• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy Belief Untuk Lulus Pada Mahasiswa Peserta Mata Kuliah Prosedur Penyusunan Laporan Kepribadian (PPLK) Semester Genap 2009/2010 Pada Fakultas Psikologi Universitas "X" di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy Belief Untuk Lulus Pada Mahasiswa Peserta Mata Kuliah Prosedur Penyusunan Laporan Kepribadian (PPLK) Semester Genap 2009/2010 Pada Fakultas Psikologi Universitas "X" di Kota Bandung."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran derajat self-efficacy belief untuk lulus pada mahasiswa peserta mata kuliah PPLK semester genap 2009/2010 pada Fakultas Psikologi Universitas “X” di Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 55 orang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif dengan teknik survei.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner self-efficacy belief yang terdiri dari 34 item. Alat ukur ini disusun oleh peneliti berdasarkan teori self-efficacy dari Albert Bandura. Berdasarkan uji validitas terdapat 34 item yang digunakan dengan nilai validitasl berkisar antara 0,32 – 0,93 sedangkan reliabilitas diperoleh 0,935.

Berdasarkan pengolahan data, maka diperoleh hasil 52,7 % mahasiswa peserta mata kuliah PPLK memiliki derajat self-efficacy belief tinggi. Sedangkan 47,3 % mahasiswa perserta mata kuliah PPLK memiliki self-efficacy belief rendah. Kesimpulan yang diperoleh adalah mayoritas mahasiswa peserta mata kuliah PPLK pada Fakultas Psikologi Universitas ”X” di Kota Bandung memiliki derajat self-efficacy belief tinggi.

(2)

DAFTAR ISI

Lembar pengesahan………..…...i

Abstrak………...ii

Kata Pengantar…..……….…....iii

Daftar isi……….………..…...vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah...1

1.2Identifikasi Masalah ...6

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian...6

1.3.1 Maksud Penelitian...6

1.3.2 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Kegunaan Penelitian ...7

1.4.1 Kegunaan Teoritis ...7

1.4.2 Kegunaan Praktis ...7

1.5 Kerangka Pemikiran...8

1.6 Asumsi ...15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self-efficacy ...16

(3)

2.1.2 Struktur Self-efficacy...17

2.1.3 Sumber-sumber Self-efficacy ...19

2.1.4 Proses-proses Utama Self-efficacy ...24

2.2 Masa dewasa awal...35

2.2.1 Karakteristik Masa Dewasa Awal...35

2.2.2 Perkembangan kognitif masa dewasa awal...36

2.2.3 Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal ...40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Rancangan penelitian ...41

3.2Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...42

3.2.1 Variabel Penelitian ...42

3.2.2 Definisi Konseptual...42

3.2.3 Definisi Operasional ...42

3.3Alat Ukur...43

3.3.1 Alat Ukur Self-efficacy Belief...43

3.3.2 Kuesioner dan Data Penunjang ...47

3.4Uji Coba Alat Ukur ...48

3.4.1 Uji Validitas Alat Ukur ...48

3.4.2 Uji Reliabilitas Alat Ukur ...49

3.5 Populasi Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel...51

3.5.1 Populasi Sasaran ...51

(4)

3.6 Teknik Analisis ...51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Responden ...53

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...53

4.2Hasil Penelitian dan Pengolahan Data ...54

4.2.1 Derajat self-efficacy Belief ...54

4.1Pembahasan...55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ...63

5.2Saran...64

5.2.1 Penelitian Lanjutan ...64

5.2.2 Guna Laksana...65

(5)

Lampiran 1

Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

(6)

Validitas

(7)

Lampiran 2

Kuesioner Data Pribadi

Kuesioner Data Penunjang

(8)

DATA PRIBADI

Isilah daftar pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan diri saudara dengan

jelas dan singkat!

Nama (inisial) :

Usia :

Jenis kelamin :

Fakultas :

(9)

DATA PENUNJANG

PERTANYAAN

1. Seberapa sering saudara mengalami keberhasilan?

a. Sering

b. Jarang

2. Dalam bidang apa saja saudara mengalami keberhasilan?

a.Akademik

b.Olah Raga

c.Seni

d.………….

3. Apa pengaruh pengalaman keberhasilan yang saudara alami bagi

keyakinan diri saudara?

a.Menambah keyakinan diri saudara

b.Tidak mempengaruhi keyakinan diri saudara

4. Seberapa sering saudara mengalami kegagalan?

a. Sering

b. Jarang

5. Dalam bidang apa saja saudara mengalami kegagalan?

a.Akademik

b.Olah Raga

c.Seni

d.………….

6. Apa pengaruh pengalaman kegagalan yang saudara alami bagi keyakinan

diri saudara?

c.Mengurangi keyakinan diri saudara

(10)

7. Siapa yang menjadi contoh dan memberi pengaruh pada keyakinan diri

8. Apakah keberhasilan orang yang menjadi contoh bagi saudara

mempengaruhi keyakinan diri saudara?

a. Ya

b. Tidak

9. Seberapa sering keberhasilan orang yang menjadi contoh bagi saudara

memberikan pengaruhnya kepada saudara?

a.Sering

b.Jarang

10.Apa akibatnya bagi saudara?

a.Meningkatkan keyakinan diri

b.Menurunkan keyakinan diri

11.Apakah kegagalan orang yang menjadi contoh bagi saudara

mempengaruhi keyakinan diri saudara?

a.Ya

b.Tidak

12.Seberapa sering kegagalan orang yang menjadi contoh bagi saudara

mempengaruhi saudara?

a.Sering

b.Jarang

13.Apa akibatnya bagi saudara?

a.Menurunkan keyakinan diri

b.Meningkatkan keyakinan diri

14.Siapakah yang biasanya memberi feed back atas prestasi saudara?

a.Orang tua dan teman

(11)

15.Seberapa sering saudara menerima kritikan atas kegagalan saudara?

a.Sering

b.Jarang

16.Dalam hal apa saja biasanya saudara menerima kritikan?

a.Hal prestasi akademik

b.Tingkah laku belajar

c.Prestasi non akademik, contohnya………

17.Apa dampak kritikan tersebut bagi saudara?

a.Menurunkan keyakinan diri

b.Membangkitkan keyakinan diri

c.………

18.Seberapa sering saudara menerima pujian atas keberhasilan saudara?

a.Sering

b.Jarang

19.Bagaimana perasaan saudara?

a.Senang dan meningkatkan keyakinan diri

b.Biasa saja dan tidak berpengaruh

20.Dalam hal apa biasanya saudara mendapat pujian?

a.Hal prestasi akademik

b.Hal prestasi non akademik, contohnya………..

21.Apa dampak pujian bagi saudara?

a.Meningkatkan semangat

b.Menurunkan semangat dan menimbulkan kepuasan

c.………..

22.Apakah kondisi fisik mempengaruhi keyakinan diri saudara?

a.Ya

b.Tidak

23.Kondisi fisik yang bagaimana yang mempengaruhi keyakinan diri

saudara?

(12)

b.Bersemangat

c.……….

24.Seberapa sering kondisi fisik mempengaruhi anda?

a.Sering

b.Jarang

25.Apakah suasana hati mempengaruhi keyakinan diri saudara?

a.Ya

b.Tidak

26.Seberapa sering suasana hati mempengaruhi keyakinan diri saudara?

a.Sering

(13)

KUESIONER SELF-EFFICACY

Instruksi:

Berilah tanda (X) pada kolom pilihan jawaban yang telah tersedia sesuai dengan

keadaan diri saudara, dengan ketentuan sebagai berikut:

- Pilihan “Sangat Yakin” (SY) jika pernyataan menggambarkan diri saudara.

- Pilihan “Cukup Yakin” (CY) jika pernyataan menggambarkan sebagian

besar diri saudara.

- Pilihan “Kurang Yakin” (KY) jika pernyataan menggambarkan sebagian

kecil diri saudara.

- Pilihan “Tidak Yakin” (TY) jika pernyataan tidak sama sekali

menggambarkan diri saudara.

Jika sudah, periksalah kembali, jangan ada yang terlewat!

Pernyataan SY CY KY TY

1. Saya dapat hadir tepat waktu di kelas mata kuliah

PPLK.

2. Saya dapat memenuhi absensi kehadiran saya pada

mata kuliah PPLK walaupun saya merasa malas.

3. Walaupun sakit, jika masih dapat ditahan, saya

dapat terus berusaha untuk tetap hadir setiap hari

mengikuti kegiatan perkuliahaan mata kuliah

PPLK.

4. Saya dapat tetap tenang saat mengikuti perkuliahan

PPLK walaupun saya datang terlambat.

5. Saya dapat mengikuti perkuliahan PPLK.

6. Saya dapat mengikuti perkuliahan PPLK yang

(14)

7. Saya dapat tetap mengikuti perkuliahan PPLK yang

diadakan pagi hari walaupun merasa mengantuk.

8. Saya dapat menyelesaikan tugas individual mata

kuliah PPLK.

9. Saya dapat mencari bahan dan referensi lain dalam

menyelesaikan tugas individual mata kuliah PPLK.

10.Saya dapat tetap mencari bahan dan referensi lain

walaupun sulit didapatkan untuk menyelesaikan

tugas individual mata kuliah PPLK.

11.Saya dapat tetap tenang saat berusaha menemukan

bahan atau referensi lain yang saya butuhkan untuk

menyelesaikan tugas individual mata kuliah PPLK.

12.Saya dapat menyelesaikan tugas membaca yang

diberikan oleh dosen mata kuliah PPLK.

13.Saya dapat tetap bertahan menyelesaikan tugas

membaca yang diberikan dosen mata kuliah PPLK ,

walaupun merasa bosan.

14.Saya dapat tetap tenang saat saya belum dapat

menyelesaikan tugas membaca yang diberikan

dosen mata kuliah PPLK dengan baik.

15.Saya dapat mengerjakan tugas laporan yang

diberikan dosen mata kuliah PPLK tepat pada

waktunya.

16.Sebanyak apapun tugas yang diberikan pada mata

kuliah PPLK, saya dapat mengerjakannya walaupun

sudah lelah.

17.Saya merasa tenang walaupun tugas yang diberikan

(15)

18.Saya dapat memperoleh subyek untuk pengambilan

data PPLK.

19.Saya dapat memperoleh subyek untuk pengambilan

data PPLK jauh-jauh hari sebelum pengambilan

data.

20.Saya tetap berusaha walaupun sulit memperoleh

subyek untuk pengambilan data PPLK.

21.Saya dapat datang saat pengambilan data PPLK

tepat waktu.

22.Saya datang sebelum pengambilan data PPLK

dimulai.

23.Saya tetap datang tepat waktu saat pengambilan

data walaupun subyek saya datang terlambat.

24.Saya dapat tetap tenang walaupun subyek saya

datang terlambat pada saat pengambilan data PPLK.

25.Saya dapat melakukan pengambilan data PPLK.

26.Saya dapat melakukan pengambilan data PPLK

dengan prosedur pengambilan data yang benar.

27.Saya dapat melakukan pengambilan data PPLK

dengan prosedur yang benar walaupun subyek saya

mengeluh.

28.Saya dapat tetap tenang melakukan pengambilan

data PPLK dengan prosedur yang benar walaupun

subyek saya mengeluh.

29.Saya dapat menguasai materi ujian PPLK.

30.Saya dapat tetap belajar materi ujian PPLK

(16)

31.Saya merasa tenang saat belajar walaupun materi

ujian PPLK sangat banyak.

32.Saya dapat mengerjakan soal-soal ujian PPLK.

33.Saya dapat berkonsentrasi penuh dalam mengejakan

soal-soal ujian PPLK.

34.Saya tetap menjawab soal-soal ujian PPLK dengan

seluruh kemampuan saya walaupun pertanyaannya

sulit.

Periksalah kembali pekerjaan Saudara, jangan sampai ada yang terlewat.

(17)

Lampiran 3

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

Lampiran 4

(25)

Tabel A.1 Frekuensi keberhasilan dan self-efficacy belief

Tabel A.2 Persentase bidang keberhasilan

responden Bidang keberhasilan

lain2 6

10,9 %

Total 55

(26)

Tabel A.3 Persentase pendapat responden tentang

pengaruh keberhasilan terhadap self-efficacy belief

Total

Pengaruh keberhasilan meningkatkan 55

100 %

Total 55

Tabel A.4 Frekuensi kegagalan dan self-efficacy belief

Crosstabulation

Self-efficacy belief

tinggi rendah Total

sering 12

44,4 %

15

55,6 %

27

100 % Frekuensi kegagalan

jarang 17

60,7 %

11

39,3 %

28

100 %

(27)

Tabel A.5 Persentase bidang kegagalan

responden

Total

akademik 43

78,18 %

olahraga 6

10,91 %

seni 2

3,64 % Bidang kegagalan

lain2 4

7,27 %

Total 55

Tabel A.6 Persentase pendapat responden mengenai

pengaruh kegagalan terhadap self-efficacy belief

Total

mengurangi 36

65,5 % Pengaruh kegagalan

tidak berpengaruh 19

34,5 %

(28)

Tabel B.1 Persentase orang yang menjadi model

Tabel B.2 Persentase pendapat responden mengenai

berpengaruh atau tidaknya keberhasilan orang lain

terhadap self-efficacy belief

Total

berpengaruh 48

87,3 % Keberhasilan orang lain

Tidak berpengaruh 7

12,7 %

(29)

Tabel B.3 Frekuensi keberhasilan orang lain dan self-efficacy belief Frekuensi keberhasilan orang

lain

Tabel B.4 Persentase pendapat responden mengenai

pengaruh keberhasilan orang lain terhadap derajat

self-efficacy belief

Total

meningkatkan 53

96,4 %

menurunkan 1

1,8 % Pengaruh keberhasilan orang

(30)

Tabel B.5 Persentase pendapat responden mengenai

berperngaruh atau tidaknya kegaglan orang lain

terhadap self-efficacy belief

Total

Berpengaruh 24

43,6 % Kegagalan orang lain

Tidak berpengaruh 31

56,4 %

Total 55

Tabel B.6 Frekuensi kegagalan orang lain dan self-efficacy belief

Crosstabulation Frekuensi kegagalan orang

(31)

Tabel B.7 Persentase pendapat responden mengenai

pengaruh kegagalan orang lain terhadap derajat

self-efficacy belief

Total

menurunkan 25

45,5 %

meningkatkan 28

50,9 % Pengaruh kegagalan orang

lain

tidak

berpengaruh

2

3,6 %

Total 55

Tabel C.1 Persentase orang yang menjadi pemberi feedback

kepada responden

Total

orang tua dan teman 38

69,1 % Pemberi feedback

teman dan pihak sekolah 17

30,9 %

(32)

Tabel C.2 Frekuensi kritikan dan self-efficacy belief

Tabel C.3 Persentase pendapat responden

mengenai bidang yang mendapat kritikan

Total

akademik 40

72,7 %

tingkah laku belajar 8

14,6 % Bidang kritikan

non akademik 7

12,7 %

(33)

Tabel C.4 Persentase pendapat responden mengenai

pengaruh kritikan terhadap self-efficacy belief

Total

menurunkan 15

27,3 %

meningkatkan 25

45.4 % Pengaruh kritikan

kadang meningkatkan dan

menurunkan

15

27,3 %

Total 55

Tabel C.5 Frekuensi pujian dan self-efficacy belief

(34)

Tabel C.6 Persentase pendapat responden mengenai

perasaan saat diberikan pujian

Total

senang dan meningkatkan 36

65,5 % Perasaan dipuji

biasa dan tidak berpengaruh 19

34,5 %

Total 55

Tabel C.7 Persentase bidang yang mendapat

pujian

Total

akademik 21

38,2 % Bidang pujian

non akademik 34

61,8 %

(35)

Tabel C.8 Persentase pendapat responden

mengenai pengaruh pujian terhadap self-efficacy

belief

Total

meningkatkan 50

91 %

menurunkan 1

1,8 % Pengaruh pujian

tidak berpengaruh 4

7,2 %

Total 55

Tabel D.1 Persentase pendapat responden

mengenai berpengaruh atau tidaknya

kondisi fisik terhadap self-efficacy belief

Total

Berpengaruh 40

72,7 % Kondisi fisik

Tidak berpengaruh 15

27,3 %

(36)

Tabel D.2 Persentase pendapat responden

mengenai kondisi fisik yang mempengaruhi

self-efficacy belief

Total

sehat 30

54,6 %

bersemangat 20

36,4 % Kondisi fisik apa

lain2 5

9 %

Total 55

Tabel D.3 Frekuensi pengaruh kondisi fisik dan self-efficacy belief

Crosstabulation Frekuensi pengaruh kondisi

(37)

Tabel D.4 Persentase pendapat responden

mengenai berpengaruh atau tidaknya suasana

hati terhadap self-efficacy belief

Total

Berpengaruh 46

83,6 % Suasana hati

Tidak berpengaruh 9

16,4 %

Total 55

Tabel D.5 Frekuensi pengaruh suasana hati dan self-efficacy belief

Crosstabulation Frekuensi pengaruh suasana

(38)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, pertumbuhan di bidang pendidikan kian

meningkat. Pertumbuhan yang pesat ini menimbulkan persaingan yang ketat

antara berbagai pihak. Dengan begitu pendidikan dituntut mampu menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing ketika

individu sudah terjun ke dalam masyarakat. Selepas mengikuti jenjang pendidikan

tertentu individu memiliki keterampilan, kemampuan, maupun pengetahuan

tentang bidang ilmu yang telah ditekuninya. Oleh karena itu, agar mampu

bersaing untuk memperoleh pekerjaan, individu berupaya untuk meningkatkan

kemampuan melalui pendidikan. Salah satu cara yang ditempuh individu untuk

mendapatkan pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan di perguruan

tinggi, baik itu perguruan tinggi negeri ataupun perguruan tinggi swasta.

Universitas ”X” adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang menyediakan

berbagai macam fakultas, yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas

Ekonomi, Fakultas Sastra, Fakultas Seni, Fakultas Teknik, dan Fakultas Psikologi.

Fakultas Psikologi di Universitas ”X” memiliki beberapa keunggulan

dibandingkan dengan Fakultas Psikologi pada universitas lain. Berdasarkan data

yang diperoleh dari tata usaha Fakultas Psikologi di Universitas ”X” visi dari

Fakultas Psikologi di Universitas ”X” adalah menjadi lembaga pendidikan yang

(39)

terkini yang berlandaskan kasih dan keteladanan Yesus Kristus. Misi dari Fakultas

Psikologi di Universitas ”X” adalah mengembangkan Civitas Akademika yang

handal, menciptakan iklim akademik yang kondusif dan mengembangkan

profesionalisme berdasarkan nilai-nilai kristiani dalam mewujudkan

kompetensinya. Tujuan dari Fakultas Psikologi di Universitas ”X” bagi peserta

didiknya adalah menguasai teori-teori psikologi, melakukan penelitian ilmiah

dalam bidang psikologi, mampu menjelaskan dinamika tingkah laku manusia

berdasarkan teori psikologi, mampu melakukan administrasi perangkat

pemeriksaan psikologi secara akurat, mampu melakukan intervensi psikologi

sesuai dengan kewenangannya, mampu bekerja sama dengan pihak internal dan

eksternal (institusi terkait), mampu berperilaku profesional yang sesuai dengan

kode etik psikologi, memiliki minat untuk mengembangkan diri dan mampu

memanfaatkan pengetahuan psikologi yang dimiliki untuk kemaslahatan

masyarakat.

Salah satu keunggulan dari Fakultas Psikologi di Universitas ”X” adalah

mata kuliah Prosedur Penyusunan Laporan Kepribadian atau yang dikenal dengan

PPLK. Pada mata kuliah PPLK mahasiswa dibekali dengan cara-cara membuat

laporan kepribadian, prosedur-prosedur yang harus dilakukan dalam pengambilan

data psikotes dan juga bisa mendapatkan pengalaman dalam melakukan psikotes

itu sendiri. Menurut Pembantu Dekan I (bidang akademik) mata kuliah PPLK ini

diberikan kepada peserta didik dengan tujuan untuk membekali mahasiswa

pengetahuan dalam mengintegrasikan semua hasil tes dan untuk membekali

(40)

Resources and Development (HRD) di perusahaan dan dengan pengawasan

supervisi.

Berdasarkan wawancara terhadap enam belas mahasiswa peserta mata

kuliah PPLK, pada mata kuliah PPLK mahasiswa dituntut untuk hadir dalam

setiap pertemuan kuliah dan ditambah juga dengan asistensi di luar kelas,

mengerjakan semua tugas-tugas yang diberikan dosen, melakukan pengambilan

data yang seperti psikotes, dan membuat laporan hasil pengambilan data.

Mahasiswa peserta mata kuliah PPLK diharapkan memiliki keyakinan diri

tentang kemampuannya untuk dapat mencapai keberhasilan demi keberhasilan,

seperti menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen PPLK tepat waktu

dan mampu mengatasi setiap hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam

perkuliahan seperti mencari subyek pengambilan data, melakukan pengambilan

data dan mengerjakan tugas akhir PPLK. Mengingat tuntutan-tuntutan yang ada

pada mata kuliah PPLK ini maka mahasiswa memerlukan keyakinan diri yang

tinggi yang disebut sebagai self-efficacy belief (Bandura, 1977). Self-efficacy

belief yaitu suatu keyakinan akan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat

mencapai hasil yang diinginkan (Bandura, 1977).

Menurut Bandura, Orang dengan keyakinan yang tinggi terhadap

kemampuan mereka menganggap tugas yang sulit sebagai tantangan yang harus

dikuasai, dan bukan sebagai ancaman atau sesuatu yang harus dihindari. Usaha

yang penuh keyakinan tersebut memunculkan minat yang berasal dari dalam diri

dan usaha itu menyerap perhatian yang mendalam pada aktivitas. Mereka

(41)

Mereka meningkatkan dan mempertahankan usaha mereka pada waktu

menghadapi kegagalan. Mereka dengan cepat mengembalikan penghayatan

terhadap efficacy setelah mereka mengalami kegagalan atau hambatan. Mereka

memandang kegagalan sebagai usaha yang tidak memadai atau kurangnya

pengetahuan dan keterampilan, yang sebetulnya dapat diperoleh. Mereka

mendekati situasi-situasi mengancam dengan penuh keyakinan bahwa mereka

dapat mengandalikan situasi-situasi tersebut. Usaha yang penuh keyakinan itu

menghasilkan prestasi pribadi, mengurangi stress dan menurunkan kerentanan

terhadap depresi.

Sebaliknya, orang yang meragukan kemampuan mereka menghindari

tugas-tugas yang sulit yang dipandang sebagai ancaman terhadap diri mereka.

Mereka memiliki aspirasi yang rendah dan komitmen yang lemah terhadap

tujuan-tujuan yang telah mereka tetapkan. Ketika berhadapan dengan tugas yang sulit,

mereka terpaku pada kelemahan-kelemahan mereka dan hambatan-hambatan yang

akan mereka hadapi, dan kemungkinan hasil yang tidak menyenangkan daripada

berkonsentrasi pada bagaimana mereka berusaha untuk mencapai sukses. Mereka

menurunkan usahanya dan cepat menyerah dalam menghadapi kesulitan. Mereka

lambat bangkit dari kegagalan karena mereka melihat performance yang kurang

sebagai kemampuan yang tidak mencukupi, hanya dengan sedikit kegagalan saja

mereka bisa kehilangan keyakinan mengenai kemampuan mereka. Mereka mudah

terkena stres dan depresi

Mahasiswa yang memiliki self-efficacy belief tinggi akan menetapkan

(42)

mencapai tujuan atau targetnya dalam hal ini adalah untuk lulus mata kuliah

PPLK, juga akan membayangkan situasi keberhasilan yang menyertai usahanya

tersebut. Sedangkan mahasiswa yang memiliki self-efficacy belief yang rendah,

tidak akan menetapkan tujuan atau target yang tinggi untuk dirinya, tidak

memiliki kemauan untuk berusaha mencapai hasil yang maksimal, dan akan

membayangkan situasi kegagalan yang menyertai usahanya dalam hal ini adalah

untuk lulus mata kuliah PPLK.

Berdasarkan wawancara terhadap enam belas mahasiswa yang

mengontrak mata kuliah PPLK mereka semua merasa bahwa mata kuliah PPLK

lebih sulit dibandingkan mata kuliah praktikum yang lain. Menurut mereka

tugas-tugas yang diberikan kepada mereka pada mata kuliah PPLK lebih banyak

dibandingkan tugas-tugas yang diberikan pada mata kuliah lainnya. Selain dari

itu, ,mereka merasa bahwa waktu yang mereka habiskan untuk menjalani

perkuliahan, bertemu dengan asisten dosen, melakukan pengambilan data dan juga

mengerjakan tugas-tugas mata kuliah PPLK lebih banyak dibandingkan dengan

waktu yang mereka habiskan untuk mata kuliah yang lainnya. Hal ini diperkuat

dengan data yang diperoleh dari Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas ”X” di

Kota Bandung yang menunjukkan jumlah mahasiswa yang tidak lulus mata kuliah

PPLK lebih tinggi dibandingkan jumlah mahasiswa yang tidak lulus pada mata

kuliah lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan 37,5% dari seluruh mahasiswa peserta

mata kuliah PPLK pada semester genap 2008/2009 yang tidak lulus pada mata

(43)

yang lainnya berkisar antara 1,7% - 18,4% pada semester genap tahun ajaran

2008/2009.

Menurut enam belas mahasiswa peserta PPLK, delapan mahasiswa

menyatakan tidak yakin untuk lulus mata kuliah PPLK. Rasa tidak yakin ini

mereka dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen dengan usaha

yang kurang optimal dan terkadang merasa malas untuk mengikuti perkuliahan

dan sering tidak mendengarkan kuliah dengan baik. Selain dari itu tiga mahasiswa

dari delapan mahasiswa tersebut memilih untuk melepas mata kuliah PPLK.

Sebaliknya, delapan mahasiswa menyatakan yakin untuk lulus mata kuliah PPLK.

Mereka dalam mengikuti perkuliahan memperhatikan dengan antusias dan

semangat dan mereka mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen dengan

seluruh usaha mereka. Mereka juga menentukan target nilai yang mereka dapat

saat lulus mata kuliah PPLK.

Berdasarkan wawancara terhadap mahasiswa peserta mata kuliah PPLK,

kesulitan dan hambatan yang dirasakan oleh mereka dalam mengikuti mata kuliah

PPLK adalah banyaknya tugas-tugas harian yang diberikan oleh dosen, waktu

bimbingan dengan asisten dosen yang tidak terjadwal, cara asisten dosen dalam

memberikan feedback yang terkadang kurang dimengerti oleh mahasiswa, sulitnya

mencari subyek untuk pengambilan data, dan juga ketegangan yang dirasakan

mahasiswa dalam pengambilan data. Sebanyak delapan mahasiswa yang

diwawancarai mengatakan bahwa kesulitan dan hambatan yang dirasakannya ini

meningkatkan keyakinan diri mereka untuk bisa lulus dalam mata kuliah PPLK

(44)

sungguh-sungguh dan mengikuti perkuliahan dengan semangat, namun delapan mahasiswa

yang lain mengatakan bahwa kesulitan dan hambatan dirasakan menurunkan

keyakinan diri mereka untuk bisa lulus mata kuliah PPLK, sehingga mereka

dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan usaha yang tidak optimal

dan malas-malasan dalam mengikuti perkuliahan.

Berdasarkan data di atas para mahasiswa merasa bahwa mata kuliah PPLK

lebih sulit dibandingkan dengan mata kuliah yang lainnya dan juga jumlah

mahasiswa yang tidak lulus pada mata kuliah PPLK yang lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang tidak lulus pada mata kuliah

lainnya serta melihat pentingnya self-efficacy belief tinggi untuk mendukung

mahasiswa peserta mata kuliah PPLK untuk bisa lulus, maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan suatu penelitian. Peneliti melakukan penelitian dengan

judul ”Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy belief untuk lulus pada Mahasiswa

Peserta Mata Kuliah Prosedur Penyusunan Laporan Kepribadian (PPLK)

Semester Genap 2009/2010 pada Fakultas Psikologi Universitas ”X” di Kota

Bandung”.

1. 2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah Sejauhmana derajat self-efficacy belief untuk

lulus pada mahasiswa peserta mata kuliah PPLK semester genap 2009/2010 di

(45)

1. 3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1. 3. 1 Maksud

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai

self-efficacy belief untuk lulus mata kuliah PPLK pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas ”X” di Kota Bandung.

1. 3. 2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang derajat

self-efficacy belief untuk lulus mata kuliah PPLK pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas ”X” di Kota Bandung dan sumber-sumber yang mempengaruhi

self-efficacy belief.

1. 4 Kegunaan Penelitian 1. 4. 1 Kegunaan Ilmiah

• Sebagai masukan bagi ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Perkembangan

dan pendidikan dalam hal self-efficacy belief pada mahasiswa.

• Sebagai masukan bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian

mengenai self-efficacy belief pada mahasiswa.

1. 4. 2 Kegunaan Praktis

• Sebagai masukan bagi mahasiswa peserta mata kuliah PPLK pada

(46)

self-efficacy belief mereka sehingga dapat menjadi bahan untuk pengenalan

diri, dan bagi mahasiswa yang memiliki self-efficacy belief rendah agar

dapat meningkatkan self-efficacy belief-nya.

Sebagai masukan bagi dosen mata kuliah PPLK mengenai derajat

self-efficacy belief mahasiswa didiknya dan dapat membantu meningkatkan

mahasiswa yang memiliki self-efficacy belief rendah serta membantu

mempertahankan self-efficacy belief mahasiswa didiknya yang sudah

memiliki self-efficacy belief tinggi.

Sebagai masukan bagi dosen wali mahasiswa mengenai pentingnya

self-efficacy belief untuk bisa berhasil dalam perkuliahan mahasiswa tersebut.

1. 5 Kerangka Pemikiran

Mahasiswa peserta mata kuliah PPLK Fakultas Psikologi Universitas ”X”

di Kota Bandung termasuk individu yang berada pada masa dewasa awal. Masa

dewasa awal merupakan masa seseorang mencapai puncak kekuatan fisik serta

mulai membangun kemandirian dari sisi pribadi maupun ekonomi, pengembangan

karir, mencari pasangan, mulai berkeluarga dan mengasuh anak (Santrock, 2003).

Saat individu menjalani transisi dari masa remaja ke masa dewasa, mereka harus

menghadapi dunia yang kompleks dan penuh dengan tantangan dengan berbagai

macam peran dan tugas yang harus dijalankan. Dalam rentang usia tersebut,

individu mulai meninggalkan perasaan ketergantungan yang terdapat pada masa

anak-anak, tetapi juga belum sepenuhnya menunjukkan perasaan tanggung jawab

(47)

Pada masa dewasa awal, mahasiswa yang sedang menjalani dunia

perkuliahan diharapkan mampu menyesuaikan diri antara kemampuan yang

dimilikinya dengan tuntutan kuliahnya agar mahasiswa dapat melakukan dan

menyelesaikan semua tugas yang dibebankan pada mereka. Dalam usaha

mencapai keberhasilan, setiap individu akan dihadapkan pada berbagai hambatan

dan kesulitan seperti: kondisi fisik yang buruk, perasaan malas, perasaan tidak

yakin, kesulitan dalam pemahaman materi, situasi kampus yang tidak kondusif,

teman-teman yang kurang mendukung, kurangnya fasilitas dan sarana, dosen yang

kurang kompeten, perubahan kurikulum, tuntutan belajar yang tinggi, dan

berbagai hambatan lainnya (Santrock, 2003).

Mahasiswa peserta mata kuliah PPLK pada umumnya berada pada masa

dewasa awal yang dimana dituntut untuk bisa mengatasi setiap kesulitan dan

hambatan yang ditemui selama mengikuti perkuliahan PPLK. Untuk dapat

mencapai keberhasilan demi keberhasilan selama mengikuti perkuliahan PPLK

dan mampu mengatasi setiap hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam

mengikuti perkuliahan PPLK, mahasiswa membutuhkan self-efficacy belief yang

tinggi. Self-efficacy belief yaitu suatu keyakinan akan kemampuan yang dimiliki

sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan (Bandura, 1977).

Self-efficacy belief mahasiswa peserta mata kuliah PPLK secara kognitif

dapat dikembangkan melalui empat sumber pengaruh utama, yaitu: mastery

experiences, vicarious experiences, verbal persuasion dan physiological and

(48)

mahasiswa peserta mata kuliah PPLK menginterpretasikan sumber-sumber

informasi yang diperolehnya tersebut (Bandura, 2002).

Mastery experiences merupakan sumber self-efficacy belief yang berasal

dari penhayatan pengalaman berhasil atau tidaknya individu melakukan suatu

keterampilan. Mahasiswa peserta mata kuliah PPLK yang telah memiliki beberapa

pengalaman berhasil saat mereka mampu lulus mata kuliah Psikodiagnostika atau

mata kuliah lainnya yang memiliki tuntutan yang hampir sama dengan mata

kuliah PPLK dapat meningkatkan self-efficacy belief. Keberhasilan dalam mata

kuliah psikodiagnostik atau mata kuliah lainnya yang memiliki tuntutan yang

hampir sama dengan mata kuliah PPLK dapat meningkatkan self-efficacy belief

yang mereka miliki. Sedangkan seringnya mengalami kegagalan dapat

menghambat self-efficacy belief, terutama jika self-efficacy belief belum terbentuk

dengan mantap sebelum peristiwa kegagalan tersebut terjadi.

Vicarious experiences merupakan sumber self-efficacy belief yang berasal

dari pengamatan individu terhadap individu lain yang dianggap sebagai model.

Mahasiswa peserta mata kuliah PPLK akan meningkatkan atau menurunkan

self-efficacy belief mereka melalui pengamatan yang dilakukannya terhadap kakak

kelasnya atau orang yang menjadi panutan yang dipandang memiliki kemampuan

yang kurang lebih sama dengan dirinya dan dianggap sebagai model oleh

mahasiswa tersebut. Jika kakak kelasnya atau orang yang menjadi panutan bisa

mengikuti perkuliahan PPLK dan berhasil lulus dengan nilai yang memuaskan,

maka akan meningkatkan self-efficacy belief yang dimiliki oleh mahasiswa peserta

(49)

kelasnya atau orang yang menjadi panutannya mengikuti perkuliahan PPLK dan

tidak lulus, maka akan menurunkan self-efficacy belief yang dimiliki oleh

mahasiswa peserta mata kuliah PPLK terhadap mata kuliah PPLK.

Social/verbal persuasion merupakan sumber self-efficacy belief yang

berasal dari perkataan atau tindakan yang diberikan oleh lingkungan kepada

individu yang menyatakan mampu atau tidaknya individu melakukan suatu

keterampilan. Mahasiswa peserta mata kuliah PPLK akan memiliki self-efficacy

belief yang tinggi melalui seringnya memperoleh pujian atau kritikan bahwa

mereka mampu dan memiliki kemungkinan untuk berhasil dalam mengikuti

perkuliahan PPLK. Hal ini akan membuat mahasiswa merasa yakin dan mampu

untuk melakukan kegiatan-kegiatan selama perkuliahan PPLK, dan akan

membayangkan suatu peristiwa keberhasilan yang menyertainya. Selain dari itu,

dapat meningkatkan self-efficacy belief mereka jika ternyata mahasiswa berhasil

dalam melakukan kegiatan dalam perkuliahan PPLK. Sebaliknya, jika mahasiswa

mendapatkan suatu persuasi bahwa mereka tidak mampu atau kurang mampu

melakukan kegiatan-kegiatan selama perkulihan PPLK dan tidak akan berhasil

dalam kegiatan tersebut, maka hal tersebut akan menghambat self-efficacy belief

yang dimiliki oleh mahasiswa peserta mata kuliah PPLK, merasa kurang mampu,

dan akan membayangkan situasi kegagalan yang akan menyertainya. Hal ini

membuat mahasiswa menghindari kegiatan-kegiatan dalam perkuliahan PPLK

yang menantang dan akan mudah menyerah bila menghadapi hambatan atau

(50)

Physiological & affective states merupakan sumber self-efficacy belief

dengan cara menginterpretasikan kondisi fisik, reaksi stress dan ketegangan

mereka. Suasana hati juga mempengaruhi penilaian seseorang terhadap

self-efficacy-nya. Misalnya mahasiswa peserta mata kuliah PPLK sedang memiliki

kondisi emosional dan fisik yang baik saat mengikuti perkuliahan PPLK sehingga

hal tersebut meningkatkan self-efficacy belief, karena mood positif tersebut

meningkatkan self-efficacy belief.

Self-efficacy belief mencakup empat hal. Pertama adalah keyakinan

tentang kemampuan untuk membuat pilihan oleh mahasiswa peserta mata kuliah

PPLK dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen, mengikuti

perkuliahan yang dilaksanakan beberapa kali dalam satu minggu, melakukan

pengambilan data untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah PPLK dan mengikuti

ujian mata kuliah PPLK.

Hal kedua adalah keyakinan tentang kemampuan untuk mengeluarkan

usaha oleh mahasiswa peserta mata kuliah PPLK dalam mengerjakan tugas-tugas

yang diberikan dosen, mengikuti perkuliahan yang dilaksanakan beberapa kali

dalam satu minggu, melakukan pengambilan data untuk memenuhi tugas akhir

mata kuliah PPLK dan mengikuti ujian mata kuliah PPLK.

Hal ketiga adalah keyakinan tentang kemampuan mahasiswa peserta mata

kuliah PPLK untuk bertahan saat dihadapkan dengan rintangan-rintangan (dan

saat dihadapkan dengan kegagalan) pada saat mengerjakan tugas-tugas yang

(51)

satu minggu, melakukan pengambilan data untuk memenuhi tugas akhir mata

kuliah PPLK dan mengikuti ujian mata kuliah PPLK.

Hal keempat adalah keyakinan tentang kemampuan mahasiswa peserta

mata kuliah PPLK untuk mengendalikan stress dan depresi saat mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan dosen, mengikuti perkuliahan yang dilaksanakan

beberapa kali dalam satu minggu, melakukan pengambilan data untuk memenuhi

tugas akhir mata kuliah PPLK dan mengikuti ujian PPLK.

Mahasiswa yang memiliki self-efficacy belief tinggi akan menetapkan

nilai tinggi untuk lulus mata kuliah PPLK dan akan berusaha keras untuk

mencapai tujuan atau targetnya dalam hal ini adalah untuk lulus mata kuliah

PPLK, juga akan membayangkan situasi keberhasilan yang menyertai usahanya

tersebut. Sedangkan mahasiswa yang memiliki self-efficacy belief yang rendah,

tidak akan menetapkan tujuan atau target yang tinggi untuk dirinya, tidak

memiliki kemauan untuk berusaha mencapai hasil yang maksimal, dan akan

membayangkan situasi kegagalan yang menyertai usahanya dalam hal ini adalah

(52)
(53)

1. 6 Asumsi Penelitian

Mahasiswa peserta mata kuliah PPLK memerlukan self-efficacy belief

yang tinggi untuk bisa lulus mata kuliah PPLK.

Derajat self-efficacy belief pada mahasiswa peserta mata kuliah PPLK

dapat mempengaruhi pilihan yang dibuat oleh mahasiswa, usaha yang

dikeluarkannya, berapa lama mahasiswa bertahan saat dihadapkan pada

rintangan (dan saat dihadapkan dengan kegagalan), dan kemampuan

mengatasi stress dan depresi.

Self-efficacy belief pada mahasiswa peserta mata kuliah PPLK terkait

dengan kehadiran dikelas, dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan

dosen, melakukan pengambilan data, dan melakukan ujian.

Sumber-sumber efficacy belief dapat mempengaruhi derajat

self-efficacy belief.

Mahasiswa peserta mata kuliah PPLK memiliki derajat self-efficacy belief

(54)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai derajat self-efficacy belief, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebesar 52,7% mahasiswa peserta mata kuliah PPLK pada Fakultas Psikologi

Universitas ”X” di Kota Bandung memiliki self-efficacy belief tinggi untuk

lulus. Mahasiswa peserta mata kuliah PPLK dengan derajat self-efficacy belief

tinggi memiliki keyakinan yang tinggi dalam membuat pilihan, dalam

mengeluarkan usaha, bertahan saat dihadapkan pada rintangan, dan

mengendalikan stress dan depresi.

2. Sebesar 47,3% mahasiswa peserta mata kuliah PPLK pada Fakultas Psikologi

Universitas “X” di Kota Bandung memiliki self-efficacy belief rendah untuk

lulus. Mahasiswa peserta mata kuliah PPLK dengan derajat self-efficacy belief

rendah memiliki keyakinan yang rendah dalam membuat pilihan, dalam

mengeluarkan usaha, bertahan saat dihadapkan pada rintangan, mengendalikan

stress dan depresi.

3. Sumber mastery experience, pengalaman keberhasilan dan kegagalan

memiliki kecenderungan keterkaitan dengan self-efficacy belief pada

mahasiswa peserta mata kuliah PPLK pada Fakultas Psikologi Universitas

(55)

2

4. Sumber vicarious experience, pengalaman keberhasilan dan kegagalan orang

lain tidak memiliki kecenderungan keterkaitan dengan self-efficacy belief pada

mahasiswa peserta mata kuliah PPLK pada Fakultas Psikologi Universitas

“X” di Kota Bandung.

5. Sumber social/verbal persuasion, frekuensi kritikan tidak memiliki

kecenderungan keterkaitan dengan self-efficacy belief. Sedangkan frekuensi

feedback positif memiliki kecenderungan keterkaitan dengan self-efficacy

belief. Pengaruh kritikan dan feedback positif memiliki kecenderungan

keterkaitan dengan self-efficacy belief pada mahasiswa peserta mata kuliah

PPLK pada Fakultas Psikologi Universitas “X” di Kota Bandung.

6. Sumber physiological & affective states, kondisi fisik dan suasana hati tidak

memiliki kecenderungan keterkaitan dengan self-efficacy belief pada

mahasiswa peserta mata kuliah PPLK pada Fakultas Psikologi Universitas

“X” di Kota Bandung.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan

beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang

membaca penelitian ini :

5.2.1 Penelitian Lanjutan

1. Disarankan untuk melakukan penelitian mengenai keterkaitan antara mastery

experience, vicarious experience, social/verbal persuasion, dan physiological

(56)

3

minimal ”C” pada mahasiswa peserta mata kuliah PPLK pada Fakultas

Psikologi Universitas ”X” di Kota Bandung.

5.2.2 Guna Laksana

1. Bagi mahasiswa peserta mata kuliah PPLK pada Fakultas Psikologi

Universitas ”X” di Kota Bandung agar memahami kondisi diri sehubungan

dengan self-efficacy belief yang dimiliki dan melakukan upaya-upaya terarah

untuk meningkatkan self-efficacy belief dengan cara meminta feedback dari

dosen, teman ataupun orang tua mengenai kekurangan diri dan kelebihan diri

sehingga dapat memperbaiki diri menjadi lebih baik terutama yang

berhubungan dengan perkuliahan, mengamati usaha-usaha orang yang

memiliki pengalaman berhasil lulus mata kuliah PPLK dan meniru

usaha-usaha yang dilakukan orang tersebut sehingga dapat menigkatkan self-efficacy

belief, mengamati kegagalan orang yang pernah mengikuti mata kuliah PPLK

sehingga tidak mengulangi kesalahan yang sama, menjaga kondisi fisik

selama menjalani perkuliahan PPLK sehingga dapat memberikan usaha yang

maksimal untuk lulus mata kuliah PPLK.

2. Bagi dosen-dosen dan asisten mahasiswa mata kuliah PPLK disarankan untuk

memberikan feedback positif kepada mahasiswa peserta mata kuliah PPLK

saat berhasil mengerjakan tugas-tugas, pengambilan data, ujian dan laporan

hasil pengambilan data mata kuliah PPLK dan memberikan kritik yang

(57)

4

saat mengerjakan tugas-tugas, pengambilan data, ujian dan laporan hasil

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert. 1997. Self-Efficacy in Changing Sociates. Cambrige University

Press.

Bandura, Albert. 2002. Self-Efficacy : The Exercise of Control. New York :

Freeman and Company.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Grasindo.

Santrock, J. W. 1999. Adolescence. New York : Mc Grow Hill International

Edition

Wijaya. 2001. Statistika Non Parametrik (Aplikasi Program SPSS). Bandung :

(59)

DAFTAR RUJUKAN

Outline Penelitian dengan Judul Survey Mengenai Self Efficacy pada Mahasiswa

Gambar

Tabel A.2 Persentase bidang keberhasilan
Tabel A.3 Persentase pendapat responden tentang
Tabel A.6 Persentase pendapat responden mengenai pengaruh kegagalan terhadap self-efficacy belief
Tabel B.2 Persentase pendapat responden mengenai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, Jika dilihat dari hasil estimasi yang tersajikan pada Tabel 12 terlihat bahwa variabel harga minyak kelapa sawit Indonesia hanya berpengaruh

Jumlah peminum alkohol yang semakin bertambah membuat penulis tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh konsumsi alkohol 40% terhadap hati berdasarkan

[r]

yaitu terdapat GPS, kamera, dan penampil indikator baterai. Robot ini memiliki 2 motor sebagai pendorong dan 1 motor untuk mengangkat body robot. GPS pada perancangan

If there is abscess formation, incision and drainage is required followed by surgery which aimed to complete dissection of sinus by using various technique like the

Teks Menu pakai Calibri, Bold 14 point 3.

Posisi Indonesia di kawasan Asia Tenggara sebagai ketua ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations) 2011 memberikan kesempatan positif bagi Indonesia untuk bertindak

Pada tahun pertama telah ditemukan permasalahan pembelajaran patiseri, analisis kirikulum patiseri (4 MK patiseri), yang menjadi dasar pengembangan model dan perangkat