• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HARGA MEREK KUALITAS VARIAN PRO (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS HARGA MEREK KUALITAS VARIAN PRO (1)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HARGA, MEREK, KUALITAS, VARIAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SOPHIE

MARTIN

(Studi Kasus pada Bussines Centre (BC) Anis Safarinda Jember) Ike Aris Kusumawati

Program Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Jember

Abstract: Research with title Analysis of Price, Brand, Quality, Product Variants to Purchase Decision Product Sophie Martin (Case Study at the Business Centre (BC) Anis Safarinda Jember) aims to determine the effect of product attributes (price, brand, quality, and product variants) against the decision Sophie Martin simultaneous purchase, as well as determine the effect of product attributes (price, brand, quality, and product variants) on purchase decisions Sophie Martin partially.

This study used primary data obtained through questionnaires to the respondents, which is a member in the Business Centre (BC) Anis Safarinda Jember. The technical sampling method used is the population (census). For data analysis, the authors used multiple linear regression analysis.

Based on the results of testing the hypothesis can be stated that the attributes of a product consisting of price, brand, quality, and product variants simultaneously to influence purchasing decisions Sophie Martin. And, the attributes of a product consisting of price, brand, quality, and product variant partial effect on purchasing decisions Sophie Martin. Keywords: product attributes, price, brand, quality, product variants, and

purchasing decisions

Abstrak: Penelitian dengan judul Analisis Harga, Merek, Kualitas, Varian Produk terhadap Keputusan Pembelian Produk Sophie Martin (Studi Kasus pada Bussines Centre (BC) Anis Safarinda Jember) bertujuan untuk mengetahui pengaruh atribut produk (harga, merek, kualitas, dan varian produk) terhadap keputusan pembelian Sophie Martin secara simultan, serta mengetahui pengaruh atribut produk (harga, merek, kualitas, dan varian produk) terhadap keputusan pembelian Sophie Martin secara parsial.

(2)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dinyatakan bahwa atribut produk yang terdiri dari: harga, merek, kualitas, dan varian produk berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian Sophie Martin. Dan, atribut produk yang terdiri dari: harga, merek, kualitas, dan varian produk berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian Sophie Martin.

Kata kunci: atribut produk, harga, merek, kualitas, varian produk, keputusan pembelian

PENDAHULUAN

Persaingan bisnis bukanlah hal baru dalam dunia perdagangan global, terutama dalam memperebutkan pasar potensial dan mempertahankan konsumen yang ada. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan untuk melakukan orientasi terhadap cara mereka melayani konsumennya,menangani pesaing, dan mengeluarkan produk. Dalam hal ini perusahaan barang atau jasa yang bersangkutan dituntut jeli untuk menangkap peluang yang ada agar dapat bertahan seiring dengan perubahan zaman. Kecenderungan kemajuan dalam berbagai hal berdampak pula pada perilaku dan gaya hidup manusia. Keinginan pemenuhan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan yang semula sederhana berkembang lebih kompleks (Swastha, 2000).

Era globalisasi bukan hanya menjanjikan suatu peluang bisnis di Indonesia, tetapi juga memunculkan persaingan yang kian ketat baik antara perusahaan domestic maupun perusahaan asing. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share. Untuk menunjang terwujudnya tujuan dan sasaran tersebut, perlu adanya peran pemasaran, sebab peranan pemasaran dalam suatu perusahaan sangat berpengaruh dalam kegiatan operasional suatu perusahaan (Tjiptono, 2002).

(3)

menghasilkan laba bagi produsen. Proses pemasaran yang sesungguhnya adalah mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan, menetapkan program promosi dan kebijakan harga, serta menerapkan sistem distribusi untuk menyampaikan barang dan jasa kepada pelanggan atau konsumen.

Saat ini, kegiatan pemasaran tidak hanya dapat dianggap sebagai usaha penjualan atas apa yang dimiliki, melainkan harus terfokus pada usaha pemilikan atas apa yang dijual. Setiap progam pemasaran harus diawali dengan identifikasi atas kebutuhan konsumen. Pemasaran harus berorientasi pada pelanggan, bukan produk. Produsen yang mengabaikan perspektif ini biasanya akan menghadapi kesulitan besar.

Menyadari pentingnya peranan pemasaran dalam suatu perusahaan, salah satu hal yang berpengaruh terhadap peningkatan perusahaan adalah perilaku konsumen. Perilaku konsumen berkaitan secara langsung dengan kegiatan individu-individu dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan, persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan dalam pemasaran. Proses pengambilan keputusan konsumen terhadap suatu barang atau jasa bergantung dari beberapa hal yang mempengaruhinya. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk atau jasa adalah atribut produk. Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya (Tjiptono, 1997).

Sehubungan dengan uraian tersebut diatas, bahwa atribut produk adalah unsur-unsur dari sebuah produk yang dipandang penting oleh konsumen, dan mencerminkan pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian.

PT Sophie Martin Indonesia merupakan perusahaan Multi Level Marketing

(MLM) yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 1994. Sudah lebih dari 19 tahun lamanya Sophie Martin berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Perusahaan ini tumbuh menjadi perusahaan penyedia produk fashion yang mempunyai peranan penting di Indonesia. MLM merupakan suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lainnya; pendapatan dihasilkan terdiri dari laba eceran dan laba grosir ditambah dengan pembayaran-pembayaran berdasarkan penjualan total kelompok yang dibentuk oleh sebuah distributor (www.sophiemartinindonesia.com).

Fashion pada masa ini sudah sangat jauh berbeda fungsinya dengan masa lampau, bila pada masa lampau fashion mungkin hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh dari terik matahari dan cuaca, maka pada saat ini fashion juga berfungsi sebagai gaya hidup atau biasa disebut lifestyle. Tak dapat dipungkiri,

(4)

Meningkatnya aktivitas perusahaan yang bergerak di bidang fashion, maka perlu adanya kajian mengenai atribut produk Sophie Martin dalam rangka meningkatkan volume penjualan produk. Hal tersebut dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari atribut produk terhadap keputusan pembelian produk Shopie Martin di Bussines Centre (BC) Anis Safarinda Jember.

Dalam pelaksanaan pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian yaitu produk fashion di kota Jember, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap atribut produk yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen diantaranya meliputi harga, merek, kualitas, dan varian produk. Atribut produk tersebut sangat berpengaruh dalam pemasaran produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut.

Menurut pengamatan penulis bahwa analisis atribut produk yang terdiri dari harga, merek, kualitas, varian produk yang dilakukan PT. Sophie Martin

Bussines Centre (BC) Anis Safarinda, dalam kegiatan usahanya sangat menentukan atau berpengaruh dalam usaha mendapatkan konsumen yang sebanyak-banyaknya, sehingga dapat meningkatkan volume penjualannya. Sebagai gambaran jaringan PT. Sophie Martin Bussines Centre(BC) Anis Safarinda berhasil mencatatkan 100-an member yang tersebar di sekitar Kota Jember. Tak hanya jumlah member yang bertambah, penjualan produk Sophie Martin pada PT. Sophie Martin Bussines Centre (BC) Anis Safarinda pun terus meningkat. Tahun lalu, PT. Sophie Martin Bussines Centre (BC) Anis Safarinda berhasil mencetak omset hingga Rp 50 juta. Tahun ini, PT. Sophie Martin

Bussines Centre (BC) Anis Safarinda menargetkan jumlah omset setidaknya mencapai 100-500 juta. Dari gambaran tersebut dapat dinyatakan bahwa PT. Sophie Martin Bussines Centre (BC) Anis Safarinda memiliki potensi dan peluang bisnis yang sangat menjanjikan.

Sehubungan dengan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada PT. Sophie Martin Bussines Centre (BC) Anis Safarinda dengan judul Analisis Harga, Merek, Kualitas, dan Varian Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sophie Martin (Studi kasus pada Bussines Centre

(BC) Anis Safarinda Jember).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atribut produk (harga, merek, kualitas, dan varian produk) terhadap keputusan pembelian Sophie Martin secara simultan. Serta mengetahui pengaruh atribut produk (harga, merek, kualitas, dan varian produk) terhadap keputusan pembelian Sophie Martin secara parsial.

LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

(5)

bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2009).

Drucker seorang pakar terkemuka mengatakan orang dapat mengangap bahwa penjualan akan selalu dibutuhkan, akan tetapi tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa tersebut.

Dari definisi mengenai pemasaran diatas dapat ditarik kesimpulan pemasaran merupakan semua kegiatan yang dilakukan oleh semua pihak produsen untuk mencapai tujuannya (memperoleh laba) melalui berbagai kegiatan agar menarik minat pasar serta memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan cara pertukaran produk dan nilai, atau dengan kata lain memperhatikan tujuan kedua belah pihak dalam pertukaran produk dan nilai.

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba. Sebuah perusahaan dikatakan berhasil menjalankan fungsinya apabila mampu menjual produknya pada konsumen dan memperoleh profit semaksimal mungkin.

Konsep pemasaran mengajarkan bahwa kegiatan pemasaran dari suatu perusahaan harus dimulai dari usaha untuk mengenal dan merumuskan kebutuhan dan menyusun kebijakan produk, harga, distribusi, serta promosi secara tepat agar kebutuhan konsumen dapat dipenuhi secara optimal.

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang dipilih (Kotler,2009). Sedangkan menurut Swastha (1990) konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Kotler (2009), ada 5 macam konsep pemasaran yaitu : a) Konsep Produksi

Konsep ini adalah salah satu konsep tertua dalam bisnis, dimana konsep ini menyatakan bahwa konsumen lebih memilih produk yang mudah didapat dan murah harganya.

b) Konsep Produk

Konsep ini berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, atau fitur inovatif terbaik.

c) Konsep Penjualan

Konsep penjualan beranggapan bahwa konsumen dan bisnis, jika dibiarkan tidak akan membeli cukup banyak produk organisasi.

d) Konsep Pemasaran

(6)

e) Konsep Pemasaran Holistik

Konsep pemasaran holistik didasarkan atas pengembangan, desain, dan pengimpletasian progam pemasaran, proses, dan aktivitas-aktivitas yang menyadari keluasan dan sifat saling ketergantungannya. Pemasaran holistik menyadari bahwa “segala hal berarti” dalam pemasaran dan bahwa perpekstif yang luas dan terintregasi sering kali diperlukan.

2.2 Perilaku Konsumen

Banyak perusahaan mencoba untuk mengerti perilaku konsumen, agar mereka dapat memberikan konsumen kepuasan yang lebih besar. Perilaku konsumen menurut Kotler (2009) adalah : “Studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Dari pengertian perilaku konsumen di atas ada dua elemen penting yaitu, elemen proses pengambilan keputusan dan elemen kegiatan secara fisik. Kedua elemen tersebut melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan menggunakan barang dan jasa. Konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk mendapatkan manfaat dari barang dan jasa tersebut. Jadi perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli atau dikonsumsi oleh konsumen saja, tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi macam apa produk dan jasa yang dibeli .

Suatu cara untuk memahami perilaku konsumen adalah dengan mempelajari faktor – faktor yang menjadi pendorong bagi seseorang serta respon dari mereka terhadap faktor pendorong tersebut. Konsumen potensial terpengaruh oleh berbagai faktor pendorong termasuk marketing mix yang dilakukan oleh para penjual. Berbagai faktor tersebut menyatu dalam pikiran konsumen, diolahnya sedemikian rupa sampai akhirnya ia membuat keputusan pembelian, serta respon yang ia berikan terhadap faktor – faktor pendorong (stimulus) tersebut berupa tindakan membeli atau tidak membeli produk yang ditawarkan.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2009) adalah sebagai berikut :

1. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling besar dalam bentuk perilaku konsumen. Berikut ini akan dijelaskan peranan dari budaya, sub budaya, dan kelas sosial. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Sub budaya merupakan sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama, berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi. Kelas sosial merupakan divisi masyarakat yang relative permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa.

2. Faktor Sosial

(7)

sasaran individu atau bersama. Keluarga adalah organisassi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara mendalam. Pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, isteri, dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa. Peran dan status maksudnya setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali membeli produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.

3. Faktor Pribadi

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Orang membeli barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dipengaruhi oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannnya. Pemasar sering kali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerjaan kasar cenderung membeli lebih banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerjaan kantor membeli lebih banyak jas dan dasi. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka.

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali, dan mengubah harga produknya.

Gaya Hidup merupakan pola kehidupan seseorang yagn diwujudkan dalam aktivitas, interes, dan opininya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relative konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Sedangkan konsep diri merupakan apa yang dimiliki seseorang member kontribusi pada dan mencerminkan identitas mereka. Jadi, agar dapat memahami tingkah laku konsumen, pertama-tama pemasar harus dapat memahami hubungan antara konsep diri konsumen dan miliknya.

4. Faktor Psikologis

(8)

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relative konsisten.

Tujuan mempelajari perilaku konsumen adalah untuk mengetahui dan memahami berbagai aspek yang ada pada konsumen dan akan digunakan dalam menyusun strategi pemasaran yang sukses. Kotler (2009) dengan jelas

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadianya termasuk: usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.

(9)

Gambar 2.2 Model Proses Keputusan Pembelian Kotler

Sumber : Kotler (2009) a. Pengenalan Masalah

Mengenali masalah apa yang dihadapi dan merumuskan segala hal yang diterima baik secara internal maupun eksternal dan mengidentifikasi masalah yang sesuai kebutuhan terhadap produk.

b. Pencarian Informasi

Konsumen akan mencari informasi terhadap kebutuhannya sehingga akan lebih peka terhadap berbagai jenis produk yang akan dikonsumsinya. Pemasar sangat penting untuk mengetahui sumber informasi yang dibutuhkan konsumen. Sumber informasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga;

2. Sumber komersil: iklan, pramuniaga, model toko, kemasan; 3. Sumber publik: media massa, organisasi konsumen;

4. Sumber pengalaman: pemakaian produk, pengkajian.

Konsumen akan mengumpulkan informasi tentang merek yang dapat bersaing dan keistimewaannya.

c. Evaluasi

Konsumen mengumpulkan keyakinan terhadap banyak merek dan hal tersebut akan menimbulkan citra merek, proses ini akan menimbulkan persepsi selektif, keputusan selektif dan akhirnya penentuan sikap melalui evaluasi. d. Keputusan Pembelian

Tahap evaluasikan menjadi acuan dalam keputusan pembelian dan konsumen akan membeli produk yang disukai.

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

(10)

e. Perilaku Pasca Pembelian

Komponen terpenting dari evaluasi pasca pembelian adalah pengurangan ketidakpastian atau keragu-raguan yang dirasakan oleh konsumen terhadap seleksi yang dilakukannya. Analisis pasca beli yang dilakukan oleh konsumen mungkin tergantung pada kepentingan dari keputusan tentang produk yang bersangkutan.

Model lima tahap proses pembelian (Gambar 2.2) tersebut menjelaskan bahwa konsumen harus melalui lima tahap dalam proses pembelian sebuah produk. Namun hal ini tidak berlaku, terutama atas pembelian dengan keterlibatan yang rendah. Konsumen dapat melewatkan atau membalik beberapa tahap. Misalkan, seorang ibu rumah tangga yang membeli merek terigu yang biasa digunakannya langsung mulai dari kebutuhan akan terigu menuju keputusan pembelian, dan melewatkan pencarian dan evaluasi informasi.

Atribut Produk

Pengertian atribut produk adalah ciri spesifik atau karakteristik fisik tertentu yang dirancang dalam sebuah produk atau jasa. Menurut Fandi Tjiptono (1997), atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan.Pemahaman mengenai atribut produk sangat bermanfaat bagi perusahaan karena atribut produk berpengaruh pada proses keputusan pembelian, yaitu pada evaluasi alternatif.

Menurut Kotler (2009), konsep dasar dari evaluasi alternatif salah satunya adalah pemasar perlu mengetahui penilaian pilihan yaitu bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada merek pilihannya dan berusaha memuaskan kebutuhannya, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk, konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan. Konsumen akan memberikan perhatian yang terbesar pada atribut yang paling menarik berkaitan dengan kebutuhan dan keinginannya.

Atribut produk juga memberikan perusahaan alat untuk mendiferensiasikan produknya dari produk pesaing, sehingga perusahaan harus membuat atribut produk yang relevan dengan produknya sendiri.

1. Harga (X1)

(11)

2. Merek (X2)

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing (Tjiptono, 1997) 3. Kualitas (X3)

Kualitas secara singkat pengertiannya adalah kemampuan atau kehandalan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar (Brian,1993). 4. Varian Produk (X4)

Varian produk (disebut juga bauran produk) merupakan satu set produk dan unit produk yang ditawarkan penjual bagi pembeli, misalnya variasi produk Sophie Martin terdiri dari : produk tas, sepatu, baju dan lain-lain. Variasi produk memiliki lebar, panjang, kedalaman dan konsistensinya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah ada. Objek dari penelitian ini adalah PT. Sophie Martin Bussines Centre (BC) Anis Safarinda Jember. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuisioner. Responden dalam penelitian ini adalah member di B.C Anis Safarinda Jember sebanyak 100 orang. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode penelitian populasi (sensus).

Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis untuk mengidentifikasi dan menjawab dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan dengan analisis regresi linier berganda.

HASIL PENELITIAN

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan pengujian diperoleh hasil yang dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda

Variabel Koef. Regresi thitung ttabel Sig.

Konstanta

(12)

1. Konstanta sebesar 3,442, menunjukkan besanya keputusan pembelian pada saat variabel harga, merek, kualitas, dan variasi produk sama dengan nol. Dalam hal ini keputusan pembelian akan mengalami penurunan tanpa kelima variabel tersebut yang disebabkan oleh faktor lain.

2. b1 = 0,110, artinya apabila variabel merek, kualitas, dan variasi produk sama

dengan nol, maka peningkatan variabel harga sebesar satu satuan akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,110 satuan.

3. b2 = 0,165 artinya apabila variabel harga, kualitas, dan variasi produk sama

dengan nol, maka peningkatan variabel merek sebesar satu satuan akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,165 satuan.

4. b3 = 0,115 artinya apabila variabel harga, merek, dan variasi produk sama

dengan nol, maka peningkatan variabel kualitas sebesar satu satuan akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,115 satuan.

5. b4 = 0,122 artinya apabila variabel harga, merek, dan kualitas sama dengan

nol, maka peningkatan variabel variasi produk sebesar satu satuan akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,122 satuan.

Hasil Uji Hipotesis

1. Pengujian Secara Bersama-sama (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel harga, merek, kualitas, dan variasi produk terhadap keputusan pembelian secara bersama-sama. Secara bersama-sama variabel harga, merek, kualitas, dan variasi produk akan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian jika Fhitung > Ftabel. Sebaliknya jika Fhitung ≤ Ftabel maka variabel harga, merek,

kualitas, dan variasi produk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Adapun besarnya nilai Ftabel pada n = 100, k = 4, dan α = 5%

adalah 2,53.

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji F Dependen

t Variable

Independent Variable

R Square Fhitung Ftabel Sig.

Y X1, X2, X3, X4 0,557 29,892 2,53 0,000

Sumber: Lampiran 6

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa Fhitung > Ftabel pada (k – 1) (n –

k) (29,892 > 2,53) maka harga, merek, kualitas, dan varian produk secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada tingkat signifikan 5%. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa atribut produk yang terdiri dari: harga, merek, kualitas, dan varian produk berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian Sophie Martin.

2. Koefisien Determinasi Berganda (R2)

Nilai koefisien determinasi berganda (R2) dimaksudkan untuk

mengetahui besarnya sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1. Apabila R square atau R2 = 1,

maka garis regresi dari model tersebut memberikan sumbangan sebesar 100% terhadap perubahan variabel terikat. Apabila R2 = 0, maka model tersebut tidak

(13)

variabel terikat. Kecocokan model akan semakin lebih baik apabila mendekati satu.

Berdasarkan hasil analisis yang bisa dilihat pada Tabel 4.10 diperoleh hasil koefisien determinasi berganda (R2) sebesar 0,557, hal ini berarti 55,7%

perubahan keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel harga, merek, kualitas, dan varian produk pelayanan sedangkan sisanya sebesar 44,3% disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam persamaan regresi yang dibuat.

3. Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Caranya adalah dengan membandingkan nilai statistik thitung dengan nilai statistik ttabel dengan tingkat

signifikan (α) yang digunakan yaitu 5%. Masing-masing variabel bebas dikatakan mempunyai pengaruh yang signifikan (nyata) apabila thitung lebih besar dari ttabel

atau apabila probabilitas < 5% (α). Nilai ttabel pada n = 100, k = 5, dan (n – k) =

(100 – 5) = 95 adalah 2,000.

Hasil perhitungan uji t dengan menggunakan program SPSS for Windows

dapat dilihat pada Tabel 4.9. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut: a. Pengaruh variabel harga (X1) terhadap keputusan pembelian (Y)

Variabel harga mempunyai thitung > ttabel yaitu 2,355 > 2,000 dan signifikansi < α

yaitu 0,021 < 0,05. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan tingkat

probabilitasnya lebih kecil dari 5%, maka H0 ditolak, berarti secara parsial

variabel kualitas harga (X1) mempunyai pengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian (Y). Sehingga, hipotesis yang manyatakan bahwa diduga harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian Sophie Martin terbukti kebenarannya.

b. Pengaruh variabel merek (X2) terhadap keputusan pembelian (Y)

Variabel merek mempunyai thitung > ttabel yaitu 2,769 > 2,000 dan signifikansi < α yaitu 0,007 < 0,05. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan tingkat

probabilitasnya lebih kecil dari 5%, maka H0 ditolak, berarti secara parsial

variabel merek (X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian (Y). Sehingga, hipotesis yang manyatakan bahwa diduga merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian membeli Sophie Martin terbukti kebenarannya.

c. Pengaruh variabel kualitas (X3) terhadap keputusan pembelian (Y)

Variabel kualitas mempunyai thitung > ttabel yaitu 2,152 > 2,000 dan signifikansi < α yaitu 0,034 < 0,05. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan tingkat

probabilitasnya lebih kecil dari 5%, maka H0 ditolak, berarti secara parsial

variabel kualitas (X3) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian (Y). Sehingga, hipotesis yang manyatakan bahwa diduga kualitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian Sophie Martin terbukti kebenarannya.

d. Pengaruh variabel varian produk (X4) terhadap keputusan pembelian (Y)

Variabel varian produk mempunyai thitung > ttabel yaitu 2,315 > 2,000 dan

signifikansi < α yaitu 0,023 < 0,05. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan

(14)

parsial variabel varian produk (X4) mempunyai pengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian (Y). Sehingga, hipotesis yang manyatakan bahwa diduga varian produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian Sophie Martin terbukti kebenarannya.

4. Analisis Koefisien Korelasi Parsial (r)

Koefisien korelasi parsial merupakan koefisien untuk mengukur keeratan hubungan dari dua variabel, sedangkan variabel lainnya dianggap konstan (tidak memberikan pengaruh) pada hubungan yang melibatkan lebih dari dua variabel (Iqbal Hasan, 2004: 69). Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa besarnya koefisien korelasi parsial masing-masing variabel adalah sebagai berikut.

Tabel 4.4 Koefisien Korelasi Parsial

Variabel rpartial

Harga Merek Kualitas Varian Produk

0,235 0,273 0,216 0,202

Sumber: Lampiran 6

Berdasarkan koefisien korelasi parsial seperti yang terlihat pada tabel tersebut, maka dapat diketahui bahwa besarnya koefisien korelasi parsial untuk variabel harga (X1) adalah 0,235, merek (X2) adalah 0,273, kualitas (X3) adalah

0,216, dan varian produk (X4) adalah 0,202. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa dari keempat variabel (harga, merek, kualitas, dan variasi produk) yang memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian adalah variabel merek. Sehingga, hipotesis yang menyatakan diduga diantara atribut produk yang terdiri dari: harga, merek, kualitas, dan varian produk yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian Sophie Martin adalah merek terbukti kebenarannya (Ha2 diterima).

Pembahasan

Setelah dilakukan pengujian statistik baik secara parsial (individu) dengan menggunakan uji t maupun secara simultan (bersama-sama) dengan menggunakan uji F, maka analisis lebih lanjut dari hasil analisis regresi adalah: 1. Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian

Hasil uji regresi menunjukkan variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan koefisien 0,110. Hal ini berarti faktor harga yang diukur kesesuaian harga dengan kualitas produk dan harga mendapatkan diskon 30% jika mempunyai member card merupakan suatu faktor yang menentukan keputusan pembelian Sophie Martin.

2. Pengaruh Merek terhadap Keputusan Pembelian

Hasil uji regresi menunjukkan variabel merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan koefisien 0,165. Hal ini berarti faktor merek yang diukur melalui image produk yang ditawarkan dan merek Sophie Martin sudah familiar di masyarakat merupakan suatu faktor yang menentukan keputusan pembelian Sophie Martin.

(15)

Hasil uji regresi menunjukkan variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan koefisien 0,117. Hal ini berarti faktor kualitas yang diukur melalui adanaya perbedaan kualitas dengan pesaing dan garansi terhadap produk yang ditawarkan merupakan suatu faktor yang menentukan keputusan pembelian Sophie Martin.

4. Pengaruh Varian Produk terhadap Keputusan Pembelian

Hasil uji regresi menunjukkan variabel varian produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan koefisien 0,122. Hal ini berarti faktor varian produk yang diukur melalui bermacamnya produk yang akan ditawarkan dan bentuk atau model produk yang bervariasi merupakan suatu faktor yang menentukan keputusan pembelian Sophie Martin.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Atribut produk yang terdiri dari: harga, merek, kualitas, dan varian produk berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian Sophie Martin. 2. Atribut produk yang terdiri dari: harga, merek, kualitas, dan varian produk

berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian Sophie Martin.

Saran

Dari hasil penelitian ini kiranya peneliti dapat memberikan saran, diantaranya:

1. Hasil penelitian membuktikan bahwa atribut produk yang terdiri dari: harga, merek, kualitas, dan varian produk mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, oleh karena itu hendaknya perusahaan dalam hal ini Sophie Martin BC Anis di Kabupaten Jember selalu memperhatikan hal-hal khususnya yang berkaitan dengan atribut produk, seperti jaminan kualitas produk, kesesuaian harga, garansi, variasi produk, dan lain-lain.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin, 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Agung. 2013. Analisis Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Suzuki Matic Nex (Studi Kasus Pada Dealer Susuki Ahmad Yani-Proboinggo. Jember: Universitas Muhammadiyah Jember.

Anggipura. 2012. Analisis Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Motor Suzuki Satria FU 150CC di Kota Malang. Skripsi. Jember: Universitas Muhammadiyah Jember.

Anonim.2013. Sejarah Tentang Sophie Paris.(Online).

http://sophieparis.blogdetik.com/2013/05/05/sejarah-tentang-sophie-paris/

Brian. 1993. Pengawasan kualitas (Online)

(http://Staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny Rahmawati,

/Modul MO BAB - 13 – Pengawasan kualitas.pdf.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia. Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Andi.

Kotler, Philip dan Gery Armstrong. Dasar – Dasar Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Prehalindo.

Kotler, Philip, dan K.L Keller. 2009. Marketing management, 13 th. Ed. London: Pearson Education, inc.

Lupiyoadi. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Pamujo. 2011. Analisis Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Merchandise (Studi Pada Kedai Digital 7). Skripsi. Jember: Universitas Muhammadiyah Jember.

Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Singarimbun, M dan Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi. Jakarta : Pustaka LP3 ES Indonesia.

Soetriono, dan Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian.

(17)

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Swastha, Basu. 1990. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: BPFE.

---. 2000. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Edisi I. Yogyakarta: BPFE UGM.

Tjiptono, Fandi. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

---. 2002. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama.Yogyakarta: Andi Ofset.

Gambar

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen
Gambar 2.2 Model Proses Keputusan Pembelian Kotler
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat mengetahui lebih jelas lagi mengenai jenis hutan yang terdapat di Kabupaten Pasuruan dapat dilihat pada tabel

1 Rohmatillah, “ The Effect of Using the Jakarta Post Newspaper Article in Enhancing Vocabulary of English for University Student : an Experimental Research ,” English Education :

artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan konsep diri dengan sumbangan efektif sebesar 24,2%.. Sedangkan hipotesis minor

Analisis Varians Satu Arah (One Way Anova) pada tabel 2 menunjukkan signifikansi p- value = 0,036 yaitu &lt; α (0 ,05), maka pemberian tepung tempe meningkatkan

Studi ini menemukan bahwa anak yang diberikan makanan pendamping ASI pertama pada usia &lt; 6 bulan mempunyai efek protektif terhadap kejadian gizi buruk

Dari hasil kesimpulan ke empat tipe kepribadian diatas peserta didik yang mempunyai tipe kepribadian berbeda mempunyai kelemahan metakognisi yang berbeda pula

Karakteristik soal berbasis HOTs yaitu (1) dapat mengukur keterampilan berfikir tingkat tinggi, (2) menggunakan permasalahaan yang menarik atau permasalahan dalam

Pengaruh positif signifikan ROA terhadap perubahan jumlah deposito, serta pengaruh negatif signifikan ROA terhadap tingkat bunga deposito terjadi karena bank yang