DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI
PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013
Oleh :
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO
JAKARTA, 7 FEBRUARI 2013
I. LATAR BELAKANG ……….. 3
II. DASAR PENGEMBANGAN ………. 4
III. VISI DAN MISI ……… 5
IV. SASARAN PENGEMBANGAN ……… 6
V. KINERJA INDUSTRI AGRO ……….. 10
VI. PERMASALAHAN ………. 13
VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN 16 VIII. KEGIATAN TAHUN 2013 ... 17
IX. RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 ………... 22
X. PENUTUP ……….... 25
DAFTAR ISI
I. LATAR BELAKANG
1. Industri Agro merupakan industri andalan masa depan, karena didukung oleh sumber daya alam yang cukup potensial yang berasal dari sektor pertanian, perikanan/kelautan, peternakan, perkebunan dan kehutanan, produksi minyak sawit mentah (CPO dan CPKO) pada tahun 2012 lebih dari 28 juta ton, kakao sekitar 0,6 juta ton dan karet sekitar 2,8 juta ton.
2. Pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan baku industri agro akan mempunyai efek berganda yang luas, seperti : 1).
penguatan struktur industri, 2). Peningkatan nilai tambah, 3).
pertumbuhan sub sektor ekonomi lainnya, 4). pengembangan wilayah industri, 5). proses alih teknologi, 6). perluasan lapangan kerja, 7). penghematan devisa, 8). perolehan devisa, 9). peningkatan penerimaan pajak bagi pemerintah.
3. Pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan baku industri
agro belum maksimal, dan sebagian besar bahan baku diekspor
RENCANA AKSI PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN
KLASTER MENINGKATNYA
DAYA SAING INDUSTRI
AGRO
INDUSTRI KAKAO INDUSTRI BUAH INDUSTRI KELAPA
INDUSTRI TEMBAKAU INDUSTRI KOPI INDUSTRI GULA
INDUSTRI HASIL LAUT
INDUSTRI KELAPA SAWIT
INDUSTRI FURNITURE INDUSTRI KARET
INDUSTRI PULP KERTAS
KLASTER
INDUSTRI OLAHAN SUSU
TERCAPAINYA SASARAN PERTUMBUHAN
12 Klaster Industri Agro
FOKUS
Perpres No. 28 Tahun 2008 “Kebijakan Industri Nasional”
(Industri Agro merupakan Salah Satu Industri Andalan Masa Depan)
Strategi : Hilirisasi dan Diversifikasi
Fokus : Kebijakan Fiskal dan Penyediaan Infrastruktur (termasuk Listrik dan Gas Bumi)
Jangka Panjang :
- Peningkatan R & D dan SDM
- Pengembangan Mesin Pengolahan
II. DASAR PENGEMBANGAN
III. VISI dan MISI
Terwujudnya Industri Agro Yang Berdaya Saing Global Pada Tahun 2025.
Meningkatkan Industri yang Berbasis Sumber Daya Alam
Mendukung Ketahanan Pangan dan Ketersediaan Energi Alternatif
Menjadi Wahana Pemenuhan Kebutuhan Hidup Masyarakat
Menjadi Pengganda Kegiatan Usaha Produktif Sektor Riil Bagi Masyarakat
Pengembangan SDM yang Berkompeten
Menjadi Wahana Untuk Memajukan Kemampuan Teknologi
Nasional
1. Memperkuat struktur industri dengan mendorong investasi di bidang industri hilir agro (hilirisasi agro), melalui promosi investasi dan usulan pemberian insentif untuk investasi di bidang industri agro tertentu maupun di daerah tertentu, serta disinsentif (seperti BK Kakao dan CPO, dan larangan ekspor bahan baku rotan).
2. Mengurangi beban biaya logistik dan distribusi, dengan berpartisipasi aktif mengusulkan perbaikan infrastruktur (seperti pelabuhan dan jalan) dan efisiensi pelayanan (jasa pelabuhan, transportasi).
3. Mengurangi ketergantungan impor dan kurangnya bahan baku industri agro, dengan fasilitasi dan koordinasi dengan instansi terkait (sektor on farm) untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi on farm, pembatasan ekspor produk primer, serta diversifikasi penggunaan bahan baku alternatif produk agro.
IV. SASARAN PENGEMBANGAN
Kualitatif :
Sasaran Pengembangan (lanjutan ...)
4. Meningkatkan penguasaan pasar dalam negeri dan ekspor, melalui pameran/promosi;
5. Meningkatkan mutu produk industri agro dengan melakukan pelatihan/workshop cara produksi yang baik, HACCP serta meningkatkan jumlah produk industri agro untuk diberlakukan SNI wajib. Di samping itu, melakukan lomba desain untuk produk furniture;
6. Meningkatkan produktivitas SDM dan R & D industri agro, baik di bidang teknologi proses, produk dan manajemen, untuk efisiensi dan peningkatan daya saing industri agro.
7. Mengembangkan industri agro pada daerah-daerah potensial.
( % )
Rata-rata, % 2010 2011 2012 2013 2014 2010-2014 Makanan, Minuman dan Tembakau 6,64 7,92 8,15 8,90 10,40 8,40 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 1,75 2,75 2,79 3,40 3,70 2,88
Kertas dan Barang Cetakan 4,20 4,50 4,80 5,30 5,50 4,86
Tahun CABANG INDUSTRI
Sumber : Renstra Kementerian Perindustrian
1. Target Pertumbuhan Industri Agro Tahun 2010-2014
Sasaran Pengembangan (lanjutan ...)
Kuantitatif :
2. Target Perkembangan Nilai Ekspor Industri Agro 2010-2014
Nilai : US$ juta
2010 2011 2012 2013 2014
Industri Hasil Hutan dan Perkebunan 11.464,12 11.905,49 12.363,85 12.839,86 13.334,19 3,85 Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan 13.819,69 15.823,55 18.117,96 20.745,06 23.753,09 14,50 Industri Minuman dan Tembakau 2.789,33 3.075,24 3.390,45 3.737,97 4.121,11 10,25 Industri Agro 28.073,14 30.804,28 33.872,26 37.322,89 41.208,39 5,72
Trend, % 2010-2014 T a h u n
CABANG INDUSTRI
Sumber : BPS diolah Pusdatin dan Ditjen Ind. Agro – Kemenperin RI
Sasaran Pengembangan (lanjutan ...)
V. KINERJA INDUSTRI AGRO TAHUN 2012
( % )
2009 2010 2011 2012
Makanan, Minuman dan Tembakau 11,22 2,78 9,19 7,74 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya -1,38 -3,47 0,35 -2,78
Kertas dan Barang Cetakan 6,34 1,67 1,50 -5,26
CABANG INDUSTRI
Tahun 1. Pertumbuhan Industri Agro Tahun 2009 – 2012
Sumber : BPS dan Pusdatin (diolah)
2. Kontribusi Industri Agro Pada PDB Sektor Industri Non Migas Pada Tahun 2011 dan Tahun 2012
Sumber : BPS dan Pusdatin (diolah)
• Ind. Mamintem 35,2%
• Ind. Brg Kayu & Hasil Hutan Lainnya 5,44%
• Ind. Kertas & Barang Cetakan 4,47%
• Ind. Mamintem 36,33%
• Ind. Brg Kayu & Hasil Hutan Lainnya 4,99%
• Ind. Kertas & Barang Cetakan 3,89%
3. Kinerja Ekspor Industri Agro
2009 2010 2011 2012 (Nov)
Industri Hasil Hutan dan Perkebunan 27.890,54 17.654,69 22.826,66 16.516,26 Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan 3.365,91 8.826,94 13.122,29 21.166,24 Industri Minuman dan Tembakau 496,19 699,13 838,58 1.442,38
Industri Agro 31.752,64 27.180,76 36.787,53 39.124,88 T a h u n
CABANG INDUSTRI
(Nilai : US$ Juta)
Sumber : BPS dan Pusdatin (diolah)
VI. PERMASALAHAN
1. Masih adanya permasalahan klasik yang hingga kini belum tuntas, seperti terbatasnya infrastruktur (jalan, pelabuhan, listrik dan gas bumi) yang berdampak pada biaya logistik dan distribusi, serta akses terhadap bahan baku.
2. Terganggunya suplai dan meningkatnya harga komoditas pangan dunia akibat dampak cuaca ekstrim dunia. Sementara itu, sebagian besar bahan baku industri agro masih tergantung impor, seperti gandum, gula, kedelai, daging dan susu. Kenaikan harga bahan baku tersebut, tidak mudah untuk diteruskan kepada konsumen, mengingat daya beli konsumen belum mendukung.
3. Dampak resesi global yang masih berlanjut (masalah restrukturisasi utang dan krisis perbankan Eropa), berakibat melambatnya daya beli konsumen dan penurunan permintaan produk agroindustri di luar negeri. Hal ini juga berdampak pada pertumbuhan industri yang berorientasi ekspor seperti furniture, kertas dan barang cetakan, yang mengalami pertumbuhan negatif.
4. Konsumen berpendidikan dan berwawasan lebih tinggi sehingga lebih menuntut
akan produk-produk agro yang berkualitas tinggi, sehat/aman dan halal
dikonsumsi.
Permasalahan (lanjutan ...)
5. Permasalahan perburuhan (UMP, demo), kenaikan biaya energi (listrik, gas) akan menambah beban daya saing industri agro.
6. Adanya kampanye negatif oleh NGO asing terhadap produk turunan minyak sawit dan pulp kertas di Eropa dan Amerika Serikat.
7. Ketergantungan terhadap mesin/ peralatan dari impor, sehingga meningkatkan biaya inventory peralatan (spare part) dari impor.
8. Adanya hambatan non tarif barrier di beberapa negara tujuan eksor antara lain sertifikasi eko label.
9. Semakin berkurangnya pasokan kayu dari hutan alam sebagai akibat dari tidak dilakukannya reboisasi secara optimal serta adanya konversi lahan hutan alam menjadi perkebunan dan pertambangan.
10. Industri barang jadi rotan di daerah sentra industri kesulitan memperoleh
bahan baku
Permasalahan (lanjutan ...)
11. Adanya kampanye negatif oleh NGO asing terhadap produk turunan minyak sawit dan pulp kertas di Eropa dan Amerika Serikat.
12. Ketergantungan terhadap mesin/ peralatan dari impor, sehingga meningkatkan biaya inventory peralatan (spare part) dari impor.
13. Adanya hambatan non tarif barrier di beberapa negara tujuan eksor antara lain sertifikasi eko label.
14. Semakin berkurangnya pasokan kayu dari hutan alam sebagai akibat dari tidak dilakukannya reboisasi secara optimal serta adanya konversi lahan hutan alam menjadi perkebunan dan pertambangan.
15. Industri barang jadi rotan di daerah sentra industri kesulitan memperoleh
bahan baku
VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN
1. Pengembangan industri agro melalui pendekatan klaster industri 2. Pengembangan Kelompok Industri Prioritas Agro
3. Hilirisasi Industri Agro
A. Strategi :
B. Program :
1. Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan
2. Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Minuman dan Tembakau 3. Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan
Perikanan
4. Penyusunan dan Evaluasi Program Revitalisasi dan Penumbuhan
Industri Agro
VIII. KEGIATAN TAHUN 2013
NO KEGIATAN SUB KEGIATAN OUTPUT LOKASI
1 Revitalisasi Industri Gula(prioritas nasional)
• Audit Teknologi untuk
mengetahui tingkat efisiensi PG
• Pemberian Keringanan Pembeian mesin Peralatan Pabrik Gula
• Bimbingan konsultansi sistem manajemen mutu
20 pabrik gula
25 pabrik gula
16 pabrik gula
Jabar, Jatim, Jateng, Sumut, Lampung, Sulsel.
2 Pengembangan Klaster Industri Berbasis
Pertanian, Oleochemical (prioritas nasional)
• Pengembangan Klaster Industri Berbasis Pertanian, Oleochemical di Sumatera Utara, Riau dan Kalimantan Timur.
• Fasilitasi dan koordinasi dalam pengembangan infrastruktur melalui: promosi investasi
• Studi pengembangan tangki timbun di Maloy.
3 kawasan Seimangke,
Dumai, Maloy
KEGIATAN POKOK TAHUN 2013
KEGIATAN POKOK TAHUN 2013 (Lanjutan)
NO KEGIATAN SUB KEGIATAN OUTPUT LOKASI
3 Pengembangan klaster Industri Agro
Fasilitasi pengembangan klaster industri agro melalui dana dekonsentrasi di 13 lokus pengembangan
11 klaster industri agro (CPO, kakao, kopi, gula, buah, susu, kelapa, hasil laut, furniture, kertas, dan tembakau)
Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Riau, Kaltim, Lampung, Sulsel, Sulut, Sulteng, NTB, Maluku, NAD 4 Peningkatan Standar
dan Mutu Industri
• Menyusun dan merevisi SNI produk industri agro khususnya yang lebih dari 5 thn.
• Fasilitasi Penerapan CPPOB pada industri agro
• Penyusunan dan revisi 25 SNI komoditi industri agro
• Meningkatnya mutu produk industri agro 5 Fasilitasi Pembinaan
serta Pemanfaatan Teknologi Industri
• Fasilitasi Pengembangan
Industri Karet Hulu, pengolahan Buah, Coklat, AMDK, Furniture kayu & rotan, kertas, rumput laut dan makanan ringan
16 paket
mesin/peralatan
Sumsel, Jabar, Sumbar, NTB, Kaltim, Sulut, Jateng , Jabar, Bali, Lampung, Sumut, Papua,
KEGIATAN POKOK TAHUN 2013 (Lanjutan)
NO PROGRAM KEGIATAN OUTPUT LOKASI
• Bantuan Alat Peningkatan Teknologi Es balok
5 paket Jatim,
Sumbar, Lampung,
• Peningkatan Mutu Produk Industri Pengolahan Kopi
6 paket peralatan Jateng, Jabar, Bali, Sumut dan NAD
• Peningkatan Mutu Susu Olahan Berbasis Susu Segar Dalam Negeri
4 Paket Jabar, Jateng
dan Jatim
• Peningkatan efisiensi peng- olahan tembakau virginia flue cured dengan bahan bakar selain minyak tanah
3 paket NTB
6 Peningkatan iklim usaha industri
• Pilot Proyek Antenna Shop Produk daerah Sulawesi Selatan di Jakarta
1 pilot proyek Jakarta
7 Peningkatan
penggunaan produksi
Sosialisasi P3DN produk IA Peningkatan pemahaman dalam penggunaan
KEGIATAN POKOK TAHUN 2013 (Lanjutan)
NO PROGRAM KEGIATAN OUTPUT LOKASI
8 Pengembangan SDM Industri
• Kajian Pemetaan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada Industri Agro
• Pengembangan SKKNI (industri pulp & kertas, dan industri kakao)
1 paket kajian
2 paket
• Peningkatan kompetensi SDM furniture
• Peningkatan kompetensi SDM Industri Pulp & Kertas
• Peningkatan SDM
Percetakan, desain grafis
• Pelatihan kompetensi SDM Industri AMDK tenaga Lab.
dan ISO 9001-2008.
4 kali pelatihan 2 kali pelatihan
3 kali pelatihan
2 kali pelatihan
IX. RENCANA KEGIATAN
TAHUN 2014
NO KEGIATAN SUB KEGIATAN OUTPUT
1 Revitalisasi Industri Gula(prioritas nasional)
• Audit Teknologi untuk mengetahui tingkat efisiensi PG
• Pemberian Keringanan Pembelian mesin Peralatan Pabrik Gula
• Konsultasi Manajemen dan Monitoring
• Lembaga Penilai Independen
• Bimbingan sistem manajemen mutu
Jumlah pabrik gula
2 Pengembangan Klaster Industri Berbasis
Pertanian, Oleochemical (prioritas nasional)
• Pengembangan Klaster Industri Berbasis Pertanian, Oleochemical di Sumatera Utara, Riau dan
Kalimantan Timur.
• Fasilitasi dan koordinasi dalam pengembangan infrastruktur melalui: promosi investasi
3 kawasan
RENCANA KEGIATAN TAHUN 2013 (Lanjutan)
NO KEGIATAN SUB KEGIATAN OUTPUT
3 Pengembangan klaster Industri Agro
Fasilitasi pengembangan klaster industri agro melalui dana
dekonsentrasi di 13 lokus pengembangan
11 klaster industri agro (CPO, kakao, kopi, gula, buah, susu, kelapa, hasil laut, furniture, kertas, dan tembakau.
4 Peningkatan Standar dan Mutu Industri
• Menyusun dan merevisi SNI produk industri agro khususnya yg lebih dari 5 thn.
• Fasilitasi Penerapan CPPOB pada industri agro
• Penyusunan dan revisi SNI komoditi IA
• Meningkatnya mutu produk industri agro
5 Fasilitasi Pembinaan serta Pemanfaatan Teknologi Industri
• Fasilitasi Pengembangan Industri Agro melalui bantuan peralatan
• Fasilitasi pengembangan industri kakao dan rotan di sumber bahan baku.
• Fasilitasi pengembangan industri rotan di sentra industri.
Mesin Peralatan, FS, dan DED