Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
TINGKAT TOKSISITAS LIMBAH TEKSTIL BATIK TANPA MELALUI
PROSES IPAL TERHADAP Daphnia magna
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Biologi
Oleh:
LINDA MAULIDIA KOSASIH 0800311
PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
TOKSISITAS LIMBAH TEKSTIL BATIK TANPA MELALUI PROSES
IPAL TERHADAP Daphnia magna
Oleh
Linda Maulidia Kosasih 0800311
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Prof. Dr. Hj. Rr. Hertien K. Surtikanti, M. Sc NIP. 196104191985032001
Pembimbing II
Dr. Wahyu Surakusumah, S.Si.MT NIP. 197212301999031001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
TINGKAT TOKSISITAS LIMBAH TEKSTIL BATIK TANPA
MELALUI PROSES IPAL TERHADAP Daphnia magna
Oleh
Linda Maulidia Kosasih
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
pada Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Linda Maulidia Kosasih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
i
TINGKAT TOKSISITAS LIMBAH TEKSTIL BATIK TANPA MELALUI
PROSES IPAL TERHADAP Daphnia magna
ABSTRAK
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil samping suatu proses industri. Limbah industri dapat menjadi pencemar yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup khususnya untuk perairan. Limbah tekstil batik yang digunakan dalam penelitian ini ialah limbah tekstil batik tanpa melalui proses Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji tingkat toksisitas limbah tekstil batik terhadap Daphnia magna berdasarkan nilai LC50. Penelitian ini
menggunakan hewan uji Daphnia magna karena organisme tersebut merupakan standar internasional dalam uji toksisitas. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan metode finney method, dimana pada metode ini terdapat
Range Finding Test dan Definitive test. Hasil Range Finding Test menunjukkan 50% kematian organisme Daphnia magna terdapat pada konsentrasi 10-100% sehingga seri konsentrasi yang digunakan untuk Definitive Test yaitu 15, 22, 32, 46 dan 68%. Data yang diperoleh dari Definitive Test kemudian dianalisis menggunakan analisis Probit. Diketahui nilai LC50 Definitive Test 24 jam
memiliki rentang 25,46-39,71%. Jika data dari ketiga pengulangan dianalisis secara langsung maka diperoleh nilai LC50 sebesar 32,38 mg/L. Analisis yang
dilakukan pada data Definitive Test 48 jam dari masing-masing pengulangan diketahui memiliki nilai LC50 dengan rentang 17,06-22,75%. Nilai LC50 yang
diperoleh dari hasil analisis data ketiga pengulangan secara langsung adalah 20,12 mg/L. Hasil uji toksisitas akut pada limbah tekstil batik terhadap Daphnia magna
pada LC50 24 jam memiliki nilai 1,62 mg/L dan uji toksisitas akut pada LC50 48
jam menunjukan 1,00 mg/L. Berdasarkan nilai yang di peroleh limbah tekstil batik dari hasil uji statistik nilai LC50 24 jam dan nilai LC50 48 jam termasuk
kedalam kategori toksik tinggi, semakin kecil nilai LC50 maka semakin tinggi
tingkat toksisitasnya.
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ii
LEVEL TOXICITY WASTE BATIK TEXTILE WITHOUT REFORMS TO
WASTEWATER TREATMENT Daphnia magna
ABSTRACT
Industrial waste are all kinds of waste materials or waste materials derived from a byproduct of industrial processes. Polluting industrial waste can be very harmful to the environment particularly for waters. Batik textile waste used in this study is a batik textile waste without due process of Wastewater Treatment Plants (WWTP). The purpose of this study was to test the toxicity level batik textile waste to Daphnia magna LC50 values based. This research uses animals as test
organism Daphnia magna is an international standard toxicity tests. The study was an experiment by using the method of Finney method, whereby the Range Finding Test there and Definitive test. Range Finding Test results showed 50% mortality organism Daphnia magna at concentrations of 10-100% found that the concentrations used for the series Definitive Test is 15, 22, 32, 46 and 68%. Data obtained from the Definitive Test then analyzed using Probit analysis. Known value of 24-hour LC50Definitive Test has a range of 25,46 to 39,71%. If the data
from the three repetitions were analyzed directly then obtained LC50 values of
32,38 mg / L. Analysis performed on the data Definitive Test 48 hours of each repetition is known to have LC50 values ranging from 17,06 to 22,75%. LC50
values obtained from the analysis of the third direct repeat is 20,12 mg / L. Acute toxicity test results on batik textile waste to Daphnia magna in the 24-hour LC50
has a value of 1,62 mg / L and the acute toxicity test on the 48-hour LC50 showed
1,00 mg / L. Based on the values obtained batik textile waste, results in the 24-hour LC50 values and 48-hour LC50 values included into the category of high
toxic, LC50 value the smaller the higher the level of toxicity.
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi dengan judul “Tingkat Toksisitas Limbah Tekstil Batik
Tanpa Melalui Proses IPAL Terhadap Daphnia magna”, menguraikan tentang
limbah tekstil batik terhadap organisme dan lingkungan, Daphnia magna, dan
tingkat toksisitas limbah tekstil batik terhadap Daphnia magna.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan. Mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan
maupun kata-kata yang kurang berkenan di hati.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu
kelancaran dalam penyusunan skripsi ini, antara lain :
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Rr. Hertien K. Surtikanti, M.Sc.ES selaku Pembimbing I yang
telah berkenan membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis
selama penelitian dan penyusunan skripsi.
2. Bapak Dr. Wahyu Surakusumah, S.Si.MT selaku Dosen Pembimbing II yang
telah berkenan membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis
selama penyusunan skripsi.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, Riandi, Dr., M.Si. dan
Sekretaris Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, H. Ari Widodo, Dr.,
M.Ed.
4. Bapak Drs. Bambang Supriatno, M.Si selaku Dosen pembimbing akademik dan
selaku Koordinator Laboratorium yang telah memberikan perhatian, nasihat,
bimbingan selama penulis menjalani perkuliahan dan telah memberikan izin
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di Laboratorium Ekologi
FPMIPA UPI
5. Seluruh staf dosen Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI yang telah
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ii
6. Ibu Iin Maemunah,S.Pd selaku laboran di Laboratorium Ekologi FPMIPA UPI
yang selama ini selalu memberikan bantuan, nasehat dan bebrbagai kemudahan
selama penulis melakukan penelitian.
7. Kedua orang tua (Ayah Yoyo Kosasih dan Ibu Cicih Mintarsih), kakak-kakak
(Sofyan Anggana Kosasih, Agung Rifai Kosasih, dan Renny Apriliani
Kosasih), dan seluruh keluarga yang selalu memberi dukungan, semangat, dan
doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. Semoga Allah SWT
memberikan balasan yang terbaik untuk segalanya.
8. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Biologi, terutama kelas C
angkatan 2008 (BICHE), terutama temen-temen sekelompok (Rina, Dini, Fitri,
Dian). Terima kasih atas semua dukungan dan doanya.
9. Teman-teman seperjuangan Toksikologi (Yeni, Wita, Reni, Imam, Fani dan
Dian) semoga semangat kebersamaan selalu hadir diantara kita.
10. Imam, Adnan, dan Ozy terimakasih atas semangat, do’a, canda tawa selama
penyelesaian skripsi dan persiapan sidang, semoga persahabatan kita tetap
terjaga sampai nanti.
11. Bapak Usman selaku laboran di Puslitbang Air yang telah membantu penulis
dalam persiapan kultur Daphnia magna.
12. Pihak-pihak terkait lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu penulis
mengucapkan terima kasih.
Penulis berharap semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan
keikhlasan yang telah diberikan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Amin.
Bandung, April 2013
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
iii
DAFTARISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 3
C.Tujuan Penelitian ... 4
D.Variabel Penelitian ... 4
E. Batasan Masalah ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
G.Asumsi ... 5
H.Hipotesis ... 5
BAB II PENGERTIAN BATIK, LIMBAH TEKSTIL BATIK, Daphnia magna, dan TINGKAT TOKSISITAS ... 6
A.Batik ... 6
1. Teknik Pembuatan Batik... 6
2. Karakteristik Limbah Tekstil Batik ... 10
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
iv
1. Sifat Fisik (kekeruhan, bau dan warna) ... 13
2. Sifat Kimia (BOD, COD, Ph, Lemak dan Minyak, Kromium) ... 13
C. Daphnia magna ... 15
1. Gambaran Umum Daphnia magna ... 15
2. Daur Hidup dan Morfologi Daphnia magna ... 15
3. Reproduksi Daphnia magna ... 17
4. Siklus Hidup Daphnia magna ... 18
5. Ekologi Daphnia magna ... 19
6. Toleransi Hidup Daphnia magna ... 21
7. Daphnia magna Sebagai Bioindikator ... 21
D. Uji Toksisitas ... 22
E. Hubungan LC50 dengan Tingkat Toksisitas ... 26
F. Perbandingan Toksisitas Berbagai Limbah dan Logam Tunggal Terhadap Daphnia magna ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A.Jenis Penelitian ... 28
B.Desain Penelitian ... 28
C.Populasi dan Sampel ... 31
D.Waktu dan Tempat Penelitian ... 31
E. Prosedur Penelitian ... 31
1. Tahap Persiapan ... 31
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
v
3. Penelitian ... 34
4. Analisis Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A.Hasil Penelitian ... 42
1. Hasil Analisis Faktor Fisik dan Kimiawi Limbah Tekstil Batik ... 42
2. Optimasi Kontrol ... 43
3. Pengukuran Faktor Fisik dan Kimiawi Uji Toksisitas Akut (uji hayati) ... 44
4. Uji Toksisitas Akut ... 45
5. Perhitungan Analisi Data dan LC50 ... 48
B.Pembahasan ... 51
1. Analisis faktor fisik dan kimiawi limbah tekstil batik ... 51
2. Lethal Concentration (LC50) dan Toksisitas Limbah Cair Kertas ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Karakteristik Fisik dan Kimia Limbah Tekstil Batik ... 12
2.2 Karakteristik Fisik dan Kimia Limbah Tekstil Batik ... 16
2.3 Hubungan LC50 dan Tingkat Toksisitas ... 26
2.4 Toleransi Berbagai Limbah Terhadap Daphnia magna ... 27
2.5 Toleransi Berbagai Logam Berat Daphnia magna ... 2
3.1 Penentuan Konsentrasi Uji Hayati Definitive Test Berdasarkan Seri Logaritma ... 40
4.1 Hasil Analisis Faktor Fisik dan Kimiawi Limbah Tekstil Batik ... 42
4.2 Hasil Pengamatan Mortalitas Daphnia magna ... 43
4.3 Hasil Pengamatan Faktor Fisik dan Kimiawi Larutan Uji pada Range Finding Test ... 44
4.4Hasil Pengamatan Faktor Fisik dan Kimiawi Larutan Uji pada Definitive Test ... 45
4.5 Hasil Pengamatan Mortalitas Daphnia magna (Range Finding Test 24 jam) ... 46
4.6Hasil Pengamatan Mortalitas Daphnia magna (Range Finding Test 48 jam) ... 46
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vii
4.8Hasil Pengamatan Mortalitas Daphnia magna
(Definitive Test 48 jam) ... 48
4.9 Hasil Perhitungan LC50 24 jam dan 48 Jam Menggunakan
Finney Method ... 49
4.10 Karakteristik Limbah Tabel Batik LC50 24 Jam ... 53
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Desain Batik ... 7
2.2 Proses Pengecapan ... 8
2.3 Proses Pembuatan Batik Tulis ... 8
2.4 Proses Pewarnaan Batik ... 9
2.5 Daphnia magna ... 15
2.6 Morfologi Daphnia magna ... 17
2.7 Ephippium (kiri) dan individu muda (kanan) ... 18
2.8 Siklus Hidup Daphnia magna ... 19
2.9 Jaring-Jaring Makanan Yang Melibatkan Daphnia magna ... 20
3.1 Rancangan Blok Percobaan Desain Penelitian secara RAL ... 29
3.2 Persiapan Posisi Penempatan Botol Vial Pada Uji Hayati ... 30
3.3 Kultur Daphnia magna di Puslitbang Sumber Daya Air (SDA)... 33
3.4 Aklimatisasi Daphnia magna dalam Medium Freshwater ... 34
3.5 Pengambilan Sampel Limbah pada Saluran Pembuangan Limbah Tekstil Batik di daerah Dago ... 34
3.6 Sampel Limbah Tekstil Batik... 35
4.1 Nilai LC50 24 jam Definitive Test I, II, III... 50
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagi Negara-negara
yang sedang berkembang peranan sektor pertanian masih lebih unggul dan
mendominasi seluruh kegiatan sektor ekonomi lainnya. Peranan sektor industri
belum mampu mengungguli sektor pertanian yang hampir memberikan
sumbangan lebih dari separuh terhadap pendapatan nasional. Karena itu
pembangunan sektor industri sering mendapatkan prioritas utama dalam rencana
pembangunan nasional bagi kebanyakan Negara berkembang. Sektor industri
dianggap sebagai perintis pembangunan ekonomi karena sektor ini umumnya jauh
bertumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sektor pertanian. Disamping itu
kegiatan pembangunan industri tidak membutuhkan lahan yang luas dibandingkan
dengan pertanian tetapi lebih banyak menyediakan lapangan penyerapan tenaga
kerja. Pertumbuhan industri dipacu terus agar mampu menjadi sektor utama
memberikan pendapatan bagi kemakmuran Negara (Ginting, 2007).
Salah satu sektor industri yang sedang berkembang di Indonesia adalah
industri tekstil batik. Batik telah diakui oleh Badan Perserikatan Bangsa Bangsa
Urusan Kebudayaan (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari
Indonesia. Pengakuan ini diberikan UNESCO dengan melihat berbagai upaya
yang dilakukan oleh Indonesia, terutama karena penilaian terhadap keragaman
motif batik yang penuh makna filosofi mendalam. Disamping itu, pemerintah dan
rakyat Indonesia juga dinilai telah melakukan berbagai langkah nyata untuk
melindungi dan melestarikan warisan budaya ini secara turun temurun. Pengakuan
UNESCO, membuat pengusaha batik lebih bersemangat karena hasil karya yang
sudah diwariskan oleh para leluhur mendapat pengakuan dari dunia (Mahida,
2
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi lingkungan hidup.
Lingkungan dapat dikatakan baik jika unsur-unsur yang menyusun lingkungan
tetap terpelihara. Terjadinya pencemaran air sebagai akibat kegiatan masyarakat
yang beraneka ragam serta kegiatan industri akan berakibat buruk bagi
lingkungan. Pencemaran air ini dapat terjadi karena buangan limbah cair yang
dihasilkan oleh industri atau pabrik yang tidak dikelola sebagaimana mestinya dan
dibuang begitu saja ke aliran air atau permukaan tanah disekitarnya, sehingga
akan menyebabkan beberapa hal, seperti aliran air yang semakin tercemar,
merusak tatanan kehidupan air (ikan, mikroorganisme, dan lain-lain), merusak
ketersediaan air untuk kepentingan umum (misalnya: fasilitas rekreasi dan
fasilitas belanja) serta tidak layak sebagai sumber persediaan air bersih. Untuk
mencegah terjadinya akibat-akibat tersebut, maka diadakan suatu upaya
pengawasan atau pemantauan terhadap limbah cair yang dibuang (Mahida, 2004).
Dalam proses produksinya, industri batik banyak menggunakan
bahan-bahan kimia dan air. Polutan utama kimia dan air dalam tekstil batik terdapat dari
proses pewarnaan dan finishing yang melibatkan pewarna baik sintetis maupun
alami agar dihasilkan warna yang permanen. Limbah tekstil diketahui memiliki
padatan tersuspensi dalam jumlah yang banyak, warna yang kuat, pH yang sangat
cenderung bersifat basa, dan konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD) yang
tinggi. Limbah tekstil yang di buang ke perairan selain mencemari
sumber-sumber air bersih, juga dalam satu tingkatan tertentu dapat berefek toksik
terhadap makhluk hidup dan sistem biologis lainnya, sehingga dapat
mengakibatkan kerugian yang sangat besar baik material maupun non material
seperti penyakit, kematian dan sebagainya (Kementrian lingkungan hidup, 2009).
Persyaratan air secara fisik meliputi kekeruhan, suhu, bau dan rasa. Kualitas
air secara kimia meliputi pH dan kandungan senyawa dalam air. Sedangkan
kualitas air secara biologis, khususnya secara mikrobiologis ditentukan oleh
parameter mikroba pencemar. Air normal memenuhi persyaratan untuk dapat
digunakan dalam suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6 – 8 (Fardiaz,
3
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Air limbah dan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke badan air
umumnya akan mengubah pH sehingga dapat mengganggu kehidupan organisme
di dalam air. Adapun parameter pencemaran air buangan industri batik sangat
beragam, misalnya bau, BOD, COD, warna, dan lain-lain. Langkah yang harus
dilakukan untuk mengurangi pencemaran, khususnya pencemaran air adalah
dengan mengolah air buangan tersebut sebelum dibuang ke badan air.
Kajian toksikologi merupakan bahan beracun maka objek toksikologi
lingkungan adalah limbah yang beracun, umumnya termasuk kelompok limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3). Toksikologi lingkungan menjadi sangat
penting, karena kenyataannya bahwa yang paling merasakan dampak suatu
kegiatan adalah manusia yang merupakan bagian dari makhluk hidup (Wijanto,
2005).
Penelitian mengenai kualitas air ini salah satunya dapat dilakukan dengan
menggunakan uji hayati (bioassays) menggunakan hewan uji yang berfungsi
sebagai bioindikator pencemaran akuatik. Organisme yang di pilih dalam
penelitian ini adalah Daphnia magna karena organisme ini telah memenuhi
standar internasional sebagai organisme uji dalam pelaksanaan uji hayati (EPS,
1990). Berdasarkan hasil uji hayati ini diharapkan dapat diperoleh suatu data
mengenai toksisitas dari limbah tekstil batik terhadap organisme khususnya
organisme perairan.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat toksisitas limbah tekstil
batik tanpa melalui proses IPAL yang di uji terhadap tingkat mortalitas Daphnia
magna?”
Dari rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Berapa nilai median lethal concentration (LC50) 24 jam limbah tekstil batik
4
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Berapa nilai median lethal concentration (LC50) 48 jam limbah tekstil batik
tanpa melalui proses IPAL dengan hewan uji Daphnia magna?
C.Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji toksisitas limbah
tekstil batik tanpa melalui proses IPAL terhadap Daphnia magna berdasarkan
nilai LC50.
D.Variabel Penelitian
Variabel dari penelitian ini antara lain :
1. Variabel Bebas : konsentrasi larutan uji dari limbah tekstil batik
2. Variabel Terikat : tingkat moralitas Daphnia magna pada waktu pengamatan
24 jam dan 48 jam
3. Variabel Kontrol : pH, suhu, jenis organisme uji, tempat perlakuan, jumlah
organisme setiap perlakuan
E.Batasan Masalah
Pada penelitian ini, batasan permasalahan yang diteliti sebagai berikut :
1. Organisme uji yang digunakan adalah Daphnia magna yang berasal dari Pusat
Litbang Sumber Daya Air (PUSAIR) dan di kultur di Laboratorium Ekologi
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
2. Daphnia magna yang digunakan adalah fase neonate yang berumur kurang dari
24 jam.
3. Limbah tekstil batik berasal dari pabrik rumahan tekstil batik di Daerah Dago,
dan limbah yang digunakan dalam penelitian adalah limbah tekstil batik
sebelum melalui proses Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :
5
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Sebagai bahan referensi untuk bahan penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan toksisitas limbah tekstil batik.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data ilmiah untuk perkembangan
ilmu biologi khususnya uji hayati.
G. Asumsi
Penelitian ini memiliki asumsi sebagai berikut :
1. Daphnia magna merupakan hewan uji yang paling sensitif untuk pengujian
toksisitas (ISO, 1982).
2. Daphnia magna diketahui sensitif terhadap berbagai jenis bahan kimia
termasuk logam berat (Tatarazako et al., 2007).
3. Neonate Daphnia magna yang berumur 24 jam sangat sensitif terhadap
kehadiran unsur logam dalam habitatnya (EPS, 1990).
4. Neonate Daphnia magna merupakan hewan uji paling sensitif jika
dibandingkan dengan Moina sp, Planaria sp, dan Poecilia reticulate (APHA,
2005).
H. Hipotesis
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang
berasal dari hasil samping atau suatu proses industri. Limbah industri dapat
menjadi pencemar yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup, khususnya
untuk perairan. Limbah tekstil batik yang berada di Daerah Dago belum memiliki
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Dilihat dari hasil LC50 kromium 24 jam
dan 48 jam pada limbah tekstil batik memiliki nilai LC50 1-10 mg/L, itu berarti
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, karena pada
penelitian ini dilakukan perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai
dengan adanya kontrol (Nazir, 2003). Eksperimen yang dilakukan berupa uji
hayati cara statis (static bioassay) menurut standar APHA, (1995).
B.Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Rancangan Acak Lengkap dapat didefinisikan sebagai rancangan dengan
beberapa perlakuan yang disusun secara random untuk seluruh unit percobaan.
Desain ini digunakan karena percobaan dilakukan di laboratorium dan kondisi
lingkungan dapat di kontrol (Nazir, 2003). Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu
Range Finding Test dan Devinitif Test. Menurut Gomez dan Kwanchi (1995)
penentuan banyaknya pengulangan masing-masing konsentrasi berdasarkan
perhitungan rumus :
(t) (r) –1 ≥ 21
Keterangan :
t = Perlakuan r = Pengulangan
21 = Faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas jika jumlah perlakuan (t) = 6 maka jumlah
pengulangan dapat diketahui sebagai berikut :
29
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
maka pada penelitian ini dilakukan 5 kali pengulangan pada tiap kosentrasi dalam
botol vial.
Penentuan botol vial dilakukan secara RAL yang diperoleh menggunakan
program Microsoft Excel dengan rancangan selengkapnya ditampilkan pada
Gambar 3.1 sebagai berikut :
B4 C1 B2 F5 C3 F4
E5 A3 F1 D1 C5 C2
F2 A5 B3 A2 D2 E1
B1 C4 B5 D3 A1 D4
E4 E3 A4 E2 D5 F3
Gambar 3.1 Rancangan Percobaan Disain Penelitian secara RAL
Keterangan Range Finding Test :
A= Konsentrasi Limbah Tekstil Batik 0% (kontrol) B= Konsentrasi Limbah Tekstil Batik 0,01% C= Konsentrasi Limbah Tekstil Batik 0,1% D= Konsentrasi Limbah Tekstil Batik 1% E= Konsentrasi Limbah Tekstil Batik 10% F= Konsentrasi Limbah Tekstil Batik 100% 1,2,3,4,5 = Pengulangan
Keterangan Definitive Test :
A= Konsentrasi Limbah Tekstil Batik 0% (kontrol) B= Konsentrasi Limbah Tekstil Batik 15%
30
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penentuan posisi botol pengamatan dan pengambilan botol pengamatan
dilakukan secara acak tanpa membedakan kontrol dan perlakuan. Posisi dan
penempatan botol vial pada uji hayati dapat dilihat pada Gambar 3.2
Organisme yang digunakan dalam penelitian ini adalah neonet Daphnia
magna yang merupakan hasil kultur dan berumur <24 jam, dengan
masing-masing vial berjumlah 10 ekor neonet Daphnia magna, sehingga dalam satu kali
penelitian memerlukan 300 ekor neonet Daphnia magna. Selama penelitian
parameter fisik dan kimiawi yaitu pH dan suhu harus di kontrol agar tidak
mengalami perubahan berarti dan memberikan pengaruh pada organisme uji.
Untuk pendahuluan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu tahap Range
Finding Test untuk menentukan nilai konsentrasi yang akan digunakan dalam
tahap selanjutnya. Setelah Range Finding Test dilakukan pada waktu yang
berbeda dan didapatkan rentang konsentrasi, maka dilanjutkan dengan tahap
Definitive Test. Definitive Test adalah tahap uji hayati dengan mempersempit nilai
kosentrasi dari rentang kosentrasi yang di dapat dalam uji pendahuluan (Range
Finding Test).
31
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C.Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian yang dilakukan yaitu keseluruhan dari neonet
Daphnia magna yang berumur kurang dari 24 jam hasil pengkulturan di
laboratorium Ekologi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Sampel yang
digunakan yaitu neonet Daphnia magna yang berjumlah 10 ekor yang digunakan
pada setiap perlakuan dan pengulangan.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai awal bulan Agustus
2012 di Laboratorium Ekologi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
Bandung.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap persiapan pra
penelitian dan penelitian.
1. Tahap Persiapan
Tahap ini diawali dengan pengumpulan, pendataan (alat dan bahan yang
akan digunakan yang terlampir dalam tabel alat dan bahan yang digunakan) dan
pembersihan alat yang akan digunakan selama dalam pra-penelitian dan
penelitian.
2. Pra-Penelitian
Pra-penelitian ini terdiri atas tiga tahap yaitu survey lokasi, kultur Daphnia
magna dan studi lapangan lokasi pengambilan sampel limbah tekstil batik yaitu di
daerah Dago. Kultur Daphnia magna dan aklimatisasi hewan uji Daphnia magna
pada medium freshwater.
a. Survey Lokasi Pengambilan Sampel Limbah Tekstil Batik
Survey lokasi dilakukan sebelum pengambilan sampel limbah tekstil
batik di daerah Dago Bandung. Kegiatan ini meliputi penyelesaian sebagai
32
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Selain itu dilakukan pula pengenalan secara umum proses produksi tekstil batik
dari bahan baku yang berupa kain putih polos sampai dengan produk berupa
motif batik serta bahan-bahan kimia yang dipakai dalam proses produksi.
b. Kultur Daphnia magna
Pada tahap kultur Daphnia magna disiapkan alat dan bahan berupa
akuarium, air sumur sebagai medium kultur bagi Daphnia magna dan fermipan
sebagai sumber makanannya (Surtikanti, 2011). Daphnia magna diperoleh dari
kultur yang ada di Puslitbang Sumber Daya Air dan dikultur kembali di
Laboratorium Ekologi FPMIPA UPI sampai jumlahnya memenuhi untuk uji
toksisitas.
Sebelum Daphnia magna dikultur, medium diaerasi terlebih dahulu
selama kurang lebih 24 jam. Setelah pengulturan kemudian dipilih Daphnia
magna dewasa yang siap bereproduksi. Pemilihan species ini berdasarkan
morfologi dari Daphnia magna yang memiliki telur di bagian posterior dari
tubuhnya. Kultur Daphnia magna dilakukan selama 3 minggu. Subkultur
dilakukan dengan cara pemindahan induk Daphnia magna yang akan
bereproduksi ke dalam beaker glass. Setelah subkultur dilakukan maka akan
didapatkan neonate yang berumur kurang dari 24 jam. Sub kultur ini dilakukan
dengan menggunakan banyak beaker glass hingga diperoleh Daphnia magna
yang berumur kurang dari 24 jam yang cukup untuk digunakan dalam uji
toksisitas. Kultur Daphnia magna di Puslitbang Sumber Daya Air (SDA) dan
kultur Daphnia magna di Laboratorium Ekologi Jurusan Pendidikan Biologi
33
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Aklimatisasi Daphnia magna dalam medium freshwater
Bahan yang diperlukan dalam proses aklimatisasi dalam penelitian ini
adalah larutan freshwater dengan konduktivitas 300 µS/cm. Nilai konduktivitas
300 µS/cm berdasarkan pra penelitian penentuan jenis medium kultur oleh
(Surtikanti, dkk, 2004) menunjukkan bahwa Daphnia magna lebih cocok
berada pada nilai konduktivitas 100-400 µS/cm. Bahan yang digunakan untuk
membuat 1 L medium freshwater (APHA, 2005) antara lain:
1) 0,096 g NaHCO3
2) 0,06 g CaCl22H2O
3) 0,06 g MgSO47H2O
4) 0,004 g KCl
Keempat bahan tersebut dilarutkan dalam 1 Liter aquades untuk
mendapatkan 1 Liter medium freshwater. Medium freshwater digunakan untuk
proses aklimatisasi Daphnia magna selama kurang lebih 2 jam yang dilakukan
sebelum pelaksanaan uji toksisitas. Proses aklimatisasi Daphnia magna dalam
medium freshwater dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.3 Kultur Daphnia magna di Puslitbang SDA
34
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Penelitian
Tahap penelitian meliputi pengambilan sampel limbah, analisis kimiawi
limbah tekstil batik, pengukuran faktor fisik-kimiawi larutan uji dan uji toksisitas
akut Daphnia magna.
a. Pengambilan sampel limbah tekstil batik
Proses pengambilan sampel limbah dilakukan pada tanggal 29 Juni 2012
dengan cara mencuplik limbah secara langsung. Lokasi Pengambilan Sampel
Limbah di Salah Satu Saluran Pembuangan Industri Rumahan Tekstil Batik
dapat dilihat pada Gambar 3.5
Gambar 3.4 Aklimatisasi Daphnia magna dalam medium freshwater
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.5 Pengambilan Sampel Limbah Tekstil Batik pada Saluran Pembuangan
35
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Limbah dimasukkan ke dalam jerigen polyetilen 1 L, ditutup rapat lalu
dimasukkan ke dalam cool box (Hadi, 2005). Sampel limbah dimasukkan ke
dalam kotak penyimpanan yang bersih dan tidak terkontaminasi zat-zat yang
lain. Apabila sampel diperiksa lebih dari 36 jam maka sampel limbah harus
dimasukkan ke dalam lemari pendingin (Sembiring et al., 1992). Sampel
limbah tekstil batik dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Sampel limbah dibawa ke laboratorium untuk disimpan dan dilakukan uji
toksisitas dalam waktu kurang dari atau sama dengan satu bulan sejak
pengambilan sampel (Alaerts, 1987 dalam Hadi, 2005). Pengambilan sampel
limbah ini dilakukan atas dasar tidak adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) di kawasan industri rumahan tekstil batik. Oleh karena itu sampel
limbah diambil dari saluran pembuangan limbah secara langsung.
b. Analisis faktor fisik dan kimiawi limbah tekstil batik
Setelah pengambilan sampel limbah penyamakan kulit yang akan
digunakan dalam uji hayati (bioassays), dilakukan juga pengambilan sampel
limbah pada lokasi dan hari yang sama untuk dilakukan analisis secara
fisik-kimiawi. Analisis kimia yang dilakukan yaitu analisis kadar BOD, COD, TSS,
Gambar 3.6 Sampel Limbah Tekstil Batik
36
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan kandungan krom yang dilakukan di Balai Pengembangan Laboratorium
Kesehatan.
1) Kadar BOD diukur dengan menggunakan Metode Elektrometri (Oksigen
Metri).
Biochemical Oxygen Deman (BOD) adalah ukuran kandungan bahan
organik dalam limbah cair. BOD ditentukan dengan mengukur jumlah
oksigen yang diserap oleh sampel limbah atau jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam air untuk mendegradasi atau
mengoksidasi limbah organik di dalam air. Prinsip penentuan nilai BOD ini
didasarkan kepada angka BOD yang ditetapkan dengan menghitung selisih
antara oksigen terlarut awal dengan oksigen terlarut setelah air sampel
disimpan selama 5 hari pada suhu 20oC. Oksigen terlarut awal diibaratkan
kadar oksigen maksimum yang dapat larut dalam air. Setelah disimpan
selama 5 hari, diperkirakan bakteri telah berbiak dan menggunakan oksigen
terlarut untuk oksidasi. Sisa oksigen terlarut yang ada diukur kembali,
akhirnya konsumsi oksigen dapat diketahui dengan mengurangi kadar
oksigen awal dengan oksigen akhir setelah 5 hari (SNI 6989.72:2009).
2) Kadar COD diukur dengan menggunakan Metode Titrimetri.
Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen yang
diperlukan agar limbah organik yang ada di dalam air dapat teroksidasi
melalui reaksi kimia. Limbah organik akan dioksidasi oleh Kalium
bichromat (K2Cr2O7) sebagai sumber oksigen menjadi gas CO2, H2O dan
sejumlah ion kromium. Penentuan kadar COD pada limbah cair dilakukan
dengan metode titrimetri menggunakan campuran H2SO4 dengan K2Cr2O7
dan zat organik yang direfluks selama 2 jam. Sisa Kalium bichromat yang
tidak tereduksi, dititrasi dengan larutan Ferro Ammonium Sulfat (FAS).
Warna larutan air lingkungan yang mengandung bahan buangan organik
sebelum reaksi okidasi adalah kuning. Setelah reaksi oksidasi selesai maka
37
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
oksidasi terhadap bahan buangan organik sama dengan jumlah Kalium
bichromat yang dipakai pada reaksi oksidasi. Semakin banyak oksigen yang
diperlukan berarti limbah semakin banyak tercemar oleh bahan buangan
organik (SNI 6989.73:2009).
3) Kadar TSS diukur dengan menggunakan Metode Gravimetri.
Total Suspended Solids (TSS) merupakan bahan padat organik dan
anorganik yang tersuspensi di dalam air. Metode ini digunakan untuk
menentukan residu tersuspensi yang terdapat dalam sampel limbah secara
gravimetri. Cara uji dan prinsip yaitu sampel yang telah homogen disaring
dengan kertas saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada
saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada suhu 103°C
sampai dengan 105°C. Kenaikan berat saringan mewakili TSS. Jika padatan
tersuspensi menghambat saringan dan memperlama penyaringan, diameter
pori-pori saringan perlu diperbesar. Penentuan TSS, dihitung perbedaan
antara padatan terlarut total dan padatan total (SNI 06-6989.3-2004).
4) Kandungan kromium diukur dengan menggunakan Atomic Absoption
Spectrophotometer (AAS).
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom
menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung
pada sifat unsurnya. AAS dapat digunakan untuk mengukur 61 jenis logam.
Atom-atom dari sampel akan menyerap sebagian sinar yang dipancarkan
oleh sumber cahaya. Penyerapan energi oleh atom terjadi pada panjang
gelombang tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom
tersebut. Nilai absorbansi yang diukur dapat diartikan sebagai kadar logam
38
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5) pH diukur menggunakan pH Meter
pH larutan merupakan minus logaritma konsentrasi ion hidrogen
yang ditetapkan dengan metode pengukuran secara potensiometri dengan
menggunakan pH meter. Larutan penyangga (buffer) pH merupakan larutan
yang dibuat dengan melarutkan garam dari asam lemah-basa kuat atau basa
lemah-asam kuat sehingga menghasilkan nilai pH tertentu dan stabil.
Prinsip cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH meter
adalah sebuah Metode pengukuran pH berdasarkan pengukuran aktifitas ion
hidrogen secara potensiometri/elektrometri dengan menggunakan pH meter
(SNI 06-2413-1991).
6) Konduktivitas diukur menggunakan Konduktivitimeter
Nilai konduktivitas merupakan ukuran terhadap konsentrasi total
elektrolit di dalam air. Kandungan elektrolit yang pada prinsipnya
merupakan garam-garam yang terlarut dalam air, berkaitan dengan
kemampuan air dalam menghantarkan arus listrik. Semakin banyak
garam-garam yang terlarut, semakin baik daya hantar listrik tersebut.
Konduktivitimeter adalah metode analisis kimia berdasarkan daya hantar
listrik berdasarkan larutan. Prinsp kerja dari alat ini berkaitan dengan daya
hantar listrik dari suatu larutan yang berhubungan dengan jenis dan
konsentrasi ion di dalam larutan. Bagian-bagiannya adalah sumber listrik
yang didasarkan pada arus AC. Tahanan jenis yang digunakan untuk
pengukuran daya hantar. Sel terdiri dari sepasang elektroda berupa logam
yang dilapisi dengan logam untuk menahan evektivitas permukaan
elektroda. (Zemanskey, 1962).
c. Uji toksisitas akut Daphnia magna
Optimasi kontrol perlu dilakukan sebelum pelaksanan uji toksisitas akut.
Optimasi kontrol terdiri atas perlakuan dengan 5 botol vial yang
39
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
digunakan untuk menentukan lama pengamatan uji toksisitas. Setelah optimasi
kontrol dilakukan, maka dilanjutkan dengan uji pendahuluan (Range Finding
Test) untuk menentukan konsentrasi limbah tertinggi yang menyebabkan
kematian total Daphnia magna dan konsentrasi terendah yang tidak
menyebabkan kematian total Daphnia magna selama 24 jam. Uji toksisitas ini
dilakukan dengan menggunakan botol vial berukuran 10 ml. Setiap botol vial
berisi limbah tekstil batik dengan konsentrasi 0,01%; 0,1%; 1%; 10%; 100%
dan kontrol (0%) dalam medium freshwater (Sembiring et al., 1992).
Pengenceran limbah menggunakan rumus M1.V1=M2.V2. Setiap konsentrasi
dilakukan pengulangan sebanyak lima kali. Untuk setiap botol vial berisikan
sampel limbah sebanyak 10 ml dan 10 ekor Daphnia magna.
Pengukuran parameter fisik-kimiawi (suhu dan pH) diukur sebagai
penunjang uji toksisitas. Pengukuran dilakukan pada awal dan akhir perlakuan
dan nantinya akan diambil nilai rata-ratanya (mean). Jumlah Daphnia magna
yang mati dan yang masih hidup dicatat dan uji ini dilakukan selama 2x24 jam
(APHA, 2005).
Uji selanjutnya adalah definitive test sebagai uji lanjutan dengan prosedur
yang hampir sama dengan range finding test. Pada definitive test digunakan
konsentrasi pengenceran yang lebih dipersempit (berada dalam rentang
konsentrasi kritis). Apabila rentang konsentrasi kritis terletak antara 10%
dengan 100% maka konsentrasi yang digunakan adalah 0%, 15%, 22%, 32%,
46% dan 68%. Apabila rentang konsentrasi kritis terletak antara 1% dan 10%,
maka konsentrasi yang digunakan adalah 0%, 1,5%, 2,2%, 3,2%, 4,6% dan
6,8% (EPS, 1990). Konsentrasi Definitive Test pada penelitian ini mengambil
konsentrasi yaitu 0%, 15%, 22%, 32%, 46% dan 68%. Uji lanjutan ini
bertujuan untuk mendapatkan nilai LC50 yang sesungguhnya. Penentuan
konsentrasi uji hayati berdasarkan seri logaritma dapat dilihat pada Tabel 3.1
40
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1 Penentuan Konsentrasi Uji Hayati Definitive Test Berdasarkan Seri Logaritma
Jumlah Konsentrasi diantara 100 dan 10 atau 10 dan 1 (tiap ulangan)
1 2 3 4 5 6 7
d. Pengukuran faktor fisik dan kimiawi uji hayati
Pada saat uji hayati faktor fisik-kimiawi larutan uji diukur kembali.
Faktor fisik-kimiawi yang diukur yaitu suhu dengan menggunakan termometer
dan pH dengan pH meter.
4. Tahap Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah pengumpulan data hasil Definitive Test I, II,
41
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
análisis Probit dengan program komputer yaitu software Biostat 2009 dengan
derajat kesalahan 5% (α=0,05) (EPA, 2008). Hasil analisis data diperoleh nilai
LC50 24 jam dan 48 jam yang mengindikasikan nilai konsentrasi limbah tekstil
batik yang mengakibatkan kematian 50% dari organisme uji selama 24 jam dan
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang
berasal dari hasil samping atau suatu proses industri. Limbah industri dapat
menjadi pencemar yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup khususnya untuk
perairan. Limbah tekstil batik yang digunakan dalam penelitian ini ialah limbah
tekstil batik sebelum melalui proses Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Setelah dilakukan penelitian didapat hasil uji tingkat toksisitas limbah tekstil
batik terhadap Daphnia magna pada LC50 24 jam memiliki nilai 1,62 mg/L
menunjukan sampel limbah tekstil batik masuk ke dalam kategori toksik tinggi
dan uji toksisitas akut pada LC50 48 jam memiliki nilai 1,00 mg/L menunjukan
sampel limbah tekstil batik masuk ke dalam kategori toksik tinggi. Semakin
rendah nilai LC50 suatu zat maka semakin toksik zat tersebut (Verma, 2008).
Hasil dari nilai LC50 24 dan 48 jam limbah tekstil batik termasuk kategori
toksik tinggi bukan karena kandungan BOD dan COD yang tinggi. BOD dan
COD dalam limbah bukan menjadi penyebab kematian Daphnia magna, karena
Daphnia magna diketahui memiliki kemampuan untuk mensintesis hemoglobin
untuk bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang rendah kadar oksigen.
Keberadaan limbah tekstil tanpa melalui proses IPAL yang dibuang
langsung ke lingkungan tentu dapat membahayakan organisme di sekitarnya
terutama organisme yang berada di perairan. Hasil perhitungan konsentrasi aman
menunjukan bahwa nilai NOEC limbah tekstil batik adalah 0,082. Nilai NOEC ini
berada di bawah nilai kadar maksimum yang di perbolehkan berada dilingkungn
limbah industri tekstil batik yaitu 1 mg/L. Hal ini berarti limbah tekstil batik yang
58
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B.Saran
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk penelitian selanjutnya
antara lain:
1. Penelitian toksisitas yang menggunakan limbah cair kertas dapat dilanjutkan
dengan uji lajutan yaitu berupa uji kronis. Uji kronis dilakukan untuk melihat
dampak yang ditimbulkan dari uji kronis tersebut, diantaranya kesintasan,
fekunditas dan reproduksi dari senyawa yang ada pada limbah cair kertas
tersebut.
2. Analisis senyawa kimia pada limbah industri kertas lebih banyak lagi, agar
hasil yang didapat lebih akurat dalam menentukan penyebab kematian dari
hewan uji.
3. Penelitian uji toksisitas dapat dilanjutkan dengan menggunakan jenis
organisme yang berbeda agar didapatkan banyak informasi mengenai
konsentrasi aman yang digunakan dalam penanganan limbah cair kertas. Selain
itu setiap industri sebaiknya memiliki IPAL supaya limbah yang dikeluarkan
tidak toksik dan berbahaya bagi lingkungan.
4. Daphnia magna merupakan pakan bagi hewan-hewan perairan yang memiliki
nilai jual yang amat menguntungkan. Apabila Daphnia magna punah maka
hewan-hewan yang memakan Daphnia magna akan mengalami kepunahan
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
59
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2009). Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Air. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup.
APHA. (2005). Standard Method for the Examination of Water and Wastewater 21 th ed. Washington DC: American Public Health.
Brower, J. E. H. Z. Jerold & Car. I. N. Von Ende, (1990). Field and Laboratory Methods for General Ecology. Third Edition.Wm. C. Brown Publisher. USA, New York.
Clare, J. (2002). Daphnia: An Aquarist’s Guide. Verson 3.2. [Online]. Tersedia : http://caudata.org. [22 Februari 2012]
Darmono. (1995). Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI Press. Jakarta
Desvitria, Y. (2012). Toksisitas Logam Alumunium (Al) Terhadap Daphnia magna. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung.
Ebert, D. (2005). Ecology, Epidemiology and Evolution of Parasitism in Daphnia
[Online]. Tersedia: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez /query. fcgi?db=Books.
Eka, W. (2012). Tingkat Toksisitas Limbah Cair Kertas Terhadap Daphnia magna. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung.
60
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
EPA. (1999). Combined Sewer Overflow Technology Fact Sheet Chlorine Disinfection. United States Environmental Protection Agen.Wasington DC.
EPA. (2008). Statistical Analysis for Biological Method [Online]. Tersedia: http://www.epa.gov/nerleerd/stat2.htm [22 Februari 2012].
EPS. (1990). Biological Test Method: Acute Lethality Test Using Daphnia spp. Report EPS 1/Rm/11. July Edition. Canada. Ottawa.
Fardiaz, S. (1992). Polusi Air dan Udara. Kanisius.Yogyakarta.
Farida. (2008). Analisis Kesediaan Pengusaha Industri Batik Membayar Peningkatan Kualitas Pengelolaan Unit Pengolahan Limbah Dengan Pendekatan Contingent Valuation Method. Skripsi Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Geralwin. (2007). Toksisitas Akut Lumpur Sidoarjo Terhadap Daphnia magna (Cladoceros: Crustaceae) dan Ikan Nila (Oreochromisniloticus L.) Strain Majalaya. Skripsi Sarjana pada SITH ITB Bandung: tidak diterbitkan.
Ginting. P. (2007). Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Yrama Widya. Bandung.
Gomez,A. A, & Kwanchai A. Gomez. (1995). Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian (Edisikedua). Terjemahan Endang Sjamsuddin dan Justika S. Baharsjah.Jakarta :Universitas Indonesia (UI-Press).
61
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Imam, F. (2012). Tingkat Toksisitas Limbah Cair Gula Tebu Tanpa Melalui Proses IPAL Terhadap Daphnia magna. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung.
ISO. (1982). Water Quality-Determination of The Inhibition of Mobility of
Daphnia magna strauss (CladoceransCrustaceae). Switzerland:
Organization for Standardization 1st ed. Geneva.
Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri. ANDI : Yogyakarta.
Mahida, U.N. 2004. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Rajawali. Jakarta.
Martin, T. K. Tsui, & Wen-Xiong, W. (2009). Multigenerational acclimation of Daphnia magna to mercury: Relationships between biokinetics and toxicity. Environmental Toxicology and Chemistry. [Online]. Tersedia: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/ 10.1897/05-085R.1. [4 Juni 2012]
Masfufah, R., Intan & Rina, F. (2007). Uji Toksisitas Limbah Cair Penyamakan Kulit Terhadap ReproduksidanPertumbuhan Daphnia carinata King
[Online] .Tersedia :http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/ uploads/2009/ 04/uji_toksisitas_limbah_cair_penyamakan_kulit.pdf [2 Juni 2012]
Metcalf & Eddy 1991. Wastewater Engineering Treatment, Disposal and Reuse. 3th Edition. MC. Graw- Hill. New York. America.
Nazir,M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
62
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Qureshi, S.A., A.B, Saksena & V.P, Singh.(1980). Acute toxicity of some heavy metals to fish food organisms.International Journal of Environmental
Studies. [Online] Tersedia:
http://www.informaworld.com/smpp/contentdb=all~content=a791971070. [4 Juni 2012]
Padilah, A. (2011). Mortalitas Limbah Penyamaan Kulit Terhadap Daphnia magna. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung.
Permana, I. (2010). Uji Toksisitas Akut Limbah Tekstil Terhadap Daphnia magna (Cladocerans : Crustaseae). Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung.
Rahma, D.S. (2012). Toksisitas Logam Berat Kromium (Cr) Terhadap Daphnia magna. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung.
Rand G.M. & Petrocelli, S.R. (1985).Fundamental of Aquatic Toxicology: Method and Applications. Washington : Hemisphere Publishing Corporation.
Sembiring, S., Bambang, S & Agus, H. (1992). Evaluasi Baku Mutu Air Limbah Dengan Uji Toksisitas. Dalam Seminar Nasional Kimia dan Pembangunan. Bandung.
Setyaningsih, P. 2002. Penyisihan Warna dan Biodegradasi Organik Limbah Pewarnaan Batik Menggunakan Reaktor Kontinyu Fixed Bed
Anaerob-Aerob. [Online] Tersedia:
http://digilib.ampl.or.id/detail/detail.php?kode=460&row=0&tp=pustaka&kt g=tesis&kd_l ink= (25/05/2008)
SNI. (1991). Pengukuran pH menggunakan pH Meter SNI 06-2413-1991.
63
Linda Maulidia Kosasih, 2013
Tingkat Konsisitas Limbah Tekstil Batik Tanpa melalui proses IPAL Terhadap Daphnia Magma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
SNI. (2009). Pengukuran Kadar BOD diukur menggunakan metode Elektrometri (Oksigen Metri) dan Pengkuran Kadar COD diukur menggunakan Metode Titrimetri. SNI 6989.72:2009 dan SNI 6989.73:2009.
Surtikanti, H. K. (2011). Toksikologi Lingkungan. Bandung: Prisma Press.
Sutarman, A. (2003). Modifikasi Teknis Uji Hayati LC50-24H: Pengaruh Logam Berat Tembaga (Cu) Terhadap Daphnia magna. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Tatarazako, N & Shigeto, O. (2007). The water flea Daphnia magna (Crustacea, Cladocera) as a test species for screening and evaluation of chemicals with endocrine disrupting effects on crustaceans. Journal Magnaringer Science, vol. 16:197–203. Japan: National Institute for Environmental Studies/
Verma,Y. (2008). Acute toxicity assessment of textile dyes and textile and dye industrial effluents using Daphnia magna bioassay. Journal Toxicology and Industrial Helath.Vol. 24 No 7,491-500. India: National Institute of Occupational Health.
Wardhana, A. W. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Edisi Revisi. Yogyakarta.
Wijanto. (2010). Limbah B3 dan Kesehatan .[Online]. Tersedia:
http://www.dinkesjatim.go.id/images/datainfo/200504121503-LIMBAH%20B-3.pdf.[ 2 Mei 2011]