• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Atribut Produk (Merek, Kualitas, Dan Kemasan) Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Marlboro Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Atribut Produk (Merek, Kualitas, Dan Kemasan) Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Marlboro Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK (MEREK, KUALITAS, DAN KEMASAN) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOK

MARLBORO PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH

IVAN RAMADHANNU NIM : 1105020101

PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

“ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK (MEREK, KUALITAS, DAN KEMASAN) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

ROKOK MARLBORO PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh atribut produk yang terdiri dari : merek, kualitas, dan kemasan terhadap keputusan pembelian rokok Marlboro pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan terhadap konsumen rokok Marlboro yang melakukan keputusan pembelian dan jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 40 responden dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Pengujian Hipotesis dengan menggunakan metode analisis deskritif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F), pengujian parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2). Hasil penelitian secara serempak menunjukkan bahwa atribut produk yang terdiri dari : merek, kualitas, dan kemasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan Pembelian rokok Marlboro pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa Merek dan Kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan Kemasan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keuputusan pembelian rokok Marlboro pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Nilai R Square adalah sebesar 0,872 yang berarti 87,2% faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh merek, kualitas dan kemasan. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 12,8% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

“ANALYZE THE INFLUENCE OF PRODUCT ATTRIBUTES (BRAND, QUALITY, PACKAGING) ON PURCHASE DECISION OF

MARLBORO CIGARETTE ON STUDENTS FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY

OF NORTH SUMATERA.

This study aims to identify and analyze the influence of of product attributes (brand,quality, packaging) on purchase decision of Marlboro cigarette on students Faculty of Economics and Business University of North Sumatera. This study was conducted on the Marlboro cigarette consumers who making purchasing decisions and the number of samples as many as 40 respondents and use the purposive sampling method. Hypothesis testing using descriptive analysis, simultaneous testing (Uji F), partial testing (Uji-t), and coefficient of determination testing (R2). The result of the study showed that simultaneously, product attributes consist of brand, quality and packaging have positive and significant influence on purchasing decision of Marlboro cigarette on students Faculty of Economics and Business University of North Sumatera. The partial test result showed that brand and quality have positive and significant influence on purchasing decision, while packaging has positive and not significant influence on purchasing decision of Marlboro cigarette on students Faculty of Economics and Business University of North Sumatera. Rated R Square is equal to 0.872 , showed that 87.2 % of the factors that influence on purchase decision can be explained by the brand , quality and packaging . While the remaining 12.8 % can be explained by other variables not examined by the study.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya dan Pemilik dari segala ilmu pengetahuan, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Atribut Produk (Merek, Kualitas, Dan Kemasan) Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Marlboro Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh dukungan, bimbingan, semangat, nasehat, doa, dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak Drs.Joniatman, S.sos dan Ibu Netty Asri, SE yang merupakan sumber semangat dan yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, dan doa yang tak henti-hentinya selama ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Dr. Rismayani MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan skripsi. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku dosen pembaca penilai atas saran dan masukan yang diberikan kepada penulis.

5. Keluarga tercinta, Tante Yetty Asri dan Om Muhammad Yusuf yang telah memberikan doa, bantuan, dan motivasi.

6. Vivi Widyanti yang telah memberikan semangat, kasih sayang, bantuan, doa dan masukan kepada penulis.

7. Teman-teman saya, Amcho Turnip, Reilita Yolanda dan teman-teman Manajemen 2011 Grup B serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengulasan skripsi. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Mei 2015 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian ... 21

2.5 Kerangka Konseptual Penelitian ... 27

2.6 Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 30

3.3 Batasan Operasional Variabel Penelitian ... 30

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

3.5 Populasi dan Sampel ... 32

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.7 Jenis Data dan Sumber Data ... 33

(7)

3.8.2 Uji Reabilitas ... 35

3.9 Metode Analisis Data ... 36

3.9.1 Metode Analisis Deskriptif ... 36

3.9.2 Metode Analisis Statistik (Analisis Regresi Berganda) ... 36

3.9.3 Uji Asumsi Klasik ... 37

4.4 Hasil Analisis Statistik (Analisis Regresi Berganda) ... 66

(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1 Daftar Negara Dengan Jumlah Perokok Terbanyak Di Dunia ... 1

1.2 Top Brand Index Rokok Putih Di Indonesia ... 4

3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 31

3.2 Uji Validitas ... 34

3.3 Uji Reabilitas ... 35

4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Program Studi ... 51

4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Prodi dan Angkatan ... 51

4.4 Penjelasan Responden atas Variabel Merek (X1) ... 53

4.5 Penjelasan Responden atas Variabel Kualitas (X2) ... 54

4.6 Penjelasan Responden atas Variabel Kemasan (X3) ... 56

4.7 Penjelasan Responden atas Variabel Keputusan Pembelian (Y) .. 58

4.8 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 63

4.9 Hasil Uji Glejser ... 65

4.10 Hasil Uji Multikolinearitas ... 65

4.11 Analisis Regresi Berganda ... 66

4.12 Hubungan antar variabel ... 68

4.13 Hasil Uji Koefisien determinasi (R2) ... 69

4.14 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 70

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 18

2.2 Kerangka Konseptual ... 28

4.1 Struktur Organisasi PT.HM Sampoerna ... 43

4.2 Marlboro Full Flavor ... 48

4.3 Marlboro Black Menthol ... 48

4.4 Marlboro Light ... 49

4.5 Marlboro Menthol... 49

4.6 Grafik Histogram ... 61

4.7 Grafik Normal Plot ... 62

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 82

2 Uji Validitas dan Reabilitas ... 85

3 Tabulasi Jawaban Responden Penelitian ... 86

4 Tabel Frekuensi Jawaban Responden penelitian... 88

5 Crosstabulation Deskriptif ... 92

(11)

ABSTRAK

“ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK (MEREK, KUALITAS, DAN KEMASAN) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

ROKOK MARLBORO PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh atribut produk yang terdiri dari : merek, kualitas, dan kemasan terhadap keputusan pembelian rokok Marlboro pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan terhadap konsumen rokok Marlboro yang melakukan keputusan pembelian dan jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 40 responden dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Pengujian Hipotesis dengan menggunakan metode analisis deskritif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F), pengujian parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2). Hasil penelitian secara serempak menunjukkan bahwa atribut produk yang terdiri dari : merek, kualitas, dan kemasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan Pembelian rokok Marlboro pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa Merek dan Kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan Kemasan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keuputusan pembelian rokok Marlboro pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Nilai R Square adalah sebesar 0,872 yang berarti 87,2% faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh merek, kualitas dan kemasan. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 12,8% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

(12)

ABSTRACT

“ANALYZE THE INFLUENCE OF PRODUCT ATTRIBUTES (BRAND, QUALITY, PACKAGING) ON PURCHASE DECISION OF

MARLBORO CIGARETTE ON STUDENTS FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY

OF NORTH SUMATERA.

This study aims to identify and analyze the influence of of product attributes (brand,quality, packaging) on purchase decision of Marlboro cigarette on students Faculty of Economics and Business University of North Sumatera. This study was conducted on the Marlboro cigarette consumers who making purchasing decisions and the number of samples as many as 40 respondents and use the purposive sampling method. Hypothesis testing using descriptive analysis, simultaneous testing (Uji F), partial testing (Uji-t), and coefficient of determination testing (R2). The result of the study showed that simultaneously, product attributes consist of brand, quality and packaging have positive and significant influence on purchasing decision of Marlboro cigarette on students Faculty of Economics and Business University of North Sumatera. The partial test result showed that brand and quality have positive and significant influence on purchasing decision, while packaging has positive and not significant influence on purchasing decision of Marlboro cigarette on students Faculty of Economics and Business University of North Sumatera. Rated R Square is equal to 0.872 , showed that 87.2 % of the factors that influence on purchase decision can be explained by the brand , quality and packaging . While the remaining 12.8 % can be explained by other variables not examined by the study.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Persaingan yang begitu ketat saat ini menuntut setiap perusahaan untuk memainkan strategi pemasaran yang mampu menarik minat konsumen sehingga perusahaan dapat memenangkan pasar yang ada. Untuk itu dilakukan strategi pemasaran dengan terlebih dahulu melihat pangsa pasar sasarannya. Indonesia merupakan pangsa pasar yang sangat potensial bagi produk-produk rokok karena Indonesia adalah salah satu negara urutan ke tiga dengan jumlah perokok terbanyak di dunia. Rokok merupakan barang yang banyak dikonsumsi masyarakat dimana mereka mendapatkan sensasi kenikmatan tersendiri. Walaupun efek samping dari merokok sangat membahayakan kesehatan, tetapi tetap saja banyak peminat dari produk tersebut. Banyak alasan yang mempengaruhi para konsumen ini untuk mengkonsumsi rokok. Mulai dari gaya hidup, pengaruh pergaulan, atau untuk menghilangkan stress

Tabel 1.1

Daftar Negara dengan Jumlah Perokok Terbanyak di Dunia

(14)

Pada tabel diatas menjelaskan bahwa Indonesia memiliki 65 juta perokok atau sekitar 28% dari jumlah penduduk Indonesia. Menurut Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang disampaikan peneliti Prof Sri Moertiningsih Adioetomo di Jakarta bahwa pengeluaran untuk membeli rokok secara Nasional tahun 2005 mencapai Rp.50,48 triliun (Ester, 2009). Hal tersebut tentu saja membuat perusahaan rokok berlomba-lomba untuk menguasai pangsa pasar.

Namun demikian, banyaknya perusahaan yang memproduksi produk yang sama menyebabkan perusahaan harus ekstra dalam mengembangkan produknya. Perusahaan harus berusaha untuk menghasilkan produk yang diinginkan konsumen dengan kualitas yang baik, sehingga menarik minat konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Atribut produk inilah yang akan menjadi pembeda antara produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan dengan produk sejenis yang ditawarkan perusahaan lain. Atribut produk terdiri atas kualitas produk, fitur produk, desain produk, merek, kemasan, pelabelan, dan pelayanan pendukung produk. Perbedaan atribut pada setiap produk akan menimbulkan perbedaan persepsi konsumen yang pada akhirnya dapat mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian. Tingginya keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan perusahaan merupakan harapan dari setiap perusahaan.

(15)

memiliki kandungan tar dan nikotin yang lebih rendah dari rokok lain pada umumnya (Wikipedia, 2014). Hal ini berarti bahwa banyak perokok yang sudah memikirkan kesehatannya dengan beralih ke rokok bernikotin rendah walaupun tidak langsung berhenti merokok. Perubahan prilaku perokok dapat dilihat dari pangsa pasar rokok putih yang mengalami kenaikan hingga 5.9% dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 5% per tahun sedangkan pangsa pasar rokok kretek semakin tahun mengalami penurunan hingga sekarang hanya 26% (Tempo, 2014).

Produsen rokok yang pertama kali mengusung rokok putih ialah PT. Philip Morris Internasional. PT. PMI adalah perusahaan rokok nomor satu di dunia yang berasal dari Amerika Serikat yang memulai kegiatan bisnis di Indonesia pada bulan April 1984 dengan nama PT. Philip Morris Indonesia (PT. PMI). Pada bulan Mei 2005, PT. PMI mengakuisisi saham mayoritas PT. HM Sampoerna Tbk dan memiliki 98% saham PT. HM Sampoerna Tbk. (Wikipedia, 2014).

Salah satu mer Marlboro. Rokok Marlboro merupakan merek rokok putih nomor satu di dunia dan masuk kedalam kategori Top Brand untuk segmen rokok putih di Indonesia beberapa tahun terakhir. Saat ini terdapat lima varian Marlboro yaitu Marlboro Red, Marlboro Lights, Marlboro Black Menthol, dan Marlboro Lights

Menthol, dan Marlboro Ice Blast. Salah satu merek dari produk Marlboro yang

(16)

Tabel 1.2

Top Brand Index Rokok Putih di Indonesia

Merek rokok Tahun

2012% 2013% 2014%

Marlboro 61,7 57,4 66

Lucky strike 6,8 2,6 2,7

Dunhill 6,6 22,8 16,5

Sumber:

Pada tabel diatas, rokok Marlboro selalu menduduki peringkat teratas untuk segmen rokok putih. Pada tahun 2013 terjadi penurunan merek Marlboro sebesar 4,3% namun kembali meningkat sebesar 8,6% di tahun 2014.

Salah satu atribut produk dalam rokok yang dapat diteliti ialah merek. Merek menjadi satu pembeda suatu produk dengan produk lainnya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas. Berdasarkan Top Brand Indeks, Marlboro berada di peringkat pertama. Hal ini mengindikasikan bahwa merek rokok Marlboro telah dipercaya dan menarik perhatian dan keinginan konsumen sehingga konsumen memutuskan pilihannya untuk membeli rokok.

(17)

kualitas yang kurang baik jika dibandingkan dengan rokok kretek. Rokok ini memiliki rasa dan aroma yang tidak begitu kuat dan khas. Hal ini karena kandungan nikotin yang rendah pada rokok.

Hal yang tidak kalah pentingnya ialah kemasan yang merupakan ujung tombak dari sebuah produk karena fungsinya yang langsung berhadapan dengan konsumen. Kemasan yang menarik biasanya akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Rokok Marlboro memiliki kemasan yang menarik dari segi warna merah yang mencerminkan keberanian pemakai dan juga logo kuda yang menggambarkan kekuatan. Pada kemasan rokok juga diharuskan untuk mencantumkan tulisan “peringatan” bahaya merokok. Namun Pemerintah mengeluarkan Peraturan baru tentang kemasan rokok. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013 yang berlaku sejak tanggal 24 Juni 2014 tersebut menyatakan bahwa “gambar seram” peringatan bahaya merokok harus dicantumkan di bagian atas kemasan sisi lebar bagian depan dan belakang, dan gambar itu harus menutupi 40 persen permukaan. Oleh karena itu, sebagian warna dan logo pada kemasan menjadi tertutup oleh “gambar seram”.

(18)

Nilai atribut digunakan konsumen sebagai dasar untuk mengevaluasi dan melakukan keputusan pembelian produk. Konsumen mencari manfaat ketika membeli produk tersebut. Konsumen juga menggunakan atribut untuk membuat perbandingan antara produk yang kompetitif. Atribut produk menjadi hal yang penting melampaui ciri-ciri fisik dari produk karena konsumen paling sering menghubungkan atribut dan konsekuensi dari pembelian yang dilakukan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana pengaruh atribut produk yang terdiri dari : merek, kualitas, dan kemasan berpengaruh terhadap keputusan pembelian rokok Marlboro pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumaterra Utara ?”

1.3 Tujuan Penelitian

(19)

1.4.1 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh merek, kualitas, dan kemasan terhadap keputusan pembelian rokok Malrboro agar dapat mengetahui strategi apa yang digunakan dalam memasarkan rokok Malrboro pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumaterra Utara

2. Bagi Departemen Manajemen

Penelitian ini bisa menambah informasi pembaca untuk referensi tambahan dalam melakukan penelitiannya, baik untuk penelitian yang akan datang maupun yang sedang berlangsung.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti di bidang pemasaran khususnya tentang atribut produk.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori tentang Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk berkembang dan mendapatkan laba. Tujuan kegiatan pemasaran adalah untuk mempengaruhi pembeli agar bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Menurut Kotler, dan Amstrong (2008:5), pemasaran adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menagkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

2.1.2 Konsep Pemasaran

Pemasaran sangat penting bagi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan, maka perusahaan perlumemahami konsep pemasaran yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen dan dapat mengarahkan seluruh kegiatan perusahaan untuk tujuan tersebut (Swastha dan Handoko, 2000:27)

Tiga unsur pokok konsep pemasaran yaitu: 1. Orientasi pada konsumen

(21)

a) Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.

b) Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan. Karena perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi segala kebutuhan pokok konsumen, maka perusahaan harus memilih kelompok pembeli tertentu dari kelompok pembeli tersebut. Menentukan produk dan program pemasarannya. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengurus, menilai, menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku konsumen.

c) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi harga murah atau model yang menarik

2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral (integrated marketing)

Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setian bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha dengan terkoordinir untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir.

3. Keputusan pembelian.

(22)

2.2 Teori tentang Produk 2.2.1 Pengertian Produk

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:346), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Kotler dalam hal ini memberikan batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan kebutuhan dan keinginan. produk dapat berupa suatu benda (object), rasa (service), kegiatan (acting), orang (person), tempat (place), organisasi dan gagasan dimana suatu prodak akan mempunyai nilai lebih dimata.

Menurut Lupiyoadi (2001:58), produk adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk lain yang sejenis.

2.2.2 Klasifikasi Produk

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:269), klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu:

a. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)

(23)

b. Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bias bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih).

Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya juga diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen (costumer's goods) dan barang industri (industrial's goods).

Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu: a. Convinience Goods

Convinience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi

pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya.

b. Shopping Goods

Shopping goods adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan

(24)

c. Specially Goods

Specially goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan

identifikasi merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.

d. Unsought Goods

Unsought goods merupakan barang-barang yang diketahui konsumen atau

kalaupun sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan untuk membelinya.

2.3 Teori tentang Atribut Produk 2.3.1 Pengertian atribut produk

(25)

2.3.2 Komponen Atribut Produk

Kotler dan Amstrong (2008:372), mengelompokkan atribut produk menjadi tiga unsur penting, yaitu kualitas produk (product quality), fitur produk (product features), desain produk (product design), merek, kemasan, pelabelan dan pelayanan pendukung produk. Atribut yang dimiliki oleh suatu produk harus berbeda dengan produk lain agar konsumen dapat membedakan produk kita dengan produk pesaing. Unsur-unsur atribut produk tersebut harus mampu untuk menjadi suatu daya tarik bagi konsumen dan merupakan suatu faktor yang dianggap penting oleh konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Adapun yang termasuk dalam unsur-unsur atribut produk sebagai berikut (Kotler dan Amstrong, 2008:372) :

1. Merek (brand)

Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasi semua ini, yang menunjukan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa. Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari produk, dan penetapan merek bisa menambah niali bagi suatu produk. Penetapan merek membantu pembeli dalam banyak cara. Nama merek membantu konsumen mengenali produk yang bisa menguntungkan mereka. Merek juga menyatakan sesuatu tentang kualitas dan konsistensi produk, pembeli yang selalu membeli merek yang sama tahu bahwa mereka akan mendapatkan fitur, manfaat, dan kualitas yang sama setiap kali membeli.

(26)

kualitas khusus produk. Nama merek dan nama dagang penjual memberikan perlindungan hokum bagi fitur produk tertentu yang tidak bisa ditiru oleh pesaing lain. Dan penetapan merek membantu penjual menetapkan segmen pasar.

2. Kualitas produk

Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasaran. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa, oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Kualitas produk mempunyai dua dimensi yaitu tingkat dan konsistensi. Dalam mengembangkan sebuah produk, mula-mula pemasar harus memilih tingkat kualitas yang akan mendukung positioning produk. Di sini, kualitas produk berarti kualitas kinerja yaitu kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya. Kualitas tinggi juga biasa berarti tingkat konsistensi kualitas yang tinggi. Kualitas produk berarti pemastian kualitas bebas dari kerusakan dan konsistensi dalam menghantarkan tingkat kinerja yang ditargetkan.

3. Kemasan (packaging)

(27)

Kemasan yang didesain dengan buruk bisa menyebabkan konsumen tidak tertarik dan perusahaan kehilanggan penjualan. Sebaliknya, kemasan yang inovatif bisa memberikan manfaat kepada perusahaan melebihi pesaing dan mendorong penjualan. Dalam membuat keputusan kemasan, perusahaan juga harus memperhatikan keprihatinan lingkungan yang semakin tumbuh. Untungnya, banyak perusahaan telah menjadi perusahaan “hijau” dengan mengurangi kemasan dan menggunakan bahan kemasan yang ramah lingkungan.

Selain tiga atribut di atas juga terdapat empat atribut tambahan dalam suatu produk yaitu :

4. Fitur produk

Perusahaan dapat menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih banyak fitur. Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. Perusahaan harus melakukan survei pembeli secara periodik tentang siapa yang telah menggunakan produknya. Kemudian perusahaan dapat menilai masing-masing nilai fitur bagi pelanggan dibandingkan dengan biayanya bagi perusahaan. Fitur yang dinilai tinggi oleh pelanggan dalam hunungannya dengan biaya harus ditambah.

5. Gaya dan desain produk

(28)

mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya. Oleh karena itu, desainer produk dan spesifikasi teknis tetapi lebih memikirkan bagaimana cara pelanggan menggunakan dan mengambil manfaat dari produk. Bila desain yang baik dapat meningkatkan nilai pelanggan, memotong biaya, dan menciptakan keunggulan kompetitif yang kuat, desain yang buruk bias mengakibatkan hilangnya penjualan dan rasa malu.

6. Pelabelan

Label berkisar dari penanda sederhana yang ditempelkan pada produk sampai rangkaian huruf rumit yang menjadi bagian kemasan. Label mempunyai beberapa fungsi. Setidaknya, label menunjukan produk atau merek, seperti nama Marlboro yang tercantum pada rokok. Label juga bisa menggambarkan beberapa hal tentang produk, siapa yang membuatnya, dimana produk itu dibuat, kapan produk itu dibuat, kandungannya, cara pemakaiannya, dan bagaimana menggunakan produk itu dengan aman. Terakhir label bisa membantu mempromosikan produk dan pendukung positioningnya. Penjual harus memastikan bahwa label mereka mengandung semua informasi yang diperlukan.

7. Pelayanan pendukung produk

(29)

perusahaan menimbang nilai beragam pelayanan pendukung terhadap pelanggan, berikutnya perusahaan harus menilai biaya untuk menyediakan pelayanan ini. Kemudian perusahaan dapat mengembangkan suatu paket pelayanan yang akan memuaskan pelanggan dan menghasilkan laba untuk perusahaan.

2.4 Teori tentang Keputusan Pembelian

(30)

2.4.1 Proses Keputusan Pembelian.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:179), tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu

Sumber: Kotler, Armstrong (2008:179)

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

a. Pengenalan kebutuhan

Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam

Pengenalan kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

(31)

ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.

c. Evaluasi alternatif

Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. 1. kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai

kumpulan atribut produk.

2. konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing.

3. konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut.

4. harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda.

5. konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi.

(32)

d. Keputusan Membeli

Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli.Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan.Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian.

e. Perilaku pasca pembelian.

(33)

2.4.2 Faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian.

Menurut Kotler (2000:144), pembelian konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Faktor budaya

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:

a. Budaya

Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.

b. Sub budaya

Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum.

c. Kelas sosial

Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.

2. Faktor sosial

(34)

a. Kelompok

Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional dan serikat pekerja.

b. Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.

c. Peran dan status

Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang sering kali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.

3. Faktor pribadi

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu: a. Umur dan tahap daur hidup.

(35)

keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu.

c. Situasi Ekonomi

Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya. d. Gaya hidup

(36)

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat- sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu.

4. Faktor psikologis.

Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh factor psikologi yang penting. Terdiri dari :

a. Motivasi.

Tingkat motivasi juga mempengaruhi perilaku pembelian pelanggan. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda seperti kebutuhan fisiologis, kebutuhan biologis, kebutuhan sosial dll. Sifat kebutuhan ialah beberapa dari mereka yang paling mendesak sementara yang lain tidak paling mendesak. Oleh karena itu kebutuhan menjadi motif ketika itu lebih mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan.

b. Persepsi

(37)

c. Pengetahuan

Menurut Kotler (2000:157), Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Ahli teori pembelajaran mengatakan bahwa kebanyakan tingkah laku manusia dipelajari. Pembelajaran berlangsung melalui saling pengaruh dorongan, rangsangan, petunjuk respon dan pembenaran.

d. Keyakinan dan sikap

Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya ini, pada waktunya mempengaruhi tingkah laku membeli. Menurut Kotler (2000:157), keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan didasarkan pada pengetahuan yang sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi atau mungkin tidak.

Selain empat faktor tersebut juga terdapat faktor Psikografi yang dapat mempengaruhi prilaku pembelian konsumen.

5. Faktor Psikografi

Faktor psikografi ini mengandung ide yang menggambarkan (grafik) faktor-faktor psikologi (psycho) yang membentuk konsumen. (Mowen, 2002:283). Faktor psikografis terdiri atas :

a. Kelas sosial

(38)

masing – masing kelas dan juga estimasi sosial yang positif atau negatif mengenai kehormatan yang diberikan kepada masing – masing kelas.

Kelas sosial akan memengaruhi jenis produk, jenis jasa, dan merek yang dikonsumsi konsumen. Kelas sosial juga memengaruhi pemilihan toko, tempat pendidikan, dan tempat berlibur dari seorang konsumen. Konsumen juga sering memiliki persepsi mengenai kaitan antara satu jenis produk atau sebuah merek dengan kelas sosial konsumen.

b. Gaya Hidup

Minat manusia dalam berbagai barang dipengaruhi oleh gaya hidupnya dan barang yang mereka beli mencerminkan gaya hidup tersebut. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Memahami sikap konsumen tidaklah lengkap jika tidak memahami konsep gaya hidup. Gaya hidup mencerminkan Activities (pekerjaan, hobi, karakteristik, olahraga, kegiatan sosial), Interest (makanan, mode, keluarga, rekreasi), dan Opinions (mengenal diri mereka sendiri, isu sosial, bisnis, produk).

c. Kepribadian

(39)

Mengetahui karakteristik kepribadian konsumen yang bersifat lebih permanen (misalnya laki-laki selalu berusaha membeli produk yang sesuai dengan sifat laki-laki seperti kekuatan, ketangguhan dan gentelment) pemasar dapat menggunakan perilaku seperti itu dengan menawarkan produk yang sesuai.

2.5 Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual dan kerangka berpikir merupakan gambaran tentang hubungan antara variabel yang diteliti, yang tersusun dari teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2008).

Menurut Simamora (2003:147), atribut produk merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Atribut produk sangatlah penting karena memberikan keunikan tersendiri pada produk sehingga membedakan produk yang satu dengan produk yang lain. Konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan karakteristik atau atribut produk tersebut.

(40)

Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya. Kualitas produk berarti pemastian kualitas bebas dari kerusakan dan konsistensi dalam menghantarkan tingkat kinerja yang ditargetkan. Semakin bagus kualitas yang diberikan produk kepada konsumen maka semakin bagus pula perusahaan tersebut dimata konsumen dan tentunya keputusan pembelian akan jatuh kepada produk tersebut. Konsumen biasanya akan mau membayar dengan harga yang tinggi demi mendapatkan kualitas yang bagus.

Pengemasan merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (Wrapper) untuk suatu produk. Sedangkan kemasan merupakan wujud dari hasil pengemasan. Pemberian kemasan pada suatu produk bisa memberikan tiga manfaat utama yaitu manfaat komunikasi, manfaat fungsional, dan manfaat perseptual. Kemasan Produk harus dibuat semenarik mungkin, hal ini dikarenakan makin banyaknya konsumen yang mulai sensitif terhadap kebutuhan dan keinginannya terutama dalam masalah kemasan/desain.

Adapun hubungan variabel atribut tersebut terhadap keputusan pembelian dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut :

ATRIBUT PRODUK (X) Merek (X1)

Kualitas (X2)

Kemasan (X3)

(41)

2.6 Hipotesis

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, dalam meneliti ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, atau gambaran secara sistematis, dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2009).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian dimulai bulan Desember 2014 sampai dengan selesai.

3.3 Batasan Operasional Variabel Penelitian

Batasan Operasional variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (X) terdiri dari merek (X1), kualitas (X2), kemasan (X3). b. Variabel dependen (Y) yaitu keputusan pembelian rokok Marlboro pada

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian

(43)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel dan Indikator

Indikator Variabel

Definisi Variabel Indikator Skala

Ukur Atribut Produk (X) terdiri dari :

Merek (X1) Nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya

Kualitas (X2) kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya dan pemastian bebas dari kerusakan dan konsistensi

(44)

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa laki laki Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang merokok dan jumlahnya tidak diketahui. Sedangkan kriteria sampel yang ditentukan peneliti adalah mahasiswa laki-laki yang pernah menggunakan rokok Marlboro. Karena jumlah konsumen yang melakukan pembelian tidak diketahui maka peneliti mengambil rumus Roscoe, Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian (Sekaran, 2006) :

N = Tidak Diketahui n = Jumlah Variabel x 10 n = 4 x 10

n = 40 Dimana:

n = Jumlah Sampel

Jumlah Variabel = 4, yaitu Merek (X1), Kualitas (X2), Kemasan (X3), dan Keputusan Pembelian (Y)

3.6 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode penggumpulan data dalam penelitian ini : a. Wawancara (Interview)

(45)

Mabar, Medan, Sumatera Utara dalam memberikan keterangan yang dibutuhkan.

b. Daftar Pertanyaan (Questionaire)

Daftar pertanyaan diberikan kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang merupakan konsumen rokok Marlboro.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data dan mempelajari data-data yang diperoleh dari buku literatur, jurnal, situs internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.7 Jenis Data a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara (interview) dengan pemasar Rokok Marlboro serta daftar pertanyaan (questionaire) dari responden dalam hal ini adalah Mahasiswa laki-laki Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi.

3.8 Uji Validitas dan Reabilitas 3.8.1 Uji Validitas

(46)

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Kriteria dalam validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :

1. Apabila r hitung > r tabel maka kuesioner tersebut valid

2. Apabila r hitung < r tabel maka dapat dikatakan kuesioner tidak valid

Penyebaran kuesioner dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai rtabel dengan ketentuan df = N-2 (30-2) = 28 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0.361. Hasil pengolahan prasurvei yang telah dilakukan kepada 30 responden di luar sampel penelitian tertera pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Uji Validitas

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

1 P1 0.617 0,361 Valid

(47)

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r hitung > rtabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

3.8.2 Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali,2009:45). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan ini dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh karena masing-masing pertanyaan hendak mengukur hal yang sama. Jika jawaban terhadap indikator ini acak, maka dapat dikatakan bahwa tidak reliabel (Ghozali,2009:46). Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan uji Cronbach’s. Alpha. Dalam penelitian ini menggunakan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,7 Hasil pengujian untuk masing-masing variabel

dapat dilihat pada Tabel 3.3 seperti yang tertera dibawah ini:

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas No. Pernyataan Cronbach’s.

Alpha rstandar Keterangan

(48)

11 P11 0.904 0.7 Reliabel

12 P12 0.899 0.7 Reliabel

13 P13 0.898 0.7 Reliabel

14 P14 0.896 0.7 Reliabel

15 P15 0.903 0.7 Reliabel

16 P16 0.898 0.7 Reliabel

17 P17 0.899 0.7 Reliabel

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa semua indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel dengan Cronbach's Alpha diatas 0,8 sehingga dapat dikatakan bahwa kuesioner yang digunakan pada penelitian ini handal dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

3.9 Metode Analisis Data 3.9.1 Metode Analisis Deskriptif

Yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpulkan sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi.

3.9.2 Metode Analisis Statistik (Analisis Regresi Berganda)

Metode analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda dimana teknik tersebut menjelaskan pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis Regresi berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu : merek (X1), kualitas

(X2), dan kemasan (X3) terhadap variabel terikat yaitu : keputusan pembelian (Y)

(49)

Persamaan regresi berganda tersebut adalah :

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+e

Dimana :

Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta

b = Koefisien regresi berganda X1 = Merek

X2 = Kualitas X3 = Kemasan e = Standar error

3.9.3 Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah hasil analisis regeresi yang didapat terbebas dari segala Normalitas, Heteroskedastisitas, Multikolinearitas agar dapat diketahui apakah model regresi tersebut merupakan regresi yang baik atau tidak. Adapun masing-masing penguji tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

3.9.3.1 Normalitas

(50)

a. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi uji asumsi normalitas.

3.9.3.2 Heterokedastisitas

Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas . Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah dengan media grafik, apabila grafik membentuk pola khusus maka model terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:126). Dasar pengambilan keputusan :

a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroksedastisitas.

b. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroksedastisitas.

3.9.3.3 Multikolinearitas

(51)

bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (0). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2009:95) :

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah PT. Philip Morris

Philip Morris International Inc adalah sebuah perusahaan publik asal pusat Philip Morris International Inc. terletak di 120 Park Ave Philip Morris International Inc. masuk dalam daftar peringkat perusahaan berdasarkan pendapatan kotornya yang dibuat oleh majalah Philip Morris International Inc. berada dalam peringkat 100 (sebelumnya peringkat 99) dengan pendapatan sekitar $31.217 juta, keuntungan sebesar $8.576 juta, dan total aset sebesar $38.168 juta. Merek-merek Philip Morris International antara lain Benson & Hedges (bersama British American Tobacco, Gallaher Group, dan Japan Tobacco), Dji Sam Soe, L&M, Longbeach, Marlboro, ST Dupont Paris dan U Mild

Pengakusisian PT. Phillip Morris International

(53)

Morris Indonesia memiliki 98,18 % saham dan mengambil alih PT HM Sampoerna Tbk. PT PMI memulai kegiatan produski sendiri di Bekasi, Jawa Barat, sejak Mei 2006.

PT PMI memproduksi Marlboro, termasuk Marlboro Full Flavor/ Red, Marlboro Lights, Marlboro Menthol dan Marlboro Black Menthol untuk dijual

secara domestik di Indonesia. Merek Marlboro pertama kali ditampilkan pada tahun lebar, dan sepuluh rokok panjang. Sementara, batang rokoknya sendiri digulung dengan kertas berwarna putih. Merek rokok ini merupakan merek rokok terbaik nomor satu dunia. Karena terkenalnya, banyak orang memanggil rokok putih dengan nama "Marlboro".

4.1.2 Visi dan Misi PT.HM Sampoerna Tbk.

Visi PT HM Sampoerna Tbk terkandung dalam “Falsafah Tiga Tangan”. Falsafah tersebut mengambil gambaran mengenai lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya. Masing-masing dari ketiga ”Tangan”, yang mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas, merupakan pihak yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visi menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia.

PT. HM Sampoerna meraih tiga kelompok tersebut dengan cara sebagai berikut: 1. Memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi

perokok dewasa.

(54)

produk yang relevan dan inovatif untuk memenuhi selera konsumen yang dinamis.

2. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha.

Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi, lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan adalah kunci utama membangun motivasi dan produktivitas karyawan. Di sisi lain, mitra usaha kami juga berperan penting dalam keberhasilan, dan mempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk memastikan vitalitas dan ketahanan mereka.

3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas

Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan dan kontribusi Perseroan, difokuskan pada kegiatan pemberdayaan ekonomi, pendidikan, pelestarian lingkungan, dan penanggulangan bencana..

Misi PT.HM Sampoerna adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan senantiasa mencari tahu keinginan konsumen, dan memberikan produk yang dapat memenuhi harapan mereka. bangga atas reputasi yang kami raih dalam hal kualitas, inovasi dan keunggulan.

4.1.3 Struktur Organisasi PT. HM Sampoerna

(55)

bawahan bertanggung jawab langsung kepada atasannya dan adanya suatu perintah.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. HM Sampoerna

Berikut ini adalah masing-masing bagian yang terdapat dalam struktur organisasi PT. HM Sampoerna sebagai berikut :

a. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

(56)

Didalam rapat tersebut direksi berkewajiban memberikan laporan perihal jalannya perusahaan dari tata usaha keuangan dari tahun buku yang lalu yang harus ditentukan dan disetujui, dan juga dalam RUPS ini dilakukan penunjukan akuntan publik yang terdaftar.

b. Dewan Komisaris

Dewan komisaris terdiri dari seorang presiden komisaris dan dua orang anggota komisaris.

Tugas utama dari dewan komisaris yaitu mempunyai wewenang untuk memberhentikan direksi apabila terdapat suatu tindakan dari direksi yang bertentangan dengan anggaran dasar dan tujuan dari perusahaan.

c. Direksi

Direksi terdiri dari presiden direktur dan 2 orang direktur yang secara bersama-sama mempunyai hak dan wewenang mewakili dan bertindak atas nama direksi.

d. Direktur Pelaksana (CEO) Tugas direktur pelaksana yaitu :

1. Mengkoordinir seluruh kegiatan perusahaan termasuk sumber daya manusia (sdm), administrasi, pemasaran, manufacturing, litbang dan keuangan.

(57)

e. Divisi Sumber Daya Manusia.

Divisi ini terdiri dari bagian personalia, rencana pengembangan dan kesejahteraan.

1. Bagian Personalia

Bagian ini bertugas melaksanakan sistem pengolaan dan pemeliharaan administrasi kepegawaian serta melaksanakan dan memenuhi perijinan dan peraturan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan maupun hukum yang mengatur mengenai pengelolaan perusahaan.

2. Rencana Pengembangan Bagian ini bertugas menyediakan sistem rekrutmen dan seleksi tenaga kerja bagi perusahaan, menyediakan sistem pelatihan dan pengembangan sdm dan menyediakan sistem evaluasi terhadap sdm.

3. Kesejahteraan Bagian ini bertugas menyediakan sistem pemberian tunjangan yang sesuai dengan karyawan.

f. Divisi Administrasi

(58)

g. Divisi Pemasaran

Bagian pemasaran bertugas menganalisa pemasaran, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian hasil produksi sampai ketangan konsumen. Divisi ini terdiri dari penelitian pasar, pengendalian merk, pemasaran lapangan, koordinasi penjualan.

h. Divisi Manufacturing

Divisi ini terdiri dari bagian bahan baku, produksi, engineering. Bertugas menyediakan dan mengontrol bahan baku yang akan diproses sehingga menghasilkan produk yang diinginkan, mengontrol atas produk yang bsedang diracik sampai produk tersebut selesai serta mengecek jalannya proses perakitan.

i. Divisi Litbang

Divisi ini terdiri dari bagian laboratorium, pengembangan produk, pengontrolan mutu dan penelitian dasar. Divisi Keuangan Divisi ini terdiri dari bagian bendahara, akuntansi dan edp. Bagian bendahara bertugas menangani masalah dana. Bagian akuntansi bertugas menangani pemuatan laporan keuangan dan aktualisasi. Bagian edp bertugas memproses data-data yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, mulai dari menginput data baru, mengolah dan meyeleksi data yang sudah ada.

4.1.4 Sistem Kerja PT HM Sampoerna Tbk

Secara umum, kegiatan perusahaan terbagi atas tiga bagian, yaitu : a. Pemrosesan daun tembakau

(59)

c. Pengemasan serta persiapan distribusi

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan merupakan mesin mesin yang berkaitan dengan kegiatan produksi, bangunan dan prasarana, perabot dan peralatan kantor, serta sarana pengangkutan. PT HM Sampoerna Tbk menjalankan kegiatan produksi dengan cara sebagai berikut :

Dari Lahan Pertanian Hingga Pabrik

(60)

4.1.5 Jenis Rokok Marlboro a. Marlboro Full Flavor/ Red

Gambar 4.2

Sumber :

c. Marlboro Black Menthol.

Gambar 4.3

(61)

d. Marlboro Light

Gambar 4.4

Sumber : www.google.com e. Marlboro Menthol

Gambar 4.5

(62)

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan pertama disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Variabel karakteristik responden yang dibahas mencakup sebaran jenis kelamin, Program Studi dan Angkatan/Stambuk.

4.2.1.1 Analisis Responden

Adapun responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara yang pernah menggunakan rokok Marlboro.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berikut ini adalah tabulasi mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang berjumlah 40 orang, di distribusikan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

Laki-laki 40 100

Perempuan 0 0

T O T A L 40 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

(63)

memperlihatkan bahwa pembeli potensial rokok Marlboro pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis didominasi oleh laki-laki.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi Program Studi

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebesar 45% mahasiswa Program Studi Manajemen paling banyak mengonsumsi rokok Marlboro yaitu berjumlah 18 orang, Kemudian peringkat kedua Prodi Akuntansi sebesar 25% yaitu sebanyak 10 orang. Dan selanjutnya Prodi Ekonomi Pembangunan sebesar 12.5% atau sebanyak 5 orang, Prodi D3 Keuangan sebesar 10% atau sebanyak 4 orang dan yang paling sedikit Prodi D3 Akuntansi sebesar 7.5% atau sebanyak 3 orang.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi dan Angkatan. Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi, Angkatan

Angkatan

(64)

Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mahasiswa Prodi Akuntansi terdiri dari 1 orang angkatan 2012, 9 orang angakatan 2013. Kemudian Prodi D3 Akuntansi terdiri dari 3 orang angkatan 2013. Prodi D3 Keuangan terdiri dari 4 orang angkatan 2013. Prodi Ekonomi Pembangunan terdiri dari 5 orang angkatan 2012. Dan yang paling banyak Program Studi Manajemen terdiri dari 12 orang angkatan 2011, 12 orang angakatan 2012 dan 16 orang angkatan 2013

4.2.1.2 Analisis Variabel.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan respoden mengenai atribut produk yang terdiri dari : merek, kualitas, dan kemasan terhadap keputusan pembelian rokok Marlboro pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Variabel merek (X1) terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel kualitas (X2) terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel kemasan (X3) terdiri dari 4 pertanyaan dan variabel keputusan pembelian konsumen (Y) terdiri dari 5 butir pertanyaan. Kuesioner ini diberikan kepada 40 orang responden.

1. Penjelasan Responden atas Variabel Merek.

(65)

Tabel 4.4

Penjelasan Responden atas Variabel Merek (X1) No. Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Dari Tabel 4.4 tersebut dapat dilihat, Pada pernyataan pertama dari 40 responden, sebanyak 3 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa merek Marlboro memiliki nama yang dapat membedakan produk tersebut dengan produk lainnya yaitu sebesar 7.5%. Sebanyak 29 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 72.5%, seterusnya terdapat 15% kurang setuju/ragu-ragu, 5% tidak setuju dan 0% responden sangat tidak setuju. Dari Tabel tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa merek Marlboro memiliki nama yang dapat membedakan produk tersebut dengan produk lainnya.

(66)

Pada pernyataan ketiga, tidak ada responden yang menjawab sangat setuju bahwa merek Marlboro mencerminkan kelas pemakai konsumen. Namun Sebanyak 17 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 42.5%, seterusnya terdapat 52.5% kurang setuju/ragu-ragu, 5% tidak setuju dan 0% responden sangat tidak setuju. Maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa merek Marlboro mencerminkan kelas pemakai konsumen.

Pada pernyataan keempat, sebanyak 7 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa merek Marlboro mudah diingat yaitu sebesar 17.5%. Sebanyak 23 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 57.5%, seterusnya terdapat 20% kurang setuju/ragu-ragu, 5% tidak setuju dan 0% responden sangat tidak setuju. Maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa merek Marlboro mudah diingat.

2. Penjelasan Responden atas Variabel Kualitas.

Kualitas produk berarti kualitas kinerja yaitu kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya. Kualitas produk berarti pemastian kualitas bebas dari kerusakan dan konsistensi dalam menghantarkan tingkat kinerja yang ditargetkan.

Tabel 4.5

(67)

Dari Tabel 4.5 tersebut dapat dilihat, Pada pernyataan pertama dari 40 responden, sebanyak 10 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa produk yang ditawarkan rokok Marlboro bebas dari cacat atau kerusakan yaitu sebesar 25%. Sebanyak 14 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 35%, seterusnya terdapat 30% kurang setuju/ragu-ragu, 7.5% tidak setuju dan 2.5% responden sangat tidak setuju. Dari Tabel tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa produk yang ditawarkan rokok Marlboro bebas dari cacat atau kerusakan .

Pada pernyataan kedua, sebanyak 3 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa rokok Marlboro mampu memberikan kepuasan setelah mengonsumsi yaitu sebesar 7.5%. Sebanyak 18 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 45%, seterusnya terdapat 32.5% kurang setuju/ragu-ragu, 15% tidak setuju dan 0% responden sangat tidak setuju. Dari Tabel tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa rokok Marlboro mampu memberikan kepuasan setelah mengonsumsi .

(68)

Pada pernyataan keempat, sebanyak 2 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa rokok Marlboro mempunyai rasa dan aroma yang khas yaitu sebesar 5%. Sebanyak 18 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 45%, seterusnya terdapat 45% kurang setuju/ragu-ragu, 5% tidak setuju dan 0% responden sangat tidak setuju. Maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa rokok Marlboro mempunyai rasa dan aroma yang khas.

3. Penjelasan Responden atas Variabel Kemasan.

Kemasan adalah proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (Wrapper) untuk suatu produk.

Tabel 4.6

Penjelasan Responden atas Variabel Kemasan (X3) No. Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

(69)

dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa kemasan rokok Marlboro memiliki perpaduan warna yang khas dan telah melekat .

Pada pernyataan kedua, sebanyak 4 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa desain yang terdapat pada kemasannya menarik.yaitu sebesar 10%. Sebanyak 24 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 60%, seterusnya terdapat 27.5% kurang setuju/ragu-ragu, 2.5% tidak setuju dan 0% responden sangat tidak setuju. Dari Tabel tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa desain yang terdapat pada kemasannya menarik.

Pada pernyataan ketiga, terdapat 13 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa rokok Marlboro memiliki gambar yang mengerihkan pada kemasan yaitu sebesar 32.5%. Sebanyak 23 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 55%, seterusnya terdapat 10% kurang setuju/ragu-ragu, 2.5% tidak setuju dan 0% responden sangat tidak setuju. Maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa memiliki gambar yang mengerihkan pada kemasan

(70)

4. Penjelasan Responden atas Variabel Keputusan Pembelian Konsumen.

Tabel 4.7

Penjelasan Responden atas Variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Y) No. Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Dari Tabel 4.7 tersebut dapat dilihat, Pada pernyataan pertama dari 40 responden, sebanyak 2 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa membeli rokok Marlboro untuk memenuhi kebutuhan yaitu sebesar 5%. Sebanyak 18 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 45%, seterusnya terdapat 18% kurang setuju/ragu-ragu, 5% tidak setuju dan 0% responden sangat tidak setuju. Dari Tabel tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa membeli rokok Marlboro untuk memenuhi kebutuhan.

(71)

Pada pernyataan ketiga, terdapat 8 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa orang-orang disekitar mempengaruhi dalam pemilihan rokok Marlboro yaitu sebesar 20%. Sebanyak 17 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 42.5%, seterusnya terdapat 30% kurang setuju/ragu-ragu, 7.5% tidak setuju dan 0% responden sangat tidak setuju. Maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa orang-orang disekitar mempengaruhi dalam pemilihan rokok Marlboro.

Pada pernyataan keempat, sebanyak 5 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa merek Marlboro memiliki prioritas yang utama dibandingkan merek yang lain yaitu sebesar 12.5%. Sebanyak 26 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 65%, seterusnya terdapat 17.5% kurang setuju/ragu-ragu, 5% tidak setuju dan 0% responden sangat tidak setuju. Maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa merek Marlboro memiliki prioritas yang utama dibandingkan merek yang lain.

(72)

4.3 Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah hasil analisis regeresi yang didapat terbebas dari segala Normalitas, Heteroskedastisitas, Multikolinearitas agar dapat diketahui apakah model regresi tersebut merupakan regresi yang baik atau tidak.

4.3.1 Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi yang normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk melihat apakah data residual berdistribusi normal atau tidak yaitu pertama melalui analisis grafik dengan cara menganalisis grafik histogram, dimana suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila distribusi data yang berbentuk lonceng tidak melenceng ke kiri atau ke kanan dan dengan menganalisis normal normal probability plots, dimana suatau data dikatakan berdistribusi normal apabila pada

scatter plot terlihat titik-titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal.

Kedua, melalui uji statistik dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov- Smirnov, dengan kriteria sebagai berikut:

(73)

a. Pendekatan Histogram

Sumber : Hasil Penelitian, 2015

Gambar 4.6 Grafik Histogram

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Negara dengan Jumlah Perokok Terbanyak di Dunia
Tabel 1.2 Top Brand Index Rokok Putih di Indonesia
Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel atribut produk yakni Merek, Mutu Produk, Kemasan, Harga dan Layanan terhadap Keputusan Pembelian produk

Penelitian menggunakan dua variabel bebas (citra merek dan reputasi perusahaan) untuk mengukur keputusan pembelian, dan keduanya berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

Apakah atribut komposisi bahan, harga, kemasan, dan rasa secara parsial. berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

Hasil penelitian pada 150 responden menunjukkan bahwa atribut produk yang terdiri dari merek, harga, dan kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap keputusan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian air minum mineral kemasan merek Aqua dan untuk mengetahui atribut produk mana

Mengidentifikasi atribut produk (harga, merek, dan kemasan) yang pa ling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian air minum mineral kemasan Aqua di Surakarta. Manfaat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran merek, persepsi kualitas dan promosi secara bersama sama atau serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan secara simultan promosi, kualitas produk dan citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan