Hendra Gunawan,2013
HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DAN
FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DENGAN
HASIL SERVICE FOREHAND SIDESPIN
PADA PERMAINAN TENIS MEJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh :
HENDRA GUNAWAN
0800083
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Hendra Gunawan,2013
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Hendra Gunawan NIM : 0800083
Judul : HubunganAntaraKecepatanReaksi dan Fleksibilitas Pergelangan Tangan dengan Hasil ServiceForehand Sidespin
PadaPermainanTenisMeja
DisetujuidanDisahkanOleh:
Pembimbing I
Dr. Hj. Nina Sutresna, M.Pd NIP. 196412151989012001
Pembimbing II
Drs. DadanMulyana, M.Pd NIP. 195801171989031001
Jurusan
Program StudiPendidikanKepelatihanOlahraga Ketua,
Hendra Gunawan,2013
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kecepatan
Reaksi dan Fleksibilitas Pergelangan Tangan dengan Hasil Service Forehand
Sidespin Pada Permainan Tenis Meja” adalah benar-benar karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat karya orang lain atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Yang Membuat Pernyataan
Hendra Gunawan,2013
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DENGAN HASIL SERVICE FOREHAND SIDESPIN
PADA PERMAINAN TENIS MEJA
Dosen Pembimbing : Dr. Hj. Nina Sutresna, M.Pd Drs. Dadan Mulyana, M.Pd
Hendra Gunawan 2012
Penelitian ini dilatari oleh pentingnya unsur-unsur kondisi fisik dalam olahraga tenis meja antara lain unsur kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan. Masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah terdapat korelasi antara kecepatan reaksi dengan hasil service forehand sidespin pada permainan tenis meja? 2) Apakah terdapat korelasi antara fleksibilitas pergelangan tangan dengan hasil service forehand sidespin pada permainan tenis meja? dan 3) Apakah terdapat korelasi antara kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan secara bersama-sama dengan hasil service forehand sidespin pada permainan tenis meja?
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik korelasional. Adapun teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling, dengan sampel sebanyak 20 orang pada anggota UKM Tenis Meja UPI Bandung. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) Alat untuk mengukur kecepatan reaksi adalah Whole body reaction time, 2) Alat untuk mengukur fleksibilitas pergelangan tangan adalah Goniometer, dan 3) Alat untuk mengukur hasil service forehand sidespin adalah dengan tes keterampilan service.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Terdapat korelasi antara kecepatan reaksi dengan hasil service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja. 2) Terdapat korelasi antara fleksibilitas pergelangan tangan dengan hasil service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja. 3) Terdapat korelasi antara kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan secara bersama-sama dengan hasil service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja.
Mengacu pada hasil penelitian, disarankan agar para pembina dan pelatih hendaknya memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang memberikan dukungan dan dapat menunjang terhadap kemampuan seseorang dalam menguasai teknik dasar dalam cabang olahraga tenis meja. Dalam hal ini, kondisi fisik yang dimaksud adalah kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan.
Hendra Gunawan,2013
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……… i
KATA PENGANTAR……….……….. ii
UCAPAN TERIMA KASIH………... iii
DAFTAR ISI……….. vi
DAFTAR TABEL………. ix
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN……… x
DAFTAR LAMPIRAN………. xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Rumusan Masalah………... 7
C. Tujuan Penelitian……….. 7
D. Kegunaan Penelitian………... 8
E. Batasan Masalah……… 9
F. Definisi Operasional………... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Olahraga Tenis Meja……….. 12
1. Olahraga Tenis Meja dalam Dimensi Pendidikan, Kesehatan dan Prestasi………. 12
2. Perlengkapan dan Karakteristik Olahraga Tenis Meja……… 13
2.1. Kemampuan Kondisi Fisik dalam Olahraga Tenis Meja……… 14
3. Teknik Dasar Cabang Olahraga Tenis Meja………... 15
3.1. Posisi Siap (Stance) dan Kerja Kaki (Footwork)…….... 16
Hendra Gunawan,2013
3.1.2. Kerja Kaki (Footwork)……… 17
3.2. Pukulan (Stroke)……….. 17
3.3. Service dalam Cabang Olahraga Tenis Meja………….. 18
3.3.1. Fungsi Service dalam Tenis Meja…………... 19
3.3.2. Teknik Melakukan Service dalam Tenis Meja……… 19
3.3.3. Teknik Service Forehand Sidespin…………. 22
3.3.3.1. Analisis Gerakan Tangan pada Service Forehand Sidespin…………... 22
3.3.3.2. Analisis Gerakan Bola pada Service Forehand Sidespin……… 24
B. Hakekat Kecepatan Reaksi……… 26
1. Pengertian Kecepatan Reaksi……….. 26
2. Kecepatan Reaksi dalam Pelaksanaan Service Tenis Meja… 27 C. Hakekat Fleksibilitas Pergelangan Tangan………... 29
1. Definisi Fleksibilitas………... 29
1.1. Fungsi Fleksibilitas Pergelangan Tangan……… 30
D. Anggapan Dasar……….... 33
E. Hipotesis Penelitian……….. 37
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian……….. 38
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel………... 39
1. Populasi………... 39
2. Sampel………. 39
C. Desain Penelitian………... 40
D. Tempat dan Waktu Penelitian……… 44
E. Instrument Penelitian………. 45
Hendra Gunawan,2013
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
A. Hasil Pengolahan Data………..………. 56
B. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi……….……….. 59
C. Diskusi Penemuan……….………. 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……… 65
B. Saran……….. 65
DAFTAR PUSTAKA……… 67
LAMPIRAN
Hendra Gunawan,2013
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Penelitian……… 44
4.1 Nilai Rata-rata dan simpangan Baku Ketiga Variabel………. 56
4.2 Hasil Pengujian Distribusi Normal Ketiga Variabel……… 57
4.3 Besarnya Hubungan Antara Variabel……….. 58
4.4 Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi………. 59
4.5 Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda……….. 60
Hendra Gunawan,2013
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN
Gambar Halaman
2.1 Gerakan Teknik Servis dalam Permainan Tenis Meja……… 20
2.2 Gerakan Tangan pada Service Forehand Sidespin………. 23
2.3 Gerakan Bola pada Service Forehand Sidespin……….. 25
3.1 Tes Kecepatan Reaksi………. 46
3.2 Tes Fleksibilitas Pergelangan Tangan……… 47
3.3 Tes Hasil Pukulan Service Forehand Sidespin………... 50
Bagan 3.1 Desain Penelitian……… 42
Hendra Gunawan,2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Tes Kecepatan Reaksi………... 69
2. Hasil Tes Fleksibilitas Pergelangan Tangan……….. 70
3. Hasil Service Forehand Sidespin………..………. 71
4. Data Hasil T-skor Tes Kecepatan Reaksi,
Tes Fleksibilitas Pergelangan Tangan, dan Tes Hasil
Service Forehand Sidespin ... 72 5. Uji Normalitas Liliefors Tes Kecepatan Reaksi………. 73
6. Uji Normalitas Liliefors Tes Fleksibilitas Pergelangan Tangan…. 74
7. Uji Normalitas Liliefors Tes Hasil Service Forehand Sidespin…. 75
8. Perhitungan Koefisien Korelasi Kecepatan Reaksi dengan
Hasil Service Forehand Sidespin……… 76
9. Perhitungan Koefisien Korelasi Fleksibilitas
Pergelangan Tangan dengan Hasil Service Forehand
Sidespin………... 77
10. Perhitungan Koefisien Korelasi Kecepatan Reaksi dan
Fleksibilitas Pergelangan Tangan dengan
Hasil Service Forehand Sidespin……… 78
11. Uji Koefisien Korelasi Kecepatan Reaksi dengan
Hasil Service Forehand Sidespin……… 79
12. Uji Koefisien Korelasi Fleksibilitas Pergelangan Tangan
dengan Hasil Service Forehand Sidespin………...… 81
13. Uji Koefisien Kecepatan Reaksi dengan Fleksibilitas
Hendra Gunawan,2013
14. Uji Korelasi Ganda Kecepatan Reaksi dan Fleksibilitas Pergelangan Tangan Secara Bersama-sama dengan Hasil
Service Forehand Sidespin………. 85
15. Determinasi……….... 87
16. Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors……….. 89
17. Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke z………... 90
18. Nilai Presentil untuk Distribusi t……… 91
19. Nilai Presentil untuk Distribusi F………... 92
Hendra Gunawan,2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak
penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang
dewasa maupun orang tua baik pria maupun wanita. Permainan ini dapat dimainkan
di dalam rumah dengan peralatan yang relatif murah dan tidak membutuhkan tempat
yang luas, sehingga olahraga tenis meja ini cukup digemari oleh semua kalangan
masyarakat.
Permainan bola kecil ini merupakan olahraga yang mempunyai karakter cepat,
sehingga bagi seseorang yang bermain tenis meja diperlukan
kemampuan-kemampuan tertentu, seperti ketangkasan, kecerdasan, refleks, dan daya bereaksi
tinggi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Siregar (1976:10), bahwa: “Tenis meja
adalah suatu cabang olahraga yang sangat mementingkan ketangkasan, kecerdasan,
refleks dan daya bereaksi tinggi”. Dengan demikian, untuk dapat menjadi seorang
pemain tenis meja yang baik yang kemudian diharapkan dapat berprestasi di Nasional
dan Internasional, selain bakat yang harus dimiliki, juga harus pula dilengkapi dengan
unsur-unsur tersebut di atas baik dilakukan pada waktu memainkan stroke maupun
2
Hendra Gunawan,2013
Olahraga yang menggunakan bet sebagai alat pemukul ini dapat dijadikan
sebagai olahraga untuk memelihara atau meningkatkan kebugaran jasmani dan
prestasi. Selain itu juga dapat melatih kesabaran dan kemampuan menahan diri.
Untuk dapat mencapai prestasi pada cabang ini, maka diperlukan penguasaan teknik
bagi seorang pemain, seperti yang dijelaskan oleh Pengda PTMSI Jawa Barat
(2004:108) bahwa: “Teknik dasar permainan tenis meja yaitu terdiri dari: “1) Grip (pegangan), 2) Stance (posisi siap), 3) Stroke (Teknik pukulan), dan 4) Footwork
(posisi kaki)”. Simpulan dari kutipan tersebut menunjukan bahwa untuk
meningkatkan keterampilan dalam bermain tenis meja, setiap pemain harus berusaha
dan menguasai berbagai teknik dasar dalam permainan tenis meja. Salah satu teknik
dasar yang sering dipakai ketika bermain tenis meja adalah teknik pukulan servis.
Mengenai servis, Simpson (1986:83) yang dialih bahasakan oleh Pionir Jaya
mengemukakan bahwa: “Servis adalah salah satu teknik yang sangat penting, kita
harus menguasai servis yang baik karena servis adalah kesempatan pertama untuk
menguasai permainan dan memegang inisiatif”. Pukulan servis ini sangat penting
untuk dikuasai dengan benar, karena salah satu cara untuk memperoleh angka/point
dari lawan yaitu dengan melakukan servis dengan baik dan juga dapat dipakai sebagai
senjata untuk mengadakan serangan serta dapat dijadikan kesempatan pertama untuk
menguasai permainan. Teknik pukulan servis dalam permainan tenis meja umumnya
3
Hendra Gunawan,2013
Servis dari arah forehand bisa dilakukan baik dengan menggunakan putaran
(spin) maupun tanpa putaran (spin). Servis yang dilakukan dengan menggunakan
putaran bola bisa dilakukan dengan putaran ke depan (topspin), putaran ke belakang
(backspin), dan putaran ke samping (sidespin) baik dilakukan ke dalam (inward)
maupun ke luar (outward).
Service forehand sidespin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola dengan gerakan bet dari kiri mengarah ke kanan atau sebaliknya dan bola akan
berbelok ke samping saat mantul di meja. Hodges yang diterjemahkan oleh Nasution
(1996:30) menjelaskan bahwa: “Melakukan sidespin yaitu lambungkan bola kira-kira
satu atau dua kaki dan pukul bola itu dengan salah satu sisi bet dengan gerakan
menyerempet ke arah samping untuk menimbulkan sidespin. Bola harus memantul ke
arah samping saat menyentuh lantai”. Dari pendapat di tersebut, bola yang dihasilkan
dari servis ini berputar ke samping dan jika menyentuh di meja akan berbelok ke
kanan ataupun ke kiri sesuai dengan putarannya. Servis ini sering dilakukan dan
menjadi andalan senjata dengan maksud agar lawan salah menerka arah putaran bola.
Apabila lawan telah salah menduga, maka lawan akan mengembalikannya tidak
sempurna yang kemudian dapat dimatikan.
Teknik pukulan service forehand sidespin merupakan salah satu teknik yang
dapat digunakan untuk memperoleh angka/point. Untuk menunjang keberhasilan
dalam melakukan teknik pukulan service forehand sidespin diperlukan
4
Hendra Gunawan,2013
Komponen fisik tersebut merupakan suatu satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan
satu sama lain, baik peningkatannya maupun pemeliharaannya. Dalam permainan
tenis meja komponen kondisi fisik tersebut cukup berpengaruh terhadap prestasi atlet.
Dalam konteks penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada dua komponen
kondisi fisik yaitu kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan. Kedua
komponen fisik tersebut dapat memberikan peran yang penting terhadap pencapaian
prestasi olahraga khususnya dalam service forehand sidespin pada cabang olahraga
tenis meja.
Dalam servis kecepatan reaksi merupakan kemampuan seseorang bergerak
secepat-cepatnya dalam menanggapi rangsangan-rangsangan yang datang lewat indra.
Terkait dengan komponen fisik yang mendukung terhadap service forehand sidespin,
salah satunya komponen fisik kecepatan reaksi mata – tangan. Karena dalam
melakukan service ketika bola dilambungkan ke atas dan berada pada titik untuk
dipukul, untuk segera bereaksi melakukan gerakan tangan ke depan agar terjadi suatu
kontak antara bet dengan bola. Seperti yang dijelaskan Nina Sutresna dalam
wawancara (di gedung FPOK lt 1, senin, 14 januari 2013, jam 11.45 WIB, salah satu
dosen tenis meja UPI Bandung) bahwa, kecepatan reaksi gerakan mata – tangan
dibutuhkan terutama pada saat menentukan “sentuhan” antara bola dengan bet. Dan
untuk mendapatkan spin yang kuat bukan hanya dihasilkan oleh gesekan gerakan
pergelangan tangan, tetapi juga turut ditentukan oleh kapan saatnya persentuhan
5
Hendra Gunawan,2013
diperlukan untuk menunjang hasil service yang maksimal, agar persentuhan antara
bet dengan bola tepat dan menghasilkan spin yang kuat, yang pada akhirnya akan
menyulitkan lawan, serta mendapatkan angka/point.
Komponen fisik fleksibilitas pergelangan tangan juga berpengaruh terhadap
hasil servis, Simpson (1986:83) yang dialih bahasakan oleh Pionir Jaya menjelaskan
bahwa:
Servis adalah suatu gerakan yang membutuhkan kecepatan. Pergelangan tangan adalah bagian dari tangan yang sanggup bergerak paling cepat. Dengan pergerakan pergelangan tangan, kita dapat merubah besar sudut raket waktu raket menyentuh bola.
Mengacu pada pendapat di atas, bahwa dengan pergelangan tangan pemain
bisa memvariasikan besar sudut raket, yang akan mengahasilkan putaran bola yang
berlainan sehingga lawan akan sulit untuk menebak servis yang dilancarkan. Pada
saat mengayun bet ke depan serempet pada bagian belakang bola dengan gerakan ke
samping kanan maupun kiri, kemudian pukul bola dengan gerakan mengesek yang
lebih kuat untuk menimbulkan sidespin yang lebih kuat. Pada fase ayunan bet ke
depan dan perkenaan dengan bola (forward swing to contact point), melalui teknik
pukulan service forehand sidespin mengakibatkan bola hasil pukulan bergerak cepat
dan kuat. Hal ini disebabkan adanya momentum dari gerak ayunan bet (impuls),
massa bet, massa bola, dan kecepatan gerak pergelangan tangan. Hidayat (1999:55)
menjelaskan bahwa: “Momentum ialah besarnya gaya dorong dari suatu benda.
6
Hendra Gunawan,2013
angular yaitu H = I. . H = momentum angular (jumlah gerak ayunan), I = momen
inersia (m.r2), dan = kecepatan angular. Dengan kata lain, semakin luas pergerakan
pergelangan tangan, mengakibatkan pada saat benturan antara bet dengan bola
memberikan hasil putaran lebih kuat.
Dan lebih lanjut, Kertamanah (2003:69) bahwa:
Pada saat bagian tubuh mengerahkan seluruh tenaga, jari-jari tangan merupakan bagian yang paling dekat dengan bola dan paling sensitif. Jari tangan bagaikan ujung ekor dari panjangnya sebuah cambuk, dalam lukisan sering digambarkannya sebagai titik matanya seekor naga. Terutama pada waktu servis dilancarkan, detik-detik raket menyentuh bola, keistimewaan keseluruhannya terletak kepada konsentrasi curahan tenaga pergelangan serta jari-jari tangan.
Dalam permainan tenis meja, fleksibilitas pergelangan tangan merupakan
poros dari gerakan tangan untuk melakukan teknik pukulan servis. Fleksibilitas
pergelangan tangan yang baik akan menghasilkan lecutan yang akan menambah
putaran bola (spin). Fleksibilitas pergelangan tangan juga dapat membantu untuk
mengarahkan dan menempatkan bola pada daerah meja lawan yang jauh dari
jangkauan lawan, sehingga akan menyulitkan lawan untuk mengembalikan bola dari
hasil servis tersebut. Mengenai hal ini diperjelas oleh Pengda PTMSI Jawa Barat
(2004:96) mengatakan bahwa : “Seorang atlet tenis meja harus memiliki tingkat
kelentukan yang baik terutama pada daerah-daerah persendian pergelangan tangan,
sikut, bahu, pinggang dan pinggul”.
Dari komponen kondisi fisik kecepatan reaksi mata – tangan dan fleksibilitas
7
Hendra Gunawan,2013
sidespin pada permainan tenis meja, tetapi sejauh ini belum diketahui seberapa besar hubungan yang diberikan terhadap hasil service forehand sidespin. Dengan demikian,
hal inilah yang melatarbelakangi permasalahan sebagai isu untuk mengetahui
hubungan yang lebih konkrit pada komponen fisik tersebut, tanpa mengesampingkan
aspek yang lainnya. Bertitik tolak pada permasalahan di atas, penulis tertarik untuk
meneliti tentang “Hubungan antara Kecepatan Reaksi dan Fleksibilitas Pergelangan
Tangan dengan Hasil Service Forehand Sidespin”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat korelasi antara kecepatan reaksi dengan hasil service forehand
sidespin pada cabang olahraga tenis meja?
2. Apakah terdapat korelasi antara fleksibilitas pergelangan tangan dengan hasil
service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja?
3. Apakah terdapat korelasi antara kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan
tangan secara bersama-sama dengan hasil service forehand sidespin pada cabang
olahraga tenis meja?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini
8
Hendra Gunawan,2013
1. Untuk mengetahui korelasi antara kecepatan reaksi dengan hasil service forehand
sidespin pada cabang olahraga tenis meja?
2. Untuk mengetahui korelasi antara fleksibilitas pergelangan tangan dengan hasil
service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja?
3. Untuk mengetahui korelasi antara kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan
tangan secara bersama-sama dengan hasil service forehand sidespin pada cabang
olahraga tenis meja?
D. Kegunaan Penelitian
1) Secara teoritis
a. Dapat dijadikan sebagai informasi ilmiah serta masukan bagi segenap
insane olahraga terutama bagi para pelatih maupun pembina dan pihak
yang berkompeten terhadap pembinaan atlet khususnya pembinaan atlet
tenis meja.
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi para pakar dalam
bidang olahraga tenis meja dalam penggunaan teknik pukulan servis dapat
diterapkan seefisien serta seefektif mungkin guna mendapatkan ketepatan
hasil pukulan yang akurat.
c. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menentukan latihan kondisi
fisik dan sebagai satu pertimbangan dalam penyusunan program latihan
9
Hendra Gunawan,2013
2) Secara praktis
a. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi pihak yang berkepentingan, terutama
untuk para pelatih cabang olahraga tenis meja dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pelatih.
b. Dapat dijadikan upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas
sumber daya manusia terutama bagi para pelatih, pembina olahraga dan
para atlet tenis meja untuk meningkatkan keterampilan service forehand
sidespin dalam cabang olahraga tenis meja.
E. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak
terlalu luas dan lebih akurat dalam pelaksanaannya. Pembatasan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kecepatan reaksi mata – tangan dan
fleksibilitas pergelangan tangan.
2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil service forehand sidespin dalam
cabang olahraga tenis meja.
3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah para atlet tenis meja UKM UPI
sebanyak 20 orang dengan pengambilan sampel menggunakan purposive
10
Hendra Gunawan,2013
4. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
teknik korelasional.
5. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan the
nelson hand reaction test untuk mengukur kecepatan reaksi mata – tangan, goniometer untuk mengukur fleksibilitas pergelangan tangan, dan tes
keterampilan servis dengan menggunakan target nilai.
F. Definisi Operasional
Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering berbeda sehingga dapat
menimbulkan kekeliruan dan ketidakcocokan atau mengaburkan pengertian. Oleh
karena itu, penulis menafsirkan penjelasan ini dengan mengacu pada pakar olahraga
sebagai berikut :
1) Kecepatan menurut Sukadiyanto (2011:116) adalah kemampuan otot atau
sekelompok otot untuk menjawab rangsang dalam waktu secepat (sesingkat)
mungkin. Kecepatan reaksi menurut Harsono (1988:217) adalah waktu antara
pemberian rangsang (stimulus) dengan gerakan pertama. Dalam konteks
penelitian ini, kecepatan reaksi yang dimaksud adalah kecepatan reaksi mata –
tangan. kecepatan reaksi disini adalah kemampuan gerakan yang dilakukan
oleh mata dan tangan sekelompok atlet yang berumur 18-22 tahun dalam
bentuk kecepatan reaksi yang diukur dengan menggunakan The Nelson
11
Hendra Gunawan,2013
2) Fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak
sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastis
tidaknya otot-otot, tendon, dan ligamen. (Harsono, 1988:163). Dalam
penelitian ini fleksibilitas yang dimaksud adalah ruang gerak sendi
pergelangan tangan atau wrist joint pada atlet tenis meja UKM UPI Bandung
yang diukur dengan menggunakan Goniometer.
3) Service menurut Sutarmin (2007:17) yaitu memukul bola untuk menyajikan bola pertama. Service forehand sidespin adalah kemampuan memukul bola
bagian belakang dengan gerakan bet dari kiri mengarah ke kanan atau
sebaliknya dan bolanya menyimpang (membelok). (Theo Bakker, 1987:28).
Dalam konteks penelitian ini, yang dimaksud dengan hasil service forehand
sidespin adalah kemampuan pemain dalam melakukan servis ini dilihat dari ketepatan bola, putaran bola dan pantulan bola yang mengarah pada sasaran
Hendra Gunawan,2013
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan
metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut.
Metode penelitian adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk memecahkan
suatu masalah dalam penelitian. Di samping itu, metode penelitian juga merupakan
syarat mutlak dalam suatu penelitian sebab baik atau tidaknya penelitian tergantung
dari pertanggungjawaban dari metode penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
teknik korelasional. Mengenai pengertian metode penelitian deskriptif Arikunto
(2010:3) menjelaskan bahwa: “Penelitian deskriftif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”. Kemudian
lebih lanjut mengenai teknik korelasional, Arikunto (2010:4) menjelaskan:
“Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan
perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada”.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, yaitu untuk
39
Hendra Gunawan,2013
pergelangan tangan dengan hasil service forehand sidespin pada cabang olahraga
tenis meja.
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek
yang mempunyai sifat-sifat umum. Mengenai populasi Arikunto (2010:173)
menjelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.
Dengan mengacu pada penjelasan tersebut, maka populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mahasiswa FPOK yang menjadi anggota UKM Tenis Meja UPI
Bandung sebanyak 50 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi dalam penelitian. Menurut Arikunto
(2010:174) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti”. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa agar diperoleh sampel
yang benar-benar berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi
yang sebenarnya.
Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah
metode purposive sampling, yaitu dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan
tertentu. Disamping itu, Arikunto (2010:183) menjelaskan tentang syarat-syarat dari
40
Hendra Gunawan,2013
a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjectis).
c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.
Berdasarkan uraian di atas, dengan menggunakan teknik tersebut sampel yang
diperoleh sebanyak 20 orang. Adapun karakteristik dari sampel tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Merupakan atlet atau anggota yang terdaftar di UKM Tenis Meja UPI
Bandung.
b. Atlet yang dijadikan sampel berumur 18-22 tahun.
c. Keaktifan dalam kehadiran dan proses latihan.
d. Telah menguasai teknik service forehand sidespin.
e. Mempunyai pengalaman yang cukup baik dalam permainan dan pertandingan
tenis meja.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisa data agar
dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian, karena itu
desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah proses penelitian yang
41
Hendra Gunawan,2013
penelitian, agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan terencana, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Nasution (2004:40) bahwa:
Tiap penelitian harus direncanakan untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisa data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.
Pada penelitian ini, langkah-langkah yang disusun sebagai berikut:
1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian
2. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran
3. Analisis data
4. Menetapkan kesimpulan.
Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecepatan reaksi dan
fleksibilitas pergelangan tangan serta variabel terikatnya adalah hasil service
42
Hendra Gunawan,2013
r1.y
r1.2
r2.y
r12.y
Bagan 3.1 Desain Penelitian Sumber: Sugiyono (2012:68)
Keterangan :
X1 : Kecepatan reaksi
X2 : Fleksibilitas pergelangan tangan
Y : Hasil service forehand sidespin pada permainan tenis meja. r1.2 : Koefisien korelasi X1 dan X2
r1. y : Koefisien korelasi X1 dan Y r2. y : Koefisien korelasi X2 dan Y R12. y : Koefisien korelasi X1, X2 dan Y
Y X1
43
Hendra Gunawan,2013
Terkait dengan proses penelitian ada beberapa prosedur yang dilalui penulis
mulai dari penelusuran sebagai penentuan judul sampai dengan kesimpulan. Dalam
pelaksanaan penelitian yang ditempuh sebagaimana dirancang oleh Gay dalam
Sutresna (2002:125) dalam bagan berikut:
Bagan 3.2
Langkah-langkah Penelitian
Sumber: Diadopsi dari Sutresna (2002:125) Penelusuran permasalahan real di lapangan, sehingga memunculkan masalah penelitian (selection and definition of a problem)
Penelusuran beragam data empiric dan teoritik sebagai landasan kerangka berfikir berkaitan dengan masalah penelitian (review of related literature)
Penelusuran hipotesis dengan mengacu pada kerangka berfikir dan kajian empirik serta teoritik
Penentuan metode penelitian berkenaan dengan; sample, instrument, desain dan prosedur penelitian (method, subject, instrument, design & procedure)
Penarikan kesimpulan, implikasi dan saran berdasarkan hasil penelitian Analisis dan interpretasi
44
Hendra Gunawan,2013
Dari bagan di atas, dijelaskan langkah-langkah penelitian yang diadopsi dari
Sutresna (2002:125) diantaranya meliputi: a) menelusuri masalah yang ada di
lapangan, b) menelusuri beragam data empirik dan teoritik sebagai landasan kerangka
berfikir, c) menelusuri hipotesis, d) menentukan metode penelitian, e) analisis dan
interpretasi data dan terakhir, f) menarik kesimpulan.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Jadwal yang terencana dengan baik akan menentukan terhadap kelancaran dan
kelangsungan dari pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan. Berikut ini mengenai
jadwal pelaksanaan tes dan pengukuran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
3.1.
Tabel 3.1
Jadwal Tes dan Pengukuran Penelitian
No Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat
1 Kecepatan Reaksi Kamis,
27 September 2012
kecepatan reaksi, fleksibilitas pergelangan tangan dan hasil service forehand sidespin.
Tempat melakukan penelitian ini adalah di Kampus FPOK UPI Bandung. Sedangkan
45
Hendra Gunawan,2013
E. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian, untuk mencapai suatu keberhasilan maka diperlukan
alat ukur untuk mendapatkan data, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto
(2010:203) bahwa: “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya
baik, dalam arti cermat, lengkap, sistematis sehingga lebih mudah diolah”.
Berdasarkan penjelasan di atas, alat ukur atau instrument tes yang digunakan
penulis dalam penelitian ini adalah the nelson hand reaction test, goniometer, dan
untuk hasil service forehand sidespin menggunakan tes ketrampilan service.
Adapun lebih lanjut mengenai instrument penelitian di atas dan
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1. Tes Kecepatan Reaksi (The Nelson Hand Reaction Test) menurut Nurhasan
dan Cholil (2007:181)
a. Validitas : Face validity
b. Realibilitas : 0,89
c. Tujuan : Untuk mengukur kecepatan reaksi tangan untuk
merespon stimulus visual.
d. Alat : Whole Body Reaction Time
e. Pelaksanaan tes : Subjek bersiap menerima stimulus dan berusaha
merespon secepat mungkin dengan menekan tombol sesuai dengan
46
Hendra Gunawan,2013
f. Skor : Waktu yang tercatat dalam layar reaction adalah
satuan detik.
Gambar 3.1 Tes Kecepatan Reaksi
2. Tes Fleksibilitas Pergelangan Tangan (Goniometri) menurut Tono Supriatna
(2002:56)
a. Validitas : 0,97
b. Realibilitas : 0,51
c. Tujuan : Untuk mengukur fleksibilitas pergelangan tangan
d. Alat : Busur, ballpoint, pensil, penghapus, penggaris dan
kertas.
e. Pelaksanaan tes :
Tangan diletakkan lurus sejajar dengan titik 00 dan pergelangan
tangan tepat berada pada titik pusat. Posisi tangan diletakkan
47
Hendra Gunawan,2013
Tangan dibengkokkan sejauh mungkin sesuai dengan tujuan dan
arah pengukuran pergelangan tangan tetap berada tepat pada titik
pusat.
Mencatat angka yang ditunjukan, yang merupakan skornya, atau
luas gerak sendi pergelangan tangan pada salah satu arah gerak.
f. Skor : Skor yang diperoleh testee adalah angka yang
ditunjukkan oleh jarum jam yang terdapat pada busur dijadikan sebagai
data penelitian.
Untuk lebih jelasnya mengenai tes fleksibiltas pergelangan tangan dapat
dilihat pada gambar 3.2
Gambar 3.2
48
Hendra Gunawan,2013
3. Tes Hasil Service Forehand Sidespin dalam Cabang Olahraga Tenis Meja
a. Validitas : 0.96
b. Realibilitas : 0.815
c. Tujuan : Untuk mengukur hasil service forehand sidespin
dalam cabang olahraga tenis meja.
d. Alat : Seperangkat lapangan tenis meja, bet, bola tenis meja,
alat tulis, dan peluit.
e. Pelaksanaan tes :
Testee berada dalam posisi square stance atau side stance.
Testee memegang bet sesuai dengan kebiasaannya.
Testee berada di belakang lapangan, kemudian testee
melambungkan bola untuk melakukan service forehand sidespin.
Testee melakukan gerakan pukulan service forehand sidespin
dengan maksimal.
Hasil service forehand sidespin ditunjukkan pada bekas bola yang
pertama kamli memantuk di meja lawan.
Testee diberi kesempatan untuk melakukan service forehand
sidespin sebanyak lima kali pukulan.
f. Skor :
Bola dipukul dengan benar dan memenuhi syarat-syarat tes serta
49
Hendra Gunawan,2013
Skor yang diambil dari jatuhnya bekas bola yang pertama kali
memantul di meja permainan lawan atau daerah sasaran dan
putaran (spin) bola dilihat dari pengamatan penilaian pelatih.
Menurut sutresna, putaran (spin) bola dibagi menjadi 3, yaitu
putaran (spin) rendah bola akan berbelok ke samping dengan
sedikit dan diberi nilai 1, putaran (spin) sedang bola akan berbelok
ke samping dengan sedang dan diberi nilai 2, dan putaran (spin)
kuat bola akan berbelok ke samping dengan tajam diberi nilai 3.
Apabila bola jatuh tepat pada garis yang membatasi dua petak
sasaran, maka skor yang dicatat adalah skor yang paling tinggi.
Apabila bola tidak masuk dalam petak sasaran atau keluar dan bola
yang dihasilkan tidak tidak ada putaran (non spin) atau bola yang
dihasilkan bukan sidespin, dianggap gagal dengan mendapat nilai
nol, dan apabila bola menyentuh net, maka harus diulangi.
Skor diperoleh dari hasil jumlah keseluruhan testee dalam lima
kali kesempatan melakukan service forehand sidespin dalam
50
Hendra Gunawan,2013
Untuk lebih jelasnya mengenai diagram lapangan tes hasil service forehand
sidespin dapat dilihat pada Gambar 3.3
NET
3 5 30 cm
2 25 cm
4
X 1
1
4
2 25 cm
3 5 30cm
Keterangan :
X : Testee
Nilai 1, 2, 3, 4, dan 5 : Nilai sasaran yang harus diraih oleh testee.
Gambar 3.3
51
Hendra Gunawan,2013
F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data hasil penelitian telah terkumpul, maka langkah selanjutnya
adalah mengolah data dengan menggunakan rumus-rumus statistika, kemudian
setelah itu analisis data. Rumus-rumus yang digunakan dalam pengolahan data
penelitian ini, yaitu:
Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata dari setiap variabel, dengan menggunakan rumus:
n
2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan
menggunakan rumus:
S = Simpangan baku yang dicari Xi = Skor mentah
52
Hendra Gunawan,2013
3. Menghitung T-Skor dengan rumus
T-skor = 50 + 10
T-Skor = Skor standar yang dicari
X = Skor yang diperoleh
x = Rata-rata skor mentah
S = Simpangan baku
4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur yang
digunakan sebagai berikut:
(X dan S = rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing sampel)
b. Untuk bilangin baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)
c. Menghitung proporsi Z1, Z2, …. Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika
proporsi ini dinyatakan dengan S(s)= banyaknya …
53
Hendra Gunawan,2013
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel
yang ada berilah simbol Lo.
f. Dengan bantuan table L untuk uji liliefors, maka tentukan nilai L.
g. Untuk menerima hipotesis, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L
untuk uji liliefors, dengan taraf nyata = 0.05. kriterianya adalah:
- Hipotesa diterima apabila Lo < L = normal
- Hipotesa ditolak apabila Lo > L = tidak normal
5. Menghitung koefisien korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk mencari
hubungan kedua variabel. Rumus yang dipergunakan adalah:
54
Hendra Gunawan,2013
6. Menghitung signifikan koefisien korelasi tunggal dengan menggunakan
pendekatan uji-t dengan rumus:
t =
√ √ Keterangan:t = t hitung yang dicari r = koefisien yang dicari n = jumlah sampel
Pengujian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
koefisien atau hubungan dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian
hipotesis diterima jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Pada taraf nyata = 0.05 dengan dk = n-2 dalam hal lain jika t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak.
7. Menghitung derajat hubungan tiga variabel atau koefisien korelasi ganda dengan
menggunakan rumus:
Ryx1x2 =
√
Keterangan:
55
Hendra Gunawan,2013
8. Menguji signifikan koefisien korelasi ganda atau multiple dengan menggunakan
pendekatan statistik uji-F dengan rumus:
F
hitung=
–Keterangan:
F = F hitung yang dicari
R = Koefisien korelasi yang dicari K = Banyaknya variabel bebas n = Jumlah sampel
Uji F ini dimaksudkan untuk membuktikan koefisien korelasi mutiple atau
ganda bersifat nyata atau tidak nyata dengan ketentuan bila harga F hitung lebih
besar dari Ftabel pada taraf nyata = 0.05 dengan dk = (n – k – 1), maka koefisien
korelasi multiple atau ganda bersifat nyata atau sebaliknya.
9. Menghitung determinasi dari hasil perhitungan korelasi dengan rumus:
D = r2 x 100%
Keterangan:
D = Determinasi
R = Koefisien
Hendra Gunawan,2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dan analisis data, maka dari hasil
penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat korelasi antara kecepatan reaksi dengan hasil service forehand sidespin
pada cabang olahraga tenis meja.
2. Terdapat korelasi antara fleksibilitas pergelangan tangan dengan hasil service
forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja.
3. Terdapat korelasi antara kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan
secara bersama-sama dengan hasil service forehand sidespin pada cabang
olahraga tenis meja.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian ini, pemulis mempunyai saran-saran yang
dapat dipertimbangkan sebagai berikut:
1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga tenis meja, harus memperhatikan
komponen-komponen kondisi fisik yang memberikan dukungan dan dapat
menunjang terhadap kemampuan seseorang dalam menguasai teknik dasar. Faktor
kondisi fisik dari kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan dapat
66
Hendra Gunawan,2013
dalam cabang olahraga tenis meja. Selain faktor kondisi fisik, para pelatih atau
pembina olahraga ini juga tetap memperhatikan aspek-aspek lainnya seperti
teknik, taktik dan mental.
2. Bagi para atlet cabang olahraga tenis meja disarankan untuk lebih
mengembangkan kemampuan service, karena dalam hal ini seorang pemain
mempunyai service yang baik dan tepat akan dapat mematikan lawan atau
membuat lawan mengembalikan bola tidak sempurna yang selanjutnya dapat
dimatikan.
3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang
komponen kondisi fisik untuk mengetahui hubungannya dengan hasil service
forehand sidespin dalam cabang olahraga tenis meja, penulis menganjurkan untuk mencoba komponen kondisi fisik lainnya yang dapat meningkatkan prestasi tenis
meja.
4. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian
67
Hendra Gunawan,2013
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.
Bakker, Theo. (1987). Tenis Meja (Pelajaran, Perlengkapan, Teknik Pelaksanaan). Jakarta: PT. Rosda Jayapura
Damiri, Achmad. (1994). Anatomi Manusia. Bandung: FPOK IKIP Bandung.
Harsono (1988). Coaching dan aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.
Hidayat, Imam (1999). Biomekanika Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Hodges (1996). Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Kertamanah, Alek. (2003). Teknik Dan Taktik Dasar Permainan Tenis Meja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Nasution. (2004). Metode Reseach. Bandung: PT. Jemar.
Nurhasan dan Cholil, D.H. (2007). Modul dan Tes Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Nurhasan dan Cholil. D. H. (2008). Statistika. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Pemprov Jakarta (2004). Petunjuk Permainan Tenis Meja. Jakarta: Disorda Pemprov Jakarta
Pengda PTMSI Jawa Barat. (2004). Sekitar Tenis Meja Jawa Barat. Bandung.
Sajoto (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta : Depdikbud.
Sidik, D. Z. (2011). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar Dan Lanjutan). Bandung: PKO UPI Bandung.
68
Hendra Gunawan,2013
Soebroto, Moeh. (1978). Masalah-masalah Dalam Kedokteran Olahraga, Latihan Olahraga, Dan Coaching. Jakarta: Depdikbud RI
Soetomo. (1985). Permainan Tenis Meja. Jakarta: CV. Maju Jaya.
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta
Sukadiyanto (2011). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: CV. Lubuk Agung
Sutarmin. (2007). Terampil Berolahraga Tenis Meja. Surakarta: Era Intermedia
Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.