RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
DINAS KESEHATAN KOTA MATARAM
TAHUN 2016-2021
(REVIEW)
PEMERINTAH KOTA MATARAM
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 1
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MATARAM
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-nya maka Dinas Kesehatan Kota Mataram dapat menyelesaikan Review Dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Mataram Tahun 2016-2021.
Dokumen Rencana Strategis ini merupakan perwujudan dari amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa Kepala SKPD menyiapkan Renstra-SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai dokumen perencanaan SKPD lima tahunan.
Renstra Dinas Kesehatan Kota Mataram memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,program, dan kegiatan pembangunan Dinas Kesehatan yang bersifat indikatif dan berpedoman kepada RPJM Kota Mataram. Rencana pembangunan kesehatan inilah yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatanKota Mataram selama periode 2016-2021.
Pada kesempatan ini saya mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama berperan aktif dalam pembangunan kesehatan di Kota Mataram guna mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kota Mataramyaitu
“TERWUJUDNYA KOTA MATARAM YANG MAJU, RELIGIUS DAN
BERBUDAYA”. Semoga penyusunan dan penerbitan Renstra Dinas
Kesehatan Kota Mataram Tahun 2016-2021 ini mendapatkan ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
Mataram, Oktober 2017 Kepala Dinas Kesehatan Kota
Mataram,
dr. H. Usman Hadi
Pembina Utama Muda – IV/c
NIP. 19631121 199603 1 002
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 2 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada dasarnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua pihak yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud keadaan sehat, baik secara fisik, mental,spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap oranguntuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Keberhasilanpembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
kesinambungan antar upaya program dan sektor yang terkait, serta adanya kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh waktu-waktu sebelumnya.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap SKPD perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).Dengan ditetapkannya
RPJMD Kota Mataram Tahun 2016 – 2021 maka Dinas Kesehatan
menyusun Renstra Tahun 2016 – 2021 yang merupakan dokumen
perencanaan berisikan program/kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan selama periode lima tahun sebagai dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan tahunan.
Renstra Dinas Kesehatan disamping merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Mataram juga disusun dengan mempertimbangkan kebijakan-kebijakan nasional dan provinsi melalui Renstra Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015 -2019, Renstra Dinas Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2014 -
2018, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kotaserta adanya permasalahan dan tantangan pembangunan kesehatan yang harus dihadapi di masa yang akan datang.
Fokus utama pembangunan kesehatan Kota Mataram Tahun 2016 –
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 3 masyarakat yang merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang ditandai dengan meningkatnya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Pembangunan kesehatan di Kota Mataram dilaksanakan melalui
penyediaan pelayanan kesehatan yang terjangkau serta peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan dengan perhatian khusus pada upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dasar dan tersedianya perlindungan berupa jaminan kesehatan bagi masyarakat Kota Mataram.
1.2 Landasan Hukum
Landasan hukum dalam penyusunan Renstra-SKPD Dinas Kesehatan Kota
Mataram Tahun 2016 – 2021adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan
Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
PembangunanNasional;
3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional(SJSN);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 4
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
TugasPembantuan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 tantang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/Menkes/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019;
19. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013-2018;
20. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 5 Mataram;
21. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram;
22. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram Tahun 2005-2025;
23. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 10 tahun 2016 tentang
RPJMD Kota Mataram Tahun 2016 - 2021
24. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat
Nomor 821.29/9/Proglap/V/2014tentang Penetapan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 - 2018;
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1. Maksud
Maksud Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021 adalah diperolehnya satu Dokumen Perencanaan Indikatif yang memuat Program/Kegiatan pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Mataram selama kurun waktu lima tahun.
1.3.2. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Memberikan arahan umum tentang Kebijakan dan rencana program pembangunan bidang kesehatan di Kota Mataram Tahun 2016 - 2021.
b. Tujuan Khusus:
- Memberikan gambaran tentang situasi pelayanan kesehatan
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 6
- Memberikan arah kebijakan, tujuan dan sasaran program
kesehatan di tingkat Provinsi ataupun Kabupaten/Kota pada seluruh jajaran aparat kesehatan serta para pihak terkait
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Renstra Dinas Kesehatan Kota
MataramTahun 2016– 2021 adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan,
Bab II : Gambaran Umum Pelayanan SKPD,
Bab III : Isu-isu Strategis,
Bab IV : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, strategi dan Kebijakan,
Bab V : Rencana Program , Kegiatan, Indikator Kinerja,
Kelompok Sasaran dan Sumber Pendanaan Indikatif,
Bab VI : Indikator Kinerja SKPD,
Bab VII : Penutup
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 7 BAB II
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN KOTA MATARAM
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Mataram sebagai penyelenggara urusan pemerintah daerah dalam bidang kesehatan terbentuk seiring dengan terbentuknya Kota Mataram. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 Kota Mataram terbentuk yang merupakan perubahan status Kota Administratif Mataram menjadi Kotamadya Mataram yang terdiri dari 3 Kecamatan, yaitu : Kecamatan Ampenan, Kecamatan Mataram dan Kecamatan Cakranegara. Sejalan dengan lahirnya Otonomi Daerah yang ditandai dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor: 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka terjadi pula perubahan sebutan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram menjadi hanya Kota Mataram.
Dinas Kesehatan Kota Mataram sebagai pelaksana Pemerintah Kota Mataram di bidang kesehatan memiliki tugas Pokok menyelenggarakan kewenangan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas perbantuan yang dijabarkan dalam fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat
kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) serta sumber daya kesehata;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan
dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) serta sumber daya kesehatan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan masyarakat,
penceahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan,
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 8
d. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup dan tugasnya
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Berdasarkan Peraturan Walikota Mataram Nomor 37 Tahun 2016 tentang Kedudukan, susunan oranisasi, Tugas dan Fungsi serta tata kerja Dinas Kesehatan Kota mataram sehingga susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kota Mataram adalah :
a. Kepala;
b. Sekretariat terdiri dari :
1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan;
2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang terdiri dari :
1) Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri atas :
a) Seksi Kesehatan Keluarga dan gizi;
b) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat; dan
c) Seksi kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
2) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, terdiri atas :
a) Seksi Surveilans dan Imunisasi;
b) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan
c) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
dan Kesehatan Jiwa;
3) Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan, terdiri
atas :
a) Seksi Pelayanan Kesehatan;
b) Seksi Kefarmasian, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan
Ruma Tangga (PKRT);
c) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan;
d. Kelompok Jabatan Fungsional;
e. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 9 yang ada pada Dinas Kesehatan terdiri dari 11 (sebelas) Puskesmas
dan 1 (satu) Unit Pengelola Perbekalan Farmasi.
Bagan Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Walikota Mataram
Nomor 37 Tahun 2016 sebaai berikut :
Bagan I. Struktur Oranisasi Dinas Kesehatan Kota Mataram
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN
KEUANGAN
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SEKSI SURVEILANS DAN
IMUNISASI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKSI KESEHATAN KELUARGA
DAN GIZI
BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT BIDANG
KESEHATAN MASYARAKAT
SEKSI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
MENULAR SEKSI
PROMOSI DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
SEKSI PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR DAN KESEHATAN JIWA SEKSI KESEHATAN
LINGKUNGAN, KESEHATAN KERJA DAN
OLAHRAGA
SEKSI PELAYANAN KESEHATAN BIDANG PELAYANAN
KESEHATAN DAN SUMBER DAYA KESEHATAN
SEKSI KEFARMASIAN, ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN
RUMAH TANGGA (PKRT)
SEKSI SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 10 2.2 Susunan Kepegawaian dan Aset yang Dikelola
2.2.1 Ketenagaan/Kepegawaian
Dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan disebutkan bahwa tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat.
Perkembangan jumlah tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga PNS, tenaga honor daerah, PTT Pusat dan kontrak daerah yang berada pada lingkup Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa adanya fluktuatif dari 541 orang pada tahun 2010 menjadi 548 orang pada tahun 2015 dan sebanyak 547 pada tahun 2016.
Grafik 1. Jumlah Tenaga Lingkup Dinas Kesehatan
84% 86% 88% 90% 92% 94% 96% 98% 100%
2011 2012 2013 2014 2015 2016
PNS Honda Kontrak PTT
Perkembangan ketenagaan menunjukkan adanya peningkatan jumlah tenaga PNS di satu sisi dan penurunan jumlah tenaga kontrak, honor daerah dan PTT Pusat. Hal tersebut disebabkan adanya pengangkatan tenaga K1 dan K2 sebagai tenaga CPNS.
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 11 Gambar 1. Jenis ketenagaan lingkup Dinas Kesehatan
Medis 7.01%
Keperawatan 27.46%
Kefarmasian
5.11%
Kesmas 5.87% Gizi
7.01%
psikologi klinis 0.19% Ketehnis Med
7.39% Kebidanan
14.58% Kesehatan Lingkungan 8.52%
kesehatan lain 16.86%
Ditinjau dari sisi jenis ketenagaan, sebagian besar tenaga yang ada merupakan tenaga tehnis yang terkait dengan pelayanan kesehatan seperti tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat dan bidan yaitu sebesar 222 orang (42,04%); tenaga medis sebesar 37 orang (7,01%); tenaga kesehatan masyarakat sebesar 31 orang (5,87%); tenaga gizi sebesar 37 orang (7,01%); tenaga kefarmasian sebesar 27 orang (5,11%); dan tenaga ketehnisian medis sebesar 39 orang (7,39%).
2.2.2 Aset yang Dikelola
Jumlah sarana pelayanan kesehatan dasar yang dikelola di bawah Dinas Kesehatan Kota Mataram mengalami peningkatan dari tahun 2010
yaitu dari 9 Puskesmas menjadi 11 Puskesmas. Selama periode 2010 –
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 12 lainnya baik sarana milik pemerintah maupun swasta yang ada di wilayah Kota Mataram. Perkembangan jumlah sarana pelayanan kesehatan Kota
Mataram tahun 2011 – 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Fasililitas Kesehatan Kota Mataram
No Fasilitas Kesehatan Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Rumah Sakit
1 Rumah Sakit Umum 9 9 9 9 10
2 Rumah Sakit Khusus 1 1 1 2 2
Puskesmas Dan Jaringannya
1 Puskesmas Rawat Inap 4 4 4 4 4
2 Puskesmas Non Rawat Inap 6 6 7 7 7
3 Puskesmas Keliling 17 17 17 21 23
4 Puskesmas Pembantu 16 17 17 18 17
Sarana Pelayanan Lain
1 Rumah Bersalin 7 7 7 4 4
2 Balai Pengobatan/Klinik 5 5 16 19 23
1 Apotek 90 90 100 105 113
2 Toko Obat 29 29 20 18 26
UKBM
1 Poskesdes 18 20 21 21 23
Jumlah sarana pelayanan kesehatan dari tahun 2011 hingga 2015 rata-rata mengalami peningkatan seiring dengan makin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
2.3 Jenis Pelayanan dan Kelompok Sasaran 2.3.1 JenisPelayanan
Dinas Kesehatan Kota Mataram merupakan perangkat dari Pemerintah Kota Mataram yang merupakan penyelenggara urusan pemerintahan wajib bidang kesehatan yaitu urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah yang terkait dengan
pelayanan dasar (basic services) bagi masyarakat. Berdasarkan Peraturan
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 13
SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PELAYANAN
1 Upaya Kesehatan 1 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
1 Penyelenggaraan survailans epidemiologi, penyelidikan kejadian luar
2 Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
3 Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular tertentu
4 Penyelenggaraan operasional penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan wabah
2 Lingkungan Sehat 1 Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan
pencemaran lingkungan
2 Penyehatanlingkungan.
3 Perbaikan Gizi
Masyarakat
1 Penyelenggaraan survailans gizi buruk
2 a. Penyelenggaraan
penanggulangan gizi buruk
b. Perbaikan gizi keluarga dan
masyarakat.
4 Pelayanan Kesehatan
Perorangan dan
1 Penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji
Masyarakat 2 Pengelolaan pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan sekunder
3 Penyelenggaraan upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan kepulauan
4 Registrasi, akreditasi, sertifikasi sarana kesehatan sesuai
peraturan perundang-undangan.
5 a. Pemberian rekomendasi izin sarana kesehatan tertentu yang diberikan oleh pemerintah dan provinsi.
b. Pemberian izin sarana kesehatan meliputi rumah sakit pemerintah Kelas C, Kelas D, rumah sakit swasta yang setara, praktik
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 14
SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PELAYANAN
komplementer, dan
pengobatan tradisional, serta sarana penunjang yang setara
2 Pembiayaan Kesehatan
1 Pembiayaan Kesehatan Masyarakat
1.a. Pengelolaan/penyelenggara-an, jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai kondisi lokal.
b. Penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan nasional (Tugas Pembantuan) 3 Sumber Daya
Manusia
1 Peningkatan Jumlah, Mutu dan Penyebaran
1 Pemanfaatan tenaga kesehatan strategis.
Kesehatan Tenaga Kesehatan 2 Pendayagunaan tenaga
kesehatan
3 Pelatihan teknis
4 Registrasi, akreditasi, sertifikasi
tenaga kesehatan tertentu sesuai peraturan perundang-undangan.
5 Pemberian izin praktik tenaga
kesehatan tertentu. 4 Obat dan
Perbekalan Kesehatan
1 Ketersediaan,
Pemerataan, Mutu Obat dan Keterjangkauan Harga Obat Serta
1 Penyediaan dan pengelolaan obat pelayanan kesehatan dasar, alat kesehatan, reagensia dan vaksin
Perbekalan Kesehatan 2 a. Pengambilan
sampling/contoh sediaan farmasi di lapangan.
b. Pemeriksaan setempat sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi.
c. Pengawasan dan registrasi makanan minuman produksi rumah tangga.
d. Sertifikasi alat kesehatan dan
PKRT Kelas I.
3 a. Pemberian rekomendasi izin PBF Cabang, PBAK dan Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT).
b. Pemberian izin apotik, toko
obat. 5 Pemberdayaan
Masyarakat
1 Pemberdayaan Individu, Keluarga dan
Masyarakat Berperilaku Hidup Sehat dan
Pengembangan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
1 Penyelenggaraan promosi kesehatan
6 Manajemen Kesehatan
1 Kebijakan 1 Penyelenggaraan,bimbingan dan
pengendalian operasionalisasi bidangkesehatan.
2 Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 15
SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PELAYANAN
b. Pengelolaan surkesda skala
kabupaten/kota.
c. Implementasi penapisan Iptek
di bidang pelayanan kesehatan skala kabupaten/kota.
3 Kerjasama Luar Negeri 1 Penyelenggaraan kerjasama luar
negeri skala kabupaten/kota.
4 Peningkatan
Pengawasan dan Akuntabilitas
1 Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pengawasan
5 Pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
1 Pengelolaan SIK
2.3.2 Kelompok Sasaran
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 16 BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.1 Gambaran Umum Terkait Pelayanan Dinas Kesehatan
Kota Mataram sebagai Ibu Kota Propinsi Nusa Tenggara Barat, letaknya diapit antara kabupaten Lombok Barat dan Selat Lombok. Secara geografis berada pada posisi 08°33' dan 08°38' Lintang
Selatan dan antara 116°04' – 116°10' Bujur Timur.
Gambar 2. Peta Wilayan Administratif Kota Mataram
Adapun batas-batas administrasi adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Gunung Sari dan Kecamatan Lingsar
Kabupaten Lombok Barat.
Sebelah Selatan : Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat
Sebelah Timur :Kecamatan Narmada dan Kecamatan Lingsar
Kabupaten Lombok Barat.
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 17 Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 3 Tahun 2007,
wilayah Kota Mataram dengan luas 61,30 Km2 mengalami pemekaran
menjadi 6 kecamatan dan 50 kelurahan serta 321 lingkungan.
Jumlah penduduk Kota Mataram tahun 2015 tercatat 450.226 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebesar 7.345 jiwa/Km². Sedangkan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk menurut kecamatan di wilayah kota mataram tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Jumlah penduduk dan Kepadatan menurut Kecamatan
No Kecamatan
Luas Wilayah
(Km2)
Jumlah Jumlah
Penduduk
Kepadatan Penduduk/
Km2 Desa Kelurahan Desa+Kel
1 Ampenan 9,46 - 10 10 87.746 9.275
2 Sekarbela 10,32 - 5 5 64.946 6.293
3 Selaparang 10,77 - 9 9 74.795 6.945
4 Mataram 10,76 - 9 9 83.479 7.758
5 Sandubaya 10,32 - 7 7 72.277 7.004
6 Cakranegara 9,67 - 10 10 66.983 6.927
Jumlah(Kab/Kota) 61,30 - 50 50 450.226 7.345
Sumber : BPS Kota Mataram Tahun 2015
Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah kecamatan Ampenan dengan kepadatan penduduk sebesar 9.275jiwa/Km² sedangkan kecamatan yang kepadatan penduduknya paling rendah adalah Kecamatan Sekarbela sebesar 6.293Jiwa/Km².
3.2. Hasil-hasil yang dicapai 5 tahun sebelumnya
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan saat ini adalah merupakan kelanjutan dari pembangunan yang telah dilakukan pada periode sebelumnya. Hasil-hasil dari pembangunan kesehatan dalam kurun waktu lima tahun sebelumnya.
3.2.1 Kesehatan Keluarga
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 18 hamil K1 dan K4 serta persalinan di tenaga kesehatan Kota Mataram tahun
2011 – 2015 dapat dilihat dalam grafik berikut :
Grafik 2. Jumlah Kunjungan kesehatan ibu hamil K1 dan K4
10.529 10.207 9.468
10.248 9.932 9.012
10.182 9.830
8.791
10.021 9.317
8.413
9.967 9.184 8.454
2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000
K1 K4 Salinakes
2011 2012 2013 2014 2015
Sejak tahun 2011 hingga tahun 2014 jumlah kunjungan ibu hamil dan persalinan di tenaga kesehatan cenderung mengalami penurunan dan kembali sedikit meningkat di tahun 2015. Kondisi ini kemungkinan disebabkan karena jumlah sasaran ibu hamil dan persalinan di Kota Mataram cenderung semakin berkurang dari tahun ke tahun.
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 19 Grafik. 3 Kunjungan neonatal 1 dan kunjungan bayi
9.503
9.269
9.480
8.905 8.875
9.279
8.764 8.618 8.464
8.391 8.308 8.442
8.398 8.242 8.585
7.600 7.800 8.000 8.200 8.400 8.600 8.800 9.000 9.200 9.400 9.600
KN 1 KN Lengkap Kbayi
2011 2012 2013 2014 2015
Seperti halnya jumlah kunjungan ibu hamil dan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan, jumlah kunjungan neonatus dan kunjungan bayi secara umum mengalami penurunan hingga tahun 2014 dan kembali meningkat di tahun 2015.
Pemantauan status gizi balita dilakukan melalui kegiatan
penimbangan bulanan posyandu. Perkembangan jumlah balita yang
mendapatkan pelayanan pemantauan status gizi di Posyandu tahun 2010 –
2015 dapat dilihat dalam grafik berikut :
Grafik 4. Jumlah balita yang mendapat pemantau status gizi
19.805
23.557 24.693
25.432 25.549 26.328
467 665 466 436 653 762
0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 20 Partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu dapat dilihat dalamjumlah balita yang ditimbang di Posyandu. Tahun 2011- 2015 menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan jumlah balita yang ditimbang di posyandu dari 19.805 balita pada tahun 2010 menjadi 26.328 pada tahun 2015. Hal tersebut menunjukkan makin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk membawa balitanya ke posyandu terdekat. Namun hal yang perlu mendapatkan perhatian yang khusus adalah terjadinya peningkatan jumlah balita yang berada di bawah garis merah
KMS pada tahun 2014 – 2015 karena hal tersebut dapat menjadi potensi
untuk menjadi kasus gizi buruk besar.
Status gizi balita sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan balita di masa yang akan datang. Hasil survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Kota Mataram tahun 2015 menunjukkan status gizi balita di Kota Mataram adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Status Gizi Balita di Kota Mataram
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 21 Sedangkan dari hasil pelacakan kasus gizi buruk di Kota Mataram pada tahun 2015 ditemukan 29 kasus gizi buruk, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 47 kasus gizi buruk. Distribusi kasus gizi buruk menurut Puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Jumlah Kasus Gizi buruk di Kota Mataram
No Puskesmas Gizi Buruk
Laki Perempuan Jumlah
1 Ampenan 2 1 3
2 Pejeruk 1 0 1
3 Tanjung Karang 1 0 1
4 Karang Pule 4 3 7
5 Mataram 1 1 2
6 Selaparang 0 0 0
7 Dasan Agung 1 2 3
8 Pagesangan 1 0 1
9 Karang Taliwang 4 3 7
10 Cakranegara 1 3 4
11 Dasan Cermen 0 0 0
Kota Mataram 16 13 29
Tahun 2014 28 19 47
Dari 29 kasus gizi buruk yang ditemukan dan ditangani di Kota Mataram sebesar 55,17 % kasus terjadi pada anak balita laki-laki dan 44,83% kasus terjadi pada anak balita perempuan. Selain itu kasus gizi buruk tahun 2015 banyak terjadi di wilayah Puskesmas Karang Pule dan Puskesmas Karang Taliwang. Sedangkan perkembangan jumlah kasus gizi
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 22 Grafik 4. Perkembangan jumlah kasus gizi buruk
Dari grafik di atas menunjukkan kasus gizi buruk pada tahun dalam kurun waktu 2008-2015 cendrung fluktuatif dan pada tahun 2015 ini terjadi 29 kasus gizi menurun bila dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 47 kasus.
3.2.2 Pengamatan dan Pencegahan Penyakit
1. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Oleh karena itu diharapkan agar setiap bayi mendapatkan lima jenis imunisasidasar secara lengkap. Cakupan pencapaian imunisasi dasar lengkap di Kota
Mataram pada tahun 2012 – 2015 adalah sebagai berikut :
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 23 Cakupan Imunisasi dasar bayi lengkap diukur dari prosentase bayi yang mendapat lima jenis imunisasi dasar paling tidak harus mencapai 90% dengan angka drop out tidak lebih dari 10%.Capaian imunisasi dasar lengkap pada bayi tahun 2015 di Kota Mataram mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya dimana tujuh puskesmas sudah mencapai target diatas 90%.
Cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata di seluruh wilayah. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan terjadinya daerah kantong yang akan mempermudah terjadinya kejadian luar biasa (KLB). Pemerataan cakupan imunisasi bayi dilihat dari indikator Universal Child Immunization (UCI) yang merupakan gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap.
Capaian Kelurahan UCI Kota Mataram tahun 2010 – 2015 adalah
sebagai berikut :
Grafik 6. Capaian kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
82
86
78
88
92 92
70 75 80 85 90 95
2010 2011 2012 2013 2014 2015
%
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 24
2. Penyakit Menular
a. DBD
Kota Mataram merupakan ibukota propinsi NTB yang mempunyai kepadatan penduduk yang sangat tinggi, menjadikan penularan Demam Berdarah Dengue menjadi lebih cepat, dipengaruhi juga oleh faktor demografis dan geografis kota Mataram yang menunjang perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Perkembangan jumlah
kasus DBD di Kota Mataram tahun 2010 – 2015 dapat dilihat pada
grafik berikut :
Grafik 7. Perkembangan kasus DBD di Kota Mataram
1014
170
458 504
215
481
0 200 400 600 800 1000 1200
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Perkembangan kasus DBD di Kota Mataram Tahun 2010 – 2015
menunjukkan selama periode 2011 – 2014 jumlah kasus tertinggi
terjadi pada tahun 2013 sebanyak 504 kasus. Dan selanjutnya meningkat kembali pada tahun 2015 sebesar 481 kasus.
b. TB Paru
Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 25 penderita TB Paru BTA positif di Kota Mataram Tahun 2010 – 2015 adalah sebagai berikut :
Grafik 8. Penemuan penderita TB Paru BTA Positif di Kota Mataram
254 258 258
365 356
301
0 50 100 150 200 250 300 350 400
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Perkembangan kasus TB Paru tahun 2010 – 2012 menunjukkan
jumlah kasus yang dalam kisaran sama. Sedangkan dalam periode
2012 – 2015 menunjukkan adanya fluktuasi dengan jumlah kasus
BTA Positif yang ditemukan tertinggi pada tahun 365 pada tahun 2013.
c. Malaria
Pada tanggal 26 April 2014 Kota Mataram berhasil meraih sertifikat Eliminasi Malaria yang menandai keberhasilan mengeliminir penyakit malaria diwilayah Kota Mataram. KeberhasilanEliminasi Malaria diukur dari keberhasilan kegiatan pemberantasan vektor, tingkat kesakitan yang rendah, tidak terjadi penularan setempat (indigenous) dan keberhasilan capaian beberapa indikator selama 5 tahun terakhir.
Angka kesakitan penyakit Malaria dapat dilihat dari
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 26 karena dalam 5 tahun terakhir, indicator API Kota Mataram telah berhasil ditekan sampai dengan dibawah 1 0/00.
Grafik 9. Annual Paracite Incidence (API) di Kota Mataram
0,080
0,010
0,020
0,010
0,001
0,009
0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Angka Insiden penyakit Malaria di Kota Mataram selama kurun waktu 6 tahun terakhir berfluktuasi namun telah berhasil mencapai
level aman untuk program malaria (<1‰). Rendahnya insiden
penyakit malaria dapat dilihat dari jumlah kasus positif malaria yang ditemukan.
Grafik 10. Jumlah kasus Malaria di Kota Malaria 28
6
8
4 4 4
0 5 10 15 20 25 30
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tahun 2010 jumlah kasus malaria ditemukan tertinggi sebanyak 28
kasus dan menurun menjadi 4 kasus di tahun 2013 – 2015.
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 27 Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).Padabalita ditandai dengan adanya gejala batuk dan atau kesukaran bernapas seperti napas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK), atau gambaran radiologi foto thorax/dada menunjukkan infiltrat paru akut. Perkembangan penemuan kasus pneumonia di Kota Mataram dari tahun 2010 sampai dengan 2015 adalah sebagai berikut:
Grafik 11. Jumlah Kasus Pneumonia di Kota Mataram
5082
4106
3790 3856
3563 3693
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Perkembangan kasus pneumonia tahun 2010 – 2015 menunjukkan
adanya kecenderungan menurun dari 5.082 pada tahun 2010 menjadi 3693 kasus pada tahun 2015.
e. Diare
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 28 Grafik 12. Jumlah Kasus Diare di Kota Mataram
18.091 17.717
22.429 21.959
17.726
0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
2011 2012 2013 2014 2015
Penurunan kasus terjadi pada tahun 2011-2012 yang selanjutnya
diikuti peningkatan kasus pada tahun 2013–2014 dan selanjutnya
menurun kembali di tahun 2015.
f. HIV/AIDS
HIV merupakan salah satu IMS yang menginfeksi sel kekebalan tubuh sehingga menghancurkan dan merusak fungsinya. Sistem kekebalan tubuh manusia yang menjadi makin lemah membuat tubuh rentan sehingga menimbulkan AIDS. Sejak tahun 2001 hingga 2015 jumlah kumulatif kasus HIV-AIDS yang ditemukan sebanyak 346 kasus yang terdiri dari 178 kasus HIV dan 168 kasus AIDS dengan jumlah kematian AIDS sebanyak 100 orang. Pelayanan terhadap penyakit HIV-AIDS dilaksanakan melalui LKB (Layanan Komperehensif Berkesinambungan) di Puskesmas dan RS yang salah satunya melakukan pelayanan baik di dalam maupun di luar gedung.
3. Penyakit Tidak Menular
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 29 epidemiologi menyebabkan terjadinya pergeseran pola penyakit, di mana terjadi peningkatan penyakit kronis degeneratif (jantung dan pembuluh
darah, neoplasma, endokrin). Tahun 2015 di Kota Mataram ditemukan
56 kasus Stroke baru, 27 orang IVA positif dan1313 kasus baru DM serta Penyakit Kronis dan Degeneratif lainnya yang terdiri dari 50 kasus baru Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), 2892 penyakit asma dan 3278 kasus Kecelakaan Lalulintas.
4. Penyehatan Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat, karena lingkungan akan mempengaruhi berbagai aktifitas kehidupan dan merupakan salah satu media penularan penyakit infeksi terutama penyakit-penyakit menular seperti : ISPA, Diare, TB Paru, Malaria, DBD dan lain lain. Cakupan sarana air bersih, rumah sehat, jamban keluarga dan SPAL yang memenuhi syarat di Kota Mataram Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Grafik 13. Cakupan sarana air bersih, rumah sehat, jamban keluarga dan SPAL yang memenuhi syarat di Kota Mataram
0 20 40 60 80 100 120
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 30
3.2.3 Pelayanan Kesehatan
a. Sarana Pelayanan Kesehatan
Kota Mataram yang juga merupakan Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki berbagai macam fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Mataram. Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai sangat diperlukan dalam upaya peningkatan status kesehatan masyarakat. Hal ini akan terwujud bila adanya dukungan pemerintah dan swasta sekaligus. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Mataram tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Mataram
No Fasilitas Kesehatan Pempro
v
Pemkab/Kot a
TNI/POL RI
Swast a
Jumla h
A. Rumah Sakit
1 Rumah Sakit Umum 1 1 2 6 10
2 Rumah Sakit Khusus 1 - - 1 2
B. Puskesmas Dan Jaringannya
1 Puskesmas Rawat Inap - 4 - - 4
2 Puskesmas Non Rawat Inap - 7 - - 7
3 Puskesmas Keliling - 21 - - 21
4 Puskesmas Pembantu - 18 - - 18
C. Sarana Pelayanan Lain
1 Rumah Bersalin - - - 4 4
2 Balai Pengobatan/Klinik - - - 23 23
D. Sarana Distribusi Kefarmasian
1 Apotek - - - 113 113
2 Toko Obat - - - 26 26
Penyediaan fasilitas kesehatan baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang dikelola Pemerintah ataupun swasta berperanan penting dalam kondisi kesehatan masyarakat.
b. Jumlah kunjungan Puskesmas
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 31 kunjungan puskesmas di Wilayah Kota Mataram tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut :
Grafik 14. Perkembangan jumlah kunjungan puskesmas di Kota Mataram
Dari grafik di atas menunjukkan kecenderungan fluktuatif
pemanfaatan pelayanan Puskesmas dan jaringannya. Namun rata-rata visit rate Puskesmas telah mencapai >1, artinya setiap orang penduduk di Kota Mataram pernah memanfaatkan Puskesmas dan jaringannya minimal 1 kali dalam setahun. Distribusi kunjungan puskesmas menurut status kunjungan tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Distribusi kunjungan puskesmas menurut status kunjungan
No Puskesmas Rawat Jalan
Rawat Inap
Kunj. Jiwa
1 Ampenan 40.847 3.112 446
2 Pejeruk 41.172 - 89
3 Tanjung Karang 43.868 5.707 60
4 Karang Pule 56.189 - 172
5 Mataram 47.560 - 68
6 Selaparang 30.976 - 108
7 Pagesangan 47.260 - 72
8 Dasan Agung 22.952 - 87
9 Karang Taliwang 41.157 3.286 173 10 Cakranegara 72.869 2.190 141
11 Dasan Cermen 36.736 - 468
Kota Mataram 481.586 14.295 1.884
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 32 Kunjungan Puskesmas menunjukkan pemanfaatan Puskesmas oleh masyarakat. Dari tabel di atas menunjukkan jumlah kunjungan rawat jalan tertinggi yaitu pada Puskesmas Cakranegara dengan 72.869 kunjungan dan kunjungan rawat jalan terendah yaitu pada Puskesmas Dasan Agung sebanyak 22.952 kunjungan. Kunjungan rawat inap tertinggi di antara 4 Puskesmas Perawatan yaitu pada Puskesmas Tanjung Karang. Sedangkan kunjungan jiwa tertinggi pada Puskesmas Dasan Cermen dengan 468 kunjungan. Kasus-kasus penyakit terbanyak yang ditemukan melalui kunjungan Puskesmas Kota Mataram Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Kasus-kasus penyakit terbanyak yang ditemukan melalui kunjungan Puskesmas Kota Mataram
No. Nama Penyakit Jumlah
Kunjungan
1. ISPA 65.501
2. Hipertensi 32.413
3. Gastritis 20.238
4. Diabetes Mellitus 14.187
5. Faringitis 13.728
6. Obs Febris 12.274
7. Myalgia 11.364
8. Artritis/Reumatik 11.321
9. Gangren Pulpa 7.707
10. Diare 6.401
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 33
3.2.4 Promosi Kesehatan
1. PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Hasil survey PHBS tatanan rumah tangga Kota Mataram Tahun 2013, 2014 dan 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil survey PHBS tatanan rumah tangga Kota Mataram
No Indikator Target
Hasil Survey (%) Tahun
2013
Tahun 2014
Tahun 2015 1. Persalinan oleh Nakes 90% 96,3 93,6 95,7 2. ASI Ekslusif 80% 79,92 56,17 73,37 3. Menimbang Balita Tiap Bulan
di Posyandu
80% 94,02 86,5 87,6 4. Tidak Merokok 80% 61,05 52,81 58,57 5. Aktifitas Fisik 80% 101,14 86,02 90,39 6. Konsumsi Sayur & Buah 80% 73,62 48,53 53,98 7. Menggunakan Jamban 80% 97,19 85,58 91,69 8. Sumber Air Bersih 90% 103,48 93,72 96,71 9. Cuci Tangan Pakai Sabun 80% 72,95 67,53 71,56 10. Rumah Bebas dari Jentik 95% 96,57 88,35 86,93
Rumah Tangga Sehat 35,24 22,73 32,21
Berdasarkan Tabel diatas di atas, Pada Tahun 2015 pencapaian Rumah Tangga Sehat di Kota Mataram mengalami peningkatan yaitu 32,21%. Apabila dilihat dari 10 Indikator PHBS, terdapat 5 indikator yang sudah memenuhi target yaitu indikator Persalinan oleh Tenaga Kesehatan, Balita ditimbang setiap Bulan, Aktifitas Fisik, Jamban Keluarga dan Sumber Air Bersih Rumah. Sedangkan indikator yang masih menjadi masalah perilaku di Kota Mataram adalah :
1) Tidak merokok (58,57% dari target 80%)
2) Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Sabun (71,56% dari target 80%)
3) Konsumsi sayur dan buah (53,98% dari target 80%)
4) ASI Ekslusif (73,37% dari target 80%)
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 34
2. UKBM
Pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan, telah diakui oleh semua pihak. Hasil pengamatan menentukan terhadap
keberhasilan, kemandirian dan kesinambungan pembangunan
kesehatan.
Peran serta masyarakat melalui Posyandu yang merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), memiliki peranan penting masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Bentuk lain peran serta masyarakat melalui UKBM selain Posyandu adalah Polindes, Desa Siaga, POD, Pos UKK, TOGA, Dana Sehat dan lain-lain. Keberadaan jenis UKBM di Kota Mataram yang menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan antara lain :
Tabel 8. Keberadaan jenis UKBM di Kota Mataram
No Puskesmas
Pos-Yan du
Pos kes tren
Pos kes des
To
ga SBH Pos UKK
Dana Sehat
Desa Siaga
Bat tra
1 Ampenan 24 2 0 0 0 1 0 4 0
2 Tanjung Karang 34 2 2 0 0 0 1 6 0
3 Karang Pule 38 3 4 0 0 1 1 5 0
4 Pagesangan 38 0 2 0 0 1 0 5 0
5 Mataram 32 0 1 5 0 1 1 5 2
6 Selaparang 26 1 3 3 1 1 0 3 0
7 Karang Taliwang 48 0 1 0 0 0 0 6 0
8 Cakranegara 45 3 5 0 0 0 8 6 0
9 Dasan Cermen 27 1 4 0 2 3 0 4 0
10. Dasan agung 19 0 1 0 0 0 0 3 0
11. Pejeruk 18 0 1 0 0 0 0 3 0
DIKES KOTA 349 12 24 8 3 8 11 50 2
Tahun 2014 348 12 21 9 3 6 11 50 2
Dari Tabel di atas ternyata upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat sebagian besar berupa Posyandu sebanyak 349 (75,73%) dari UKBM yang ada.
3. Jaminan Kesehatan
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 35 Jamkesmas PBI APBN (48,88%) dan Pekerja Penerima Upah (PPU) sebesar 37,16%. Di samping itu terdapat jaminan kesehatan yang berasal dari kepesertaan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/mandiri, Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD dan Bukan Pekerja.
3.3 Telaahan Visi, Misi dan Program Walikota dan Wakil Walikota terpilih
Visi dan Misi Kota Mataram merupakan Implementasi yang harus dilakukan yang mengacu kepada Rencana PembangunanJangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2016-2021 dimana RPJMD tersebut merupakan perwujudan Visi danMisi Walikota Mataram terpilih periode 2016-2021.
Visi Walikota dan Wakil Walikota Mataram periode 2016-2021
merumuskan Visi sebagai berikut: “Terwujudnya Kota Mataram
yang Maju, Religius dan Berbudaya sebagai Pusat Pemerintahan,
Perdagangan dan Jasa Tahun 2025”. Penjelasan makna kata kunci yang terkandung dalam visi adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat Kota Mataram adalah keseluruhan warga kota
(citizen) yang secara administrasi kependudukan menetap dan tinggal di wilayah Kota Mataram dengan segala konsekuwensi keberadaannya sebagai warga kota.
b. Maju ditujukan untuk mewujudkan masyarakat kota yang
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk
didalamnya seni dan sosial budaya, sehingga kemajuan yang dicapai dengan landasan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Mentaram.
c. Religius diartikan sebagai terciptanya masyarakat kota yang
menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan, mengedepankan
muammallah serta toleransi yang tinggi antar ummat beragama
dalam suasana harmonis dalam kerangka penciptaan
masyarakat madani.
d. Berbudaya diartikan sebagai terciptanya keseimbangan antara
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 36 dan kemajemukan, menguatkan jati diri serta mantapnya budaya lokal yang ditandai dengan masyarakat yang bermoral, bermartabat dan berkesadaran hukum berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma, adat istiadat serta peraturan yang berlaku dalam bingkai masyarakat madani.
e. Pusat Pemerintahan, Perdagangan, dan Jasa Tahun 2025
dimaksudkan untuk percepatan dan pemantapan pembangunan dengan menekankan pemenuhan kebutuhan dasar pelayanan public dan sarana dan prasarana sebagai pusat pemerintahan di NTB serta terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.
Misi Pembangunan Kota Mataram Tahun 2016-2021
a. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Masyarakat Melalui
Penerapan Nilai-Nilai Agama dan Kearifan Lokal Dalam Rangka Mewujudkan Masyarakat Yang Aman, Rukun, dan Damai.
b. Meningkatkan Kemampuan Sumber Daya Manusia Melalui
Pemenuhan Pelayanan Sosial Dasar dan Penguasaan Iptek Dalam Rangka Mewujudkan Daerah Yang Berdaya Saing.
c. Mendorong Kemajuan Ekonomi Melalui Pemberdayaan Ekonomi
Rakyat Berbasis Potensi Lokal Dalam Rangka Mewujudkan Masyarakat Yang Sejahtera.
d. Meningkatkan Kelayakan Hidup Masyarakat Melalui Penanganan
Sarana dan Prasarana Perkotaan Berbasis Tata Ruang Dalam Rangka Mewujudkan Pembangunan Yang Berkelanjutan.
e. Meningkatkan Keandalan Pelayanan Publik Melalui Reformasi
Birokrasi Dalam Rangka mewujudkan Kepemerintahan Yang
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 37
3.4 Telaah Rencana Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan Tahun
2015 – 2019
Dalam rencana strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019 visi
dan misi mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Kemandirian Berkepribadian
Berlandaskan gotong-royong”.
Tujuan Kementrian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu :
1. Meningkatkan status kesehatan masyarakat. Peningkatan status
kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja,maternal dan kelompok lansia.
2. Meningkatkan daya tanggap (responsivesness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko social dan financial di bidang kesehatan.
Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan adalah :
1. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat.
2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit
3. Meningkatkan Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
4. Meningkatkan akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi
dan alat kesehatan.
5. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga
kesehatan.
6. Meningkatnya sinergitas antar Kementrian/Lembaga.
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri.
8. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan
pemantauan-evaluasi.
9. Meningkatnya efektifitas penelitian dan pengembangan
kesehatan.
10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih.
11. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian
Kesehatan.
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 38
3.5 Telaah Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi NTB tahun
2013 – 2018.
Visi Dinas Kesehatan Provinsi NTB adalah : “Mewujudkan
Masyarakat NTB yang mandiri untuk hidup Bersih dan sehat tahun
2018”. Untuk mencapai masyarakat NTB yang mandiri untuk hidup
bersih dan sehat ditempuh melalui misi :
1. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia kesehatan dan
kemandirian masyarakat dalam berprilaku hidup bersih dan sehat.
2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan.
3. Meningkatkan keadaan gizi dan derajat kesehatan keluarga.
4. Meningkatkan keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan.
5. Meningkatkan kualitas dan ketertiban pengelolaan sumber daya
kesehatan.
6. Meningkatkan keterjangkauan dan mutu pelayanan laboratorium
kesehatan masyarakat di Pulau Lombok.
7. Meningkatkan keterjangkauan dan mutu pelayanan laboratorium
kesehatan masyarakat di Pulau Sumbawa.
8. Meningkatkan keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan
mata masyarakat.
9. Meningkatkan keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan
rujukan yang sesuai standar di Pulau Sumbawa.
10.Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan tenaa kesehatan
yang profesional dan paripurna.
11.Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan lulusan ahli madya
keperawatan.
3.6 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Mataram
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 39 lingkungan, berbasis perdagangan, jasa dan industri kreatif yang bertaraf nasional.
Dalam RTRW Nasional, Kota Mataram ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai simpul utama transportasi serta kegiatan perdagangan dan jasa skala regional. Sementara dalam RTRW Provinsi NTB, Kota Mataram ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Mataram Metro di bidang pertumbuhan ekonomi.
RTRWK berfungsi sebagai :
a. Penyelarasan kebijakan penataan ruang nasional, provinsi dan kota b. Acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah
dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang kota.
Kedudukan RTRWK yaitu sebagai pedoman bagi :
a. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), rencana rinci tata ruang kota, dan rencana sektoral lainnya
b. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kota
c. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar
sektor, antar daerah, dan antara pemangku kepentingan
d. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi dan
e. penataan ruang kawasan strategi kota
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 40
3.7. Penentuan Isu Strategis
Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas penananan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Isu stategis diidentifikasi dari berbaai sumber, diantaranya adalah:
1.Isu strategis dari dinamika international, nasional dan regional
yang mempengaruhi Kesehatan.
2.Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah yang
terdiri dari :
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kota Mataram Tahun 2005-2025.
Isu stategis yang diangkat dari analisis situasi dan
kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan saat ini, serta pencapaian target Rencana strategis sebelumnya.
Memperhatikan perkembangan dan tantangan dewasa ini, maka isu strategis yang masih dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kota Mataram berdasarkan tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dan berkualitas.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak,
remaja dan lansia serta gizi.
3. Meningkatkan promosi kesehatan dan kapasitas masyarakat
dan institusi dalam pembangunan kesehatan.
4. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap sarana
penyehatan lingkungan yang memenuhi syarat dan air bersih.
5. Meningkatkan intensitas dan efektifitas pelayanan
penanggulangan penyakit menular dan bencana.
6. Meningkatkan aksesibilitas dan efektifitas pelayanan imunisasi
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 41 BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi
Sejalan dengan visi Pemerintah Kota Mataram Tahun 2016 – 2021
yaitu : “Terwujudnya Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya” serta dengan mempertimbangkan kondisi serta isu dan permasalahan yang masih harus dihadapi, maka ditetapkan visi Dinas Kesehatan Kota
Mataram Tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :
“ MASYARAKAT KOTA MATARAM SEHAT, MAJU DAN MANDIRI “
Dalam visi tersebut di atas terkandung kata-kata kunci :
- MASYARAKAT KOTA MATARAM :
Seluruh warga masyarakat yang hidup dan tinggal di wilayah Kota Mataram - SEHAT :
Suatu kondisi sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
- MAJU :
Suatu keadaan masyarakat yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan tekhnologi kesehatan yang berkualitas
- MANDIRI:
Mempunyai kemauan dan kemampuan mengakses pelayanan kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
4.2 Misi :
Dalam rangka mewujudkan visi Masyarakat Kota Mataram yang Sehat, Maju dan Mandiri, maka disusunlah Misi pembangunan kesehatan Kota Mataram tahun 2016-2021 sebagai berikut:
1. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan serta menjamin
ketersediaan SDM, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 42
3. Meningkatkan kualitas pencegahan dan pengendalian penyakit
4. Meningkatkan Tata Kelola Kepemerintahan yang baik
Tabel 9. Keterkaitan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Mataram
VISI MISI
MASYARAKAT KOTA MATARAM SEHAT, MAJU
DAN MANDIRI
1. Meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan serta
menjamin ketersediaan SDM,
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
2. Meningkatkan kesehatan
masyarakat
3. Meningkatkan kualitas
pencegahan dan pengendalian penyakit
4. Meningkatkan Tata Kelola
Kepemerintahan yang baik
4.3 Tujuan
Tujuan merupakan target yang bersifat kuantitatif dari suatu organisasi dan pencapaian target-target ini merupakan ukuran dari keberhasilan kinerja dengan faktor-faktor penentu keberhasilan suatu organisasi.
4.4 Sasaran
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut maka perlu
direncanakan sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Sasaran
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Tabel 10. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kesehatan Kinerja awal
periode RPJMD
Target kinerja pada tahun
2017 2018 2019 2020 2021
1. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan dan berkualitas
Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau dan
berkualitas
Rasio penduduk yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya (Visite Rate)
1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
2. Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak remaja dan lansia serta gizi
Terwujudnya kesehatan ibu, bayi, anak remaja dan lansia serta gizi yang optimal
Angka Kematian Ibu (AKI) yang
Angka Kematian Bayi (AKB) yang
Persentase balita gizi buruk
ditangani
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 45 3 Meningkatnya promosi
kesehatan dan kapasitas masyarakat dan institusi dalam pembangunan kesehatan
Terwujudnya mayarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat
% Persentase PHBS pada tatanan Rumah tangga
30% 40% 45% 50% 55% 60%
4 Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap sarana penyehatan lingkungan yang memenuhi syarat dan air bersih dan sanitasi dasar yang memenuhi syarat secara optimal
% Cakupan akses air bersih dan jamban keluarga
85 % 86% 87% 88% 89% 90%
5 Meningkatnya intensitas dan efektifitas pelayanan
penanggulangan penyakit menular dan bencana
Terwujudnya yang optimal
% Penyakit menular yang ditangani
100% 100% 100% 100% 100% 100%
6 Meningkatnya aksesibilitas dan efektifitas pelayanan imunisasi
Tersedianya pelayanan kesehatan bagi penyakit tidak
menular yang optimal
% Puskesmas melaksanakan kegiatan
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM)
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 46 7 Menurunnya Penyakit Tidak
Menular
Terwujudnya pelayanan imunisasi bagi
masyarakat yang sesuai standar
Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
4.5 Strategi dan Kebijakan
Visi :
MASYARAKAT KOTA MATARAM SEHAT, MAJU DAN MANDIRI Misi 1 :
Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Serta Menjamin Ketersediaan SDM, Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1.1 Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan dan berkualitas
1.1.1 Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau dan berkualitas
Rekonstruksi dan instensifikasi sarana dan manajemen pelayanan kesehatan
Akreditasi sarana pelayanan
kesehatan
Penambahan ruangan, Perbaikan serta peningkatan status Puskesmas dan Pustu
Seluruh puskesmas terakreditasi
1.2.1. Tersedianya obat dan BMHP yang sesuai kebutuhan
Sinkronisasi
kebutuhan obat dan BMHP lintas
program
Pengadaan obat dan BMHP
terintegrasi dalam satu bidang 1.1.2 Terwujudnya SDM
Kesehatan yang berkualitas
Konsolidasi pengelolaan & intensifikasi
pelayanan sertifikasi tenaga kesehatan
Sertifikasi tenaga kesehatan
Misi 2 :
Meningkatkan kesehatan masyarakat
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
2.1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak remaja dan lansia serta gizi
2.1.1 Terwujudnya kesehatan ibu, bayi, anak remaja dan lansia serta gizi yang optimal
Fasilitasi
pemenuhan akses peayanan
kesehatan ibu, bayi, anak, remaja dan lansia serta gizi.
Ibu, bayi, anak, remaja dan lansia mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar
2.2 Meningkatnya promosi kesehatan dan kapasitas masyarakat dan institusi dalam pembangunan kesehatan
2.2.1 Terwujudnya mayarakat dan institusi yang berperilaku hidup bersih dan sehat
Promosi dan edukasi masyarakat tentang PHBS serta fasilitasi pelayanan kesehatan institusi
Penyebarluasan informasi kesehatan serta penggerakan pastisipasi
masyarakat dalam kesehatan
2.3. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap sarana penyehatan
2.3.1 Terwujudnya masyarakat yang memanfaatkan air bersih dan sanitasi dasar
Sosialisasi dan promosi
pentingnya SAB dan sanitasi dasar yang memenuhi
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 48 Misi 2 :
Meningkatkan kesehatan masyarakat
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
lingkungan yang memenuhi syarat dan air bersih
yang memenuhi syarat secara optimal
syarat bersih dan sanitasi
dasar yang layak
Misi 3 :
Meningkatkan kualitas pencegahan dan pengendalian penyakit
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
3.1 Meningkatnya intensitas dan efektifitas pelayanan penanggulangan penyakit menular dan bencana
3.1.1Terwujudnya penemuan dan penanganan penyakit menular yang optimal
Intensifikasi upaya penanggulangan penyakit menular dan bencana
Pencegahan dan penanggulangan meluasnya penyakit menular dan bencana
3.2 Meningkatnya aksesibilitas dan efektifitas
pelayanan imunisasi
3.2.1. Terwujudnya pelayanan imunisasi bagi ibu hamil, bayi, balita dan anak sekolah yang sesuai standar
Intensifikasi pelayanan imunisasi ibu hamil, bayi, balita dan anak sekolah
ibu hamil, bayi, balita, anak sekolah, WUS mendapat pelayanan imunisasi sesuai standar
3.3 Menurunnya Penyakit Tidak Menular
3.3.1 Tersedianya pelayanan kesehatan bagi penyakit tidak menular yang optimal
Edukasi dan promosi pelayanan pengendalian PTM
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 49 BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
A. Analisa dan Perkiraan Sumber Pendanaan Pembangunan Kesehatan
Peranan anggaran dalam pembangunan kesehatan merupakan alat untuk membantu dalam fungsi perencanaan,pelaksanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber-sumber anggaran Dinas Kesehatan Kota Mataram untuk melaksanakan pembangunan kesehatan di Kota Mataram berasal dari APBD, APBN (Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan) serta dana hibah/bantuan program.
5.1.1.1 Dana Desentralisasi (APBD)
Perkembangan alokasi anggaran APBD Kota Mataram yang dikelola Dinas Kesehatan Kota Mataram menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2010, jumlah alokasi anggaran APBD Dinas Kesehatan sebesar Rp.30.606.925.651,- meningkat menjadi Rp. 68.449.593.532,80 pada tahun 2015.
Grafik 15. Perkembangan alokasi anggaran APBD Kota Mataram
30,61 34,67
41,17
48,50
63,63
68,45
10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015
(dl
m
m
il
y
a
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 50 Peningkatan tersebut disebabkan karena adanya peningkatan alokasi anggaran dari Pemerintah Kota Mataram serta adanya penambahan alokasi dari pendapatan atas pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional. Tahun 2014 terjadi kenaikan anggaran yang cukup tinggi dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terjadi sebagai tindak lanjut
dilaksanakannya Undang-undang Nomor No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dimana JKN diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) melalui sistem kapitasi dan klaim sehingga terjadi peningkatan alokasi yang semula sekitar Rp. 4.989.903.100,- menjadi Rp. 16.460.210.500,-. Di samping itu Dinas Kesehatan Kota Mataram memperoleh alokasi anggaran yang berasal dari DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) sebesar Rp. 4.700.000.000,-.
Peningkatan jumlah anggaran dari tahun 2010 – 2015 diikuti pula
dengan peningkatan proporsi alokasi anggaran belanja langsung Dinas Kesehatan. Tahun 2010 proporsi anggaran belanja tidak langsung sebesar 63.87% menurun menjadi 46.90% pada tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2010 proporsi belanja langsung sebesar 36.13% meningkat menjadi 53,10% pada tahun 2015.
Grafik 15. proporsi alokasi anggaran belanja langsung Dinas Kesehatan.
19,55 21,89 23,54
25,87 27,19
32,10 11,06 12,77
17,63
22,64
36,44 36,35
10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015
(dl
m
m
il
y
a
r)
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016- 2021
Page 51 Peningkatan proporsi anggaran belanja langsung yang cukup besar terjadi pada tahun 2014 dimana saat itu pengelolaan dana kapitasi melalui BPJS mulai dilaksanakan, sehingga Puskesmas memperoleh anggaran yang cukup besar dari dana kapitasi.
Perkembangan alokasi anggaran Belanja Langsunglingkup Dinas
Kesehatan menurut Sub Unit Tahun 2010 – 2015 dapat dilihat dalam grafik
berikut:
Grafik 16. Perkembangan alokasi anggaran Belanja Langsunglingkup Dinas Kesehatan menurut Sub Unit
5,00 10,00 15,00 20,00 25,00
YANKES PROMKES P3PPL KESGA PUSKESMAS UP2F
(da
la
m
m
il
y
a
r)
2010 2011 2012 2013 2014 2015