• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta tahun 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta tahun 2013."

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PENGGUNAAN MULTIVITAMIN PADA ANAK DI KECAMATAN MERGANGSAN

KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Sonia Efrina Agusta Saemani

108114066 INTISARI

Masalah kesehatan dan pertumbuhan anak pada masa sekarang ini banyak menjadi perhatian orangtua. Salah satunya adalah masalah pemenuhan gizi bagi anak melalui pemberian produk suplemen multivitamin sehingga, diperlukan pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta tahun 2013.

Jenis penelitian yang dilakukan observasional dengan rancangan penelitian analytical cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada 96 responden dengan metode stratified sampling. Data yang diperoleh berupa data primer dengan instrumen kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya (α

= 0,767). Analisis hasil menggunakan uji chi-square yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik setiap variabel penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden terhadap penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan sudah baik (89%). Tidak ada pengaruh usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan terhadap tingkat pengetahuan.

(2)

ABSTRACT

Nowadays, children’s health and growth problems have become the concern of parents. One of the problems is fulfillment of children’s nutrition by

giving multivitamin supplement product. Therefore, appropriate parental knowledge about the use of multivitamin for children is required. This research aims to conduct a study on parental knowledge about the using of multivitamin for children in Subdistrict Mergangsan Yogyakarta in 2013.

This study is a observational research with analytical cross-sectional study design. Data was collected from 96 respondents using stratified sampling method. The obtained data was primary data collected by questionnaire instrument which its validity and reliability (α = 0,767). Result analysis used chi-square which aimed to understood the influence characteristics of each study variable.

The result shows the level of knowledge on the use of multivitamins for children in the Subdistrict Mergangsan is good (89%). There is no influence of age, education, occupation, and income on the level of knowledge.

(3)

PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PENGGUNAAN

MULTIVITAMIN PADA ANAK DI KECAMATAN MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm. )

Program Studi Farmasi

Oleh :

Sonia Efrina Agusta Saemani

NIM : 108114066

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PENGGUNAAN

MULTIVITAMIN PADA ANAK DI KECAMATAN MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm. )

Program Studi Farmasi

Oleh :

Sonia Efrina Agusta Saemani

NIM : 108114066

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

Bersukacitalah dalam

pengharapan, sabarlah dalam

kesesakan, dan bertekunlah dalam

doa (Roma 12:12)

Kupersembahkan untuk

Tuhan Yesus atas kasih dan berkatNya dalam hidupku

Mama dan Papa, adik Aril dan Lisa atas doa dan dukungannya

(8)

v

PRAKATA

Puji dan syukur tak terhingga penulis panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas cinta kasih, berkat, kesempatan, dan pertolongan-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Demografi Terhadap Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Penggunaan Multivitamin

Pada Anak Di Kecamatan Mergangsan Kota YogyakartaTahun 2013”.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan, pengarahan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak,

sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Dengan kerendahan hati, penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph. D., Apt. dan Ibu Maria

Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh

kesabaran telah memberikan bimbingan, dukungan, waktu, semangat, saran,

kritik, dan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini

sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. dan Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt.

selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan kritik sehingga skripsi ini

menjadi lebih baik.

3. Semua responden di Kecamatan Mergangsan yang sudah bersedia

meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian.

4. Dekan dan seluruh staf Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

(9)

vi

5. Bapak Camat Mergangsan, Bapak Lurah Keparakan, Bapak Lurah

Wirogunan, Bapak Lurah Brontokusuman yang telah memberikan ijin kepada

penulis untuk melakukan penelitian di Kecamatan Mergangsan.

6. Teman-teman seperjuangan, Lidya Eryana Puthi HE, Nelly Wulandari,

Febriaty Ivana M. Toewak, dan Khristina Julita Pintani yang selalu saling

menyemangati, saling mendukung dalam satu kebersamaan selama proses

penelitian dan dalam penyusunan skripsi.

7. Antonius Yuca Prabowo atas doa, waktu, dan dukungan yang diberikan

sampai penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.

8. Sahabat-sahabatku Tyas, Niken, Odex, Ike, Defi, Robert, Wulan, Odil, Desti,

dan Asisi Dian atas kebersamaan dan dukungan dalam penelitian skripsi ini.

9. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2010 (FKK dan FST).

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan telah

membantu dalam pembuatan skripsi ini dengan doa dan dukungannya penulis

ucapkan terimakasih.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran

dan kritik yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Semoga

skripsi ini memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya

untuk pengabdian pada masyarakat terutama mengenai penggunaan multivitamin.

Yogyakarta, 7 Agustus 2014

(10)
(11)
(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

INTISARI... xvi

ABSTRACT... xvii

BAB I PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Permasalahan ... 3

2. Keaslian penelitian... 4

3. Manfaat penelitian ... 5

B. Tujuan Penelitian ... 6

(13)

x

2. Tujuan khusus ... 6

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA... 7

A. Pengetahuan ... 7

B. Multivitamin ... 9

C. Anak ... 10

D. Data Monografi Kecamatan Mergangsan ... 11

E. Landasan Teori... 12

F. Hipotesis ... 13

BAB III. METODE PENELITIAN... 14

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 14

B. Variabel Penelitian... 14

1. Variabel bebas (Independent) ... 14

2. Variabel tergantung (Dependent)... 14

C. Definisi Operasional ... 14

D. Subyek Penelitian dan Sampling... 15

E. Instrumen Penelitian ... 17

F. Tata Cara Penelitian ... 19

1. Penentuan lokasi ... 19

2. Pengurusan ijin... 19

3. Pembuatan instrumen penelitian ... 20

4. Penyebaran kuesioner ... 21

5. Pengolahan data ... 22

(14)

xi

H. Kelemahan Penelitian ... 25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Deskriptif Karakteristik Demografi Responden ... 26

B. Tingkat Pengetahuan Responden Terkait Penggunaan Multivitamin ... 33

C. Pengaruh Karakteristik Demografi Terhadap Tingkat Pengetahuan ... 36

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 40

A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 44

(15)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kategori Item Pernyataan pada Tingkat Pengetahuan Responden dengan Jenis PernyataanFavorabledan

Unfavorable... 18

Tabel II. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Data

Demografi Responden ... 27

Tabel III. Proporsi Responden berdasarkan Jawaban terhadap Produk Multivitamin yang digunakan pada Anak di

Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta ... 32

Tabel IV. Proporsi Responden yang Menyatakan Harapan terhadap Penggunaan Multivitamin pada Anak di Kecamatan

MergangsanKota Yogyakarta………... 33

Tabel V. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat

Pengetahuan Penggunaan Multivitamin ... 34

Tabel VI. Distribusi Jawaban Benar dan Jawaban Salah terhadap

Kategori Pengetahuan Responden ... 35

Tabel VII. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat

Pengetahuan dan Usia…... 36

Tabel VIII. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat

Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan ... 37

Tabel IX. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat

Pengetahuan danPekerjaan………. 38

Tabel X. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat

(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pengujian Statistik Hipotesis…... 24

Gambar 2. Proporsi Responden berdasarkan Jawaban terhadap Harga

Multivitamin yang digunakan Responden di Kecamatan

Mergangsan Kota Yogyakarta…... 28

Gambar 3. Proporsi Responden berdasarkan Jawaban terhadap

Frekuensi Pemberian Multivitamin pada Anak di

Kecamatan Mergangsan KotaYogyakarta………... 29

Gambar 4. Proporsi Responden berdasarkan Jawaban terhadap Tempat

Membeli Multivitamin pada Anak di Kecamatan

Mergangsan Kota Yogyakarta………... 29

Gambar 5. Proporsi Responden berdasarkan Jawaban terhadap Bentuk

Sediaan Penggunaan Multivitamin pada Anak di

Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta………... 30

Gambar 6. Proporsi Responden berdasarkan Jawaban terhadap Sumber

Informasi Penggunaan Multivitamin pada Anak di

Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta... 31

Gambar 7. Proporsi Responden berdasarkan Jawaban terhadap Rentang

Waktu Terakhir Menggunakan Multivitamin pada Anak di

(17)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian... 45

Lampiran 2. Surat Ijin Dinas Perijinan ... 51

Lampiran 3. Surat Dinas Kesehatan... 52

Lampiran 4. Data Monografi Kelurahan Brontokusuman ... 53

Lampiran 5. Data Monografi Kelurahan Keparakan... 55

Lampiran 6. Data Monografi Kelurahan Wirogunan ... 58

Lampiran 7. Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan ... 60

Lampiran 8. Karakteristik Responden... 62

Lampiran 9. Hasil UjiFisherpada tingkat pengetahuan dengan variabel usia ... 64

Lampiran 10. Hasil ujiFisherpada tingkat pengetahuan dengan variabel pendidikan ... 65

Lampiran 11. Hasil ujiChi-squarepada tingkat pengetahuan dengan variabel pekerjaan ... 66

(18)

xv

Lampiran 13. Multivitamin anak yang termasuk di MIMS ... 68

Lampiran 14. Data Informasi Penggunaan Multivitamin Anak ... 71

Lampiran 15. Data Demografi dan Tingkat Pengetahuan

Responden ... 77

Lampiran 16. Jumlah Populasi Anak di Setiap Kecamatan Kota

Yogyakarta ... 83

Lampiran 17. Distribusi Aktavol®dan Ferriz®di Setiap Kecamatan

(19)

xvi

INTISARI

Masalah kesehatan dan pertumbuhan anak pada masa sekarang ini banyak menjadi perhatian orangtua. Salah satunya adalah masalah pemenuhan gizi bagi anak melalui pemberian produk suplemen multivitamin sehingga, diperlukan pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta tahun 2013.

Jenis penelitian yang dilakukan observasional dengan rancangan penelitian analytical cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada 96 responden dengan metode stratified sampling. Data yang diperoleh berupa data primer dengan instrumen kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya (α

= 0,767). Analisis hasil menggunakan uji chi-square yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik setiap variabel penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden terhadap penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan sudah baik (89%). Tidak ada pengaruh usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan terhadap tingkat pengetahuan.

(20)

xvii

ABSTRACT

Nowadays, children’s health and growth problems have become the concern of parents. One of the problems is fulfillment of children’s nutrition by giving multivitamin supplement product. Therefore, appropriate parental knowledge about the use of multivitamin for children is required. This research aims to conduct a study on parental knowledge about the using of multivitamin for children in Subdistrict Mergangsan Yogyakarta in 2013.

This study is a observational research with analytical cross-sectional study design. Data was collected from 96 respondents using stratified sampling method. The obtained data was primary data collected by questionnaire instrument which its validity and reliability (α = 0,767). Result analysis used chi-square which aimed to understood the influence characteristics of each study variable.

The result shows the level of knowledge on the use of multivitamins for children in the Subdistrict Mergangsan is good (89%). There is no influence of age, education, occupation, and income on the level of knowledge.

(21)

1

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai

melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang

ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup

yang sehat (Depkes RI, 2009). Perilaku hidup sehat dapat menjadi salah satu

modal utama seseorang menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Masalah kesehatan dan pertumbuhan anak pada masa sekarang ini

banyak menjadi perhatian orangtua, salah satunya adalah masalah pemenuhan gizi

bagi anak. Permasalahan gizi pada anak merupakan permasalahan yang sangat

penting karena menyangkut kualitas sumber daya manusia di masa yang akan

datang, karena di masa inilah periode tumbuh kembang yang paling optimal baik

untuk intelegensianya maupun fisiknya. Pemberian gizi yang baik sangat

membantu perkembangan dan pertumbuhan yang optimal bagi anak.

Peran orangtua sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan anaknya. Banyak orangtua yang berlebihan dalam memberikan

asupan gizi untuk anaknya. Terkadang tidak terlalu dimengerti oleh orangtua,

walaupun anak telah cukup sehat namun tetap dianggap anak kurang sehat

ataupun gizinya kurang mencukupi, sehingga orangtua mengambil inisiatif untuk

memberikan multivitamin pada anak yang berguna untuk pemenuhan gizinya.

(22)

berat badan anak naik atau anak dikatakan sehat adalah makanan yang bergizi

bukan multivitamin ataupun suplemen makanan.

Penelitian yang dilakukan oleh UC Davis School of Medicine terhadap

11.000 anak berusia 2-17 tahun yang mengkonsumsi suplemen vitamin dan

mineral sejak 1999-2004 diperoleh bahwa banyak anak balita dan remaja dalam

kondisi sehat di Amerika Serikat mengkonsumsi suplemen yang tidak mereka

butuhkan. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa 37% anak mengkonsumsi

suplemen dengan kondisi sangat sehat, sekitar 28% anak-anak berada dalam

kondisi sakit atau kurang asupan vitamin, dan sekitar 30% - 40% anak dengan

over weightmengkonsumsi vitamin (Shaikh, 2009). Penggunaan suplemen secara

berlebihan dinyatakan dapat menyebabkan komplikasi medis, termasuk gangguan

saraf, iritasi pencernaan, keracunan hati dan ginjal dan beberapa gangguan lain

(Widodo, 2010).

Dalam proses wawancara bersama Siti Badriyah (2013) selaku Kepala

Seksi Gizi di Dinkes Provinsi DIY, mengungkapkan bahwa gizi buruk yang

terjadi di Yogyakarta tidak disebabkan karena ekonomi rendah, melainkan karena

penyakit penyerta seperti diare, TBC, dan lain-lain. Penyebab lainnya adalah

ketika terjadi kesalahan pola asuh dari orangtua yang biasanya menitipkan anak

pada pengasuh lain yang kurang mengetahui asupan gizi yang proporsional,

sehingga mengakibatkan kurangnya asupan gizi pada anak. Oleh karena itu,

terkadang orangtua hanya mengandalkan suplemen makanan untuk memenuhi

(23)

Menurut Yanti (2004), kelebihan pemberian vitamin juga tidak akan

berakibat baik dikemudian hari ketika diberikan dengan tujuan agar anak

bertambah gemuk atau hanya untuk meningkatkan kesehatan yang sebenarnya

sudah cukup sehat. Dari berbagai studi jangka pendek kelebihan penggunaan

suplemen multivitamin dapat berakibat tidak baik bagi kesehatan, seperti

penggunaan dalam jangka panjang dapat mengganggu fungsi ginjal.

Menurut Dinkes Provinsi DIY (2011), menyatakan bahwa Kota

Yogyakarta menempati jumlah populasi paling sedikit dari 5 Kabupaten yang ada

di Provinsi DIY. Akan tetapi, dalam masalah status gizi balita Kota Yogyakarta

menempati peringkat ke-1 untuk gizi buruk (1,35%) dan untuk status gizi berlebih

(4,07%).

Berdasarkan dari fenomena tersebut peneliti mengadakan penelitian

dengan judul “Pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan

Kota Yogyakarta tahun 2013”. Pemilihan Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta yaitu berdasarkan pemilihan dengan teknik random sampling karena

penelitian yang dilakukan adalah penelitian tim yang dilakukan oleh 5 orang

peneliti. Berdasarkan angka kejadian yang diperoleh bahwa Kecamatan

Mergangsan Kota Yogyakarta menempati urutan ke-2 (18,9%) yang memiliki gizi

buruk pada anak-anak setelah Kecamatan Mantrijeron (20,83%).

1. Permasalahan :

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, timbul

(24)

a. Seperti apakah karakteristik demografi orangtua yang memberikan

multivitamin pada anak?

b. Seberapa besar tingkat pengetahuan tentang penggunaan multivitamin

pada anak?

c. Apakah ada pengaruh karakteristik demografi (usia, pendidikan,

pekerjaan, dan penghasilan) terhadap tingkat pengetahuan?

2. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran referensi yang telah dilakukan, penelitian tentang

pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan penggunaan

multivitamin pada anak belum pernah dilakukan. Adapun penelitian yang mirip

dengan penelitian ini antara lain :

a. Penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2004), dengan judul

“Perilaku Ibu tehadap Penggunaan Multivitamin untuk Anak Balita di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli Medan”. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada lokasi dan fokus penelitian. Penelitian oleh Eva Yanti

dilakukan di Medan sedangkan penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta.

Fokus penelitian yang dilakukan oleh Yanti adalah gizi anak balita terhadap

penggunaan multivitamin, sedangkan pada penelitian ini lebih memfokuskan

pengaruh karaktersitik demografi terhadap tingkat pengetahuan orangtua terhadap

penggunaan multivitamin pada anak.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Permatasari (2008), dengan judul

“Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dari Anak Taman

(25)

Surakarta”. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada subjek, lokasi, dan fokus

penelitian. Subjek penelitian yang digunakan pada penelitian Permatasari adalah

ibu dari anak taman kanak-kanak, sedangkan pada penelitian ini adalah orangtua

dari anak dalam rentang umur 2-12 tahun. Kemudian lokasi penelitian yang

dilakukan oleh Permatasari dilakukan di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta,

sedangkan pada penelitian ini dilakukan di Kecamatan Mergangsan Kota

Yogyakarta. Dan fokus penelitian yang dilakukan oleh Permatasari adalah

hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dari anak taman

kanak-kanak terhadap pemilihan mulitivitamin, sedangkan penelitian ini lebih

memfokuskan hubungan karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan

orangtua terhadap penggunaan multivitamin pada anak.

Sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian tentang pengaruh

karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan orangtua tentang

penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta

tahun 2013.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan terkait

penggunaan multivitamin pada anak.

b. Manfaat praktis :

1) Bagi masyarakat penelitian ini dapat meningkatkan motivasi untuk mencari

informasi atau memanfaatkan sumber informasi mengenai penggunaan

(26)

2) Bagi akademisi penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bentuk

pengembangan model edukasi dan pengembangan penelitian sehubungan dengan

pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak.

3) Bagi Dinas Kesehatan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk

menentukan evaluasi pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehubungan dengan

distribusi dan pemberian informasi mengenai multivitamin pada anak.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum :

Untuk melakukan kajian terhadap pengetahuan orangtua tentang

penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta

tahun 2013.

2. Tujuan khusus :

a. untuk mengidentifikasi karakteristik demografi orangtua.

b. untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang penggunaan

multivitamin pada anak.

c. untuk mengetahui adanya pengaruh karakteristik demografi (usia,

pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan) terhadap tingkat

(27)

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Pengetahuan

Menurut Wibowo (2014), pengetahuan timbul karena adanya sifat ingin

tahu yang merupakan salah satu sifat yang pada umumnya dimiliki oleh manusia.

Tahu akan sesuatu diartikan bahwa memiliki pengetahuan dan pengetahuan itu

identik dengan keputusan yang dibuat oleh seseorang terhadap sesuatu. Salah satu

ciri manusia adalah sifat keingintahuannya sangat besar akan peristiwa-peristiwa

atau fenomena yang terjadi di sekitarnya. Keingintahuan ini dapat bermula dari

hal yang sederhana, seperti ingin tahu tentang apa, di mana, kapan, dan siapa. Bila

upaya dari keingintahuan tersebut tercapai atau berhasil mendapatkan hasil yang

ingin diketahui, maka dapat dikatakan seseorang telah memperoleh pengetahuan

(knowledge). Pengetahuan yang diperoleh akan menjadi suatu hal yang sangat

berguna karena dapat digunakan untuk melakukan peramalan tentang peristiwa di

masa depan dan ketika hal itu terjadi maka kemungkinan hal yang lain dapat

terjadi yaitu pengetahuan tersebut dapat dipakai untuk mengendalikan hal-hal atau

peristiwa yang mungkin ingin dihindari.

Setiap manusia yang berakal sehat sudah pasti memiliki pengetahuan,

baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur tentang suatu objek tertentu.

Pengetahuan dapat dimiliki karena adanya pengalaman atau melalui interaksi

manusia dan lingkungannya. Secara umum, ada tiga jenis pengetahuan yang

selama ini mendasari kehidupan manusia, yaitu : pertama, logika yang dapat

(28)

berpikir yang benar dan salah. Kedua, etika yang dapat membedakan antara baik

dan buruk dalam perbuatan manusia, serta yang ketiga estetika yang dapat

membedakan antara indah dan jelek. Kepekaan indra yang dimiliki, merupakan

modal dasar dalam memperoleh pengetahuan tersebut (Noor, 2012).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu usia,

pendidikan, pengalaman, pekerjaan, fasilitas informasi, sosial ekonomi, dan sosial

budaya. Pertama usia, dengan bertambahnya umur seseorang maka tingkat

pengetahuan akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang tepat. Faktor

yang kedua yaitu pendidikan. Pendidikan mempengaruhi cara pandang seseorang

terhadap diri dan lingkungannya. Faktor ketiga yaitu pengalaman. Pengalaman

dapat memperluas pengetahuan seseorang, semakin banyak pengalaman yang

diperoleh, semakin luas pula cakupan pengetahuan yang dimilikinya. Pengalaman

tersebut dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain

(Notoatmodjo, 2007).

Faktor keempat yaitu pekerjaan, semakin luas pekerjaan seseorang maka

pengetahuannya akan semakin baik apabila dibandingkan dengan seseorang yang

berprofesi tidak bekerja yang cakupannya sempit. Fasilitas informasi juga

merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang mempunyai

sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih

luas (Sarwono, 2009). Selanjutnya, dengan pengetahuan-pengetahuan tersebut

akan menimbulkan kesadaran seseorang dan akhirnya menyebabkan seseorang

tersebut bersikap dan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya

(29)

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup sangat

berpengaruh pada sosial ekonominya. Semakin tinggi sosial ekonomi semakin

banyak kebutuhan dan fasilitas yang dipenuhi, sehingga pengetahuan menjadi

lebih tinggi (Sarwono, 2009). Faktor terakhir yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang adalah sosial budaya. Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat

dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi dan secara langsung

dapat berpengaruh pada pengetahuan orang tersebut (Wawan dan Dewi, 2010).

Menurut Arikunto (2007) tingkat pengetahuan dibagi menjadi 4 skala

pengukuran dan menggunakan systemskoring, yaitu :

1. Pengetahuan baik, jika skor yang diperoleh 76-100%. Dalam penelitian ini,

responden mampu menjawab dengan benar sebanyak 21-27 pernyataan.

2. Pengetahuan cukup baik, jika skor yang diperoleh 56-75%. Dalam penelitian

ini, responden mampu menjawab dengan benar sebanyak 16-20 pernyataan

3. Pengetahuan kurang baik, jika skor yang diperoleh 40-55%. Dalam penelitian

ini, responden mampu menjawab dengan benar sebanyak 11-15 pernyataan

4. Pengetahuan tidak baik, jika skor yang diperoleh 0-39%. Dalam penelitian ini,

responden menjawab < 11 pernyataan.

B. Multivitamin

Multivitamin merupakan gabungan dari berbagai vitamin, biasanya

dibuat dalam bentuk sediaan tablet ataupun sirup. Umumnya produk multivitamin

menambahkan mineral dan zat penambah nafsu makan untuk melengkapi gizi

(30)

utama untuk menjaga vitalitas dan tumbuh kembang optimal anak (Wijaya &

Sunaryo, 2010).

Vitamin merupakan salah satu kelompok nutrisi yang penting dalam

proses metabolisme tubuh dan kelancaran penyerapan zat gizi, sedangkan mineral

meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi sangat penting untuk

menjaga organ tubuh agar berfungsi normal (Widodo, 2010).

Menurut Almatsier (2009), vitamin di bagi dalam dua kelompok, yaitu

vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Yang termasuk dalam vitamin larut

lemak adalah vitamin A, D, E, dan K sedangkan vitamin yang termasuk dalam

kelompok vitamin larut air adalah vitamin B-kompleks (vitamin B1, B2, B3, B5,

B6, folat, B12) dan vitamin C.

Mineral merupakan zat organik yang dalam jumlah kecil bersifat esensial

bagi banyak proses metabolisme dalam tubuh. Mineral yang paling banyak

dibutuhkan tubuh adalah kalium (K), natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium

(Mg), fosfor (P), dan klorida (Cl). Mineral yang dibutuhkan dalam jumlah kecil

(sering disebut elemen spura) adalah besi (Fe), seng (Zn), tembaga (Cu), mangan

(Mn), molibden (Mo), fluor (F), krom (Cr), iod (I), selenium (Se), kobalt (Co),

dan tronsium (Sr) (Widodo, 2010).

C. Anak

Menurut Pujiarto (2008), menyatakan bahwa seorang anak diduga

membutuhkan suplemen apabila terjadi gangguan pencernaan pada anak, terjadi

gangguan penyerapan zat gizi pada anak contohnya pada anak yang sering diare

(31)

sedang meningkat, anak mengalami kehilangan gizi yang berlebihan, pilihan

menu harian untuk anak terbatas, bila porsi asupan zat gizi anak tidak sesuai

dengan laju pertumbuhannya atau umumnya, anak mengalami gangguan enzim

pencernaan atau gangguan metabolisme bawaan, anak menderita penyakit infeksi,

sakit yang berat, sakit menahun, atau mengidap penyakit ginjal, hati, perut

sehingga metabolisme vitaminnya tidak sempurna.

Tubuh anak memerlukan lebih banyak zat gizi dari biasanya ketika anak

tersebut sakit. Padahal anak yang sakit cenderung kurang nafsu makan, akibatnya

asupan gizi (termasuk vitamin) berkurang. Pada kondisi seperti itu, tubuh anak

perlu dibantu dengan memberikan suplemen vitamin. Contohnya pada anak yang

sedang dalam pengobatan TBC, panak tersebut perlu diberikan suplemen vitamin

untuk membantu penyembuhan. Anak yang baru sembuh dari sakit, dapat diberi

suplemen. Namun, bila kondisi kesehatan anak sudah membaik, pemberian

suplemen sebaiknya dikurangi dan jika perlu dihentikan ketika anak sudah

benar-benar sehat dan selera makannya sudah kembali normal (Pujiarto, 2008).

D. Data Monografi Kecamatan Mergangsan

Kota Yogyakarta memiliki 14 Kecamatan, yaitu Danurejan,

Gedongtengen, Gondokusuman, Jetis, Kotagede, Kraton, Mantrijeron,

Mergangsan, Ngampilan, Pakualaman, Tegalrejo, Umbulharjo, dan Wirobrajan.

Dalam penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta Kecamatan Mergangsan.

Kecamatan Mergangsan memiliki 3 Kelurahan yaitu, Brontokusuman,

Keparakan, dan Wirogunan. Berdasarkan data monografi tingkat Kecamatan

(32)

33.190 orang dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) adalah 10.046 KK. Data

monografi Kecamatan berdasarkan jumlah jiwa usia kerja menurut jenis pekerjaan

tercatat 1.253 orang penduduk Kecamatan Mergangsan bekerja sebagai pegawai

negeri sipil, 86 orang sebagai ABRI, 6.762 orang sebagai pegawai swasta, 1.627

orang sebagai wiraswasta atau pedagang, dan tercatat 833 orang sebagai

pensiunan. Sebagian besar penduduk Kecamatan Mergangsan bekerja sebagai

pegawai swasta.

Berdasarkan tingkat pendidikan tercatat lulusan Sekolah Dasar sebanyak

2.868 orang, SMP/SLTP sebanyak 4.378 orang, SMA/SLTA sebanyak 9.677

orang, Akademi/D1-D3 sebanyak 2.013 orang, dan untuk lulusan Sarjana (S1-S3)

sebanyak 6.028 orang. Sebagian besar pendidikan terakhir masyarakat di

Kecamatan Mergangsan adalah lulusan SMA.

E. Landasan Teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah usia,

pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan atau sosial ekonomi. Bertambahnya usia

seseorang maka tingkat pengetahuan akan berkembang sesuai dengan

pengetahuan yang tepat sehingga pengetahuannya semakin baik (Notoatmodjo,

2007).

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi seperti hal-hal yang

menunjang peningkatan kesehatan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan

seseorang, maka makin mudah menerima informasi yang diperoleh sehingga

berdampak pada pengetahuannya yang semakin baik (Notoatmodjo, 2007).

(33)

pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi lebih banyak dibandingkan dengan

responden pendidikan SD dan SMP. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuan yang dimiliki juga semakin

tinggi.

Semakin luas pekerjaan seseorang maka interaksi sosialnya semakin baik

sehingga mempengaruhi pengetahuannya yang akan semakin baik apabila

dibandingkan dengan seseorang yang berprofesi tidak bekerja yang cakupannya

sempit (Sarwono, 2009). Berdasarkan data monografi di Kecamatan Mergangsan

jumlah responden PNS, pegawai swasta, dan wiraswasta lebih banyak

dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja.

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup sangat

berpengaruh pada sosial ekonominya atau penghasilan seseorang. Semakin tinggi

sosial ekonomi semakin banyak kebutuhan dan fasilitas yang dipenuhi, sehingga

pengetahuan menjadi lebih baik (Sarwono, 2009).

F. Hipotesis

H1 : usia responden mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap penggunaan

multivitamin pada anak.

H2 : pendidikan responden mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap

penggunaan multivitamin pada anak.

H3 : pekerjaan responden mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap

penggunaan multivitamin pada anak.

H4 : penghasilan responden mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap

(34)

14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional dengan survei masyarakat

karena tidak dilakukan intervensi terhadap responden dan penelitian dilakukan di

masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Rancangan penelitian ini adalah menggunakan

rancangananalytical cross-sectional karena pengambilan data variabel bebas dan

variabel tergantung diambil pada waktu bersamaan.

B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas (independent)

Dalam penelitian ini variabel bebas (independent) adalah usia,

pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan keluarga.

2. Variabel tergantung (dependent)

Dalam penelitian ini variabel tergantung (dependent) adalah tingkat

pengetahuan responden terhadap penggunaan multivitamin pada anak di

Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta.

C. Definisi Operasional

1. Tingkat pengetahuan dalam kategori baik jika responden mampu menjawab

pernyataan dengan benar 76-100% atau 21-27 pernyataan, untuk kategori

cukup baik jika responden mampu menjawab pernyataan dengan benar 56-75%

atau 16-20 pernyataan, kategori kurang baik jika responden mampu menjawab

(35)

kurang baik jika responden menjawab pernytaan dengan benar 0-39% atau <

11 pernyataan.

2. Karakteristik demografi responden adalah data pribadi yang meliputi umur,

jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan penghasilan.

3. Orangtua adalah ayah atau ibu kandung yang memiliki anak usia 2-12 tahun

yang sedang atau pernah menggunakan multivitamin.

4. Multivitamin adalah sediaan yang mengandung lebih dari satu macam vitamin

atau kombinasi dari berbagai macam vitamin dan mineral. Biasanya juga

terdapat tambahan zat seperti, zat penambah nafsu makan dan zat penunjang

kekebalan tubuh.

D. Subyek Penelitian dan Sampling 1. Subyek Penelitian

Responden harus memenuhi kriteria-kriteria yang menjadi batasan dalam

penelitian. Kriteria yang dimaksud adalah kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah orangtua

yang bersedia menjadi responden, memiliki anak 2-12 tahun yang sedang atau

pernah menggunakan multivitamin, dan tinggal di Kecamatan Mergangsan Kota

Yogyakarta. Kriteria eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

responden yang tidak lengkap mengisi kuesioner.

2. Sampling

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah non random

sampling dengan teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

(36)

memperhatikan strata atau tingkatan dalam suatu populasi. Menurut Notoadmodjo

(2002), untuk populasi yang > 10.000 banyaknya sampel minimal dapat diperoleh

dengan menggunakan rumus seperti berikut :

d = z x ( )x ( )

( )

Keterangan :

d = derajat ketepatan yang diinginkan (0,1)

z = standar deviasi normal (1,96 untuk derajat kemaknaan 95%)

p = proporsi atau sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi (0,5) q = 1,0–p

100,45 = 9648,1784–0,9604n 101,4104n = 9648,1784

n = ,

,

n = 95, 14≈ 96 responden

Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat

ketepatan instrumen adalah sebesar 10%, maka jumlah sampel minimal yang

(37)

pembulatan menjadi 96 responden. Perhitungan sampel minimal dilakukan di tiap

kelurahan menggunakan perhitungan proporsi sebagai berikut :

Jumlah sampel tiap kelurahan = x sampel

minimal

Wirogunan =

. 96 = 34

Brontokusuman =

. 96 = 32

Keparakan =

. 96 = 30

Berdasarkan perhitungan proporsi, jumlah responden minimal untuk

Kelurahan Wirogunan adalah sebanyak 34 responden, Kelurahan Brontokusuman

sebanyak 32 responden, dan Kelurahan Keparakan sebanyak 30 responden.

E. Instrumen Penelitian

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Bagian pertama merupakan bagian kuesioner mengenai informasi penggunaan

multivitamin anak digunakan dengan tipe multiple choice danopen form item.

Kuesioner tersebut meliputi pertanyaan usia anak, kapan terakhir menggunakan

multivitamin, multivitamin yang sedang atau pernah digunakan, harga

multivitamin, bentuk sediaan multivitamin yang digunakan, frekuensi

pemberian, tempat pembelian multivitamin, sumber informasi mengenai

penggunaan multivitamin, dan harapan orangtua dalam menggunakan

multivitamin.

2. Bagian kedua merupakan kuesioner tipe pilihan jawaban dengan bentuk

(38)

penggunaan multivitamin pada anak sebanyak 27 pernyataan. Pengetahuan

mengenai pengertian umum multivitamin pada pernyataan 1, 10, dan 18,

kegunaan atau indikasi pada pernyataan 2, 11, dan 20 , dosis pemakaian pada

pernyataan 5, 14, dan 23, kandungan multivitamin pada pernyataan 3, 12 dan

21, penyimpanan multivitamin pada pernyataan 6, 15, dan 24, efek samping

pada pernyataan 4, 13, dan 22, cara pemberian pada pernyataan 7, 16, dan 25,

waktu kadaluarsa (Expired Date) pada pernyataan 8, 17, dan 26, dan informasi

pemilihan multivitamin yang didapatkan pada pernyataan 9, 19, dan 27.

Responden diminta memilih salah satu dari dua alternatif jawaban, yaitu

“benar” jika menganggap benar pernyataan tersebut atau “salah” jika

menganggap pernyataan tersebut salah.Ringkasan kategori item pernyataan

pada bagian pengetahuan dengan jenis pernyataan favorable dan unfavorable

disajikan dalam Tabel I.

Tabel I. Kategori Item Pernyataan pada Tingkat Pengetahuan Responden dengan Jenis PernyataanFavorabledanUnfavorable

Pernyataan Nomor

Pengertian 1, 10*, 18

Indikasi 2, 11*, 20

Kandungan 3*, 12, 21

Efek Samping 4*, 13*, 22

Dosis 5*, 14, 23*

Penyimpanan 6*, 15, 24*

Cara Pemberian 7, 16*, 25*

Tanggal Kadaluarsa 8*, 17, 26*

Informasi 9, 19*, 27

Keterangan : tanda (*) merupakan jenis pernyataanunfavorable.

3. Bagian ketiga merupakan bagian kuesioner dengan bentukopen form itemyang

(39)

dari nama responden, jenis kelamin, alamat, usia responden, pendidikan

terakhir, pekerjaan, penghasilan keluarga per bulan, dan jumlah anak.

F. Tata Cara Penelitian 1. Penentuan Lokasi

Pemilihan lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Mergangsan karena

Kecamatan Mergangsan merupakan salah satu Kecamatan di Kota Yogyakarta.

Penentuan lokasi ini berdasarkan dengan undian dari 14 Kecamatan yang berada

di Kota Yogyakarta.Kecamatan Mergangsan terbagi atas 3 kelurahan, yaitu

Brontokusuman, Keparakan, dan Wirogunan dengan proses perijinan terlebih

dahulu.

2. Pengurusan Ijin

Pengurusan ijin penelitian dimulai dengan memasukkan surat

permohonan ijin dan proposal penelitian ke Dinas Perizinan Kota Yogyakarta.

Lalu dilanjutkan dengan mengajukan permohonan ijin ke 7 bagian instansi yaitu

Walikota Yogyakarta, Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta, kantor pemerintahan

Kecamatan Mergangsan, Lurah Keparakan, Lurah Brontokusuman, Lurah

Wirogunan, dan Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

menggunakan ijin dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Data penelitian diambil

di tiap Kelurahan berdasarkan tembusan ijin dari pemerintah kecamatan

Mergangsan dengan bukti tanda tangan dari camat Mergangsan pada surat ijin

dari Dinas Perizinan. Berdasarkan surat ijin tersebut, perizinan dilanjutkan ke tiga

(40)

ijin dengan bukti tanda tangan oleh kepala lurah pada surat ijin dari Dinas

Perizinan.

3. Pembuatan Instrumen Penelitian

a. Penyusunan kuesioner. Kuesioner penelitian ini terdiri dari 3

bagian, yaitu informasi penggunaan multivitamin pada anak, kuesioner bentuk

pilihan “BENAR” dan “SALAH” dengan tipe dichotomous scale, dan data demografi responden. Pernyataan pengetahuan multivitamin menggunakan bentuk

dichotomous scale yang memuat pernyataan tentang pengetahuan responden

terhadap penggunaan multivitamin pada anak. Jawaban pernyataan terdiri dari dua

alternatif jawaban, yaitu “benar” atau “salah” sebanyak 27 pernyataan dan yang

terakhir membuat kuesioner dengan metode open form item yang terkait dengan

data demografi dari responden.

b. Uji validitas dan uji pemahaman bahasa. Validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah

(Arikunto, 2007). Uji validitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

berdasarkan content validity, yaitu menyangkut kebenaran suatu instrumen

mengukur isi dari area yang dimaksudkan untuk diukur. Kemudian untuk uji

pemahaman bahasa diuji berdasarkan analisis rasional atau dengan professional

judgement, yaitu apoteker dan dokter anak. Sebelum di validasi jumlah butir

pernyataan sebanyak 22, kemudian di validasi oleh apoteker butir pernyataan

(41)

pernyataan untuk menggali pengetahuan tentang kandungan, efek samping

multivitamin, waktu kadaluarsa, dan informasi multivitamin kurang lengkap. Uji

pemahaman bahasa dilakukan di daerah Condongcatur, Sleman. Uji pemahaman

bahasa ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan dalam

kuesioner sudah mudah dipahami oleh responden atau tidak. Hasil dari uji

pemahaman bahasa yaitu tidak ditemukannya responden yang bertanya tentang isi

kuesioner.

c. Uji reliabilitas. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan

Alpha Cronbach dengan taraf kepercayaan 95%, dimana uji reliabilitas dilakukan

pada responden yang tinggal bukan di Kecamatan Mergangsan. Oleh karena uji

validitas menggunakan professional judgement maka kuesioner reliabel jika nilai

α > 0,75 (Mustafa, 2009).Uji reliabiltas dilakukan pada 30 responden, didapatkan

hasil α = 0,767 pada bagian pengetahuan, sehingga dapat dikatakan kuesioner telah reliabel.

4. Penyebaran Kuesioner

Pada penelitian ini, penyebaran kuesioner dilakukan di tiap kelurahan

diantaranya : pertemuan di Posyandu tiap kelurahan, ke sekolah-sekolah (TK dan

SD) dan dari rumah ke rumah. Sebelum responden mengisi kuesioner, terlebih

dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penyebaran kuesioner agar

responden tidak bertanya-tanya dan bingung, apabila responden telah setuju untuk

mengisi kuesioner dalam penelitian ini maka kuesioner dapat dibagikan kepada

(42)

sendiri oleh peneliti dan tiap responden diberikan satu kuesioner dan diberikan

kesempatan untuk mengerjakan kuesioner saat itu juga pada tempat penelitian.

Pertama dilakukan penyebaran kuesioner di pertemuan Posyandu dan

dilanjutkan ke rumah-rumah warga di Kelurahan Brontokusuman, dibagikan 40

kuesioner, 38 kuesioner diisi oleh responden dan dari 38 responden yang mengisi

kuesioner tersebut terdapat 3 kuesioner harus di drop out. Pertemuan posyandu

dan dilanjutkan ke rumah-rumah warga di Kelurahan Wirogunan dibagikan 40

kuesioner, 35 kuesioner diisi oleh responden, dan dari 35 kuesioner terdapat 1

kusioner yang di drop out. Dari 40 kuesioner di berikan di TK keparakan, 36

kuesioner diisi oleh responden dan terdapat 2 kuesioner harus di drop out, akan

tetapi dalam penelitian ini pengambilan sampel berhenti setelah peneliti

mendapatkan jumlah sampel yang diperlukan di kelurahan masing-masing.

5. Pengolahan Data

Pertama yang peneliti lakukan adalah memeriksa kuesioner apakah

responden masuk dalam kriteria inklusi atau tidak. Jika responden tersebut masuk

dalam kriteria inklusi lalu data dapat dimasukkan ke dalam tabel lembar kerja.

Kemudian diberi kode pada jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan,

penghasilan, jumlah anak, produk multivitamin yang digunakan, harapan

penggunaan multivitamin, harga multivitamin, tempat memperoleh, sumber

informasi penggunaan multivitamin, frekuensi pemberian, bentuk sediaan, dan

kapan terakhir menggunakan multivitamin. Selanjutnya, karakteristik demografi

(43)

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pengaruh karakteristik

demografi responden terhadap tingkat pengetahuan, dilakukan dengan cara

memberikan skoring pada masing-masing jawaban responden. Kemudian,

masing-masing skor dimasukkan ke dalam tabel lembar kerja.Dari tabel lembar

kerja lalu dihitung berapa banyak responden yang menjawab benar.Pemberian

skor pada pernyataan pengetahuan diberi skor 0 dan 1 (Kasmadi, 2013). Skor 0

menunjukkan jawaban responden yang salah dan skor 1 menunjukkan jawaban

responden yang benar.

Setelah menghitung jawaban responden yang benar lalu skor tersebut

dikategorikan dalam tingkat pengetahuan baik jika menjawab benar 21-27

pernyataan, pengetahuan cukup baik jika menjawab benar 16-20 pernyataan,

pengetahuan kurang baik jika menjawab benar 11-15 pernyataan, dan

pengetahuan tidak baik jika menjawab benar < 11 pernyataan.

G. Analisis Hasil Penelitian

Hasil dari pengelompokkan karakteristik demografi dan informasi

penggunaan multivitamin anak dihitung dalam bentuk persentase yang

ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram untuk mendeskripsikan fakta-fakta

yang tertulis dalam kuesioner. Perhitungan persentase menggunakan rumus :

% = × 100%

Keterangan : P = persentase jawaban, A = jumlah jawaban yang sejenis, dan B =

responden total.

Pada awalnya kategori tingkat pengetahuan dalam penelitian ini

(44)

tetapi dalam penggunaan uji metode Chi-square tingkat pengetahuan yang

digunakan yaitu baik dan cukup baik. Dikarenakan syarat dari penggunaan

metodeChi-squareadalah 2 x 2.

Analisis hasil penelitian terkait dengan pengaruh karakteristik demografi

terhadap tingkat pengetahuan responden, dilakukan dengan membandingkan :

1. usia responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji metode

Chi-squaredengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H1diterima.

2. pendidikan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji

metode Chi-square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H2

diterima.

3. pekerjaan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji

metode Chi-square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H3

diterima.

4. penghasilan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji

metode Chi-square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H4

diterima.

Gambar 1. Kerangka Pengujian Statistik Hipotesis

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

Tingkat Pengetahuan

terhadap penggunaan multivitamin

(45)

H. Kelemahan Penelitian

Dalam penelitian ini uji validitas secara statistik (validitas konstruk)

sudah dilakukan empat kali namun hasil yang didapatkan selalu tidak valid,

sehingga peneliti hanya melakukan ujicontent validitydanface validity.

Jumlah responden dalam penelitian ini menggunakan jumlah sampel

minimal. Seharusnya jumlah sampel minimal digunakan untuk satu kelompok dari

(46)

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian akan dipaparkan dengan urutan sesuai tujuan penelitian,

yaitu karakteristik demografi, tingkat pengetahuan, dan pengaruh karakteristik

demografi (usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan) terhadap tingkat

pengetahuan.

A. Karakteristik Demografi Responden

Dalam penelitian ini karakteristik demografi responden yang terlibat

adalah sebagai berikut 84,4% berjenis kelamin perempuan dengan rata-rata usia

21-40 tahun (76%), pendidikan terakhir responden kebanyakan adalah SMA

(55,2%), dengan profesi terbanyak adalah ibu rumah tangga (49%). Menurut

Effendy (2008), bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih

tinggi akan mempengaruhi tingkat pengetahuannya dari informasi yang orang

tersebut peroleh, sehingga dalam penelitian ini dengan pendidikan terakhir SMA

diharapkan pengetahuan responden tentang penggunaan multivitamin pada anak

baik. Dalam penelitian ini juga diperoleh responden terbanyak dengan status

pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebesar 49% dengan penghasilan tertinggi

yaitu < Rp 1.100.000,00 sebesar 54,2%. Karakteristik demografi yang terakhir

adalah jumlah anak. Diperoleh responden yang memiliki jumlah anak 2 terbanyak

dengan persentase sebesar 37,5%. Secara lengkap hasil penelitian disajikan pada

(47)

Tabel II. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Data Demografi

Usia 21-40 tahun 73 76

41-56 tahun 23 24 Perguruan Tinggi (S1) 19 19,8

Pascasarjana (S2) 2 2,1

Pekerjaan PNS 3 3,1

Wiraswasta/pedagang 12 12,5 Pegawai Swasta 34 35,4 Ibu Rumah Tangga 47 49

Penghasilan < Rp 1.100.000,00 52 54,2 Rp 1.100.000,00–Rp

Jumlah Anak Anak 1 33 34,4

Anak 2 36 37,5

Anak 3 20 20,8

Anak 4 6 6,3

Anak 5 1 1

Selain karakteristik demografi responden, didapatkan hasil informasi

tambahan terkait dengan pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin

yang diberikan pada anak. Informasi yang dimaksud antara lain adalah :

1. Harga multivitamin

Harga yang digunakan responden untuk membeli multivitamin dibagi

(48)

dan Rp 50.000,00

40.000,00 yaitu seban

Gambar 2.

50.000,00 – Rp 100.000,00. Peneliti membuat 3 na untuk memudahkan peneliti mengelompokka

s oleh responden. Harga multivitamin yang di

banyak adalah Rp 10.000,00– Rp 20.000,00 dan ng-masing sebanyak sebanyak 47 orang dan 43 or

enunjukkan untuk penghasilan kurang dari R

embeli multivitamin dengan harga sebesar Rp

banyak 51 responden (53,1%). Ringkasan hasil

oporsi Responden berdasarkan Jawaban terh yang digunakan Responden di Kecamatan Mer

Yogyakarta

berian multivitamin

pemberian multivitamin yang diberikan pa

ali sehari dengan jumlah responden sebanyak

3 kali sehari diperoleh jumlah responden sebany

Pramudianto dan Evaria (2011) untuk frekuensi

ata diberikan 1 x sehari, 2 x sehari, hingga 3 x

Scott’s Emulsion®untuk Anak > 12 tahun 15 m

49%

dikeluarkan oleh

dan Rp

20.000,00-n 43 ora20.000,00-ng.

i Rp 1.100.000,00

p 10.000,00 –Rp hasil disajikan pada

(49)

12 tahun 15 mL 2 x se

supermarket (18 oran

disajikan pada Gamba

Gambar 4. Propor Membeli Multivi

x sehari, 1-6 tahun 15 mL 1 x sehari. Ringkasan

orsi Responden berdasarkan Jawaban terhad ultivitamin pada Anak di Kecamatan Mergan

Yogyakarta

oleh multivitamin

emperoleh yang terbanyak dipilih oleh re

vitamin yang diberikan pada anak yaitu Apot

orang), dan toko obat (6 orang). Ringkasan hasi

bar 4 sebagai berikut :

oporsi Responden berdasarkan Jawaban terhad ltivitamin pada Anak di Kecamatan Mergan

Yogyakarta

hasil penelitian ini

(50)

4. Bentuk sediaan mul

Bentuk sedia

adalah bentuk sedia

penggunaan multivita

kesehatan (dokter, apot

televisi/ radio/ interne

adalah responden den

apoteker, bidan, peraw

multivitamin

diaan multivitamin yang paling banyak diguna

diaan cair sebanyak 81 responden dibandi

vitamin dalam bentuk padat yaitu 28 responde

ungkinan responden memilih sediaan cair a

inumnya dan untuk sediaan cair terdapat banya

untuk meminum multivitamin yang diberikan.

kan dalam Gambar 5 sebagai berikut :

oporsi Responden berdasarkan Jawaban terhad naan Multivitamin pada Anak di Kecamatan

Kota Yogyakarta

si penggunaan multivitamin

nformasi penggunaan multivitamin diperole

, apoteker, bidan, perawat), iklan surat kabar/

ernet, dan dari keluarga/ teman. Jumlah terba

dengan mendapatkan informasi dari tenaga kes

rawat) yaitu sebanyak 55 orang. 74% 26%

unakan responden

ndingkan dengan

sponden. Hasil ini

(51)

Diharapkan

responden sekitar 3

menggunakan multivi

terakhir penggunaan

sampai enam bulan m

membantu menginga

responden yang men

multivitamin, peneliti

periodenya sudah te

disajikan pada Gamba 38%

n dari sumber informasi terbanyak diperol

tahuan responden akan penggunaan multivita

nelitian ini disajikan pada Gambar 6 sebagai ber

oporsi Responden berdasarkan Jawaban terhad ggunaan Multivitamin pada Anak di Kecamatan

Kota Yogyakarta

penggunaan multivitamin

nelitian ini diperoleh informasi juga bahw

3-6 bulan (46%) merupakan periode

tivitamin pada anak. Tujuan peneliti untuk me

an multivitamin adalah untuk mengurangi re

n merupakan periode yang peneliti anggap suda

gat responden dalam penggunaan multivita

engisi > 6 bulan merupakan periode terakhi

liti tidak mengambilnya sebagai sampel kare

terlalu lama untuk diingat. Ringkasan hasil

bar 7 sebagai berikut : 47%

roleh dari tenaga

vitamin juga baik.

berikut :

sudah cukup untuk

vitamin. Jika ada

khir menggunakan

arena waktu atau

hasil penelitian ini enaga kesehatan

klan surat kabar

(52)

Gambar 7. Propor

dari tenaga kesehatan.

sebagai berikut :

orsi Responden berdasarkan Jawaban terhad aan Multivitamin pada Anak di Kecamatan M

Kota Yogyakarta

amin yang banyak digunakan

litian ini terdapat ± 10 produk multivitamin y

oduk yang banyak digunakan adalah Scott’s Emulsi

us® (31 orang). Dalam penelitian ini responde

t’s Emulsion® dan Curcuma Plus®karena menda

tan. Ringkasan hasil penelitian ini disajikan

orsi Responden berdasarkan Jawaban terhad yang digunakan pada Anak di Kecamatan Mer

(53)

8. Harapan dalam menggunakan multivitamin

Dalam penelitian ini, diperoleh harapan terbanyak responden dalam

menggunakan multivitamin adalah supaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh

anak (75 orang) dan dapat menambah nafsu makan anak (59 orang).

Untuk harapan yang diinginkan responden terkait dengan penggunan

multivitamin adalah sesuai dengan pemilihan produk multivitamin yang

responden banyak gunakan yaitu Scott’s Emulsion®. Menurut Pramudianto dan

Evaria (2011), penggunaan multivitamin Scott’s Emulsion® dengan indikasi

untuk membantu membangun daya tahan tubuh dan untuk memenuhi kebutuhan

vitamin A dan D di dalam tubuh, sehingga dapat dikatakan bahwa pemilihan

produk multivitamin dengan harapan yang digunakan responden tepat atau sesuai.

Ringkasan penelitian ini disajikan pada Tabel IV sebagai berikut :

Tabel IV. Proporsi Responden yang Menyatakan Harapan terhadap Penggunaan Multivitamin pada Anak di Kecamatan Mergangsan Kota

Yogyakarta

Harapan Responden Jumlah Responden

Meningkatkan kekebalan tubuh anak 75

Menambah nafsu makan anak 59

Meningkatkan kecerdasan otak anak 37

Membantu pencernaan anak 18

Menyembuhkan penyakit yang diderita oleh anak

11

B. Tingkat Pengetahuan Responden Terkait Penggunaan Multivitamin

Hasil penelitian menunjukkan ada 89% responden yang tingkat

pengetahuannya dalam kategori baik. Pengetahuan responden dikatakan baik

kemungkinan karena kebanyakan responden yang didapatkan dalam penelitian ini

(54)

Dengan pendidikan terakhir SMA responden sudah memiliki pengetahuan yang

baik tentang penggunaan multivitamin pada anak. Ringkasan hasil penelitian ini

disajikan pada Tabel V sebagai berikut :

Tabel V. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat Pengetahuan Penggunaan Multivitamin

Tingkat Pengetahuan Jumlah responden Persentase (%)

Baik 85 89

Cukup Baik 10 10

Kurang Baik 1 1

Total 96 100

Sementara itu, pernyataan pada item kuesioner yang paling banyak

dijawab dengan benar oleh responden adalah tentang kandungan multivitamin

yaitu sebanyak 95,8%, sedangkan yang paling sedikit dijawab benar adalah

tentang efek samping dari penggunaan multivitamin yaitu sebesar 59,4%. Urutan

persentase banyaknya responden yang menjawab benar dari masing-masing

kategori pada item pernyataan dari yang paling tinggi ke rendah yaitu kategori

kandungan multivitamin, expired date (tanggal kadaluarsa), dosis multivitamin,

pengertian, cara pemberian, penyimpanan, informasi, indikasi, dan efek samping

penggunaan multivitamin. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

sudah mengetahui kandungan apa saja dari multivitamin, tetapi responden belum

dapat mengetahui efek samping dari penggunaan multivitamin tersebut.

Pernyataan pada item kuesioner yang paling banyak menjawab salah

adalah tentang efek samping dari penggunaan multivitamin yaitu sebesar 40,6%,

sedangkan yang paling sedikit menjawab salah adalah kandungan multivitamin

dengan persentase sebesar 4,2%. Urutan persentase banyaknya responden yang

(55)

paling tinggi ke rendah yaitu kategori efek samping, indikasi penggunaan

multivitamin, informasi, penyimpanan multivitamin, cara pemberian, pengertian

dari multivitamin, dosis multivitamin, expired date (tanggal kadaluarsa), dan

kandungan multivitamin. Ringkasan hasil penelitian ini disajikan pada Tabel VI

sebagai berikut :

Tabel VI. Distribusi Jawaban Benar dan Jawaban Salah terhadap Kategori Pengetahuan Responden

Pengertian 1, 10, 18 91,3 8,7

Indikasi 2, 11, 20 77 23

Kandungan 3, 12, 21 95,8 4,2

Efek Samping 4, 13, 22 59,4 40,6

Dosis 5, 14, 23 91,7 8,3

Penyimpanan 6, 15, 24 90,3 9,7

Cara Pemberian 7, 16, 25 90,6 9,4

Tanggal Kadaluarsa 8, 17, 26 94,5 5,5

Informasi 9, 19, 27 78,5 21,5

Total soal pernyataan (27 soal) 85,5 14,5

Dengan demikian, saran untuk pemberian informasi tentang efek

samping penggunaan multivitamin pada anak perlu ditingkatkan lagi terhadap

pengetahuan orangtua terhadap penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan

Mergangsan.

Pada Penelitian ini menunjukkan distribusi data yang tidak normal pada

bagian pengetahuan karena nilai signifikan yang diperoleh yaitu 0,000 (p > 0,05),

sehingga dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik dengan

interpretasi hasil menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Peneliti menggunakan

uji Kolmogorov-Smirnov karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini

(56)

C. Pengaruh Karakteristik Demografi Terhadap Tingkat Pengetahuan 1. Usia

Dalam penelitian ini persentase pengetahuan kategori baik paling banyak

adalah responden yang berusia 21-40 tahun yaitu sebesar 78,8%. Seperti yang

dikatakan Notoatmodjo (2007), bahwa faktor usia akan mempengaruhi

pengetahuan. Dengan bertambahnya usia seseorang maka tingkat pengetahuannya

akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang tepat. Namun, dapat dilihat

dalam penelitian ini usia responden terbanyak adalah berkisar 21-40 tahun dan

memiliki pengetahuan yang baik juga dibandingkan pada usia 41-56 tahun.

Ringkasan hasil penelitian ini disajikan pada Tabel VII sebagai berikut :

Tabel VII. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Usia

Kategori usia Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Baik

∑ % ∑ %

Usia 20-40 tahun 67 91,8 6 8,2

Usia 41-56 tahun 18 78,3 5 21,7

Berdasarkan uji statistik yang membandingkan usia responden dengan

tingkat pengetahuan menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna (UjiFisher,

p= 0,086). Dengan demikian, usia tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan

responden tentang penggunaan multivitamin pada anak. Uji Fisher digunakan

ketika ujiChi-squaretidak memenuhi syarat atau ada nilai sel yang < 5.

2. Pendidikan

Pendidikan dalam penelitian ini dibagi dalam 2 kelompok yaitu < SMA

(57)

persentase tertinggi pada tingkat pengetahuan baik adalah pendidikan ≥ SMA

(91%). Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan pernyataan Effendy (2008) yaitu

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah

menerima informasi baru yang didapatnya, sehingga pengetahuannya

mempengaruhi cara pandangnya terhadap informasi diterimanya. Ringkasan hasil

penelitian ini disajikan pada Tabel VIII sebagai berikut:

Tabel VIII. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Baik

∑ % ∑ %

< SMA 14 77,8 4 22,2

≥ SMA 71 91 7 9

Berdasarkan uji statistik yang membandingkan tingkat pengetahuan

dengan tingkat pendidikan responden menunjukkan hasil yang berbeda tidak

bermakna (Uji Fisher, p= 0,122). Dengan demikian, tingkat pendidikan tidak

mempengaruhi tingkat pengetahuan responden tentang penggunaan multivitamin

pada anak.

3. Pekerjaan

Dalam penelitian ini, rata-rata responden yang bekerja (PNS, wiraswasta,

pegawai swasta) yang memiliki pengetahuan baik (91,8%), sedangkan untuk

responden yang tidak bekerja atau berprofesi sebagai ibu rumah tangga memiliki

persentase pengetahuan baik sebesar 85,1%. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Sarwono (2009) yang menyatakan bahwa semakin luas pekerjaan seseorang, maka

(58)

berprofesi tidak bekerja atau ibu rumah tangga yang cakupannya sempit.

Ringkasan hasil penelitian ini disajikan pada Tabel IX sebagai berikut :

Tabel IX. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Pekerjaan

Pekerjaan

Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Baik

∑ % ∑ %

Tidak Bekerja 40 85,1 7 14,9

Bekerja 45 91,8 4 8,2

Berdasarkan uji statistik, yang membandingkan tingkat pengetahuan

dengan pekerjaan responden menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna

(Uji Chi-square, p= 0,301). Dengan demikian, pekerjaan tidak mempengaruhi

tingkat pengetahuan responden tentang penggunaan multivitamin pada anak.

4. Penghasilan

Karakteristik demografi responden berdasarkan penghasilan keluarga

didasarkan pada penghasilan UMR di Kota Yogyakarta yaitu Rp 1.065.247,00.

Penghasilan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penghasilan

orangtua (ibu dan bapak) jika keduanya sama-sama bekerja.

Dalam penelitian ini diperoleh penghasilan > Rp 1.100.000,00 memiliki

pengetahuan baik paling banyak sebesar 95,5%. Penelitian ini sesuai dengan

pernyataan Sarwono (2009), bahwa semakin tinggi sosial ekonomi semakin

banyak kebutuhan dan fasilitas yang dipenuhi, sehingga pengetahuan seseorang

juga menjadi lebih tinggi. Ringkasan hasil penelitian ini disajikan pada Tabel X

(59)

Tabel X. Distribusi Jumlah Responden (%) berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Penghasilan

Penghasilan

Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Baik

∑ % ∑ %

≤ Rp 1.100.000,00 43 82,7 9 17,3

> Rp 1.100.000,00 42 95,5 2 4,5

Berdasarkan uji statistik yang membandingkan tingkat pengetahuan

dengan penghasilan responden menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna

(Uji Chi-square, p= 0,050). Dengan demikian, penghasilan tidak mempengaruhi

tingkat pengetahuan responden tentang penggunaan multivitamin pada anak.

Dalam penelitian ini, tidak menunjukkan bahwa faktor-faktor

karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan,

dan jumlah anak) mempengaruhi pengetahuan. Ini disebabkan kemungkinan dari

social life responden di Kecamatan Mergangsan yang sering mengadakan

pertemuan-pertemuan dalam bentuk arisan ibu-ibu PKK maupun dalam

pertemuan posyandu. Sehingga semakin memungkinkan responden menerima dan

memahami informasi lebih banyak dari lingkungan sekitar tentang penggunaan

multivitamin. Dalam penelitian ini juga tidak dilanjutkan dengan uji odd ratio

Gambar

Gambar 1.Kerangka Pengujian Statistik Hipotesis…....................
Tabel I. Kategori Item Pernyataan pada Tingkat Pengetahuan Responden Favorable Unfavorable
Gambar 1. Kerangka Pengujian Statistik Hipotesis
Tabel II.26
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi adanya keberadaan industri marmer di Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung yang tentunya menimbulkan dampak

Secara garis besar karakteristik usahatani yang dilakukan petani gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota rata-rata mempunyai luas 1.41 ha dengan jenis bibit yang digunakan

Pada umumnya metode peramalan causal meliputi faktor-faktor yang berhubungan dengan variabel yang diprediksi seperti analisi regresi sedangkan metode peramalan time series

Pengaruh inokulasi bakteri Vibrio harveyi 10 5 cfu/ml pada media pemeliharaan terhadap tingkat kelangsungan hidup larva udang galah yang telah diberikan pakan komersil yang

Ketujuh klon transforman dilakukan uji ekspresi protein pada skala kecil dengan menggunakan medium produksi yaitu media LB cair 10 ml yang ditambah ampisilin dan diinkubasi pada

Karena butuh lahan, maka pada tanggal 13 Nopember 2015 , lalu pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI membeli tanah / lahan yang

Elemen kapasitor sebagai pengganti ballast memiliki tegangan yang lebih rendah juga sebagaimana resistor terhadap ballast yaitu 45 volt, akan tetapi yang menjadi kelebihan

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa alkoholisme adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami adiksi dan penyakit menahun yang ditandai dengan