Lampiran 1. Jadwal Penelitian
No Jenis kegiatan Bulan
Maret April Mei Juni Juli 1 Pelaksanaan seminar proposal
penelitian
2 Pengurusan surat pengantar penelitian dari jurusan Farmasi UII
3 Pengurusan surat perijinan penelitian ke Dinas Kota Yogyakarta
4 Pengurusan Ethical Clearance 5 Pengambilan data (observasi dan
wawancara)
6 Pengolahan data, Pembuatan bab IV dan V
Lampiran 2 Hasil Checklist Pelatihan Personil Rantai Dingin Vaksin di UPT Farmasi Tabel Lampiran 4.1 Pelatihan Petugas Pengelola Vaksin
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 Pelatihan bagi petugas pengelola vaksin secara
sistematik dan berkala √ √ √ √
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan CDOB Tahun 2012 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 2012
Tabel Lampiran 4.2 Pelatihan pengemudi distribusi vaksin
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 Pelatihan dilakukan kepada pengemudi yang
bertanggung jawab mendistribusikan vaksin - - - -
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan CDOB Tahun 2012 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 2012
Lampiran 3 Hasil Checklist Sarana dan Prasarana Sistem Cold Chain Vaksin di UPT Farmasi
Tabel Lampiran 4.3 Aturan Pengoperasian Kamar Dingin dan Kamar Beku
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 Kamar dingin/kamar beku dioperasikan secara
terus menerus selama 24 jam - - - -
2 Listrik dan suhu kamar dingin/kamar beku
dipastikan selalu terjaga - - - -
3 Kamar dingin/kamar beku hanya digunakan
untuk menyimpan vaksin - - - -
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013 - = belum sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013
Tabel Lampiran 4.4 Kelengkapan Kamar Dingin atau Kamar Beku
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 Kamar dingin/kamar beku yang dimiliki
dilengkapi 2 buah cooling - - - -
2 Kamar dingin/kamar beku yang dimiliki dilengkapi satu genset automatis atau manual yang beroperasi bila listrik padam
- - - -
3 Kamar dingin/kamar beku yang dimiliki dilengkapi alarm control yang akan berbunyi bila suhu di bawah +2⁰C/ di atas +8 ⁰C/ pada saat listrik padam
- - - -
4 Kamar dingin/kamar beku yang dimiliki dilengkapi dengan termograf, yang dapat mencatat suhu secara automatis selama 24 jam
- - - -
5 Kamar dingin/kamar beku yang dimiliki dilengkapi satu termometer yang terpasang pada dinding luar kamar dingin atau kamar beku
- - - -
6 Kamar dingin/kamar beku yang dimiliki dilengkapi freeeze watch atau freeze-tag yang diletakkan pada bagian dalam kamar dingin untuk mengetahui bila terjadi penurunan suhu dibawah 0⁰C.
- - - -
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013 - = belum sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013
Tabel Lampiran 4.5 Pemantauan Kamar Dingin dan Kamar Beku
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 Suhu pada termograf diperiksa secara teratur
pada pagi dan sore serta segera melaporkan pada atasan bila terjadi penyimpangan suhu
- - - -
2 Suhu pada termometer diperiksa secara teratur pada pagi dan sore serta segera melapor pada atasan bila terjadi penyimpangan suhu
- - - -
3 Tidak masuk ke dalam kamar dingin atau
kamar beku bila tidak perlu - - - -
4 Jaket pelindung yang tersedia selalu digunakan apabila memasuki kamar dingin atau kamar beku
- - - -
5 Pintu kamar dingin atau kamar beku tidak
dibuka dalam waktu yang lama - - - -
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013 - = belum sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013
Tabel Lampiran 4.6 Bangunan Tempat Penyimpanan Vaksin
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 Alat pemadam kebakaran yang dimiliki
dilengkapi dengan alat deteksi kebakaran - - - - 2 Bangunan untuk menyimpan vaksin dilengkapi
dengan keamanan yang memadai. √ √ √ √
3 UPT Farmasi menyediakan stopkontak tersendiri
disetiap chiller atau freezer-nya √ √ √ √
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan CDOB Tahun 2012 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 2012
Tabel Lampiran 4.7 Fasilitas Tempat Penyimpanan Vaksin
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4
1
Vaksin pada suhu yang terjaga serta memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Untuk suhu cold room / chiller berkisar antara +2⁰C s/d +8⁰C, untuk suhu freezer room / freezer
berkisar antara -25⁰C s/d -15⁰C √ √ √ √
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 2 Chiller atau freezer yang dimiliki dilengkapi
dengan sistem auto-defrost - - - -
3 Chiller dan freezer yang dimiliki dilengkapi
dengan pintu yang dapat dikunci √ √ √ √
4
Vaksin disimpan dengan menggunakan lemari es atau freezer khusus vaksin (dirancang untuk tujuan penyimpanan produk rantai dingin, tidak boleh menggunakan kulkas/freezer rumah tangga)
√ √ √ √
5
UPT Farmasi menggunakan termometer yang terkalibrasi minimal satu buah tiap chiller/freezer (dengan mempertimbangkan ukuran/jumlah pintu)
- - - -
6
UPT Farmasi menggunakan termometer yang mampu merekam secara terus-menerus dan memiliki sensor yang terletak pada satu atau beberapa titik yang paling akurat untuk mewakili profil suhu selama operasi normal
- - - -
7
Chiller dan freezer yang dimiliki dilengkapi dengan alarm yang berbunyi jika terjadi penyimpangan suhu
- - - -
8 Ruang penyimpanan vaksin di UPT Farmasi
memiliki pintu / penutup yang dapat dikunci √ √ √ √ 9 UPT Farmasi menyediakan stopkontak tersendiri
disetiap chiller atau freezer-nya √ √ √ √
10
UPT Farmasi memiliki fasilitas chiller dan freezer dengan generator otomatis atau generator manual yang dijaga oleh personil khusus selama 24 jam
√ √ √ √
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan CDOB Tahun 2012 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 2012
Tabel Lampiran 4.8 Penanganan jika Listrik Padam
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4
1 Generator dihidupkan √ √ √ √
2 Jika generator tidak berfungsi, jangan membuka
pintu chiller / freezer / cold room / freezer room. - - - -
3
Jika generator tidak berfungsi, periksa termometer dan pastikan bahwa suhu masih di antara +2°C s / d +8°C (chiller / cold room) dan
≥ -15°C (freezer /freezer room) - - - -
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 4
Jika generator tidak berfungsi, dan suhu chiller / cold room mendekati +8°C, masukkan cool pack (+2°C s/d +8°C) secukupnya
- - - -
5
Jika generator tidak berfungsi, dan suhu freezer / freezer room mendekati -15°C, masukkan cold pack secukupnya
- - - -
6
Jika keadaan listrik padam berlangsung lebih dari 1 hari, maka vaksin harus dievakuasi ke tempat penyimpanan yang sesuai dengan persyaratan
- - - -
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan CDOB Tahun 2012 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 2012
Tabel Lampiran 4.9 Alat untuk Mempertahankan Suhu Penyimpanan dan Distribusi Vaksin
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4
1 UPT Farmasi memiliki cold pack - - - -
2 UPT Farmasi memiliki cool pack √ √ √ √
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013 - = belum sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013
Tabel Lampiran 4.10 Sistem Defrost pada lemari es atau Freezer
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 Pencairan bunga es dilakukan minimal 1 bulan
sekali/ketika bunga es mencapai ketebalan 0,5 cm - - - - 2 Stop kontak freezer dicabut saat melakukan defrost - - - - 3 Mengkondisikan cool pack, vaksin carrier atau cold
box dan memindahkan vaksin ke dalamnya sehari sebelum melakukan defrosting
- - - -
4 Pencairan bunga es dipercepat dengan cara membiarkan hingga mencair /menyiram dengan air hangat
- - - -
5 Mengeringkan bagian dalam lemari es termasuk
evaporator saat defrosting dengan lap kering - - - - 6 Steker dipasang kembali dan tidak merubah
thermostat hingga suhu lemari es kembali stabil
(2⁰C s.d. 8⁰C) - - - -
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 7 Vaksin dari dalam vaksin carier atau cold box
disusun kembali kedalam lemari es sesuai dengan ketentuan setelah suhu lemari sebelum mencapai 2⁰C s.d. 8⁰C
- - - -
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013 - = belum sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013
Tabel Lampiran 4.11 Kualifikasi Chiller
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 Kualifikasi dilakukan pada saat awal penggunaan
Chiller/cold room/freezer √ √ √ √
2
Kualifikasi dilakukan jika terjadi perubahan kondisi pada Chiller/cold room/freezer sesuai dengan spesifikasinya
- - - -
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan CDOB Tahun 2012 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 2012
Lampiran 4. Hasil Checklist Penerimaan Vaksin di UPT Farmasi Tabel Lampiran 4.12 Penerimaan Vaksin
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 Dilakukan dengan memeriksa nama produk rantai
dingin yang diterima √ √ √ √
2
Penerimaan produk rantai dingin dilakukan dengan memeriksa jumlah produk rantai dingin yang diterima harus sama dengan jumlah yang tertera pada faktur atau surat pengantar barang
√ √ √ √
3 Dilakukan dengan memeriksa kondisi fisik produk
rantai dingin yang diterima √ √ √ √
4 Dilakukan dengan memeriksa Nomor bets dan
Tanggal kadaluarsa √ √ √ √
5 Dilakukan dengan memeriksa kondisi alat
pemantauan suhu √ √ √ √
6 Dilakukan dengan memeriksa kondisi Vaccine Vial
Monitor √ √ √ √
7
Tetap menyimpan produk rantai dingin pada tempat yang sesuai dan suhu yang dipersyaratkan (dengan diberi label khusus) jika pada saat menerima vaksin kondisi alat pemantauan suhu menunjukkan penyimpangan suhu dan/atau kondisi indikator VVM pada posisi C atau D
- - - -
8
Melapor kepada pengirim produk rantai dingin (untuk dilakukan proses penyelidikan dengan membuat berita acara) jika pada saat menerima vaksin kondisi alat pemantauan suhu menunjukkan penyimpangan suhu dan/atau kondisi indikator VVM pada posisi C atau D
√ √ √ √
9
Produk rantai dingin yang diterima segera dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan sesuai dengan suhu yang dipersyaratkan
√ √ √ √
10
Faktur atau surat pengantar barang atau dokumen lain ditandatangani, yang menyatakan produk rantai dingin diterima dalam kondisi baik dan utuh
√ √ √ √
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan CDOB Tahun 2012 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 2012
Lampiran 5. Hasil Checklist Penyimpanan Vaksin di UPT Farmasi
Tabel Lampiran 4.13 Penyimpanan Vaksin Menurut PMK No.42 tahun 2013
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 Oral Polio Vaccine disimpan di freezer pada
suhu -15⁰C s/d -25⁰C - - - -
2 Vaksin lainnya disimpan di lemari es pada suhu
2⁰ C s/d 8⁰C √ √ √ √
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013 - = belum sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013
Tabel Lampiran 4.14 Penyimpanan Vaksin Menurut CDOB tahun 2012
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1
Vaksin DPT, TT, DT, Hepatitis B, DPT-HB ditempatkan jauh dari evaporator dalam chiller yang bersuhu suhu +2⁰C s/d +8°C
√ √ √ √
2 Vaksin disimpan dalam chiller /freezer dengan
jarak antara kotak vaksin sekitar 1-2 cm √ √ √ √ 3
Chiller dan freezer diletakkan dengan memperhatikan jarak antara chiller dan freezer dengan dinding bangunan minimal 15 cm
√ √ √ √
4
Pelarut BCG dan pelarut campak disimpan pada suhu kamar dan tidak diperbolehkan terpapar sinar matahari langsung
√ √ √ √
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan CDOB Tahun 2012 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 2012
Tabel Lampiran 4.15 Keterpaparan Vaksin Terhadap Panas
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 Vaksin yang mendapatkan paparan panas lebih
banyak (dinyatakan dengan perubahan kondisi VVM A ke kondisi B), maka vaksin tersebut digunakan terlebih dahulu meskipun masa kadaluarsanya masih lebih panjang
√ √ √ √
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013 - = belum sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013
Tabel Lampiran 4.16 Monitoring Vaksin
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 Pengelola vaksin melakukan monitoring
administrasi dan fisik vaksin secara langsung setiap akhir bulan. Dan hasil monitoring tersebut dicatat pada kartu stok
√ √ √ √
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013 - = belum sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013
Lampiran 6. Hasil Checklist Distribusi Vaksin di UPT Farmasi
Tabel Lampiran 4.17 Pengiriman Vaksin Menurut PMK No. 42 tahun 2013
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 Vaksin didistribusikan ke puskesmas dengan
cara diambil sendiri oleh pihak puskesmas √ √ √ √ 2 Vaksin didistribusikan ke puskesmas dengan
cara diantar oleh pihak UPT Farmasi √ √ √ √
3
Vaksin yang didistribusikan berdasarkan permintaan resmi dari puskesmas dengan pertimbangan stok maksimum penyimpanan vaksin di puskesmas
√ √ √ √
4
Vaksin yang didistribusikan berdasarkan permintaan resmi dari UPT Farmasi dengan pertimbangan daya tampung penyimpanan vaksin di puskesmas
- - - -
5
Vaksin yang didistribusikan berdasarkan jumlah yang ditentukan oleh dinas kesehatan tanpa pertimbangan stok maksimum dan daya tampung penyimpanan vaksin di puskesmas
- - - -
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013 - = belum sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013
Tabel Lampiran 4.18 Pengiriman Vaksin Menurut CDOB tahun 2012
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1
Pengeluaran vaksin mengikuti kaidah :
FEFO (First Expire First Out), vaksin yang tanggal kedaluarsanya lebih pendek harus lebih dahulu dikeluarkan
√ √ √ √
2
Pengeluaran vaksin mengikuti kaidah :
FIFO (First In First Out), vaksin yang lebih dulu diterima agar lebih dulu didistribusikan
- - - -
3
Pengiriman vaksin dilakukan dengan menggunakan kontainer yang sudah tervalidasi atau vaccine carrier yang telah memenuhi standar pengiriman vaksin
√ √ √ √
4
Pengeluaran vaksin mengikuti kaidah :
Vaksin dengan indikator VVM yang sudah mendekati ke batas layak pakai (pada posisi C atau D), maka vaksin tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu walaupun tanggal kedaluwarsanya masih panjang
- - - -
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan CDOB Tahun 2012 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 2012
Tabel Lampiran 4.19 Alat Pembawa Vaksin
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 Cold box digunakan untuk menyimpan sementara
dan untuk membawa vaksin. √ √ √ √
2 Vaccine carrier digunakan untuk mengirim vaksin
ke puskesmas √ √ √ √
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013 - = belum sesuai dengan PMK No. 42 Tahun 2013
Tabel Lampiran 4.20 Kontrol Suhu Distribusi Vaksin
No Pertanyaan
Hasil Pengamatan Rep
1
Rep 2
Rep 3
Rep 4 1 UPT Farmasi menyediakan sistem kontrol suhu
yang tervalidasi selama proses transportasi vaksin - - - - 2
Alat pemantau suhu yang digunakan selama proses transportasi dikalibrasi secara berkala (minimal sekali setahun)
- - - -
3
Cool-pack diletakkan sedemikian rupa, tidak bersentuhan langsung dengan vaksin selama proses transportasi berlangsung
√ √ √ √
4 UPT Farmasi menyediakan sistem untuk
mengontrol penggunaan ulang cool-pack. - - - -
ket : Rep = replikasi
√ = sesuai dengan CDOB Tahun 2012 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 2012
Lampiran 7. Gambar Hasil Observasi
Icelined refrigerator tipe MK-204 APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Refrigerator Thermomether Stop kontak yang terpasang pada masing- masing chiller
Cool pack disimpan bersama dengan vaksin Penataan vaksin di dalam chiller
Generator Manual Persiapan Proses Distribusi Vaksin
Cold Box Vaccine Carrier
Lampiran 8. Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran Vaksin Januari 2016 Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran
UPT Farmasi dan Alat Kesehatan - 2016
DISTRIBUSI VAKSIN JANUARI 2016
Kode Barang
Nama
Barang Satuan
Pengeluaran Januari 2016
TOTAL Pengeluaran
Stok Akhir Tahun
2015
Penerimaan dari Dinkes Provinsi Januari 2016 TR JT GT NG WB MJ MG KR GM PA DN1 DN2 GK1 GK2 UH1 UH2 KG1 KG2
190201 BCG vial 4 0 9 0 2 0 0 0 0 0 2 10 1 15 19 5 13 3 83 391 50
190301 Campak vial 6 5 5 3 5 0 0 2 0 0 5 10 10 22 39 13 0 0 125 546 100
190403 DPT HB HIB vial 20 20 6 40 60 41 16 10 0 0 5 0 24 53 58 18 61 8 440 366 200
190401 DPT-HB vial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
190402 DT vial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
190801 Hep B
Uniject syringe 0 20 0 0 0 30 0 0 0 0 0 16 0 0 215 10 0 0 291 644 500
191603 Polio (IPV) vial 16 5 6 5 2 0 3 2 5 0 6 10 5 3 59 3 10 4 144 541 100
192002 Td vial 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 321 0
192001 TT vial 6 0 0 0 1 8 3 2 0 0 0 0 5 1 0 4 6 0 36 197 0
Lampiran 9. Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran Vaksin Februari 2016 Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran
UPT Farmasi dan Alat Kesehatan - 2016
DISTRIBUSI VAKSIN FEBRUARI 2016
Kode Barang
Nama
Barang Satuan
Pengeluaran Februari 2016
TOTAL pengeluaran
Stok Akhir Bulan Januari
2016
Penerimaan dari Dinkes Provinsi Februari
2016 TR JT GT NG WB MJ MG KR GM PA DN1 DN2 GK1 GK2 UH1 UH2 KG1 KG2
190201 BCG vial 1 2 0 2 10 18 12 0 13 0 7 26 5 28 20 0 9 6 159 358 50
190301 Campak vial 5 5 5 2 20 4 0 2 18 0 5 16 0 22 30 0 15 0 149 521 0
190403 DPT HB HIB vial 11 24 0 6 0 40 20 15 0 0 5 0 0 78 116 28 22 11 376 126 700
190401 DPT-HB vial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
190402 DT vial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
190801 Hep B Uniject syringe 0 50 0 0 0 30 0 0 0 0 0 0 0 100 100 0 125 30 435 853 0
191603 Polio (IPV) vial 0 5 6 2 20 6 2 7 0 0 0 19 10 5 12 0 28 1 123 497 0
192002 Td vial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 311 0
192001 TT vial 0 3 6 2 20 10 0 2 0 0 6 1 15 1 0 4 0 3 73 161 100
Lampiran 10. Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran Vaksin Maret 2016 Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran
UPT Farmasi dan Alat Kesehatan - 2016
DISTRIBUSI VAKSIN MARET 2016
Kode
Barang Nama Barang Satuan
Pengeluaran Maret 2016 TOTAL
pengeluaran
Stok Akhir Bulan Februari
2016
Penerimaan dari Dinkes Provinsi Maret 2016 TR JT GT NG WB MJ MG KR GM PA DN1 DN2 GK1 GK2 UH1 UH2 KG1 KG2
190201 BCG vial 6 5 0 2 17 0 0 1 14 8 0 0 0 46 0 20 10 0 129 249 200
190301 Campak vial 8 8 1 2 10 12 0 2 0 0 0 0 0 43 0 16 19 0 121 372 150
190403 DPT HB HIB vial 24 28 4 0 0 25 17 3 8 10 5 0 60 2 0 5 30 0 221 450 400
190401 DPT-HB vial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
190402 DT vial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
190801 Hep B Uniject syringe 40 65 0 0 10 20 0 0 40 0 0 0 0 150 200 10 125 20 680 418 500
191603 Polio (IPV) vial 28 18 4 6 20 64 12 20 10 6 5 24 30 40 20 19 28 5 359 374 200
192002 Td vial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 311 0
192001 TT vial 0 5 0 0 0 4 3 5 0 0 0 4 0 1 0 4 9 2 37 188 50
Lampiran 11. Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran Vaksin April 2016 Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran
UPT Farmasi dan Alat Kesehatan - 2016
DISTRIBUSI VAKSIN APRIL 2016
Kode Barang
Nama
Barang Satuan
Pengeluaran April 2016
TOTAL Pengeluaran
Stok Akhir Bulan Maret 2016
Penerimaan dari Dinkes Provinsi April 2016 TR JT GT NG WB MJ MG KR GM PA DN1 DN2 GK1 GK2 UH1 UH2 KG1 KG2
190201 BCG vial 7 10 3 2 5 20 0 8 0 4 0 0 2 30 20 0 6 3 120 320 100
190301 Campak vial 9 6 5 4 10 15 13 8 0 0 0 0 0 0 63 10 16 0 159 401 100
190403 DPT HB HIB vial 35 4 15 0 30 46 24 21 0 0 10 0 0 226 75 36 34 28 584 629 50
190401 DPT-HB vial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
190402 DT vial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
190801 Hep B Uniject syringe 25 50 5 0 10 0 0 0 0 10 0 0 0 135 0 10 50 5 300 238 800
191603 Polio (IPV) vial 0 3 5 3 10 8 12 2 10 10 2 0 0 62 64 29 20 10 250 215 300
192002 Td vial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 311 0
192001 TT vial 11 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 5 1 10 4 0 5 40 201 0
Lampiran 12. Rata-rata Ketersediaan Vaksin Januari 2016 – April 2016
1. Rata-rata Ketersediaan Vaksin BCG =
Stok awal vaksin BCG Bulan Januari + Stok Akhir vaksin BCG Bulan April 2=
391 + 3002= 345,5
2. Rata-rata Ketersediaan Vaksin Campak =
Stok awal vaksin Campak Bulan Januari + Stok Akhir vaksin Campak Bulan April 2=
546 + 3422
= 444
3. Rata-rata Ketersediaan Vaksin DPT HB HIB =
Stok awal vaksin DPT HB HIB Bulan Januari + Stok Akhir vaksin DPT HB HIB Bulan April 2=
366 + 952
= 230,5
4. Rata-rata Ketersediaan Vaksin Hep B Uniject =
Stok awal vaksin Hep B Uniject Bulan Januari + Stok Akhir vaksin Hep B Uniject Bulan April 2=
644 + 7382
= 691
5. Rata-rata Ketersediaan Vaksin Polio (IPV) = Stok awal vaksin Polio (IPV) Bulan Januari + Stok Akhir vaksin Polio (IPV) bulan April 2
=
541 + 2652
= 403
6. Rata-rata Ketersediaan Vaksin Td =
Stok awal vaksin Td Bulan Januari + Stok Akhir vaksin Td Bulan April 2=
321 + 3212
= 321
7. Rata-rata Ketersediaan Vaksin TT =Stok awal vaksin TT Bulan Januari + Stok Akhir vaksin TT Bulan April 2
=
197 + 1612
= 179
Rata-rata Ketersediaan Vaksin = Stok awal vaksin Bulan Januari + Stok Akhir vaksin Bulan April
2
Lampiran 13. Prosentase Vaksin Kadaluarsa
% vaksin IPV kadaluarsa = 1
7 x 100% = 14,3%
Jumlah Vaksin Kadaluarsa = 59
{ 541 + 100 + 0 + 200 + 300 } x 100%
= 59
1141 x 100%
= 5,17 %
Total Nilai Kadaluarsa = 5,17 x Rp 259.000
= Rp 1.339.030
prosentase vaksin IPV kadaluarsa =
Jumlah item vaksin IPV yang kadaluarsa
Jumlah item vaksin yang tersedia x 100%
Jumlah Vaksin Kadaluarsa (rumus dibawah ini) :
= Banyaknya vaksin IPV yang kadaluarsa
{stok awal IPV bln januari + jumlah penerimaan vaksin IPV bln januari + jumlah penerimaan vaksin IPV bln februari + jumlah penerimaan vaksin IPV bln maret + jumlah penerimaan vaksin IPV bln april}
x 100%
*) Total Nilai Kadaluarsa = Jumlah Vaksin Kadaluarsa x harga
Lampiran 14. Kesesuaian Suhu Penyimpanan Vaksin
SUHU PENYIMPANAN VAKSIN
DI UPT FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA
NO NAMA
VAKSIN
REPLIKASI 1 REPLIKASI 2 REPLIKASI 3 REPLIKASI 4
HARI 1 HARI 2 HARI 1 HARI 2 HARI 1 HARI 2 HARI 1 HARI 2
13 April 2016 14 April 2016 17 April 2016 22 April 2016 25 April 2016 27 April 2016 2 Mei 2016 4 Mei 2016 PAGI SORE PAGI SORE PAGI SORE PAGI SORE PAGI SORE PAGI SORE PAGI SORE PAGI SORE
1 BCG 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 Campak 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 DPT-HB-HIB 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 Hep B Uniject 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 Polio (IPV) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 Td 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 TT 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
*suhu dalam ⁰C
prosentase kesesuaian penyimpanan vaksin = 7
7 x 100%
prosentase kesesuaian penyimpanan vaksin = 100%
prosentase kesesuaian penyimpanan vaksin =
Jumlah item vaksin
yang disimpan dlm suhu yg sesuai
Jumlah item vaksin yang tersedia x 100%
Range suhu yang sesuai antara 2⁰C - 8⁰C
Lampiran 15. Prosedur Kerja Penyimpanan Vaksin
Lampiran 16. Prosedur Kerja Distribusi Obat dan Alat Kesehatan
Lampiran 17. Kartu Monitoring Suhu Refrigerator
Lampiran 18. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Vaksin (LP-LPV)
Lampiran 19. Kartu Batch