• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PERANCANGAN PRODUK MEJA PORTABEL

OLEH:

AHMAD EKO PRASETYO (12.01.0.036)

EDI WAHYUDI (12.01.0.038)

RAHMAT SOFIAN (12.01.0.048)

WARDIN SINAGA (12.01.0.074)

DOSEN:

VERA METHALINA AFMA, ST, MT

TEKNIK INDUSTRI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa turut bekerja dalam segala aktivitas kita sebagai umat-Nya, khususnya pada penyelesaian tugas ini.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permintaan Notebook dan Laptop meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari perusahaan riset pasar, Industry Review, pertumbuhan penjualan komputer di Indonesia akan tumbuh sebesar 20,8% per tahun sampai dengan tahun 2015.

Pertumbuhan pasar komputer ini juga akan diikuti dengan perubahan gaya hidup di mana interaksi manusia dengan perangkat komputer akan semakin intens. Karenanya timbul permintaan akan sebuah alat bantu yang berfungsi untuk meletakkan dan memegang perangkat komputer jinjing (notebook, netbook, tablet) saat dipakai untuk jangka waktu yang lama.

Sifat dari perangkat komputer jinjing yang sangat mobile membuat permintaan akan sebuah perangkat meja portabel yang mobile ikut berkembang. Pemakai komputer jinjing tidak lagi membutuhkan meja komputer yang besar dan sulit untuk berpindah tempat.

Perangkat meja portabel ini juga harus mampu mengakomodasi dan mewakili gaya hidup pemakai komputer yang semakin dinamis. Jika ditilik dari gaya hidup pemakai komputer jinjing yang kebanyakan berada di usia produktif yang fashionable maka aspek estetis harus mendapat perhatian untuk mengkomodasi hal tersebut.

1.2 Definisi Proyek Perancangan

Proyek perancangan ini bermaksud merancang sebuah produk meja portabel yang memberikan sarana bagai pemakai notebook dan tablet sebuah perangkat tambahan untuk bekerja ataupun bermain.

(4)

Pasar utama adalah pemakai notebook dan laptop dengan mobilitas tinggi. Pasar sekunder adalah pengguna rumahan yang ingin mendapatkan tambahan fleksibilitas dan fungsionalitas dari perangkatnya saat berada di rumah.

1.3 Tim perancang

Tim perancang beranggotakan empat orang :

1. Ahmad Eko Prasetyo

2. Edi Wahyudi

3. Rahmat Sofian

4. Wardin Sinaga

1.4 Jadwal dan Tahap Perancangan Produk.

Perancangan produk meja potabel ini dibagi menjadi menjadi enam tahap yaitu:

1. Pengumpulan customer needs dan perumusan masalah dan spesifikasi desain

2. Pembuatan konsep desain

3. Review dan approval konsep desain

4. Pembuatan gambar 3D/2D

5. Review dan approval gambar 3D/2D

(5)
(6)

BAB II

PEMBAHASAN

3.1 Bill of Materials

Bill of Material (BOM) adalah definisi produk akhir yang terdiri dari daftar item, bahan, atau material yang dibutuhkan untuk merakit, mencampur atau memproduksi produk akhir.

(7)
(8)

3.2 Evaluasi Rancangan Awal

2.2.1 Tinjauan Produk

Review terhadap desain awal menghasilkan beberapa catatan dan permintaan perbaikan yang meliputi:

1. aspek fungsionalitas meja ditambah dengan menambahkan sebuah meja tambahan di bagian kaki kanan

2. warna produk dibuat lebih atraktif dengan aksen merah pada meja kanan

3. ketajaman sudut-sudut dikurangi dengan mengubah dimensi round menjadi R3

(9)

2.2.2 Modifikasi Bentuk Produk

Berikut adalah desain setelah review pertama. Perubahan dilakukan pada meja kanan dimana warnanya menjadi merah untuk memberikan aksen dinamis dan kuat.

Perubahan tinggi produk hanya dilakukan pada kerangka utama selanjutnya komponen-komponen yang mengambil referensi terhadap kerangka utama akan berubah secara otomatis. Jadi dengan konsep top down design ini perubahan major tidak dilakukan per komponen.

Untuk menambahkan fungsionalitas maka pada kaki kanan ditambah dengan sebuah meja kecil yang bisa dipakai untuk menempatkan gelas, buku dan peralatan lainnya yang dibutuhkan saat beraktivitas. Stopper bagi meja tambahan ini memanfaatkan struktur penguat pada kaki kanan.

Sebuah ceruk kecil fungsional mencegah gelas, barang-barang bundar ataupun yang mudah tergelincir agar tetap berada di tempat. Ceruk kecil ini sekaligus memberikan aksen pemanis.

(10)
(11)

2.2.3 FMEA Proses

Dari segi proses pembuatan juga terdapat kemungkinan untuk terjadinya kegagalan dalam membuat produk yang diakibatkan oleh kesalahan operator, kerumitan desain ataupun kesulitan dalam proses pembuatan. Hasil analisanya berupa FMEA Proses seperti pada gambar berikut ini.

Production process FMEA

Berdasarkan analisa FMEA di atas maka proses Cutting dan Drilling diperbaiki dengan membuat stopper dan jig untuk menghindari kesalahan pemotongan dan pelubangan. Pembuatan stopper dan jig mampu menurunkan kemungkinan kesalahan secara signifikan.

3.3 Pemberian bentuk Produk / Embodyment

2.3.1 Pembuatan Kerangka Desain

Untuk mempermudah modifikasi, kolaborasi dan pembuatan varian produk maka dipakai konsep Top Down Design. Dengan Top Down Design, desain produk dikontrol oleh sebuah kerangka (skeleton) yang menjadi acuan bagi semua komponen yang menyusun produk kecuali komponen-komponen umum seperti mur-baut dan engsel.

(12)
(13)

Desain yang kokoh dan perilakunya terprediksi harus disusun dari dimensi-dimensi yang kuat (strong dimensions) dan hubungan induk anak (parent-child relationship) yang menggambarkan arah desain. Karena itu cara pemberian ukuran dan referensi dasar yang dipilih tidak bisa dilakukan secara serampangan. Dimensi yang sama tetapi mengambil referensi dasar berbeda akan berperilaku berbeda ketika salah satu dimensinya dirubah.

Desain meja portabel ini dirancang terdiri dari lima komponen utama, yakni: 1) meja kiri, 2) meja kanan, 3) kerangka, 4) kaki kiri, 5) kaki kanan dan 6) laci. Dari keenam komponen utama tersebut selanjutnya dirancang komponen-komponen pendukung yang diperlukan untuk menunjang fungsi dari masing-masing komponen utama tersebut

Kerangka konsep meja

2.3.2 Perancangan Bentuk 2 Dimensi

(14)

Perancangan Produk 2D – Meja portabel tampak atas

(15)
(16)
(17)

2.3.3 Perancangan Bentuk 3 Dimensi

Berdasarkan komponen utama di atas dirancang produk dengan struktur 3D seperti pada gambar di bawah ini.

(18)
(19)

BAB III

ANALISA DATA

3.1 Konsep Produk

Produk mempunyai dua aspek, yakni fungsi produk dan bentuk fisik produk. Fungsi produk merupakan uraian yang menggambarkan perilaku sebuah produk yang diperlukan untuk memenuhi syarat-syarat teknis.

Fungsi menggambarkan apa yang dilakukan produk, sedangkan bentuk fisik (konsep) menggambarkan bagaimana produk melaksanakan fungsi tersebut. Dengan kata lain, bentuk mengikuti fungsi, atau bisa juga dikatakan apa dulu lalu bagaimana.

Bentuk fisik produk dapat diurakan menjadi menjadi komponen-komponen. Selanjutnya masing-masing itu dapat diuraikan lagi menjadi sub-komponen atau elemen dan seterusnya hingga sampai pada sub komponen dengan fungsi tunggal.

3.1.1 Metode Analisa Fungsi

Titik awal dari metode ini adalah dengan terlebih dahulu memfokuskan diri pada apa yang ingin dicapai oleh desain baru, bukan bagaimana. Cara paling mudah untuk mengekspresikan hal ini adalah dengan cara menggambarkan produk baru sebagai sebuah kotak hitam yang mengubah input tertentu menjadi sebuah output yang diinginkan. Kotak hitam memiliki semua fungsi yang diperlukan untuk mengubah input menjadi output yang diinginkan.

(20)

Fungsi keseluruhan sistem

Fungsi yang dikaitkan dengan aliran material dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni (1) aliran tembus, (2) aliran konvergen dan (3) aliran divergen. Aliran tembus adalah proses yang tidak mengubah jumlah material, tetapi hanya mengubah bentuk atau posisi yang dilukiskan dengan kata kerja mengangkat, memindahkan, memegang, menumpu, menggerakkan, memutar, memandu, dll. Aliran konvergen adalah proses memecah atau memisahkan material menjadi dua bagian atau lebih. Aliran divergen adalah proses adalah proses penggabungan material.

(21)

Penguraian fungsi keseluruhan menjadi sub-fungsi dan solusi

Metoda analisa fungsi bisa juga dilakukan berdasarkan urutan pemakaian atau proses pengoperasian seperti digambarkan pada gambar 4. Setelah fungsi diuraikan dengan teliti dan runut, maka masing-masing fungsi tersebut dicarikan solusinya.

(22)

Struktur fungsi berdasarkan urutan proses pemakaian

Struktur fungsi di atas bisa diuraikan lagi sehingga akhirnya diperoleh tabel struktur fungsi yang nantinya bisa dipakai untuk menentukan morfologi produk. Dari struktur fungsi diatas ada tiga fungsi utama yang membutuhkan penguraian lebih detil yaitu, (1) Mengatur Kemiringan Meja, (2) Menahan Beban Perangkat, (3) Menyimpan Alat-Alat Kecil.

(23)

Uraian fungsi mengatur kemiringan meja

(24)

Uraian fungsi menahan beban perangkat

Proses Menyimpan/Mengambil Alat-alat jika diuraikan hasilnya akan tampak seperti gambar berikut ini.

(25)

Berdasarkan uraian sub-fungsi di atas maka diperoleh tabel matrik fungsi sebagai berikut:

Perancangan Produk – Matriks fungsi meja portabel

3.1.2 Metode Morfologi

Setelah fungsi diuraikan menjadi sub-sub fungsi maka dengan metode morfologi bisa ditemukan alternatif-alternatif konsep produk. Metode morfologi menggunakan metode yang sistematik dan prosedur yang mudah diikuti. Langkah-langkahnya diuraikan sebagai berikut:

1. untuk setiap sub fungsi tunggal (tak teruraikan) dicari solusi sebanyak-banyaknya. Solusi-solusi tersebut merupakan sebuah mekanisme yang dapat menjalankan sub-sub fungsi tersebut.

2. untuk menentukan alternatif-alternatif konsep produk maka dibentuklah kombinasi-kombinasi solusi. Setiap kombinasi-kombinasi terdiri dari satu solusi yang tak teruraikan dari sub-sub fungsi.

(26)

Perancangan Produk – Matriks morfologi meja portabel

Secara garis besar, produk meja portabel ini dibagi menjadi dua kelompok besar yakni kelompok bahan kayu dan kelompok bahan plastik. Bahan kayu relatif mudah didapatkan akan tetapi produktivitasnya sangat rendah jika dibandingkan dengan produk dari plastik.

(27)

Kombinasi fungsi untuk menghasilkan alternatif produk

Untuk mempermudah pemilihan konsep atau alternatif solusi dari banyak pilihan yang tersedia diakukan proses skoring dengan metode weighted criteria seperti pada tabel di bawah ini.

(28)

Berdasarkan tabel di atas maka dipilih konsep produk nomor 3. Konsep nomor 3 adalah produk meja portabel dengan perincian:

1. Meja terbuat dari kayu solid

2. Kaki terbuat dari kayu solid dengan bukaan ke samping

3. Penahan terbuat dari kawat baja yang bisa diturunkan saat tidak dipergunakan

4. Engsel pemutar meja adalah engsel lebar

(29)

FMEA Sistem meja portabel

3.1.4 FMEA Desain

Produk meja ini terdiri dari enam komponen utama (parent component) yaitu: 1) Kerangka, 2) Laci, ) Meja Kanan, 4) Meja Kiri, 5) Kaki Kanan, 6) Kaki Kiri. Selanjutnya keenam komponen utama tersebut dianalisa mode kegagalannya dari sudut pandang desain. Hasilnya seperti pada gambar berikut ini.

FMEA Desain meja portabel

Berdasarkan analisa FMEA di atas maka fokus desain adalah pada desain/konstruksi kaki yang potensi patah cukup besar. Untuk mengatasi hal tersebut maka ukuran pin yang berfungsi sebagai poros dan pengencang diperbesar ukurannya menjadi berdiameter 10 mm.

Sementara itu untuk mencegah peralatan tergelincir dari atas meja saat dimiringkan maka ditambahkan sebuah stopper. Stopper ini terbuat dari baja tahan karat dengan pengunci dari karet. Untuk memperkuat penahaan terhadap peralatan maka stopper didesain berbentuk huruf L terbalik jika dilihat dari arah samping.

(30)

3.2 Operation Process Chart (OPC)

(31)

3.3 Peta Manusia dan Mesin

Peta manusia mesin merupakan peta yang menunjukkan hubungan waktu kerja antara siklus kerja operator (pekerja dan siklus operasi dari mesin atau fasilitas kerja lainnya yang ditangani oleh pekerja dan mesin yang bekerja secara bergantian. Dapat dikerjakan dengan metode motion studyyaitu merekam pekerjaan manusia, sehingga akan terlihat aktivitas mana yang dikerjakan manusia (gerakannya) dan aktivitas mana yang dikerjakan mesin. Hubungan yang terjadi antara pekerja dan mesin tersebut :

 Operator bekerja-mesin menganggu

material 6 Memotong material 6

(32)

Dipetakan oleh : Tanggal dipetakan : Orang Mesin

Pekerja Waktu Lambang Kompresor Cat Waktu Lambang Menyiapkan Produk

Meja 2 Menunggu 2 Menempatkan meja 2 Menunggu 2 Pengecatan meja 5 Mengecat Meja 5

3.4 ARC Dan AAD

Activity Relationship Chart atau Peta Hubungan Kerja kegiatan adalah aktifitas ataukegiatan antara masing-masing bagian yang menggambarkan penting tidaknya kedekatanruangan. Dalam suatu organisasi pabrik harus ada hubungan yang terikat antara suatukegiatan dengan kegiatan lainnya yang dianggap penting dan selalu berdekatan demikelancaran aktifitasnya. Oleh karena itu dibuatlah suatu peta hubungan aktifitas, dimanaakan dapat diketahui bagaimana hunbungan yang terjadi dan harus dipenuhi sesuaidengan tugas-tugas dan hubungan yang mendukung. Dalam literatur lain juga disebutkan bahwa Activity relationship chart (ARC) adalah peta yang menggambarkan tingkat hubungan antar bagian-bagian atau kegiatan yangterdapat dalam suatu perusahaan industri. Setiap kegiatan atau aktivitas dalam industrimanufaktur saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, bahwa setiap kegiatanitu perlu tempat untuk melaksanakannya. Kegiatan tersebut berupa aktivitas produksi, pelayanan kebutuhan karyawan, administrasi, inventory, dan lain sebagainya. Oleh sebabitu maka dalam perencanaan tata letak fasilitas harus dilakukan penganalisaan yangoptimal untuk mencegah adanya penghamburan waktu dan biaya akibat harusterselenggaranya suatu aktivitas. Teknik untuk menganalisa hubungan antar aktivitasyang ada adalah dengan menggunakan Activity relationship chart (ARC). Teknik ini dikemukakan oleh Richard Muthe yang mengatakan bahwa “ Hubungan antar aktivitas ditunjukan dengan tingkat kepentingan hubungan antar aktivitas “.

Manfaat ARC yaitu:

 Menunjukkan hubungan satu kegiatan dengan yang lainnya serta alasannya.

(33)

Area Allocation Diagram (AAD) merupakan kelanjutan dari ARC dimana dalam ARC diketahui kesimpulan dari tingkat kepentingan antar aktivitas. Maka dengan demikian berarti bahwa ada sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas yang lainnya dan juga sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antar aktivitas mempengaruhi tingkat kedekatan antar tata letak aktivitas tersebut. Kedekatan tata letak aktivitas tersebut dapat dilihat dalam Area Allocation Diagram (AAD). AAD merupakan gambaran layout secara global yang menggambarkan hubungan kedekatan antar departemen dengan skala ukuran luas lantai yang sebenarnya. Input dari pembuatan AAD ini adalah Area Relation Diagram dan data luas lantai setiap departemen. Ukuran setiap departemen pada AAD akan disesuaikan dengan luas lantai dan penataletakan awal pada ARD yang telah terbentuk

(34)

Layout Lantai Kerja Produksi

a. Material mentah b. Meja potong

c. Area perakitan dan penghalusan d. Area pengecekan

e. Area pengecatan f. Area pengeringan

(35)

3.5 Analisa Kebutuhan Konsumen

3.5.1 Riset Pasar (Konsumen)

Dalam usaha untuk mengetahui kebutuhan konsumen dilakukan survei dan kuesioner terhadap pengguna notebook dan tablet. Setidaknya ada 22 kebutuhan konsumen dari sebuah meja portabel. Dari 22 kebutuhan ini bisa dirangkum ke dalam enam atribut produk meliputi:

(36)

Customer Voice – Keinginan dan Kebutuhan Konsumen

Dari tabel tersebut bisa disimpulkan bahwa sampai saat ini belum ada produk yang memenuhi kebutuhan pengguna perangkat komputer jinjing jika dilihat dari rata-rata skor yang didapat. Produk yang ada sekarang baru sebatas tempat meletakkan perangkat komputer jinjing.

3.5.2 Riset Pasar (Produk Pesaing)

Berdasarkan pengamatan ke beberapa toko buku dan peralatan kantor, Produk 2 merupakan produk laris dan banyak dicari oleh konsumen. Yang menjadi daya tarik adalah kekuatan dan kekokohannya karena terbuat dari kayu solid.

(37)

3.5.3 Quality Function Deployment

Hasil survei di atas selanjutnya dijadikan acuan dalam mendisain produk meja baru yang memiliki keunggulan komparatif. Rangkuman suara konsumen yang berupa product attributes selanjutnya dijadikan kuesioner untuk menentukan prioritas atau derajad kepentingannya di mata konsumen. Hasilnya seperti tercantum dalam tabel berikut ini.

Peringkat Product Attibutes di mata konsumen

(38)

Perancangan Produk – Quality Function Deployment

Fitur sandaran mendapatkan poin tertinggi dibanding fitur-fitur lainnya, yakni 320. Maka berdasarkan hasil QFD di atas maka produk baru akan berfokus pada desain meja yang memiliki sandaran yang bisa diatur kemiringannya untuk mengakomodasi konsumen yang memakai perangkat tablet PC.

Produk-produk meja portabel yang ada sekarang hanya berupa alas datar tanpa sandaran karena memang didesain untuk aktivitas yang tidak melibatkan tablet PC. Beberapa produk memiliki desain meja miring akan tetapi kemiringannya tidak bisa diatur.

Fitur lain yang mendapatkan poin tinggi adalah laci. sebagian besar konsumen juga menginginkan adanya laci pada meja untuk menempatkan barang-barang kecil seperti flashdisk, screw driver set, power bank, dll.

Referensi

Dokumen terkait

Namun, tempat produksi saat ini tidak dapat mengakomodasi peningkatan kapasitas tersebut, sehingga diperlukan pembangunan home industry pembuatan pakaian wanita yang

Komponen rangka sandaran duduk Untuk menghasilkan bentuk desain alas duduk dan sandaran kursi yang mendekati dengan desain awal yang telah dibuat sebelumnya, cetakan

Pengaturan tersebut akan berguna untuk luas area penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material baik

Dalam penepatan barang yang dilakukan Toko A, toko A meletakan barang yang ada di tokonya tidak rapi dan ditumpuk-tumpuk ini membuat para konsumen tidak dapat melihat barang

 MHES adalah tabel yang digunakan untuk menghitung besarnya biaya dari tiap-tiap perpindahan bahan/material berdasarkan peralatan MH yang digunakan..  Tujuan MHES adalah

Jika belum optimal, lakukan revisi TOCM dengan memilih elemen terkecil yang belum terliput garis untuk mengurangi seluruh elemen yang belum terliput.. Kemudian tambahkan jumlah

Seiketsu , perancangan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah pemberian label dan batas area kerja yang bertujuan agar para pekerja mengetahui tempat dan

Meja Slip yang digunakan pada ruangan tunggu nasabah di public service area saat ini kurang ergonomis dan penataan slip- slip transaksi yang tidak beraturan.. o