• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH STUDY KASUS SOSIAL DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH STUDY KASUS SOSIAL DAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

STUDI KASUS SOSIAL

STOP PERDAGANGAN ANAK

(CHILD TRAFFICKING)

DI AJUKAN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

DOSEN : Dra. Minah Sinuhaji, M.Si

OLEH :

Nisa Putri Utama Sirait

(3153131023)

KELAS : C REGULER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji atas segala nikmat yang telah diberikan tuhan kepada kita semua termasuk terselesaikannya makalah ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Makalah studi kasus ini mengambil judul PERDAGANGAN ANAK, sebagai amanat yang diberikan kepada saya di dalam memenuhi tugas mata kuliah ILMU PENGETAHUAN SOSIAL.

Sebuah penghargaan bagi saya atas diberikannya tugas ini, karena dengan begitu kita dapat mengkaji tentang perdagangan anak, yang pasti akan bermanfaat menambah ilmu dan pengetahuan kita semua.

Dalam kesempatan ini perkenankan saya mengucapkan terimahkasih yang tak terhingga kepada Dosen ILMU PENGETAHUAN SOSIAL “Dra.Minah Sinuhaji, M.Si” yang telah membimbing saya. Begitu pun kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk sumbang saran maupun masukan sangat saya harapkan.

Atas segala kekurangan tersebut, saya mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya. Demikian dari saya, semoga segala tujuan baik dengan hadirnya makalah ini dapat tercapai.

Medan, 30 september 2015

(3)
(4)
(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak-anak merupakan generasi bangsa yang akan datang, kehidupan anak-anak merupakan cermin kehidupan bangsa dan negara. Kehidupan anak-anak yang diwarnai dengan keceriaan merupakan cermin suatu negara memberikan jaminan kepada anak-anak untuk dapat hidup berkembang sesuai dengan dunia anak-anak itu sendiri, sedangkan kehidupan anak-anak yang diwarnai dengan rasa ketakutan, traumatik, sehingga tidak dapat mengembangkan psiko-sosia anak, merupakan cermin suatu negara yang tidak peduli pada anak-anak sebaga generasi bangsa yang akan datang.

Data UNICEF menyebutkan setiap tahun ada sekitar 1,2 juta anak di dunia menjadi korban perdagangan anak. Di Indonesia, sebanyak 100.000 anak menjadi korban perdagangan anak setiap tahun, dan dari jumlah tersebut, 40.000 hingga 70.000 di antaranya menjadi korban prostitusi. “Anak-anak yang terjebak dalam lembah prostitusi itu tersebar di 75.106 lokasi di Indonesia. Ini tidak mengherankan, karena di dunia ada sekitar 3.000 organisasi perdagangan anak, yang setiap waktu bisa mengancam keselamatan anak-anak,”

Perdagangan anak adalah permasalahan yang harus segera ditangani bukan hanya pada permukaannya saja, tetapi penanganannya harus tuntas sampai kepada akarnya. Anak-anak diperdagangkan dengan berbagai tujuan, banyak dari mereka yang berada pada kondisi yang mirip dengan perbudakan dimana anak tersebut tidak diberikan kebebasan oleh pemiliknya. Pengetahuan tentang perdagangan anak di Indonesia masih terbatas. Namun demikian ada indikasi kuat bahwa hal tersebut menjadi perhatian utama, tidak hanya menyangkut perdagangan didalam batas negara saja tetapi juga ada yang diperdagangkan antar negara.

Orang tua, keluarga dan masyarakat bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara hak anak sesuai kewajiban yang dibebankan oleh hukum. Demikian juga dalam rangka penyelenggaraan perlindungan anak, negara bertanggung jawab menyediakan fasilitas dan aksesbilitas bagi anak, terutama dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal dan terarah baik fisik, mental, spiritual maupun sosial yang dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak sebagai penerus bangsa.

(6)

obyektif yang terjadi di kehidupan anak-anak adalah masih belum teratasinya masalah anak yang terjadi di Indonesia, khususnya lagi kasus child trafficking yang semakin tidak bisa ditolerir dengan akal sehat (the most intolerable forms). Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang menjelaskan child trafficking adalah terdapat pada Pasal 59, Pasal 68, dan yang mengatur tentang sanksi pidananya adalah Pasal 78, Pasal 83.

Di sisi lain masa anak-anak merupakan masa yang sangat menentukan untuk terbentuknya kepribadian seseorang. Apabila anak berkembang dengan baik maka itu merupakan harapan yang baik bagi suatu bangsa untuk lebih maju. Oleh karena itu, saya ingin memberikan hasil penelitian ini agar kita semua dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi penyebab dan cara apa yang harus dilakukan untuk mencegah child trafficking.

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan tersebut maka dalam penelitian Studi kasus ini dapat di jabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan “Child Trafficking” ? 2. Apa saja hak-hak anak ?

3. Apa saja unsur-unsur yang terkait dalam perdagangan anak ? 4. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perdagangan anak ? 5. Bagaimana solusi pencegahan perdagangan anak ?

C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah tersebut akan memperoleh tujuan sebagai berikut :

1. Apa definisi dari child trafficking

2. Mengetahui apa saja hak anak

3. Mengetahui apa saja unsur yang terkait dalam perdagangan anak

4. Mengetahui faktor yang menyebabkan perdagangan anak

5. Pencegahan yang harus dilakukan dalam menangani “Trafficking”

D. Manfaat Penulisan

(7)

E. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mendefinisikan trafficking sebagai:

Perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan, atau penerimaan seseorang, dengan ancaman, atau penggunaan kekerasan, atau bentuk-bentuk pemaksaan lain, penculikan, penipuan, kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, atau memberi atau menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi. (Protokol PBB tahun 2000 untuk Mencegah, Menanggulangi dan Menghukum Trafiking terhadap Manusia, khususnya perempuan dan anak-anak; Suplemen Konvensi PBB mengenai Kejahatan Lintas Batas Negara).

2. Kerangka Konseptual

Dalam Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak

yang masih dalam kandungan;

2. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan

hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuadengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

F. Metode Penulisan

(8)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Child Trafficking

Pada dasarnya child trafficking adalah penggunaan anak yang dilibatkan dalam eksploitasi ekonomi maupun seksual dan lain-lain oleh orang dewasa atau pihak ketiga untuk memperoleh keuntungan dalam bentuk uang maupun bentuk yang lain.

Dalam kaitannya dengan anak, elemen “consent” (kerelaan atau persetujuan) tidak diperhitungkan, karena anak tidak memiliki kapasitas legal untuk bisa memberikan (atau menerima) informed consent. Setiap anak, karena umumnya harus dianggap tidak mampu memberikan persetujuan secara sadar terhadap berbagai hal yang dianggap membutuhkan kematangan fisik, mental, sosial, dan moral bagi seseorang untuk bias menentukan pilihannya, oleh karenanya anak adalah korban (victim) dan bukan pelaku kejahatan (criminal actor).

B. Anak dan Hak Anak

Anak adalah manusia yang belum matang, didefinisikan dalam hukum internasional adalah mereka yang berusia dibawah 18 tahun. Masa kanak-kanak adalah suatu tahapan dalam siklus kehidupan anak sebelum mereka mendapat peran dan bertanggung jawab penuh sebagai orang dewasa. Masa anak masih memerlukan perhatian dan perlindungan khusus, seiring dengan persiapan menuju pada kehidupan mereka menjadi orang dewasa.

Berdasarkan Konvensi Hak Anak PBB Tahun 1989, ada 10 hak yang harus diberikan untuk anak kita. Berikut di antaranya:

1. Hak untuk Bermain

2. Hak untuk mendapatkan Pendidikan

3. Hak untuk mendapatkan Perlindungan

4. Hak untuk mendapatkan Nama (Identitas)

5. Hak untuk mendapatkan status Kebangsaan

6. Hak untuk mendapatkan Makanan

7. Hak untuk mendapatkan akses Kesehatan

(9)

10. Hak untuk memiliki Peran dalam Pembangunan

C. Unsur-Unsur Perdagangan Anak

Adapun unsur-unsur yang bisa menjadi indikasi adanya perdagangan anak adalah :

1. Unsur kegiatan /aksi yang meliputi perekrutan, pengangkutan, pemindahan, penampungan atau penerimaan anak.

2. Unsur sarana menjamin kegiatan/aksi yang meliputi ancaman, atau paksaan dengan kekerasan atau dengan cara-cara kekerasan lain, penculikan, penipuan, penyiksaan / penganiayaan, pemberian atau penerimaan pembayaran, atau tindakan penyewaan untuk mendapatkan keuntungan atau pembayaran tertentu untuk persetujuan atau mengendalikan orang lain.

D. Faktor Penyebab Perdagangan Anak

Tidak ada satupun yang merupakan sebab khusus terjadinya perdagangan anak di Indonesia. Child Trafiking disebabkan oleh keseluruhan hal yang terdiri dari bermacam-macam kondisi serta persoalan yang berbeda-beda, seperti berikut ini :

1. Kemiskinan

Kemiskinan telah memaksa banyak keluarga untuk merencakanan strategi penopang kehidupan mereka termasuk bermigrasi untuk bekerja dan bekerja karena jeratan hutang,

2. Kurangnya Pencatatan Kelahiran

(10)

E. Contoh Kasus Perdagangan Anak Di Medan

Ibu Jual Bayinya Seharga Rp15 Juta

30 September 2015 - 08:03:35 WIB

METROSIANTAR.COM – yang menjual bayinya akhirnya terhenti di aksi yang ketiga. Atas informasi masyarakat, ibu ini diringkus polisi beserta bidan yang menjadi ‘calonya’.

Informasi dihimpun dari kepolisian, warga Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang ini menjual bayi laki-lakinya yang berusia seminggu seharga Rp15 juta. Informasi ini didapat pihak Polresta Medan dari masyarakat yang kemudian melakukan penyelidikan. Setelah memastikan adanya penjualan bayi, petugas dibantu warga menemui M bru S, bidan yang merupakan ‘calo’ penjualan bayi itu.

Setelah bertemu di sekitar rumah M br S di Dusun 1 Batu Penjemuren, Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang, polisi yang menyaru mengutarakan niatnya membeli bayi itu. Tanpa curiga, bidan tersebut menyetujuinya dan akan menghubungi bila bayi tersebut sudah ada.

Penjualan Ketiga

(11)

menutupi-“Saat ini, kita masih menanyakan alasan kuat mengapa dia menjual bayinya. Apakah faktor ekonomi atau lainnya. Kita selesaikan dulu kasus ini. Ibu bayi sudah dua kali menikah,” ucapnya.

Lanjutnya, saat ini bayi masih dalam pengawasan kepolisian dan akan diserahkan ke KPAID, kemudian KPAID berkordinasi dengan dinas sosial. Untuk kasus ini, pihaknya akan segera mengeluarkan status terhadap keempatnya.

“Apalagi, penjualan bayi sudah sering kita lihat. Dan, untuk dugaan sindikatnya, masih kita selidiki. Jadi, untuk saat ini kita akan menuntaskan keterangan dari ibu bayi dan bidan. Nanti akan kita beritau hasilnya,” pungkasnya.

Ratusan Anak Diperjualbelikan

Menurut data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), angka perdagangan anak di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Sejak 2011 hingga Juli 2015, tercatat ada sebanyak 860 kasus yang dilaporkan. Secara rinci, pada 2011 terjadi 160 kasus, 2012 sebanyak 173 kasus, 2013 sebanyak 184 kasus, 2014 ada 263 kasus dan hingga bulan Juli 2015 KPAI mendapati laporan perdagangan anak sebanyak 80 kasus.

Menurut Wakil Ketua KPAI Maria Advianti, meski negara sudah melindungi anak dari perdagangan manusia dengan berbagai perangkat peraturan, termasuk Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, namun dalam implementasi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

(12)

Empat Penjual Bayi Resmi Jadi Tersangka

TRIBUN-MEDAN.com

Setelah menjalani pemeriksaan 1x24 jam di Mapolresta Medan, Rabu (30/9/2015), empat pelaku sindikat perdagangan bayi akhirnya resmi ditetapkan sebagai tersangka.

"Keempatnya sudah resmi ditetapkan sebagai tersangka. Saat ini, keempatnya masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut," kata Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Aldi Subartono, Rabu (30/9/2015) siang.

Adapun keempat tersangka itu masing-masing Magdalena Sitepu (Bidan), Zulkarnain Ginting (Suami Bidan), Jenda Sembiring (Bapak Anak) serta Tiara Sembiring (Ibu Anak). Dalam kasus ini, Magdalena memiliki peran utama.

Ia kerap mencari pembeli bayi yang hendak melakukan adopsi. Tiap bayi yang dijual, rata-rata dihargai Rp15 juta apabila bayi tersebut laki-laki. Jika perempuan, bayi tersebut dihargai Rp20 juta.

(13)

Sebagaimana diketahui, terungkapnya kasus ini bermula saat petugas Unit Reskrim Polsekta Delitua mendapat informasi adanya penjualan bayi. Berbekal informasi tersebut, polisi bergerak dan mencari tersangka Magdalena.

Saat pertemuan awal, Magdalena meminta uang muka sebesar Rp2 juta. Sementara sisanya akan dilunasi pada saat penyerahan bayi.

Setelah sepakat, polisi kembali menemui Magdalena di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan pada Selasa (29/9/2015) dinihari. Saat itu, polisi yang menyaru memberikan uang kepada tersangka dan langsung melakukan penangkapan. (tribun-medan.com)

Gbr. Rumah Sakit Mitra Sejati Medan di Titi Kuning

F. Hubungan Kasus Perdagangan Anak dengan Ilmu Pengetahuan Sosial

PERDANGANGAN ANAK

SOSIAL

EKONOMI PSIKOLOGI SOSIAL

(14)

a. Sosial

Perdagangan anak erat kaitannya dengan kehidupan sosial, masalah ini timbul di dalam masyarakat, seorang ibu tega memperdagangkan anaknya kepada orang lain demi uang. Padahal perdagangan anak itu sangat dilarang dan peraturannya ada dalam undang-undang perlindungan anak.

b. Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu kendala yang besar bagi orang tua, apa lagi masyarakat kita yang miskin, karena orang tua tidak mampu menyekolahkan, membesarkan, dan mengurus anaknya ia rela menjual anak nya kepada orang lain . c. Psikologi sosial

Anak yang di jual oleh orang tua nya sangat terganggu psikologi nya, bahkan bisa membuat anak menjadi brutal, karena kurangnya perhatian orang tua kepada anak, hal ini juga salah dari orang tua tersebut yang tega menjual anaknya.

d. Agama

Perdangangan anak jelas tidak di perbolehkan dalam agama karena hal ini melanggar hak asasi manusia, hak untuk hidup yang di bawa setiap manusia sejak lahir. Hak untuk menjalani kehidupan dengan layak bagi seseorang, dan itu sudah seharusnya di dapatkan oleh anak tersebut.

G. Solusi Pencegahan Perdagangan Anak

UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK. Pasal 6

Setiap Anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya dalam bimbingan Orang Tua atau Wali.

Pasal 9

Setiap Anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat.

Pasal 15

Setiap Anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari: a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik;

b. pelibatan dalam sengketa bersenjata; c. pelibatan dalam kerusuhan sosial;

(15)

f. kejahatan seksual.

Upaya Pencegahan Perdagangan Anak

Menurut saya banyak hal yang harus dilakukan didalam mencegah child trafficking, antara lain :

1. Terus menerus melakukan kampanye guna membangun kesadaran permanen dikalangan masyarakat maupun sektor industri, juga komitmen pemerintah dan penegak hukum guna mendukung perlindungan anak dari child trafficking.

2. Mewujudkan mekanisme kerjasama dan aksi dalam segenap institusi masyarakat dan lembaga-lembaga usaha yang bisa bersinergi untuk memberikan perlindungan anak dari child trafficking.

3. Tersedianya mekanisme nasional dan daerah – antara lain dengan cara bersinergi dalam bentuk task force (kelompok kerja) yang bisa langsung bekerja di lapangan secara komprehensif dan terus menerus didalam memberikan perhatian dan penanganan perlindungan anak dari child trafficking.

4. Perlunya dikeluarkan produk hukum anti trafficking yang pro perlindungan anak dari dari tindak pidana perdagangan anak dan bertujuan untuk perlindungan hukum bagi anak korban child trafficking.

5. Memberikan pembelajaran terhadap orang tua mengenai trafficking anak

6. Menyediakan pelatihan keterampilan dasar untuk memfasilitasi kenaikan penghasilan para orang tua

7. Menyediakan pelatihan kewirausahaan dan akses ke kredit keuangan untuk memfasilitasi usaha sendiri orang tua agar tidak terjadinya trafficking anak.

(16)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akibat dari permasalahan perdagangan anak adalah anak berada dalam situasi yang buruk yaitu dipekerjakan mirip dengan perbudakan, sebagai pembantu rumah tangga, dijadikan pengemis, untuk perdagangan obat terlarang, bahkan tidak sedikit yang dilacurkan. Perdagangan anak dilakukan dengan berbagai motif dan bahkan orang yang melakukan perdagangan anak sendiri terkadang tidak tahu bahwa itu sebenarnya adalah perdagangan anak. Berbagai alasan dipakai untuk membujuk korbannya dan kebanyakan bermotif ekonomi.

Perdagangan anak merupakan segala tindakan pelaku trafiking yang mengandung salah satu atau lebih tindakan perekrutan, pengangkutan antar daerah dan atau antar negara, pemindahtanganan, pemberangkatan, penerimaan dan penampungan sementara atau ditempat tujuan, perempuan dan anak dengan cara ancaman, penggunaan kekerasan verbal dan fisik, penculikan, penipuan, tipu muslihat, memanfaatkan posisi kerentanan (misal ketika seseorang tidak memiliki pilihan lain, terisolasi, ketergantungan obat, jebakan hutang dan lain-lain), memberikan atau menerima pembayaran atau keuntungan, dimana perempuan dan anak digunakan untuk tujuan pelacuran dan eksploitasi seksual (termasuk phaedopili), buruh migran legal mau pun ilegal, adopsi anak, pekerjaan jermal, pengantin pesanan, pembantu rumah tangga, mengemis, industri pornografi, pengedaran obat terlarang dan penjualan organ tubuh, serta bentuk-bentuk eksploitasi lainnya.

Seiring perubahan waktu dan zaman yang berubah, harus adanya keterpaduan antara aparat penegakan hukum dan masyarakat untuk bisa menimalkan perdagangan anak ini. Walau sebenarnya masih harus bekerja kerasnya seluruh aspek dalam menanggulangi permasalahan ini, karena sesungguhnya fakta dilapangan kasus seperti ini bukannya mengurang, namun malah bertambah, dan tidak membuat jera para pelakunya.

(17)

B. Saran

Melindungi anak hari ini, adalah investasi bagi masa depan bangsa. Selain alasan itu, kepemihakan pada anak sudah menjadi esensi kemanusiaan itu sendiri. Karenanya, tindakan paradoks yang mengeksploitasi anak, secara ekonomi maupun seksual – berada di luar konteks kemanusiaan yang hakiki. Oleh karenanya penulis selalu mendukung langkah-langkah yang diambil pemerintah dan semua pihak yang mempunyai kepedulian dalam mendukung perlindungan anak dari child trafficking (perdagangan anak).

Selain mendukung langkah-langkah pemerintah, saya juga menyarankan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mendukung pemerintah, misalnya dengan melakukan pengaduan kepada lembaga-lembaga pemerintah maupun lembaga independent apabila melihat atau merasakan adanya child trafficking di sekitar anda.

Jika Anda mempunyai opini, komentar atau pengaduan yang berhubungan dengan perlindungan anak, silahkan hubungi di :

Komisi Nasional Perlindungan Anak

Alamat : Jalan TB Simatupang No. 33 Jakarta Timur Indonesia 13760 Telp : (62-21) 8416157

Fax : (62-21) 8416158

Website : http://www.komnaspa.or.id E-mail : info@komnaspa.or.id

Komisi Perlindungan Anak Indonesia

Alamat : Jln. Teuku Umar No. 10-12 Menteng Jakarta Pusat Indonesia 10350 Telp : (62-21) 31901446

Fax : (62-21) 3900833 Website : http://www.kpai.go.id E-mail : pengaduan@kpai.go.id

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian NegaraPemberdayaan Perempuan, 2008. Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

Komisi Nasional Perlindungan Anak.2009. Indonesia dan Masalah Trafficking. Jakarta

Koran tribun medan

Republik Indonesia. Undang-undang Tentang Perlindungan Anak. UU No 35 Tahun 2015

Undang-undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

www. Metrosiantar.com

www.Liputan6.com

http://www.ykai.net/index.php?view=article&id=89%3Aperdagangan-anak&option=com_content&Itemid=121

Referensi

Dokumen terkait

tabuh telu. Dilihat dari melodi yang menyusunnya, pangawak Gending Tangis memiliki melodi yang terpanjang dibandingkan dengan bentuk-bentuk melodi yang menyusunnya. Pukulan

Saat ini kami membutuhkan tenaga- tenaga berpengelaman dan juga lulusan-lulusan baru dari berbagai bidang untuk ditempatkan di wilayah Operasi PT Chevron Indonesia..

Pemberian motivasi dan penegakan disiplin oleh atasan berarti telah memberikan kesempatan terhadap karyawan yang menjadi bawahannya, sehingga karyawan bisa dan mampu

4 Penelitian ini menguji sikap mahasiswa kesejahteraan sosial mengenai definisi berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap istri oleh suami serta faktor-faktor yang

Kontribusi pemikiran dapat diberikan kepada Indonesia adalah hal yang terkait dengan luasnya angkauan objek perkara sengketa pemilu, peraturan dan mekanisme yang mendukung

Hubungan pengetahuan komunikasi terapeutik terhadap kemampuan komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Elisabeth

agar calon investor dan atau pemegang saham tidak salah dalam mengambil keputusan. Rekayasa terhadap laporan keuangan atau penyajian laporan keuangan dan tahunan yang. tidak

“ klo menurut saya sudah sesuai, karena ada banyak koleksi untuk wanita misalnya rahasia diet, resep memasak, bikin kue, wanita hamil, bahkan tips- tips untuk