PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PENGGUNAAN MULTIVITAMIN PADA ANAK DI KECAMATAN MERGANGSAN
KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Sonia Efrina Agusta Saemani
108114066 INTISARI
Masalah kesehatan dan pertumbuhan anak pada masa sekarang ini banyak menjadi perhatian orangtua. Salah satunya adalah masalah pemenuhan gizi bagi anak melalui pemberian produk suplemen multivitamin sehingga, diperlukan pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta tahun 2013.
Jenis penelitian yang dilakukan observasional dengan rancangan penelitian analytical cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada 96 responden dengan metode stratified sampling. Data yang diperoleh berupa data primer dengan instrumen kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya (α
= 0,767). Analisis hasil menggunakan uji chi-square yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik setiap variabel penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden terhadap penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan sudah baik (89%). Tidak ada pengaruh usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan terhadap tingkat pengetahuan.
ABSTRACT
Nowadays, children’s health and growth problems have become the concern of parents. One of the problems is fulfillment of children’s nutrition by
giving multivitamin supplement product. Therefore, appropriate parental knowledge about the use of multivitamin for children is required. This research aims to conduct a study on parental knowledge about the using of multivitamin for children in Subdistrict Mergangsan Yogyakarta in 2013.
This study is a observational research with analytical cross-sectional study design. Data was collected from 96 respondents using stratified sampling method. The obtained data was primary data collected by questionnaire instrument which its validity and reliability (α = 0,767). Result analysis used chi-square which aimed to understood the influence characteristics of each study variable.
The result shows the level of knowledge on the use of multivitamins for children in the Subdistrict Mergangsan is good (89%). There is no influence of age, education, occupation, and income on the level of knowledge.
PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PENGGUNAAN
MULTIVITAMIN PADA ANAK DI KECAMATAN MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm. )
Program Studi Farmasi
Oleh :
Sonia Efrina Agusta Saemani
NIM : 108114066
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PENGGUNAAN
MULTIVITAMIN PADA ANAK DI KECAMATAN MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm. )
Program Studi Farmasi
Oleh :
Sonia Efrina Agusta Saemani
NIM : 108114066
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
Bersukacitalah dalam
pengharapan, sabarlah dalam
kesesakan, dan bertekunlah dalam
doa (Roma 12:12)
Kupersembahkan untuk
Tuhan Yesus atas kasih dan berkatNya dalam hidupku
Mama dan Papa, adik Aril dan Lisa atas doa dan dukungannya
v
PRAKATA
Puji dan syukur tak terhingga penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas cinta kasih, berkat, kesempatan, dan pertolongan-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Demografi Terhadap Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Penggunaan Multivitamin
Pada Anak Di Kecamatan Mergangsan Kota YogyakartaTahun 2013”.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan, pengarahan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak,
sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Dengan kerendahan hati, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph. D., Apt. dan Ibu Maria
Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh
kesabaran telah memberikan bimbingan, dukungan, waktu, semangat, saran,
kritik, dan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini
sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. dan Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt.
selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan kritik sehingga skripsi ini
menjadi lebih baik.
3. Semua responden di Kecamatan Mergangsan yang sudah bersedia
meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian.
4. Dekan dan seluruh staf Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
vi
5. Bapak Camat Mergangsan, Bapak Lurah Keparakan, Bapak Lurah
Wirogunan, Bapak Lurah Brontokusuman yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk melakukan penelitian di Kecamatan Mergangsan.
6. Teman-teman seperjuangan, Lidya Eryana Puthi HE, Nelly Wulandari,
Febriaty Ivana M. Toewak, dan Khristina Julita Pintani yang selalu saling
menyemangati, saling mendukung dalam satu kebersamaan selama proses
penelitian dan dalam penyusunan skripsi.
7. Antonius Yuca Prabowo atas doa, waktu, dan dukungan yang diberikan
sampai penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku Tyas, Niken, Odex, Ike, Defi, Robert, Wulan, Odil, Desti,
dan Asisi Dian atas kebersamaan dan dukungan dalam penelitian skripsi ini.
9. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2010 (FKK dan FST).
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan telah
membantu dalam pembuatan skripsi ini dengan doa dan dukungannya penulis
ucapkan terimakasih.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Semoga
skripsi ini memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya
untuk pengabdian pada masyarakat terutama mengenai penggunaan multivitamin.
Yogyakarta, 7 Agustus 2014
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PRAKATA... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
INTISARI... xvi
ABSTRACT... xvii
BAB I PENGANTAR ... 1
A. Latar Belakang ... 1
1. Permasalahan ... 3
2. Keaslian penelitian... 4
3. Manfaat penelitian ... 5
B. Tujuan Penelitian ... 6
x
2. Tujuan khusus ... 6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA... 7
A. Pengetahuan ... 7
B. Multivitamin ... 9
C. Anak ... 10
D. Data Monografi Kecamatan Mergangsan ... 11
E. Landasan Teori... 12
F. Hipotesis ... 13
BAB III. METODE PENELITIAN... 14
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 14
B. Variabel Penelitian... 14
1. Variabel bebas (Independent) ... 14
2. Variabel tergantung (Dependent)... 14
C. Definisi Operasional ... 14
D. Subyek Penelitian dan Sampling... 15
E. Instrumen Penelitian ... 17
F. Tata Cara Penelitian ... 19
1. Penentuan lokasi ... 19
2. Pengurusan ijin... 19
3. Pembuatan instrumen penelitian ... 20
4. Penyebaran kuesioner ... 21
5. Pengolahan data ... 22
xi
H. Kelemahan Penelitian ... 25
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26
A. Deskriptif Karakteristik Demografi Responden ... 26
B. Tingkat Pengetahuan Responden Terkait Penggunaan Multivitamin ... 33
C. Pengaruh Karakteristik Demografi Terhadap Tingkat Pengetahuan ... 36
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 40
A. Kesimpulan ... 40
B. Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 42
LAMPIRAN ... 44
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Kategori Item Pernyataan pada Tingkat Pengetahuan Responden dengan Jenis PernyataanFavorabledan
Unfavorable... 18
Tabel II. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Data
Demografi Responden ... 27
Tabel III. Proporsi Responden berdasarkan Jawaban terhadap Produk Multivitamin yang digunakan pada Anak di
Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta ... 32
Tabel IV. Proporsi Responden yang Menyatakan Harapan terhadap Penggunaan Multivitamin pada Anak di Kecamatan
MergangsanKota Yogyakarta………... 33
Tabel V. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat
Pengetahuan Penggunaan Multivitamin ... 34
Tabel VI. Distribusi Jawaban Benar dan Jawaban Salah terhadap
Kategori Pengetahuan Responden ... 35
Tabel VII. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat
Pengetahuan dan Usia…... 36
Tabel VIII. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat
Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan ... 37
Tabel IX. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat
Pengetahuan danPekerjaan………. 38
Tabel X. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pengujian Statistik Hipotesis…... 24
Gambar 2. Proporsi Responden berdasarkan Jawaban terhadap Harga
Multivitamin yang digunakan Responden di Kecamatan
Mergangsan Kota Yogyakarta…... 28
Gambar 3. Proporsi Responden berdasarkan Jawaban terhadap
Frekuensi Pemberian Multivitamin pada Anak di
Kecamatan Mergangsan KotaYogyakarta………... 29
Gambar 4. Proporsi Responden berdasarkan Jawaban terhadap Tempat
Membeli Multivitamin pada Anak di Kecamatan
Mergangsan Kota Yogyakarta………... 29
Gambar 5. Proporsi Responden berdasarkan Jawaban terhadap Bentuk
Sediaan Penggunaan Multivitamin pada Anak di
Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta………... 30
Gambar 6. Proporsi Responden berdasarkan Jawaban terhadap Sumber
Informasi Penggunaan Multivitamin pada Anak di
Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta... 31
Gambar 7. Proporsi Responden berdasarkan Jawaban terhadap Rentang
Waktu Terakhir Menggunakan Multivitamin pada Anak di
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian... 45
Lampiran 2. Surat Ijin Dinas Perijinan ... 51
Lampiran 3. Surat Dinas Kesehatan... 52
Lampiran 4. Data Monografi Kelurahan Brontokusuman ... 53
Lampiran 5. Data Monografi Kelurahan Keparakan... 55
Lampiran 6. Data Monografi Kelurahan Wirogunan ... 58
Lampiran 7. Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan ... 60
Lampiran 8. Karakteristik Responden... 62
Lampiran 9. Hasil UjiFisherpada tingkat pengetahuan dengan variabel usia ... 64
Lampiran 10. Hasil ujiFisherpada tingkat pengetahuan dengan variabel pendidikan ... 65
Lampiran 11. Hasil ujiChi-squarepada tingkat pengetahuan dengan variabel pekerjaan ... 66
xv
Lampiran 13. Multivitamin anak yang termasuk di MIMS ... 68
Lampiran 14. Data Informasi Penggunaan Multivitamin Anak ... 71
Lampiran 15. Data Demografi dan Tingkat Pengetahuan
Responden ... 77
Lampiran 16. Jumlah Populasi Anak di Setiap Kecamatan Kota
Yogyakarta ... 83
Lampiran 17. Distribusi Aktavol®dan Ferriz®di Setiap Kecamatan
xvi
INTISARI
Masalah kesehatan dan pertumbuhan anak pada masa sekarang ini banyak menjadi perhatian orangtua. Salah satunya adalah masalah pemenuhan gizi bagi anak melalui pemberian produk suplemen multivitamin sehingga, diperlukan pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta tahun 2013.
Jenis penelitian yang dilakukan observasional dengan rancangan penelitian analytical cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada 96 responden dengan metode stratified sampling. Data yang diperoleh berupa data primer dengan instrumen kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya (α
= 0,767). Analisis hasil menggunakan uji chi-square yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik setiap variabel penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden terhadap penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan sudah baik (89%). Tidak ada pengaruh usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan terhadap tingkat pengetahuan.
xvii
ABSTRACT
Nowadays, children’s health and growth problems have become the concern of parents. One of the problems is fulfillment of children’s nutrition by giving multivitamin supplement product. Therefore, appropriate parental knowledge about the use of multivitamin for children is required. This research aims to conduct a study on parental knowledge about the using of multivitamin for children in Subdistrict Mergangsan Yogyakarta in 2013.
This study is a observational research with analytical cross-sectional study design. Data was collected from 96 respondents using stratified sampling method. The obtained data was primary data collected by questionnaire instrument which its validity and reliability (α = 0,767). Result analysis used chi-square which aimed to understood the influence characteristics of each study variable.
The result shows the level of knowledge on the use of multivitamins for children in the Subdistrict Mergangsan is good (89%). There is no influence of age, education, occupation, and income on the level of knowledge.
1
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup
yang sehat (Depkes RI, 2009). Perilaku hidup sehat dapat menjadi salah satu
modal utama seseorang menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Masalah kesehatan dan pertumbuhan anak pada masa sekarang ini
banyak menjadi perhatian orangtua, salah satunya adalah masalah pemenuhan gizi
bagi anak. Permasalahan gizi pada anak merupakan permasalahan yang sangat
penting karena menyangkut kualitas sumber daya manusia di masa yang akan
datang, karena di masa inilah periode tumbuh kembang yang paling optimal baik
untuk intelegensianya maupun fisiknya. Pemberian gizi yang baik sangat
membantu perkembangan dan pertumbuhan yang optimal bagi anak.
Peran orangtua sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anaknya. Banyak orangtua yang berlebihan dalam memberikan
asupan gizi untuk anaknya. Terkadang tidak terlalu dimengerti oleh orangtua,
walaupun anak telah cukup sehat namun tetap dianggap anak kurang sehat
ataupun gizinya kurang mencukupi, sehingga orangtua mengambil inisiatif untuk
memberikan multivitamin pada anak yang berguna untuk pemenuhan gizinya.
berat badan anak naik atau anak dikatakan sehat adalah makanan yang bergizi
bukan multivitamin ataupun suplemen makanan.
Penelitian yang dilakukan oleh UC Davis School of Medicine terhadap
11.000 anak berusia 2-17 tahun yang mengkonsumsi suplemen vitamin dan
mineral sejak 1999-2004 diperoleh bahwa banyak anak balita dan remaja dalam
kondisi sehat di Amerika Serikat mengkonsumsi suplemen yang tidak mereka
butuhkan. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa 37% anak mengkonsumsi
suplemen dengan kondisi sangat sehat, sekitar 28% anak-anak berada dalam
kondisi sakit atau kurang asupan vitamin, dan sekitar 30% - 40% anak dengan
over weightmengkonsumsi vitamin (Shaikh, 2009). Penggunaan suplemen secara
berlebihan dinyatakan dapat menyebabkan komplikasi medis, termasuk gangguan
saraf, iritasi pencernaan, keracunan hati dan ginjal dan beberapa gangguan lain
(Widodo, 2010).
Dalam proses wawancara bersama Siti Badriyah (2013) selaku Kepala
Seksi Gizi di Dinkes Provinsi DIY, mengungkapkan bahwa gizi buruk yang
terjadi di Yogyakarta tidak disebabkan karena ekonomi rendah, melainkan karena
penyakit penyerta seperti diare, TBC, dan lain-lain. Penyebab lainnya adalah
ketika terjadi kesalahan pola asuh dari orangtua yang biasanya menitipkan anak
pada pengasuh lain yang kurang mengetahui asupan gizi yang proporsional,
sehingga mengakibatkan kurangnya asupan gizi pada anak. Oleh karena itu,
terkadang orangtua hanya mengandalkan suplemen makanan untuk memenuhi
Menurut Yanti (2004), kelebihan pemberian vitamin juga tidak akan
berakibat baik dikemudian hari ketika diberikan dengan tujuan agar anak
bertambah gemuk atau hanya untuk meningkatkan kesehatan yang sebenarnya
sudah cukup sehat. Dari berbagai studi jangka pendek kelebihan penggunaan
suplemen multivitamin dapat berakibat tidak baik bagi kesehatan, seperti
penggunaan dalam jangka panjang dapat mengganggu fungsi ginjal.
Menurut Dinkes Provinsi DIY (2011), menyatakan bahwa Kota
Yogyakarta menempati jumlah populasi paling sedikit dari 5 Kabupaten yang ada
di Provinsi DIY. Akan tetapi, dalam masalah status gizi balita Kota Yogyakarta
menempati peringkat ke-1 untuk gizi buruk (1,35%) dan untuk status gizi berlebih
(4,07%).
Berdasarkan dari fenomena tersebut peneliti mengadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan
Kota Yogyakarta tahun 2013”. Pemilihan Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta yaitu berdasarkan pemilihan dengan teknik random sampling karena
penelitian yang dilakukan adalah penelitian tim yang dilakukan oleh 5 orang
peneliti. Berdasarkan angka kejadian yang diperoleh bahwa Kecamatan
Mergangsan Kota Yogyakarta menempati urutan ke-2 (18,9%) yang memiliki gizi
buruk pada anak-anak setelah Kecamatan Mantrijeron (20,83%).
1. Permasalahan :
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, timbul
a. Seperti apakah karakteristik demografi orangtua yang memberikan
multivitamin pada anak?
b. Seberapa besar tingkat pengetahuan tentang penggunaan multivitamin
pada anak?
c. Apakah ada pengaruh karakteristik demografi (usia, pendidikan,
pekerjaan, dan penghasilan) terhadap tingkat pengetahuan?
2. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran referensi yang telah dilakukan, penelitian tentang
pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan penggunaan
multivitamin pada anak belum pernah dilakukan. Adapun penelitian yang mirip
dengan penelitian ini antara lain :
a. Penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2004), dengan judul
“Perilaku Ibu tehadap Penggunaan Multivitamin untuk Anak Balita di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli Medan”. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada lokasi dan fokus penelitian. Penelitian oleh Eva Yanti
dilakukan di Medan sedangkan penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta.
Fokus penelitian yang dilakukan oleh Yanti adalah gizi anak balita terhadap
penggunaan multivitamin, sedangkan pada penelitian ini lebih memfokuskan
pengaruh karaktersitik demografi terhadap tingkat pengetahuan orangtua terhadap
penggunaan multivitamin pada anak.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Permatasari (2008), dengan judul
“Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dari Anak Taman
Surakarta”. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada subjek, lokasi, dan fokus
penelitian. Subjek penelitian yang digunakan pada penelitian Permatasari adalah
ibu dari anak taman kanak-kanak, sedangkan pada penelitian ini adalah orangtua
dari anak dalam rentang umur 2-12 tahun. Kemudian lokasi penelitian yang
dilakukan oleh Permatasari dilakukan di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta,
sedangkan pada penelitian ini dilakukan di Kecamatan Mergangsan Kota
Yogyakarta. Dan fokus penelitian yang dilakukan oleh Permatasari adalah
hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dari anak taman
kanak-kanak terhadap pemilihan mulitivitamin, sedangkan penelitian ini lebih
memfokuskan hubungan karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan
orangtua terhadap penggunaan multivitamin pada anak.
Sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian tentang pengaruh
karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan orangtua tentang
penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta
tahun 2013.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan terkait
penggunaan multivitamin pada anak.
b. Manfaat praktis :
1) Bagi masyarakat penelitian ini dapat meningkatkan motivasi untuk mencari
informasi atau memanfaatkan sumber informasi mengenai penggunaan
2) Bagi akademisi penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bentuk
pengembangan model edukasi dan pengembangan penelitian sehubungan dengan
pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak.
3) Bagi Dinas Kesehatan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
menentukan evaluasi pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehubungan dengan
distribusi dan pemberian informasi mengenai multivitamin pada anak.
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum :
Untuk melakukan kajian terhadap pengetahuan orangtua tentang
penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta
tahun 2013.
2. Tujuan khusus :
a. untuk mengidentifikasi karakteristik demografi orangtua.
b. untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang penggunaan
multivitamin pada anak.
c. untuk mengetahui adanya pengaruh karakteristik demografi (usia,
pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan) terhadap tingkat
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA A. Pengetahuan
Menurut Wibowo (2014), pengetahuan timbul karena adanya sifat ingin
tahu yang merupakan salah satu sifat yang pada umumnya dimiliki oleh manusia.
Tahu akan sesuatu diartikan bahwa memiliki pengetahuan dan pengetahuan itu
identik dengan keputusan yang dibuat oleh seseorang terhadap sesuatu. Salah satu
ciri manusia adalah sifat keingintahuannya sangat besar akan peristiwa-peristiwa
atau fenomena yang terjadi di sekitarnya. Keingintahuan ini dapat bermula dari
hal yang sederhana, seperti ingin tahu tentang apa, di mana, kapan, dan siapa. Bila
upaya dari keingintahuan tersebut tercapai atau berhasil mendapatkan hasil yang
ingin diketahui, maka dapat dikatakan seseorang telah memperoleh pengetahuan
(knowledge). Pengetahuan yang diperoleh akan menjadi suatu hal yang sangat
berguna karena dapat digunakan untuk melakukan peramalan tentang peristiwa di
masa depan dan ketika hal itu terjadi maka kemungkinan hal yang lain dapat
terjadi yaitu pengetahuan tersebut dapat dipakai untuk mengendalikan hal-hal atau
peristiwa yang mungkin ingin dihindari.
Setiap manusia yang berakal sehat sudah pasti memiliki pengetahuan,
baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur tentang suatu objek tertentu.
Pengetahuan dapat dimiliki karena adanya pengalaman atau melalui interaksi
manusia dan lingkungannya. Secara umum, ada tiga jenis pengetahuan yang
selama ini mendasari kehidupan manusia, yaitu : pertama, logika yang dapat
berpikir yang benar dan salah. Kedua, etika yang dapat membedakan antara baik
dan buruk dalam perbuatan manusia, serta yang ketiga estetika yang dapat
membedakan antara indah dan jelek. Kepekaan indra yang dimiliki, merupakan
modal dasar dalam memperoleh pengetahuan tersebut (Noor, 2012).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu usia,
pendidikan, pengalaman, pekerjaan, fasilitas informasi, sosial ekonomi, dan sosial
budaya. Pertama usia, dengan bertambahnya umur seseorang maka tingkat
pengetahuan akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang tepat. Faktor
yang kedua yaitu pendidikan. Pendidikan mempengaruhi cara pandang seseorang
terhadap diri dan lingkungannya. Faktor ketiga yaitu pengalaman. Pengalaman
dapat memperluas pengetahuan seseorang, semakin banyak pengalaman yang
diperoleh, semakin luas pula cakupan pengetahuan yang dimilikinya. Pengalaman
tersebut dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain
(Notoatmodjo, 2007).
Faktor keempat yaitu pekerjaan, semakin luas pekerjaan seseorang maka
pengetahuannya akan semakin baik apabila dibandingkan dengan seseorang yang
berprofesi tidak bekerja yang cakupannya sempit. Fasilitas informasi juga
merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang mempunyai
sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih
luas (Sarwono, 2009). Selanjutnya, dengan pengetahuan-pengetahuan tersebut
akan menimbulkan kesadaran seseorang dan akhirnya menyebabkan seseorang
tersebut bersikap dan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup sangat
berpengaruh pada sosial ekonominya. Semakin tinggi sosial ekonomi semakin
banyak kebutuhan dan fasilitas yang dipenuhi, sehingga pengetahuan menjadi
lebih tinggi (Sarwono, 2009). Faktor terakhir yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang adalah sosial budaya. Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat
dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi dan secara langsung
dapat berpengaruh pada pengetahuan orang tersebut (Wawan dan Dewi, 2010).
Menurut Arikunto (2007) tingkat pengetahuan dibagi menjadi 4 skala
pengukuran dan menggunakan systemskoring, yaitu :
1. Pengetahuan baik, jika skor yang diperoleh 76-100%. Dalam penelitian ini,
responden mampu menjawab dengan benar sebanyak 21-27 pernyataan.
2. Pengetahuan cukup baik, jika skor yang diperoleh 56-75%. Dalam penelitian
ini, responden mampu menjawab dengan benar sebanyak 16-20 pernyataan
3. Pengetahuan kurang baik, jika skor yang diperoleh 40-55%. Dalam penelitian
ini, responden mampu menjawab dengan benar sebanyak 11-15 pernyataan
4. Pengetahuan tidak baik, jika skor yang diperoleh 0-39%. Dalam penelitian ini,
responden menjawab < 11 pernyataan.
B. Multivitamin
Multivitamin merupakan gabungan dari berbagai vitamin, biasanya
dibuat dalam bentuk sediaan tablet ataupun sirup. Umumnya produk multivitamin
menambahkan mineral dan zat penambah nafsu makan untuk melengkapi gizi
utama untuk menjaga vitalitas dan tumbuh kembang optimal anak (Wijaya &
Sunaryo, 2010).
Vitamin merupakan salah satu kelompok nutrisi yang penting dalam
proses metabolisme tubuh dan kelancaran penyerapan zat gizi, sedangkan mineral
meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi sangat penting untuk
menjaga organ tubuh agar berfungsi normal (Widodo, 2010).
Menurut Almatsier (2009), vitamin di bagi dalam dua kelompok, yaitu
vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Yang termasuk dalam vitamin larut
lemak adalah vitamin A, D, E, dan K sedangkan vitamin yang termasuk dalam
kelompok vitamin larut air adalah vitamin B-kompleks (vitamin B1, B2, B3, B5,
B6, folat, B12) dan vitamin C.
Mineral merupakan zat organik yang dalam jumlah kecil bersifat esensial
bagi banyak proses metabolisme dalam tubuh. Mineral yang paling banyak
dibutuhkan tubuh adalah kalium (K), natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium
(Mg), fosfor (P), dan klorida (Cl). Mineral yang dibutuhkan dalam jumlah kecil
(sering disebut elemen spura) adalah besi (Fe), seng (Zn), tembaga (Cu), mangan
(Mn), molibden (Mo), fluor (F), krom (Cr), iod (I), selenium (Se), kobalt (Co),
dan tronsium (Sr) (Widodo, 2010).
C. Anak
Menurut Pujiarto (2008), menyatakan bahwa seorang anak diduga
membutuhkan suplemen apabila terjadi gangguan pencernaan pada anak, terjadi
gangguan penyerapan zat gizi pada anak contohnya pada anak yang sering diare
sedang meningkat, anak mengalami kehilangan gizi yang berlebihan, pilihan
menu harian untuk anak terbatas, bila porsi asupan zat gizi anak tidak sesuai
dengan laju pertumbuhannya atau umumnya, anak mengalami gangguan enzim
pencernaan atau gangguan metabolisme bawaan, anak menderita penyakit infeksi,
sakit yang berat, sakit menahun, atau mengidap penyakit ginjal, hati, perut
sehingga metabolisme vitaminnya tidak sempurna.
Tubuh anak memerlukan lebih banyak zat gizi dari biasanya ketika anak
tersebut sakit. Padahal anak yang sakit cenderung kurang nafsu makan, akibatnya
asupan gizi (termasuk vitamin) berkurang. Pada kondisi seperti itu, tubuh anak
perlu dibantu dengan memberikan suplemen vitamin. Contohnya pada anak yang
sedang dalam pengobatan TBC, panak tersebut perlu diberikan suplemen vitamin
untuk membantu penyembuhan. Anak yang baru sembuh dari sakit, dapat diberi
suplemen. Namun, bila kondisi kesehatan anak sudah membaik, pemberian
suplemen sebaiknya dikurangi dan jika perlu dihentikan ketika anak sudah
benar-benar sehat dan selera makannya sudah kembali normal (Pujiarto, 2008).
D. Data Monografi Kecamatan Mergangsan
Kota Yogyakarta memiliki 14 Kecamatan, yaitu Danurejan,
Gedongtengen, Gondokusuman, Jetis, Kotagede, Kraton, Mantrijeron,
Mergangsan, Ngampilan, Pakualaman, Tegalrejo, Umbulharjo, dan Wirobrajan.
Dalam penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta Kecamatan Mergangsan.
Kecamatan Mergangsan memiliki 3 Kelurahan yaitu, Brontokusuman,
Keparakan, dan Wirogunan. Berdasarkan data monografi tingkat Kecamatan
33.190 orang dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) adalah 10.046 KK. Data
monografi Kecamatan berdasarkan jumlah jiwa usia kerja menurut jenis pekerjaan
tercatat 1.253 orang penduduk Kecamatan Mergangsan bekerja sebagai pegawai
negeri sipil, 86 orang sebagai ABRI, 6.762 orang sebagai pegawai swasta, 1.627
orang sebagai wiraswasta atau pedagang, dan tercatat 833 orang sebagai
pensiunan. Sebagian besar penduduk Kecamatan Mergangsan bekerja sebagai
pegawai swasta.
Berdasarkan tingkat pendidikan tercatat lulusan Sekolah Dasar sebanyak
2.868 orang, SMP/SLTP sebanyak 4.378 orang, SMA/SLTA sebanyak 9.677
orang, Akademi/D1-D3 sebanyak 2.013 orang, dan untuk lulusan Sarjana (S1-S3)
sebanyak 6.028 orang. Sebagian besar pendidikan terakhir masyarakat di
Kecamatan Mergangsan adalah lulusan SMA.
E. Landasan Teori
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah usia,
pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan atau sosial ekonomi. Bertambahnya usia
seseorang maka tingkat pengetahuan akan berkembang sesuai dengan
pengetahuan yang tepat sehingga pengetahuannya semakin baik (Notoatmodjo,
2007).
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi seperti hal-hal yang
menunjang peningkatan kesehatan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang, maka makin mudah menerima informasi yang diperoleh sehingga
berdampak pada pengetahuannya yang semakin baik (Notoatmodjo, 2007).
pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi lebih banyak dibandingkan dengan
responden pendidikan SD dan SMP. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuan yang dimiliki juga semakin
tinggi.
Semakin luas pekerjaan seseorang maka interaksi sosialnya semakin baik
sehingga mempengaruhi pengetahuannya yang akan semakin baik apabila
dibandingkan dengan seseorang yang berprofesi tidak bekerja yang cakupannya
sempit (Sarwono, 2009). Berdasarkan data monografi di Kecamatan Mergangsan
jumlah responden PNS, pegawai swasta, dan wiraswasta lebih banyak
dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja.
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup sangat
berpengaruh pada sosial ekonominya atau penghasilan seseorang. Semakin tinggi
sosial ekonomi semakin banyak kebutuhan dan fasilitas yang dipenuhi, sehingga
pengetahuan menjadi lebih baik (Sarwono, 2009).
F. Hipotesis
H1 : usia responden mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap penggunaan
multivitamin pada anak.
H2 : pendidikan responden mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap
penggunaan multivitamin pada anak.
H3 : pekerjaan responden mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap
penggunaan multivitamin pada anak.
H4 : penghasilan responden mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional dengan survei masyarakat
karena tidak dilakukan intervensi terhadap responden dan penelitian dilakukan di
masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Rancangan penelitian ini adalah menggunakan
rancangananalytical cross-sectional karena pengambilan data variabel bebas dan
variabel tergantung diambil pada waktu bersamaan.
B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas (independent)
Dalam penelitian ini variabel bebas (independent) adalah usia,
pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan keluarga.
2. Variabel tergantung (dependent)
Dalam penelitian ini variabel tergantung (dependent) adalah tingkat
pengetahuan responden terhadap penggunaan multivitamin pada anak di
Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta.
C. Definisi Operasional
1. Tingkat pengetahuan dalam kategori baik jika responden mampu menjawab
pernyataan dengan benar 76-100% atau 21-27 pernyataan, untuk kategori
cukup baik jika responden mampu menjawab pernyataan dengan benar 56-75%
atau 16-20 pernyataan, kategori kurang baik jika responden mampu menjawab
kurang baik jika responden menjawab pernytaan dengan benar 0-39% atau <
11 pernyataan.
2. Karakteristik demografi responden adalah data pribadi yang meliputi umur,
jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan penghasilan.
3. Orangtua adalah ayah atau ibu kandung yang memiliki anak usia 2-12 tahun
yang sedang atau pernah menggunakan multivitamin.
4. Multivitamin adalah sediaan yang mengandung lebih dari satu macam vitamin
atau kombinasi dari berbagai macam vitamin dan mineral. Biasanya juga
terdapat tambahan zat seperti, zat penambah nafsu makan dan zat penunjang
kekebalan tubuh.
D. Subyek Penelitian dan Sampling 1. Subyek Penelitian
Responden harus memenuhi kriteria-kriteria yang menjadi batasan dalam
penelitian. Kriteria yang dimaksud adalah kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah orangtua
yang bersedia menjadi responden, memiliki anak 2-12 tahun yang sedang atau
pernah menggunakan multivitamin, dan tinggal di Kecamatan Mergangsan Kota
Yogyakarta. Kriteria eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
responden yang tidak lengkap mengisi kuesioner.
2. Sampling
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah non random
sampling dengan teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
memperhatikan strata atau tingkatan dalam suatu populasi. Menurut Notoadmodjo
(2002), untuk populasi yang > 10.000 banyaknya sampel minimal dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus seperti berikut :
d = z x ( )x ( )
( )
Keterangan :
d = derajat ketepatan yang diinginkan (0,1)
z = standar deviasi normal (1,96 untuk derajat kemaknaan 95%)
p = proporsi atau sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi (0,5) q = 1,0–p
100,45 = 9648,1784–0,9604n 101,4104n = 9648,1784
n = ,
,
n = 95, 14≈ 96 responden
Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat
ketepatan instrumen adalah sebesar 10%, maka jumlah sampel minimal yang
pembulatan menjadi 96 responden. Perhitungan sampel minimal dilakukan di tiap
kelurahan menggunakan perhitungan proporsi sebagai berikut :
Jumlah sampel tiap kelurahan = x sampel
minimal
Wirogunan =
. 96 = 34
Brontokusuman =
. 96 = 32
Keparakan =
. 96 = 30
Berdasarkan perhitungan proporsi, jumlah responden minimal untuk
Kelurahan Wirogunan adalah sebanyak 34 responden, Kelurahan Brontokusuman
sebanyak 32 responden, dan Kelurahan Keparakan sebanyak 30 responden.
E. Instrumen Penelitian
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Bagian pertama merupakan bagian kuesioner mengenai informasi penggunaan
multivitamin anak digunakan dengan tipe multiple choice danopen form item.
Kuesioner tersebut meliputi pertanyaan usia anak, kapan terakhir menggunakan
multivitamin, multivitamin yang sedang atau pernah digunakan, harga
multivitamin, bentuk sediaan multivitamin yang digunakan, frekuensi
pemberian, tempat pembelian multivitamin, sumber informasi mengenai
penggunaan multivitamin, dan harapan orangtua dalam menggunakan
multivitamin.
2. Bagian kedua merupakan kuesioner tipe pilihan jawaban dengan bentuk
penggunaan multivitamin pada anak sebanyak 27 pernyataan. Pengetahuan
mengenai pengertian umum multivitamin pada pernyataan 1, 10, dan 18,
kegunaan atau indikasi pada pernyataan 2, 11, dan 20 , dosis pemakaian pada
pernyataan 5, 14, dan 23, kandungan multivitamin pada pernyataan 3, 12 dan
21, penyimpanan multivitamin pada pernyataan 6, 15, dan 24, efek samping
pada pernyataan 4, 13, dan 22, cara pemberian pada pernyataan 7, 16, dan 25,
waktu kadaluarsa (Expired Date) pada pernyataan 8, 17, dan 26, dan informasi
pemilihan multivitamin yang didapatkan pada pernyataan 9, 19, dan 27.
Responden diminta memilih salah satu dari dua alternatif jawaban, yaitu
“benar” jika menganggap benar pernyataan tersebut atau “salah” jika
menganggap pernyataan tersebut salah.Ringkasan kategori item pernyataan
pada bagian pengetahuan dengan jenis pernyataan favorable dan unfavorable
disajikan dalam Tabel I.
Tabel I. Kategori Item Pernyataan pada Tingkat Pengetahuan Responden dengan Jenis PernyataanFavorabledanUnfavorable
Pernyataan Nomor
Pengertian 1, 10*, 18
Indikasi 2, 11*, 20
Kandungan 3*, 12, 21
Efek Samping 4*, 13*, 22
Dosis 5*, 14, 23*
Penyimpanan 6*, 15, 24*
Cara Pemberian 7, 16*, 25*
Tanggal Kadaluarsa 8*, 17, 26*
Informasi 9, 19*, 27
Keterangan : tanda (*) merupakan jenis pernyataanunfavorable.
3. Bagian ketiga merupakan bagian kuesioner dengan bentukopen form itemyang
dari nama responden, jenis kelamin, alamat, usia responden, pendidikan
terakhir, pekerjaan, penghasilan keluarga per bulan, dan jumlah anak.
F. Tata Cara Penelitian 1. Penentuan Lokasi
Pemilihan lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Mergangsan karena
Kecamatan Mergangsan merupakan salah satu Kecamatan di Kota Yogyakarta.
Penentuan lokasi ini berdasarkan dengan undian dari 14 Kecamatan yang berada
di Kota Yogyakarta.Kecamatan Mergangsan terbagi atas 3 kelurahan, yaitu
Brontokusuman, Keparakan, dan Wirogunan dengan proses perijinan terlebih
dahulu.
2. Pengurusan Ijin
Pengurusan ijin penelitian dimulai dengan memasukkan surat
permohonan ijin dan proposal penelitian ke Dinas Perizinan Kota Yogyakarta.
Lalu dilanjutkan dengan mengajukan permohonan ijin ke 7 bagian instansi yaitu
Walikota Yogyakarta, Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta, kantor pemerintahan
Kecamatan Mergangsan, Lurah Keparakan, Lurah Brontokusuman, Lurah
Wirogunan, dan Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
menggunakan ijin dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Data penelitian diambil
di tiap Kelurahan berdasarkan tembusan ijin dari pemerintah kecamatan
Mergangsan dengan bukti tanda tangan dari camat Mergangsan pada surat ijin
dari Dinas Perizinan. Berdasarkan surat ijin tersebut, perizinan dilanjutkan ke tiga
ijin dengan bukti tanda tangan oleh kepala lurah pada surat ijin dari Dinas
Perizinan.
3. Pembuatan Instrumen Penelitian
a. Penyusunan kuesioner. Kuesioner penelitian ini terdiri dari 3
bagian, yaitu informasi penggunaan multivitamin pada anak, kuesioner bentuk
pilihan “BENAR” dan “SALAH” dengan tipe dichotomous scale, dan data demografi responden. Pernyataan pengetahuan multivitamin menggunakan bentuk
dichotomous scale yang memuat pernyataan tentang pengetahuan responden
terhadap penggunaan multivitamin pada anak. Jawaban pernyataan terdiri dari dua
alternatif jawaban, yaitu “benar” atau “salah” sebanyak 27 pernyataan dan yang
terakhir membuat kuesioner dengan metode open form item yang terkait dengan
data demografi dari responden.
b. Uji validitas dan uji pemahaman bahasa. Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah
(Arikunto, 2007). Uji validitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan content validity, yaitu menyangkut kebenaran suatu instrumen
mengukur isi dari area yang dimaksudkan untuk diukur. Kemudian untuk uji
pemahaman bahasa diuji berdasarkan analisis rasional atau dengan professional
judgement, yaitu apoteker dan dokter anak. Sebelum di validasi jumlah butir
pernyataan sebanyak 22, kemudian di validasi oleh apoteker butir pernyataan
pernyataan untuk menggali pengetahuan tentang kandungan, efek samping
multivitamin, waktu kadaluarsa, dan informasi multivitamin kurang lengkap. Uji
pemahaman bahasa dilakukan di daerah Condongcatur, Sleman. Uji pemahaman
bahasa ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan dalam
kuesioner sudah mudah dipahami oleh responden atau tidak. Hasil dari uji
pemahaman bahasa yaitu tidak ditemukannya responden yang bertanya tentang isi
kuesioner.
c. Uji reliabilitas. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan
Alpha Cronbach dengan taraf kepercayaan 95%, dimana uji reliabilitas dilakukan
pada responden yang tinggal bukan di Kecamatan Mergangsan. Oleh karena uji
validitas menggunakan professional judgement maka kuesioner reliabel jika nilai
α > 0,75 (Mustafa, 2009).Uji reliabiltas dilakukan pada 30 responden, didapatkan
hasil α = 0,767 pada bagian pengetahuan, sehingga dapat dikatakan kuesioner telah reliabel.
4. Penyebaran Kuesioner
Pada penelitian ini, penyebaran kuesioner dilakukan di tiap kelurahan
diantaranya : pertemuan di Posyandu tiap kelurahan, ke sekolah-sekolah (TK dan
SD) dan dari rumah ke rumah. Sebelum responden mengisi kuesioner, terlebih
dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penyebaran kuesioner agar
responden tidak bertanya-tanya dan bingung, apabila responden telah setuju untuk
mengisi kuesioner dalam penelitian ini maka kuesioner dapat dibagikan kepada
sendiri oleh peneliti dan tiap responden diberikan satu kuesioner dan diberikan
kesempatan untuk mengerjakan kuesioner saat itu juga pada tempat penelitian.
Pertama dilakukan penyebaran kuesioner di pertemuan Posyandu dan
dilanjutkan ke rumah-rumah warga di Kelurahan Brontokusuman, dibagikan 40
kuesioner, 38 kuesioner diisi oleh responden dan dari 38 responden yang mengisi
kuesioner tersebut terdapat 3 kuesioner harus di drop out. Pertemuan posyandu
dan dilanjutkan ke rumah-rumah warga di Kelurahan Wirogunan dibagikan 40
kuesioner, 35 kuesioner diisi oleh responden, dan dari 35 kuesioner terdapat 1
kusioner yang di drop out. Dari 40 kuesioner di berikan di TK keparakan, 36
kuesioner diisi oleh responden dan terdapat 2 kuesioner harus di drop out, akan
tetapi dalam penelitian ini pengambilan sampel berhenti setelah peneliti
mendapatkan jumlah sampel yang diperlukan di kelurahan masing-masing.
5. Pengolahan Data
Pertama yang peneliti lakukan adalah memeriksa kuesioner apakah
responden masuk dalam kriteria inklusi atau tidak. Jika responden tersebut masuk
dalam kriteria inklusi lalu data dapat dimasukkan ke dalam tabel lembar kerja.
Kemudian diberi kode pada jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, jumlah anak, produk multivitamin yang digunakan, harapan
penggunaan multivitamin, harga multivitamin, tempat memperoleh, sumber
informasi penggunaan multivitamin, frekuensi pemberian, bentuk sediaan, dan
kapan terakhir menggunakan multivitamin. Selanjutnya, karakteristik demografi
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pengaruh karakteristik
demografi responden terhadap tingkat pengetahuan, dilakukan dengan cara
memberikan skoring pada masing-masing jawaban responden. Kemudian,
masing-masing skor dimasukkan ke dalam tabel lembar kerja.Dari tabel lembar
kerja lalu dihitung berapa banyak responden yang menjawab benar.Pemberian
skor pada pernyataan pengetahuan diberi skor 0 dan 1 (Kasmadi, 2013). Skor 0
menunjukkan jawaban responden yang salah dan skor 1 menunjukkan jawaban
responden yang benar.
Setelah menghitung jawaban responden yang benar lalu skor tersebut
dikategorikan dalam tingkat pengetahuan baik jika menjawab benar 21-27
pernyataan, pengetahuan cukup baik jika menjawab benar 16-20 pernyataan,
pengetahuan kurang baik jika menjawab benar 11-15 pernyataan, dan
pengetahuan tidak baik jika menjawab benar < 11 pernyataan.
G. Analisis Hasil Penelitian
Hasil dari pengelompokkan karakteristik demografi dan informasi
penggunaan multivitamin anak dihitung dalam bentuk persentase yang
ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram untuk mendeskripsikan fakta-fakta
yang tertulis dalam kuesioner. Perhitungan persentase menggunakan rumus :
% = × 100%
Keterangan : P = persentase jawaban, A = jumlah jawaban yang sejenis, dan B =
responden total.
Pada awalnya kategori tingkat pengetahuan dalam penelitian ini
tetapi dalam penggunaan uji metode Chi-square tingkat pengetahuan yang
digunakan yaitu baik dan cukup baik. Dikarenakan syarat dari penggunaan
metodeChi-squareadalah 2 x 2.
Analisis hasil penelitian terkait dengan pengaruh karakteristik demografi
terhadap tingkat pengetahuan responden, dilakukan dengan membandingkan :
1. usia responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji metode
Chi-squaredengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H1diterima.
2. pendidikan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji
metode Chi-square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H2
diterima.
3. pekerjaan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji
metode Chi-square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H3
diterima.
4. penghasilan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji
metode Chi-square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H4
diterima.
Gambar 1. Kerangka Pengujian Statistik Hipotesis
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Tingkat Pengetahuan
terhadap penggunaan multivitamin
H. Kelemahan Penelitian
Dalam penelitian ini uji validitas secara statistik (validitas konstruk)
sudah dilakukan empat kali namun hasil yang didapatkan selalu tidak valid,
sehingga peneliti hanya melakukan ujicontent validitydanface validity.
Jumlah responden dalam penelitian ini menggunakan jumlah sampel
minimal. Seharusnya jumlah sampel minimal digunakan untuk satu kelompok dari
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian akan dipaparkan dengan urutan sesuai tujuan penelitian,
yaitu karakteristik demografi, tingkat pengetahuan, dan pengaruh karakteristik
demografi (usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan) terhadap tingkat
pengetahuan.
A. Karakteristik Demografi Responden
Dalam penelitian ini karakteristik demografi responden yang terlibat
adalah sebagai berikut 84,4% berjenis kelamin perempuan dengan rata-rata usia
21-40 tahun (76%), pendidikan terakhir responden kebanyakan adalah SMA
(55,2%), dengan profesi terbanyak adalah ibu rumah tangga (49%). Menurut
Effendy (2008), bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih
tinggi akan mempengaruhi tingkat pengetahuannya dari informasi yang orang
tersebut peroleh, sehingga dalam penelitian ini dengan pendidikan terakhir SMA
diharapkan pengetahuan responden tentang penggunaan multivitamin pada anak
baik. Dalam penelitian ini juga diperoleh responden terbanyak dengan status
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebesar 49% dengan penghasilan tertinggi
yaitu < Rp 1.100.000,00 sebesar 54,2%. Karakteristik demografi yang terakhir
adalah jumlah anak. Diperoleh responden yang memiliki jumlah anak 2 terbanyak
dengan persentase sebesar 37,5%. Secara lengkap hasil penelitian disajikan pada
Tabel II. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Data Demografi
Usia 21-40 tahun 73 76
41-56 tahun 23 24 Perguruan Tinggi (S1) 19 19,8
Pascasarjana (S2) 2 2,1
Pekerjaan PNS 3 3,1
Wiraswasta/pedagang 12 12,5 Pegawai Swasta 34 35,4 Ibu Rumah Tangga 47 49
Penghasilan < Rp 1.100.000,00 52 54,2 Rp 1.100.000,00–Rp
Jumlah Anak Anak 1 33 34,4
Anak 2 36 37,5
Anak 3 20 20,8
Anak 4 6 6,3
Anak 5 1 1
Selain karakteristik demografi responden, didapatkan hasil informasi
tambahan terkait dengan pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin
yang diberikan pada anak. Informasi yang dimaksud antara lain adalah :
1. Harga multivitamin
Harga yang digunakan responden untuk membeli multivitamin dibagi
dan Rp 50.000,00
40.000,00 yaitu seban
Gambar 2.
50.000,00 – Rp 100.000,00. Peneliti membuat 3 na untuk memudahkan peneliti mengelompokka
s oleh responden. Harga multivitamin yang di
banyak adalah Rp 10.000,00– Rp 20.000,00 dan ng-masing sebanyak sebanyak 47 orang dan 43 or
enunjukkan untuk penghasilan kurang dari R
embeli multivitamin dengan harga sebesar Rp
banyak 51 responden (53,1%). Ringkasan hasil
oporsi Responden berdasarkan Jawaban terh yang digunakan Responden di Kecamatan Mer
Yogyakarta
berian multivitamin
pemberian multivitamin yang diberikan pa
ali sehari dengan jumlah responden sebanyak
3 kali sehari diperoleh jumlah responden sebany
Pramudianto dan Evaria (2011) untuk frekuensi
ata diberikan 1 x sehari, 2 x sehari, hingga 3 x
Scott’s Emulsion®untuk Anak > 12 tahun 15 m
49%
dikeluarkan oleh
dan Rp
20.000,00-n 43 ora20.000,00-ng.
i Rp 1.100.000,00
p 10.000,00 –Rp hasil disajikan pada
12 tahun 15 mL 2 x se
supermarket (18 oran
disajikan pada Gamba
Gambar 4. Propor Membeli Multivi
x sehari, 1-6 tahun 15 mL 1 x sehari. Ringkasan
orsi Responden berdasarkan Jawaban terhad ultivitamin pada Anak di Kecamatan Mergan
Yogyakarta
oleh multivitamin
emperoleh yang terbanyak dipilih oleh re
vitamin yang diberikan pada anak yaitu Apot
orang), dan toko obat (6 orang). Ringkasan hasi
bar 4 sebagai berikut :
oporsi Responden berdasarkan Jawaban terhad ltivitamin pada Anak di Kecamatan Mergan
Yogyakarta
hasil penelitian ini
4. Bentuk sediaan mul
Bentuk sedia
adalah bentuk sedia
penggunaan multivita
kesehatan (dokter, apot
televisi/ radio/ interne
adalah responden den
apoteker, bidan, peraw
multivitamin
diaan multivitamin yang paling banyak diguna
diaan cair sebanyak 81 responden dibandi
vitamin dalam bentuk padat yaitu 28 responde
ungkinan responden memilih sediaan cair a
inumnya dan untuk sediaan cair terdapat banya
untuk meminum multivitamin yang diberikan.
kan dalam Gambar 5 sebagai berikut :
oporsi Responden berdasarkan Jawaban terhad naan Multivitamin pada Anak di Kecamatan
Kota Yogyakarta
si penggunaan multivitamin
nformasi penggunaan multivitamin diperole
, apoteker, bidan, perawat), iklan surat kabar/
ernet, dan dari keluarga/ teman. Jumlah terba
dengan mendapatkan informasi dari tenaga kes
rawat) yaitu sebanyak 55 orang. 74% 26%
unakan responden
ndingkan dengan
sponden. Hasil ini
Diharapkan
responden sekitar 3
menggunakan multivi
terakhir penggunaan
sampai enam bulan m
membantu menginga
responden yang men
multivitamin, peneliti
periodenya sudah te
disajikan pada Gamba 38%
n dari sumber informasi terbanyak diperol
tahuan responden akan penggunaan multivita
nelitian ini disajikan pada Gambar 6 sebagai ber
oporsi Responden berdasarkan Jawaban terhad ggunaan Multivitamin pada Anak di Kecamatan
Kota Yogyakarta
penggunaan multivitamin
nelitian ini diperoleh informasi juga bahw
3-6 bulan (46%) merupakan periode
tivitamin pada anak. Tujuan peneliti untuk me
an multivitamin adalah untuk mengurangi re
n merupakan periode yang peneliti anggap suda
gat responden dalam penggunaan multivita
engisi > 6 bulan merupakan periode terakhi
liti tidak mengambilnya sebagai sampel kare
terlalu lama untuk diingat. Ringkasan hasil
bar 7 sebagai berikut : 47%
roleh dari tenaga
vitamin juga baik.
berikut :
sudah cukup untuk
vitamin. Jika ada
khir menggunakan
arena waktu atau
hasil penelitian ini enaga kesehatan
klan surat kabar
Gambar 7. Propor
dari tenaga kesehatan.
sebagai berikut :
orsi Responden berdasarkan Jawaban terhad aan Multivitamin pada Anak di Kecamatan M
Kota Yogyakarta
amin yang banyak digunakan
litian ini terdapat ± 10 produk multivitamin y
oduk yang banyak digunakan adalah Scott’s Emulsi
us® (31 orang). Dalam penelitian ini responde
t’s Emulsion® dan Curcuma Plus®karena menda
tan. Ringkasan hasil penelitian ini disajikan
orsi Responden berdasarkan Jawaban terhad yang digunakan pada Anak di Kecamatan Mer
8. Harapan dalam menggunakan multivitamin
Dalam penelitian ini, diperoleh harapan terbanyak responden dalam
menggunakan multivitamin adalah supaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh
anak (75 orang) dan dapat menambah nafsu makan anak (59 orang).
Untuk harapan yang diinginkan responden terkait dengan penggunan
multivitamin adalah sesuai dengan pemilihan produk multivitamin yang
responden banyak gunakan yaitu Scott’s Emulsion®. Menurut Pramudianto dan
Evaria (2011), penggunaan multivitamin Scott’s Emulsion® dengan indikasi
untuk membantu membangun daya tahan tubuh dan untuk memenuhi kebutuhan
vitamin A dan D di dalam tubuh, sehingga dapat dikatakan bahwa pemilihan
produk multivitamin dengan harapan yang digunakan responden tepat atau sesuai.
Ringkasan penelitian ini disajikan pada Tabel IV sebagai berikut :
Tabel IV. Proporsi Responden yang Menyatakan Harapan terhadap Penggunaan Multivitamin pada Anak di Kecamatan Mergangsan Kota
Yogyakarta
Harapan Responden Jumlah Responden
Meningkatkan kekebalan tubuh anak 75
Menambah nafsu makan anak 59
Meningkatkan kecerdasan otak anak 37
Membantu pencernaan anak 18
Menyembuhkan penyakit yang diderita oleh anak
11
B. Tingkat Pengetahuan Responden Terkait Penggunaan Multivitamin
Hasil penelitian menunjukkan ada 89% responden yang tingkat
pengetahuannya dalam kategori baik. Pengetahuan responden dikatakan baik
kemungkinan karena kebanyakan responden yang didapatkan dalam penelitian ini
Dengan pendidikan terakhir SMA responden sudah memiliki pengetahuan yang
baik tentang penggunaan multivitamin pada anak. Ringkasan hasil penelitian ini
disajikan pada Tabel V sebagai berikut :
Tabel V. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat Pengetahuan Penggunaan Multivitamin
Tingkat Pengetahuan Jumlah responden Persentase (%)
Baik 85 89
Cukup Baik 10 10
Kurang Baik 1 1
Total 96 100
Sementara itu, pernyataan pada item kuesioner yang paling banyak
dijawab dengan benar oleh responden adalah tentang kandungan multivitamin
yaitu sebanyak 95,8%, sedangkan yang paling sedikit dijawab benar adalah
tentang efek samping dari penggunaan multivitamin yaitu sebesar 59,4%. Urutan
persentase banyaknya responden yang menjawab benar dari masing-masing
kategori pada item pernyataan dari yang paling tinggi ke rendah yaitu kategori
kandungan multivitamin, expired date (tanggal kadaluarsa), dosis multivitamin,
pengertian, cara pemberian, penyimpanan, informasi, indikasi, dan efek samping
penggunaan multivitamin. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
sudah mengetahui kandungan apa saja dari multivitamin, tetapi responden belum
dapat mengetahui efek samping dari penggunaan multivitamin tersebut.
Pernyataan pada item kuesioner yang paling banyak menjawab salah
adalah tentang efek samping dari penggunaan multivitamin yaitu sebesar 40,6%,
sedangkan yang paling sedikit menjawab salah adalah kandungan multivitamin
dengan persentase sebesar 4,2%. Urutan persentase banyaknya responden yang
paling tinggi ke rendah yaitu kategori efek samping, indikasi penggunaan
multivitamin, informasi, penyimpanan multivitamin, cara pemberian, pengertian
dari multivitamin, dosis multivitamin, expired date (tanggal kadaluarsa), dan
kandungan multivitamin. Ringkasan hasil penelitian ini disajikan pada Tabel VI
sebagai berikut :
Tabel VI. Distribusi Jawaban Benar dan Jawaban Salah terhadap Kategori Pengetahuan Responden
Pengertian 1, 10, 18 91,3 8,7
Indikasi 2, 11, 20 77 23
Kandungan 3, 12, 21 95,8 4,2
Efek Samping 4, 13, 22 59,4 40,6
Dosis 5, 14, 23 91,7 8,3
Penyimpanan 6, 15, 24 90,3 9,7
Cara Pemberian 7, 16, 25 90,6 9,4
Tanggal Kadaluarsa 8, 17, 26 94,5 5,5
Informasi 9, 19, 27 78,5 21,5
Total soal pernyataan (27 soal) 85,5 14,5
Dengan demikian, saran untuk pemberian informasi tentang efek
samping penggunaan multivitamin pada anak perlu ditingkatkan lagi terhadap
pengetahuan orangtua terhadap penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan
Mergangsan.
Pada Penelitian ini menunjukkan distribusi data yang tidak normal pada
bagian pengetahuan karena nilai signifikan yang diperoleh yaitu 0,000 (p > 0,05),
sehingga dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik dengan
interpretasi hasil menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Peneliti menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini
C. Pengaruh Karakteristik Demografi Terhadap Tingkat Pengetahuan 1. Usia
Dalam penelitian ini persentase pengetahuan kategori baik paling banyak
adalah responden yang berusia 21-40 tahun yaitu sebesar 78,8%. Seperti yang
dikatakan Notoatmodjo (2007), bahwa faktor usia akan mempengaruhi
pengetahuan. Dengan bertambahnya usia seseorang maka tingkat pengetahuannya
akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang tepat. Namun, dapat dilihat
dalam penelitian ini usia responden terbanyak adalah berkisar 21-40 tahun dan
memiliki pengetahuan yang baik juga dibandingkan pada usia 41-56 tahun.
Ringkasan hasil penelitian ini disajikan pada Tabel VII sebagai berikut :
Tabel VII. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Usia
Kategori usia Tingkat Pengetahuan
Baik Cukup Baik
∑ % ∑ %
Usia 20-40 tahun 67 91,8 6 8,2
Usia 41-56 tahun 18 78,3 5 21,7
Berdasarkan uji statistik yang membandingkan usia responden dengan
tingkat pengetahuan menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna (UjiFisher,
p= 0,086). Dengan demikian, usia tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan
responden tentang penggunaan multivitamin pada anak. Uji Fisher digunakan
ketika ujiChi-squaretidak memenuhi syarat atau ada nilai sel yang < 5.
2. Pendidikan
Pendidikan dalam penelitian ini dibagi dalam 2 kelompok yaitu < SMA
persentase tertinggi pada tingkat pengetahuan baik adalah pendidikan ≥ SMA
(91%). Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan pernyataan Effendy (2008) yaitu
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah
menerima informasi baru yang didapatnya, sehingga pengetahuannya
mempengaruhi cara pandangnya terhadap informasi diterimanya. Ringkasan hasil
penelitian ini disajikan pada Tabel VIII sebagai berikut:
Tabel VIII. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pengetahuan
Baik Cukup Baik
∑ % ∑ %
< SMA 14 77,8 4 22,2
≥ SMA 71 91 7 9
Berdasarkan uji statistik yang membandingkan tingkat pengetahuan
dengan tingkat pendidikan responden menunjukkan hasil yang berbeda tidak
bermakna (Uji Fisher, p= 0,122). Dengan demikian, tingkat pendidikan tidak
mempengaruhi tingkat pengetahuan responden tentang penggunaan multivitamin
pada anak.
3. Pekerjaan
Dalam penelitian ini, rata-rata responden yang bekerja (PNS, wiraswasta,
pegawai swasta) yang memiliki pengetahuan baik (91,8%), sedangkan untuk
responden yang tidak bekerja atau berprofesi sebagai ibu rumah tangga memiliki
persentase pengetahuan baik sebesar 85,1%. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Sarwono (2009) yang menyatakan bahwa semakin luas pekerjaan seseorang, maka
berprofesi tidak bekerja atau ibu rumah tangga yang cakupannya sempit.
Ringkasan hasil penelitian ini disajikan pada Tabel IX sebagai berikut :
Tabel IX. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Pekerjaan
Pekerjaan
Tingkat Pengetahuan
Baik Cukup Baik
∑ % ∑ %
Tidak Bekerja 40 85,1 7 14,9
Bekerja 45 91,8 4 8,2
Berdasarkan uji statistik, yang membandingkan tingkat pengetahuan
dengan pekerjaan responden menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna
(Uji Chi-square, p= 0,301). Dengan demikian, pekerjaan tidak mempengaruhi
tingkat pengetahuan responden tentang penggunaan multivitamin pada anak.
4. Penghasilan
Karakteristik demografi responden berdasarkan penghasilan keluarga
didasarkan pada penghasilan UMR di Kota Yogyakarta yaitu Rp 1.065.247,00.
Penghasilan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penghasilan
orangtua (ibu dan bapak) jika keduanya sama-sama bekerja.
Dalam penelitian ini diperoleh penghasilan > Rp 1.100.000,00 memiliki
pengetahuan baik paling banyak sebesar 95,5%. Penelitian ini sesuai dengan
pernyataan Sarwono (2009), bahwa semakin tinggi sosial ekonomi semakin
banyak kebutuhan dan fasilitas yang dipenuhi, sehingga pengetahuan seseorang
juga menjadi lebih tinggi. Ringkasan hasil penelitian ini disajikan pada Tabel X
Tabel X. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Penghasilan
Penghasilan
Tingkat Pengetahuan
Baik Cukup Baik
∑ % ∑ %
≤ Rp 1.100.000,00 43 82,7 9 17,3
> Rp 1.100.000,00 42 95,5 2 4,5
Berdasarkan uji statistik yang membandingkan tingkat pengetahuan
dengan penghasilan responden menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna
(Uji Chi-square, p= 0,050). Dengan demikian, penghasilan tidak mempengaruhi
tingkat pengetahuan responden tentang penggunaan multivitamin pada anak.
Dalam penelitian ini, tidak menunjukkan bahwa faktor-faktor
karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan,
dan jumlah anak) mempengaruhi pengetahuan. Ini disebabkan kemungkinan dari
social life responden di Kecamatan Mergangsan yang sering mengadakan
pertemuan-pertemuan dalam bentuk arisan ibu-ibu PKK maupun dalam
pertemuan posyandu. Sehingga semakin memungkinkan responden menerima dan
memahami informasi lebih banyak dari lingkungan sekitar tentang penggunaan
multivitamin. Dalam penelitian ini juga tidak dilanjutkan dengan uji odd ratio