• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

STATUS KEPEMILIKAN HARTA BENDA PEMBERIAN ORANG TUA SEMASA HIDUPNYA KEPADA ANAK DALAM HUKUM

WARIS ADAT BATAK KARO

(STUDI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO)

TESIS

OLEH

ABI YASER HANDITO 097011041/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2011

(2)

STATUS KEPEMILIKAN HARTA BENDA PEMBERIAN ORANG TUA SEMASA HIDUPNYA KEPADA ANAK DALAM HUKUM

WARIS ADAT BATAK KARO

(STUDI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

OLEH

ABI YASER HANDITO 097011041/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2011

(3)

Judul Tesis : STATUS KEPEMILIKAN HARTA BENDA

PEMBERIAN ORANG TUA SEMASA HIDUPNYA KEPADA ANAK DALAM HUKUM WARIS ADAT BATAK KARO (Studi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

Nama Mahasiswa : Abi Yaser Handito Nomor Pokok : 097011041

Program Studi : Kenotariatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Runtung, SH,MHum)

Pembimbing Pembimbing

(Prof. Dr. Budiman Ginting, SH,MHum) (Dr. Pendastaren Tarigan, SH. MS)

Ketua Program Studi Dekan

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH. MS. CN) (Prof. Dr. Runtung, SH. MHum)

Tanggal Lulus : 29 Oktober 2011

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 29 Oktober 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Runtung , SH. MHum.

Anggota : 1. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH. MHum.

2. Dr. Pendastaren Tarigan, SH. MS.

3. Prof. Dr. Muhammad Yamin Lubis, SH. MS. CN.

4. Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH. CN. MHum.

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Mahasiswa : Abi Yaser Handito Nim : 097011041

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : STATUS KEPEMILIKAN HARTA BENDA

PEMBERIAN ORANG TUA SEMASA HIDUPNYA KEPADA ANAK DALAM HUKUM WARIS ADAT BATAK KARO

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat peryataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan

Abi Yaser Handito 097011041

(6)

i ABSTRAK

Masyarakat Batak Karo pada umumnya melakukan proses pewarisan dengan cara memberikan harta warisan kepada ahli waris setelah pemilik harta atau pewaris meninggal dunia, namun ada dijumpai pula pemberian harta waris itu dapat terjadi pada saat si pewaris masih hidup. Proses pemberian barang-barang harta benda oleh orang tua kepada anaknya dalam masyarakat adat batak karo, seringkali sudah dilakukan ketika orang tua (pewaris) masih hidup. Pemberian yang dilakukan secara kerukunan itu terjadi di depan Anak Beru, Senina, dan Kalimbubu.

Harta pemberian dalam masyarakat adat Batak Karo merupakan suatu bentuk kasih sayang dan pemupukan tali silaturahmi antara orang tua kepada anaknya. Akan tetapi dalam prakteknya masih banyak menimbulkan permasalahan-permasalahan khususnya terhadap harta pemberian semasa hidup tersebut. Pemberian harta yang dilakukan semasa hidup oleh orang tua terkadang pada saat orang tua meninggal dunia menjadi masalah diantara para ahliwarisnya khususnya bagi para ahliwaris yang tidak mendapatkan harta pemberian dari orang tuanya.

Keadaan demikian itu tentunya tidak selaras dengan maksud dari harta pemberian yang sesungguhnya dan juga mengakibatkan kesan kurang baik. Tidak jarang masalah harta pemberian tersebut ditemukan setelah orang tua meninggal dunia yang pada akhirnya menjadi sumber sengketa diantara para ahli warisnya.

Lokasi penelitian adalah pada lima desa (desa Tambaklau Mulgap I,desa Sempa Jaya, desa Rumah Berastagi, desa Gundaling I dan desa Lau Gumba) di Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan yuridis sosiologi (empiris) dilakukan dengan cara kualitatif. Dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan pendekatan Induktif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Status kepemilikan harta pemberian semasa hidup yang berupa benda bergerak baik kepada anak laki maupun anak perempuan adalah hak milik pribadi yang tidak perlu dikembalikan ke dalam boedel warisan. Demikian juga terhadap pemberian benda yang tidak bergerak baik kepada anak laki maupun anak perempuan di masa sekarang lebih dominan berstatus hak milik daripada hak pakai saja, sehingga tidak perlu dikembalikan ke dalam bodel warisan pada saat orang tua meninggal dunia.

Kata Kunci : Status Harta, Pemberian Semasa Hidup, Adat Batak Karo

(7)

ii ABSTRACT

The Karonese generally conduct the inheriting process by bequeathing the inheritance to the heirs after the testators pass away, but we can also find that the inheritance is given when the testators are still alive. The process of bequeathing the property from parents to their heirs in the Karonese tradition is sometimes conducted when the parents (testators) are still alive. This process is conducted in harmony in front of Anak Beru, Senina, and Kalimbubu.

Inheritance in the Karonese tradition is regarded as a token of love and affection and maintaining good relationship between parents and their children. In practice, however, there are still many problems, especially if the inheritance is given when the parents are still alive, or the dead parents have left a valid will. The child (or children) who do not inherit will file a complaint.

This condition is, of course, not in accordance with the real purpose of bequeathing inheritance. It is not uncommon that the problem of inheritance will cause dispute among those who claim as the heirs.

The location of the research was at five villages: Tambaklau Mulgap I village, Sempa Jaya village, Rumah Berastagi village, Gundaling I village, and Lau Gumba village. They were located in Berastagi Subdistrict, Karo District, North Sumatera Province. The type of the research was descriptive analytic, using judicial sociological (empirical) approach and was conducted qualitatively. The drawing of the conclusions was done with inductive approach.

The results of the research showed that the status of giving movable property, when the parents were still alive, to their boys or girls does not need to be categorized as inheritance. Besides that, the giving of property to heirs (male or female) nowadays should be dominantly with the status of property rights and not with the status of the right of use so that it was not necessary to be categorized as inheritance.

Keywords: Status of Property, the Giving when the Testators are still Alive, Karonese Tradition

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tesis ini sebagai salah satu persyaratan untuk memperolah gelar MAGISTER KENOTARIATAN di Universitas Sumatera Utara Medan. Didalam memenuhi tugas inilah maka penulis menyusun dan memilih judul : “STATUS KEPEMILIKAN HARTA BENDA PEMBERIAN ORANG TUA SEMASA HIDUPNYA KEPADA ANAK DALAM HUKUM WARIS ADAT BATAK KARO (Studi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo).” Saya menyadari masih banyak kekurangan didalam penulisan Tesis ini, untuk itu dengan hati terbuka, saya menerima saran dan kritik dari semua pihak, agar dapat menjadi pendoman dimasa yang akan datang.

Didalam penulisan dan penyusunan Tesis ini, saya mendapat bimbingan dan pengarahan serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tidak ternilai harganya secara kusus kepada Bapak Prof. Dr. Runtung, SH. MHum., selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH. MHum., serta Bapak Dr.

Pendastaren Tarigan SH. MS., masing-masing selaku anggota komisi pembimbing kepada saya dalam penulisan tesis ini dan kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH. MS. CN. dan Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH. CN. MHum., selaku dosen penguji saya dalam penulisan ini.

(9)

iv

Selanjutnya ucapan terimakasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH. MS. CN. Selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH. CN. MHum. Selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak-Bapak dan Ibu-ibu Guru Besar dan Staf Pengajar dan juga para karyawan pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus penulis menghaturkan terimakasih yang tak terhingga kepada Ayahanda tercinta, Herdiyanto,SH. yang selalu memberikan dukungan moril maupun materiil, sehingga saya dapat melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Dan Ibunda Sri Haryani yang telah bersusah payah melahirkan dan membesarkan dengan penuh pengorbanan, kesabaran, dan kasih sayang dan doa restu. Serta terima kasih kepada adik saya dr. Ardina Dwi Utari dan Dinda Rahma Sesha atas segala dukungan dan doa-doanya..

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar di Medan, Pakde Setiawan, Bude Lili dan Bude Titi yang selalu memberikan motivasi, doa dan nasehat-nasehat yang bermanfaat selama penulis melakukan penelitian. Dan

(10)

v

terimakasih kepada Om Ipit dan Tante Yuni yang selalu membantu penulis mulai dalam penulisan skripsi hingga penulisan tesis. Serta terimakasih kepada seluruh keluarga besar di Jakarta atas doa dan dukungannya.

Ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada keluarga besar Bapak Syaiful Bachri S.Sos atas doa, dukungan dan nasehat-nasehatnya. Serta Vinny Aryanti, SE. belahan hati yang tak pernah lelah untuk menunggu dan memberikan semangat, memberikan perhatian, cinta dan sayang serta doa, sehingga saya dengan lapang dapat menyelesaikan penulisan dan pendidikan di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada Henry Purba,SH., Mersita SH, M,Kn beserta keluarga dan Buchler Tarigan, SH, beserta keluarga yang telah sangat banyak memberikan masukan dan saran khususnya tentang adat-istiadat karo sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian.

Ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Medan, Kepala Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat, Camat Berastagi, Kepala Desa Tambaklau Mulgap I, Kepala Desa Gundaling I, Kepala Desa Rumah Berastagi, Kepala Desa Sempa Jaya, Kepala Desa Lau Gumba serta pihak-pihak yang telah membantu saya dalam penelitian tesis ini.

Ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada Ibu Rusley Ginting yang telah memberikan didikan, ajaran dan nasihatnya selama penulis tinggal di rumah beliau untuk mengadakan penelitian di Kecamatan Berastagi.

(11)

vi

Ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada Bapak Sugiri dan keluaga besar Notaris/PPAT Fitri Handayani, SH. M.Kn yang telah memberikan pendidikan khususnya dalam praktek di bidang ilmu Kenotariatan di Kantor Notaris Medan.

Ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada kawan-kawan seperjuangan dan sahabat saya, Rahmat SH, Doni SH, Rudi SH, Wina SH, Nida SH, Agustina SH, Pudio SH, Roy SH, Dedi SH, serta seluruh kawan-kawan angkatan 2009 yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang terus memberikan motivasi, semangat dan kerjasama dan diskusi, membantu dan memberikan pemikiran kritik dan saran yang dari awal masuk di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara..

Saya berharap semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rejeki yang melimpah.

Akhirnya, semoga Tesis ini dapat berguna bagi diri dan juga semua pihak dan kalangan yang mengembangkan ilmu hukum, khususnya dalam bidang ilmu Kenotariatan.

Medan, Oktober 2011

(Abi Yaser Handito, SH.)

(12)

vii

RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

Nama : Abi Yaser Handito

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 30 September 1986 Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Belum menikah Agama : Islam

Alamat : Jl. Dr. Mansyur No. 41 Medan

II. Keluarga

Nama Ayah : Herdiyanto, SH.

Nama Ibu : Sri Haryani

Nama Adik : dr. Ardina Dwi Utari Dinda Rahma Sesha

III. Pendidikan

SD Negeri 10 Timor Leste Tamat Tahun 1998

SLTP Negeri 6 Jakarta Tamat Tahun 2001

SMU Negeri 53 Jakarta Tamat Tahun 2004

S1 Hukum Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa Banten Tamat Tahun 2009 S2 Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara Medan Tamat Tahun 2011

(13)

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT………..………...ii

KATA PENGANTAR...iii

RIWAYAT HIDUP...vii

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR ISTILAH ...xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………1

B. Perumusan Masalah………..……….………11

C. Tujuan Penelitian ……….……..………...11

D. Manfaat Penelitian ……….…….…..12

E. Keaslian Penelitian……….…14

F. Kerangka Teori dan Konsepsi………..……....15

1. Kerangka Teori………..……….…15

2. Konsepsi………..….23

G. Metodologi Penelitian ………..….25

1. Sifat Penelitian dan Metode Pendekatan …………...….25

(14)

ix

2. Lokasi Penelitian….………...26

3. Populasi dan Sampel, Responden Penelitian ………...27

4. Tehnik Pengumpulan Data ….………..……...28

5. Alat pengumpulan Data ………28

6. Analisis Data ………..………29

BAB II PEMBERIAN HARTA BENDA ORANG TUA SEMASA HIDUP KEPADA ANAK DALAM HUKUM WARIS ADAT BATAK KARO DI KECAMATAN BERASTAGI A. Profil Singkat Kecamatan Berastagi………...……31

B. Hukum Waris Adat Karo……….…………...…37

C. Pemberian Harta Benda Orangtua Semasa Hidup Kepada Anak Dalam Hukum Waris Adat Karo Di kecamatan Berastagi ……….…….…..…...42

BAB III TITEL PEMBERIAN HARTA BENDA ORANG TUA SEMASA HIDUP KEPADA ANAK DALAM HUKUM WARIS ADAT BATAK KARO DI KECAMATAN BERASTAGI A. Titel Pemberian Harta Benda Orangtua Semasa Hidup Kepada Anak Dalam Hukum Waris Adat Batak karo……….………..…57

B. Titel Pemberian Harta Benda Orangtua Semasa Hidup Kepada Anak Di Kecamatan Berastagi………....….65

(15)

x

BAB IV STATUS KEPEMILIKAN HARTA BENDA PEMBERIAN ORANGTUA SEMASA HIDUP KEPADA ANAK MENURUT HUKUM WARIS ADAT BATAK KARO

A. Status Kepemilikan Harta Benda Pemberian Semasa Hidup Menurut Hukum Waris Adat Batak Karo ……….….78

B. Status Kepemilikan Harta Benda Pemberian Semasa Hidup Menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung ………...91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……….……..………..100

B. Saran ……….………..101

DAFTAR PUSTAKA ……….……...103 LAMPIRAN

(16)

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 32 2. Tingkat Pendidikan Responden ………... 33 3. Pemberian Harta Benda Orang Tua Semasa Hidup

Kepada Anak ……… 48 4. Bentuk Pemberian Harta Orangtua Semasa Hidup

Kepada Anak ……… 49 5. Tujuan Pemberian Harta Orangtua Semasa Hidup

Kepada Anak ……… 53

6. Titel Pemberian Harta Orangtua Semasa Hidup

Kepada Anak ………... 66 7. Status Kepemilikan Pemberian Harta Benda

Tidak Bergerak ………..… 80

(17)

xii

DAFTAR ISTILAH

1. Merga artinya marga

2. Merga si lima artinya marga yang terdiri dari Sembiring, Tarigan, Perangin-angin, Karo-karo, dan Ginting

3. Sangkep Sitelu artinya landasan sistem kekerabatan adat istiadat karo yang terdiri dari anak beru, senina dan kalimbubu

4. Anak Beru artinya kelompok penerima anak perempuan untuk diperistri

5. Senina artinya orang yang berdasarkan kelahirannya mempunyai satu kakek dan nenek yang sama baik dari pihak ayah atau dari pihak ibu

6. Kalimbubu artinya kelompok pemberi anak perempuan kepada kelompok tertentu

7. Kekelengen artinya kasih sayang

8. Sereh artinya upah perkawinan

9. Penampat artinya uang pemberian

10. Sura-sura artinya keinginan

(18)

xiii

11. Erta tading-tadingen artinya harta pusaka

12. Erta bekas encari artinya harta pencaharian bersama

13. Pemere Kalimbubu artinya harta bawaan istri

14. Pemere arinya pemberian

15. Pemberian Tedik-tedik artinya pemberian yang dilakukan secara diam-diam 16. Perpenca artinya perabot rumah tangga

17. Uis artinya pakaian adat 18. Mas artinya perhiasan 19. Taneh artinya tanah 20. Jabu artinya rumah

21. Perkawinan Jujur artinya suatu bentuk perkawinan yang dilakukan dengan penyerahan sejumlah barang atau sejumlah uang dari keluarga pihak laki - laki kepada pihak perempuan yang berfungsi sebagai pengganti atau pembeli atas berpindahnya si perempuan kedalam klan si laki-laki guna menjaga keseimbangan pada keluarga si perempuan

22. Perkawinan Impal artinya perkawinan antara seorang pria dengan seorang wanita, dimana ayah si wanita bersaudara dengan ibu si pria

Referensi

Dokumen terkait

Volume penjualan yang dapat dihasilkan oleh kapasitas. usaha pada saat

HETODE

publik yang ada dalam instansi atau perusahaan tersebut. Sudah tentu suasana di dalam badan atau perusahaan itu sendiri yang menjadi target internal Public Relations ,

Menurut Johnson (Rieley, dkk., 1996), dalam 10 tahun terakhir makin sering terjadi kebakaran besar hutan di Kalimantan yang antara lain menimbulkan kerusakan luas pada hutan

In this study a 3-D finite element model was developed using ANSYS to predict the bearing load- embedment curve of a steel washer on a timber member which is

• buatlah bentuk naungan sesuai dengan besaran ruang yang anda butuhkan dan sesuaikan dengan konteks lingkungannya...

Ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban pembayaran klaim ( schedule f) 0 4 Jumlah dana yang diperlukan untuk mengantisipasi risiko kerugian yang mungkin

[r]