby Steps: Evaluation of a System to Support Record- Keeping for Parents of Young Children”, penelitian ini membahas tentang pembangunan aplikasi berbasis desktop untuk membantu orang tua dalam mencatat
perkembangan anak dengan 6 kategori yaitu kemampuan komunikasi, motorik kasar dan halus, pemecahan masalah, sosial, dan secara keseluruhan. Dengan menggunakan aplikasi ini, orang tua dapat menyimpan data perkembangan anaknya melalui gambar atau video yang di unggah.
Selain itu penelitian oleh Saurina, pada tahun 2016, yang berjudul “Aplikasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Usia Nol Hingga Enam Tahun Berbasis Android”, penelitian ini penelitian ini mengembangkan aplikasi berbasis android yang diperuntukkan kepada ahli medis yang bekerja di puskesmas dan memberikan informasi kepada orang tua mengenai seluruh informasi terkait tumbuh kembang anak.
Aplikasi monitoring tumbuh kembang bayi yang berbasis web pada penelitian ini, menggunakan beberapa fitur yang mampu memberikan informasi kepada orang tua untuk mengawasi tumbuh kembang anaknya. Fitur- fitur yang tersedia diantarnya ialah kalkulasi pertumbuhan, milestone perkembangan, penyakit yang umum terjadi pada anak-anak, makanan pendamping ASI (MP-ASI), dan jadwal imunisasi. Perhitungan pertumbuhan anak pada penelitian ini, mengacu pada standar antropometri WHO tahun 2005 menurut umur dan berjenis kelamin perempuan sebagai acuan.
Perhitungan pertumbuhan dilakukan dengan 3 parameter diantaranya, TB, BB, dan LK.
Sedangkan milestone perkembangan anak dibagi menjadi 4 parameter, diantaranya motorik kasar dan halus, sosialisasi dan kemandirian, serta bicara dan bahasa.
Fitur-fitur tersebut diperoleh dari penelitian sebelumnya oleh Patel & N DeSouza, yang memberikan beberapa faktor penyebab kurangnya nutrisi yang diberikan ibu oleh anaknya yang dapat memberi dampak kepada pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Lain halnya dengan penelitian oleh A. Kientz, pada penelitian ini orang tua tidak dapat mempublikasikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya kepada sesama pengguna aplikasi, sehingga tumbuh kembang anak hanya dapat dipantau oleh orang tua.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Terdapat beberapa fase yang digunakan
sebagai acuan untuk mempermudah
menyelesaikan penelitian ini. Fase-fase yang
terdapat dalam Gambar 1 tersebut dilakukan
secara bertahap, dimulai dari proses
mengidentifikasi masalah, kemudian studi literatur yang diambil dari 2 jurnal internasional dan 1 jurnal nasional. Setelah melakukan studi literatur, langkah selanjutnya ialah melakukan analisis kebutuhan, dengan membagikan kuesioner kepada orang tua yang memiliki anak baduta dan wawancara dengan dokter spesialis anak yang bernama Dr. Astri Proborini, SpA, Mbiomed. Kebutuhan tersebut dimodelkan kedalam use case diagram, sequence diagram, dan class diagram. Pemodelan kebutuhan tersebut digunakan sebagai acuan untuk mengimplementasikan kedalam suatu kode.
Untuk mengembangkan aplikasi ini, maka diperlukan bahasa pemrograman PHP dengan framework Code Igniter untuk menerapkan hasil dari pseudocode yang telah dirancang. Tahap terakhir ialah menguji kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional dengan menggunakan teknik pengujian white box, black box dan pengujian compatibility. Setelah itu, dilakukan penarikan kesimpulan dan memberikan saran dari hasil penelitian.
Gambar 1. Metodologi Penelitian 4. ANALISIS KEBUTUHAN
Dalam mengumpulkan kebutuhan, penulis melakukan observasi dengan cara membagikan kuesioner kepada orang tua, serta melakukan wawancara kepada dokter spesialis anak dan 3 orang responden kuesioner dari orang tua. Dari hasil observasi tersebut, diperoleh domain permasalahan yang dialami orang tua, yaitu cara untuk terus mengawasi anaknya tanpa harus menunggu jadwal konsultasi di posyandu, puskesmas, atau balai kesehatan lainnya.
Permasalahan kedua yang dialami orang tua
yaitu banyaknya informasi yang tersebar di internet yang tidak diketahui kebenarannya.
Dari permasalahan tersebut, penulis melakukan wawancara kepada dokter spesialis anak terkait informasi yang diperlukan untuk mengawasi tumbuh kembang anak baduta. Informasi- informasi yang diperlukan sesuai dengan hasil wawancara ialah data pertumbuhan, data perkembangan, data penyakit, data MP-ASI, dan jadwal imunisasi. Kelima informasi ini menjadi dasar untuk memudahkan orang tua dalam mengawasi anaknya. Berdasarkan hasil elisitasi kebutuhan, diperoleh 22 kebutuhan fungsional dan satu kebutuhan non fungsional.
Terdapat 6 contoh dari kebutuhan fungsional yang diuraikan pada Tabel 1 dan kebutuhan non fungsional diuraikan pada Tabel 2.
Tabel 1. Kebutuhan Fungsional Kode
Kebutuhan
Deskripsi kebutuhan
IBB_F_11
Sistem dapat melakukan validasi data MPASI yang berisi nama makanan, bahan makanan, cara membuat, kalori, dan usia yang disarankan yang ditambahkan oleh member
IBB_F_15
Sistem harus mampu mencatat jadwal imunisasi yang harus dilakukan oleh anak yang dipilih
IBB_F_16
Sistem harus mampu menyimpan catatan gejala penyakit anak, yang berisi tanggal dan gejala-gejala penyakit anak
IBB_F_17
Sistem harus mampu melakukan perhitungan pertumbuhan dengan parameter BB, TB, dan LK
IBB_F_18
Sistem harus mampu menampilkan
rekomendasi makanan pendamping ASI untuk anak sesuai dengan kebutuhan kalorinya IBB_F_19 Sistem harus mampu
menampilkan riwayat
pertumbuhan anak
Tabel 2. Kebutuhan Non Fungsional Kode
Kebutuhan
Deskripsi kebutuhan
IBB_NF_01
Sistem mampu bekerja pada 11 alat pencarian yang berbeda.
5. PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI
Tahapan perancangan terbagi atas 4 macam, yaitu perancangan arsitektur, komponen, data, dan antarmuka. Sedangkan tahapan implementasi, terbagi menjadi 3 macam, yaitu implementasi data, implementasi kode program , dan implementasi antarmuka.
5.1 Perancangan Arsitektur
Perancangan arsitektur dibentuk dalam upaya mendeskripsikan bagian kecil dari suatu sistem (sub sistem). Perancangan arsitektur dari suatu sistem dapat digambarkan dalam bentuk sequence diagram dan class diagram.
5.1.1
Sequence DiagramSequence diagram ialah bagian dari diagram yang menggambarkan alur dari kebutuhan yang telah didefinisikan. Pada tahap perancangan aplikasi monitoring tumbuh kembang bayi berusia nol hingga 24 bulan ini, diambil 3 sampel kebutuhan, diantaranya ialah menampilkan rekomendasi makanan, riwayat tumbuh kembang, dan validasi data MPASI . 5.1.2
Class DiagramClass diagram ialah bagian dari digram yang mengilustrasikan struktur pada kelas yang saling berkaitan. Diagram ini menunjukkan hubungan dari setiap kelas yang saling berhubungan untuk menjalankan aplikasi yang sedang dibangun. Perancangan dari class diagram terdiri dari kelas model dan kelas controller
5.2 Perancangan Komponen
Perancangan komponen ialah suatu tahapan yang terdiri atas algoritma-algoritma yang dibentuk berdasakan sequence diagram.
Perancangan komponen disajikan dalam bentuk pseudocode. Diambil 3 contoh method yang digunakan untuk merancang komponen dari penelitian ini, diantaranya ialah riwayat pertumbuhan pada kelas view hitungtumbuh.php, rekomendasi mpasi yang terdapat dalam method mpasi() pada kelas Cuser.php, dan validasi data mpasi yang terdapat dalam method ok2() dan tolak2() di kelas Canak.php.
5.3 Perancangan Data
Perancangan data berfungsi untuk merepresentasikan logika pada tahapan analisis. Dalam penelitian ini, dibutuhkan 21 tabel pada sebuah database yang dirangkum dalam bentuk Physical Data Model dan diuraikan menggunakan Data Definition Language (DDL).
5.4 Perancangan Antarmuka
Pembuatan perancangan antarmuka berguna untuk dijadikan sebagai petunjuk dalam pembentukan suatu tampilan dari aplikasi monitoring tumbuh kembang bayi usia nol hingga 24 bulan. Perancangan antarmuka aplikasi monitoring tumbuh kembang bayi ini dibuat secara low fidelity. Terdapat 8 sampel perancangan antarmuka, yang salah satu contohnya ialah antarmuka menu rekomendasi makanan yang terdapat dalam Gambar 2 .
Gambar 1. Perancangan Antarmuka Rekomendasi Makanan 5.5 Implementasi Data
Implementasi data merupakan suatu kelas
yang berfungsi untuk memanggil data pada
databas. Pada framework Code Igniter, fungsi
untuk memanggil data pada database
diletakkan pada kelas model. Oleh karena itu,
diambil 3 sampel kelas pada kelas model, yaitu
M_Anak.php, M_Mpasi.php, dan M_imunisasi.php.
5.6 Implementasi Kode Program
Implementasi kode program yaitu tahapan untuk mengimplementasikan algoritma dalam bentuk pseudocode, kedalam kode program.
Untuk melakukan implementasi, dibutuhkan bahasa pemrograman PHP, HTML, CSS, dan javacript. Diambil 3 sampel sesuai dengan perancangan komponen, diantaranya ialah riwayat pertumbuhan pada kelas view hitungtumbuh.php, rekomendasi mpasi yang terdapat dalam method
mpasi()pada kelas Cuser.php, dan validasi data mpasi yang terdapat dalam method
ok2()dan
tolak2()di kelas Canak.php
5.7 Implementasi Antarmuka
Perancangan antarmuka
diimplementasikan kedalam bahasa pemrograman HTML, CSS, dan javascript.
Antarmuka merupakan tampilan yang dapat dilihat oleh pengguna, sehingga perlu untuk memikirkan aspek user experience dari pengguna. Terdapat 8 sampel implementasi antarmuka, dengan 7 diantaranya ialah tampilan untuk member. Implementasi dari antarmuka menu rekomendasi makanan ditampilkan pada Gambar 3.
Gambar 2. Implementasi Antarmuka Menu Rekomendasi Makanan
6. PENGUJIAN 6.1 Pengujian Unit
Pengujian unit yaitu pengujian yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya kesalahan pada program. Method yang akan diuji ialah method untuk menghitung
pertumbuhan bayi, method untuk menampilkan rekomendasi MPASI, dan method untuk memvalidasi data MPASI. Pengujian dilakukan dengan metode Basis Path Testing.
1. Pseudocode
Tabel 3. Pengujian Unit Validasi Data No.
operasi
Pseudocode
1 2 3 4
6
5 7
START Show view validasi
Pilih dan ambil data mpasi If ($data ==
true)
Show message
“Data berhasil di validasi”
Change status
‘verified’ pada database
Else
Show message
“Data di tolak”
Change status
‘ditolak’ pada database end if end if end if END
2. Flow Graph
Gambar 3. Validasi Data MPASI 3. Cyclomatic Complexity
a. V(G) = Edge – Node + 2
= 7 – 7 + 2
= 2
b. V(G) = Predicate Node + 1
= 1 + 1
= 2
c. V(G) = Total regional
= 2 4. Jalur Independen
a. Jalur 1: 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 7 b. Jalur 2: 1 – 2 – 3 – 4 – 6 – 5 – 7 5. Tabel Test Case
Tabel 4. Test Case Validasi Data
6.2 Pengujian Integrasi
Pengujian integrasi dilakukan untuk memperoleh kekeliruan yang terjadi apabila dilakukan pemanggilan method pada 2 kelas yang saling berkaitan. Method yang akan diuji ialah simpan_ubah_imunisasi(), hapusresep(), dan register_user(). Dengan sampel hapusresep() yang terdapat pada Tabel 5.
1. Pseudocode
Tabel 5. Pengujian Integrasi Hapus Resep No.
operasi
Pseudocode
1 2
3 4
START
Memanggil method hapus
Show alert message Set “Berhasil Menghapus Data Redirect alternatif END