• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE HAND SIGN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SENI MUSIK PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE HAND SIGN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SENI MUSIK PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu vi A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Variabel Penelitian ... 6

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II METODE HAND SIGN TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SENI MUSIK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN A. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan ... 9

B. Pengertian Belajar ... 13

C. Pengertian Prestasi Belajar ... 16

D. Pembelajaran Seni Musik ... 18

E. Alat Musik Angklung... 21

F. Metode Hand Sign atau Isyarat Bunyi... 22

G. Penelitian yang Relevan ... 24

H. Kerangka Berpikir ... 24

I. Hipotesis... 25

(2)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu vii

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 31

C. Teknik Pengumpulan Data ... 33

D. Instrumen Penelitian... 37

E. Uji Coba Instrumen ... 37

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 59

B. Rekomendasi ... 59

C. Penutup ... 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(3)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Peserta didik merupakan murid yang masih berada dalam masa proses

pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan baru. Ada ahli yang menggolongkan

peserta didik menjadi peserta didik baik yang tergolong normal maupun peserta didik

yang mengalami kelainan, atau yang lebih dikenal dengan istilah anak berkebutuhan

khusus. Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang

berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada

ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk ke dalam ABK antara lain:

tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan

perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain bagi anak

berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa.

Adanya kesempatan mengikuti pendidikan merupakan implementasi dari

undang-undang tentang pendidikan, khususnya dalam undang-undang Republik

Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 5 ayat (1)

bahwa ”setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

pendidikan yang bermutu”.

Untuk mewujudkan amanah tersebut di atas, pemerintah telah menempuh

(4)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

memperoleh pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan, relevansi, dan tata kelola

pendidikan. Dalam aspek perluasan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan,

pemerintah telah mencanankan program wajib belajar bagi semua warga negara usia

7 – 12 tahun, bahkan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.

Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun ini pada tataran

implementasinya tidak hanya diperuntukkan bagi anak normal, akan tetapi juga

termasuk mereka yang mengalami kelainan, baik secara fisik maupun kelainan secara

psikis. Hal ini juga ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

No. 20 Tahun 2003 pasal 32 ayat (1) bahwa:

Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, sosial dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Penegasan tersebut di atas mengindikasikan bahwa sistem pendidikan nasional

Indonesia diselenggarakan tanpa membedakan ras, suku, agama, kedudukan sosial

ekonomi, dan kondisi yang dialami oleh anak. Dengan demikian anak luar biasa atau

yang lebih diperhalus dengan istilah anak berkebutuhan khusus juga tidak ketinggalan

dalam perolehan kesempatan memperoleh pendidikan.

Anak tunagrahita mampu didik adalah mereka yang memiliki kemampuan IQ di

bawah rata-rata normal yaitu IQ 50-70. Pada kelompok ini mereka tidak mampu

bersama anak normal dalam menerima pelajaran akibat keterbatasan kecerdasan yang

(5)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

terlayani dengan baik dan dapat mengembangkan sisa-sisa kemampuan yang masih

ada pada dirinya.

Anak tunagrahita adalah salah satu jenis anak berkebutuhan khusus yang

mengalami kelainan dari segi fungsi intelek umum yang nyata berada di bawah

rata-rata yang berdampak pada kekurangan dalam adaptasi tingkah laku dan berlangsung

dalam masa perkembangan. Kelainan dari segi intelek ini berdampak terhadap

terhambatnya adaptasi sosial, keterbatasan kemampuan berbahasa, bahkan mengalami

hambatan dalam belajar secara umum, termasuk dalam hal ini pada mata pelajaran

kesenian atau seni musik, karena secara nyata mengalami hambatan dalam

intelektual.

Dalam pembelajaran seni musik anak tunagrahita sulit memahami hal-hal

seperti mengenal alat musik, tangga nada, dan banyak hal lainnya. Mereka dapat

memahaminya bila terlayani secara khusus atau dengan menggunakan metode yang

tepat mereka bisa menunjukkan kemajuan dalam hal belajar. Mengapa sangat

diperlukan metode yang tepat dalam memberikan pelajaran pada anak tunagrahita?.

Karena prestasi belajar yang akan dicapai anak tunagrahita akan sangat berkaitan erat

dengan metode yang diberikan oleh guru di kelas.

Dalam pelajaran seni musik, anak tunagrahita dituntut untuk atau minimal

mengetahui setiap alat musik. Dalam kebudayaan Sunda alat musik Angklung

merupakan alat musik asli Sunda dan setiap masyarakat Sunda mengetahuinya. Alat

musik angklung sangatlah dekat dengan anak-anak Jawa Barat tidak terkecuali

(6)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

mengusung kreatifitas anak berkebutuhan khusus, musik angklung hanya dan selalu

dimainkan oleh anak tunarungu saja dan itu berhasil dilakukan atau dimainkan oleh

anak tunarungu dengan rapih. Dan yang menjadi faktor keberhasilan itu ialah selain

kreatifitas guru ternyata penggunaan metode belajar yang sesuai dan

menyenangkanlah yang menjadi faktor keberhasilan anak-anak tersebut dalam

meningkatkan prestasi belajar khususnya dalam bermain Angklung di pelajaran

kesenian atau seni musik.

Dari latar belakang itulah peneliti ingin meneliti tentang “Penerapan Metode

Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita

Ringan

B.Identifikasi Masalah

Di dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti permasalahan yang dialami

tunagrahita sedang. Adapaun masalah-masalah yang ingin diteliti adalah menyangkut

bagaimana anak tunagrahita ringan mengikuti pembelajaran kesenian serta

hambatan-hambatan yang dihadapi, serta hal-hal yang berkaitan dalam kelancaran dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran kesenian khususnya seni musik, sehingga mereka

membutuhkan suatu latihan dan metode belajar yang sesuai dalam mempermudah

proses belajar dikelas.

Dengan melihat fenomena yang terjadi di lapangan, seperti kurangnya minat

belajar pada anak tunagrahita, maka hal tersebut mengakibatkan penurunan prestasi

(7)

elemen-Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

elemen materi yang disampaikan oleh tenaga pendidik dikelas, namun disini juga

dibutuhkan sebuah metode pembelajaran yang mudah dan aksesibel pada kemampuan

dan potensi yang dimiliki anak mengapa dibutuhkan metode yang sesuai dan dapat

dengan mudah dimengerti oleh anak, karena itu semua adalah dalam upaya

mengembangkan potensi diri anak tunagrahita dengan lebih baik.

Banyak hal yang dapat dilakukan guru dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar kesenian pada anak salah satu dengan menggunakan metode-metode yang

baru agar situasi belajar menjadi tidak monoton. Dari permasalahan maka perlu

sebuah metode pengajaran dan dalam penelitian ini, peneliti ingin menerapkan

metode hand sign dalam memberikan anak tunagrahita ringan pembelajaran kesenian

musik angklung.

C.Batasan Masalah

Agar penelitian tidak keluar dari tujuan, maka dalam penelitian ini akan

dibatasi pada keefektifan atau pengaruh metode hand sign terhadap peningkatan

prestasi belajar seni musik angklung pada anak tunagrahita.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian

(8)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

“Apakah metode Hand sign dapat meningkatkan prestasi belajar seni musik pada

anak tunagrahita ringan?”

E.Variabel Penelitian 1. Variabel Konsep

a. Pengertian tunagrahita

(Amin, 1995: 16)Tunagrahita mengacu pada fungsi intelek umum yang nyata

berada di bawah rata-rata yang berdampak pada kekurangan dalam adaptasi tingkah

laku dan beralangsung dalam masa perkembangan.

b. Metode hand sign

Milyartini (2006:20): Kodaly memanfaatkan penggunaan suku kata untuk

melatih irama yang pernah dikembangkan oleh Cheve seorang ahli pendidikan

musik dari Prancis. Untuk membantu siswa memiliki bayangan nada dan musical

literacy Kodaly memanfaatkan penggunaan simbol gerakan tangan yang

diperkenalkan oleh John Curwen dari Inggris serta teknik solfa yang

diperkenalkan oleh Jaques Dalcroze .

c. Prestasi belajar

(Depdikbud, 1993: 789)Prestasi belajar adalah hasil pelajaran yang diperoleh

dari kegiatan belajar di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan

(9)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu d. Seni musik

Dieter Mack (2001:19)Musik adalah suatu bentuk kesenian yang dapat

mengeluarkan aneka perasaan dan gelora jiwa melalui suara.

e. Alat musik Angklung

Christianto (2002:24) mengatakan "angklung adalah salah satu bentuk

budaya tradisional Jawa Barat, yang telah dikenal dalam kurun waktu yang cukup

panjang.

2. Definisi Oprasional variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah subjek yang sifatnya berhubungan, yang

satu mempengaruhi yang lainnya. Adapun variabel dalam penelitian ini, terdiri dari

dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas, yaitu “variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono, 2008 : 39). Dalam hal

ini yang menjadi variabel bebas adalah metode hand sign, yang dimaksud metode

hand sign adalah jenis metode pengajaran dalam pembelajaran seni musik dengan

menggunakan simbol atau isyarat dalam memberitahukan nada yang akan

dimainkan.

2. Variabel terikat, adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2008 : 39). Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel terikat adalah meningkatkan prestasi belajar seni musik pada

(10)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

mampu memegang dan memainkan angklung dengan benar dan dapat memainkan

tangga nada dengan benar dengan bantuan dari metode hand sign.

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data pengaruh

metode hand sign dalam peningkatan prestasi belajar seni musik khususnya dalam

bermain angklung pada siswa tunagrahita kelas 1 tingkat SMP di SLB-C Plus Asih

Manunggal.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini berguna, diantaranya yaitu:

a. Secara keilmuan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

metode pengajaran dalam mengajarkan peserta didik di sekolah.

b. Memberikan masukan pada pihak sekolah dan guru-guru SLB untuk

mempertimbangkan penggunaan metode hand sign dalam mengajarkan

memainkan alat musit angklung dan alat musik lain yang bisa mengeluarkan

(11)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat

antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi,

mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.

Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu

perlakuan, (Arikunto, 2006 : 3). Peneliti memilih metode eksperimen dikarenakan

peneliti ingin mengetahui sebab-akibat dari pembelajaran yang diberikan

sebagaimana yang dikemukakan oleh Van Dallen (1979 : 130):

”Experimentation consist in the deliberate and controlled modificatin of the

condition determining and event, and in the observation and interpretation of the

ensaling changes in the even it self”.

Pernyataan ini menjelaskan bahwa ”percobaan merupakan modifikasi

kondisi yang dilakukan secara disengaja dan terkontrol dalam menentukaan

peristiwa atau kejadian, serta pengalaman terhadap perubahan yang terjadi pada

peristiwa itu sendiri”.

Adapun eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah eksperimen

mengenai “Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan”.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu kelompok

(12)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

O1 X O2

pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding atau desain kelompok

tunggal, dengan cara memberikan tes awal dan tes akhir terhadap sampel

penelitian. Desain yang digunakan ini dilakukan melalui tiga langkah,

sebagaimana dijelaskan oleh Sudjana (1999:31) sebagai berikut: “Pertama,

mengukur variabel terikat sebelum perlakuan dilakukan (pretest); kedua,

memberikan perlakuan eksperimen kepada sampel penelitian; ketiga, mengukur

kembali variabel terikat setelah perlakuan dilakukan (posttest)”.

Penggunaan One Group Pretest-Posttest Design, yaitu untuk mengetahui

besarnya perbedaan rata-rata skor sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

Adapun desain eksperimennya, sejalan dengan Arikunto(2006 : 85) adalah

sebagai berikut:

Keterangan:

O1 : Pretest yang diberikan kepada subjek penelitian sebelum

mendapat perlakuan

X : Perlakuan yang di berikan kepada subjek penelitian

O2 : Posttest yang diberikan kepada subjek penelitian sesudah

(13)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan subjek penelitian yaitu di SLB-C Plus Asih

Manunggal Kota Bandung;

2. Melakukan pretest (O1) pada subjek penelitian untuk mengetahui

kemampuan peserta didik tunagrahita dalam bermain angklung,

sebelum subjek diberikan perlakukan (treatment);

3. Melakukan treatment (X) atau perlakukan pada subjek penelitian,

yaitu memberikan pembelajaran seni musik dalam bermain

angklung dengan menggunakan metode belajar hand sign;

4. Melakukan posttest (O2) pada subjek penelitian untuk mengetahui

keterampilan bermain alat musik angklung pada peserta didik

tunagrahita setelah diberikan perlakuan (treatment) dengan

menggunakan metode belajar hand sign;

5. Membandingkan O1 dan O2 untuk menentukan seberapa besar

perbedaan yang timbul setelah perlakukan diberikan jika memang

sekiranya perbedaan itu ada.

A. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Persiapan Penelitian

(14)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

a. Peneliti melakukan uji validitas terhadap instrumen, yang dilakukan

oleh tiga orang ahli;

b. Melakukan tes awal (Pretest) pada sampel yang telah memenuhi

syarat kesiapan, hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal

dari sampel penelitian sebelum mendapatkan perlakuan (treatment).

Dalam hal ini yang diukur adalah keterampilan bermain alat musik

angklung pada anak tunagrahita ringan.

c. Membuat instrument berupa RPP dan lembar penilaian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SLB-C Plus Asih Manunggal Kota Bandung, yang

beralamat di JL. Singaperbangsa No. 103 Kota Bandung. Langkah-langkah yang

ditempuh dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa;

b. Peserta didik diberikan pemahaman mengenai jenis-jenisalat musik;

c. Peserta didik diperkenalkan alat musik yang akan menjadi objek pada

penelitian alat musik tersebut adalah angklung;

d. Peserta didik diberikan pemahaman mengenai cara bermain angklung;

e. Peserta didik diberikan pemahaman mengenai cara memegang angklung;

f. Peserta didik diberikan pemahaman mengenai cara memainkan nada

dengan menggunakan metode hand sign yang diberikan oleh

(15)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

g. Melakukan tes akhir (Posttest), hal ini dilakukan untuk mengukur

kembali kemampuan sampel penelitian dalam keterampilan bermain

alat musik angklung setelah diberikan perlakuan (treatment);

h. Memberikan skor pada Pretest dan Posttest sesuai dengan kriteria

penilaian yang sudah ditetapkan.

Tabel 3.1 Jadual Penelitian

No Hari/tanggal Kegiatan Lokasi

1 Selasa, 1 Mei 2012 Memberikan surat izin penelitian dan informasi

mengenai pelaksanaan

penelitian di SLB-C Plus Asih

Manunggal Kota Bandung

3 Jumat, 4Mei 2012 Pelaksanaan Pretest SLB-C Plus Asih

Manunggal Kota

Bandung

4 Jumat 11Mei 2012 Pelaksanaan treatment 1 SLB-C Plus Asih

Manunggal Kota

Bandung

(16)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

B.Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2001:57).

Manunggal Kota

Bandung

6 Jumat, 18 Mei 2012 Pelaksanaan treatment 3 SLB-C Plus Asih

Manunggal Kota

Bandung

7 Sabtu, 19 Mei 2012 Pelaksanaan treatment 4 SLB-C Plus Asih

Manunggal Kota

Bandung

8 Jumat, 25 Mei 2012 Pelaksanaan treatment 5 SLB-C Plus Asih

Manunggal Kota

Bandung

9 Sabtu, 26 Mei 2012 Pelaksanaan treatment 6 SLB-C Plus Asih

Manunggal Kota

Bandung

10 Jumat, 2 Juni 2012 Pelaksanaan Posttest SLB-C Plus Asih Manunggal Kota

(17)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung

ataupun pengukuran kualitatif maupun kuantitatif mengenai karakteristik tertentu

dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

sifat-sifatnya (Sudjana, 1989: 6).

Menurut Arikunto (2002 :108), populasi adalah “Keseluruhan subjek

penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik tunagrahita ringan

pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SLB-C Plus Asih Manunggal

Kota Bandung.

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2002 : 109), ”Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti”. Dengan kata lain, sampel merupakan bagian dari populasi

yang akan diteliti dan dianggap menggambarkan populasinya. Teknik sampeling

yang digunakan dalam penelitian ini adalah purfosive, yaitu penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu dalam menentukan kesiapan peserta didik

mengikuti pembelajaran seni musik dalam bermain angklung dengan metode

belajar hand sign.

Kriteria yang harus dimiliki peserta didik kelas 1 SMPLB di SLB-C Plus

Asih Manungal Kota Bandung agar mampu mengikuti pembelajaran ini adalah,

peserta didik yang memiliki kriteria sebagai berikut:

a) Kordinasi motorik halus dan visual;

b) Adanya keinginan;

c) Adanya motivasi; dan

(18)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Berdasarkan pada teknik sampeling secara purfosive, yang menjadi sampel

dalam penelitian ini adalah peserta didik tunagrahita ringan kelas 1 SMP di

SLB-C Plus Asih Manungal Kota Bandung dengan jumlah sampel empat orang.

C.Teknik Pengumpulan Data

1. Bentuk Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikonto (2002 : 207), “Pengumpulan data adalah mengamati

variabel yang akan diteliti dengan metode interview, tes, observasi, kuesioner, dan

sebagainya”. Adapun bentuk teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah:

Tes

Tes yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes tindakan (praktik),

yaitu peserta didik diminta melakukan tugas-tugas yang diberikan berupa cara

memegang, menggetarkan dan membunyikan angklung sesuai tangga nada (do,

re, mi, fa, sol, la, si,) dengan benar. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur ada

atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek, mulai dari kemampuan dasar

(pretest) sampai pencapaian atau prestasi (posttest).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam test yakni pretest

dan posttest. Pretest dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui tingkat

kemampuan peserta didik kelas 1 SMP di SLB-C Plus Asih Manungal Kota

Bandung dalam keterampilan bermain alat musik angklung. Yang terdiri dari:

memegang dan memainkan tangga nada (do,re,mi,fa,so,la,si) sebelum peserta

(19)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Posttest merupakan langkah untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta

didik setelah diberikan perlakuan berupa keterampilan bermain alat musik

angklung dengan menggunakan metode hand sign yang diberikan oleh peneliti.

Tes ini menggunakan tes yang sama yakni: cara memainkan (menggetarkan)

angklung dan memainkan tangga nada (do,re,mi,fa,so,la,si). Dalam penelitian ini,

peneliti terlibat langsung dalam proses pembelajaran kesenian ini, serta

memberikan contoh cara menggunakan atau memainkan alat musik angklung

yang benar.

2. Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian

pada kemampuan memainkan angklung dengan batasan hanya cara memegang

dan memainkan tangga nada. Penilaian pada penelitian ini menggunakan skor

terendah 0 dan skor tertinggi 2. Adapun kriteria penilaian dalam penelitian ini

adalah:

a. Memainkan (menggetarkan) angklung

1) Nilai 0 = apabila peserta didik tidak mampu sama sekali memainkan

angklung dengan benar

2) Nilai 1 = apabila peserta didik mampu memainkan angklung namun

dengan bantuan pengajar

3) Nilai 2 = apabila peserta didik mampu memainkan angklung tanpa

(20)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu b. Memainkan tangga nada Do

1) Nilai 0 = apabila peserta didik tidak mampu sama sekali memainkan

nada do

2) Nilai 1 = apabila peserta didik mampu memainkan nada do dengan

bantuan pengajar

3) Nilai 2 = apabila peserta didik mampu memainkan nada do tanpa

bantuan pengajar

c. Memainkan tangga nada Re

1) Nilai 0 = apabila peserta didik tidak mampu sama sekali memainkan

nada Re

2) Nilai 1 = apabila peserta didik mampu memainkan nada Re dengan

bantuan pengajar

3) Nilai 2 = apabila peserta didik mampu memainkan nada Re tanpa

bantuan pengajar

d. Memainkan tangga nada Mi

1) Nilai 0 = apabila peserta didik tidak mampu sama sekali memainkan

nada Mi

2) Nilai 1 = apabila peserta didik mampu memainkan nada Mi dengan

bantuan pengajar

3) Nilai 2 = apabila peserta didik mampu memainkan nada Mi tanpa

(21)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu e. Memainkan tangga nada Fa

1) Nilai 0 = apabila peserta didik tidak mampu sama sekali memainkan

nada Fa

2) Nilai 1 = apabila peserta didik mampu memainkan nada Fa dengan

bantuan pengajar

3) Nilai 2 = apabila peserta didik mampu memainkan nada Fa tanpa

bantuan pengajar

f. Memainkan tangga nada Sol

1) Nilai 0 = apabila peserta didik tidak mampu sama sekali memainkan

nada Sol

2) Nilai 1 = apabila peserta didik mampu memainkan nada Sol dengan

bantuan pengajar

3) Nilai 2 = apabila peserta didik mampu memainkan nada Sol tanpa

bantuan pengajar

g. Memainkan tangga nada La

1) Nilai 0 = apabila peserta didik tidak mampu sama sekali memainkan

nada La

2) Nilai 1 = apabila peserta didik mampu memainkan nada La dengan

bantuan pengajar

3) Nilai 2 = apabila peserta didik mampu memainkan nada La tanpa

(22)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu h. Memainkan tangga nada Si

1) Nilai 0 = apabila peserta didik tidak mampu sama sekali memainkan

nada Si

2) Nilai 1 = apabila peserta didik mampu memainkan nada Si dengan

bantuan pengajar

3) Nilai 2 = apabila peserta didik mampu memainkan nada Si tanpa

bantuan pengajar

D.Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data

pada suatu penelitian, Arikunto (2002 : 194). Instrumen atau alat bantu yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes.

E.Uji Coba Instrumen

Agar data yang diperoleh valid, maka instrumen yang digunakan dalam

penelitian pun harus valid. Suatu instrumen atau alat tes diketahui valid atau tidak

diketahui melalui uji coba. Dan selanjutnya hasil uji coba tersebut diolah dan

dianalisis. Berdasarkan hasil data analisis akan diketahui apakah instrumen atau

alat tes yang telah disusun sudah dapat dipakai atau harus ada perbaiki terlebih

dahulu sebelum digunakan dalam penelitian. Pelaksanaan uji coba instrumen

dalam penelitian ini dilaksanakan di SLB Purnama Asih Kabupaten Bandung

(23)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Adapun tujuan pengujian instrumen penelitian ini adalah untuk mengetahui

validitas dan reliabilitas.

1. Validitas

Validitas disini berkenaan dengan ketepatan alat atau insrumen yang

digunakan dalam penelitian terhadap konsep yang akan dinilai, Anderson.

(Sugiyono, 2008 : 121) ” instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Untuk mengetahui ketepatan instrumen materi pembelajaran seni musik

dengan menggunakan metode hand sign, maka digunakan validitas isi dengan

teknik pendapat ahli (expert judgement). Validitas dengan teknik penilaian dari

para ahli ini dilakukan untuk menentukan apakah instrumen yang dibuat sesuai

dengan tujuan penelitian dan sasaran yang akan diteliti. Proses validasinya yaitu

membandingkan isi instrumen dengan kurikulum dan tujuan penelitian, kemudian

dilakukan penilaian oleh para ahli sebanyak tiga orang. Data yang sudah

terkumpul dinilai validitasnya menggunakan persentase dengan rumus:

� = �

� × 100%

Ket: ∑

: Jumlah cocok

∑ N : Jumlah penilai guru mata pelajaran

P : Persentase

Setelah diadakan uji validitas, dan hasil judgement terhadap tiga orang

(24)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

digunakan dapat menjadi alat bantu dalam proses penelitian di tempat yang akan

dilakukan proses penelitian ini yaitu SLB-C Plus Asih Manunggal.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. ”Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap”(Arikunto. 2008 : 86). Reliabilitas yang diukur

adalah realitas stabilitas tes dengan menggunakan internal konsistensi yang

dilakukan dengan percobaan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh

dianalisis dengan rumus Alpha.

Adapun rumus Alpha yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas ini

adalah sebagai berikut:

�11 = �

(� −1) 1−

�²i

σ²i

(Arikunto, 2008 : 109)

Keterangan :

�11 : reliabilitas yang dicari

�²i : jumlah varians skor tiap-tiap item

σ²i : jumlah varians total

Dari hasil analisis dengan menggunakan rumus Alpha tersebut, hasil

(25)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

adalah : 0,775 diketahui bahwa instrumen yang dibuat reliabel dan memiliki taraf

koefisien yang tinggi. Dengan demikian instrumen tes yang telah dibuat dapat

dipakai sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Untuk mengetahui tinggi

rendahnya koefien korelasi yakni r11, maka dapat dilihat dari tabel analisis

reliabilitas tes yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.2

Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes (Arikunto, 2002)

Nilai r Interpretasi

0,000 – 0,199 Sangat rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Cukup

0,600 – 0,799 Tinggi

0,800 – 1,000 Sangat tinggi

Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa r11 0,775. Artinya instrumen

tersebut reliabel dan memiliki taraf koefisien yang tinggi. Dengan demikian

instrumen tes yang telah dibuat dapat dipakai sebagai pengumpul data dalam

penelitian ini. Pada tes uji reliabilitas ini dilakukan di kelas kelas 1 SMP di SLB

Purnama Asih Kabupaten Bandung Barat.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang telah didapat diolah dan dianalisis dengan

(26)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Hal ini sesuai dengan pernyataan Natawidjaya (1988 : 62), yang menyatakan

bahwa:

Kadang-kadang kita melakukan penelitian dengan menggunakan sampel

terbatas jumlahnya, sehingga tidak dapat menggunakan pengolahan data statistik

parametik, untuk itu dikembangkan pengolahan data dengan statistik

nonparametik.

Data yang telah didapat akan dianalisis menggunakan uji wilcoxon, karena

uji ini dapat digunakan untuk penelitian yang datanya berpasangan dengan sampel

terbatas, selain itu uji wilcoxon tidak memerlukan uji normalitas. Tujuan

diadakannya analisis data adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data adalah

sebagai berikut:

a. Menskor Pretest dan Posttest;

b. Mentabulasikan skor Pretest dan Posttest;

c. Menghitung selisih (d) Pretest dan Posttest;

d. Membuat rank tanpa memperhatikan tandanya, jika terjadi rank

kembar, maka dipergunakan rank rata-ratanya;

e. Mengelompokkan rangking yang bertanda positif (+) dan negatif (-)

kedalam tabel;

f. Menjumlahkan semua rank bertanda positif (+) dan negatif (-);

g. Untuk jumlah rank yang didapat, maka jumlah yang paling kecil dari

(27)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

h. Membandingkan nilai T yang diperoleh dengan T pada tabel nilai

kritis dalam uji wilcoxon, dengan α = 0,05; dan

i. Melakukan uji hipotesis.

Kriteria pengambilan keputusan, sebagai berikut :

H0 ditolak : Thitung≤ Ttabel

(28)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengolahan data dan analisis data serta pengujian

hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan metode hand sign dalam

penelitian ini secara signifikan berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan

memainkan alat musik angklung dalam belajar kesenian pada anak tunagrahita

ringan. Kemampuan memainkan alat musik angklung yang meningkat setelah

diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode hand sign.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh, sebagai kelanjutan dari

penelitian ini, penulis merekomendasikan hasil dari penelitian ini kepada sekolah

dan guru-guru, khususnya SLB-C Plus Asih Manunggal serta peneliti

selanjutnya. Adapun rekomendasi yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Penggunaan metode hand sign bagi anak tunagrahita ringan perlu menjadi

perhatian dan bahan pertimbangan sekolah untuk membantu meningkatkan

keterampilan anak dalam berkesenian kususnya dalam seni musik, terutama dalam

memainkan alat musik, Sehingga penyampaian pesan pada anak tunagrahita dapat

(29)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2. Bagi Guru

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah kemampuan

memainkan alat musik angklung pada anak tunagrahita ringan mengalami

peningkatan. Hal ini tentunya akan berimplikasi pada pendidikan anak tunagrahita

ringan itu sendiri, terutama dalam pencapaian kurikulum dan juga akan membantu

memperlancar proses komunikasi anak tunagrahita dalam memainkan alat musik.

Berdasarkan hal tersebut, seyogyanya hasil penelitian ini dijadikan masukan dan

bahan pertimbangan bagi guru-guru anak tunagrahita, bahwa penggunaan metode

hand sign. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran

pelajaran seni musik anak tunagrahita ringan adalah dengan menggunakan metode

hand sign.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya yang meneliti dengan menggunakan metode

hand sign ini, diharapkan untuk lebih mengembangkan pembelajaran dengan

menggunakan metode ini, tidak hanya dalam bermain angklung saja akan tetapi

penggunaan metode hand sign ini bisa diterapkan pada alat musik lain yang

mampu mengeluarkan bunyi sesuai tangga nada yang ada.

C. Penutup

Kesimpulan dan rekomendasi pada bab ini merupakan akhir dari

penyusunan skripsi ini. Penulis ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang

(30)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

skripsi ini. Penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi

penulis, umumnya bagi pembaca dan bagi pendidikan luar biasa terutama

(31)

Jaka Hendra Purnama, 2012

Penerapan Metode Hand Sign Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Alimin, Z. (2008). Hambatan Belajar dan Hambatan Perkembangan Pada

Anak Tunagrahita. [online].Tersedia: http://z-alimin.blogspot.com

[2 Oktober 2008]

Amiarti, N (2004). Pengembangan Model Pembelajaran seni Dengan Media

Interaktf Di Sekolah Dasar. Tesis pada PPS UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Tunagrahita. Jakarta: Depdikbud.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Arsyad, A. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Delphie, B. (1996). Sebab-sebab Keterbelakangan Mental. Bandung: Mitra Grafika.

--- (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Refika Aditama.

Depdikbud. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Paul, S. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Rochyadi, E., dan Alimin, Z. (2003). Pengembangan program Pembelajaran

Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta: Depdiknas Dirjen

Dikti. .

Sutjihati, T.S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Sudjana, N,. dan Rivai, A.(2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Suherman, E dan Winataputra, U.S. (1992). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tim Dewan Skripsi Jurusan PLB. (2011). Pedoman Penulisan Skripsi Dan

Gambar

Tabel 3.1 Jadual Penelitian
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap prestasi belajar IPA pada anak tunagrahita ringan kelas

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian gerak dan musik terhadap peningkatan kemampuan motorik kasar anak tunagrahita ringan

REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode permainan tebak kata terhadap prestasi belajar matematika bangun datar pada anak tunagrahita

Rizki Mulyono. PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MENARA HITUNG TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D3 SLB C YSSD SURAKARTA TAHUN AJARAN

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ PENGARUH PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI PANCA INDERA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran word square terhadap prestasi belajar anak tunagrahita ringan kelas V SDLB B-C YPAALB Langenharjo

123 JURNAL ORTOPEDAGOGIA, VOLUME 3 NOMOR 2 NOVEMBER 2017 : 123-126 Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunagrahita Ringan dengan Menggunakan Metode Reading Aloud Akta