HUBUNGAN KERJA ANTARA KEPALA SEKOLAH DAN PENILIK SEKOLAH
DENGAN GURU DALAh* HUBUNGANNTA DENGAN PENAMPILANMENGAJAR GURU SD
T E S T S
Oiajukan Kepada Panltla Ujlan Tesl« Instltut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Bandung Untuk MemenuhiSebagian darl Syarat Program Pasca Sarjana
Bldang Studi Administrasi Pendidikan
oleh:
R o h i a t
No. Pokok : 752/A/XIX-11
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G
▸ Baca selengkapnya: surat perjanjian sekolah dengan guru
(2)Disetujui dan dis ahkan oleh,
(Prof. Dr. Oteng Sutjstrf, tt» Sc. Ed.)
Pemblmbing I
PembimDing II
FAKULTAS. PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G
DAFTAR ISI
Ha laman
KATA PENGANTAR 1
UCAPAN TERIMA KASIH ill
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL v i i t
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I . PENDAHULUAN 1
A. La tar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah Penelitian 6
C. Pa radigma Penelitian 8
D. Batasan Istilah 10
E. Anggapan Dasar 10
F. Tujuan Penelitian 11
G. Manfaat Penelitian 13
BAB II. STUDI KEPUSTAKAAN Ik
A. Hubungan Kerja Kepaia Sekolah, Peni-lik Sekolah dan Guru dalam Organisasi
Sekolah 14
B. Penampilan Mengajar Guru 31 C. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan 36 BAB I I I . METODOLOGI PENELITIAN *+l
A. Populasi dan Sampel *fl
B. Metode Penelitian k5
C. Hipotesis Penelitian *+6
D. Instrumen Pengumpul?n Data • 51 E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 55
Halaman
F. Pengumpu Ian Da ta 60
G. Pengolahan Data 62
BAB IV. HASIL PENELITIAN 69
A. Pengttjian Hipotesis Penelitian 69
B. Hasil Penelitian 81
BAB
V. DISKUSI HASIL PENELITIAN, KESIMPULAN DAK
REKOMENDASI 88
A. Diskuei Hasil Penelitian 88
B. Kesimpulan 96
C. Rekomendasi 99
DAFTAR BACAAN 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN 105
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Keadaan Kepaia Sekolah, henllik Sekolah dan
Guru di Kantor Departemen f- dan K Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung ....' 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.
Paradlgma Penelitian
7
BAB I
P E N D A H U L U A N
. Latar Belakang Masalah
Fungsi sekolah secara umum adalah memberikan
ke-sempatan pada setlap anak dengan sebaik - baiknya, men-ciptakan situasi be lajar yang menyenangkan untuk anak
agar dapat belajar dengan balk, dan membantu anak
meme-cahkan kesulitan - kesulitan belajar yang dihadapinya, sehingga potensi anak tidak terhambat untuk berkembang. Fungsi sekolah aeperti ini menuntut adanya pelayanan yang
profesional, guna terwujudnya cita-cita secara optimal.
Menyimak fungsi sekolah di atas dan dikaitkan
dengan tujuan pendidikan eebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang Pendidikan Nasional, maka peran guru pun
harus mengikuti kondisi dan situasi yang diinginkan.
Guru diharapkan menunaikan tugasnya untuk pembentukkan
wawasan serta pemborian pengetahuan dan ketrampilan yang
diperlukan anak pada abad industri, menjadi fasilitator
pembelajaran yang merupakan tuntutan abad informasi.
Kondisi ini mengharuskan guru memegang dua peran-an yperan-ang merupakperan-an keeatuperan-an yperan-ang saling mdengkapi. Per-tama, seorang guru harus menggunakan eetiap kegiatan be
lajar mengajar yang dikelolanya untuk menyampaikan penge
tahuan, ketrampilan, sikap dan nilai serta memberikan
urunan nyata di dalam upaya pencapaian tujuam yang telah
ditetapkan. Kedua, guru harus menyadari diri sendiri
2
tanah air, bangsa dan negara, serta berkemampuan
untuk
belajar sepanjang hayat.
Keadaan yang diharapkan kiranya belum dapat dipenuhi.
Gu.ru. yang diharapkan tak pernah berhenti belajar,
berusa-ha untuk mencari sesuatu berusa-hal yang lebih baik daripada yang
lalu untuk disampaikan kepada anak didik belum banyak
nam-pak. SepertI dikemukakan S. Nasution (1987), bahwa
"Guru-guru dan tenaga pengajar umumnya cenderung untuk tenggelam
dalam rutin mengajar yang didasarkan atas pengalaman dan
kebiasaan tainpa mengetahui betapa kompleks sebenarnya pro
ses belajar mengajar itu" ( v ). Keadaan ini merupakan ke
adaan yang tidak menguntungkan bag! dunia pendidikan.
Kepaia Sekolah sebagai penanggungjawab dan pengelola
pendidikan dan pengajaran di sekolah harus dapat mellhat
kondisi nyata guru-guru di sekolah, khususnya penampilan
mengajar guru yang perlu mendapat perhatian kepaia sekolah.
Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga terselenggaranya pen
didikan di sekolah dengan baik, karena "Kepaia Sekolah
ber-tanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lain-,
nya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan pra-sarana". (Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 1990 Pasal 12,
ayat 1). Selanjutnya dalam kurikulum SD 1975 buku TIT. D
Pedoman Administrasi dan Supervisi dikemukakan pula seba
gai berlkut ;
usaha menlngkatkan mutu pendidikan dan pengajaran
3
mendorong murid-aurid ke arah tercapalnya tujuan pen
didikan. Agar tugaa aondidik dan mengajar dapat
di-tingkatkan aaka guru perlu mendapat peabinaan (super
visi) secara teratur dan berencana. Untuk itu
para
Pembina dan Kepaia Sekolah perlu memiliki pengetahuan
tentang pengertian, tujuan, fungsi, prineip dan
tek-nik supervisi dieertai petunjuk pelaksanaan secara
sederhana. (Dep. P dan K, 1981, p. 22)
Penilik Sekolah eebagaiaana halnya kepaia sekolah
meapunyai tugas kewajiban untuk aeabina guru dalam
aening-katkan mutu pendidikan. Hal ini tercermin dalam Keputusan
Menteri Pdan Knomor 030^/0/198^, pasal 111 ayat 2 dan 3
yang berbunyi sebagal berikut:
2. Mengendalikan termasuk membimbing pelaksanaan
ku-rikulum Taman Kanak-Kanak, dan Sekolah Dasar yang
meliputi isi, metode penyajian, dan penggunaan '
alat bantu pelajaran agar berlangsung eesuai de
ngan ketentuan yang berlaku;
3. Mengendalikan termasuk membimbing tenaga teknis
Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar;(Dep. P dan K,
1984, p.70)
Kenyataan yang dapat dipelajari, Kepaia Sekolah
dan Penilik Sekolah kurang memperhatikan guru dalam
me-laksanakan tugasnya. Daya dorong Kepaia Sekolah dan Pe
nilik Sekolah untuk menghidupkan gagasan-gagasan baru
Se-benarnya Kepaia Sekolah dan Penilik Sekolah harus dapat
meaahaai pentingnya tugas mengajar guru, dengan alasan
autu pendidikan akan sangat tergantung kepada guru.
Se-perti dikeaukakan Oteng Sutisna (1989) aebagai berikut: Para perancang peabaharuan dapat aeabangun gedung
baru, aeabuat perubahan dalam kurikulua, menetapkan
metode aengajar dan buku pelajaran baru. Semua itu
akhirnya bergantung pada guru yang diberi kewajiban
untuk aenerapkannya. Fasilitas fisik yang serba
lang-kap, alat dan perlwngkapan yang paling aodern, dana
yang mencukupi sudah tentu memudahkan pekerjaan.
Tetapi pada kata akhir mutu pendidikan bergantung
pada mutu personil pengajar - the men behund the gun,
Tak diragukan, guru yang baik dapat memperbanyak
be-berapa kali kemungkinan berhasilnya pendidikan yang paling baik. Sebaliknya, guru yang buruk bisa
memba-hayakan secara tak dapat diperbaiki. (p. 15)
Berdasarkan hasil penjajagan yang telah dilakukan
peneliti, keadaan di Sekolah Dasar pada Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung, tidak jauh berbeda dengan apa yang te
lah diuraikan di atas. Kepaia Sekolah yang diharapkan da
pat berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
pembinaan atau supervisi terhadap guru-guru di sekolah da
sar pada Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung nampak belum
secara optimal dapat melakukannya melalui hubungan kerja
yang telah digariskan. Demikian pula halnya Penilik Seko
5
dapat mengendalikan dan membimbing guru-guru sekolah da
sar seoptimal mungkin. Padahal penlngkatan kemampuan me
ngajar guru di Sekolah Dasar pada Kecamatan Lembang Ka bupaten Bandung, tanpa diperhatikan dan didorong Kepaia
Sekolah dan Penilik Sekolah tidak akan mungkin terjadi.
Kenyataan yang berkenaan dengan kepaia sekolah, pe
nilik sekolah dan guru di Kecamatan Leabang Kabupaten bandung dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Kenyataan yang dihadapi Kepaia Sekolah:
a. Kepaia sekolah aenghabiskan sebagian waktu, tenaga dan pikirannya untuk mengerjakan masalah-aasalah
a d m i n i s t r a t i f .
b. Kepaia sekolah belum mendapat. pengetahuan atau
pea-binaan secara khusus dalam supervisi.
c. Kepaia sekolah diangkat berdasarkan pengalaaan ker ja dan kepangkatan, sedangkan kemaapuan untuk mem-bina guru dan pendidikan belum menjadi persyaratan. d. Kepaia sekolah masih ada yang melakukan kegiatan
pengawasan terhadap guru, agar guru menyelesaikan
tugas-tugas administratif.
2. Kenyataan yang dihadapi Penilik Sekolah:
a. Penilik sekolah mengunjungi sekolah-sekolah dalam rangka pembinaan aaksiaal dua kali dalaa sebulan
untuk tiap sekolah.
b. Penilik sekolah aenggunakan,waktu kunjungan yang
terbatas dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya ad
6
c. Penilik sekolah mempunyai wilayah kerja yang
ter-lalu luas dengan tidak kurang dari 15 Sekolah Da
sar dan beberapa Sekolah Taman Kanank-Kanak.
3. Kenyataan yang dihadapi guru-guru :
a. Penampilan mengajar guru-guru belum memperlihatkan
penampilan yang makaiaal.
b. Tugas-tugas administratif yang harus dieelesaikan
guru-guru aengganggu konsentrasi guru untuk
aenga-jar dengan baik.
c. Pembinaan kemampuan mengajar guru-guru kurang
di-prioritaskan.
d. Kerjasama guru-guru dalam meningkatkan kemampuan
mengajar tidak langsung kepada sasaran dalam pro ses belajar aengajar, baru bereifat perumusan ma-teri, pembuatan satuan pelajaran atau pengumpulan
s o a l - s o a l t e s .
e. Kerjasama guru-guru untuk meningkatkan kemampuan
mengajar guru tidak didampdngi tenaga-tenaga ahli
di bidangnya.
Bila keberhasilan pendidikan memang ingin dicapai, perlu sekali kepaia sekolah dan penilik sekolah mengu-payakan peningkatan kemampuan mengajar guru melalui hu
bungan kerja yang telah ditetapkan.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Kerja-7
eama Guru dengan Rekan Sejawatnya dalam Hubungannya de ngan Penaapilan Mengajar Guru Sekolah Dasar pada Keca
matan Lembang Kabupaten Bandung.
Variabel - variabel penelitiannya adalah :
1. Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dengan guru
dalam hubungannya dengan penampilan mengajar guru.
2. Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan guru
dalam hubungannya dengan penampilan mengajar guru.
3. Hubungan kerjasaaa antara guru dengan rekan sejawat
nya dalaa hubungannya dengan penaapilan aengajarnya.
4. Penaapilan aengajar guru yaitu bagaimana guru
berpe-rilaku di depan kelas dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik dan pengajar.
5. Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah, Penilik Seko lah dengan guru dalam hubungannya dengan penaapilan mengajar guru.
Berdaearkan variabel - variabel di atas. maka masa lah penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah hubungan kerja antara Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah dan guru serta kerjasama guru dengan
rekan sejawatnya dalam hubungannya dengan penampilan
mengajar guru dilihat dari variabel masa kerja, jenis kelarain, dan ijazah yang dimiliki guru sekolah dasar
di Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Keca
matan Lembang Kabupaten Bandung ?
2. Bagaiaanakah penaapilan mengajar guru dilihat dari
8
Sekolah Dasar pada Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung.
3. Bagaimanakah hubungan antara hubungan kerja Kepaia Se
kolah, Penilik Sekolah dan guru serta hubungan kerja
saaa guru dengan rekan sejawatnya dengaa penaapilan
aengajar guru dilihat dari variabel masa kerja, Jenis
kelamin, dan ijazah di Kantor Departemen Pendidikan
dan Kebudayaaa Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung.
C. Paradigaa Penelitian
Agar penelitian ini aeapunyai kejelasan arah yang
benar aaka dikemukakan paradigaa penelitian yang aerupakan
konsep dasar yang meabentuk keutuhan pola berpikir dalaa
penelitian. S. Nasution (1982) aengeaukakan bahwa "Para
dlgma aengarahkan penelitian"(p. 2)
Untuk kejelasan arah yang dimaksud dalam penelitian
ini dibuat paradigaa sebagai berikut:
• • • Uapan Balik«
PENILIK SEKOLAH
KEPALA SEKOLAH
G U R U w
Umpan Balik
•*-PENAMPILAN MENGAJAR GURU
Gaabar 1. Paradigaa Penelitian. PenJelagan, ;
9
Kepaia Sekolah adalah aengenai perbaikan prograa
pendidikan di sekolah yang aenjadi tangung Jawabnya. 2. Guru adalah pengajar yang aeaungkinkan aurid untukmenyerap dan aencerna cabang-cabang pengetahuan yang
ditetapkan dalaa kurikulua khususnya bagi kolas
di
aana guru ditugaskan. Guru juga 6eorang pendidik yang dengan contohnya, pribadinya, seninya dan ilau-nya yang diailikiilau-nya berusaha untuk aenjaaia aurid aeaperoleh kebiasaan, sikap dan pola uaua peri laku yang dicita-citakan.3. Penaapilan aengajar guru adalah peri laku aengajar
guru di depan kelae yang berhubungan dengan keaampu-annya dalam penguasaan aateri bidang studi, ketraa-pilan aetodologi, ketramketraa-pilan berinteraksi dalaa pro ses belajar aengajar, serta sikap profesional sebagai guru. Hal ini tentunya tidak terlepas dari kepemimpin-an kepaia sekolah dkepemimpin-an penilik sebagai supervisor.k. Hubungan kerja Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah dan
guru, dapat dilaksanakan dengan koordinasi dan
kesa-tuan tindakan untuk mencapai tujuan pendidikan
semak-siaal aungkin. Kepaia Sekolah dan Penilik Sekolah se
bagai administrator dan supervisor dapat memberikan pelayananm bantuan propesional atau bimbingan bagi
guru-guru yang menghasilkan pertumbuhan kemaapuan
ae-10
ningkatkan penaapilan aengajar atrtka yang tidak lepae
kaitannya dengan peranan kepaia sekolah dan penilik se
kolah.
D. B«tn«an Istllah
1. Hubungan Ker.ia
Hubungan kerja yang diaaksud adalah hubungan
kerja kepaia sekolah dan guru, hubungan kerja peni
lik sekolah dengan guru, diaana kepaia sekolah
dan
penilik sekolah acapunyai fungsi sebagai supervisor
pengajaran dalaa hubungan kerjanya. Kepaia sekolah
dan penilik sekolah dalaa hubungan kerja ini dapat
meaberikan perhatian, pelayanan, biabingan dan
ban-tuan profesional bagi guru-guru untuk meningkatkan
kemampuan guru secara individu atau kelompok
yang
tujuan akhirnya dapat meningkatkan autu pendidikan,
2. Penampilan Mengaiar Guru
Penaapilan aengajar guru (teaching
perforaan-ce) adalah peri laku aengajar guru di depan kelas
dalaa aelaksanakan tugasnya. Penaapilan aengajar
guru berhubungan dengan keaampuan guru dalaa
pengu-asaan aateri bidang studi, ketraapilan aenggunakan
berbagai metodologi pengajaran, ketraapilan
berin-teraksi dalam proses belajar-aengajar dan sikap
pro-fesionalnya.
E. Ap^gapan Dasar
peneli-11
tian ini adalah:
1. Salah satu faktor yang aenentukan hasil belajar aurid
adalah penaapilan aengajar guru dalaa proses
belajar-aengajar dan sikap profesionalnya.
2. Hubungan kerja kepaia sekolah, penilik ttkolah dengan
guru yang tepat dan kontinu dalaa meningkatkan penaa
pilan aengajar guru akan berkontribusi terhadap
keaaa-puan aengajar guru dan prestasi belajar aurid yang
akhirnya dapat aeningkatkan autu pendidikan.
3. Penilik Sekolah dan Kepaia Sekolah bertanggung Jawab
terhadap perbaikan dan peningkatan penaapilan aenga
jar guru untuk aeningkatkan autu pendidikan.
Zf. Tingginya tingkat penaapilan aengajar guru menjaain
tingkat prestasi belajar aurid yang tinggi.
5. Efektivitas hubungan kerja kepaia sekolah, penilik
sekolah dengan guru dalam meningkatkan penampilan me
ngajar guru ditentukan oleh kemampuan profesional ke
paia sekolah dan penilik sekolah itu sendiri.
F. Tuiuan Penelitian 1. Tuiuan Urnum
Tujuan penelitian ini secara uaua adalah untuk
mengkaji kaitan antara hubungan kerja kepaia sekolah,
penilik sekolah dengan guru dalam hubungannya dengan
peningkatan penaapilan mengajar guru Sekolah Dasar di
Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan
12
2. lujuan, Ehusufl
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
a. Meaperoleh gaabaran nyata tentang hubungan kerja
antara Kepaia Sekolah dengan guru dalaa hubungan
nya dengan penaapilan aengajar guru di Sekolah
Dasar pada Kantor Departeaen Pendidikan dan
Ke-budayaan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung.
b. Memperoleh gambaran nyata tentang hubungam kerja
antara Penilik Sekolah dengan guru dalaa hubung
annya dengan penaapilan aengajar guru Sekolah
Dasar pada Kantor Departeaen Pendidikan dan
Ke-budayaan Kecaaatan Lembang Kabupaten Bandung.
c. Memperoleh gambaran nyata tentang hubungan kerja
saaa antara guru dengan rekan sejawatnya
dalaa
hubungannya dengan penaapilan aengajarnya di Se
kolah Dasar pada Kantor Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Kecamatan Lembang Kabupaten Ban
dung.
d. Memperoleh gambaran nyata tentang penampilan me
ngajar guru Sekolah Dasar pada Kantor Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Kecaaatan Lembang Ka
bupaten Bandung.
e. Mengetahui apakah ada hubungan antara hubungan
kerja Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah dengan gu
ru dengan penaapilan aengajar guru sekolah dasar
pada Kantor Departeaen Pendidikan dan Kebudayaan
13
G. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian di atas aaka penelitian ini
diharapkan dapat beraanfaat bagi:
1. Dilihat dari segi praktis, hasil penelitian ini di
harapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi
pekerjaan di bidang pendidikan. Penelitian ini di
harapkan dapat beraanfaat bagi sietem sekolah untuk
aeningkatkan produktivitas sekolah aelalui penaapil
an aengajar guru yang aerupakan daapak dari hubungan
kerja antara Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah dengan
guru yang aeaanfaatkan supervisi pengajaran.
2. Dilihat dari aspek teori, penelitian ini berguna ba
gi pengeabangan Ilau Administrasi Pendidikan, khusus-nya berkenaan dengan penampilan mengajar guru dan hu
bungan kerja antara kepaia sekolah, penilik sekolah
dengan guru. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah konsep-konsep yang dapat diterapkan dalaa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pppulasj, dan Sampel
Populaei penelitian ini adalah seluruh
kerakteris-tik, unsur, nilai-nilai, serta faktor-faktor yang
me
nyangkut peri laku hubungan kerja antara kepaia sekolah,
penilik sekolah dengan guru dalam hubungannya dengan pe
nampilan mengajar guru pada Sekolah Dasar Negeri di
Ke
camatan Lembang Kabupaten Bandung. Secara lebih khusus
populasi penelitian ini adalah semua guru-guru, kepaia
sekolah, dan penilik sekolah yang bertugas di Sekolah
Dasar Negeri pada Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor
Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan serta Kantor Pemerintahan Ke
camatan Lembang Kabupaten Bandung, Kecamatan Lembang
mempunyai luas area + 106,2 Km2. Letaknya diketinggian
1247 meter di atas permukaan laut. Suhu maksimumnya men
capai 28 C, sedangkan suhu minimumnya adalah 15°C.
Ke
camatan lembang memiliki 65 buah Sekolah Dasar Negeri
yang tersebar di 16 desa. Kantor Departemen P dan K Ke
camatan Lemabng terbagi menjadi empat daerah wewenang
penilik, yaitu Lembang Tengan, Lembang Barat, Lembang
timur dan Lembang Utara. Jumlah gurunya adalah 506 orang.
Secara terperinci personil Kantor P dan K Kecamatan Lem
bang yang meliputi penilik sekolah, kepaia sekolah
dan
guru-guru dapat dilihat pada tabel pada halaman berikut.
^¥zr
Tabel 1
Keadean Kepaia Sekolah. Penilik Sekolah dan Gurg
$\
Kandep P dan K Kecamatan Lembang Kabuppten Bandung
Penilik Sekolah
Kepaia Sekolah
GuruJml
P
Jml
Masa Kerja
L
P
Jal
52 13 65
52 13 65
5 th 66 105 171 5 th 144 191 335
210 296 506,
Sumber :• Kantor Dinas P dan K Kecamatan Lembang.
Penyebaran Sekolah Dasar di Kecamatan Lembang dapat.
dilihat pada pete di bawah,
PETA LOKASI SEKOLAH DiSAR DI K^MS-T-M r^q.,^ '" . =
IKSViTDAN'AAN UJUHG BSRUNg]
Suaber : Kantor Dinas P dan K Kecaaatan Lerabang. Keterangan : . Sekolah Dasar + Teropong Bintantang
3atas Desa £ Kantor Dinas P dan K
JaLan
Teknik pengambilan sampel yang digunakan daj-am
penelitian ini adalah car* pengambilan sampel soengikuti
proporsi (proportional sampling). Teknik
pengambilan
sseipel proporsi ini digunakan dengan pertimbangan untuk
mengambil sa^p-*7 yang benar-benar representatif. Dari
anggota sampel yang tersebar pada 65 sekolah dan harus
terwakili dengan baik. Demikian juga dalam pengambilan sampel ini dipertitnbangkan masalah jenis kelamin, masa
kerja dan ijazah dari guru. Sebagai pertimbangan jenis
kelamin dan masa kerja di&mbil berdasarkan jumlah per-bandingan dari kedua. faktor itu.
Sebelum menentukan berapa orang guru dari setiap sekolah dan jumlah sampel semuanya, terlebih dahulu di-tentukan jumlah sampel semuanya, berdasarkan ketetapan
bahwa **Bila populasi cukup homogin, terhadap populasi
di bawah 1000 dapat dipergunakan sampel sebanyak 25 %
dan di atas'1000 sebanyak 15 %. Untuk jaminan ada baik-nya sampel selalu ditambah dari jumlah jaatematis tadi*.
(Winarno Surakhmsd, 1965, p. 57)
Alasan menggunakan ketentuan tersebut di atas, karena populasi berslfat homogin, yakni guru-guru tetap pada Sekolah Dasar Negeri yang tersebar di 65 Sekolah
44
dengan apa yang dikehendaki. fieka penyebaran sampel pa
da setiap sekolah ditentukan dangan menggunakan rumus
di bawah ini.
"i
ni
»
rf
n
dengan ketentuan:
n. s sampel pada tiap strata 1,2, .... , k
N. = populasi pada tiap strata 1,2, ... , k
(Ronal t. Ualpole, 1982, p. 237)
Menurut ketentuan yang dikemukakan Winarno
Su-rakhmad, dengan perhitungan lebih dari } dibulatkan
menjadi satu. Perhitungan menghasilkan 25£ dari
selu-ruh populasi yang berjumlah 506 orang adaiah 127 + 8
orang (jaminan) jumlah sampel menjadi 13S orang. (Pe
nyebaran sampel pada setiap sekolah berdasarkan rumus
di atas dapat di lihat pada lampiran).
Sampel pada setiap sekolah ditentukan pula de
ngan memperhatikan jenis kelamin, Ijazah yang dimiliki
yaitu sarjana dan bukan sarjana, pengalaman mengajar
yang ditentukan dengan masa kerja mengajar lebih
dari
5 (Mma) tahun dan masa kerja mengajar kurang dari 5
(lima) tahun. Hat ini dilakukan untuk mengetahui apa
kah ada perbedaan di dalam hubungan kerja dan perfor
mans mengajar guru.
seko-45
lah yang berjualah 6.5 orang. Hal ini dimaksudkan
untuk
menguji kecocokkan pendapat s«*nUa pihak yang terlibat da
lam hubungan kerja yang menjadi variabel dalam penelitian
yang termasuk juga
k
orang penilik sekolah.
a. Metode Penelitian
Metode yang digunakan daiam penelitian ini adalah
metode deskriptif analisis, karena yang diteliti dan
di-analisis adalah keadaan yang sedang berlangsung,
yakni
mengenai tingkat kesamaan rata-rata dan interaksi
antar
variabel yang menjadi masalah penelitian.
Teknik pengumpulan data digunakan teknik
angket
atau kuestioner, observasi dan dilengkapi dengan
teknik
wawancara serta studi dokumentasi. Angket disampaikan ke
pada 135 orang guru sebagai sampel penelitian, 65
orang
kepaia sekolah dan empat orang penilik sekolah.
Teknik observasi digunakan untuk mengetahui
per
formans mengajar guru. Guru-guru yang menjadi sampel pa
da waktu mengajar diobservasi dari mulai pembukaan sampai
penutupan pelajaran. Teknik pe^engkap adalah
wawancara
yang dilakukan terhadap guru-guru untuk mendapatkan data
tentang sikap profesionalnya. Teknik dokumentasi merupa
kan teknik pelengkap untuk mengetahui keadaan jumlah gu
ru, kepaia sekolah dan penilik sekolah.
46
Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan
pengujian normalitas distribusi frekuensi variabel dan
linieritae regresi kedua variabel sebagai persyaratan,
seperti dikemukakan Rochman Natawijaja (1988) bahwa,
Untuk menghitung koefisien korelasi — terutama
apabila kita akan membuat tafsiran tentang popu
lasi dari perhitungan suatu sampel — harus meme nuhi tiga syarat utama yang berupa asumsi
statis-tik, yaitu:
1. Sampel yang digunakan harus benar-benar
repre-sentatif atau mewakili populasinya. ...
2. Skor yang diperoleh harus berasal dari suatu populasi yang berdistribusi normal. ...
3. Hubungan kedua p^rangkat skor yang bersangkutan
harus berupa regresi linier, yaitu bahwa kurva
garis regresi kedua perangkat skor itu mendekati
garis lurus. ( p. 48)
Pengujian hipotesis menggunakan teknik berikut:
1. Analisis regresi untuk mengetahui hubungan antar va
riabel penelitian.
2. Analisis korelasi untuk mengetahui tingkat atau
dera-jat keterikatan dan daya deternatif setiap variabel.
3. Analisis kesaraaan dua rata-rata untuk setiap variabel,
o. Hj,potegjg Penelitian
Untuk mengarahkan penelitian ini, disusun patokan
47
1. Tidak terdapat perbedaan yang berarti tentang seti ap variabel hubungan kerja antara Kepaia Sekolah,
Penilik Sekolah dan guru serta kerjasama guru dengan
rekan sejawatnya dalam hubungannya dengan penampilan mengajar guru dilihat dari variabel masa kerja, je nis kelamin, dan iajazah yang dimiliki guru,
2. Tidak terdapat perbedaan yang berarti tentang setiap variabel penampilan aengajar guru dilihat dari masa
kerja, jenis kelamin, dan ijazah yang dimiliki guru.
3. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan kerja Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah, dan guru serta ker
jasama guru dengan rekan sejawatnya dengan penampil
an mengajar guru dilihat dari masa kerja, jenis ke
lamin, dan ijazah yang dimiliki guru.
Agar lebih jelas dan terperinci
hipotesis-hipote-sis di atas diperinci dan dirumuskan sebagai berikut : 1. Hipotesis yang pertama berbunyi, Tidak terdapat per
bedaan yang berarti tentang setiap variabel hubungan
kerja antara Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah dan gu ru serta kerjasama guru dengan rekan sejawatnya dalam hubungannya dengan penampilan mengajar guru dilihat dari variabel masa kerja, jenis kelamin, dan ijazah yang dimiliki guru diperinci dan dirumuskan sebagai
berikut :
ta-48
hun.
b. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja Kepaia
Sekolah dengan guru laki-laki dan guru perempuan. c. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja Kepaia
Sekolah dengan guru yang berijazah bukan sarjana dan guru yang berijazah sarjana.
d. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan guru yang berpengalaman lebih dari lima tahun dan guru yang berpengalaman kurang dari lima tahun,
e. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja Penilik
Sekolah dengan guru laki-laki dan guru perempuan.
f. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja antara
Penilik Sekolah dengan guru yang berijazah bukan sarjana dan guru yang berijazah sarjana.
g. Tidak terdapat perbedaan kerjasama antara guru
yang berpengalaman lebih dari lima tahun dengan
guru yang berpengalaman kurang dari lima tahun.
h. Tidak terdapat perbedaan kerjasama antara guru
laki-laki dengan guru perempuan.
i. Tidak terdapat perbedaan kerjasama guru yang ber ijazah bukan sarjana dengan guru yang berijazah
sarjana.
Hipotesis yang berbunyi : Tidak terdapat perbedaan
yang berarti tentang setiap variabel penampilan meng
49
sebagai berikut :
a. Tidak terdapat perbedaan penaapilan mengajar
guru yang berpengalaman lebih dari liaa tahun
dengan guru yang berpengalaman kurang dari li
ma tahun•
b. Tidak terdapat perbedaan penampilan mengajar
guru laki-laki dengan guru perempuan.
c. Tidak terdapat perbedaan penampilan mengajar
guru yang berijazah bukan sarjana dengan guru yang berijazah sarjana.
3. Hipotesis ketiga berbunyi : Terdapat hubungan yang
berarti antara hubungan kerja Kepaia Sekolah, Pe
nilik Sekolah dengan guru serta kerjasama guru de ngan rekan sejawatnya dengan penampilan mengajar guru dilihat dari masa kerja, jenis kelamin, dan ijazah yang dimiliki guru diperinci menjadi : a. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan
kerja Kepaia Sekolah dan guru dengan penampilan mengajar guru yang berpengalaman lima tahun le
bih.
b. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan kerja Kepaia Sekolah dan guru dengan penampilan mengajar guru yang berpengalaman lima tahun ku
rang.
c. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan
kerja Kepaia Sekolah dan guru dengan penampilan
mengajar guru laki-laki.
50
kerja Kepaia Sekolah dan Guru dengan penampilan me
ngajar guru perempuan.
e. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Kepaia Sekolah dan Guru dengan penampilan menga
jar guru yang berijazah bukan sarjana.
f. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Kepaia Sekolah dan Guru dengan penampilan menga
jar guru yang berijazah sarjana.
g. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan me ngajar guru yang berpengalaman lebih dari lima ta hun.
h. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan me ngajar guru yang berpengalaman kurang dari lima ta
hun.
i. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan
me
ngajar ouru laki-laki.
j. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan me
ngajar guru perempuan.
k. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker ja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan me
51
_1. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan
kerja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan
mengajar guru yang berijazah sarjana.
m. Terdapat hubungan yang berarti
antara
hubungan
kerjasama guru dengan penampilan mengajar guru
yang berpengalaman lebih dari lima tahun,
n. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan
kerjasama guru dengan penampilan mengajar
guru
yang berpengalaman kurang dari lima tahun.
a. Terdapat hubungan yang berarti anatar hubungan
kerjasama guru dengan penampilan mengajar guru
laki-laki.
p. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan
kerjasama guru dengan penampilan mengajar guru pe rempuan.
q. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan kerjasama guru dengan penampilan mengajar guru yang berijazah bukan sarjana.
r. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan kerjasama guru dengan penampilan mengajar guru
yang berijazah sarjana.
D. Instrumen Penpumpulan Data
52
sebagai pelengkap.
Teknik angket sebagai instrumen penelitian digu
nakan untuk mengetahui perilaku hubungan kerja
antara
Kepaia Sekolah, Fenilik Sekolah dan Guru dalam hubung
annya dengan penampilan mengajar guru, yang dalam
hal
ini sebagai variabel X. Kepaia Sekolah, Penilik
Seko
lah dan guru-guru diminta memberikan data tentang
hu
bungan kerja yang berhubungan dengan masalah
pening
katan perfonrans mengajar guru seobyektif mungkin
un
tuk dapat menunjang pencapaian tujuan penelitian.
Angket ini dikonstruksi sendiri dengan mengguna
kan konsep-konsep dari perilaku supervisi instraksional
dari beberapa literatur. Angket ini terdiri dari
SO
pernyataan yang dilengkapi dengan lima alternatif
pe-ngakuan. Keseluruhan pernyataan itu terbagi atas
tiga
bagian sebagai berikut :
1. Hubungan kerja Kepaia Sekolah dengan Guru dari
no
mor 1 sampai dengan 20 pada angket A.
2. Hubungan kerja Penilik Sekolah dengan Guru dari no
mor 1 sampai dengan 10 pada angket B.
3. Hubungan kerjasama antara guru dengan rekan sejawat
dari nomor 1 sampai dengan 10 pada angket C.
4. Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan Kepaia
Sekolah dari nomor 1 sampai dengan 10 pada angket D.
pernyata-53
an diberi bobot mulai dari 5 sampai dengan 1 yang
ber
arti :
S = Selalu Dilakukan
k = Sering Dilakukan
3 = Kadang-kadang Dilakukan
2 = Jarang Dilakukan
1 = Tidak pernah Dilakukan
Dari skor-skor tersebut dapat diketahui tingkat hubung
an kerja antara Kepaia Sekolah dengan guru, Penilik Se
kolah dengan guru, kerjasama antara guru dengan
rekan
sejawatnya, Kepaia Sekolah dengan Penilik Sekolah dalam
hubungannya dengan penampilan mengajar guru.
Agar tidak mudah ditebak oleh responsden,
bagi
pernyataan yang bernomor ganjil setiap pengakuan diberi
bobot mulai dari 5 sampai dengan 1, dan sebaliknya
se
tiap pernyataan yang bernomor genap diberi bobot mulai
dari 1 sampai dengan 5.
Sebelum dilakukan penelltian, instrumen untuk
me-ngungkapkan hubungan kerja antara kepaia sekolah
dengan
guru, penilik sekolah dengan guru, kerjasama guru dengan
rekan sejawatnya dan hubungan kerja penilik sekolah dan kepaia sekolah dalam hubungannya dengan penampilan me
ngajar guru diuji cobakan terlebih dahulu.
Untuk mengetahui penampilan mengajar guru
yang
ins-54
trumen yang berbentuk lerabaran observasi. Dalam lembar
observasi itu tertera empat bagian yang menyangkut ma
salah penampilan mengajar guru* Adapun bagian-bagian
yang dimaksud adalah :
1. Penguasaan materi pengajaran.
2. Kemampuan menggunakan metode mengajar.
3. Kemampuan berinteraksi dalam proses belajar mengajar.
4. Sikap profesional guru.
Pada lembaran observasi tersedia kolom untuk
memberi nilai bagi setiap komponen yang diberi skala 1
sampai dengan 5, seperti halnya dalam pembobotan al ternatif pengakuan hubungan kerja antara kepaia seko
lah dengan guru, penilik sekolah dengan guru, kerjasa
ma guru dengan guru. Setiap aspek diberi bobot
yang
sama. Jadi skor bagian adalah rata-rata dari semua
koraponen.
Skor yang diperoleh setiap guru dalam p@nampi.lan
mengajarnya adalah jumlah skor dari keempat aspek seba-gaimana tertera pada lembaran observasi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
Lembaran observasi ini dikonstruksi berdasarkan konsep-konsep yang dikemukakan kelompok yang diketuai
oleh Mohammad Fakry Gaffar, pada bukunya MAlat Penilai-an KemampuPenilai-an Guru". Buku ini mengemukakPenilai-an aspek-aspek
55
yang diperlihatkan oleh guru.
Dalara observasi yang berhak member!
nilai
adalah observer sendiri tanpa perundingan dengan
si-apapun termasuk guru yang diobservasi. Dalam peneli
tian ini, peneliti sendiri yang menjadi
observer
tanpa bantuan siapapun. Hal ini dilakukan mengingat
peneliti telah mempunyai pelangalam selama 22 tahun
di bidang ini, sehingga jika akan dibantu oleh orang
lain obyektivitas nilai yang diberikan akan
berku-rang.
Mengenai wawancara dengan para Penilik Seko
lah, Kepaia Kandep P dan k Kecamatan, dan Kepaia'Se
kolah berkenaan dengan hubungan kerjanya dengan gu
ru dan dikaitkan dengan penampilan mengajar
guru,
hasil wawancaranya tidak dinilal dan tidak
diolah,'
melainkan dipakai sebagai pelengkap. Demikian
juga
dengan studi dokumentasi.
E. Validitas dan Reliabilitas Angket
Untuk mendapat instrumen yang valid dan re-liabel, maka dilakukan kegiatan-kegiatan berikut :
a. Mengadakan uji coba angket, dengan meminta per
timbangan atau respon tentang instrumen yang te
lah dibuat kepada lima orang penimbang ( seorang
dosen, dua orang guru, seorang penilik dan seo
55
yang diperlihatkan oleh guru.
Dalam observasi yang berhak memberi
nilai
adalah observer sendiri tanpa perundingan dengan
si-apapun termasuk guru yang diobservasi. Dalam peneli
tian ini, peneliti sendiri yang menjadi observer
tanpa bantuan siapapun. Hal ini dilakukan mengingat
peneliti telah mempunyai pelangalam selama 22 tahun
di bidang ini, sehingga jika akan dibantu oleh orang
lain obyektivitas nilai yang diberikan akan
berku-rang.
Mengenai wawancara dengan para Penilik Seko
lah, Kepaia Kandep P dan k Kecamatan, dan Kepaia'Se
kolah berkenaan dengan hubungan kerjanya dengan gu
ru dan dikaitkan dengan penampilan mengajar
guru,
hasil wawancaranya tidak dinilal dan tidak
diolah,
melainkan dipakai sebagai pelengkap. Demikian
juga
dengan studi dokumentasi.
E. Validitas dan Reliabilitas Angket
Untuk mendapat instrumen yang valid dan re-liabel, maka dilakukan kegiatan-kegiatan berikut :
a. Mengadakan uji coba angket, dengan meminta per
timbangan atau respon tentang instrumen yang te
lah dibuat kepada lima orang penimbang ( seorang
dosen, dua orang guru, seorang penilik dan
c6
sekolah yang menjadi sampel uji coba memiliki ciri -ciri yang sama dengan sampel dalam penelitian yang
sesungguhnya. Penyebaran instrumen uji coba dilakukan terhadap 30 orang yang terperinci sebagai berikut : 1. Lima orang guru laki-laki yang memiliki masa kerja
lebih dari lima tahun.
2. Lima orang guru perempuan yang memiliki masa kerja
lebih dari lima tahun.
3. Lima orang guru laki-laki yang memiliki masa kerja kurang dari lima tahun.
k* Lima orang guru perempuan yang memiliki masa kerja
kurang dari lima tahun,
5. Delapan orang kepaia sekolah dan dua orang penilik
sekolah.
b. Setelah angket diberikan kepada responden dan telah kembalij selanjutnya dianalisis tingkat validitas dan reliabilitasnya.
c. Untuk menganalisis angket, mengukur apa yang harus
di-ukur (validitas atau kesahihan) dilakukan dengan per
timbangan logika dan statistik. Adapun uraian untuk mendapatkan validitas angket adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan validitas konstruk dan antar
bu-daya dilakukan dengan meminta pertimbangan dari
pe-57
nilaian terhadap angket dari lima penilai tersebut. Un
tuk menganalisis validitas konstruk dan antar budaya se
cara statistik digunakan formula di bawah ini.
. . N - 2
T13
^
V O - r33)
Dengan ketentuan :
t_
= Koefisien validitas
r33
r . = Koefisien rata-rata keterandalan penimbang
N = Penimbang
2 = Bilangan konstant .
1 = Bilangan konstant
Kriterlanya adalah angket dikatakan memiliki validitas
bangun dan antar budaya, bila koefisien t hitung lebih
besar dari koefisien t tabel pada tingkat kepercayaan
0,05.
2. Untuk mendapatkan daya pembeda item, dilakukan dengan
membandingkan 27£ skor kelompok tinggi dengan
21%
skor
kelompok rendah. (M.L. Smith dan G.V. Glass, 1969:152)
Adapun formula yang digunakan,
*H
~
AL
t =
{£( xH-7H)V{£(
\ -\)2}
n - (n-1)
58
t = Koefisien daya pembeda
7* rata-rata
skor kelompok
tinggi
X. « rata-rata skor kelompok rendah n = sampel kelompok tinggi atau rendah 1 = Bilangan konstant.
Kriterlanya adalah item mempunyai daya pembeda yang signifikan, bila koefisien t hitung lebih besar dari
t tabel pada tingkat kepercayaan 0,05.
Dengan menggunakan formula tersebut di atas
di-hasilkan hal-hal sebagai berikut :
1. Angket mempunyai validitas konstrak dan antar buda
ya, di mana koefisien t hitung angket A (hubungan
kerja Kepaia Sekolah dan Guru), angket B (hubungan
kerja Penilik sekolah dan Guru), angket C (hubungan kerjasama Guru dan GuruJ, angket D (hubungan kerja Penilik Sekolah dan Kepaia sekolah) yaitu 4,52,
8,01, 11,475. dan 9,96 lebih besar dari koefisien t
tabel pada tingkat kepercayaan 0,05 yaitu 2,13.
Perhitungan secara statistik dapat dilihat pada 1am-piran.
2. Semua item pada angket a, B, C, dan D mempunyai da
ya pembeda yang tinggi, di mana semua koetisien t
hitung pernyataan pa^ia keempat angket yang
dihasil-kan dari analisis lebih besar dari koefisien t ta
se-59
cara statistik dapat dilihat pada lampiran.
d. Untuk melihat konsistensi hasil ukuran (reliabilitas,
ketepatan atau keterandalan) angket, dilakukan dengan membandingkan skor ganjil dengan skor genap pada se tiap angket dengan menggunakan formula di bawah ini.
r\/ n- 2
t =
V^
Tr
Dengan ketentuan :
t = koefisien kerelasi reliabilitas
r = koefisien korelasi keseluruhan instrumen
n = sampel t
2 = bilangan konstant
3 = bilangan konstant (Sujana, 1988, p. 365).
Kriteria reliabilitas angket adalah jika koefisien t lebih besar dari koefisien tabel pada tingkat ke percayaan C,05 maka alet ukur itu signifikan atau
reliabel.
Dengan menggunakan formula di atas, didapatkan ha sil analisis reliabilitas angket yang menunjukan
bahwa angket mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi, di mana semua koefisien t hitung menunjukan tanda lebih besar dari koefisien t tabel pada ting kat kepercayaan 0,01. Perhitungan secara statistik dapat dilihat pada lampiran.
60
maka instrumen yang dibuat adalah valid dan reliabel
untuk mengukur tingkat hubungan kerja antara Kepaia
Sekolah dengan guru, hubungan kerja Penilik Sekolah
dengan guru, kerjasama guru dengan guru, dan hubung
an kerja Penilik Sekolah dengan Kepaia Sekolah dalam
hubungannya dengan performans mengajar guru.
F. Penqumpulan Data
Setelah memperoleh ijin yang diperlukan
balk
dari Pemerintahan Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Ba
rat maupun dari Kepaia Kanwil Depdikbud Propinsi Ja
wa Barat yang diteruskan ke Kantor Depdikbud Kabupa
ten Bandung dan Kantor Depdikbud Kecamatan Lembang,
maka ditentukanlah jadwal pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sen
diri tanpa menggunakan tenaga pembantu. Hal ini di
lakukan dengan alasan, peneliti sendiri memungkinkan
untuk melakukannya. Di samping peneliti merasa lebih
yakin terhadap obyektivitas data yang dikumpulkan,
terutama mengenai penampilan mengajar guru yang di
lakukan dengan observasi selama berjam-jam.
Pertama peneliti mengadakan kunjungan kepada
Kepaia Kantor Depdikbud Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung untuk memberitahukan kegiatan yang hendak
dilakukan pada Sekolah Dasar di wilayahnya, serta
61
Pada waktu itu juga peneliti mengadakan wawancara
ring-ka6 agar peneliti memperoleh keterangan-keterangan
me
ngetahui sekolah-sekolah yang akan dituju. Bapak Kepaia
Kantor Depdikbud Kecamatan Lembang memberikan
sambutan
yang positif serta memberikan bantuan seperti yang
di
harapkan. Kepada Kepaia Sekolah Dasar yang akan
dikun-jungi diberikan surat menyertai peneliti sebagaimana
terlampir, sehingga tidak memperoleh kesulitan
apapun
selama melakukan pengumpulan data. Selain itu juga
da
lam wawancara yang dilakukan untuk mengisi angket
dan
keperluan lainnya berjalan dengan lancar.
Kunjungan pengumpulan data mulai dilakukan
pada
awal bulan maret 1990. Peneliti menemui setiap
Kepaia
Sekolah dengan membawa surat dari Kepaia Kantor Depdik
bud Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung. Setelah
para
Kepaia Sekolah Dasar memahami maksud penelitian,
keir.u—
dian ditentukan jadwal kunjungan selanjutnya. Hal
ini
dipikirkan agar sekolah-sekolah tidak terganggu dan da
ta yang diperlukan dapat diperoleh dengan tidak
ada
gangguan. Pengumpulan data berakhir pada bulan
juni
1990.
Bag! setiap responden sebagai anggota sampel pe
nelitian yang ditentukan secara proporsional pada seti
ap sekolah diadakan persetujuan terlebih dahulu
62
dijelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data
dengan
menggunakan angket. Hal-hal yang kurang jelas dan
dita-nyakan responden dijelaskan oleh peneliti.
Data
penampilan mengajar guru (variabel Y) dalam
penelitian ini diperoleh dengan mengadakan
observasi
dan wawancara. Observasi dilakukan selama setiap guru
yang menjadi sampel mengajar dalam satu kali penampilan
sejak mulai sampai menutup pelajaran yang membutuhkan
waktu 45 menit atau 90 menit. Setelah itu dilakukan wa
wancara terhadap guru yang telah diobservasi pada waktu
yang telah diatur sehingga tidak mengganggu lagi
masa
lah tugas guru itu selanjutnya.
Untuk mengumpulkan data penampilan mengajar guru
ini peneliti menggunakan lembaran observasi dan wawanca
ra sebagai mana dijelaskan dalam Bab III. Untuk setiap
komponen yang diobservasi dinilai dengan memberikan
tan-da cek (v) patan-da kolom yang telah disediakan sesuai
de
ngan skala yang telah tertera pada lembaran observasi,
demikian juga untuk wawancara.
Setiap kegiatan observasi, observer duduk
di
bangku paling belakang agar tidak mengganggu jalannya
proses belajar mengajar dl kelas.
G. Penoolahan Data
Setelah semua data baik melalui lembaran obser
di-63
seleksi untuk menghindarkan kekeliruan, terutama untuk
mencak pengisian angket yang meragukan atau kurang
je-las. Setelah diteliti dan diseleksi semua data pada
semua alat penguirpul data diolah dalam pengujian hipo
tesis penelitian.
Data yang diperoleh dari alat pengumpul
data
dihitung skornya sebagalmana tercantum dalam
lembaran
pengumpul data. Setiap aspek yang dinilai
mendapat
skor rata-rata dari nilai komponennya. Oleh karena itu
setiap lembaran jawaban mendapat skor sebagai
jumlah
skor keseluruhan aspek. Dalam pengolahan data digunakan
simbul untuk setiap variabel sebagai berikut :
X.
= Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru.
X, , = Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
yang berpengalaman lebih dari lima tahun.
X1.2. = Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
yang berpengalaman kurang dari lima tahun.
X. 3 = Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
laki-laki.
X. i = Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
perempuan.
X- c- = Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
yang berijazah bukan sarjana.
*1 6
= HuDungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
64
X2
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru.
X- . »' Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru yang berpengalaman lebih dari lima ta
hun.
X = Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru yang berpengalaman kurang dari lima ta
hun.
X0 , = Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru laki-laki.
X0 .
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru perempuan.
X2 r
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru yang berijazah bukan sarjana.
X9
,
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru yang berijazah sarjana.
X^
= Hubungan kerjasama guru dengan guru.
X, ,
= Hubungan kerjasama guru dengan guru yang
ber-pengalaman lebih dari lima tahun.
X^ j
= Hubungan kerjasama guru dengan guru yang ber
pengalaman kurang dari lima tahun.
X, -,
= Hubungan kerjasama guru dengan guru laki-laki.
*7
L
= Hubungan Kerjasama guru dengan guru perempuan,
X, c
= Hubungan kerjasama guru dengan guru yang
65
*1 6.
= Hubungan kerjasama guru dengan guru yang ber
ijazah sarjana.
X,
= Hubungan kerja antara PenlUk Sekolah dengan
Kepaia Sekolah.
*1
= Penampilan mengajar guru.
*1 1
= ^enamPi^an mengajar guru yang berpengalaman
lebih dari lima tahun.
Yi 2
= Penampilan mengajar guru yang berpengalaman
kurang dari lima tahun.
Y.j 3
= Penampilan mengajar guru laki-laki.
Y. i = Penampilan mengajar guru perempuan.
Y1#5#
= Penampilan mengajar guru yang berijazah bu
kan sarjana.
Y, , = Penampilan mengajar guru yang berijazah sar
jana.
Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu
dilakukan pengujian ;
1. Uji normalitas distribusi skor.
2. Uji llnieritas regresi variabel-variabel peneliti
an.
3. Uji homoginitas varlans.
k. Pengujian perbedaan pendapat. 1. Uii Normalitas Distribusi Skor
Pengujian normalitas distribusi skor untuk
66
chikuadrat dengan
formula
:
(fo - fe)2
Kriteria pengujian, J1ka harga
-A.1
hltung lebih kecil
daripada
A,\^c)
<*^an dk ^
ber3rtl diStrJbuSl
normal. Berdasarkan perhitungan dengan formula di atas
dapat disimpulkan bahwa setiap variabel penelHian
me-mlliki skor yang berdistribusi
normal. (Perhitungan
dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran).
2. ti-jj Homoqinitas Varjans
Pengujian homoginitas varians menggunakan
ru-triu
'
Varians terbesar
F =
Varians terkecil
(Sudjana, 1982, p. 242).
Kriteria pengujian, diterlma model varfansi homogin
bila Fhn lebih kecil dari F(0,05)(v1 :v2)
dari
penggunaan rumus di atas dapat disimpulkan bahwa se
tiap pasangan variabel penelitian ternyata homogin.
(Ferhitungan dan hasilnya dapat dilihat pada
lampir-an).
3. uji Llnieritas Reoresl Variabel-Variabel Penelitian
Untuk menguji llnieritas regresi antar
dua
variabel digunakan uji analisis variansi, dengan
mengguna-67
kan kriteria bahwa, diterima model regresi linler bi
la FhH lebih kecil daripada Ftabel (k_2)(n-k).
Rumus yang digunakan :
(IX2 - r2) (n - k)
.
( 1 -r^2 ) (k - 2)
dengan,
Y]
(et°) = rasio korelasi antara kedua
pereng-i<at skor.
n = banyak sampel yang digunakan.
k = banyak baris atau jalur skor/kelas
interval yang digunakan.
r = koefisien korelasi antara kedua
skor yang digunakan.
(Rochman Natawijaya» 1988, p. 49)
/+. Pengujian Perbedaan Pendapat
Pengujian perbedaan pendapat antara Kepaia
Sekolah, Penilik Sekolah, dan Guru menggunakan rumus t-tes dengan formula yang digunakan :
MT - Mn
t =
^Md
dengan ketentuan :
M = Angka rata
M^„ = Anqka rata-rata dari sampel kedua
IT 3
St. . '= Kesalahan standar
nd
(I.B. Netra, 197U, p. 73)
M = Angka rata-rata sampel pertama
SL . '= Kesalahan standar perbedaanangka rata-rata
68r
Berdasarkan pada perhitungan, seperti pada
lam
piran tidak terdapat perbedaan pendapat antara Kepaia
Sekolah, Penilik Sekolah, dan Guru dalam merespon
per-tanyaan-pertanyaan dalam angket mengenai hubungan kerja
yang mereka lakukan dalam hubungannya dengan penampilan
BAB V
DISKUSI HASIL PENELITIAN, KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI
A. piskusi HaBll Penelitian
1. Efektivitas Hubungan Keria Kepaia Sekolafr. PenJUfr
Sekolah dan Guru sorts Keriasama Guru
Hubungan kerja Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah
dan Guru untuk meningkatkan penampilan mengajar gu
ru ditentukan oleh peri laku Kepaia Sekolah dan Pe
nilik Sekolah sebagai supervisor pengajaran
atau
pemimpin pengajaran. Kepaia Sekolah dan Penilik Se
kolah sebagai atasan bagi guru mempunyai wewenang
untuk meningkatkan mutu penampilan mengajar guru.
Disepakati pula bahwa guru dengan penampilan menga
jarnya merupakan salah satu penentu utama hasil be
lajar siswa. Penekanan hal ini kepada kepaia sekolah
dikemukakan Oteng Sutisna (1989) sebagai berikut :
Jika kita menerima asumsi bahwa maksud utama
sekolah ialah tercapainya lingkungan yang
kre-atif di mana proses belajar bisa dicapai dengan
paling
efektif, maka kita harus menarik
kesim-pulan bahwa peranan pokok kepaia sekolah terda
pat dalam kesanggupannya untuk mempengaruhi
lingkungan serupa itu melalui kepemimpinannya
yang dinamis. Para kepaia sekolah dilihat
oleh
masyarakat sebagai orang kunci dalam
pemelihara-an dpemelihara-an pengembpemelihara-angpemelihara-an pengajarpemelihara-an, (p. 273) •
89
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata hubungan ker ja kepaia sekolah dan guru dalam hubungannya dengan pe
nampilan mengajar guru ditunjukkan dengan r = 0,358 yang
berarti kontribusi hubungan ini terhadap penampilan aeng ajar 12,80 %t dan hubungan ini dilakukan dengan frekuensi kadang-kadang.
Perlu disadari oleh para kepela sekolah, bahwa kea daan. ini akan kurang menguntungkan bagi pendidikan di Se kolah Dasar yang berada di Kecamatan Lembang khususnya. Untuk itu kepaia sekolah sebagai penanggungjawab pendidik an di sekolah yang dipimpinnya harus dapat memberikan kon-tribusinya kepada guru-guru agar guru-guru itu dapat meng
ajar lebih baik melalui kepemimpinan instruksional. Kepaia
sekolah harus menyediakan waktu untuk meningkatkan kemam puan mengajar guru, karena "Citra tentang administrator
pendidikan instruksional tidak lengkap tanpa konsep yang memadai tentang peranan kepemimpinan dalam rangka mening katkan kesanggupan mengajar-belajar di sekolah-sekolah" (Oteng Sutisna, 1989, P. 331).
Kepaia Sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus mam pu menciptakan suatu sistem pertumbuhan ketrampilan menga jar guru. Kegiatan kepaia sekolah untuk meningkatkan ke
mampuan mengajar guru di antaranya dapat melakukan :
1. Membantu guru baik secara individu atau pun kelompok memecahkan'masalah-masalah pengajaran yang muncul. 2. Menciptakan iklim pengajaran menjadi perilaku edukatif
90
3. Membuat program peningkatan kemampuan mengajar guru
yang berkesinambungan.
4. Mendorong guru untuk dapat bekerja dengan penuh gairah sehingga dapat menciptakan prestasi kerja yang baik
dan produktif.
5. Menciptakan suatu usaha ilmiah yang berhubungan dengan
penilaian dan perbaikan penampilan mengajar guru di
sekolah.
6. Menciptakan kerjasama yang baik dan produktif antara sekolah dengan instansi-instansi lain dan masyarakat.
Tanpa ueaha kepaia sekolah yang kreatif untuk memban tu guru-guru agar berpenampilan mengajar lebih baik penca paian cita-cita dalam mendapatkan lulusan-lulusan yang berkualitas, manusia yang mempunyai kemampuan dasar untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyara
kat, warga negara, dan anggota umat manusia dan
mempersi-apkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah akan ti
dak memuaskan.
Kepaia Sekolah harus dapat menimba ilmu pengetahuan untuk mendukung pelaksanaan tugasnya, mengemban keperca
yaan masyarakat yang diberikan kepadanya. Kepaia Sekolah
harus memiliki ketrampilan-ketrampilan yang dipersyarat-kan, seperti ketrampilan dalam hubungan manusia, ketram
pilan manajerial, dan ketrampilan teknis. Hal ini
akan
memberikan harapan untuk meningkatkan kemampuan mengajar
guru, khususnya berhubungan dengan pemilikan ilmu dan
6eko-91
lah.
Hubungan kerja Penilik Sekolah dengan guru dalam hubungannya dengan penampilan mengajar guru dltunjukan
dengan r s 0,189 yang berarti kontribusi hubungan ini
terhadap penampilan mengajar guru adalah 3»6 *. Hubungan
kerja penilik sekolah dan guru dilakukan dengan frekuen
s i kadang-kadang.
Penilik Sekolah di balik hubungan kerjanya dengan
guru-guru yang dltunjukan dengan kontribusinya yang ren
dah, mempunyai pengaruh terhadap guru-guru yang besar dan disegani. Guru-guru selalu berusaha untuk dapat me nyelesaikan apa yang ditugaskannya dengan baik untuk mendapat nilai yang baik. Situasi ini sebenarnya dapat dimanfaatkan penilik sekolah untuk memacu peningkatan ke
mampuan mengajar guru-guru.
Penilik Sekolah dapat memberikan arahan kepada gu ru-guru untuk memahami arti penting penampilan mengajar. Mendorong guru-guru untuk memiliki semangat kerja yang dinamis. Penekanan pengawasan yang berslfat administratif
perlu dipikirkan penilik sekolah, untuk tidak membuat gu
ru melupakan kompetensinya dalam penampilan mengajarnya. Justru usaha membangkitkan penampilan mengajar yang kom-petan harus mendapat dukungan penilik sekolah untuk ber-hasilnya pencapaian tujuan pendidikan secara utuh.
Hubungan kerja kepaia sekolah dan penilik sekolah
Peni-92
lik Sekolah dan Kepaia Sekolah kiranya dapat
menyedia-kan waktu yang cukup untuk usaha-usaha peningkatan ke
mampuan mengajar guru. Pembuatan program yang dipikir
kan bersama antara penilik dan kepaia sekolah dengan penuh kreativitas akan lebih efektif hasilnya.
Hubungan kerjasama guru dengan rekan sejawatnya
dalam meningkatkan kemampuan mengajar mengajarnya di
lakukan dengan frekuensi sering, namun kontribusinya
hanya 9 %. Pertemuan yang dilakukan oleh guru-guru da
lam meningkatkan kemampuan mengajar guru, belaum
ter-arah kepada tujuannya. Guru-guru mengadakan kegiatan
untuk meningkatkan kemampuan dengan merumuskan pembu
atan satuan pelajaran, membicarakan materi pelajaran
yang akan disampaikan, pembuatan aoal-soal tes.
Pada-hal yang lebih penting dalam meningkatkan kemampuan
mengajar guru adalah proses belajar mengajar di kelas.
Proses belajar mengajar di kelas tidak banyak
diperma-salahkan secara langsung. Guru hanya mendiskusikannya di luar kelas dengan rekan sejawatnya. Di samping itu
yang menjadi pembina untuk usaha peningkatan kemampuan
mengajar ini tidak ada tenaga ahlinya. Usaha ini untuk
mendapatkan hasil yang lebih memuaskan sebaiknya meng
gunakan tenaga ahli atau supervisor dan program untuk
meningkatkan kemampuan mengajar guru ini lebih
diarah-kan kepada proses belajar mengajar. Dengan melihat gu
ru mengajar di kelas dalam penampilannya kiranya
akan
93
demikian pula dapat langsung mengetahui
kelemahan-ke-lemahannya untuk dapat diperbaiki.
Penampilan Mengajar Guru
Hasil data penelitian yang telah dianalisis, me
nunjukan bahwa penampilan mengajar guru-guru pada Se
kolah Dasar di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
berada pada taraf cukup. Dilihat dari perbedaan masa
kerja, jenis kelamin, dan ijazah, penampilan mengajar
guru yang berpengalaman lima tahun dan guru yang ber
pengalaman lima tahun kurang tidak ada perbedaan, de
mikian Juga penampilan mengajar guru laki-laki dan
guru perempuan tidak menunjukan perbedaan. Perbedaan
penampilan mengajar guru terdapat pada guru yang ber
ijazah bukan sarjana dan guru yang berijazah sarjana.
Hasil penelitian yang menunjukan penampilan menga
jar guru dalam taraf cukup dengan indikator penguasaan
materi pelajaran, kemampuan menggunakan metode mengajar,
kemampuan berinteraksi dalam proses belajar mengajar,
dan sikap frofesional guru menunjukan perlunya usaha
yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menga
jar guru.
Penampilan mengajar-guru yang ditunjukan dengan
taraf cukup ini tidak menguntungkan bagi dunia pendidik
an, apalagi penampilan dalam taraf cukup ini dengan ada
nya kecenderungan guru dalam melaksanakan tugas menga
94
untuk mencapai tujuan pengajaran seutuhnya.
Guru dalam penampilan mengajarnya harus dapat
mem-perlihatkan kompetensinya. Tulisan yang berkenaan dengan kompetensi mengajar guru mudah didapatkan, namun untuk
dapat menjiwai kompetensi yang harus dimiliki guru itu
merupakan suatu aspek yang tidak boleh dilupakan. Penam
pilan mengajar guru bukan hanya sekedar untuk :
1. Menyampaikan materi pelajaran; H. Menggunakan metode mengajar;
3. Mengadakan interaksi dengan murid dalam menyampaikan
apa yang harus didapatkan murid. t
Penampilan mengajar guru merupakan suatu perbuatan
untuk : •;
(l)i pengembangan individu - aspek-aspek hidup
pri-l badi: etis, estetis, emosional, fisis;
(2) pengembangan cara berpikir dan teknik
pemerik-i saan - kecerdasan yang terlatih;
(3>' penyebaran warisan budaya - nilai-nilai sivik
: dan moral bangsa; dan
(4>j pemenuhan kebutuhan sosial yang vital, yang me-:i nyumbang kepada kesejahteraan ekonomi, sosial, : dan politik - lapangan teknik. (Oteng Sutisna, ! 1989, p. 53)
Guru harus benar-benar menyadari sebagai pengemban
pekerjaan mulia yang berusaha memanusiakan manusia. Bu
95
sangat dangkal yang akan mengakibatkan ekses-ekse6 yang
tidak diinginkan. Penampilan mengajar guru dengan
dibe-kali pengetahuan yang memadai serta penjiwaan yang benar
akan menghasikan lulusan-lulusan yang:
1. Memiliki pribadi yang baik, berkesadaran akan agama,
memperhatikan kesehatan jasmani dan pertumbuhan,
se-hat mental, beremosi stabil, memiliki integritas mo
ral dan rasa estetika.
2. Memiliki kecerdasan, trampil untuk memperoleh dan me
nyampaikan informasi, belajar dianggap suatu kebutuh
an.
3. Memahami hubungan manusia, dapat kerjasama dan
tole-ransi, memahami lingkungan hidup.
4. Mempunyai pilihan kerja, rajin kerja dan memahami ma
salah investasi.
Guru untuk mendapatkan lulusan yang berkualitas,
kiranya harus banyak merenung untuk membandingkan apa
yang telah dilakukan dan apa yang seharusnya dilakukan.
Untuk ikut memciptakan generasi penerus bangsa yang le
bih berkualitas dari kita, kiranya dibutuhkan kejujuran
bahwa kita harus merubah kebiasaan-kebiasaan kita.
Penampilan mengajar guru yang kompeten tidak cukup
dengan penguasaan materi yang telah ditetapkan dalaa
ru-musan tujuan instruksional khusus
atau umum, tetapi ha
rus dengan pengayaan dan pemahaman yang mendalam.
Penyam-painyanya yang jelas dan mudah diterima murid, penggunaan
96
yang mudah dicerna dengan menggunakan alat peraga se cara maksimum. Penggunaan waktu belajar harus
dimanfa-atkan sebaik-baiknya tidak terganggu oleh hal-hal di
luar rencana yang telah ditetapkan.
Saat penampilan mengajar inilah guru dengan
priba-dinya, prinsip-prinsip yang dianutnya, pengetahuan dan
ketrampilannya menjadikan anak betah untuk belajar di
kelas dan menguatkan naluri anak untuk menjadi bakal
manusia yang dicita-citakan.
Kiranya salah satu usaha untuk menciptakan lingkung
an sekolah yang kreatif, di mana proses belajar mengajar
akan efektif adalah adalah dengan memfungsikan hubungan kerja kepaia sekolah, penilik sekolah dengan guru serta
kerjasama guru dengan rekan sejawatnya untuk lebih mem-prioritaskan kepada peningkatan kemampuan mengajar guru
guna mendapatkan kualitas yang diinginkan.
B. Kesjmpylan
Dari kegiatan analisis data lapangan,
mendiskusi-kan hasil penelitian yang ditunjang oleh dasar-dasar
konseptual atau teori-teori yang relevan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Efektivitas Hubungan Keria Kepaia Sekolah. Penilik
Sekolah dan Guru serta Ker.lasama Guru
a. Hubungan kerja Kepaia Sekolah dan Guru dalam me
ningkatkan penampilan mengajar guru tidak
dila
97
kurang terperhatikannya perkembangan kemampuan menga
jar guru. Kontribusi hubungan kerja Kepaia Sekolah dan
guru terhadap penampilan mengajar guru (12,8£) tidak
memperlihatkan kontribusi yang domfnan dibandingkan
dengan kontribusi hubungan kerja yang lainnya.
Pada-hal kepaia sekolah merupakan orang pertama yang harus
bertanggung jawab terhadap perbaikan program pengajar
an di sekolah, sebagai mana dikemukakan Oteng Sutisna