• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS THD PUTUSAN PN NO. 1751/PID.B/2012/PN.JKT.PST TTG PENERAPAN KEKUATAN PEMBUKTIAN SAKSI VERBALISAN THD KET PSL112 JO. PSL114 UU NO.35 THN2009 DIKAITKAN DGN PRINSIP UNUS TESTIS NULLUS TESTIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KASUS THD PUTUSAN PN NO. 1751/PID.B/2012/PN.JKT.PST TTG PENERAPAN KEKUATAN PEMBUKTIAN SAKSI VERBALISAN THD KET PSL112 JO. PSL114 UU NO.35 THN2009 DIKAITKAN DGN PRINSIP UNUS TESTIS NULLUS TESTIS."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NO. 1751/PID.B/2012/PN.JKT.PST TENTANG PENERAPAN KEKUATAN PEMBUKTIAN SAKSI VERBALISAN TERHADAP KETENTUAN PASAL

112 JO. PASAL 114 UU NO. 35 TAHUN 2009 DIKAITKAN DENGAN PRINSIP UNUS TESTIS NULLUS TESTIS

Abstrak Kenny Krisnamukti

110110070211

Pada proses pemeriksaan sidang pengadilan, pembuktian

memegang peranan menentukan. Dengan pembuktian inilah akan

ditentukan, bersalah atau tidak bersalah terdakwa di depan persidangan.

Teknik pengumpulan data menggunakan Studi Kepustakaan dan

Surat Putusan Pengadilan Negeri No. 1751/Pid.B/2012/JKT.PST. Dimana

metode penelitian dari studi kasus ini yaitu analisis deskriptif

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui

pertimbangan hakim dalam menggunakan alat-alat bukti di persidangan

berdasarkan Pasal 184 ayat (1) KUHAP pada kasus penyalahgunaan

narkotika dengan terdakwa Ng Bu Kiat. Sebagaimana ditegaskan dalam

Pasal 184 KUHAP, bahwa alat bukti yang sah dalam persidangan dapat

berupa keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, keterangan

terdakwa. Di persidangan hakim harus meneliti sampai dimana kekuatan

pembuktian dari setiap alat bukti tersebut. Sesungguhnya, tujuan dari

pembuktian adalah berusaha untuk melindungi orang yang tidak bersalah.

Dalam hal pembuktian, hakim perlu memperhatikan kepentingan

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan alat bukti petunjuk oleh hakim didasarkan pada Pasal 188 ayat (2) KUHAP yaitu alat bukti petunjuk hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat dan

pasal 1 angka 27 KUHAP adalah suatu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan

5 (lima) macam alat bukti yang sah menurut undang-undang yaitu keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa.Oleh karena rekam medis

Perihal batasan keterangan saksi secara eksplisit Pasal 1 angka 27 KUHAP menentukan, bahwa keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang

1) Pengaturan alat bukti dalam hukum positif diatur pada Pasal 184 Undang- Undang Nomor 8 tahun 1981 Tentang Kitab Hukum Acara Pidana yaitu keterangan saksi, keterangan

Visum Et Repertum termasuk alat bukti surat, sebab merupakan keterangan ahli yang diberikan secara tertulis, sebagaimana diatur dalam Pasal 187 KUHAP butir c yang berbunyi “Surat