• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok Sebaya dan Interaksi Sosial dal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kelompok Sebaya dan Interaksi Sosial dal"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok Sebaya dan Interaksi Sosial dalam Pendidikan Mutakallim Sijal1

Abstrak

Prinsip dasar eksistensi manusia sebagai makhluk sosial adalah senantiasa berinteraksi dengan orang lain. Kelompok sebaya adalah kelompok primer yang hubungan antar anggotanya intim, dan anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah individu yang mempunyai persamaan usia dan status atau posisi sosial, serta istilah kelompok sebaya dapat menunjuk kelompok anak-anak, kelompok remaja, atau kelompok orang dewasa. Mula-mula kelompok sebaya pada anak-anak itu terbentuk secara kebetulan. Dalam perkembangan selanjutnya masuknya seorang anak ke dalam suatu kelompok sebaya berdasarkan atas pilihan. Setelah anak masuk ke sekolah, kelompok sebayanya bisa berupa teman-teman sekelasnya dan kelompok sepermainannya.

Kata kunci: Kelompok Sebaya dan Interaksi Sosial

A. Latar Belakang

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang selalu membutuhkan orang lain, dan tidak ada manusia yang berdiri sendiri tanpa peran orang lain. Seperti pada saat seseorang lahir pasti seseorang itu membutuhkan peran orang lain dalam hal ini bisa dokter atau bidan agar sang anak dan ibu bisa selamat. Oleh karena itu, manusia diharuskan dirinya untuk bisa atau pandai berinteraksi dengan yang lain. Dan mau tidak mau manusia harus berinteraksi karena manusia adalah makhluk sosial.

Anak sebagai generasi penerus adalah pewaris cita-cita perjuangan bangsa yang merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan perjuangan. Anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan akan makanan yang bergizi, kesehatan sarana bermain, kebutuhan emosional, pengembangan spiritual dan moral. Pendidikan memerlukan lingkungan yang baik seperti, keluarga dan lingkungan sosial yang mendukung bagi lingkungan hidup, tumbuh berkembang dan perlindungannya. Anak juga berhak atas peluang dan dukungan untuk mewujudkan dan mengembangkan diri dan kemampuannya.

Salah satu hak anak adalah mendapatkan ruang untuk melakukan kegiatan rekreatif, bermain dan bergaul dengan teman sebaya. Kegiatan rekreatif merupakan bagian dari kebutuhan anak untuk mengembalikan daya imajinasi, berpikir logis, menghilangkan tekanan-tekanan serta mampu mengekspresikan diri.

(2)

Adapun kebutuhan hidup anak yang harus dipenuhi yaitu, kebutuhan akan makanan yang bergizi, kesehatan, sarana bermain, kebutuhan emosional, pengembangan spiritual dan moral. Proses pendidikan bagi anak memerlukan lingkungan yang baik, seperti keluarga dan lingkungan sosial yang mendukung bagi lingkungan hidup, tumbuh kembang dan perlindungannya serta yang utama yaitu tersedianya anggaran belanja yang cukup dari orangtua. Anak juga berhak atas peluang berprestasi dan dukungan materi untuk mewujudkan dan mengembangkan diri dan kemampuannya.

Padahal, anak adalah asset masa depan, kegagalan dalam memahami kebutuhan anak akan berujung pada kegagalan membantu anak untuk mandiri yang menentukan masa depannya sendiri, yang berarti gagal menyambung sebuah generasi. Maka tak heran kalau kurangnya perhatian terhadap kebutuhan anak ditambah dengan situasi krisis yang tak kunjung usai juga menambah deretan anak jalanan.

Berinteraksi adalah suatu hal yang sangat penting dan mutlak diperlukan. Berinteraksi bisa dengan siapa saja, baik orang tua, keluarga, teman sebaya, tetangga, dll. Namun pada kenyataannya seseorang biasanya lebih dekat pada temannya yang sebaya dibanding dengan yang lain. Ada beberapa hal seseorang bisa menganggap seseorang menjadi teman. Awalnya secara kebetulan “by accident” karena seseorang tersebut dekat rumahnya, mempunyai hobi yang sama, atau karena seseorang tersebut sekelas. Dan seiring berjalannya waktu seseorang menganggap orang lain sebagai teman adalah karena memilih “by choosing”. Memilih disini bisa karena seseorang tersebut satu profesi, satu organisasi, satu pendapat, dan lain-lain.

Namun pada hubungan pertemanan sebaya pasti ada suatu problem yang dialami, seperti adanya kecemburuan ketika seseorang yang dianggap sahabat lebih memilih orang lain untuk dijadikan sahabatnya, kemudian terjalinnya hubungan persahabatan diantara seseorang juga menyebabkan kecenderungan diantara anak-anak untuk membentuk kelompok-kelompok atau geng tertentu yang sesuai dengan kenyamanan anak, pembentukan kelompok ini tidak selamanya menimbulkan dampak positif bagi perkembangan seseorang, tetapi sebagian besar adanya kelompok-kelompok tertentu itu mengakibatkan dampak negatif bagi seseorang.

B. Pengertian Kelompok Sebaya dan Sosialisasi

Kelompok sebaya adalah kelompok yang terdiri atas sejumlah individu yang sama. Pengertian sama disini berarti individu-individu anggota kelompok sebaya itu mempunyai persamaan-persamaan dalam berbagai aspeknya. Persamaan yang penting terutama terdiri atas persamaan usia dan status sosialnya.

(3)

1. kelompok sebaya adalah kelompok primer yang hubungan antar anggotanya intim,

2. anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah individu yang mempunyai persamaan usia dan status atau posisi social,

3. istilah kelompok sebaya dapat menunjuk kelompok anak-anak, kelompok remaja, atau kelompok orang dewasa.

Mula-mula kelompok sebaya pada anak-anak itu terbentuk secara kebetulan. Dalam perkembangan selanjutnya masuknya seorang anak ke dalam suatu kelompok sebaya berdasarkan atas pilihan. Setelah anak masuk ke sekolah, kelompok sebayanya bisa berupa teman-teman sekelasnya dan kelompok sepermainannya.

Pada usia remaja dan awal kedewasaan seseorang, peranan kelompok sebaya menjadi makin dominan dibanding masa sebelumnya. Kelompok sebaya remaja kerap menentang nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya. Misalnya mereka menolak ukuran uang sebagai ukuran keberhasilan mengisap ganja, melakukan hubungan seksual sebelum pernikahan, dan lain sebagainya.

C. Fungsi Kelompok Sebaya

Di dalam kelompok sebaya, anak bergaul dengan sesamanya. Di dalam kelompok sebaya itu anak belajar memberi dan menerima dan dalam pergaulannya dengan sesama temannya. Apabila seorang anak tidak dapat diterima ke dalam kelompok sebayanya hal itu menimbulkan kerisauan bagi orangtua maupun gurunya. Partisipasi di dalam kelompok sebaya memberikan kesempatan yang besar bagi anak mengalami proses belajar sosial (social learning). Bergaul dengan teman sebaya merupakan persiapan penting bagi kehidupan seseorang setelah dewasa. Di dalam dunia kerja, dalam kehidupan keluarga, dan dalam kegiatan rekreasi orang harus bergaul dengan orang-orang lain yang sebaya.

Di dalam kelompok sebaya anak mempelajari kebudayaan masyarakatnya. Melalui kelompok sebaya itu anak belajar bagaimana menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambaran dan cita-cita masyarakatnya, tentang kejujuran, keadilan, kerja sama tanggung jawab; belajar tentang peranan sosialnya sebagai pria atau wanita; memperoleh berbagai macam informasi, meskipun kadang-kadang informasi yang menyesatkan, serta mempelajari kebudayaan khusus masyarakatnya yang bersifat etnik, ke-agamaan, kelas sosial, dan kedaerahan.

Kadangkala nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat itu diberi tafsiran sendiri oleh kelompok sebaya. Misalnya: nilai keberanian, diartikan keberanian untuk berkelahi. Nilai kesetiakawanan (solidaritas), diartikan kesetiakawananan untuk berbuat curang, dan lain sebagainya.

(4)

perkumpulan pemuda kerap kali terjadi pergaulan antara anak-anak dari kelas sosial bawah bergaul akrab dengan anak-anak dari kelas sosial menengah dan kelas sosial atas. Melalui pergaulan di dalam lingkungan kelompok sebaya itu, anak-anak dari kelas sosial bawah menangkap nilai-nilai, cita-cita, dan pola-pola tingkah laku itu anak-anak dari kelas sosial bawah mempunyai motivasi untuk mobilitas sosial.

Di dalam kelompok sebaya anak mempelajari peranan sosial yang baru. Anak yang berasal dari keluarga yang bersifat otoriter mengenai suasana kehidupan yang demokratik dalam kelompok sebaya. Sebaliknya, anak yang berasal dari keluarga yang demokratik mungkin mengahdapi pimpinan yang otoriter dalam kelompok sebaya. Di dalam kelompok sebaya mungkin anak berperan sebagai sahabat, musuh, pemimpin, pencetus ide, kambing hitam, dan lain-lain. Demikian pula dalam kelompok sebaya itu, anak mempunyai kesempatan melakukan bermacam-macam eksperimentasi sosial.

C. Jenis-jenis Kelompok Sebaya

Ditinjau dari sifat organisasinya, kelompok sebaya dibedakan menjadi:

(1) Kelompok sebaya yang bersifat informal.

Kelompok sebaya ini dibentuk, diatur, dan dipimpin oleh anak sendiri. Yang termasuk kepada kelompok sebaya yang informal ini misalnya kelompok permaianan (play group), gang dan klik (clique). Di dalam kelompok sebaya yang bersifat informal tidak ada bimbingan dan partisipasi orang dewasa, bahkan dalam kelompok ini orang dewasa dikeluarkan.

(2) Kelompok sebaya yang bersifat formal.

Di dalam kelompok sebaya yang formal ada bimbingan, partisipasi, atau pengarahan dari orang dewasa. Apalagi bimbingan dan pengarahan dari orang dewasa. Apabila bimbingan dan pengarahan orang dewasa itu diberikan secara bijaksana maka kelompok sebaya yang formal ini dapat menjadi wahana proses sosialisasi nilai-nilai dan norma yag terdapat dalam masyarakat. Yang termasuk kelompok sebaya formal ini, misalnya: kepramukaan, klub, perkumpulan pemuda, dan organisasi mahasiswa.

Robins (1953) menguraikan bahwa ada empat jenis kelompok sebaya yang mempunyai peranan penting dalam proses sosialisasi, yaitu:

(5)

Kedua, gang. Gang dibedakan menjadi dua: a) delinquent gang, yaitu gang remaja yang tujuannya melakukan kenakalan untuk mendapatkan material; b) retreatist gang, yaitu gang yang anggota-anggotanya mempunyai kecenderungan mengasingkan diri, misalnya mabuk-mabukan, mengisap ganja, kecanduan narkotika; c) social gang, yaitu gang remaja yang tujuan kegiatannya melakukan kekerasan demi kekerasan itu sendiri. Pada permulaan studi tentang gang, orang mengasosiasikan pengertian dengan perbuatan yang negative (jelek). Tetapi sejak diterbitkannya penelitian Frederic M. Thrasher “Gang” dipandang sebagai gejala perkembangan yang wajar menuju kedewasaan. Partisipasi remaja dalam kegiatan gang dapat memberikan getaran pengalaman petualangan baru seperti merokok, mencuri, minum-minuman keras, mengisap ganja, berkelahi, menentang orang dewasa, dan lain-lain.

Ketiga, Klub. Klub adalah kelompok sebaya yang bersifat formal dalam arti mempunyai organisasi sosial yang teratur serta dalam bimbingan dan pengarahan orang dewasa. Yang termasuk kategori klub ini misalnya, perkumpulan kepramukaan, perkumpulan olahraga, dan kesenian remaja, orgaisasi kemahasiswaaan, dll. Klub ini merupakan kelompok teman sebaya yang dinilai positif oleh orangtua dan guru sebagai wahana proses sosialisasi anak dan remaja.

Keempat, Klik (clique). Apabila dua orang atau lebih bergabung dalam hubungan yang sangat akrab terbentuklah klik. Cirinya yang penting adalah para anggotanya selalu merencanakan untuk berada bersama, mengerjakan sesuatu bersama, dan pergi ke suatu tempat bersama pula. Keanggotaan klik bersifat sukarela dan informal. Hubungan antara anggota-anggotanya bersifat emosional. Perbedaannya dengan gang, ialah bahwa gang itu cenderung menimbulkan konflik dengan lingkungannya, sedangkan klik biasanya tidak menimbulkan konflik sosial.

Dikalangan mahasiswa juga terdapat kelompok-kelompok teman sebaya. Kelompok sebaya ini mempunyai peranan penting terhadap aktivitas, minat, dan prestasi akademik mereka. Martin Trow menggolongkan kelompok sebaya mahasiswa menjadi empat kategori sebagai berikut:

Pertama, Collegiate adalah kelompok sebaya mahasiswa yang suka kepada olahraga, pacaran, berhuru hara, dan umumnya berada; Kedua,Vocational. Vocational adalah kelompok sebaya mahasiswa yang mempersiapkan diri pada pekerjaan, tidak suka omong kosong. Kurang mampu dalam financial, sebagian sudah bekerja dan sudah menikah;

(6)

Keempat, non conformist. Kelompok sebaya ini terdiri atas beberapa macam tipe, yaitu yang secara intelektual agresif, yang mencari identitas dirimya, dan suka memberontak.

D. Interaksi Sosial dalam Perilakunya

Adapun Interaksi sosial dalam pandangan pakar sosiologi, Soejono Soekanto (2009:25) adalah merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan proses komunikasi di antara orang-orang untuk saling mempengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan. Interaksi sosial akan berlangsung apabila seorang individu melakukan tindakan dan dari tindakan tersebut menimbulkan reaksi individu yang lain. Interaksi sosial terjadi jika dua orang atau lebih saling berhadapan, bekerja sama, berbicara, berjabat tangan atau bahkan terjadi persaingan dan pertikaian.

Interaksi sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan sosial dan bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Hal senada dikemukakan oleh J.Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, (2004) bahwa Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.

Proses interaksi sosial dengan pertukaran sosial dalam studi ini, ditinjau dari faktor eksternal akan mempengaruhi terjadinya interaksi sosial seperti, berikut ini: pertama, imitasi adalah proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan, gaya hidup, atau apa saja yang dimiliki oleh orang lain tersebut. Proses imitasi yang dilakukan oleh seseorang berkembang dari lingkup keluarga kepada lingkup lingkungan yang lebih luas, seperti lingkungan tetangga, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pergaulan orang tersebut.

Proses imitasi dapat berlangsung terhadap hal-hal yang positif maupun negatif, maka pengaruhnya terhadap interaksi sosial juga dapat positif maupun negatif. Bagi pelaku imitisi, sebelum berlangsungnya proses imitasi memerlukan kondisi yang merupakan syarat yaitu adanya minat dan perhatian yang cukup besar terhadap hal yang akan ditiru dan adanya sikap mengagumi hal-hal yang diimitasi, dan hal yang akan ditiru mempunyai penghargaan sosial yang tinggi .

(7)

merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti. Kedua proses tersebut telah memiliki pengaruh yang besar. Orang yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan idola. Dalam identifikasi yang terjadi tidak sekedar peniruan pola atau cara, namun melibatkan proses kejiwaan yang dalam.

E.Kesimpulan

Kelompok sebaya adalah kelompok yang terdiri atas sejumlah individu yang sama. Pengertian sama disini berarti individu-individu anggota kelompok sebaya itu mempunyai persamaan-persamaan dalam berbagai aspeknya.

Sejumlah unsur pokok dalam pengertian kelompok sebaya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Kelompok sebaya adalah kelompok primer yang hubungan antar anggotanya intim,

2. Anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah individu yang mempunyai persamaan usia dan status atau posisi social,

3. Istilah kelompok sebaya dapat menunjuk kelompok anak-anak, kelompok remaja, atau kelompok orang dewasa.

Adapun fungsi kelompok sebaya dalam proses sosialisasi;

1. Di dalam kelompok sebaya, anak bergaul dengan sesamanya. 2. Di dalam kelompok sebaya anak mempelajari kebudayaan

masyarakatnya.

3. Kelompok sosial mengajarkan mobilitas sosial.

4. Di dalam kelompok sebaya anak mempelajari peranan sosial yang baru.

Jenis-jenis kelompok sebaya di tinjau dari segi organisasinya berupa: 1. Kelompok sebaya yang bersifat informal.

2. Kelompok sebaya yang bersifat formal.

Sedangkan kelompok sebaya yang berperan penting dalam proses sosialisasi yaitu:

1. Kelompok Permainan, 2. Gang,

(8)

DAFTAR PUSTAKA

F.G. Robbins, Educational Sociology, Henry Holt and Company, New York, 1953

Http://Id.Wikipedia .Org/Wiki/Pendidikan

Http://Boharudin.

Blogspot.Com/2011/04/Pengaruh-Kelompok-Sebaya.Html

Http//Hasmansulawesi01.Blogspot.Com /2009/03/Pengaruh-Teman-Sebaya-Dalam-Perilaku.Html

P.W. Musgrave, The Sociology of Education, Methuen, London, 1979.

Rosyid, M. Sosiologi Pendidikan,Cet. 1,2010,Idea Press Yogyakarta Kerja Sama Dengan Idea Press Kudus

R.J. Havighurst and B.L Neugarten, Society and Education, Allyn and Bacon, Inc,Boston, 1964

Soejono Soekanto, 2009, Sosiologi : Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press

.

Referensi

Dokumen terkait

Pada hasil penelitian menunjukkan dengan melakukan iradiasi sinar gamma Co-60 dengan menggunakan metode RAPD ditemukan adanya keragaman genetik yang dianalisis dari masa

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Tingkat Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, serta Tingkat Kepatuhan Wajib

Montesquieu PHQXOLVNDQ GDODP EXNXQ\D ´ 'H O·HVSULW GHV ORLVµ yang mengatakan: ´Dans le gouverment republicant, il est de la nature de la constitution TXH OHV MXJHV

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa dalam teori belajar penemuan siswa akan dibimbing untuk aktif selama proses pembelajaran melalui proses

Dari suatu daerah integral dapat dibentuk suatu lapangan yang disebut lapangan fraksi. Dalam sutau lapagan fraksi dapat ditemukan suatu gelanggang yang hanya

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor I04, Tambahanb. Lembaran Negara Republik Indonesia

Kelompok unsur logam tanah jarang pertama kali ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang letnan angkatan bersenjata Swedia bernama Karl Axel Arrhenius, yang

Agama Islam Ranah Kognitif Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Pakem”. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang penerapan pendekatan rasional dalam