• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL STRATEGI KOMUNIKASI DESA WISATA PONGGOK KLATEN DI ERA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JURNAL STRATEGI KOMUNIKASI DESA WISATA PONGGOK KLATEN DI ERA PANDEMI COVID-19"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

STRATEGI KOMUNIKASI DESA WISATA PONGGOK KLATEN DI ERA PANDEMI COVID-19

Oleh:

Petra Gandhes Hapsari D0217068

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2021

(2)

1 STRATEGI KOMUNIKASI DESA WISATA PONGGOK KLATEN DI

ERA PANDEMI COVID-19 Petra Gandhes Hapsari Deniawan Tomy Candra Wijaya

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Covid-19 pandemic is causing a lot of changes in tourism sector. The government keeps publishing new regulations in order to suppress the spread of pandemic. Umbul Ponggok is one of tourism destination in Klaten regency which is managed by Bumdes Tirta Mandiri and affected by the government regulations, escpecially the regulation to forbid crowd. Tourism places need many amount of visitor to gain more income and survive. But many amount of people will definitely form a crowd which is forbidden by the regulation. In order to solve this problem, communication strategies are needed to overcome it and make Umbul Ponggok allowed to open.

This research is aimed to determine how is the communication strategies that were made by Bumdes Tirta Mandiri in order to keep Umbul Ponggok survive throughout covid-19 pandemic. Researcher uses field force analysis model to carry out the result of interview, observation, and document analysis. The interview involves four participant from some fields which are actively related with Umbul Ponggok. Researcher chooses participant from village government, Bumdes Tirta Mandiri, stall owner, and visitor. There is one person interviewed from each field. The results of the interview, observation, and document analysis are arranged and presented in Kurt Lewin’s field force analysis model. This model explains communication strategy in seven steps.

Bumdes Tirta Mandiri focuses on two major strategies during the surviving effort. First, strategy to give information about the new health protocol to the audience and second is strategy to overcome the internal crisis of the stall owners who rent places inside Umbul Ponggok area. The first strategy relies on the use of social media and public figure’s influence. The second strategy relies more on personal communication to persuade the stall owner to agree uniting in a UMKM group. Forming a group will solve their crisis of price competition and make Bumdes Tirta Mandiri can easily manage and reorganize Umbul Ponggok to build a broad rest area and minimalize crowd forming. Bumdes Tirta Mandiri chooses to finish the stall owner problem first.

Keywords: communication strategy, tourism, pandemic, field force analysis

(3)

2 Pendahuluan

Kompas.com dalam artikel yang dipublikasikan pada 11 Mei 2020 mengungkapkan bahwa Indonesia untuk pertama kalinya mengumumkan kasus pasien positif mengidap Covid-19 pada 2 Maret 2020. Namun kasus tersebut diidentifikasikan sebagai transmisi lokal atau penularan dari penduduk negara sendiri. Kompas.com menambahkan bahwa penularan virus sudah terjadi sejak bulan Januari. Dua bulan merupakan waktu yang cukup singkat untuk penyebaran virus yang semula berasal dari negara Tiongkok. Maka dari itu bukanlah hal yang aneh bila pemerintah mulai menggalakkan beberapa protokol kesehatan demi mencegah penyebaran yang semakin luas. Salah satu dari protokol kesehatan tersebut adalah menjaga jarak aman satu sama lain. Berdasarkan tulisan pada laman Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang diterbitkan pada 19 Juni 2020, jarak aman untuk melakukan physical distancing agar virus korona tidak menyebar adalah satu atau dua meter.

Apabila dikaitkan dengan tempat ramai seperti fasilitas umum, tempat kerja, sekolah, dan tempat ibadah, maka pemberlakuan physical distancing ini mendorong masyarakat untuk tidak mengunjungi tempat tersebut secara bersamaan. Padahal tempat-tempat ramai tersebut merupakan prasarana untuk melakukan aktivitas perekonomian.

Dalam tulisan Sania Mashabi yang diunggah dalam laman Kompas.com pada 3 September 2020, disebutkan bahwa pemerintah pusat dan daerah mencetuskan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kebijakan ini dimaksudkan untuk menekan penyebaran covid-19 di Indonesia dan secara resmi telah dicantumkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19. PSBB sendiri memiliki syarat-syarat penerapan, yaitu (1) membatasi pergerakan orang dan barang yang hendak masuk atau keluar provinsi, kabupaten, atau kota tertentu, (2) meliburkan sekolah dan tempat kerja, (3) membatasi kegiatan keagamaan, dan (4) membatasi kegiatan di tempat atau fasilitas umum

(4)

3 Di Kabupaten Klaten sendiri, pemerintah sempat melakukan agenda PSBB. Berdasarkan tulisan Taufiq Sidik Prakoso yang diunggah pada laman Solopos.com tanggal 8 Januari 2021, PSBB dilangsungkan pada 11-25 Januari 2021. Ronny Roekmito, Tim Ahli Satgas Penanganan Covid-19 Klaten dalam wawancara mengungkapkan bahwa obyek wisata ditutup selama PSBB dilangsungkan. Secara otomatis, keputusan ini membuat pelaku sektor pariwisata mengalami kerugian. Pada 26 Januari 2021, Mardon Widiyanto, wartawan TribunSolo.com merilis artikel yang mengabarkan bahwa Bupati Klaten, Sri Mulyani memperpanjang masa PSBB. Dalam surat edarannya, disebutkan bahwa obyek wisata diberi izin untuk menjalankan operasional. Namun kapasitas pengunjung harus dibatasi sebanyak 30 persen dari jumlah normal. Selain itu, jam operasional obyek wisata juga dibatasi hingga pukul 15.00. Perubahan kebijakan ini membuat sektor pariwisata menemukan titik terang. Namun dengan pengurangan kapasitas pengunjung, pendapatan yang diperoleh pengelola sektor tidak akan sebanyak jumlah keuntungan sebelum masa pandemi. Kebijakan kapasitas 30 persen dan jam operasional hingga pukul 15.00 ini tetap berlaku sampai masa pandemi mereda.

Desa Ponggok di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten merupakan salah satu desa yang mengandalkan sektor pariwisata sebagai sumber penghasilan.

Obyek wisata yang menjadi penghasilan inti dari Desa Ponggok adalah Umbul Ponggok. Umbul merupakan jenis wisata dari mata air alam. Di Ponggok sendiri, mata air tidak hanya dimanfaatkan untuk berenang saja, melainkan juga aktivitas snorkling dan pemotretan bawah air. Pada masa pandemi covid-19, pengunjung Umbul Ponggok dilaporkan menurun drastis. Junaedi Mulyono, Kepala Desa Ponggok dalam wawancara dengan Taufiq Sidik Prakoso, wartawan Solopos.com pada 14 Februari 2021 mengungkapkan bahwa penurunan pengunjung mencapai hampir sembilan puluh persen dari jumlah normal akibat pemberlakuan PSBB.

Hal ini menyebabkan pendapatan ikut menurut drastis. Ponco Suseno, wartawan Solopos.com dalam beritanya yang diunggah pada 15 Oktober 2020 menulis bahwa Bumdes mengalami minus dana sebesar 70 juta rupiah. Apabila minus dana yang terjadi pada bulan Oktober 2020 sudah menginjak angka 70 juta rupiah,

(5)

4 maka pada Februari 2021, di mana pengunjung sudah menurun hingga hampir sembilan puluh persen dari jumlah normal, minus dana juga ikut bertambah.

Keberadaan pandemi covid-19 merupakan sebuah krisis yang harus diterima oleh Bumdes Tirta Mandiri dalam usahanya mengelola tempat wisata, yaitu Umbul Ponggok. Penelitian ini membahas mengenai strategi apa saja yang digunakan oleh Bumdes Tirta Mandiri untuk bertahan dalam situasi pandemi.

Informasi ini penting sebagai pembelajaran apabila terjadi sebuah krisis yang serupa di masa mendatang. Peneliti hendak melakukan analisis dengan metode analisis kekuatan medan (field force analysis) dari Kurt Lewin yang menekankan pada perubahan sebuah keadaan agar mencapai tujuan tertentu.

Rumusan Masalah

Bagaimana strategi komunikasi Bumdes Tirta Mandiri Ponggok, Klaten sebagai pengelola tempat wisata Umbul Ponggok untuk bertahan di tengah situasi pandemi covid-19?

Kajian Pustaka 1. Komunikasi

Sebuah komunikasi dapat terjadi bila para pelaku memiliki persamaan dalam hal tertentu (Cangara, 2016: 23). Persamaan tersebut bisa jadi dalam hal bahasa atau simbol. Hal ini dikemukakan oleh Cangara untuk menjelaskan prinsip komunikasi. Persamaan didapat dari pengalaman (field of experience) yang serupa. Para pelaku kegiatan komunikasi dapat saling memahami satu sama lain apabila memiliki pengalaman yang sama terhadap suatu hal.

Harold D. Lasswell dalam Cangara berpendapat bahwa cara yang tepat untuk menjelaskan tindakan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya” (Cangara, 2016: 21).

Jawaban dari masing-masing pertanyaan tersebut mewakili kelima unsur komunikasi, yaitu:

a. Sumber

(6)

5 Dalam komunikasi, sumber tidak hanya terdiri dari satu orang, melainkan juga dapat berbentuk kelompok. Sumber disebut juga dengan pengirim atau komunikator.

b. Pesan

Pesan merupakan sesuatu yang disampaikan sumber oleh penerima. Pesan ini dapat berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda.

c. Media

Media adalah alat yang digunakan sumber untuk menyalurkan pesan.

Media berbeda untuk setiap tipe komunikasi. Saluran seperti radio, televisi, dan surat kabar dapat digolongkan sebagai media komunikasi.

Namun indera manusia juga termasuk sebuah media apabila komunikasi dilakukan secara langsung.

d. Penerima

Penerima adalah target komunikasi. Unsur ini adalah inti dari sebuah komunikasi. Jika sebuah pesan tidak sampai kepada penerima, maka kegiatan komunikasi dapat dikatakan gagal. Penerima bisa terdiri dari satu atau banyak orang. Khalayak adalah istilah yang dipakai apabila penerima sebuah pesan terdiri dari banyak orang. Agar sebuah komunikasi dapat berhasil, sumber harus mengenali karakteristik targetnya dengan baik.

e. Pengaruh

Setelah mendapatkan pesan, penerima dapat mengalami sebuah perubahan. Perubahan tersebut berupa perubahan sikap atau tindakan maupun penambahan pengetahuan atau informasi.

Setiap unsur memiliki peran yang vital dalam kegiatan komunikasi. Apabila dalam salah satu unsur terjadi sebuah kesalahan, maka akan mempengaruhi unsur yang lain.

2. Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi menurut Middleton (1980) dalam Cangara didefinisikan sebagai sebuah kombinasi. (Cangara, 2014: 64). Masing-masing unsur dalam kombinasi tersebut disusun sebaik-baiknya demi mewujudkan

(7)

6 perencanaan komunikasi. Dalam kegiatan komunikasi, terdapat berbagai gangguan, baik berasal dari sisi internal maupun eksternal. Perencanaan komunikasi memiliki peran besar untuk mengatasi gangguan tersebut.

Perencanaan komunikasi disusun berdasarkan banyak pertimbangan serta menargetkan sebuah tujuan dengan detail. Oleh karena itu perlu adanya dokumen tertulis sebagai sebuah catatan sekaligus acuan selama sebuah kegiatan berlangsung. Dokumen ini pula yang akan menjadi bahan evaluasi di penghujung kegiatan komunikasi.

Cangara menjabarkan tiga belas langkah yang perlu dilakukan untuk menyusun sebuah strategi komunikasi (Cangara, 2014: 133). Langkah-langkah ini didasarkan oleh kelima elemen komunikasi yang menjadi unsur kombinasi untuk setiap strategi komunikasi.

a. Memilih dan Menetapkan Komunikator

Komunikator diharuskan untuk terampil melakukan komunikasi, kaya ide, serta kreatif. Selain itu, terdapat tiga syarat utama yang harus dipenuhi oleh seorang komunikator, yaitu tingkat kepercayaan orang lain kepada dirinya (kredibilitas), daya tarik (attractive), dan kekuatan (power).

b. Menetapkan Target Sasaran dan Analisis Kebutuhan Khalayak

Selain komunikator, target pasar atau khalayak juga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan suatu komunikasi. Sekalipun sudah mengeluarkan banyak waktu, tenaga, dan biaya, apabila target tidak tertarik pada pesan yang dibawa, maka aktivitas komunikasi akan menjadi sia-sia. Agar dapat menarik minat, maka pesan yang dibawakan harus sesuai dengan karakteristik targetnya.

c. Teknik Menyusun Pesan

Komunikator perlu memilih simbol yang sesuai dengan persepsi target sehingga strategi yang dibuat dapat berjalan dengan baik. Terdapat dua jenis simbol yang dapat digunakan, yaitu simbol verbal dan non verbal.

Simbol verbal dalam pemakaiannya menggunakan bahasa. Istilah bahasa mengacu pada seperangkat kata yang disusun dalam struktur kalimat dan memiliki makna. Sedangkan simbol non verbal sendiri biasa disebut

(8)

7 dengan bahasa isyarat, bahasa tubuh, atau bahasa diam. Penggunaannya bisa diterapkan dengan gestur tubuh ataupun mimik wajah. Terdapat tiga sifat pesan seusai dengan fungsinya, yaitu pesan informatif, persuasif, dan edukatif. Pesan informatif memiliki fungsi untuk menerangkan sesuatu serta memberikan pengetahuan kepada khalayak. Pesan persuasif adalah pesan yang memiliki tujuan untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan/atau tingkah laku khalayak terhadap sesuatu. Sifat pesan yang terakhir adalah edukatif. Pesan dengan sifat ini tidak hanya berfungsi untuk membuat khalayak menjadi tahu, namun juga agar khalayak menerapkan hal yang sudah diketahuinya.

d. Memilih Media atau Saluran Komunikasi

Dalam memilih media atau saluran komunikasi, komunikator perlu memperhatikan kondisi dari target pasarnya. Alangkah baiknya bila saluran yang digunakan dapat dijangkau dan akrab di kalangan target sehingga pesan dapat diungkapkan secara efektif. Terdapat dua golongan dalam bentuk media, yaitu media lama dan media baru. Media baru terbentuk karena teknologi yang semakin berkembang di dalam masyarakat. Sedangkan media lama lebih bersifat tradisional dan memerlukan waktu lama untuk menyampaikan pesan apabila komunikator dan target pesan tidak saling bertatap muka.

e. Produksi Media

Setelah memilih media mana yang cocok untuk menyampaikan pesan, maka langkah berikutnya adalah melakukan kegiatan produksi. Masing- masing media memiliki karakteristik yang berbeda dalam menampilkan pesan.

f. Uji Awal Materi Komunikasi

Sebelum mempublikasikan sebuah pesan ke media, perlu adanya uji awal materi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengecek ulang apakah terdapat gambar, adegan, atau pesan yang bisa jadi kurang berkenan ditampilkan.

g. Penyebarluasan Media Komunikasi

(9)

8 Penyebarluasan media komunikasi dilakukan sesuai dengan jenis medianya. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyebarluasan adalah bagaimana cara agar pesan dapat tersampaikan sebanyak dan seefektif mungkin.

h. Menganalisis Efek Komunikasi

Program komunikasi memiliki tujuan mempengaruhi target khalayak.

Untuk itu keberadaan pengaruh juga sangat penting dalam kegiatan komunikasi. Pengaruh menjadi tolak ukur apakah sebuah komunikasi berhasil atau tidak. Bentuk pengaruh terbagi dalam tiga jenis, yaitu perubahan sikap (attitude), perubahan pengetahuan (knowledge), dan perubahan tindakan (behavior). Perubahan pengetahuan terbagi atas dua, yaitu perubahan persepsi dan perubahan pendapat (opinion). Perubahan sikap yang dimaksud adalah perubahan dalam internal diri seseorang mengenai sebuah hal, sedangkan perubahan perilaku lebih mengacu pada tindakan nyata.

i. Memobilisasi Kelompok Berpengaruh

Dalam lingkungan masyarakat yang memiliki tingkat solidaritas tinggi, khususnya daerah pedesaan, kelompok berpengaruh memiliki andil dalam menggiring opini masyarakatnya. Kelompok ini terdiri dari tokoh-tokoh formal dan informal.

j. Penetapan Rencana Anggaran

Sebaiknya anggaran digunakan dengan mengutamakan media yang paling banyak menjangkau target khalayak. Lebih baik menghabiskan anggaran untuk media yang memiliki daya sebar lebih luas agar anggaran dapat dipergunakan secara efektif.

k. Penyusunan Jadwal Kegiatan (Time Schedule)

Pelaksanaan sebuah strategi komunikasi perlu disusun dalam bentuk jadwal. Hal ini dimaksudkan agar pelaksana strategi dapat memperhitungkan kapan waktu yang paling kondusif untuk melaksanakan program. Jadwal kegiatan perlu disusun mulai dari awal (starting point) hingga akhir (ending point).

(10)

9 l. Penetapan Tim Kerja

Sebuah strategi komunikasi perlu dijalankan oleh anggota yang paham dan handal mengenai tugas-tugasnya. Tim kerja ini memiliki peran sebagai panitia dan terbagi dalam beberapa bidang. Bidang-bidang ini ditentukan sesuai media komunikasi apa saja yang akan digunakan untuk sebuah strategi.

m. Evaluasi dan Audit Komunikasi

Evaluasi merupakan sebuah kegiatan untuk menilai keberhasilan sebuah strategi. Audit komunikasi juga bagian dari evaluasi. Namun audit lebih mengedepankan unsur-unsur yang mendukung berlangsungnya sebuah strategi.

3. Sektor Pariwisata di Era Pandemi Covid-19

Pariwisata sendiri merupakan sebuah sektor usaha yang menawarkan hiburan dalam wujud tempat berlibur. Terdapat dua kata yang menggambarkan sektor pariwisata, yaitu kontinuitas dan perubahan.

Page menyebutkan bahwa pada saat ini, pariwisata bukan hanya sebuah aktivitas santai yang dilakukan saat waktu luang, melainkan sudah berevolusi sebagai sebuah fenomena yang terjadi pada banyak orang (Page, 2009: 38). Untuk itu sektor pariwisata perlu terus mempertahankan diri dengan mengikuti arus zaman. Pariwisata perlu bersifat dinamis, yakni dapat berubah sesuai dengan tuntutan masyarakat. Pengelola sektor perlu terus mengembangkan ide dan berinovasi agar usaha tetap berkembang dan tidak membuat jemu.

Pariwisata menawarkan sebuah jasa untuk menyenangkan pelanggannya. Sektor ini tidak semata-mata hanya menjual sebuah barang, melainkan juga menjual bagaimana cara pelanggan dapat menikmati barang tersebut. Nigel Evans dalam bukunya yang berjudul Strategic Management for Tourism Hospitality and Events mengungkapkan bahwa tugas untuk memuaskan pelanggan dalam hal jasa jauh lebih sulit dibandingkan menciptakan sebuah produk (Evans, 2015: 44). Dalam bisnis jasa, pelayanan harus diberikan dengan mematuhi slogan ‘right first time,

(11)

10 all the time’. Artinya jasa yang diberikan oleh pelaku sektor kepada pelanggan seharusnya tidak memiliki kekurangan sedikitpun. Kekurangan, apabila terjadi, maka akan menimbulkan kerugian pendapatan di masa depan. Untuk mencegah sebuah kekurangan, sektor pariwisata perlu memiliki manajemen yang baik.

Terdapat tiga hal penting yang perlu dikelola, yaitu pemasaran, urusan operasional, dan sumber daya manusia (SDM) (Page, 2009: 383).

Tiga hal tersebut merupakan bagian yang paling krusial dalam sektor pariwisata. Pada dasarnya sektor ini bertujuan mengundang para pelanggan untuk datang sendiri ke tempat di mana jasa ditawarkan.

Namun permasalahan lain yang perlu dipikirkan adalah bahwa pariwisata sendiri tidak termasuk sebuah kebutuhan pokok. Sistem pemasaran yang baik dapat membantu mengatasi masalah ini. Urusan operasional dan SDM merupakan dua hal penting lain yang menjadi fondasi untuk sebuah usaha jasa. Demi mengimbangi kegiatan pemasaran, urusan operasional dan para pegawai dalam sebuah sektor perlu dipastikan baik-baik saja.

Covid-19 merupakan salah satu contoh dari force majeure (Khan, 2020: 34). Istilah tersebut merupakan kosakata bahasa Perancis yang memiliki arti situasi yang tidak dapat dihindari. Covid-19 termasuk force majeure dalam sektor pariwisata. Di mana menjaga jarak dan pengurangan mobilitas masyarakat adalah hal yang wajib dilakukan. World Health Organization (WHO) dalam lamannya menyebutkan bahwa untuk mencegah penyebaran virus korona, masyarakat wajib untuk menjaga jarak setidaknya satu meter dari orang yang batuk atau bersin. Dalam poin terakhir, WHO juga menulis bahwa perlu adanya physical distancing dengan cara mengurangi kegiatan berpergian dan menjauhi kerumunan.

WHO dan beberapa negara telah memutuskan untuk hidup bersama dengan virus korona (Khan, 2020: 35). Mengingat bahwa Covid- 19 merupakan wabah yang mudah untuk menular, sektor pariwisata dianggap sulit untuk bangkit kembali dan meyakinkan para calon konsumen jasa agar tetap berpergian. Di samping itu, pihak pengelola

(12)

11 harus menerapkan aturan ketat sebelum memasuki area wisata. Memakai masker, mencuci tangan, dan mengecek suhu badan adalah ketiga hal umum yang perlu dilakukan. Dalam berpergian di era pandemi covid-19, keselamatan dan kesehatan adalah prioritas utama.

Metodologi

Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian lapangan (field research), di mana peneliti terjun langsung ke lapangan dan melihat obyek yang diteliti pada tempat asalnya. Penelitian jenis ini mencakup tiga kombinasi kegiatan, yaitu observasi partisipan, wawancara, dan analisis dokumen. Lokasi penelitian ini adalah Desa Wisata Ponggok, Klaten.

Peneliti menggunakan jenis purposive sampling, yaitu sampel yang memiliki tujuan tertentu dalam pemilihannya. Teknik pengambilan sampel ini digunakan untuk mencari narasumber yang dapat memahami sebuah perspektif dengan jelas (Blackstone, 2012: 80). Untuk memastikan data yang digunakan dalam penelitian ini valid, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi memiliki arti bahwa penelitian dilakukan dengan mengambil beberapa perspektif tentang topik penelitian (Denzin & Lincoln, 2018: 788). Untuk penelitian dalam skripsi ini, peneliti mengambil beberapa perpektif topik dengan cara memilih beberapa informan yang berasal dari ranah berbeda. Terdapat empat kalangan narasumber yang peneliti wawancarai, yaitu pemerintah desa, pihak bumdes, pelaku usaha, dan pengunjung. Selain memilih informan dari ranah berbeda, peneliti juga membandingkan hasil penelitian dengan berbagai teori terkait.

Sajian dan Analisis Data

Pandemi covid-19 membawa kerugian bagi pengelola Umbul Ponggok.

Kerugian tersebut muncul karena peraturan pemerintah untuk membatasi datangnya pengunjung ke tempat wisata. Apabila pengunjung yang datang sudah dibatasi, maka pendapatan pun juga secara tidak langsung dibatasi oleh aturan tersebut. Selain masalah peraturan pemerintah, Umbul Ponggok juga memiliki masalah internal antara pengelola dan pelaku usaha. Dengan beberapa kendala tersebut, peneliti akan melakukan analisis terhadap bagaimana cara Bumdes Tirta

(13)

12 Mandiri sebagai pengelola Umbul Ponggok untuk tetap bertahan. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan metode analisis kekuatan medan (field force analysis) dari Kurt Lewin dalam Mark Conelly.

Berikut ini profil informan yang peneliti wawancarai untuk memperoleh data:

Informan Nama Usia

(tahun)

Pekerjaan

/Jabatan L/P Pendidikan Terakhir

I

Yani Setiadi, S.Sos, M.M.

55 Sekretaris Desa Ponggok

L Magister

II

Sisminarti 60 Wakil Ketua UMKM Umbul Ponggok

P SMA

III

Suryantoko 45 Ketua Divisi Usaha Wisata Berdesa Bumdes Tirta Mandiri

L S-1

IV

Dindin 32 Wiraswasta/Pengunjung Umbul Ponggok

L S-1

Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Bumdes Tirta Mandiri akan peneliti bahas pada masing-masing tahap dalam metode analisis kekuatan medan sebagai berikut.

1. Menentukan target yang akan diubah

Dalam sesi wawancara, informan III mengungkapkan, “Harapannya wisata ini bisa dibuka lagi, walaupun dengan aturan seketat apapun. … Walaupun maksimal (pengunjung) seratus orang, yang penting perekonomiannya bisa berputar.” Target utama yang ingin dicapai oleh Bumdes Tirta Mandiri Ponggok adalah pembukaan Umbul Ponggok.

2. Mendaftar semua faktor pendukung a. Fasilitas kesehatan

b. Bantuan tenaga dari SAR Klaten 3. Mendaftar semua faktor penghambat

a. Kurangnya rest area di dalam kawasan Umbul Ponggok

(14)

13 b. Kurangnya kerja sama antara pengelola pelaku usaha

c. Peraturan pemerintah

4. Mengevaluasi setiap faktor untuk menunjukkan seberapa berpengaruh masing- masing faktor terhadap target

a. Fasilitas kesehatan

Umbul Ponggok sudah memiliki fasilitas kesehatan yang memadai sejak sebelum pandemi covid-19. Fasilitas tersebut antara lain ruang kesehatan, tabung oksigen, ambulan, dan asuransi kesehatan yang disertakan dalam tiket masuk.

b. Bantuan tenaga dari SAR Klaten

Umbul Ponggok mendapat bantuan tenaga dari SAR Klaten untuk melakukan penyelamatan apabila terjadi kecelakaan di tempat wisata.

c. Kurangnya rest area di dalam kawasan Umbul Ponggok

Kawasan wisata tidak memiliki rest area luas yang dapat menunjang pelaksanaan jaga jarak. Hal ini diperparah dengan persaingan harga antar kios kuliner yang membuat pengunjung cenderung berkerumun di depan beberapa kios.

d. Kurangnya kerja sama antara pengelola dan pelaku usaha

Para pemilik kios menolak untuk bergabung dalam satu UMKM dan menjalankan usaha kuliner bersama sehingga kios-kios di sekitar Umbul Ponggok dapat dirombak untuk menyediakan rest area yang lebih luas.

e. Peraturan pemerintah

Pemerintah Kabupaten Klaten mengeluarkan peraturan yang membatasi pengunjung dan pendapatan, bahkan pernah menutup tempat wisata sehubungan dengan pandemi covid-19.

5. Menganalisis faktor untuk melihat mana yang dapat dipengaruhi atau diubah a. Fasilitas kesehatan

Fasilitas kesehatan yang telah ada di Umbul Ponggok dapat ditambah dan disesuaikan dengan ketentuan protokol kesehatan covid-19. Hal-hal yang ditambahkan berupa tempat untuk mencuci tangan, alat untuk mengecek suhu tubuh, dan plang-plang informasi seputar protokol kesehatan. Selain

(15)

14 penambahan tersebut, bumdes juga perlu menginformasikan penyesuaian Umbul Ponggok dengan situasi pandemi covid-19 kepada pengunjung.

b. Bantuan tenaga dari SAR Klaten

Tenaga SAR Klaten dapat dialokasikan untuk membantu penerapan protokol kesehatan covid-19 di Umbul Ponggok.

c. Kurangnya rest area di dalam kawasan Umbul Ponggok

Bumdes memutuskan untuk merombak kios-kios yang ada di dalam kawasan Umbul Ponggok dan menyatukan pemiliknya. Hasil rombakan kios akan dijadikan rest area yang baru dan para pemilik kios lama akan disatukan dalam sebuah UMKM.

d. Kurangnya kerja sama antara pengelola dan pelaku usaha

Bumdes memutuskan untuk bertindak tegas dan membuat aturan bahwa apabila para pemilik kios menolak untuk bergabung ke dalam UMKM, tidak diperbolehkan untuk berjualan di dalam Umbul Ponggok.

e. Peraturan pemerintah

Dalam menanggapi peraturan pemerintah kabupaten, informan I memberi keterangan, “Perangkat desa tetap mengacu pada edaran Bupati Klaten.

Yang terpenting adalah agar covid tidak menyebar.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa peraturan pemerintah kabupaten adalah faktor yang absolut dan tidak dapat diganggu gugat keberadaannya.

6. Membuat strategi

Berdasarkan penjelasan tahap ke-6 dalam analisis kekuatan media Kurt Lewin dalam Mark Conelly (2020), pembuatan strategi terbagi menjadi dua bentuk, yaitu memperkuat faktor pendukung dan memperlemah faktor penghambat.

Peneliti akan membagi pembahasan dalam kedua bentuk tersebut.

a. Strategi untuk memperkuat faktor pendukung

Bumdes melakukan penyesuaian fasilitas kesehatan yang sudah ada dengan kondisi pandemi covid-19. Namun dalam penerapannya, bumdes perlu memperhatikan sisi calon pengunjung. Penyesuaian tersebut perlu diumumkan agar calon pengunjung dapat mengetahuinya sebelum masuk atau datang ke Umbul Ponggok. Informan III memberi tahu cara

(16)

15 mengumumkan peraturan yang diterapkan kepada calon pengunjung,

“Upload di media sosial, undang public figure untuk buat video tentang aturan. Videonya di-upload baik di Facebook atau Instagram.” Informan III juga beralasan, “Dulu Instagram dipilih karena pengikutnya banyak, sudah mencapai 40 ribu orang. … Kalau Instagram sama Facebook cakupannya lebih luas.”

Terdapat dua jenis konten yang dibuat oleh bumdes untuk menginformasikan aturan baru yang diterapkan di Umbul Ponggok, yaitu dengan mengunggah poster tulisan dan video. Pada akun Instagram Umbul Ponggok, poster tulisan ini diletakkan di bawah profil, sehingga para pengguna Instagram yang mengunjungi akun Umbul Ponggok dapat langsung melihatnya. “(Video) Cupink Topan digunakan untuk menggambarkan seperti apa Umbul Ponggok bila dikunjungi pada waktu pandemi covid-19,” ungkap informan III ketika menjelaskan tujuan dari konten video. Konten ini yang dibuat menggunakan tokoh publik sebagai modelnya. Berdasarkan keterangan Aqeera Danis dalam artikel di laman IDNtimes yang diunggah pada 17 September 2020, Cupink Topan merupakan seorang aktor film laga “The Raid Redemption” sekaligus ustadz yang melangsungkan pernikahan pada Juni 2020. Sebagai seorang model video sekaligus komunikator untuk menyampaikan aturan-aturan yang ditetapkan Umbul Ponggok, Cupink Topan memenuhi ketiga syarat komunikator Cangara (2014: 133). Syarat-syaratnya adalah memiliki kredibilitas, daya tarik, dan kekuatan. Cupink Topan dianggap memiliki kredibilitas dengan pekerjaan sebagai tokoh agama (ustadz) sekaligus aktor. Cupink Topan memiliki daya tarik sebagai seorang tokoh publik sehubungan dengan pernikahan yang dilangsungkan dan berdekatan dengan periode pengambilan serta pengunggahan video protokol kesehatan (Juni dengan Agustus-September 2020). Melihat dari akun media sosialnya (Instagram), Cupink Topan dianggap juga memiliki kekuatan berupa jumlah pengikut yang mencapai 167 ribu per 28 September 2021. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan jumlah

(17)

16 pengikut akun Instagram Umbul Ponggok yang berjumlah 4.823 per 13 September 2021.

Pengunggahan konten yang berisi peraturan baru membantu calon pegunjung untuk tahu lebih awal dan bersiap sebelum datang ke Umbul Ponggok. “Waktu scroll sosial media biasanya kan muncul informasi- informasinya. Waktu itu saya lihat di Instagram,” ungkap informan IV saat ditanyai bagaimana cara mendapatkan informasi mengenai aturan yang ada di Umbul Ponggok.

b. Strategi untuk memperlemah faktor penghambat

“Dulu mereka (pemilik kios) sudah pernah dikumpulkan, tapi pedagangnya tidak mau. Saat pandemi dibicarakan lagi, ‘Mau terus berjualan atau umbulnya ditutup?’ Setelah negosiasi-negosiasi baru para pedagang rela untuk bergabung,” papar informan III. Bumdes memang mengambil tindakan tegas dengan memberikan dua opsi kepada para pemilik kios, yaitu bergabung dalam UMKM atau tidak dapat berjualan karena umbul ditutup. Namun pertanyaan tegas tersebut juga disertai dengan negosiasi secara personal yang dilakukan oleh pihak bumdes.

“Pendekatan personal sebagai cara negosiasi. Bu Yuni (Bu RT) yang berpengaruh. Pendekatan dilakukan pada pemilik kios yang memiliki omset tinggi. Kalau yang punya omset rendah pasti mau bergabung (karena pendapatan mereka akan meningkat),” ungkap informan III.

Negosiasi ini memanfaatkan kelompok berpengaruh untuk menggerakkan massa seperti salah satu tahapan pembuatan strategi komunikasi Cangara (2014: 167), yaitu memobilisasi kelompok berpengaruh. Bu Yuni sebagai istri ketua RT sekaligus pemilik kios beromset tinggi dapat digolongkan sebagai kelompok berpengaruh. Apabila kelompok ini telah menerima aturan yang baru terlebih dahulu, maka mereka dapat menggiring opini masyarakat lain agar menyetujuinya juga.

Bumdes juga menggunakan pendekatan cara lain dengan menjanjikan keuntungan apabila para pemilik kios bergabung dalam UMKM. “Dengan dibentuk kelompok, rencananya apabila pengunjung

(18)

17 membeli tiket masuk ke Umbul, akan langsung mendapat paket minum dan makan,” ungkap informan II dalam menjelaskan janji-janji yang diberikan bumdes. Informan III juga menambahkan keuntungan dibentuknya UMKM bagi para pemilik kios, “Kalau sekarang pasti laku semua. Jadi (penghasilannya) rata.”

7. Membuat langkah prioritas

“Negosiasi itu tadi berlangsung pada bulan Juni, Juli, dan Agustus. Setelah semuanya setuju, kios di sekitar umbul baru dibongkar (bulan Agustus).

Akhirnya dibongkar oleh karyawan sini.” Pernyataan ini diberikan oleh informan III sehubungan dengan jadwal kegiatan untuk menyelesaikan krisis di antara pemilik kios sekaligus membangun rest area yang lebih luas.

Sedangkan ketika ditanyai mengenai jadwal kegiatan untuk membuat video aturan baru, informan III menjawab, “Sekitar bulan September atau Agustus 2020. Rencananya, Umbul Ponggok itu buka pada Oktober 2020.”

Membandingkan kedua pernyataan ini, bumdes memprioritaskan untuk memperlemah faktor penghambat terlebih dahulu baru memperkuat faktor pendukung. Mark Connelly sendiri mengungkapkan bahwa memperlemah faktor penghambat seringkali lebih mudah untuk dilakukan..

Kesimpulan

Berdasarkan model field force analysis, Bumdes Tirta Mandiri menetapkan bahwa target yang ingin diubah dari Umbul Ponggok adalah lingkungannya. Umbul Ponggok perlu diubah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Faktor pendukung dari perubahan tersebut adalah tersedianya fasilitas kesehatan dan tenaga SAR. Faktor penghambatnya adalah masalah internal Umbul Ponggok, yaitu kurangnya lahan rest area serta penolakan para pemilik kios untuk bekerja sama dan bergabung dalam satu UMKM, dan peraturan pemerintah itu sendiri. Peraturan pemerintah bersifat absolut dan tidak dapat diubah. Untuk itu, bumdes menyiasati dengan memanfaatkan perubahan faktor lain demi bisa membuka operasional Umbul Ponggok. Dalam pelaksanaannya, bumdes memprioritaskan untuk menyelesaikan masalah internal dengan para pemilik kios terlebih dahulu sebelum menyesuaikan fasilitas

(19)

18 kesehatan yang telah ada dengan peraturan pemerintah yang berlaku dan menginformasikannya kepada calon pengunjung.

Daftar Pustaka

Aqeera Danis. 2020. Pengantin Baru, 10 Momen Bahagia dan Romantis Cupink Topan dan Istri. https://www.idntimes.com/hype/entertainment/nishwalail- noor/romantis-cupink-topan-dan-istri-c1c2-1/3.

Blackstone, Amy. 2012. Pricipal of Sociological Inquiry – Qualitative and Quantitative Methods. Saylor Foundation: Washington, DC.

Cangara, Hafied. 2014. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Rajawali Press:

Jakarta.

Cangara, Hafied. 2016. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT RajaGrafindo Persada:

Jakarta.

Evans, Nigel. 2015. Strategic Management for Tourism, Hospitality and Events.

Routledge: New York

Khan, Sonia. (2020). Covid-19: Tourism at Crossroad! Where Next?. Journal of Tourism and Sustainability, 3(2): 32-41.

Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. 2020. Ketua Gugus Tugas: Jaga Jarak Mudah Diucapkan, Tetapi Sulit Dilakukan.

https://covid19.go.id/p/berita/ketua-gugus-tugas-jaga-jarak-mudah- diucapkan-tetapi-sulit-dilakukan (diakses 6 Maret 2021 pukul 9.20).

Kompas.com. 2020. Diumumkan Awal Maret, Ahli: Virus Corona Masuk

Indonesia dari Januari.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/11/130600623/diumumkan- awal-maret-ahli--virus-corona-masuk-indonesia-dari-januari (diakses 28 Maret 2021 pukul 14.41).

Mardon Widiyanto. 2021. PSBB Klaten Diperpanjang, Obyek Wisata Diperbolehkan Buka, Pengunjung Dibatasi 30 Persen Kapasitas.

https://solo.tribunnews.com/2021/01/26/psbb-klaten-diperpanjang-obyek- wisata-diperbolehkan-buka-pengunjung-dibatasi-30-persen-kapasitas (diakses 22 April 2021 pukul 08.38).

Mark Connelly. 2020. Force Field Analysis – Kurt Lewin. https://www.change- management-coach.com/force-field-analysis.html (diakses 3 Juni 2021 pukul 06.14).

Ponco Suseno. 2020. Bisnis Terdampak Covid-19, BUM Desa Ponggok Klaten Siap Jual Aset. https://www.solopos.com/bisnis-terdampak-covid-19-bum- desa-ponggok-klaten-siap-jual-aset-1086610 (diakses 21 April 2021 pukul 15.39).

(20)

19 Page, Stephen J. 2009. Tourism Management: Managing for Change.

Butterworth-Heinemann: Burlington.

Sania Mashabi. 2020. 6 Bulan Pandemi Covid-19: Catatan tentang PSBB dan

Penerapan Protokol Kesehatan.

https://nasional.kompas.com/read/2020/09/03/09002161/6-bulan-pandemi- covid-19-catatan-tentang-psbb-dan-penerapan-protokol?page=all (diakses 22 April 2021 pukul 16.30).

Taufiq Sidik Prakoso. 2021. Penuhi Beberapa Kriteria, Pemkab Klaten Pastikan Terapkan PSBB 11-25 Januari 2021. https://www.solopos.com/penuhi- beberapa-kriteria-pemkab-klaten-pastikan-terapkan-psbb-11-25-januari- 1101077 (diakses pada 22 April 2021 pukul 08.15).

---. 2021. Pengelola Umbul Ponggok Klaten Patungan Hingga Jual Aset Demi Bertahan. https://www.solopos.com/pengelola-umbul-ponggok- klaten-patungan-hingga-jual-aset-demi-bertahan-1107515 (diakses 21 April 2021 pukul 14.42).

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan ini ditujukan untuk para pelaku usaha mikro di Desa Gajah yang dilakukan pada tanggal 2 Februari 2021 pada pukul 09.00 - 15.00 WIB berupa mengambil foto produk UMKM

Unit analisis data yang akan menjadi tujuan utama bagi peneliti adalah Strategi Komunikasi Persuasif dan Pemasaran yang dilakukan oleh pihak Pusat Grosir Cililitan dalam menjalani

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis yaitu untuk mengoptimalkan strategi pemasaran BUMDes Madu Sejahtera yang awalnya hanya

Salah satunya adalah pada aspek ekonomi yang membuat pemenuhan hak pendidikan anak di Padukuhan Ambarukmo tidak sepenuhnya berjalan dengan baik sebagaimana kewajiban orang

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya dan tak lupa shalawat serta salam kepada

Tingkat stres kerja para perawat yang dinilai cukup rendah dan apabila dihubungkan dengan karakteristik subyek, para perawat rata-rata telah bekerja lebih dari 1

hasil penelitian adalah penyampaian ide dilakukan dengan beberapa tahap yaitu secara internal dan ekternal, hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil yang baik secara independen sehingga

SIMPULAN Pelatihan dan pendampingan yang dilakukan kepada Aparatur Desa diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam membangun pola kebiasaan baru di era pandemic