• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABDOMINAL MASSAGE NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU) DENGAN INTERVENSI PENCEGAHAN GASTRIC RESIDUAL VOLUME (GRV) PADA BAYI PREMATUR TERPASANG VENTILASI MEKANIK DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ABDOMINAL MASSAGE NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU) DENGAN INTERVENSI PENCEGAHAN GASTRIC RESIDUAL VOLUME (GRV) PADA BAYI PREMATUR TERPASANG VENTILASI MEKANIK DI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENCEGAHAN GASTRIC RESIDUAL VOLUME (GRV) PADA BAYI PREMATUR TERPASANG VENTILASI MEKANIK DI NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT

(NICU) DENGAN INTERVENSI ABDOMINAL MASSAGE

Diki Ardiansyah1, Sjarif Hidajat Effendi2, Ikeu Nurhidayah3, Yani Setiasih4 Magister Keperawatan Kritis, Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran, Indonesia Guru Besar Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran/ RSUP Dr. Hasan Sadikin, Indonesia 3 Dosen Keperawatan Anak, Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia 4 Perawat Neonatus, Neonatal Intensive Care Unit (NICU), RSUP Dr. Hasan Sadikin, Indonesia

ardiansyahdiki.diki@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Gastric residual volume (GRV) adalah gejala feeding intolerance yang sering terjadi pada bayi prematur akibat imaturitas gastrointestinal yang dapat diperberat ileh pesangan ventilasi mekanik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh abdominal massage terhadap GRV pada bayi prematur terpasang ventilasi mekanik di NICU. Metode: Penelitian kuasi eksperimen control group pretest and posttest design pada 34 responden, 17 kelompok massage dan 17 kelompok kontrol di NICU RS di Bandung, 2018. GRV diukur pada hari pertama (pretest) dan hari kelima (posttest)Abdominal massage dilakukan selama 15 menit, 2 x/hari 30 menit setelah bayi minum pada periode 5 hari. Hasil: Hasil menunjukkan terdapat perbedaan selisih rata-rata GRV (p<0,05). Rata-rata selisih GRV menurun 0,65 cc pada kelompok intervensi. Sedangkan terjadi peningkatan rata-rata GRV pada kelompok kontrol sebanyak 3,59 cc. Terdapat kontribusi jenis ventilasi mekanik pada GRV sere;ah intervensi (0,02). Kesimpulan: Ada pengaruh abdominal massage terhadap GRV pada bayi prematur terpasang ventilasi mekanik di NICU, sehingga peneliti merekomendasikan standar prosedur operasional abdominal massage untuk dipertimbangkan sebagai pencegahan GRV pada bayi prematur terasang ventilasi mekanik

Kata Kunci: abdominal massage, gastric residual volume, bayi prematur, ventilasi mekanik

PENDAHULUAN Latar Belakang

Imaturitas sistem gastrointesinal menjadi masalah yang sering ditemukan pada bayi prematur. Secara fisiologis Neu dan Nan (2003) mengungkapkan motitiltas intestinal lebih matang pada usia gestasi >36 minggu, sehingga bayi prematur seringkali mengalami masalah gastrointestinal. Penelitian lain juga disampaikan oleh Neu (2007), dimana masalah gastrointestinal dianggap sebagai masalah yang paling kritis pada bayi prematur.

Pada bayi prematur masalah imaturitas gastrointestinal yang sring muncul di NICU adalah feeding intolerance. Berbagai gejala muncul pada bayi dengan feeding intolerance,

diantaranya adalah gastric residual volume (GRV), distensi abdomen dan muntah. Namun gejala GRV lebih banyak dilaporkan terjadi pada bayi prematur (Moore & Wilson, 2011).

Kriteria peningkatan GRV ditandai dengan adanya residu berwarna hijau atau merah dan atau jumlah residu lambung 5 ml/kgBB atau

>50% dari pemberian minum sebelumnya (Dutta et al. 2015; Kairamkonda et al. 2008;

Khashu et al. 2006).

Pada banyak kasus di NICU, bayi premaur yang mengalami gejala GRV seringkali mengalami penundaan pemberian nutrisi melalui enterla, sehingga nutrisi harus diberikan melalui parenteral (Neu, 2007; Tan-

(2)

Dy & Ohlsson, 2005). Namun pemberian nutrisi areneral dilaporkan Neu (2007) memiliki beberapa risiko dan komplikasi diantaranya sepsis, atrofi intestinal, infeksi dan trombus. Dampak lain adalah necrotizing enterocolitis (NEC) (Gephart, Wetzel, &

Krisman, 2014; Agnoni & Christine, 2017).

Gejala GRV yang diakibatkan oleh imaturitas gastrointestinal ini seringkali diperberat oleh masalah sistem pernapasan (Khashana & Moussa, 2016). Pada bayi yang mendapat bantuan pernapasan seperti non- invasive ventilation (NIV) terutama penggunaan nasal continous positive airway pressure (nCPAP) akan berdampak pada peningkatan gejala GRV (Mezzacappa & Collares, 2005;

Guzoglu, Eras, Uras & Dilmen, 2016).

Diungkapkan Dutta et al. (2015) hal tersebut berkaitan dengan pemberian positive end- expiratory pressure (PEEP) yang

berdampak pada penurunan perfusi gastrointestinal.

Penurunan perfusi gastrointestinal akibat pemberian PEEP dikaitkan dengan menurunnya superior mesentric artery blood flow velocity (SMA BFV) (Harvanek, Madramootoo & Carver, 2007). Miller dan Dowd (2004) menyebutkan penurunan perfusi SMA tersebut akan bedampak pada penurunan aktivitas motorik, stimulasi hormon sistem gastrointestinal. Bahkan, Harvanek, Madramootoo dan Carver (2007) melaporkan lebih dari 50% bayi dengan penurunan perfusi SMA mengalami feeding intolerance yang ditandai dengan adanya keterlambatan pengosongan lambung.

Penerapan stimulasi berupa massage dilaporkan sudah dilakukan di NICU sebagai stimulasi tambahan dan dianggap sangat

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metoda quasi experiment dengan pendekatan nonequivalent control group pretest and posttest di NICU

berpengaruh dalam meningkatkan fungsi gastrointestinal (Diego et al. 2007; Vickers et al. 2004; Diego et al. 2014). Menurut Diego, Field & Hernandez-Reif (2005); Field et al.

(2008) dan Diego et al. (2007) melaporkan massage dengan moderate pressure dapat menstimulasi aktivitas vagal dan motilitas lambung pada bayi prematur dengan usia gestasi 22-36 minggu.

Penelitian massage difokuskan pada daerah abdomen oleh Tekgunduz et al. (2014). Hasil penelitian menunjukan bahwa abdominal massage 2x15 menit selama 5 hari yang dilakukan pada bayi prematur dengan usia gestasi 28-34 minggu berpengaruh secara signifikan terhadap pencegahan GRV . Bayi yang menerima massage ini berhubungan dengan adanya peningkatan aktivitas vagal, motilitas intestinal, peningkatan perfusi SMA (intolerance (Diego et al, 2007; Diego, Field &

Hernandez-Reif, 2005; Holst, Lund, Petersson Uvnäs-Moberg, 2005; Field et al. 2008;

Kuemmerle, 2012). Mekanisme lain dilaporkan Field et al. (2008), bahwa moderate pressure massage pada bayi prematur berpengaruh terhadap peningkatan sekresi hormon insulin dan IGF-1, sehingga berdampak pada penggunaan nutrisi oleh sel.

Selain itu, adanya peningkatan produksi hormon gastrin pada penelitian tersebut berpengaruh terhadap peningkatan proses absorbsi makanan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh abdominal massage terhadap gastric residual voleume (GRV) pada bayi prematur terpasang ventilasi mekanik di ruang NICU.

Rumah sakit umum di Bandung Indonesia pada tahun 2018. Penelitian dilakukan pada 34 responden, 17 pada kelompok massage dan 17 kelompok kontrol dengan kriteria inklusi

(3)

meliputi: bayi stabil dengan usia gestasi 28-34 minggu dan berat badan 1000 – 1750 gram, menerima minum melalui naso/orogastric tube dan terpasang ventilasi mekanik baik invasif terintubasi menggunakan ventilator maupun noninvasif ≥24 jam tanpa mengalami feeding intolerance, menerima minum dengan metode continuous, menderita obstruksi pada pencernaan, post op bedah daerah abdomen, NEC/riwayat NEC, penyakit kongenital (penyakit jantung bawaan, anomali sistem pencernaan), suspek sepsis atau sepsis.

Pelaksanaan Abdominal Massage Pelaksanaan abdominal massage dilakukan oleh perawat neoinatus yang sudah tersertifikasi untuk melakukan massage pada bayi prematur. Pelaksanaan abdominal massage diberikan 2 x/hari selama 5 hari dengan durasi 15 menit setiap massage diberikan. Waktu pelaksanaan massage dilakukan 30 menit setelah bayi diberikan minum dengan posisi head up 30-45o. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya muntah pada saat intervensi dilakukan. Prosedur abdminal massage diadopsi dari penelitian Tekgunduz et al. (2014). Abdominal massage menggunakan teknik moderate pressure massage dengan menggunakan baby oil yang dilakukan pada daerah abdomen.

Protokol Pemeriksaan Gejala GRV

Residu lambung dalam penelitian ini merupakan hasil pengukuran jumlah sisa cairan lambung dengan melakukan beberapa kali aspirasi dengan menggunakan spuit 5 cc pada NGT atau OGT yang sebelumnya diberikan 0,5-1 cc udara disertai pengecekan penggunakan stetoskop pada bagian gaster.

Selama penarikan cairan lambung dilakukan dengan perlahan dan dilakukan secara berulang untuk memastikan isi gaster kosong.

Penentuan kriteria adanya peningkatan GRV apabila >5 ml/kgBB atau 50% dari jumlah pemberian minum sebelumnya.

Pengumpulan Data Kelompok Intervensi Terlebih dahulu peneliti dan asisten peneliti melakukan pengkajian terhadap gejala GRV sebagai pre-test pada hari pertama. Kemudian abdominal massage dilakukan sebanyak 2 x/hari selama 15 menit dalam periode 5 hari.

Untuk mengurangi risiko muntah pada saat pemberian intervensi, abdominal massage dilakukan pada 30 menit setelah diberikan minum dimana posisi bayi dalam posisi supinasi head up 30-45o. Pada saat dilakukan perlakuan abdominal massage, responden kelompok intervensi tetap dilakukan pemantauan hemodinamik. Abdominal massage dilakukan didalam inkubator dengan menyesuaian suhu pada suhu 36-38oC atau disesuaikan dengan Neutral Temperature Environment (NTE). Pada hari ke 5, pengambilan data kedua data GRV diukur kembali sebagai posttest.

Pengumpulan Data Kelompok Kontrol Sama seperti kelompok intervensi, namun abdominal massage dilakukan pada hari kelima setelah pengambilan data postest.

Selama periode 5 hari tersebut, responden menerima perawatan rutin.

Data Analisis

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran karakteristik subjek penelitian masing-masing kelompok. Variabel yang dilakukan analisis univariat pada penelitian ini adalah usia gestasi, berat badan, jenis pemberian minum dan jenis ventilasi mekanik.

Uji normalitas dan homogenitas serta uji Wilcoxon digunakan untuk menganalisis perbedaan GRV sebelum dan setelah pada masing-masing kelompok. Uji Mann-Whitney digunakan untuk menganalisis perbedaan rata- rata selisih GRV setelah dilakukan intervensi antara kelompok inervensi dengan kelompok kontrol. Uji Ancova digunakan untuk menganalisis kontribusi faktor confounding terhadap GRV setelah intervensi.

(4)

Ethical Consideration

Penelitian ini dilakukan uji kelayakan etik (ethical clereance) dari Komite Etik Penelitian RSUP. Hasan Sadikin Bandung. Setelah pemberian informasi secara jelas kepada

HASIL PENELITIAN

Perbandingan kelompok massage dan kontrol terkait karakteristik bayi prematur yang termasuk pada bagian penelitian ini.

Karakteristik responden berdasarkan usia gestasi, berat badan, jenis pemberian minum

orangtua responden, orangtua responden yang menyetujui ikut serta dalam penelitian ini membubuhkan tandatangan pada lembar inform concent sebagai bukti persetujuan.

dan jenis ventilasi mekanik. Berikut karakteristik responden berdasarkan usia gestasi, berat badan, jenis minum dan jenis ventilasi mekanik disajikan pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan usia gestasi, berat badan, jenis pemberian minum dan jenis ventilasi mekanik

Variabel Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol

Usia Gestasi 30,65±1,935 31,71±1,649

Berat Badan 1360,53±251,99 1371,06±195,46

Jenis Minum

ASI+Susu formula tipe S 8 (47,1%) 4 (23,3%)

ASI+Susu formula tipe P 9 (52,9%) 13 (76,5%) Jenis Ventilasi Mekanik

Non Invasive Ventilation 7 (41,2%) 10 (58,8%)

Invasive Ventilatiom 10 (58,8%) 7 (41,2%)

Usia gestasi pada kelompok intervensi memiliki rata-rata 30, 65±1,935 dengan berat badan memiliki rata-rata 1360,53±251,998. Karakteristik jenis minum kelompok intervensi didominasi oleh jenis minum ASI yang disertai dengan susu formula tipe P yaitu 9 bayi (52,9). Karakteristik responden untuk jenis ventilasi mekanik, pada kelompok intervensi didominasi oleh penggunaan ventilasi mekanik invasif yaitu 10 bayi (58,8%).

Pada kelompok kontrol, rata-rata usia gestasi menunjukkan 31,71±1,649 minggu dengan rata- rata bera badan 1371,06±195,465 gram. Sama dengan kelompok intervensi, jenis minum masih didominasi penggunaan ASI yang disertai dengan susu formula tipe P sebanyak 13 bayi (76,5%).

Terkait jenis ventilasi mekanik, kelompok kontrol didominasi penggunaan ventilasi non invasif sebanyak 10 (58,8%) bayi.

Pada tabel 2 menunjukkan rata-rata perbedaan hari pertama dan hari terakhir hasil pemeriksaan gastric residual volume (GRV). Analisis Wilcoxon digunakan untuk menguji perbedaan GRV antara hari pertama dengan hari terakhir pada kedua kelompok. Hasil menunjukkan rata-rata jumlah residu lambung pada kelompok yang diberikan abdominal massage sebelum intervensi menunjukkan angka 0,65±1,057, kemudian setelah intervensi rerata menurun menjadi 0,000±0,000. Berbeda dengan kelompok kontrol, rata-rata jumlah residu lambung pada kelompok kontrol sebelum intervensi menunjukkan angka 0,06±0,243, kemudian meningkat setelah hari kelima menjadi 3,65±1,967.

Tabel 2 Perbandingan rata-rata gastric residual volume (GRV) sebelum dan setelah intervensi

Variabel Kelompok Pengukuran Rata-rata p value Intervensi

Sebelum 0,65±1,057

0,026

Gatric residual Setelah 0,00±0,000

volume (GRV)

Kontrol Sebelum 0,06±0,243

0,000 Setelah 3,65±1,967

(5)

Hasil uji lebih lanjut menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p vlues) Wilcoxon pada kelompok intervensi dan kontrol <0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pada derajat kepercayaan 95% terdapat perbedaan yang signifikan GRV sebelum dan setelah intervensi pada kelompok intervensi (0,026) begitupun hasil yang sama pada kelompok kontrol (0,000).

Analisis Mann Whitney digunakan untuk menguji perbandingan rata-rata selisih GRV

pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil menunjukkan rata-rata selisih GRV pada kelompok intervensi sebesar - 0,65±1,057. Pada kelompok kontrol rata-rata selisih jumlah residu lambung menghasilkan nilai sebesar 3,59±1,938. Nilai negatif (-) ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan rata- rata GRV pada kelompok intervensi sebanyak 0,65. Sedangkan nilai minus (+) menunjukkan bahwa terdapat peningkatan rata-rata GRV pada kelompok kontrol sebanyak 3,59.

Tabel 3 Perbadingan rata-rata selisih gastric residual volume (GRV) Variabel Kelompok Rata-rata P value Gatric residual Intervensi -,65±1,057

0,000 volume (GRV) Kontrol 3,59±1,938

Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan selisih gastric residual volume (GRV) yang signifikan rata- rata setiap gejala feeding intolerance di atas dapat disimpulkan pada derajat kepercayaan 95% abdominal massage berpengaruh dalam mencegah peningkatan GRV pada bayi prematur terpasang ventilasi mekanik.

Pada penelitian ini terdapat antar kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (p=0,000). Berdasarkan perbedaan 2 variabel yang berpotensi menjadi variabel confounding

PEMBAHASAN

Gasric residual volume (GRV) merupakan gejala dari feeding intolerance yang umum terjadi pada bayi prematur (Moore & Wilson, 2011). gejala ini didasari oleh adanya imauritas sistem gastrointestinal pada bayi prematur.

Secara fisiologis fungsi gastrointestinal memang belum menunjukan fungsinya yang baik sebelum usia 34 minggu terutama pola pergerakan peristaltik (Neu & Zhang, 2005;

Stevanovic, 2011). Pola pergerakan tersebut mulai teratur pada usia gestasi lebih dari atau sama dengan 28 minggu sampai 30 minggu.

Kemudian pergerakan tersebut akan lebih teratur dan matur pada usia 33 minggu sampai dengan 34 minggu. Adanya migrasi komplek

yaitu jenis minum dan jenis ventilasi mekanik.

Analisis Ancova digunakan untuk menguji variabel jenis minum dan jenis ventilasi mekanik terhadap pengaruh abdominal massage terhadap residu lambung. Hasil uji ANCOVA menunjukkan hanya jenis ventilasi mekanik berkontribusi terhadap GRV dengan nilai p yang lebih kecil dari α (p=0,024). Sehingga dapat diasumsikan bahwa pada derajat kepercayaan 95% dapat diyakini bahwa jenis ventilasi berkontribusi secara signifikan mempengaruhi GRV setelah intervensi.

myoelectric pada usia 33 sampai 34 minggu ini yang membuat pola pergerakan usus lebih matang, sehingga pada bayi prematur <34 minggu masalah gastrointestinal muncul sebagai akibat ketidakmatangan sistem motorik usus (Neu & Nan, 2003; Carter, 2012;

Li et al. 2014).

Upaya untuk mengetahui adanya GRV, bayi akan dilakukan pemasangan orogastric tube (OGT) yang kemudian dilakukan aspirasi dengan menggunakan spuit kecil sebelum diberikan minum untuk mengetahui jumlah minum yang tersisa dari pemberian minum sebelumnya (Johnson, 2009). Selanjutnya jumlah residu lambung tersebut dijadikan dasar

(6)

pemberian minum selanjutnya (Dutta et al.

2015). Terdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan kriteria peningkatan residu lambung. Dutta et al. (2015) dan Carter (2012) menjelaskan kriteria adanya residu lambung apabila terdapat residu >5 ml/kgBB atau 50%

dari jumlah pemberian minum sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian, GRV jika dibandingkan antara hari pertama dengan hari terakhir pada kelompok intervensi menunjukkan volume residu yang menurun.

Sedangkan pada kelompok kontrol mengalami peningkatan. Begitu pun dengan hasil selisih GRV, dimana kelompok intervensi mengalami penurunan volume residu dibandingkan kelompok kontrol yang mengalami kenaikan jumlah residu lambung.

Mekanisme dasar dari abdominal massage terhadap pencegahan maupun mengatasi masalah feeding intolerance berkaitan dengan meningkatnya akivitas vagal dan motorik sistem gastrointestinal atau aktivitas sistem saraf parasimatis. Seperti pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Diego, Field dan Hernandez-Reif (2005) dimana teknik massage pada daerah abdomen dijadikan salah satu teknik pada terapi massage yang dilakukan. Hasil menunjukkan secara signifikan massage berpengaruh terhadap peningkatan cardiac vagal index (CVI), aktivitas vagal dan motilitas gaster. Hasil serupa Diego et al. (2007) dan Field dan Diego (2008) bayi yang dilakukan massage menunjukkan peningkatan aktivitas vagal yang memuncak selama 15 menit massage dilakukan. Selain itu, motilitas gaster meningkat dan memuncak selama 15 menit setelah stimulasi diberikan (pvalue <0,0001).

Peningkatan keduanya pada hari pertama dan kelima tersebut berhubungan dengan kenaikan berat badan selama 5 hari.

Mekanisme lainnya berkaitan dnegan pengeluaran hormon pencernaan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Field et al.

(2008) dimana bayi yang dilakukan massage berpengaruh terhadap peningkatan hormon

IGF-1 pada kelompok bayi prematur yang dilakukan maasage dan menunjukkan adanya hubungan kenaikan berat bedan dengan peningkatan kedua hormon tersebut.

Adanya penurunan GRV setelah dilakukan abdominal massage pada kelompok intervensi ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Tekgunduz et al (2014). Pada penelitiannya melakukan abdominal massage pada bayi prematur 28-32 minggu dengan berat badan 1000-1750 gram. Hasil menunjukkan abdominal massage berpengaruh terhadap penurunan residu lambung. Hasil serupa dilaporkan beberapa penelitian, dimana

abdominal massage terbukti dapat menurunkan GRV (Uysal, Eser & Akpinar, 2012; Uysal, 2017; Fazli et al. 2017; Field, 2017).

Dari kedua variabel confounding yang ada, variabel jenis minum tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah residu lambung.

Dilihat dari karakteristik jenis minum, secara kesuluruhan lebih dari sebagian responden menggunakan ASI yang disertai dengan susu formula tipe P. Beberapa jurnal mengungkapkan bahwa alasan penggunaan susus formula tipe P berkaitan dengan kandungan protein dan lemak. Susu formula tipe P merupakan susu formula dengan kadungan protein jenis casein yang sudah dilakukan hydrolized. Casein hydrolized formula ini mempunyai ukuran protein casein yang sangat kecil, sehingga protein ini mampu diabsorbsi lebih cepat oleh bayi prematur (Rosendal & Barkholt, 1999; Gomella, 2013).

Selain itu jenis lemak yang terkandung pada susu formula tipe P merupakan medium-chain triglyserida (MCT). MCT dilaporkan lebih mudah untuk dilakukan absorbsi kedalam peredaran darah dari sistem gastrointestinal.

Hal tersebut dikarenakan MCT merupakan jenis lemak dengan berat molekul lebih kecil, larut dalam air dan cepat terokisdasi sehingga bayi prematur akan lebih mudah untuk melakukan absorbsi (Shah & Limketkai, 2017).

(7)

Hasil menunjukkan bahwa jenis ventilasi mekanik berkontribusi terhadap jumlah residu lambung setelah intervensi dilakukan. Jenis ventilasi mekanik yang diberikan pada bayi kelompok intervensi sebanyak 10 bayi menggunakan ventilasi mekanik invasif dan sebanyak 7 bayi menggunakan ventilasi mekanik noninvasif. Penelitian memperkuat hasil penelitian ini, diungkapkan oleh Mathai,

KESIMPULAN

Kesimpulan penelitian ini membuktikan bahwa abdominal massage berpengaruh terhadap gastric residual volume (GRV) pada bayi prematur terpasng ventilasi mekanik.

Sesuai dengan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan penggunaan abdominal massage dua kali sehari selama 5 hari dengan durasi 15 menit digunkana sebagai upaya atau intervensi keperawatan dalam mengatasi atau

DAFTAR PUSTAKA

Agnoni, A., & Amendola, C. L. (2017).

Necrotizing enterocolitis: Current concepts in practice. Journal of the American Academy of PAs, 30(8), 16-21.

Carter, B. M. (2012). Feeding intolerance in preterm infants and standard of care guidelines for nursing assessments.

Newborn and Infant Nursing Reviews, 12(4), 187-201.

Diego, M. A., Field, T., & Hernandez-Reif, M. (2005). Vagal activity, gastric motility, and weight gain in massaged preterm neonates. The Journal of pediatrics, 147(1), 50-55.

Diego, M. A., Field, T., Hernandez‐Reif, M., Deeds, O., Ascencio, A., & Begert, G.

(2007). Preterm infant massage elicits consistent increases in vagal activity and gastric motility that are associated with greater weight gain. Acta Paediatrica, 96(11), 1588-1591.

Diego, M. A., Field, T., & Hernandez-Reif, M. (2014). Preterm infant weight gain is

Rajeev dan Adhikari (2014), dimana penggunaan ventilasi mekanik menunjukkan komplikasi feeding intolerance yang ditandai dengan 26% mengalami peningkatan residu lambung. Peningkatan residu lambung ini disebutkan Havranek, Thompson dan Carver (2006) ada kaitannya dengan penurunan aliran darah pada supeior arteri mesentrika (SMA BFV).

mencegah peningkatan GRV pada bayi prematur terpasang ventilasi mekanik. Penelitian lebih lanjut sangat dibutuhkan untuk menginvestigasi pengaruh abdominal massage terhadap GRV dengan sampel yang lebih besar dengan pemeriksaan GRV yang dilakukan penilaian setiap harinya untuk menghasilkan penelitian yang lebih aplikatif di ruang NICU.

increased by massage therapy and exercise via different underlying mechanisms. Early human development, 90(3), 137-140.

Dutta, S., Singh, B., Chessell, L., Wilson, J., Janes, M., McDonald, K., ... & Watson, J.

(2015). Guidelines for feeding very low birth weight infants. Nutrients, 7(1), 423- 442.

Fazli, S. M., Mohamadzadeh, A., Salari, M.,

& Karbandi, S. (2017). Comparing the Effect of Non-nutritive Sucking and Abdominal Massage on Feeding Tolerance in Preterm Newborns.

Evidence Based Care, 7(1), 53-59.

Field, T., & Diego, M. (2008). Vagal activity, early growth and emotional development.

Infant Behavior and Development, 31(3), 361-373.

Field, T., Diego, M., Hernandez-Reif, M., Dieter, J. N., Kumar, A. M., Schanberg, S.,

& Kuhn, C. (2008). Insulin and insulin-like growth factor 1 (IGF-1) increased in

(8)

preterm neonates. Journal of developmental and behavioral pediatrics:

JDBP, 29(6), 463.

Field, T. (2017). Newborn Massage Therapy.

Int J Ped & Neo Heal, 1, 2-54.

Fazli, S. M., Mohamadza Fazli, S. M., Mohamadzadeh, A., Salari, M., &

Karbandi, S. (2017). Comparing the Effect of Non-nutritive Sucking and Abdominal Massage on Feeding Tolerance in Preterm Newborns.

Evidence Based Care, 7(1), 53-59.

Fazli, S. M., Mohamadzadeh, A., Salari, M.,

& Karbandi, S. (2017). Comparing the Effect of Non-nutritive Sucking and Abdominal Massage on Feeding Tolerance in Preterm Newborns.

Evidence Based Care, 7(1), 53-59.

deh, A., Salari, M., & Karbandi, S. (2017).

Comparing the Effect of Non-nutritive Sucking and Abdominal Massage on Feeding Tolerance in Preterm Newborns.

Evidence Based Care, 7(1), 53-59.

Gephart, S. M., Wetzel, C., & Krisman, B.

(2014). Prevention and early recognition of necrotizing enterocolitis, a tale of two tools: eNEC and GutCheckNEC.

Advances in neonatal care: official journal of the National Association of Neonatal Nurses, 14(3), 201.

Gomella, T. L., Cunningham, M. D., Eyal, F.

G., & Tuttle, D. J. (Eds.). (2013).

Neonatology: management, procedures, on-call problems, diseases, and drugs.

Havranek, T., Thompson, Z., & Carver, J. D.

(2006). Factors that influence mesenteric artery blood flow velocity in newborn preterm infants. Journal of perinatology, 26(8), 493.

Holst, S., Lund, I., Petersson, M., & Uvnäs- Moberg, K. (2005). Massage-like stroking influences plasma levels of gastrointestinal hormones, including insulin, and increases weight gain in male rats. Autonomic Neuroscience, 120(1), 73-79.

Kairamkonda, V. R., Deorukhkar, A., Bruce, C., Coombs, R., Fraser, R., & Mayer, A.

T. (2008). Amylin peptide is increased in preterm neonates with feed intolerance.

Archives of Disease in Childhood-Fetal and Neonatal Edition, 93(4), F265-F270.

Khashu, M., Harrison, A., Lalari, V., Gow, A., Lavoie, J. C., & Chessex, P. (2006, June).

Photoprotection of parenteral nutrition enhances advancement of minimal enteral nutrition in preterm infants. In Seminars in perinatology (Vol. 30, No. 3, pp. 139-145). WB Saunders.

Kuemmerle, J. F. (2012). Insulin-like growth factors in the gastrointestinal tract and liver. Endocrinology and metabolism clinics of North America, 41(2), 409-423.

Mathai, S. S., Rajeev, A., & Adhikari, K. M.

(2014). Safety and effectiveness of bubble continuous positive airway pressure in preterm neonates with respiratory distress. medical journal armed forces india, 70(4), 327-331.

Moore, T. A., & Wilson, M. E. (2011). Feeding intolerance: a concept analysis. Advances in Neonatal Care, 11(3), 149-154.

Neu, J., Nan. (2003). The neonatal gastrointestinal track: developmental anatomy, physiology, and clinical implicaions. Gatroenterology, 4(1).

Neu, J. (2007). Gastrointestinal development and meeting the nutritional needs of premature infants. The American journal of clinical nutrition, 85(2), 629S-634S.

Neu, J., & Zhang, L. (2005). Feeding intolerance in very‐low‐birthweight infants: What is it and what can we do about it?. Acta paediatrica, 94, 93-99.

Rosendal, A., & Barkholt, V. (2000). Detection of potentially allergenic material in 12 hydrolyzed milk formulas. Journal of dairy science, 83(10), 2200-2210.

Shah, N. D., & Limketkai, B. N. (2017). The use of medium-chain triglycerides in gastrointestinal disorders.

(9)

Stefanovic IM. (2011). Neonatal sepsis.

Biochem Med. 21: 276–281.

Tekgündüz, K. Ş., Gürol, A., Apay, S. E., &

Caner, İ. (2014). Effect of abdomen massage for prevention of feeing intolerance in preterm infants. Italian journal of pediatrics, 40(1), 89.

Tan-Dy, C. R. Y., & Ohlsson, A. (2005).

Lactase treated feeds to promote growth and feeding tolerance in preterm infants.

Cochrane Database Syst Rev, 2.

Uysal, N., Eser, I., & Akpinar, H. (2012). The effect of abdominal massage on gastric residual volume: A randomized controlled

trial. Gastroenterology Nursing, 35(2), 117-123.

Uysal, N. (2017). The effect of abdominal massage administered by caregivers on gastric complications occurring in patients intermittent enteral feeding–A randomized controlled trial. European Journal of Integrative Medicine, 10, 75- 81.

Vickers, A., Ohlsson, A., Lacy, J., & Horsley, A.

(2004). Massage for promoting growth and development of preterm and/or low birth‐weight infants. The Cochrane Library.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian menunjukkan sistem pertanian padi di Kawasan Hutan Bakau Desa Teluk Nibung adalah sistem Pertanian tradisional dengan pola petani berpindah- pindah, petani padi

Pembangunan pertanian secara berkelanjutan tidak dapat dilaksanakan hanya oleh petani sendiri.Setiap upaya pembangunan dan pengembangan pertanian memerlukan rencana

Semi-Submersible Heavy Lift Vessel adalah tipe kapal multifungsi khusus yang dapat mengangkut muatan yang besar,disebut multifungsi karena dengan karakteristik open

Secara konkrit hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa upaya pening- katan kualitas layanan melalui pening- katan kualitas interaksi karyawan ritel dengan

Rendahnya persentase mortalitas belalang kayu setelah aplikasi Beauveria bassiana dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti kelembapan lingkungan yang tidak

Akan tetapi penggunaan metode Information Search dalam pembelajaran daring ini tidak bisa digunakan untuk seluruh mata pelajaran rumpun Al Islam atau KD (Kompetensi

Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang KI dan KD Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Pergub Prov Jabar Nomor 69 Tahun 2013 tentang

pengangkutan dalam hal tanggung jawab Pimpinan Kapal/Nakhoda terhadap keselamatan, keamanan dan ketertiban kapal maupun pelayar pada pokoknya bermuara pada kepentingan barang