• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fenomena Jersey sebagai Budaya Baru di D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Fenomena Jersey sebagai Budaya Baru di D"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Julia Ristiana (4815110332) Pendidikan Sosiologi regular 2011

UAS Sosiologi Kebudayaan

Fenomena Jersey sebagai Budaya Baru di Dunia Fashion

Pengantar

Masalah-masalah kemasyarakatan dianggap sebagai hal yang menarik dan penting bagi negara di dunia pada saat ini. Sifatnya yang majemuk, yang pluralistik, seringkali merujuk pada, keragaman bahasa, agama, lapisan sosial, ras, kasta dan kebudayaan suku bangsa.1 Di Era Globalisasi seperti sekarang ini, terutama bagi negara kita Indonesia tercinta, Globalisasi mengambil peran yang cukup penting dalam mempengaruh nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Seiring adanya globalisasi yang ada, perubahan sosial juga pasti akan terjadi. Globalisasi menjadikan perubahan sosial di masyarakat. Salah satunya karena adanya penemuan baru. Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut dengan inovasi. Proses tersebut terjadi karena penemuan baru jalanya unsur kebudayaan baru ke lain-lain bagian masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan.2

Globalisasi telah membuat batasan ruang dan waktu tak berarti lagi, yang ada hanyalah proses akulturasi yang terjadi, saling mengetahui, saling meniru, dan saling mempengaruhi akan budaya masing-masing, karena kemajuan teknologi telah mendorong perubahan. Teknologi dan Informasi berkembang pesat sehingga mempermudah masyarakat mengakses nilai-nilai yang baru dari budaya lain. Salah satu wujud yang dihasilkan karena adanya teknologi dan informasi adalah kebudayaan masa atau mass culture dan kebudayaan popular atau pop culture. Berbagai wujud pop culture ada di kehidupan sehari-hari seperti gaya berbusana (fashion), makanan, musik dan film.

(2)

halnya Lionel messi dari Barcelona , Robin Van Persie dari Manchester United, dan Christiano Ronaldo dari Real Madrid. Kepiawaian mereka dalam mengolah bola telah mengembangkan persepakbolaan. Seiring dengan meningkatnya peminat akan sepak bola ataupun penggemar pemain sepak bola. Para penggemar mempunyai cara sendiri untuk mengekspresikan rasa suka mereka, fanatik mereka, misalnya saja melalui aksesoris dari para pemain ataupun klub nya. Aksesoris menjadi buruan bagi para penggemar sepak bola ataupun penggemar para pemain sepak bola. Aksesoris yang biasa di buru adalah Jersey, sticker, jam tangan, bed cover, shall dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak barang yang di buru, yang paling favorit bagi para penggemar sepakbola adalah Jersey atau kaos bola. Nampaknya jersey menjadi lambang kecintaan terhadap klub bola favorit.

Makna Jersey dan Perkembangannya.

Jersey sebagai Bagian dari Budaya Populer dan Budaya Massa

Jersey atau kaos bola, menjadi busana yang di gemari saat ini, bukan hanya bagi penggemar sepak bola yang fanatik, namun jersey sekarang ini juga di gemari oleh orang-orang karena menjadi trade centre di dunia fashion. Jersey dapat di gemari dan tersebar luas karena peran media massa. Televisi memperkenalkan berbagai jersey melalui tayangan pertandingan sepak bola dan selanjutnya keberadaan outlet-outlet resmi maupun tidak resmi yang ada di setiap negara khususnya Indonesia mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat, terutama kalangan muda. Banyak orang dari berbagai kalangan yang memakai jersey, karena sudah menjadi trend selain itu seseorang jadi bisa merepresentasikan dirinya kepada orang lain kalau dirinya menyukai klub yang tertera di jersey yang ia pakai, sehingga orang lain mulai me-labelling dirinya sebagai komunitas pecinta sepakbola salah satu klub yang ia pakai. Dari situlah ia mendapatkan citra yang baik sebagai fans sepakbola. Selain itu media massa seperti internet juga memudahkan mahasiswa untuk membeli jersey secara online sehingga untuk mendapatkan jersey menjadi lebih mudah. Banyaknya yang menggunakan jersey di Indonesia menjadikan jersey sebagai bagian dari budaya populer.

Menurut raymond william, budaya populer memiliki empat makna yang salah satunya adalah banyak disukai orang.(williams 1983:237). Budaya populer terdiri dari segala aktivitas yang tersebar luas di dalam sebuah kebudayaan, dengan daya tarik dan tersedianya akses bagi seluruh orang dan digandrungi oleh sejumlah besar orang lintas kelas sosial. Dengan demikian, jersey sebagai budaya baru merupakan budaya populer.

Jersey juga merupakan budaya massa atau mass culture. Jika tahun-tahun sebelumnya jersey dirilis/diperkenalkan saat kompetisi akan berjalan, untuk sekarang ini jersey sudah lebih dulu di publikasikan kepada para penggemar. Ini merupakan tanda bahwa jersey merupakan budaya massa.

(3)

produk yang bagaimana pula yang “dibutuhkan” oleh sejumlah massa yang besar. Pertumbuhan teknologi adalah hasil peradaban manusia yang penting, tidak hanya dalam menghasilkan produk budaya yang di buat dalam jumlah besar (mass production), tapi berkat teknologi produk budaya bisa disebarkan (dissemination). “pemassalan” produk (massification of product) budaya adalah salah satu perkembangan penting dalam revolusi industri. Dengan proses tersebut barang-barang bisa di produksi dalam jumlah besar(large-scale product) dan dengan biaya yang lebih rendah (minimization of cost). Barang-barang yang di produksi dalam jumlah besar ini menuntut standarisasi. Dengan cara ini selera massal bisa di netralkan sampai batas-batas yang memuaskan semua lapisan dalam masyarakat. Atas desakan standarisasi produk budaya adalah awal dari logika industri kebudayaan yang berkembang sebagai “proyek penyeragaman selera dan cita rasa” (homogenization of taste). Karenanya, pertumbuhan budaya massa atau yang dalam perkembangan masyarakat mutakhir sering disebut sebagai "budaya komoditas," sebenarnya beriringan dengan kritik terhadap kapitalisme. Hal ini termasuk juga di Barat yang telah terindustrialisasikan, yang di situ mencuat penolakan tapi sekaligus daya tarik dengan adanya diskriminasi cita rasa. Maka di sinilah alasan homogenisasi cita rasa menemukan justifikasi historis-kulturalnya. Paling tidak, dengan meningkatnya industrialisasi dan urbanisasi, monopoli aristokrasi atas budaya tradisional dihancurkan. la kemudian menjadi milik semua orang. Dan inilah cikal bakal kebudayaan massa itu.3

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Jersey merupakan salah satu produk budaya yang telah menjadi sebuah industri kebudayaan, sehingga Jersey sengaja di publikasikan terlebih dahulu melalui media massa agar para pecinta, penikmat dan penggemar sepak bola bisa tahu dan ingin membeli. Terlebih lagi di Indonesia, tidak fanatik terhadap sepak bola pun jika itu merupakan sebuah trend baru, maka dengan mudahnya jersey akan laku di pasar Indonesia. Berikut data tentang 10 jersey klub sepakbola paling laris di dunia saat ini 4 yang membuktikan bahwa Jersey adalah Budaya Massa.

(4)

Manchester United berada di tempat teratas dalam penjualan jersey dengan sponsor dari Nike, dengan penjualan rata-rata 1,4 juta jersey dalam 5 musim terakhir (terhitung dari 2007-2012 ). Dari keuntungan penjualan jersey ini, Manchester United memperoleh keuntungan sebesar 25 juta euro per musim dari nike.

Real Madrid adalah yang paling laris dalam hal penjualan jersey dengan sponsor Adidas. Keuntungan yang diperoleh Los Galacticos dari Adidas sendiri mencapai 30 juta euro per musim nya. Real Madrid memimpin penjualan jersey klub dari seluruh pesaingnya di Eropa, dengan total penjualan sekitar 1,4 juta jersey dalam 5 musim terakhir (Sedikit diatas manchester united. Jersey terlaris Real Madrid adalah atas nama dua pemain bintang mereka, yaitu Ronaldo dan Kaka.

(5)

KW Thailand, Great Ori, hingga Original. Dengan demikian Jersey merupakan budaya populer yang telah dieksploitasi dan dikomersialisasi, sehingga menjadi budaya massa. Budaya massa sangat berhubungan dengan unsur biaya produksi, adanya penggunaan media massa dan berkaitan dengan kelas tertentu.5

Jersey dalam Pandangan Subjektivitas dan Identitas Cultural Studies

Pandangan kajian budaya kontemporer atau cultural studies menilai bahwa pandangan kita mengenai diri kita adalah identitas diri (self-identity), sedangkan harapan dan pandangan orang lain mengenai diri kita sendiri disebut identitas sosial (Barker, 2005).6 subjektivitas merujuk pada kondisi proses bagaimana seseorang menjadi individu, dan bagaimana ia dikonstitusi sebagai subjek. Sehingga identitas adalah hasil konstruksi sosial dan senantiasa ada di di dalam berbagai bentuk representasi sosial.

Berdasarkan pandangan ini, Jersey merupakan budaya massa kierkegaard berbicara mengenai fenomena “massa” dalam karyanya yang berjudul The Present Age, beliau meramalkan adanya gelombang massifikasi dan kolektivisme akibat perkembangan mesin dan teknologi. Manusia akan frustasi akibat adanya penyamarataan dalam dunia modern. Proses penyamarataan ini mengabaikan aspek kualitatif dari setiap individu dan menyamaratakan manusia. Meleburkan diri dalam kolektivitas adalah wujud kelemahan etis, pelarian dari subjektivisme dan tanggung jawab individual. 7

Konsep mengenai identitas dan subjektifitas, Pertama, person adalah sebagai produk budaya menjadi seorang subjek sepenuhnya bersifat sosial dan kultural. Kedua, identitas adalah suatu entitas yang dapat diubah-ubah menurut sejarah, waktu dan ruang tertentu. Ketiga, identitas adalah sebuah proyek diri (Giddens dikutip Barker, 2005). Bagi Giddens, individu akan berusaha untuk menyusun lintasan biografi diri dari masa lalu ke masa depan yang telah diantisipasi. Dengan lintasan biografi tersebut, identitas tidak lagi dipahami sebagai suatu ‘ciri tetap’atau sekumpulan ‘ciri khas’ yang dimiliki individu; akan tetapi merupakan ‘diri’ (pribadi) sebagaimana dipahami orang secara reflektif terkait dengan biografinya. Keempat, identitas bersifat sosial (Barker, 2005). Kita disusun menjadi individu (Subjek) melalui proses sosial. Proses itu terjadi dalam diskursus bahasa yang memungkinkan kita melakukan interaksi dengan yang lain;yang memungkinkan suatu biografi diri terbentuk.

Penutup

Jersey merupakan fenomena budaya yang baru dan merupakan budaya populer yang di eksploitasi dan di komersialisasi sehingga menjadi budaya massa. Media massa berperan sangat penting dalam mempublikasikan budaya. Kemajuan teknologi dan informasi juga 5 Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi : teori, paradigma, dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat. Jakarta : Kencana, 2008, hlm.78.

6Adisty Dwi Anggraini. Pembentukan Identitas Slankers Melalui Pemaknaan Terhadap Simbol-Simbol Budaya

Musik Slank. Bogor : Fakultas Pertanian IPB, 2008. hlm. 30-31, dalam Chris Barker. Cultural Studies, Teori dan Praktik. Hadi Purwanto & Nurhadi (eds). Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005

(6)

mempermudah dalam hal produksi budaya sehingga tercipta budaya massa. Budaya massa memicu standarisasi di dalam selera, padahal setiap manusia adalah individu yang berbeda yang memiliki eksistensi masing-masing, namun di dalam budaya massa eksistensi tidak begitu berlaku karena budaya massa membuat standar atas sesuatu yang akan dianggap trend bagi masyarakat.

(7)

Daftar Pustaka

Buku :

1. Tim jurusan sosiologi UT-UI, Sistem Sosial Budaya Indonesia, (Jakarta:Universitas Terbuka,2010)hlm 1.3

2. Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi : teori, paradigma, dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat.Jakarta : Kencana, 2008, hlm.78.

3. Adisty Dwi Anggraini. Pembentukan Identitas Slankers Melalui Pemaknaan Terhadap Simbol-Simbol Budaya Musik Slank. Bogor : Fakultas Pertanian IPB, 2008. hlm. 30-31, dalam Chris Barker. Cultural Studies, Teori dan Praktik. Hadi Purwanto & Nurhadi (eds). Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005

4. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta:Yayasan

Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964), hlm 276

Internet :

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian suporter, tersedia di kbbi.web.id diakses pada

tanggal 08 Juni 13

2. Anton sawit zainudin, sejarah unik tentang jersey sepakbola, Tersedia di

htp://www.bekasijersey.blogspot.com, Diakses pada tanggal 08 Juni 13

3. Idi subandy ibrahim. Lifestyle ecstasy :kebudayaan pop dalam “masyarakat komoditas”

Indonesia. Dapat diakses di portal.sarapanpagi.org dalam Hamid Mowlana. “culture. Society and communication.” Dalam the passing of modernity: communication and the transformation of society (New York& London: Longman, 1990)

4. Yusuf Abdul Qohhar, 10 Jersey Klub Sepakbola Paling Laris di Dunia Saat Ini, dapat diakses di

http://ragam-beritaku.blogspot.com diakses pada tanggal 08 juni 2013-06-09

5. Ahmad prasetya, bermakna dan bertanggung jawab, dapat diakses di

Referensi

Dokumen terkait

Varian somaklonal yang muncul pada tanaman hasil kultur in vitro lebih beragam, yaitu percabangan melebar, percabangan berlebihan, daun pentafoliat, steril partial,

Seiring berjalanya waktu rasanya sudah tidak memadai lagi jika metode di ajarkan dengan metode pembelajaran tradisional yang cenderung berdasarkan kepada

Pada ameloblastoma pleksiform, sel-sel tumor yang menyerupai ameloblas tersusun dalam massa yang tidak teratur atau lebih sering sebagai suatu jaringan dari untaian

Mengetahui aktivitas / upaya / langkah / cara-cara / usaha apa saja yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru baik kompetensi

Makin panjang sebuah kalimat, maka makin banyak umpukan konsepnya, tambah susah dipahami pesan utuhnya yang terkandung didalanya (Dewabrata, 2004:157). Pernyataan tersebut dapat

kesihatan yang perlu di ketahui oleh jemaah haji kesihatan yang perlu di ketahui oleh jemaah haji serta meninggalkan perkara yang dilarang.. serta meninggalkan perkara

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGEKSPRESIKAN PIKIRAN SISWA DALAM BENTUK TULISAN PADA PEMBELAJARAN SEJARAH.. Universitas Pendidikan

Selama pelaksanaan pengajaran terbimbing, guru pamong selalu memberikan masukan dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh praktikkan meliputi intonasi saat mengajar,