• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMAKASIH ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ...ix

BAB I PENDAHULUAN ... A. LatarBelakangMasalah ...1

B. RumusanMasalah ...5

C. BatasanMasalah...6

D. TujuanPenelitian ...6

E. VariabelPenelitian ...7

F. DefinisiOperasional...7

G. ManfaatPenelitian ...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... A. Model LatihanInkuiri ...9

B. BelajardanPrestasiBelajar ...14

(2)

D. Keterkaitanantara Model LatihanInkuiriterhadapSikapIlmiah,

PrestasiBelajar, danMateri Ajar ...28

BAB IIIMETODE PENELITIAN... A. MetodePenelitian...33

B. DesainPenelitian ...33

C. PopulasidanSampelPenelitian ...34

D. ProsedurPenelitian...35

E. InstrumenPenelitian...40

F. TeknikAnalisis Data ...42

G. PelaksanaanPenelitian ...53

H. Keterlakasanaan Model LatihanInkuiri ...55

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A. ProfilSikapIlmiah ...59

B. PeningkatanPrestasiBelajar ...68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... A. Kesimpulan ...72

B. Saran ...72

DAFTAR PUSTAKA ...74

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model LatihanInkuiri. ...11

Tabel 2.2 Permasalahan yang DiberikanPadaSetiapPembelajaran ...29

Tabel 2.3EksperimenPadaSetiapPembelajaran ...30

Tabel 2.3 Langkah – langkahSiswadalamMerumuskanPenjelasan. ...31

Tabel 3.1 TabelInterpretasiValiditas ...43

Tabel 3.2 TabelInterpretasi Tingkat Kesukaran ...44

Tabel 3.3 TabelInterpretasiDayaPembeda ...45

Tabel 3.4 TabelInterpretasiReliabilitas ...46

Tabel 3.5 DistribusiSoalPrestasiBelajarPadaSetiapPembelajaran ...47

Tabel 3.6 ReliabilitasInstrumenTes ...47

Tabel 3.7 RekapitulasiValiditas, DayaPembeda, dan Tingkat KesukaranInstrumenTes ...48

Tabel 3.8 DistribusiSoalPrestasiBelajar yang DigunakanDalamPenelitian ...50

Tabel 3.9 TabelInterpretasi Gain Ternormalisasi...52

Tabel 3.10JadwalPenelitian...53

Tabel 4.1 PersentaseSikapMenjangkauKeDepanSiswa SetiapPembelajaran ...62

Tabel 4.2.PersentaseSikapObjektifSiswaPadaSetiapPembelajaran ...63

Tabel 4.3Nilai Gain DinormalisasiPembelajaranKe – 1 ...68

(4)
(5)

DAFTAR GAMBAR

Gamber 2.1 HierarkiTaksonomi Bloom ... 15 Gambar 3.1.DesainPenelitian One Group Pretest-Posttest Design ... 34 Gambar 3.2 AlurPenelitian... 39 Gambar 3.3 GrafikKeterlaksanaan Model LatihanInkuiriOleh Guru

SelamaPembelajaran ... 55 Gambar 3.4 GrafikKeterlaksanaan Model

LatihanInkuiriOlehSiswaSelamaPembelajaran ... 57 Gambar 3.4 GrafikRekapitulasiKeterlaksanaan Model

SecaraKeseluruhanUntukSetiapPembelajaran ... 58 Gambar 4.1 Diagram SikapInginTahuSiswa... 59 Gambar 4.2 Diagram SikipKritisSiswa ... 61 Gambar 4.3. Diagram

PersentaseSkorSikapBeraniMempertahankanKebeneranPadaSetiapP embelajaran ... 65 Gambar 4.4. Diagram PersentaseSkorSikap Terbuka Pada

SetiapPembelajaran ... 66 Gambar 4.5. Diagram PersentaseSkorSikapMenghargaiKarya Orang Lain

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep kehidupan harmonis dengan alam. Pembelajaran fisika dilaksanakan di sekolah dengan tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (DepartemenPendidikanNasional, 2006):

1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa,

2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain,

3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis, 4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif

dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif,

5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,

6. Menguasai konsep dasar Fisika yang mendukung secara langsung pencapaian kompetensi program keahliannya,

7. Menerapkan konsep dasar Fisika untuk mendukung penerapan kompetensi program keahliannya dalam kehidupan sehari-hari,

8. Menerapkan konsep dasar Fisika untuk mengembangkan kemampuan program keahliannya pada tingkat yang lebih tinggi.

(7)

dan penerapan konsep, serta sikap ilmiah siswa. Sikap ilmiah dalam Brotowidjoyo (2010) terdiri atas sikap ingin tahu, sikap kritis, sikap terbuka, sikap objektif, sikap rela menghargai karya orang lain, sikap berani mempertahankan kebenaran, dan sikap menjangkau ke depan.

Hasilpengamatanpeneliti di salahsatusekolahmenengahatas di Kabupaten

Bandung Barat yang

dilaksanakanpadabulanNovember2010danstudidokumentasidiperolehinformasiseb agaiberikut:

1. Proses pembelajarandimulaidenganorientasiterhadapmateri ajar. Setelahitusiswadibentukmenjadienamkelompokkemudianmelakukanprakti kum. Hasiltemuansiswakemudiandibahasbersama – samaoleh guru.

2. Dari semuakelompokpercobaan rata – rata hanyaadasatu orang yang mencatat data hasilpraktikum, dua orang melakukanpercobaan, danlainnyahanyamemperhatikanpekerjaantemannya.

3. Selama proses pembelajaran, aktifitassiswa yang teramatiadalah 69%

siswamenyimakpenjelasandari guru, 9%

mengajukanpertanyaanmengenaimateri yang kurangdifahami, 19% siswamengemukakanhasilpercobaan.

4. Produkpembelajaranfisika yang

(8)

Berdasarkanstudipendahuluan yang telahdipaparkan di atas, siswamendapatkanpengalamanbelajarmengumpulkan datamelaluieksperimen yang

dilakukankemudianmengemukakan data yang

diperoleh.Namunsiswatidakdibawapadapermasalahanataufenomena yang ada di

sekitarsehingga proses pembelajaran yang

dilakukanterkesanhanyauntukmembenarkantentangteori yang telahada. Siswatidakdiajakuntukmenggalilebihjauhdaripermasalahan yang diberikandantidakdiberikankesempatanuntukmencariinformasisebanyak – banyaknyadariberbagaisumbersehinggasikapkritissiswakurangdapatdilatihkan.Sel ainitu, sedikitsiswa yang bertanyapadasaatpembelajaran, padahalmenurut Adnan (2008), berpikirpadahakekatnyaadalahbertanya.Pertanyaan yang baikdansistematisdapatmeningkatkanpartisipasibelajar, membangkitkanminatdan rasa ingintahuterhadapsuatumasalah yang sedangdibicarakan, mengembangkanpolaberpikirdancarabelajaraktif.

Siswajugatidakdiajakuntukmerumuskanhipotesisdansiswatidakdiberikankesempat anuntukmendiskusikanhasilperobaan.

Dari

pemaparanhasilstudipendahulauntersebutmenunjukkanbahwasikapilmiahsiswamas ihrendah.Selanitu, nilai rata – rata UTS yang masihberada di bawah KKM (KriteriaKetuntasan

(9)

Salah satu model pembelajaran yang dianggapmampumeningkatkanprestasibelajardanmelatihkansikapilmiahsiswaadala hinkuiri.Menurut Rani &Rao (2007) untukmengembangkansikapilmiah guru harusselalumemperhatikanbahwatanpaadanyapertanyaanpemikirandansemangatin kuiri (penyelidikan), pembelajaransainsakanhanyamenerima dogma dantidakakanpernahmengarahpadapembangunansikapilmiahdalampembelajaran.

Dengankondisisiswa yang barumemperolehsatu kali

pengalamanmelakukaneksperimendanbelumpernahmelakukanpenyelidikan

(inkuiri), salahsatu jenis inkuiri ilmiah yang cocokadalah model pembelajaranlatihaninkuiri (inquiry training model).

Model pembelajaranlatihaninkuiriinipertama kali dikembangkanoleh Richard Suchman.Model latihan inkuiri (Suchman&Carlson, 1968)dikembangkan sebagai cara untuk memperkenalkan kepada siswa mengenai pencarian, pengumpulan dan memproses data, membuat kesimpulan, membuat teori dan

menguji teori tersebut.Pada

modelpembelajaranlatihaninkuirisiswadidoronguntukterlibataktifdalammenemuka nkonsepdanprinsipfisikasertamemilikipengalamandanmelakukanpercobaandalam proses penemuantersebut.

Model pembelajaranlatihaninkuiri,

menuntutsiswauntukmemverifikasisuatupermasalahan, mengajukanhipotesis,

melakukaneksperimenuntukmemperoleh data,

mengorganiasasikandanmemformulasikan data

(10)

danmenganalisis proses inkuiri yang telahdilakukan. Kegiatantersebutmelatihkansikapingintahu, sikapkritis, sikapobjektif,

dansikapmenjangkaukedepan. Selainitu,

karenaadanyakegiatandiskusikelassehinggamemerlukansikapterbuka,

sikapberanimempertahankankebenaran, dansikapmenghargaikarya orang lain.

Sehlenker (Joyce & Weil, 1980)

melaporkanbahwalatihaninkuiridapatmeningkatkanpemahamanilmupengetahuan, poduktivitasdalamberpikirkreatifdanketerampilanuntukmemperolehdanmenganali sisinformasi.Lusmiati (2010) melaporkanbahwapenerapan model latihaninkuiridalampembelajaranfisikadapatmeningkatkanhasilbelajarsiswapadam ateripelajarankalor.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasapentinguntukmelakukan

sebuah penelitian untukmelihatpengaruh model

pembelajaranlatihaninkuiriterhadappeningkatanprestasi belajar dan sikap ilmiah siswa di SMA dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiriuntuk Meningkatkan Prestasi Belajar danSikap Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Fisika di SMA”.

B. RUMUSAN MASALAH

(11)

“Bagaimanakahpenerapan model

pembelajaranlatihaninkuiripadapembelajaranfisika di SMA dapatmeningkatkanprestasibelajardansikapilmiahsiswa?”

Dari rumusanmasalahtersebutdirumuskan beberapa pertanyaan penelitian seperti berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa pada pembelajaran fisika dengan menggunakan model latihan inkuiri?

2. Bagaimanakah profilpeningkatan sikap ilmiah siswa pada pembelajaran fisika setelah diterapkannya model latihan inkuiri?

C. BATASAN MASALAH

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Peningkatan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar yang diukur dengan tes prestasi sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model latihan inkuiri.Peningkatan prestasi belajar dilihat dari interpretasi

gaindinormalisasi menurut

(12)

2. Sikapilmiahdilihatmelaluiobservasiselama proses pembelajaran. Profilpeningkatansikapilmiahsiswadiperolehmelaluiperhitunganpersentase sikapilmiah yang teramatipadasetiappembelajaran.

D. TUJUAN PENELITIAN

Penelitianinidilaksanakandenganmaksuduntukmemperolehinformasimenge naipeningkatan prestasi belajar danprofil sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran fisika dengan menggunakan model latihan inkuiri.

Secaraterperincitujuanpenelitianiniadalahuntuk:

1. Mengetahui penerapan model pembelajaran latihan inkuiri dalam pembelajaran fisika di SMA.

2. Mengetahuipeningkatanprestasi belajarsiswasetelahmenggunakan model latihaninkuiripadapembelajaranfisika.

3. Mengetahui profilpeningkatan sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran fisika dengan menggunakan model latihan inkuiri.

E. VARIABEL PENELITIAN

Terdapatduavariabel yang akanditelitidalampenelitianini, yaitu: 1. Variabelindependen : Model latihaninkuiri.

2. Variabeldependen : Prestasi belajar dan sikap ilmiah siswa F. DEFINISI OPERASIONAL

(13)

Pengumpulan data – verifikasi. Memverifikasisifatalamiobjekdankondisi-kondisinya. Memverifikasikejadiandarisuatumasalah; 3) Pengumpulan data – eksperimen. Mengisolasivariabel-variabel yang relevan. Berhipotesis (danmenguji) hubungansebabakibat; 4) Merumuskansuatupenjelasan. Merumuskanaturanataupenjelasan; 5) Analisis proses inkuiri. Menganalisisstrategiinkuiridanmengembangkan yang lebihefektif. Dalam penelitian ini, semua tahapan model latihan inkuiri diterapkan dalam proses pembelajaran.Ketercapaian model latihaninkuiridilihatberdasarkanhasilobservasiselama proses pembelajaran.

2. Prestasi Belajar merupakan

suatubuktikeberhasilanbelajarataukemampuanseseorangsiswadalammelaku kankegiatanbelajarsesuaidenganbobot yang dicapainya. Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang ditinjau adalah domain kognitif menurut Bloom dan hanya meninjau tiga aspek, yaitu, pemahaman, penerapan, dan analisis. Prestasi belajar diukur dengan tes prestasi belajarberupatesobjektifberbentukpilihanganda.Peningkatanprestasibelajar diukurdengan gain yang dinormalisasimenurut Hake.

3. Sikapilmiahmerupakanperbuatan yang

(14)

andalampembelajaranfisika yang diukurmelaluiobservasi.Profilsikappeningatanilmiahsiswaditinjaumelaluip

erhitunganpersentasesikapilmiah yang

teramatiselamapembelajaranberlangsung.

G. MANFAAT PENELITIAN

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikaninformasibagi guru fisikaterutama di SMAmengenai model pembelajaranalternatif yang dapatdijadikanpertimbanganuntukmeningkatkanprestasibelajardansikapilm iahsiswa.

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design. Metode ini digunakan untuk mengetahui peningkatan

prestasi belajar antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model latihan inkuiri. Namun menurut Sugiyino (2009), pada metode ini masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Oleh karena itu, hasil peningkatan prestasi belajar (variable dependen) tersebut bukan semata – mata dipengaruhi oleh model pembelajaran latihan inkuiri saja (variabel independen). Hal ini karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.

B. Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan dan metode penelitian, maka disain penelitian yang digunakanoleh peneliti dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design.Sugiyono (2009), menyatakan bahwa dengan desain ini hasil perlakuan

dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

(16)

prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah sampel diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri.Penelitian dilakukan selama tiga kali pembelaran.

Desain penelitian One Group Pretest-Posttest Designdigambarkan pada gambar 3.1 berikut ini:

O

1

X O

2

Gambar 3.1.Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2009)

Keterangan:

O1 : Tes awal (pretes) sebelum sampel diberikan perlakukan

X : Perlakuan terhadap sampel yaitu dengan menerapkan model pembelajaran latihan inkuiri.

O2 : Tes akhir (postes) setelah diberikan perlakuan. C. Populasi dan Sampel Penelitian

(17)

1. Tidak ada kelas unggulan di sekolah tersebut, sehingga semua kelas dianggap homogen.

2. Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah dapat beradaptasi dengan model pembelajaran baru dan tidak mengganggu program sekolah untuk menghadapi ujian nasional. 3. Berdasarkan pengamatan peneliti pada kelas sampel tersebut diperoleh

informasi sebagai berikut:

a. Siswa pernah melakukan eksperimen sehingga dapat mendukung terhadap model pembelajaran latihan inkuiri yang memerlukan adanya eksperimen.

b. Dalam proses pembelajaran, ada beberapa siswa yang bertanya dan mengemukakan pendapat walaupun terkadang dilakukan secara beramai – ramai.

Pemilihan kelas sampel juga didasarkan pada rekomendasi guru mata pelajaran fisika kelas XI – IPA di sekolah tersebut setelah mengetahui tujuan penelitian ini.

D. Prosedur Penelitian

Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka dilaksanakan dengan langkah – langkah penelitian yang terdiri dari tahap persiapan yang merupakan kegiatan – kegiatan sebelum dimulainya penelitian, tahap perencanaan dan penyusunan model, tahap pelaksanaan, dan yang terakhir tahap pengolahan data dan pelaporan.

(18)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Studi pustaka, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji.

b. Telaah kurikulum mengenai tujuan pembelajaran fisika dan pokok bahasan yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian. c. Studi pendahuluan, hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

pelaksanaan pembelajaran fisika di sekolah serta sarana dan prasarana yang tersedia. Studi pendahuluan dilaksanakan melalui observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas dan wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika.

2. Tahap Perencanaan dan Penyusunan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan dan penyusunan meliputi:

a. Menentukan populasi dan sampel penelitian.

b. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian sesuai dengan model pembelajaran latihan inkuiri.

c. Menyusun instrumen penelitian meliputi tes prestasi belajar siswa dan format observasi sikap ilmiah.

d. Melakukan judgment (pertimbangan) instrumen untuk mengetahu kesesuaian instrumen dengan data yang akan diukur.

(19)

f. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas instrumen sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian.

3. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:

a. Memberikan tes awal kepada siswa yang dijadikan subjek penelitian untuk mengukur prestasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan. b. Memberikan perlakuan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran

latihan inkuiri pada pokok bahasan yang dijadikan materi pelajaran dalam penelitian, yaitu gaya pegas dan sifat elastisitas bahan.

c. Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan observasi terhadap sikap ilmiah siswa dan keterlaksanaan model latihan inkuiri dalam format observasi yang telah disediakan.

d. Memberikan tes akhir untuk mengukur prestasi belajar siswa setelah diberikan perlakuan.

e. Semua kegiatan dalam tahap pelaksanaan dilakukan dalam tiga seri pembelajaran.

4. Tahap Pengolahan Data dan Pelaporan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengolahan data dan pelaporan meliputi:

a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest , posttest, serta instrumen lainnya.

(20)

c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil dari pengolahan data. d. Melaporkan hasil penelitian.

Alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada gambar 3.2berikut ini:

(21)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data.

1. Tes

Lee J. Cronbach (Azwar, 2009) mengemukakan definis tes sebagai

berikut: “... a systematic procedure for observing a person’s behavior and

describing it with the aid of a numerical scale or a category system”. Jadi,

tes adalah prosedur yang sistematis untuk mengukur perilaku seseorang dan digambarkan berdasarkan skala numerik atau sistem kategori tertentu. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar ranah kognitif menurut Bloom yang terdiri atas pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4).

Tipe tes yang digunakan adalah tes obyektif berbentuk pilihan ganda. Pemilihan tipe tes ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

a. Komprehensif, karena dalam waktu tes yang singkat dapat memuat lebih banyak aitem. Mengingat alokasi waktu yang pembelajaran dalam satu kali pertemuan hanya 2 x 45 menit maka tes pilihan ganda ini sangat cocok.

b. Kualitas item dapat dianalisis secara empirik. c. Objektivitasnya tinggi.

(22)

Tes diberikan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest). Langkah – langkah yang dilakukan pada pembuatan tes objektif prestasi belajar aspek kognitif adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kompetensi dasar dan indikator berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran fisika kelas XI – IPA semester 1 untuk materi pokok fluida statis.

b. Membuat kisi – kisi.

c. Membuat soal berdasarkan kisi – kisi. d. Membuat kunci jawaban.

e. Menyusun tes objektif prestasi belajar aspek kognitif. 2. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi dilaksanakan oleh observer secara langsung selama proses pembelajaran. Instrumen observasi dibagi menjadi dua yaitu instrumen observasi guru dan instrumen observasi siswa.

a. Instrumen observasi guru

Instrumen observasi ini bertujuan untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran latihan inkuiri oleh guru dalam proses pembelajaran. Observasi ini dibuat dalam bentuk daftar checklist “ya” atau “tidak”. Observer memberikan checklist “ya” atau

“tidak” terhadap kesesuaian setiap tahapan model latihan inkuiri

(23)

b. Instrumen observasi siswa

Instrumen observasi dibagi dua, yaitu instrumen observasi keterlaksanaan model latihan inkuiri oleh siswa dan instrumen observasi sikap ilmiah. Instrumen observasi keterlaksanaan model latihan inkuiri digunakan untuk melihat apakah siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model latihan inkuiri atau tidak. Observasi ini dibuat dalam bentuk daftar checklist “ya” atau “tidak”. Observer memberikan checklist “ya” atau “tidak” terhadap kesesuaian setiap tahapan model latihan inkuiri dengan langkah – langkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.

Instrumen observasi sikap ilmiah bertujuan untuk melihat dan menilai sikap ilmiah siswa yang terdiri atas sikap ingin tahu, sikap kritis, sikap terbuka, sikap objektif, sikap rela menghargai karya orang lain, sikap berani mempertahankan kebenaran, dan sikap menjangkau ke depan. Format yang digunakan berupa rating scale yang dibuat dalam bentuk cheklist.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Hasil Uji Coba Tes a. Analisis Validitas Tes

(24)

diukur.(Sugiyono, 2009). Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment sebagai berikut:

= � −

� 2− 2 � 2− 2

(Arikunto,2006) Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.

X = skor tiap butir soal. Y = skor total tiap butir soal. N = jumlah siswa.

Interpretasi nilai koefisien korelasi ( ) tersebut ditampilkan

dalam tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1Tabel Interpretasi Validitas

Besarnya nilai Interpretasi

Antara 0,80 sampai denga 1,00 Tinggi

Antara 0,60 sampai dengan 0,80 Cukup

Antara 0,40 sampai dengan 0,60 Agak rendah Antara 0,20 sampai dengan 0,40 Rendah

Antara 0,00 sampai dengan 0,20 Sangat Rendah (Tak berkorelasi) (Arikunto,2009) b. Analisis Tingkat Kesukaran Tes

(25)

=

� 100%

Keterangan :

TK = F = Tingkat Kesukaran atau Taraf Kemudahan B = Jumlah siswa yang menjawab benar

N = Jumlah keseluruhan siswa

Hasil perhitunganindeks tingkat kesukaran diinterpretasikan seperti pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat

kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran 0 sampai 15% Sangat sukar, sebaiknya dibuang

6 % - 30 % Sukar

31 % - 70 % Sedang

71 % - 85 % Mudah

85 % - 100 % Sangat mudah, sebaiknya dibuang

(Arikunto, 2009) c. Analisis Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuanya rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian sama dengan soal pilihan ganda yaitu :

��= −

(26)

Keterangan :

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

BA = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar

BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut diinterpretasikan pada kriteria daya pembedaseperti pada tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3.Tabel Interpretasi Daya Pembeda Indeks Daya

Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang 0,00 – 0,20 Buruk (poor), sebaiknya dibuang 0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)

(Arikunto, 2009) d. Analisis Reliabilitas Soal

(27)

(Sugiyono, 2009).Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half) :

= 2

(1 + )

(Sugiyono, 2009) Keterangan :

ri = reliabilitas instrumen

= korelasiproduct moment antara belahan pertama dan kedua Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh digunakan tabel 3.4 berikut ini :

Tabel 3.4.Tabel Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas

0,80 r  1,00 sangat tinggi 0,60 r  0,80 Tinggi 0,40 r  0,60 Cukup 0,20 r  0,40 Rendah 0,00  r  0,20 sangat rendah

(Arikunto, 2009) 2. Hasil Uji Coba Instrumen

(28)

Tabel 3.5.Distribusi Soal Prestasi Belajar Pada Setiap Pembelajaran

No. Aspek Prestasi Belajar Nomor Soal Jumlah

Pembelajaran ke – 1

Uji coba tes dilakukan agar tes yang digunakan benar-benar dapat mengukur variabel penelitian.Sebelum digunakan, instrument tes terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap siswa kelas XII di salah satu SMA di Kabupaten Bandung Barat yang telah mempelajari topik fluida statis.

Besarnya koefisien reliabilitas instrumen tes tiap pertemuan, dinyatakan dalam tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6.Reliabilitas Instrumen Tes Pertemuan ri Interpretasi

I 0,53 Cukup

II 0,81 Sangat Tinggi III 0,81 Sangat Tinggi

Dari tabel tersebut terlihat bahwa perangkat instrument memiliki reliabilitas cukup dan sangat tinggi.Dengan demikian, perangkat instrument tersebut memiliki keajekan yang baik.

(29)

Tabel 3.7.Rekapitulasi Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

(30)

Pertemuan No. Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

III a. Taraf Kesukaran Butir Soal

Menurut tabel tersebut, secara keseluruhan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sukar sebanyak 10 butir soal, sedang 23 butir soal, mudah 6 butir soal dan sangat mudah 4 butir soal. Berdasarkan rekapitulasi tersebut dapat dikatakan pada umumnya taraf kemudahan soal instrumen cukup baik, karena sebagian besar soal terdapat pada kategori sedang.Butir soal yang memiliki kategori sangat mudah tidak dipakai dalam pelaksanaan penelitian ini.

b. Daya Pembeda Soal

(31)

buruk sehingga soal tersebut tidak dipakai dalam pelaksanaan penelitian. Secara umum, soal - soal tes prestasi belajar ini dikatakan dapat membedakan antara kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

c. Validitas Tes

Validitas berkenaan dengan ketetapan perangkat instrument terhadap konsep yang dinilai sehingga betul – betul menilai apa yang seharusnya dinilai.Berdasarkan tabel 3.7, rata – rata validitas tes memiliki kategori cukup.Dengan demikian, tes tersebut dapat menilai konsep yang seharusnya dinilai.

Setelahmenganalisis hasil uji coba instrument, diperoleh distribusi soal prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3.8berikut:

Tabel 3.8.Distribusi Soal Prestasi Belajar yang Digunakan Dalam Penelitian

Aspek Prestasi Belajar Banyaknya Soal

Pemahaman (C2) 12

Penerapan (C3) 9

Analisis (C3) 9

Total Soal 30

3. Analisis Data Hasil Penelitian a. Analisis Data Hasil Tes

Data yang diperoleh dari penelitian adalah skor pretest dan posttest dari kelas eksperimen. Pengolahan data ini akan digunakan

(32)

Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran latihan inkuiri terhadap peningkatan prestasi belajar siswa akan dilakukan dengan cara menghitung gain ternormalisasi. Gain ternormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yang dapat diperoleh. Secara matematis diungkapkan dalam persamaan berikut:

< >=% −%

100−%

(Hake:1998) Keterangan:

<g> : gain ternormalisasi %<Sf> : Skor posttest %<Si> : Skor pretest

(33)

Tabel 3.9.Tabel Interpretasi Gain Ternormalisasi

Rata – rata Skor Gain Ternormalisasi Kriteria

0,00 < g ≤ 0,30 Rendah

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

0,70 < g ≤ 1,00 Tinggi

(Hake : 1998) b. Analisis Data Hasil Observasi

Data observasi memuat data tentang sikap ilmiah siswa serta data tentang keterlaksanaan penggunaan model pembelajaran latihan inkuiri.

(1) Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah siswa diukur dengan menggunakan format observasi sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dalam rubrik penilaian sikap ilmiah siswa yang dilakukan pada setiap pertemuan. Hasil rating scale kemudian direkapitulasi dan dijumlahkan pada skor masing-masing siswa untuk setiap aspek sikap ilmiah. Skor yang diperoleh siswa kemudian dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus:

�= � × 100%

(34)

(2) Keterlaksanaan Pembelajaran

Data yang memuat tentang keterlaksanaan model pembelajaran yang diperoleh dari hasil observasi selama peneltian berlangusng, dijabarkan dalam bentuk deskriptif dengan melihat skor keterlaksanaan setiap fase model latihan inkuiri pada lembar observasi.Keterlaksanaan model pembelajaran dinyatakan dalam bentuk presentase.

�= × 100%

G. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di satu sekolah SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat kelas XI IPA. Sampel penilitian sebanyak 32 orang siswa, namun karena ada dua orang yang tidak dapat mengikuti pembelajaran secara keseluruhan, maka sampel penelitian menjadi 30 orang siswa. Dua orang siswa tersebut hanya mengikuti dua kali pembelajaran saja, maka dua orang siswa tersebut tidak memenuhi syarat untuk menjadi sampel penelitian.

Penelitian dilaksanakan dalam tiga kali pembelajaran, dengan maksud untuk meminimalisir faktor – faktor luar yang dapat mempengaruhi pada hasil penelitian. Waktu pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran fisika yang telah ditentukan oleh sekolah. Alokasi waktu untuk setiap pembelajaran adalah 90 menit. Berikut ini jadwal penelitian yang telah dilakukan:

(35)

Pembelajaran Hari, Tanggal Waktu Materi

Pada setiap pelaksanaan pembelajaran, dimulai dengan pemberian pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah itu, siswa diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model latihan inkuiri. Kemudian, pada akhir pembelajaran diberikan postes untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan model latihan inkuiri.

Metode belajar yang digunakan pada setiap pembelajaran adalah demonstrasi dan praktikum berupa penyelidikan. Pada kegiatan pendahuluan, siswa diberikan permasalahan yang bersifat teka – teki. Kemudian siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada guru yang mengarahkan kepada permasalahan yang diberikan. Pertanyaan yang diajukan harus pertanyaan yang hanya memiliki jawaban “ya” atau “tidak”. Setelah siswa mendapatkan informasi yang cukup, mereka membuat hipotesis. Setelah mereka selesai membuat hipotesis, mereka melakukan eksperimen secara berkelompok sesuai dengan prosedur eksperimen yang ada dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dibagikan sebelumnya. Eksperimen ini dilakukan untuk memverifikasi permasalahan yang diberikan melalui pengamatan secara langsung.

(36)

melaksanakan diskusi kelas. Beberapa orang siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan hasil temuannya dan siswa lain menanggapinya dengan mengajukan pertanyaan atau pendapat.

Untuk mengetahui dan memantapkan penerapan model latihan inkuiri dalam pembelajaran, siswa dan juga guru menganalisis tahapan model latihan inkuiri yang telah dilakukan. Kemudian siswa diberikan kesempatan untuk memberikan saran terhadap penerapan model latihan inkuiri.

Pada akhir pembelajaran siswa diberikan penguatan materi terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan. Setelah itu, siswa diberikan postes dengan isi soal dan alokasi waktu disamakan dengan pelaksanaan pretes.

Selama proses pembelajaran, peneliti dibantu oleh beberapa orang observer yang terdiri dari mahasiswa pendidikan fisika dan guru mata pelajaran fisika. Observer ini bertugas untuk mengamati dan menilai sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran serta keterlakansaan model latihan inkuiri yang dilakukan oleh guru dan siswa.

(37)

H. Keterlakasanaan Model Latihan Inkuiri

Untuk mengetahui keterlaksanaan model latihan inkuiri selama proses pembelajaran dalam penelitian ini, maka dilakukan observasi terhadap tahapan model latihan inkuiri yang dilakukan oleh guru dan oleh siswa. (Lembar observasi keterlaksanaan model oleh guru dan siswa terlapir). Observasi dilakukan oleh observer dengan mencecklist kolom “Ya” atau “Tidak”. “Ya” berarti tahapan model latihan inkuiri yang dilakukan oleh guru atau siswa

teramati oleh observer sedangkan “Tidak” berarti tahapan model latihan inkuiri

tidak teramati. Sebelum lembar observasi diberikan kepada para observer, peneliti menjelaskan deskripsi pelaksanaan kegiatan penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap format observasi tersebut dengan pelaksanaan pembelajaran.

Rekapitulasi keterlaksanaan model latihan inkuiri oleh guru berdasarkan lembar observasi ditampilkan dalam Gambar 3.3 di bawah ini:

Gambar 3.3. Grafik Keterlaksanaan Model Latihan Inkuiri Oleh Siswa Selama Penelitian

Keterangan:

Tahap I : Mengahadapkan siswa terhadap masalah

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

P

(38)

Tahap III : Mengumpulkan data – eksperimen Tahap IV : Merumuskan suatu penjelasan Tahap V : Menganalisis proses inkuiri

Berdasarkan Gambar 3.3 tersebut terlihat bahwa pada pertemuan ke-1 keterlaksanaan model pembelajaran oleh guru untuk tahap I hanya mencapai 97%, sedangkan pada tahap II dan III mencapai 100%. Namun demikian pada saat pelaksanaan penelitian, guru (peneliti) mengalami kesulitan untuk menerapkan tahapan awal model latihan inkuiri terutama pada tahapan ketika

siswa harus mengajukan pertanyaan yang hanya memiliki jawaban “ya” atau

“tidak”. Sehingga guru harus terus memberikan Pada tahap IV keterlaksanaan

model pembelajaran oleh guru hanya mencapai 96%. Pada tahap ini, guru belum bisa membimbing secara maksimal semua siswa dalam menganalisis data hasil percobaan.Tahap V tidak terlaksana dengan baik. Keterlaskanaan model pembelajaran hanya mencapai 25%. Pada tahap ini seharusnya guru mengarahkan siswa untuk menganalisis kegiatan inkuiri yang telah dilakukan, namun karena keterbatasan waktu dan siswa baru mengenal tahapan latihan inkuiri jadi tahapan latihan inkuiri hanya disebutkan oleh guru saja.

Pada pembelajaran ke-2 ketelaksanaan model pembelajaran tahap I, II, III, dan IV mencapai 100% hanya pada tahap V yang mencapai 75%. Pada pembelajaran ke-2 siswa sudah diajak untuk menganalisis pola – pola latihan inkuiri yang telah dilakukan.Namun, karena keterbatasan waktu guru belum bisa menanggapi saran siswa secara maksimal.

(39)

Rekapitulasi keterlaksanaan model latihan inkuiri oleh siswa berdasarkan lembar observasi ditampilkan dalam Gambar3.4 di bawah ini:

Gambar 3.4.Grafik Keterlaksanaan Model Latihan InkuiriOleh Siswa Selama Penelitian

Keterangan:

Tahap I : Mengahadapkan siswa terhadap masalah Tahap II : Mengumpulkan data – verifikasi

Tahap III : Mengumpulkan data – eksperimen Tahap IV : Merumuskan suatu penjelasan Tahap V : Menganalisis proses inkuiri

Pada pertemuan ke-1, keterlakasanan model pembelajaran oleh siswa pada tahap I mencapai 83%.Pada tahap ini hampir semua siswa hanya menyimak penjelasan dari guru, siswa sangat sulit ketika diajak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Pada tahap II, keterlaksanaan model pembelajaran mencapai 100%. Namun demikian, siswa mengalami kesulitan dalam mengajukan

pertanyaan khususnya yang hanya memiliki jawaban “ya” atau “tidak”.Sehingga

pada tahap ini banyak pertanyaan siswa yang harus diulang.Pada tahap III, keterlaksanaan model pembelajaran mencapai 92% pada tahap ini siswa dituntut untuk mengajukan hipotesis dan melakukan percobaan.Pada pembelajaran ke-1, siswa masih mengalami kesulitan untuk mengajukan hipotesis.Namun, semua siswa melaksanakan eksperimen. Pada tahap IV, keterlaksanaan model

83%

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

(40)

pembelajaran inkuiri oleh siswa mencapai 92%. Pada Tahap V, keterlaksanaan model pembelajaran latihan inkuiri hanya mencapai 25%. Karena keterbatasan waktu, siswa tidak mendapat kesempatan menganalisis tahapan inkuiri dan memberikan saran terhadap pelaksanaan tahapan latihan inkuiri.

Pada pembelajaran ke-2, keterlaksanaan model pembelajaran tahap I, II, III, dan IV mencapai 100%. Namun pada tahap V, keterlaksanaan model pembelajaran latihan inkuiri hanya mencapai 25%. Siswa sudah berusaha untuk menganalisis pola – pola latihan inkuiri, namun karena katerbatasan waktu siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk memberikan saran – saran terhadap pelaksanaan model latihan inkuiri untuk pertemuan berikutnya.

Pada pembelajaran ke-3, keterlaksanaan model pembelajaran latihan inkuiri untuk semua tahap mencapai 100%.Siswa sudah terbiasa dengan model semua tahapan model pembelajaran.Selain itu, didukung dengan alat – alat eksperimen yang bekerja dengan baik dan penggunaannya yang sudah dikenal oleh siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan.

Rekapitulasi keterlaksanaan model secara keseluruhan untuk setiap pembelajaran ditampilkan dalam Gambar 3.5 sebagai berikut:

89%

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data, analisis dan pembahasan terhadap data hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kab. Bandung Barat kelas XI IPA 5 dengan menerapakan model pembelajaran latihan inkuiridapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap ilmiah siswa dengan rincian sebagai berikut :

1. Peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri berada dalam kategori sedang. Hasil ini terlihat dari gain dinormalisasi menurut Hake. Nilai gain dinormalisasi pada pembelajaran ke – 1 sebesar 0,50; pembelajaran ke-2 sebesar 0,54; dan pembelajaran ke-3 sebesar 0,70.

(42)

mempertahankan kebenaran sebesar 93% pada pembelajaran ke-1, 86% pada pembelajaran ke-2 dan 100% pada pembelajaran ke-3; sikap terbuka sebesar 100% pada pembelajaran ke-1, 100% pada pembelajaran ke-2 dan 100 % pada pembelajaran ke-3; sikap menghargai karya orang lain sebesar 100% pada pembelajaran ke-1, 84% pada pembelajaran ke-2 dan 100 % pada pembelajaran ke-3.

B. Saran

1. Sikap ingin tahu siswa menempati hasil paling rendah jika dibandingkan dengan aspek sikap ilmiah yang lain. Oleh karena itu, perlu diberikan permasalahan yang lebih bersifat teka – teki sehingga siswa lebih tertantang untuk mengetahui lebih lanjut dari permasalahan tersebut.

2. Penggunaan model pembelajaran latihan inkuiri sebaiknya disertai dengan pemberian motivasi kepada siswa sepanjang pembelajaran dan harus ada pembiasaan dari setiap langkah model pembelajaran.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W., & Bourke, S. F. (2000). Assessing Affective Characteristics in the School. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-DasarEvaluasiPendidikan. Bandung: BumiAksara.

Azwar, S. 2009. Tes Prestasi . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baharudin, M. D., & Wahyudin, M. E. 2010. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Brotowidjoyo, Mukayat D. (2010) Penulisan Karangan Ilmiah, Jakarta: Akademika Pressindo

Cotter, E. M., & Tally, C. S. (2009, Desember). Do Critical Thinking Exercises Improve Critical Thinking Skills? Educational Research Quarterly, p. 3.

Daryanto.2008.EvaluasiPendidikan. Jakarta: RinekaCipta DepartemenPendidikanNasional.2008

.KriteriadanIndikatorKeberhasilanPembelajaran.DepartemenPendidi kanNasional. Jakarta: Depdiknas

DepartemenPendidikanNasional.2006.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006. Jakarta:

Depdiknas

Gulo, W. 2002.StrategiBelajarMengajar. Jakarta: Gramedia.

Hake, Richard R.1998. Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory

physics courses. Dalam American Association of Physics Teachers.

(44)

Joyce, B & Weil. M. 2000. Models of Teaching Sixth Edition. New Jersey prentice : Hall international, Inc.

Lusmiati, Lilis. 2010. Penerapan Model Latihan Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Tidak Diterbitkan.

Maw, W. H. (1967). A Definition of Curiosity: A Factor Analysis Study. New York:University of Daleware

Rani, K. D., &Rao, D. B. (2007).Educational Aspiration and Science Attitudes . New Delhi: Discovery Publishing House.

Suchman, J. Richard dan Carlson, Sybil.B. 1968. Demonstration Center: Part II – Elementary School Programs in Scientific Inquiry for Gifted

Students [Online], 103 halaman. Tersedia:

http://www.eric.ed.gov/contentdelivery/servlet/ERICServlet?accno=E D041405 [14 Juli 2010]

Sugiyono, P. D. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surapranata, Sumarna .2005.Analisis, Validitas, ReliabilitasdanInterpretasiHasilTes: ImplementasiKurikulum

2004.Bandung: Rosda.

Gambar

Tabel 4.7 Gain DinormalisasiTiapAspekPrestasiBelajar ....................................77
gambar 3.1 berikut ini:
Gambar 3.2Alur Penelitian
Tabel 3.1Tabel Interpretasi Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) ada pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi terhadap

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri memperoleh nilai rata-rata dengan kategori baik; (2) Hasil belajar pengetahuan

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui pengaruh model inkuiri terbimbing disertai permainan Domino Fisika (Domfis) terhadap keterampilan

Berdasarkan analisis data tersebut, maka dapat disimpulkan yaitu: (1) keterampilan proses sains siswa selama mengikuti pembelajaran fisika menggunakan model inkuiri

Berdasarkan analisis data tersebut, maka dapat disimpulkan yaitu: (1) keterampilan proses sains siswa selama mengikuti pembelajaran fisika menggunakan model inkuiri

Apabila kita lihat dari pendapat di atas mengenai tujuan dari model pembelajaran inkuiri yakni diharapkan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan

Hasil penelitian yang telah dilakukan secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : Siklus I Perencanaan tindakan menggunakan model pembelajaran inkuiri